Post on 28-Mar-2019
i
PERANAN SANGGAR PURING SARI DALAM
MELESTARIKAN TARI KRETEK DI DESA
BARONGAN KECAMATAN KOTA KABUPATEN
KUDUS
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
oleh
Nama : Ikha Sulis Setyaningrum
NIM : 2501411089
Program Studi : Pendidikan Seni Tari
Jurusan : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Keajaiban adalah kata lain dari kerja keras (Mario Teguh).
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin
kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik. (Evelyn Underhill)
Eksistensi itu dengan berkarya, bukan dengan bicara (Hitam Putih)
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kepada Allah SWT, atas segala karuniaNya skripsi
ini kupersembahkan kepada:
1. Kedua orang tua Bapak Suharto, Ibu Suyatmi, yang selalu
mendukung baik secara moral maupun material serta doa yang selalu
terucap selama pembuatan sekripsi
2. Adik Bima dan Adik Tegar yang selalu mendoakan kelancaran
dalam pembuatan skripsi
3. Fadhli Dzil Ikram yang selalu mendukung dan membantu dalam
penulisan ini
4. Teman-teman Pendidikan Seni Tari angkatan 2011
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul
Peranan Sanggar Puring Sari dalam Melestarikan Tari Kretek di Desa Barongan
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus dapat selesai dengan baik.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan studi di Universitas Negeri Semarang,
2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS)
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian,
3. Joko Wiyoso, S.Kar., M. Hum, ketua jurusan Sendratasik Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini,
4. Moh. Hasan Bisri, S.Sn., M.Sn, Dosen pembimbing Skripsi yang telah
memberi bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini,
5. Keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan selama
penyusunan skripsi ini,
6. Dosen-dosen jurusan Pendidikan Sendratasik yang telah memberikan ilmunya
kepada peneliti.
7. Sanggar Puring Sari yang telah banyak membantu dalam memberikan
informasi selama penyusunan skripsi ini,
vii
8. Teman-teman pergelaran srikandi edan dan koreografi dewi sekar arum dan
semua angkatan pendidikan seni tari 2011 yang menemani peneliti selama
belajar di Unnes.
9. Keluarga besar Pendidikan Sendratasik Universitas Negeri Semarang.
Akhirnya semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi pembaca.
Semarang, 16 April 2015
Penulis
viii
SARI Setyaningrum, Ikha Sulis. 2015. Peranan Sanggar Puring Sari dalam
Melestarikan Tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus. Skripsi. Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Moh. Hasan Bisri,
S.Sn.,M.Sn.
Kata Kunci: peran, sanggar, pelestarian
Tari tradisi suatu bangsa merupakan bentuk seni pertunjukan perlu untuk
dilestarikan. Salah satu cara melestarikan yaitu melalui Peranan Sanggar di
masyarakat. Sanggar Puring Sari merupakan sanggar yang terdapat di Kabupaten
Kudus. Sanggar Puring Sari sebagai wadah penciptaan Tari Kretek dan memiliki
peran untuk melestarikan Tari Kretek tersebut. Berdasarkan paparan tersebut
rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimana bentuk Sajian Tari Kretek
di Sanggar Puring Sari (2) Bagaimana peran Sanggar Puring Sari dalam
melestarikan Tari Kretek. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami (1)
bentuk sajian Tari Kretek di Sanggar Puring Sari, (2) peran Sanggar Puring Sari
dalam Melestarikan Tari Kretek. Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
manfaat teoritis yaitu Bagi peneliti, dapat memberi wawasan tentang Tari Kretek
yang diciptakan dan dilestarikan di Sanggar Puring Sari dan manfaat praktis dapat
memberikan sumbangan pikiran pada penelitian lebih lanjut dalam melestarikan
tari “Kretek”. Lokasi dan sasaran penelitian yang dipilih peneliti adalah Sanggar
Puring Sari yang berada di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus
yang merupakan pusat penciptaan, pelatihan dan pelestarian Tari Kretek di
Kabupaten Kudus.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber
data yang digunakan adalah berdasarkan hasil wawancara, observasi dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi, sintesisasi dan
verifikasi/penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk sajian Tari Kretek terdiri dari
sejarah terbentuknya Tari Kretek , ragam gerak, musik iringan, tatarias wajah dan
busana, serta tempat pertunjukkan. Sanggar Puring Sari memiliki peran terhadap
perkembangan Tari Kretek dengan cara pelestarian, pementasan dan pelatihan.
Pelestarian yang dilakukan Sanggar Puring Sari yaitu dengan cara pementasan
disetiap kegiatan dan pelatihan yang dilakukan oleh Sanggar Puring Sari sendiri
ataupun bekerjasama dengan pihak luar, contohnya dengan PT.Djarum, Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan, serta Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Kudus.
Saran dari hasil penelitian ini yaitu Bagi Sanggar Puring Sari, lebih
meningkatkan pelatihan-pelatihan tari khususnya Tari Kretek, lebih membenahi
dalam bidang managemen, administrasi, untuk pemerintah dan masyarakat ikut
mempromosikan Tari Kretek, dapat lebih melestarikan Tari Kretek di Kabupaten
Kudus.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERSETUJUAN BIMBINGAN ................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. iii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
SARI ............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 4
1.5 Sistematika Skripsi ................................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7
2.1 Peranan .................................................................................................. 7
2.2 Sanggar .................................................................................................. 8
2.3 Pelestarian .............................................................................................. 11
2.4 Tari......................................................................................................... 14
2.5 Kajian Pustaka ...................................................................................... 17
Halaman
x
2.6 Kerangka Berfikir.................................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 21
3.1 Pendekatan Penelitian ......................................................................... 21
3.2 Sasaran Penelitian ............................................................................... 22
3.3 Objek Penelitian ................................................................................. 22
3.4 Data dan Sumber Data ........................................................................ 22
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 23
3.5.1 Observasi ............................................................................................ 23
3.5.2 Wawancara ......................................................................................... 26
3.5.3 Dokumentasi ....................................................................................... 27
3.5.4 Studi Pustaka ...................................................................................... 28
3.6 Teknik Analisis Data .......................................................................... 28
3.6.1 Reduksi Data....................................................................................... 29
3.6.2 Penyajian Data .................................................................................... 29
3.6.3 Verifikasi Data .................................................................................... 29
3.7 Teknik Keabsahan Data ...................................................................... 31
3.7.1 Triangulasi Sumber............................................................................. 31
3.7.2 Triangulasi Teknik .............................................................................. 31
3.7.3 Triangulasi Waktu .............................................................................. 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 33
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kudus ................................................ 33
4.1.1 Lokasi Dan Geografis Desa Barongan .............................................. 34
4.1.2 Demografi Desa Barongan ................................................................ 35
4.2 Sanggar Puring Sari .......................................................................... 37
4.2.1 Profil Sanggar Puring Sari ................................................................ 36
4.2.2 Struktur Organisasi ........................................................................... 37
Halaman
xi
4.2.3 Administrasi Sanggar Puring Sari ..................................................... 41
4.2.4 Program Sanggar Puring Sari ............................................................ 44
4.2.4.1 Pelatihan Rutin Sanggar Puring Sari ................................................. 44
4.2.4.2 Pementasan Intern/Ekstern ................................................................ 47
4.2.5 Sarana dan Prasarana Sanggar Puring Sari ....................................... 48
4.2.6 Keadaan Siswa Sanggar Puring Sari ................................................. 54
4.3 Tari Kretek ........................................................................................ 57
4.3.1 Sejarah Terbentuknya Tari Kretek .................................................... 57
4.3.2 Bentuk Penyajian Tari Kretek ........................................................... 59
4.3.2.1 Bentuk Tari Kretek ............................................................................ 59
4.3.2.2 Musik Iringan Tari Kretek ................................................................ 71
4.3.2.3 Tata Rias dan Busana Tari Kretek .................................................... 74
4.3.2.3.1 Tata Rias Tari Kretek ..................................................................... 74
4.3.2.3.1 Busana Tari Kretek ........................................................................ 77
4.3.2.4 Tempat Pertunjukan .......................................................................... 80
4.4 Peranan Sanggar Puring Sari dalam Melestarikan Tari Kretek ........ 80
4.4.1 Pelestarian Tari Kretek Sanggar Puring Sari .................................... 80
4.4.1.1 Pelatihan Tari Kretek ........................................................................ 80
4.4.1.2 Pementasan Tari Kretek .................................................................... 81
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 90
5.1 Simpulan ................................................................................................. 90
5.2 Saran ....................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 92
LAMPIRAN .................................................................................................. 94
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ......................... 35
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Profesi/Mata Pencaharian ............... 36
Tabel 4.3 Data Siswa Sanggar Puring Sari 2009-2012 ............................... 41
Tabel 4.4 Data Siswa Sanggar Puring Sari 2013-2015 ............................... 42
Tabel 4.5 Koleksi Kostum Sanggar Puring Sari ......................................... 50
Tabel 4.6 Koleksi Kaset Sanggar Puring Sari ............................................. 51
Tabel 4.7 Koleksi Property ......................................................................... 52
Tabel 4.8 Ragam Gerak Tari Kretek ........................................................... 59
Halaman
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................ 19
Bagan 3.1 Analisis Data Model Interaktif..................................................... 30
Bagan 4.1 Struktur Organisasi Sanggar ........................................................ 40
Halaman
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Kudus ............................................................ 33
Gambar 4.2 Pelatihan Materi Wajib (Tari Kretek) ..................................... 45
Gambar 4.3 Pelatihan Materi Pokok (Golek Manis) .................................. 45
Gambar 4.4 Latihan Rutin Modelling di Sanggar Puring Sari .................... 46
Gambar 4.5 Arena Latihan Sanggar Puring Sari ......................................... 48
Gambar 4.6 Sarana Tape Polytron dan GMC Sanggar Puring Sari ............ 49
Gambar 4.7 Koleksi Kostum Sanggar Puring Sari...................................... 50
Gambar 4.8 Koleksi Kaset Sanggar Puring Sari ......................................... 51
Gambar 4.9 Koleksi Property Sanggar Puring Sari .................................... 52
Gambar 4.10 Koleksi Sampur dan Jarit Sanggar Puring Sari ....................... 53
Gambar 4.11 Koleksi Selendang Tohwatu Tari Kretek ............................... 53
Gambar 4.12 Proses Latihan di Desa Barongan........................................... 55
Gambar 4.13 Proses Latihan di Gang Gazebo Perum Muria ....................... 56
Gambar 4.14 Tari Kretek Pertama di Pentaskan .......................................... 58
Gambar 4.15 Ragam Gerak Nampeni .......................................................... 60
Gambar 4.16 Ragam Gerak Ngayak ............................................................ 61
Gambar 4.17 Ragam Gerak Milahi .............................................................. 62
Gambar 4.18 Ragam Gerak Ngiteri ............................................................. 63
Gambar 4.19 Ragam Gerak Melembar ........................................................ 64
Gambar 4.20 Ragam Gerak Ngiping ............................................................. 65
Gambar 4.21 Ragam Gerak Mbathil ............................................................. 66
Gambar 4.22 Ragam Gerak Sembahan ......................................................... 67
Gambar 4.23 Ragam Gerak Mrikso Rokok................................................... 68
Halaman
xv
Gambar 4.24 Ragam Gerak Ngepak ............................................................. 69
Gambar 4.25 Ragam Gerak Pemasaran ........................................................ 71
Gambar 4.26 Rias Wajah (Make Up) Tari Kretek ........................................ 75
Gambar 4.27 Rias Rambut (Sanggul) Tari Kretek ........................................ 76
Gambar 4.28 Busana Tari Kretek.................................................................. 78
Gambar 4.29 Property Tari Kretek................................................................ 78
Gambar 4.30 Pementasan Intern (Ujian Sanggar Puring Sari) ..................... 83
Gambar 4.31 Pementasan Hari Jadi Kota Kudus .......................................... 84
Gambar 4.32 Pementasan Car Free Day ....................................................... 84
Gambar 4.33 Pementasan Gelar Budaya Jawa Tengah ................................. 85
Gambar 4.34 Pementasan Tari Kretek Oleh Polwan Kudus ......................... 86
Gambar 4.35 Penari Kretek Tampil di Amerika ........................................... 87
Gambar 4.36 Foto Penari Kretek di Festival Borobudur .............................. 87
Gambar 4.37 Tari Kretek Berkolaborasi dengan Bedhaya Lala ISI SOLO .. 88
Gambar 4.38 Tari Kretek dalam Festival Pagelaran di ISI SOLO ................ 88
Gambar 4.39 Gladi Resik Penyambutan Duta Besar di TMII ...................... 89
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Instrumen Penelitian (Pedoman Wawancara) ................................ 94
Lampiran 2 Instrumen Penelitian (Pedoman Observasi) .................................. 97
Lampiran 3 Instrumen Penelitian (Dokumentasi) ............................................. 98
Lampiran 4 Program Tahunan Sanggar ........................................................... 99
Lampiran 5 Daftar Pengurus Sanggar Puring Sari ......................................... 102
Lampiran 6 Daftar Siswa Sanggar Puring Sari 2013-2015 ............................. 103
Lampiran 7 Surat Tugas Pembimbing............................................................. 105
Lampiran 8 Surat Tugas Izin Penelitian .......................................................... 106
Lampiran 9 Surat Tugas Panitia Ujian Sarjana ............................................... 107
Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 108
Lampiran 11 Hasil Dokumentasi ...................................................................... 109
Lampiran 12 Biodata Narasumber .................................................................. 114
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kabupaten Kudus merupakan daerah yang mempunyai potensi alam dan
industri yang sangat baik. Selain potensi alam dan industri, Kabupaten Kudus juga
memiliki potensi lain dibidang seni tradisional khususnya dalam bidang seni tari.
Tari merupakan salah satu bentuk cabang seni perlu dikembangkan dan
dilestarikan. Tari bisa menjadi ciri khas dalam sebuah daerah. Tari merupakan
salah satu bentuk budaya yang memiliki nilai atau makna dalam kehidupan di
masyarakat. Berlatih tari dan bahkan mementaskan sebuah tarian secara tidak
langsung telah melestarikan budaya. Terdapat jenis-jenis dalam tari yaitu tari
tradisi dan tari kreasi.
Sanggar Puring Sari merupakan sanggar seni yang menyelenggarakan
kegiatan tentang kesenian. Sanggar ini berada di Desa Barongan, Kecamatan
Kota, Kabupaten Kudus. Pendiri Sanggar Puring Sari adalah Ibu Endang Tonny
Supriyadi, sanggar ini dibentuk pada tanggal 14 Februari 1980. Hal yang menarik
dari sanggar Puring Sari ini yaitu lebih mengedepankan Pelatihan dan Pementasan
Tari Kretek dalam upaya melestarikan budaya.
Sanggar Puring Sari memiliki Peranan dalam melestarikan Tari Kretek
kepada masyarakat Kabupaten Kudus. Melalui pementasan tari di Museum Kretek
Kabupaten Kudus, Sanggar Puring Sari pada tahun 1986 untuk pertama kali
memperkenalkan hasil karya ciptanya yaitu Tari Kretek. Kemudian Sanggar
2
Puring Sari melestarikan Tari Kretek mulai dari mengadakan kegiatan
perlombaan Tari Kretek tingkat Jawa Tengah maupun DIY sebagai program kerja
tahunan Sanggar Puring Sari yang diselenggarakan pada bulan April atau Mei,
diselenggarakannya lomba bertujuan bahwa Tari Kretek supaya lebih dikenal
daerah lain. Dokumentasi kegiatan tahunan (Lampiran hal.99)
Sanggar Puring Sari Selain mengadakan pelatihan tari, juga mengadakan
pelatihan keterampilan lain, yaitu : (1) Mengadakan pelatihan Modeling, (2)
Mengadakan pelatihan Olah Vocal, dan (3) mengadakan pelatihan Dansa untuk
kalangan Orang Tua. Barongan merupakan sebuah desa yang terletak di
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.
Tari Kretek adalah tarian kebanggaan masyarakat kudus. Tarian ini
melambangkan bahwa Kota Kudus adalah “Kota Kretek” artinya pusat produksi
rokok kretek, baik pembuatannya tradisional dengan tangan maupun modern
dengan mesin. Bentuk tarian diwujudkan dengan gerak tari simbol-simbol indah,
dinamis, dan menarik. Tarian ini menggambarkan seluruh rangkaian proses
produksi rokok kretek tradisional.
