Post on 28-Aug-2018
1
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK PENERANGAN JALAN,
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN
(BPHTB), RETRIBUSI PELAYANAN
PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DAN RETRIBUSI IZIN
MENDIRIKAN BANGUNAN TERHADAP PENDAPATAN
ASLI DAERAH KOTA BATAM PERIODE 2012-2014
ROSNAH
110462201294
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajak hotel, pajak
penerangan jalan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (bphtb), retribusi
pelayanan persampahan/kebersihan dan retribusi izin mendirikan bangunan
terhadap pendapatan asli daerah Kota Batam periode 2012-2014. Data yang
digunakan adalah Laporan Bulanan Realisasi Pendapatan Asli Daerah, Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kota
Batam Periode 2012-2014. Variabel Independen yang digunakan adalah pajak
hotel, pajak penerangan jalan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (bphtb),
retribusi pelayanan persampahan/kebersihan dan retribusi izin mendirikan
bangunan dan variabel dependen yang digunakan adalah pendapatan asli daerah.
Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Dan uji asumsi
klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Pengujian hipotesis yang digunakan
adalah uji t, uji f dan koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa secara parsial pajak penerangan jalan dan bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan (bphtb) berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota Batam
periode 2012-2014. Sedangkan pajak hotel, retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan dan retribusi izin mendirikan bangunan tidak
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota Batam periode 2012-2014.
Secara simultan pajak hotel, pajak penerangan jalan, bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan (bphtb), retribusi pelayanan persampahan/kebersihan dan retribusi
izin mendirikan bangunan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota
Batam periode 2012-2014.
Kata kunci : Pajak Hotel, Pajak Penerangan Jalan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB), Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, dan
Pendapatan Asli Daerah.
2
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara berkembang dalam pelaksanaan
pembangunan. Pembangunan merupakan suatu proses kemajuan dan perbaikan
yang terus-menerus untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Secara umum tujuan
yang ingin dicapai tersebut adalah terciptanya peningkatan kesejahteraan
masyarakat, yang bukan saja diukur dari indikator ekonomi tetapi juga kemajuan
non ekonomi (sosial, hukum dan budaya). Namun dalam pengertian ekonomi,
pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita atau
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Untuk mencapai peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata, tentu membutuhkan suatu
sistem yang benar dan baik antara pusat dan daerah, terutama dalam kaitannya
dengan bantuan keuangan dari pusat dan pembagiannya.
Untuk mempercepat pembangunan di daerah terutama di Kota Batam,
maka pemerintah pusat telah memberikan hak otonomi pada pemerintah daerah
untuk menggali potensi-potensi yang dimiliki oleh pemerintah daerah tersebut.
Pemberian hak otonomi pada pemerintah daerah ini didasarkan pada tujuan
pembangunan. Dalam merealisasikan pelaksanaan otonomi daerah maka sumber
pembiayaan pemerintah daerah tergantung pada peranan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) pada setiap daerah.
Pendapatan Asli Daerah merupakan tulang punggung pembiayaan daerah.
Hal ini diharapkan dan dapat diupayakan agar Pendapatan Asli Daerah menjadi
penyangga utama dalam membiayai kegiatan pembangunan di daerah, terutama di
Kota Batam. Oleh karena itu Pemerintah Daerah harus dapat mengupayakan
peningkatan penerimaan yang berasal dari daerah sendiri sehingga akan
memperbesar tersedianya keuangan daerah yang dapat digunakan untuk berbagai
kegiatan pembangunan. Dengan ini akan semakin memperbesar keleluasan daerah
untuk mengarahkan kegunaan keuangan daerah sesuai dengan rencana, skala
prioritas dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009,
Pajak Daerah di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu Pajak Provinsi yang terbagi
atas lima jenis pajak yang terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air
Permukaan, serta Pajak Rokok dan Pajak Kabupaten/Kota yang dibagi dalam
sebelas jenis pajak, terdiri atas Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak
Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan, Pajak
Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB).
Di Provinsi Kepulauan Riau, penerimaan pendapatan asli daerah yang
paling besar adalah Kota Batam. Pendapatan Asli Daerah sebagai salah satu
sumber penerimaan daerah mempunyai peranan penting dalam pembangunan.
Oleh karena itu pemerintah daerah harus dapat mengupayakan peningkatan
penerimaan yang berasal dari daerah sendiri. Semakin besar penerimaan daerah
maka akan mendorong percepatan pembangunan daerah. Saat ini, jumlah
penerimaan pendapatan dari sektor Pajak daerah dan Retribusi Daerah yang paling
3
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
besar di Kepulauan Riau adalah Kota Batam. Kota Batam merupakan salah satu
kota yang ada di Provinsi Kepulauan Riau. Untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, pemerintah Kota Batam berusaha untuk meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah salah satunya melalui pajak daerah dan retribusi daerah. Di Kota
Batam, penerimaan pajak daerah yang terbesar adalah pajak hotel, pajak
penerangan jalan, dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
Retribusi daerah yang paling besar adalah retribusi persampahan/kebersihan dan
retribusi izin mendirikan bangunan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, peneliti tertarik
untuk mengambil judul “Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Penerangan Jalan, Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batam Periode 2012-2014”.
Perumusan Masalah
1. Apakah pajak hotel berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah di
Kota Batam?
2. Apakah pajak penerangan jalan berpengaruh terhadap pendapatan asli
daerah di Kota Batam?
