PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN, PAJAK...

25
1 PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN, PAJAK PENERANGAN JALAN, RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TANJUNGPINANG PERIODE 2010-2013 YOLANDA MUSLIM 110462201155 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2010-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dan Pendapatan Asli Daerah periode 2010-2013. Sedangkan Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah pendapatan Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dan Pendapatan Asli Daerah Periode 2010-2013. Data dalam penelitian ini adalah data Kuantitatif dan data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian secara persial menunjukan bahwa Pajak Penerangan Jalan, Retribusi Izin mendirikan Bangunan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berpengaruh signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah. Sedangkan secara persial Pajak Hotel dan Pajak Restoran

Transcript of PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN, PAJAK...

1

PENGARUH PAJAK HOTEL, PAJAK RESTORAN, PAJAK

PENERANGAN JALAN, RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN

BANGUNAN DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH

YANG SAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA

TANJUNGPINANG PERIODE 2010-2013

YOLANDA MUSLIM

110462201155

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji,

Tanjungpinang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pajak Hotel, Pajak

Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Lain-lain

Pendapatan Asli Daerah yang Sah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota

Tanjungpinang Periode 2010-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah Pajak Hotel,

Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dan Pendapatan Asli Daerah periode

2010-2013. Sedangkan Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah pendapatan Pajak

Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dan Pendapatan Asli Daerah Periode

2010-2013. Data dalam penelitian ini adalah data Kuantitatif dan data dianalisis

dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian secara persial

menunjukan bahwa Pajak Penerangan Jalan, Retribusi Izin mendirikan Bangunan dan

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berpengaruh signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah. Sedangkan secara persial Pajak Hotel dan Pajak Restoran

2

tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Secara simultan Pajak

Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berpengaruh signifikan terhadap

Pendapatan Asli Daerah. Hal ini diperkuat dengan hasil uji koefisien determinasi

sebesar 88,7%.

Kata Kunci : Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Retribusi

Izin Mendirikan Bangunan, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang

Sah, Pendapatan Asli Daerah

PENDAHULUAN

Disahkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pusat dan Daerah memberikan dampak yang luas bagi pelaksanaan otonomi

daerah. Menurut Mardiasmo (2011 : 12) Otonomi Daerah, selanjutnya disebut

Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah

yang berwenang mengatur dan mengurus pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kota Tanjungpinang sebagai salah satu kota

otonom perlu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah guna menunjang pariwisata dan

pembangunan dalam rangka memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat.

Pendapatan Asli Daerah ini bersumber dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil

Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan serta Lain-lain PAD yang sah.

Kota Tanjungpinang sebagai ibukota Provinsi diharapkan mampu

menggerakan sektor - sektor baik dari sektor pariwisata seperti perhotelan dan

restoran, dari sektor pembangunan seperti penerangan jalan umum dan restribusi izin

mendirikan bangunan, maupu mengelola dengan bijak lain-lain pendapatan asli

daerah yang sah untuk meningkatan pariwisata dan pembangunan yang mana

3

nantinya semua sektor tersebut akan menjadi pendapatan bagi pemerintahan daerah.

Pendapatan Asli Daerah kota Tanjungpinang yang dari tahun ke tahunnya mengalami

peningkatan. Ini dapat dilihat dari data pendapatan asli daerah kota

Tanjungpinangtahun 2010-2013 yang bersumber dari kantor DPPKAD kota

Tanjungpinang. Dimana pada tahun 2010 PAD kota Tanjungpinang Rp

53.387.725.762,37,- ,tahun 2011 PAD kota Tanjungpinang Rp 67.912.155.207,24,-

,tahun 2012 PAD kota Tanjungpinang Rp 82.306.463.814,52,-,dan tahun 2013 PAD

kota Tanjungpinang Rp 110.217.647.265,71,-.Ini merupakan potensi yang sangat bagi

kota Tanjungpinang untuk proses pariwisata dan pembangunan sehingga dapat

memajukan perekonomian masyarakat khususnya masyarakat kota Tanjungpinang.

Pemerintahan kota Tanjungpinang juga perlu meningkatakan potensi-potensi yang

ada guna memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah.

Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011

Tentang Pajak daerah, Pajak Daerah Kota Tanjungpinang terdiri dari Pajak Hotel,

Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak

Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang

Burung Wallet, PBB Perdesaan dan Perkotaan, Serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah

dan Bangunan.

Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 7 Tahun 2012

Tentang Restribusi Perizinan Tertentu, Restribusi Perizinan Tertentu terdiri dari

Restribusi Izin Mendirikan Bangunan, Restribusi Izin Tempat Penjualan Minuman

Beralkohol, Restribusi Izin Gangguan, Restribusi Izin Trayek dan Restribusi Izin

Usaha Perikanan.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hadis Nirbeta 2013 yang berjudul

Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Penerangan

Jalan, Pajak Restoran dan Pajak Parkir Tehadap Pendapatan Asli Daerah Kota

Tanjungpinang Periode 2010-2012 menunjukan hasil Pajak Reklame, Pajak Hotel,

Pajak Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Restoran dan Pajak Parkir sangat

4

berpengaruh Tehadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2010-

2012.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mutia Hendayani Asriyawati 2014

yang berjudul Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame Terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2009-2013 menunjukan hasil

Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Reklame berpengaruh Terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode 2009-2013.

Selain dari itu penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suci Wulandari 2014

yang berjudul Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame

dan Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tanjungpinang Periode

2009-2013 menunjukan hasil Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak

Reklame dan Pajak Parkir berpengaruh signifikan Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kota Tanjungpinang Periode 2009-2013.

Dari ketiga penelitian diatas, dengan hasil yang berbeda-beda, maka peneliti

tertarik untuk meneliti kembali penelitian tersebut di atas di kota yang sama yaitu

kota Tanjungpinang selama periode lima tahun terakhir yaitu 2010-2014. Selain itu

peneliti juga nemanbah variabel independen lainnya seperti Restribusi Mendirikan

Bangunan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.

Dari semua jenis pajak daerah yang ada di kota Tanjungpinang yang, maka

yang menjadi objek penelitian adalah Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan

Jalan, Restribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang

Sah dengan pertimbangan semakin banyak hotel, restoran dan penerangan jalan yang

dibangun apakah akan berpengaruh terhadap PAD kota Tanjungpinang. Selanjutnya

Pajak Izin Mendirikan Bangunan dengan pertimbangan semakin banyak yang

membangun baik itu rumah, toko, gedung dan lainnya apakah akan perpengaruh

terhadap PAD kota Tanjungpinang dan yang terakhir Lain-Lain Pendapatan Daerah

Yang Sah dengan pertimbangan mengingat kota tanjungpinang kota pembangunan

dan pariwisata apakah akan berbengaruh terhadap PAD kota Tanjungpinang. Dari

lima jenis pemasukan pemerintah daerah diharapkan nantinya dapat memiliki peranan

5

yang penting dalam pembiayaan pembangunan dan pariwisata daerah Kota

Tanjungpinang.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Restribusi

Izin Mendirikan Bangunan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tanjungpinang Periode 2010-

2013”

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah berdasaran Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

Tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah pasal 1 angka 18

menyebutkan bahwa “ Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh

daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundangan-undangan. PAD bersumber dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil

Pengelolaan Kekayan Daerah Yang dipisah, Lain-lain Pendapatan Asli Dearah yang

Sah.

Pajak Hotel

Menurut Siahaan (2005 : 245) Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel.

Pengertiaan pajak hotel disini termasuk juga rumah penginapan yang memungut

bayaran. Tarif pajak hotel paling tinggi sebesar 10% dan ditetapkan dengan peraturan

daerah kabupaten atau kota yang bersangkutan. Menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, yang

dimaksud dengan pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

Sedangkan pengertian hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/ peristirahatan

termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup motel,

losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan

sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah lebih dari sepuluh kamar. Dikota

6

Tanjungpinang yang mengatur tentang Pajak Hotel adalah Peraturan Daerah Kota

Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011.

Pajak Restoran

Menurut Siahaan (2005 : 271) Pajak Restoran adalah pajak atas setiap

pelayanan restoran. Restoran adalah tempat menyantap makanan dan atau minuman

yang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga dan

ketering.

Dasar pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah pembayaran yang dilakukan

kepada restoran dan tarif pengenaan pajak restoran paling tinggi adalah 10%.

