Post on 16-Oct-2015
description
PENGEMBANGAN AKSES DAN SISTEM UNTUK
MENDORONG PENYELEGGARAAN
PROGRAM BK KARIER
MAKALAH
Oleh :
Muhamad Ridwan Arif (0105513064)
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
PENGEMBANGAN AKSES DAN SISTEM UNTUK MENDORONG
PENYELEGGARAAN PROGRAM BK KARIER
A. PENDAHULUAN
Pengembangan karier merupakan salah satu bidang pelayanan
bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan dan konseling dalam bidang
karier merupakan suatu upaya membantu peserta didik/klien dalam
menerima, memahami, menilai informasi dan pengalaman serta memilih dan
mengambil keputusan karier secara jelas, obyektif dan bijak (ABKIN,
2013:17). Pelayanan bimbingan dan konseling dalam bidang karier tidak
hanya dilakukan kepada klien di usia sekolah, pelayanan ini dapat dilakukan
sedini mungkin sejak masa anak-anak sampai dewasa atau bahkan sepanjang
rentang kehidupan manusia.
Pelayanan bimbingan dan konseling dalam bidang karier diharapkan
dapat membantu klien untuk mencapai kematangan karier dan kesuksesan
karier. Pelayanan bimbingan dan konseling dalam bidang karier hendaknya
disesuikan dengan tugas-tugas perkembangan karier setiap individu. Ini
berangkat dari pemahaman bahwa disetiap tugas perkembangan indiidu
terdapat tugas karier yang harus juga dijalaninya.
Pelayanan bimbingan dan konseling dalam bidang karier dilakasanakan
oleh Guru BK/Konselor sekolah dan praktisi konselor karier di masyarakat.
Dalam prakteknya dapat dikatakan pelayanan ini keberhasilannya sudah teruji
dalam memfasilitasi transisi dari dunia sekolah ke dunia kerja terutama
seiring dengan perkembangan bimbingan dan konseling akhir-akhir ini.
Namun prestasi cemerlang tersebut tidak diikuti dengan perluasan akses
dan sistem pelayanan bimbingan dan konseling dalam bidang karier, sehingga
hanya sedikit sekali dari peserta didik dan masyarakat yang memiliki akses
akan bimbingan karir dan pendidikan yang berarti dan relevan.
Hasil Survei Pasar Pekerja Muda Indonesia dan Dampak dari Putus
Sekolah di Usia Muda dan Pekerja Anak yang dilakukan oleh ILO-IPEC
(2006) menunjukkan bahwa di bagian timur Indonesia, 88 persen dari
responden tidak pernah menerima bimbingan karir, sementara 80 persen dari
yang mendapatkannya merasakan bimbingan itu berguna dalam mencari
pekerjaan (ILO, 2011). Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pemuda/peserta didik atau masyarakat pada umumnya belum menerima
pelayanan bimbingan dan konseling dalam bidang karier. Padahal pelayanan
ini sangat besar manfaat dan kegunaannya dalam membatu mereka menuju
kematangan dan kesuksesan karier.
Sehubungan dengan realitas di atas, maka kiranya dirasa sangat perlu
untuk melakukan pengembangan akses dan sistem yang mendorong
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling dalam bidang karier.
Maka daripada itu, dalam kesempatan ini penulis akan mencoba menawarkan
pengembangan akses dan sistem tersebut seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta pemanfaatannya.
B. PEMBAHASAN
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan
komputer dan internet terus meningkat dengan cepat sembari memperoleh
penerimaan publik yang semakin luas. Komputer dan internet bukan hanya
gaya hidup orang dengan ekonomi kelas atas, tetapi orang dengan ekonomi
menengah ke bawah juga ikut memanfaatkannya. Komputer dan internet
sudah menjadi suatu kebutuhan sehari-hari yang mau tidak mau harus
terpenuhi bagi beberapa kalangan. Dan virus ini terus meluas kepada
siapapun yang menyentuhnya.
Pemanfaatan komputer dan internet memang sudah dilakukan untuk
berbagai kepentingan, baik dalam kegiatan positif yang bermanfaat bagi
setiap orang atau mengarah kepada kegiatan negatif yang cenderung
merugikan diri sendiri dan orang lain. Pemanfaatan komputer dan internet
tersebut tak terkecuali juga dalam pelayanan bimbingan dan konseling dalam
bidang karier, walapun sampai saat ini masih tergolong minim.