3. Apakah Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah di Kota Batam?
4. Apakah retribusi pelayanan persampahan/kebersihan berpengaruh
terhadap pendapatan asli daerah di Kota Batam?
5. Apakah retribusi izin mendirikan bangunan berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah di Kota Batam?
6. Apakah pajak hotel, pajak penerangan jalan, Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB), retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan dan retribusi izin mendirikan bangunan
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah di Kota Batam?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pajak hotel terhadap pendapatan asli
daerah di Kota Batam.
2. Untuk mengetahui pengaruh pajak penerangan jalan terhadap
pendapatan asli daerah di Kota Batam.
3. Untuk mengetahui pengaruh Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) terhadap pendapatan asli daerah di Kota Batam.
4. Untuk mengetahui pengaruh retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan terhadap pendapatan asli daerah di Kota
Batam.
5. Untuk mengetahui pengaruh retribusi izin mendirikan bangunan
terhadap pendapatan asli daerah di Kota Batam.
6. Untuk mengetahui pengaruh pajak hotel, pajak penerangan jalan, Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), retribusi
pelayanan persampahan/kebersihan dan retribusi izin mendirikan
bangunan terhadap pendapatan asli daerah Kota Batam.
4
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Kajian Pustaka
Pendapatan Asli Daerah
Menurut Soleh dan Rochmansjah (2010:62) adapun sumber-sumber
pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Perimbangan, Pinjaman Daerah, Dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang di peroleh daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
(Yani, 2009:51).
Menurut Nordiawan dan Hertianti (2010:26) Dana perimbangan
merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari APBN yang terdiri atas dana
bagi hasil (DBH), dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK).
Selain dimaksudkan untuk membantu daerah dalam mendanai kewenangannya,
dana perimbangan juga bertujuan mengurangi ketimpangan sumber pendanaan
pemerintahan antara pusat dan daerah serta untuk mengurangi kesenjangan
pendanaan antar daerah.
Pajak
Menurut S.I.Djajadiningrat dalam Resmi (2009:1) Pajak adalah suatu
kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan
suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu,
tetapi bukan sebagai hukumam, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah
serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik negara secara langsung,
untuk memelihara kesejahteraan umum.
Pajak Hotel
Pajak Hotel merupakan bagian dari pajak daerah. Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 dinyatakan bahwa diantara
jenis pajak daerah untuk Kabupaten/Kota adalah Pajak Hotel. Menurut Yani
(2009:55), Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan
yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap/istirahat, memperoleh
pelayanan dan/atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan
lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama, kecuali untuk
pertokoan.
Pajak Penerangan Jalan
Pajak Penerangan Jalan merupakan bagian dari pajak daerah. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 dinyatakan bahwa
diantara jenis pajak daerah untuk Kabupaten/Kota adalah Pajak Penerangan Jalan.
Menurut Perda Kota Batam Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Kota
Batam, yang dimaksud dengan pajak penerangan jalan adalah setiap penggunaan
listrik baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain
dipungut pajak.
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Menurut Perda Kota Batam Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Bea Perolehan
Hak Atas Tanah dan Bangunan menetapkan bahwa, Bea Perolehan Hak Atas
5
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Tanah dan Bangunan adalah pajak atas perolehan hak atas tanah dan/atau
bangunan. Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan adalah perbuatan atau
peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan/atau
bangunan orang pribadi atau Badan.
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) merupakan pajak
yang dikenakan atas dasar perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Perolehan
hak atas tanah dan atau bangunan merupakan suatu perbuatan atau peristiwa
hukum yang menyebabkan diperolehnya hak atas tanah dan atau bangunan oleh
orang pribadi atau badan. Hak atas tanah dan atau bangunan adalah hak atas tanah,
termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan diatasnya, sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang di bidang pertanahan dan bangunan. Dengan ditetapkannya
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tersebut, maka per tanggal 1 Januari
2011 Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP Pratama) sudah tidak lagi
melayani pengelolaan pelayanan BPHTB, sehingga wajib pajak yang akan
melaporkan pembayaran BPHTB sehubungan dengan proses transaksi properti
yang dilakukannya akan langsung ditangani oleh Pemerintah Kabupaten atau Kota
setempat.
Pajak Daerah
Menurut Mardiasmo (2011:12), Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut
pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sedangkan Menurut Yani (2009:52-
53), Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan.
Retribusi Daerah
Sumber pendapatan asli daerah yang cukup besar peranannya dalam
menyumbang pada terbentuknya pendapatan asli daerah adalah retribusi daerah.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan retribusi adalah
pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan
pribadi atau badan.
Menurut Suparmoko dalam Rohimah (2014), pengertian retribusi secara
umum adalah suatu pembayaran dari rakyat kepada negara dimana dapat adanya
hubungan antara balas jasa yang langsung diterima dengan adanya pembayaran
retribusi tersebut.
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
Menurut Peraturan Walikota Batam Nomor 36 Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Penggunaan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2011
Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan, menetapkan bahwa:
6
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat.
2. Pelayanan persampahan/kebersihan adalah suatu rangkaian kegiatan
pengelolaan sampah mulai dari sumber sampah sampai tempat pemrosesan
akhir, yang meliputi kegiatan pewadahan, pengumpulan, pengangkutan,
pemilahan, pengolahan, pemanfaatan dan pemrosesan akhir yang didukung
oleh aspek kelembagaan hukum, teknis operasional, pembiyaan dan peran
serta masyarakat.
3. Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan adalah pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa pelayanan persampahan/keberihan yang
disediakan/diberikan/diselenggarakan oleh Pemerintah Kota kepada
orang/badan hukum, pemilik atau pemakai persil.
Retribusi izin Mendirikan Bangunan Menurut Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2011 Tentang
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan, menetapkan bahwa:
1. Bangunan gedung yang selanjutnya disebut bangunan adalah wujud fisik
hasil pekerjaan kontruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya,
sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau
air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik
untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha,
kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
2. Retribusi Izin Mendirikan, yang selanjutnya disingkat retribusi IMB adalah
pumgutan daerah sebagai pembayaran atas pemberian izin mendirikan
bangunan yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pajak Hotel adalah pajak yang dipungut atas pelayanan yang disediakan
oleh hotel. Dengan semakin tingginya penerimaan pada pajak hotel maka akan
meningkatkan pendapatan asli daerah karena setiap peningkatan retribusi
pelayanan pasar dapat mempengaruhi peningkatan pada pendapatan asli daerah.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nirbeta (2014) pajak hotel tidak
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Penelitian Rustanto, dkk (2013)
pajak hotel berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.
Pengaruh Pajak Penerangan Jalan terhadap Pendapatan Asli Daerah
Salah satu pengaruh pendapatan asli daerah dari pajak daerah yaitu pajak
penerangan jalan yang mempunyai peranan penting untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah. Dengan semakin tinggi penerimaan pada pajak
penerangan jalan maka akan meningkatkan pendapatan asli daerah karena setiap
peningkatan pajak penerangan jalan dapat mempengaruhi peningkatan pada
pendapatan asli daerah. Merujuk dari penelitian yang dilakukan oleh Nirbeta
(2014) pajak penerangan jalan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.
7
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Pengaruh Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) terhadap
Pendapatan Asli Daerah
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) merupakan pajak
yang dikenakan atas dasar perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Dengan
semakin tinggi penerimaan pada Bea Perolehan Hak Atas dan Bangunan
(BPHTB) maka akan meningkatkan pendapatan asli daerah karena setiap
peningkatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dapat
mempengaruhi peningkatan pada pendapatan asli daerah. Dari hasil penelitian
yang dilakukan oleh Saraswati (2014) BPHTB berpengaruh terhadap pendapatan
asli daerah.
Pengaruh Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan terhadap
Pendapatan Asli Daerah
Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan adalah pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa dan penggunaan fasilitas pelayanan kebersihan yang
disediakan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang atau badan. Dengan
semakin tinggi penerimaan pada retribusi terminal maka akan meningkatkan
pendapatan asli daerah karena setiap peningkatan retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan dapat mempengaruhi peningkatan pada pendapatan asli
daerah. Merujuk dari penelitian yang dilakukan oleh Whardani (2010) retribusi
pelayanan persampahan/kebersihan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.
Pengaruh Retribusi Izin Mendirikan Bangunan terhadap Pendapatan Asli
Daerah
Retribusi izin mendirikan bangunan adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa dan penggunaan fasilitas izin mendirikan bangunan yang
disediakan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang atau badan. Dengan
semakin tinggi penerimaan pada retribusi izin mendirikan bangunan maka akan
meningkatkan pendapatan asli daerah karena setiap peningkatan retribusi Izin
Mendirikan Bangunan dapat mempengaruhi peningkatan pada pendapatan asli
daerah. Merujuk dari penelitian yang dilakukan oleh Sitepu (2011) retribusi Izin
Mendirikan Bangunan berperan dalam penerimaan pendapatan asli daerah.
Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Penerangan Jalan, Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan (BPHTB), Retribusi Pelayanan Kebersihan, dan
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pajak Hotel, Pajak Penerangan Jalan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB), Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan, dan Retribusi
Izin Mendirikan Bangunan adalah aspek penting untuk meningkatkan pendapatan
asli daerah. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Nirbeta (2014) pajak
hotel tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah dan pajak penerangan
jalan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Saraswati (2014) BPHTB berpengaruh terhadap pendapatan asli
daerah. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2010) pajak daerah
dan retribusi daerah berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Penelitian yang
8
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
dilakukan oleh Whardani (2010) retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Sitepu (2011) pada penelitiannya
retribusi Izin Mendirikan Bangunan berperan dalam penerimaan pendapatan asli
daerah.
Hipotesis
H1 : Diduga Pajak hotel berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah
Kota Batam periode 2012-2014.
H2 : Diduga Pajak penerangan jalan berpengaruh terhadap pendapatan asli
daerah Kota Batam periode 2012-2014.
H3 : Diduga Pajak bea perolehan ha katas tanah dan bangunan (BPHTB)
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota Batam periode
2012-2014.
H4 : Diduga Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan berpengaruh
terhadap pendapatan asli daerah Kota Batam periode 2012-2014.
H5 : Diduga Retribusi izin mendirikan bangunan berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah Kota Batam periode 2012-2014.
H6 : Diduga Pajak hotel, pajak penerangan jalan, bea perolehan hak atas
tanah dan bangunan (BPHTB), retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan dan retribusi izin mendirikan bangunan
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota Batam periode
2012-2014.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek Dan Ruang Lingkup Penelitian
Daerah atau region penelitian ini dilakukan di Provinsi Kepulauan Riau
tepatnya di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Pemerintah Kota Batam. Objek
penelitian ini berhubungan dengan Pajak Hotel, Pajak Penerangan Jalan, Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan
Pendapatan Asli Daerah di Kota Batam.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik.
