Post on 25-Dec-2019
i
PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK SOSIAL
UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Widyaastuti
NIM: 141134043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan taufik serta hidayahnya
kepada penulis dalam segala hal.
2. Kedua orang tua tercinta atas segala cinta kasih, pengorbanan yang luar biasa hebat,
serta doa yang tak pernah henti, serta segala materi dari setiap usaha dan tetes
keringatnya yang telah dicurahkan kepada penulis dalam perjalanan menuntut ilmu.
3. Kakak dan adik yang selalu memberi spirit agar skripsi ini cepat selesai.
4. Teman-teman seperjuangat payung Rnd angkatan 2014 yang selalu memberi
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Almamater tercintaku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang,
tahun depan anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui,
dan
anda tak akan mengetahui masa depan jika anda menunggu-nunggu
(Nabi Muhammad SAW)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi/tugas akhir/makalah yang saya
tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Juni 2018
Penulis,
Widyaastuti
NIM. 141134043
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Widyaastuti
Nomor Mahasiswa : 141134043
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul :
PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK SOSIAL
UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
beserta perangkat yang diperlukan ( bila ada ). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Di buat di Yogyakarta
Pada tanggal : 8 Juni 2018
Yang menyatakan
Widyaastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Sosial untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Widyaastuti
Universitas Sanata Dharma
2018
Peneliti melakukan observasi terhadap sikap dan perilaku siswa kelas IV sekolah dasar di
SD Kanisius Babadan, observasi tersebut dilakukan sebagai pengumpulan data pertama.
Pengumpulan data kedua yaitu wawancara kepada guru kelas IV. Hasil wawancara menunjukkan
bahwa siswa mengalami kecemasan. kecemasan yang dialami oleh siswa yaitu kurangnya rasa
percaya diri pada saat siswa diminta untuk berbicara atau tampil di depan kelas. oleh sebab itu
guru membutuhkan instrument yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan
siswa. Peneliti menyusun skala kecemasan aspek sosial dengan tujuan agar guru dapat
mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa kelas IV sekolah dasar. Peneliti
mengadopsi langkah-langkah R&D Menurut Borg and Gall (dalam Mulyatiningsih, 2014: 162-
166). Berdasarkan lima langkah pengembangan menurut Borg and Gall yaitu (1) potensi
masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain. Skala
kecemasan aspek sosial diuji coba sebanyak satu kali kepada 10 siswa kelas IV SD Kanisius
babada. Sebelum peneliti melakukan uji coba lapangan persiapan skala kecemasan dievaluasi
oleh ahli Psikologi, ali Bahasa Indonesia, dan Guru kelas IV sekolah dasar. Hasil evaluasi yang
didapatkan menunjukkan skor rerata sebesar 3,4 dari skala 5, dan masuk kedalam kategori
“sangat layak” untuk digunakan. Skala kecemasan aspek sosial juga dievaluasi oleh siswa dan
didapat skor rerata sebesar 3,65 dari skala 4, sehingga masuk kedalam kategori “sangat layak”
untuk digunakan.
Kata Kunci : Pengembangan, skala kecemasan, rasa percaya diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Composing the Social Aspect Anxiety Scale for the IV Grade Students of Elementary School
Widyaastuti
Sanata Dharma University
2018
Researcher did an observation towards attitude and behavior of the IV grade students of
elementary school in Kanisius Babadan Elementary School. Observation was done as the first
way in collecting data. The second was interviewing the IV grade teachers. Interview session’s
result shows that the students are suffering from anxiety; students feel unconfident when they’re
asked to perform in front of the class. Therefore, teachers need an instrument to determine their
anxiety level. Researcher composes the social aspect anxiety scale to understand the IV graders
level of anxiety. In arranging this anxiety scale, researcher modified the R&D steps according to
Borg and Gall (in Mulyatiningsih, 2014:162-166). This arrangement is based on five steps of
development, there are: (1) potential problem, (2) data collection, (3) design product, (4) design
validation, (5) design revisions. Social aspect anxiety scale was tested once to 10 students of IV
grade of Kanisius Babadan Elementary School. Before researcher did the trial test, anxiety scale
preparation was evaluated by Psychologist, Indonesian language expert, and the IV Grade
Classroom Teacher. Its evaluation result shows 3.4 of average score from 5 scale; it is
categorized as “very appropriate” to be used. Social aspect anxiety scale was also evaluated by
the students. It gains 3.65 of average score from 4 scale; it is also categorized as “very
appropriate”.
Keywords : Development, anxiety scale, confidence
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-
Nya, serta kemampuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini tepat
pada waktunya dengan judul “Penyusunan Skala Kecemasan Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Kanisius Babadan pada saat berbicara di depan kelas” Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari
bahwa selama penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuannya. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah Nya selama penulis
menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Chirtiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sekolah Dasar (PGSD) Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dahrma
yang telah memberi izin sehingga penelitian ini terlaksana.
4. Kintan Limiansih, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah
Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.
5. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., MA sebagai dosen pembimbing I dan Ibu
Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi sebagai dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, mencurahkan tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran,
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Kedua orang tua tercinta dan adek tersayang atas segala cinta kasih, pengorbanan
yang luar biasa hebat, serta doa yang tak pernah henti, serta segala materi dari setiap
usaha dan tetes keringatnya yang telah dicurahkan kepada penulis dalam perjalanan
menuntut ilmu.
7. Dosen dan Staf PGSD Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis.
8. Ibu Tanti selaku kepala sekolah SD Kanisius Babadan, serta para karyawan/perajin
yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam melakukan penelitian.
9. Sahabat-sahabat tercinta yang telah memberikan bantuan moril maupun materil serta
do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini hingga selesai.
Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang setimpal
dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari segala
kekurangan, baik dalam susunan kata-kata maupun dalam teknik penyajiannya. Untuk itu adanya
kritik dan saran yang sifatnya membangun, tentu penulis harapkan dan terima dengan senang hati
sebagai langkah koreksi diri demi kesempurnaan di masa mendatang.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga skripsi ini ada
manfaatnya terutama bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 8 juni 2018
Penulis,
Widyaastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………….……………...................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……...................................................
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………...………………..............
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….....................
HALAMAN MOTTO ……………………………………..…………………………..
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…….……………………………….................
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………………..................................
ABSTRAK …………………………………………………………………...................
ABSTRAK ……………………………………………………………………................
KATA PENGANTAR ……….………………………………………………................
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………
DAFTAR BAGAN……………………………………………………………………...
DAFTAR RUMUS……………………………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………...…………..……………………......................................
1.2 Rumusan Masalah .....……………………………………………………............
1.3 Tujuan Penelitian ……..……………………………………...............................
1.4 Manfaat Penelitian …………...…………………….............................................
1.5 Spesifikasi Produk yang Diharapkan…………….……………………................
1.6 Definisi operasional ……...………………………………………………...........
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka……………………………………………………………….......
2.1.1 Perkembangan sosial……….…………………………………………....….........
2.1.2 Faktor-faktor sosial…………………………………..…………………………..
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
xiv
xvi
xvii
xviii
xix
1
7
7
7
8
10
11
11
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.3 Kecemasan ………………………………………………………………………
2.1.4 Skala Likers ……………………………………………………………...……...
2.2 Penelitian yang Relevan………………………..……………...…………………
2.3 Kerangka Berpikir………………..………………………………………………
2.4 Pertanyaan Penelitian ………..……………………………..................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian …………………….………………………………..........….......
3.2 Setting Penelitian…………………………………………………...…….…........
3.2.1 Lokasi Penelitian ………………………………………………..…………........
3.2.2 Waktu Penelitian ………………………………………………………...…........
3.2.3 Subjek Penelitian…………………………………………………………….......
3.2.4 Objek Penelitian ……...…………………………………………………….........
3.3 RencanaPenelitian ………….………………………………………………........
3.4 Prosedur Penelitian ……………………………………………………...…........
3.4.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi………………………….…………........
3.4.2 Perencanaan ……………………………………………………………..…........
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk………………………………………........
3.4.4 Uji Coba Lapangan Persiapan …………………………………………...…........
3.4.5 Revisi dan pelaporan Hasil Pengembangan ………..………………………........
3.5 Teknik Pengumpul data ………..……………………………..................…........
3.5.1 Wawancara………………………………………….................................…........
3.5.2 Observasi...…………………………………………............................................
3.5.3 Kuesioner…………………………………………...................................…........
3.6 Instrumen Penelitian ………………………………….............................…........
3.6.1 Pedoman wawancara ……………………….………................................…........
3.6.2 Pedoman observasi …………………………………...............................…........
3.6.3 Blue-print Penyusun Skala Kecemasan Aspek Sosial…………...............…........
3.7 Teknik Analisis Data ………………………………….............................….......
3.7.1 Analisis Data Kuantitatif ………………………………….......................….......
3.7.2 Analisis Data Kualitatif…………………………………..…...............................
15
22
30
33
34
35
37
37
37
37
38
38
40
42
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
48
53
53
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian……...................………………………....…………...................
4.1.1 Potensi dan masalah…………………....………………………………...............
4.1.2 Identitas Masalah……………………….………..................................................
4.1.3 Analisis kebutuhan …………..……………..........................................................
4.2 Perencanaan………………..…………………….................................................
4.2.1 Penyusunan Blue-print Skala Kecemasan Aspek Sosial………………...............
4.2.2 Penyusunan Instrumen Validasi Produk…………………………………............
4.2.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk……………………………………............
4.2.4 Sampul Buku Skala Psikologi……………………………………………............
4.2.5 Isi Buku Skala Psikologi…………………………………………………............
4.3 Hasil Validasi Produk Oleh Para Ahli……………………………………...........
4.4 Uji Coba Lapangan Persiapan……………………………………………............
4.5 Revisi dan Pelaporan Hasil Pengembangan...……………………………............
4.6 Pembahasan ………….......………………….......................................................
4.6.1 Prosedur Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Sosial untuk Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar…..…………………......................................................................
4.6.2 Kualitas Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Sosial untuk Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar…..…………………......................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan………………....………………...................…………………………
5.2 Keterbatasan Penyusunan ………………....………………...................….………
5.3 Saran………………....……………….............................……….…...……………
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..………
56
56
57
60
61
61
66
67
67
68
71
80
81
82
82
85
87
88
89
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Garis besar wawancara dengan guru kelas IV ………………………………..
Tabel 3.2 Tabel pertanyaan wawancara untuk siswa……….……....................................
Tabel 3.3 Kisi-kisi pedoman observasi …………………….……....................................
Tabel 3.4 Blue-print Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Sosial
dalam Bentuk Angka..………………………………...………………..............
Tabel 3.5 Blue-print Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Sosial
dalam Bentuk Kalimat Pernyataan ..………………………………...…………
Tabel 3.6 Komponen Validasi Produk …………………………………………………..
Tabel 3.7 Komponen Lembar Tanggapan Produk oleh Siswa………………………….
Tabel 3.8 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Instrumen Validasi Produk…………..
Tabel 3.9 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian pada Instrumen Tanggapan Produk
oleh Siswa …………………………………………………..…………………...
Tabel 3.10 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ………………………..
Tabel 3.11 Tingkat Kecemasan ………………………………..………………………..
Tabel 4.1 Hasil wawancara dengan guru kelas IV Sekolah Dasar ………….…………..
Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran di Dalam Kelas IV…………………………....
Tabel 4.3. Indikator kecemasan menurut Nevid ………………………….......................
Tabel 4.4 Perbaikan Blue-print Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Sosial untuk
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dalam Bentuk Pernyataan…………...……………
Tabel 4.5 Hasil Validasi Oleh Ahli Psikologi……………………………………………
Tabel 4.6 Rekapitulasi Catatan dan Komentar Umum oleh Ahli Psikologi……………..
Tabel 4.7 Hasil Validasi Oleh Ahli Bahasa……………………………………………...
Tabel 4.8 Rekapitulasi Catatan oleh Ahli Bahasa………………………………………..
Tabel 4.9 Hasil Validasi oleh Guru Kelas IV……………………………………………
Tabel 4.10 Rekapitulasi Catatan oleh Guru Kelas IV……………………………………
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Validasi ………………………………………………….
Tabel 4.12 Hasil Perbaikan Skala Kecemasan …………………………………………..
47
47
48
49
51
52
52
53
53
55
55
58
59
61
64
72
73
74
74
75
75
76
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 4.13 Perbaikan Sampul Skala Kecemasan Aspek Sosial………………………….
Tabel 4.14 Perbaikan Pernyataan Sesuai dengan Indikator……………………………...
Tabel 4.15 Perbaikan Halaman Pengantar……………………………………………….
Tabel 4.16 Hasil Analisis Jawaban Siswa……………………………………………….
Tabel 4.17 Tanggapan Mengenai Produk Skala Kecemasan oleh Siswa………………..
77
78
79
81
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Buku Skala Psikologi……………………………………………………….
Gambar 4.1 Sampul Buku………………………………………………………………..
Gambar 4.2 Lembar Permohonan Pengisian Skala……………………………………...
Gambar 4.3 Petunjuk Pengisian………………………………………………………….
Gambar 4.4 Lembar Skala Kecemasan…………………………………………………..
Gambar 4.5 Lembar Ucapan Terima kasih………………………………………………
8
67
68
69
70
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Literature Map……………………………………………………..................
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Menurut Borg and Gall……………………………………………………….
Bagan 3.2 Modifikasi Model Penelitian dan Pengembangan……………………………
Bagan 3.3 Prosedur Penelitian……………………………………………………….......
32
36
40
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR RUMUS
Halaman
Rumus 3.1 Rumus Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan
Skala Likert…………………………………………………………………...
Rumus 3.2 Rumus Perhitungan Jarak Interval……………………………………….......
54
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Penelitian ……………………………………………………...….
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian ……………………………………………...………
Lampiran 1.2 Surat Keterangan telah melakukan penelitian ……………………………
Lampiran 2 Hasil Wawancara ………………………………………………..………
Lampiran 2.1 Wawancara dengan guru kelas IV ………………………………..………
Lampiran 2.2 Wawancara dengan siswa kelas IV ………………………………………
Lampiran 3 Hasil Validasi ……………………………………………………………
Lampiran 3.1 Hasil Validasi oleh Ahli Psikologi ……………………………….………
Lampiran 3.2 Hasil Validasi oleh Ahli Bahasa ………………………………….………
Lampiran 3.3 Hasil Validasi oleh Guru kelas IV ………………………………..………
Lampiran 3.4 Hasil Validasi Siswa Melalui Kuesioner Tanggapan Produk …….……...
Lampiran 3.5 Perhitungan Jawaban Siswa dalam
Skala Kecemasan Aspek Sosial …………………………………………….
Lampiran 4 Dokumentasi ……………………………………………………..……...
Lampiran 5 Produk Skala Kecemasan Aspek Sosial
untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar …………………………………...
Lampiran 6 Curriculum Vitae ………………………………………………...………
92
92
93
94
94
99
101
101
107
109
111
121
123
125
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Uraian dalam bab I ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan spesifikasi produk yang
dihasilkan.
1.1 Latar Belakang
Perkembangan sosial merupakan masa yang bergejolak dan banyaknya tuntuan
kebutuhan yang harus dipenuhi, tentunya hal ini memberikan peluang untuk
menimbulkan kecemasan pada individu. Kecemasan yang berhubungan dengan orang
lain seringkali membuat potensi individu menjadi tidak optimal. Misalkan jika individu
dihadapkan pada suatu kondisi yang mengharuskan dia untuk berbicara didepan umum
sementara dia tidak memiliki keberanian, maka hal ini menyebabkan kecemasan dalam
dirinya dan hal ini berhubungan dengan dunia sosial.
Kecemasan sosial adalah ketakutan akan situasi sosial dan interaksi dengan orang
lain yang secara otomatis dapat membangkitkan perasaan mawas diri, penghakiman,
penilaian, dan rendah diri. Kecemasan sosial merupakan ketakutan akan penghakiman
mengenai situasi sosial yang secara negatif oleh orang lain, yang mengarah pada perasaan
malu diri, merasa bodoh,dan depresi. Pendapat lain mengatakan bahwa kecemasan sosial
merupakan suatu kondisi kesehatan mental yang disebabkan dari adanya kecemasan yang
irasional atau ketakutan terhadap aktivitas dan situasi ini yang dipercayai bahwa orang
lain melihat dan menilai secara negative Menurut Richards (2001:5). Kecemasan sosial
(social anxiety) merupakan suatu bentuk rasa cemas yang diarahkan pada lingkungan
sosialnya. Individu khawatir dirinya akan mendapat penilaian negatif dari orang lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
khawatir tidak mampu mendapat persetujuan dari orang lain serta takut melakukan
perilaku yang memalukan di muka umum. Menurut Wakefield, Horwitz & Schmitz
(2005), kecemasan sosial umum terjadi pada tiap orang, namun intensitasnya dapat
berbeda-beda. Aspek-aspek dari kecemasan sosial adalah aspek kognitif, berupa penilaian
dan ekspektasi bahwa individu akan dinilai negatif, aspek afektif, berupa ketakutan dan
rasa cemas saat berhadapan dalam situasi sosial, dan aspek perilaku, yaitu adanya
perilaku aman.
Dari beberapa pengertian di atas, ada hal yang esensi mengenai kecemasan sosial,
para ahli psikologi mengatakan bahwa setiap individu mengalami kecemasan sosial
ketika awal bertemu dengan orang lain, atau berbicara di depan umum. Namun, yang
membedakan kecemasan sosial yang bersifat klinis adalah lamanya merasa cemas dalam
situasi sosial tersebut. Misalkan orang yang takut berbicara di depan umum selalu merasa
cemas ketika dihadapkan untuk berbicara didepan umum selama satu minggu terus
dirundung kecemasan terhadap situasi sosial tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasanya kecemasan sosial adalah suatu
kondisi yang menyebabkan seseorang cemas, takut, khawatir terhadap pandangan orang
lain. Esensi permasalahan pada kecemasan sosial ini adalah keyakinan (belief) yang telah
dipegang oleh individu terhadap pengalaman yang membuatnya selalu mawas diri dan
takut dinilai secara negatif oleh orang lain. Kecemasan sosial ini banyak terjadi pada
remaja. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yulyanti pada tahun 2004
tentang perbedaan tingkat kecemasan sosial remaja perempuan dan laki-laki tingkat SMA
di Kelapa Gading yang menunjukkan perbedaan yang signifikan antara remaja putra dan
putri. Hal ini menunjukkan bahwa kecemasan sosial merupakan gejala atau fenomena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang melanda pada masa remaja dengan berbagai tingkat kebutuhan yang harus
dipenuhi.
Perkembangan sosial juga dialami oleh siswa SD Kanisius Babadan. Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 10 Januari 2018. Peneliti mengetahui bahwa
perkembangan sosial pada setiap siswa berbeda. Hal tersebut terlihat ketika peneliti
melakukan observasi di kelas IV pada saat siswa mengikuti pelajaran Bahasa Inggris
secara keseluruhan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, hal ini dibuktikan
dengan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan ketika guru menanyakan kepada
salah satu siswa, siswa tersebut mampu menjawab dengan baik walaupun sedikit malu-
malu, namun ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa secara bebas untuk
menjawab pertanyaan ternyata banyak siswa yang tidak mau menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru, hal ini dibuktikan ketika guru meminta siswa untuk mengangkat
tangan sebelum menjawab pertanyaan. Selain itu ketika guru meminta siswa untuk
membacakan buku di depan kelas secara bergiliran siswa menolak dan memilih untuk
membaca di bangku duduknya sendiri-sendiri.
Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan peneliti mengetahui bahwa siswa
kelas IV kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Guru juga menjelaskan
adanya rasa kurang percaya diri yang dimiliki oleh siswa karena siswa takut jika jawaban
yang dikatakan olehnya salah, adanya rasa percaya diri ini lebih cenderung kedalam rasa
cemas yang dirasakan oleh siswa. Guru juga menyatakan bahwa kecemasan yang dimiliki
oleh siswa dapat mempengaruhi hasil belajar dari siswa tersebut guru juga memaparkan
bahwa banyak siswa yang cemas jika diejek oleh teman-temannya. Dari hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti, diketahui bahwa 10 siswa atau 43,47 % dari 23 siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
IV SD mengalami kecemasan sosial. Selain itu peneliti juga melakukan observasi diluar
kelas, peneliti mengetahui bahwa rasa kurang percaya diri dan cemas sangat terlihat pada
saat siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia yang mengharuskan siswa untuk
membacakan puisi di pangung kreasi sekolah. hal ini dibuktikan ketika guru meminta
siswa untuk tampil membacakan puisi di panggung secara bebas, ternyata banyak siswa
yang terdiam dan menundukkan kepala. Guru menyatakan bahwa kecemasan sosial yang
dialami oleh siswa kelas IV berbeda-beda, perbedaan kecemasan sosial ini disebabkan
oleh faktor lingkungan yang diperoleh siswa.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, guru menyebutkan
bahwa 10 siswa atau 43,47% dari 23 siswa mengalami suatu kondisi yang
menggambarkan pengalaman kecemasan seperti ketakutan, khawatir, emosi yang labil,
sebagai akibat dari anggapan situasi sosial yang dinilai oleh orang lain. Guru mengetahui
bahwa 10 siswa atau 43,47% dari 23 siswa mengalami kecemasan, akan tetapi guru tidak
mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa tersebut,
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV terlihat bahwa ada
siswa yang mengalami kecemasan sosial dan kurang memiliki rasa percaya diri. hal ini
ditunjukkan ketika siswa mengikuti pembelajaran baik di luar kelas maupun di dalam
kelas. Hasil observasi ketika di dalam kelas yaitu ketika siswa diminta untuk
membacakan buku di depan kelas siswa menolak dan memilih untuk membaca di bangku
duduknya. Peneliti juga melakukan observasi diluar kelas ketika siswa diminta untuk
tampil di panggung kreasi membacakan puisi hasil karyanya masing-masing siswa
terlihat pasif. Menurut hasil wawancara dengan guru penyebab siswa kurang percaya diri
dipengaruhi oleh rasa cemas dari dirinya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Menurut Geist (dalam Gunarsa,2000) kecemasan tersebut dapat bersumber dari
berbagai hal seperti tuntutan sosial, standar prestasi yang terlalu tinggi dengan
kemampuan yang dimiliki individu seperti kurang siap untuk menghadapi situasi yang
ada, pola berpikir, dan persepsi negatif terhadap situasi atau diri sendiri. Ketika siswa
merasa cemas ataupun ketika siswa dihadapkan dengan situasi-situasi yang menekan,
mereka akan mengalami gejala-gejala fisik maupun psikologi.
Kecemasan berbicara di depan umum biasanya ditandai dengan gejala fisik seperti
tangan berkeringat, jantung berdetak lebih cepat, dan kaki gemetaran. Gitomer dan
Plourde (dalam Boyce, dkk.2007) menyatakan bahwa simtom-simtom pada saat individu
berbicara di depan umum yang diasosiasikan dengan ketakutan saat berdiri di depan
kelas, yaitu individu yang mengalami kecemasan akan merasakan mual, berkeringat, lutut
lemas, dan mulut kering.
Disamping itu kecemasan pada saat berbicara di depan umum juga ditandai
dengan adanya gejala-gejala psikologis, seperti adanya rasa takut akan melakukan
kesalahan, tingkah laku yang tidak tenang, dan tidak dapat berkonsentrasi dengan baik
(Matindas, 2003). Individu yang merasa cemas baik secara psikis maupun biologis, dalam
dirinya akan terjadi gangguan antisipasi atau harapan pada masa yang akan datang.