Dalam sejarahnya, memang penggunaan komputer di dalam program
konseling dalam lingkungan pendidikan bukan barang baru, bahkan sudah
dimulai sejak tahun 1960-an dan terus berkembang setiap saat sesuai dengan
kemajuan teknologi dan perkembangan pelayanan bimbingan dan konseling
dalam bidang karier itu sendiri.
1. Pengembangan Sistem Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Dalam
Bidang Karier
Gibson & Mitchell (2011:504) mengatakan bahwa keuntungan
ekonomis dan teknis komputer terus menjadi stimulus utama penggunaannya
di lingkup sekolah untuk tujuan bimbingan dan konseling karier. Secara
ekonomis dengan komputer, konseling tidak membutuhkan suatu pengarsipan
yang membutuhkan banyak kertas dan biaya, tetapi hanya cukup dalam
penyimpanan menjadi suatu file di komputer. Secara teknis, komputer relatif
mempermudah pekerjaan konselor dalam melaksanakan tugasnya.
Di bagian berikut, ada dua jenis sistem akan dibahas secara ringkas: (a)
sistem informasi dan (b) sistem bimbingan (Gibson & Mitchell, 2011:504-
506) :
a. Sistem Informasi
Sistem informasi umumnya dirancang untuk menyediakan bagi para
pengguna skema penelusuran terstruktur bagi pekerjaan dan penyebaran
informasi kerja dan pendidikan bagi pengguna. Langkah-langkah prosedural
ini bisa digunakan secara terpisah atau secara berurutan. Di bagian awal,
pengguna dapat menyelesaikan tugas atau menyediakan rating, bahkan skor
tesnya, yang mengindikasikan minat dan bakat sebagai basis untuk
penelusuran komputer bagi pekerjaan yang sesuai. Di dalam proses penilaian
informasi, pengguna dapat menilai informasi umum terkait pekerjaan tertentu.
Komputer bisa juga diprogram untuk merespons pertanyaan khusus tertentu
yang mungkin ditanyakan pengguna tentang pekerjaan.
Di Indonesia, pengembangan sistem informasi khususnya yang
berhubungan dengan karier umumnya dilakukan oleh Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan beberapa kementrian lain sesuai
dengan tupoksinya. Mereka juga menjalin kerjasama dengan pihak swasta
dan masyarakat luas agar informasi dapat diterima oleh semua kalangan.
Menurut Nathan & Hill (2012:284-293), klien atau masyarakat umum
dapat memperoleh berbagai informasi karier dari beberapa sumber yang tepat.
Sumber-sumber informasi tersebut dapat meliputi: perpustakaan, pelayanan
informasi dan advis yang tersedia untuk umum, website informasi karier dan
pencarian kerja, informasi karier, statistik lowongan dan pasar kerja, badan-
badan profesional, buku-buku referensi, panduan untuk karier-karier spesifik,
panduan yang kurang konvensional, perubahan karier, pencarian kerja,
kewirausahaan, self-help workbooks dan lembaga-lembaga rekrutmen .
b. Sistem Bimbingan
Sistem bimbingan lebih luas cakupannya dan lebih instruktif ketimbang
sistem informasi, menyediakan tambahan bagi penelusuran terorganisasi dan
fungsi penyebaran sistem informasi modul-modul seperti penilaian-diri,
instruksi dalam pengambilan keputusan, dan perencanaan ke depan. Di
Amerika, ada dua yang paling populer yaitu Sistem Bimbingan Interaktif dan
Informasi/SIGI (System of Interactive Guidance and Information) yang
sekarang sudah diperbarui versinya sebagai SIGI PLUS, dikembangkan dan
dipasarkan lewat lembaga Educational Testing Service di Princeton, New
Jersey; dan Sistem DISCOVER yang dikembangkan oleh JoAnn Harris-
Bowlsbey dan dipasarkan lewat Discover Inc. di Hunt Valley, Maryland dan
American Collge Testing Program.
Sistem SIGI dirancang awalnya untuk membantu siswa akademi,
universitas dan individu dewasa di luar lingkup sekolah. Namun sekarang
SIGI diaplikasikan juga untuk siswa kelas 4 SD sampai individu dewasa di
berbagai lingkup. SIGI PLUS terdiri atas 9 modul: (a) Pendahuluan (orientasi
hingga prosesnya), (b) Asesmen-diri, (c) Penelusuran (kemungkinan
pekerjaan yang disukai), (d) Informasi (terkait pekerjaan yang
memungkinkan), (e) Keterampilan, (f) Persiapan, (g) Pengatasan
(memampukan individu mengerjakan yang disyaratkan), (h) Memutuskan
(pengambilan keputusan), dan (i) Langkah-langkah Berikutnya (membuat
rencana menjadi tindakan nyata).