Tari kretek merupakan sebuah tari asli Kudus yang menceritakan para buruh
rokok yang sedang bekerja membuat rokok, mulai dari pemilihan tembakau
hingga rokok siap dipasarkan. Tarian ditarikan beberapa penari perempuan
sebagai representasi buruh Mbathil dan penari lelaki sebagai representasi dari
seorang mandor. Awal diciptakannya Tarian tersebut Tari Kretek diberi nama Tari
Mbathil. Namun, karena nama Mbathil tidak begitu dikenal di masyarakat, maka
3
diganti dengan nama Tari Kretek, Tari ini mulai populer tahun 1986 dalam
Peresmian Museum Kretek. Marilis (2012 : 9)
Tari Kretek merupakan salah satu karya yang paling diunggulkan oleh
sanggar Puring sari dan yang paling diketahui oleh masyarakat terutama
masyarakat kudus. Sehingga sanggar puring sari mengadakan pelatihan wajib bagi
anak didik sanggar sebagai upaya melestarikan tari kretek.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang
“Peranan Sanggar Puring Sari Dalam Melestarikan Tari Kretek di Desa
Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus”
1.2 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini adalah:
1.2.1 Bagaimanakah Bentuk Sajian Tari Kretek di Sanggar Puring Sari?
1.2.2 Bagaimanakah Peranan Sanggar Puring Sari dalam melestarikan Tari
Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus?
1.3 Tujuan Penelitian
Usaha penelitian diarahkan untuk mengungkapkan sejumlah data
mengenai Tari Kretek Sanggar Puring Sari di Desa Barongan Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus yang bertujuan untuk mendeskripsikan :
1.3.1 Mengetahui Bentuk Penyajian Tari Kretek di Sanggar Puring Sari
1.3.2 Mengetahuin Peranan Sanggar Puring Sari dalam melestarikan Tari Kretek
di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.
4
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini, dapat memberikan manfaat, baik secara praktis maupun
teoritis. Adapun manfaat penelitian antara lain :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini mampu menghasilkan manfaat teoritis, yaitu dengan
memberikan sumbangan pikiran pada penelitian lebih lanjut dalam melestarikan
tari “Kretek”.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang Tari
Kretek yang ada di Sanggar Puring Sari
1.4.2.2 Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi
masyarakat umum, khususnya generasi muda sebagai pewaris dan penerus
kebudayaan Bangsa, untuk dapat melestarikan Tari Kretek sebagai tarian
khas Kabupaten Kudus.
1.4.2.3 Bagi Sanggar, hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi latihan
pada kegiatan pelatihan tari “Kretek” di Sanggar Puring Sari.
1.4.2.4 Bagi generasi penerus dapat memberikan motivasi untuk mempelajari tari
“Kretek” dan berusaha menjaga kelestariannya.
1.5 Sistematika Skripsi
Untuk mengetahui garis besar isi penelitian ini maka terlebih dahulu
penulis akan menguraikan secara singkat. Garis besar yang penulis maksud adalah
sebagai berikut :
5
1.5.1 Bagian awal
Bagian ini berisi tentang halaman judul, pengesahan, persetujuan
bimbingan, pernyataan keaslian skripsi, motto dan persembahan, kata pengantar,
sari, daftar isi, serta daftar lampiran.
1.5.2 Bagian Isi
Bagian ini terbagi menjadi lima bab yaitu :
Bab I : Pendahuluan
Berisi tentang alasan pemilihan judul (Latar Belakang Masalah), rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika skripsi.
Bab II : Landasan teori
Berisi tentang pengertian Peranan, sanggar, Pelestarian, Tari dan kerangka
berfikir.
Bab III : Metode Penelitian
Berisi tentang metode penelitian, sasaran penelitian dan lokasi, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik keabsahan data.
Bab IV : Hasil penelitian dan Pembahasan
Mencakup tentang gambaran umum lokasi penelitian, sejarah
berdirinya sanggar, kegiatan-kegiatan sanggar, bentuk sajian tari Kretek, dan
Peranan Sanggar Puring Sari dalam melestarikan tari Kretek.
Bab V : Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
1.5.3 Bagian Akhir
6
Bagian Ini terdapat daftar pustaka yang berkaiatan dengan penelitian dan
lampiran yang memuat kelengkapan-kelengkapan penelitian.
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Peranan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:641) Peranan merupakan
tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa.
Menurut (Malarsih, 2007 : 3) Peranan adalah pola kelakuan yang dikaitkan
dengan status atau kedudukan. Status dalam Peranan individu atau kelompok
sosial senantiasa muncul dalam berbagai bentuk perilaku. Unsur pokok dalam
suatu Peranan adalah (1) Peranan yang diharapkan masyarakat, (2) Peranan
sebagaimana dianggap oleh masing-masing individu, dan (3) Peranan yang
dijalankan didalam kenyataan.
Menurut (Ahmadi 2007:106) Peranan adalah suatu kompleks pengharapan
manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi
tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya.
Peranan merupakan pengertian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian
dalam penunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai
hubungan dua variable yang mempunyai hubungan sebab akibat (Rahadinta,
2011: 8).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Peranan
merupakan pengertian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam
menunjang pencapaian tujuan yang ditetapkan sebagai hubungan sebab akibat.
8
2.2 Sanggar
Sanggar tari adalah salah satu bentuk pendidikan luar sekolah (PLS).
Pendididkan luar sekolah adalah bentuk pembelajaran yang menggunkan
pendekatan dan strategi yang berbeda dri pembelajaran formal. PLS memiliki
ruang lingkup dan sasaran yang berbeda dari pembelajaran formal. Dalam proses
pembelajaran diperlukan seni bagi tutornya, sebab sasaran yang di didik dan yang
menjadi peserta didik bukan hanya dari anak-anak usia sekolah, melankan para
pemuda dan orang dewasa. (Pramesthi, 2010 : 27)
Sanggar tari merupakan tempat yang digunakan untuk aktivitas yang
berkaitan dengan kesenian tari. Kegiatan yang ada dalam sebuah sanggar berupa
kegiatan pembelajaran yang meliputi proses dari pembelajaran, penciptaan hingga
produksi dan semua proses hampir sebagian besar didalam sanggar (tergantung
ada atau tidaknya fasilitas dalam sanggar) (Yulistio, 2011: 38-39).
Menurut Sutopo dalam Hartono (2000: 45-46) komponen yang dapat
menunjang kehidupan seni meliputi seniman sebagai karya, karya seni yang
merupakan bentuk nyata dari suatu karya seni yang dapat dihayati, dinikmati dan
ditangkap dengan panca indera dan penghayat yaitu masyarakat konsumen tari.
Ketiga komponen tersebut harus ada. Bila tidak ada maka syarat untuk kehidupan
berkesenian akan gagal.
Sanggar tari merupakan tempat yang digunakan untuk aktivitas yang
berkaitan dengan kesenian tari. Menurut Sutopo dalam Hartono (2000 : 45-46)
komponen yang dapat menunjang kehidupan seni meliputi seniman sebagai karya,
karya seni yang merupakan bentuk nyata dari suatu karya seni yang dapat
9
dihayati, dinikmati dan ditangkap dengan pancaindera dan penghayat yaitu
masyarakat konsumen tari. Ketiga komponen tersebut harus ada. Bila tidak ada
maka syarat untuk kehidupan berkesenian akan gagal. Beberapa hal yang terdapat
dalam sebuah sanggar yaitu organisasi sanggar, administrasi dan manajemen
sanggar itu sendiri.
2.2.1 Organisasi
Hakekat organisasi adalah sebuah bentuk yang secara sadar diciptakan
manusia guna mencapai tujuan yang dikehendaki. Fenomena organisasi adalah
suatu sistem yang mempunyai aktivitas dengan fungsi dan tujuan yang
diperhitungkan (Jazuli, 2001: 14). Sebuah kegiatan akan dapat berjalan manakala
suatu wadah yang disebut organisasi dapat berkembang secara optimal didalam
mencapai tujuannya (Sutomo, 2011: 3).
Menurut Louis dalam Sutomo (2011: 101-102) pengorganisasian adalah
proses mengatur dan menghubungkan pekerjaan yang harus dilakukan, sehingga
tugas organisasi dapat diselesaikan secara efektif dan efisien oleh orang-orang.
Pada intinya organisasi adalah koordinasi secara rasional kegiatan sejumlah orang
untuk mencapai tujuan bersama yang dirumuskan secara eksplesit, melalui
pengaturan dan pembagian kerja serta melalui hierarki kekuasaan dan
tanggungjawab.
2.2.2 Administrasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 19) administrasi adalah
usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-cara
penyelenggaraan pembinaan organiasi. Administrasi dalam arti sempit yaitu
10
sebuah kegiatan yang meliputi catat-mencatat, pembukuan ringan, agenda dan
segala sesuatu yang bersifat teknis dengan ketatausahaan.
Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua
orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana dan
prasarana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna. Administrasi erat
kaitannya dengan istilah manajemen. Dalam perkembangannya istilah manajemen
disamakan secara substansial dengan istilah administrasi. Administrasi lebih luas
ruang lingkupnya dibandingkan dengan manajemen. Keduanya menekankan pada
tercapainya efisiensi dan efektivitas kerja untuk keuntungan yang lebih besar
(Sutomo, 2011: 1-2).
2.2.3 Manajemen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 547) Manajemen
merupakan pemanfaatan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan atau
sasaran yang dimaksudkan. Manajemen merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh seorang manajer, didalam sebuah sanggar, manajer yang dimaksud
adalah pengelola sanggar itu sendiri. Seorang pengelola sanggar dalam
pencapaian tujuan sanggar tentunya akan melakukan serangkaian kegiatan yang
saling berhubungan dan memiliki tingkatan jenjang tertentu.
2.2.4 Program
Program merupakan kata, ekspresi, atau pernyataan yang disusun dan
dirangkai menjadi satu kesatuan prosedur yang berupa aturan, langkah untuk
menyelesaikan masalah yang diimplementasikan dengan menggunakan bahasa
pemrogaman sehingga dapat dieksekusi oleh computer.
11
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 672) program adalah
rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan(dalam ketatanegaraan,
perekonomian, dan sebagainya).
2.3 Pelestarian
Pelestarian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:531) adalah
proses atau cara untuk melindungi agar tidak musnah dan menjadikan teteap
seperti keadaan semula, tetap bertahan.
Strategi pelestarian warisan budaya berkenaan dengan dua aspek, yaitu (1)
kelembagaan dan (2) sumber daya manusia. Disamping itu harus pula ditetapkan
lebih dahulu, apa tujuan dari pelestarian warisan budaya itu. Pelestarian
mempunyai makna bahwa didalamnya terdapat dua aspek yaitu pemertahanan dan
dinamika (Sedyawati, 2008: 208).
Pelestarian budaya yang dirumuskan dalam draf RUU tentang
Kebudayaan (1999) dijelaskan bahwa pelestarian budaya berarti pelestarian
terhadap eksistensi suatu kebudayaan dan bukan berarti membekukan kebudayaan
didalam bentuk-bentuknya yang sudah pernah dikenal saja. Pelestarian dilihat
sebagai sesuatu yang terdiri dari tiga aspek, yaitu (1) perlindungan, (2)
pengembangan, dan (3) pemanfaatan (Sedyawati, 2008: 152).
Tiga tujuan pemanfaatan budaya yang dapat diidentifikasikan, yaitu (1)
pendidikan (baik terstruktur maupun tidak terstruktur; formal maupun non formal
atau pendidikan masyarakat), (2) industri, dalam hal ini untuk menghasilkan
12
produk kemasan-kemasan industry budaya, (3) pariwisata, baik untuk wisatawan
umum maupun wisatawan minat khusus (Sedyawati, 2008: 152)
Pemanfaatan kebudayaan untuk tujuan pendidikan adalah sebagai
substansi untuk disosialisasikan, demi berbagai tujuan yang khusus, seperti: (1)
untuk memacu internalisasi nilai-nilai budaya yang dapat memperkuat integritas
sebagai bangsa yang mampu menjunjung moral yang tinggi, (2) untuk
menumbuhkan kepekaan dan toleransi dalam pergaulan antar golongan, dan (3)
untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran sejarah. Apabila ketiganya
terlaksana, maka tercapailah tujuan umum kita untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa (Sedyawati, 2008: 152).
Pemanfaatan untuk tujuan pengembangan industri budaya berarti
memberikan pada kemasan-kemasan industri budaya (buku, piringan hitam,
video, film) isi yang bermanfaat. Kemanfaatan isi tersebut dilihat dari kekuatan
pengaruhnya untuk miningkatkan mutu pengetahuan orang mengenai berbagai hal
yang bersifat budaya ataupun dilihat dari kemampuannya membentuk selera (seni)
yang baik, serta dari kegunaannya sebagai pemberi hiburan yang sehat
(Sedyawati, 2008: 153).
Tindakan-tindakan pelestarian yang dapat ditempuh yaitu: (1)
pendokumentasian secermat mungkin dengan menggunakan berbagai media yang
sesuai; hasil dokumentasi ini selanjutnya dapat menjadi sumber acuan, tentunya
apabila disimpan di tempat yang aman dan diregistrasi secara sistematis dengan
kemungkinan penelusuran yang mudah, (2) pembahasan dalam rangka
penyadaran, khususnya mengenai nilai-nilai budaya, norma, dan estetika, (3)
13
pengadaan acara penampilan yang memungkinkan orang “mengalami” dan
“menghayati”. Tanpa ketiga tindakan tersebut maka pelestarian mungkin tidak
akan terjadi dengan sendirinya secara alamiah (Sedyawati, 2008: 280).
2.3.1 Pelatihan
Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan
tertentu untuk membantu mencapai tujuan. Terkadang ada batasan yang ditarik
antara pelatihan dengan pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupan
serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna
baik bagi kegiatan sekarang maupun yang akan datang.
(https://teorionline.wordpress.com/2010/06/27/pelatihan-sdm/) diunduh tanggal
30 Maret 2015.P
2.3.2 Pementasan
Pementasan adalah suatu kegiatan apresiasi yang bertujuan menampilkan
suatu karya seni yang mana bertujuan sebagai hiburan atau untuk apresiasi suatu
karya seni yang dilakukan oleh manusia/penonton sebagai pencipta dan penikmat
karya seni (http://sagiyantaruna.blogspot.com/2011/02/pementasan) diunduh
tanggal 30 maret 2015
Pementasan tari, adalah kegiatan mempertunjukkan karya-karya di depan
penonton, rangkaian kegiatan pementasan tari adalah latihan, pementasan dan
pembahasan atau evaluasi. (http://irfanpandu.blogspot.com/pengertian-tari)
diunduh tanggal 30 maret 2015
14
2.4 Tari
Menurut Rosjid dan Iyus (1979 : 4 - 45) Tari di Indonesia dapat dibagi
menjadi dua bentuk karya tari, yaitu karya tari yang termasuk tari lepas dan karya
tari yang berbentuk drama tari. Tari lepas adalah tari-tarian yang hanya
menggambarkan suatu keadaan atau peristiwa atau kejadian baik berlatar belakang
suatu cerita (legenda, sejarah, wayang, atau gubahan dan sebagainya) maupun
tarian yang tidak berlatar belakang suatu cerita, yang tergolong dalam tari lepas
yaitu tari tradisional dan tari kreasi baru. Sedangkan yang dimaksud dengan
drama tari adalah pertunjukan tari yang pola atau kerangka khususnya dalam plot
dan susunan cerita sama dengan pola yang digunakan oleh drama.
Menurut Jazuli (1994 : 5) gerak tari adalah gerak yang berasal dari hasil
proses pengolahan yang berasal dari hasil proses pengolahan yang telah
mengalami stilisasi (digayakan), distorsi (pengubahan). Hasil dari pengelolaan
ituadalah gerak murni dan gerak maknawi.
Adapun unsur-unsur pendukung tari antara lain : (1) gerak tari (2) tema (3)
pelaku, (4) musik atau iringan, (5) tata pentas, (6) tata rias dan busana
1. Gerak Tari
Gerak merupakan berpindahnya posisi suatu benda, baik sekali maupun
berkali-kali. Gerak tari menurut Jazuli (1994 : 5) adalah gerak yang berasal dari
hasil proses pengolahan yang telah mengalami stilasi (digayakan), distorsi
(pengubahan). Hasil pengolahan itu adalah gerak murni dan gerak maknawi.
Gerak murni (pure movement)adalah gerak yang hanya memperlihatkan
15
keindahan semata, sedangkan gerak maknawi (gesture)adalah gerak yang
memiliki arti dan makna yang jelas.
2. Tema
Tema adalah gagasan utama atau dapat disebut juga dengan ide dasar.
Sumber tema dapat berasal dari apa saja yang dapat kita dengar, kita lihat, kita
rasakan, maupun yang kita pikirkan. Menurut Jazuli (1994 : 14-15) sumber tema
pada dasarnya tidak terlepas dari tiga faktor yaitu Tuhan, manusia, dan
lingkungan alam.