Keadaan ini ditandai dengan adanya rasa khawatir, gelisah, dan perasaan akan terjadi
sesuatu hal yang tidak menyenangkan dan individu tidak akan menemukan penyelesaian
terhadap masalah itu sendiri. Penanganan kecemasan antara satu individu dengan
individu lainnya dapat berbeda tergantung pada penilaian pribadi individu terhadap
kemampuan yang dimilikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Menurut Feist&Feist (2002), ketika seseorang mengalami ketakutan yang tinggi,
kecemasan ataupun tingkat stress yang tinggi, maka biasanya mereka mempunyai self-
efficacy yang rendah. Sementara mereka yang memiliki self-efficacy yang tinggi mereka
mampu dan yakin terhadap kesuksesan dalam mengatasi rintangan dan menganggap
ancaman sebagai suatu tantangan yang tidak perlu untuk dihindari. Dalam
mengekspresikan kecemasannya anak lebih suka marah, sering menangis dan
menghindari orang asing atau orang yang tidak dikenal, sering cemas secara terus
menerus terhadap penilaian situasi, misalnya takut berbicara di depan kelas, munculnya
kekhawatiran dipermalukan teman-teman di depan kelas hal tersebut termasuk gejala-
gejala kecemasan pada anak-anak. Kecemasan berbeda dengan ketakutan biasa.
ketakutan merupakan respon terhadap rangsangan menakutkan yang terjadi sekarang dan
sudah jelas objeknya.
Dari hasil wawancara dengan 2 siswa, diketahui bahwa siswa mengalami trauma
terhadap situasi sosial atau pengalaman sosial yang tidak menyenangkan. Misalnya siswa
yang maju kedepan kelas kemudian berbicara dengan terbatah-batah dan teman-temannya
menertawakannya sehingga siswa trauma dan tidak mau maju kedepan kelas. Secara
kronologis, siswa tidak memiliki anggapan yang buruk terhadap permintaan guru ke
depan kelas untuk bercerita, akan tetapi sambutan tertawa dari teman-temannya membuat
siswa merasa malu dan hina sehingga timbul pikiran negatif bahwasanya’’dia bodoh’’,
tidak pantas dan tidak bisa mengatasi ini’’. Kemudian muncul tindakan penyelamatan
untuk tidak mengalami kejadian yang serupa dengan melakukan penghindaran. Bentuk-
bentuk penyelamatan ini diantaranya dengan menghindari kontak mata, dan tidak mau
ketika diminta guru untuk tampil di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan, peneliti
mengetahui bahwa dari 23 siswa kelas IV terdapat 10 siswa yang mengalami kecemasan
sosial. Hal ini dikarenakan siswa memenuhi indikator kecemasan pada saat peneliti
melakukan observasi. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, guru juga
mengungkapkan bahwa siswa mengalami kecemasan. Guru mengetahui tanda-tanda
kecemasan yang dialami oleh siswa hanya saja guru tidak mengetahui tingkat kecemasan
yang dialami oleh siswa. Guru menyatakan kepada peneliti bahwa guru membutuhkan
alat ukur kecemasan untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa. Maka
dari itu peneliti menyusun skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV SD.
Penyusunan skala kecemasan yang dibuat oleh peneliti tersebut berdasarkan kebutuhan
dari guru untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana prosedur penyusunan skala kecemasan aspek sosial untuk siswa Sekolah
Dasar ?
1.2.2 Bagaimana kualitas skala kecemasan aspek sosial untuk siswa Sekolah Dasar ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1.3.1 Mengetahui prosedur penyusunan skala kecemasan aspek sosial untuk siswa Sekolah
Dasar ?
1.3.2 Mengetahui kualitas skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar ?
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
1.4.1 Bagi peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Penelitian penyususnan skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV SD ini
memberikan pengalaman baru bagi penelitian selanjutnya.
1.4.2 Bagi Siswa
Penelitian ini dapat membantu siswa untuk mengetahui tingkat kecemasan yang
dialaminya.
1.4.3 Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi guru untuk mengetahui tingkat
kecemasan pada siswa dengan menggunakan skala kecemasan aspek sosial untuk siswa
kelas IV SD.
1.4.4 Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan peneliti untuk membantu sekolah dalam mengetahuitingkat
kecemasan siswa dengan skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV SD.
1.5 Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah skala kecemasan aspek sosial. produk
yang dihasilkan peneliti disusun dengan membentuk sebuah buku yaitu booklet. Setelah
peneliti membentuk sebuah booklet selanjutnya peneliti mencetak dengan ukuran booklet A5
(14,8 cm x 21 cm). Berikut adalah skema gambar buku skala psikologi yang berbentuk buku
booklet :
Gambar 1.1 Buku Skala Psikologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.5.1 Sampul Buku
Peneliti memilih sampul buku yang bergambarkan kartun anak yang sedang duduk
membaca buku. peneliti memilih warna hijau sebagai warna dasar pada sampul buku. secara
umum warna hijau merupakan warna yang melambangkan kesuburan, ketabahan, keinginan,
kekerasan hati, dan membumi. Secara psikologi warna hijau melambangkan meningkatkan rasa
bangga dan santai, perasaan yang lebih superior dari orang lain, mampu membantu
menyeimbangkan emosi dan memudahkan keterbukaan dalam komunikasi. pemilihan warna
hijau ini bertujuan agar siswa menjadi tertarik dalam mengisi skala psikologi dan siswa merasa
santai pada saat melihat warna dari sampul buku skala psikologi. pengisian skala ini bersifat
pribadi karena hanya diri anak sendiri yang dapat mengerti keadaan dirinya.
Sampul buku berjudul “SKALA PSIKOLOGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR “yang
ditulis dengan jenis hufus Arial dengan ukuran 26pt yang diletakkan dibagian atas tengah
sampul.
1.5.2 Isi
Peneliti menyiapkan 50 butir pernyataan dengan menggunakan skala Likert model empat
pilihan jawaban, hal ini bertujuan untuk menghindari jawaban netral. berikut adalah empat
jawaban yang digunakan oleh peneliti :
1. SS : Jika pernyataan sangat sesuai dengan kondisi siswa.
2. S : Jika pernyataan sesuai dengan kondisi siswa.
3. TS : Jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi siswa.
4. STS : Jika pernyataan sangat tidak sesuai dengan kondisi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Dalam setiap nomer peneliti mengembangkan pernyataan yang didasarkan pada indikator
kecemasan yang dikemukakan oleh Nevid (dalam Anissa & Ifdil, 2006:96). Indikator kecemasan
tersebut berfokus pada tiga indikator yaitu fisik, behavior, dan kognitif. Dari ketiga komponen
tersebut peneliti memilih indikator yang mudah diamati dan dirasakan oleh peneliti seperti badan
berkeringat,gemetar, muka merah, dan perilaku kecemasan yang lainnya.
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Perkembangan adalah perubahan jasmani dan rohani yang bersifat kualitatif menuju
kearah yang lebih baik.
1.6.2 Perkembangan sosial adalah suatu proses dinamika psikologi dalam kehidupan individu,
terutama pada usia remaja yang merupakan masa yang bergejolak dan banyaknya
tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi, hal ini akan memberikan peluang untuk
menimbulkan kecemasan pada individu.
1.6.3 Kecemasan adalah emosi yang dirasakan oleh seseorang karena adanya rasa takut atau
khawatir akan adanya hal buruk yang akan terjadi.
1.6.4 Kecemasan sosial adalah ketakutan akan situasi sosial dan interaksi dengan orang lain
yang secara otomatis dapat membangkitkan perasaan khawatir sebagai akibat dari
anggapan situasi sosial dan dinilai oleh orang lain, ketakutan, mawas diri, penghakiman,
penilaian, dan rendah diri.
1.6.5 Skala adalah alat ukur yang dibuat oleh peneliti dan memiliki seperangkat nilai angka
untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur sehingga dapat menghasilkan data
yang kuantitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab II ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir,
dan pertanyaan penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
Uraian dalam penelitia ini yaitu membahas tentang perilaku sosial, kecemasan, dan skala.
2.1.1 Perkembangan sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat
juga diartikan sebagai proses belajar untuk meyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral dan tradisi; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja
sama. Kemampuan anak berkembang dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan
orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak
usia 6 bulan, yang pada saat itu mereka telah mampu mengenal manusia yang lain, terutama
anggota keluarga. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti
marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang.
Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa hubungan sosial (sosialisasi) merupakan
hubungan antar manusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial mulai dari tingkat
sederhana dan terbatas, yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Sueann Robinson Ambron
(1981) mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak kearah
perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung
jawab dan efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Dalam perkembangan sosial peserta didik usia Sekolah Dasar, kelompok dan permainan
anak memegang peran penting. Melalui kegiatan kelompok dan permainan, anak Sekolah Dasar
belajar berbaur dan bersosialisasi dengan anak lainnya. Perkembangan sosial dapat
menumbuhkan jiwa sosial dan perhatian terhadap lingkungan tanpa ada tekanan karena
perkembangan sosial dengan baik. Menurut Hurlock (1980), perkembangan sosial berarti
perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Untuk mencapai
kemampuan tersebut, orang perlu melalui tiga proses, yaitu:
1. Belajar bertingkah laku yang dapat diterima oleh lingkungan sosial. Hal ini dikarenakan
setiap lingkungan sosial memiliki standart tingkh laku bagi para anggotanya. Anak perlu
mengetahui dan meyesuaikan perilakunya dengan standart tersebut.
2. Memainkan peran sosial yang dapat diterima. Misalnya, peran sebagai anak dirumah,
sebagai murid di sekolah dan sebagai teman bermain.
3. Perkembangan sikap sosial, yakni sikap positif terhadap lingkungan sosial dan aktivitas
sosial akan membantu anak untuk bermasyarakat dengan baik.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial pada Anak Sekolah
Dasar
Menurut Sunarto dan Hartono (2006: 130-132) mengatakan bahwa perkembangan sosial
anak Sekolah Dasar dipengaruhi oleh 5 faktor, diantaranya adalah:
1. Keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak. Diantara faktor
yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
adalah hal-hal yang berkaitan dengan: Status sosial ekonomi keluarga dan keutuhan keluarga,
serta sikap dan kebiasaan orang tua.
2. Status Sosial Ekonomi
Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan
dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak
langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan
norma yang berlaku didalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak
memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan
itu, dalam kehidupan sosial anak senantiasa akan “menjaga status sosial dan ekonomi
keluarganya”, maksudnya adalah mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial
yang tidak tepat. Hal ini akan berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari
kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.
3. Kapasitas Mental, Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berpikir sangat mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,
memecahkan masalah dan berbahasa. Anak yang mempunyai kemampuan intelektual tinggi,
kemampuan dalam berbahasa yang baik dan pengendalian emosional secara seimbang sangat
menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak. Sikap saling pengertian dan
kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini
akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
4. Kematangan atau pengalaman
Pengalaman sosial awal sangat menentukan perilaku kepribadian selanjutnya, sekolah juga
mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan sikap sosial anak, karena selama
masa pertengahan dan akhir anak-anak, anak-anak mengahabiskan waktu bertahun-tahun di
sekolah sebagai anggota suatu masyarakat kecil yang harus mengerjakan seumlah tugas dan
mengikuti sejumlah aturan yang menegaskan dan membatasi perilaku, perasaan dan sikap anak-
anak.
5. Pendidikan
Di sekolah, guru membimbing perkembangan kemampuan sikap, dan hubungan sosial yang
ajar pada peserta didiknya. Hubungan sosial yang sehat dalam sekolah dan kelas seyogyanya
diprogram, dikreasikan, dan dipelihara bersama-sama dalam belajar, bermain dan berkompetisi
sehat. Sekolah mengupayakan layanan bimbingan kepada peserta didik. Bimbingan selain untuk
belajar, adalah untuk penyesuaian diri kedalam lingkungan atau juga penyerasian terhadap
lingkungannya.
Menurut peneliti perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sosialnya, baik orang tua, keluarga, orang dewasa atau teman sebaya. Apabila lingkungan sosial
tersebut memfasilitasi atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara positif,
maka anak akan dapat mencapai perkembangan sosialnya secara matang. Namun, apabila
lingkungan sosial itu kurang kondusif, seperti perlakuan orang tua yang kasar, sering memarahi,
acuh tak acuh, tidak memberikan bimbingan, teladan dan pengajaran atau pembiasaan terhadap
anak dalam menerapkan norma-norma baik agama maupun budi pekerti cenderung akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menampilkan perilaku maladjustment, seperti bersifat minder, egois, menyendiri, kurang
memedulikan norma dalam berperilaku, kurang memiliki perasaan yanng tenggang rasa.
2.1.3 Kecemasan
2.1.3.1 Definisi Kecemasan
Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal yang wajar yang pernah dialami oleh setiap
manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan
adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa takut atau kehilangan
kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo Wiramihardja, 2005:66).
Menurut ( Nietzel dalam Bellack & Hersen ) kecemasan adalah suatu perasaan yang tidak
menyenangkan dan timbul karena adanya rasa tidak aman pada diri individu yaitu kesukaran-
kesukaran, kekhawatiran, pertentangan batin, ketidak puasan dan ancaman lainnya yang diangap
membahayakan dirinya yang bersumber dari dalam dirinya ataupun dari hasil hubungan
interpersonal. Pendapat lain mengemukakan bahwa kecemasna merupakan sebuah emosi dan
pengalaman subjektif yang dimiliki oleh seseorang (Wati, 2015:67). Kecemasan mungkin
melibatkan perasaan, perilaku, dan respon-respon fisiologis (Durand, 2006). Menurut Anxietas
(Nevid, Rathus & Greene, 2005) kecemasan adalah suatu keadaan khawatir pada seseorang yang
mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Kecemasan merupakan respon yang
tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai
dengan proporsi ancaman.
Dari pengertian yang telah dijelaskan oleh para ahli maka dapat disimpulkan bahwa
kecemasan adalah rasa takut atau khawatir pada situasi tertentu yang sangat mengancam yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dapat menyebabkan seseorang gelisah karena adanya ketidak pastian di masa mendatang serta
adanya ketakutan bahwa hal buruk akan segera terjadi.
2.1.3.2 Jenis-jenis Kecemasan
Menurut Freud dalam Suryabraha (2008:139) ada tiga jenis-jenis kecemasan yaitu
kecemasan realistik, kecemasan neurotic, dan kecemasan moral. Jenis-jenis kecemasan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kecemasan realistik
Kecemasan realistik yaitu kecemasan yang realist atau ketakutan akan bahaya di dunia yang
luar,kecemasan realistik ini menjadi penyebab munculnya kecemasan neurotik dan kecemasan
moral, maka kecemasan realistik ini menjadi pokok diantara jenis kecemasan yang lainnya.
b. Kecemasan Neurotik
Kecemasan neurotik adalah ketakutan terhadap hukuman yang akan diterima oleh dirinya
dari orang tua atau figure penguasa lainnya jika reaksi yang dilakukan tidak sesuai dengan yang
diharapkan oleh orang lain.
c. Kecemasan Moral
Kecemasan moral adalah kecemasan yang timbul ketika seseorang melanggar norma-norma
yang ada. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman seseorang dimasa lampau dimana seseorang
pernah mendapatkan hukuman sebagai akibat dari perbuatan yang melanggar kode moral, dan
kemungkinan akan mendapatkan hukuman lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.1.3.3 Indikator kecemasan
Seseorang dikatakan cemas atau mengalami kecemasan akan menunjukkan ciri-ciri
kecemasan atau tanda-tandan yang bisa dilihat secara fisik atau psikologis. berikut adalah aspek
kecemasan menurur Mahler (dalam Calhous & Acocella) dan menurut Menurut (Nevid, Rathus
& Grenee, 2005 ). Mahler (dalam Calhous & Acocella) menyebutkan ada tiga aspek reaksi
kecemasan yaitu :
1. Aspek emosional atau afeksi
Aspek emosional berkaitan dengan perasaan individu terhadap suatu hal yang dialami secara
sadar dan mempunyai ketakutan yang mendalam. Aspek emosional cenderung terus menerus
merasa khawatir akan sesuatu yang menimpanya, mudah tersingung dan sering mengeluh.
2. Aspek kognitif
Aspek kognitif berkaitan dengan kekhawatiran individu terhadap konsekuendi yang akan
dialami, bila rasa kekhawatiran meningkat maka akan menggangu kemampuan kognitif individu
misalnya sulit berkonsentrasi, mudah panic, pelupa dan pikiran kacau.
3. Aspek fisik
Aspek fisik berkaitan dengan reaksi tubuh secara fisik seperti berkeringat meskipun udara
tidak panas, jantung berdebar terlalu kencang, tangan atau kaki terasa dingin, mulut dan
pencernaan terasa kering, muka tampak pucat, susah tidur, dan mudah terkejut. Setiap individu
yang cemas mengalami gejala fisik yang berbeda-beda.
Menurut (Nevid, Rathus & Grenee, 2005 ) kecemasan terdiri dari ciri fisik, kognisi, dan
perilaku. Ciri-ciri tersebut terdiri atas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1. Fisik
Kecemasan fisik pada individu meliputi kegelisahan, kegugupan, tangan dan tubuh gemetar,
telapak tangan berkeringat, pingsan, sulit berbicara, jantung berdebar kencang, jari-jari atau
anggota tubuh terasa dingin, pusing, merasa lemas, kerongkongan terasa tersekat, leher atau
pungung terasa kaku, panas dingin, sering buang air kecil, pipi atau wajah terasa memerah,
sensitive dan mudah marah.
2. Perilaku (Behavioral)
Behavioral atau sering disebut sebagai perilaku meliputi perilaku yang menghindar, perilaku
yang melekat dan perilaku terguncang.
3. Kognitif
Ciri-ciri pada aspek kognitif meliputi khawatir tentang terjadinya sesuatu, keyakinan bahwa
sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi, merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang
normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian. Sulit berkonsentrasi atau sulit untuk
memfokuskan fikiran. Dan khawatir akan ditingal sendirian.
2.1.3.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan
Ada faktor-faktor yang dapat menyebabkan individu mengalami kecemasana. faktor-
faktor tersebut adalah keadaan biologis, kemampuan beradaptasi/mempertahankan diri terhadap
lingkungan yang diperoleh dari perkembangan dan pengalaman, serta adaptasi terhadap
rangsanagan, situasi atau stressor yang dihadapi. situasi yang dapat menyebabkan kecemasan di
dapatkan dari lingkungan sosial. lingkungan sosial mempunyai aturan-aturan, kebiasaan, hukum-
hukum yang berlaku di daerah tertentu. hal inilah yang menyebabkan individu harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dapatmenyesuaikan diri dengan lingkungan sosialyang ada. individu yang tidak dapat
menyesuaikan diri dengan aturan akan menyebabkan ketidak seimbangan dalam diri dan
sosialnya, sehingga dapat menimbulkan kecemasan. Zakiah Daradjat (Kholil Lur Rochman,
2010:167) mengemukakan beberapa faktor dari kecemasan yaitu :
1. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam dirinya.
Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya terlihat jelas
didalam pikiran.
2. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula menyertai
gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat dalam bentuk yang
umum.
3. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk. Kecemasan ini
disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan dengan apapun yang
terkadang disertai dengan perasaan takut yang mempengaruhi keseluruhan
kepribadian penderitanya.
Timbulnya kecemasan disebabkan karena kurangnya pengalaman dalam menghadapi
berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap menghadapi situasi baru (Kresch dan
Qrutch (dalam Hartanti & Dwijatanti ). Sumber kecemasan terdiri dari dua faktor, yaitu :
a. Faktor internal
Kecemasan yang berada dari dalam individu, misalnya : tidak percaya diri, perasaan
bersalah, dan rendah diri. Faktor internal pada umumnya sanngat dipengaruhi oleh pikiran
negative dan tidak rasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1) Pengalaman
Sumber-sumber ancaman yang dapat menimbulkan kecemasan tersebut bersifat lebih umum.
Penyebab kecemasan dapat berasal dari berbagai kejadian di dalam kehidupan atau dapat terletak
di dalam diri seseorang, misalnya seseorang yang memiliki pengalaman dalam menjalani suatu
tindakan maka dalam dirinya akan lebih mampu beradaptasi atau kecemasan yang timbul tidak
terlalu besar (Horney dan Trismiati, 2006).
2) Respon terhadap stimulus
Kemampuan seseorang menerima rangsangan atau besarnya rangsangan yang diterima akan
mempengaruhi kecemasan yang timbul. Pada usia yang semakin tua maka seseorang semakin
banyak pengalamnnya sehingga pengetahuannya semakin bertambah. Karena pengetahuannya
banyak maka seseorang akan lebih siap dalam menghadapi sesuatu
3) Gender
Berkaitan dengan kecemasan pada pria dan wanita, bahwa perempuan lebih cemas akan
ketidak mampuannya dibanding dengan laki-laki, laki-laki lebih aktif, eksploratif, sedangkan
perempuan lebih sensitif. Penelitian lain menunjukkan bahwa laki-laki lebih rileks dibanding
perempuan.
b. Faktor eksternal
Kecemasan yang berasal dari luar seseorang, dapat berupa kritikan dari orang lain, beban
tugas maupun masalah pekerjaan yang berlebihan.
1) Dukungan keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Adanya dukungan keluarga akan menyebabkan seorang lebih siap dalam menghadapi
permasalahan.
2) Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan sekitar ibu dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih kuat dalam
menghadapi permasalahan, misalnya lingkungan pekerjaan atau lingkungan bergaul yang tidak
memberikan cerita negatif tentang efek negatif suatu permasalahan menyebabkan seseorang
lebih kuat dalam menghadapi permasalahan.
Peneliti menyimpulkan bahwa kecemasan hadir karena adanya suatu emosi yang berlebihan.
Selain itu, keduanya mampu hadir karena lingkungan yang menyertainya, baik lingkungan
keluarga, sekolah, maupun penyebabnya
a. Lingkungan keluarga
Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh dengan pertengkaran atau penuh dengan
kesalahpahaman serta adanya ketidakpedulian orangtua terhadap anak-anaknya, dapat
menyebabkan ketidaknyamanan serta kecemasan pada anak saat berada didalam rumah.
b. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan individu.
Jika individu tersebut berada pada lingkungan yang tidak baik, dan individu tersebut
menimbulkan suatu perilaku yang buruk, maka akan menimbulkan adanya berbagai penilaian
buruk dimata masyarakat. Sehingga dapat menyebabkan munculnya kecemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.1.4 Skala
2.1.4.1 Skala Likert
Skala adalah seperangkat nilai angka yang ditetapkan kepada subjek, objek, atau tingkah
laku dengan tujuan untuk mengukur sifat (Hamzah,2011:105). Menurut (Ridwan,2010:6) skala
adalah pengukuran untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi
kesalahan dalam menganalisis data. sedangkan menurut Widoyo (2015:102) skala merupakan
sebuah acuan untuk menentukan panjang pendeknya sebuah interval dalam alat ukur sehingga
dapat menghasilkan data yang kuantitatif. jadi menurut peneliti kesimpulan yang dapat diambil
dari pendapat di atas yaitu skala adalah alat ukur yang berupa nilai angka untuk
mengklasifikasikan variabel yang akan diukur sehingga peneliti akan mendapatkan data yang
kuantitatif.
Menurut Widoyoko (2015:102) skala adalah sebuah ukuran untuk menentukan panjang
pendeknyainterval dalam alat ukur sehingga dapat menghasilkan data yang kuantitatif. Menurut
(Ridwan,2010:6) menyatakan skala yaitu pengukuran untuk mengklasifikasikan variabel yang
akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menganalisis data. Pendapat lain mengatakan
skala adalah nilai atau angka yang ditetapkan kepada subjek, objek, atau tingkah laku dengan
tujuan untuk mengukur sifat dalam setiap individu. Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari
pendapat di atas yaitu skala merupakan alat ukur yang memiliki nialai angka untuk
mengklasifikasikan variabel yang akan diukur sehingga dapat menghasilkan data yang
kuantitatif.