Untuk membantu menganalisis data, kegiatan.
Operasionalisasi Variabel
Variabel bebas/independent diantaranya, pajak hotel, pajak penerangan jalan,
BPHTB, retribusi pelayanan persampahan/kebersihan dan retribusi IMB.
Variabel terikat/dependen Variabel (Y) yaitu pendapatan asli daerah.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer ataupun
sedunder. Sumber primer merupakan sumber data yang langsung memberikan
9
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
data kepada pengumpul data. Sedangkan sumber sekunder adalah sumber data
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2013:225). Dalam penelitian ini,
pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu data tertulis yang
dikeluarkan oleh instansi terkait, dalam hal ini data yang dikeluarkan oleh Dinas
Pendapatan Daerah Kota Batam.
Metode Penentuan Populasi Dan Sampel Penelitian
Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:80), Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu laporan realisasi penerimaan
pajak daerah dan retribusi daerah Kota Batam tahun2012-2014, yang diterbitkan
oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Batam.
Sampel penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013:81). Sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah laporan bulanan penerimaan Pajak Hotel, Pajak Penerangan Jalan, Bea
Perolehan Hak Atas dan Bangunan (BPHTB), Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan selama tiga (3)
tahun atau 36 bulan periode 2012-2014.
Metode Analisis Analisa data dilakukan setelah data terkumpul. Metode analisis data
menggunakan bantuan program komputer yaitu program SPSS versi 21. Proses
analisis data merupakan usaha untuk memperoleh jawaban permasalahan
penelitian. Analisis data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah:
Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013:19) Statistik Deskriptif memberikan gambaran
atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan
distribusi).
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis
regresi linear berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini
terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi uji normalitas,
multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2013:160). Untuk mendeteksi normalitas data dilakukan dengan uji One Sample
10
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Kolmogorov-Smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi
lebih besar dari 0,05.
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Metode pengujian
yang biasa digunakan yaitu dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF)
dan Tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance
lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolonieritas (Ghozali,
2013:105).
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan
yang lain (Ghozali:139). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melakukan Uji
Korelasi Spearman (Priyatno:297). Jika nilai signifikan antara variabel
independen dengan residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 sebelumnya (Ghozali, 2013:110).
Metode Regresi Linear Berganda
Menurut Priyatno (2011:238), analisis regresi linear berganda untuk
mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu
variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Hubungan
antar variabel tersebut dapat digambarkan dengan persamaan berikut:
Y = a + b1 X1+ b2 X2 +b3X3+b4X4+b5X5+e
Dimana : Y = Variabel terikat (Pendapatan Asli Daerah)
a = Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi
X1 = Variabel bebas (Pajak Hotel)
X2 = Variabel bebas (Pajak Penerangan Jalan)
X3 = Variabel bebas (Bea Perolehan Hak Atas dan
Bangunan (BPHTB)
X4 = Variabel bebas (Retribusi Pelayanan Kebersihan)
X5 = Variabel bebas (Retribusi Izin mendirikan Bangunan
e = Error
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
analisis sebagai berikut:
11
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Uji t
Pengujian dilakukan menggunakan uji-t dengan tingkat signifikansi yang
digunakan sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah
banyaknya sampel dan (k) adalah banyaknya variabel dalam penelitian. Pengujian
ini dilakukan dengan membandingan t hitung dengan t tabel . Kriteria dalam
pengujian uji t sebagai berikut:
1. Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, dapat
diartikan bahwa variabel independen mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen secara parsial.
2. Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima H1 ditolak dapat diartikan
bahwa variabel independen tidak mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen secara parsial.
Berdasarkan nilai probabilitas sebagai dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
Sig. > α, untuk α = 5%, maka Ho diterima.
Sig. < α, untuk α = 5%, maka H1 diterima.
Uji F (Uji Simultan)
Menurut Priyatno (2011:275), Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh
variabel bebas secara bersama sama terhadap variabel terikat. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pajak Hotel, Pajak
Penerangan Jalan, BPHTB, Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan, dan
Retribusi Izin mendirikan Bangunan Terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Ho : artinya pajak hotel, pajak penerangan jalan, BPHTB, retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan, dan retribusi izin mendirikan bangunan secara
simultan tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.
H1 : artinya pajak hotel, pajak penerangan jalan, BPHTB, retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan, dan retribusi izin mendirikan bangunan secara
simultan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.
Pengujian dilakukan menggunakan uji-F dengan tingkat signifikansi yang
digunakan sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah
banyaknya sampel dan (k) adalah banyaknya variabel dalam penelitian. Pengujian
ini dilakukan dengan membandingan Fhitung dengan Ftabel. Kriteria dalam
pengujian uji F sebagai berikut:
1. Apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, dapat
diartikan bahwa variabel independen mempunyai pengaruh terhadap
variabel dependen secara simultan.
2. Apabila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima H1 ditolak dapat diartikan
bahwa variabel indpenden tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen secara simultan.
Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Priyatno (2011:251) koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol
dan satu, semakin angka mendekati satu maka semakin baik garis regresi karena
mampu menjelaskan data aktualnya. Sebaliknya jika angka semakin mendekati
12
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
nol maka kita mempunyai garis regresi yang kurang baik. Koefisien determinasi
merupakan konsep statistik, regresi dianggap baik jika nilai R2 tinggi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Unit Analisis/Observasi
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Batam yang
beralamat di Jl. Engku Putri No.17 Batam Center.
Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kota Batam
Dinas Pendapatan Kota Batam berawal dari Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Riau Cabang Kotamadya Administratif Batam, terbentuk berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1983. Peresmian
Cabang Dinas Pendapatan Daerah pada tanggal 24 Desember 1983. Perubahan
selanjutnya berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Riau Tahun 1996, maka
Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Riau cabang Kotamadya Administratif Batam
berubah menjadi Suku Dinas Pendapatan Kota Batam.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pajak
hotel, pajak penerangan jalan, BPHTB, retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan, retribusi izin mendirikan bangunan dan pendapatan asli
daerah akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlibat dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PajakHotel 36 3356.56 8574.51 5185.6986 1130.95381 PPJ 36 2267.28 9965.94 8041.9481 1282.25937 BPHTB 36 5711.93 32746.69 16119.9253 6463.92013 R.PPatauK 36 1040.68 2627.66 1631.8456 251.67360 R.IMB 36 119.52 4903.27 938.7106 914.77797 PAD 36 20474.21 74624.23 45126.5769 12556.13344
Valid N (listwise) 36
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal
ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi
normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-
smirnov.
13
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 36
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 7095.63874607
Most Extreme Differences
Absolute .157
Positive .157
Negative -.082
Kolmogorov-Smirnov Z .942
Asymp. Sig. (2-tailed) .338
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0
Dari hasil pengujian pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hasil nilai
Kolmogorov-Smirnov adalah 0,942 dan signifikan pada 0,338, sehingga dapat
disimpulkan nilai (Asymp. Sig.( 2-tailed) 0,338>0,05), maka disimpulkan bahwa
pajak hotel, pajak penerangan jalan, BPHTB, retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan, retribusi izin mendirikan bangunan dan pendapatan asli
daerah terdistribusi secara normal sehingga dapat untuk menggunakan analisis
regresi linear berganda.
Hasil Uji multikolonieritas
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance
VIF
1
(Constant) 4423.780 10492.742 .422 .676 PajakHotel 1.496 1.347 .135 1.110 .276 .723 1.383
PPJ 4.985 1.548 .509 3.219 .003 .426 2.349
BPHTB 1.030 .268 .530 3.849 .001 .561 1.782
R.PPatauK -12.703 7.610 -.255 -1.669 .105 .458 2.186
R.IMB -3.206 1.594 -.234 -2.011 .053 .789 1.267
a. Dependent Variable: PAD
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0
Dari hasil uji mutikolinieritas, dapat dilihat bahwa nilai tolerance variabel
PajakHotel, PJJ, BPHTP, R.PPatauK, R.IMB semuanya lebih dari 0,1 dan semua
nilai variabel VIF<10. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolonieritas.
14
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.1 Hasil Uji Scatterplot
Dengan melihat sebaran titik-titik yang acak, baik diatas, maupun dibawah
angka 0 dari sumbu Y, dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam
model regresi ini.
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas Correlations
PajakHotel
PPJ BPHTB
R.PPatauK
R.IMB Unstandardized Residual
Spearman's rho
PajakHotel
Correlation Coefficient 1.000 .668** .473
** .357
* .192 -.017
Sig. (2-tailed) . .000 .004 .032 .263 .923
N 36 36 36 36 36 36
PPJ
Correlation Coefficient .668** 1.000 .623
** .561
** .256 -.071
Sig. (2-tailed) .000 . .000 .000 .132 .682
N 36 36 36 36 36 36
BPHTB
Correlation Coefficient .473** .623
** 1.000 .562
** .386
* -.027
Sig. (2-tailed) .004 .000 . .000 .020 .877
N 36 36 36 36 36 36
R.PPatauK
Correlation Coefficient .357* .561
** .562
** 1.000 .064 .130
Sig. (2-tailed) .032 .000 .000 . .711 .450
N 36 36 36 36 36 36
R.IMB
Correlation Coefficient .192 .256 .386* .064 1.000 .076
Sig. (2-tailed) .263 .132 .020 .711 . .658
N 36 36 36 36 36 36
Unstandardized Residual
Correlation Coefficient -.017 -.071 -.027 .130 .076 1.000
Sig. (2-tailed) .923 .682 .877 .450 .658 .
N 36 36 36 36 36 36
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0
15
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat korelasi antara variabel pajak hotel,
pajak penerangan jalan, BPHTB, retribusi pelayanan persampahan/kebersihan dan
retribusi IMB dengan Unstandardized residual memiliki nilai signifikasi lebih
besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi dengan metode Durbin-Watson Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .825a .681 .627 7664.16580 1.289
a. Predictors: (Constant), R.IMB, BPHTB, R.PPatauK, PajakHotel, PPJ
b. Dependent Variable: PAD
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.
Berdasarkan hasil uji autokorelasi diatas, dapat dilihat bahwa nilai uji
Durbin-Watson adalah 1,289 ini berarti Durbin Watson berada diantara -2 sampai
+2, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4423.780 10492.742 .422 .676
PajakHotel 1.496 1.347 .135 1.110 .276
PPJ 4.985 1.548 .509 3.219 .003
BPHTB 1.030 .268 .530 3.849 .001
R.PPatauK -12.703 7.610 -.255 -1.669 .105
R.IMB -3.206 1.594 -.234 -2.011 .053
a. Dependent Variable: PAD
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilakukan persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y= 4.423,780+1,496X1+4,985X2+1,030X3-12,703X4-3,206X5
Dari persamaan regresi linier tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta regresi sebesar 4.423,780, menyatakan jika variabel pajak hotel,
pajak penerangan jalan, BPHTB, retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan dan retribusi izin mendirikan bangunan sama
dengan 1 (nol), maka pendapatan asli daerah akan naik sebesar 4.423,780.
2. Nilai koefisien regresi variabel X1 sebesar 1,496, menunjukkan bahwa
setiap kenaikan pajak hotel sebesar satu satuan, maka akan menambahkan
pendapatan asli daerah sebesar 1,496 satuan dengan asumsi variabel
lainnya adalah konstan.
16
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
3. Nilai koefisien regresi variabel X2 sebesar 4,985, menunjukkan bahwa
setiap kenaikan pajak penerangan jalan sebesar satu satuan, maka akan
menambahkan pendapatan asli daerah sebesar 4,985 satuan dengan asumsi
variabel lainnya adalah konstan.
4. Nilai koefisien regresi variabel X3 sebesar 1,030, menunjukkan bahwa
setiap kenaikan BPHTB sebesar satu satuan, maka akan menambahkan
pendapatan asli daerah sebesar 1,030 satuan dengan asumsi variabel
lainnya adalah konstan.
5. Nilai koefisien regresi variabel X4 sebesar -12,703, menunjukkan bahwa
setiap kenaikan retribusi pelayanan persam pahan/kebersihan sebesar satu
satuan, maka akan menurunkan pendapatan asli daerah sebesar 12,703
satuan dengan asumsi variabel lainnya adalah konstan.
6. Nilai koefisien regresi variabel X5 sebesar -3,206, menunjukkan bahwa
setiap kenaikan pajak hotel sebesar satu satuan, maka akan menurunkan
pendapatan asli daerah sebesar 3,206 satuan dengan asumsi variabel
lainnya adalah konstan.
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji t
Pengujian dilakukan menggunakan uji t dengan tingkat pengujian pada
α=5% dengan kebebasan atau df (n-k-1) dimana n adalah banyaknya sampel dan k
adalah banyaknya variabel dalam penelitian. Rumus mencari nilai t tabel adalah:
t tabel = (tingkat kepercayaan dibagi 2 ; jumlah data dikurangi jumlah variabel
bebas dikurang 1)kemudian dicari pada distribusi nilai t tabel dengan df 30 maka
ditemukan nilai t tabel sebesar 2,042.
Tabel 4.7
Hasil Uji t Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4423.780 10492.742 .422 .676
PajakHotel 1.496 1.347 .135 1.110 .276
PPJ 4.985 1.548 .509 3.219 .003
BPHTB 1.030 .268 .530 3.849 .001
R.PPatauK -12.703 7.610 -.255 -1.669 .105
R.IMB -3.206 1.594 -.234 -2.011 .053
a. Dependent Variable: PAD
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0
1. Hasil Uji t Untuk Pajak Hotel
Hipotesis pengujiannya adalah:
Ho : artinya pajak hotel tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.
H1 : artinya pajak hotel berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.
Dari tabel di atas diperoleh hasil t hitung pajak hotel sebesar 1,110 dan t
tabel sebesar 2.042, dengan perbandingan t hitung < t tabel (1,110 < 2,042), dengan
nilai signifikan 0,276 > 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho diterima dan
17
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
H1 ditolak artinya Pajak Hotel tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Batam periode 2012-2014.
2. Hasil Uji t Untuk Pajak Penerangan Jalan
Hipotesis pengujiannya adalah:
Ho : artinya pajak penerangan jalan tidak berpengaruh terhadap pendapatan
asli daerah.
H2 : artinya pajak penerangan jalan berpengaruh terhadap pendapatan asli
daerah.
Dari tabel di atas diperoleh nilai t hitung pajak penerangan jalan sebesar
3,219 dan t tabel sebesar 2.042, dengan perbandingan t hitung > t tabel (3,219 >
2,042), dengan nilai signifikan 0,003 < 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho
ditolak dan H2 diterima artinya Pajak Penerangan Jalan berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Batam periode 2012-2014.
3. Hasil Uji t Untuk BPHTB
Hipotesis pengujiannya adalah:
Ho : artinya BPHTB tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.
H3 : artinya BPHTB berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.
Dari tabel di atas diperoleh nilai t hitung BPHTB sebesar 3,849 dan t tabel
sebesar 2.042, dengan perbandingan t hitung > t tabel (3,849 > 2,042), dengan nilai
signifikan 0,001 < 0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho ditolak dan H3
diterima artinya BPHTB berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Batam periode 2012-2014.
4. Hasil Uji t Untuk Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
Hipotesis pengujiannya adalah:
Ho : artinya Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan tidak berpengaruh
terhadap pendapatan asli daerah.
H4 : artinya Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan berpengaruh
terhadap pendapatan asli daerah.
Dari tabel di atas diperoleh nilai t hitung retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan sebesar -1,699 dan t tabel sebesar 2.042, dengan
perbandingan t hitung < t tabel (-1,699 < 2,042), dengan nilai signifikan 0,105 >
0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho diterima dan H4 ditolak artinya
retribusi pelayanan persampahan/kebersihan tidak berpengaruh terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kota Batam periode 2012-2014.
5. Hasil Uji t Untuk Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
Hipotesis pengujiannya adalah:
Ho : artinya Retribusi izin mendirikan bangunan tidak berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah.
H5 : artinya Retribusi izin mendirikan bangunan berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah.
Dari tabel di atas diperoleh nilai t hitung retribusi izin mendirikan bangunan
sebesar -2,011 dan t tabel sebesar 2.042, dengan perbandingan t hitung < t tabel (-
2,011 < 2,042), dengan nilai signifikan 0,053 > 0,05. Dari hasil pengujian diatas
18
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
maka Ho diterima dan H5 ditolak artinya retribusi izin mendirikan bangunan tidak
berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batam periode 2012-2014.
4.2.4.2 Hasil uji F
Tabel 4.8
Hasil Uji F ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 3755793917.244
5 751158783.449 12.788 .000b
Residual 1762183122.514
30 58739437.417
Total 5517977039.758
35
a. Dependent Variable: PAD b. Predictors: (Constant), R.IMB, BPHTB, R.PPatauK, PajakHotel, PPJ
Sumber: Data diolah, SPSS V.21.0
Hipotesis pengujiannya adalah:
Ho : artinya Pajak hotel, pajak penerangan jalan, bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan (BPHTB), retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
dan retribusi izin mendirikan bangunan tidak berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah.
H6 : artinya Pajak hotel, pajak penerangan jalan, bea perolehan hak atas tanah
dan bangunan (BPHTB), retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
dan retribusi izin mendirikan bangunan berpengaruh terhadap pendapatan
asli daerah.
Dari tabel di atas diperoleh hasil Fhitung pajak hotel, pajak penerangan
jalan, BPHTB, retribusi pelayanan persampahan/kebersihan dan retribusi izin
mendirikan bangunan sebesar 12,788 dan F tabel sebesar 2,534, dengan
perbandingan F hitung > F tabel (12,788 > 2,534), dengan nilai signifikan 0,000 <
0,05. Dari hasil pengujian diatas maka Ho ditolak dan H6 diterima artinya pajak
hotel, pajak penerangan jalan, BPHTB, retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan dan retribusi izin mendirikan bangunan berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batam periode 2012-2014.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .825a .681 .627 7664.16580
a. Predictors: (Constant), R.IMB, BPHTB, R.PPatauK, PajakHotel, PPJ b. Dependent Variable: PAD
Sumber: Data Diolah, SPSS V.21.0
Nilai Adjusted R Square sebesar 0,627 atau 62,7% berarti bahwa
pendapatan asli daerah dipengaruhi sebesar 62,7% oleh pajak hotel, pajak
19
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
penerangan jalan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), retribusi
pelayanan persampahan/kebersihan, dan retribusi izin mendirikan bangunan
(IMB), sedangkan 37,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh
peneliti.
Pembahasan Hasil Penelitian
Pajak hotel memiliki nilai signifikan 0,276>0,05 maka Ho diterima dan H1
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa pajak hotel tidak berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah Kota Batam periode 2012-2014. Hasil Penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Atinah (2012) yang
mendapatkan hasil Pajak hotel tidak mempunyai pengaruh terhadap Pendapatan
Asli Daerah. Pemerintah sebaiknya berkonsentrasi untuk terus meningkatkan
penerimaan pajak hotel dengan cara mengoptimalkan dengan baik dan
meningkatkan pengawasan serta pengendalian dalam pemungutan dan
pengelolaannya.
Pajak penerangan jalan memiliki nilai signifikan 0,003>0,05 maka Ho
ditolak dan H2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pajak penerangan jalan
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota Batam periode
2012-2014. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nirbeta
(2014) yang mendapatkan hasil pajak penerangan jalan berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah. Pajak penerangan jalan merupakan salah satu pajak
dengan penerimaan yang paling besar di Kota Batam. Hal ini menunjukkan bahwa
pajak penerangan jalan memiliki kontribusi positif pada pendapatan asli daerah
Kota Batam.
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) memiliki nilai
signifikan 0,001<0,05 maka Ho ditolak dan H3 diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa BPHTB berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kota
Batam periode 2012-2014. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Saraswati (2014) yang mendapatkan hasil BPHTB berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah. BPHTB merupakan salah satu pajak dengan penerimaan
yang terbesar di Kota Batam. Hal ini menunjukkan bahwa BPHTB memiliki
kontribusi positif pada pendapatan asli daerah Kota Batam.
Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan memiliki nilai signifikan
0,105>0,05 maka Ho diterima dan H4 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
retribusi pelayanan persampahan/kebersihan tidak berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah Kota Batam periode 2012-2014. Hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan hasil yang dilakukan oleh Whardani (2010) yang menyatakan
bahwa retribusi pelayanan persampahan/kebersihan berpengaruh terhadap
pendapatan asli daerah. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan
jumlah objek dan periode penelitian. Meskipun hasilnya tidak signifikan bukan
berarti bahwa pemerintah harus mengabaikan retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan. Pemerintah sebaiknya berkonsentrasi untuk terus
meningkatkan penerimaan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan dengan
cara mengoptimalkan dengan baik dan meningkatkan pengawasan serta
pengendalian dalam pemungutan dan pengelolaannya.