3. Pelaku
Pelaku dalam sebuah pertunjukan seni merupakan aspek terpenting, tanpa
adanya pelaku sebuah totonan seni tidak akan berjalan. Pertama-tama muncul dari
wajah penonton adalah sosok atau figur penarinya, menampakan gerakan yang
lemah gemuali didukung oleh tata busana, polesan wajah dan tubuh penari. Dalam
sebuah pertunjukan seni dimana pelaku seni mempunyai aspek daya tarik
tersendiri. Hal ini secara langsung atau tidak langsung sangat mungkin
menimbulkan kesan yang mampu merangsang libido penonton (Jazuli, 2001: 7).
4. Musik atau Iringan
Musik dalam tari merupakan suatu patner yang tidak boleh ditinggalkan,
karena musik adalah patner tari, maka musik yang akan dipergunakan untuk
mengiring sebuah tarian harus betul-betul digarap sesuai dengan garapan tarinya
(Soedarsono 1981 : 46-47).
16
5. Tata Pentas
Suatu pertunjukkan pastilah memerlukan tempat pentas guna
menyelenggarakan pertunjukkan tersebut. Tempat pentas dapat berupa gedung,
panggung, halaman, maupun lapangan.
Pentas adalah suatu bagian yang sangat berarti bagi keberlangsungan suatu
pementasan dalam seni pertunjukan, karena disanalah gerak dan laku seorang
pemain atau penari mengatur posisinya dan membentuk suatu komposisi yang
berarti dan dinamis, panggung adalah lantai yang bertiang atau rumah yang tinggi
dan atau lantai yang ketinggian di rumah untuk bermain sandiwara, balkon atau
podium. Dalam istilah seni pertunjukan panggung dikenal dengan istilah stage,
melingkupi pengertian seluruh panggung. (Halilintar 1986:2),
6. Tata Rias dan Busana
Tata rias merupakan karakter pribadi menjadi karakter tokoh yang
diperlukan, untuk memperkuat ekspresi dan menambah daya tarik penari pada
penampilannya (Jazuli 1994 : 18).
Jenis-jenis tari tradisional terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Tari Tradisional Kerakyatan
Yaitu tari yang hidup dan berkembang dikalangan rakyat. Tarian ini
berkembang dikalangan rakyat yang bersifat bebas tanpa ada aturan yang
mengikat.
2. Tari Klasik
Yaitu tari yang semula berkembang dikalangan kerajaan dan
bangsawan yang telah mencapai kristalisasi artistik yang tinggi dan telah
17
menempuh perjalanan sejarah yang cukup panjang sehingga memiliki nilai
tradisional.
3. Tari Kreasi
Yaitu suatu bentuk garapan tari/karya tari setelah bentuk-bentuk tari tradisi
hidup berkembang cukup lama di di masyarakat. Bentuk tari kreasi bermunculan
sebagai ungkapan rasa bebas.
Tari Kreasi dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
3.1 Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Merupakan tari tradisi yang mempunyai pola garap dilandasi oleh kaidah-
kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, music/karawitan, rias dan busana,
maupun tata teknik pentasnya
3.2 Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)
Tari kreasi baru tidak berpolakan tardisi disebut juga dengan tari modern.
Tari modern merupakan tari yang pola garapnya lepas dari pola-pola tradisi baik
dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya.
2.5 Kajian Pustaka
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, penelitian ini mempunyai
persamaan dan perbedaan dengan hasil penelitian sebelumnya, yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Shara Marsita (2013) yang berjudul “Peranan Sanggar Seni
Kaloka Kelurahan Pelutan Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Terhadap
Perkembangan Tari Selendang Pemalang”. Rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu Bagaimana bentuk Tari Selendang Pemalang di Sanggar Seni Kaloka dan
18
Bagaimana Peranan Sanggar Seni Kaloka terhadap perkembangan Tari Selendang
Pemalang. Sanggar Seni Kaloka memiliki Peranan dalam memperkembangkan
Tari Selendang Pemalang kepada Kabupaten Pemalang.
Persamaan dengan penelitian shara yaitu tentang Peranan Sanggar sedangkan
Perbedaannya, shara meneliti perkembangan Tari Selendang Pemalang dan
peneliti mencari data tentang pelestariannya.
Penelitian berikutnya terdapat pada penelitian Veni Budiyanti (2012)
dengan judul “Tari Kretek Sebagai Identitas Kota Kudus”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui, menjelaskan Sejarah Tari Kretek sebagai Identitas
Kota Kudus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Kretek dijadikan sebagai
Identitas Kota Kudus dikarenakan Kudus yang terkenal dengan sebutan Kota
Kretek kemudian didalam Tari Kretek menggambarkan tentang bagaimana proses
pembuatan rokok dan dapat dijadikan sebagai gambaran penggarapan ragam
gerak. Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian peneliti yaitu sama-
sama meneliti Tari Kretek namun mempunyai perbedaan jika Veni meneliti
tentang tari kretek sebagai identitas Kota, dan peneliti meneliti tentang Peranan
Sanggar dan bagaimana melestarikan Tari Kretek.
19
2.6 Kerangka Berfikir
Sumber: Ikha Sulis Setyaningrum
Pada penelitian ini peneliti akan mendeskripsikan dan menjelaskan
bagaimana Peranan Sanggar Puring Sari dalam melestarikan Tari Kretek di Desa
Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Tari Kretek merupakan tari yang
diciptakan oleh Sanggar Puring Sari. Tarian yang sudah diciptakan oleh sanggar
puring sari yaitu Tari Kretek, Tari Siskampling, Tari Gotongroyong, Tari Pesta
Rakyat, semua tarian tersebut mempunyai makna tersendiri, makna tersebut
diambil dari cerita atau kisah masyarakat. Dari empat tari tersebut yang terkenal di
daerah Kudus adalah Tari Kretek, karena dalam penciptaan tari kretek adalah
sebuah permintaan dari bapak Supardjo Rusatam sebagai gubertnur jawa tengah
yang meminta perlu adanya tari khas kudus yang nantinya akan digunakan dalam
Sanggar Puring Sari
Peranan
Penciptaan Pelatihan Pengembangan
1. Tari Kretek 2. Tari Siskampling 3. Tari
Gotongroyong 4. Tari Pesta
Rakyat
1. Tari
2. Olah Vocal
3. Modeling
4. Membatik
1. Pelatihan 2. Pementasan 3. Misi
Pelestarian Tari Kretek
Tari Kretek:
1. Bentuk/Struktur sajian
2. Kostum 3. Tata rias
20
acara resmi di Kudus. Sebagai sanggar yang telah terdaftar di Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus, memiliki Peranan terhadap
pelestarian Tari Kretek di Kabupaten Kudus. Hal ini dilihat dari kegiatan-kegiatan
Sanggar Puring Sari yang mengarah pada pelestarian dan pengembangan Tari
Kretek.
Sanggar Puring Sari mengembangkan tari keretek melalui Misi,
Pementasan dan pelatihan. Didalam Sanggar Puring Sari mengadakan pelatihan
yaitu Tari (Tari Klasik. Tari Kreasi, Tari Tari Modern), Olah Vocal, Modeling,
Batik.
Kerangka berfikir di atas maka penelitian akan diarahkan pada Peranan
Sanggar Puring Sari terhadap pelestarian Tari Kretek, yang meliputi kajian bentuk
atau strukstur sajian, kostum, tata rias dan faktor-faktor lain yang terkait dengan
bentuk atau struktur Tari Kretek.
21
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
menggunakan pendekatan fenomenologi. Metode kualitatif yaitu penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati. Bogdan dan Taylor dalam Sugiyono (2008: 73)
mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan pelaku yang diamati.
Pendekatan fenomenologi yaitu pendekatan yang mempelajari
terbentuknya kehidupan masyarakat bagaimana individu-individu ikut serta dalam
proses pembentukan dan pemeliharaan fakta sosial (Jazuli, 2011: 96). Pendekatan
fenomenologi menempatkan pokok pikiran kedalam empat perhatian yaitu: (1)
Memustkan perhatian kepada aktor, (2) Memusatkan kepada suatu kenyataan
yang pokok, penting, dan wajar atau alamiah (natural attitude) karena tidak
keseluruhan gejala kehidupan social mampu diamati, (3) Mempelajari proses
pembentukan dan pemeliharaan hubungan sosial pada saat interaksi tatap muka
selaras dengan situasi dan kondisinya, (4) Memperhatikan keteraturan (pola
tertentu) dalam masyarakat yang terpelihara pada kehidupan sehari-hari, sebab
aturan dan norma yang mengendalikan tindakan aktor dan yang memantabkan
22
struktur sosial merupakan hasil interpretasi aktor dari peristiwa-peristiwa yang
dialaminya (Jazuli, 2011: 96-97).
Fokus dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan serta
menguraikan pelestarian tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus.
3.2 Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah :
3.2.1 Bentuk Sajian Tari Kretek di Sanggar Puring Sari Desa Barongan
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus
3.2.2 Peranan Sanggar Puring Sari dalam Melestarikan Tari Kretek di Desa
Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah di sebuah sanggar yang bernama Sanggar
Puring Sari beralamatkan di Jalan Bubutan 208 Desa Barongan Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus. Alasan dipilihnya Sanggar Puring Sari karena merupakan pusat
pelatihan tari Kretek dan sekaligus pencipta tari Kretek di Kudus.
3.4 Data dan Sumber Data
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian. Data pada penelitian ini diperoleh dari Bentuk Sajian Tari Kretek dan
23
Peranan Sanggar Puring Sari dalam melestarikannya. Untuk memperoleh data
atau informasi yang diperlukan maka ditentukan sumber data atau informasi yang
terdiri dari nara sumber yang dipandang memiliki pengetahuan atau wawasan
yang memadahi tentang informasi yang diperlukan. Nara sumber yang dimaksud
adalah Pemilik Sanggar Puring Sari, pengurus Sanggar Puring Sari.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber bacaan atau melalui
kegiatan studi keperpustakaan, membaca jurnal dan contoh laporan tugas akhir
yang terkait dengan penelitian. Serta browsing menggunakan internet yang
memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti oleh penulis.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian sebab tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan
dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara (Sugiyono, 2008:
308).
3.5.1 Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan dalam penelitian “Peranan Sanggar Puring Sari dalam
Melestarikan Tari Kretek di Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten Kudus”
24
sehingga diperoleh pemahaman atau pembuktian terhadap informasi sanggar atau
keterangan yang diperoleh dari Sanggar Puring Sari.
Menurut Masnur (2009: 59) ada empat metode observasi yang dapat
diterapkan, yaitu terbuka, terfokus, terstruktur, dan sistematis.
3.5.1.1 Observasi terbuka dimulai dengan pemikiran netral, kosong dan tidak
diadakan pengarahan sebelumnya sehingga pengamatan harus berimprovisasi
untuk merekam hal–hal penting dalam proses pembelajaran dalam rangka
penerapan tindakan perbaikan. Tujuannya agar pengamat dapat merekonstruksi
proses penerapan tindakan perbaikan dalam kerangka diskusi balikan.
3.5.1.2 Observasi terfokus adalah observasi yang dilakukan secara spesifik, yaitu
observasi yang diarahkan kepada aspek tertentu dalam tindakan guru atau
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
3.5.1.3 Observasi terstruktur adalah observasi yang ditandai dengan perekam data
yang sederhana, tetapi dengan format lebih rinci.
3.5.1.4 Observasi sistematis adalah bentuk observasi yang diarahkan pada
pengkategorian bentuk dan jenis data amatan yang disusun secara rinci.
Manfaat observasi menurut Patton dalam Sugiyono (2008: 313) adalah:
3.5.1.5 Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami
konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh
pandangan yang holistik atau menyeluruh
3.5.1.6 Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi
25
oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka
kemungkinan melakukan penemuan atau discovery
3.5.1.7 Observasi, peneliti dapat melihat hal–hal yang kurang atau tidak diamati
orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah
dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara
3.5.1.8 Observasi peneliti dapat menemukan hal–hal yang sedianya tidak akan
terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin
ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga
3.5.1.9 Observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi
responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif
Peneliti melakukan observasi di Sanggar Puring Sari yang merupakan
tempat berlatih dan pusat pelestarian tari Kretek. Hal-hal yang akan diobservasi
yaitu mengamati dan mencatat bentuk sajian tari Kretek. Peneliti mengamati dan
menganalisis Peranan sanggar dalam melestarikan tari Kretek. Peneliti mengamati
dan mencatat hal-hal yang mendukung pelestarian tari Kretek di Sanggar Puring
Sari.
Metode pengamatan ini, peneliti menggunakan alat bantu sebuah buku,
alat tulis dan alat bantu berupa kamera pada saat melakukan observasi. Melalui
observasi dapat dilakukan usaha-usaha untuk memperoleh gambaran-gambaran
yang konkret tentang bentuk sajian, dan Peranan sanggar dalam melstarikan tari
Kretek di Sanggar Puring Sari Desa Barongan Kecamatan Kota Kabupaten
Kudus.
26
3.5.2 Wawancara
Wawancara (Interview) adalah sebuah dialog yang dilakukan
pewawancara (Interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(Arikunto,1993: 145). Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk
menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai data pribadi,
peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, keterlibatan, dan sebagainya.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu mengenai bentuk sajian tari dan
Peranan sanggar puring sari dalam melestarikan tari kretek. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Teknik wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah seperti
yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1991: 138-140) mengatakan bahwa
wawancara dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Wawancara berfokus, yaitu pertanyaan tidak mempunyai struktur tertentu dan
selalu berpusat kepada satu pokok permasalahan.
2. Wawancara bebas, yaitu pertanyaan yang diajukan tidak hanya berpusat pada
pokok permasalahan tetapi beraneka ragam selama masih berkaitan dengan
objek penelitian.
3. Wawancara sambil lalu, yaitu pertanyaan dalam hal ini diajukan kepada
narasumber dalam situasi yang tidak terkonsep ataupun tanpa persiapan.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas
terpimpin yaitu pewawancara membawa pedoman yang merupakan garis besar
27
tentang hal yang akan diteliti. Teknik pengumpulan datanya dengan cara
mewawancarai pelaku seni atau seniman.
Pertanyaan ini secara khusus ditujukan kepada informan peneliti, yakni
Endang Toni Supriyadi selaku pencipta Tari Kretek dan Pemilik Sanggar Puring
Sari serta Aan selaku anggota Sanggar Puring Sari. Metode pencatatan dalam
penelitian ini menggunakan beberapa media yaitu, media pencatat berupa buku
tulis, dan kamera digital. Menggunakan media tersebut diharapkan dapat
memperoleh data yang jelas dan valid serta sebagai bukti dari pelaksanaan
penelitian terhadap pelestarian Tari Kretek di Sanggar Puring Sari.
3.5.3 Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang berhubungan dengan
dokumen baik dalam bentuk laporan, surat-surat resmi maupun catatan harian dan
sebagainya.
Dokumentasi adalah bahan tertulis atau film lain dari record yang tidak
dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumentasi
digunakan untuk memperluas penelitian, karena alasan-alasan yang dapat di
pertanggung jawabkan, Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dukumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, serta kebijakan. Dokumen yang berbentuk
gambar yaitu foto, gambar hidup, dan sketsa. Dokumen yang berbentuk karya
misalnya karya seni, karya seni dapat berupa gambar, patung, film. Namun Perlu
28
dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi
(Sugiyono, 2008: 329 - 330).
Peneliti dapat mempelajari dokumen yang berhubungan dengan materi
Peranan sanggar dalam melestarikan Tari Kretek dengan teknik dokumentasi.
Dokumen diperoleh dari buku-buku, foto-foto, arsip-arsip. Berkenaan dengan
penelitian ini, dokumen tersebut diharapkan dapat memberikan uraian dan wujud
Peranan Sanggar Puring Sari dalam melestarikan tari Kretek. Dokumen-dokumen
yang akan disertakan dalam penelitian ini antara lain foto, data Sanggar Puring
Sari.
3.5.4 Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan alat pendukung berupa buku atau artikel-artikel
yang digunakan untuk mendukung memberikan penjelasan dan melengkapi segala
hal yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Sumber pustaka dapat
diperoleh melalui : buku-buku jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian ( Skripsi )
dan sumber-sumber lainya yang sesuai (koran maupun internet ).
3.6 Teknis Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh
diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2008: 335).
29
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan
tertentu atau menjadi hipotesis (Sugiyono, 2008: 335). Untuk menganalisis data
ada tiga tahapan yang harus dilalui yaitu reduksi data, penyajian data, dan
verifikasi data (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 1984).
3.6.1 Tahap Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang
yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telak direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2008:
338).