Sumanto (2014:102) Mengungkapkan bahwa dalam skala Likert terdapat pernyataan
positif yang disebut dengan favorable dan pernyataan negatif yang disebut dengan unfavorable.
Skala Likert digunakan untuk menentukan sikap tertentu terhadap objek sikap mulai dari sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
positif sampai dengan sangat negatif. Tiga elemen model skala likert yaitu model skala tiga,
model skala empat, dan model skala lima di setiap model skala likert memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. kelemahan model skala tiga yaitu pilihan jawaban sangat terbatas
sehingga tidak mampumengungkapkan perbedaan sikap responden secara maksimal, selain itu
terdapat alternatif jawaban tengah yang dapat dianggap sebagai jawaban yang paling aman.
model skala ke empat memiliki pilihan jawaban yang lebih banyak dari pada skala tiga sehingga
mampu mengungkapkan lebih maksimal perbedaan respon selain itu dalam model skala empat
tidak terdapat pilihan jawaban yang netral. Dalam model skala yang kelima memiliki pilihan
jawaban paling lengkap yang dapat menggali keadaan respon secara maksimal dibandingkan
skala yang lainnya, akan tetapi model ini terdapat jawaban yang memacu untuk memilih jawaban
yang netral (Widoyoko 2015:104-106)
Dalam penelitian ini peneliti memilih skala Likert, karena pada skala ini terdapat model
yang memiliki pilihan jawaban paling lengkap yang dapat menggali respon secara maksimal
dibandingkah skala yang lainnya. Menurut Sumanto (2014:93) Variabel dan cara mengukur jenis
skala dibedakan menjadi empat yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.
berikut adalah penjelasan dari keempat skala berikut:
1. Skala nominal
Sumanto, 2014:95 menjelaskan bahwa skala nominal mengklasifikasikan orang atau objek
dalam bentuk kategori. Pemberian angka atau simbol pada skala nominal ini menunjukkan ada
atau tidak adanya karakteristik pada objek yang diukur.
2. Skala Ordinal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Sumanto, 2014:96 menjelaskan bahwa skala ordinal terdapat peringkat pada karakteristik
tertentu jadi dalam skala ini tidak hanya mengklasifikasikan subjek saja. skala ini tidak memiliki
I terval yang sama karena skala ini hanya digunakan untuk membedakan urutan pada suatu
subjek saja.
3. Skala interval
Sumanto,2014:97) menegaskan bahwa skala interval memiliki ciri yang dimiliki oleh skala
nominal dan skala ordinal. skala interval dapat digunakan untuk membedakan peringkat selain
itu jarak antara satu data dengan data yang lainnya mempunyai bobot yang sama.
Dalam penelitian ini peneliti mengunakan skala interval, karena skala interval memiliki ciri
yang dimiliki oleh skala nominal dan skala ordinal, sehingga penelitian berangapan bahwa skala
interval akan lebih lengkap dari pada skala nominal dan skala ordinal.
2.1.4.3 Karakteristik skala psikologi
Menurut Azwar (2007:3) skala memiliki bentuk atau karakteristik yang berbeda dari alat
ukur yang lainnya. Karakteristik skala psikologi yaitu (1) responden tidak mengetahui arah
jawaban yang dikehendaki oleh pernyataan jadi pernyataan tidak mengungkap secara langsung
pada atribut yang akan diteliti. (2) Berisi pernyataan yang mengacu pada indikator yang diteliti
dan dapat diambil sebuah kesimpulan ketika pernyataan sudah diisi oleh responden. dan yang ke
(3)Jawaban yang sudah diisi tidak diklasifikasikan sebagai jawaban yang benar dan salah, semua
jawaban dapat diterima selama responden memberikan jawaban yang jujur.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penskalaan model Likert. Penskalaan dalam
penelitian ini menggunakan model pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sebagai dasar penentuan nilai sikap (Azwar, 2000). Prosedur penskalaan dengan model Likert di
dasari oleh dua asumsi yaitu :
1. Setiap pernyataan sikap yang disepakati sebagai pernyataan yang mendukung
(Favorable) atau yang tidak mendukung (unfavorable).
2. Jawaban dari individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot yang lebih
tinggi dari pada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap
negatif.
2.1.4.4 Skala Kecemasan
Menurut Nevid (dalam Annisa &Ifdil, 2006:96) Skala kecemasan merupakan alat ukur
untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh seseorang. Didalam skala terdapat
sebuah pernyataan, pernyataan tersebut mengacu pada indikator kecemasan yang sudah
dikemukakan oleh beberapa ahli. Penelitian yang berjudul penyusunan skala kecemasan aspek
sosial untuk siswa kelas IV SD ini menggunakan indikator kecemasan yang diungkapkan oleh
Nuvid (dalam Annisa &Ifdil, 2006:96). indikator yang digunakan oleh peneliti dalam
penyusunan skala kecemasan sebagai berikut:
1. Fisik : Gemetar, keringat bercucuran, tangan terasa dingin, detak jantung cepat, gangguan
pencernaan, nafas memburuk, sulit berbicara, pusing, lemas, gangguan pencernaan, mudah
marah.
2. Behavioral : Perilaku menghindar dan perilaku melekat
3. Kognitif : Khawatir tentang sesuatu dan sulit untuk berkonsentrasi
Modifikasi skala Likert yang terdiri dari 4 (empat) kategori jawaban, dimaksudkan untuk
menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima tingkat, karena kategori netral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mempunyai arti ganda, atau bisa diartikan belum dapat memutuskan. Tersedianya jawaban
ditengah juga menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah terutama bagi mereka yang
ragu-ragu atas kecenderungan arah jawabannya. Selain itu, maksud kategori jawaban SS-S-TS-
STS ialah untuk melihat kecenderungan pendapat responden kearah setuju atau tidak setuju. Blue
Print Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Sosial Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Kanisius
Babadan dapat dilihat pada tabel 1. Blue print dalam bentuk angka dan Blue print dalam bentuk
pernyataan.
Tabel 1. Blue print dalam bentuk angka dan Blue print dalam bentuk pernyataan.
Variabel Aspek Indikator perilaku Jumlah
aitem Favorable Unfavorable
Kecemasan
tampil di
depan
panggung
Fisik Gemetar 1,2 3,4 4
Keringat bercucuran 5,6 7,8 4
Tangan terasa dingin 9,10 11,12 4
Detak jantung cepat 13,14 15,16 4
Gangguan pencernaan 17,18 19,20 4
Nafas memburuk 21,22 23,24 4
Gugup 25,26 27,28 4
Takut 29,30 31,32 4
Rendah diri 33,34 35,36 4
Mudah marah 37,38 39,40 4
Behavioral Perilaku menghindar 41 43 2
Kurang mampu berbicara 42 44 2
Kognitif Sulit berkonsentrasi 45,46 47,48 4
khawatir 49 50 2
Total 25 25 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Variabel Aspek Indikator
Perilaku
Jumlah Aitem
Favorable Unfavorable
Kecemasan
sosial
tampil di
depan kelas
Fisik Gemetar 1. Kaki saya gemetar ketika saya
berjalan menuju depan kelas.
3. Kaki saya merasa ringan
ketika saya berjalan menuju
depan kelas.
2. Tangan saya gemetar ketika
saya menulis di depan kelas.
4. Saya bisa menulis di depan
kelas dengan baik.
Keringat
bercucuran
5. Ketika menunggu giliran
untuk tampil di depan kelas
keringat saya mulai bercucuran.
7. Saya merasa tenang ketika
saya menunggu giliran untuk
tampil di depan kelas.
6. Telapak kaki dan tangan saya
berkeringat ketika saya berjalan
menuju depan kelas.
8. Saya nyaman ketika saya
berjalan menuju depan kelas
karena telapak kaki dan tangan
saya tidak berkeringat.
Tangan
terasa
dingin
9. Telapak tangan saya terasa
dingin ketika saya menunggu
giliran untuk tampil di depan
kelas.
11. Ketika saya menunggu
giliran untuk presentasi saya
merasa nyaman dengan telapak
tangan saya.
10. Tangan saya terasa dingin
ketika saya diminta guru untuk
menulis di papan tulis.
12. Saya bisa menulis dengan
bagus ketika saya diminta guru
untuk menulis di papan tulis.
Detak
jantung
cepat
13. Detak jantung saya berdebar
lebih cepat ketika guru
memanggil saya untuk tampil di
depan kelas.
15. Saya selalu siap ketika guru
memanggil saya untuk tampil di
depan kelas.
14. Detak jantung saya tidak
teratur ketika teman saya
menertawakan saya pada saat
saya tampil di depan kelas.
16. Saya merasa biasa saja
ketika teman saya menertawakan
saya pada saat saya tampil di
depan kelas.
Gangguan
pencernaan
17. Ketika guru menunjuk saya
untuk tampil di depan kelas
perut saya terasa mulas.
19. saya tidak merasakan
gangguan pada pencernaan saya
ketika guru menunjuk saya
untuk tampil di depan kelas
18. Ketika menunggu giliran
presentasi saya selalu meminta
ijin guru untuk pergi ke WC.
20. Ketika presentasi
berlangsung saya selalu di dalam
kelas dan saya tidak ijin untuk
pergi ke WC.
Nafas
memburuk
21.Saya menarik nafas terlebih
dahulu ketika saya menjawab
pertanyaan dari teman saya.
23. saya menjawab pertanyaan
dari teman saya dengan lancar
dan jelas.
22. Nafas saya tidak teratur
ketika saya tampil di depan
kelas.
24. ketika saya tampil di depan
kelas saya merasa tenang dan
nyaman.
Rendah diri 25. Saya menundukkan kepala
ketika saya berjalan menuju
depan kelas.
27. ketika saya berjalan menuju
depan kelas saya merasa percaya
diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Behavioral
26. Saya tidak yakin dengan
kemampuan saya untuk tampil di
depan kelas.
28. Saya yakin dengan
kemampuan saya untuk tampil di
depan kelas.
Takut 29. Saya takut ditertawakan oleh
guru dan teman saya ketika saya
tampil di depan kelas.
31. Saya merasa percaya diri
ketika saya tampil di depan
kelas.
30. Saya takut jika saya salah
menjawab pertanyaan dari teman
saya.
32. Saya selalu menjawab
pertanyaan dari teman saya
dengan lancar.
Gugup 33.Saya merasa gugup ketika
saya sudah berdiri di depan
kelas.
35. saya tidak merasa gugup
ketika saya mulai tampil di
depan kelas.
34. Saya gugup ketika melihat
teman saya memperhatikan saya
pada saat saya tampil di depan
kelas.
36. saya merasa lebih percaya
diri dan senang ketika teman
saya memperhatikan saya pada
saat saya tampil di depan kelas.
Mudah
marah
37. Saya tidak mau tampil di
atas panggung ketika guru
memanggil nama saya dan
teman-teman saya menyoraki
saya.
39. Saya merasa senang ketika
guru memangil nama saya dan
teman-teman saya menyoraki
saya untuk tampil di atas
panggung.
38. Ketika saya tampil di atas
panggung dan teman saya
menertawakan saya langsung
turun dari atas panggung.
40. Ketika teman teman saya
menertawakan penampilan saya
diatas panggung saya tdak marah
karena saya merasa percaya diri.
Perilaku
menghindar
41. Ketika nama saya dipanggil
dan guru meminta saya maju ke
atas panggun untuk bercerita
saya meminta ijin untuk pergi ke
WC.
42. Ketika guru meminta saya
untuk tampil di atas panggung
saya langsung merespon
perintah guru dengan baik.
Tegang 43. Saya merasa tegang ketika
teman-teman mulai banyak yang
menangapi pada saat saya tampil
di depan kelas.
44. saya bisa merespon dengan
baik tentang tanggapan dari
teman saya pada saat saya tampil
di depan kelas.
Kurang
mampu
berbicara
45. Suara saya terbata-bata
ketika saya berbicara di depan
kelas.
46. Ketika saya tampil di depan
kelas suara saya lantang dan
jelas.
Kognitif Sulit
berkonsetra
si
47. Pengucapan kata-kata saya
sering salah ketika tampil di atas
panggung, sehingga saya tidak
mampu berkonsentrasi dengan
baik.
48. Ketika saya tampil di atas
panggung saya sangat
konsentrasi sehingga saya
merasa puas dengan setelah saya
tampil di atas panggung.
Khawatir 49.saya merasa khawatir maka
saya mengecilkan folume suara
saya ketika saya tampil di atas
panggung.
50. folume suara saya keras
sehingga terdengar dengan jelas
pada saat saya berbicara di
depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.1.4.5 Tampilan Skala
Menurut Azwar (2007:73) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tampilan penyajian
skala yaitu dengan memperhatikan format dalam tata letak, pemilihan warna, dan data identitas
atau petunjuk pengisian da nisi. hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Format dan tata letak
Format dalam tampilan skala ini berkaitan dengan bentuk pilihan jawaban dalam setiap
pernyataan. pilihan jawaban tersebut berupa pilihan jawaban “setuju” dan ”tidak setuju”.
pemilihan bentuk jawaban tersebut disesuaikan dengan karakteristik siswa. peneliti
menyediakan pilihan jawaban dengan tanda contrengan (√) dari pada pilihan jawaban yang
harus ditulis tangan oleh siswa sendiri.
Skala yang dibuat oleh peneliti akan disajikan dalam format buku booklet berukuran kwarto
berukuran A5. skala yang akan dibuat harus memperhatikan jenis huruf dan ukuran huruf agar
mudah dibaca. tata letak skala disusun agar responden mudah untuk memberikan jawaban. butir-
butir pernyataan disusun ukuran dan jenis hurufnya untuk mempermudah responden membaca
dan menjawab setiap pernyataan.
2. Penggunaan Warna
Penggunaan warna dalam tampilan skala akan memberikan kesan yang menyenangkan,
membuat responden nyaman, dan menimbulkan apresiasi dari skala yang ditampilkan dalam
warna hijau. Pemilihan warna dalam huruf sebaiknya dipilih warna yang kontras sehingga dalam
setiap pernyataan responden dapat melihat huruf dengan jelas dan memudahkan responden untuk
membacanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Data Identitas
Penulisan data identitas disesuaikan dengan kebutuhan dari peneliti. Responden diminta
untuk menuliskan data identitas dirinya agar skala yang diberikan oleh peneliti kepada
responden tidak tertukar dengan orang lain. Dalam penulisan data identitas diri ini akan
membuat responden tidak percaya diri dalam menjawab pernyataan, kemungkinan besar
responden akan menjawab pernyataan yang tidak sesuai dengan keadaan dirinya. sedangkan jika
responden tidak menuliskan data identitas dirinya maka mereka akan lebih nyaman dan leluasan
dalam menjawab setiap pernyataan yang sudah disediakan oleh peneliti.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang pengembangan alat ukur kesulitan belajar menulis aspek sosial-emosi pada
siswa kelas 2 di SD Muhammadiyah Bantul Latifah (2017). Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa kesulitan belajar menulis berdampak pada aspek sosial yang mencakup
aspek komunikasi interpersonal, interaksi sosial, dan perilaku sosial anak terhadap lingkungan
sekitarnya. Kesulitan belajar menulis juga berdampak pada aspek emosi yaitu subjek mudah
marah, mudah tersingung, perasaan cemas dan takut ketika diberikan tugas. Kesulitn belajar
yang dialami siswa berpengaruh pada dinamika psikologi yang ditunjukkan dengan ketidak
stabilan emosi dan adanya perubahan perilakumisalnya ketika subjek berada di dalam kelas dan
diberi tugas belajar, subjek menjadi diam lebih sering menunduk, setelah siswa mendengar bel
istirahat subjek segera berlari meninggalkan ruang kelas dan memberikan pekerjaannya begitu
saja.
Penelitian ini relevan dengan beberapa penelitian diantaranya adalah penelitan yang
dilakukan Chun-Hsia Huang (2017) dalam penelitian ini Chun-Hsia Huang mengembangkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
memvalidasikan skala kualitas mutu hidup untuk siswa sekolah dasar. penelitian ini berfokus
pada perkembangan emosional dalam diri siswa. Faktor yang mempengaruhi perkembangan
emosional dalam diri siswa yaitu faktor sekolah, keluarga, lingkungan, tempat tinggal, gaya
hidup, kemampuan belajar, dan hubungan antar teman. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
yang berusia 10-12 tahun. Peneliti menyebar 953 kuisioner kepada siswa akan tetapi peneliti
hanya menerima kembali 711 kuesioner. Model yang digunakan oleh peneliti yaitu skala Likert
dengan 4 pilihan jawaban dengan pertimbangan supaya tidak ada jawaban yang netral.
Pengembangan instrument dilakukan dengan cara melakukan validari menggunkan dua tahapan,
yaitu tahap 1validasi untuk mengetahui pernyataan-pernyataan yang valid dan dapat digunakan
untuk melakukan uji coba kepada siswa. Tahap yang ke 2 yaitu membahas tentang uji coba
instrumen penelitian. hasil dari uji coba instrument tersebut kemudia di analisis menggunakan
aplikasi SPSS For windows (versi 18). Peneliti menyusun 70 item pernyataan, namun setelah
dilakukan uji validasi didapatkan hasil 24 item pernyataan yang valid. Hasil dari penelitian ini
yaitu instrument pengembangan dan validasi skala mutu hidup untuk siswa sekolah dasar dapat
digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa pada anak sekolah dasar.
Darti (2013) Penelitian tentang instrumen kecemasan siswa terhadap sekolah pada siswa
kelas IV sekolah dasar di kota Denpasar tahun ajaran 2010/2011. Subjek dalam penelitian ini
yaitu siswa kelas IV sekolah dasar di kota Denpasar tahun ajaran 2010/2011. Dalam
pengembangan ini peneliti mengembangkan 4 tahapan yaitu tahap I, tahap II, tahap III, tahap IV.
Hasil yang sudah didapat oleh peneliti yaitu 101 butir soal yang sudah valid. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek-aspek dan indicator kecemasan siswa terhadap
sekolah dasar, dalam pengembangan intrumen kecemasan siswa peneliti menyusun blue print
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
untuk mengetahui tingkat validasi dan reliabilitas instrument kecemasan siswa kelas VI sekolah
dasar.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang relevan tersebut pengembangan skala digunakan
untuk mengetahui kecemasan sosial siswa, pengembangan mutu skala kecemasan aspek sosial
yang di buat oleh peneliti untuk siswa sekolah dasar. Selanjutnya peneliti mencoba untuk
melakukan penelitian dan pengembangan yang belum pernah dilakukan yaitu menyusun skala
kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Pada penelitian ini peneliti membuat
Literatur map mengenai kerangka kesesuaian atau relevansi penelitiansebagai berikut :
Bagan 2.1 Literatur Map
Penelitian tentang
pengembangan skala
Darti (2013)
Pengembangan instrument
kecemasan siswa terhadap
sekolah pada siswa kelas VI
sekolah dasar di kota
Denpasar tahun ajaran
2010/2011
Huang (2017)
Pengembangan dan
validasi skala kualitas
mutu hidup untuk siswa
sekolah dasar
Latifah (2017)
Pengembangan alat
ukur kesulitan belajar
menulis pada aspek
sosial-emosi pada siswa
kelas 2 di SD
Muhammadiyah Bantul.
Widyaastuti (2017)
Penyusunan skala kecemasan
aspek sosial untuk siswa kelas IV
sekolah dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2.3 Kerangka Berpikir
Secara berkesinambungan setiap manusia mengalami perkembangan, hal tersebut juga
dialami oleh siswa sekolah dasar. Salah satu dari perkembangan yang dialami oleh siswa sekolah
dasar yaitu perkembangan sosial. Perkembangan sosial yang dialami siswa sekolah dasar
merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses
belajar untuk meyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi; meleburkan
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Kemampuan anak
berkembang dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang
dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia 6 bulan,
yang pada saat itu mereka telah mampu mengenal manusia yang lain, terutama anggota keluarga.
Pada observasi yang dilakukan oleh peneliti, 43,47 % siswa dari 100 % siswa mengalami
kecemasan, hal tersebut ditandai oleh peneliti 10 siswa dari 23 siswa cenderung menolak jika
diminta guru untuk berbicara di depan kelas, sikap siswa yang menundukkan kepala dan bermain
pensil pada saat guru meminta siswa untuk maju menuju depan kelas. Dalam perkembangan
sosial peserta didik usia Sekolah Dasar memegang peran penting. Melalui kegiatan kelompok
dan permainan, anak Sekolah Dasar belajar berbaur dan bersosialisasi dengan anak lainnya.
Perkembangan sosial dapat menumbuhkan jiwa sosial dan perhatian terhadap lingkungan tanpa
ada tekanan karena perkembangan sosial dengan baik. Menurut Hurlock (1980). Perkembangan
sosial yang dialami oleh siswa sekolah dasar dapat memicu munculnya rasa cemas.
Kecemasan ini disebabkan karena adanya rasa takut atau khawatir akan adanya hal buruk
yang akan terjadi pada dirinya. Perasaan tersebut dapat diartikan sebagai ketakutan ketika
berhadapan dengan orang lain sehingga siswa mengalami kecemasan sosial. Kecemasan sosial
merupakan ketakutan penilaian orang lain terhadap diri individu itu sendiri. Kondisi seperti ini,
tidak jarang membuat individu takut, cemas, dan khawatir yang seringkali diwujudkan dalam
perilaku menghindar. Perilaku tersebut dapat memicu munculnya rasa cemas. Kecemasan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dialami oleh siswa kelas IV sekolah dasar ini disebabkan karena adanya rasa takut atau khawatir
akan adanya hal buruk yang akan terjadi pada dirinya. Sama halnya dengan penelitian menurut
Muhammadiyah Bantul Latifah (2017) yang menunjukkan bahwa kesulitan belajar menulis
berdampak pada aspek sosial yang mencakup aspek komunikasi interpersonal, interaksi sosial,
dan perilaku sosial anak terhadap lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, guru memerlukan sebuah alat
atau skala untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa. Skala adalah alat ukur yang dapat
digunakan untuk melihat tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa. Di dalam skala terdapat
pernyataan dan pilihan jawaban yang dapat digunakan untuk menggali sikap yang dirasakan oleh
siswa. untuk membantu kebutuhan guru dan siswa maka peneliti akan menyusun skala
kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
2.4 Pertanyaan Penelitian
2.4.1 Bagaimana prosedur penyusunan skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV SD ?
2.4.2 Bagaimana kualitas skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab III ini berisi tentang jenis penelitian, setting penelitian, rencana
penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, dan teknik
analisis data.
3.1 jenis penelitian
Metode penelitian merupakan unsur yang sangat penting di dalam suatu penelitian,
karena pada metode penelitian ini peneliti dapat menentukan apakah hasil dari suatu penelitian
dapat di pertanggungjawabkan ataupun tidak (Hadi, 2000). Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian Research and Development (R&D). Sugiyono (2014:297) mengemukakan
bahwa R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut. Menurut Trianto (2011:206) penelitian dan pengembangan
adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan. Borg & Gall
(dalam Setyorini, 2013 : 222) pengertian dari penelitian pengembangan adalah suatu proses yang
dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk. Dari ketiga pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu atau mengembangkan produk yang sudah ada untuk
mencapai keefektivan produk tersebut.