20
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) memiliki nilai signifikan
0,053>0,05 maka Ho diterima dan H5 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa
Retribusi IMB tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah Kota Batam
periode 2012-2014. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Hidayah (2014) yang mendapatkan hasil retribusi IMB tidak berpengaruh
terhadap pendapatan asli daerah. Meskipun hasilnya tidak signifikan bukan berarti
bahwa pemerintah harus mengabaikan retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
Pemerintah sebaiknya berkonsentrasi untuk terus meningkatkan penerimaan
Retribusi IMB dengan cara mengoptimalkan dengan baik dan meningkatkan
pengawasan serta pengendalian dalam pemungutan dan pengelolaannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Secara parsial Pajak Hotel tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Batam Periode 2012-2014.
2. Secara parsial Pajak Penerangan Jalan berpengaruh terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Batam Periode 2012-2014.
3. Secara parsial BPHTB berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Batam Periode 2012-2014.
4. Secara parsial Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan berpengaruh
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batam Periode 2012-2014.
5. Secara parsial Retribusi Izin Mendirikan Bangunan berpengaruh terhadap
Pendapatan Asi Daerah Kota Batam Periode 2012-2014.
6. Secara simultan pajak hotel, pajak penerangan jalan, BPHTB, retribusi
pelayanan persampahan/kebersihan dan retribusi izin mendirikan
bangunan berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Batam
Periode 2012-2014.
Saran
1. Didalam penelitian ini hanya menggunakan beberapa variabel independent
namun peneliti menyarankan agar menambah variabel Independent.
Karena masih banyak variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi
pendapatan asli daerah selain pajak daerah dan retribusi daerah misalnya
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah.
2. Didalam tahun penelitian ini terbatas hanya Tiga (3) tahun saja namun
peneliti menyarankan penelitian selanjutnya menambahkan jumlah periode
tahun yang akan diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Dina, (2010), Skripsi, Analisis pengaruh penerimaan pajak daerah
dan retribusi daerah terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (Studi
empiris pada provinsi Bengkulu, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
21
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Atinah, (2012), Jurnal, Pengaruh Pajak Hotel dan Retribusi Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Studi Pada Kota Tanjungpinang, UMRAH
Tanjungpinang.
Ghozali, Imam, (2013), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
SPSS, Semarang:UNDIP.
Hidayah, Siti Suprihatin, (2014), Jurnal, Pengaruh Retribusi Parkir Umum ,
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan, Dan Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Tanjungpinang Periode 2010 – 2013, UMRAH Tanjungpinang.
Mardiasmo, (2011), Perpajakan Edisi Revisi 2011, Yogyakarta : ANDI.
Nirbeta, Hadis, (2014), Jurnal, Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame, Pajak
Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Restoran dan
Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang
Periode 2010-2012, UMRAH Tanjungpinang.
Nordiawan, Deddi dan Hertianti Ayuningtyas, (2010), Akuntansi Sektor Publk,
Jakarta:Salemba Empat.
Priyatno, Duwi, (2011), Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS,
Yogyakarta:Media Kom.
Peraturan Walikota Batam Nomor 36 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 tahun 2011 Tentang Retribusi
Pelayanan Persampahan/Kebersihan.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Bea Perolehan Hak
Atas Tanah Dan Bangunan.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Kota
Batam.
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung.
Resmi, (2009), PERPAJAKAN: Teori dan kasus edisi 5, Jakarta:Salemba Empat.
Rohimah, Riza, (2014), Jurnal, Pengaruh Retribusi Parkir, Retribusi Pengujian
Kendaraan Bermotor, Retribusi Izin Trayek Dan Retribusi Pelayanan
Kepelabuhanan Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Pad) Di Kota
Tanjungpinang, UMRAH Tanjungpinang.
22
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Rustanto, Eka Arif, Siti Nurlaela dan Anita Wijayanti, (2013), Jurnal, Pengaruh
Pajak Hotel Dan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota
Surakarta, Universitas Islam Batik Surakarta.
Santoso, Singgih, (2015), Menguasai Statistik Parametik Konsep dan Aplikasi
dengan SPSS, Jakarta:PT Elex Media Komputindo.
Siahaan, P Marihot, (2005), Pajak Daerah & Retribusi Daerah, Jakarta:Raja
Grafindo Persada.
Sitepu, Agustina Br, (2011), Skripsi, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Dalam
Meningkatkan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Pada Dinas Tata
Ruang, Perumahan dan Pemukiman Pemerintah Kota Binjai, Universitaas
Sumatera Utara..
Soleh, Chabib dan Rochmansjah heru, (2010), Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah, Bandung:Fokusmedia.
Sugiyono, (2013), Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung:Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi
Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah.
Wardhani, Noviati Putri, (2010), Skripsi, Pengaruh retribusi pasar dan retribusi
pelayanan persampahan/kebersihan terhadap pendapatan asli daerah di
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kabupaten Sidoarjo,
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN”.
Wijaya, I Gusti Ngurah Dwi Purna, Nyoman Trisna Herawati dan Anantawikrama
Tungga Atmadja, (2014), Jurnal, Pengaruh Desentralisasi Bea Perolehan
Hak Atas Tanah Dan Bangunan (Bphtb) Terhadap Pendapatan Daerah
Kabupaten Karangasem, Universitas Pendidikan Ganesha
Wijaya, Toni, (2012), Praktis dan Simpel Cepat Menguasai SPSS 20 Untuk Olah
dan Interprestasi Data,Yogyakarta:Cahaya Atma Pustaka
Yani, Ahmad, (2009), Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah
di Indonesia, Jakarta:Rajawali Pers.
Buku Profil Dispenda Kota Batam Tahun 2014.