3.6.2 Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Melalui penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan, semakin akan mudah dipahami (Sugiyono, 2008: 341)
3.6.3 Verifikasi Data
Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab dari rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal, akan tetapi mungkin juga tidak karena
dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
peneliti berada di lapangan (Sugiyono, 2008: 245).
30
Berikut ini merupakan skema analisis data kualitatif model interaktif
menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono adalah:
Bagan 3.1 Analisis data model interaktif (Miles dan Huberman, 1984)
Penelitian ini data yang diperoleh bersifat kualitatif. Oleh karena itu
analisis data yang digunakan adalah sesuai dengan data kualitatif, yaitu analisis
kualitatif. Proses analisis data melalui proses reduksi data, sajian data dan
verifikasi data.
Reduksi data merupakan data yang diperoleh melalui observasi atau
pengumpulan dokumen yang masih berupa uraian panjang dan perlu direduksi.
Menurut Sugiyono (2008: 338) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
dan membuang yang tidak perlu. Data-data tersebut dipisahkan sesuai dengan
permasalahan yang dimunculkan kemudian dideskripsikan, diasumsi, serta
disajikan dalam bentuk rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasikan.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat disederhanakan dalam
pengertian bahwa sejumlah data yang terkumpul melalui teknik wawancara,
teknik observasi, dan dokumentasi digabung menjadi satu kemudian dicoba untuk
Pengumpulan
Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Verifikasi (Penarikan
Kesimpulan)
31
interpretasi dan diolah serta dipilah-pilah menurut jenis-jenis atau golongan pokok
bahasannya.
3.7 Teknik Keabsahan Data
Peneliti dalam melakukan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
menggunakan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan
data, dan waktu (Sugiyono, 2008: 372).
3.7.1 Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2008:
373). Teknik pengujian keabsahan ini, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan
sumber yang berbeda namun pertanyaan yang diajukan sama agar dapat
memperkuat keabsahan data sehingga data yang diperoleh benar-benar teruji
keabsahannya.
3.7.2 Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono,
2008: 373). Pada penelitian ini, yaitu mengecek hasil penelitian berdasarkan
teknik yang sama yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi apakah saling
terjadi kesinambungan atau adakah keganjalan pada kegiatan penelitian mengenai
Peranan Sanggar Puring Sari dalam Melestarikan Tari Kretek di Desa Barongan
Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.
32
3.7.3 Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih
segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga
lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain
dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang
berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan
kepastian datanya (Sugiyono 2008: 374).
33
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kudus
Kabupaten Kudus merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang
terletak di lereng gunung muria. Secara astronomis Kabupaten Kudus terletak
antara 110036’ BT dan 110
050’ BT dan antara 6
051’ dan 7
016’ LS. Kabupaten
Kudus memiliki luas wilayah sebesar 42.516 Ha.
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Kudus
Foto : (http://Peta_kabupaten_Kudus) diunduh tanggal 11 januari 2015
34
Gambar 4.1 merupakan gambaran umum lokasi, Kabupaten Kudus di
sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara, di sebelah Selatan berbatasan
dengan Kabupaten Grobogan dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten
Pati dan di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Demak.
Secara administratif Kabupaten Kudus terbagi menjadi 9 Kecamatan, yang
dibagi lagi atas sejumlah 125 desa dan 9 kelurahan. Kecamatan yang ada di Kudus
tersebut adalah Kota, Bae, Jekulo, Dawe, Gebog, Jati, Mejobo, Undaan,
Kaliwungu.
Kabupaten Kudus memiliki berbagai potensi seni diantaranya kesenian
Barongan, Kethoprak, Reyog, Orkes. Dari sekian banyak seni di Kabupaten
Kudus, Kecamatan Kota khususnya Desa Barongan memiliki potensi dibidang
seni yaitu seni tari. Potensi seni yang ada di Kecamatan Kota salah satunya
sanggar seni yang ada di Kecamatan Kota.
Hasil penelitian mendiskripsikan tentang gambaran umum lokasi penelitian
dan Sanggar Puring Sari. Gambaran umum lokasi penelitian yang didiskripsikan
yaitu mengenai letak geografis, kependudukan, pendidikan di Desa Barongan.
Hasil penelitian mengenai Sanggar Puring Sari pada penelitian ini
mendeskripsikan mengenai sejarah sanggar, profil sanggar, kondisi sanggar yang
meliputi sarana prasarana, serta kegiatan sanggar yang meliputi pelatihan, dan
pementasan.
4.1.1 Lokasi dan Geografis Desa Barongan
Desa Barongan terletak di Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus. Kecamatan
Kota secara administratif terbagi dalam 16 desa dan 9 kelurahan, meliputi Desa
35
Mlati Lor, Nganguk, Kramat, Demaan, Demangan, Janggalan, Damaran, Kauman,
Langgar Dalam, Krandon, Singo Candi, Glantengan, Barongan, Rendeng,
Kaliputu, Burikan, dan Kelurahan Purwosari, Sunggingan, Panjunan, Wergu
Kulon, Wergu Wetan, Mlati Kidul, Kerjasan, Mlati Norowito, Kajeksan
Batas wilayah desa Barongan antara lain sebelah Utara berbatasan dengan
Desa Kaliputu, sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Panjunan, sebelah
Barat berbatasan dengan Desa Glantengan dan sebelah Timur berbatasan dengan
Desa Kramat.
4.1.2 Demografi Desa Barongan
Keadaan demografi Desa Barongan Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus
sampai dengan Januari 2015 berjumlah 3062 jiwa, terdiri dari laki-laki 1508 jiwa
dan perempuan 1554 jiwa. Adapun klasifikasi menurut tingkat pendidikan dan
jenis kelamin, serta menurut lapangan usaha, adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
NO Tingkat
Pendidikan
PENDUDUK JUMLAH
PENDUDUK
KETERANGN
LK PR
1 TT SD 104 216 320
2 SD 253 264 517
3 SLTP 349 393 742
4 SMA 426 503 929
5 SMK 268 118 386
7 D – 3 Akademi 28 68 96
8 S – 1 31 39 70
9 S – 2 1 1 2
Jumlah 1508 1554 3062
Sumber: Data Monografi Desa Barongan Januari 2015
Data tabel 4.1 terlihat bahwa masyarakat Desa Barongan terbanyak berada di
tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA/SLTA) yaitu 929 jiwa. Dan dilanjutkan
36
dengan SLTP yang berjumlah 742 jiwa. Sekolah Dasar berjumlah 517 jiwa.
Jumlah masyarakat yang bersekolah di tingkat SD, SMP/SLTP dan SMA/SLTA
lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat yang bersekolah di Akademi,
Sarjana, maupun Pasca Sarjana. Sehingga kesenian mudah diajarkan serta
dilestarikan kepada masyarakat tingkat SD, SMP, SMA yang berusia produktif
dan relatif muda sehingga dalam bidang pendidikan dapat diterapkan materi wajib
di pendidikan formal.
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Menurut Profesi / Mata pencaharian
NO
Profesi / Mata
Pencaharian
PENDUDUK JUMLAH
PENDUDUK
LK PR
1 Pertanian 498 274 772
2 Industri 277 896 1173
3 Listrik,gas,air 12 0 12
4 Bangunan 316 0 316
5 Perdagangan 253 452 705
6 Bank dan Keuangan 2 7 9
7 Jasa-jasa 69 6 75
Jumlah 1508 1554 3062
Sumber: Data Monografi Desa Barongan bulan Januari 2015
Table 4.2 terlihat bahwa ada tujuh jenis mata pencaharian yang ada di Desa
Barongan. Jumlah mata pencaharian terbanyak yaitu di bidang Industri dengan
jumlah 1173 yang terbagi atas laki-laki 277 orang dan perempuan 896 0rang.
Penduduk Desa Barongan mayoritas berprofesi dibidang Industri (pabrik
rokok) dengan adanya pabrik rokok dapat dijadikan sebagai objek dalam
penciptaan tari kretek.
37
4.2 Sanggar Puring Sari
4.2.1 Profil Sanggar Puring Sari
Sanggar Puring Sari berdiri pada tahun 1980 yang didirikan oleh Endang
Toni Supriyadi. Kata “ Puring Sari” yang berarti bunga, bunga dilambangkan
dengan seorang perempuan. Puring sari juga diartikan bahwa pendiri atau pemilik
sanggar tersebut seorang wanita yaitu ibu Endang Toni. Jadi dengan harapan
Sanggar Puring Sari yang didirikan oleh seorang wanita agar semua karya tari dari
Sanggar Puring Sari dapat berkembang dan lestari. Endang Toni mendirikan
sanggar Puring Sari dengan tujuan agar budaya bangsa Indonesia khususnya
kesenian tari maupun kesenian lainnya dapat dilestarikan serta dikembangan oleh
generasi muda.
Pelatihan seni di Sanggar Puring Sari meliputi Tari, Modelling, Olah
Vocal, Dansa. Sanggar Puring Sari memiliki tempat pelatihan yaitu di Jalan
Bubutan 208 Desa Barongan. Pusat dari Sanggar Puring Sari di gunakan dalam
penggarapan tari dan pelatihan para pelatih tari. Sanggar Puring Sari memiliki
cabang yang digunakan untuk pelatihan tari. Yaitu berada di Perumahan Muria
Indah 849 gang Gazebo Bae. (Wawancara dengan Endang Toni, 23 Januari 2015)
Sanggar Puring Sari merupakan sanggar yang bergerak dalam bidang
pelatihan seni yaitu Tari, Modelling, Olah Vocal, dan Dansa. Pada pelatihan tari
meliputi Tari klasik, kreasi dan modern. Materi tari klasik yaitu meliputi tarian
putri sebagai latihan dasar yaitu tari Gambyong, golek manis, srimpi. materi tari
kreasi yaitu tari kretek, tari langen kusumo, pesona nusantara, gotong royong.
Sedangkan tari modern di berikan kepada kalangan remaja, dewasa, dan orang tua
38
materi tari modern yaitu cha-cha, waltz, samba. Pelatihan tari di Sanggar Puring
Sari biasanya diawali dengan menarikan tari kretek sebelum memulai materi inti,
hal ini di biasakan karena sebagai upaya pelestarian tari Kretek. Pelatihan Olah
Vocal yaitu meliputi nyanyi, MC, teater, dan baca puisi. Sedangkan pelatihan
Modelling yaitu meliputi dari gerak jalan, dan Kepribadian. Gerak jalan dalam
pelatihan modelling yaitu meluputi lenggak-lenggok berjalan yang baik, ekspresi
mimik wajah dan pandangan. Kepribadian dalam modelling dapat membentuk
mental, dan rasa percaya diri bagi siswa.
4.2.2 Struktur Organisasi Sanggar Puring Sari
Struktur Organisasi Sanggar Puring Sari terdiri dari Pembina, ketua,
pelatih. Pembina Sanggar adalaha Bapak Supriyadi, Ketua Sanggar adalah Ibu
Endang Toni Supriyadi yang juga merangkap sebagai pemilik Sanggar, pelatih
Sanggar adalah Ibu Endang Toni, Bapak Supriyadi, Aan Driasmara, Safira Putri
Ananta, Bagus Wicaksono, Indra Driasmara. yang terlibat dalam organisasi
sanggar puring sari yaitu keluarga besar pemilik sanggar yaitu Ibu Endang
Supriyadi. Pembina sanggar bapak Supriyadi adalah suami dari ibu endang toni,
dan Aan Driasmara adalah Anak pertama, Indra Driasmara adalah anak kedua,
Bagus Wicaksono adalah anak ketiga, dan Safira Putri Ananta adalah anak
keempat dari ibu endang dan bapak supriyadi.
Ketua Sanggar (Endang Toni S) memiliki tanggung jawab atas segala
perkembangan sanggar dan melaporkan keberadaan sanggar setiap tahunnya di
Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kudus. Ketua
39
Sanggar juga bertugas menyetujui atau mengesahkan kegiatan-kegiatan Sanggar
yang diadakan setiap tahun.
Pelatih sanggar (Endang Toni S, Aan Driasmara, Indra Driasmara)
bertanggung jawab dalam pelatihan tari yang di ajarkan pada Sanggar Puring Sari.
Pelatih juga memiliki tanggung jawab pada hasil pelatihan yang diajarkan oleh
pelatih. Para pelatih tari memiliki tanggung jawab dalam pementasan-pementasan
tari yang diadakan oleh Sanggar Puring Sari, diantaranya adalah pemilihan siswa
dalam pementasan, pelatihan dan kematangan mental dalam pemantasan.
Siswa bertanggung jawab atas dirinya sendiri dalam menangkap materi
yang diberikan oleh pelatih. Untuk menjadi siswa di Sanggar Puring Sari ada
beberapa ketentuan yaitu diantaranya : pria atau wanita berusia 5 - 40 tahun,
mengisi identitas diri, membayar biaya pendaftaran siswa baru sebesar 375.000,
dan membayar iuiran bulanan sebesar 150.000. Siswa berhak memilih pelatihan
apa yang ingin di pelajari sesuai dengan minat dan bakat. Siswa Sanggar Puring
Sari diperbolehkan mengikuti pelatihan tari, modelling dansa, dan olah vocal.
40
Bagan 4.2 Struktur Organisasi Sanggar Puring Sari
Sumber : Sanggar Puring Sari
Bagan 4.2 merupakan struktur organisasi Sanggar Puring Sari yang terdiri
dari Pembina, Ketua, Pelatih. Pembina adalaha Bapak Supriyadi, Ketua Sanggar
adalah Ibu Endang Toni Suriyadi, pelatih Tari adalah Ibu Endang Toni, Aan
Driasmara, Indra Driasmara, pelatih Modelling Ibu Endang Toni, pelatih Olah
Vocal bapak Supriyadi, pelatih Dansa adalah Ibu Endang Toni, Safira Putri
Ananta, Bagus Wicaksono. Siswa yang mengikuti kegiatan pelatihan Tari
sebanyak, pelatihan Modelling, pelatihan Olah Vocal, pelatihan Modelling di
Sanggar Puring Sari bulan Januari 2015
KETUA Endang Toni Supriyadi
PELATIH
SISWA
PEMBINA Supriyadi
PELATIH DANSA
- Endang Toni S
- Safira Putri Ananta - Bagus Wicaksono
PELATIH
MODELLING
- Endang Toni S
PELATIH TARI
- Endang Toni S - Aan Driasmara
- Indra Driasmara
-
PELATIH OLAH
VOCAL
- Supriya
di
41
4.2.3 Administrasi Sanggar Puring Sari
Sanggar Puring Sari tidak melakukan pendataan siswa atau pencatatan secara
rinci setiap tahunnya. (Wawancara dengan Endang Toni, 23 Januari 2015) pada
tahun 1980 sampai dengan 2012 pendataan siswa dilakukan secara terperinci
tetapi karena Sanggar Tari mengalami kebakaran pada tahun 2012 sehingga data-
data siswa sanggar terbakar, Sehingga data yang ada hanya data terbaru yaitu data
siswa 2013 sampai 2014.
Data administrasi Sanggar Puring Sari, menurut pelatih Sanggar Puring Sari
yaitu Aan Driasmara dapat menyampaikan informasi secara lisan jumlah siswa
yang mengikuti pembelajaran seni di Sanggar Puring Sari, diantaranya sebagai
berikut.
Tabel 4.3
Data Siswa Sanggar Puring Sari Periode 2009-2012
No Nama Peserta Usia Tahun
Masuk
Jenis Latihan
Tari Model OV Dansa
1 Putri 21 Tahun 2009 √ √ √
2 Yanu 22 Tahun 2009 √ √ √
3 Wiwin 21 Tahun 2009 √ √ √
4 Tiara 20 Tahun 2010 √ √
5 Nur Cahyati 31 Tahun 2010 √ √
6 Febrian 19 Tahun 2010 √ √ √
7 Dina 21 Tahun 2011 √ √ √
8 Linda 22 Tahun 2011 √ √ √
9 Tiwi 19 Tahun 2011 √ √
10 Nining 18 Tahun 2012 √ √
11 Ajeng 17 Tahun 2012 √ √ √
12 Sinta 16 Tahun 2011 √ √ √
13 Lina 20 Tahun 2012 √ √ √
14 Windiar 14 Tahun 2012 √ √
15 Shasa 16 Tahun 2012 √ √ √
Jumlah 15 14 4 6
Sumber : Wawancara dengan Aan Driasmara pelatih sanggar , 23 Januari 2015
42
Tabel 4.3 terlihat bahwa jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran tari
sebanyak 15 siswa, modelling 14 siswa, olah vocal 5 siswa, Dansa 6 siswa di
Sanggar Puring Sari pada tahun 2009 sampai dengan 2012. Siswa lama tersebut
berPeranan dalam sebuah pementasan tari yaitu melatih adik-adik sanggar dan
membantu persiapan pada saat pementasan (tata rias dan busana).