Menurut Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 Kota Tanjungpinang tentang Pajak

Daerah, Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh Restoran.

Pajak Penerangan Jalan

Menurut Siahaan (2005 : 349) Pajak Penerangan Jalan (PPJ) adalah pajak atas

penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut

tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.

Menurut Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011 tentang

Pajak Penerangan Jalan, Objek Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga

listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain. Listrik

yang dihasilkan sendiri meliputi seluruh pembangkit listrik. Listrik yang diperoleh

dari sumber lain adalah PLN dan penyedia tenaga listrik lainnya.

Retribusi Izin Mendirikan Bangunan

Menurut Siahaan (2005 : 446) izin mendirikan bangunan adalah pemberian

izin untuk mendirikan suatu bangunan. Menurut Peraturan Daerah Kota

Tanjungpinang Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu, Objek

Retribusi IMB adalah pemberian izin untuk mendirikan suatu bangunan. Pemberian

Izin meliputi kegiatan peninjauan desain dan pemantauan pelaksanaan

pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana teknis bangunan dan rencana tata

ruang, KLB, Koefisien Ketinggian Bangunan (KKB), dan pengawasan penggunaan

7

bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan

bagi yang menempati bangunan tersebut.

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah adalah pendapatan yang telah

ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintahan Pusat Dan Pemerintahan Daerah sebagai pendapatan

yang sah dan diluar pajak dan retribusi.

Definisi Pajak dan Retribusi

Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro yang dikutip Mardiasmo (2011 :

1) dalam buku perpajakan menyebutkan bahwa, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas

negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan

untuk membayar pengerluaran umum. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut

Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin

tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintahan Daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau badan Mardiasmo (2011 : 15)

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek peneliti adalah Kantor Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Tanjungpinang yang

beralamat di Jalan basuki rahmat.

Ruang lingkup peneliti adalah Pendapatan Asli Daerah kota Tanjungpinang

periode 2010-2013 yang terfokus pada pajak hotel, pajak restoran, pajak penerangan

jalan, retribusi izin mendirikan bangunan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang

sah. Metode penelitian data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data. Data bisa diperoleh melalui angket, wawancara,

pengamatan, ujian/tes, dokumentasi dan lain-lain. Dalam penelitian ini, data diperoleh

dari dokumentasi (berkas-berkas) yang berasal dari Kantor Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Tanjungpinang. Data yang terkumpul

8

kemudiaan dirumuskan guna menguji hipotesis sehingga penelitian teruji

kebenarannya.

Metode Analisis

Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah uji statistik deskriptif. Uji

asumsi klasik yang mencakup normalitas, multikolonieritas, heteroskedastisitas dan

autokorelasi.Uji analisis yang menggunakan uji analisis regresi linear berganda.Uji

Hipotesis uji parsial, uji simultan dan uji koefisien dertimasi yang kemudiaan

diproses menggunakan SPSS 20.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PAD 48 2005.18 17923.75 6538.0000 2854.05017

P.Hotel 48 142.24 545.18 282.3215 89.97556

P.Restoran 48 194.28 1460.75 450.4594 203.91021

P.PJ 48 13.71 3598.05 980.6110 537.98361

R.IMB 48 1.40 1281.84 239.5646 214.17628

LLPADygSah 48 727.80 11453.24 2758.5119 1992.11093

Valid N (listwise) 48

Sumber : Hasil pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)

Berdasarkan dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa :

1. Variabel Pendapatan Asli Daerah memiliki nilai rata-rata 6538.0000 dengan

tingkat standar deviasi 2854.05017, dari 48 data sampel variabel Pendapatan Asli

Daerah memiliki nilai minimum 2005.18 dan nilai maksimum 17923.75.

2. Variabel Pajak Hotel memiliki nilai rata-rata 282.3215 dengan tingkat standar

deviasi 89.97556, dari 48 data sampel variabel Pajak Hotel memiliki nilai

minimum 142.24 dan nilai maksimum 545.18.

9

3. Variabel Pajak Restoran memiliki nilai rata-rata 450.4594 dengan tingkat standar

deviasi 203.91021, dari 48 sampel variabel Pajak Restoran memiliki nilai

minimum 194.28 dan nilai maksimum 1460.75.