Criri utama dari R & D yaitu (1)mengedepankan pemecahan masalah yang berfokus pada
inovasi, efektivitas, efisiensi, dan produktivitas, (2) bertolak dari fakta, masalah, potensi,
tantangan, dan kebutuhan nyata yang harus segera dicari penyelesaiannya, (3) membutuhkan uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
coba yang akurat menggunakan penelitian eksperimen, (4)menciptakan model, cara, sistem,
temuan yang berorientasi masa depan, tepat guna, siap pakai, dan dapat dikembangkan (putra,
2015:26).
Dalam penelitian ini peneliti mengadopsi langkah-langkah penelitian dan pengembangan
menurut Borg & Gall (dalam Mulyatiningsih, 2014 : 162-166). Langkah-langkah berikut
dimodifikasikan menjadi lima langkah karena keterbatasan waktu dan membutuhkan biaya yang
cukup banyak untuk mengembangkan produk tersebut. Lima langkah tersebut yaitu (1)
Penelitian dan pengumpulan informasi, (2) Perencanaan, (3)Pengembangan bentuk awal produk,
(4)Uji lapangan persiapan, (5) Revisi produk utama. Berikut adalah bagan langkah-langkah
penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall (dalam Mulyatiningsih, 2014 : 162-166).
Bagan 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg&Gall
(1)
Penelitian dan
pengumpulan
informasi
(2)
Perencanaan
(3)
Pengembangan
bentuk awal
produk
(4)
Uji lapangan
persiapan
(5)
Revisi produk
utama
(6)
Uji lapangan
utama
(7)
Pelaksanaan
revisi produk
(8)
Uji lapangan
operasional
(9)
Revisi produk
akhir
Penyebaran dan
pengimplementasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengembangkan skala kecemasan
aspek sosial pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini
berdasarkan pada langkah-langkah dalam R&D yang dibatasi pada lima langkah yaitu revisi dan
laporan hasil pengembangan untuk mengetahui kualitas skala kecemasan aspek sosial dan
prosedur penyusunannya, sehingga peneliti menghasilkan skala kecemasan aspek sosial untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar.
3.2 Setting Penelitian
Setting penelitian ini membahas tentang tempat penelitian, waktu penelitian, subjek
penelitian, dan objek penelitian.
3.2.1 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Babadan Yogyakarta , yang beralamat di
Babadan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Pemilihan tempat ini berdasarkan hasil
wawancara dan observasi yang menunjukkan adanya kecemasan yang dialamioleh siswa kelas
IV sekolah dasar khususnya pada kecemasan aspek sosial.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu pada penelitian ini terhitung mulai dari bulan Oktober 2017 sampai maret 2018.
Tahap pelaksanaan penelitian ini diawali dengan mencari informasi untuk analisis kebutuhan
hingga penyelesaian laporan skripsi.
3.2.3 Subjek Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Babadan tahun pelajaran
2018/2019. Siswa kelas IV. Peneliti melakukan penelitian pada 20 siswa di kelas IV sekolah
dasar kanisius babadan yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki.
3.2.4 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah penyusunan skala kecemasan aspek sosial untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar Kanisius Babadan.
3.3 Rencana penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengadopsi model pengembangan milik Borg&Gall (dalam
Mulyaningsih, 2014:162-166). Terdapat 10 langkah pengembangan milik Borg&Gall yaitu
sebagai berikut: (1) Pengumpulan informasi, (2) Perencanaan, (3)Pengembangan bentuk awal
produk, (4)Uji lapangan persiapan, (5)Revisi produk utama, (6) Uji lapangan utama, (7)
Pelaksanaan revisi produk, (8) Uji lapangan operasional, (9) Revisi produk akhir,
(10)Penyebaran. Berikut adalah 10 langkah pengembangan milik Borg&Gall (dalam
Mulyaningsih, 2014:162-166).
1. Penelitian maupun pengumpulan informasi dilakukan peneliti melalui observasi
(pengamatan kelas) dan melalui tinjauan literature (kajian pustaka) untuk mengumpulkan
informasi penelitian yang berhubungan dengan produk yang akan dikembangkan oleh
peneliti.
2. Perencanaan yang memuat mengenai tujuan penelitian yang akan dicapai. Pada tahap ini
peneliti membuat rancanagn model untuk memecahkan masalah yang telah dianalisis
pada tahap pertama. Peneliti membuat perencanaan tentang kegiatan-kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dilakukan pada setiap tahap penelitian dan peneliti menguji kelayakan rancangan dengan
cara meminta pertimbangan kepada ahli secara tertulis.
3. Pengembangan bentuk awal produk pada tahap ini dilakukan dengan melakukan validasi
rancangan model oleh pakar yang ahli dalam bidangnya. Hasil validasi kemudian akan
dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan.
4. Uji lapangan persiapan dilakukan oleh peneliti dengan melibatkan sekitar 6-12 orang
responden. Hasil dari uji lapangan persiapan kemudian dianalisis dan dievaluasi untuk
memperbaiki model pada tahap berikutnya.
5. Revisis produk utama dilakukan peneliti berdasarkan hasil analisis dari uji lapangan
persiapan yang telah dilakukan. Revisis produk utama dilakukan peneliti untuk
memperbaiki produk yang dikembangkan.
6. Uji lapangan utama dilakukan peneliti untuk mengetahui kesesuaian antara produk yang
dihasilkan dengan tujuan yang akan dicapai. Data yang dihasilkan dari uji lapangan ini
berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Uji lapangan dilakukan dengan melibatkan 30-
100 orang. Data kuantitatif yang diperoleh kemudian di evaluasi dengan cara
membandingkan antar subjek pada saat sebelum dan sesudah penerapan model. Data
kuantitatif dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang dicapai dengan tujuan yang
diharapkan oleh peneliti.
7. Pelaksanaan revisi produk didasarkan pada hasil analisis uji lapangan utama. Pelaksanaan
ini bertujuan agar produk layak digunakan pada saat uji coba lapangan operasional.
8. Uji lapangan operasional dilakukan dengan melibatkan 40-200 orang. Dalam uji lapanga
operasional ini menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi wawancara,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
observasi, dan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dianalisis oleh peneliti untuk
dijadikan pedoman dalam revisi produk akhir.
9. Revisi produk akhir dilaksanakan sesuai dengan saran yang diperoleh dari hasil analisis
uji lapangan operasional.
10. Penyebaran dilakukan untuk melaporkan hasil dalam pengembangan forummelalui
seminar dan publikasi dalam jurnal ilmiah.
Dari 10 langkah yang telah dipaparkan menurut Borg&Gall (dalam Mulyatiningsih
2014:162-166). Peneliti menggunakan lima langkah penelitian yaitu: (1) Pengumpulan
informasi, (2) Perencanaan, (3)Pengembangan bentuk awal produk, (4)Uji lapangan persiapan,
(5) Revisi produk utama dan pelaporan hasil pengembangan. Dalam penelitian ini peneliti hanya
sampai pada tahap kelima karena keterbatasan waktu dan biaya dari peneliti dan juga kelima
langkah penelitian tersebut sudah cukup sesuai dengan keadaan yang ada di sekolah. Adapun
langkah-langkah dalam penelitian dan penyusunan skala kecemasana dapat dijelaskan melalui
gambar bagan di bawah ini.
Bagan 3.2 Modifikasi Model Penelitian dan Pengembangan
3.4 Prosedur Penelitian
Peneliti memodifikasi lima tahap penelitian yang telah dipaparkan oleh Borg & Gall (dalam
Mulyatiningsih, 2014: 162-166) yaitu : (1) Pengumpulan informasi, (2) Perencanaan,
(1)Penelitian dan
pengumpulan
informasi
(2) Perencanaan (3) Pengembangan
bentuk awal
(4) Uji coba lapangan persiapan (5) Revisi dan laporan hasil
pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
(3)Pengembangan bentuk awal produk, (4)Uji lapangan persiapan, (5)Revisi produk utama dan
pelaporan hasil pengembangan. Adapun langkah-langkah dalam penelitian dan penyusunan skala
kecemasana dapat dijelaskan melalui gambar bagan di bawah ini.
Tahap Pertama
Penelitian dan pengembangan informasi
Tahap Kedua
Perencanaan
Tahap Ketiga
Pengembangan bentuk awal produk
Tahap Keempat
Uji coba lapangan persiapan
Tahap Kelima
Revisi dan Pelaporan Hasil Pengembangan
Bagan 3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian dan
pengumpulan
informasi
Menyusun
pedoman
observasi dan
pedoman
wawancara
Observasi dan
wawancara Validasi oleh
ahli psikologi
Data analisis kebutuhan siswa
dan guru berkaitan dengan skala
kecemasan aspek sosial
Analisis
kebutuhan
Kajian teori
penyusunan skala
kecemasan aspek
sosial
Penyusunan instrumentskala
kecemasan aspek sosial
Kisi-kisi
penyusunan skala
kecemasan aspek
sosial
Revisi Instrumen siap
digunakan
Validasi ahli
Psikologi
Desain skala
kecemasan aspek
sosial
Penentuan Layout
skala kecemasan
Skala kecemasan aspek
sosial siap divalidasi
penyusunan skala
kecemasan aspek
sosial
Revisi Validasi oleh
guru ahli
Validasi oleh guru
ahli Revisi
Skala kecemasan
aspek sosial siap
diuji coba
Produk skala kecemasan aspek sosial Uji coba skala kecemasan aspek sosial pada siswa kelas IV SD
Hasil uji coba lapangan persiapan Revisi produk dan analisis hasil pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.4.1 Penelitian dan pengumpulan Informasi
Pengumpulan data dan informasi dilakukan oleh peneliti melalui observasi dan wawancara.
tujuan peneliti melakukan observasi dan wawancara yaitu untuk mengetahui kebutuhan guru dan
siswa. peneliti melakukan observasi pada saat siswa belajar di dalam kelas, selain itu peneliti
juga melakukan observasi pada saat siswa belajar di luar kelas pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia dimana siswa diminta untuk tampil di atas panggung untuk bercerita pengalaman di
masa lampau. sebelum peneliti melakukan observasi peneliti membuat pedoman observasi
terlebih dahulu, sehingga ketika observasi peneliti dapat memperhatikan indikator dalam
pedoman observasi. setelah melakukan observasi, peneliti melakukan wawancara kepada guru
kelas IV untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan siswa. Hasil dari observasi dan
wawancara kemudia dianalisis oleh peneliti untuk mengetahui kebutuhan siswa dan guru
sehingga peneliti dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa.
3.4.2 Perencanaan
Setelah mengetahui kebutuhan dari guru dan siswa, peneliti melakukan kajian teori mengenai
aspek sosial. Teori tersebut dijadikan oleh peneliti sebagai pedoman dalam penyususnan kisis-
kisi skala kecemasa aspek sosial, yang kemudian akan dikembangkan menjadi instrument skala
kecemasan aspek sosial. selain itu peneliti juga menyusun kuesioner tanggapan produk yang
akan diisi oleh siswa dan lembar validasi produk untuk ahli dan guru. dalam tahap perencanaan
ini peneliti berpedoman pada data hasil analisis kebutuhan gurur dan siswa.
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk
Dalam pengembangan bentuk awal produk ini peneliti membuat dsain penyususnan skala
kecemasan aspek sosial yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV sekolah dasar, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
produk yang dihasilkan oleh peneliti dapat menarik minat siswa dalam mengisis skala kecemasan
aspek sosial. Penyusunana skala kecemasan aspek sosial diawali dengan mengembangkan kisis-
kisi dari indikator kecemasan menjadi sebuah pernyataan yang mudah untuk dipahami oleh siswa
kelas IV sekolah dasar. Peneliti menggunakan jenis huruf dan ukuran yang mudah dibaca oleh
siswa, pernyataan tersebut ditulis oleh peneliti dengan memperhatikan bahasa yang sesuai
dengan perkembangan siswa kelas IV sekolah dasar. pernyataan yang telah disusun oleh peneliti
kemudia dicetak dalam bentuk buku yang kemudian divalidasi oleh guru, ahli psikologi, dan ahli
bahasa. Hasil dari validasi tersebut kemudian dianalisis oleh peneliti menggunakan validasi
konstruk. Peneliti menggunkan validasi konstruk karena validasi tersebut mengacu pada sejauh
mana suatu instrument dapat mengukur konsep dari sebuah teori yang menjadi dasar penyusunan
instrument (Widoyoko, 2015:131). Peneliti melakukan perbaikan setelah mengetahui hasil dari
validasi, perbaikan dilakukan oleh peneliti agar skala kecemasan aspek sosial layak untuk
digunakan dalam uji coba lapangan persiapan.
3.4.4 Uji Coba Lapangan Persiapan
Peneliti melakukan uji coba lapangan pada siswa kelas IV sekolah dasar yang berjumlah
sepulih siswa, setelah peneliti mengetahui bahwa skala kecemasan aspek sosial layak untuk
digunakan. Hasil dari uji coba lapangan lapangan tersebut kemudian dianalisis oleh peneliti
untuk dijadikan pertimbangan dalam revisis produk terakir, sehingga terbentuklah skala
kecemasan aspek sosial yang layak untuk digunakan oleh guru dan siswa.
3.4.5 Revisi dan Pelaporan Hasil Pengembangan
Peneliti Menganalisis hasil uji coba lapangan untuk mengetahui kualitas dari skala
kecemasan aspek sosial yang telah disusun oleh peneliti. Agar skala kecemasan aspek sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
tersebut layak untuk digunakan dan sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa peneliti membuat
perbaikan pada skala tersebut.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah salah satu hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil
penelitian (Sugiyono, 2013:137). Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara, dan pengisian angket kecemasan siswa yang sudah dipersiapkan oleh
peneliti. Teknik pengumpulan data dibedakan menjadi dua yaitu teknik pengumpulan data tes
dan non-tes (Mulyatiningsih(2014:24). Pengumpulan data non-tes dapat dilakukan oleh peneliti
dengan melaksanakan observasi, wawancara, kuesioner atau angket, dan dokumentasi
(Hikmawati,2017:80). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data non-
tes yang dilakukan oleh peneliti melalui observasi, wawancara, dan kuesioner.
3.5.1 Wawancara
Arifin (2009:157) menjelaskan bahwa wawancara merupakan salah satu bentuk evaluasi
jenis nontes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab baik secara langsung ataupun
tidak langsung. jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara semi terstuktur
atau bentuk pertanyaan campuran. Arifin (2009:158) memaparkan bahwa bentuk pertanyaan
campuran adalah pertanyaan yang menuntut jawaban yang terstruktur namun ada pula yang
bebas. Wawancara dilakukan dengan guru kelas IV SD Kanisius Babadan, wawancara tersebut
bertujuan untuk mengetahui sikap siswa pada saat mengikuti pembelajaran di dalam dan diluar
kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3.5.2 Observasi
Menurut Kusdiyanti,( 2015:4 ) Observasi adalah teknik pengamatan yang diikuti dengan
teknik pencatatan yang sistematis untuk memperoleh data. hal ini juga diungkapkan oleh Arifin (
2009:153 ) yang menyatakan bahwa observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi yang buatan untuk mencapai tujuan tertentu. dalam
penelitian ini peneliti mengunakan dua jenis observasi yaitu observasi non partisipatif dan
observasi sistematis. onservasi non partisipatif yaitu observasi yang hanya bertindak sebagai
pengamat saya , observasi yang sistematis adalah peneliti yang membuat rancangan observasi
yang berupa pedoman pengamatan sebelum melakukan observasi (Widoyo, 2015:44)
Peneliti melakukan observasi di kelas IV SD K Babadan Yogyakarta pada saat siswa
menggikuti pembelajaran di dalam dan di luar kelas. observasi yang dilakukan penelit di dalam
kelas yaitu pada saat siswa mengikuti pemeblajaran Bahasa Inggris, sedangkan untuk observasi
di luar kelas dilakukan oleh peneliti pada saat siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.
Melalui observasi ini peneliti mengamati sikap yang ditunjukkan oleh siswa pada saat siswa
diminta untuk tampil di atas panggung untuk menceritakan pengalaman yang paling berkesan
setelah mereka mengikuti kemah besar.
3.5.3 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pernyataan atau pertanyaan yang tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2014: 142). Menurut (Arikunto, 2010:195) kuesioner dibagi menjadi dua yaitu
kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. peneliti menggunakan kuesioner tertutup karena dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kuesioner tersebut peneliti sudah menyiapkan alternatif jawaban bagi responden. Kuesioner
tersebut akan digunakan oleh peneliti untuk memvalidasi produk yang dihasilkan oleh peneliti
yang berupa skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolh dasar. lembar kuesioner
tanggapan yang sudah disiapkan oleh peneliti akan diisi oleh siswa dan lembar validasi akan
diberikan kepada ahli psikologi, ahli bahasa, dan guru kelas IV.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman observasi dan pedoman
wawancara. selain itu peneliti juga membuat lembar observasi yang digunakan oleh peneliti
sebagai pedoman dalam melaksanakan observasi pada saat siswa mengikuti pembelajaran di
dalam kelas. peneliti juga menggunakan kuesioner untuk mengetahui kualitas produk yang
dikembangkan oleh peneliti. pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti berupa gari-garis
besar pertanyaan yang ditujukan untuk guru kelas IV sekolah dasar.
3.6.1 Pedoman Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD K Babadan Yogyakarta, dan
siswa. wawancara dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kebutuhan skala kecemasan
aspek sosial.
3.6.1.1 Wawancara Guru Kelas IV SD Kanisius Babadan Yogyakarta
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV dengan menggunakan teknik
wawancara tidak terstruktur. Wawancara yang tidak terstruktur yaitu jenis wawancara yang
tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis Widoyo (2015:44).
Peneliti mengunakan garis-garis besar pertanyaan sesuai dengan informasi dan kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
peneliti. garis-garis besar ataupun pertanyaan untuk guru kelas IV SD Kanisius Babadan yang
disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.1.
No Keterangan Topik Pertanyaan
1 Keaktifan siswa a. Bagaimana cara mengajar guru di dalam dan di uar
kelas ?
b. Bagaimana respon siswa ketika guru meminta siswa
untuk tampil di atas panggung ?
2 Perilaku sosial yang
muncul pada siswa
a. Apakah ada siswa sering menyendiri dan tidak bergaul
dengan temannya?
3 Pemahaman tentang
kecemasan
a. Apa pengertian kecemasan menurut guru?
b. sebab dan akibat siswa mengalami kecemasan.
4 Penelitian yang
pernah dilakukan di
SD tersebut
a. Apakah ada penelitian kecemasan aspek sosial yang
pernah dilakukan oleh peneliti di SD ini ?
Tabel 3.1 Garis-garis besar pertanyaan untuk Guru kelas IV
3.6.1.2 Wawancara Siswa
Peneliti melakukan wawancara kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui sikap
siswa selama mengikuti pembelajaran di dalam dan diluar kelas. peneliti juga melakukan
wawancara mengenai aspek kecemasan yang dirasakan oleh siswa. teknik wawancara yang
dilakukan oleh peneliti yaitu teknik wawancara tidak terstruktur. berikut adalah tabel pertanyaan
untuk siswa pada saat peneliti melakukan wawancara 3.2
No Topik Pertanyaan
1 Respon siswa pada saat guru meminta siswa untuk tampil di atas panggung
2 Perasaan siswa pada saat siswa tampil di atas panggung
3 Aspek-aspek kecemasan yang dirasakan oleh siswa
a. aspek sosial
b. aspek perilaku
Tabel 3.2 Tabel pertanyaan wawancara untuk siswa
3.6.2 Pedoman Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Peneliti melakukan observasi pada kegiatan pembelajaran yang diikuti oleh siswa kelas
IV SD Kanisius Babadan Yogyakarta. Aspek yang akan di observasi oleh peneliti yaitu sikap
yang ditunjukkan oleh siswa ketika mengikuti pembelajaran di luar maupun di dalam kelas. sikap
yang ditunjukkan oleh siswa pada saat pembelajaran berlangsung dicatat oleh peneliti dalam
rentang tertentu. Sebelum melakukan observasi peneliti membuat kisi-kisi observasi berdasarkan
FGD(Forum Group Discussion) yang dapat dilihat pada tabel 3.3.
No Kisi-kisi observasi Objek yang diamati
1 Keaktifan siswa pada saat
mengikuti pembelajaran
Siswa mengikuti pembelajaran di dalam kelas
dengan aktif.
Siswa mengikuti pembelajaran di luar kelas
dengan aktif.
2 Tanggapan siswa terhadap
instruksi yang diberikan oleh guru
Guru memberikan instruksi dengan baik
Siswa melakukan instruksi dari guru
3 Sikap sosial siswa Siswa dapat bertemu dan bermain dengan siapa
saja
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Observasi
3.6.3 Blue-print Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Sosial
Peneliti membuat Blue-print dalam bentuk tabel yang memuat tentang uraian komponen-
komponen yang harus disusun menjadi sebuah pernyataan dalam setiap komponen, selain itu
blue-print memuat indikator-indikator perilaku dalam setiap komponen (Azwar, 2009:23).
peneliti membuat dua bentuk blue-print yaitu blue-print dalam bentuk angka dan blue-print
dalam bentuk kalimat. Blue-print Penyususnan skala kecemasan sosial untuk siswa kelas IV
sekolah dasar yang disusun dalam bentuk angka dapat dilihat dalam tabel 3.4. Sedangkan blue-
print dalam bentuk pernyataan dapat dilihat pada tabel 3.5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Variabel Aspek Indikator Perilaku Nomor aitem Jumlah
aitem
Bobot
favorable Unfavorable
Kecemasa
n tampil di
depan
kelas.
Fisik Gemetar 1,2 3,4 4 75%
Keringat bercucuran 5,6 7,8 4
Tangan terasa dingin 9,10 11,12 4
Detak jantung cepat 13,14 15,16 4
Gangguan
pencernaan
17,18 19,20 4
Nafas memburuk 21,22 23,24 4
Rendah diri 25,26 27,28 4
Takut 29,30 31,32 4
Gugup 33,34 35,36 4
Kognitif Konsentrasi
terganggu
37,38 39,40 4 25%
Tegang 41,42 43,44 4
Behavioral Kurang mampu
berbicara 44,46,47 48,49,50 6 15%
Total 25 25 50 100%
Tabel 3.4 blue-print Penyususnan Skala kecemasan Aspek Sosial untuk Siswa Kelas IV
sekolah dasar dalam Bentuk Angka.
Indikator
perilaku
Kecemasan aspek sosial pada saat tampil di depan kelas
Favorable Unfavorable
Fisik
Gemetar
1. Kaki saya gemetar ketika saya berjalan
menuju depan kelas.
3. Saya berjalan dengan ringan menuju
depan kelas.
2. Tangan saya gemetar ketika saya
menulis di papan tulis.
4. Saya bisa menulis di papan tulis dengan
baik.
Keringat
bercucuran
5. Ketika menunggu giliran untuk tampil
di depan kelas keringat saya mulai
bercucuran.
7. Saya merasa tenang ketika saya
menunggu giliran untuk tampil di depan
kelas.
6. Telapak kaki dan tangan saya
berkeringat ketika saya berjalan menuju
depan kelas.
8. Saya nyaman ketika saya berjalan
menuju depan kelas karena telapak kaki
dan tangan saya tidak berkeringat.
Tangan
terasa
dingin
9. Telapak tangan saya terasa dingin
ketika saya menunggu giliran untuk
tampil di depan kelas.
11. Saya merasa nyaman ketika menunggu
giliran untuk tampil di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
10. Tangan saya terasa dingin ketika saya
diminta guru untuk menulis di papan
tulis.
12. Saya bisa menulis dengan bagus ketika
saya diminta guru untuk menulis di papan
tulis.
Detak
jantung
cepat
13. Detak jantung saya berdebar lebih
cepat ketika guru memanggil saya untuk
tampil di depan kelas.
