Post on 08-Mar-2019
PENGARUH PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP
MOTIVASI UNTUK BERWIRAUSAHA ANGGOTA KOPMA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Rhomadhon
NIM. 11140182000033
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRAK
Rhomadhon, NIM : 11140182000033, Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha Anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendidikan kewirausahaan
berpengaruh terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota di Koperasi Mahasiswa
(Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi pada penelitian ini yaitu anggota
aktif Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 150 anggota aktif
Kopma yang berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan di Kopma, dan sampel pada
penelitian ini berjumlah 105 anggota diambil berdasarkan tabel penentuan jumlah
sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael. Data yang diperoleh melalui
kuesioner dan studi dokumen, diolah menggunakan metode statistic deskriptih yang
berarti analisis data. Uji prasyarat instrumen penelitian dengan menggunakan
pengujian validitas dan reliabelitas, dan untuk uji prasyarat analisis menggunakan
pengujian linearitas, sedangkan untuk menganalisis data dan menghasilkan keputusan
hipotesis menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana. Berdasarkan
pengolahan data menggunakan program SPSS Versi 23, diperoleh nilai korelasi
sebesar 0,340 dan kontribusi variabel X sebesar 11,6% serta memperoleh keputusan
melalui teknik Uji t dihasilkan thitung = 3,669 dan ttabel = 1,983, dikarenakan thitung >
thitung yaitu 3,669 > 1,983 makan H0 ditolak. Berdasarkan teknik probabilitas
dihasilkan Sig = 0,000 dan nilai α = 0,05/2 = 0,025 karena nilai Sig < nilai α yaitu
0,000 < 0,025 maka H0 ditolak. Jadi dari kedua teknik tersebut dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan terhadap motivasi untuk
berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu,
diharapkan pengurus Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya bidang
Pengembangan Sumber Daya Anggota (PSDA) dapat lebih meningkatkan lagi
efektifitas pelaksanaan pendidikan kewirausahaan bagi anggota dengan tujuan untuk
mengoptimalkan dan meningkatkan motivasi anggota untuk berwirausaha.
Kata Kunci : Pendidikan Kewirausahaan, Motivasi untuk Berwirausaha
ii
ABSTRACT
Rhomadhon, NIM : 11140182000033, The Influence of Entrepreneurship
Education on Motivation for Entrepreneurial Members of Student Cooperatives
Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta
This study aims to find out whetfer entepreneurship education influences the
motivation to entrepreneurhip members of the student cooperative Islamic State
University Syarif Hidayatullah Jakarta. The population in this study were active
members of student cooperative which amounted to 150 members, and the sample in
this study amounted to 105 members taken based on the table determining the
number of samples developed by Isaac and Michael. Data obtained through
questionnaires and document studies, processed using descriptive statistical method
which means data analysis and data depiction presented through summary and
formulation in numerical form. Prerequisite test of research instrument using validity
and reliability testing, and for analysis prerequisite tests using linearity testing. And
generate hypothetical decision using simple linear regression analysis. Based on if the
data using SPSS program version 23, obtained the decision through t tes technique
generated tcount = 3,669 and ttable = 1,983 for tcount>ttable then H0 rejected. While based
on probability technique, the value of sig = 0,000 and α = 0,05/2 = 0,025, because
the value of sig 0,000<0,25 the H0 rejected. So from both technique it can be
concluded that there is influence between entrepreneurship education to motivation
for entrepreneurial members of Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Therefore, it
is expected the the management of Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
especially in the field of member resource development, can urther enchance the
effectiveness of entrepreneurship education for members with the aim of optimizing
and increasing members’ motivation for entrepreneurship.
Keywords : Entrepreneurship Education, Motivation for Entrepreneurial
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, ridha, nikmat,
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Motivasi untuk Berwirausaha
Anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” ini dengan baik dan lancar.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari sepenuhnya tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,
skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih setulusnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi;
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
izin untuk menyelesaikan skripsi ini;
3. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) yang telah memberikan kesempatan dan
bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik;
4. Seluruh Dosen dan Staf Manajemen Pendidikan yang telah memberikan ilmu
dan pengetahuan selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini selesai;
5. Ketua Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta
Pengurus dan Anggota yang telah mengizinkan dan membantu jalannya
penelitian yang penulis lakukan hingga skripsi ini selesai;
6. Orang tua penulis, yaitu ayahanda Samsudin dan ibunda Nurana yang telah
bersusah payah selalu mendoakan, memotivasi dan mendukung baik secara
moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi;
iv
7. Keluarga besar Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan bagi
penulis serta menjadi salah satu tempat berproses dan belajar bagi penulis
selama masa studi;
8. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Manajemen Pendidikan yang telah mengajarkan
banyak hal kepada penulis;
9. Keluarga besar KKN Bersama Desa Penyamun Bangka Belitung yang telah
mengajarkan penulis betapa indahnya pengabdian dan kebersamaan serta luar
biasanya alam Indonesia;
10. Kawan-kawan seperjuangan Manajemen Pendidikan 2014 yang telah belajar
bersama dan berbagi banyak hal dengan penulis selama masa studi, semoga
kelak kita menjadi manusia seperti yang kita inginkan masing-masing;
11. Bapak-bapak Jakdebtang yaitu bapak Joko, bapak Boyo, bapak Kentung,
bapak Rombeng, bapak Ocit, bapak Fasthur, bapak Yandi, bapak Dean, bapak
Zaki, bapak Syaqib, bapak Oki, bapak Ivan yang telah membersamai dan
memotivasi penulis dengan caranya masing-masing, mohon maaf nih saya
duluan.
Semoga bantuan, dukungan, arahan dan bimbingan semua pihak yang telah diberikan
kepada penulis menjadi amal ibadah dengan pahala yang berlipat ganda dari Allah
SWT. tentunya skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan. Besar harapan penulis skripsi ini dapat bermanaat bagi
penulis dan semua pembaca, Aamiin.
Jakarta, 25 September 2018
Rhomadhon
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ..................................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 10
D. Rumusan Masalah ............................................................................................. 10
E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 10
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 11
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................................. 12
A. Deskripsi Teoritik.............................................................................................. 12
1. Pendidikan Kewirausahaan ......................................................................... 12
a. Pengertian Pendidikan ........................................................................... 12
b. Pengertian Kewirausahaan .................................................................... 14
c. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan ................................................. 16
d. Tipe Kewirausahaan .............................................................................. 21
e. Karakteristik Kewirausahaan ................................................................ 22
2. Motivasi untuk Berwirausaha ..................................................................... 24
a. Pengertian Motivasi .............................................................................. 24
b. Macam-macam Motivasi ....................................................................... 26
c. Fungsi Motivasi ..................................................................................... 27
d. Motivasi untuk Berwirausaha ............................................................... 27
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha ................. 32
f. Ciri-ciri Termotivasi dalam Berwirausaha ............................................ 32
B. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 34
vi
C. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................................... 37
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 39
A Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 30
B Variabel Penelitian ............................................................................................ 40
C Metode Penelitian.............................................................................................. 40
D Populasi dan Sampel ......................................................................................... 41
E Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 43
F Instrument Penelitian ........................................................................................ 43
G Uji Prasyarat Instrumen..................................................................................... 47
H Teknik Pengolahan Data ................................................................................... 48
I Teknik Analisis Data ......................................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 54
A Gambaran Umum Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....... 54
1. Sejarah Singkat Berdirinya Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta .................................................................................... 54
2. Visi Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................................ 55
3. Misi Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................................ 56
4. Tujuan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ........................................ 56
5. Keadaan Kepengurusan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............. 56
6. Keadaan Anggota Kopma UIN Syarif HIdayatullah Jakarta ...................... 58
7. Keadaan Sarana dan Prasarana Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ......................................................................................................... 60
B Deskripsi Data ................................................................................................... 63
1. Motivasi untuk Berwirausaha ..................................................................... 63
2. Pendidikan Kewirausahaan ......................................................................... 67
C Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabelitas ............................................................ 70
1. Uji Validitas ................................................................................................ 70
2. Uji Reliabelitas ............................................................................................ 73
D Uji Prasyarat Analisis Data ............................................................................... 73
1. Uji Linearitas ............................................................................................... 74
E Uji Hipotesis ..................................................................................................... 75
F Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 81
vii
BAB V PENUTUP ........................................................................................................ 84
A Kesimpulan ....................................................................................................... 84
B Saran .................................................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamarkan
Tahun 2017 .................................................................................................... 4
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan ............................................................................................. 39
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Berwirausaha .................................... 44
Tabel 3.3 Skor Motivasi Berwirausaha .......................................................................... 45
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Pendidikan Kewirausahaan.............................. 46
Tabel 3.5 Skor Pendidikan Kewirausahaan .................................................................... 47
Tabel 4.1 Keadaan Kepengurusan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ................ 50
Tabel 4.2 Jumlah Anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................ 57
Tabel 4.3 Keadaan Sarana Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................ 59
Tabel 4.4 Keadaan Prasarana Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ........................ 60
Tabel 4.5 Data Statistik Deskriptif Motivasi untuk Berwirausaha ................................. 63
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Motivasi untuk Berwirausaha ................. 64
Tabel 4.7 Data Statistik Deskriptif Pendidikan Kewirausahaan .................................... 67
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Angket Pendidikan Kewirausahaan .................... 68
Tabel 4.9 Data Correlation Uji Validitas Kuesioner Variabel Pendidikan
Kewirausahaan ............................................................................................... 71
Tabel 4.10 Data Correlation Uji Validitas Kuesioner Variabel Motivasi untuk
Berwirausaha .................................................................................................. 72
Tabel 4.11 Data Reliability Statistic Uji Reliabelitas Kuesioner Pendidikan
Kewirausahaan ............................................................................................... 73
Tabel 4.12 Data Reliability Statistic Uji Reliabelitas Kuesioner Motivasi untuk
Berwirausaha .................................................................................................. 74
Tabel 4.13 Hasil Uji Linearitas ...................................................................................... 75
Tabel 4.14 Analisis Descriptive Statistic Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha .......................................................... 77
ix
Tabel 4.15 Analisis Model Summary Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha .......................................................... 77
Tabel 4.16 Analisis Tabel Anova Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap
Motivasi untuk Berwirausaha ........................................................................ 77
Tabel 4.17 Analisis Tabel Coefficients Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha .......................................................... 78
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 36
Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Kopma UIN Syarif HIdayatullah Jakarta 2018 .... 58
Gambar 4.2 Diagram Motivasi untuk Berwirausaha ...................................................... 66
Gambar 4.3 Diagram Pendidikan Kewirausahaan ......................................................... 69
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Uji Referensi ...................................................................................... 86
Lampiran 2 Surat Permohonan Observasi .......................................................................... 92
Lampiran 3 Surat Bimbingan Skripsi ................................................................................. 93
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian ........................................................................................ 94
Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian ............................................................................ 95
Lampiran 6 Kuesioner Uji Coba Variabel Pendidikan Kewirausahaan ............................. 96
Lampiran 7 Kuesioner Uji Coba Variabel Motivasi untuk Berwirausaha .......................... 99
Lampiran 8 Kuesioner Instrumen Variabel Pendidikan Kewirausahaan ............................ 101
Lampiran 9 Kuesioner Instrumen Variabel Motivasu untuk Berwirausaha ....................... 103
Lampiran 10 Hasil Kuesioner Pendidikan Kewirausahaan ................................................ 105
Lampiran 11 Hasil Kuesioner Motivasi untuk Berwirausaha ............................................. 108
Lampiran 12 R tabel ........................................................................................................... 111
Lampiran 13 F tabel ............................................................................................................ 112
Lampiran 14 T tabel ............................................................................................................ 115
Lampiran 15 Tingkat Kecenderungan Variabel .................................................................. 118
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Kewirausahaan atau entrepreneurship merupakan salah satu aspek utama
dalam pengembangan ekonomi di suatu negara, karena dengan kewirausahaan
dapat menjaga kestabilan ekonomi dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui kegiatan usaha. Sebagaimana kita
ketahui bahwa tingkat atau jumlah wirausaha menjadi salah satu indikator suatu
negara dapat dikatakan negara maju atau berkembang. Suatu negara dapat
dikatakan maju ketika negara tersebut memiliki minimal 2% wirausaha dari
seluruh jumlah penduduk yang ada. Hal ini menunjukan pentingnya
kewirausahaan dalam kemajuan suatu negara. Oleh karena itu aspek
kewirausahaan perlu diperhatikan lebih oleh setiap negara, termasuk di Indonesia.
Dengan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang dimiliki Indonesia,
seharusnya hal ini dapat mendorong munculnya wirausaha-wirausaha yang
mampu memanfaatkan peluang kekayaan Indonesia tersebut. Kreatifitas dan
inovasi akan lebih mudah didapatkan ketika banyak sekali sumber daya yang
dapat dikelola, dan kedua hal ini merupakan poin penting bagi seseorang yang
ingin menjadi wirausaha untuk menciptkan suatu hal yang baru. Dengan kondisi
negara Indonesia yang kaya akan sumber daya, seharusnya Indonesia berpotensi
untuk menjadi negara maju yang disokong oleh banyaknya wirausaha di kalangan
penduduk Indonesia sehingga dapat menumbuhkan perekonomian bangsa
Indonesia.
Masyarakat Indonesia harus mulai mengubah sudut pandang dan pola pikir
terhadap mata pencaharian yang ada di masyarakat saat ini, yang sebelumnya
cenderung masyarakat mencari suatu pekerjaan sesuai kemampuannya sebagai
mata pencaharian mereka, kedepannya harus berubah, dimana masyarakat mulai
mencari peluang untuk menciptakan pekerjaannya sendiri dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, dengan kata lain menjadi seorang
wirausaha. Kewirusahaan saat ini sepatutnya sudah mulai menjadi bidang
2
pekerjaan yang menjanjikan dan cukup seksi untuk diperebutkan, karena
kewirausahaan sudah menjadi hal yang penting dan sudah secara langsung
menjadi tanggung jawab pemerintah dalam pengembangannya, sebagaimana
dijelaskan dalam PP No. 41 Tahun 2011 pasal 2 ayat 1 yang menerangkan salah
satunya bahwa pengembangan kewirausahaan merupakan tugas dan tanggung
jawab pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota. Selain itu karena dinilai sangat pentingnya kewirausahaan oleh
pemerintah Indonesia, pemerintah saat ini sedang menyusun Rancangan Undang-
Undang (RUU) khusus mengenai kewirausahaan di Indonesia guna mengatur dan
mengembangkan secara jelas dan konkrit kewirausahaan itu sendiri. Dengan
dukungan penuh dari pemerintah, masyarakat Indonesia seharusnya lebih
terdorong lagi untuk menjadi wirausaha dan ikut membangun perekonomian
bangsa dengan mengembangkan kewirausahaan di Indonesia.
Untuk menjadi seorang wirausaha di Indonesia sebenarnya cukup mudah,
yaitu cukup dengan memiliki badan usaha apa saja walaupun masih tergolong
dalam usaha skala kecil asalkan memenuhi syarat minimum badan usaha yang
diakui pemerintah sesuai dengan peraturan, menurut UU. No. 20 Tahun 2008
Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah pada pasal 6 ayat 1 menyatakan
bahwa kriteria usaha mikro adalah sebagai barikut :
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah)1
Dapat kita pahami bahwa di bawah dari syarat maksimum usaha mikro yang
ditetapkan oleh pemerintah di atas maka seseorang sudah tergolong sebagai
wirausaha pada tingkatan mikro, sekecil apapun penghasilan dan asset yang
dimiliki asalkan dia mengikuti birokrasi administrasi seperti surat izin dan lainnya
1 Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-undang nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah, (Jakarta, 2008), h.5
3
maka orang tersebut sudah tercatat sebagai seorang wirausaha. Sesuai dengan arti
dari wirausaha itu sendiri, sederhananya orang dikatakan sebagai wirausaha ketika
dia mampu menciptakan hal baru yang memiliki nilai jual atau mampu
memberikan nilai jual lebih pada suatu barang yang sudah ada kemudian barang
tersebut dijual dan sesuai dengan kebutuhan para pelanggan atau target pasar.
Melihat kondisi kewirausahaan di Indonesia saat ini memang sudah memenuhi
syarat minimum jumlah wirausaha untuk negara maju, akan tetapi Indonesia
belum menjadi negara maju hingga saat ini karena standar kewirausahaan negara
maju yang ada terus bekembang. “Berdasarkan hasil rilis Global
Entrepreneurship Index 2017 yang dilakukan The Global Entrepreneurship and
Development Institute, Amerika Serikat menyebutkan secara global, Indonesia
menempati peringkat ke-90 dari 137 negara dengan bidang kewirausahaan yang
baik”2 hal ini menjelaskan bahwa Indonesia masih banyak tertinggal oleh negara-
negara lainnya, bahkan di ASEAN pun Indonesia masih tertinggal, dibuktikan
bahwa secara persentase, jumlah wirausaha di negara kita hanya sekitar 3%. Kalah
dari negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang sudah diatas
4%”, dengan kata lain dari 262 juta jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2017
hanya ada 7,8 juta penduduk Indonesia yang memiliki dorongan untuk
berwirausaha sampai mereka termasuk ke dalam daftar wirausaha yang ada di
Indonesia. Realitanya masyarakat Indonesia masih sangat sedikit yang terdorong
atau termotivasi untuk berwirausaha sehingga perekonomian di Indonesia tidak
mengalami peningkatan yang signifikan.
Motivasi berwirausaha merupakan kunci utama yang mendorong seseorang
untuk bertindak dan melakukan aktivitas usaha, karena seseorang tidak akan
memutuskan untuk berwirusaha apabila dia tidak memiliki motivasi atau
dorongan membuka usaha. Banyak orang yang tertarik untuk berwirausaha tapi
hanya sebatas minat atau ingin saja, tanpa memiliki dorongan kuat sehingga dia
2 Suci Sedya Utami, Kewirausahaan Indonesia Menduduki Peringkat Ke-90 di Dunia,
(https://www.google.com/amp/www.metrotvnews.com/amp/Rb1lyqN-kewirausahaan-indonesia-menduduki-peringkat-ke-90-di-dunia, 2017), diakses pada tanggal 24/05.2018 17.34
4
benar-benar menjadi wirausaha, akibatnya saat ini jumlah wirausaha Indonesia
masih rendah. Wirausaha yang sesungguhnya bukan hanya ada di kata-kata saja
melainkan yang bisa melaksanakan usaha, karena usaha yang paling baik adalah
usaha yang dijalankan.
Dengan melihat kondisi perkembangan ekonomi dan kewirausahaan di
Indonesia dapat kita ketahui bahwa motivasi masyarakat Indonesia untuk
berwirausaha masih tergolong rendah, hal ini dapat kita lihat dari jumlah lapangan
pekerjaan yang ada di Indonesia yang cenderung tidak meningkat secara
signifikan, sedangkan jumlah angkatan kerja di Indonesia relatif meningkat,
walaupun banyak dari angkatan kerja tersebut yang berpendidikan akan tetapi
karena tidak seimbangannya dengan lapangan kerja yang ada sehingga
menimbulkan ketimpangan antara jumlah lapangan pekerjaan dengan jumlah
penduduk yang mencari kerja, akibatnya tingkat pengangguran di Indonesia terus
meningkat, terhitung pada tahun 2017 pengangguran terbuka menurut pendidikan
tertinggi yang ditamatkan di Indonesia masih cukup tinggi, sebagaimana data pada
tabel berikut :
Tabel 1.1
Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Tahun 2017
No. Pendidikan Tertinggi Jumlah
Februari Agustus
1. Tidak/belum pernah sekolah 92,331 62,984
2. Tidak/belum tamat SD 546,897 404,435
3. SD 1,292,234 904,561
4. SLTP 1,281,240 1,274,417
5. SLTA Umum/SMU 1,552,894 1,910,829
6. SLTA Kejuruan/SMK 1,383,002 1,621,402
7. Akademi/Diploma 249,705 242,937
8. Universitas 606,939 618,758
Total 7,005,262 7,005,262
5
Dalam tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah pengangguran terbuka yang
berpendidikan di Indonesia masih cukup tinggi, dimana jumlah tertinggi terletak
pada tingkat SLTA dan sederajat. Bahkan tingkat universitas juga masih cukup
tinggi tingkat penganggurannya, dengan kata lain masih banyak para sarjana yang
berstatus pengangguran. Jumlah pengangguran pada tahun 2017 bisa dibilang
hampir sama dengan jumlah penduduk Indonesia yang berwirausaha yaitu
berjumlah sekitar 7 juta penduduk Indonesia. Dapat kita pahami bahwa masih
banyak masyarakat Indonesia yang belum terdorong untuk melakukan kegiatan
usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan, bahkan masyarakat yang sudah
mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi pun masih sedikit yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan sehingga mampu menekan
jumlah pengangguran yang setidaknya untuk dirinya sendiri agar tidak menjadi
pengangguran. Dengan kata lain pendidikan yang ada di Indonesia saat ini masih
belum cukup menciptakan produk pendidikan yang memiliki pola pikir dan
kemampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan berwirausaha,
seharusnya saat menjalankan proses pendidikan merupakan tempat untuk
memberikan nilai-nilai kewirausahaan serta pendorong bagi peserta didik
sehingga ketika dia lulus baik di tingkat sekolah menengah maupun perguruan
tinggi, dia siap menjadi seorang wirausaha di bidangnya masing-masing.
