Penurunan Kesadaran

Post on 23-Oct-2015

47 views 6 download

description

susunan saraf penurunan kesadran

Transcript of Penurunan Kesadaran

Kelompok IIMO SS

Kelompok IIIlham Wijaya Kusuma 030.06.121Miria Noor Shintawati 030.08.163Nadya Anggun Mowlina 030.09.165Akbar Fadheli 030.10.015Andrian Astoguno B.P. 030.10.029Camila Kamal 030.10.046Desira Anggitania 030.10.061Doddy Kusumah R.S. 030.10.075Fardhian Zaenal 030.10.101Ghayatrie Healthania A. 030.10.114Nadia Andriani Putri 030.10.200

Laporan Kasus

Lembar 2 Menurut polisi, setelah

kecelakaan pasien sempat pingsan beberapa saat. Ketika sadar pasien mengeluh nyeri kepala, nyeri dada sebelah kanan terutama bila bernafas dan tidak dapat mengingat kejadian yang menimpanya, namun dapt menjawab waktu ditanya nama dan alamat rumahnya. Dalam perjalanan ke RS pasien sempat muntah satu kali.

Hasil pemeriksaan: tensi 90/60mmHg nadi 60x/m pernapasan 28x/m suhu 36°C Pemeriksaan neurologis

kesadaran pasien GCS = E3M5V3

Pemeriksaan diameter pupil kiri 3mm/ kanan 5mm

refleks cahaya +/+. Refleks fisiologis (+) refleks patologis babinski -/+. Tampak jejas hematom di daerah

parietal kanan dan dada sebelah kanan bawah. Tampak deformitas daerah paha kanan, disertai hematom dan edema.

Lembar 3Pemeriksaan

LaboratoriumHb : 7,5Eritrosit : 4450Leukosit : 13.300Trombosit: 365.000GDS : 155Ureum : 29Kreatinin : 1,1SGOT : 38SGPT : 35Elektrolit : dbn

Foto Polos Kepala: dbn

Foto Thoraks: Terdapat fraktur costa 7,8,9 kanan

Foto femur: Terdapat fraktur femur

Pasien tidak memiliki uang untuk melakukan CT Scan.

Pembahasan

Interpretasi

Anamnesis Tambahan

Interpretasi: Pemeriksaan FisikKesan sakit krn kecelakaan yang dialami &

benturan yg dialami mengakibatkan gejala klinis timbul.

Tanda vital sbb:

Interpretasi

Hipotesis

Pemeriksaan Lab

• Hemoglobin rendah: adanya perdarahan pada pasien akibat trauma capitis (kepala) saat kecelakaan.• Leukositosis (dapat digunakan sebagai indikator berat ringannnya cedera kepala) pada pasien: mungkin karena 2 hal: 1) inflamasi akibat trauma atau 2) adanya infeksi yang terjadi melalui luka pasca trauma.

Diagnosis Kerja

Penatalaksanaan Awal

Penatalaksanaan Khusus

Komplikasi

Prognosis

Tinjauan Pustaka

Tinjauan PustakaSistem saraf dibedakan atas 2 divisi anatomi yaitu :

Sistem saraf pusat (sentral), terbagi atas: Otak Sumsum tulang belakang (medula spinalis)

Sistem saraf perifer (tepi) terdiri atas: Divisi Aferen, membawa informasi ke SSP (memberitahu SSP

mengenai lingkungan eksternal dan aktivitas-aktivitas internal yg diatur oleh SSP

Divisi Eferen, informasi dari SSP disalurkan  melalui divisi eferen ke organ efektor (otot atau kelenjar yg melaksanakan perintah untuk menimbulkan efek yg diinginkan), terbagi atas:

Sistem saraf somatik, yg terdiri dari serat-serat neuron motorik yg mempersarafi otot-otot rangka

Sistem saraf  otonom, yg mempersarafi otot polos, otot jantung dan kelenjar, terbagi atas : Sistem saraf simpatis Sistem saraf Parasimpatis

Tinjauan PustakaGCS (Glasgow Coma Scale)

Klasifikasi Cedera Kepala Cedera kepala ringan :

Skor skala koma Glasgow 15 (sadar penuh, atentif, dan orientatif) Tidak ada kehilangan kesadaran (misalnya konkusi) Tidak ada intoksikasi alkohol dan obat terlarang. Pasien dapat mengeluh sakit kepala dan pusing. Pasien dapat menderita abrasi, laserasi, atau hematom kulit kepala. Tidak adanya kriteria sedang – berat.

Cedera kepala sedang : Skor skala koma Glasgow 9-14 (konfusi, letargi, dan stupor) Amnesia pasca trauma Muntah Tanda kemungkinan fraktur kranium Kejang

Cedera kepala berat : Skor skala koma Glasgow 3-8 (koma) Penurunan derajat kesadaran secara progresif Tanda neurologis fokal Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresi kranium

EPIDURAL HEMATOM

Kausa yang menyebabkan terjadinya hematom epidural

meliputi : Trauma kepalaSobekan a/v meningea medianaRuptur sinus sagitalis / sinus tranversum

Patofisiologi Hematom Epidural (1)

Patofisiologi Hematom Epidural (2)

Kesimpulan

Daftar PustakaLumbantobing SM. Neurologi klinik. Jakarta: Balai

penerbit FKUI; 2011. p. 7.Price SA, Wilson LM. Cedera sistem saraf pusat. In: Dewi

AD, Pita W, Natalia S, Huriawati H (Editors). Patofisiologi. 6th ed. Jakarta: EGC; 2006. p. 1174-5

Carleton PF, O’donnell MM. Disfungsi Mekanis Jantung dan Bantuan Sirkulasi. In: Price SA, Wilson LM, Editors. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. 6th edition. Jakarta: EGC; 2005.p.641.

Anderson S. McCarty L., Cedera Susunan Saraf Pusat, Patofisiologi, edisi 4, Anugrah P. EGC, Jakarta,1995, 1014-1016

Snell RS. Neuroanatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. 5th ed. In: Dimanti A, Hartanto H, editors. Jakarta: EGC; 2006.