15. Saya selalu siap ketika guru
memanggil saya untuk tampil di depan
kelas.
14. Detak jantung saya tidak teratur
ketika teman saya menertawakan saya
pada saat saya tampil di depan kelas.
16. Saya merasa biasa saja ketika teman
saya menertawakan saya pada saat saya
tampil di depan kelas.
Gangguan
pencernaan
17. Ketika guru menunjuk saya untuk
tampil di depan kelas perut saya terasa
mulas.
19. Saya merasa biasa saja ketika guru
menunjuk saya untuk tampil di depan kelas
18. Ketika menunggu giliran untuk
presentasi saya selalu meminta ijin guru
untuk pergi ke WC.
20. Ketika presentasi berlangsung saya
selalu menunggu giliran dengan tenang.
Nafas
memburuk
21.Saya menarik nafas dengan panjang
terlebih dahulu ketika saya menjawab
pertanyaan dari teman saya.
23. Saya menjawab pertanyaan dari teman
saya dengan lancar dan jelas.
22. Nafas saya tidak teratur ketika saya
tampil di depan kelas.
24. Ketika saya tampil di depan kelas saya
merasa tenang dan nyaman.
Psikis
Rendah diri
25. Saya menundukkan kepala ketika
saya berjalan menuju depan kelas.
27. Saya merasa percaya diri ketika saya
berjalan menuju depan kelas.
26. Saya tidak yakin dengan kemampuan
saya untuk tampil di depan kelas.
28. Saya yakin dengan kemampuan saya
untuk tampil di depan kelas.
Takut
29. Saya takut ditertawakan oleh guru
dan teman saya ketika saya tampil di
depan kelas.
31. Saya merasa percaya diri ketika saya
tampil di depan kelas.
30. Saya takut jika saya salah menjawab
pertanyaan dari teman saya.
32. Saya bisa menjawab pertanyaan dari
teman saya dengan lancar.
Gugup 33.Saya merasa gugup ketika saya sudah
berdiri di depan kelas.
35. Saya tidak merasa gugup ketika saya
mulai tampil di depan kelas.
34. Saya gugup ketika melihat teman
saya memperhatikan saya pada saat saya
tampil di depan kelas.
36. saya merasa lebih percaya diri dan
senang ketika teman saya memperhatikan
saya pada saat saya tampil di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Kognitif
Konsentrasi
terganggu
37. saya tidak fokus ketika saya mulai
tampil di depan kelas.
39. Saya bisa fokus pada saat saya mulai
tampil di depan kelas.
38. Saya menjadi lupa dengan apa yang
akan saya lakukan ketika saya sudah di
depan kelas.
40. Saya bisa mengungkapkan apa yang
saya fikirkan ketika saya sudah berdiri di
depan kelas.
Tegang 41.Leher saya terasa kaku ketika teman-
teman mulai banyak yang menangapi
pada saat saya tampil di depan kelas.
43. saya bisa merespon dengan baik
tentang tanggapan dari teman saya pada
saat saya tampil di depan kelas.
42. otot perut saya mulai mengeras ketika
nama saya dipangil untuk tampil di depan
kelas.
44. ketika nama saya dipangil untuk tampil
di depan kelas. saya merasa biasa saja.
Behavioral
Kurang
mampu
berbicara
45. Suara saya menjadi terbata-bata
ketika saya mulai berbicara di depan
kelas.
48. Ketika saya tampil di depan kelas suara
saya lantang dan jelas.
46. Pengucapan kata-kata saya salah
ketika tampil di depan kelas, sehingga
saya tidak mampu berbicara dengan
lancar.
49. Saya mampu berbicara dengan lancar
ketika saya tampil di depan kelas.
47. Saya mengecilkan volume suara saya
ketika saya tampil di depan kelas.
50. Pada saat saya tampil di depan kelas
saya selalu berusaha membuat volume
suara saya keras sehingga terdengar
dengan keras.
Tabel 3.5 blue-print Penyususnan Skala kecemasan Aspek Sosial untuk Siswa Kelas IV sekolah
dasar dalam Bentuk Kalimat Pernyataan.
Blue-print penyusunan skala kecemasan aspek sosial yng termuat dalam tabel 3.4 dan
tabel 3.5 dijadikan oleh peneliti sebagai pedoman dalam pengembangan produk skala kecemasan
aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Setelah itu produk yang akan dikembangkan
oleh peneliti divalidasi oleh ahli psikologi, ahli bahasa, dan guru kelas IV, dengan cara mengisis
lembar kuesioner validasi. Lembar validasi produk yang dibuat oleh peneliti dapat dilihat pada
tabel 3.6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
No Komponen penilaian Skor Catatan
1 Tampilan sampul terlihat menarik. 1 2 3 4
2 Terdapat petunjuk pengerjaan yang jelas
tentang cara pengisian skala.
1 2 3 4
3 Pernyataan pada skala sesuai dengan kisi-
kisi atau blue-print penyusunan skala.
1 2 3 4
4 Pernyataan dapat menggali keadaan siswa. 1 2 3 4
5 Ukuran dan jenis huruf pada skala mudah
dibaca oleh siswa.
1 2 3 4
6 Pernyataan ditulis secara rinci sesuai dengan
tingkat pemahaman siswa.
1 2 3 4
7 Penggunaan kata pada setiap pernyataan
mengandung makna tunggal.
1 2 3 4
8 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa. 1 2 3 4
9 Ketepatan pemilihan kata. 1 2 3 4
10 Penggunaan kalimat efektif. 1 2 3 4
11 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan
EYD.
1 2 3 4
Tabel 3.6 Komponen Validasi Produk
Guru dan ahli psikolog memberikan penilaian dengan cara melingkari pada skor 1,2,3,
atau 4 dalam setiap masing-masing komponen menurut pendapat para ahli dan guru. Hasil
penilaian yang diberikan kepada para ahli dan guru kemudian dihitung dan dianalisis oleh
peneliti hasil penilaian tersebut akan dijadikan pedoman untuk melakukan revisi. produk yang
telah disusun oleh peneliti dinilai oleh siswa dengan cara mengisis lembar kuesioner tanggapan
produk. Lembar tenggapan produk oleh siswa dapat dilihat pada tabel 3.7.
No Komponen penilaian Skor Catatan
1 2 3 4
1 Tampilan sampul terlihat menarik
2 Terdapat petunjuk pengisisan skala
3 Saya dapat menjawab setiap pernyataan
sesuai dengan keadaan yang saya alami.
4 Saya dapat memahami arti dalam setiap
pernyataan
5 Ukuran dan bentuk tulisan dapat say abaca
dengan mudah.
Tabel 3.7 Komponen Lembar Tanggapan Produk oleh Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Data Kuantitatif
Pada penelitian ini, analisis data kuantitatif dilakukan pada hasil validasi pedoman
observasi, pedoman wawancara dan kuesioner validasi produk oleh ahli. analisis data yang
dilakukan peneliti menggunakan skala Likert model empat pilihan. pada setiap skala yang dibuat
oleh peneliti memiliki kriteria yang berbeda-beda dalam pedoman penilaiannya. kriteria yang
terdapat dalam skala disesuaikan dengan instrument yang akan dinlai. Berikut adalah tabel 3.8
skala dan kriteria pedoman penilaian pada instrument validasi pedoman observasi dan pedoman
wawancara.
Skala Kriteria
1 Skala kecemasan layak digunakan tanpa perbaikan
2 Skala kecemasan layak digunakan dengan perbaikan
3 Skala kecemasan kurang layak digunakan dan perlu perbaikan
4 Skala kecemasan tidak layak digunakan
Tabel 3.8 Skala dan Kriteria Pedoman Penilaian Instrument Validasi Produk
Kriteria dan pedoman penilaian pada instrument tanggapan produk oleh siswa dapat
dilihat pada tabel 3.9
Skala Kriteria
4 Sangat baik (Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki)
3 Baik (Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki)
2 Cukup(Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki)
1 Kurang (Instrumen tidak layak digunakan)
Tabel 3.9 Skala Dan Kriteria Pedoman Penilian pada Instrumen Tanggapan Produk oleh Siswa
Hasil yang di dapat oleh peneliti yang menggunakan skala Likert model empat pilihan
tersebut kemudian peneliti melakukan penghitungan agar memperoleh rerata penilaian. Berikut
adalah rumus perhitungan untuk memperoleh rerata penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Nilai akhir =
Rumus 3.1 Rumusan Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala Likert
Peneliti melakukan modifikasi pada interval disetiap kriteria penskoran dengan
menyesuaikan skaor maksimal, skor minimal, jumlah pernyataan, dan jumlah responden. rerata
hasil dari perhitungan tersebut kemudian dikonversikan ke dalam tabel kriteria penilaian menurut
widoyoko (2015: 112). Berikut adalah gambar 3.2 rumus perhitungan jarak interval.
Jarak interval = Skor maksimal – skor minimal
Jumlah interval
Rumus 3.2 Rumus Perhitungan Jarak Interval
Dari rumus 3.2 maka dapat dilakukan perhitungan secara kuantitatif untuk memperoleh
data kuantitatif yang berupa kriteria kelayakan instrument. Berikut adalah gambar 3.3 Penetapan
rentang skor:
Gambar 3.3 Penetapan rentang skor
Berikut adalah Tabel 3.10 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen yang dapat
dilihat pada tabel berikut :
Diketahui : Skor tertinggi = 4
Skor terendah = 1
Jumlah kelas = 4
Ditanya : Jarak interval dan rentang skor yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang.
Dijawab : Jarak interval = Skor maksimal – skor minimal
Jumlah interval
Jarak interval = 4-1
4
Jarak interval = 3
4
Jarak interval = 0,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Interval Skor Kategori Bobot
>3,25 s/d 4,0 Sangat Baik Keseluruhan instrument sangat layak digunakan
>2,5 s/d 3,25 Baik Keseluruhan instrument sudah layak digunakan
namun perlu perbaikan
>1,75 s/d 2,5 Cukup Keseluruhan instrument cukup layak digunakan dan
perlu perbaikan
1,0 s/d 1,75 Kurang Keseluruhan instrument tidak layak digunakan
Tabel 3.10 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen
Menurut Suprapto (2013:104) tingkat kecemasan dapat dilihat pada tabel 3.11. dimana
tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa dapat dilihat dari hasil perhitungan jawaban yang
diberikan oleh siswa pada skala kecemasan. jumlah keseluruhan skor dapat peneliti peroleh
dengan cara menjumlahkan skor pada setiap pernyataan.
Interval Skor Tingkatan
50-80 Tidak cemas
81-111 Kecemasan ringan
112-142 Kecemasan sedang
143-173 Kecemasan berat
174-200 Kecemasan sangat berat
Tabel 3.11 Tingkat Kecemasan
3.7.2 Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif berupa hasil dari wawancara guru kelas untuk analisis kebutuhan serta
komentar para ahli dan guru yang didapat dari validasi desain produk. data tersebut diperoleh
peneliti melalui wawancara dengan guru dan observasi terhadap siswa. hasil yang diperoleh
peneliti setelah melakukan observasi dan wawancara kemudian dianalisis oleh peneliti dan
digunakan untuk memperbaiki kualitas dari skala kecemasan yang disusun oleh peneliti. Data
kualitatif adalah proses mengurutkan data ke dalam suatu kategori tertentu, sehingga data
tersebut dapat digunakan untuk menemukan jawaban dalam pertanyaan penelitian
Mulyatiningsih(2014:44).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini berisi tentang uraian mengenai penjelasan dari bab yang sebelumnya.
uraian tersebut terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan.
4. Hasil Penelitian
Pada bab ini peneliti menguraikan proses penelitian dari persiapan sampai dengan
palaksanaan yang meliputi potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal
produk, validasi produk, dan uji coba lapangan.
4.1 Potensi dan Masalah
Penelitian ini diawali dengan analisis kebutuhan untuk mencari potensi masalah
penelitian. Analisis kebutuhan menjadi bahan dasar penyusunan skala kecemasan sosial ini.
Analisis kebutuhan dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan dari
penyususnan skala kecemasan sosial ini. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara wawancara.
peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD Kanisius Babadan pada hari Senin
tanggal 15 Januari 2018. Wawancara ini terkait mengenai perilaku sosial siswa, pada saat belajar
di kelas.
Dalam wawancara guru menyatakan bahwa beliau membutuhkan skala kecemasan sosial
yang sudah diketahui kualitas skalanya. Hasil wawancara menyatakan bahwa siswa cenderung
minder dan menolak jika diminta guru untuk tampil di depan kelas atau di atas panggung hal
tersebut dapat dilihat pada (Lampiran 2 hal 96).. Wawancara ini diperkuat oleh peneliti dengan
memberikan angket berisi sepuluh butir pertanyaan kepada guru serta peneliti meminta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
memberikan jawaban yang disertai dengan alasan jika ada. Hasil dari angket yang diberikan oleh
guru menyatakan bahwa guru selalu meminta siswa untuk tampil di depan kelas, selain itu guru
mengetahui bahwa siswa mengalami tanda-tanda kecemasan seperti menunduk jika diminta
untuk maju di depan kelas, gemetar, dan keringat bercucuran, akan tetapi guru tidak mengetahui
tingkat kecemasannya, hal tersebut dapat dilihat pada (Lampiran 2 hal 95).
1.2 Identitas Masalah
Peneli mengidentifikasi permasalahan di lapangan terkait dengan kecemasan aspek sosial
yang dialami oleh siswa kelas IV sekolah dasar. identitas masalah dilakukan dengan
menggunakan teknik observasi dan wawancara. hasil observasi dan wawancara kemudian
dianalisis oleh peneliti.
1) Wawancara
Wawancara ditunjukkan kepada wali kelas IV sekolah dasar. Wawancara ini dilakukan oleh
peneliti pada hari senin, tanggal 15 januari 2018. Wawancara kepada guru kelas dilakukan oleh
peneliti sesuai dengan FGD ( Forum Group Discussion) pedoman wawancara yang sudah
disusun dapat dilihat pada tabel 3.2. Transkrip wawancara dengan guru kelas IV dapat ddilihat
melalui lampiran. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan guru kelas IV yang dapat dilihat
melalui tabel 4.1
Topik pertanyaan No.Item Hasil Wawancara
Keaktifan siswa dan rasa
percaya diri siswa dalam
pembelajaran
1 dan 2 Guru selalu meminta siswa untuk berbicara di depan
kelas atau tampil di depan kelas setelah pembelajaran.
Perilaku sosial yang
muncul pada siswa
5 dan 6 Pada saat pembelajaran siswa cenderung pasif, jika
diminta untuk aktif bertanya atau tampil di depan
kelas sebagian siswa menundukkan kepala dan
menutar-mutarkan pena.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Pemahaman tentang
kecemasan
7 dan 8 Kecemasan dapat diartikan dengan rasa gugup atau
ketakutan tentang adanya suatu kejadian yang
mengancam. seseorang yang mengalami kecemasan
akan merasa tidak tenang sehingga pemikiran
menjadi terbatas.
Penelitian yang pernah
dilakukan di SD tersebut
9 dan 10 Guru menyatakan bahwa belum ada penelitian
tentang skala kecemasan sosial untuk siswa kelas IV
sekolah dasar.
Tabel 4.1 Hasil wawancara dengan guru kelas IV Sekolah Dasar
Berdasarkan hasil wawancara yang dilalukan oleh peneliti dengan guru kelas IV sekolah
dasar, peneliti mengetahui bahwa guru memahami apa itu kecemasan dan sikap sosial
siswakelas IV sekolah dasar. kecemasan yang dialami oleh siswa dapat dilihat ketika siswa
mengikuti pembelajaran, bahwa siswa cenderung pendiam dan selalu menundukkan kepala
ketika guru memberi pertanyaan. ada beberapa siswa menghindar untuk pergi kekamar mandi
hanya untuk mencuci tangan. Guru mengetahui bahwa beberapa siswa mengalami kecemasan
akan tetapi guru belum mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa. Guru
menyatakan bahwa membutuhkan skala kecemasan untuk melihat tingkatan kecemasan dari
siswa kelas IV.
2) Observasi
Observasi dilaksanakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV. Aspek yang
diobservasi pada pembelajaran Bahasa Indonesi kelas IV yaitu kesulitan belajar yang dialami
siswa seperti rasa kecemasan yang dialami siswa pada saat pembelajaran berlangsung, cara
mengajar guru, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di kelas. Kisi-kisi pedoman
observasi dapat dilihat pada tabel 3.1 halaman 56. Berikut ini merupakan hasil observasi
pembelajaran di dalam kelas yang dapat dilihat pada tabel 4.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Objek yang diamati Jawaban Catatan
Semua siswa mengikuti pembelajaran
dengan baik.
Iya Ada 8 siswa yang tidak mengikuti
pembelajaran dengan baik karena
bermain dengan teman sebelahnya
mengambar di buku paket atau
memainkan kertas.
Guru menggunakan metode Tanya jawa
pada saat pembelajaran.
Iya Guru menggunakan metode ceramah,
Tanya jawab, dan presentasi.
Siswa terlihat tenag ketika ditunjuk oleh
guru untuk menjawab pertanyaan
Tidak Ketika menjawab pertanyaan dari
guru siswa terlihat terbata-bata.
Pada akhir pembelajaran guru meminta
siswa tampil di atas panggung
Iya Guru meminta siswa bercerita
mengenai pengalamannya di atas
panggung.
Siswa selalu merespon tugas dari guru Tidak Tidak semua siswa mampu merespon
dengan baik tugas dari guru karena
ada beberapa siswa yang menolak jika
diminta untuk tampil di atas
panggung.
Siswa dapt berteman dengan siapa saja Tidak Siswa hanya mau berteman dengan
siswa-siswi tertentu saja. 1 siswa dari
23 siswa yang tidak mempunyai
teman dekat di sekolah, sehingga dia
jarang berangkat kesekolah.
Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran di Dalam Kelas IV
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti mengetahui bahwa pada saat
pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang kurang aktif , hal tersebut dapt dilihat oleh
peneliti ketika guru memberikan pertanyaan dan siswa hanya diam tanpa merespon pertanyaan
yang diberikan oleh guru. Siswa yang ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan terlihat tidak tenang, selain itu ada siswa yang pergi untuk kekamar mandi ketika guru
menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Siswa yang terlihat tidak tenang
dapat dilihat dari cara menjawab siswa yang terlihat terbata-bata ketika mengucapkan atau
menjawab pertanyaan dari guru.
Hasil observasi tersebut membuat peneliti tertarikuntuk mempelajari lebih dalam tentang
masalah yang dihadapi oleh siswa. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
kesulitan dalam memahami instruksi yang diberikan oleh guru, dan siswa yang mengalami
kesulitan tidak mau untuk bertanya kepada guru. Siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami instruksi dari guru memilih untuk diam dan menundukkan kepala. Dari hasil
observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kecemasan ketika mengikuti
pembelajaran di dalam kelas. Dari 22 di kelas IV terdapat 10 siswa yang merasa tidak percaya
diri pada saat gurur meminta siswa untuk maju kedepan kelas atau menjawab pertanyaan dari
guru, kesepuluh siswa tersebut terdiri dari 7 siswa perempuan dan 3 siswa laki-laki.
4.1.3 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan sebelum membuat produk skala kecemasan siswa. produk
yang dibuat oleh peneliti bertujuan untuk mengkaji kebutuhan guru dalam pembelajaran. produk
peneliti tersebut dikaji berdasarkan analisis karakteristik siswa. berikut merupakan paparan
mengenai analisis karakteristik siswa.
1. Analisis Karakteristik siswa
Karakteristik siswa dianalisis berdasarkan hasil observasi pembelajaran Bahasa Indonesia di
dalam maupun di luar kelas. Observasi dilaksanakan pada tanggal 15 januari 2018 . Hasil yang
diperoleh peneliti dari observasi tersebut yaitu beberapa siswa mengalami kecemasan sosial
pada saat guru meminta siswa untuk tampil di depan kelas. Guru mengetahui bahwa siswa
mengalami kecemasan akan tetapi guru tidak mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh
siswa tersebut. Kemudian, pada saat pembelajaran guru menjelaskan dan mendiktekan materi,
sementara siswa mencatatnya di buku tulis. Ketika guru bertanya, banyak siswa yang diam dan
tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selain itu, ada juga beberapa siswa
yang mengalami kesulitan ketika diberi soal oleh guru. Hasil analisis tersebut menjadi bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
pertimbangan bagi peneliti dalam penyusunan skala kecemasan sosial untuk mengetahui tingkat
kecemasan siswa pada saat tampil di depan kelas.
4.2 Perencanaan
Tahap kedua dalam penelitian ini adalah perencanaan. pada tahap perencanaan ini
peneliti merancang produk skala kecemasana aspek sosial beserta petunjuk pengisian skala
tersebut. peneliti juga membuat instrument yang dibutuhkan seperti kuesioner validasi produk,
berdasarkan hasil dari indentifikasi masalah dan analisis kebutuhan pada subbab sebelumya.
Hasil dari analisis data kebutuhan menunjukkan bahwa guru membutuhkan skala kecemasan
aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar. oleh sebab itu peneliti menyusun sebuah
rancangan dalam penyususnan skala kecemasan aspek sosial da kemudian peneliti menyususn
blue-print skala kecemasan aspek sosial serta penyusunan lembar validasi produk.
4.2. 1 Penyusunan Blue-print Skala Kecemasan Aspek Sosial
Menurut Nevid (2003:164) kecemasan dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek fisik dan
aspek psikis. setiap aspek memiliki indikator kecemasan masing-maisng. Indikator tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.3. Indikator kecemasan menurut Nevid (2003:164)
Tabel 4.3. Indikator kecemasan menurut Nevid (2003:164)
Variabel Aspek Indikator
Perilaku
Jumlah Aitem
Favorable Unfavorable
Kecemasan
sosial
tampil di
depan
kelas
Fisik Gemetar 1. Kaki saya gemetar ketika
saya berjalan menuju depan
kelas.
3. Kaki saya merasa ringan
ketika saya berjalan menuju
depan kelas.
2. Tangan saya gemetar
ketika saya menulis di depan
kelas.
4. Saya bisa menulis di depan
kelas dengan baik.
Keringat
bercucuran
5. Ketika menunggu giliran
untuk tampil di depan kelas
keringat saya bercucuran.
7. Saya merasa tenang ketika
saya menunggu giliran untuk
tampil di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
6. Telapak kaki dan tangan
saya berkeringat ketika saya
berjalan menuju depan kelas.
8. Saya nyaman ketika saya
berjalan menuju depan kelas
karena telapak kaki dan
tangan saya tidak berkeringat.
Tangan
terasa dingin
9. Telapak tangan saya terasa
dingin ketika saya menunggu
giliran untuk tampil di depan
kelas.
11. Ketika saya menunggu
giliran untuk presentasi saya
merasa nyaman dengan
telapak tangan saya.
10. Tangan saya terasa dingin
ketika saya diminta guru
untuk menulis di papan tulis.
12. Saya bisa menulis dengan
bagus ketika saya diminta
guru untuk menulis di papan
tulis.
Detak
jantung cepat
13. Detak jantung saya
berdebar lebih cepat ketika
guru memanggil saya untuk
tampil di depan kelas.
15. Saya selalu siap ketika
guru memanggil saya untuk
tampil di depan kelas.
14. Detak jantung saya tidak
teratur ketika teman saya
menertawakan saya pada saat
saya tampil di depan kelas.
16. Saya merasa biasa saja
ketika teman saya
menertawakan saya pada saat
saya tampil di depan kelas.
Gangguan
pencernaan
17. Ketika guru menunjuk
saya untuk tampil di depan
kelas perut saya terasa mulas.
