Post on 22-Nov-2019
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) / NATIONAL SLUM UPGRADING PROGRAM (NSUP)
PENGAWASAN PELAKSANAAN
Disampaikan pada :Workshop Percepatan Pelaksanaan Program KOTAKU Tahun 2019
Makassar, 17 September 2019
OUTLINEA. Ruang Lingkup Audit
B. Kebijakan Audit
C. Kelemahan Pengendalian Intern
D. Hasil Pembelajaran dari Audit BPKP
2
A. RUANG LINGKUP AUDIT
3
Penilaian Kewajaran PenyajianLaporan Keuangan (Opini Audit)
Penilaian atas SistemPengendalian Intern
Penilaian KepatuhanTerhadapKetentuan Program
4
Dasar Audit:• Loan Agreement yang ditandatangani oleh pihak lenders (donor) dan Pemerintah Indonesia • Project Apprisal Document (PAD) • Permintaan pihak lenders (donor) yang menunjuk BPKP sebagai “auditor acceptable to the
lenders” atau “independent and qualified auditor”Audit atas Program KOTAKU dilaksanakan pada:
• Satker PKPBM (Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat)Satker PKP Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota Dinas PUSumber dana program:
• Pinjaman IBRD No. 8213-ID (Closing date 30 September 2017)• Pinjaman Istisna’a IND-169 (IDB), IND-170 (IDB), IND-171 (ISFD) (Closing date • 31 Desember 2017)• Pinjaman IDB 174, 175, 176-IND dan IBRD-8636-ID; LN-004-ID (WB/AIIB)→Loan Baru
Pelaporan audit per nomor loan/grant yang terdiri dari:• Laporan Auditor Independen (LAI).• Management Letter (ML).
GAMBARAN UMUM
5
Audit keuangan mencakup hal-hal sebagai berikut:
➢Penilaian atas kesesuaian penyajian laporan keuangan yang memberikangambaran yang wajar dan benar (true and fair view) atas operasi keuanganproyek/program;
➢Penilaian atas kecukupan sistem akuntansi/pembukuan program gunamendukung tersajinya laporan keuangan program sesuai dengan prinsipakuntansi/pembukuan yang diterapkan program secara konsisten;
➢Penilaian terhadap ketepatan perhitungan dan pengklasifikasian pengeluaranberdasarkan kategori pengeluaran;
1. AUDIT KEUANGAN (FINANCIAL AUDIT)
6
➢Pengujian atas keakurasian jumlah-jumlah/angka dalam laporankeuangan dan didukung dengan bukti pendukung yang cukup danrelevansi;
➢Pengujian kesesuaian prosedur atas proses pengadaan barang/jasakonsultan yang dilaksanakan program dengan procurementguidelines/manual proyek yang ditetapkan. dan
➢Identifikasi terhadap indikasi terjadinya fraud yang memerlukaninvestigasi lebih lanjut.
1. AUDIT KEUANGAN (LANJUTAN)
7
Lingkup penilaian SPI meliputi hal-hal sebagai berikut:
Penilaian terhadap rancangan (design) dan implementasi sistem pengendalian intern program baik pada level entitas maupun aktivitas program;
Penilaian dilakukan dengan pendekatan COSO framework yang mencakup komponen LingkunganPengendalian, Penilaian Risiko, Aktivitas Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, dan Monitoring;
Penilaian terhadap efektivitas internal control terhadap pelaporan keuangan diarahkan pada persyaratan-persyaratan atau kondisi yang mempunyai pengaruh material dan langsung terhadap laporan keuangandan internal control atas pelaporan keuangan; dan
Penilaian pengendalian intern terhadap proses kegiatan program (business process) diarahkan padakondisi-kondisi yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap pencapaian tujuan program atau memilikirisiko tinggi terhadap terjadinya penyalahgunaan/penyimpangan material terhadap pelaksanaan program.
2. PENILAIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
8
3. KEPATUHAN TERHADAP KETENTUAN PROGRAM
Penilaian kepatuhan atas program dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan tertentu program yang dipertimbangkan cukup signifikan memiliki peran terhadap keberhasilan program atau merupakankegiatan yang memiliki risiko tinggi terjadinya penyimpangan/penyalahgunaan, meliputi:
Kepatuhan pada ketentuan tertentu dalam loan agreement dan keabsahan/eligibilitas pengeluaran serta pelaksanaan mekanisme tahapan program sesuai Pedum;
Kepatuhan dalam pelaksanaan prosedur pengadaan terutama yang dilakukan oleh masyarakat (dalam hal program pemberdayaan masyarakat), apakah telah mengikuti ketentuan yang digariskan dalam project guideline;
Kepatuhan dalam pelaksanaan prosedur pengadaan (kontraktual) BDI Skala Kawasan pada Satker Provinsi → Loan IDB berpedoman pada Prucurement IDB, sedangkan untuk World Bank berpedoman pada Perka LKPP No.21 tahun 2015 tentang Harmonisasi Standar Dokumen Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.