4. Variabel Pajak Penerangan Jalan memiliki nilai rata-rata 980.6110 dengan tingkat

standar deviasi 538.98361, dari 48 sampel variabel Pajak Penerangan Jalan

memiliki nilai minimum 13.71 dan nilai maksimum 3598.05.

5. Variabel Retribusi Izin Mendirikan Bangunan memiliki nilai rata-rata 239.5646

dengan tingkat standar deviasi 214.17628, dari 48 sampel variabel Retribusi Izin

Mendirikan Bangunan memiliki nilai minimum 1.40 dan nilai maksimum 1281.84.

6. Variabel Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah memiliki nilai rata-rata

2758.5119 dengan tingkat deviasi 1992.11093, dari 48 sampel variabel Lain-lain

Pendapatan Asli Daerah yang Sah memiliki nilai minimum 727.80 dan nilai

maksimum 11453.24.

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 48

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation 906.83331651

Most Extreme

Differences

Absolute .144

Positive .144

Negative -.080

Kolmogorov-Smirnov Z .997

Asymp. Sig. (2-tailed) .273

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)

10

Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut, dapat dijelaskan bahwa nilai

signifikansi pada kolmogorov-Smirnov besar dari nilai 0,05, dimana signifikansi pada

hasil uji normalitas adalah 0,273>0,05, dengan demikian disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal.

Kurva dependen dan regression standardized residual membentuk gambar

lonceng. Oleh karena itu uji normalitas analisis regresi layak digunakan.

11

Titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Oleh karena itu berdasarkan uji

normalitas, analisis regresi layak digunakan.

Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -

116.339 514.005

-.226 .822

P.Hotel 5.962 2.963 .188 2.012 .051 .276 3.629

P.Restoran 2.474 1.492 .177 1.658 .105 .211 4.729

P.PJ 1.012 .264 .191 3.840 .000 .973 1.027

R.IMB 1.722 .726 .129 2.373 .022 .811 1.234

LLPADygSah .889 .091 .620 9.788 .000 .598 1.671

a. Dependent Variable: PAD

Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)

12

Berdasarkan hasil uji multikolonieritas tersebut, dapat dijelaskan bahwa nilai

VIF pada sampel penelitian ini tidak ada yang melebihi 10 dan nilai tolerance tidak

ada yang kurang dari 0,10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala

multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas ini dapat

diamati tidak dijumpai pola tertentu pada grafik yang terbentuk. Dengan hasil ini

maka dapat disimpulkan tidak dijumpai gejala heteroskedastisitas pada model regresi

yang digunakan.

13

Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman

Correlations

P.Hotel P.Restoran P.PJ R.IMB LLPADyg

Sah

Unstandardized

Residual

S

p

e

a

r

m

a

n'

s

r

h

o

P.Hotel

Correlation Coefficient 1.000 .883** .307

* .431

** .602

** -.025

Sig. (2-tailed) . .000 .034 .002 .000 .865

N 48 48 48 48 48 48

P.Restoran

Correlation Coefficient .883** 1.000 .313

* .475

** .555

** .093

Sig. (2-tailed) .000 . .031 .001 .000 .531

N 48 48 48 48 48 48

P.PJ

Correlation Coefficient .307* .313

* 1.000 .021 .197 -.003

Sig. (2-tailed) .034 .031 . .885 .180 .982

N 48 48 48 48 48 48

R.IMB

Correlation Coefficient .431** .475

** .021 1.000 .294

* -.086

Sig. (2-tailed) .002 .001 .885 . .043 .563

N 48 48 48 48 48 48

LLPADygSa

h

Correlation Coefficient .602** .555

** .197 .294

* 1.000 .192

Sig. (2-tailed) .000 .000 .180 .043 . .190

N 48 48 48 48 48 48

Unstandardi

zed

Residual

Correlation Coefficient -.025 .093 -.003 -.086 .192 1.000

Sig. (2-tailed) .865 .531 .982 .563 .190 .

N 48 48 48 48 48 48

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)

Korelasi ke lima variabel dengan unstandardized residual, semua nilai

signifikansinya lebih dari 0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model

regresi ini tidak ada heteroskedastisitas.