19. saya tidak merasakan
gangguan pada pencernaan
saya ketika guru menunjuk
saya untuk tampil di depan
kelas
18. Ketika menunggu giliran
untuk presentasi saya selalu
meminta ijin guru untuk pergi
ke WC.
20. Ketika presentasi
berlangsung saya selalu di
dalam kelas dan saya tidak
ijin untuk pergi ke WC.
Nafas
memburuk
21.Saya selalu menarik nafas
terlebih dahulu ketika saya
menjawab pertanyaan dari
teman saya.
23. saya menjawab
pertanyaan dari teman saya
dengan lancar dan jelas.
22. Nafas saya tidak teratur
ketika saya tampil di depan
kelas.
24. ketika saya tampil di
depan kelas saya merasa
tenang dan nyaman.
Psikis Rendah diri 25. Saya menundukkan
kepala ketika saya berjalan
menuju depan kelas.
27. ketika saya berjalan
menuju depan kelas saya
merasa percaya diri.
26. Saya tidak yakin dengan
kemampuan saya untuk
tampil di depan kelas.
28. Saya yakin dengan
kemampuan saya untuk
tampil di depan kelas.
Takut 29. Saya takut ditertawakan
oleh guru dan teman ketika
saya tampil di depan kelas.
31. Saya merasa percaya diri
ketika saya tampil di depan
kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
30. Saya takut jika saya salah
menjawab pertanyaan dari
teman saya.
32. Saya selalu menjawab
pertanyaan dari teman saya
dengan lancar.
Gugup 33.Saya merasa gugup ketika
saya sudah berdiri di depan
kelas.
35. saya tidak merasa gugup
ketika saya mulai tampil di
depan kelas.
34. Saya gugup ketika
melihat teman saya
memperhatikan saya pada
saat saya tampil di depan
kelas.
36. saya merasa lebih percaya
diri dan senang ketika teman
saya memperhatikan saya
pada saat saya tampil di
depan kelas.
Konsentrasi
terganggu
37. pikiran saya buyar dan
tidak karuan ketika saya
mulai tampil di depan kelas.
39. Saya bisa fokus pada saat
saya mulai tampil di depan
kelas.
38. Saya menjadi lupa dengan
apa yang akan saya lakukan
ketika saya sudah di depan
kelas.
40. Saya bisa mengungkapkan
apa yang saya fikirkan ketika
saya sudah berdiri di depan
kelas.
Tegang 41. Saya merasa tegang
ketika teman-teman mulai
banyak yang menangapi pada
saat saya tampil di depan
kelas.
43. saya bisa merespon
dengan baik tentang
tanggapan dari teman saya
pada saat saya tampil di
depan kelas.
42. Saya semakin tegang
ketika nama saya dipangil
untuk tampil di depan kelas.
44. ketika nama saya dipangil
untuk tampil di depan kelas.
saya merasa biasa saja.
Kurang
mampu
berbicara
44. Suara saya menjadi
terbata-bata ketika saya mulai
berbicara di depan kelas.
48. Ketika saya tampil di
depan kelas suara saya
lantang dan jelas.
46. Pengucapan kata-kata
saya sering salah ketika
tampil di depan kelas,
sehingga saya tidak mampu
berbicara dengan lancar.
49. Saya mampu berbicara
dengan lancar ketika saya
tampil di depan kelas.
47. Saya mengecilkan folume
suara saya ketika saya tampil
di depan kelas.
50. Pada saat saya tampil di
depan kelas saya selalu
berusaha membuat folume
suara saya keras sehingga
terdengar dengan keras.
Berdasarkan tabel 4.6 terdapat 24 indikator aspek fisik, dan 26 indikator aspek psikis.
jumlah keseluruhan indikator tersebut adalah 50 indikator. peneliti menggunakan semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
indikator pemilihan indikator tersebut juga merupakan saran dari guru, sehinga guru dapat
mengamati tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa. Indikator kecemasan yang telah disusun
oleh peneliti sesuai dengan saran yang diberikan oleh guru kemudian disusun menjadi sebuah
blue-prit penyususnan skala aspek sosial untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Blue-prit
penyusunan skala aspek sosial yang telah disusun oleh peneliti mendapatkan kritik dan saran
bahwa indikator dan pernyataan nomer 3, 11, 19, 20, 21, 27, 32, 37, 39, 41, 42, 46, 47, dan 50,
perlu perbaikan . Selain itu peneliti juga melakukan perbaikan mengenai cover skala kecemasan
aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Berdasarkan saran tersebut maka peneliti
memperbaiki pernyataan nomer 3, 11, 19, 20, 21, 27, 32, 37, 39, 41, 42, 46, 47, dan 50 yang
dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Perbaikan blue-print Penyususnan Skala kecemasan Aspek Sosial untuk Siswa
Kelas IV sekolah dasar dalam Bentuk Kalimat Pernyataan
Indikator
perilaku
Kecemasan aspek sosial pada saat tampil di depan kelas
Favorable Unfavorable
Fisik
Gemetar
1. Kaki saya gemetar ketika saya berjalan
menuju depan kelas.
3. Saya berjalan dengan ringan menuju
depan kelas.
2. Tangan saya gemetar ketika saya
menulis di papan tulis.
4. Saya bisa menulis di papan tulis dengan
baik.
Keringat
bercucuran
5. Ketika menunggu giliran untuk tampil
di depan kelas keringat saya mulai
bercucuran.
7. Saya merasa tenang ketika saya
menunggu giliran untuk tampil di depan
kelas.
6. Telapak kaki dan tangan saya
berkeringat ketika saya berjalan menuju
depan kelas.
8. Saya nyaman ketika saya berjalan
menuju depan kelas karena telapak kaki
dan tangan saya tidak berkeringat.
Tangan
terasa
dingin
9. Telapak tangan saya terasa dingin
ketika saya menunggu giliran untuk
tampil di depan kelas.
11. Saya merasa nyaman ketika menunggu
giliran untuk tampil di depan kelas.
10. Tangan saya terasa dingin ketika saya 12. Saya bisa menulis dengan bagus ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
diminta guru untuk menulis di papan
tulis.
saya diminta guru untuk menulis di papan
tulis.
Detak
jantung
cepat
13. Detak jantung saya berdebar lebih
cepat ketika guru memanggil saya untuk
tampil di depan kelas.
15. Saya selalu siap ketika guru
memanggil saya untuk tampil di depan
kelas.
14. Detak jantung saya tidak teratur
ketika teman saya menertawakan saya
pada saat saya tampil di depan kelas.
16. Saya merasa biasa saja ketika teman
saya menertawakan saya pada saat saya
tampil di depan kelas.
Gangguan
pencernaan
17. Ketika guru menunjuk saya untuk
tampil di depan kelas perut saya terasa
mulas.
19. Saya merasa biasa saja ketika guru
menunjuk saya untuk tampil di depan kelas
18. Ketika menunggu giliran untuk
presentasi saya selalu meminta ijin guru
untuk pergi ke WC.
20. Ketika presentasi berlangsung saya
selalu menunggu giliran dengan tenang.
Nafas
memburuk
21.Saya menarik nafas dengan panjang
terlebih dahulu ketika saya menjawab
pertanyaan dari teman saya.
23. Saya menjawab pertanyaan dari teman
saya dengan lancar dan jelas.
22. Nafas saya tidak teratur ketika saya
tampil di depan kelas.
24. Ketika saya tampil di depan kelas saya
merasa tenang dan nyaman.
Psikis
Rendah diri
25. Saya menundukkan kepala ketika
saya berjalan menuju depan kelas.
27. Saya merasa percaya diri ketika saya
berjalan menuju depan kelas.
26. Saya tidak yakin dengan kemampuan
saya untuk tampil di depan kelas.
28. Saya yakin dengan kemampuan saya
untuk tampil di depan kelas.
Takut
29. Saya takut ditertawakan oleh guru
dan teman saya ketika saya tampil di
depan kelas.
31. Saya merasa percaya diri ketika saya
tampil di depan kelas.
30. Saya takut jika saya salah menjawab
pertanyaan dari teman saya.
32. Saya bisa menjawab pertanyaan dari
teman saya dengan lancar.
Gugup 33.Saya merasa gugup ketika saya sudah
berdiri di depan kelas.
35. Saya tidak merasa gugup ketika saya
mulai tampil di depan kelas.
34. Saya gugup ketika melihat teman
saya memperhatikan saya pada saat saya
tampil di depan kelas.
36. saya merasa lebih percaya diri dan
senang ketika teman saya memperhatikan
saya pada saat saya tampil di depan kelas.
Kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Konsentrasi
terganggu
37. saya tidak fokus ketika saya mulai
tampil di depan kelas.
39. Saya bisa fokus pada saat saya mulai
tampil di depan kelas.
38. Saya menjadi lupa dengan apa yang
akan saya lakukan ketika saya sudah di
depan kelas.
40. Saya bisa mengungkapkan apa yang
saya fikirkan ketika saya sudah berdiri di
depan kelas.
Tegang 41.Leher saya terasa kaku ketika teman-
teman mulai banyak yang menangapi
pada saat saya tampil di depan kelas.
43. saya bisa merespon dengan baik
tentang tanggapan dari teman saya pada
saat saya tampil di depan kelas.
42. otot perut saya mulai mengeras ketika
nama saya dipangil untuk tampil di depan
kelas.
44. ketika nama saya dipangil untuk tampil
di depan kelas. saya merasa biasa saja.
Behavioral
Kurang
mampu
berbicara
44. Suara saya menjadi terbata-bata
ketika saya mulai berbicara di depan
kelas.
48. Ketika saya tampil di depan kelas suara
saya lantang dan jelas.
46. Pengucapan kata-kata saya salah
ketika tampil di depan kelas, sehingga
saya tidak mampu berbicara dengan
lancar.
49. Saya mampu berbicara dengan lancar
ketika saya tampil di depan kelas.
47. Saya mengecilkan volume suara saya
ketika saya tampil di depan kelas.
50. Pada saat saya tampil di depan kelas
saya selalu berusaha membuat volume
suara saya keras sehingga terdengar
dengan keras.
Blue-print yang telah diperbaiki oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 4.7. Blue-print
yang telah diperbaiki dijadikan pedoman oleh peneliti dalam penyusunan skala kecemasan aspek
sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Penjelasan mengenai penyususnan produk skala
kecemasan akan dijelaskan oleh peneliti pada subbab pengembangan bentuk awal produk.
4.2.2 Penyusunan Instrumen Validasi Produk
Peneliti menyusun Instrumen Validasi Produk yang kemudian divalidasi oleh para ahli.
Validasi ini dilakukan oleh ahli psikologi, ahli bahasa, dan guru kelas IV. Hasil validasi yang
telah dianalisis oleh peneliti menunjukkan kualitas dari produk yang telah disusun oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan oleh para ahli. Instrumen
validasi yang disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.6.
Untuk dapat melihat kualitas produk yang disusun, peneliti mengkaji hasil validasi dari
para ahli. Hasil dari validasi dapat dilihat pada tahap pengembangan bentuk awal produk.
4.2.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk
Pengembangan bentuk awal produk yang dilakukan oleh peneliti berupa penyusunan
skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar. berikut peneliti akan
menguraikan pengembangan bentuk awal produk yang berkaitan dengan sampul produk, isi
buku, dan hasil validasi oleh para ahli.
4.2.4 Sampul Buku Skala Psikologi
Menurut peneliti sampul merupakan bagian paling penting karena sampul merupakan
bagian awal yang dilihat oleh siswa. oleh sebab itu peneliti menyususn sampul buku sebaik
mungkin agar terlihat menarik untuk siswa. Peneliti menyususn sampul buku menggunakan
aplikasi corel draw X6. Peneliti memilih gambar yang menarik untuk siswa dan disesuaikan
dengan judul yang dibuat oleh peneliti. Berikut adalah gambar sampul buku yang dapat dilihat
pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Sampul Buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
4.2.5 Isi Buku Skala Psikologi
Peneliti menyususn isi buku skala psikolog dalam bentuk layout. peneliti menyususn isi
buku yang terdiri dari lembar permohonana, petunjuk pengisian, skala kecemasan, dan ucapan
terimakasih kepada siswa. Pada penyusunan skala peneliti memilih ukuran dan jenis huruf yang
mudah di baca oleh siswa. Lembar permohonan yang dibuat oleh peneliti berisi tentang salam
pembuka dari peneliti, Jenis huruf yang digunakan dalam lembar permohonan yaitu Arial dengan
ukuran 12 pt. Isi buku yang disusun oleh peneliti dicetak dengan menggunakan kertas HVS 80
gram. Lembar permohonan yang dibuat oleh peneliti dapat dilihat pada gambar 4.2 Lembar
permohonan pengisian skala.
Gambar 4.2 Lembar Permohonan Pengisian Skala.
Setelah peneliti menyelesaikan lembar permohonan pengisian skala, selanjutnya peneliti
menyususn petunjuk pengisian skala. petunjuk pengisian skala yang dibuat oleh peneliti terdiri
dari 7 nomor pernyataan. dalam penyusunan petunjuk pengisian skala peneliti menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
jenis huruf Arial dengan ukuran 12 pt. Penyusunan skala yang dibuat oleh peneliti dapat dilihat
pada gambar 4.3 Petunjuk Pengisian.
Gambar 4.3 Petunjuk Pengisian
Setelah peneliti menyusun petunjuk pengisian skala peneliti menyusun isi skala
kecemasan yang terdiri dari 50 butir pernyataan. Peneliti menyusun Blue-print skala kecemasan
aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar, yang dapat dilihat pada tabel 4.4. Skala
kecemasan ini ditulis oleh peneliti dengan menggunakan jenis huruf Arial dengan ukuran 12pt.
Layout penyusunan skala kecemasan aspek sosial dapat dilihat pada gambar 4.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gambar 4.4 Lembar Skala Kecemasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Halaman terakhir dari skala ini yaitu ucapan terimakasi dari peneliti kepada siswa-siswi
yang telah bersedia mengisi skala kecemasan. Ucapan terima kasih ditulis dengan menggunakan
jenis huruf Arial dengan ukuran 18pt. Lembar ucapan terimakasih dari peneliti dapat dilihat pada
gambar 4.5.
Gambar 4.5 Lembar Ucapan Terima kasih
Produk yang telah disusun olehpeneliti kemudian dicetak dan diberikan kepada ahli untuk
dilakukan validasi.
4.3 Hasil Validasi Produk Oleh Para Ahli
Peneliti melakukan validasi kepada lima validator yaitu, 3 validator psikologi, 1 ahli
bahasa, dan 1 guru kelas. Hasil validasi dari para ahli kemudian dianalisis oleh peneliti untuk
dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan. Berikut merupakan hasil validasi
dari para ahli yang akan diuraikan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
1) Hasil Validasi oleh Ahli Psikologi
Skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar dicetak dalam bentuk
buku yang berjudul “Skala Psikologi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Produk dalam penelitian
ini berupa skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar yang telah divalidasi
oleh 3 ahli psikologi,yaitu ahli psikologi 1,ahli psikologi 2, ahli psikologi 3. Setiap ahli psikologi
memberikan penilaian, kritik, dan saran untuk penelitisehingga peneliti mengetahui kelayakan
produk yang akan dihasilkan. Berikut ini merupakan hasil validasi skala psikologi dari ketiga
ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Validasi oleh Ahli Psikologi
Ahli No.Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Psikolog 1 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 42 3,82
Psikolog 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 34 3,09
Psikolog 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 32 2,91
Rerata 36 3,27
Untuk mengetahui kriteria kelayakan produk kecemasan aspek sosial peneliti
membandingkan dengan tabel 3.10. Hasil validasi dari ketiga ahli psikologi yaitu ahli psikologi 1
memperoleh rerata hitung sebesar 3,82, rerata hitung tersebut masuk ke dalam kategori sangat
baik , kategori tersebut menunjukkan bahwa produk skala kecemasan aspek sosial yang disusun
oleh peneliti layak untuk digunakan. Hasil validasi dari ahli 2 dan 3 memperoleh rerata 3,09 dan
2,91 yang masuk kedalam kategori baik, kategori tersebut menunjukkan bahwa produk skala
kecemasan aspek sosial sudah layak untuk digunakan namun perlu perbaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lembar instrument validasi produk skala kecemasan aspek sosial terdapat pada kolom
komentar umum dan saran perbaikan. Berikut ini adalah rekapitulasi catatan dan komentar yang
diberikan oleh ahli psikologi yang dapat dilihat pada tabel 4.6.
Ahli No
item
Catatan/Komentar Tindak Lanjut
Psikologi 2 5 Ada yang perlu diperbaiki Meneliti kembali dan memperbaiki
pada setiap kalimat pernyataan
sesuai dengan saran.
Psikologi 3 1 Judul skala tidak terlalu terlihat
dan gambar mengganggu
Peneliti memperjelas judul dan
mengubah gambar yang
mengganggu.
2 Gunakan bahasa fokus dengan
judul dan mudah dipahami
Membuat perbaikan tata bahasa
agar sesuai dengan judul dan
mudah untuk dipahami.
7 Hindari kata yang bermakna
intensitas dan kata negatif
Menghindari kata yang bermakna
negative dan intensitas.
8 Beberapa pernyataan sulit untuk
dipahami siswa.
Memperbaiki tata bahasa agar
sesuai dengan anak sekolah dasar.
9 Gunakan bahasa yang mudah
untuk dipahami siswa
Memperbaiki susunan kata yang
sesuai untuk anak sekolah dasar.
Tabel 4.6. Rekapitulasi catatan dan komentar yang diberikan oleh ahli psikologi
Peneliti melakukan perbaikan pada item-item yang memperoleh catatan dari para ahli
berdasarkan catatan umum dan komentar dari ahli psikologi 2 dan ahli psikologi 3.
2) Hasil Validasi oleh Ahli Bahasa
Setelah peneliti melakukan validasi kepada ahli psikologi, peneliti juga mevalidasi produk
yang dihasilkan kepada ahli bahasa. Instumen yang digunakan peneliti sama dengan instrument
yang di gunakan oleh ahli psikologi yang dapat dilihat pada tabel 3.6. Hasil validasi dari ahli
bahasa kemudian dianalisis oleh peneliti untuk mengetahui kriteria kelayakan produk yang
dihasilkan oleh peneliti. Berikut adalah hasil validasi dari ahli bahasa yang dapat dilihat pada
tabel 4.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Ahli No.Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bahasa
Indonesia
2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 38 3,45
Tabel 4.7 Hasil Validasi Produk Skala kecemasan sosial oleh Ahli Bahasa
Hasil validasi oleh ahli bahasa peneliti memperoleh rerata hitung sebesar 3,45.
Berdasarkan kriteria kelayakan pada tabel 3.10 produk skala kecemasan aspek sosial masuk ke
dalam kategori sangat layak untuk digunakan. pada lembar instrument validasi produk skala
kecemasan yang dihasilkan oleh peneliti juga terdapat kolom catatan dan komentar umum.
catatan yang diberikan kepada peneliti dijadika pertimbangan untuk melakukan perbaikan.
berikut adalah hasil rekapitulasi catatan dan komentar umum yang diberikan oleh ahli bahasa
yang dapat dilihat pada tabel 4.8
Ahli No
item
Catatan/Komentar Tindak Lanjut
Bahasa 1 Masih terlalu kaku Peneliti memperjelas judul dan
mengubah gambar yang
mengganggu.
2 Gunakan kata sopan yang
“Friendly” untuk siswa
Membuat perbaikan tata bahasa agar
sesuai dengan judul dan mudah
untuk dipahami.
5 Perbesar lagi ukuran dan tema
huruf lebih baik aril/ calibri
Meneliti kembali dan memperbaiki
pada setiap kalimat pernyataan
sesuai dengan saran.
10 Persingkat lagi kalimatnya Membuat kalimat dalam setiap
pernyataan menjadi lebih sederhana
Tabel 4.8 Rekapitulasi Catatan dan Komentar Umum oleh Ahli Bahasa
Berdasarkan catatan dan komentar yang diberikan oleh ahli bahasa, peneliti melakukan
perbaikan pada produk skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
3) Hasil Validasi oleh Guru Kelas IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Produk yang telah disusun oleh peneliti juga di validasi oleh guru kelas IV. Peneliti meminta
bantuan kepada guru kelas IV karena menurut peneliti guru kelas IV mempunyai kemampuan
yang cukup dalam memberikan penilaian skala kecemasan yang dihasilkan oleh peneliti selain
itu menurut peneliti guru kelas IV mempunyai pengalaman dan lebih mengetahui tentang
perkembangan sosial siswa. Instrumen yang sudah di validasi dapat dilihat pada tabel 4.9 Berikut
adalah hasil validasi oleh guru kelas IV.
Ahli No.Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Guru
kelas IV
3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 41 3,73
Tabel 4.9 Hasil Validasi oleh Guru Kelas IV.
Hasil validasi oleh guru kelas IV memperoleh rerata 3,73, kriteria kelayakan pada tabel
3.10 masuk kedalam kategori sangat layak untuk digunakan. Guru kelas V juga memberikan
komentar umum kepada peneliti yang ditulis pada kolom lembar validasi. Berikut adalah tabel
4.10 komentar umum yang diberikan oleh guru kelas IV.
Ahli No item Catatan/Komentar Tindak Lanjut
Guru
kelas IV
Komentar
umum
dan saran
untuk
perbaikan
Terlampir Bahasa sudah jelas
dan kejelasan pengisian
instrumen mudah untuk di
pahami siswa.
-
4.10 Rekapitulasi Komentar Umum yang Diberikan oleh Guru Kelas IV
Menurut peneliti komentar umum yang diberikan oleh guru kelas IV menunjukkan hasil yang
baik, sehingga peneliti memutuskan untuk tidak melakukan perbaikan terhadap produk yang
dihasilkan oleh peneliti.
4) Rekapitulasi Hasil Validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Peneliti memperoleh hasil dari produk yang sudah divalidasi oleh para ahli, hasil yang
diperoleh peneliti dapat dilihat pada tebel 4.9, 4.11, 4.13, dan 4.14. Berikut adalah Rekapitulasi
hasil validasi oleh kelima ahli yang dapat dilihat pada tabel 4.11
Ahli No.Item Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Psikologi 1 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 42 3,82
Psikologi 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 34 3,09
Psikolog 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 32 2,91
Bahasa
Indonesia
2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 38 3,45
Guru 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 41 3,73
Rerata 37,4 3,4
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Validasi
Berdasarkan hasil validasi produk oleh para ahli pada tabel 4.16 di atas, didapatkan rerata
skor sebesar 3,4, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukkan
bahwa produk skala kecemasan sosial layak digunakan untuk uji coba lapangan terbatas. Para
ahli juga memberikan komentar terhadap produk skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas
IV sekolah dasar yang dibuat. Komentar tersebut digunakan peneliti sebagai bahan pertimbangan
dalam melakukan perbaikan produk yang akan dihasilkan. Berikut adalah tabel 4.12 hasil
perbaikan yang telah dilakukan oleh peneliti.
No.item Sebelum perbaikan Sesudah Perbaikan
1 Judul skala tidak terlalu terlihat dan
gambar mengganggu
Peneliti memperjelas judul dan
mengubah gambar yang mengganggu.
Masih terlalu kaku Peneliti memperjelas judul dan
mengubah gambar yang mengganggu.
2 Gunakan bahasa fokus dengan judul
dan mudah dipahami
Membuat perbaikan tata bahasa agar
sesuai dengan judul dan mudah untuk
dipahami.
Gunakan kata sopan yang “Friendly”
untuk siswa
Membuat perbaikan tata bahasa agar
sesuai dengan judul dan mudah untuk
dipahami.