Sistem DISCOVER menawarkan program-program yang berbeda bagi
populasi SMP, SMU, individu dewasa, pekerja dan organisasi, dan individu
yang akan menjelang usia pensiun. Versi SMP meliputi asesmen terhadap
minat dan bakat. Sedangkan versi SMU yang lebih populer memiliki 7 modul
sebagai berikut:
1) Modul 1 : Memulai Perjalanan Karier
2) Modul 2 : Belajar tentang Dunia Kerja
3) Modul 3 : Belajar tentang Diri Sendiri
4) Modul 4 : Menemukan Pekerjaan
5) Modul 5 : Belajar tentang Pekerjaan
6) Modul 6 : Membuat Pilihan Pendidikan
7) Modul 7 : Merencanakan Langkah-langkah Berikutnya
Versi untuk modul kuliah menambahkan dua lagi yaitu perencanaan
karier dan transisi. Sedangkan versi organisasi dan pensiun ditambah empat
modul lagi, masing-masing yang khusus bagi lingkup organisasi dan
perencanaan pensiun.
Garis & Niles dalam Uman Suherman (2013 :119) menyebutkan bahwa
SIGI PLUS dan DISCOVER merupakan dua jenis asesmen yang dominan
secara komputerisasi. Program tersebut secara luas digunakan dan hasil studi
mengindikasikan bahwa siswa dan konselor memberikan reaksi yang positif
pada kedua sistem tersebut.
2. Pengembangan Akses Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Dalam
Bidang Karier
Internet memiliki sejumlah besar volume informasi tentang topik riset
apa pun. Termasuk tentang karier serta bimbingan dan konseling atau
keduanya sekaligus sebagai satu kesatuan informasi. Informasi yang didapat
secara umum gratis. Sajian informasi tersebut dapat berupa modul, jurnal,
artikel dan karya ilmiah dan hasil penelitian lainnya.
Di indonesia, rata-rata perusahaan besar mempunyai website tersendiri
yang memuat laman khusus tentang karier. Ada juga situs tertentu yang
memuat secara khusus tentang karier, mulai dari lowongan kerja, tips karier,
klasifikasi pekerjaan, dan karier/job fair. Situs tersebut misalnya :
http://www.kompaskarier.com/, http://jobseeker.karir.com/home_karir/6/0
dan lain-lain.
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia dengan websitenya
(www.abkin.org) juga menyediakan modul yang dapat diunduh secara gratis.
Modul tersebut merupakan Panduan Pelayanan Bimbingan Karier Bagi Guru
Bimbingan Konseling/Konselor pada satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
mendukung Peningkatan Ketersediaan antara Pilihan Pendidikan Pemuda
Indonesia dan Pekerjaan yang tersedia di Pasar. Modul tersebut diterbitkan
atas kerjasama ABKIN dengan ILO dan Pemerintah Belanda.
Selain itu dengan internet dan teknologi secara umum, dapat
dilaksanakan konseling jarak jauh atau tanpa tatap muka. Misalnya dengan
pemanfaatan internet dan tehnologi maka dapat terselenggara: telekonseling,
konseling pribadi berbasis-telepon, konseling pasangan berbasis-telepon,
konseling kelompok berbasis-telepon, konseling pribadi dan kelompok
berbasis email, chatting dan video (Gibson & Mitchell, 2011:508).
3. Pertimbangan-Pertimbangan Etis
Pertumbuhan cepat penggunaan komputer di bidang konseling dan
penggunaan di masa depan yang terus meningkat telah melontarkan
pertanyaan etis tertentu terkait penggunaan komputer dalam konseling.
Masalah potensial dalam kerahasiaan, kekeliruan interpretasi oleh klien
terhadap hasil tes dan data lain, dan kurangnya interaksi konselor yang tepat
dengan klien hanyalah satu dari sekian contoh. Prinsip-prinsip yang
disarankan Sampson dan Pyle dalam Gibson & Mitchell (2011:508-510)
tampaknya terus menjadi pedoman etis yang tepat ketika menggunakan
sistem konseling, pengetesan dan bimbingan yang dibantu-komputer, yaitu:
a. Memastikan bahwa kerahasiaan data yang dikirimkan lewat komputer
terbatas hanya kepada informasi yang tepat dan dibutuhkan bagi layanan
yang disediakan.
b. Memastikan bahwa kerahasiaan data yang dikirimkan lewat komputer
dihancurkan setelah tidak lagi dibutuhkan bagi layanan konseling.