14

Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi Durbin-Watson

Model Summaryb

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .948a .899 .887 959.29405 1.809

a. Predictors: (Constant), LLPADygSah, R.IMB, P.PJ, P.Hotel, P.Restoran

b. Dependent Variable: PAD

Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)

Berdasarkan hasil uji autokorelasi menggunakan Durbin Watson tabel diatas,

dapat dilihat bahwa nilai uji Durbin-Watson adalah 1.809 ini berarti Durbin Watson

berada diantara -2 sampai +2, tidak ada autokorelasi.

Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -116.339 514.005 -.226 .822

P.Hotel 5.962 2.963 .188 2.012 .051

P.Restoran 2.474 1.492 .177 1.658 .105

P.PJ 1.012 .264 .191 3.840 .000

R.IMB 1.722 .726 .129 2.373 .022

LLPADygSah .889 .091 .620 9.788 .000

a. Dependent Variable: PAD

Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)

15

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X4 + b5.X5 + e

PAD= -116.339+5.962 X1+2.474X2+1.012 X3+1.722 X4+0.889 X5+e

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa :

1. Nilai konstanta -116.339 menunjukan bahwa apabila asumsi variabel pajak hotel,

pajak restoran, pajak penerangan jalan, retribusi izin mendirikan bangunan dan

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah konstan atau tetap maka nilai

prediksi pendapatan asli daerah di Tanjungpinang cenderung menurun -116.339

satu satuan.

2. Nilai koefisien pajak hotel bernilai positif sebesar 5.962 menyatakan bahwa

apabila pajak hotel mengalami kenaikan satu satuan maka pendapatan asli daerah

akan mengalami kenaikan sebesar 5.962 satuan dengan asumsi variabel

independen lainnya bernilai tetap

3. Nilai Koefisien pajak restoran bernilai positif sebesar 2.474 menyatakan bahwa

apabila pajak restoran mengalami kenaikan satu satuan maka pendapatan asli

daerah akan mengalami kenaikan sebesar 2.474 satuan dengan asumsi variabel

independen lainnya bernilai tetap.

4. Nilai koefisien pajak penerangan jalan bernilai positif sebesar 1.012 menyatakan

bahwa apabila pajak penerangan jalan mengalami kenaikan satu satuan maka

pendapatan asli daerah akan mengalami kenaikan sebesar 1.012 satuan dengan

asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.

5. Nilai koefisien retribusi izin mendirikan bangunan bernilai positif 1.722

menyatakan bahwa apabila retribusi izin mendirikan bangunan mengalami

kenaikan satu satuan maka pendapatan asli daerah akan mengalami kenaikan

sebesar 1.722 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.

6. Nilai koefisien lain-lain pendapatan asli daerah yang sah bernilai positif

menyatakan bahwa apabila lain-lain pendapatan asli daerah mengalami kenaikan

0.889 satu satuan maka pendapatan asli daerah akan mengalami kenaikan sebesar

0.889 dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap.

16

Uji Parsial (Uji t)

Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -116.339 514.005 -.226 .822

P.Hotel 5.962 2.963 .188 2.012 .051

P.Restoran 2.474 1.492 .177 1.658 .105

P.PJ 1.012 .264 .191 3.840 .000

R.IMB 1.722 .726 .129 2.373 .022

LLPADygSah .889 .091 .620 9.788 .000

a. Dependent Variable: PAD

Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)

1. Pajak hotel

Diperoleh t hitung sebesar 2.012 dan t tabel α=5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)

dengan tingkat derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 48-5-1 = 42.Dengan pengujian

dua sisi hasil yang diperoleh t tabel sebesar 2.01801 artinya t hitung lebih kecil

dari t tabel maka variabel tidak berpengaruh. Dengan tingkat signifikansi

menggunakan 0.05 artinya apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka

variabel signifikan berpengaruh.

t hitung pajak hotel > t tabel = 2.012 < 2.01801

signifikansi > signifikansi tabel = 0.05 > 0.051

Dari penjelasan uji t di atas dapat disimpulkan bahwa pajak hotel tidak

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

2. Pajak restoran

Diperoleh t hitung sebesar 1.658 dan t tabel α=5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)

dengan tingkat derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 48-5-1 = 42.Dengan pengujian