Kepatuhan dalam proses pencairan dan penyaluran dana program serta pengelolaan dana, terutama yang berkaitan dengan Bantuan Dana Pemerintah (SE Dirjen Cipta Karya KementerianPUPR tgl 30 Desember 2016 No. 88/SE/DC/2016 dan Surat Direktur PKP No. KU.01-09-CK/236 tgl 5 Mei 2017).
B. KEBIJAKAN AUDIT
9
TAHAPAN AUDIT
TAHAPAN OUTPUT
Perencanaan
Pelaksanaan
Pelaporan
Program Audit
Kertas Kerja Audit
Laporan HasilAudit
10
ALUR PROSES AUDIT PADA SATKER PUSAT
Permintaan Audit Permintaan Audit
World Bank BPKP Pusat EAKEMEN PUPR
Surat Tugas
BPKP Perwakilan
Surat TugasPKPT
Dokumen
Proses Audit
Konsolidasi Temuan
LAI dan MLLAI dan ML
Tanggapan
Exit/ BAKTL
LAID
Notisi AuditNotisi Audit
Tanggapan
LAI dan ML
B. KEBIJAKAN AUDIT (LANJUTAN)
11
ALUR PROSES AUDIT PADA SATKER PROVINSI/KAB
Surat Tugas
DINAS PU PROVINSI/KAB
DokumenProses Audit
BPKP Pusat BPKP Perwakilan
Surat Tugas
PKPT PKPT
Notisi Audit
Notisi Audit
Tanggapan Tanggapan
LAID LAIDLAID
Exit/BKTL Exit/BKTL
SIM-HPSIM-HP Tindak Lanjut
B. KEBIJAKAN AUDIT (LANJUTAN)
12
PELAPORAN AUDIT
Laporan dukungan utkSatker Prov.
Laporan dukungan utkSatker Kab.
Hasil Audit di Pusat
B. KEBIJAKAN AUDIT (LANJUTAN)
13
1. Balai Permukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi dan Satker PIP Kabupaten/Kota
serta PPK PKPBM Kabupaten/Kota yang sudah selesai diaudit oleh Tim Audit
Perwakilan BPKP agar segera menindaklanjuti temuan hasil audit khususnya
terhadap penyetoran ke Kas Negara jangan lupa dalam menginput bukti setor
antara lain : tindak lanjut untuk temuan apa, tanggal/bulan/tahun, besarnya
penyetoran ke Kas Negara (melalui Kantor Pos atau Bank Pemerintah) dan yang
terpenting “NOMOR TRANSAKSI PENERIMAAN NEGARA” (NTPN) harus ada
pada setiap penyetoran ke Kas Negara.
2. Sesuai Permintaan Dirjen Perbendaharaan terkait temuan audit agar segera
ditindaklanjuti khususnya temuan penyetoran ke Kas Negara dengan didukung
oleh bukti setor yang valid, sehingga tidak terjadi pemblokiran dana yang sudah
tertulis dalam DIPA
3. Karena pada saat closing loan nomor NTPN ini yang ditanyakan Kemenkeu untuk
verifikasi data pengembalian ke Kas Negara.
HAL-HAL BERKAITAN TINDAK LANJUT TEMUAN AUDIT
B. KEBIJAKAN AUDIT (LANJUTAN)
14
Notisi HasilAudit :
Tanggapanatas
TemuanAudit :
Ringkasan hasil audit yang ditemuindilapangan → untuk dilakukanpembahasan atas temuan tersebutantara tim Auditor dengan Auditee.
Pada saat pembahasan, Tim Auditormenyampaikan permasalahan apayang dijumpai dilapangan yangdisertai data-data pendukung →Auditee memberikan tanggapanbeserta data pendukung yangakurat/sah.
RESUME HASIL AUDIT
B. KEBIJAKAN AUDIT (LANJUTAN)
15
B. KEBIJAKAN AUDIT (LANJUTAN)
BERITA ACARA HASIL KESEPAKATAN :
Setelah diperoleh kesepakatan dalampembahasan Hasil Audit (temuan audit dan tanggapan oleh Auditee disertaidokumen bukti yang sah) maka BA tersebut ditandatangani oleh Tim Auditor dan yang mewakili Pejabatpenerbit ST (Kasubditwas) dan olehpihak Auditee (Kepala Satker, PPK atauKepala Direktorat masing-masing K/L).
LAMPIRAN BA :
Berupa Notisi Hasil Audit → Tanggapan/Klarifikasi → Simpulan Tim Audit.
16
B. KEBIJAKAN AUDIT (LANJUTAN)
Prosedur Baku Pengelolaan Database Hasil Pengawasan di BPKP → bertujuan untuk:
Memformalkan/menetapkan serta melengkapi aturan dan tata carapengelolaan database hasil pengawasan.
Menyajikan data/informasi hasil pengawasan dengan cepat dan akuratuntuk kepentingan pimpinan, penyusunan laporan hasil pengawasan, dukungan penyusunan laporan akuntabilitas dan ekspose hasilpengawasan pada stakeholder.
MONITORING DAN TL TPB
17
B. KEBIJAKAN AUDIT (LANJUTAN)
Setiap temuan hasil pengawasan baik dari Pusat maupun dari
Perwakilan harus diinput dengan media TP3 SIM HP, begitupun
untuk tindak lanjutnya (sebelum tahun 2017).
Sejak Tahun 2017, hasil pengawasan (temuan dan tindak lanjut)
diinput ke dalam SIMA (Sistem Informasi Manajemen Akuntabilitas)
Reviu TP-III dilakukan oleh Pengendali Teknis dan Pengendali Mutu
untuk disetujui Kepala Perwakilan. Masing-masing pejabat yang
melakukan reviu harus memberikan tanda persetujuannya (paraf dan
tanggal).
18
B. KEBIJAKAN AUDIT (LANJUTAN)
Mendata LHA danberkas TL yang belum diinput padaaplikasi SIMA danSIM HP.
Mencermati pemberiankode pengelompokan K/L dalam aplikasi SIMA SIM HP, untuk menghindarikesalahan penempatantemuan pada K/L yang seharusnya.
Membahas percepatantindak lanjut danmengintensifkankomunikasi dengan pihakauditan yang tidakmengetahui mekanismepenyelesaian tindaklanjut.
Percepatan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
C. KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN
19
KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN
1 Pelaku program belum memahami wewenang dan tanggung jawab terkait capaian program dan penerapan pengelolaan program
2 Kurangnya pendampingan, pembinaan dan supervisi serta ketidakmampuan Fasilitator Kelurahan, Koordinator Kota, Asisten Koordinator, PJOK, KMW, dan Verifikasi dalam menjalankan tugasnya
3 Tidak adanya verifikasi atas RAB yang diusulkan KSM. Contoh item pekerjaan ada di RAB, namun tidak terdapat dalam dokumen rekapitulasi kebutuhan material.
4 Masih adanya konflik kepentingan dari para pelaku program
5 Survei harga yang dilakukan KSM pada 3 (tiga) toko pembanding belum mengakomodir seluruh bahan/material yang diperlukan dalam pembangunan infrastruktur
6 Supervisi yang dilaksanakan oleh Asisten Kota Infrastruktur dan pendampingan Fasilitator Teknik Program Kotaku kepada BKM/KSM kurang efektif
7 Hasil kegiatan fisik Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku)/National Slum Upgrading Program (NSUP) yang memerlukan pemeliharaan belum sepenuhnya diidentifikasi, dijadwalkan, dan dilaksanakan
8 Belum adanya saluran komunikasi penanganan pengaduan, keluhan dan pertanyaan mengenai permasalahanprogram
KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN (LANJUTAN)
9 Sebagian besar temuan audit dan rekomendasi tahun sebelumnya belum ditindaklanjuti
10 Manajemen proyek tidak sepenuhnya melakukan pembinaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi secararegular/berkelanjutan terhadap pelaksanaan program
11 Pelaku program belum secara rutin melakukan pemantauan, pengawasan dalam bentuk pemeriksaan (supervisi) dan evaluasi, serta perbaikan atas pelaksanaan program
12 Kurangnya penyuluhan/pemahaman kepada BKM/KSM tentang Tata cara penyambungan listrik ke PLN tentang Tarif dan komponen biaya yang terdapat dalam penyambungan listrik,
13 Kurangnya pemahaman PPK dan Pejabat Penguji SPM serta Bendahara Pengeluaran program KOTAKU Provinsidalam hal pembebanan satuan biaya transport kegiatan dalam kabupaten/kota
14 Kurang cermatnya Tim Inti Perencanaan Partisipatif, Fasilitator Teknik, PPK Program Kotaku Kabupaten/kota dalammenyusun RAB, melakukan verifikasi atas RAB, dan memverifikasi atas anggaran kegiatan yang diajukan oleh BKM.
D. HASIL PEMBELAJARAN DARI AUDIT BPKP
22
HASIL PEMBELAJARAN DARI AUDIT BPKP
Kondisi Pengendalian Akibat Potensial Pengendalian yang Diperlukan
Pelaku program belum memahami wewenang dan tanggung jawab terkait capaian program dan penerapan pengelolaan program
-Lokasi Tidak Tepat Sasaran-Capaian program menjadi tidak optimal
Lakukan sosialisasi oleh Konsultan Manajemen Wilayah kepada Pelaku program di bawahnya
Kurangnya pendampingan, pembinaan dansupervisi serta ketidakmampuan FasilitatorKelurahan, Koordinator Kota, Asisten Koordinator, PJOK, KMW, dan Verifikasi dalammenjalankan tugasnya
Capaian program menjadi tidak optimal dan tidak sesuai dengan target
Tingkatkan Peran Pengawasan dari PPK/Satker kepada Konsultan Manajemen Wilayah atas Pendampingan Program Korkot, Askot, Fasilitator Kelurahan kepada BKM/KSM.
Tidak adanya verifikasi atas RAB yang diusulkan KSM. Contoh item pek.ada di RAB, namun tidak terdapat dalam dokumen rekapitulasi kebutuhan material.
Terjadinya pertanggungjawaban kegiatan yang tidak benar
Tingkatkan Pengawasan Konsultan Manajemen Wilayah atas Pendampingan Program Korkot, Askot, Fasilitator Kelurahan kepada BKM/KSM.
HASIL PEMBELAJARAN DARI AUDIT BPKP (LANJUTAN)
Kondisi Pengendalian Akibat Potensial Pengendalian yang Diperlukan
Masih adanya konflik kepentingan dari para pelaku program yaitu dengan menjadi rekanan atau perantara dari pemasok barang dalam pelaksanaan kegiatan Contoh Kab. Karimun
Kelebihan pembayaran dari harga yang sebenarnya
Tingkatkan Pengawasan Konsultan Manajemen Wilayah atas Pendampingan Program Korkot, Askot, Fasilitator Kelurahan kepada BKM/KSM.
Survei harga yang dilakukan KSM pada 3 (tiga) toko pembanding belum mengakomodir seluruh bahan/material yang diperlukan dalam pembangunan infrastruktur
Proses pengadaan menjadi belum memadai
Tingkatkan Pengawasan Konsultan Manajemen Wilayah atas Pendampingan Program Korkot, Askot, Fasilitator Kelurahan kepada BKM/KSM.
Supervisi yang dilaksanakan oleh Koordinator Kota, Asisten Kota Infrastruktur dan pendampingan Fasilitator Teknik Program Kotaku kepada BKM/KSM kurang efektif.
Capaian program menjadi tidak optimal dan tidak sesuai dengan target
Tingkatkan Pengawasan Konsultan Manajemen Wilayah atas Pendampingan Program Korkot, Askot, Fasilitator Kelurahan kepada BKM/KSM.
HASIL PEMBELAJARAN DARI AUDIT BPKP (LANJUTAN)
Kondisi Pengendalian Akibat Potensial Pengendalian yang Diperlukan
Hasil kegiatan fisik Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku)/National Slum Upgrading Program(NSUP) yang memerlukan pemeliharaan belum sepenuhnya diidentifikasi, dijadwalkan, dan dilaksanakan
Hasil kegiatan fisik menjadi kurang terpelihara dengan baik.
Tingkatkan Pengawasan Konsultan Manajemen Wilayah atas Pendampingan Program Korkot, Askot, dan Fasilitator Kelurahan kepada BKM/KSM khususnya Kelompok KPP untuk melakukan identifikasi, dan menjadwalkan kegiatan pemeliharaan aset
THANK YOU!D I R E K T O R A T P E N G A W A S A N B I D A N G K E R J A S A M A I N V E S T A S I D A N P E M B I A Y A A N P E M B A N G U N A N