Sejak tahun 2013 sampai dengan 2015, Sanggar Puring Sari mulai membuat
data administrasi sanggar. Peningkatan administrasi sanggar terbukti bahwa
Sanggar Puring Sari telah melakukan pendataan atau pencatatan data siswa yang
mengikuti pembelajaran seni di Sanggar Puring Sari.
Tabel 4.4
Data Siswa Sanggar Puring Sari Periode 2013-2015
No Nama Usia Tahun
Masuk
Jenis Latihan
Tari Model OV Dansa
1 Vina 12 Tahun 2013 √ √ √
2 Neni 12 Tahun 2013 √ √
3 Hana 12 Tahun 2013 √ √ √
4 Vera 12 Tahun 2013 √ √
5 Rena 8 Tahun 2013 √ √ √
6 Reni 8 Tahun 2013 √ √ √
7 Lely 8 Tahun 2013 √ √ √
8 Diana 16 Tahun 2013 √ √
9 Retno 16 Tahun 2013 √ √ √
10 Saina 15 Tahun 2013 √ √ √
11 Mareta 15 Tahun 2013 √ √ √
12 Nana 16 Tahun 2013 √ √ √
13 Salsa 15 Tahun 2013 √ √
14 Friska 15 Tahun 2013 √ √
15 Nia 15 Tahun 2013 √ √
16 Nia 18 Tahun 2013 √ √ √
17 Cika 19 Tahun 2013 √ √
18 Kaila 18 Tahun 2013 √ √ √
19 Yuli 17 Tahun 2013 √ √ √
43
20 Fika 20 Tahun 2013 √ √ √
21 Tegar 12 Tahun 2013 √ √
22 Bima 13 Tahun 2013 √ √
23 Anam 12 Tahun 2013 √ √
24 Hamim 16 Tahun 2013 √ √
25 Seto 15 Tahun 2013 √ √
26 Koko 14 Tahun 2013 √ √
27 Diandra 14 Tahun 2013 √ √
28 Dimas 10 Tahun 2014 √ √ √
29 Yayan 13 Tahun 2014 √ √
30 Kenno 12 Tahun 2014 √ √
31 Johan 10 Tahun 2014 √ √ √
32 Teni 12 Tahun 2014 √ √ √
33 Tata 12 Tahun 2014 √ √
34 Nita 11 Tahun 2014 √ √ √
35 Sanas 11 Tahun 2014 √ √ √
36 Lena 11 Tahun 2015 √ √
37 Tian 12 Tahun 2015 √ √
38 Ani 12 Tahun 2015 √ √
39 Anis 10 Tahun 2015 √ √
40 Sari 12 Tahun 2015 √ √
41 Weni 10 Tahun 2015 √ √
42 Tutik 9 Tahun 2015 √ √ √
43 Erni 9 Tahun 2015 √ √ √
44 Jihan 9 Tahun 2015 √ √
45 Sita 22 Tahun 2015 √ √ √
Jumlah 45 36 21 10
Sumber : data administrasi Siswa Sanggar Puring Sari 2013-2015
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa jumlah siswa yang mengikuti pelatihan Tari 45
siswa, pelatihan modelling 36 siswa, pelatihan Olah Vocal 21 siswa, pelatihan
Dansa 10 siswa, di Sanggar Puring Sari pada tahun 2013 sampai dengan 2015.
Jumlah pendaftar paling banyak pada tahun 2013 yaitu sebanyak 27 siswa.
(Wawancara dengan Aan Driasmara selaku pelatih sanggar, 23 januari 2015)
44
4.2.4 Program Sanggar Puring Sari
Program-program sanggar antara lain program kerja tahunan dan program
mingguan yaitu program yang dilaksanakan setiap minggunya. Program kerja
mingguan adalah program kerja yang rutin dilaksanakan setiap minggu dalam
kepengurusan Sanggar Puring Sari. Program kerja tahunan adalah program kerja
yang rutin dilaksanakan setiap tahun sekali oleh Sanggar Puring Sari, yaitu
Evaluasi Tari, dan Lomba Tari Kretek.
4.2.4.1 Latihan rutin
Latihan rutin Sanggar Puring Sari dilakukan tiga kali dalam satu minggu.
Latihan rutin tari dilaksanakan pada hari senin, rabu, jum’at. Latihan Tari setiap
hari senin, rabu, jum’at pukul 15.30 dan latihan Modelling dilaksanakan setelah
pelatihan Tari pukul 16.15 Dan Olah Vocal setiap hari Juma’at pukul 14.30
(Wawancara dengan Endang Toni 23 Januari 2015) latihan rutin di Sanggar
Puring Sari dilaksanakan sesuai jadwal latihan.
Kegiatan pelatihan di Sanggar Puring Sari yaitu pelatihan tari dimulai jam
15.30 dan menarikan tari kretek sebelum memasuki materi pokok, materi pokok
yang dimaksut adalah materi pelatihan yang diberikan tidak hanya Tari Kretek,
menarikan Tari Kretek sebuah kebiasaan di Sanggar Puring Sari, matei pokok
yang diberikan yang pertama adalah Tari Klasik (Golek Manis). Pelatihan
modelling dimulai pukul 16.15, yang diajarkan pada pelatihan modelling yaitu
cara berjalan, ekspresi dan kepribadian. Pelatihan olah vocal dimulai Juma’t pukul
14.30, yang diajarkan adalah pengolahan suara, pengaturan nafas. Pelatihan olah
vocal meliputi latihan menyanyi, MC, teater, dan baca puisi.
45
Gambar 4.2 Materi Wajib (Tari Kretek)
Foto : Ikha Sulis Setyaningrum, 2 November 2014
ukuran foto : 14 cm x 9,5 cm
Gambar 4.3 Materi Tari Pokok Sanggar Puring Sari
Foto : Ikha Sulis Setyaningrum, 28 Januari 2015
ukuran foto : 14 cm x 9,5 cm
46
Gambar 4.2 merupakan kegiatan latihan dengan materi wajib yaitu Tari
Kretek. Gambar 4.3 merupakan kegiatan latihan rutin di Sanggar Puring Sari.
Latihan rutin ini dilaksanakan pada 28 Januari 2015 pada pukul 15.30 WIB.
Latihan tari diikuti oleh 10 siswa yang berusia 8 tahun sampai dengan 21 tahun.
Latihan tari pada Rabu 28 Januari 2015 Sanggar Puring Sari memberikan materi
tari Golek Manis. Pada latihan ini tari golek manis akan digunakan sebagai
pembuka acara di Oasis Djarum Kudus. Siswa sudah 70% menguasi materi yang
diberikan oleh pelatih sanggar, ragam gerak tari golek manis sudah diajarkan,
pelatih hanya memantau siswa menari dan membenarkan gerak-gerak yang belum
tepat.
Gambar 4.4 Latihan Rutin Modelling Sanggar Puring Sari
Foto : Ikha Sulis Setyaningrum, Rabu 28 Januari 2015
Ukuran foto : 14 cm x 10 cm
47
Pada gambar 4.4 merupakan kegiatan latihan modelling di Sanggar Puring
Sari. Latihan modelling dilaksanakan setelah latihan tari yaitu pukul 16.15 pada
hari rabu selesai tari dilanjutkan pelatihan modelling dan diikuti oleh peserta
modelling. Latihan modelling ini dipersiapkan untuk lomba pemilihan putra-putri
budaya Kudus, materi yang diberikan pada latihan yaitu cara berjalan, irama
tubuh, dan ekspresi.
4.2.4.2 Pementasan Intern/ekstren
Pementasan intern sanggar yaitu pementasan untuk kepentingan sanggar.
Misalnya pergelaran sanggar, yaitu pementasan dalam rangka ujian/evaluasi bagi
siswa sanggar Puring Sari. Pergelaran merupakan pementasan yang boleh dilihat
atau disaksikan oleh pihak umum/siapapun. Pementasan ini bisa menjadi sarana
untuk mengenalkan serta menyebarluaskan tari terhadap masyarakat sekaligus
bisa dijadikan sarana hiburan bagi masyarakat. Sanggar Puring Sari mengadakan
ujian/evaluasi untuk para siswa dari tahun 2009 sampai pada tahun 2014, sampai
sekarang puring sari masih mengadakan evaluasi pelatihan tari yaitu
mengevaluasi siswa dan mengetahui kemampuan siswa sejauhmana pemahaman
terhadap materi yang sudah di berikan oleh pelatih sanggar, dan dengan adanya
evaluasi pelatih juga lebih baik dalam mengajarkan pelatihan tari, dan pergelaran
tari di sanggar Puring Sari yaitu karya-karya yang diciptakan oleh sanggar Puring
Sari yang diajarkan dan siswa sanggar memamerkan hasil karya Sanggar Puring
Sari, biasanya dilaksanakan pada bulan April atau Mei. (Wawancara dengan
Endang, tanggal 28 Januari 2015). Pementasan ekstern yaitu pementasan yang
dilaksanakan diluar sanggar untuk kepentingan acara tertentu. Sanggar Puring Sari
48
melaksanakan pementasan Tari Kretek untuk mengisi acara-acara yang
dilaksanakan oleh pihak pemerintah di Kabupaten Kudus maupun
perorangan/swasta misalnya hari jadi kota Kudus di peringati pada 23 September
Sanggar Puring Sari mementaskan Tari Kretek untuk memeriahkan Hari Jadi Kota
Kudus.
4.2.5 Sarana dan Prasarana Sanggar Puring Sari
Sarana dan Prasarana Sanggar Puring Sari terdiri dari tempat latihan,
kaset-kaset tari, kostum-kostum tari, tape. Gedung tempat pelatihan Sanggar
Puring Sari bertempat di Halaman Belakang yang luas di Rumah Ibu Endang
Toni, Gang Gazebo ini beralamatkan di Perum muria indah Kudus. Gang Gazebo
tempat latihan Sanggar Puring Sari digabungkan dengan tempat latihan Modelling
dan tempat latian Dansa. Ukuran tempat pelatihan tari, Modelling dan Dansa
berukuran 9x19 meter. Penggarapan tari Sanggar Puring Sari bertempat di Jalan
Bubutan 208 Barongan yang merupakan pusat dari Sanggar Puring Sari.
(Wawancara dengan Endang Toni, 23 Januari 2015)
Gambar 4.5 Area Tempat Latihan Sanggar Puring Sari 9 x 19 m
Foto: Ikha Sulis Setyaningrum, 23 Januari 2015
49
Pada Gambar 4.5 merupakan area tempat latihan Tari, Modelling, Olah
Vocal, dan Dansa Sanggar Puring Sari yang berukuran 9 x 19 m yang bertempat
di Perum Muria Gang Gazebo Kudus.
Gambar 4.6 Tape Polytron dan Tape GMC Sanggar Puring Sari
Foto: Ikha Sulis Setyaningrum, 23 Januari 2015
Gambar 4.6 merupakan Tape Polytron untuk kaset pita dan Tape GMC
untuk flasdishk dan kaset VCD sebagai salah satu sarana yang dimiliki oleh
Sanggar Puring Sari. Tape merupakan sarana paling utama yang digunakan
sebagai penunjang kegiatan pelatihan tari, modelling, dan dansa di Sanggar Puring
50
Sari.Sanggar Puring Sari memiliki 3 Tape untuk memutar kaset pita yaitu 2 rusak
dan satu masih terpakai untuk iringan latihan, dan mempunyai 1 Tape GMC baru
yang digunakan untuk iringan yang tersimpan di flasdick.
Tabel 4.5
Koleksi Kostum di Sanggar Puring Sari
No Nama Barong Jumlah Kondisi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Kostum tari gambyong
kostum tari bondan
kostum tari golek manis
kostum tari golek sulung
kostum tari sri rejeki
kastum tari bedhaya
kostum tari kijang
kostum tari kukilo
kostum tari kupu-kupu
kostum tari kretek
kostum wira pratiwi
kostum yapong
kostum pesta rakyat
50 stel
20 stel
20 stel
10 stel
20 stel
15 stel
5 stel
14 stel
6 stel
100 stel
30 stel
15 stel
50 stel
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Sumber : wawancara dengan Endang 31 Januari 2015
Gambar 4.7 Koleksi Kostum di Sanggar Puring Sari
Foto: Ikha Sulis Setyaningrum, 23 Januari 2015
51
Tabel 4.6
Koleksi kaset iringan Sanggar Puring Sari
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Tari Kretek
Tari Pesta Rakyat
Tari Siskampling
Tari Gotong Royong
Tari Puspita Ria
Tari Gema Nusantara
Tari Anak Soleh
Tari Gambyong
Tari Golek Manis
Tari Bondan
Tari Golek Sulung Dyg
Tari Wira Pertiwi
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Terawat
Gambar 4.8 Koleksi kaset di Sanggar Puring Sari
Foto: Ikha Sulis Setyaningrum, 27 Februari 2015
52
Tabel 4.7
Koleksi Property Sanggar Puring Sari
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Cundrik
Gendhewa
Keris
Pedang
Tameng
Topeng
Kipas
Tampah
20
30
15
10
10
12
5
100
Terawat
Terawat
Terawat
2 rusak
2 rusak
Terawat
Hilang
15 kurang baik
Gambar 4.9 Koleksi Property di Sanggar Puring Sari
Foto: Ikha Sulis Setyaningrum, 23 Januari 2015
53
Gambar 4.10 Koleksi sampur dan Jarit di Sanggar Puring Sari
Foto: Ikha Sulis Setyaningrum, 23 Januari 2015
Gambar 4.11 Koleksi selendang tohwatu Tari Kretek di Sanggar Puring Sari
Foto: Ikha Sulis Setyaningrum, 23 Januari 2015
54
4.2.6 Keadaan Siswa Sanggar Puring Sari
Siswa Sanggar Puring Sari pada Januari 2015 melakukan aktivitas latihan
di sanggar tepatnya jam 15.30 dan sekaligus latihan untuk persiapan pementasan
di Oasis Jarum Kudus pada bulan Februari bekerjasama dengan PT.Djarum.
Tarian yang akan dibawakan pada acara di Oasis yaitu Tari Kretek dan Tari Golek
Manis.
Pelatihan di Sanggar Puring Sari Pendaftaran siswa baru tidak ada batasan
pendaftaran tetapi biasanya di buka awal tahun pada bulan Januari, latihan
dilaksanakan tiga kali dalam seminggu. Sanggar Puring Sari mengadakan evaluasi
tari atau ujian tari biasanya dilaksanakan antara bulan april dan mei, sedangkan
pada bulan April Sanggar Puring Sari mengadakan agenda tahunan yaitu Lomba
Tari Kretek dan Pemilihan Putra Putri Budaya tingkat Se-Jawa Tengah dan DIY.
Menurut data administrasi Sanggar tercatat pada tahun 2013 dan 2015
berjumlah 45 siswa, dengan rincian siswa 34 perempuan dan 11 siswa laki-laki,
pelatihan Tari 45 siswa, pelatihan modelling 36 siswa, pelatihan Olah Vocal 21
siswa, pelatihan Dansa diikuti 10 siswa, materi Pelatihan Dansa yaitu Cha-cha,
Waltz. Sanggar Puring Sari tidak mengelompokan siswa sesuai dengan tingkatan
kelas di Sekolah. Materi pembelajaran tari yang di ajarkan sama semua tidak
membedakan tingkat sekolah, sehingga siswa sanggar dapat menguasai semua
tarian. Sanggar Puring Sari membiasakan siswanya dalam pelatihan di Sanggar
sebelum latihan dimulai siswa menarikan tari Kretek terlebih dahulu setelah
menarikan tari kretek dilanjutkan materi pokok latihan di sanggar. (Wawancara
dengan Supriyadi selaku Pembina Sanggar Puring Sari)
55
Gambar 4.12 proses latihan di Barongan Sanggar Puring Sari
Foto: Ikha Sulis Setyaningrum, 7 November 2014
Gambar 4.12 merupakan kegiatan rutin Sanggar Puring Sari, Latihan rutin
ini dilaksanakan pada Jum’at 7 November 2014 pada pukul 15.30 WIB. Latihan
tari kretek diikuti oleh siswa yang berusia 7 tahun sampai dengan 11 tahun.
Latihan tari kretek pada 7 November 2014 yang akan dipentaskan pada acara
Ulang Tahun SD N Barongan. Latihan bertempat di Sanggar Puring Sari yang
tepatnya di jalan Bubutan Desa Barongan Kudus yang berdekatan dengan SD N
Barongan. Inilah bukti bahwa Sanggar Puring Sari terlibat dalam Pelestarian di
luar Sangggar.
56
Gambar 4.13 proses latihan di Gang Gazebo Perum Muria Sanggar Puring Sari
Foto: Ikha Sulis Setyaningrum, 29 Januari 2015
Gambar 4.13 merupakan kegiatan latihan rutin di Sanggar Puring Sari.
Latihan rutin ini dilaksanakan pada 28 Januari 2015 pada pukul 15.30 WIB.
Latihan tari diikuti oleh 10 siswa yang berusia 8 tahun sampai dengan 21 tahun.
Latihan tari pada Rabu 28 Januari 2015 Sanggar Puring Sari memberikan materi
tari Golek Manis. Pada latihan ini tari golek manis akan dipentaskan dalam
pembukaan acara di Oasis Djarum Kudus. Latihan bertempat di Sanggar Puring
Sari yang tepatnya di Perumahan Muria Kudus di Gang Gazebo Kudus, tempatnya
yang berdekatan dengan Oasis Djarum Kudus.
57
4.3 Tari Kretek
4.3.1 Sejarah Terbentuk Tari Kretek
Adanya ide dan gagasan gagasan dari Gubernur Jawa Tengah yang
mendapatkan tanggapan baik dari Pemerintah Kudus. sehingga Pemerintah
melimpahkan perwujudannya kepada Dwidjo Sumono selaku Kasi Kebudayaan di
Kudus pada tahun 1986. Dwidjo Sumono selanjutnya memberikan tanggung
jawab penuh kepada Endnag Toni selaku pimpinan Sanggar Puring Sari yang
dibantu oleh Supriyadi dan Fandelan selaku seniman karawitan di Kota Kudus.
Langkah selanjutnya adalah melakukan observasi ke tempat produksi rokok
untuk mengangakat kegiatan produksi rokok menjadi bahan untuk pembuatan
tarian yang mencerminkan kehidupan mata pencaharian mayoritas masyarakat
Kudus.
Setelah melakukan observasi, Endang Toni berhasil menyusun sebuah
karya tari berdasarkan pengalamanya ketika nyantrik di Padepokan Bagong
Kusudiarjo Yogyakarta pada tahun 1980-1983. Tersusunlah sebuah karya tari
yang memiliki nilai keislaman dengan corak kehidupan masyarakat Kudus dan
yang paling utama adalah menggambarkan proses pembuatan rokok dengan nama
Tari Kretek. Menurut Endang Toni dipilihnya Tari Kretek adalah Karena Kudus
terkenal dengan Kretek nya dan mayoritas penduduk di kudus bekerja sebagai
buruh rokok, dan tarian tersebut dipakai pada saat peresmian Museum Kretek dan
didalam gerakan tari tersebut menggambarkan tentang proses produksi rokok dari
pembuatan sampai pemasaran rokok.
58
Ide terbentuknya Tari Kretek diambil dari Proses Pembuatan Rokok di Kudus
karena kudus terkenal dengan Kota Kretek. Ide awal penciptaan tari kretek
bermula dari rekomendasi Dinas Pariwisata atas Perintah Bupati Kudus pada
waktu itu yang meminta ibu Endang Toni untuk membuat karya tari dalam
peresmian museum Kretek yang didalamnya terdapat benda sejarah dan miniatur
pembuatan rokok serta foto pengusaha rokok yang sukses di Kudus.
Tari Kretek dibuat pada tahun 1985 yang awalnya diberi nama Tari
Mbathil oleh seniman Kabupaten Kudus yaitu Endang Toni Supriyadi. Menurut
Endang Toni pada saat itu Kabupaten Kudus belum memiliki tari yang dapat
sebagai identitas kota Kudus. Endang Toni mendapat tanggung jawab dari bupati
Kudus untuk mencipta tari Kretek. Kecintaan Endang Toni kepada kesenian
semakin menginspirasi dirinya dalam penggarapan Tari Kretek. Sampai pada
tahun 1986 Tari Kretek mendapatkan SK dari Bupati Kudus yaitu Bapak Hartono
sebagai tari khas Kabupaten Kudus. (wawancara, Endang Toni 23 Januari 2015).
Gambar 4.14 Tari Kretek Pertama dipentaskan pada peresmian Museum Kretek
(Kostum masih memakai Tari Mbathil)
Sumber : Dokumentasi Pribadi Sanggar Puring Sari, 3 Oktober 1986
59
4.3.2 Bentuk Penyajian Tari Kretek
4.3.2.1 Bentuk Tari Kretek
Gerak merupakan unsur pokok dalam sebuah tarian, karena dapat
mengungkapkan ekspresi jiwa yang dapat dituangkan dalam bahasa gerak. Ragam
gerak Tari Kretek menggambarkan proses produksi pekerja pabrik rokok dalam
pembuatan rokok sampai rokok dipasarkan. Sifat gerak nya halus lanyap dengan
gerak lincah, sigrak, kenes serta ekspresi wajah riang gembira.
Ragam gerak Tari Kretek dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.8 Ragam Gerak Tari Kretek
Sumber : DVD Pembuatan Film Tari Kretek
No Ragam
Gerak
Uraian Gerak Hitungan
1. Nampeni Kedua tangan memegang tampah dan
berada pada samping kanan kepala, kaki
kakan napak dan kaki kiri gejug, arah
pandangan ke kiri. Dan kemudian kaki
kanan napak kaki kiri gejug dan tangan
yang memegang tambah berpindah ke
samping kiri kepala, pandangan
menoleh ke kanan. Dan kemudian
tampah ditarik ke samping kanan
kepala, dan kaki kakan napak dan kaki
kiri gejug, arah pandangan ke kiri. Dan
tangan yang memegang tambah
berpindah ke samping kiri kepala
kemudian kaki kanan napak kaki kiri
gejug, pandangan menoleh ke kanan.,
dengan posisi badan mendak .
Hitungan 1
sampai 8 selama 4
kali putaran
60
Gambar 4.15 Ragam gerak Nampeni
Foto: Dokumen sanggar puring sari, 2014
No Ragam
Gerak
Uraian Gerak Hitungan
2.
Ngayak Tangan kiri memegang tampah tangan
kanan ngrayung di depan dada tepat nya
diatas tampah dan sambil diputar
kekanan, kaki kiri di depan napak dan
kaki kanan dibelakang dan
gejug.kemudian tangan kanan diputar
searah jarum jam dan jari tangan
digerakkan, kemudian badan mengikuti
kaki berputar ke arah kanan dan kepala
gedeg ke kanan kiri mengikuti iringan
musik
Hitungan 1
sampai 8
selama 6
kali hitungan
61
Gambar 4.16 Ragam Ngayak
Foto: : Dokumen sanggar puring sari, 2014
No Ragam
Gerak
Uraian Gerak Hitungan
3.
Milahi
Tangan kiri memegang tampah
sedangkan tangan kiri pada saat memilah
posisi tangan seperti mengambil bahan
rokok yang tidak bagus dan kaki kanan
di depan napak dan kaki kiri dibelakang
gejug, sedangkan pada saat membuang
bahan rokok yang tidak bagus tangan
kanan memegang tampah tangan kiri
lurus kesamping posisi membuang
sesuatu dan kaki kanan membuka
samping kanan dan jinjit. Kemudian
hitungan satu kali delapan diselingi
Ngayak dan kemudian gerak memilah
lagi dengan tangan kiri pada saat
Hitungan 1
sampai 8
selama 4 kali
hitungan
62
Gambar 4.17 Ragam Gerak Milahi
Foto: Dokumen sanggar puring sari, 2014
memilah posisi tangan seperti
mengambil bahan rokok yang tidak
bagus dan kaki kanan di depan napak dan
kaki kiri dibelakang gejug, sedangkan
pada saat membuang bahan rokok yang
tidak bagus tangan kanan memegang
tampah tangan kiri lurus kesamping
posisi membuang sesuatu dan kaki kanan
membuka samping kanan dan jinjit
No Ragam
Gerak
Uraian Gerak Hitungan
63
Gambar 4.18
Ragam Gerak Ngiteri
Foto: Dokumen sanggar puring sari, 2014
4. Ngiteri Kedua tangan memegang tampah dan
berjalan kecil-kecil dimulai kaki
kanan dan berputar ke kanan dan
disertai kepala dipatahkan kekanan
dan ke kiri. Disaat kaki kanan mulai
jalan kepala di patahkan ke kanan dan
sebaliknya
Hitungan 1
sampai 8 hitungan
selama 2 kali
hitungan
No Ragam
Gerak
Uraian Gerak Hitungan
64
Gambar 4.19
Ragam Gerak Melembar
Foto: Dokumen sanggar puring sari, 2014
5. Melembar Posisi duduk, kedua tangan di depan
dada kemudian di mainkan naik turun
secara bergantian dan posisi badan
dari duduk pelan-pelan menunduk dan
kemudian tegak kembali dan
dilakukan empat kali hitungan ke
bawah dan empat kali hitungan ke
atas.
Hitungan 1
sampai 8 selama 4
kali hitungan
No Ragam
Gerak
Uraian Gerak Hitungan
65
Gambar 4.20
Ragam Gerak Ngiping
Foto: Dokumen sanggar puring sari, 2014
6. Ngiping Posisi duduk, tangan kiri membuka
menghadap atas berada di samping
kiri bagian depan dan tangan kanan
posisi ngiting berada diatas tangan kiri
telapak tangan menghadap bawah.
Dan kemudian tangan kanan di geser
ke kanan bawah dan kemudian
kembali diatas tangan kanan dengan
di pantulkan empat kali.
Hitungan 1
sampai 8 selama 3
kali hitungan
No Ragam
Gerak
Uraian Gerak Hitungan
66
Gambar 4.21
Ragam Gerak Mbathil
Foto: Dokumen sanggar puring sari, 2014
8. Mbathil Posisi duduk, tangan kiri ngithing di
depan puser menghadap atas dan
kemudian tangan kiri ngiting di
sebelah kanan bawah dan kemudian
tangan kanan di atas tangan kiri
dengan 4 kali hitungan kanan kiri
kanan kiri, kemudian tangan kanan
ukel dengan cara memutari
pergelangan tangan kiri kemudian
tangan kanan berada di atas tangan
kiri kemudian tangan kanandi gerakan
kedepan dan keatas tangan kiri.
Hitungan 1
sampai 8 selama 9
kali putaran
No Ragam
Gerak
Uraian Gerak Hitungan
67
Gambar 4.22
Ragam gerak Sembahan
Foto: Dokumen sanggar puring sari, 2014
9. Sembahan Pada hitungan delapan Kedua tangan
bertemu di depan muka posisi kaki
kiri gejug, kemudian hitungan satu
tujuh tangan diukel dan kaki kanan
mundur dan disertai kedua tangan
membuka kedepan dan diputer keluar
dan disaat kaki kiri gejug kedua
tangan bertemu dan tepuk kembali
kemudian sembahan lagi
Hitungan 1
sampai 8 selama 3
kali
No Ragam
Gerak
Uraian Gerak Hitungan
10. Mrikso Tangan kanan di atas dan posisi Hitungan 1
68
Gambar 4.23
Ragam Gerak Mrikso Rokok
Foto: Dokumen sanggar puring sari, 2014
rokok tangan ngrayung dan tangan kiri
ngrayung di depan dada, kaki berjalan
3 kali melangkah kesamping kanan
dan hitungan empatnya kaki kiri gejug
disamping kaki kanan, kemudian kaki
kiri berjalan kekiri dan kemudian
hitungan ke empat kaki kanan gejug
disamping kaki kiri dan disiertai
dengan tangan kiri pelan-pelan naik
ke atas dan tangan kanan ngrayung di
depan dada
sampai 8 selama 3
kali putaran
No Ragam
Gerak
Uraian Gerak Hitungan
11. Ngepak Diawali dengan tangan kiri mentang Hitungan 1
69
Gambar 4.24
Ragam Gerak Ngepak
Foto: Dokumen sanggar puring sari, 2014
posisi jari nyekiting dan posisi kaki
kanan membuka kekanan dan jempol
kaki jinjit sebagai tumpuan.
Kemudian tangan kakan di ukel atau
di putar keluar masuk sebanyak tujuh
kali dan kaki berjalan muter ke kanan
hitungan ke delapan ganti dengan
tangan kanan mentang dan nyekiting
tangan kiri ukel keluar masuk dan
kaki berjalan muter ke kiri.
sampai 8 selama 6
kali putaran
No Ragam
Gerak
Uraian Gerak Hitungan
12. Pemasaran Diawali dengan posisi badan mendak, Hitungan 1 sampi
70
kaki kiri didepan dan kaki kanan
dibelakang gejug, tangan kiri lurus
kedepan jari tangan ngrayung tangan
kiri ngiting di depan puser. Hitungan
satu kaki kanan di angkat dan masih
tetap dibelakang kaki kiri dan disertai
tangan kanan dibuka dan posisi jari
hadap kebawah kemudian hitungan
dua kaki kanan diangkat kedepan dan
disertai tangan kanan diputer masuk
kembali dan kemudian hitungan 3 dan
4 kaki kanan turun dan napak dan
kemudian dilakukan bergantian kaki
kiri tetapi posisi tangan tidak berubah
yang berganti hanya kaki. Dilakukan
2 kali delapan. Kemudian kedua
tangan di depan puser dan kaki kanan
didepan dan kaki kiri jinjit kemudian
kaki kanan jalan ditempat dan kaki
kiri sebagai efek badan meliuk
dilakukan 4 hitungan kemudian
berhenti kemudian kepala patah kanan
dan patah kiri dua kali dan dilakukan
4 kali
8 selama 4 kali
putaran
71
Gambar 4.25
Ragam Gerak Pemasaran
Foto: Dokumen sanggar puring sari, 2014
4.3.2.2 Musik Iringan Tari Kretek
Iringan pada Tari Kretek menggunakan gamelan jawa dengan laras Pelog,
bentuk gendingnya Lancaran dengan tembang Kinanthi Kutho Kretek. Pada
pembukaan diawali kendang, jidur, tongtek, bonang, saron, demung, dan
slenthem. Menurut Supriyadi (wawancara, 28 Januari 2015). Adapun instrument
yang digunakan adalah kendang, terbang, jidur, tongtek, boning, saron, demung,
dan slenthem. Syair kinanthi menggambarkan kehidupan masyarakat kudus yang
rata-rata bekerja sebagai pembuat rokok. Selain itu untuk memperkenalkan pada
masyarakat luas tentang Kota Kudus sebagai kota Kretek.
Notasi Iringan Tari Kretek
Pelog Patet 5/6
72
Buka Kendang T PP PP P B.5 (Intro)
2 3 6 5 2 3 2 1 (Terbang papat) 2x Kempul
Garap ndangdut
Tembang macapat Kinanthi SL.Many 2x (Tunggal Putra)
5 6 1 2 2 2 2 2 terbang papat, jidur,
Ku tha kre tek Ku tha Ku dus bonang, saron, slenthem,
Ne ka war no wu jud di pun, demung kndang bem,
ktipung
2 2 1 1 6 6 1 5 6
Ka wen ta ring man ca na gri 2 (Tunggal putra)
Kre tek mi su wur wis mesti
5 6 1 1 1 1 1 6 1
Nje ro ku tha te kan de sa
Wi wit ro kok klobot e co
5 5 5 5 2 3 2 1
Se puh a-nem da tan ke ri
Kre tek fil ter nikmat yek ti
1 2 3 5 5 5 5 5
Kre tek Ku dus wis kun ca ra 2 (penari putra)
Ja rum su kun no yo ro no
3 3 3 3 3 2 3 5
Da di ca gak e ko no mi
Jambu bol lan li yo u gi
Masuk Kendang notasi tari
B B B 5 5 6 1 2 3 1 6 5 Saron imbalan mengkti
6 1 2 3 1 5 6 1 durasi tari kempul srepeg
73
LAGU KUTHO KUDUS PL PT 6
5 6 1 2 3 1 6 5
Ku tha ku dus ku tha kre tek
5 6 5 3 5 6 2 3 1
Ka wen ta ring nja ban pra ja
1 2 3 1 2 1 6 5
Nje ro ku tha te kan de so
5 6 5 3 2 3 2 1
Tu wo a nom tan pa be da
Syair tembang Tari Kretek
Bait pertama :
Kutha kretek Kutha Kudus
Kawentaring Manca Nagri
Njero Kutho Tekan Ndesa
Sepuh Anem Datan Keri
Kretek Kudus Wis Kuncara
Dadi Cagak Ekonomi
Terjemahan :
Kota kretek kota Kudus
Terkenal hingga manca negara
Dari kota hingga desa
Tua maupun muda tidak ketinggalan
Kretek kudus sudah terkenal
Menjadi penopang ekonomo
Bait kedua :
Kretek Misuwur Wis Mesthi
Wiwit Rokok Klobot Eca
Kretek Filter Nikmat Yekti
Djarum Sukun Noyorono
Kempul garap dangdut di barengi
terbang papat pada gerak tari
giling rokok dan gerak tari
mendorong hasil rokok kembali
ke “notasi tari” berakhir pada
gerakan Mandor memeriksa para
pekerja langsung masuk (iringan
tetap kembali notasi tari dengan
terbang papat.
74
Jmbu Bol lan Liyo Ugi
Terjemahan :
Kretek terkenal sudah pasti
Dari rokok klobot enak
Kretek filter nikmat benar
Djarum, sukun, noyorono
Jambu bol dan yang lainnya juga
4.3.2.3 Tata Rias dan Busana Tari Kretek
4.3.2.3.1 Tata Rias Tari Kretek
Tata rias pada Tari Kretek menggunakan rias corrective make up, yaitu
rias wajah cantik. Alat rias yang digunakan pada rias cantik Tari Kretek adalah
bedak dasar, bedak tabur, bedak padat, pensil alis, eye shadow, lipstick, dan blas
on. Awal merias cantik adalah dengan menggunakan bedak dasar. Bedak dasar
digunakan pada wajah yang sudah bersih, kemudian setelah bedak dasar sudah
merata, dilanjutkan dengan menggunakan bedak tabur, hal ini digunakan untuk
menghaluskan muka. Dilanjutkan dengan menggunakan bedak padat yang di
tumpukan dengan bedak dasar dan bedak tabur. Setelah bedak sudah merata
penggunaanya, dilanjutkan dengan pembuatan alis mata menggunakan pensil alis
berwarna coklat. Selanjutnya penggunaan eyeshadow berwarna. Warna yang
digunakan oleh penari Kretek tidak harus menggunakan warna yang sama, tetapi
biasanya menyesuaikan dengan warna kostum. Setelah pewarnaan eyeshadow,
dilanjutkan dengan penggunaan blas on yang digunakan untuk menonjolkan
75
tulang pipi sehingga pipi terlihat lebih merona. Dan pada akhir rias menggunakan
lipstick yang digunakan untuk menunjang kecantikan bibir.
Gambar 4.26 Rias wajah (Make Up) Tari Kretek
Foto: Ikha Sulis Setyaningrum, 28 Januari 2015
Gambar 4.26 Merupakan Rias Wajah yang digunakan dalam Tari Kretek
adalah Make Up. Tari Kretek menggunakan rias corrective atau rias cantik. rias
yang digunakan pada rias cantik Tari Kretek adalah bedak dasar (Creyolan),
bedak tabur (Latulipe) , bedak padat (Wardah, Latulipe), pensil alis (Viva), eye
shadow(Sariayu, LT-PRO), lipstick (LT-PRO, Wardah), dan blas on (Viva,
Ranee), Finishing (Latulipe).
76
Gambar 4.27 Rias Rambut yaitu Sanggul Tari Kretek
Foto: Ikha Sulis Setyaningrum, 28 Januari 2015
Gambar 4.27 Merupakan Rias rambut yang digunakan dalam Tari Kretek
adalah rias sanggul. Sanggul yang digunakan pada Tari Kretek berupa sanggul
Jawa Surakarta yang berukuran dengan Panjang 20cm dan Lebar 25cm (diameter
23 cm). Asessoris yang digunakan pada rias sanggul adalah cunduk gelung motif
dipo, cunduk gelung motif dipo dibagi menjadi tiga bagian dua bagian dipasang
berbentuk kipas dengan lima bulatan kecil dibagian ujung dan satu buah cunduk
gelung lagi dipasang di tengah. Simbol cunduk gelung motif dipo yaitu relief
wanita yang terdapat di dalam bulatan pipih melambangkan kecantikan wanita,
bentuk bulat pipih pada motif dipo melambangkan lingkaran kehidupan yang
tidak berujung dan tangkai panjang dengan bentuk “U” terbalik melambangkan
penopang kehidupan yang harus seimbang. Warna kuning keemasan
melambangkan kebesaran tuhan yang memberikan kelebihan pada seoranng
wanita. Dua bagian cunduk gelung motif dipo yang berbentuk kipas dengan
masing-masing bagian terdapat lima bulatan melambangkan rukun islam,
sedangkan satu cunduk di bagian tengah melambangkan Tuhan.
4.3.2.3.2 Busana Tari Kretek
Banyak pengertian mengenai busana yang pernah dilihat dan didengar.
Busana yang dimaksud pada Tari Kretek adalah pakaian yang secara khusus
77
digunakan dalam pementasan Tari Kretek. Busana yang digunakan pada Tari
Kretek adalah busana adat kudus yaitu Kebaya Bludru biru. Busana tari kretek
mengandung nilai-nilai filosofi, warna biru merupakan pakaian priyayi pada
zaman dahulu.
Bagian bawah busana penari wanita dan pria menggunakan kain atau jarik
laseman merupakan batik khas kota kudus, yaitu motif lereng muria dan motif
bunga kretek sehingga menghasilkan motif lereng dan bunga beragam.. Perpaduan
batik kudusan dengan motif lereng muria dan bunga kretek terdiri dari tiga macam
lereng yang melambangkan alam gunung muria dan gugusan bunga yang
melambangkan cengkih dan tembakau.
Tari Kretek tidak jauh dengan properti yang digunakan. Properti yang
digunakan pada Tari Kretek adalah sebuah Tampah. Tampah merupakan properti
yang digunakan penari dari awal sampai akhir penyajian tari kretek yang terbuat
dari anyaman bambu dan berbentuk bulat. Kedua tampah mempunyai motif dan
warna yang berbeda, pada sisi dalam berwarna dasar coklat tua dengan gambar
logo Sanggar Puring Sari yang merupakan tempat lahirnya tari kretek dan bagian
luar berwarna dasr kuning dengan gambar bunga cengkih warna cokelat tua dan
merah serta daun tembakau warna hijau. Pemakaian tampah pada penyajian tari
kretek adalah sebagai tempat untuk mengambil tembakau dan tempat untuk
meletakkan hasil pekerjaannya membuat rokok untuk ditunjukkan pada Mandor
serta sebagai tempat untuk membawa rokok yang sudah dikemas dan siap
dipasarkan.
78
Gambar 4.28 Busana Tari Kretek
Foto: Dokumen sanggar puring sari, 2014
79
Gambar 4.29 property Tari Kretek
Foto: Dokumen sanggar puring sari, 2014
Gambar 4.29 Merupakan property yang digunakan Tari Kretek yaitu
Tampah. Tampah digunakan oleh penari putri yang menggambarkan pekerjaan
wanita sebagai pembuat rokok, tampah digunakan untuk membawa temabakau
serta meracik tembakau dan cengkih untuk dibuat menjadi rokok kemudian
dipasarkan.bentuk tampah yang melingkar dengan dua sisi yang berbeda
melambangkan dua sisi kehidupan manusia. Warna kuning pada bagian depan
tampah melambangkan keagungan tuhan sedangkan warna cokelat pada bagian
dalam melambangkan keimanan dan keteguhan hati. Warna merah pada bunga
yang terletak di tengah melambangkan keberanian sedangkan warna hijau daun
tembakau melambangkan ketentraman dan kedamaian
80
4.3.2.4 Tempat Pertunjukkan
Tempat pertunjukan merupakan tempat dimana dipentaskannya sebuah
kesenian atau tarian. Tempat pertunjukan Tari Kretek adalah gelanggang (arena),
panggung terbuka (panggung sentral), ataupun panggung tertutup (panggung
frontal). (Wawancara dengan Endang, 28 Januari 2015)
4.4 Peranan Sanggar Puring Sari dalam Melestarikan Tari Kretek
4.4.1 Pelestarian Tari Kretek di Sanggar Puring Sari
Sanggar Puring Sari sebagai organisasi yang bergerak dibidang kesenian
berupaya untuk memiliki Peranan terhadap perkembangan tari khususnya Tari
Kretek. Sanggar Puring Sari melestarikan Tari Kretek melalui pelatihan-pelatihan
dan pementasan-pementasan tari. Menggunakan metode pelatihan-pelatihan dan
pementasan-pementasan, Sanggar Puring Sari lebih mudah memperkenalkan Tari
Kretek kepada masyarakat Kabupaten Kudus dan Masyarakat Sekitarnya.
(Wawancara dengan Endang, 28 Januari 2015)
4.4.1.1 Pelatihan Tari Kretek
Pelatihan Tari di Sanggar Puring Sari yaitu sebelum materi pokok siswa
dibiasakan menarikan Tari Kretek terlebih dahulu sebelum materi pokok
diajarkan, sistem latihan pada bagian baris depan yaitu siswa lama yang sudah
mahir menarikan tari Kretek dan kemudian diikuti siswa baru maupun siswa yang
belum bisa atau belum hafal Tari Kretek. Sehingga dengan kebiasaan pelatihan
Tari Kretek sebelum pelatihan materi pokok di Sanggar Puring Sari, Tari Kretek
dapat dilestarikan terus menerus kepada murid-murid Sanggar Puring Sari yang
81
merupakan pusat terciptanya Tari Kretek. (Wawancara dengan Endang, tanggal 28
Januari 2015).
Sanggar Puring Sari memberikan pelatihan Tari, materi yang diberikan
pada pelatihan tari meliputi tari klasik, tari kreasi, dan modern. Materi awal yang
diberikan yaitu tarian dasar yaitu tari klasik pada karakter tari putri yaitu tari
gambyong, golek manis, atau serimpi materi diajarkan selama delapan kali
pertemuan, setelah materi tari putri selesai diteruskan dengan tari gagahan seperti
tari retno pamudyo, klana topeng dan diajarkan kepada siswa selama delapan kali
pertemuan. materi kedua yaitu tari kreasi seperti tari langen kusumo, pesona
nusantara, gotong royong, dan tari kretek dengan delapan kali pertemuan.
Sedangkan materi tari modern yaitu cha-cha, waltz, samba. Pelatihan Olah Vocal
yang diajarkan adalah menyanyi, MC, teater, dan baca puisi. Dan pelatihan
modelling yang diajarkan meliputi cara berjalan yang baik, ekspresi, pembentukan
kepribadian. Satu materi tarian yang diselesaikan selama delapan kali pertemuan,
dan satu pertemuan untuk pengulangan dan pemantapan. setelah materi diajarkan
semua dari tari klasik, kreasi, dan modern, diadakan evaluasi tari pada bulan April
atau Mei, pada evaluasi tari siswa menarikan semua tarian yang sudah diajarkan
oleh pelatih dengan secara berkelompok (7orang), dan siswa menampilkan satu
tarian yang dikuasai dan menggunakan kostum lengkap.
4.4.1.2 Pementasan
Sanggar Puring Sari melestarikan Tari Kretek di Kabupaten Kudus melalui
pementasan tari. Pementasan Tari Kretek di Sanggar Puring Sari dipentaskan pada
acara di tingkat Kabupaten Kudus dan diluar Kabupaten Kudus yang menjadikan
82
masyarakat Kabupaten Kudus dan diluar Kabupaten Kudus semakin mengenal
Tari Kretek sebagai tari khas Kabupaten Kudus. Pementasan-pementasan yang
dilaksanakan Sanggar Puring Sari terbagi dalam dua jenis yaitu pementasan intern
dan pementasan ekstern sanggar.
Pementasan intern sanggar yaitu pementasan untuk kepentingan sanggar.
Misalnya pergelaran sanggar, yaitu pementasan dalam rangka ujian/evaluasi bagi
siswa sanggar Puring Sari. Pergelaran merupakan pementasan yang boleh dilihat
atau disaksikan oleh pihak umum. Pementasan ini bisa menjadi sarana untuk
mengenalkan serta menyebarluaskan tari terhadap masyarakat sekaligus bisa
dijadikan sarana hiburan bagi masyarakat. Sanggar Puring Sari mengadakan
ujian/evaluasi untuk para siswa dari tahun 2009 sampai pada tahun 2014, sampai
sekarang puring sari masih mengadakan evaluasi pelatihan tari. Kegiatan ini guna
mengevaluasi siswa dan mengetahui kemampuan siswa sejauhmana pemahaman
terhadap materi yang sudah di berikan oleh pelatih sanggar, dan dengan adanya
evaluasi pelatih juga lebih baik dalam mengajarkan pelatihan tari. Pergelaran tari
di sanggar Puring Sari yaitu karya-karya yang diciptakan oleh sanggar Puring Sari
yang diajarkan dan siswa sanggar memamerkan hasil karya Sanggar Puring Sari,
biasanya dilaksanakan pada bulan April. (Wawancara dengan Endang, tanggal 28
Januari 2015)
83
Gambar 4.30
Pementasan intern yaitu pada ujian siswa baru Sanggar Puring Sari
Sumber: Dokumen pribadi Sanggar Puring Sari, November 2014
Pementasan ekstern yaitu pementasan yang dilaksanakan diluar sanggar
untuk kepentingan acara tertentu. Sanggar Puring Sari melaksanakan pementasan
Tari Kretek untuk mengisi acara-acara yang dilaksanakan oleh pihak pemerintah
di Kabupaten Kudus maupun perorangan/swasta misalnya hari jadi kota Kudus di
peringati pada 23 September Sanggar Puring Sari mementaskan Tari Kretek
untuk memeriahkan Hari Jadi Kota Kudus. Hari Minggu, 23 Maret 2014 Tari
Kretek di tampilkan pada acara Car Free Day di jalan Simpang Tujuh Kudus.
84
Gambar 4.31
Pementasan hari jadi kota kudus di simpang tujuh kudus
Sumber : Dokumentasi pribadi Sanggar Puring Sari, 23 September 2009
Gambar 4.32
Pementasan Car Free Day
Sumber : Dokumentasi pribadi Sanggar Puring Sari, 23 Maret 2014
85
Pada hari sabtu, 30 Agustus 2014 Tari Kretek oleh Sanggar Puring Sari
dipentaskan di Maerokoco PRPP Semarang dalam rangka Gelar Budaya Jawa
Tengah. Tari Kretek di bawakan oleh ibu-ibu Polwan Kudus sebagai pembuka
acara Lomba Tari Kretek di Gedung Ngasirah Wanita 12 April 2014. Pementasan
tari Kretek untuk memberikan apresiasi yang terus menerus kepada masyarakat
Kudus dan kepada para tamu pemerintah Kabupaten Kudus bahwa Tari Kretek
merupakan Tari Khas Kabupaten Kudus yang harus dilestarikan.
Gambar 4.33
Pementasan Gelar Budaya Jawa Tengah di Maerokoco PRPP
Sumber : Dokumentasi pribadi Sanggar Puring Sari, 30 Agustus 2014
86
Gambar 4.34
Pementasan Tari Kretek Oleh POLWAN Kudus
Sumber : Dokumentasi pribadi Sanggar Puring Sari, 12 April 2014
Penyebarluasan Tari Kretek juga dipentaskan di Amerika pada tahun
2011, dan tari Kretek di pentaskan dalam festival borobudur pada tahun 1994,
Sanggar Puring Sari membawakan tari Kretek berkolaborasi dengan Tari Bedhaya
Lala ISI Surakarta pada tahun 1986. Pada tahun 2012 Sanggar Puring Sari
mengikuti Festival Pagelaran Tari Rakyat di ISI Surakarta. 1 Oktober 2012
Sanggar Seni Puring Sari mendapat kepercayaan dari Pemprov Jawa Tengah
untuk mengisi acara Paket Khusus untuk menyambut duta besar Negara-negara
sahabat di anjungan Jawa Tengah TMII Jakarta dengan tujuan untuk lebih
memperluas tentang Tari Kretek.
87
Gambar 4.35 Penari Kretek saat tampil di Amerika
Sumber : Dokumentasi pribadi Sanggar Puring Sari, 2011
Gambar 4.36 Foto Penari Kretek di festival Borobudur IV
Sumber : Dokumentasi pribadi Sanggar Puring Sari, 1994
88
Gambar 4.37 Tari Kretek berkolaborasi dengan Bedhaya Lala ISI Surakarta
Sumber : Dokumentasi pribadi Sanggar Puring Sari, 1986
Gambar 4.38 Tari Kretek dalam Festival Pagelaran Tari Rakyat di ISI Surakarta
Sumber : Dokumentasi pribadi Sanggar Puring Sari, 2012
89
Gambar 4.39
Gladi Resik Penyambutan Duta Besar di TMII
Sumber : Dokumentasi pribadi Sanggar Puring Sari, Oktober 2012
90
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Peranan Sanggar
Puring Sari dalam Melestarikan Tari Kretek di Kabupaten Kudus dapat
dikemukakan sebagai berikut :
Tari Kretek merupakan tari yang berasal dari Kabupaten Kudus , Pada
tahun 1986 Tari Kretek disahkan menjadi Tari Khas Kabupaten Kudus oleh
Bupati Kudus yaitu Bapak Hartono. Pencipta Tari Kretek merupakan seniman asli
Kabupaten Kudus yaitu Ibu Endang Toni Supriyadi
Bentuk penyajian Tari Kretek termasuk jenis tari kreasi dengan tema
aktivitas kehidupan manusia yang bekerja di pabrik rokok yang pada akhirnya
menjadi salah satu kesenian ciri khas daerah Kudus.
Bentuk gerak Tari Kretek secara garis besar dikelompokkan menjadi tiga
yaitu bagian gerakan pembuka, gerakan pokok dan gerakan penutup. Gerak
pembuka menggambarkan para pekerja wanita datang menuju pabrik. Gerakan
pokok menggambarkan para pekerja wanita membuat rokok kretek melalui
beberapa tahap mulai mengambil bahan dan peralatan pembuatan rokok kretek,
meletakkan tembakau di tempat penggilingan, istirahat sejenak sambil menggoda
mandor sampai memasukkan bungkusan rokok ke dalam kardus dan siap
dipasarkan. Gerakan penutup menggambarkan para pekerja wanita memasarkan
rokok kretek sambil berjalan meninggalkan pabrik.
91
Peranan yang dilakukan oleh Sanggar Puring Sari dalam melestarikan Tari
Kretek adalah dengan penciptaan, mengembangkan, dan penyebarluaskan kepada
masyarakat Kabupaten Kudus . Sanggar Puring Sari melestarikan Tari Kretek
melalui kegiatan pelatihan, dan pementasan.
5.2 Saran
Saran yang dapat peneliti ungkapkan antara lain : bagi Sanggar Puring
Sari, lebih meningkatkan pelatihan-pelatihan tari khususnya Tari Kretek karena
sebuah tarian jika tidak diajarkan secara detail dan hanya menirukan siswa lama
maka siswa yang baru tidak bisa mengetahui bagaimana gerakan yang baik dan
benar sedangkan pada ragam Tari Kretek mempunyai arti tersendiri, dan lebih
membenahi dalam bidang administrasi, manajerial dan hasil belajar siswa. Bagi
mahasiswa, dapat menjadikan tulisan ini sebagai penambah pengetahuan,
sehingga dapat digunakan sebagai bahan berapresiasi.
92
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Bima Aksara.
Bogdan dan Taylor dalam Sugiyono. 2008. Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung: ALFABETA
Hartono. 2000. Peranan Sanggar dalam Pengembangan Seni Tari. Yogyakarta:
Lentera Budaya.
Jazuli. 2011. Sosiologi Seni: Pengantar dan Model Studi Seni. Surakarta :
Program Buku Test Lembaga Pengembangan Pendidikan UNS
2001. Manajemen Produksi Seni Pertunjukan. Yogyakarta : Yayasan
Lentera Budaya
1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang : IKIP Semarang Press
Koentjaraningrat. 1991. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT.
Gramedia
Halilintar, Lathief. 1986. Pentas “Sebuah Perkenalan”. Yogyakarta: Lagaligo
Malarsih. 2007. “Peranan Komunias Mangkunegara dalam Memperkembangkan
Tari Gaya Mangkunegara” Jurnal Harmonia. Volume VII. No.1. Hlm. 1-
9. Semarang : FBS UNNES
Marilis Winesti. 2012. Tari Kretek Kudus. Kudus : WordPress
Masnur. 2009. Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Itu Mudah.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Pramesthi Rimasari Putri. 2010. Tari Saban Di Sanggar Toety Production (
Kajian Tentang Koreografi). Skripsi. Jurusan Pendidikan Sendratasik
Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Semarang
Rahadinta, Award. 2011. Peranan Warnet sebagai Sarana Mengakses Informasi
Musik bagi Remaja di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali. Skripsi.
Jurusan Sendratasik. Semarang: FBS Unnes.
Rosjid dan Iyus.1979. Seni Tari III untuk SPG.Jakarta : C.V Angkasa
93
Sedyawati, Edi. 2008. KeIndonesiaan Dalam Budaya. Jakarta: Wedatama Widya
Sasatra
Soedarsono. 1981. Tari-Tarian Indonesia. Jakarta : Proyek Pengembangan Media
Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sugiyono. 2008. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R
&D.Bandung: ALFABETA
Sutomo. 2011. Manajemen Sekolah. Semarang : Universitas Negeri Semarang
Press
Yulistio, Anggun. 2011. Manajemen Pengamen Calung Sanggar Seni Jaka Tarub
di Kabupaten Tegal. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sendratasik. Semarang:
FBS UNNES.
Irfan, pandu. 2012. Pengertian Tari
http://irfanpandu.blogspot.com/pengertian-tari (30 March 2015)
Taruna, Sagiyan. 2011. Feb. Pementasan. Blogspot
http://sagiyantaruna.blogspot.com/2011/02/pementasan (30 March 2015)
https://teorionline.wordpress.com/2010/06/27/pelatihan-sdm/ (diunduh tanggal 30
Maret 2015)
http://Peta_kabupaten_Kudus (diunduh tanggal 11 januari 2015)
94
Lampiran 1
INSTRUMEN PENELITIAN
PEDOMAN WAWANCARA
PERANAN SANGGAR PURING SARI DALAM MELESTARIKAN TARI
KRETEK DI DESA BARONGAN KECAMATAN KOTA KABUPATEN
KUDUS
A. Pemilik Sanggar Puring Sari
1. Kapan Sanggar Puring Sari didirikan?
2. Mengapa Ibu mendirikan sanggar Puring Sari?
3. Apa makna kata “Puring Sari ” yang dijadikan sebagai nama sanggar?
4. Pelatihan seni apa saja yang ada di Sanggar Puring Sari?
5. Siapa sajakah nama siswa yang mengikuti pelatihan seni di Sanggar Puring
Sari ?
6. Materi tari apa saja yang diberikan pada siswa sanggar?
7. Pelatihan tari di adakan pertemuan berapa kali dalam seminggu?
8. Tari kretek biasanya diajarkan pada pertemuan berapa?
9. Kendala apa saja yang dialami Sanggar Puring Sari dalam upaya melestarikan
tari kretek?
10. Bagaimanakah cara mengatasi kendala-kendala yang muncul?
95
11. Bagaimana Peranan Sanggar Puring Sari dalam melestarikan tari Kretek di
Kabupaten Kudus?
12. Bagaimanakah organisasi Sanggar Puring Sari ?
13. Bagaimanakah admistrasi Sanggar Puring Sari ?
14. Bagaimanakah manajemen Sanggar Puring Sari ?
15. Program-program apa saja yang ada di Sanggar Puring Sari ?
16. Sarana dan prasarana apa sajakah yang diberikan Sanggar Puring Sari guna
menunjang pelatihan seni?
17. Kostum apa saja yang dimiliki Sanggar Puring Sari ?
18. Bagaimanakah kondisi koleksi kostum di Sanggar Puring Sari ?
19. Property tari apa sajakah yang dimiliki Sanggar Puring Sari ?
20. Pementasan apa saja yang pernah dilakukan Sanggar Puring Sari ?
21. Dimana pementasan yang pernah dilakukan Sanggar Puring Sari ?
B. Pelatih Tari Sanggar Puring Sari
1. kapan tari Kretek diajarkan dalam materi pelatihandi sanggar Puring Sari ?
2. Siapa saja nama siswa yang mengikuti Pelatihan di Sanggar Puring Sari ?
3. Materi tari apa saja yang diberikan saat pelatihan?
4. Bagaimanakah proses evaluasi siswa terhadap pelatihan tari di sanggar Puring
Sari?
5. Adakah pemberian nilai sebagai hasil siswa di sanggar Puring Sari ?
6. Bagaimanakah sarana dan prasarana yang dapat menunjang pelatihan di
Sanggar Puring Sari?
7. Property tari apa saja yang sering digunakan sebagai penunjang pelatihan?
96
8. Bagaimanakah kondisi property di Sanggar Puring Sari ?
9. Berapa jumlah kaset tari yang digunakan sebagai pembelajaran di Sanggar
Puring Sari ?
10. Apakah kostum yang dimiliki Sanggar Puring Sari sudah lengkap?
11. Apa saja kostum yang dimiliki Sanggar Puring Sari ?
12. Bagaimanakah kondisi kostum tari yang ada di Sanggar Puring Sari ?
13. Kostum apa saja yang sering digunakan untuk pementasan?
97
Lampiran 2
INSTRUMEN PENELITIAN
(Pedoman Observasi)
Pedoman observasi dalam skripsi “PERANAN SANGGAR PURING
SARI DALAM MELESTARIKAN TARI KRETEK DI DESA BARONGAN
KECAMATAN KOTA KABUPATEN KUDUS” adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan Tari Kretek
2. Pementasan Tari Kretek
3. File dan koleksi pribadi dari Sanggar Puring Sari (foto, dan video).
98
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN
(Dokumentasi)
Dokumentasi dalam skripsi “PERANAN SANGGAR PURING SARI DALAM
MELESTARIKAN TARI KRETEK DI DESA BARONGAN KECAMATAN
KOTA KABUPATEN KUDUS” adalah sebagai berikut:
1. Data-data yang didapat dari lokasi penelitian.
2. File dan koleksi pribadi dari Sanggar Puring Sari .
3. Foto Sarana dan Prasarana Sanggar Puring Sari .
4. Foto koleksi kostum dan properti Sanggar Puring Sari .
5. Foto Pemilik Sanggar Puring Sari
6. Foto pementasan tari Kretek
99
Lampiran 4
Lomba Tari Kretek 2014, 12 April 2014
1. Kategori anak-anak
a. Berpasangan
b. Grup
100
2. Kategori Dewasa
a. Individu
b. Berpasangan
c. Grup
101
Pemberian Hadiah Juara Lomba Tari Kretek 2014
Penghargaan dari Pemerintahan Kota Kudus terhadap Ibu Endang sebagai
Penciptaan Tari Kretek
102
Lampiran 5
DAFTAR PENGURUS SANGGAR PURING SARI
NO NAMA BIDANG
1 SUPRIYADI PEMBINA
2 ENDANG TONI SUPRIYADI KETUA
3 - ENDANG TONI S
- AAN DRIASMARA
- INDRA DRIASMARA
PELATIH TARI
4 ENDANG TONI S PELATIH MODELLING
5 SUPRIYADI PELATIH OLAH VOCAL
6 - ENDANG TONI S
- SAFIRA PUTRI ANANTA
- BAGUS WICAKSONO
PELATIH DANSA
Pemilik Sanggar
Endang Toni S
103
Lampiran 6
DAFTAR SISWA SANGGAR PURING SARI
(TAHUN 2013 – 2015)
No Nama Usia
Tahun
Masuk
Jenis Latihan
Tari Model OV Dansa
1 Vina 12 Tahun 2013 √ √ √
2 Neni 12 Tahun 2013 √ √
3 Hana 12 Tahun 2013 √ √ √
4 Vera 12 Tahun 2013 √ √
5 Rena 8 Tahun 2013 √ √ √
6 Reni 8 Tahun 2013 √ √ √
7 Lely 8 Tahun 2013 √ √ √
8 Diana 16 Tahun 2013 √ √
9 Retno 16 Tahun 2013 √ √ √
10 Saina 15 Tahun 2013 √ √ √
11 Mareta 15 Tahun 2013 √ √ √
12 Nana 16 Tahun 2013 √ √ √
13 Salsa 15 Tahun 2013 √ √
14 Friska 15 Tahun 2013 √ √
15 Nia 15 Tahun 2013 √ √
16 Nia 18 Tahun 2013 √ √ √
17 Cika 19 Tahun 2013 √ √
18 Kaila 18 Tahun 2013 √ √ √
19 Yuli 17 Tahun 2013 √ √ √
20 Fika 20 Tahun 2013 √ √ √
21 Tegar 12 Tahun 2013 √ √
Jumlah 21 20 6 8
104
No Nama Usia Tahun
Masuk
Jenis Latihan
Tari Model OV Dansa
22 Bima 13 Tahun 2013 √ √
23 Anam 12 Tahun 2013 √ √
24 Hamim 16 Tahun 2013 √ √
25 Seto 15 Tahun 2013 √ √
26 Koko 14 Tahun 2013 √ √
27 Diandra 14 Tahun 2013 √ √
28 Dimas 10 Tahun 2014 √ √ √
29 Yayan 13 Tahun 2014 √ √
30 Kenno 12 Tahun 2014 √ √
31 Johan 10 Tahun 2014 √ √ √
32 Teni 12 Tahun 2014 √ √ √
33 Tata 12 Tahun 2014 √ √
34 Nita 11 Tahun 2014 √ √ √
35 Sanas 11 Tahun 2014 √ √ √
36 Lena 11 Tahun 2015 √ √
37 Tian 12 Tahun 2015 √ √
38 Ani 12 Tahun 2015 √ √
39 Anis 10 Tahun 2015 √ √
40 Sari 12 Tahun 2015 √ √
41 Weni 10 Tahun 2015 √ √
42 Tutik 9 Tahun 2015 √ √ √
43 Erni 9 Tahun 2015 √ √ √
44 Jihan 9 Tahun 2015 √ √
45 Sita 22 Tahun 2015 √ √ √
Jumlah 24 16 15 1
Sumber : Data Pribadi Sanggar Puring Sari Tahun 2015
105
Lampiran 7
106
Lampiran 8
107
Lampiran 9
108
Lampiran 10
109
Lampiran 11
HASIL DOKUMENTASI
Wawancara terhadap pemilik Sanggar Puring Sari (Endang Toni Supriyadi)
Ikha Sulis Setyaningrum, 16 Januari 2015
Wawancara terhadap Pelatih Tari Sanggar Puring Sari (Endang Toni Supriyadi)
Ikha Sulis Setyaningrum, 27 Februai 2015
110
Tempat Latihan Sanggar Puring Sari di Barongan
Ikha Sulis S, 27 Februari 2015
Pembina dan Pelatih Olah Vocal Sanggar Puring Sari
Ikha Sulis Setyaningrum, 27 Februari 2015
111
Dokumentasi Pemilik Sanggar dan Pembina Sanggar
Ikha Sulis Setyaningrum, 27 Februari 2015
Dokumentasi Piagam Penghargaan dalam Festival Borobudur 2013
Ikha Sulis Setyaningrum, 28 Januari 2015
112
Dokumentasi Piagam Penghargaan sebagai Citra Kartini Terbaik 2007
Ikha Sulis Setyaningrum, 28 Januari 2015
Dokumetasi Pengiring Tari Kretek
Ikha Sulis Setyaningrum, 28 Januari 2015
113
Desain Undangan Lomba Tari Kretek 2014
Dokumen pribadi Sanggar Puring Sari
Pamflet Lomba Tari Kretek 2012
Dokumen Pribadi Sanggar Puring Sari
114
Lampiran 12
BIODATA NARASUMBER
1. Pembina Sanggar dan Pelatih (Olah Vocal)
Nama : Supriyadi
Status : Pembina Sanggar, Pelatih Olah Vocal
TTL : Kudus, 16 April 1959
Umur : 56 Tahun
Alamat : Perum Muria Indah Bae Kudus
2. Pemilik Sanggar dan Pelatih (Tari, Modelling, Dansa)
Nama : Endang Toni Supriyadi
Status : Pemilik Sanggar, Pelatih Tari, Modelling, dan Dansa
TTL : Kudus, 13 Januari 1962
Umur : 53 Tahun
Alamat : Perum Muria JL. Kelud Raya Gg Gazebo Blok i Kudus
3. Pelatih dan Penari Kretek
Nama : Aan Driasmara
Satatus : Pelatih Tari dan Penari Tari keretek
TTL : Kudus, 19 Maret 1984
Umur : 31 Tahun
Alamat : Desa Barongan Kudus
115
4. Pelatih dan Penari Kretek
Nama : Safira Putri Ananta
Satatus : Pelatih Dansa dan Penari Tari kretek
Umur : 15 Tahun
Alamat : Perum Muria Indah Gg Barongan Bae Kudus
5. Pelatih dan Penari Kretek
Nama : Bagus Wicaksono
Satatus : Pelatih Dansa dan Penari Tari kretek
Umur : 17 Tahun
Alamat : Perum Muria Indah Gg Barongan Bae Kudus
6. Pelatih dan Penari Kretek
Nama : Indra Driasmara
Satatus : Pelatih Tari dan Penari Tari kretek
Umur : 26 Tahun
Alamat : Perum Muria Indah Gg Barongan Bae Kudus