Pendidikan di sini tidak hanya terfokus pendidikan khusus kewirausahaan saja
melainkan pendidikan umum seperti sekolah dasar, menengah, dan perguruan
tinggi juga harus mampu mendorong peserta didik agar termotivasi untuk
berwirausaha. Faktanya, jangankan pendidikan umum, pendidikan khusus
kewirausahaan pun di Indonesia masih belum optimal dilaksanakan. Padahal
pendidikan merupakan faktor utama seseorang mengetahui suatu hal, begitupun
pendidikan kewirausahaan yang mampu memberikan pengetahuan serta
kemampuan kepada seseorang untuk berwirausaha sehingga orang tersebut
memiliki modal yang mampu mendorong dia untuk membuka suatu usaha.
Pendidikan kewirausahaan sejatinya suatu langkah strategis pemerintah dalam
mengatasi beberapa permasalahan di Indonesia, yaitu dalam hal perekonomian
6
dan kemiskinan. Karena pendidikan kewirausahaan akan mentransmisikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada seseorang agar mampu menciptakan
lapangan pekerjaan sehingga pola pikir masyarakan Indoneisa akan berevolusi
yang semula kebanyakan orang berorientasi pada mencari pekerjaan menjadi pola
pikir untuk menciptakan pekerjaan. Ketika pengetahuan, keterampilan, dan sikap
mengenai kewirausahaan tersebut dapat ditransfer dengan baik kepada seseorang
maka akan menimbulkan suatu dorongan atau penggerak bagi orang tersebut
untuk menciptakan suatu usaha, hal ini biasa kita istilahkan dengan motivasi
untuk berwirausaha. Disinilah peranan pendidikan kewirausahaan yang mampu
memberikan dorongan kepada masyarakat agar menciptakan pekerjaan bukan
mecari kerja bahkan menjadi pengangguran.
Pemerintah harus lebih menggencarkan pendidikan kewirausahaan dari sejak
dini, seharusnya hampir di setiap sektor pendidikan diselipkan nilai-nilai
kewirausahaan di dalamnya. Mulai dari tingkat sekolah dasar, menengah, hingga
perguruan tinggi perlu diajarkan mengenai pendidikan kewirausahaan agar setiap
lembaga pendidikan mampu melahirkan lulusan-lulusan mandiri yang mampu
menciptakan lapangan pekerjaannya sendiri. Negara Indonesia tidak akan menjadi
negara maju nantinya apabila penduduk Indonesia masih tidak sadar pentingnya
kewirausahaan, hanya tunduk kepada para kapitalis yang memilik perusahaan atau
tempat kerja lainnya dan hanya akan mejadi karyawan tidak akan pernah menjadi
atasan.
Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan
satu-satunya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) atau organisasi kemahasiswaan
yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai badan usaha yang
berbadan hukum koperasi yang aktivitas utama yaitu menjalankan usaha bersama
dan mengembangkan nilai kewirausahaan serta koperasi di kalangan mahasiswa.
Serta memiliki peran sebagai laboratorium bagi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta untuk berwirausaha dan mengenal lebih tentang
kewirausahaan, Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki visi utama
yaitu mensejahterakan anggotanya serta mencetak anggotanya untuk menjadi
7
pembangun perekonomian bangsa salah satunya melalui wirausaha, sebagaimana
yang dijelaskan dalam Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD ART)
Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada pasal 4 ayat 1 dan 2 menyatakan
bahwa :
(1) Kopma UIN Syahid Jakarta berfungsi sebagai wadah pengembangan
potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi, (2)
Kopma UIN Syahid Jakarta berperan membina kader koperasi yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, profesional, berwawasan luas dan tangguh
sebagai modal dasar pembangunan perekonomian masyarakat.3.
Untuk mencapai fungsi dan peranan tersebut Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sudah melaksanakan beberapa program pengembangan kewirausahaan
melalui pendidikan kewirausahaan yang diberikan kepada anggota. Dengan
adanya program pengembangan kewirausahaan kepada anggota, diharapkan
mampu mencetak anggota Kopma yang berwirausaha atau setidaknya dalam
proses mentoring dalam menjalankan usaha.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, ternyata dari 387 anggota Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang saat ini sudah memiliki usaha masih sedikit
yaitu tidak sampai 5% anggota Kopma. Artinya, tingkat wirausaha yang ada di
Kopma masih sangat rendah, hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan saudara
Lukmanul Hakim selaku Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Anggota
(PSDA) Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beliau mengatakan bahwa
“banyak anggota Kopma yang dari awal masuk memiliki alasan dan minat
untuk berwirausaha, bahkan ada beberapa anggota yang sudah memiliki usaha
ketika masuk Kopma, akan tetapi setelah bergabung dengan Kopma hingga
saat ini jumlah wirausaha di Kopma masih sedikit, dikarenakan anggota yang
sudah tergabung tidak memiliki motivasi yang cukup kuat baik motivasi
intrinsik dan juga ekstrinsik”4
3 Dokumen Kopma UIN Syahid, Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD ART) Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, (Bab IV Tentang Fungsi, Peran, dan Tujuan Pasal 4 Ayat 1 dan 2), h. 2 4 Lukmanul Hakim, Wawancara Kabid Pengembangan Sumber Daya Anggota Kopma UIN Jakarta,
pada 30 Mei 2018 di kantor Kopma UIN Jakarta pukul 13.30 WIB
8
Dijelaskan bahwa dari sekian anggota Kopma yang bergabung, banyak
anggota yang memiliki alasan utama untuk belajar tentang kewirausahaan, artinya
banyak anggota yang dari awal masuk sudah memiliki minat terhadap wirausaha
itu sendiri akan tetapi hanya sebatas minat, masih sedikit anggota yang benar-
benar memiliki motivasi kuat untuk mempelajari kewirausahaan itu sendiri hingga
dapat membuka usaha.
Berdasarkan penjelasan dari Kabid PSDA Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan studi pendahuluan yang sudah dilakukan, terdapat beberapa
permasalahan yang menjadi faktor penyebab sedikitnya anggota Kopma yang
pada akhirnya memiliki usaha atau berwirausaha. Pertama rendahnya motivasi
anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam berwirausaha, sulitnya
mengatur dan membagi waktu antara kuliah dan waktu belajar kewirausahaan di
organisasi sehingga banyak yang tidak maksimal belajar untuk berwirausaha
bahkan tidak sedikit anggota yang awalnya sangat berminat berwirausaha menjadi
pesimis atau menurun minatnya karena kekhawatiran waktunya akan bentrok
dengan kuliah dan menjadi tidak fokus. Kemudian masalah lainnya yaitu masalah
lingkungan, lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap dorongan dan
dukungan kepada anggota Kopma dalam berwirausaha, banyak anggota Kopma
yang gagal membuka usaha karena lingkungan sekitar, misalnya masalah mencari
partner usaha, anggota Kopma sulit menemukan partner yang sesuai dan memiliki
fashion yang sama sehingga mampu mendorong sesama anggota untuk semangat
berwirausaha. Masalah selanjutnya yang menjadi faktor lain yaitu program
pendidikan kewirausahaan yang dilaksanakan Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta masih belum sepenugnya sesuai dengan kebutuhan anggota Kopma
sendiri, realitanya hanya sedikit anggota Kopma yang betul-betul mengikuti
proses pendidikan kewirausahaan yang sudah diprogramkan oleh pengurus,
akibatnya meskipun program pendidikan sudah dilaksanakan masih saja tidak
dapat menunjang bertambahnya jumlah wirausaha yang ada di Kopma UIN. Dan
terakhir yaitu relasi atau jaringan usaha anggota Kopma yang masih sedikit, hal
ini menjadi salah satu masalah anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9
yang menyebabkan rendahnya motivasi anggota Kopma untuk membuka usaha,
karena kebanyakan anggota Kopma hanya memiliki relasi atau jaringan usaha
yang relatif sedikit sehingga inovasi serta pangsa pasar yang dimiliki pun sedikit
yaitu hanya terdapat dalam ruang lingkup relasi dalam tingkatan fakultas, jurusan
bahkan hanya kelas saja, oleh karena itu ketika anggota ingin membuka usaha
mereka pesimis akan usahanya dan akhirnya lebih memilih untuk tidak membuka
usahanya.
Berangkat dari beberapa permasalahan di atas peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian mengenai pendidikan kewirausahaan dan motivasi
berwirausaha dengan judul : Pengaruh Program Pendidikan Kewirausahaan
Terhadap Motivasi Untuk Berwirausaha Anggota Koperasi Mahasiswa
(Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang penelitian di atas, penulis dapat
mengidentifikasikan masalah-masalah yang terdapat pada penelitian ini yaitu
permasalahan mengenai pendidikan kewirausahaan dan motivasi berwirausaha.
adapun masalah-masalah tersebut yaitu :
1. Rendahnya motivasi anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk berwirausaha
2. Sulitnya mengatur dan membagi waktu antara kuliah dengan belajar
kewirausahaan di Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Faktor lingkungan masih belum mampu mendorong anggota Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta membuka usaha
4. Program pendidikan kewirausahaan yang diadakan Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta masih belum sesuai dengan kebutuhan anggota
10
C Pembatasan Masalah
Melihat begitu luasnya permasalahan dalam penelitian ini, perlu dilakukan
pembatasan masalah, berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas. Peneliti
membatasai masalah dalam penelitian ini yaitu pada :
1. Program pendidikan kewirausahaan yang diadakan Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta masih belum sesuai dengan kebutuhan anggota
2. Rendahnya motivasi anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk berwirausaha
Peneliti membatasi permasalahan penilitian ini dengan melihat pengaruh di antara
kedua masaiah di atas, yaitu pengaruh program pendidikan kewirausahaan
terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif HIdayatullah
Jakarta
D Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka
perumusan masalah yang sesuai dengan penelitian ini yaitu : “Apakah terdapat
pengaruh yang positif antara program pendidikan kewirausahaan terhadap
motivasi berwirausaha anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta?”
E Tujuan Penelitian
Berangkat dari perumusan masalah yang sudah dirumuskan di atas, penelitian
ini memiliki tujuan yaitu untuk mendeskripsikan apakah program pendidikan
kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi berwirausaha
anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11
F Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
diantaranya :
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memperkaya khazanah
kepustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Jurusan
Manajemen Pendidikan serta menjadi bahan acuan bagi mahasiswa
jurusan Manajemen Pendidikan untuk penelitian yang terkait
kewirausahaan, khususnya mengenai pendidikan kewirausahaan dan
motivasi berwirausaha
2. Secara praktik
a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi media bagi penulis untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap motivasi
berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta
menjadi media untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis
mengenai kewirausahaan. Kemudian diharapkan mampu memotivasi
penulis untuk mengembangkan kewirausahaan
b. Bagi Mahasiswa
Diharapkan penelitian ini mampu mendorong mahasiswa-mahasiswa,
khususnya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
berwirausaha dan sadar pentingnya kewirausahaan dengan adanya
pengetahuan dan wawasan yang sedikit banyaknya bisa diambil dari
penelitian ini, semoga di masa yang akan datang akan bertambah
wirausaha di kalangan mahasiswa
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Pendidikan Kewirausahaan
a. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan saat ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat,
bahkan untuk kaum bukan intelektual pun pasti mengetahui istilah
pendidikan, karena pendidikan saat ini sudah menjadi salah satu
kebutuhan bagi masyarakat. M. Ngalim Purwanto MP. menerangkan
bahwa :
pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya kea rah kedewasaaan, atau lebih jelas lagi pendidikan
ialah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa
kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani)
agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.1
Kemudian W.J.S. Poerwadarminta menjelaskan “secara linguistis,
sebagai kata benda, pendidikan berarti proses perubahan sikap dan
tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan”2.
Pendidikan disini dinyatakan sebagai rangkaian proses berupa
pengajaran dan latihan dalam memberikan perubahan sikap dan
tingkah seseorang agar menjadi dewasa.
Dan menurut UU No. 20 tahun 2003 :
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
1 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2014), h. 10 2 Tatang S., Ilmu Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 2012), hal.13
13
akhlak mulia, serta ketermpilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.3
Sudah jelas dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang pendidikan menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu upaya
yang dilakukan untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai
dengan standar potensi yang perlu dimiliki, upaya tersebut dilakukan
dengan berbagai cara mulai dari pembangunan suasana belajar,
pengadaan sarana prasarana belajar, penyediaan tenaga pendidikan dan
kependidikan yang berkompeten, dan upaya-upaya lainnya guna
menunjang pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri
Sejalan dengan definisi-definisi yang dikemukakan para ahli di
atas, dalam pengertian pendidikan itu harus terkandung hal-hal yang
pokok sebagaimana menurut Amir Daien, yaitu sebagai berikut :
1) Bahwa pendidikan itu tidak lain merupakan usaha dari manusia
2) Bahwa usaha itu dilakukan dengan sengaja atau secara sadar
3) Bahwa usahanya itu dilakukan oleh orang-orang yang merasa
bertanggung jawab kepada hari depan anak
4) Bahwa usahanya berupa bantuan atau bimbingan rohani dan
dilakukan secara teratur dan sistematis
5) Bahwa yang menjadi obyek pendidikan itu adalah anak/peserta
didik yang masih dalam pertumbuhan/perkembangan atau
masih memerlukan pendidikan
6) Bahwa batas/sasaran akhir pendidikan adalah tingkat dewasa
atau kedewasaan4
Dari beberapa pendapat dan pandangan mengenai pengertian
pendidikan dapat kita tarik kesimpulan bahwa pada intinya pendidikan
merupakan suatu usaha sadar dan disengaja dilakukan untuk
mengembangan potensi anak/peserta didik, serta suatu proses merubah
peserta didik menuju pendewasaan diri, mulai dari terbentuknya ahklak
mulia, kecerdasan, pengendalian dan kesadaran diri. Sehingga
anak/peserta didik tersebut sadar akan peranannya untuk memajukan
3 Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, (Jakarta, 2003), h.3 4 H.M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : UIN Jakarta Pess, 2005), hal. 6-7
14
bangsa dan negara serta agar peserta didik tersebut dapat diterima dan
menerima lingkungan masyarakat yang nantinya akan mereka hadapi.
b. Pengertian Kewirausahaan
William B Gartner memaparkan pengertian wirausaha dalam
tulisanya bahwa “An entrepreneur is an individual who establishes and
manages a business for the principal purpose of profit and growth. The
entrepreneur is characterized principally by innovative behavior and
will employ strategic management practices in the business”.5
Artinya, seorang wirausahawan adalah individu yang menetapkan dan
mengelola bisnis untuk tujuan utama mencari laba dan pertumbuhan
bisnis, wirausahawan dicirikan dengan perilaku inovatif dan
penggunaan manajemen strategi dalam menjalankan bisnis. Dapat kita
pahami bahwa wirausaha disini ialah seorang individu yang
melakukan, menetapkan, dan mengelola usahanya dengan tujuan
utamanya untuk mencari keuntungan dan pertumbuhan usahanya, dan
orang tersebut memiliko inovasi-inovasi dalam menjalankan usaha dan
disertai dengan strategi pengelolaan yang baik sehingga usahanya
tersebut mampu bertahan.
Kemudian Jon Gillespie-Brown menjelaskan bahwa “the definition
of/an entrepreneur is, someone who is willing to take risk to launch a
product or service succesully”6 definisi dari pengusaha adalah
seseorang yang bersedia mengambil resiko untuk meluncurkan produk
atau layanan dengan sukses. Dapat kita pahami bahwa memang
seorang pengusaha ialah orang yang berani mengambil resiko dan
keputusan untuk menuangkan idenya dalam bentuk produk maupun
jasa yang kemudian dia mampu mengembangkan ide tersebut hingga
berhasil
5 William B. Gartner, “Who Is An Entrepreneur?” Is the Wrong Question, American Journal Of
Small Business, 1988, h. 59 6 Jon Gillespie-Brown, So You Want To Be An Entrepreneur?, (Chicester : Capstone Publishing Ltd.
2008), h. 10
15
Winarto menyebutkan bahwa “Entrepreneurship (kewirausahaan)
adalah suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan berbeda dengan
tujuan menciptakan kemakmuran bagi individu dan memberi nilai
tambah pada masyrakat”7. Artinya, setiap kegiatan menciptakan suatu
hal yang baru, berbeda, dan bernilai lebih dapat disebut sebagai
kewirausahaan. Pengertian di atas juga sesuai dengan pendapat Peters
Hisrich dan Shapperd yang mendefinisikan “kewirausahaan sebagai
proses mengkreasikan sesuatu dengan menambahkan nilai yang
didukung komitmen pada waktu dan usaha, memperkirakan
kemungkinan finansial, fisik, dan resiko sosial dan menerima hasil
berupa finansial , kepuasan dan kebebasan pribadi”8.
Kemudian Hisrich menerangkan bahwa “Entrepreneurship is the
process of creating something diferent with value by devoting the
necessary time and effort, assuming the accompanying financial,
psychic, and social risk, and receicing the resulting rewards of
monetary and personal satisfaction and independence”9
kewirausahaan adalah proses menciptakan Sesuatu yang baru dan
memiliki nilai dengan mengorbankan waktu dan tenaga, melakukan
pengambilan resiko finansial, fisik, maupun sosial, serta menerima
imbalan moneter serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
Berdasarkan keempat pendapat diatas mengenai pengertian
kewirausahaan, dapat kita simpulkan bahwa kewirausahaan merupakan
suatu aktivitas menciptakan sesuatu yang baru atau menambahkan
nilai-nilai baru pada suatu barang atau jasa yang sudah ada dengan
menambahkan kreativitas dan inovasi di dalamnya guna menambahkan
nilai jual yang lebih pada barang atau jasa tersebut sehingga pada
akhirnya dari penciptaan nilai baru pada barang atau jasa tersebut akan
menghasilkan imbalan baik dalam bentuk finansial, kepuasan, atau
7 Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, (Bandung : Alfabeta, 2010), hal. 7
8 Herni Ali; Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif
HIdayatullah Jakarta, 2010), hal.1 9 Eman Suherman Op. Cit. , hal. 7
16
dalam bentuk lainnya. Dengan kata lain kewirausahaan bukanlah
kegiatan yang hanya mendistribusikan barang atau jasa yang kemudian
diberi harga lebih dibandingkan harga awal, melainkan kewirausahaan
ialah aktivitas yang menanamkan nilai lebih pada barang atau jasa
yang berbeda dengan kondisi awal.
c. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi
kepedulian dunia pendidikan terhadap kemajuan bangsanya. Di dalam
pendidikan kewirausahaan diperlihatkan di antaranya adalah nilai dan
bentuk kerja untuk mencapai kesuksesan. Menurut Suparman
Suhamidjaja bahwa:
Pendidikan kewirausahaan adalah pendidikan yang bertujuan untuk
menempa bangsa Indonesia sesuai dengan kepribadian Indonesia
yang berdasarkan Pancasila. Dalam arti yang lebih luas bahwa
pendidikan kewirausahaan adalah pertolongan untuk
membelajarkan manusia Indonesia sehingga mereka memiliki
kekuatan pribadi yang dinamis dan kreatif sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila.10
Sederhananya, pendidikan kewirausahaan yang disampaikan oleh
suparman suhamidjaja ialah suatu upaya untuk menolong bangsa
indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa salah satunya yaitu
kemandirian guna mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, melalui pendidikan kewirausahaan akan muncul penerus
bangsa yang mandiri yang bermental berani dalam memanfaatkan
peluang sumber daya yang ada di Indonesia sehingga tidak ada lagi
kekayaan alam Indonesia yang dikelola dan dimanfaatkan bangsa lain.
Secara definisi umum, pendidikan entrepreneurship
(kewirausahaan) adalah segala aktivitas yang bertujuan untuk
membangun mindset, sikap dan keterampilan berwirausaha dan
mencakup aspek-aspek pemunculan ide, inovasi, pengembangan dan
10
Rulam, Pendidikan Kewirausahaan, di posting 23 Februari 2016, (http://www.infodiknas.com/pendidikan-kewirausahaan.html, 2016), di akses pada 4 Mei 2018
17
gagasan untuk memulai.11
Dengan kata lain pendidikan kewirausahaan
bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
untuk menanamkan nilai-nilai kewirausahaan baik dalam bentuk ide,
inovasi,dan lainnya sehingga terbentuklah suatu sikap, pemikiran, dan
kemampuan dalam berwirausaha.
Cheng et al. Argues that entrepreneurship education has
traditionally and narrowly define as education that provides the
needed skills to set up a new business and defined entrepreneur
education as more than a business management or starting a new
business. It is about “learning”, learning that integrates
experiences, skills and knowledge and the preparedness to start a
new venture12
.
Cheng dan kawan-kawan berpendapat bahwa pendidikan
kewirausahaan secara tradisional dan sempit didefinisikan sebagai
pendidikan yang menyediakan keterampilan yang dibutuhkan untuk
mendirikan bisnis baru, dan mendefiniskan pendidikan kewirausahaan
lebih dari manajemen bisnis atau memulai bisnis baru. Ini adalah
tentang “pembelajaran” yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan
pengalaman keterampilan dan pengetahuan serta kesiapan untuk
memulai bisnis baru. Sederhananya dapat dipahami bahwa pendidikan
kewirausahaan merupakan pendidikan yang menyediakan kemampuan
atau keterampilan yang dibutuhkan seseorang untuk mendirikan usaha
baru dan pendidikan wirausaha didefinisikan sebagai suatu hal yang
lebih dari hanya manejemen usaha karena ini mengenai pembelajaran
yang mengintegrasikan pengalaman, keterampilan dan pengetahuan
serta persiapan untuk memulai usaha baru.
Ronald Odora dalam jurnalnya mengenai pendidikan
kewirausahaan mejelaskan mengenai pegertian pendidikan
kewirausahaan yaitu “Entrepreneurship education is a structured and
formal transmission of entrepreneurial competencies, which in other
11
Herni Ali; Hamam Faizin, Teologi Entrepreneurship, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, 2010), hal. 65-66 12
T. Ramayah, Noor Hazlina Ahmad, Theresa, Entrepreneur Education : Does Prior Experience Matter?, Journal Of Entrepreneur Education, Volume 15, 2012, h. 69
18
word, refers to the skills, concept and mental awareness used by
individuals during the process of starting and developing their growth
oriented ventures”13
Pendidikan kewirausahaan adalah transmisi yang
terstruktur dan formal dari kompetensi kewirausahaan, yang dekngan
kata lain mengacu pada keterampilan, konsep, dan kesadaran mental
yang digunakan oleh individu selama proses memulai dan
mengembangkan usaha berorientasi pertumbuhan mereka. Penjelasana
Ronald Odora di atas menjelaskan bahwa pendidikan kewirausahaan
pada intinya adalah proses perubahan atau transmisi kemampuan atau
kompetensi dalam bidang kewirausahaan mulai dari skill, mental,
kesadaran, dan lainnya yang menunjang dalam memulai usaha dan
menumbuhkembangkan usaha.
Dalam konteks yang relatif lebih luas Astim mengemukakan;
pendidikan kewirausahaan merupakan semacam pendidikan yang
mengajarkan agar orang mampu menciptakan kegiatan usaha sendiri.
Pendidikan semacam itu ditempuh dengan cara:
1) Membangun keimanan, jiwa dan semangat.
Nilai-nilai kewirausahaan ditanamkan melalui pendidikan
kewirausahaan dimula dengan membangun kepercayaan kepada
kewirausahaan itu sendiri, artinya seseorang harus percaya dan
meyakini bahwa kewirausahaan adalah jawaban untuk dirinya
manfaat yang diberikan oleh kewirausahaan sudah paling tepa bagi
dirinya. Dari kepercayaan tersebut akan muncul jiwa dan semangat
pada diri orang tersebut untuk mencapai keberhasilan dalam aspek
kewirausahaan
2) Membangun dan mengembangkan sikap mental dan watak
wirausaha.
Sikap mental seorang pengusaha berbeda dengan mental orang lain
pada umumnya, karena bagi seorang wirausaha diperlukan mental
13
Ronald Odora, Integrating Product Design and Entrepreneurship Education : a stimulant for enterprising Design and Engineering students in South Africa” Geelong : Elsevier Ltd., 2015, h. 277
19
yang tangguh dan kuat serta mampu menghadapi permasalahan-
permasalahan yang belum pernah dihadapi dan cenderung spontan
muncul. Kemudan watak pemalas, tidak percaya diri, ragu-ragu,
dan takut mengambil keputusan merupakan watak yang tidak boleh
dimiliki oleh seorang wirausaha karena dengan watak-watak
seperti itu sama saja dengan mempersiapkan diri menuju kegagalan
dalam usaha
3) Mengembangkan daya pikir dan cara berwirausaha.
Fokus pendidikan kewirausahaan yang utama yaitu menanamkan
pola pikir dan daya pikir seseorang terhadap kewirausahaan,
dimana seseorang dituntut mampu mengeluarkan pemikiran-
pemikiran yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha dan hal ini
perlu dilatih dan dibiasakan agar pemikiran kita sensitive terhdap
segala kondisi yang dihadapi dalam berwirausaha. Tentunya
pendidikan kewirausahaan juga menanamkan kemampuan dan
keterampilan seseorang dalam melakukan cara berwirausaha
dengan tepat, mulai dari langkah perencanaan hingga evaluasi
kegiatan usaha seseorang harus mengeuasai tata cara semua
langkah
4) Memajukan dan mengembangkan daya penggerak diri.
Setelah seseorang menerima pengetahuan serta wawasan mengenai
kewirausahaan, diharapkan dia memiliki penggerak atau pendorong
untuk dirinya agar selalu menjalankan usaha dengan penuh
semagat serta mampu menuangkan inovasi dan kreativitas dalam
meciptakan hal baru pada usaha sehingga dapat beradaptasi dengan
perkembangan pasar yang ada
5) Mengerti dan menguasai teknik-teknik dalam menghadapi risiko,
persaingan dan suatu proses kerjasama.
Hal yang akan selalu dihadapi oleh seorang wirausaha adalah risiko
dari setiap keputusan-keputusan yang dia ambil dalam menjalankan
usahanya, oleh karena itu pendidikan kewirausahaan harus mampu
20
mengajarkan kepada para calon pengusaha teknik-teknik dalam
mengambil risiko, kemudian strategi dan taktik dalam menghadapi
competitor dan mitra kerjasama dalam usaha, kemampuan
menganalisis dan menangani competitor dan mitra sangat
berpengaruh pada pengembangan usaha yang kita miliki
6) Mengerti dan menguasai kemampuan menjual ide
Inti dari kegiatan usaha yaitu ide, karena kewirausahaan adalah
aktivitas menanamkan ide-ide yang berbeda dan baru kepada
barang dan jasa yang kita miliki, sehingga barang tersebut
memiliki nilai jual yang lebih dari sebelumnya. Oleh karena itu
seorang pengusaha wajib hukumnya memiliki keterampilan dalam
mengelola ide dan menjual ide tersebut ke masyarakat.
7) Memiliki kemampuan kepengurusan atau pengelolaan
Berwirausaha dengan kata lain kita mengelola komponen yang ada
dalam kegiatan usaha, baik mengelola uang, sarana prasarana,
manusia, dan sumber daya yang lainnya. Sudah tentu seorang
wirausaha harus mampu mengelola dan mengurus sumber daya
yang dimiliki agar dapat berjalan dengan baik.
8) Mempunyai keahlian tertentu termasuk penguasaan bahasa asing
tertentu untuk keperluan komunikasi14
Komunikasi merupakan salah satu kunci utama dalam menjalankan
usaha, baik komunikasi internal maupun eksternal. Karena dalam
berwirausaha hampir seluruh aktivitas yang kita lakukan adalah
berkomunikasi baik dengan pelanggan, karyawan, dan mitra
lainnya. Oleh karena itu penguasaan terhadap bahasa penting bagi
seorang pengusaha sebagai syarat dalam berkomunikasi termasuk
bahasa asing yang digunakan untuk komunikasi dengan mitra skala
internasional
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas mengenai
pendidikan kewirausahaan, dapat kita pahami bahwa pendidikan
14
Eman Suherman, Op. Cit. hal. 22
21
kewirausahaan adalah suatu kegiatan atau upaya untuk
mentransmisikan atau mengirimkan suatu pengetahuan, sikap,
keterampilan untuk berwirausaha sehingga peserta didik dapat
memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk berwirausaha baik dalam
bentuk ide, inovasi, pengalaman, dan lainny, kemudian setelah
mencapai output dari pendidikan kewirausahaan tersebut diharapkan
peserta didik dapat menjadi seorang wirausaha yang hebat dan baik.
Pada dasarnya pendidikan kewirausahaan merupakan kegiatan
pendidikan yang ditujukan untuk mempersiapkan seseorang agar
mampu untuk berwirausaha, dimana aktivitas dalam pendidikan
kewirausahaan terdapat beberapa upaya yang dilakukan seperti
membangun dan mengembangkan jiwa, semangat, sikap mental,
watak, daya pikir, daya penggerak diri, dan tata cara dalam
berwirausaha serta dalam pendidikan kewirausahaan seseorang
diarahkan untuk mengerti dan menguasai teknik-teknik dalam
pengambilan resiko, persaingan, proses kerjasama, kemampuan
menjual ide, serta kemampuan kepengurusan atau kepengelolaan suatu
usaha/bisnis agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Tipe Kewirausahaan
Kewirausahaan sebagai aspek yang cukup luas memiliki beberapa
tipe. Artinya, kewirausahaan memiliki beberapa model atau jenis-jenis
kewirausahaan dimana masing-masing jenis memiliki karakteristik
masing-masing. Dijelaskan bahwa secara luas terdapat tiga tipe
wirausaha yang teridentifikasi menurut smith dalam sebuah jurnal
sebagai berikut, Broadly, three types of entrepreneur’s have been
identified :
1) The craftsman entrepreneurs ; who are strongly motivated to
do what they enjoy doing, and value their independence,
2) Managerial entrepreneurs ; who are motivated by economic
gain or building an organization, and are more concerned with
administrative details and control systems, and
22
3) Opportunistic entrepreneurs ; who can exploit the market
conditions by spotting a particular need15
Secara luas, dapat di identifikasikan tiga jenis wirausaha, yaitu :
1) Para pengusaha pengrajin ; yaitu yang sangat termotivasi untuk
melakukan apa yang mereka sukai dan menghargai kemandirian
mereka
2) Pengusaha manajerial : yang termotivasi oleh keuntungan ekonomi
atau membangun organisasi, dan lebih peduli dengan detail
administrasi dan sistem control.
3) Pengusaha opportunis : ialah orang yang dapat mengeksploitasi
kondisi psar dengan menemukan kebutuhan tertenty
Dari penjelasan di atas kita pahami bahwa berdasarkan penjelasan
di atas terdapat tiga tipe wirausaha yaitu wirausaha pengrajin,
wirausaha manajerial, dan wirausaha opportunistic atau pencari
kesempatan. Wirausaha pengrahun disini ialah seorang wirausaha yang
termotivasi berwirausaha karena sesuai dengan apa yang mereka
gemari dengan kata lain melakukan hobinya, dan mereka yang sangat
menghargai nilai kemandirian yang mereka lakukan, kemudian
wirausaha manajerial ialah seorang wirausaha yang termotivasi
berwirausaha demi keuntungan ekonomi dan dalam rangka
membangun perusahaannya, biasanya tipe wirausaha ini lebih
mementingkan hal-hal administrasi dan sistem kontrol dalam
usahanya, dan terakhir ialah wirausaha opportunistic yaitu wirausaha
yang mampu menemukan kesempatan atau peluang usaha dengan
mengeksploitsi kondisi pasar dan menemukan kebutuhan pelanggan.
e. Karakteristik Wirausaha
Wirausaha adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan
mengambil risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan
pertumbuhan yang signifan dengan cara mengidentifikasi peluang dan
15
Madhushree N. A., Leena Chatterjee, Entrepreneurial Human Capital And New Venture Performance: In Search Of The Elusive Link, Academy Of Entrepreneurship Journal, Volume 13 Number 1, 2007, h. 5
23
menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga
sumber-sumber daya tersebut dapat dikapitalisasikan. Dari definisi
tersebut,wirausaha memiliki sejumlah karakteristik yang dapat
dijadikan contoh di bawah ini :
1) Memiliki hasrat untuk mengambil tanggung jawab. Wirausaha
tidak akan melihat tanggung jawab sebagai beban, namun
merupakan proses yang terjadi dengan sendirinya dalam
mencapai tujuannya.
2) Mengambil risiko menengah. Setiap risiko yang diambil
dilakukan dengan penuh perhitungan, perencanaan,
berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Meskipun suka
mengambil risiko, wirausaha akan menyukai jenis risiko
tingkat menengah.
3) Percaya diri. Wirausaha memiliki percaya diri yang tinggi dan
optimis untuk mencapai kesuksesan. Pola pikir positif selalu
ada di dalam benaknya sehingga setiap langkah dan keputusan
yang diambil cenderung berhsil
4) Berhasrat untuk mengethaui umpan balik secepatnya.
Wirausaha memiliki rasa penasaran atas hasil setiap keputusan
yang diambil, ingin cepat diketahui, sehingga jika wirusaha
salah mengambil keputusan maka dengan cepat
memperbaikinya
5) Enerjik. Ini adalah sifat natural dari wirausaha. Sifat ini
dibutuhkan secara konsisten ketika mendirikan perusahaan.
6) Berorientasi pada masa depan. Wirausaha memiliki indra untuk
melihat peluang, oleh sebab itu, sifat ini mendorong wirausaha
tidak berkutat pada masa lalu melainkan memiliki banyak
pemikiran tentang situasi pada masa depan dan berusaha
memanfaatkan peluang yang baru untuk mencapai keuntungan
7) Keterampilan berorganisasi. Keterampilan ini merupakan
kemampuan untuk mengatur organisasi yang dibutuhkan bagi
wirausaha. Pada dasarnya mengelola usaha bisnis akan selalu
berhubungan dengan manusia, sehingga manajemen organisasi
sangat diperlukan
8) Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang. Layaknya
pertandingan yang memerlukan perhitungan skor untuk
menentukan pemenang demikian pula halnya dengan
wirausaha. Orientasi wirausaha adalah pada kebanggaan dan
hasrat dalam meraih kesuksesan, dan uang hanyalah scoring
untuk mengukur kesuksesan tersebut16
.
16
Franky Slamet; Hetty Karunia; Mei Le, Dasar-Dasar Kewirausahaan Teori dan Praktik, (Jakarta : PT. Indeks, 2018), hal. 4
24
Kao menyatakan bahwa terdapat 11 karakteristik seorang
wirausahawan, yaitu :
1) Total berkomitmen, menjadi penentu dan melindungi
2) Memiliki dorongan untuk mendapatkan dan bertumbuh
3) Berorientasi pada kesempatan dan tujuan
4) Mempunyai inisiatif dan tanggung jawab personal
5) Pemecah persoalan secara terus menerus
6) Memiliki realisme dan dapat berbicara dengan selingan humor
7) Selalu mencari dan menggunakan umpan balik (feedback)
8) Selalu berfokus pada internal
9) Menghitung dan mencari risiko
10) Memiliki kebutuhan yang kecil untuk status dan kekuasaan
11) Memiliki integrits dan realibilitas17
Beberapa karakteristik di atas merupakan ciri-ciri yang harus
dimiliki oleh seorang wirausaha dan karakteristik tersebut merupakan
ciri-ciri yang biasa ada pada diri seorang wirausahawan. Untuk
menjadi seorang wirausahawan yang handal kita perlu membangun
karakter sesuai dengan karakteristika di atas.
2. Motivasi Untuk Berwirausaha
a. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan salah satu aspek psikologis manusia yang
sangat penting untuk menunjang kesuksesan seseorang, tanpa adanya
motivasi yang kuat seseorang tidak akan mampu menunjang dan
menggerakan dirinya menjadi seperti yang dia inginkan, karena pada
dasarnya motivasi adalah faktor penggerak bagi seseorang dalam
melakukan suatu tindakan terntentu dan biasanya seseorang tidak akan
melakukan kegiatan yang bertentangan dengan motivasi yang dimiliki.
Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni
movere yang berarti “menggerakan” (to move). Ada macam-
macam rumusan untuk istilah motivasi, seperti : motivasi mewakili
proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya,
17
H.A. Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2018), hal.119-120
25
diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela
(volunteer) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.18
Dapat kita pahami bahwa motivasi ialah serangkaian proses
psikologi manusia yang menyebabkan atau menimbulkan suatu
dorongan dalam melakukan kegiatan sukarela untuk mencapai tujuan
dari manusia itu sendiri. Menurut Sardiman “motivasi dapat diartikan
daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan
dirasakan atau mendesak.”19
Dalam hal ini Sardiman menekankan
bahwa motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak untuk melakukan
aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai tujuan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi diartikan sebagai
“dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak
sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Usaha
yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu
tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.”20
Kemudan Mc. Donald menyatakan bahwa “motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”21
Mc.
Donald disini mengartikan motivasi sebagai suatu proses perubahan
dalam diri seseorang dimana prubahan tersebut dalam bentuk suatu
perasaan atau dorongan dalam diri ketika seseorang ingin mencapai
tujuan yang dia ingin capai.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian motivasi di
atas, dapat kita pahami bahwa motivasi merupakan suatu dorongan
atau kemauan yang berasal baik dari dalam maupun luar diri manusia
18
J. Winardi, Motivasi Pemotivasian dalam Manajemen, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 1 19
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 73
20 Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar, (PT Indahjaya Adipratama,
2009), h. 472 21
Sardiman, Loc Cit.
26
untuk mencapai tujuan atau target sehingga manusia tersebut tergerak
untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang pencapaian
tujuannya tersebut. Dengan kata lain segala sesuatu yang menjadi
penyebab atau alasan seseorang bergerak atau bertindak untuk
mencapai tujuannya bisa dikatakan itu sebagai motivasi.
b. Macam-Macam Motivasi
Motivasi sebagai unsru psikologis dalam diri manusia pastinya
terdiri dari beberapa macam motivasi, karena kondisi psikologis
seseorang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain begitupun dengan
motivasi. Dalam membicarakan soal macam-macam motivasi hanya
akan dibahas dari dua sudut pandang, yaitu motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik.
1) Motivasi instrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan
sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). misalnya,
murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang
pada mata pelajaran yang diujikan
2) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk
mendapatkan sesuatu yang lain (cara lain untuk mencapai
tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif
eksternal seperti imbalan atau hukuman. Misalnya, murid
mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan
nilai yang baik22
Adapun Otto Wilman mengelompokan motivasi dalam enam
kelompok, yaitu :
1) Motivasi psikologi, merupakan dorongan alamiah yang ada
pada tiap wirausahawan untuk berkembang dan berkreativitas.
Motivasi ini tidak disadari bagi wirausahawan dan merupakan
dorongan yang intrinsik untuk mengembangkan dirinya.
2) Motivasi praktis, merupakan suatu dorongan pada setiap
wirausahawan untuk memenuhi tuntutan ketuhanan
mempertahankan diri dan mengembangkan diri karena adanya
nilai-nilai praktis dalam kehidupan
22
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2015), h.514
27
3) Motivasi pembentukan kepribadian, merupakan dorongan
untuk pembentukan dan pengembangan kepribadian masing-
masing wirausahawan, terutama dari segi intelektual dan estetis
4) Motivasi kesusilaan, merupakan dorongan agar wirausahawan
dapat menjadi lebih baik. motivasi ini mendasari tindakan
dalam mencapai tujuan sebagai manusia susila
5) Motivasi sosial, merupakan dorongan bagi wirausahawan untuk
mempelajari sesuatu yang layak dikerjakan dalam hidup
pergaulan dan dalam interaksi dengan orang lain
6) Motivasi kebutuhan, dapat mendorong wirausahawan untuk
mengabdi kepada tuhan dan menghargai manusia sebagai
sesame mahluk.23
c. Fungsi Motivasi
Secara umum kita ketahui bahwa motivasi adalah suatu dorongan
baik dari dalam ataupun luar seseorang yang mampu menggerakan
orang tersebut untuk melakukan tindakan untuk mencapai tujuan
tertentu, dengan kata lain pada dasarnya motivasi berfungsi sebagai
penggerak atau pemberi stimulus agar seseorang berkeinginan untuk
melaksanakan kegiatan atau tugasnya. Secara lebih detail menurut
Sardiman fungsi motivasi, sebagai berikut :
1) Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak
dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang ingin
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai tujuannya.
3) Menyeleksi atau menentukan perbuatan-perbuatan yang yang
harus dikerjakan guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.24
d. Motivasi untuk Berwirausaha
Untuk memahami pengertian dari motivasi berwirausaha terlebih
dahulu kita sudah memahami betul mengenai motivasi dan
kewirausahaan, dari pemahaman kita terhadap kewirausahaan perlu
kita pahami secara detail mengenai wirausaha dan bagaimana
seseorang dapat dikatakan sebagai wirausaha dan sudah termasuk ke
23
H.A. Rusdiana, Op. Cit. h. 73 24
H. A. Rusdiana, Op. CIt. h. 71
28
dalam kategori sudah berwirausaha. Sederhananya apabila
kewirausahaan merupakan suatu kegiatan atau proses dalam
menciptakan suatu barang atau jasa baru yang memiliki nilai untuk
diperjualbelikan, maka wirausaha dapat kita artikan sebagai orang
yang melakukan kegiatan atau proses tersebut. Beberapa ahli telah
mengemukakan pendapat mengenai wirausaha,
Menurut Daryanto, “pengertian wirausaha adalah seseorang yang
menjalankan kegiatan kewirausahaan, atau seseorang yang memulai
dan atau mengoperasikan bisnis”25
dalam hal ini adalah seorang
pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, berani mengambil
resiko untuk memulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Mark
Casson dalam bukunya menerangkan “wirausaha sebagai pendiri atau
manajer-pemilik perusahaan berukuran kecil atau menengah dengan
potensi pertumbuhan, sedngkan yang lainnya mendefinisikan
wirausaha dalam bentuk fungsi ekonomi dia (pria atau wanita)
perankan.”26
Menurut kasmir dalam bukunya secara sederhana arti
“wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani
memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam
kondisi tidak pasti”27
Dengan kata lain dapat kita artikan wirausaha
adalah orang yang mampu dan berani mengambil resiko dalam
menciptakan usaha dengan membuat hal yang baru atau berbeda
dengan yang lain, dengan keterampilan memanfaatkan peluang usaha
yang ada sehingga dapat memberikan hasil yang sangat hebat. Serta
mampu menerima setiap kegagalannya dalam usaha tanpa rasa takut
yang kemudian dijadikanya kegagalan tersebut sebagai peluang
untuknya. 25
Daryanto, Pengantar Ilmu Kewirausahaan, (Tangerang : Tsmart Printing, 2018), h. 61 26 Mark Casson, Entrepreneurship Teori, Jejaring, sejarah, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2012), h. 6 27 Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal 19
29
Secara konseptual, seorang wirausahawan dapat didefinisikan dari
beberapa sudut pandang dan konteks sebagai berikut :
1) Pandangan ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang
mengkombinasikan dan mengorganisasikan faktor-faktor
produksi untuk tujuan memproduksi barang dan jasa, sehingga
meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya
2) Pandangan ahli manajemen, wirausaha adalah seseorang yang
memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi
motivasi, visi, komunikasi, optimism, dorongan, semangat dan
kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha
3) Pandangan pelaku bisnis, wirausaha adalah seorang pengusaha,
yang merupakan pelopor dalam bisnis, innovator, penanggung
resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki
keunggulan dalam prestasi di bidang usaha. (pengusaha yang
kreatif).
4) Pandangan psikolog, wirausaha adalah seseorang yang
memiliki dorongan kuat dari dalam dirinya untuk memperoleh
suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan
kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.
5) Pandangan pemodal melihat wirausaha adalah orang yang
menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, yang menemukan
cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi
pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh
masyarakat28
Berbeda dengan definisi seorang pengusaha yang dikemukakan
oleh Louis Jacques Filion, yang menjelaskan bahwa “Six main
components are proposed for inclusion in a definition of the
entrepreneurs : (1) innovation, (2) opportunity recognition, (3) risk
management, (4) action, (5) use of resources, (6) added value”29
Artinya, enam komponen utama yang diusulkan untuk dimasukan
dalam definisi pengusaha, yaitu : (1) inovasi, (2) Pengenalan peluang,
(3) manajemen risiko, (4) Tindakan, (5) Penggunaan sumber daya, (6)
Nilai tambah. Dengan kata lain Louis Jacques menjelaskan bahwa
dimana terdapat enam komponen yang membentuk definisi dari
wirausaha itu sendiri, dimulai dari inovasi, pengenalan peluang,
28 Daryanto, Op. Cit. h. 60-61 29
Louis J. Filion, Defining the entrepreneur.In: Dana, L.-P. (Ed) World Encylopedia of Entrepreneurship. Cheltenham, UK an Northampton, MA, USA, Edward Elgar:2011, h. ii.
30
manajemen risiko, pelaksana, dan penanaman nila, komponen-
komponen tersebut bisa dikatakan sebagai unsur syarat yang harus
dimiliki atau dilakukan oleh seorang wirausaha dalam mencapai tujuan
usahanya
Kemudian mengenai pengertian motivasi berwirausaha, Gilad dan
Levine mengusulkan dua teori penjelasan mengenai motivasi
berwirausaha, sebagaimana yang dipaparkan oleh Gerry, Borgia, dan
Jerry dalam jurnal kewirausahaanya yaitu :
Gilad and Levine proposed two closely-related explanations of
entrepreneurial motivation, the “push” theory and the “pull”
theory. The “push” theory argues that individuals are pushed into
entrepreneurship by negative eternal force, such as job
dissatisfaction, difficulty finding employment, insufficient salary,
or inflexible work schedule. The “pull” theory contends that
individuals are attracted into entrepreneurial activities seeking
independence, self-fulfillment, wealth, and other desirable
outcomes.30
Gilad dan Levine memberikan dua teori pengertian motivasi
berwirausaha yaitu teori “dorong” dan teori “tarik”, teori dorong
berpendapat bahwa seseorang memiliki dorongan untuk berwirausaha
dikarenakan faktor-faktor negatif yang ada, seperti karena
ketidakpuasanya dalam bekerja, kesulitan dalam mencari pekerjaan,
gaji kerja yang tidak sesuai, dan jadwal kerja yang tidak fleksibel,
sehingga karena hal-hal ini lah seseorang memiliki dorongan untuk
berwirausaha. Sedangan teori “tarik” menjelaskan bahwa motivasi
berwirausaha ialah dorongan yang ada pada seseorang untuk
berwirausaha dikarenakan orang tersebut tertarik dengan aktivitas dan
manfaat kewirausahaan, seperti mencari kemandirian melaluin
kewirausahaan, dan dapat mengatur kekayaan dan hasil sesuai dengan
yang kita inginkan. Dari teori yang dikemukakan oleh Gilad dan
Levine di atas kita ketahui bahwa dalam motivasi berwirausaha ada
dua teori yaitu teori dorong dan teori tarik. Yang dimaksud dengan
30
Gerry Segal, Borgia, and Jerry, The Motivation to Become An Entrepreneur, International Journal of Entrepreneurial Bahavior & Research, Volume 11 No. 1, 2005, h. 44
31
teori dorong yaitu motivasi untuk berwirausaha seseorang itu berasal
dari dalam diri orang tersebut, kondisi-kondisi yang ada pada diri
orang tersebu menjadi alasan utama seseorang memilih untuk
berwirausaha, kondisi tersebut dapat berupa ketidakpuasan terhadap
pekerjaan yang dimiliki, ketidak sesuaian upah yang dimiliki serta
kondisi lainnya yang membuat orang tersebut tidak ingin bekerja
menjadi pegawai. Sedangkan teori tarik mengatakan bahwa seseorang
termotivasi untuk berwirausaha dikarenakan faktor lingkungannya,
dimana dia melihat orang lain yang sudah sukses dalam berwirausaha
sehingga mulai tertarik untuk mengikuti langkahnya, atau tertarik
dengan manfaat yang ditawarkan oleh kewirausahaan itu sendiri
Dengan memahami pengertian motivasi dan wirausaha serta
motivasi berwirausaha menurut para ahli, penulis dapat menyimpulkan
bahwa motivasi berwirausaha ialah suatu dorongan atau penggerak
agar menjadi seseorang yang mampu menciptakan suatu hal yang baru
baik berupa barang atau jasa untuk dijadikan sebagai usaha yang
berasal dari sebuah peluang yang ada, dengan kata lain, orang tersebut
terdorong untuk berani mengambil risiko, mengorbankan tenaga,
waktu, dan uang dengan tujuan agar nantinya dapat memberikan suatu
imbalan yang pantas baik dalam bentuk uang atau lainnya.
Kemudian dapat juga kita pahami bahwa motivasi berwirausaha
merupakan suatu stimulus yang timbul baik dari dalam maupun dari
luar diri seseorang untuk memulai dan menjalankan usaha, hal ini
dapat kita lihat dengan adanya keinginan dari seseorang untuk
mengatasi sendiri kesulitan-kesilitan yang dihadapi dalam usaha,
bertanggung jawab, berani mengambil resiko, menyukai tantangan dan
melihat tantangan tersebut seimbang, serta selalu memerlukan suatu
umpan balik dari setiap tindakannya untuk mengukur keberhasilan atau
kegagalan yang didapatkan.
32
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha
Motivasi berwirausaha antara orang satu dengan yang lainnya
pastinya tidak sama, dikarenakan banyak faktor yang berbeda dari
setiap orang sehingga mempengaruhi motivasi, seperti faktor
lingkungan, pendidikan, pengalaman, dan sebagainya. Menurut Hoy
dan Cecil, motivator utama manusia untuk melaksanakan aktivitas
adalah adanya harapan. Lebih lanjut, Hoy dan Cecil mengemukakan
tiga faktor yang menentukan tinggi rendahnya motivasi, yaitu :
1) Harapan, yaitu keinginan atau keyakinan bahwa suatu usaha
yang dilakukan pasti akan berhasil
2) Valensi, yaitu tingkat ikatan, keterlibatan, keikutsertaan
batiniah seseorang terhadap suatu aktivitasnya atau dapat
dikatakan mempunyai kepedulian terhadap usaha yang sedang
dilaksanakan
3) Peralatan/kebutuhan, yaitu pendukung, alat, kemampuan yang
dimiliki seseorang guna mencapai tujuan yang diinginkan.31
Berdasarkan uraian di atas, wirausahawan harus selalu memiliki
motivasi yang tinggi dan konsep diri yang lebih positif dalam
menjalani kegiatan usahanya. Meskipun motivasi setiap individu
memiliki bentuk yang berbeda-beda, dengan motivasi setiap tugas
yang diterimanya baik tugas pribadi maupun tugas sosial, serta semua
kebutuhan dan harapan sebelumnya dapat tercapai. Dengan kata lain,
tujuan yang dicita-citakanya dapat dicapai
f. Ciri-ciri Termotivasi dalam Berwirausaha
Untuk mengindentifikasi atau melihat indikator seseorang memiliki
suatu dorongan atau motivasi dalam berwirausaha salah satunya
dengan melihat apakah orang tersebut memiliki ciri-ciri seorang
wirausaha yang memiliki motivasi yang baik. Menurut Herni Ali
wirausaha yang memiliki motivasi ingin selalu berprestasi/meraih yang
terbaik, umumnya memiliki ciri-ciri :
31
H. A. Rusdiana, Op. Cit. h. 71-72
33
1) Ingin mangatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan persoalan-
persoalan yang timbul pada dirinya
Seorang pengusaha yang memiliki motivasi tinggi memiliki
kepercayaan diri yang tinggi dalam mengatasi permasalahan atau
kesulitan yang dihadapi dengan menggunakan segala sumber daya
yang dimiliki untuk mengatasi setiap permasalahan yang ada. Hal
ini merupakan motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang.
2) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk mengukur
keberhasilan atau kegagalan
Salah satu faktor eksternal yang dapat menjadi tolak ukur bagi
seorang pengusaha yaitu umpan balik atau respon dari pihak lain
sebagai bahan evaluasi dan acuan dalam memperbaiki kinerja dan
performa. Pengusaha yang benar-benar terdorong untuk
berwirausaha dapat dicirikan dengan kepekaan dia terhadap umpan
balik atau respon dari setiap orang mengenai dirinya
3) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
Secara internal, pengusaha yang termotivasi dalam usahanya dia
pasti memiliki tanggung jawab diri yang besar, sadar akan tugas
yang harus dilakukan serta dampak dari tugas yang dia lakukan
4) Berani menghadapi risiko dengan penuh tantangan
Mampu dan tidak takut dalam menghadapi dan menerima risiko
yang ada dari setiap keputusan dan tindakan yang diambil adalah
syarat utama bagi seorang pengusaha, karena tidak usaha yang
tidak memiliki risiko, ketika kita memutuskan untuk berwirausaha
maka kita sudah siap menerima risiko kerugian usaha kita
5) Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang32
Pengusaha dengan motivasi tinggi pastinya senang terhadap
tantangan karena setiap mengahdapi tantangan dan dapat mengatasi
tantangan tersebut maka akan muncul kepuasan diri. Dan
sebaliknya ketika seorang pengusaha tidak menemukan tantangan
32
Herni Ali, Hamam Faizin, Op. Cit., h. 95
34
dalam aktivitas usahanya dia akan merasa jenuh dan mulai bosan
dengan aktivitas yang dia jalani
Dapat kita pahami bahwa indikasi atau ciri-ciri seseorang memiliki
motivasi atau dorongan untuk berwirausaha yaitu dengan melihat ciri-
ciri yang dipaparkan di atas, dimana seorang wirausaha yang memiliki
motivasi akan selalu percaya diri dalam mengatasi masalah dengan
manajemen konflik, kemudian bertanggung jawab tinggi serta berani
mengambil risiko.
B. Kerangka Berpikir
Indikator suatu negara dapat dikatakan sudah maju salah satunya yaitu
dilihat dari kondisi kewirausahaan di negara tersebut, seberapa banyak
pendudukan di negara tersebut yang menjadi wirausaha, seingga di Indonesia
perlu dikembangkan nilai-nilai kewirausahaan di setiap kalangan. Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga kemahasiswaan yang memiliki
fokus yaitu untuk mengembangkan kemampuan kewirausahaan pada
anggotanya, akan tetapi dalam proses pengembangan kewirausahaan di
kalangan anggota Kopma masih terdapat permasalahan-permasalahan yang
muncul, seperti masih rendahnya motivasi anggota Kopma untuk membuat
usaha sendiri, sulitnya mengatur waktu dan tanggung jawab sebagai
mahasiswa dan anggota Kopma dalam hal belajar berwirausaha, kondisi
lingkungan yang masih belum mendukung anggota untuk terdorong kuat
membuka usaha, serta konsep pendidikan kewirausahaan yang dilaksanakan
Kopma dinilai masih belum sesuai kebutuhan anggota karena dilihat dari
antusias anggota yang sedikit.
Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan suatu upaya yang dapat
mengembangkan nilai kewirausahaan dan jumlah anggota yang berwirausaha,
upaya tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan pendidikan
kewirausahaan di Kopma agar anggota Kopma sudag dibekali dengan nilia-
nilai, kemampuan, dan keterampilan dalam berwirausaha serta pengalaman
yang sangat penting bagi seorang wirausaha. Pengurus dan pengelola Kopma
35
harus mampu menyediakan program pendidikan kewirausahaan yang sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi anggota.
Program pendidikan kewirausahaan perlu diperhatikan dan didukung oleh
semua pihak yang ada di Kopma baik pengurus, pengawas, dan anggota
Kopma itu sendiri. adapun dukungan yang dapat dilakukan agar pendidikan
kewirausahaan terlaksana dengan baik yaitu dapat dirumuskan secara
bersama-sama pendidikan kewirausahaan yang seperti apa yang dibutuhkan
oleh anggota hal ini bisa melalui forum diskusi pengurus dan anggota khusus
mengenai konsep dan sistem pendidikan kewiausahaan di Kopma, kemudian
meningkatkan profesionalisme pengurus, pengelola dan pengajar pada
program pendidikan kewirausahaan dikopma, setelah kedua hal tersebut
dilakukan maka konsep dan sistem pendidikan kewirausahaan harus dapat
dilaksanakan dengan semenarik mungkin bagi anggota, serta anggota dituntut
harus lebih aktif lagi dalam menilai dan mengkritik pelaksanaan pendidikan
kewirausahaan sebagai bentuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan
pendidikan kewirusahaan.
Pendidikan kewirausahaan menjadi salah satu upaya strategis dalam
meningkatkan motivasi anggota untuk berwirausaha sehingga pada akhirnya
akan menunjang peningkatan jumlah wirausaha. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pendidikan kewirausahaan memiliki pengaruh yang sangat
penting dalam meningkatkan motivasi seseorang dalam berwirausaha, karena
dengan pendidikan kewirausahaan tersebut potensi dan sikap kewirausahaan
seseorang dapat terbentuk. Adapun kerangka berpikir yang digunakan dalam
penelitian ini adalahsebagai berikut:
36
Skema Kerangka Berpikir
Input Proses Output
Kondisi Awal
1. Rendahnya motivasi
anggota Kopma UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta untuk
berwirausaha
2. Sulitnya mengatur dan
membagi waktu antara
kuliah dengan belajar
kewirausahaan di
Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Faktor lingkungan
masih belum mampu
mendorong anggota
Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
membuka usaha
4. Konsep pendidikan
kewirausahaan yang
diadakan Kopma UIN
Syarif Hidayatullah
Jakarta masih belum
sesuai dengan
kebutuhan anggota
5.
Masalah
Pengaruh
konsep
pendidikan
kewahaairaus
n terhadap
motivasi
untuk
berwirausaha
anggota
Kopma UIN
Syarif
HIdayatullah
Jakarta
Strategi
1. Mengadakan
forum atau
diskusi anggota
membahas
tentang konsep
pendidikan
kewirausahaan
yang tepat
2. Meningkatkan
profesionalitas
pengurus dan
pengelola
program
pendidikan
kewirausahaan
3. Anggota lebih
aktif untuk
berinisiatif
meminta dan
mengkritik
pelaksanaan
pendidikan
kewirausahaan
di Kopma
4. Menerapkan
sistem dan
metode
pendidikan
kewirausahaan
yang efektif dan
menarik bagi
anggota
Strategi
Konsep
pendidikan
kewirausahaan
mampu
meningkatkan
motivasi untuk
berwirausaha
anggota Kopma
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta
Feedback
37
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut penelitian-penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan yang
masih memiliki relevansi dan keterkaitan dengan penelitian ini, antara lain:
1. Yunita Widyaning Astiti pada tahun 2014 dengan judul penelitian,
Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Berwirausaha
dan Keterampilan Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi
Universitas Negeri Yogykarta yang memiliki tujuan penelitian yaitu
mengetahui besarnya pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap
motivasi berwirausaha mahasiswa pendidikan ekonomi di UNY. Dalam
penelitian tersebut dikatakan bahwa pendidikan kewirausahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi berwirausaha.
Terdapat persamaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan, yaitu terletak pada variabel pendidikan kewirausahaan
dan motivasi berwirausaha, sedangkan perbedaannya terletak pada objek
penelitian dan variabel keterampilan berwirausaha.
2. Deden Suprihatin pada tahun 2008 dengan judul penelitian Sistem
Pelatihan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Darunnajah Cipining
Bogor dalam Menumbuhkan Entrepreneurship Santri, tujuan penelitian ini
yaitu untuk mengetahui sistem pelatihan kewirausahaan di Ponpes
Darunnajah Cipining Bogor dan factor pendukung dan penghambat
pelatihan kewirausahaan. Penelitian ini menyatkan bahwa pelatihan
kewirausahaan di ponpes tersebut berjalan dengan cukup baik dalam
menunmbuhkan entrepreneurship santri. Dalam penelitian ini terletak
persamaan yaitu focus penelitian pada kewirausahaan, sedangkan
perbedaannya dengan penelitian penulis yaitu pada variabel dan objek
penelitian
3. Agustina Permatasari pada tahun 2016 dengan judul penelitian Pengaruh
Pendidikan Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Minat
Berwirausaha Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis pengaruh antara pendidikan kewirausahaan
38
dan efikasi diri terhadap minat berwirausaha. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa pendidikan kewirausahaan dan efikasi diri
berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi berwirausaha.
Persamaan antara penelitian ini dengan penulis yaitu pada variabel
pendidikan kewirausahaan, sedangkan perbedaannya yaitu pada variabel
efikasi diri dan minat berwirausaha serta objek penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah “Pendidikan kewirausahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap peningkatan motivasi berwirausaha anggota
Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”
Kemudian untuk mengetahui pengaruh antara variabel X dan Y
makadilakukan uji hipotesis nol yaitu:
1. Ho : ρ = 0, artinya pendidikan kewirausahaan tidak berpengaruh positif
dan signifikan terhadap peningkatan motivasi berwirausaha anggota
Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. H1: ρ ≠ 0, artinya terbukti pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap peningkatan motivasi berwirausaha anggota
Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian mengenai pengaruh pendidikan kewirausahaan
terhadap motivasi berwirausaha ini dilakukan di Koperasi Mahasiswa
(Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.yang berlokasi di Jalan Ir. H.
Djuanda No. 95, Cempaka Putih, Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dimulai pada bulan Mei 2018 sampai dengan
Agustus 2018, dengan melalui beberapa tahapan. Diantaranya Tahapan
pemilihan judul kemudian dilanjutkan dengan permohonan izin penelitian
di sekolah hingga melakukan studi pendahuluan untuk mencari data yang
dibutuhkan. Kemudian penyebaran dan pengumpulan data dengan angket
terhadap responden dan peneliti mengolah data tersebut. Tahap terakhir
peneliti adalah menuangkan hasil penelitiannya dalam bentuk penelitian
skripsi.
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan
No
Kegiatan
Waktu
Mei Juni Juli Agustus September
1 Obeservasi Pendahuluan
2 Perbaikan bab 1, 2, dan 3
3 Penyusunan instrumen
penelitian
4 Penyebaran angket
5 Pengolahan data dan
penyusununan laporan
40
B. Variabel Penelitian
“Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya, secara teoritis variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai variasi
antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain.”1
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan, menurut hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam
penelitian ini yaitu :
1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,
predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat), biasanya dilambangkan dengan variabel X
2. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel terikat, variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas, biasanya dilambangan dengan variabel Y
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan dikaji yaitu :
1. Variabel Y yang biasa dikenal dengan istilah variabel terikat (Dependen
Variabel) yaitu “Motivasi Untuk Berwirausaha”
2. Variabel X yang biasa dikenal dengan istilah variabel bebas (Independen
Variabel) yaitu “Pendidikan Kewirausahaan”
C. Metode Penelitian
Sebelumnya perlu kita pahami terlebih dahulu mengenai metode
penelitian. “Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data yang obyektif, valid, dan reliable sehingga dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang
1 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatana Kuantitatif, Kualitatif, R&D, (Bandung
: Alfabeta, 2015) h. 60
41
tertentu.”2 Penelitian ini menggunakan metode statistik deskriptif. “metode
statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
umum atau generalisasi.”3
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. “Penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang menggunakan angka-angka yang dijumlahkan sebagai
data yang kemudian dianalisis, metode penelitian kuantitatif merupakan
metode penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena dengan
menggunakan data-data numeric, kemudian dianalisis yang umumnya
menggunakan statistik.4. Dengan kata lain metode ini berarti sekumpulan
prosedur dasar yang terdiri dari pengumpulan data, pengorganisasian data,
penyajian data, analisis data dan interpretasi data. Analisis data dan
penggambaran data disajikan dengan rumusan dalam bentuk numerik.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitaif dikarenakan untuk
mengukur korelasi dan pengaruh di antara dua permasalahan yang ada di
Kopma mengenai kewirausahaan yaitu tentang konsep pendidikan
kewirausahaan dan motivasi untuk berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang masih rendah
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”5. Adapun populasi pada penelitian ini yaitu anggota
Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang aktif dan berpartisipasi
dalam kegiatan pendidikan kewirausahaan di Kopma yaitu sebanyak 150
anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2011) h. 97
3 Sugiyono, Op Cit, h. 207
4 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2012) h.49
5 Sugiyono Op Cit, h. 117
42
2. Sampel
“Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau, sampe dapat didefinisikan
sebagai anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur
tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi.”6 Dengan kata lain
sampel merupakan sebagian dari obyek penelitian yang akan diteliti yang
dapat mewakili dari seluruh obyek penelitian yang atau populasi yang ada.
Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti yaitu simple random
sampling karena setiap anggota pada populasi memiliki peluang yang
sama dan bersifat homogen sehingga diambil secara acak tanpa melihar
strata atau perbedaan pada anggota populasi Dari jumlah populasi pada
penelitian ini yaitu 150 anggota aktif Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, peneliti menentukan jumlah sampel dengan menggunakan tabel
penentuan jumlah sampel yang dikembangkan Isaac dan Michael yaitu
menentukan sampel dengan tingkat kesalahan 5%, rumus untuk
menghitung ukuran sampel dari populasi yang dikembangkan oleh isaac
dan Michael yaitu :
ƛ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan 5%
P = Q = 0,5. d = 0,05. s = jumlah sampel
Dari tabel penentuan sampel dengan taraf kesalahan 5% diperoleh jumlah
sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 105 anggota Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jaakarta
6 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder, (Jakarta
: Rajawali Pers, 2016), h. 76-77
43
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data yaitu diantaranya:
1. Kuesioner
“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.”7 Metode kuesioner yang digunakan yaitu
kuesioner pertanyaan tertutup, yaitu berisi pertanyaan atau pernyataan
yang jawabannya berupa pilihan sesuai dengan peneliti tentukan. Pada
penelitian ini kuesioner mengenai pendidikan kewirausahaan dan motivasi
berwirausaha diberikan kepada anggota Kopma UIN Syarif Hidayatulla
Jakarta.
2. Studi Dokumen
Metode ini digunakan untuk mencari data yang berkaitan dengan
penelitian yang bersumber pada tulisan. Data awal berupa Sejarah, Visi
Misi, jumlah anggota, kondisi anggota, kondisi sarana prasarana Kopma
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
F. Instrumen Penelitian
1. Variabel Motivasi Untuk Berwirausaha (Y)
a. Definisi Konseptual Motivasi Untuk Berwirausaha
Motivasi untuk berwirausaha ialah suatu dorongan atau penggerak
agar menjadi seseorang yang mampu menciptakan suatu hal yang baru
baik berupa barang atau jasa untuk dijadikan sebagai usaha yang
berasal dari sebuah peluang yang ada, dengan kata lain orang tersebut
terdorong untuk berani mengambil risiko, mengorbankan tenaga,
waktu, dan uang dengan tujuan agar nantinya dapat memberikan suatu
imbalan yang pantas baik dalam bentuk uang atau lainnya.
b. Definisi Operasional Motivasi Untuk Berwirausaha
7 Sugiyono, Op Cit, h. 199
44
Motivasi berwirausaha merupakan suatu stimulus yang timbul baik
dari dalam maupun dari luar diri seseorang untuk memulai dan
menjalankan usaha, hal ini dapat kita lihat dengan adanya keinginan
dari seseorang untuk mengatasi sendiri kesulitan-kesilitan yang
dihadapi dalam usaha, bertanggung jawab, berani mengambil resiko,
menyukai tantangan dan melihat tantangan tersebut seimbang, serta
selalu memerlukan suatu umpan balik dari setiap tindakannya untuk
mengukur keberhasilan atau kegagalan yang didapatkan.
c. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen
Variabel Motivasi Berwirausaha
Variabel Indikator Item
Motivasi Untuk
Berwirausaha
a. Ingin mengatasi sendiri
kesulitan-kesulitan dan
persoalan-persoalan yang
timbul pada dirinya
b. Selalu memerlukan
umpan balik yang segera
untuk mengukur
keberhasilan atau
kegagalan
c. Memiliki tanggung jawab
personal yang tinggi
d. Berani menghadapi resiko
dengan penuh tantangan
e. Menyukai tantangan dan
melihat tantang secara
seimbang
1,2,3,4,5
6,7,8,9,10
11,12,13,14,15
16,17,18,19
20,21,22,23,24,25
45
d. Skala Motivasi Berwirausaha
Dalam penelitian ini, skala motivasi berwirausaha mempunyai
empat alternatif jawaban dan masing-masing jawaban diberi skor
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Skor Motivasi Berwirausaha
Pilihan Jawaban Skor Pernyataan
Sangat Sering (SS) 5
Sering ( SR ) 4
Jarang-jarang (JR) 3
Pernah (P) 2
Tidak Pernah ( TP ) 1
2. Variabel Pendidikan Kewirausahaan (X)
a. Definisi Konseptual Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan adalah suatu kegiatan atau upaya untuk
mentransmisikan atau mengirimkan suatu pengetahuan, sikap,
keterampilan untuk berwirausaha sehingga peserta didik dapat
memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk berwirausaha baik dalam
bentuk ide, inovasi, pengalaman, dan lainnya, kemudian setelah
mencapai output dari pendidikan kewirausahaan tersebut diharapkan
peserta didik dapat menjadi seorang wirausaha yang hebat dan baik.
b. Definisi Operasional Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan merupakan kegiatan pendidikan yang
ditujukan untuk mempersiapkan seseorang agar mampu untuk
berwirausaha, dimana aktivitas dalam pendidikan kewirausahaan
terdapat beberapa upaya yang dilakukan seperti membangun dan
mengembangkan jiwa, semangat, sikap mental, watak, daya pikir, daya
penggerak diri, dan tata cara dalam berwirausaha serta dalam
pendidikan kewirausahaan seseorang diarahkan untuk mengerti dan
menguasai teknik-teknik dalam pengambilan resiko, persaingan, proses
kerjasama, kemampuan menjual ide, serta kemampuan kepengurusan
46
atau kepengelolaan suatu usaha/bisnis agar dapat mencapai tujuan
yang diinginkan.
c. Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen
Variabel Pendidikan Kewirausahaan
Variabel Indikator Item
Pendidikan
Kewirausahaan
a. Membangun keimanan, jiwa
dan semangat berwirausaha
b. Membangun dan
mengembangkan sikap
mental dan watak
wirausaha.
c. Mengembangkan daya pikir
dan cara berwirausaha.
d. Memajukan dan
mengembangkan daya
penggerak diri.
e. Mengerti dan menguasai
teknik-teknik dalam
menghadapi risiko,
persaingan dan suatu proses
kerjasama.
f. Mengerti dan menguasai
kemampuan menjual ide
g. Memiliki kemampuan
kepengurusan atau
kepengelolaan
h. Serta mempunyai keahlian
tertentu termasuk
penguasaan
1,2,3,4,5
6,7,8,9
10,11,12,13,14
15,16,17,18,19
20,21,22,23
24,25,26,27,28
29,30,31,32,33
34,35,36,37
47
d. Skala Pendidikan Kewirausahaan
Dalam penelitian ini, skala pendidikan kewirausahaan mempunyai
empat alternatif jawaban dan masing-masing skor sebagai berikut :
Tabel 3.5
Skor Pendidikan Kewirausahaan
Pilihan Jawaban Skor Pernyataan
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju ( S ) 4
Ragu-Ragu (RR) 3
Kurang Setuju (KS) 2
Tidak Setuju ( TS ) 1
G. Uji Prasyarat Instrumen
1. Uji Validitas
“Uji validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau keshahihan suatu instrumen.”8 Instrumen dikatakan valid
apabila instrumen tersebut telah sesuai mengukur apa yang hendak diukur,
dengan kata lain sebelum instrument penelitian digunakan perlu dilakukan
uji coba instrument untuk melakukan uji validitas instrumen. Dalam
menentukan validitas suatu instrumen digunakan rumus product moment
yaitu :
Dimana :
( ) ( )
√( ( ( ) )
rxy : koefisien korelasi product moment
n : jumlah sampel
X : jumlah skor perbutir
Y : jumlah skor seluruh butir
X2 : jumlah skor kuadrat per butir
Y2 : jumlah skor kuadrat seluruh butir
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,
2010), cet. 15, h. 211
48
Hasil perhitungan setiap skor tersebut akan dikonsultasikan dengan “r”
tabel, dengan ketentuan jika r hit > r tabel maka butir tersebut dinyatakan
valid. Sebaliknya jika r tabel > r hit maka butir tersebut dinyatakan tidak
valid dan tidak dapat digunakan untuk menjaring data.
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji coba Alpha Cronbach. Suatu
instrumen yang reliabel jika memiliki koefisien Cronbach Alpha di atas
0,60. Untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus alpha. Rumus
alpha Cronbach sebagai berikut :
=
*
}
Dimana :
r11 = Nilai Reliabilitas
Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians Total
k = Jumlah Item
H. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah data dalam penulisan ini, penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. “Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah
berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang
telah dimasukan tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan, tujuan
dilakukan editing untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan
data yang terdapat pada catatan di lapangan”9
2. Pengkodeaan adalah kegiatan setelah tahap editing selesai yang gunanya
untuk memberikan identitas pada data yang telah di edit.
3. Tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur
angka-angka serta menghitungnya.
4. Mengolah data menggunakan SPSS 23.0
9 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual
dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet. 1, h. 86.
49
I. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis
masing-masing variabel akan dihitung menggunakan bantuan program SPSS
23.0 for window.
1. Analisis Deskriptif Data
Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk
mendeskripsikan data atau menggambarkan data yang telah terkumpul dari
tiap-tiap variabel yang diteliti sehingga lebih mudah dipahami. Yang
termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel,
grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean
(pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan
penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,
perhitungan persentase.10
Deskripsi data yang ditampilkan dalam penelitian ini yaitu:
a. Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi
b. Tabel Distribusi Frekuensi
1) Menentukan rentang atau jarak data dengan rumus:
Rentang Data = Data terbesar – data terkecil
2) Menentukan jumlah kelas interval dengan menggunakan rumus
Sturges yaitu:
K = 1 + 3,3 log n
3) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus:
Panjang kelas interval =
c. Tingkat Kecenderungan Variabel
Kecenderungan masing-masing variabel dilakukan dengan
pengkategorian skor yang diperoleh dari nilai mean dan standar deviasi
dengan pengelompokan pada 3 kategori seperti pada tabel berikut ini :
10
Sugiyono, op. cit., h. 208.
50
Tabel 3.6 Tingkat Kecenderungan Variabel
No. Skor Nilai Kategori
1. X < (Mi – Sdi) Rendah
2. (Mi – Sdi) < X < (Mi + Sdi) Sedang
3. X > (Mi + Sdi) Tinggi
Keterangan:
Mi : Mean
Sdi : Standar Deviasi
X : Skor yang dicapai
Rendah : Skor responden dibawah selisih antara rata-rata
skor keseluruhan dengan standar deviasi
Sedang : Skor responden berada diantara selisih dan jumlah
rata-rata skor keseluruhan dengan standar deviasi
Tinggi : Skor responden diatas jumlah rata-rata skor
keseluruhan dengan standar deviasi
Pengukuran tendensi sentral dan perhitungan penyebaran data
diambil dari skor total item-item pada angket variabel pendidikan
kewirausahaan dan angket variabel motivasi untuk berwirausaha
anggota yang diolah menggunakan SPSS versi 23.
2. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis bertujuan untuk menguji apakah data yang akan
diolah sudah memenuhi persyaratan atau belum. Uji prasyarat yang
diakukan adalah uji linearitas. Adapun uraiannya sebagai berikut :
51
a. Uji Linearitas
“Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
kelinearan antara variabel bebas x dengan variabel respons y”11
,
dengan langkah uji sebagai berikut:
1) Menyusun hipotesis
H0 = x dengan y linear
H1 = x dengan y tidak linear
2) Memilih tingkat signiikansi α
3) Keputusan uji
Dengan bantuan SPSS, perhatikan hasil output SPSS kolom Sig.
baris deviation of linearity. Jika = 0,05 < Sig. maka H0 tidak
ditolak.
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan suatu prosedur atau cara yang
digunakan untuk menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan
menerima atau menolak suatu hipotesis penelitian. “Hipotesis berasal dari
kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang berarti kebenaran,
hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang
kebenarannya masih harus diuji atau rangkuman simpulan teoritis yang
diperoleh dari tinjauan pustaka”12
.
Pengujian hipotesis untuk penelitian ini dilakukan dengan analisis
regresi linier sederhana. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Pengujian
hipotesisnya adalah pengaruh Pendidikan kewirausahaan (X) terhadap
peningkatan motivasi untuk berwirausaha anggota (Y). Pengujian regresi
sederhana ini dilakukan dengan program SPSS 23.0.
Adapun untuk menguji kevalidan persamaan regresi digunakan dua
cara yaitu :
11
Getut Pramesti, Statistika Lengkap secara Teori dan Aplikasi dengan SPSS 23, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2016, h. 70 12
Nanang Martono, Op. Cit. h. 67
52
a. Uji t
Langkah-langkah untuk melakukan uji t adalah:
1) Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat
Ho : tidak terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan
terhadap peningkatan motivasi berwirausaha anggota Koperasi
Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
H1 : terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan terhadap
peningkatan motivasi berwirausaha anggota Koperasi Mahasiswa
(Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2) Membuat hipotesis dalam bentuk model statistik
Ho : ƿ = 0
H1 : ƿ ≠ 0
3) Kaidah pengujian
Jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima
Jika thitung> ttabel, maka Ho ditolak
4) Membandingkan ttabel dan thitung
5) Membuat Keputusan
b. Uji Probabilitas
Uji probabilitas dilakukan dengan langkah-langkah:
1) Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat
Ho : tidak terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan
terhadap peningkatan motivasi berwirausaha anggota Koperasi
Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
H1 : terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan terhadap
peningkatan motivasi berwirausaha anggota Koperasi Mahasiswa
(Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2) Membuat hipotesis dalam bentuk model statistik
Ho : ƿ = 0
H1 : ƿ ≠ 0
53
3) Menentukan kriteria pengujian
Jika : Sig ≤ α, maka Ho ditolak
Jika : Sig > α, maka Ho diterima
4) Membandingkan ttabel dan thitung
5) Membuat Keputusan
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Sejarah Singkat Berdirinya Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah (Syahid)
Jakarta sudah dirintis sejak tahun 1986 dengan tekad ingin memenuhi
keperluan mahasiswa dan proses belajar, tetapi saat itu belum stabil dan
legal.
Baru pada tanggal 15 Oktober 1990 diadakan Rapat Pembentukan
Kopma, yang dihadiri oleh para perintis, pimpinan IAIN dan pejabat
Departemen Koperasi. Rapat ini mengesahkan AD/ART dan sekaligus
memiliki dan melantik Pengurus Kopm periode 1990 – 1992. Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berbadan hokum dengan nomor
2731/BH/1/91 dan terdaftar di Kandekop Jakarta Selatan dengan nomor
pencatatan No. 185/SEL/X/90. Dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai
tanggal berdirinya Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada tanggal 2 Mei 1996 Kopma IAIN mengadakan perubahan
Anggaran Dasar sebagai anjuran Depkop untuk menyesuaikan dengan UU
Perkoperasian No, 2/1992. Dengan itu, maka Badan Hukum Kopma IAIN
Jakarta berubah menjadi No. 138/BH/PAD/KWK.9/VI/1996.
Sesuai dengan Keppres No, 31 tahun 2002 yang dikeluarkan pada
tanggal 20 Mei 2002 nama IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta diubah
namanya menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, dengan begitu secara struktural Kopma IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta harus menyesuaikan namanya, ini juga didukung oleh keputusan
dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) XI tahun 2002 maka nama Kopma
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta berubah menjadi Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada tahun 2012, Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
melaksanakan Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) untuk mengubah
55
AD/ART. Setelah beberapa bulan dilaksanakan RALB 2012, kemudian
muncul UU perkoperasian yang terbaru yaitu UU. No. 17 tahun 2012.
Sehingga pada keputusan RAT tahun 2014, maka diputuskan bahwa
Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta agar melaksanakan RALB untuk
menyesuaikan UU. Perkoperasian terbaru yaitu UU. No. 17 tahun 2012.
Namun, pada pertengahan tahun UU. No. 17 tahun 2012 tentang
perkoperasian dinyatakan dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) RI
dengan keputusan MK Nomor 28?PUU-XI/2013. Oleh karena itu, UU
tersebut dinyatakan tidak berlaku dan UU No. 25 tahun 1992 dinyatakan
berlaku untuk sementara waktu sampai dengan terbentuknya Undang-
undang yang baru. Karena kejadian tersebut pada tanggal 25 Oktober
tahun 2014 Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melaksanakan RALB
untuk menyempurnakan kembali isi AD/ART sesuai UU No, 25 tahun
1992. Walaupun sempat tertunda satu minggu karena kuorum tidak
tercapai, namun anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tetap
hikmat dan bersemangat dalam melaksanakan RALB 2014
Pada tanggal 7 April 2016 Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mengadakan perubahan Anggaran Dasar di Notaris sebagai anjuran Depko
untuk menyesuaikan dengan UU Perkoperasian No. 25/1992. Dengan itu,
maka Badan Hukum Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berubah
menjadi No. 568/138/BH/PAD/XI.08/Kop.UKM yang telah terdaftar di
Dinas Koperasi dan Usaha Mikri Kecil Menengah Kota Tangerang Selatan
pada tanggal 4 April 2016.
2. Visi Kopma UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
sebagai wahana pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui
aktivitas ekonomi berbasis koperasi guna menumbuh kembangkan jiwa
wirausaha yang berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang
bernaluri sosial
56
3. Misi Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a. Student’s Basic Need
b. Profession Study Need
c. Idealism
d. Leadership
4. Tujuan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Koperasi Mahasiswa (Kopma) UIN Syahid Jakarta bertujuan untuk
memajukan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta
ikut serta dalam membina dan mengembangkan Gerakan Koperasi di
kalangan mahasiswa dan pemuda dalam rangka membangun
Perekonomian Nasional dan mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
5. Keadaan Kepengurusan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam menjalankan kegiatan operasional Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta baik dalam bidang usaha, pendidikan, dan bidang
lainnya, dipimpin dan dilaksanakan oleh kepengurusan Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Kepengurusan meliputi pengurus dan pengawas,
yang masing-masing dipilih dan diangkat oleh dan dari anggota dalam
Rapat Anggota. Yang dimaksud dengan pengurus adalah perangkat
organisasi Kopma UIN Syahid Jakarta yang bertugas memimpin jalannya
organisasi dan usaha Kopma UIN Syahid Jakarta, dan pengawas adalah
perangkatan organisasi koperasi yang dipilih dan diangkat dari dan oleh
anggota dalam Rapat Anggota, yang bertugas melakukan pengawasan
terhadap kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi
Pada periode 2018 ini, kepengurusan Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta berjumlah 19 pengurus dan 5 pengawas Kopma.
Berikut data mengenai keadaan kepengurusan Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2018 :
57
Tabel 4.1
Keadaan Kepengurusan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
No
.
Nama Jabatan Fakultas/Jurusa
n
Tahun Anggota
1 Dewo Maulida Ketua Umum FITK/Pendidikan
Agama Islam
2015
2 Ridho Rachman Wakil Ketua FITK/Pendidikan
IPS
2015
3 Eldira Puspa
Juwita
Kabid.
Administrasi &
Umum
FSH/Ilmu Hukum 2015
4 Denny Arif Kabid. Usaha FEB/Manajemen 2015
5 Lukmanul
Hakim
Kabid.
Pengembangan
Sumber Daya
Anggota
FEB/Manajemen 2015
6 Rahmawati
Fadlil Choeria
Kabid. Keuangan FITK/Pendidikan
Matemmatika
2015
7 Abdatul
Muhaeminah
Kadiv.
Administrasi
FEB/Manajemen 2016
8 Lesnida Borotan Kadiv. Humas FSH/Hukum Tata
Negara
2016
9 Andri
Kurniawan
Kadiv. Inventaris FEB/Manajemen 2015
10 M. Amin Rifa’i Kadiv. Kantin DI/Dirasat
Islamiyah
2016
11 Dwi Mulia
Ramlan
Kadiv. ATK FITK/Pendidikan
IPS
2015
12 Nina Ayu
Amaliah
Kadiv.
Pengembangan
Usaha
FITK/Pendidikan
Matematika
2016
13 Dian Permata
Sari
Kadiv.
Pemasaran
FITK.Pendidikan
IPS
2016
14 Prima Soheti Kadiv.
Pendidikan &
Pelatihan
FST/Kimia 2016
15 Andriyani Kadiv.
Pengembangan
Minat & Bakat
FAH/Ilmu
Perpustakaan
2015
16 Cici Rahmawati Kadiv. Keuangan
Organisasi
FITK/Pendidikan
IPS
2016
17 Niken Pratiwi Kadiv. Keuangan
Simpanan
FST/Kimia 2016
58
18 Adam Rizky Kadiv. Keuangan
Usaha Kantin
FEB/Akuntansi 2016
19 Safira Kadiv. Keuangan
Usaha ATK &
PU
FEB/Akuntansi 2016
20 Barry
Rahmandani
Ketua Pengawas FEB/Akuntansi 2014
21 Repita Zahra
Bachmid
Pengawas
Bidang Admum
FST/SI 2014
22 Ririn Citra
Aprilianti
Pengawas
Bidang Usaha
FKIK/Kesmas 2014
23 Rhomadhon Pengawas
Bidang PSDA
FITK/Manajemen
Pendidikan
2014
24 Rizky Trisna
Kalihanuraga
Pengawas
Bidang
Keuangan
FEB/Akuntansi 2014
Gambar 4.1
Struktur Kepengurusan Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2018
6. Keadaan Anggota Kopma UIN Syarif Hdayatullah Jakarta
Angota adalah orang-orang yang telah memenuhi syarat sebagai
anggota dan dibuktikan dalam buku daftar anggota sebagai anggota
Kopma UIN Syahid Jakarta, keanggotaan Kopma dibagi menjadi anggota
biasa, yaitu anggota Kopma yang masih berstatus sebagai mahasiswa UIN
59
Syarif Hidayatullah Jakarta, dan anggota luar biasa yaitu anggota Kopma
yang sudah tidak lagi menjadi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Selain itu, secara tidak langsung anggota Kopma dibagi menjadi
anggota aktif dan tidak aktif, anggota aktif yaitu anggota yang masih
mengikuti kegiatan yang ada di Kopma sedangkan anggota tidak aktif
yaitu anggota yang sudah tidak berpartisipasi dalam kegiatan Kopma tapi
masih terdaftar dalam buku anggota karena masih memiliki simpanan
anggota dan belum diputihkan.
Berikut jumlah anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang masih terdaftar di dalam buku angota Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yaitu :
Tabel 4.2
Jumlah Anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
No. Angkatan Jumlah Anggota
1 2005 2
2 2006 2
3 2007 3
4 2008 1
5 2009 3
6 2010 3
7 2011 8
8 2012 12
9 2013 21
10 2014 26
11 2015 45
12 2016 47
13 2017 132
14 2018 - 82
Total 387
60
7. Keadaan Sarana dan Prasarana Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Sarana dan prasarana merupakan perangkat penunjang pelaksanaan
kegiatan organisasi yang di sisi lain merupakan kebutuhan utama suatu
organisasi dalam menjalankan kegiata operasional organisasi tersebut.
berikut kondisi sarana prasarana yang dimiliki dan digunakan, antara lain :
Tabel 4.3
Keadaan Sarana Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
No. Nama Barang
Identitas Barang
Jumlah Hak
Milik Ket.
Kode Tahun
Perolehan
1. Papan Informasi 03/K010001/KTR/201
3 2013 1 unit
KOPMA Baik
2. “black board” 07/K010001/KTR/201
0 2010 2 unit
KOPMA Baik
3. “white board” 09/K010001/KTR/200
5 2012 1 unit
KOPMA Baik
4. Tempat sampah
kecil (hijau)
17/K030001/KTR/201
3 2014 2 unit
KOPMA Baik
5. Pemotong Unit 27/K020001/KTR/201
5 2015 1 unit
KOPMA Baik
6. Penghapus
“white board”
28/K010001/KTR/201
5 2013 1 unit
KOPMA Baik
7. Mading 29/K010001/KTR/201
3 2015 1 unit
KOPMA Baik
8. G-lock 30/K030001/KTR/201
5 2015 1 unit
KOPMA Baik
9. Kotak Simpanan 31/K050001/KTR/ - 1 unit KOPMA Baik
10. Kipas Angin
Dinding
01/K020201/KTR/201
5 2015 1 unit
KOPMA Baik
11. Kipas Angin 02/K030301/KTR/201 2012 1 unit KOPMA Baik
61
2
12. Televisi 03/K020201/KTR/201
1 2011 1 unit
KOPMA Baik
13. Telephone 04/K020201/KTR/201
4 2014 1 unit
KOPMA Baik
14. Monitor 05/K020201/KTR/201
3 2013 1 unit
KOPMA Baik
15. Cpu 06/K020201/KTR/201
3 2013 1 unit
KOPMA Baik
16. Key Board 07/K020201/KTR/201
6 2016 1 unit
KOPMA Baik
17. Mouse 08/K020201/KTR/201
6 2016 1 unit
KOPMA Baik
18. Ups 09/K020201/KTR/201
5 2015 1 unit
KOPMA Baik
19. Kotak Saran 10/K020201/KTR/201
4 2014 1 unit
KOPMA Baik
20. Printer 11/K020201/KTR/201
5 2015 1 unit
KOPMA Baik
21. Proyektor 15/K020201/KTR/201
4 2014 1 unit
KOPMA Baik
22. Layar Proyektor 17/K020201/KTR/201
4 2014 1 unit
KOPMA Baik
23. Microphone 18/K020201/KTR/201
4 2014 1 unit
KOPMA Baik
24. Lemari Besi 19/K020201/KTR/201
1 2011 1 unit
KOPMA Baik
25. Mesin Pin 21/K020201/KTR/201
3 2013 1 unit
KOPMA Baik
62
26. Mesin ID Card 22/K020201/KTR/201
3 2013 1 unit
KOPMA Baik
27. Mesin
Laminating
25/K020201/KTR/201
3 2013 1 unit
KOPMA Baik
28. Mesin Mug 26/K020201/KTR/201
5 2015 1 unit
KOPMA Baik
29. Rak Besi 5
Tingkat
27/K020201/KTR/201
0 2010 1 unit
KOPMA Baik
30.
Rak
Perpustakaan
kopma
28/K010101/KTR/ - 1 unit KOPMA Baik
31. Lemari 31/K010101/KTR/ - 1 unit KOPMA Baik
32. Estalase 35/K050401/KTR/ - 1 unit KOPMA Baik
33. Kursi Kantor 37/K030301/KTR/200
4 2004 1 unit
KOPMA Baik
33. Cctv 39/K020201/KTR/201
6 2016 1 unit
KOPMA Baik
34. Vcr 40/K020201/KTR/201
6 2016 1 unit
KOPMA Baik
35. Kabel Vcr 41/K020201/KTR/201
6 2016 1 unit
KOPMA Baik
36. Hardisk 42/K020201/KTR/201
6 2016 1 unit
KOPMA Baik
37. Mouse 43/K020201/KTR/201
6 2016 1 unit
KOPMA Baik
38. Hp PUP 44/K020201/KTR/201
6 2016 1 unit
KOPMA Baik
63
Tabel 4.4
Keadaan Prasarana Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
No Nama Ruang Jumlah Kepemilikan Keadaan
1. Ruang Sekretariat Kopma UIN 1 Gedung SC
UIN Jakarta Layak
2. Ruang Usaha ATK 1 Gedung SC
UIN Jakarta Layak
3. Ruang Usaha Kantin & Kopmart 2 Gedung SC
UIN Jakarta Layak
4. Ruang Masjid 1 Fasilitas
Bersama SC Sangat Layak
5. Kamar Mandi 8 Fasilitas
Bersama SC Cukup Layak
6. Gudang 1 Gedung SC
UIN Jakarta Cukup Layak
B Deskripsi Data
1. Motivasi untuk Berwirausaha (Y)
Motivasi untuk berwirausaha diukur dengan menggunakan angket
yang disebarkan kepada responden sebanyak 105 anggota aktif Koperasi
Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Angket yang telah
diisi oleh responden kemudian diberi skor, diolah lalu dianalisis. Jumlah
skor tertinggi didapat oleh responden nomor 57 dengan skor 110,
sedangkan skor terendah didapat oleh responden nomor 103 dengan skor
55. Berikut adalah tabel yang memuat hasil penelitian data statistik
deskriptif motivasi untuk berwirausaha.
Tabel 4.5
Data Statistik Deskriptif Motivasi untuk Berwirausaha
Jumlah 8656
Nilai Maksimum 110
Nilai Minimum 55
64
Mean 82,44
Median 84,00
Modus 87
Standar Deviasi 9,822
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah skor kesuluruhan
yaitu 8656, sedangkan nilai mean 82,44, nilai median 84,00, dan nilai
modus 87. Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata motivasi untuk
berwirausaha anggota dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
a. Perhitungan nilai rata-rata ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (Sdi)
Nilai rata-rata ideal (Mi) = 82,44
Nilai standar deviasi ideal (sdi) = 9,822
b. Batasan-Batasan kategori kecenderungan
1) Rendah = X < Mi – Sdi
= X < (82,44 – 9,822)
= X < 72,6
2) Sedang = Mi – Sdi < X < Mi + Sdi
= 72,6 < X < (82,44 + 9,822)
= 72,6 < X < 92,26
3) Tinggi = X > Mi + Sdi
= X > 92,26
Berikut adalah persentase hasil angket pada variabel motivasi untuk
berwirausaha anggota :
65
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi
Hasil Angket Motivasi untuk Berwirausaha
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 55 1 1.0 1.0 1.0
58 1 1.0 1.0 1.9
59 1 1.0 1.0 2.9
61 1 1.0 1.0 3.8
65 2 1.9 1.9 5.7
66 1 1.0 1.0 6.7
67 2 1.9 1.9 8.6
68 2 1.9 1.9 10.5
69 6 5.7 5.7 16.2
72 1 1.0 1.0 17.1
74 3 2.9 2.9 20.0
75 1 1.0 1.0 21.0
76 1 1.0 1.0 21.9
77 4 3.8 3.8 25.7
78 5 4.8 4.8 30.5
79 2 1.9 1.9 32.4
80 1 1.0 1.0 33.3
81 6 5.7 5.7 39.0
82 3 2.9 2.9 41.9
83 6 5.7 5.7 47.6
84 5 4.8 4.8 52.4
85 3 2.9 2.9 55.2
86 7 6.7 6.7 61.9
87 9 8.6 8.6 70.5
88 5 4.8 4.8 75.2
89 3 2.9 2.9 78.1
90 2 1.9 1.9 80.0
91 6 5.7 5.7 85.7
92 3 2.9 2.9 88.6
94 2 1.9 1.9 90.5
66
JJika digambarkan pada diagram batang, akan tergambar sebagai
berikut :
GAMBAR 4.2
Diagram Motivasi untuk Berwirausaha
Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa jumlah skor
tertinggi dengan skor 110 sebanyak 1 responden, sedangkan skor terendah
dengan skor 55 sebanyak 1 responden. Kemudian perolehan skor motivasi
untuk berwirausaha yang termasuk kategori rendah sebanyak 18 orang
(17%), kategori sedang sebanyak 75 orang (71,5%), dan kategori tinggi
sebanyak 12 orang (11,5%). Berdasarkan perolehan skor motivasi untuk
berwirausaha dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi untuk
berwirausaha masuk dalam kategori sedang
95 3 2.9 2.9 93.3
96 3 2.9 2.9 96.2
97 2 1.9 1.9 98.1
98 1 1.0 1.0 99.0
110 1 1.0 1.0 100.0
Total 105 100.0 100.0
67
2. Pendidikan Kewirausahaan (X)
Pendidikan kewirausahaan diukur dengan menggunakan angket yang
disebarkan kepada responden sebanyak 105 anggota aktif Koperasi
Mahasiswa (Kopma) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Angket yang telah
diisi oleh responden kemudian diberi skor, diolah lalu dianalisis. Jumlah
skor tertinggi didapat oleh responden nomor 4, 12, 24, 41,52, 57, dan 63
dengan skor 135, sedangkan skor terendah didapat oleh responden nomor
104 dengan skor 76. Berikut adalah tabel yang memuat hasil penelitian
data statistik deskriptif motivasi untuk berwirausaha.
Tabel 4.7
Data Statistik Deskriptif Pendidikan Kewirausahaan
Jumlah 12312
Nilai Maksimum 135
Nilai Minimum 76
Mean 117,26
Median 117,00
Modus 120
Standar Deviasi 10,442
Dari tabel di atas, diketahui bahwa jumlah skor keseluruhan yaitu
12312. Sedangkan nilai mean 117,26, nilai median 117,00, dan nilai
modus 120. Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata kinerja guru
dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
a. Perhitungan nilai rata-rata ideal (Mi) dan Standar Deviasi Ideal (Sdi)
Nilai rata-rata ideal (Mi) = 117,26
Nilai standar deviasi ideal (sdi) = 10,442
b. Batasan-Batasan kategori kecenderungan
1) Rendah = X < Mi – Sdi
= X < (117,26 – 10,442)
= X < 106,8
68
2) Sedang = Mi – Sdi < X < Mi + Sdi
= 106,8 < X < (117,26 + 10,442)
= 72,6 < X < 127,7
3) Tinggi = X > Mi + Sdi
= X > 127,7
Berikut adalah persentase hasil angket pada variabel pendidikan
kewirausahaan:
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi
Hasil Angket Pendidikan Kewirausahaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 76 1 1.0 1.0 1.0
91 1 1.0 1.0 1.9
100 1 1.0 1.0 2.9
102 2 1.9 1.9 4.8
103 1 1.0 1.0 5.7
104 2 1.9 1.9 7.6
105 3 2.9 2.9 10.5
106 4 3.8 3.8 14.3
107 2 1.9 1.9 16.2
108 5 4.8 4.8 21.0
109 3 2.9 2.9 23.8
110 1 1.0 1.0 24.8
111 5 4.8 4.8 29.5
112 4 3.8 3.8 33.3
113 4 3.8 3.8 37.1
114 5 4.8 4.8 41.9
115 1 1.0 1.0 42.9
116 5 4.8 4.8 47.6
117 6 5.7 5.7 53.3
118 1 1.0 1.0 54.3
119 2 1.9 1.9 56.2
120 8 7.6 7.6 63.8
69
121 5 4.8 4.8 68.6
122 3 2.9 2.9 71.4
123 2 1.9 1.9 73.3
124 3 2.9 2.9 76.2
126 4 3.8 3.8 80.0
127 1 1.0 1.0 81.0
129 4 3.8 3.8 84.8
130 4 3.8 3.8 88.6
131 1 1.0 1.0 89.5
132 2 1.9 1.9 91.4
133 2 1.9 1.9 93.3
135 7 6.7 6.7 100.0
Total 105 100.0 100.0
Jika digambarkan pada diagram batang, akan tergambar sebagai
berikut :
GAMBAR 4.3
Diagram Pendidikan Kewirausahaan
70
Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa jumlah skor
tertinggi yaitu skor 135 sebanyak 1 responden, sedangkan skor terendah
dengan skor 76 sebanyak 1 responden. Kemudian perolehan skor variabel
pendidikan kewirausahaan yang termasuk kategori rendah sebanyak 15
orang (14,3%), kategori sedang sebanyak 70 orang (66,7%), dan kategori
tinggi sebanyak 20 orang (19%). Berdasarkan perolehan skor tersebut
dapat kita simpulkan bahwa variabel pendidikan kewirausahaan berada
pada kategori sedang
C Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabelitas
Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
mampu mengukur apa yang ingin diukur. Reliabilitas adalah suatu instrumen
yang sudah baik sehingga dapat dipercaya atau dapat diterapkan sebagai alat
pengumpul data.
Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 23.0 for windows. Pengujian prasyarat instrumen
ini diberikan kepada 20 anggota aktif Koperasi Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Adapun uraian hasil uji pra sayarat analisisnya sebagai
berikut:
1. Uji Validitas
a. Kuesioner Pendidikan Kewirausahaan
Kuesioner ini terdiri dari 37 butir soal yang diperluas atas 8 indikator.
Dalam penelitian ini, ketentuan suatu instrumen dikatakan valid, apabila
rhitung > rtabel. Untuk n = 20 dengan α= 0,05, diperoleh rtabel (0,05,20-2) =
0,468.
Hasil uji validitas menggunakan SPSS 23.0 for windows menunjukkan
bahwa dari 37 butir soal, terdapat 10 butir soal (soal
6,10,17,26,28,31,32,33,35 dan 37) tidak valid karena rhitung < rtabel dan 27
butir soal lainnya valid karena mempunyai nilai rhitung >rtabel. Berikut data
hasil uji validitas :
71
Tabel 4.9
Data Correlation Uji Validitas
Kuesioner Variabel Pendidikan Kewirausahaan
Nomor
Soal
rhitung rtabel = 0,468 Keputusan
1 0,502 rtabel Valid
2 0,519 rtabel Valid
3 0,770 rtabel Valid
4 0,479 rtabel Valid
5 0,761 rtabel Valid
6 0,314 rtabel Tidak Valid
7 0,496 rtabel Valid
8 0,730 rtabel Valid
9 0,617 rtabel Valid
10 0,416 rtabel Tidak Valid
11 0,668 rtabel Valid
12 0,642 rtabel Valid
13 0,787 rtabel Valid
14 0,754 rtabel Valid
15 0,799 rtabel Valid
16 0,797 rtabel Valid
17 0,421 rtabel Tidak Valid
18 0,673 rtabel Valid
19 0,770 rtabel Valid
20 0,660 rtabel Valid
21 0,756 rtabel Valid
22 0,816 rtabel Valid
23 0,545 rtabel Valid
24 0,601 rtabel Valid
25 0,576 rtabel Valid
26 0,363 rtabel Tidak Valid
27 0,657 rtabel Valid
28 0,279 rtabel Tidak Valid
29 0,616 rtabel Valid
30 0,515 rtabel Valid
31 0,423 rtabel Tidak Valid
32 0,452 rtabel Tidak Valid
33 0,120 rtabel Tidak Valid
34 0,732 rtabel Valid
72
35 0,369 rtabel Tidak Valid
36 0,775 rtabel Valid
37 0,297 rtabel Valid
b. Kuesioner Motivasi Berwirausaha
Kuesioner ini terdiri dari 25 butir soal yang diperluas atas 4
indikator. Dalam penelitian ini, ketentuan suatu instrumen dikatakan
valid, apabila rhitung > rtabel. Untuk n = 20 dengan α= 0,05, diperoleh
rtabel (0,05,20-2) = 0,468.
Hasil uji validitas menggunakan SPSS 23.0 for windows
menunjukkan bahwa dari 25 butir soal terdapat 3 butir soal (soal
3,5,dan 24) tidak valid karena rhitung < rtabel dan 22 butir soal lainnya
valid karena mempunyai nilai rhitung >rtabel.
Tabel 4.10
Data Correlation Uji Validitas
Kuesioner Variabel Motivasi untuk Berwirausaha
Nomor
Soal
rhitung rtabel = 0,468 Keputusan
1 0,543 rtabel Valid
2 0,609 rtabel Valid
3 0,140 rtabel Tidak Valid
4 0,563 rtabel Valid
5 0,183 rtabel Tidak Valid
6 0,656 rtabel Valid
7 0,504 rtabel Valid
8 0,824 rtabel Valid
9 0,703 rtabel Valid
10 0,607 rtabel Valid
11 0,495 rtabel Valid
12 0,601 rtabel Valid
13 0,524 rtabel Valid
14 0,712 rtabel Valid
15 0,477 rtabel Valid
16 0,675 rtabel Valid
17 0,740 rtabel Valid
73
18 0,688 rtabel Valid
19 0,632 rtabel Valid
20 0,549 rtabel Valid
21 0,478 rtabel Valid
22 0,708 rtabel Valid
23 0,526 rtabel Valid
24 0,379 rtabel Tidak Valid
25 0,540 rtabel Valid
2. Uji Reliabelitas
a. Kuesioner Pendidikan Kewirausahaan
Kuesioner ini terdiri atas 37 butir soal yang diperluas dari 8 indikator.
Ketentuan suatu instrumen dikatakan reliabel, apabila koefisien
reliabilitas r11 > 0,6.
Hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS 23.0 for windows
menunjukkan bahwa dari 37 butir soal mempunyai nilai r11 > 0,6. Jadi,
seluruh butir soal dalam kuesioner ini merupakan butir soal yang reliabel.
Data uji reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 4.11
Data Reliability Statistics Uji Reliabillitas
Kuesioner Pendidikan Kewirausahaan
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dikatakan seluruh butir soal
tersebut sudah teruji reliabel. Karena nilai r11 > 0,6, dimana r11 = 0,943.
jadi , 0,943 > 0,6.
74
b. Kuesioner Motivasi Berwirausaha
Kuesioner ini terdiri atas 25 butir soal yang diperluas dari 4 indikator.
Ketentuan suatu instrumen dikatakan reliabel, apabila koefisien
reliabilitas r11 > 0,6.
Hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS 23.0 for windows
menunjukkan bahwa dari 37 butir soal mempunyai nilai r11 > 0,6. Jadi,
seluruh butir soal dalam kuesioner ini merupakan butir soal yang reliabel.
Data uji reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 4.12
Data Reliability Statistics Uji Reliabillitas
Kuesioner Motivasi untuk Berwirausaha
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dikatakan seluruh butir soal
tersebut sudah teruji reliabel. Karena nilai r11 > 0,6, dimana r11 = 0,906.
jadi , 0,906 > 0,6.
D Uji Prasyarat Analisis Data
1. Uji Linearitas
Dalam penelitian ini pengujian prasyarat analisis yang digunakan
penulis adalah uji linearitas. Uji linearitas data dilakukan dengan
menggunakan test for linearity dengan taraf signifikansi 0,05, dua variabel
dikatakan mempunyai hubungan yang linear apabila signifikansi lebih dari
0,05.. Perhitungan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS. 23
Hasil pengujian linearitas data dapat terlihat pada tabel 4.13 berikut:
75
Tabel 4.13
Hasil Uji Linearitas
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Motivasi Berwirausaha
* Pendidikan
Kewirausahaan
Between
Groups
(Combined) 3543.886 33 107.390 1.175 .281
Linearity 1159.528 1 1159.528 12.685 .001
Deviation from
Linearity 2384.357 32 74.511 .815 .735
Within Groups 6489.962 71 91.408
Total 10033.848 104
Dari hasil uji linearitas pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi pada Deviation from Linearity sebesar 0,735 > 0,05, dapat kita
ketahui bahwa nilai signifikansi pada tabel lebih besar dari 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa antara variabel terdapat hubungan yang linear.
Sehingga asumsi linearitas terpenuhi dan data tersebut sudah memenuhi
syarat untuk dilakukan pengujian hipotesis dalam analisis regresi linear
sederhana.