c. Memastikan bahwa kerahasiaan data yang dikirimkan lewat komputer
akurat dan menyeluruh.
d. Memastikan bahwa akses kepada data rahasia terbatas hanya untuk
profesional yang tepat dengan menggunakan program pengamanan
komputer yang terbaik.
e. Memastikan bahwa mustahil bagi pihak-pihak yang tidak berkepentingan
untuk mengidentifikasikan individu pemilik data rahasia yang dikirimkan
lewat komputer melalui sistem jaringan yang disediakan konselor.
f. Memastikan bahwa format yang diisi partisipan diterima oleh pihak-
pihak yang berhak menilai, membimbing atau yang melakukan
konseling.
g. Memastikan perlengkapan dan program penskoran tes terkon-trol-
komputer berfungsi dengan tepat sehingga menyediakan bagi individu
hasil-hasil tes yang akurat.
h. Memastikan bahwa interpretasi umum terhadap hasil tes yang disajikan
lewat peranti audiovisual terkontrol-mikrokomputer secara akurat
mencerminkan tujuan pembuat tes.
i. Memastikan kebutuhan klien sudah dinilai untuk menentukan sistem
mana yang tepat untuk digunakan sebelum menggunakan sistem
pengetesan, bimbingan atau konseling yang dibantu-komputer.
j. Memastikan bahwa pengenalan bagi penggunaan sistem pengetesan,
bimbingan dan konseling dibantu-komputer sudah tersedia untuk
mengurangi kecemasan yang mungkin muncul terkait sistem,
kesalahpahaman tentang peran komputer, dan kesalahpahaman tentang
konsep dasar atau pengoperasian sistem.
k. Memastikan bahwa aktivitas tindak-lanjut yang menggunakan sistem
pengetesan, bimbingan dan konseling dibantu-komputer sudah tersedia
untuk mengoreksi kesalahpahaman, kesalahan-konsep atau penggunaan
tidak tepat lainnya ketika menilai kebutuhan klien.
l. Memastikan bahwa informasi yang terkandung di dalam konseling
karier dibantu-komputer dan sistem bimbingan yang akurat dan terbaru.
m. Memastikan bahwa perlengkapan dan program yang mengoperasikan
pengetesan, bimbingan dan konseling yang dibantu-komputer berfungsi
dengan benar.
n. Menentukan kebutuhan intervensi konselor tergantung pada ke-
mungkinan bahwa klien akan mengalami sejumlah kesulitan yang pada
gilirannya membatasi efektivitas sistem atau sebaliknya, malah
memperburuk problem klien. Menjadi tanggung jawab konselor untuk
menentukan apakah pendekatan terbaik yang bisa dilakukan untuk
menghindari problem, dan jika ini tetap terjadi, penyelesaian terbaik
selalu berupa intervensi langsung atau tidak langsung dengan
menyarankan klien membaca buku-buku panduan, latihan tertentu atau
kalau perlu lewat telepon dan tatap-muka.
C. PENUTUP
Perkembangan akses dan sistem yang mendorong penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling dalam bidang karier seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemanfaatannya. Sistem
informasi dan sistem bimbingan seperti SIGI Plus dan DISCOVER serta
beberapa website yang menyediakan informasi seputar karier merupakan
beberapa produk hasil dari pengembangan sekaligus perkembangan akses
dan sistem tersebut. Tetapi yang perlu digarisbawahi, perkembangan yang
begitu pesat tersebut harus diimbangi dengan pertimbangan-pertimbangan
etis yang ada. Konselor juga memiliki tanggung jawab etis untuk menyadari
dan berusaha memenuhi kompetensi sebagai konseling karier profesional.
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN. 2013. Panduan Umum Pelayanan Bimbingan Dan Konseling Pada
Satuan Pendidikan. Jakarta : ABKIN
Gibson & Mitchell. 2011. Bimbingan dan Konseling (terjemahan). Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
ILO. 2011. Panduan Pelayanan Bimbingan Karir bagi Guru Bimbingan
Konseling/Konselor pada satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Mendukung Peningkatan Ketersediaan antara Pilihan Pendidikan Pemuda
Indonesia dan Pekerjaan yang tersedia di Pasar. Jakarta: ILO
Nathan & Hill. 2012. Konseling Karier (terjemahan). Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Uman Suherman. 2013. Bimbingan dan Konseling Karir Sepanjang Rentang
Kehidupan. Bandung : Rizqi Press
http://www.kompaskarier.com/,
http://jobseeker.karir.com/home_karir/6/0