17

dua sisi hasil yang diperoleh t tabel sebesar 2.01801 artinya t hitung lebih besar

dari t tabel maka variabel berpengaruh. Dengan tingkat signifikansi menggunakan

0.05 artinya apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka variabel

signifikan berpengaruh.

t hitung pajak hotel < t tabel = 1.658 < 2.01801

signifikansi < signifikansi tabel = 0.05 < 0.105

Dari penjelasan uji t di atas dapat disimpulkan bahwa pajak restoran tidak

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

3. Pajak penerangan jalan

Diperoleh t hitung sebesar 3.840 dan t tabel α=5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)

dengan tingkat derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 48-5-1 = 42.Dengan pengujian

dua sisi hasil yang diperoleh t tabel sebesar 2.01801 artinya t hitung lebih besar

dari t tabel maka variabel berpengaruh. Dengan tingkat signifikansi menggunakan

0.05 artinya apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka variabel

signifikan berpengaruh.

t hitung pajak hotel > t tabel = 3.840 > 2.01801

signifikansi > signifikansi tabel = 0.05 > 0.000

Dari penjelasan uji t di atas dapat disimpulkan bahwa pajak penerangan jalan

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

4. Retribusi izin mendirikan bangunan

Diperoleh t hitung sebesar 2.373 dan t tabel α=5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)

dengan tingkat derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 48-5-1 = 42.Dengan pengujian

dua sisi hasil yang diperoleh t tabel sebesar 2.01801 artinya t hitung lebih besar

dari t tabel maka variabel berpengaruh. Dengan tingkat signifikansi menggunakan

0.05 artinya apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka variabel

signifikan berpengaruh.

t hitung pajak hotel > t tabel = 2.373 > 2.01801

signifikansi > signifikansi tabel = 0.05 > 0.022

18

Dari penjelasan uji t di atas dapat disimpulkan bahwa retribusi penerangan

jalan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

5. Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

Diperoleh t hitung sebesar 9.788 dan t tabel α=5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi)

dengan tingkat derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 48-5-1 = 42.Dengan pengujian

dua sisi hasil yang diperoleh t tabel sebesar 2.01801 artinya t hitung lebih besar

dari t tabel maka variabel berpengaruh. Dengan tingkat signifikansi menggunakan

0.05 artinya apabila tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka variabel

signifikan berpengaruh.

t hitung pajak hotel > t tabel = 9.788 > 2.01801

signifikansi > signifikansi tabel = 0.05 > 0.000

Dari penjelasan uji t di atas dapat disimpulkan bahwa lain-lain pendapatan asli

daerah yang sah berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

Uji Simultan (Uji f)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 344193019.503 5 68838603.901 74.805 .000b

Residual 38650293.205 42 920245.076

Total 382843312.708 47

a. Dependent Variable: PAD

b. Predictors: (Constant), LLPADygSah, R.IMB, P.PJ, P.Hotel, P.Restoran

Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)

Pajak hotel, pajak restoran, pajak penerangan jalan, retribusi izin mendirikan

bangunan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah dengan perhitungan sebagai

berikut :

f hitung > t tabel = 74.805 > 2.41

signifikansi > signifikansi tabel = 0.05 > 0.000

19

Analisis Koefisien Determinasi

Uji koefisien Determinasi (R2)

Model Summary

Mode

l

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .948a .899 .887 959.29405

a. Predictors: (Constant), LLPADygSah, R.IMB, P.PJ, P.Hotel, P.Restoran

Sumber : Hasil Pengolahan data SPSS.V.20.0(2015)

Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh angka Adjusted R Square sebesar 0.887 atau

88.7%. Hal ini berarti bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen sebesar 88.7% sedangkan sisanya sebesar 11.3%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik yang bertujuan untuk memperoleh

hasil regresi yang baik, dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi

asumsi normalitas dan bebas dari multikolinearitas, heteroskedastisitas dan

autokorelasi. Hasil pengujian secara simultan (uji f) diketahui bahwa pajak hotel,

pajak restoran, pajak penerangan jalan, retribusi izin mendirikan bangunan dan lain-

lain pendapatan asli daerah yang sah secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang periode 2010-2013.