5 Perbesar lagi ukuran dan tema huruf
lebih baik aril/ calibri
Meneliti kembali dan memperbaiki pada
setiap kalimat pernyataan sesuai dengan
saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Ada yang perlu diperbaiki Meneliti kembali dan memperbaiki pada
setiap kalimat pernyataan sesuai dengan
saran.
7 Hindari kata yang bermakna intensitas
dan kata negatif
Menghindari kata yang bermakna
negative dan intensitas.
8 Beberapa pernyataan sulit untuk
dipahami siswa.
Memperbaiki tata bahasa agar sesuai
dengan anak sekolah dasar.
9 Gunakan bahasa yang mudah untuk
dipahami siswa.
Memperbaiki susunan kata dan tata
bahasa yang sesuai untuk anak sekolah
dasar.
10 Persingkat lagi kalimatnya Membuat kalimat dalam setiap
pernyataan menjadi lebih sederhana
Komentar
umum
dan saran
perbaikan
Periksa lagi teori kecemasan yang
digunakan. jelaskan kaitan kecemasan
sosial dengan gejala psikologi dan
fisiologi dan jabarkan konteks sosial
siswa SD.
Peneliti menjelaskan kaitan kecemasan
sosial dengan gejala psikologi dan
fisiologi.
Perhatikan penomoran dan tanda baca
huruf capital pada pernyataan.
Peneliti memperbaiki penomoran dan
tanda baca huruf capital pada setiap
pernyataan
Tabel 4.12 Hasil Perbaikan Skala Kecemasan.
Peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan komentar yang diberikan oleh para ahli.
Perbaikan yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan tabel 4.12 pada item nomer 1 dapat dilihat
pada tabel 4.13 peneliti melakukan perbaikan pada bagian sampul skala kecemasan aspek sosial
untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 4.13 Perbaikan Sampul Skala Kecemasan Aspek Sosial
Peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan saran dari kelima ahli tersebut. Perbaikan
yang dilakukan oleh peneliti dalam lembar validasi item nomer 8 pada tabel 4.12 dapat dilihat
pada tabel 4.14. Perbaikan ini dilakukan pada bagian pernyataan yang terdapat pada skala
kecemasan yang dibuat oleh peneliti.
Tabel 4.14 Perbaikan Pernyataan Sesuai dengan Indikator
No Pernyataan Indikator Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan
3 Gemetar Kaki saya merasa ringan
ketika saya berjalan menuju
depan kelas.
Saya berjalan dengan ringan
menuju depan kelas.
11 Tangan
terasa
dingin
Ketika saya menunggu giliran
untuk presentasi saya merasa
nyaman dengan telapak tangan
saya.
Saya merasa nyaman ketika
menunggu giliran untuk
tampil di depan kelas.
19 Gangguan
pencernaan
saya tidak merasakan
gangguan pada pencernaan
saya ketika guru menunjuk
saya untuk tampil di depan
kelas
Saya merasa biasa saja ketika
guru menunjuk saya untuk
tampil di depan kelas
20 Ketika presentasi berlangsung
saya selalu di dalam kelas dan
saya tidak ijin untuk pergi ke
WC.
Ketika presentasi
berlangsung saya selalu
menunggu giliran dengan
tenang.
21 Nafas
memburuk
Saya selalu menarik nafas
terlebih dahulu ketika saya
menjawab pertanyaan dari
teman saya.
Saya menarik nafas dengan
panjang terlebih dahulu
ketika saya menjawab
pertanyaan dari teman saya.
27 Rendah diri Saya merasa PD ketika saya
berjalan menuju depan kelas.
Saya merasa percaya diri
ketika saya berjalan menuju
depan kelas.
32 Takut Saya selalu menjawab
pertanyaan dari teman saya
dengan lancar.
Saya bisa menjawab
pertanyaan dari teman saya
dengan lancar.
37 Konsentrasi
terganggu
pikiran saya buyar dan tidak
karuan ketika saya mulai
tampil di depan kelas.
saya tidak fokus ketika saya
mulai tampil di depan kelas.
39 Saya bisa fokus pada saat saya
mulai tampil di depan kelas.
Saya bisa fokus pada saat
saya mulai tampil di depan
kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
41 Tegang Saya merasa tegang ketika
teman-teman mulai banyak
yang menangapi pada saat
saya tampil di depan kelas.
Leher saya terasa kaku
ketika teman-teman mulai
banyak yang menangapi pada
saat saya tampil di depan
kelas.
42 Saya semakin tegang ketika
nama saya dipangil untuk
tampil di depan kelas.
Otot perut saya mulai
mengeras ketika nama saya
dipangil untuk tampil di
depan kelas.
46 Kurang
mampu
berbicara
Pengucapan kata-kata saya
sering salah ketika tampil di
depan kelas, sehingga saya
tidak mampu berbicara dengan
lancar.
Pengucapan kata-kata saya
salah ketika tampil di depan
kelas, sehingga saya tidak
mampu berbicara dengan
lancar.
47 Saya mengecilkan folume
suara saya ketika saya tampil
di depan kelas.
Saya mengecilkan volume
suara saya ketika saya tampil
di depan kelas.
50 Pada saat saya tampil di depan
kelas saya selalu berusaha
membuat folume suara saya
keras sehingga terdengar
dengan keras.
Pada saat saya tampil di
depan kelas saya selalu
berusaha membuat volume
suara saya keras sehingga
terdengar dengan keras.
Hasil perbaikan pada bagian komentar umum yang sudah dipaparkan pada tabel 4.12
dapat dilihat pada tabel 4.15
Sebelum Sesudah
Tabel 4.15 Perbaikan Halaman Pengantar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Produk skala yang dihasilkan peneliti yaitu skala kecemasan aspek sosial yang
telah diperbaiki oleh peneliti kemudian dicetak dan diuji cobakan pada lapangan
persiapan.
4.4 Uji Coba Lapangan Persiapan
Peneliti melakukan uji coba lapangan persiapan kepada 10 siswa kelas IV
sekolah dasar kanisius babadan. 10 siswa tersebut terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 4
siswa perempuan. Peneliti melakukan uji coba lapangan pada tanggal 10 Maret 2018,
yang berlangsung Selama 2 jam pelajaran. Tempat untuk melaksanakan uji coba
lapangan adalah ruang baca dan karawitan karena semua kelas digunakan untuk
belajar mengajar. Setelah semua siswa siap kemudian peneliti memulai uji coba
lapangan persiapan dengan membagikan buku skala kecemasan kepada sepuluh siswa
tersebut. Peneliti memberi penjelasan kepada siswa tentang cara pengisian skala
kecemasan. Untuk memastikan siswa sudah paham mengenai petunjuk cara pengisian
skala kecemasan tersebut peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa.
Sebelum siswa mengisis skala kecemasan, siswa diajak oleh peneliti untuk
mengisis data identitas siswa terlebih dahulu. Setelah semua siswa sudah mengisi
data identitas siswa, peneliti mempersiapkan siswa untuk mulai menjawab setiap
pernyataan dalam skala kecemasan yang telah dibagikan oleh peneliti. Selama proses
pengisian skala kecemasan ada 3 siswa yang masih kurang paham untuk menjawab
pernyataan dalam skala, peneliti menjelaskan kembali pada 3 siswa tersebut,
kemudian siswa mulai menjawab setiap pernyataan yang ada pada buku skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
kecemasan. Jawaban yang diberikan oleh siswa pada setiap pernyataan kemudian
dihitung dan dianalisis oleh peneliti. Berikut adalah tabel 4.16 hasil analisis jawaban
siswa.
Nama Skor Total Tingkat Kecemasan
AFM 123 Kecemasan sedang
J 85 Kecemasan ringan
APS 122 Kecemasan sedang
MDN 136 Kecemasan sedang
NOA 125 Kecemasan sedang
ASR 148 Kecemasan berat
RDR 135 Kecemasan sedang
TABS 122 Kecemasan sedang
M 163 Kecemasan berat
A 139 Kecemasan sedang
Tabel 4.16 Hasil Analisis Jawaban Siswa.
4.5 Revisi dan Pelaporan Hasil Pengembangan
Berikut ini adalah tanggapan siswa mengenai skala kecemasan aspek sosial
untuk siswa kelas IV sekolah dasar yang dapat dilihat pada tabel 4.17
Siswa No.Item Total Rerata
1 2 3 4 5
AFM 3 4 3 4 4 18 3,6
J 4 4 4 3 4 19 3,8
APS 3 4 3 3 4 17 3,4
MDN 4 4 4 3 4 19 3,8
NOA 3 4 3 3 4 17 3,4
ASR 4 3 3 3 3 16 3,2
RDR 3 4 3 4 4 18 3,6
TABS 3 4 3 4 4 18 3,6
M 3 4 3 3 4 17 3,4
A 4 3 4 3 4 18 3,6
Rerata 17,7 3,54
Tabel 4.17 Tanggapan mengenai Produk Skala Kecemasan oleh Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Melalui tabel 4.22 peneliti memperoleh hasil rerata sebesar 3,54 dari tanggapan
mengenai produk skala kecemasan aspek sosial oleh siswa. Rerata tersebut termasuk
dalam kategori sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa skala kecemasan aspek
sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar sudah layak untuk digunakan oleh guru dan
siswa untuk mengetahui tingkah kecemasan yang dialami oleh siswa.
4.6 Pembahasan
4.6.1 Prosedur Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Sosial untuk Siswa Kelas
IV Sekolah Dasar
Prosedur penelitian dan pengembangan ini dimodifikasi ke dalam lima tahap,
yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal produk, validasi
produk, dan uji coba lapangan terbatas. Tahap pertama dalam penelitian dan
pengembangan ini adalah potensi dan masalah. Pada tahap potensi dan masalah ini,
peneliti melakukan identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara serta
menganalisis kebutuhan guru dan siswa dengan menggunakan kuesioner analisis
kebutuhan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, terdapat permasalahan yang
dialami oleh siswa. Siswa mengalami kesulitan pada saat diminta guru untuk tampil
di depan kelas. Guru mengetahui bahwa siswa tersebut mengalami kecemasan akan
tetapi guru tidak mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa tersebut.
Oleh sebab itu, peneliti membuat skala kecemasan untuk mengetahui tingkat
kecemasan yang dialami oleh siswa. Nevid (2005:164) berpendapat bahwa aspek
kecemasan terdiri dari aspek fisik (sulit bernapas, jantung berdebar keras, dan
gangguan pencernaan), Aspek behavioral (menghindar, melekat dan terguncang),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Aspek kognitif (Sulit berkonsentrasi, khawatir akan sesuatu, merasa terancam, dan
ketakutan akan ketidak mampuan untuk menghadapi masalah). Dari ketiga aspek
tersebut, 10 siswa yang sudah di observasi oleh peneliti tidak mengalami ketiga aspek
kecemasan sekaligus.
Tahap yang kedua yaitu perencanaan. Peneliti merancang skala kecemasan
yang berupa Blue print skala kecemasan dalam bentuk angka dan kalimat. Blue print
angka penyusunan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar dapat dilihat pada
tabel 3.4 dan Blue print penyusunan kalimat dapat di lihat pada tabel 3.5. Blue print
yang telah disusun 0leh peneliti mendapatkan kritik dan saran dari ahli psikologi,
peneliti melakukan perbaikan pada sebelas pernyataan yaitu dengan nomer 3, 11, 19,
20, 21, 27, 32, 37, 39, 41, 42, 46, 47, dan 50. Selain itu peneliti juga melakukan
perbaikan mengenai cover skala kecemasan aspek sosialuntuk siswa kelas IV sekolah
dasar yang dapat dilihat pada tabel 4.7 dan tabel 4.8.
Tahap yang ketiga yaitu pengembangan bentuk awal produk. Pada tahap ini
peneliti merancang desain produk skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV
sekolah dasar. Azwar (2012:97) Dalam pengembangan bentuk awal produk sangatlah
penting dikarenakan tampilan skala yang menarik akan membangkitkan minat
responden dan mendorong responden untuk menyikapinya dengan kesungguhan hati.
Peneliti membuat skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar
yang kemudia dicetak menjadi sebuah buku, dan kemudian divalidasi oleh lima
validator yaitu 3 ahli psikologi, 1 ahli bahasa, 1 guru kelas IV. Berdasarkan hasil
validasi yang dilakukan oleh kelima validator, peneliti mendapat kritik dan saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
untuk perbaikan. perbaikan yang sudah dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada
tabel 4.17. Menurut hasil validasi yang dilakukan oleh kelima validator yaitu ahli
psikologi 1 memperoleh rerata 3,82, ahli psikologi 2 memperoleh rerata 3,09, ahli
psikologi 3 memperoleh rerata 2,91, ahli bahasa Indonesia memperoleh rerata 3,45
dan guru kelas IV memperoleh rerata 3,74. Dari kelima ahli produk yang telah
disusun oleh peneliti mendapatkan rerata skor sebesar 3,4 yang menunjukkan bahwa
rerata skala kecemasan yang telah disusun oleh peneliti mendapatkan skor lebih dari
2,50 sehingga skala yang disusun oleh peneliti termasuk kedalam kategori sangat
baik.
Pada tahap keempat yaitu uji coba lapangan persiapan. peneliti melakukan uji
coba lapangan kepada sepuluh siswa kelas IV sekolah dasar kanisius babadan.
Peneliti membagikan skala kecemasan aspek sosial untuk diisi oleh siswa, setelah
peneliti membagikan skala kecemasan tersebut peneliti menganalisis dan didapatkan
hasil jawaban siswa yang dapat dilihat pada tabel 4.18 yang menyatakan bahwa
terdapat 7 siswa yang berada dalam kategori kecemasan sedang, 1 siswa yang berada
dalam kategori kecemasan ringan, dan 2 siswa yang berada dalam kategori
kecemasan berat.
Tahap kelima yaitu revisi dan pelaporan hasil pengembangan. berdasarkan
hasil analisis kuesioner tenggapan mengenai buku skala kecemasan yang sudah diisi
oleh siswa didapakan hasil rerata skor sebesar 3,54. Rerata tersebut termasuk dalam
kategori sangat baik, sehingga peneliti tidak melakukan perbaikan pada produk skala
kecemasan aspek sosial karena siswa tidak memberikan saran untuk perbaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4.6.2 Kualitas Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Sosial untuk Siswa Kelas V
Sekolah Dasar
Peneliti melihat kualitas penyusunan skala kecemasan aspek sosial untuk
siswa kelas IV SD dari hasil validasi skala kecemasan yang dilakukan oleh para
validator. Produk yang telah disusun oleh peneliti divalidasi oleh lima validator yaitu,
tiga psikologi, satu ahli pembelajaran Bahasa Indonesia, satu guru kelas IV, dan 5
siswa kelas IV. Hasil validasi dapat dilihat pada tabel 4.16 berdasarkan validasi
tersebut peneliti memperoleh rerata sebesar 3,4. Rerata tersebut masuk ke dalam
kategori sangat baik. hal ini menunjukkan bahwa penyusunan skala kecemasan aspek
sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar memiliki kualitas yang sangat baik dan
layak untuk digunakan.
Selain itu kualitas produk yang dihasilkan oleh peneliti juga dilihat dari hasil
pengisian instrument tanggapan mengenai produk yang diisi oleh siswa. Hasil
tanggapan mengenai produk skala kecemasan aspek sosial oleh siswa mendapatkan
rerata skor sebesar 3,65. rerata tersebut masuk ke dalam kategori sangat baik karena
rerata tersebut memiliki skor lebih dari 3,25.
Kualitas penyusunan skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV
sekolah dasar dapat dilihat dari hasil validasi produk yang dilakukan oleh para ahli,
yaitu ahli psikologi 1 memperoleh rerata 3,82, ahli psikologi 2 memperoleh rerata
3,09, ahli psikologi 3 memperoleh rerata 2,91, ahli bahasa Indonesia memperoleh
rerata 3,45 dan guru kelas IV memperoleh rerata 3,74. Dari kelima ahli produk yang
telah disusun oleh peneliti mendapatkan rerata skor sebesar 3,4 yang menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
bahwa rerata skala kecemasan yang telah disusun oleh peneliti mendapatkan skor
lebih dari 2,50 sehingga skala yang disusun oleh peneliti termasuk kedalam kategori
sangat baik.
Hal ini menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan menurut skala Liker
memiliki kualitas sangat baik dan layak untuk digunakandengan rerata skor sebesar
3,4. Berdasarkan saran dan masukan dari ahli, peneliti hanya menambahkan sampul
gambar Blue print pada produk yang dihasilkan peneliti yang dapat digunakan oleh
siswa untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan, diskusi dan saran sehubungan
dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama akan dijabarkan
kesimpulan dari penelitian ini yang dilanjutkan dengan diskusi mengenai hasil yang
diperoleh dan pada bagian akhir akan dikemukakan saran-saran baik yang bersifat
praktis maupun metodologis yang mungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan
datang dengan topik yang sama.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
5.1.1 Penyusunan skala kecemasan sosial untuk siswa kelas IV SD Kanisius
Babadan dilakukan peneliti dengan memodifikasikan 5 langkah-langkah
penelitian pengembangan Borg & Gall yaitu (1) Penelitian dan pengumpulan
informasi untuk mengetahui masalah yang dialami oleh siswa dan kebutuhan
guru, (2)Perencanaan, peneliti membuat perencanaan yang berupa penyusunan
skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar,, (3)
Pengembangan bentuk awal produk, peneliti membuat pengembangan bentuk
awal produk dengan menyusun skala kecemasan aspek sosial sesuai dengan
blue-print, membuat sampul yang menarik untuk siswa,dan menyusun isi
dalam skala tersebut, produk yang telah disusun oleh peneliti kemudian
divalidasi oleh lima validator yaitu 3 ahli psikologi,1 ahli bahasa, dan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
kelas IV sekolah dasar, (4)Uji coba lapangan persiapan, peneliti melakukan
uji coba kepada sepuluh siswa kelas IV sekolah dasar dengan bantuan wali
kelas IV, (5)Revisi Dan pelaporan hasil pengembangan, dilakukan oleh jika
pada intrumen tanggapan produk terdapat saran untuk peneliti. Peneliti
menyusun dan menghasilkan produk final yang berupa skala kecemasan aspek
sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar dengan kualitas sangat baik.
5.1.2 Kualitas dari produk yang dihasilkan oleh peneliti yang berjudul penyusunan
skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar adalah
sangat baik yang dapat dilihat dari hasil validasi produk oleh para ahli yaitu
ahli bahasa, guru kelas IV,ahli psikologi, dan 10 siswa. Hasil validasi yang
diberikan kepada para ahli memperoleh rerata sebesar 3,4. Hasil validasi yang
diberikan kepada siswa melalui kuesioner tanggapan produk memperoleh
rerata sebesar 3,54. Hasil pengisian skala kecemasan aspek sosial untuk siswa
kelas IV sekolah dasar yang dibuat oleh peneliti dapat menunjukkan tingkat
kecemasan yang dialami oleh siswa. Hasil perhitungan skor yang diperoleh
oleh peneliti diketahui terdapat 7 siswa yang berada dalam kategori
kecemasan sedang, 1 siswa berada dalam kategori kecemasan ringan, dan 2
siswa yang berada dalam kategori kecemasan berat.
5.2 Keterbatasan Penyusunan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5.2.1 Waktu dalam pelaksanaan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
peneliti sangatlah terbatas. Sehingga peneliti harus menyiapkan pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
atau kisi-kisi secara rinci dan mendalam pada saat peneliti melaksanakan
observasi dan wawancara.
5.2.2 Dalam pengisian skala kecemasan aspek sosial guru hanya membatasi 10
siswa, karena dalam observasi dan wawancara guru menyebutkan bahwa 10
siswa tersebut mengalami tanda-tanda kecemasan, akan tetapi guru tidak
mengetahui tingkat kecemasan tersebut.
5.2.3 Dalampenelitian ini skalakecemasan aspek sosial yang di buat oleh peneliti
kurang luas dan kurang mengarah pada psikolog siswa.
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan, perlu kiranya beberapa
saran yang ditujukan kepada peneliti selanjutnya sebagai berikut:
5.3.1 Bagi institusi pendidikan
Bagi institusi pendidikan untuk dapat mengurangi kecemasan berbicara di depan
kelas pada siswa, misalnya dengan memberikan masukan positif terhadap siswa,
menciptakan suasana yang nyaman di kelas, serta membantu siswa dalam menjawab
pertanyaan di luar penguasaan materi siswa tersebut.
Cara lain yang dapat ditempuh untuk mengurangi kecemasan berbicara di depan
kelas pada siswa adalah melalui desensitisasi sistematis. Desensitisasi sistematis ini
dilakukan dengan memberikan stimulus yang ditakutkan oleh siswa (berbicara di
depan kelas) secara bertahap yaitu membentuk kelompok-kelompok kecil. Jika
siswa sudah dapat melewati tahap tersebut tanpa serangan cemas, maka lanjut ke
tahap selanjutnya yaitu berbicara di depan orang banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
5.3.2 Saran Metodologis
Untuk peneliti selanjutnya yang ingin membuat penelitian yang sejenis, maka
disarankan agar:
5.3.2.1 Menggunakan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi kecemasan
berbicara di depan kelas. Misalnya harga diri, ketrampilan atau pengalaman
berbicara di depan kelas.
5.3.2.2 Mengukur kecemasan pada saat peristiwa berlangsung, sehingga tidak terjadi
bias ingatan.
5.3.2.3 sebaiknya peneliti penyususnan skala kecemasan sosial dilakukan 10 langkah.
5.3.2.4 Pernyataan yang gugur sebaiknya direvisi dan dilakukan uji coba kembali.
5.3.2.5 Pengecoh yang sudah direvisi sebaiknya dilakukan uji coba kembali.
5.3.2.6 Pernyataan yang tidak terkait dalam spikolog tidak termasuk skala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, A. I. (2009). Hubungan antara self efficacy dengan kecemasan berbicara di
depan umum pada mahasiswa fakultas psikologi
Ahmadi, Abu., dan Munawar Sholeh. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, Suhasimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan praktik Jakarta:
Rineka Cipta.
Arifin, Zainal.(2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Azwar, Saifuddin. (2009). Penyususnan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Chun-Hsia Huang. (2017). Clinical and health psychology. Development and
validation of a quality of life scale for elementary school students, 17(2), 180-
191. doi: https://doi.org/10.1016/j.ijchp.2017.01.001.
Darti, Ni Wayan. (2011). Pengembangan instrument kecemasan siswa terhadap
sekolah pada siswa kelas VI sekolah dasar di kota Denpasar tahun ajaran
2011/201,1(2), 1-12.
http:// 119.252. 161.254/e-journal/index.php/jurnal-ep/article/view/56/60.
Desiningrum, Dinie Ratri.(2016). Psikologi anak berkebutuhan
khusus.Yogyakarta:Psikosain.
Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung:Remaja
Rosdakarya.
Gunarsa, Geist. (2000) Tuntutan sosial dan standar prestasi. Yogyakarta: Pustaka.
Hikmawati, Fenti.(2017). Metode Penelitian. Depok: Raja Grafindo.
Hosnan.(2016). Psikologi perkembangan peserta didik. Bogor:Ghalia Indonesia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008). Jakarta: Pusat Bahasa Indonesia
Kusdiyati, Susilowati. (2015). Observasi psikologi. Bandung : RemajaRosdakarya.
Mulyatiningsih, Endang. (2014). Metode penelitian terapan bidang pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Nazir, Moh. (2013). Metode penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Nevid, Feffrey., Spencer A Rathus., dan Beverley Greene. (2003). Psikologi
obnormal. Jakarta:Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Osborne, J. W. (2004). Kiat berbicara di depan umum untuk ekekutif jalan menuju
keberhasilan. Jakarta: Bumi Aksara.
Pandiangan, C. V. (2007). Hubungan kecemasan akan menghadapi ujian lisan
dengan emotion focused coping. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
Rogers, N. (2004). Berani Bicara di Depan Publik. Bandung: Nuansa.
Rini, J. F. (2002). Memupuk rasa percaya diri.
Rohman, Noer.(2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan (reseach and
development/R&D). Bandung:Alfabeta.
Sugiyono. (2016). Cara mudah menyusun: Skripsi, tesis, disertasi. Bandung:Alfabeta
Sumanto (2014). Psikologi perkembangan : Fungsi dan teori. Yogyakarta:CAPS.
Suprapto. (2013). Metodologi penelitian ilmu pendidikan dan ilmu-ilmu pengetahuan
sosial: Penelitian kuantitatif dan kualitatif dilengkapi dengan teknik
pengolahan data dan tabel statistik. Yogyakarta: CAPS.
Supratiknya, Agustinus. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Sanata Dharma
Sunarto., dan Agung Hartono. (2008). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Rineka
Cipta
Suryabrata. Sumadi.(2008). Psikologi pendidikan. Jakarta:C.V Rajawali.
Uno, Hamzah. (2011). Menjadi peneliti PTK yang professional. Jakarta: Bumi aksara
Wawan, A., dan Dewi M. (2011). Teori dan Pengukuran pengetahuan sikap dan
perilaku manusia: dilengkapi contoh kuesioner.2011. Yogyakarta:
Nuhamedika.
Wahyuni, Sri.(Hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan berbicara di
depan umum pada mahasiswa psikologi, 2(1),54.
Widoyoko, S. Eko Putro. (2015). Teknik Penyususnan Instrumen penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Widyaningrum, A.S. (2011). Hubungan Antara Kecemasan Menjelang Ujian
Nasional dengan Prestasi Belajar Siswa SMP. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Wiyani, Novan Ardy. (2014). Buku ajar penanganan anak usia dini berkebutuhan
khusus. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 1 Surat Penelitian
1.1 Surat izin penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
1.2 Surat keterangan telah melakukan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 2 Hasil wawancara
2.1 Wawancara dengan guru kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Waktu Pelaksanaan : Senin, 15 Januari 2018
Tempat : SD Kanisius Babadan
Narasumber : Guru Kelas IV SD Kanisius Babadan
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah Bapak/Ibu guru sering meminta
siswa untuk tampil di depan kelas pada
saat pembelajaran ?
Guru selalu meminta siswa untuk berbicara
di depan kelas atau tampil di depan kelas
setelah pembelajaran.
2 Apakah siswa selalu merespon jika siswa
diminta untuk tampil di depan kelas.
Hampir sebagian siswa yang tidak merespon
guru jika diminta tampil di depan kelas.
3 Apakah ada siswa yang terlihat gemetar
pada kedua tangannya, saat siswa diminta
untuk menulis di papan tulis.
Guru pernah melihat siswa yang gemetar
pada saat meminta siswa menulis di papan
tulis.
4 Apakah ada siswa yang menundukkan
kepala pada saat tampil di depan kelas.
Hampir sebagian besar siswa yaitu 13 siswa
menundukkan kepala, jika guru meminta
siswa untuk maju tampil di depan kelas.
5 Apakah ada siswa yang mengecilkan
volume suara jika siswa berbicara di depan
kelas.
Ada beberapa siswa jika berbicara atau
tampil bernyanyi di depan kelas volume
suara menjadi kecil sehingga tidak bisa
terdengar jelas.
6 Apakah ada siswa yang diminta untuk
tampil di depan kelas selalu meminta ijin
ke WC.
Siswa serlalu meminta ijin untuk pergi
keWC jika pembelajaran berlangsung.
7 Apakah ada siswa yang merasa takut, dan
menangis jika diminta untuk tampil di
depan teman-temannya di kelas.
Guru selalu meminta siswa untuk berani
berbicara dan tampil di depan kelas akan
tetapi beberapa siswa menolak untuk tampil
di depan kelas dan memilih duduk di
bangkunya masing-masing.
8 Apakah ada tanda-tanda bahwa siswa Pada saat pembelajaran siswa cenderung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
mengalami kecemasan sosial pada saat
pembelajaran berlangsnung ?
pasif, jika diminta untuk aktif bertanya atau
tampil di depan kelas sebagian siswa
menundukkan kepala dan menutar-mutarkan
pena.
9 Apakah Bapak/Ibu menemukan kesuliatan
jika siswa diminta untuk tampil di depan
kelas ?
Dalam proses pembelajaran guru masih sulit
karena beliau harus berpikir bagaimana cara
mengetahui apakah siswa tersebut
mengalami kecemasan sosial atau tidak.
10 Apakah Bapak/Ibu guru membutuhkan
skala kecemasan sosial yang sudah valid
dan reliable ?
Guru sangat membutuhkan skala kecemasan
sosial yang sudah diketahui kualitasnya.
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN GURU
Peneliti : Widyaastuti
Guru kelas IV : Bapak. A.Purwanto
Peneliti :
Selamat pagi pak, maaf menggangu sebentar saya ingin mewawancarai bapak
mengenai pembelajaran di kelas IV. Selain pembelajaran di dalam kelas
apakah bapak juga melakukan pembelajaran di luar kelas.
Guru :
Ya, saya selalu mengusahakan pembelajaran di dalam dan di luar kelas karena
menurut saya pembelajaran di dalam maupun di luar kelas dapat membuat
anak tidak bosan.
Peneliti :
Oh begitu pak, selanjutnya apakah bapak sering meminta siswa untuk tampil
di depan kelas seperti membacakan puisi, bernyanyi, atau bercerita.
Guru :
Dalam pembelajaran saya sering meminta siswa untuk maju ke depan kelas
atau saya sering meminta siswa naik ke atas panggung di luar kelas untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
bercerita tentang pengalamannya. menurut saya pembelajaran tersebut dapat
melatih percaya diri anak mbk.
Peneliti :
Iya pak, saya setuju. selanjutnya apakah semua siswa merespon atau
menyetujui bapak pada saat bapak meminta siswa untuk tampil di atas
panggung.
Guru :
Hampir sebagian besar siswa menolak mbk, saya juga binggung mbk setiap
diminta naik di atas panggung bercerita atau menampilkan hasil belajarnya
kok menolak, palah ada anak yang menangis dan berlari pulang kerumahnya,
tapi memang anak tersebut beda dengan yang lainnya saya melihat semangat
dia untuk belajar berkurang, sempat bapak ibu guru mendatangi kerumahnya
untuk membujuk dia biar seklah tapi tetap saya dia mau sekolah harus
ditunggu oleh bapaknya padahal sudah kelas 4.
Peneliti :
Apakah itu dapat disebut dengan kecemasan ya pak ? pada saat pembelajaran
berlangsung apakah ada siswa yang memperlihatkan tanda-tanda bahwa siswa
tersebut mengalami kecemasan pak ?
Guru :
Saya juga kurang tau mbk, akan tetapi jika saya menyebut salah satu nama
siswa dan meminta dia untuk tampil di depan kelas atau di atas panggung
mereka menolak dan menjawab bahwa dia malu, dan seketika kelas yang
tadinya ramai menjadi tenang karena siswa terdiam semua mbk.
Peneliti :
Baik pak, Lalu usaha-usaha apa saja yang telah bapak lakukan untuk
mengatasi kesulitan yang dialami oleh siswa.
Guru :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Ya itu mbk, dalam setiap akhir pembelajaran saya selalu meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil belajarnya atau berbicara di depan kelas apa saja
yang telah dipelajari, selain itu pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia saya
selalu mengajak siswa untuk belajar di luar kelas atau di depan panggung ini
mbak, entah itu nanti saya menunjuk satu persatu untuk bercerita tentang
pengalamannya atau bernyanyi di atas panggung ini. walaupun saya melihat
ada sisa yang suaranya menjadi mengecil pada saat di atas panggung
hahahaha….
Peneliti :
Oh begitu pak, ada juga siswa yang mengecilkan folume suaranya pak pada
saat bercerita di atas panggung ini ?
Guru :
Ada mbak, ada yang memainkan tangan di atas panggung, ada yang
memegang rok dan memutar mutar kancing bajunya.
2.2 Wawancara dengan 2 siswa kelas IV
TRANSKIP WAWANCARA DENGAN SISWA
SISWA 1
Peneliti :
Langsung saja ya dek, bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran
bahasa Indonesia yang dilakukan selama ini dek ?
Siswa :
Saya kalo belajar bahasa indonesia senang mbk, tapi kalo disuruh maju
membacakan puisi saya tidak mau mbk.
Peneliti :
Loh kenapa kok tidak mau ?
Siswa :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Teman-teman selalu menertawakan mbk, apalagi kalo disuruh naik keatas
panggung bernyanyi atau bercerita pasti nanti teman2 ngeliatin terus mbak
trus diketawain kan malu.
Peneliti :
Jawaban kamu bagus sekali dek, apakah kamu mengalami kesulitan pada saat
belajar Bahasa Indonesia ?
Siswa :
Kalo kesulitan sih tidak mbak, tapi kalo belajar bahasa Indonesia itu pasti
nanti diminta naik keatas panggung, membaca puisi, pidato, atau cerita
pengalaman sendiri mbk.
SISWA 2
Peneliti :
Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran Bahasa Indonesia selama
ini dek ?
Siswa :
Ada senangnya ada tidaknya mbk, kalo Bahasa Indonesia itu disuruh belajar
di luar di panggung itu mbk entah nanti membaca puisi atau bercerita itu yang
bikin takut mbk.
Peneliti :
Kenapa kok takut dek ?
Siswa :
Hehehe… bukan takut sih mbak tapi malu, kalo dilihat bapak ibu guru apalagi
teman-teman yang menertawakan kalo salah.
Peneliti :
Alasannya kenapa kok malu itu dek ?
Siswa :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Ya malu mbak kalo di dalam kelas kan Cuma duduk enak mb, tapi kalo di luar
kelas disuruh naik di atas panggung membaca puisi gitu mbak rasanya itu
semua orang melihat kesaya mbk rasanya tu panas dingin mbak jadi salah
tingkah ngak percaya diri.
Peneliti :
Jawaban kamu bagus sekali dek, ini pertanyaan terahir sebelum bapak ibu
guru memanggil nama kamu untuk maju ke atas panggung perasaannya
gimana dek ?
Siswa :
Ya deg-deg,n mbak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 3 Hasil Validasi
3.1 Hasil Validasi oleh Ahli Psikologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
3.2 Hasil Validasi oleh Ahli Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
3.3 Hasil Validasi oleh Guru kelas IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
3.4 Hasil Validasi 10 siswa melalui kuesioner tanggapan produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
3.5 Hasil perhitungan jawaban siswa dalam skala kecemasan aspek sosial
Nama AFM J APS MDN NOA ASR RDR TABS M A
Skor
Item
1 1 1 3 3 3 4 3 3 4 3
2 3 1 1 3 3 3 3 3 3 4
3 1 1 4 3 3 3 3 3 2 2
4 1 1 1 2 2 3 2 2 1 1 5 1 1 2 3 3 4 3 2 4 3 6 1 3 1 3 2 3 3 3 4 2 7 1 1 4 2 3 2 3 2 4 4
8 1 1 1 3 3 2 3 3 4 3
9 1 1 4 3 3 3 1 2 4 3
10 1 1 4 3 3 3 3 3 4 3
11 1 1 4 3 3 3 3 2 2 4
12 3 3 1 3 3 3 3 3 4 4
13 3 3 1 2 2 3 3 3 1 3
14 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4
15 1 1 1 3 3 3 3 2 4 3
16 3 3 4 3 2 2 2 2 4 2
17 2 3 4 2 2 1 2 2 4 4
18 3 1 1 2 2 2 3 3 4 2
19 2 1 2 3 3 2 2 2 4 1
20 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2
21 1 2 1 2 2 2 2 2 4 2
22 2 1 4 3 3 3 3 3 4 3
23 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4
24 4 3 1 3 2 3 2 2 4 1
25 4 1 1 3 3 4 3 2 4 4
26 1 1 4 3 3 4 3 3 4 3
27 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4
28 4 1 4 3 1 3 3 2 4 3
29 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1
30 3 1 1 3 1 3 3 3 4 3
31 2 14 3 4 2 3 4 3 2 3
32 2 1 4 3 4 3 3 3 1 3
33 4 4 4 3 2 3 3 2 4 4
34 4 1 4 3 3 4 3 2 4 3
35 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3
36 3 1 1 2 2 2 2 2 2 3
37 4 2 1 3 2 3 2 2 2 1
38 4 1 1 2 3 4 2 2 4 4
39 3 1 2 2 3 3 3 3 2 1
40 2 1 1 3 2 4 2 3 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
41 3 1 1 2 1 2 3 2 4 2
42 3 1 1 3 1 2 3 2 4 3
43 3 1 1 3 1 2 3 2 4 3
44 2 4 1 2 2 4 3 2 2 2
45 4 1 4 3 2 3 3 3 2 3
46 3 1 1 3 3 4 3 2 4 4
47 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2
48 1 1 4 3 2 3 3 1 4 1
49 3 1 1 3 2 2 3 2 2 3
50 4 2 1 3 2 3 3 2 2 4
Total 123 85 122 136 125 148 135 122 163 139
Tabel 4.16 Hasil Analisis Jawaban Siswa.
Nama Skor Total Tingkat Kecemasan
AFM 123 Kecemasan sedang
J 85 Kecemasan ringan
APS 122 Kecemasan sedang
MDN 136 Kecemasan sedang
NOA 125 Kecemasan sedang
ASR 148 Kecemasan berat
RDR 135 Kecemasan sedang
TABS 122 Kecemasan sedang
M 163 Kecemasan berat
A 139 Kecemasan sedang
Tabel 4.17 Tanggapan mengenai Produk Skala Kecemasan oleh Siswa
Siswa No.Item Total Rerata
1 2 3 4 5
AFM 3 4 3 4 4 18 3,6
J 4 4 4 3 4 19 3,8
APS 3 4 3 3 4 17 3,4
MDN 4 4 4 3 4 19 3,8
NOA 3 4 3 3 4 17 3,4
ASR 4 3 3 3 3 16 3,2
RDR 3 4 3 4 4 18 3,6
TABS 3 4 3 4 4 18 3,6
M 3 4 3 3 4 17 3,4
A 4 3 4 3 4 18 3,6
Rerata 17,7 3,54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 4 : Dokumentasi
Peneliti membacakan petunjuk pengisian skala
Siswa membaca dan melihat skala psikolog
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Siswa mengisis skala psikolog
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 5 Produk skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Halo adik-adik,
Berkaitan dengan penelitin mengeni penyususnan skala kecemasan
aspek sosial, perkenankan saya memohon bantuan kepada adik-adik
kelas IV SD K Babadan untuk mengisis skala penelitian. skala ini berisi
pernyataan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman sehari-
hari. adik-adik diminta untuk mengisi pilihan jawaban yang tertera di
dalam skala.
Demikian pemohonan saya, atas kerjasama dan bantuan yang
diberikan oleh adik-adik kelas IV SD K Babadan saya ucapkan
terimakasih.
Hormat saya,
Widyaastuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PETUNJUK PENGISIAN
1. Sebelum mengisi skala psikologi ini, isilah terlebih dahulu data
yang ada pada bagian identitas diri.
2. Bacalah dengan teliti sebelum mengisi jawaban dari pernyataan
yang ada.
3. Pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban sesuai dengan
keadaan diri kalian, dengan cara memberi tanda contreng (√) pada
kolom jawaban yang tersedia dengan pilihan jawaban sebagai
berikut:
SS : Jika pernyataan sangat sesuai dengan kondisi kalian.
S : Jika pernyataan sesuai dengan kondisi kalian.
TS : Jika pernyataan tidak sesuai dengan kondisi kalian.
STS : Jika pernyataan sangat tidak sesuai dengan kondisi kalian.
4. Contoh pengisian :
Pernyataan SS S TS STS
Saya menundukkan kepala ketika saya
berjalan menuju depan kelas.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Jawaban diatas mencerminkan bahwa pernyataan sesuai dengan
kondisi kalian.
5. Apabila ingin mengubah jawaban, kalian dapat memberikan tanda
dua garis mendatar (=) pada jawaban kalian, kemudia kalian dapat
menganti jawaban tersebut dengan jawaban yang lebih sesuai
dengan diri kalian.
contoh :
Pernyataan SS S TS STS
Saya menundukkan kepala ketika saya
berjalan menuju depan kelas.
√ √
Artinya, kalian mengubah jawaban dari sesuai menjadi tidak
sesuai.
6. Semua jawaban yang kalian berikan adalah benar benar dari
keadaan ataupun kondisi kalian masing-masing.
7. Terimakasih atas bantuan dan kerjasama yang telah kalian berikan.
Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
SKALA PSIKOLOGI
Nama :
Kelas:
Umur :
Berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang tersedia dengan
pilihan jawaban sebagai berikut: SS(Sangat sesuai), S(Sesuai),
TS(Tidak Sesuai), dan STS(Sangat Tidak Sesuai).
No Pernyataan SS S TS STS
1 Kaki saya gemetar ketika saya berjalan
menuju depan kelas.
2 Tangan saya gemetar ketika saya menulis di
depan kelas.
3 Kaki saya merasa ringan ketika saya berjalan
menuju depan kelas.
4 Saya bisa menulis di depan kelas dengan baik.
5 Ketika menunggu giliran untuk tampil di
depan kelas keringat saya mulai bercucuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
No Pernyataan SS S TS STS
6 Telapak kaki dan tangan saya berkeringat
ketika saya berjalan menuju depan kelas.
7 Saya merasa tenang ketika saya menunggu
giliran untuk tampil di depan kelas.
8 Saya nyaman ketika saya berjalan menuju
depan kelas karena telapak kaki dan tangan
saya tidak berkeringat.
9 Telapak tangan saya terasa dingin ketika saya
menunggu giliran untuk tampil di depan kelas.
10 Tangan saya terasa dingin ketika saya diminta
guru untuk menulis di papan tulis.
11 Ketika saya menunggu giliran untuk tampil di
atas panggung saya merasa percaya diri.
12 Saya bisa menulis dengan bagus ketika saya
diminta guru untuk menulis di papan tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
No Pernyataan SS S TS STS
13 Detak jantung saya berdebar lebih cepat ketika
guru memanggil nama saya untuk tampil di
atas panggung.
14 Detak jantung saya tidak teratur ketika teman
saya menertawakan saya pada saat saya tampil
di atas panggung.
15 Saya selalu siap ketika guru memanggil saya
untuk tampil di atas panggung.
16 Saya merasa biasa saja ketika teman saya
menertawakan saya pada saat saya tampil di
atas panggung.
17 Ketika guru menunjuk saya untuk tampil di
depan kelas perut saya terasa mulas.
18 Ketika menunggu giliran untuk tampil di atas
panggung saya selalu meminta ijin guru untuk
pergi ke WC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
No Pernyataan SS S TS STS
19 saya tidak merasakan gangguan pada
pencernaan saya ketika guru menunjuk saya
untuk tampil di depan kelas
20 Ketika pembelajran berlangsung saya selalu
di dalam kelas dan saya tidak ijin untuk pergi
ke WC.
21 Saya selalu menarik nafas terlebih dahulu
ketika saya memulai tampil membacakan
puisi.
22 Nafas saya tidak teratur ketika saya tampil di
di atas panggung.
23 saya menjawab pertanyaan dari teman saya
dengan lancar dan jelas.
24 ketika saya tampil di atas panggung. saya
merasa tenang dan nyaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
No Pernyataan SS S TS STS
25 Saya menundukkan kepala ketika saya
berjalan menuju atas panggung.
26 Saya tidak yakin dengan kemampuan saya
untuk tampil di atas panggung.
27 Ketika saya berjalan menuju atas panggung.
saya merasa percaya diri.
28 Saya yakin dengan kemampuan saya untuk
tampil di atas panggung.
29 Saya takut ditertawakan oleh guru dan teman
saya ketika saya tampil di atas panggung.
30 Saya takut jika saya salah menjawab
pertanyaan dari teman saya.
31 Saya merasa percaya diri ketika saya tampil di
atas panggung.
32 Saya selalu menjawab pertanyaan dari teman
saya dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
No Pernyataan SS S TS STS
33 Saya merasa gugup ketika saya sudah berdiri
di atas panggung.
34 Saya gugup ketika melihat teman saya
memperhatikan saya pada saat saya tampil di
atas panggung.
35 Saya tidak merasa gugup ketika saya mulai
tampil di atas panggung.
36 Saya merasa lebih percaya diri dan senang
ketika teman saya memperhatikan saya pada
saat saya tampil di atas panggung.
37 Pikiran saya buyar dan tidak karuan ketika
saya mulai tampil di atas panggung.
38 Saya menjadi lupa dengan apa yang akan saya
lakukan ketika saya sudah di atas panggung.
39 Saya bisa fokus pada saat saya mulai tampil di
atas panggung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
No Pernyataan SS S TS STS
40 Saya bisa mengungkapkan apa yang saya
fikirkan ketika saya sudah berdiri di atas
panggung.
41 Saya merasa tegang ketika teman-teman mulai
banyak yang menangapi pada saat saya tampil
di atas panggung.
42 Saya semakin tegang ketika nama saya
dipangil untuk tampil di atas panggung.
43 Saya bisa merespon dengan baik tentang
tanggapan dari teman saya pada saat saya
tampil di atas panggung.
44 Ketika nama saya dipangil untuk tampil di
depan kelas saya merasa sangat percaya diri. .
45 Suara saya menjadi terbata-bata ketika saya
mulai berbicara di atas panggung.
46 Pengucapan kata-kata saya sering salah ketika
tampil di atas panggung., sehingga saya tidak
mampu berbicara dengan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
No Pernyataan SS S TS STS
47 Saya mengecilkan folume suara saya ketika
saya tampil di atas panggung.
48 Ketika saya tampil di depan kelas suara saya
lantang dan jelas.
49 Saya mampu berbicara dengan lancar ketika
saya tampil di atas panggung.
50 Pada saat saya tampil di atas panggung. saya
selalu berusaha membuat folume suara saya
keras sehingga terdengar dengan jelas.
Periksa kembali jawaban kalian,jangan sampai ada yang terlewatkan
TERIMA KASIH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 6 : Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Widyaastuti adalah anak pertama dari dua bersaudara. Lahir
di Magelang, 25 juni 1996. Pendidikan dasar diperoleh di SD
Keningar I dan lulus pada tahun 2008. Pendidikan menengah
pertama diperoleh di SMP Kanisius Sumber dan lulus pada tahun
2011. Pendidikan menengah lanjutan diperoleh di SMA N 1 Dukun
dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014, peneliti tercatat sebagai
mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Selama
menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai kegiatan untuk mengembangkan
soft skills. Pada tahun 2014, peneliti mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa
I dan II. Peneliti telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) pramuka dan WEEK-END
MORAL dalam rangka melengkapi perkuliahan Teologi Moral pada tahun yang sama.
Selanjutnya, peneliti mengikuti seminar internasional yang diselenggarakan oleh PGSD
Universitas Sanata Dharma yang bekerjasama dengan HAN University dengan tema
“Reinventing Childhood Education”. Peneliti juga terlibat aktif dalam berbagai kegiatan
kepanitiaan, diantaranya menjadi anggota divisi dampok pada kegiatan insipro PGSD. Peneliti
mengikuti kegiatan English Club yang diselenggarakan oleh PGSD USD selama empat semester
untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris. Peneliti juga menjadi peserta dalam
kegiatan Pelatihan Metode Montessori yang diselenggarakan oleh PGSD USD. Masa pendidikan
di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul
“Penyususnan skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI