Post on 23-Feb-2018
PERATUIAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA
NOMOR 016 TAHUN 2017
TENTANG
SISTEM KEHADIRAN TENAGA KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS INDONESIA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,
Menimbang: a. bahwa sistem kehadiran tenaga kependidikan
merupakan salah satu faktor terciptanya
profesionalisme dalam pelayanan bagi pemangku
kepentingan di Universitas Indonesia;
b. bahwa sistem kehadiran tenaga kependidikan yang
tertib akan mendukung suasana kerja yang efektif
dan efisien;
c. bahwa Tenaga Kependidikan Universitas Indonesia
terikat dalam kode etik yang mengatur keharusan
berdisplin dalam menjalankan dan melaksanakan
tugas dan kewajiban berdasarkan Pasal 54 ayat (1)
huruf c Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun
2013 tentang Statuta Univesitas Indonesia;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, b, dan c maka perlu
dibentuk Peraturan Rektor Universitas Indonesia
tentang Sistem Kehadiran Tenaga Kependidikan
Universitas Indonesia.
-2-
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5336);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5494);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24
tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976
Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3093);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 98
Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 195);
5. Peraturan Pemerrntah Republik Indonesia Nomor 53
Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5135);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68
Tahun 2013 tentang Statuta Universitas Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5455);
-3-
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5500);
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
125/PMK.05/2009 Tentang Kerja Lembur Dan
Pemberian Uang Lembur Bagi Pegawai Negeri Sipil;
9. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor KEP. 102 / MEN/WI 2004
tentang Waktu Keija Lembur dan Upah Kerja
Lembur;
10. Peraturan Majelis Wall Amanat Universitas
Indonesia Nomor 004/ Peraturan/ MWA-UI/ 2015
tentang Anggaran Rumah Tangga Universitas
Indonesia;
11. Peraturan Majelis Wali Amanat UI Nomor
002/Peraturan/MWA-UI/20 15 tentang Rencana
Strategis Universitas Indonesia 2015-2019;
12. Keputusan Majelis Wall Amanat Universitas
Indonesia Nomor 020/ SK/ R/UI/ 2014 tentang
Pengangkatan dan Penugasan Rektor Universitas
Indonesia;
13. Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor
2 540/ SK/R/ UI! 2016 tentang Struktur Organisasi
Inti Universitas Indonesia 2016-2019;
14. Keputusan Rektor Umversitas Indonesia Nomor
0275/SK/R/UI/2015 tentang Kedudukan,
Struktur, Wewenang, Tugas Pokok, dan Fungsi
Badan/ Direktorat/ Kantor/ Unit Pelaksana Teknis
serta Uraian Tugas Pejabat di Pusat Administrasi
Universitas Indonesia sebagai Perguruan Tinggi
Negeri Badan Hukum 2014-2019.
MEMUTUSKAN:
Menimbang: PERATURAN REKTOR TENTANG SISTEM KEHADIRAN
TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS INDONESIA
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Rektor mi yang dimaksud dengan:
1. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam
jangka waktu tertentu.
2. Hadir satu hari penuh adalah masuk kerja di hari keija atau
sedang melaksanakan penugasan luar atau dinas pada ban
seharusnya bekerja dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam
Peraturan mi. 3. Lembur adalah waktu kerja untuk penugasan yang diberikan
oleh atasan langsung kepada Tenaga Kependidikan dalam unit
kerjanya untuk pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan pada
hari kerja atau melebihi jam kerja di hari kerja sehingga
membutuhkan waktu lebih dalam menyelesaikan pekerjaan
tersebut dengan persetujuan atasan langsung.
-5-
4. Penugasan luar adalah penugasan yang diberikan atasan
langsung kepada pegawai untuk keperluan dinas di luar kantor.
5. Rekam Kehadiran adalah catatan kedatangan dan kepulangan
Tenaga Kependidikan pada mesin perekam kehadiran.
6. Rektor adalah organ Umversitas yang berwenang dan
bertanggung jawab dalam memimpin penyelenggaraan dan
pengelolaan Universitas.
7. Shift adalah pembagian waktu keija berdasarkan waktu tertentu
baik hari keija atau jam kerja.
8. Sistem kehadiran tenaga kependidikan adalah keseluruhan
komponen kehadiran yang saling terkait secara terpadu untuk
mencapai profesionalisme dalam pelayanan bagi pemangku
kepentingan di Universitas Indonesia.
9. Tenaga Kependidikan Universitas Indonesia yang selanjutnya
disebut sebagai Tenaga Kependidikan adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS), Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pegawai Tetap Non PNS
dan Calon Pegawai Tetap Non PNS yang mengabdikan diri secara
penuh waktu untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan
tinggi di UI.
10. Transpor hari kerja adalah tunjangan transpor pada hari keija.
11. Transpor lembur adalah tunjangan transpor pada saat lembur di
hari libur.
12. Uang Makan adalah uang yang diberikan atau dihitung per han
untuk Tenaga Kependidikan
13. Uang Makan Lembur adalah uang makan pada saat Lembur.
14. Universitas Indonesia yang selanjutnya disingkat UI adalah
perguruan tinggi negeri badan hukum.
ram
WAKTU KERJA DAN PENGATURAN SHIFT
Bagian Kesatu
Waktu Kerja
Pasal 2
(1) Tenaga Kependidikan wajib hadir sesuai dengan waktu kerja yang
ditetapkan UI.
(2) Waktu kerja normal 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari dan 40
(empat puluh) jam dalani 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari keija.
(3) Pembagian waktu keija normal untuk Tenaga Kependidikan
memiliki ketentuan sebagai berikut:
a. hari keija yaitu hari Senin sampai dengan hari Jumat;
b. waktu kerja yaitu pada pukul 08.00 WIB (delapan Waktu
Indonesia Barat) sampal dengan pukul 16.00 WIB (enam belas
Waktu Indonesia Barat), dengan waktu istirahat sebagai berikut:
i. Hari Senin sampai dengan hari Kamis, pada pukul 12.00 WIB
(dua belas Waktu Indonesia Barat) sampai dengan 13.00 WIB
(tiga belas Waktu Indonesia Barat);
ii. Hari Jumat, pada pukul 11.30 WIB (sebelas tiga puluh Waktu
Indonesia Barat) sampai dengan 13.00 WIB (tiga belas Waktu
Indonesia Barat).
c. waktu libur yaitu hani Sabtu, Minggu, hari libur nasional,
tanggal cuti bersama yang ditetapkan oleh pemerintah, dan han
libur yang ditetapkan oleh UI; dan/atau
d. waktu dan/atau jam keija dalam waktu-waktu khusus
ditentukan oleh Rektor.
-7-
Bagian Kedua
Pengaturan Shift
Pasal 3
(1) Selain waktu kerja normal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat 2 dan ayat 3, Tenaga Kependidikan dapat bekerja dengan
cara shift kerja.
(2) Shift kerja dapat dilaksanakan mulai hari senin sampai minggu
dengan 6-12 (enam sampai dengan dua belas) jam kerja per han
dan memenuhi total 40 (empat puluh) jam kerja per minggu.
(3) Shift diberlakukan untuk unit kerja yang memiliki pelayanan dan
kondisi khusus.
(4) Penjadwalan jam kerja Shift disusun berdasarkan kebutuhan unit
keija yang dilaporkan kepada Direktur SDM/Manajer Umum
Fakultas/Program Pendidikan Vokasi/Sekolah.
(5) Pengaturan Shift hanya dapat diproses sebelum bulan beijalan
oleh pimpinan unit keija.
(6) Jika teijadi perubahan Shift karena kesalahan pengaturan Shift
sebelumnya atau terdapat keperluan yang mendesak saat bulan
beijalan, maka pimpinan unit wajib melaporkan pada Direktur
SDM/Manajer Umum pada Fakultas/Program Pendidikan
Vokasi/ Sekolah.
Bagian Ketiga
Pelanggaran Terhadap Waktu Kerja
Pasal 4
Tenaga Kependidikan dinyatakan melakukan pelanggaran waktu keija
apabila:
a. datang terlambat dafi jam kedatangan yang ditentukan tanpa izin;
b. pulang lebih cepat dari waktu yang ditentukan tanpa izin;
c. tidak berada di tempat kerja pada jam keija tanpa izin.
BAB III
REKAM KEHADIRAN
Pasal 5
(1) Tenaga Kependidikan wajib melakukan rekam kehadiran secara
lengkap, baik kedatangan maupun kepulangan pada alat pencatat
kehadiran yang tersedia dan diakui UI.
(2) Waktu kerja Tenaga Kependidikan per bulan dihitung melalui
rekaman waktu pencatatan kedatangan dan kepulangan Tenaga
Kependidikan pada me sin perekam.
(3) Rekam kehadiran dilakukan paling cepat 2 (dua) jam sebelum
waktu kerja yang ditetapkan.
(4) Rekam lebih awal dari waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tidak dimasukkan dalam penghitungan kehadiran kerja.
I as
BAB IV
LEMBUR
Bagian Kesatu
Penjelasan Umum
Pasal 6
(1) Tenaga Kependidikan dapat ditugaskan melakukan Lembur untuk
menyelesaikan tugas-tugas kedinasan yang mendesak.
(2) Lembur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
berdasarkan penugasan oleh atasan langsung.
(3) Penugasan lembur yang dapat diberikan tidak melebihi 14 (empat
belas) jam per minggu atau 50 (lima puluh) jam per bulan.
(4) Penugasan lembur tidak dapat diberikan bersamaan dengan
penugasan luar.
(5) Penugasan Lembur dapat dibatalkan oleh atasan jika:
a. Tenaga Kependidikan tidak melaksanakan Penugasan Lembur
yang disepakati oleh Atasan Langsung;
b. terdapat kesalahan tanggal, jenis penugasan, atau nama staf
pada saat penentuan Penugasan Lembur.
(6) Tenaga Kependidikan wajib memberikan laporan hasil keija
pelaksanaan Penugasan Lembur kepada Atasan Langsung setelah
melaksanakan lembur.
(7) Penugasan Lembur tidak dapat diberikan kepada:
a. Struktural Fakultas dan PAU;
b. Jabatan tertentu yang akan diatur kemudian.
-10-
Bagian Kedua
Uang Lembur dan Uang Makan Lembur
Pasal 7
(1) Tenaga Kependidikan yang melakukan Lembur paling sedikit 1
(satu) jam penuh dapat diberikan uang lembur.
(2) Tenaga Kependidikan yang melaksanakan Lembur paling kurang 2
(dua) jam berturut-turut diberikan uang makan lembur
(3) Uang lembur dan uang makan lembur dibayarkan secara kumulatif
satu bulan pada bulan berikutnya.
Bagian Ketiga
Penyalahgunaan Lembur
Pasal 8
Tenaga Kependidikan dan atasan yang terbukti secara sengaja
menyalahgunakan penugasan lembur untuk mendapat keuntungan
pribadi atau kelompok akan dikenakan sanksi disiplin ringan atau
sedang dan pengurangan nilai ldnerja Tenaga Kependidikan sesuai
dengan jumlah jam lembur yang disalahgunakan.
-11-
PENUGASAN LUAR
Bagian Kesatu
Penjelasan Umum
Pasal 9
Penugasan Luar dapat diberikan satu hari penuh atau lebih dari satu
hari berturut-turut.
Bagian Kedua
Tata Cara dan Aturan Penugasan Luar
Pasal 10
(1) Penugasan Luar wajib diajukan sebelum penugasan dilaksanakan
atau dalam kurun waktu tiga hari setelah pelaksanaannya.
(2) Penugasan Luar dapat dibatalkan oleh atasan jika:
a. Tenaga Kependidikan tidak menjalankan penugasan luar yang
disepakati oleh atasan langsung;
b. terdapat kesalahan tanggal, jenis penugasan, atau nama staf
pada saat pemberian penugasan luar.
(3) Penugasan Luar tidak dapat diberikan bersamaan dengan
Penugasan Lembur.
Pasal 11
(1) Tenaga Kependidikan akan mendapatkan pemberitahuan mengenai
penugasan luar.
(2) Tenaga Kependidikan dapat mencetak surat penugasan luar.
-12-
(3) Surat penugasan luar dibawa saat melaksanakan dinas sebagai
bukti sedang dalam penugasan luar.
(4) Tenaga Kependidikan yang mendapatkan penugasan luar clan tidak
memungkinkan melakukan rekam kehadiran secara lengkap harus
melapor kepada atasannya paling lambat 5 (lima) hari setelah
waktu penugasan luar selesai.
(5) Tenaga Kependidikan yang mendapat penugasan luar tetap
dinyatakan sebagai hadir penuh dan tidak dikenakan pengurangan
nilai kinerja.
Bagian Ketiga
Penyalahgunaan Tugas Luar
Pasal 12
Tenaga Kependidikan dan atasan yang terbukti secara sengaja
menyalahgunakan penugasan luar untuk menghindari sanksi
keterlambatan masuk kerja atau pulang sebelum waktu akan
dikenakan sanksi disiplin ringan atau sedang dan pengurangan nilai
kinerja sesuai dengan jumlah penugasan luar yang disalahgunakam
CUT!
Bagian Kesatu
Penjelasan Umum
Pasal 13
Cuti terdiri dari Cuti tahunan, Cuti besar, Cuti sakit, Cuti bersalin,
Cuti alasan penting, Cuti di luar tanggungan negara atau UI.
-13-
Bagian Kedua
Tata Cara Pengajuan Cuti clan Aturan Umum Cuti
Pasal 14
(1) Tenaga Kependidikan mengajukan permohonan cuti kepada
atasan langsung.
(2) Atasan dapat menyetujui atau menolak cuti, baik jumlah cuti
secara keselunihan maupun sebagian.
(3) Pengajuan cuti wajib diajukan sebelum pelaksanaan cuti atau
paling lambat tiga hari setelah tanggal awal cuti.
(4) Cuti yang telah disetujui dapat dibatalkan oleh Tenaga
Kependidikan dengan mengajukan surat permohonan pembatalan
cuti kepada atasan langsung
(5) Cuti yang sedang dijalankan dapat ditangguhkan oleh atasan
dengan cara mengajukan surat permohonan penangguhan kepada
Direktur SDM/Manajer Umum Fakultas/Program Pendidikan
Vokasi/ Sekolah yang disetujui oleh atasan langsung
(6) Cuti sakit, cuti alasan penting, cuti bersalin yang diambil tidak
akan mengurangi jumlah cuti tahunan.
(7) Tenaga Kependidikan yang telah mengambil cuti besar tidak
diperkenankan mengambil cuti tahunan pada tahun yang sama.
(8) Tenaga Kependidikan yang sedang menjalani cuti tahunan, cuti
besar, clan cull alasan penting dapat dipanggil kembali bekeija
apabila terdapat kepentingan dinas yang mendesak.
-14-
Bagian Ketiga
Cuti Tahunan
Paragraf Kesatu
Tata cara Pengajuan clan Aturan khusus Cuti Tahunan
Pasal 15
(1) Cuti tahunan diberikan maksimal 12 (dua belas) hari kerja untuk 1
(satu) tahunnya setelah dikurangi cuti bersama yang ditetapkan
pemerintah dan cuti bersama yang ditetapkan Rektor.
(2) Cuti tahunan tidak diberikan kepada CPU! clan CPNS yang masa
kerjanya kurang dan 1 (satu) tahun.
(3) Cuti tahunan tidak diberikan jika di tahun yang sarna sedang
mengambil cuti besar.
(4) Cuti tahunan dapat diambil secara penuh atau dipecah-pecah
minimal tiga hari dari jumlah cuti yang tersisa.
(5) Cuti yang sudah diambil terpecah-pecah, sisa cutinya dapat
diambil tanpa hams memenuhi syarat ketentuan minimal
pengambilan cuti.
(6) Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh atasan
langsung paling lama (1) tahun apabila kepentingan dinas
mendesak.
(7) Cuti tahunan yang ditangguhkan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 24 (dua
puluh empat) hari keija termasuk cuti tahunan yang sedang
berjalan.
(8) Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat
diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas)
hari keija termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang beijalan.
-15-
Paragraf Kedua
Tunjangan dan Penilaian Kinerja selama Masa Cuti Tahunan
Pasal 16
(1) Tenaga Kependidikan yang menjalankan cuti tahunan tidak
mendapatkan tunjangan transpor dan uang makan selama masa
cuti.
(2) Ketidakhadiran Tenaga Kependidikan selama masa cuti tahunan
yang diizinkan tidak berdampak pada penilaian kinerja.
(3) Tenaga Kependidikan yang melebihi batas cuti tahunan secara
sengaja atau tidak sengaja akan diperlakukan sebagai Tenaga
Kependidikan yang tidak hadir pada waktu kerja.
Bagian Keempat
Cuti Sakit
Paragraf Kesatu
Tata cara Pengajuan dan Aturan Khusus Cuti Sakit
Pasal 17
(1) Tenaga Kependidikan wajib memberikan informasi
ketidakhadirannya karena sakit kepada atasannya.
(2) Tenaga Kependidikan wajib mengajukan permohonan cuti sakit
kepada atasan langsung dengan melampirkan surat keterangan
dokter jika sakitnya melebihi 2 (dua) hari kerja secara berturut-
turut.
-16-
(3) Cuti sakit diberikan selama maksimal 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang maksimal enam bulan dengan menyertakan surat
keterangan dokter pemerintah. Jika setelah satu tahun enam
bulan Tenaga Kependidikan yang bersangkutan belum sembuh,
maka akan dilakukan kembali pengujian kesehatan oleh dokter
yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan atau Pimpinan UI.
(4) Tenaga Kependidikan warnta yang mengalami keguguran dengan
surat keterangan dokter kandungan atau bidan berhak
mendapatkan cuti sakit paling lama satu setengah bulan kalender.
(5) Tenaga Kependidikan yang mengalami kecelakaan dalam
menjalankan tugas kedinasan berhak mendapatkan cuti sakit
sampai Tenaga Kependidikan yang bersangkutan dinyatakan
sembuh.
Paragraf Kedua
Tunjangan dan Penilaian Kinerja selama cuti sakit
Pasal 18
(1) Tenaga Kependidikan yang menjalankan cuti sakit tidak
mendapatkan tunjangan transpor selama masa cuti.
(2) Sanksi disiplin tidak diterapkan untuk ketidakhadiran Tenaga
Kependidikan selama masa cuti sakit.
Paragraf Ketiga
Penyalahgunaan Cuti Sakit
Pasal 19
Tenaga Kependidikan yang terbukti secara sengaja menyalahgunakan
cuti sakit akan dikenakan sanksi disiplin dan pengurangan nilai
kineija.
-17-
Bagian Kelima
Cuti Karena Alasan Penting
Paragraf Kesatu
Penjelasan Umum
Pasal 20
Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah cuti karena
beberapa hal berikut:
a. ibu, bapak, istri/suami, anak, adik, kakak, mertua atau menantu
sakit keras atau meninggal dunia;
b. salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalarn huruf a
meninggal duma dan menurut ketentuan hukiim yang berlaku
yang bersangkutan harus mengurus hak- hak dari anggota
keluarganya yang meninggal dunia itu;
c. meiangsungkan perkawinan yang pertama;
d. alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian.
Paragraf Kedua
Tata cara Pengajuan clan Aturan Khusus Cuti Karena Alasan Penting
Pasal 21
(1) Lamanya cuti karena alasan penting ditentukan oleh pejabat yang
berwenang memberikan cuti untuk paling lama 2 (dua) bulan.
(2) Cuti karena alasan penting hanya dapat diberikan paling lama
selama dua belas hari kerja bagi Tenaga Kependidikan yang akan
melangsungkan pernikahan untuk pertama kali.
(3) Tenaga Kependidikan wajib mengajukan permohonan cuti karena
alasan penting kepada atasan langsung.
Paragraf Ketiga
Tunjangan dan Penilaian Kinerja selama Cuti Karena Alasan Penting
Pasal 22
(1) Tenaga Kependidikan yang menjalankan cuti karena alasan
penting tidak mendapatkan tunjangan transpor selama masa cuti.
(2) Sanksi disiplin tidak diterapkan untuk ketidakhadiran Tenaga
Kependidikan selama masa cuti alasan penting.
Paragraf Keempat
Penyalahgunaan Cuti Karena Alasan Penting
Pasal 23
Tenaga Kependidikan yang terbukti secara sengaja menyalahgunakan
cuti alasan penting akan dikenakan sanksi disiplin dan pengurangan
nilai kineija.
Bagian Keenam
Cuti Bersalin
Paragraf Kesatu
Tata cara Pengajuan dan Aturan khusus Cuti Bersalin
Pasal 24
(1) Cuti bersalin diberikan maksimal selama 3 (tiga) bulan kalender
dengan rincian satu bulan sebelum persalinan dan 2 (dua) bulan
setelah persalinan.
(2) Tenaga Kependidikan wajib melampirkan surat keterangan dokter
atau bidan saat mengajukan cuti bersalin.
-19-
Paragraf Kedua
Tunjangan dan Penilaian Kinerja selama Cuti Bersalin
Pasal 25
(1) Tenaga Kependidikan yang sedang mengambil cuti bersalin
mendapatkan gaji secara penuh, tetapi tidak diberikan tunjangan
makan, transport, dan insentif.
(2) Ketidakhadiran Tenaga Kependidikan selama masa cuti bersalin
tidak mempengaruhi periilaian kineija.
Bagian Ketujuh
Cuti Besar
Paragraf Kesatu
Tata cara Pengajuan dan Aturan khusus Cuti Besar
Pasal 26
(1) Cuti besar dapat diberikan maksimal selama 3 (tiga) bulan
kalender secara berturut-turut.
(2) Tenaga Kependidikan dapat kembali mengajukan cuti besar setelah
6 (enam) tahun berikutnya dari pelaksanaan cuti besar
sebelumnya.
-20-
Paragraf Kedua
Tunjangan dn Penilaian Kinerja selama Cuti Besar
Pasal 27
(1) Tenaga Kependidikan yang sedang mengambil cuti besar tetap
mendapatkan gaji secara penuh, tetapi tidak mendapatkan
tunjangan makan dan transport.
(2) Ketidakhadiran Tenaga Kependidikan selama masa cuti tidak
mempengaruhi penilaian kinex)a.
Bagian Kedelapan
Cuti Diluar Tanggungan Negara dan UI
Paragraf Kesatu
Penjelasan Umum
Pasal 28
(1) Cuti diluar tanggungan Negara dan UI dapat diberikan kepada
Tenaga Kependidikan yang telah bekerja sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun secara terus menerus karena alasan-alasan pribadi
yang penting dan mendesak.
(2) Cuti diluar tanggungan Negara dan UI dapat diberikan untuk
paling lama 3 (tiga) tahun.
(3) Jangka waktu cuti diluar tanggungan Negara dan UI sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dapat diperpanjang paling lama 1 (satu)
tahun apabila ada alasan-alasan penting untuk
memperpanjangnya.
-21-
Paragral Kedua
Tunjangan selama Cuti di Luar Tanggungan Negara dan UI
Pasal 29
Gaji pokok dan Semua jenis tunjangan, seperti tunjangan makan,
transpor, insentif dan tunjangan lainnya tidak dibayarkan selama
menjalani cuti di luar tanggungan negara dan UI.
Paragraf Ketiga
Status selama Masa Cuti di luar Tanggungan Negara dan UI
Pasal 30
(1) Cuti di luar tanggungan negara dan UI mengakibatkan Tenaga
Kependidikan yang bersangkutan dibebaskan dari jabatannya.
(2) Masa cuti di luar tanggungan Negara dan UI tidak diperhitungkan
sebagai masa kerja Tenaga Kependidikan.
(3) Tenaga Kependidikan yang tidak melaporkan diri kembali setelah
menjalani cuti di luar tanggungan negara dan UI akan
diberhentikan dengan hormat sebagai Tenaga Kependidikan UI.
(4) Jika cuti di luar tanggungan telah selesai dilaksanakan, maka
Tenaga Kependidikan dapat kembali bekerja jika masih terdapat
formasi yang kosong.
(5) Jika tidak terdapat formasi yang kosong, maka Tenaga
Kependidikan akan diusulkan untuk ditempatkan di instansi lain.
(6) Jika tidak terdapat formasi kosong pada instansi lain, maka
Tenaga Kependidikan akan diberhentikan dengan hormat.
-22-
BAB VII
MIN
Bagian Kesatu
Jenis Izin
Pasal 31
Izin terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. izin pulang cepat;
b. izin datang terlambat;
c. izin melaksanakan keperluan keluarga pada waktu keija.
Bagian Kedua
Tata cara Pengajuan dan Aturan Izin
Pasal 32
(1) Atasan dapat menyetujui atau menolak permintaan izin yang
diajukan Tenaga Kependidikan.
(2) Permintaan izin tidak masuk kerja diajukan sebelum pelaksanaan
atau dalam kurun waktu 3 (tiga) hari setelah pelaksanaan.
(3) Izin maksimal 2 (dua) hari berturut-turut atau akumulasi 6 (enam)
hari kexja dalam 1 (satu) tahun.
Bagian Ketiga
Tunjangan dan Penilaian Kinerja selama Izin
Pasal 33
(1) Tunjangan makan dan transpor tidak dibayarkan pada saat Tenaga
Kependidikan menjalani izin.
-23-
(2) Izin memengaruhi penilaian kinerja Tenaga Kependidikan.
(3) Setelah masa izin berakhir Tenaga Kependidikan dan atasan hams
mengatur ulang penjadwalan kerja Tenaga Kependidikan untuk
menyelesaikan tugas jabatan yang tertunda atau tidak
dilaksanakan selama masa izin.
Bagian Keempat
Penyalahgunaan Izin
Pasal 34
Tenaga Kependidikan atau atasan yang terbukti secara sengaja atau
tidak sengaja menyalahgunakan izin untuk menutupi ketidakhadiran
atau keterlambatan Tenaga Kependidikan karena kelalaian dan/atau
ketidakdisiplinan Tenaga Kependidikan akan dikenakan sanksi
disiplin.
BAB VIII
TUNJANGAN TRANSPOR DAN UANG MAKAN
Pasal 35
(1) Transpor dan uang makan diberikan apabila Tenaga Kependidikan
melakukan perekaman kehadiran lengkap.
(2) Transpor dan uang makan dibayarkan secara kumulatif setiap
bulan pada bulan berikutnya.
-24-
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
Peraturan mi mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan bahwa apabila terdapat perubahan dalam Peraturan mi maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 14 Februari 2017
Rektor,
Prof. Dr. Jr. Muhammad Anis, M.Met.
NIP 195706261985031002 ,k.