E Uji Hipotesis
Hasil pengujian persyaratan analisis dapat menunjukan bahwa setiap butir
soal pada instrument atau data yang diperoleh sudah memenuhi syarat untuk
dilakukan pengujian statistik lebih lanjut, yaitu pengujian hipotesis.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa pengujian hipotesis pada
penelitian bertujuan untuk menguji hipotesis nol apakah diterima atau ditolak,
adapun hipotesis pada penelitian ini yang telah dirumuskan pada bab II, yaitu :
3. H0 : ρ = 0, artinya pendidikan kewirausahaan tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap peningkatan motivasi berwirausaha anggota Koperasi
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
76
4. H1: ρ ≠ 0, artinya terbukti pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap peningkatan motivasi berwirausaha anggota
Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Teknik statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh pendidikan
kewirausahaan terhadap peningkatan motivasi untuk berwirausaha anggota
Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada penelitian ini yaitu teknik
statistik regresi linear sederhana. Hasil pengujian hipotesis menggunakan
SPSS 23.00 adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Motivasi untuk
Berwirausaha Anggota
Untuk pengujian hipotesis pada penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik analisis regresi linear sederhana. Hasil analisis regresi linear
sederhana dari variabel penelitian tersebut adalah :
a. Tabel Descriptive Statistic
Tabel 4.14
Analisis Descriptive Statistic Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha
Dari tabel di atas dapat dianalisis :
1) Jumlah responden yang menjadi sampel adalah 105
2) Rata-rata tingkat motivasi berwirausaha anggota sebesar 82,44.
b. Tabel Model Summary
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Motivasi Berwirausaha 82.44 9.822 105
Pendidikan Kewirausahaan 117.26 10.442 105
77
Tabel 4.15
Analisis Model Summary Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha
Model Summary
b
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .340a .116 .107 9.282 .116 13.458 1 103 .000
a. Predictors: (Constant), Pendidikan Kewirausahaan
b. Dependent Variable: Motivasi Berwirausaha
Dari tabel di atas dapat dianalisis :
1) Menunjukan bahwa pengaruh antara pendidikan kewirausahaan
dengan motivasi untuk berwirausaha anggota cukup berarti yaitu
dengan r = 0,340. Arti cukup berarti adalah hubungan antara
variabel X dan Y searah, dengan artian anggota yang sudah
mengikuti pendidikan kewirausahaan akan cukup berarti
memberikan motivasi untuk berwirausaha anggota
2) Kontribusi yang disumbangkan pendidikan kewirausahaan (X)
terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota (Y) = 11,6%
c. Tabel Anova
Tabel 4.16
Analisis Tabel Anova Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1159.528 1 1159.528 13.458 .000b
Residual 8874.319 103 86.158
Total 10033.848 104
a. Dependent Variable: Motivasi Berwirausaha
b. Predictors: (Constant), Pendidikan Kewirausahaan
78
Hasil analisis tabel anova di atas berdasarkan langkah-langkah sebagai
beriku :
1) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat :
H0 = model regresi linear sederhana tidak dapat digunakan untuk
memprediksi tingkat motivasi untuk berwirausaha anggota yang
dipengaruhi oleh pendidikan kewirausahaan
H1 = model regresi linear sederhana dapat digunakan untuk
memprediksi tingkat motivasi untuk berwirausaha anggota yang
dipengaruhi oleh pendidikan kewirausahaan
2) Kaidah pengujian :
a) Berdasarkan perbandingan antara Fhitung dan Ftabel
Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima
Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak
Di mana :
Nilai Fhitung dari tabel anova sebesar = 13,458 dan nilai Ftabel =
3,93
b) Berdasarkan nilai probabilitas
Jika probabilitas (sig.) > α maka H0 diterima
Jika probabilitas (sig.) < α maka H0 ditolak
Di mana :
Dari tabel anova nilai probabilitas (sig) = 0,000 dan nilai taraf
signifikan α = 0,05
c) Membandingkan Fhitung dan Ftabel serta sig dan α
Ternyata: Fhitung = 13,458 > Ftabel = 3,93, maka H0 ditolak
Ternyata: sig 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak
d) Keputusan :
Karena H0 ditolak maka H1 diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa model regresi linear sederhana dapat
digunakan untuk memprediksi tingkat motivasi untuk
79
berwirausaha anggota yang dipengaruhi oleh pendidikan
kewirausahaan
d. Tabel Coefficients
Tabel 4.17
Analisis Tabel Coefficients Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
terhadap Motivasi untuk Berwirausaha
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 44.943 10.261 4.380 .000
Pendidikan
Kewirausahaan .320 .087 .340 3.669 .000
a. Dependent Variable: Motivasi Berwirausaha
Dari tabel di atas menunjukan bahwa model persamaan regresi
untuk memperkirakan tingkat motivasi untuk berwirausaha yang
dipengaruhi oleh pendidikan kewirausahaan adalah Y = 44,943 +
0,320X.
Dimana Y adalah tingkat motivasi untuk berwirausaha sedangkan
X adalah pendidikan kewirausahaan. Dari persamaan di atas dapat
dianalisis beberapa hal, antara lain :
1) Apabila anggota Kopma UIN Syarif HIdayatullah Jakarta tidak
mengikuti pendidikan kewirausahaan (X=0), maka diperkirakan ia
akan memperoleh motivasi untuk berwirausaha sebanyak 44,943 =
45. Sedangkan apabila anggota mengikuti pendidikan
kewirausahaan (X=1), maka diperkirakan motivasi untuk
berwirausaha akan bertambah sebesar 0,320.
2) Koefisien regresi b = 0,320 mengindikasikan besaran penambahan
tingkat motivasi untuk berwirausaha anggota untuk setiap
mengikuti pendidikan kewirausahaan
80
Persamaan Y = 44,943+0,320X yang digunakan sebagai dasar
untuk memperkirakan tingkat motivasi untuk berwirausaha yang
dipengaruhi oleh pendidikan kewirausahaan akan diuji kevalidannya.
Untuk menguji kevalidan persamaan regresi digunakan dua cara, yaitu
1) Berdasarkan Uji t
Langkah-langkah untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut :
a) Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat :
H0 : Tidak terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan
terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota Kopma UIN
Syarif HIdayatullah Jakarta
H1 : Terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan
terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
b) Membentuk hipotesis dalam bentuk model statistik :
H0 : ρ = 0
H1 : ρ ≠ 0
c) Kaidah pengujian :
Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
Dari tabel coeficients diperoleh nilai thitung = 3,669
Nilai ttabel dapat diketahui dengan menggunakan t-student
Ttabel = t(α/2) ( n-2) = t(0,05/2) (105-2) = t(0,025) (103) = 1,983
d) Membuat keputusan
Ternyata thitung = 3,669 > ttabel = 1,983, maka H0 ditolak
e) Membuat keputusan
Karena H0 ditolak, dengan kata lain H1 diterima. Sehingga
dapat kita simpulkan bahwa terdapat pengaruh antara
pendidikan kewirausahaan terhadap motivasi untuk
berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
81
2) Berdasarkan teknik probabilitas
Untuk uji probabilitas langkah-langkah yang harus dilakukan
adalah :
a) Membuat hipotesis dalam bentuk kalimat :
H0 : Tidak terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan
terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota Kopma UIN
Syarif HIdayatullah Jakarta
H1 : Terdapat pengaruh antara pendidikan kewirausahaan
terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
b) Membuat hipotesis dalam bentuk model statistic :
H0 : ρ = 0
H1 : ρ ≠ 0
c) Menentukan kriteria pengujian
Jika : Sig ≤ α, maka H0 ditolak
Jika : Sig > α, maka H0 diterima
Dari tabel coefficients diperoleh nilai Sig = 0,000
Nilai α, karena uji dua sisi maka nilai α dibagi 2, sehingga nilai
α = 0,05/2 = 0,025
d) Membandingkan Sig dan α
Ternyata : Sig = 0,000 < 0,025, maka H0 ditolak
e) Membuat keputusan
Karena H0 ditolak, dengan kata lain H1 diterima. Sehingga
dapat kita simpulkan bahwa terdapat pengaruh antara
pendidikan kewirausahaan terhadap motivasi untuk
berwirausaha anggota Kopma UIN Syari Hidayatullah Jakarta
F Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil deskripsi data variabel motivasi untuk berwirausaha
anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memperoleh skor tertinggi
110, skro terendah 55, dan nilai rata-rata 82,44. Dari data tersebut kita bisa
ketahui bahwa motivasi anggota Kopma UIN Syarif HIdayatullah Jakarta
82
masih dalam kategori sedang karena sebanyak 71,5% anggota sampel
memiliki skor variabel motivasi berwirausaha diantara selisih dan total rata-
rata skor dengan standar deviasi. . Variabel pendidikan kewirausahaan
memperoleh skor tertinggi 135, skor terendah 76, dan nilai rata-rata 117,26,
juga berada pada kategori sedang karena sebanyak 66,7% anggota sampel
menyatakan mendapatkan pendidikan kewirausahaan dengan skor variabel
pendidikan kewirausahaan termasuk ke dalam kategori sedang yaitu kategori
dengan skor diantara selisih dan total antara rata-rata dan standar deviasi
Berdasarkam hasil pengujian hipotesis penelitian dengan melakukan
analisis regresi linear sederhana variabel X terhadap Y diperoleh suatu
persamaan regresi, yaitu Y = 44,943 + 0,320X, dari persamaan tersebut
menjelaskan bahwa apabila nilai X meningkat sebesar satu satuan maka nilai
Y juga akan meningkat sebesar 0,320, dengan kata lain apabila pendidikan
kewirausahaan yang diterima oleh anggota meningkat maka motivasi anggota
untuk berwirausaha juga ikut meningkat sebesar 0,320. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewirausahaan memiliki pengaruh yang
positif yaitu sebesar 0,320 terhadap peningkatan motivasi untuk berwirausaha
anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian dari hasil
perhitungan uji t diperoleh nilai thitung = 3,669 dan ttabel = 1,983, dikarenakan
thitung > thitung yaitu 3,669 > 1,983 makan H0 ditolak sehingga dapat kita
simpulkan bahwa terbukti pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Dari hasil analisis X terhadap Y juga dapat diketahui besarnya kontribusi
pengaruh yang disumbangkan pendidikan kewirausahaan (X) terhadap
motivasi untuk berwirausaha (Y) anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan melihat nilai R2 yaitu sebesar 0,116, yang berarti bahwa
pengaruh pendidikan kewirusahaan terhadap motivasi untuk berwirausaha
anggota sebesar 11,6%, sedangkan sisanya 88,4% dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak diteliti seperti faktor latar belakang pendidikan
83
awal anggota Kopma, kondisi lingkungan keseharian anggota, kondisi
perekonomian anggota, karakter atau sifat anggota, dan faktor-faktor lainnya.
Sesuai dengan hasil penelitian, pendidikan kewirausahaan berpengaruh
terhadap motivasi untuk berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dikarenakan hampir sebagian besar mahasiswa yang
mendaftarkan diri ke Kopma UIN Syari Hidayatullah Jakarta dengan alasan
ingin berwirausaha ataupun belajar berwirausaha, sehingga mayoritas anggota
Kopma pada awalnya sudah memiliki motivasi untuk berwirausaha tapi
setelah resmi menjadi anggota Kopma, motivasi untuk berwirausaha tersebut
semakin menurun apabila tidak adanya pendidkan kewirusahaan yang
dilaksanakan di Kopma, karena dengan adanya pendidikan kewirausahaan
anggota dapat menambah dan berbagi ilmu, pengalaman, dan jaringan dalam
aspek kewirausahaan antara sesame anggota, serta pendidikan kewirausahaan
mampu mendorong dan mengarahkan anggota agar dapat merealisasikan
keinginan untuk berwirausaha. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa
pengaruh yang diberikan pendidikan kewirausahaan terhadap motivasi untuk
berwirausaha anggota Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta masih rendah,
hanya sebesar 11,6% dan nilai persamaan X hanya 0,320.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada hasil penelitian di
atas, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang positif antara konsep pendidikan kewirausahaan
terhadap motivasi berwirausaha anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Besar pengaruh yang diberikan sebesar 0,320, dapat dilihat dari persamaan
regeri yang diperoleh yaitu Y = 44,943 + 0,320X setiapk variabel X
meningkat 1% maka variabel Y ikut meningkat sebesar 0,320 dari jumlah
X tersebut.
3. Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,116, angka tersebut
mengandung arti bahwa konsep pendidikan kewirausahaan bepengaruh
terhadap motivasi untuk berwirausaha sebesar 11,6% dari seluruh faktor
yang mempengaruhi motivasi berwirausaha itu sendiri.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan pada penelitian ini,
terdapat beberapa hal yang dapat penulis saran kan kepada beberapa pihak,
yaitu :
1. Kepada anggota Kopma UIN Syari Hidayatullah Jakarta, untuk
berwirausaha memang sangat memerlukan banyak persiapan, setidaknya
kita bisa memulainya dengan memupuk dan mempertahankan motivasi
kita untuk berwirausaha setelah itu anggota Kopma bisa mengoptimalkan
pemanfaatan layanan yang diberikan Kopma untuk mengarahkan anggota
untuk berwirausaha seperti pendidikan kewirausahaan ataupun program
kewirausahaan lainnya. Anggota Kopma harus lebih aktif dan rajin lagi
untuk mengumpulkan modal berwirausaha, tidak hanya modal berupa
materi melainkan ilmu dan pengetahuan berwirausaha juga merupakan
modal bagi anggota. Jadi jangan sampai motivasi untuk berwirausaha yang
85
awalnya besar menjadi berkurang atau bahkan hilang, karena semua
berawal dari keinginan
2. Kepada pengurus Kopma UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perlu
ditingkatkan lagi kegiatan evaluasi yang bekesinambungan dan
menyeluruh mengenai efektifitas pelaknsanaan pendidikan kewirausahaan
bagi anggota, karena masih banyak anggota Kopma yang ditemukan
belum merasakan dampak dari pendidikan kewirausahaan yang di Kopma,
memang perlu adanya perubahan dan penyesuaian secara terus menerus
dalam mendidikan anggota untuk menjadi pengusaha. Dan jangan sampai
mahasiswa yang masuk Kopma karena ingin menjadi wirausaha kemudian
hilang motivasinya untuk berwirausaha setelah bergabung dengan Kopma
3. Kepada rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, aspek kewirausahaan
sangat penting bagi kemajuan suatu negara. Oleh karena itu rektorat UIN
melalui kemahasiswaan UIN seharusnya bisa lebih memperhatikan dan
mendukung pendidikan kewirausahaan yang salah satunya ada di Kopma,
tak jarang keinginan untuk berwirausaha anggota Kopma yang terbentur
dan terbatasi oleh beberapa kebijakan dan perizinan sehingga
pengembangan dan pemberdayaan masih belum maksimal
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Herni. Hamam Faizin. Teologi Entrepreneurship. Jakarta : Lembaga Penelitian
UIN Syarif HIdayatullah Jakarta. 2010
Alya, Qonita. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Dasar. Jakarta : PT
Indahjaya Adipratama. 2009
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta. 2010. cet. 15
Brown, Jon Gillespie. So You Want To Be An Entrepreneur?. Chicester : Capstone
Publishing Ltd. 2008
Casson, Mark. Entrepreneurship Teori, Jejaring, sejarah. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada. 2012
Daryanto. Pengantar Ilmu Kewirausahaan. Tangerang : Tsmart Printing. 2018
Dokumen Kopma, Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga (AD ART) Kopma UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Bab IV tentang Fungsi, Peran, dan Tujuan Pasal
4 Ayat 1 dan 2
Filion, Louis J. Defining the entrepreneur.In: Dana, L.-P. (Ed) World Encylopedia of
Entrepreneurship. Cheltenham : UK an Northampton, MA, USA, Edward
Elgar. 2011
Gartner, William B. “Who Is An Entrepreneur?” Is the Wrong Question, American
Journal Of Small Business. 1988
Kasmir. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2006
Madhushree N. A. Leena Chatterjee, Entrepreneurial Human Capital And New
Venture Performance: In Search Of The Elusive Link, Academy Of
Entrepreneurship Journal, Volume 13 Number 1, 2007
Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV Pustaka Setia. 2011
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Jakarta : Rajawali Pers. 2016
Odora, Ronald. Integrating Product Design and Entrepreneurship Education : a
stimulant for enterprising Design and Engineering students in South Africa”
Geelong : Elsevier Ltd., 2015
Pramesti, Getut. Statistika Lengkap secara Teori dan Aplikasi dengan SPSS 23.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. 2016
Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. 2014
Ramayah, T. Noor Hazlina Ahmad. Theresa. Entrepreneur Education : Does Prior
Experience Matter?, Journal Of Entrepreneur Education. Volume 15. 2012
Rulam. Pendidikan Kewirausahaan. di posting 23 Februari 2016.
http://www.infodiknas.com/pendidikan-kewirausahaan.html. 2016
Rusdiana, H.A. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung : CV Pustaka Setia.
2018
Sabri, H.M. Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta : UIN Jakarta Pess, 2005
Santrock, John W. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Prenadamedia Group. 2015
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers. 2012
S, Tatang. Ilmu Pendidikan
Segal, Gerry. Borgia. and Jerry. The Motivation to Become An Entrepreneur,
International Journal of Entrepreneurial Bahavior & Research, Volume 11
No. 1, 2005
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-undang nomor 20 tahun 2008
Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Jakarta, 4 Juli 2018
Sekretariat Negara Republik Indonesia. Undang-undang nomor 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta, 2003
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
2013. cet. 1
Slamet, Franky. Hetty Karunia. Mei Le. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta : PT.
Indeks. 2018
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatana Kuantitatif, Kualitatif,
R&D. Bandung : Alfabeta. 2015
Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian. Bandung : PT. Refika Aditama. 2012
Suherman, Eman. Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta. 2010
Utami, Suci Sedya. Kewirausahaan Indonesia Menduduki Peringkat ke-90 di Dunia.
https://www.google.com/amp/www.metrotvnews.com/amp/Rb1lyqN-
kewirausahaan-indonesia-menduduki-peringkat-ke-90-di-dunia, 2017.
Bandung : Pustaka Setia, 2012
Winardi, J. Motivasi Pemotivasian dalam Manajemen. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada. 2001
86
Lampiran 1
87
88
89
90
91
92
Lampiran 2
93
Lampiran 3
94
Lampiran 4
95
Lampiran 5
96
Lamiran 6
Kuesioner Uji Coba Variabel Pendidikan Kewirausahaan
Nama :
Jurusan/Fakultas :
Hari/Tanggal :
NIA :
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
2. Berilah tanda ( √ ) pada salah satu dari empat alternatif jawaban sesuai
dengan apa yang Bapak/Ibu rasakan atau alami.
3. SS: Sangat Setuju, S: Setuju, RR: Ragu-Ragu, KS: Kurang Setuju, TS:
Tidak Setuju
4. Tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah, tetapi yang ada
merupakan pendapat atau kondisi yang Saudara/i rasakan.
No Pernyataan Jawaban
SS S RR KS TS
1 Membangun usaha yang baik didahului dengan membangun
kepercayaan terhadap kewirausahaan terlebih dahulu
2 Tanpa jiwa wirausaha yang kuat, kegiatan usaha tidak akan
berjalan dengan lancar
3 Semangat dalam berwirausaha sangat diperlukan pada saat
di awal, di akhir, dan di setiap proses kegiatan wirausaha
4 Tanpa adanya keyakinan, jiwa, dan semangat berwirausaha,
maka sudah dapat dipastikan usaha tersebut tidak akan
berhasil
5 Pendidikan kewirausahaan yang baik yaitu yang
membentuk keyakinan, jiwa, dan semangat dalam
berwirausaha terlebih dahulu
6 Kewirausahaan bukanlah ilmu teori melainkan ilmu praktek
yang mampu membentuk pengalaman dan mental seseorang
dalam berwirausaha
7 Seorang wirausaha harus berani dalam menghadapi
tantangan dan mengambil resiko yang ada
8 Percaya diri sangat penting bagi seorang wirausaha
termasuk percaya pada keputusan yang diambil sendiri
9 Salah satu output pendidikan kewirausahaan yaitu
membentuk seorang wirausaha yang memiliki komitmen
dan konsistensi tinggi
97
10 Selalu memikirkan dan menganalisis peluang usaha yang
baru serta bagaimana memanfaatkan peluang yang ada
11 Berwirausaha berarti berorientasi pada mutu yaitu kepuasan
pelanggan
12 Harus selalu terdorong untuk meraih prestasi dalam
berwirausaha
13 Dituntut harus mampu bersaing secara sehat dalam
melakukan usaha
14 Mengembangkan usaha harus dengan kreativitas dan
inovasi dalam menciptakan produk usaha
15 Menentukan tujuan dan target usaha yang jelas dapat
memacu dan menjadi penggerak bagi seorang pengusaha
16 Seorang wirausaha memerlukan faktor eksternal sebagai
penggerak dan pendorong dalam mencapai tujuannya dalam
berwirausaha
17 Membangun mindset untuk menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri dapat menjadi penggerak dalam
berwirausaha
18 Tanpa adanya penggerak diri seorang wirausaha akan
berakibat tidak akan panjang umur usaha yang dilakukan
19 Menjadikan permasalahan yang muncul menjadi sebuah
motivasi atau penggerak merupakan kemampuan yang
diperlukan seorng wirausaha
20 Menguasai teknik analisis seperti SWOT atau 4P sangat
penting dalam mempertimbangkan pengambilan resiko
21 Seorang wirausaha harus menguasai ilmu public Speaking
dan teknik loby untuk menjalin suatu proses kerjasama
usaha
22 Keterampilan dalam mengidentifikasi dan menganalisis
kompetitor usaha yang ada sangat penting untuk
keberlangsungan usaha kita
23 Tanpa menguasai teknik-teknik dalam berwirausaha maka
usaha yang dijalankan akan terancam berhenti karena tidak
mampu bersaing dan mambungun relasi
24 Seorang pengusaha diharuskan mampu menghasilkan ide-
ide baru yang memiliki nilai lebih dari ide-ide yang ada
25 Wirausaha yang handal ialah yang mampu menjual ide-ide
nya kepada orang banyak bukan mengikuti trend ide yang
ada
26 Kepekaan terhadap peluang usaha yang ada di sekitar dapat
melatih untuk menemukan ide-ide inovatif dalam usaha
27 Dalam dunia usaha yang paling mahal adalah ide usaha,
bukan hanya sekedar produk usaha yang dijual langsung
semata
28 Tanpa penguasaan kemampuan menjual ide, peluan usaha
98
yang kita miliki akan menjadi sia-sia karena tidak terjual ide
nya
29 Ilmu manajemen usaha sangat diperlukan dalam mencapai
tujuan usaha yang sudah ditentukan
30 Perencanaan dan pelaksanaan usaha perlu dikelola dengan
baik agar usaha yang dilakukan sesuai dengan harapan
31 Usaha yang dijalankan oleh orang-orang yang tidak
memiliki kemampuan kepengelolaan usaha yang baik maka
usaha tersebut tidak akan berkembang
32 Usaha yang inovatif apabila tidak dikelola dengan baik akan
kalah saing dengan usaha yang biasa saja tapi dikelola
dengan sangat baik
33 Kepemimpinan dan manajerial dalam pengelolaan usaha
menjadi penentu berhasil atau tidaknya suatu usaha
34 Profesionalitas dalam melaksanakan usaha sangat
berpengaruh pada pencapaian tujuan usaha
35 Usaha yang paling baik adalah usaha yang bidangnya sesuai
dengan keahlian yang kita miliki
36 Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas usaha sangat penting
dalam mengatur setiap bidang usaha seperti pemasaran,
produksi, dan lainnya
37 Tanpa adanya penguasaan terhadap setiap bidang yang ada
di usaha kita, maka kita akan kesulitan dalam mengatasi
permasalahan yang di setiap bidang
99
Lampiran 7
Kuesioner Uji Coba Variabel Motivasi Untuk Berwirausaha
Nama :
Jurusan/Fakultas :
Hari/Tanggal :
NIA :
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
2. Berilah tanda ( √ ) pada salah satu dari empat alternatif jawaban sesuai
dengan apa yang Bapak/Ibu rasakan atau alami.
3. SS: Sangat Sering, S: Sering, JR: Jarang-Jarang, P: Pernah, TP: Tidak
Pernah
4. Tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah, tetapi yang ada
merupakan pendapat atau kondisi yang Saudara/i rasakan.
No Pernyataan Jawaban
SS S JR P TP
1 Saya mandiri dalam memecahkan setiap permasalahan yang
muncul pada diri sendiri
2 Saya merasa lebih baik mengatasi sendiri persoalan yang ada
daripada melibatkan orang lain
3 Saya merasa terganggu apabila ada orang lain yang terlibat
dalam mengatasi persoalan diri sendiri
4 Saya mudah mendapatkan solusi persoalan diri sendiri
apabila tidak ada campur tangan orang lain
5 Saya mampu menyelesaikan setiap persoalan yang ada di diri
sendiri tanpa ada bantuan dari orang lain.
6 Saya menggunakan suatu standar atau target dalam setiap
melaksanakan suatu tugas atau program
7 Saya meminta tanggapan atau pendapat orang lain terhadap
setiap apa yang sudah saya kerjakan
8 Saya melakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan dan
kekurangan dari kinerja saya
9 Saya membuat indikator keberhasilan dalam setiap
melaksanakan tugas atau program
10 Ketika saya menentukan berhasil atau gagal suatu pekerjaan,
saya menggunakan umpan balik dari orang lain bukan diri
sendiri
11 Saya menjalankan tugas dan tanggung jawab berdasarkan
rasa memiliki terhadap tugas tersebut
100
12 Saya merasa bersalah ketika saya tidak melaksanakan
tanggung jawab yang sudah saya terima
13 Saya menyelesaikan setiap tugas yang diberikan kepada saya
tanpa menunggu bantuan maupun teguran
14 Saya berani menerima setiap konsekuensi atas apa yang
sudah saya lakukan
15 Saya sadar betul akan setiap tanggung jawab yang saya
miliki
16 Saya berani memanfaatkan peluang yang ada meskipun
memiliki resiko dibaliknya
17 Saya menganggap sebuah resiko merupakan pacuan dan
penyemangat saya dalam menghadapi tantangan
18 Saya tidak takut menerima resiko atau akibat dari setiap
tantangan yang sudah saya hadapi
19 Saya lebih memilih kegiatan yang beresiko tapi memberikan
keuntungan lebih daripada kegiatan tanpa resiko tapi
keuntungan biasa saja
20 Saya memandang setiap tantangan adalah sebuah peluang
yang tersembunyi dan kesempatan yang tidak datang dua
kali
21 Saya menyukai setiap aktivitas yang memiliki tantangan
dibandingkan dengan aktivitas yang tidak memiliki
tantangan sama sekali
22 Saya percaya bahwa tantangan bermanfaat untuk melatih
mental kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi
23 Saya yakin tidak ada seseorang yang memiliki tantangan
yang berada diluar kemampuan orang tersebut.
24 Saya menganggap bahwa setiap ada tantangan dan kesulitan
maka setelah itu akan ada kemudahan dan kebermanfaatan
25 Saya melihat sebuah tantangan sama halnya dengan melihat
sebuah kesempatan emas
101
Lampiran 8
Instrumen Pendidikan Kewirausahaan
Nama :
Jurusan/Fakultas :
Hari/Tanggal :
NIA :
Petunjuk Pengisian
5. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
6. Berilah tanda ( √ ) pada salah satu dari empat alternatif jawaban sesuai
dengan apa yang Bapak/Ibu rasakan atau alami.
7. SS: Sangat Setuju, S: Setuju, RR: Ragu-Ragu, KS: Kurang Setuju, TS:
Tidak Setuju
8. Tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah, tetapi yang ada
merupakan pendapat atau kondisi yang Saudara/i rasakan.
No Pernyataan Jawaban
SS S RR KS TS
1 Membangun usaha yang baik didahului dengan
membangun kepercayaan terhadap kewirausahaan terlebih
dahulu
2 Tanpa jiwa wirausaha yang kuat, kegiatan usaha tidak akan
berjalan dengan lancar
3 Semangat dalam berwirausaha sangat diperlukan pada saat
di awal, di akhir, dan di setiap proses kegiatan wirausaha
4 Tanpa adanya keyakinan, jiwa, dan semangat
berwirausaha, maka sudah dapat dipastikan usaha tersebut
tidak akan berhasil
5 Pendidikan kewirausahaan yang baik yaitu yang
membentuk keyakinan, jiwa, dan semangat dalam
berwirausaha terlebih dahulu
6 Seorang wirausaha harus berani dalam menghadapi
tantangan dan mengambil resiko yang ada
7 Percaya diri sangat penting bagi seorang wirausaha
termasuk percaya pada keputusan yang diambil sendiri
8 Salah satu output pendidikan kewirausahaan yaitu
membentuk seorang wirausaha yang memiliki komitmen
dan konsistensi tinggi
9 Berwirausaha berarti berorientasi pada mutu yaitu
kepuasan pelanggan
10 Harus selalu terdorong untuk meraih prestasi dalam
102
berwirausaha
11 Dituntut harus mampu bersaing secara sehat dalam
melakukan usaha
12 Mengembangkan usaha harus dengan kreativitas dan
inovasi dalam menciptakan produk usaha
13 Menentukan tujuan dan target usaha yang jelas dapat
memacu dan menjadi penggerak bagi seorang pengusaha
14 Seorang wirausaha memerlukan faktor eksternal sebagai
penggerak dan pendorong dalam mencapai tujuannya
dalam berwirausaha
15 Tanpa adanya penggerak diri seorang wirausaha akan
berakibat tidak akan panjang umur usaha yang dilakukan
16 Menjadikan permasalahan yang muncul menjadi sebuah
motivasi atau penggerak merupakan kemampuan yang
diperlukan seorng wirausaha
17 Menguasai teknik analisis seperti SWOT atau 4P sangat
penting dalam mempertimbangkan pengambilan resiko
18 Seorang wirausaha harus menguasai ilmu public Speaking
dan teknik loby untuk menjalin suatu proses kerjasama
usaha
19 Keterampilan dalam mengidentifikasi dan menganalisis
kompetitor usaha yang ada sangat penting untuk
keberlangsungan usaha kita
20 Tanpa menguasai teknik-teknik dalam berwirausaha maka
usaha yang dijalankan akan terancam berhenti karena tidak
mampu bersaing dan mambungun relasi
21 Seorang pengusaha diharuskan mampu menghasilkan ide-
ide baru yang memiliki nilai lebih dari ide-ide yang ada
22 Wirausaha yang handal ialah yang mampu menjual ide-ide
nya kepada orang banyak bukan mengikuti trend ide yang
ada
23 Dalam dunia usaha yang paling mahal adalah ide usaha,
bukan hanya sekedar produk usaha yang dijual langsung
semata
24 Ilmu manajemen usaha sangat diperlukan dalam mencapai
tujuan usaha yang sudah ditentukan
25 Perencanaan dan pelaksanaan usaha perlu dikelola dengan
baik agar usaha yang dilakukan sesuai dengan harapan
26 Profesionalitas dalam melaksanakan usaha sangat
berpengaruh pada pencapaian tujuan usaha
27 Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas usaha sangat penting
dalam mengatur setiap bidang usaha seperti pemasaran,
produksi, dan lainnya
103
Lampiran 9
Instrumen Motivasi Untuk Berwirausaha
Nama :
Jurusan/Fakultas :
Hari/Tanggal :
NIA :
Petunjuk Pengisian
5. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
6. Berilah tanda ( √ ) pada salah satu dari empat alternatif jawaban sesuai
dengan apa yang Bapak/Ibu rasakan atau alami.
7. SS: Sangat Sering, S: Sering, JR: Jarang-Jarang, P: Pernah, TP: Tidak
Pernah
8. Tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah, tetapi yang ada
merupakan pendapat atau kondisi yang Saudara/i rasakan.
No Pernyataan Jawaban
SS S JR P TP
1 Saya mandiri dalam memecahkan setiap permasalahan yang
muncul pada diri sendiri
2 Saya merasa lebih baik mengatasi sendiri persoalan yang
ada daripada melibatkan orang lain
3 Saya mudah mendapatkan solusi persoalan diri sendiri
apabila tidak ada campur tangan orang lain
4 Saya menggunakan suatu standar atau target dalam setiap
melaksanakan suatu tugas atau program
5 Saya meminta tanggapan atau pendapat orang lain terhadap
setiap apa yang sudah saya kerjakan
6 Saya melakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan dan
kekurangan dari kinerja saya
7 Saya membuat indikator keberhasilan dalam setiap
melaksanakan tugas atau program
8 Ketika saya menentukan berhasil atau gagal suatu
pekerjaan, saya menggunakan umpan balik dari orang lain
bukan diri sendiri
9 Saya menjalankan tugas dan tanggung jawab berdasarkan
rasa memiliki terhadap tugas tersebut
10 Saya merasa bersalah ketika saya tidak melaksanakan
tanggung jawab yang sudah saya terima
11 Saya menyelesaikan setiap tugas yang diberikan kepada
saya tanpa menunggu bantuan maupun teguran
104
12 Saya berani menerima setiap konsekuensi atas apa yang
sudah saya lakukan
13 Saya sadar betul akan setiap tanggung jawab yang saya
miliki
14 Saya berani memanfaatkan peluang yang ada meskipun
memiliki resiko dibaliknya
15 Saya menganggap sebuah resiko merupakan pacuan dan
penyemangat saya dalam menghadapi tantangan
16 Saya tidak takut menerima resiko atau akibat dari setiap
tantangan yang sudah saya hadapi
17 Saya lebih memilih kegiatan yang beresiko tapi
memberikan keuntungan lebih daripada kegiatan tanpa
resiko tapi keuntungan biasa saja
18 Saya memandang setiap tantangan adalah sebuah peluang
yang tersembunyi dan kesempatan yang tidak datang dua
kali
19 Saya menyukai setiap aktivitas yang memiliki tantangan
dibandingkan dengan aktivitas yang tidak memiliki
tantangan sama sekali
20 Saya percaya bahwa tantangan bermanfaat untuk melatih
mental kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi
21 Saya yakin tidak ada seseorang yang memiliki tantangan
yang berada diluar kemampuan orang tersebut.
22 Saya melihat sebuah tantangan sama halnya dengan melihat
sebuah kesempatan emas
105
Lampiran 10
Hasil Kuesioner Pendidikan Kewirausahaan
Responden
Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
R1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 3 5 5 5 2 5 5 4 4 4 4
R2 4 2 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R3 5 4 5 5 4 5 5 5 3 2 5 4 5 3 3 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5
R4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4
R6 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4
R7 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4
R9 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5
R10 4 3 4 2 4 5 4 4 4 2 4 4 3 4 3 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 5
R11 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5
R12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R13 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4
R14 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4
R15 5 3 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
R16 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
R18 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
R19 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4
R20 5 5 5 4 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R21 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
R22 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 3 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 3
R23 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
R24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R25 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R26 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5
R27 5 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4
R28 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 4 4 4 5 4 5 5
R29 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 3
R30 4 2 5 4 2 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 2 4 4 5 4 2 4 4 4 4
R31 5 4 4 5 3 5 5 5 3 3 4 4 4 4 5 5 3 3 5 5 5 5 4 5 4 3 3
R32 5 4 5 4 4 5 4 4 5 3 5 4 5 4 5 3 3 4 4 3 4 4 5 5 4 4 3
R33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5
106
R34 5 3 5 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
R35 5 5 5 3 5 5 5 2 4 4 5 5 4 5 5 3 5 3 4 4 5 5 5 4 5 5 4
R36 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4
R37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4
R38 5 4 4 3 3 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 3 5 4 5 4 4 4 4
R39 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R40 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 2 4 2 4 3 2 5 5 5 5
R41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R42 4 5 5 5 1 5 5 4 4 2 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 2 5 5 5
R43 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 5 5 5 4
R44 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5
R45 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 4 5 4 4 3 5 3 5 5 5 5 4
R46 4 4 5 3 3 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4
R47 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 2 4 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 5
R48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
R49 4 5 5 4 3 5 5 3 3 3 5 5 4 3 3 4 2 5 4 3 5 4 3 3 4 4 4
R50 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4
R51 4 3 4 4 3 5 5 3 4 3 4 5 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 3
R52 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R53 5 4 5 5 3 5 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4
R54 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3
R55 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
R56 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
R57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R58 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 3 3 4 4 5 4 2 5 3 5 4 4 5 5
R59 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4
R60 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4
R61 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
R62 5 4 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 2 5 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5
R63 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R64 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4
R65 2 2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4
R66 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R67 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5
R68 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R69 5 5 5 3 4 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5
R70 4 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5
R71 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5
R72 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 2 5 5 4 4 4
R73 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4
R74 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4
107
R75 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 5 1 5 5 5 4 5 5 5
R76 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R77 5 4 4 4 4 5 5 3 4 3 5 4 4 3 5 5 3 4 5 3 4 4 2 4 4 4 4
R78 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4
R79 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R80 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5
R81 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3
R82 5 1 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R83 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R84 4 3 5 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3
R85 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4
R86 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R87 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4
R88 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 5 5 4
R89 5 5 5 4 4 5 5 4 4 2 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5
R90 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4
R91 5 5 4 5 3 5 5 4 4 3 5 5 5 5 3 5 5 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5
R92 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4
R93 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4
R94 4 5 5 5 4 5 4 4 3 4 5 5 5 4 3 4 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4
R95 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
R96 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R97 5 5 4 5 4 5 5 4 3 4 5 5 3 4 4 4 3 2 3 3 4 5 5 5 4 5 3
R98 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 5 5 5 4 5 5 5 5 4
R99 5 2 4 5 3 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4
R100
5 5 5 5 2 5 5 5 5 2 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 3 2 4 3 5 3 4
R101
5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4
R102
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R103
3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 5 5 4
R104
3 3 2 4 3 4 3 4 3 2 3 3 2 2 3 2 1 2 3 3 3 4 4 2 4 1 3
R105
5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 3 4 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4
108
Lampiran 11
Hasil Kuesioner Variabel Motivasi untuk Berwirausaha
Responden
Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
R1 4 1 3 4 5 4 3 3 3 4 3 5 5 5 4 5 5 4 3 5 5 5
R2 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 3 2 2 3 4 4 2
R3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4
R5 4 4 3 4 5 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4
R6 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
R7 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R9 3 4 2 5 5 4 3 2 5 5 4 4 5 5 4 2 2 4 3 2 4 4
R10 3 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 4 5 5
R11 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5
R12 5 4 5 5 3 3 4 2 5 5 5 5 5 4 3 3 3 4 4 5 5 4
R13 4 4 4 3 4 3 1 4 5 5 5 4 4 4 5 5 3 4 4 5 5 4
R14 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
R15 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4
R16 5 5 3 2 2 4 5 3 5 5 5 3 4 4 4 4 3 3 2 2 4 4
R17 4 3 2 4 5 5 4 2 5 4 2 4 5 5 5 3 3 4 3 4 4 4
R18 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4 2 5 3 4 5 3
R19 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R20 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R21 4 4 3 5 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R22 3 3 4 2 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4
R23 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4
R24 4 4 3 5 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 5
R25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R26 3 3 3 5 5 5 3 4 5 5 4 4 5 3 4 4 3 4 3 5 5 5
R27 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4
R28 3 5 5 5 5 4 3 3 4 3 5 4 5 3 3 3 3 4 4 5 4 4
R29 4 4 4 4 4 3 3 2 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 5 3
R30 5 5 5 2 3 3 1 1 5 5 4 4 5 1 3 3 1 3 3 4 5 3
R31 5 5 5 3 3 3 3 3 5 5 5 5 4 3 4 4 3 3 3 3 1 3
R32 3 2 3 5 4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 2 3 3 4 4 3 2
R33 4 2 3 5 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
109
R34 4 3 3 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 2 2 2 4 2 4
R35 3 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 5 3 3 3 4 4 3 4 4 4
R36 5 3 2 5 4 5 5 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4
R37 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
R38 4 4 4 5 4 4 2 3 3 5 2 3 5 2 4 1 2 5 4 4 5 4
R39 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 5 5 5 5 5
R40 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3
R41 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R42 4 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5
R43 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
R44 4 2 3 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5
R45 4 3 3 4 5 4 3 3 5 5 3 4 5 4 3 3 3 4 3 5 5 4
R46 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 3 4 4 4 3 3
R47 5 5 5 5 3 4 4 3 4 4 4 5 4 2 3 5 3 2 4 4 5 3
R48 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
R49 3 4 3 5 3 2 1 4 4 3 4 3 4 2 3 1 1 2 3 3 4 3
R50 3 4 4 5 5 4 3 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 3 5
R51 4 3 3 4 3 3 4 4 5 5 4 3 4 3 2 2 3 4 3 4 4 3
R52 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R53 3 3 1 5 5 5 5 1 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4
R54 4 4 4 4 5 3 3 3 4 5 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4
R55 3 3 2 4 5 4 3 4 5 5 4 4 5 4 4 2 3 4 4 4 4 4
R56 3 3 4 4 4 4 2 3 3 2 2 3 2 2 2 1 1 3 3 2 3 3
R57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
R58 3 3 2 3 3 1 1 2 4 4 2 4 4 3 4 1 1 2 3 4 4 3
R59 4 4 3 4 4 4 4 3 2 5 4 4 5 3 3 3 3 3 3 4 5 4
R60 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
R61 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
R62 3 3 3 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 3 5 3 4
R63 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 5 5 3
R64 4 5 4 3 4 4 3 5 5 5 4 5 5 4 4 4 3 5 4 5 5 4
R65 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3
R66 5 5 5 3 4 4 3 3 5 5 5 5 5 4 5 4 3 3 4 4 4 4
R67 3 1 1 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 5 2 4
R68 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3
R69 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4
R70 4 3 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5
R71 3 2 1 3 4 3 2 1 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3
R72 3 4 3 4 4 4 3 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3
R73 3 3 3 4 4 5 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4
R74 5 4 3 5 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5
110
R75 5 4 3 4 5 4 3 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5
R76 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 5 5 5 5 5
R77 5 5 4 4 4 2 3 4 4 5 4 5 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3
R78 4 4 4 2 4 2 2 4 4 5 2 5 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4
R79 4 4 3 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4
R80 4 2 2 4 5 4 2 2 4 2 2 2 4 2 2 4 2 4 4 4 2 4
R81 4 5 4 5 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3
R82 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2
R83 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R84 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 5 4 3 3 3 3 3 3 4 3
R85 2 4 4 3 5 3 3 4 4 4 2 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 2
R86 5 3 3 4 5 5 2 3 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4
R87 4 4 3 4 5 4 3 5 5 5 4 4 5 3 3 3 4 4 3 4 4 4
R88 4 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5
R89 3 3 3 5 5 3 1 1 5 5 2 2 3 3 2 2 4 4 1 4 5 3
R90 3 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5
R91 4 3 3 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 4
R92 3 3 3 5 4 4 2 1 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4
R93 3 3 3 3 4 3 3 1 4 4 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3
R94 3 3 3 4 5 5 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4
R95 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4
R96 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
R97 5 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5
R98 5 5 4 4 3 5 3 4 5 5 2 4 5 3 4 3 3 4 4 4 5 4
R99 4 4 3 5 4 4 3 1 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
R100 4 4 3 2 2 3 2 2 4 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 4 4 3
R101 5 5 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
R102 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
R103 5 2 2 3 3 1 2 1 4 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3
R104 2 2 1 2 3 3 3 2 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
R105 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 2
111
Lampiran 12
Rtabel untuk pengolahan data
Rtabel (α 0,05, n-2)
n=20
112
Lampiran 13
F tabel untuk Pengolahan Data
N1 = df1 = k - 1 =2-1
N2 = df2 = n - k
k= jumlah variabel bebas dan variabel terikat
n = jumlah responden (105-2 =103)
113
114
115
Lampiran 14
T tabel untuk Pengolahan Data
Ttabel(α x ½) (n-2) = t(0,025) (n-2)
n= 105 – 2 = 103
116
117
118
Lampiran 15
Tabel Penentuan Ukuran Sampel Isaac & Michael
Sumber :Sugiono, Op Cit¸