Hal ini diperkuat dengan uji koefisien determinasi (R2) dengan hasil Adjusted

R Square sebesar 0.887 atau 88,7%. Hal ini berarti bahwa pendapatan asli daerah kota

Tanjungpinang periode 2010-2013 88.7 % dipengaruhi oleh pajak hotel, pajak

restoran, pajak penerangan jalan, retribusi izin mendirikan bangunan dan lain-lain

pendapatan asli daerah yang sah.

20

Pengaruh Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Hasil pengujian pajak hotel menunjukan bahwa nilai t hitung sebesar 2.012

dan t tabel 2.01801 ini berarti t hitung lebih besar dari t tabel dapat disimpulkan

bahwa pajak hotel tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Dengan

signifikansi 0,05 dan signifikansi t 0.051 ini berarti signifikansi lebih besar dari

signifikansi t dapat disimpulkan bahwa pajak hotel tidak berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan asli daerah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asriyawati

(2014) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pajak hotel tidak berpengaruh

terhadap pendapatan asli daerah.

Pengaruh Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Hasil pengujian pajak restoran menunjukan bahwa nilai t hitung sebesar 1.658

dan t tabel 2.01801 ini berarti t hitung lebih kecil dari t tabel dapat disimpulkan

bahwa pajak restoran tidak berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Dengan

signifikansi 0.05 dan signifikansi t 0.105 ini berarti signifikansi lebih kecil dari

signifikansi t dapat disimpulkan bahwa pajak restoran tidak berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan asli daerah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari

(2014) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pajak restoran tidak berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

Pengaruh Pajak Penerangan Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Hasil pengujian pajak penerangan jalan menunjukan bahwa nilai t hitung

sebesar 3.840 dan t tabel 2.01801 ini berarti t hitung lebih besar dari t tabel dapat

disimpulkan bahwa pajak penerangan jalan berpengaruh terhadap pendapatan asli

daerah. Dengan signifikansi 0,05 dan signifikansi t 0.000 ini berarti signifikansi lebih

besar dari signifikansi t dapat disimpulkan bahwa pajak penerangan jalan

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

21

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nirbeta

(2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pajak pajak penerangan jalan

berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.

Pengaruh Retribusi Izin Mendirikan Bangunan Terhadap Pendapatan Asli

Daerah

Hasil pengujian retribusi izin mendirikan bangunan menunjukan bahwa nilai t

hitung sebesar 2.373 dan t tabel 2.01801 ini berarti t hitung lebih besar dari t tabel

dapat disimpulkan bahwa retribusi izin mendirikan bangunan berpengaruh terhadap

pendapatan asli daerah. Dengan signifikansi 0,05 dan signifikansi t 0.022 ini berarti

signifikansi lebih besar dari signifikansi t dapat disimpulkan bahwa retribusi izin

mendirikan bangunan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh setyawati

(2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa retribusi daerah berpengaruh

terhadap pendapatan asli daerah.

Pengaruh Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Terhadap Pendapatan

Asli Daerah

Hasil pengujian lain-lain pendapatan asli daerah yang sah menunjukan bahwa

nilai t hitung sebesar 9.788 dan t tabel 2.01801 ini berarti t hitung lebih besar dari t

tabel dapat disimpulkan bahwa lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah. Dengan signifikansi 0,05 dan

signifikansi t 0.000 ini berarti signifikansi lebih besar dari signifikansi t dapat

disimpulkan bahwa lain-lain pendapatan asli daerah yang sah berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan asli daerah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ferdian

(2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa lain-lain pendapatan asli daerah

yang sah berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah.

22

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di bab sebelumnya mengenai pengaruh

pajak hotel, pajak restoran, pajak penerangan jalan, retribusi izin mendirikan

bangunan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah terhadap pendapatan asli

daerah kota Tanjungpinang periode 2010-2013 pada kantor DPPKAD kota

Tanjungpinang, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil pengujian secara persial untuk pajak hotel, menyatakan bahwa pajak

hotel tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah kota

Tanjungpinang periode 2010-2013.

2. Dari hasil pengujian secara persial untuk pajak restoran, menyatakan bahwa pajak

restoran tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah kota

Tanjungpinang periode 2010-2013.

3. Dari hasil pengujian secara persial untuk pajak penerangan jalan, menyatakan

bahwa pajak penerangan jalan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli

daerah kota Tanjungpinang periode 2010-2013.

4. Dari hasil pengujian secara persial untuk retribusi izin mendirikan bangunan,

menyatakan bahwa reribusi izin mendirikan bangunan berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang periode 2010-2013.

5. Dari hasil pengujian secara persial untuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah,

menyatakan bahwa lain-lain pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang periode 2010-2013.

6. Dari hasil pengujian secara silmutan untuk pajak hotel, pajak restoran, pajak

penerangan jalan, retribusi izin mendirikan bangunan dan lain-lain pendapatan asli

daerah yang sah berpengaruh signifikan terhadap pendapatan asli daerah kota

Tanjungpinang periode 2010-2013.

7. Dari hasil uji koefisien determinasi (R2) membuktikan bahwa pajak hotel, pajak

restoran, pajak penerangan jalan, retribusi izin mendirikan bangunan dan lain-lain

23

pendapatan asli yang sah mempengaruhi pendapatan asli daerah dengan persentase

88,7% dan 11.3% oleh faktor lain yang tidak dijelaskan model regresi.

Saran

Berdasaran kesimpulan diatas, sebagai masukan untuk pemerintahan kota

Tanjungpinang dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah dan untuk peneliti

selanjutnya, maka peneliti menyarankan :

1. Bagi DPPKAD Kota Tanjungpinang : Dalam penelitian ini Pajak hotel dan pajak

restoran merupakan komponen yang tidak berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan asli daerah kota Tanjungpinang Oleh karena itu DPPKAD kota

Tanjungpinang harus lebih meningkatkan pungutan pajak hotel dan pajak restoran

dengan cara meningkatan jumlah objek pajak hotel dan pajak restoran di kota

Tanjungpinang. Dengan demikian diharapkan realisasi pajak hotel dan pajak

restoran meningkat dan pendapatan asli daerah juga meningkat. Dengan adanya

peningkatan pendapatan asli daerah maka pemerintah kota Tanjungpinang untuk

membiayai pembangunan di Tanjungpinang.

2. Bagi penelitian selanjutnya : dapat menambah sampel penelitian supaya hasilnya

lebih baik dan untuk memperkuat hasil peneliti sebelumnya dan dapat nenambah

variabel dependen atau mengganti variabel independen berdasarkan teori-teori

yang ada supaya hasil lebih baik dan untuk memperkuat hasil peneliti sebelumnya.

24

Daftar Pustaka

Asriyawati, Mutia Hendayani. 2014. Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak

Reklame Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Kota Tanjungpinang).

Universitas Maritim Raja Ali Haji (Jurnal).

Ferdian, Yuriko. 2013. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan

Lain-lain Pendapatan Yang Sah Terhadap Belanja Daerah (Studi pada

Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat. Universitas Negeri Padang (Jurnal).

Ghozali, Imam.2013.Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IMB SPSS

21.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan statistik. Jakarta:Bumi Aksara.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi .Yogyakarta: Penerbit Andi.

Narbeta, Hadis. 2013. Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak

Hiburan, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Restoran dan Pajak Parkir Terhadap

Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Kota Tanjungpinang). Universitas Maritim

Raja Ali Haji (Jurnal).

Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 2 Tahun 2011, tentang Pajak.

Peraturan Daerah Kota Tanjungpinang Nomor 7 Tahun 2012, tentang Retribusi

Perizinan Tertentu.

Santoso, Singgih. 2015. Menguasai Statistik Paramatrik. Jakarta : Gramedia

Setyawati, Martani. 2010. Analisis Pengaruh Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap

Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Kota Sragen). Universitas Sebelas Maret

(Jurnal).

Siahaan, P.Marihot.2005.Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta : Rajagrafindo

Persada.

25

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis.Bandung : Alfabeta.

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan. Yogyakata : Andi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Wulandari, Suci. 2014. Pengaruh Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak

Reklame, Pajak Parkir Terhadap Pendapatan Asli Daerah (Studi Pada Kota

Tanjungpinang). Universitas Maritim Raja Ali Haji (Jurnal).

Yani, Ahmad. 2009. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Dearah Di

Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers