Post on 06-May-2019
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS
TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
DI MADRASAH TSANAWIYAH AL FALAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Sarjana Pendidikan
Oleh
Mulyawati
NIM : 109015000156
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: "Pengaruh Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis
terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS di Madrasah Tsanawiyah Al Falah
lakarta", disusun oleh Mulyawati NIM: 109015000156, diajukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada hari
Senin, 15 Juni 2015 di hadapan dewan penguji" Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana 51 (S. Pd) dalam bidang pendidikan IpS.
Jakarta, l5 Juni 2015Panitia Uj ian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Dr. Iwan Purwanto. M.PdNrP. 1 9730 42420080t10r2
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. S),aripulloh. M.SiNIP. 1 96709092007 01 t033
Penguji I
Dr. Muhamad Arif, M.PdNIP. 1 9700 6061997 021002
Penguji II
Mochammad Noviadi Nugroho. M.PdNIP. 1 97 61118201101 1 006
qls /*
T-( ?a, f
21-b'?olE
t955042
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYS$TERIIADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
DI MADRASAH TSANAWIYAH AL FALAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar sarjana pendidikan
Oleh:
Mulyawati
NIM: 1090150001s6
Dosen Pembimbing
Anissa Windarti. M. ScNIP. 19820802201 1012005
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KBGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 I 1436IJ
ST,RAT PERT\IYATAAN KARYA SENDIRT
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Jurusan
: Mulyawati
:109015000156
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul "pengaruh Metode pembelajaran Means*
Ends Analysis terhadap Peningkatan Hasil Berajar Ips di MadrasirhTsanarviyah AI Falah Jakarta" adalah benar hasil karya sendiri di bawah
bimbingan dosen AnissaWindarti M. Sc
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Jakarta, 15 Juni 2015
MulyawatiNIM. 109015000i56
iii
ABSTRAK
Mulyawati (109015000156). Pengaruh Metode Pembelajaran Means-Ends
Analysis terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS di Madrasah Tsanawiyah
Al Falah Jakarta. Skripsi, Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPS di MTs Al Falah Jakarta. Hasil belajar siswa masih
jauh dari harapan. Hal ini terjadi karena metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru masih menggunakan metode konvensional sehingga berdampak kepada
hasil belajar siswa. Berdasarkan hal itu maka peneliti berupaya menggunakan
metode pembelajaran Means-Ends Analysis dalam kegiatan pembelajaran agar
tercipta suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. Tujuan penelitian ini
yaitu ingin mengetahui pengaruh metode pembelajaran Means-Ends Analysis
terhadap hasil belajar IPS siswa bagi kelas VII di MTs MTs Al Falah Jakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu,
dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian dilakukan
selama 2x pertemuan. Teknik pengumpulan data antara lain dengan menggunakan
tes, lembar observasi, dan lembar wawancara selama tindakan dan dokumentasi
kegiatan pembelajaran Subjek penelitian adalah kelas VII-A sebagai kelas
eksperimen sebanyak 30 orang. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus
sampai September 2013.
Hasil penelitian berdasarkan pengujian dua sampel menggunakan uji-t
didapat bahwa thitung > ttabel (9.46 > 1.67) pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini
menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan
metode pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap hasil belajar IPS siswa kelas
VII di MTs MTs Al Falah Jakarta.
Kata Kunci: Metode Pembelajaran, Means-Ends Analysis, Hasil Belajar
iv
ABSTRACT
Mulyawati (109015000156). The Impact of Means-Ends Analysis Learning
Methods to Increase Learning Outcomes Social Education Matter at MTs Al
Falah Jakarta. Skripsi, Geography Studies Program, Department of Education
Social Sciences, Tarbiyah and Teaching Science Faculty, State Islamic
University Syarif Hidayatullah Jakarta
This research is motivated by problems of low student learning outcomes in
social studies in junior high school Al-Falah Jakarta. Student learning outcomes are
still far from expectations. This occurs because the learning methods used by teachers
are still using conventional methods until impact on student learning outcomes. Based
on that, the researcher seeks to use the Means-Ends Analysis learning methods in
learning activities in order to create a learning environment that is exciting and fun.
The purpose of this research is to find out the influence of the use Means-Ends
Analysis learning methods on learning outcomes for students of class VII social
studies in Junior High School Al-Falah Jakarta.
The method used in this study is quasi-experimental with the purposive
sampling technique. The study was conducted during the meeting 2 times. Subjects
were class VII as an experimental class of 30 people. Data collection techniques
include using tests, observation sheets, and the questionnaires during the action and
documentation of learning activities. The study was conducted from August up to
September 2013.
The results based on testing of two samples using t-test found that t arithmetic
> t table (9.46 > 1.67) at the 0.05 significance level. This shows that there are
significant differences between the experimental class and the control class. So, it can
be concluded that there are significant use of Means-Ends Analysis learning methods
to improve on learning outcomes social studies matter for students of class VII in
Junior High School Al- Falah Jakarta.
Keywords: Learning Methods, Means-Ends Analysis, Learning Outcomes
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah SWT, Pemelihara
alam raya, yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis mampu
menyelesaikan Skripsi ini.
Skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar sarjana Pendidikan di Jurusan IPS Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah tujuan akhir
dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak terlepas dari dorongan dan uluran
tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, tak salahnya kiranya bila penulis
mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd Ketua Jurusan Pendidikan IPS, beserta
seluruh staff fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Anissa Windarti M.Sc selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar
telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.
4. Bapak. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd sebagai dosen Penasihat Akademik yang
banyak membantu serta membimbing penulis selama mengikuti
perkuliahan di Universitas ini.
5. Para dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
khususnya yang mengajar di Jurusan Pendidikan IPS. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih.
6. Orangtuaku tercinta Wasnimar (Ibu) dan Azwirman (Ayah) yang telah
mendoakan dan mendukung dalam segi moral maupun finansial yang
diberikan kepada penulis.
vi
7. Bapak H. Yusri, S.Pd.I selaku kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Falah
Jakarta beserta para Staffnya, terutama Bapak Ahmad Syarifuddin, S.Pd.i
selaku guru pamong IPS yang telah banyak membantu selama penelitian
dilakukan disana, serta siswa/siswi MTs Al-Falah khususnya siswa kelas
VII.
8. Kepada kakakku Azaria Waty, serta adik-adikku tersayang M. Iqbal, dan
Abdurahman terima kasih atas segala doa dan perhatiannya.
9. Kepada Liang Miliartha yang selalu mendampingi dalam suka dan duka
serta kasih sayang yang membuat semangat penulis.
10. Kepada sahabat-sahabat tercinta Aini, Marisa, Rini, Sapoer, Tria, Irfan,
Yogi, Hersty dan kawan-kawan lain yang telah memberikan doa, motivasi,
dan kesempatan untuk membantu menyelesaikan skripsi ini.
11. Kepada Mayshella, Irma, Junita, Yolla, Maulana, Taufan, Team Cluster
serta Crew CC 14045 yang selalu memberi dukungan dan doanya untuk
penulis.
12. Kepada teman-teman seperjuangan di Jurusan IPS Geografi angkatan 2009
yang selalu memberikan masukan dan dukungan.
Semoga Allah Swt membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini dengan melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya. Semoga skripsi ini memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak
serta bernilai ibadah dihadapan Allah SWT. Amien. Apabila terdapat kekurangan
dan kesalahan adalah semata-mata keterbatasan ilmu yang penulis miliki.
Jakarta, 26-06-2015
Penulis
Mulyawati
vii
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ............................................................................... i
Halaman Pernyataan ................................................................................ ii
Abstraksi ................................................................................................ iii
Kata Pengantar ....................................................................................... vi
Daftar Isi ................................................................................................ vii
Daftar Gambar ........................................................................................ ix
Daftar Tabel ............................................................................................ x
Daftar Lampiran ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Identifikasi Masalah..............................................................................4
C. Pembatasan Masalah.............................................................................4
D. Perumusan Masalah..............................................................................4
E. Tujuan Penelitian..................................................................................5
F. Manfaat Penelitian................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori.....................................................................................6
1. Hakikat Metode Pembelajaran.......................................................6
2. Hakikat Metode Means-Ends Analysis..........................................9
3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar.................................................13
4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial..................................................21
B. Hasil Penelitian yang Relevan..............................................................23
C. Kerangka Berfikir.................................................................................25
D. Hipotesis Penelitian……………..........................................................26
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 27
B. Metode Penelitian............................................................................. 27
C. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 28
E. Instrumen Penelitian......................................................................... 29
F. Uji Coba Instrumen .......................................................................... 31
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 34
H. Hipotesis Statistik ............................................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta ................................ 39
B. Hasil Uji Instrumen Test Kelas Eksperimen .................................... 48
C. Hasil Data Pretest dan Posttest ........................................................ 49
D. Uji Normalitas Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ......... 51
E. Uji Homogenitas Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ...... 52
F. Uji Hipotesis Pretest dan Posttest .................................................... 53
G. Pembahasan Hasil Observasi ........................................................... 53
1. Aspek Pra Pembelajaran ............................................................ 54
2. Aspek Kegiatan Membuka Pembelajaran .................................. 55
3. Aspek Kegiatan Inti Pembelajaran ............................................. 56
4. Aspek Penutup ........................................................................... 63
H. Pembahasan Hasil Wawancara ........................................................ 63
I. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 68
B. Saran ................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 70
LAMPIRAN – LAMPIRAN .................................................................. 73
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................. 26
Gambar 4.1 Histogram Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ..... 50
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Kisi-kisi Instrumen Tes Penelitian ............................... 30
Tabel 3.2 Tabel Kategorisasi Skor N Gan ............................................. 34
Tabel 4.1 Tabel Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan ................... 43
Tabel 4.2 Tabel Keadaan Siswa-siswi MTs Al-Falah Jakarta ............... 45
Tabel 4.3 Tabel Saran dan Prasana MTs Al-Falah Jakarta .................... 47
Tabel 4.4 Tabel Uji Validitas Kelas VIII C ........................................... 48
Tabel 4.5 Tabel Rekapitulasi Hasil Uji N-gain Pretest Posttest ............ 50
Tabel 4.6 Tabel Rekapitulasi Uji Normalitas ......................................... 51
Tabel 4.7 Tabel Rekapitulasi Uji Homogenitas ..................................... 52
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ............................................................. 73
Lampiran 2 Materi Pembelajaran Kelas Eksperimen................................... 80
Lampiran 3 Soal Uji Validitas ..................................................................... 87
Lampiran 4 Jawaban Soal Uji Validitas ....................................................... 90
Lampiran 5 Soal Pretest dan Posttest Yang Sudah Signifikan ..................... 91
Lampiran 6 Jawaban Soal Signifikan Pretest dan Posttest .......................... 94
Lampiran 7 Reliabilitas Tes ......................................................................... 95
Lampiran 8 Uji Validitas .............................................................................. 96
Lampiran 9 Daya Pembeda ........................................................................ 100
Lampiran 10 Tingkat Kesukaran ................................................................ 102
Lampiran 11 Rekap Analisis Butir ............................................................. 104
Lampiran 12 Nilai Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen................... 104
Lampiran 13 Uji N-Gain Kelas Eksperimen .............................................. 105
Lampiran 14 Pengujian Normalitas Pretest dan Postest ............................ 106
Lampiran 15 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Postest ............... 108
Lampiran 16 Pengujian Hipotesis .............................................................. 110
Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa .......................... 112
Lampiran 18 Lembar Wawancara Siswa ................................................... 118
Lampiran 19 Pembahasan Hasil Wawancara ............................................. 119
xii
Lampiran 20 Foto Kegiatan Pembelajaran ................................................. 122
Lampiran 21 Uji Referensi ......................................................................... 123
Lampiran 22 Surat Keterangan Penelitian dari Pihak Sekolah .................. 130
Lampiran 23 Tabel Nilai Kritis L-tabel dalam Uji Lilliefors ..................... 131
Lampiran 24 Tabel Distribusi Nilai F-tabel dalam Uji Fisher ................... 132
Lampiran 25 Tabel Distribusi Nilai t-tabel dalam Uji Hipotesis ............... 133
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat
menurut sumber daya yang berkualitas. Kemajuan itu tidak terlepas dari
munculnya sumber daya manusia yang kompeten dibidangnya. Manusia yang
kompeten di bidangnya merupakan hasil dari sebuah bentuk pendidikan yang
terprogram dan terencana. Peningkatan sumber daya manusia juga merupakan
syarat untuk mencapai tujuan pembangunan.
Salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya manusia tersebut
adalah pendidikan yang berkualitas. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama
bagi kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan juga merupakan kunci masa depan
setiap individu. Tidak mengherankan bila pendidikan berkualitas dan siap guna
selalu didamba. Pendidikan berkualitas diharapkan menghasilkan generasi muda
yang berakhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat,
berdisiplin, dan bertanggung jawab, berketerampilan serta menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi.1
Selain itu, Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul
Kurikulum dan Pembelajaran mengungkapkan “Pendidikan adalah suatu proses
dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri
sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan
perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat
dalam kehidupan masyarakat”.2 Pendidikan pula merupakan tulang punggung
strategi pembentukan karakter bangsa. Strategi pembentukan karakter bangsa
dapat dilakukan dengan pendidikan, pembelajaran, dan fasilitasi.3
1Sri Narwanti, Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Familia (Grup Relasi Inti Media), 2011, cet.
Kesatu, h.56
2Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. V, h. 3
3Sri Narwanti, op. cit., h.36
2
Pendidikan IPS diharapkan mampu memberikan pengalaman secara
langsung dan harus mampu mengembangkan daya nalar siswa untuk dapat
membentuk sendiri pengetahuannya. Proses belajar mengajar merupakan suatu hal
yang penting bagi siswa dan guru. Masalahnya adalah, sebagian besar pendidik
kurang inovatif dan kreatif dalam mencari dan menemukan metode maupun
pendekatan pembelajaran yang dapat merangsang motivasi belajar siswa.
Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang lebih
memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa
menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa
mengkonstruksikan di benak mereka sendiri. Dalam proses belajar, anak belajar
dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian memberi makna
pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami sendiri,
menemukan sendiri, dan memecahkan masalah secara berkelompok seperti
bermain, maka anak menjadi senang sehingga tumbuhlah minat untuk belajar,
khususnya belajar IPS.
Oleh karena itu, untuk menunjang pendidikan yang berkualitas dan
efektif dalam sebuah proses pembelajaran yang baik, metode belajar yang akan
digunakan oleh seorang guru harus sesuai dengan kondisi para siswa. Seorang
guru harus memiliki kedekatan dengan siswa agar memperoleh tujuan yang tepat.
Metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan dengan baik dan tepat.
Untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa sehingga akan memberikan
kemudahan dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Saat ini masih terdapat kondisi pembelajaran yang monoton dan kurang
bermakna dalam pembelajaran IPS. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya karena guru cenderung mengajar dengan gaya yang
sama berdasarkan kebiasaan dan pengalaman, serta belum semua guru tergerak
untuk kreatif membuat inovasi-inovasi dalam pembelajaran agar pembelajaran
lebih aktif, bermakna, menarik dan menyenangkan bagi siswa.
Pembelajaran yang disajikan oleh guru di kelas pada umumnya dilakukan
secara terpusat pada guru. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi monoton,
kurang bermakna, siswa tidak termotivasi untuk belajar IPS dan bahkan tidak
3
jarang siswa menganggap pelajaran IPS hanya berupa materi hafalan. Keadaan
tersebut sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Kenyataannya dari hasil observasi awal yang telah dilakukan di MTs Al-
Falah Jakarta ternyata telah menerapkan berbagai macam metode pembelajaran
seperti metode ceramah bervariasi atau diskusi berkelompok. Tetapi dari metode
tersebut belum mampu mengaktifkan siswa secara maksimal dalam proses
pembelajaran sehinga hasil belajar siswa rendah.
Dari data yang diperoleh dari guru mata pelajaran IPS di MTs Al-Falah
Jakarta menunjukan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS masih
kurang maksimal. Sedangkan KKM untuk mata pelajaran IPS pada tahun
2013/2014 yakni 68 hal ini menunjukan bahwa kemungkinan persentase siswa
yang tidak dapat mencapai KKM akan semakin besar.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru dituntut untuk dapat
memilih dan menyajikan metode pembelajaran yang aktif dan efektif. Salah
satunya dengan menggunakan metode MEA (Means-Ends Analysis), dalam
metode ini siswa tidak dinilai berdasarkan hasil saja namun berdasarkan proses
pengajaran.
Newell dan Simon menyatakan bahwa Means Ends Analysis merupakan
suatu proses untuk memecahkan suatu masalah ke dalam dua atau lebih sub tujuan
dan kemudian dikerjakan berturut-turut pada masing-masing sub tujuan tersebut.4
Keunggulan dari metode Means Ends Analysis adalah meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dan siswa mampu berfikir kreatif dan cermat terhadap
permasalahan.
Dengan dasar itu penulis menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh
Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap Peningkatan Hasil
Belajar IPS di Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta”
4 Restu Adiyoga, “Pengaruh Penggunaan Metode Means Ends Analysis terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP, Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FP MIPA,
(Bandung:UPI,2009),h. 23 tidak diterbitkan
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi sebagai berikut:
1. Strategi guru yang masih monoton.
2. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran IPS.
3. Rendahnya tingkat keaktifan siswa pada pelajaran IPS.
4. Rendahnya tingkat pemahaman siswa pada materi IPS.
C. Pembatasan Masalah
Melihat banyaknya masalah yang ada dalam identifikasi, peneliti
memfokuskan penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran
IPS. Untuk meningkatkan hasil tersebut maka penulis akan menggunakan Metode
Pembelajaran Means-Ends Analysis.
D. Perumusan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalah yang
akan dibahas sebagaimana dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
”Adakah pengaruh penerapan Metode Means-Ends Analysis terhadap
peningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MTs. Al-Falah
Jakarta.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh
metode Means-Ends Analysis terhadap peningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pengembangan
keilmuan dan kepada dunia pendidikan pada khususnya.
5
b. Mendukung teori yang telah ada dan sebagai salah satu sumber acuan
tentang model problem solving teknik Means-Ends Analysis sebagai
referensi dan untuk peneliti-peneliti yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
2) Menjadikan suasana belajar yang menyenangkan.
3) Menjadikan siswa berfikir kritis
4) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
b. Bagi Guru
1) Mengembangkan sistem pengajaran IPS yang efektif dan inovatif melalui
Means-Ends Analysis.
2) Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi IPS.
3) Untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil
kebijakan di sekolah tersebut.
2) Dapat menjadi metode pembelajaran yang lebih efektif sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar IPS.
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Hakikat Metode Pembelajaran
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting
oleh guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dengan menggunakan
metode mengajar yang tepat diharapkan siswa dapat memahami secara optimal
materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
Asal usul kata “metoda” mengandung pengertian “suatu jalan yang
dilalui untuk mencapai suatu tujuan”. Metode berasal dari dua kata yaitu
“meta” dan “hodos”. Meta berarti “melalui”, dan “hodos” berarti “jalan” atau
“cara”. Dengan demikian metode dapat berarti cara atau jalan yang dilalui
untuk mencapai suatu tujuan.6 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, metode artinya “cara” yang terartur terpikir baik-baik untuk
mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya.7
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang
pendidik atau guru untuk menyampaikan pelajaran sehingga terbentuk proses
pembelajaran pada siswa untuk mencapai tujuan.
Siswa sebagai sasaran pembelajaran, dituntut untuk meningkatkan
kemampuan belajarnya sehingga dapat memiliki hasil belajar yang baik agar
tujuan pendidikan dapat tercapai. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa, maka salah satu komponen yang perlu mendapat perhatian adalah
6 M.Arifin,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. 1,h. 91
7 Fadhilah Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2005), cet. 1, h. 88
7
penggunaan metode mengajar yang tepat agar siswa dapat menguasai dan
memahami konsep-konsep materi pembelajaran dan keterampilan. Oleh karena
itu, berhasil tidaknya siswa dalam pembelajaran sangat tergantung pada tepat
atau tidaknya metode mengajar yang dipergunakan oleh guru.
b. Fungsi Metode Pembelajaran
Fungsi metode secara umum ialah sebagai pemberi jalan atau cara
yang sebaik mungkin bagi pelaksana operasional pendidikan. Sedangkan dalam
konteks lain metode merupakan sarana untuk menemukan, menguji, dan
menyusun data yang di perlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dari
dua pendekatan ini segera dapat dilihat bahwa pada intinya metode berfungsi
mengantarkan suatu tujuan kepada objek sasaran tersebut.
Karenanya dalam memfungsikan metode terdapat suatu prinsip umum,
yaitu prinsip agar pengajaran dapat disampaikan dalam suasana menyenangkan,
menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga pelajaran atau materi
itu dapat dengan mudah diberikan guru kepada siswa. Banyaknya metode yang
ditawarkan para ahli lebih merupakan usaha mempermudah atau mencari jalan
paling sesuai dengan perkembangan jiwa si anak dalam menerima pelajaran.8
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran
Fungsi metode secara umum ialah sebagai pemberi jalan atau cara
yang sebaik mungkin bagi pelaksana operasional pendidikan. Sedangkan dalam
konteks lain metode merupakan sarana untuk menemukan, menguji, dan
menyusun data yang di perlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dari
dua pendekatan ini segera dapat dilihat bahwa pada intinya metode berfungsi
mengantarkan suatu tujuan kepada objek sasaran tersebut. Karenanya dalam
memfungsikan metode terdapat suatu prinsip umum, yaitu prinsip agar
pengajaran dapat disampaikan dalam suasana menyenangkan,
menggembirakan, penuh dorongan dan motivasi sehingga pelajaran atau materi
8 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos wacana Ilmu, 1997), h. 93-94
8
itu dapat dengan mudah diberikan guru kepada siswa. Banyaknya metode yang
ditawarkan para ahli lebih merupakan usaha mempermudah atau mencari jalan
paling sesuai dengan perkembangan jiwa si anak dalam menerima pelajaran.9
Berikut merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan
dan penentuan metode pembelajaran antara lain:
1) Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar. Perumusan tujuan akan berpengaruh terhadap kemampuan anak
didik dan pemilihan metode yang akan digunakan.
2) Materi pelajaran
Materi pelajaran ialah sejumlah bahan ajar yang hendak
disampaikan guru pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan
dapat dengan mudah difahami dan dikuasai oleh siswa, sehingga hasil
belajar yang diperolehnya pun dapat optimal.kepada siswa.
3) Peserta didik
Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang
berbeda, baik dari aspek psikologis maupun minat, bakat, kebiasaan,
motivasi, situasi sosial, lingkungan keluarga dan harapan masa depannya
4) Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang diciptakan guru tidak
selamanya sama dari hari ke hari. Oleh karenanya, dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran seorang guru diharuskan dapat menciptakan situasi
yang dinamis
5) Fasilitas
Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di
sekolah, lengkap tidaknya fasilitas belajar dapat mempengaruhi pemilihan
dan penggunaan metode mengajar.
9 Ibid
9
6) Guru
Setiap orang memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan
dan pengalaman mengajar yang berbeda-beda. Adapun salah satu pengaruh
kompetensi mengajar guru adalah latar belakang pendidikan.Guru yang
berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil dalam
memilih metode dan tepat dalam menerapkannya, sedangkan guru yang latar
belakang pendidikannya kurang relevan, sekaligus tepat dalam menentukan
metode, namun sering mengalami hambatan dalam penerapannya. Jadi untuk
menjadi seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa yang profesional.10
2. Hakikat Metode Means-Ends Analysis
a. Pengertian Means-Ends Analysis
Means-Ends Analysis terdiri dari tiga unsur kata yakni; Mean, End dan
Analysis. Mean menurut bahasa yakni berarti, banyaknya cara. Sedangkan End
adalah akhir atau tujuan, dan Analysis berarti analisa atau penyelidikan secara
sistematis. Jadi, Means-Ends Analysis adalah strategi belajar mengajar yang
menganalisa suatu masalah dengan bermacam cara sehingga mendapatkan hasil
atau tujuan akhir. Means-Ends Analysis pertama kali diperkenalkan oleh
Newell dan Simon dalam General Problem Solving (GPS), yang menyatakan
bahwa Means-Ends Analysis merupakan suatu proses untuk memecahkan suatu
masalah ke dalam dua atau lebih sub tujuan dan kemudian dikerjakan berturut-
turut pada masing-masing sub tujuan tersebut.11
Erman Suherman menyatakan Means-Ends Analysis adalah model
pembelajaran variasi antara metode pemecahan masalah dengan sintaks yang
menyajikan materinya pada pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristic,
mengelaborasi menjadi sub-sub masalah yang lebih sederhana,
10 Puput faturrahman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islam), (Bandung:PT Refika Aditama, 2007), Cet. 1, h.55
11 Bayu Djaelani Suyono, “Pengaruh Metode Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis Terhadap
Hasil Belajar Siswa (Studi Experimen) Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri & Bandung”,
Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Geografi, (Bandung, Perpustakaan UPI, 2010). Tidak
diterbitkan.h. 22
10
mengidentifikasi perbedaan, menyususun sub-sub masalahnya sehingga terjadi
koneksivitas, pilih strategi solusi.12
Metode Pembelajaran MEA (Means-Ends
Analysis) termasuk pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) yang
sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh
ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab
bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan
itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk
saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab.
Saling membantu dan berlatih berinteraksi-berkomunikasi-sosialisasi karena
kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari
kekurangan dan kelebihan masing-masing.13
Menurut Slavin, Cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga merangsang siswa
lebih bergairah dalam belajar. Cooperative learning juga dapat diartikan
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama
lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.14
Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau
kelompok kerja, karena belajar model cooperative learning harus ada “struktur
dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif” sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat
interdependensi yang efektif diantara anggota kelompok.15
12 Lukman Haydar,Means-Ends Analysis,(http://haydar198.multiply.com/journal/item/2/ Means-
Ends-Analysis) diunduh pada 22-1-13 18:44
13Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka,2009), Cet.1,
h.51
14Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik,
(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2011), Cet. 3, H. 22
15 Etin solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), Cet. 3, h. 4-5
11
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam pembelajaran
cooperative learning pengembangan kualitas diri siswa terutama aspek afektif
siswa dapat dilakukan secara bersama-sama. Belajar kelompok kecil dengan
prinsip kooperatif sangat baik digunakan untuk mencapai tujuan belajar, baik
yang sifatnya kognitif, afektif maupun konatif.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode Means-Ends Analysis
merupakan suatu pembelajaran yang mengoptimalkan kegiatan pemecahan
masalah dengan melalui pendekatan yang berupa rangkaian pertanyaan yang
merupakan petunjuk untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang memberi kemudahan
bagi siswa. proses pembelajaran dengan MEA memotivasi siswa untuk aktif
dalam kegiatan pemecahan masalah.
b. Karakteristik Means-Ends Analysis
Memahami suatu masalah yang meliputi proses pendekatan current
state (penyataan sekarang) dan Goal state (tujuan) setelah itu cari perbedaan
diantara kedua hal tersebut kemudian preduksian perbedaan tersebut untuk
disesuaikan dengan kebutuhan agar sub masalah menjadi satu keadaan yang
nantinya dapat teraplikasikan pada masalah yang ada. Karakteristik Means-
Ends Analysis ini yaitu terdapat pada hasil akhir yang sama, dengan berbagai
pemecahan masalah dimana masalah yang dihadapi dibagi menjadi sub-sub
masalah yang lebih sederhana.
Jadi, intinya Means-Ends Analysis itu menghendaki seorang pemecah
masalah untuk menentukan tujuan, (ends), dari satu masalah yang hendak
dicapai dan cara (Means) yang dapat membantunya untuk mencapai tujuan
tersebut.
12
c. Langkah-langkah dalam Means-Ends Analysis
Means-Ends Analysis mempunyai beberapa langkah yaitu :
1) Siswa dijelaskan tujuan pembelajaran. Memotivasi siswa terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2) Siswa dibantu mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengn masalah tersebut (menentukan topik, tugas, dll).
3) Siswa dikelompokan menjadi 5 atau 6 kelompok (kelompok yang dibentuk
harus heterogen), dan memberi tugas/soal pemecahan masalah kepada setiap
kelompok.
4) Siswa dibimbing untuk mengidentifikasi masalah, menyederhanakan
masalah, hipotesis, mengumpulakan data, membuktikan hipotesis dan
menarik kesimpulan.
5) Siswa dibantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
6) Siswa dibimbing untuk menyimpukan materi yang telah dipelajari.16
d. Keunggulan dan Kelemahan Metode MEA (Means-Ends Analysis)
Metode MEA memiliki keunggulan dan kelemahan dalam penerapan
proses pembelejaran, diantaranya;
1) Keunggulan
a) Siswa dapat terbiasa untuk memecahkan/menyelesaikan soal-soal
pemecahan masalah.
b) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan idenya.
c) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan.
16Rifka Nurulislamidiana, Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA), 2014,
(http://Proposalmatematika23.blogspot.com)
13
d) Siswa dengan kemampuan pemahaman yang rendah dapat merespon
permasalahan dengan cara mereka sendiri.
e) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam
menjawab pertanyaan melalui diskusi kelompok.
f) Strategi heuristik dalam MEA memudahkan siswa dalam memecahkan
masalah.
2) Kelemahan
a) Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi siswa bukan
merupakan hal yang mudah.
b) Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat
sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana
merespon masalah yang diberikan.
c) Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang terlalu
sulit untuk dikerjakan terkadang membuat siswa jenuh.
d) Sebagian siswa bisa merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak
menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.17
3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Manusia terlahir sebagai makhluk lemah yang tidak mampu berbuat apa-apa
serta tidak mengetahui apa-apa. Akan tetapi melalui proses belajar dalam fase
perkembangannya, manusia bisa menguasai berbagai skill (kemahiran/
keterampilan) maupun pengetahuan.18
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. (learning is defined as the modification or strengthening of
behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar adalah
17 Ibid
18
Fadhilah Suralaga, dkk., op. cit., h. 59
14
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni
mengalami. Selain itu adapula yang menyatakan bahwa belajar adalah
memperoleh pengetahuan; belajar adalah latihan-latihan pembentukan
kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya.19
Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut :
a. Gagne
Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang
melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung
dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
b. Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
c. Cronbach
Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.
(Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).
d. Harold Spears
Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to
listen, to follow direction. (Belajar adalah mengamati, membaca, meniru,
mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu).
e. Geoch
Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar adalah
perubahan performance sebagai hasil latihan).
f. Morgan
Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of
past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen
sebagai hasil dari pengalaman).20
19Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 1 Cet. 9. h. 36
20
Agus Suprijono, Cooperatve Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2009), h. 2
15
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku.Pada saat
orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak
belajar maka responsnya menurun. Lebih lanjut Piaget berpendapat bahwa
pengetahuan dibentuk oleh indvidu. Sebab individu melakukan interaksi terus-
menerus dengan lingkungan.Lingkungan tersebut mengalami perubahan.
Dengan adanya interkasi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin
berkembang.21
b. Ciri-ciri Belajar
Pada hakikatnya belajar menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si
subjek dalam situasi tertentu berkat pengalamannya yang berulang-ulang, dan
perubahan tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan-
kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari subjek
(misalnya keletihan, dan sebagainya).
Dengan pengertian tersebut, maka ternyata belajar sesungguhnya
memiliki ciri-ciri (karakteristik) tertentu :
a) Belajar berbeda dengan kematangan.
b) Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental.
c) Belajar yang hasilnya relatif menetap.22
Wiliiam Burton menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang
prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :
a) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui
b) Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata
pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
c) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan
murid.
d) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid
sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.
21Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. h. 9&13
22
Oemar Hamalik, op. cit., h. 48
16
e) Proses belajar dan hasil disyarati oleh hereditas dan lingkungan.
f) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh
perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid.
g) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman -
pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan
kematangan murid.
h) Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan
kemajuan.
i) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.
j) Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi
dapat didiskusikan secara terpisah.
k) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang
merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.
l) Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatam, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.
m) Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan
pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.
n) Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-
pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang
baik.
o) Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian
dangan kecepatan yang berbeda-beda.
p) Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan
dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis.23
23Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) Cet. 12, h. 31
17
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Disadari bahwa pengajaran apa pun yang akan disajikan mau tidak
mau akan mencakup dan melibatkan manipulasi pengubah-pengubah atau
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu,
pengelompokkan faktor belajar yang rasional akan dapat membantu
memperjelas hakekat proses belajar dan juga kondisi yang mempengaruhinya.
Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan :
1) Faktor yang ada pada diri sendiri (individual)
a) Faktor kematangan/pertumbuhan
Mengajarkan sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi
teah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohaninya telah
matang untuk itu.
b) Kecerdasaan
Di samping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu
dengan hasil yang baik ditentukan/dipengaruhi pula oleh taraf
kecerdasaannya.
c) Latihan
Karena terlatih, karena seringkali mengulangi sesuatu maka kecakapan
dan pengetahuan yang dimilikinya dapat makin dikuasi dan makin
mendalam.
d) Motivasi
Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan
sesuatu.
e) Faktor pribadi
Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masin yang
berbeda anatara seorang dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang
ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi
sampai dimanakah hasil belajarnya dapat dicapai.
18
2) Faktor yang ada di luar individu (sosial)
a) Keluarga
Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam itu mau tidak mau
turut menentukan bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan
dicapai oleh anak-anak. Termasuk dalam keluarga, ada tidaknya atau
tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar turut
memegang peranan penting pula.
b) Guru dan cara mengajar
Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan
yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan
pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana
hasil belajar yang dapat dicapai anak.
c) Alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan
untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-
gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan
mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.24
d) Lingkungan
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam
mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan bangunan rumah,
suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.
e) Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar.
Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-
orang berpendidikan, terutama anak-anaknyarata-rata bersekolah tinggi
dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi
sebaliknya apabila tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal,
24 Ngalim purwanto,Psikologi Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2010),cet. 24, h.102-
105
19
tidak bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat
belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi belajar
berkurang.25
d. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya26
. Selain itu ada pula yang
menjelaskan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.
Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa :
1) Informasi verbal
2) Keterampilan intelektual
3) Strategi kognitif
4) Keterampilan motorik
5) Sikap27
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Dominan kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan),
comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application
(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan
evaluation (menilai). Dominan afektif adalah receiving (sikap menerima),
responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi),
characterization (karakterisasi). Dominan psikomotor meliputi initiatory, pre-
routine, dan rountinized.28
25
Dalyono,Psikologi Pendidikan,(Pt Rineka Cipta,2010), cet. 6, h. 60
26Nana Sudjana , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya,
2010), cet. 15 h. 22 27
Dimyati dan Mudjiono, Op. Cit., h.11-12
28Agus Suprijono, Cooperatve Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2009), h.5
20
Lalu ada Herward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni :
a) Keterampilan dan kebiasaan.
b) Pengetahuan dan pengertian.
c) Sikap dan cita-cita.29
Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara
keseluruhan bukan hanya saja salah satu aspek potensi kemanusiaan
saja.Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan
sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah
melainkan komprehensif.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
1) Faktor Internal
a) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, sseperti kesehatan yang prima,
tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat
jasmani, dan seterusnya. Disamping kondisi-kondisi di atas, merupakan
hal yang penting juga memperhatikan kondisi panca indera. Bahkan
dikatakan oleh Aminuddin Rasyad, panca indera merupakan pintu
gerbang ilmu pengetahuan (five sense are the golden gate of
knowledge). Artinya, kondisi panca indera tersebut akan memberikan
pengauh pada proses dan hasil belajar.
b) Faktor Psikologis / Internal
Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi
psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam
jenis, pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor
psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi,
perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya
nalar.
29Nana Sudjana , op. cit., h. 22
21
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula
berupa lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu,
kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan
sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga dapat
memepengaruhi proses dan hasil belajar.
b) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil balajar yang diharapkan.
Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk
tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor
instrumental ini dapat berupa kurikulum, saran dan prasarana, dan
guru.30
4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB.IPS
mengkaji seperangkat peristiwa fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial.Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi
Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.31
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,
hukum, dan budaya.Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan
fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek
30 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada, 2010)
cet. 3 h. 24
31 Depdiknas, SK dan KD Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs, dari www.google.com,
22
dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial merupakan bagian dari
kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu
sosial : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan
psikologi sosial.32
b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadapa masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi
sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat. Tujuan tersebut dicapai manakala program-program pelajaran IPS
di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut menurut
Awan Mutakin, dalam Puskur 2006b: 4 dapat dirinci sebagai berikut :
1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya,
melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode
yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk
memecahkan masalah-masalah sosial.
3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat
keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di
masyarakat.
4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu
membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang
tepat.
32 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), cet. 3, h. 171
23
5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri
sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun
masyarakat.
6) Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.
7) Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat
menghakimi.
8) Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupannya
“to prepare students to be well-functioning citizens in ademoctaric society”
dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam
mengambik keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.
9) Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa
terhadap materi Pembelajaran IPS yang diberikan.
Di samping itu, juga bertujuan bagaimana sikap siswa terhadap
pelajaran berupa : penerimaan, jawaban atau sambutan, penghargaan,
pegorganisasian, karakteristik nilai, dan menceritakan.33
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1) Manusia, tempat, dan lingkungan.
2) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan.
3) Sistem Sosial dan Budaya.
4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.34
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini telah dilakukan oleh Teddi
Harto dkk telah menunjukan keberhasilan metode Means Ends Analysis dengan
judul “Pengaruh Model Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dengan
Setting belajar kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika
33Ibid., h. 176-177
34
Depdiknas, SK dan KD Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs, dari www.google.com,
24
siswa kelas IV di SD Desa Bebetin”. Hasil penelitian menunjukan bahwa deskripsi
data dengan model pembelajaran MEA berada pada kategori sangat tinggi,
deskripsi data dengan model konvesional berada pada kategori tinggi, dan terdapat
pengaruh yang signifikan hasil belajar matematika siswa yang belajar dengan
model pembelajaran MEA dengan thitung 4,11 >
ttabel 2,00. Jadi, model pembelajaran
MEA lebih baik dari model pembelajaran konvesional.35
2. Penelitian yang relevan lainnya dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Bayu Djaelani Suyono jurusan Pendidikan Geografi Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung pada tahun 2010 dengan judul “Pengaruh Metode
Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi
Experimen) Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri 7 Bandung”.
Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran
Means-Ends Analysis dapat meningkatakan efektivitas belajar Geografi, hal ini
dapat dilihat dari peningkatan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dan
mengikuti proses kegiatan belajar serta peningkatan rata-rata hasil belajar yang
diperoleh siswa pada setiap proses.36
3. Penelitian yang relevan lainnya lagi dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Fifih Nurafiah Jurusan Pendidikan Matematika Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung pada tahun 2013 dengan judul “Perbandingan
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP antara yang Memperoleh
Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dan Problem Based Learning (PBL)”.
Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran yang
menggunakan metode Means-Ends Analysis lebih efektif dan lebih meningkat
35Kt Teddi harto, Gd. Agung dan I Md. Citra wibawa, Pengaruh Model Pembelajaran Means Ends
Analysis (MEA) dengan Setting belajar kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas IV di SD Desa Bebetin, e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesa
Jurusan PGSD, 2014, vol. 2, no. 1
36 Bayu Djaelani Suyono, “Pengaruh Metode Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis Terhadap
Hasil Belajar Siswa (Studi Experimen) Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri & Bandung”,
Skripsi Sarjana Jurusan Pendidikan Geografi, (Bandung, Perpustakaan UPI, 2010). Tidak diterbitkan.
25
dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan motode Problem Based
Learning.37
C. Kerangka Berfikir
Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi
tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Perubahan tersebut dapat terlihat
melalui hasil belajar.Salah satu rendahnya hasil belajar IPS siswa yaitu banyak
siswa yang beranggapan bahwa IPS merupakan pelajaran yang membosankan,
mengangap mudah dan sulit dipahami. Dalam hal ini siswa memiliki hasil belajar
yang baik, hasil belajar merupakan kualitas kemampuan siswa yang dihasilkan
melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi dalam
bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.
Hasil belajar siswa yang dicapai melalui proses pembelajaran yang
optimal untuk mewujudkan hasil yang menyeluruh bukan hanya dituntut untuk
memahami dan menguasai pembelajaran secara akademik sehingga mempunyai
keahlian, keterampilan, dan kemampuan intelektual.
Oleh karena itu, pelajaran IPS agar tidak membosankan dan mudah
dipahami oleh siswa maka dapat disiasati dengan menggunakan metode
pembelajaranMeans-Ends Analysis.
Pembelajaran dengan metode Means-Ends Analysis merupakan salah satu
pembelajaran yang menerapkan pendekatan kontekstual terhadap pemecahan
masalah dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan kepahaman siswa. Jadi,
pembelajaran dengan metode Means-Ends Analysis diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa MTs Al-Falah Jakarta pada pembelajaran IPS.
37
Fifih Nurafiah, “Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP antara yang
Memperoleh Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) dan Problem Based Learning (PBL)”,
Skrispsi Sarjana Jurusan Pendidikan Matematika, (Bandung, Perpustakaan UPI, 2013). Tidak
diterbitkan.
26
Berikut ini adalah kerangka berpikir yang penulis rancang untuk
keberhasilan dalam penggunaan metode Means-Ends Analysis:
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka berfikir rumusan yang ada,
maka hipotesis penelitian ini adalah “terdapat pengaruh yang signifikan
penggunaan metode Means-Ends Analysis terhadap hasil belajar siswa pada Mata
Pelajaran IPS”.
Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi yang sulit dipahami
Kemudahan memahami materi
Meningkatkan hasil belajar
siswa
Metode Pengajaran
Mengembangkan kemampuan berpikir siswa
Membantu siswa dalam pemecahan masalah
Keterampilan intektual
Means-Ends Analysis
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 (Semester Ganjil)
yang berlokasi di MTs Al- Falah Jakarta, terletak di Jl. Masjid An-Nur (Grogol
Utara-Kebayoran Lama), Jakarta Selatan 12210
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Pre-eksperimental (nondesigns),
bentuk desain ini merupakan eksperimen yang belum sungguh-sungguh karena
masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan
semata-mata dipengaruhi oleh variabel idependen. Hal ini dapat terjadi karena
tidaknya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.39
Desain penelitian yang digunakan yaitu Pretest and Posttest Group
Design, di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum
eksperimen dan sesudah eksperimen, observasi sebelum eksperimen disebut
pretest dan observasi setelah eksperimen disebut posttest, perbedaan antara pretest
dan posttest merupakan efek dari tritmen atau eksperimen.40
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya41
. Terdapat dua
39Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
(Bandung: Alfabeta, 2011), cet.13, h. 109
40Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktikal),(Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), cet.14, h. 124
41Sugiyono, op. cit., h.117
28
macam populasi yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi target
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Al-Falah Jakarta, sedangkan
populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.42
Sampel penelitian adalah siswa kelas VII yang diambil
dengan menggunakan Purposive Random Sampling yaitu pemilihan sampel
yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan berasarkan atas strata,
random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. 43
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes
Serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok.44
Dari pengertian tersebut tes
merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan
dasar dan pencapaian atau prestasi.
Tes ini berupa tes tertulis yaitu dengan tes awal (pretest) adalah tes
yang dilakukan sebelum pelajaran diberikan kepada siswa dan tes akhir
(posttest) adalah tes yang dilakukan setelah siswa mendapatkan apa yang telah
diajarkan.
2. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai cirri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, observasi tidak terbatas
pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Menurut Sutrisno Hadi observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
42Ibid., h.118
43
Suharsimi Arikunto,op.Cit, h.183
44Ibid, h.193
29
ingatan.45
Jadi observasi adalah suatu kegitan yang tidak hanya pada manusia
saja melainkan objek yang lain dengan menggunakan seluruh panca indra.
3. Wawancara
Wawancara sering juga disebut dengan interview, merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara.
E. Instrumen Penelitian
1. Tes
Instrumen dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest. Bentuk tes
yang digunakan merupakan tes objektif dalam bentuk pilihan ganda yang
memiliki 4 jawaban, soal yang digunakan dalam tes ini terdiri dari 40 soal
pilihan ganda yang akan diujikan uji validitas, realibilitas , taraf kesukaran dan
daya pembeda.
45Sugiyono, Op. Cit., h. 203
30
Kisi-kisi instrumen tes penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Kelas/ Semester : VII/Ganjil
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi Pokok : Keragaman Bentuk Muka Bumi dan Dampaknya
terhadap Kehidupan.
Tabel 3.1
Tabel Kisi-Kisi Instrumen Tes Penelitian
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok
Indikator Nomor
Soal
Nomor
Soal Valid
Memahami
lingkungan
kehidupan
manusia
Mendeskripsi
kan
keragaman
bentuk muka
bumi, proses
pembentukan
dan
dampaknya
terhadap
kehidupan.
Keragam
an
bentuk
muka
bumi
dan
dampak
nya
terhadap
kehidup
an
Mendeskripsik
an perbedaan
antara tenaga
endogen dan
eksogen.
Mengidentifik
asi jenis-jenis
tenaga
endogen.
Mengidentifik
asi jenis-jenis
tenaga
eksogen.
1,2,3,
20,21
4,5,6,7,8,
9,10,11,
12,13,14,
15,16,17,
18,19,
39
22,23,24,
25,26,27,
28,29,30,
1, 20, 21
4, 5, 9, 12,
16, 17, 18,
19, 39.
22, 24, 25,
27, 29, 30.
31
Menjelaskan
dampak tenaga
endogen dan
eksogen
terhadap
kehidupan
muka bumi.
31,32,33,
34,35,36,
37,38, 40
31, 32, 33,
34, 35, 36,
38.
2. Non Tes
a. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati kegiatan
pembelajaran dan penelittian berlangsung. Data yang diperoleh dari lembar
observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran yang sedang dipraktikan terhadap kelas eksperimen.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan
pertanyaan dengan cara lisan kepada subyek yang ditelitiuntuk mengetahui
bagaimana penerimaan/respon siswa terhadap metode yang digunakan dan
apa yang mereka harapkan dalam proses pembelajaran dan bagaimana
pengaruh metode yang digunakan terhadap hasil belajar.
F. Uji Coba Instrumen
Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih
dahulu dilakukan uji coba kepada responden , dalam hal ini diluar sampel yang
sudah ditetapkan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mngetahui apakah soal
tersebut telah memenuhi persyaratan seperti uji validitas, realibilitas, tingkat
kesukaran maupun daya pembeda.
1) Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu eksperimen. Suatu instrumen dikatakan
32
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.46
artinya bahwa valid
tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada kemampuan tidaknya alat
tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan
tepat.Pengujian validitas soal dalam penelitian ini menggunakan rumus
Product Moment yaitu :
rxy =
∑ ∑ ∑
√ ∑
Keterangan:
rxy : Koefisien antara variabel x dan variabel y
n : Banyaknya siswa
x : Skor item
y : Skor total
xy : Hasil perkalian skor item dan skor total
x2 : Hasil kuadrat dari skor item
y2 : Hasil kuadrat dari skor total
( X)2 : Hasil kuadrat dari total skor item
( Y)2 : Hasil kuadrat dari total skor total47
Valid atau tidaknya butir soal dapat diketahui dengan membandingkan
rxydengan rtabelproduct moment dengan = 0,05. Perhitungan validitas soal
dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates 4.0.
2) Uji Reliabilitas.
Realibilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik.48
Uji reliabilitas untuk butir soal pilihan ganda dilakukan dengan
menggunakan rumus Alpha yaitu:
46Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 211
47
Ibid., h. 213
48Ibid., h. 221
33
(
)(
)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= Jumlah varian skor tiap-tiap item
= Varians total
49
Perhitungan uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan Software Anates 4.0.
3) Uji Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif untuk
mengetahui tingkat kesukaran suatu butir soal. Indeks kesukaran
rentangannya dari 0,0 – 1,0. Semakin besar indeks menunjukan semakin
mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar
siswa, dan sebaliknya.50
Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari butir soal peneliti
menggunakan klasifikasi tingkat kesukaran :
0,0-0,30 = soal mudah
0,30-0,70 = soal sedang
0,70-1.00 = soal sulit
4) Uji Daya Pembeda
Daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang tergolong
mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang mampu
(rendah prestasinya).Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
disebut indeks Diskriminasi (D).
49Ibid., h. 238-239
50
Ibid,.h.103
34
Adapun klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalalah sebagai berikut51
:
D : 0,00 – 0,20 = jelek
D : 0,20 – 0,40 = cukup
D : 0,40 – 0,70 = baik
D : 0,70 – 1,00 = baik sekali
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu suatu teknik
analisis yang penganalisaannya dilakukan dengan penghitungan, karena
berhubungan dengan angka, yaitu hasil tes yang diberikan pada siswa.Setelah
data-data diperoleh maka sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
analisis yaitu uji N-Gain, uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji N-Gain
Uji N-gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep
siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Rumus normal gain adalah:52
(Tabel 3.2)
Tabel Kategorisasi Skor N Gain
Rentang Indeks Gain Kategori Peningkatan
Nilai N Gain > 0,7 Tinggi
Nilai 0,7 (g) 0,3 Sedang
Nilai N Gain < 0,3` Rendah
51Ibid, h.218
52 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Jurusan
Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2008).
35
2. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak, perhitungan
dengan menggunakan rumus liliefors.
Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut53
:
a. Urutkan data sampel dari yang terkecil sampai yang paling besar
b. Tentukan nilai Zi dari tiap- tiap data dengan rumus:
Zi= ̅
Keterangan:
Zi = skor baku, ̅ = nilai rata- rata, Xi= skor data ke-I, S= simpangan baku
c. Tentukan besar peluang untuk masing- masing nilai Ziberdasarkan table Z,
dan sebut dengan F(Zi).
Jika Zi >0, maka F(Zi) = 0,5+ nilai tabel
Zi <0, maka F(Zi) =1-0 (0,5+ nilai tabel)
d. Selanjutnya hitung proporsi Zi,Z2,……….Zn yang lebih atau sama dengan Zi
jika proporsi dinyatakan oleh S(Zi), maka:
S(Zi) =
e. Hitung selisih F(Zi)–S(Zi), kemudian tentukanlah harga mutlaknya
│F(Zi)-S(Zi)│
f. Ambil nilai terbesar diantara harga- hargamutlak selisih tersebut, nilai ini
disebut L0 = maz │F(Zi) – S(Zi)│
g. Interpretasikan dengan membandingkannya pada table L
h. Kesimpulan:
Jika L0 < : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
L0 > : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
53Sudjana, Metode Statistik, (Bandung : Tarsito, 2005), hlm.406.
36
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dihitung dengan variasi, uji homogenitas dilakukan
untuk mengetahui apakah data yang diperoleh homogen atau tidak.Uji
homogenitas dihitung dengan menggunakan rumus fisher.Langkah yang
dilakukan adalah 54
:
a. Menentukan varians
b. Menghitung nilai homogenitas dengan rumus:
F=
dimana S
2=
∑ ∑
Keterangan:
F : Nilai uji F
: ragam terbesar
: ragam terkecil
N : Jumlah sampel
Xi : Skor data ke-1
Menentukan nilai homogenitas, adapun kriteria pengujian untuk uji
homogenitas adalah F hasil (Fh) < F table (Ft) pada taraf signifikansi ( ) =
0,05 maka data berdistribusi homogen. Jika Fh > Ft, maka data berdistribusi
tidak homogen.
4. Uji Hipotesis
Uji ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode
pembelajaran Means-Ends Analysis melalui metode eksperimen terhadap hasil
belajar.Rumus yang digunakan dalam uji-t adalah: 55
t=
√∑
54Ruseffendi, Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan, (Bandung: IKIP Bandung Press,
1998), hlm. 225.
55Sudjana.Metode Statistika, cet. Ke-3 (Bandung: Tarsito,2005), hal.239
37
Keterangan :
Md : mean dari deviasi antara pretest dan posttest
xd : perbedaan deviasi dengan mean deviasi
N : banyaknya subjek
Df : atau db adalah N-1
Hipotesis :
Jika thitung< ttab, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika thitung > ttab, maka Ho ditolak dan Ha diterima
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
Mengajukan hipotesis, yaitu:
Ho : µA = µB
Ha : µA ≠ µB
Keterangan:
µA= nilai pretest IPS siswa sebelum menggunakan metode pembelajaran
Means-Ends Analysis
µB = nilai posttest IPS siswa setelah menggunakan metode pembelajaran
Means-Ends Analysis
Hipotesis (Ho) = Nilai pretest IPS siswa sebelum menggunakan metode
pembelajaran Means-Ends Analysis sama dengan nilai posttest IPS siswa
setelah menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis
38
Hipotesis (Ha) = Nilai pretest IPS siswa sebelum menggunakan metode
pembelajaran Means-Ends Analysis tidak sama dengan nilai posttest IPS siswa
setelah menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Madrasah Tsanawiyah Al Falah
1. Sejarah Singkat MTs Al Falah
Madrasah Tsanawiyah Al- Falah (singkatnya MTs AF) mungkin tidak
jauh berbeda dengan sekolah-sekolah tingkat menengah pertama lainnya.
Perpaduan kurikulum yang menggabungkan nilai-nilai sains, sosial, budaya
hingga muatan religi yang dalam menjadikan MTs AF boleh dibilang sekolah
“plus” sesuai dengan visi dan misi yang diemban untuk “mengembangkan
sumber daya manusia yang berahlak mulia dan berkualitas dalam pengamalan
IMTAQ dan IPTEQ.
MTs AF lahir di tahun 1969. Pada Awalnya, di tahun 1960-an, muncul
kegelisahan di benak tokoh masyarakat-agama yang melihat prospek pendidikan
masyarakat betawi saat itu sangat memperihatinkan. Bagaimana tidak?
“Pernikahan Dini” menjadi booming masyarakat saat itu, hingga banyak anak
yang tidak meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, bahkan
banyak yang berhenti di tengah jalan apalagi kalau melihat kultur sosial betawi
yang masih mengganggap “jangan tinggi-tinggi dah sekola, nti ujung-ujungnye ke
dapur juge” atau jargon manis “banyak anak, banyak rejeki” Otomatis sulit
rasanya menemukan lulusan sekolah yang mumpuni.
Melihat kondisi sosial yang seperti itu, akhirnya lahir Yayasan Tarbiyah
Islamiyah Al-Falah (YTIA) yang di pelopori dan dipimpin oleh KH. Rahmatullah
Siddiq dengan maksud memperbaiki kondisi masyarakat utamanya di bidang
pendidikan. Melalui “Khittah” YTIA maka mulailah didirikan Madrasah
Ibtidaiyyah (MI) di Kp. Baru (yang sekarang dikenal dengan SDI Al-Falah I) MI
ini kemudian naik tingkat jadi SDIT (Sekolah Dasar Islam Teladan) berbarengan
dengan berdirinya MTs Al-Falah. Berselang kemudian, YTIA mendapat subsidi
dari Dinas P&K berupa bangunan di Pos Pengumben ( SDI Al-Falah II ).
40
Di awal berdirinya, MTs itu menempati ruang di Al-Falah I itu pun baru
buka kelas I dan II. Uniknya ada kelas khusus (persiapan) untuk lulusan SD yang
ingin masuk MTs. Mata pelajarannya juga hampir semua pelajaran keagamaan, itu
dikarenakan kurikulum MTs dahulu, mengadopsi sistem Pondok Pesantren yang
kebetulan juga pengajarnya pun lulusan “Ponpes” termasuk Kepala Sekolah MTs
pertama, KH. Ubaidillah Isa.
Adapun KH. Rahmatullah Siddiq (Pendiri sekaligus Pimpinan Umum
YTIA) KH. Tabrani Tohir, KH. Asnawi Tohir, KH. Ubaidillah Isa, KH.
Hibatullah Siddiq, H.A. Dumyati, M. Soleh Toha. Ada juga pengajar dari luar
kota seperti, Cecep Abdul Mukti, Drs H.M Dawam Anwar, Husni Mansyur, Drs.
Hanafi Tamam, Drs. Ibnu Umar Susilo serta Muhyar Basyir yang bermukim di
rumah KH. Ubaidillah Isa dan H. Mukti. Tahun 1970, Bpk. Husni Mansyur BA.
Diangkat menjadi Kepsek MTs AF dengan sekretaris Bpk. H.A. Dumyati. Tahun
ini MTs AF mengalami perkembangan yang signifikan.
Memasuki tahun 1972, MTs AF hijrah menempati lokasi baru di Kebun
Nanas tepatnya di Jl Masjid An-Nur Grogol Utara Jak-Sel, atau lebih populer
disebut Al-Falah III. Ini berkat kerjasama KH. Rahmatullah Siddiq dengan KH.
Azhari. Ditahun ini pula, MTs AF berhasil menamatkan siswa pertamanya dan
ditahun berikutnya 1973 MTs berhak ikut serta dalam UN yang menginduk pada
MTS.AIN (sekarang MTsN).
Mts AF terus berkembang. Keberadaan lokasinya pun mulai tersebar.
Mulai dari Al-Falah III di Kebon Nanas, Al-Falah V di Kemandoran (sekarang
telah dipindahkan) hingga Al-Falah VI di Jl. KH. Tohir Kp. Baru (Th 1998 dialih
lokasikan menjadi MA Al-Falah, sedangkan Al-Falah IV yang berlokasi di
samping masjid An-Nur dialokasikan untuk MTs Al-Falah).
41
2. Visi, Misi dan Tujuan Mts Al-Falah
a. Visi Madrasah
Terbentuknya sumber daya manusia yang berakhlaq Mulia dan
berkualitas dalam pengamalan IMTAQ dan IPTEK. Indikator visi
Sebagai indikator visi MTs Al-Falah Jakarta:
1) Memiliki keyakinan teguh dan mengamalkan ajai'an agama Islam secara
benar dan konsekuen sesuai dengan Al Qur'an dan sunnah rasul
2) Memiliki integritas yang tinggi terhadap persatuan dan kesatuan bangsa
serta tanah air
3) Mampu bersaing dengan lulusan yang sederajat untuk melanjutkan /
diterima di jenjang pendidikan yang lebih tinggi
4) Mampu berpikir dan bertindak secara spontan dan kritis dalam memecahkan
masalah yang sedang dihadapi.
5) Memiliki keterampilan, kecakapan non akademis sesuai dengan bakat dan
minatnya
6) Memiliki keyakinan teguh dan mengamalkan ajaran agama Islam secara
benar dan konsekuen sesuai dengan Al Qur'an dan sunnah rasul.
b. Misi Madrasah
Berdasarkan indikator visi MTs MTs Al-Falah Jakarta, maka misi
MTs Al-Falah Jakarta pada tahun pembelajaran 2009-2010 adalah :
MISI AKADEMIK
1) Meningkatkan SDM yang berkualitas, kreatif, inovatif bertanggung jawab,
dan berakhlakul karimah
2) Mengoptimalkan pembinaan peserta didik agar menjadi kader pemimpin
yang berkualitas, kreatif inovatif, bertanggung jawab, dan berakhlakul
karimah
3) Mengembangkan potensi peserta didik agar mampu bersaing dalam meraih
prestasi
4) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
5) Mengoptimalkan peran serta orang tua. masyarakat, dan pemerintah
42
MISI NON AKADEMIK
1) Mengoptimalkan kegiatan keagamaan secara rutin dan priodik untuk
menumbuhkembangkan lingkungan dan perilaku religius sehingga siswa
dapat mengamalkan dan mengahayati agamanya secara nyata.
2) Meningkatkan pengembangan diri peserta didik melalui kegiatan ekstra
kurikuler dan ksegiatan layanan konseling sehingga siswa dapat
berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya.
3) Melengkapi sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengembangan diri
4) Menumbuhkembangkan perilaku terpuji dan praktik nyata sehingga siswa
dapat menjadi teladan bagi teman dan masyarakatnya.
Motto MTs Al-Falah Jakarta : Islami, berwawasan, berprestasi dan
berkebangsaan
c. Tujuan Madrasah
MTs Al-Falah Jakarta pada tahun pembelajaran 2012/2013 bertujuan:
1) Meningkatkan kualitas Rata-rata Nilai UN sesuai KKM ideal minimal 65
%dan kuantitas lulusan 100%
2) Meningkatkan pengamalan dan penghayatan nilai keimanan Islam dalam
kehidupan sehari-hari warga madrasah.
3) Meningkatkan pemberian informasi dan pelayanan kepada peserta didik,
orang tua, masyarakat dengan baik dan proporsional berbasis IT dalam
pendidikan sehingga masyarakat merasa nyaman.
4) Mewujudkan MTs Al-FAlah Jakarta sebagai madrasah kebanggaan secara
masyarakat Jakarta.
5) Madrasah Al-Falah Jakarta dapat memenuhi delapan Standar Nasional
Pendidikan
43
2. Guru dan Tenaga Kependidikan
Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta memiliki guru dan tenaga
kependidikan yang bervariatif, Berdasarkan jenjang pendidikan guru- guru di MTs
Al Falah hampir semuanya sudah berstrata 1 dengan jumlah 27 guru dan tenaga
pendidik di MTs Al Falah Jakarta.
Kemudian untuk lebih jelasnya keadaan guru dan tenaga kependidikan di
MTs Al Falah dapat dilihat dari jenis kelamin, jabatan maupun pendidikan seperti
pada tabel berikut:
(Tabel 4.1)
Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan dilihat dari Jenjang
Pendidikan, Jabatan dan Bidang Studi
No Nama Guru Jenjang Jabatan Bidang Studi
1 H. Yusri, S. Pd. I. S1 Kepala Madrasah SKI :9-8D, Tafsir : 9
2 Moh. Yasin, S. Pd. I. S1 WK Kepala Madrasah Fiqih : 8, Ushl Fiqih
3 E. Moch. Sofyan, S. IP. S1 WK Kepala Madrasah Matematika
4 Anis Saidah, S. Ag. S1 Guru BK
5 Ruaidah, S. Pd. I. S1 Guru IPS, PLKJ
6 Fakhrul Rozi, S. Pd S1 Guru Penjaskes,
7 Drs. H. Hozin S1 Guru Shorof, Fiqih
8 Dra. Hanipah S1 Guru Aqidah, Qur'an
Hadits
9 Ichwan Rasijid, S. Ag. S1 Guru Mulok
10 Dra. Wardah MK S1 Guru Qur'an Hadits, SKI
11 Drs. A. Sofyan HZ S1 Guru IPA
12 H. Syahril, S. Pd. I. S1 Guru Bhs. Indonesia, PKn
13 Khurasani, S. Pd. I. S1 Guru SKI, Seni Budaya
14 Ma'rifah, S. Pd. S1 Guru Bhs. Inggris
44
15 Fitriah, S. Pd. I. S1 Guru PKn
16 Ahmad Syarifuddin, S.
Pd.I. S1 Guru; Pustakawan IPS
17 Amalia, S. Sos. I. S1 Guru BK
18 H. M. Syatiri Aliyah Guru Nahwu
19 H. M. Hakim Aliyah Guru Bhs. Arab
20 Rusli Sahal, S. Pd. I. S1 Guru Qur'an Hadits
21 Asmat, S. Pd. I. S1 Guru IPA
22 Ridlo, S. Pd. I. S1 Guru Bhs. Arab, Nahwu
23 Dra. Siti Fatimah S1 Guru Bhs. Arab
24 Dra. Wazdah S1 Guru Bhs. Indonesia, Seni
Budaya
25 Dra. Hj. Hunainah, M.
Pd. S2 Guru Bhs. Indonesia
26 Fadhliah, S. Pd. S1 Guru Bhs. Inggris
27 Ahmad Fadil, S. Ag. S1 Guru IPS, PLKJ
28 Lu'lu'ul Khusna, S. Pd. S1 Guru Matematika
29 Iwan Anshori Aliyah Guru Penjaskes
30 Hasan Fad'ak, S. Ag. S1 Guru Fiqih, Aqidah
Akhlak, Imla
31 H. Ahmad Shopi Aliyah Kepala Tata Usaha -
32 Firdaus Aliyah Staff TU -
33 Abdul Muluk Aliyah Karyawan -
34 Hamdani Aliyah Karyawan -
35 Ahmad Zamzami, S.
Sos. S1 Staff TU -
36 Jasmani Aliyah Guru TIK
37 Ahmad Fauzi Aliyah Staff TU TIK
45
38 Sachrul Mts Karyawan -
39 Zainal Arifin Aliyah Karyawan -
3. Siswa
Keadaan siswa-siswi yang ada di Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta
tahun ajaran 2012-2013 sangat bervariatif artinya sekolah tersebut memiliki
beberapa kelas yang cukup dari kelas 7 a, 7 b, 7 c dan 7 d. Dari semua kelas 7
lebih didominasi oleh siswa laki-laki dengan jumlah 84 siswa sedangkan siswa
perempuan dengan jumlah 45 siswi dari 129 total siswa kelas 7.
Kemudian jumlah keseluruhan siswa kelas 8 a, 8 b, 8 c, dan 8 d ialah
berjumlah 148 siswa yang terdiri dari 85 siswa dan 63 siswi. dan untuk kelas
hanya ada 3 kelas saja yaitu kelas 9 a, 9 b, 9 c dengan jumlah kseluruhan siswa
berjumlah 98 siswa yang terdiri dari 38 siswa dan 60 siswi seperti terlihat pada
tabel berikut:
(Tabel 4.2)
Keadaan siswa-siswi MTS Al-Falah Tahun Ajaran 2012/2013
Kelas 7 L P JML
7- A 21 12 33
7- B 21 12 33
7- C 21 11 32
7- D 21 10 31
Jumlah 84 45 129
46
Kelas 8 L P JML
8- A 21 16 37
8- B 21 16 37
8- C 20 17 37
8- D 23 14 37
Jumlah 85 63 148
Kelas 9 L P JML
9- A 12 21 33
9- B 12 19 31
9- C 14 20 34
Jumlah 38 60 98
Rekapitulasi L P JML
207 168 375
4. Sarana dan Prasarana MTs Al Falah
Sarana dan Prasarana di MTs Al Falah sangat mendukung sekali walau
ada beberapa yang tidak terawat tapi semuanya cukup untuk memfasilitasi siswa-
siswi Mts Al Falah. Dari sarana olahraga, laboratorium, tempat ibadah (masjid)
serta sampai alat- alat kesenian disana masih cukup lengkap.
Kemudian untuk kegiatan ekstrakulikuler disana juga cukup lengkap
diantaranya kegiatan ekstrakulikuler pramuka, palang merah remaja, dan kegiatan
dakwah atau rohani islam, sedangkan untuk buletin sekolah masih belum ada.
Untuk lebih jelasnya dapat di kelompokan seperti tabel dibawah berikut :
47
(Tabel 4.3)
Sarana dan Prasarana yang mendukung di MTs AL Falah Jakarta
Tahun Ajaran 2012/2013
NO. SARANA
PENDUKUNG KET.
NO. KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER KET.
1 Masjid/Mushola Ada
1 Pramuka Ada
2 Perpustakaan Ada
2 PalangMerah Remaja Ada
3 Lapangan Olahraga Ada
3 Pengajian/Lembaga Dakwah Siswa Ada
4 Alat-alat Kesenian Ada
4 Buletin/Majalah Sekolah Tidak
5 Alat-alat Keterampilan Ada
5 Seni Musik Ada
6 Laboratorium M-IPA Ada
6 Seni Lukis/Kaligrafi Tidak
7 LaboratoriumKomputer Ada
7 Olah Raga (termasuk Bela Diri) Ada
48
B. Hasil Uji Instrumen Tes
1. Uji Validitas
(Tabel 4.4)
Tabel Uji Validitas Kelas VIII C MTs Al Falah Jakarta
Tahun Ajaran 2012/2013
No. Indikator Soal
Uji Validitas
Nomor Soal yang Valid
1. Mendeskripsikan perbedaan antara
tenaga endogen dan eksogen
1, 20, 21
2. Mengidentifikasi jenis-jenis tenaga
endogen
4, 5, 9, 12, 16, 17, 18, 19, 39
3. Mengidentifikasi jenis-jenis tenaga
eksogen.
22, 24, 25, 27, 29, 30
4. Menjelaskan dampak tenaga endogen
dan eksogen terhadap kehidupan
muka bumi.
31, 32, 33, 34, 35, 36, 38
Berdasarkan tabel 4.4 terdapat empat indikator untuk melakukan uji
validitas. Hasil uji validitas siswa kelas VIII-C MTs Al Falah yang telah diujikan
dalam 40 soal terhadap 30 siswa.
Perhitungan hasil uji vaiditas ini dilakukan dengan menggunakan
program software anates pilihan ganda 4.0 yang hasilnya ialah mendapatkan 25
soal yang valid atau signifikan.56
2. Reliabilitas
Perhitungan uji realibilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
Software Anates 4.0 yang menghasilkan uji reliabilitas tes berjumlah 0.80.57
56
Lampiran 8, h.95
57
Lampiran 7, h.94
49
3. Daya Beda
Perhitungan uji daya beda dalam penelitian ini menggunakan bantuan
Software Anates 4.0 yang menghasilkan uji daya beda kelompok atas atau
bawah berjumlah 8.58
4. Tingkat Kesukaran
Perhitungan tingkat kesukaran dalam penelitian ini menggunakan
bantuan Software Anates 4.0.59
C. Hasil data Pretest Postest
Dari hasil pretest dapat diketahui bahwa data yang diperoleh dari
responden atau siswa sebanyak 30 nilai terendahnya 40 diperoleh 5 orang siswa,
sedangkan nilai tertingginya yaitu 72 diperoleh 3 orang siswa. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh rata-rata atau mean dari seluruh siswa yaitu 54,4.
Setelah pembelajaran Means-Ends Analysis dilakukan selama dua
pertemuan telah berakhir maka dilakukanlah posttest. Dari responden yang sama
dengan pretest dapat diketahui nilai posttest terendahnya 60 diperoleh 3 orang
siswa sedangkan nilai tertingginya 84 diperoleh 6 orang siswa. Berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan diperoleh rata-rata atau mean dari seluruh siswa
yaitu 73,33.60
Untuk mengukur peningkatan hasil belajar atau pemahaman siswa dari
pretest dan posttest tersebut maka digunakanlah uji N-gain. Berikut ini hasil
rekapitulasi uji N-gain pretest posttest:
58 Lampiran 9, h.96
59 Lampiran 10, h. 98
60
Lampiran 12, h, 102
50
(Tabel 4.5)
Tabel Rekapitulasi Hasil Uji N-gain Pretest dan Posttest
Rentang Jumlah Persentase (%) Kategori
>0,7 3 10 Tinggi
0,3-0,7 18 60 Sedang
<0,3 9 30 Rendah
Jumlah 30 100
Dari uji tersebut dapat diketahui bahwa kategori peningkatan hasil
belajar yang tinggi dengan nilai N-gain > 0,7 diperoleh 3 siswa, sedangkan 18
siswa memperoleh kategori sedang dengan nilai N-gain antara 0,3-0,7. Kategori
peningkatan hasil belajar yang rendah yaitu nilai N-gain kurang dari 0,3 hanya
diperoleh oleh 3 orang siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata nilai N-gain 30 siswa tersebut
yaitu 0,39 dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar rata-
rata dari seluruh siswa dikategorikan sedang.61
Histogram Nilai Pretest dan Posttest
Gambar 4.1
Berdasarkan standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari
MTs Al Falah yaitu 68 menunjukkan bahwa kategori hasil belajar pretest yang
61 Lampiran 13, h. 103
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Pretest
Postest
51
kurang dari nilai KKM di peroleh 25 siswa atau 83%, sedangkan hasil belajar
pretest yang lebih dari nilai KKM diperoleh 5 siswa atau 17%. Kemudian
kategori hasil belajar posttest yang kurang dari nilai KKM diperoleh 7 siswa
atau 23 %, sedangkan hasil belajar siswa yang lebih dari nilai KKM diperoleh
23 siswa atau 77 % .
D. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
Pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis berisi hasil-
hasil perhitungan dengan menggunakan teknik analisis statistik. Dalam hal ini
peneliti menggunakan pengujian normalitas data, homogenitas distribusi data
serta pengujian hipotesis melalui uji-t.
Berikut pemaparan dari teknik analisis statistik tersebut:
1. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas dilakukan terhadap dua data yaitu data pretest
dan data posttest. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalannya maka
digunakan uji Liliefors. Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan = 0,05.
Dengan kriteria sebagai berikut:
Ho ditolak jika Lo > Lt, artinya data berdistribusi tidak normal
Ho diterima jika Lo < Lt, artinya data berdistribusi normal
Dari perhitungan secara statistik yang telah dilakukan (data terlampir)
diperoleh dapat diperoleh keterangan sebagai berikut:
Tabel Rekapitulasi Uji Normalitas
(Tabel.4.6)
Data Pretest Postest
N 30 30
Varians 108,37 63,29
Standar deviasi 10,41 7,95
Lhitung 0,130 0,114
Ltabel 0,160 0,160
Kesimpulan Normal Normal
52
Untuk menentukan nilai Lo adalah dengan mengambil nilai terbesar
dari harga-harga mutlak. Dari tabel 4.2 diperoleh Lo pretest kelompok
eksperimen = 0.114. Kemudian membandingkan Lo dan Lt, sedangkan nilai Lt
diambil dari tabel harga kritis lilefors dan diperoleh bahwa Lt = 0.160 dengan n
= 30 pada taraf kepercayaan = 0,05. Maka dari tabel diatas terlihat bahwa
kedua data memiliki Lhitung yang lebih kecil dari Ltabel, Sehingga dapat
dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal.62
2. Uji Homogenitas Data
Setelah dilakukan uji normalitas untuk menguji apakah data tersebut
bersifat homogen atau tidak maka dilakukanlah uji homogenitas. Data yang
diuji tingkat homogenitasnya yaitu data pretest dah data posttest. Pengujian
dilakukan pada taraf kepercayaan α = 5% atau 0,05. Uji homogenitas yang
digunakan adalah uji Fisher dengan kriteria uji homogenitas adalah Ho ditolak
jika F hitung < F tabel maka dapat dinyatakan data bersifat homogen, sebaliknya
jika F hitung > F tabel, dinyatakan data tidak bersifat homogen.
Uji Homogenitas Hasil Belajar
(Tabel 4.7)
Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1.71, sedangkan Ftabel = 1.85
pada taraf signifikansi 5% untuk derajat kebebasan penyebut 29 dan derajat
62 Lampiran 14, h. 104
Data Pretest Postest
N 30 30
Varians 108,37 63,29
Standar deviasi 10,41 7,95
Fhitung 1,71 1,71
Ftabel 1,85 1,85
Kesimpulan Homogen Homogen
53
kebebasan pembilang 29. Karena Fhitung < Ftabel (1.71 < 1.85), maka Ho diterima
yang berarti hasil kedua data dinyatakan bersifat homogen.63
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, diketahui bahwa kedua
data berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian dapat diteruskan
pada analisis data berikutnya yaitu uji hipotesis. Pengujian dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest dan
skor postets.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t.
Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:
Jika thitung< ttabel : Ho diterima, Ha ditolak
Jika thitung> ttabel : Ho ditolak, Ha diterima
Ho = Tidak terdapat pengaruh metode pembelajaran Means-Ends Analysis
terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dilihat dari nilai
pretest dan postest
Ha =Terdapat pengaruh metode pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dilihat dari nilai pretest dan
postest
Berdasarkan Pengujian yang dilakukan diperoleh ttabel= 1,67 dan
thitung= 9,46 sehingga dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak. Adapun kesimpulan
yang diperoleh adalah jika thitung > t tabel maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan
antara hasil pretest dan hasil posttest siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran eksperimen.64
E. Pembahasan Hasil Observasi
Dalam observasi ini peneliti menggunakan instrumen lembar
observasi aktivitas mengajar dan lembar observasi aktivitas belajar siswa.
Penggunaan instrument lembar observasi bertujuan sebagai pedoman atau
63 Lampiran 15, h. 106
64 Lampiran 16 , h. 108
54
parameter peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sudah
direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Berikut ini peneliti paparkan sistematika pembahasan observasi
aktifitas belajar siswa dari bermacam- macam aspek tersebut yang dilakukan
terhadap aktifitas siswa kelas eksperimen :
1. Aspek Pra Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi selama 2x pertemuan tatap muka
selama proses pembelajaran yang diawali dengan aspek pra pembelajaran
seperti pengaturan tempat duduk siswa dan pengkondisian kesiapan
pelaksanaan pembelajaran mengalami perubahan yang sangat signifikan.
Pada observasi pada pertemuan pertama di kelas hasil dari pengamatan
peneliti terlihat suasana didalam kelas kurang rapi karena pengaturan tempat
duduk yang tidak beraturan seperti terlalu banyak siswa yang menempati
daerah di sudut-sudut ruang kelas didekat dinding atau di dekat jendela,
dibagian belakang kelas sedangkan di bagian tengah kelas dan di bagian
depan terlihat jarang ditempati, keadaan kelas yang tidak bersih akibatnya
pemandangan seperti ini menjadi tidak nyaman dilihat dan dapat
mengganggu fokus dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
pengamatan ini peneliti memberi skor 2 yang berarti kurang baik.
Kemudian dalam segi kesiapan menerima pembelajaran
berdasarkan hasil pengamatan peneliti terlihat siswa kurang begitu siap
dikarenakan terdapat beberapa siswa yang masih asik mengobrol sendiri
dengan teman-temannya dan masih ada yang bercanda. Pada saat memulai
pembelajaranpun siswa masih kurang antusias, kurang bersemangat dan
kurang berkonsentrasi dalam memulai pembelajaran terlihat dari buku-buku,
LKS dan alat tulis belum dipersiapkan karena masih berada didalam tas.
Berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti memberikan skor 2 kurang baik.
Selanjutnya observasi pada pertemuan ke 2 berdasarkan hasil
pengamatan terlihat telah terdapat peningkatan yang sangat signifikan
seperti pada pengaturan tempat duduk siswa sudah terlihat rapi dan
beraturan karena tidak ada lagi yang mendominasi menempati sudut-sudut
55
kelas seperti di dekat dinding kelas atau dekat jendela kelas karena siswa
sudah menempati secara rata ruang kelas baik di tengah, disudut-sudut kelas
atau di bagian depan dan keadaan kelas sudah bersih sehingga membuat
pemandangan didalam kelas menjadi nyaman dan tidak mengganggu fokus
dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan ini peneliti yang
sebelumnya memberi skor 2 (kurang baik) meningkat menjadi 5 (sangat
baik).
Kemudian dalam segi kesiapan menerima pembelajaran
berdasarkan hasil pengamatan terdapat peningkatan yang cukup signifikan
dikarenakan siswa sudah tidak asik mengobrol sendiri dengan teman-
temannya dan tidak ada yang bercanda lagi. Pada saat memulai
pembelajaranpun siswa cukup antusias, bersemangat dan berkonsentrasi
dalam memulai pembelajaran terlihat dari buku-buku, LKS dan alat tulis
yang sudah disiapkan di meja masing-masing siswa. Berdasarkan hasil
pengamatan ini peneliti yang sebelumnya memberi skor 2 (kurang baik)
meningkat menjadi 5 (sangat baik).
2. Aspek Kegiatan Membuka Pelajaran
Kemudian pada aspek selanjutnya yaitu aspek kegiatan membuka
pelajaran. Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan peneliti
terlihat siswa kurang antusias dalam menjawab salam dari guru karena
masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru dengan asik mengobrol
sendiri, sehingga berdasarkan hasil pengamatan peneliti memberikan skor 3
(cukup). Kemudian pada point mengenai perhatian siswa mendengarkan
penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai terlihat siswa masih
kurang memperhatikan dan tidak berkonsentrasi karena masih terdapat
beberapa siswa yang mengobrol, dan melakukan aktivitas masing-masing
seperti membaca buku yang tidak berkaitan dengan pelajaran sehingga
berdasarkan hasil pengamatan peneliti memberikan skor 3 (cukup).
Kemudian pada point berdoa bersama-sama sebelum dimulai pelajaran
dengan membaca “basmalah” bersama-sama siswa cukup antusias karena
hampir semua siswa mengucapkannya walaupun masih terdapat beberapa
56
siswa yang tidak ikut mengucapkan basmalah karena tidak memperhatikan
apa yang di instruksikan oleh guru sehingga berdasarkan hasil pengamatan
peneliti memberikan skor 4 (baik).
Kemudian pada pertemuan kedua siswa cukup antusias menjawab
salam dari guru karena pada saat guru memasuki ruang kelas siswa sudah
memperhatikan guru dan tidak asik mengobrol sehingga berdasarkan hasil
pengamatan peneliti terdapat peningkatan yang sangat signifikan karena
sebelumnya dipertemuan pertama memberikan skor 3 (cukup) dan dalam
pertemuan kedua ini memberikan skor 4 (baik). Kemudian pada point
mengenai perhatian siswa mendengarkan penjelasan tentang kompetensi
yang hendak dicapai terlihat siswa cukup memperhatikan dan
berkonsentrasi karena sudah tidak terdapat siswa yang mengobrol sendiri,
tidak tidur dan tidak melakukan aktivitas masing-masing seperti membaca
buku yang tidak berkaitan dengan pelajaran sehingga berdasarkan hasil
pengamatan peneliti terdapat peningkatan yang cukup signifikan sehingga
peneliti yang sebelumnya memberikan skor 3 (cukup) pada pertemuan
kedua ini memberikan skor 5 (sangat baik). Kemudian pada point berdoa
bersama-sama sebelum dimulai pelajaran dengan membaca “basmalah”
bersama-sama siswa sangat antusias karena seluruh siswa mengucapkannya
berdasarkan hasil pengamatan terdapat peningkatan yang signifikan,
sebelumnya peneliti memberikan skor 4 (baik) meningkat menjadi 5 (sangat
baik).
3. Aspek Kegiatan Inti Pembelajaran
a) Penjelasan Materi Pelajaran
Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan peneliti
seperti keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dalam segi
memperhatikan penjelasan materi pelajaran terlihat bahwa siswa cukup
memperhatikan tetapi masih terdapat beberapa siswa yang masih asik
mengobrol sendiri dan bercanda dengan teman dalam kelas sehingga
peneliti berdasarkan hasil pengamatan memberikan skor 3 (cukup).
57
Kemudian dalam keterampilan bertanya pada saat penjelasan
materi, terlihat bahwa ada sekitar 1-2 orang siswa yang berani mengajukan
pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa masih
banyak siswa yang malu mengajukan pertanyaan pada saat materi
dijelaskan oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut peneliti
memberikan skor 2 (kurang baik).
Kemudian pada saat siswa berkumpul secara kelompok untuk
melakukan interaksi dan berdiskusi berdasarkan pengamatan peneliti
masih ada siswa yang susah untuk diatur duduk secara berkelompok dan
bingung mencari kelompoknya masing-masing bahkan ada yang tetap
duduk di bangku duduknya sendiri ketika yang lainnya sibuk
berkelompok. Ketika berdiskusi terdapat siswa yang tidak bekerja dan
mengandalkan temannya ketika diminta untuk mengemukakan
pendapatnya masing-masing berdasarkan pengamatan tersebut siswa
terlihat kurang antusias dalam berinteraksi secara berkelompok. Sehingga
peneliti memberikan skor 3 (cukup). Kemudian pada point interaksi guru-
siswa, materi pelajaran dengan menggunakan metode Means-Ends
Analysis berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti interaksi
yang terlihat masing-masing anggota kelompok bersama-sama menjawab
pertanyaan dan berdiskusi dengan anggota kelompoknya meskipun pada
pertemuan pertama ini masih belum berjalan secara optimal. Dengan
demikian berdasarkan hasil pengamatan tersebut pada pertemuan pertama
peneliti memberikan skor 3 (cukup).
Kemudian pada pertemuan kedua berdasarkan hasil pengamatan
peneliti seperti keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dalam segi
memperhatikan penjelasan materi pelajaran terlihat bahwa terdapat
peningkatan yang sangat signifikan karena sudah tidak terdapat siswa yang
masih asik mengobrol sendiri dan bercanda dengan teman sehingga
peneliti berdasarkan hasil pengamatan memberikan skor yang sebelumnya
3 (cukup), meningkat menjadi 5 (sangat baik). Selanjutnya untuk
ketrampilan bertanya pada saat penjelasan materi pada petemuan kedua
58
mengalami peningkatan, jika sebelumnya terdapat 1-2 orang yang berani
mengajukan pendapat pada pertemuan pertama kini sekitar 5-6 orang yang
berani mengajukan pendapat pada pertemuan kedua. Berdasarkan hasil
pengamatan tersebut peneliti yang sebelumnya pada pertemuan pertama
memberikan skor 2 (kurang baik) meningkat menjadi 4 (baik).
Kemudian pada saat siswa berkumpul secara kelompok untuk
melakukan interaksi dan saling berdiskusi berdasarkan pengamatan
peneliti bekerja sama. Dan ketika berkumpul dengan kelompoknya masing
sudah mulai terlihat lebih teratur, tidak kebingungan dan tidak gaduh ini
dan ketika berdiskusi dan berinteraksi dengan kelompok mengenai
pendapatnya sudah bisa berinteraksi secara baik dan sistematis masing-
masing kelompok sudah saling berinteraksi satu-sama lain untuk
kemudian memberikan pendapat. Jadi berdasarkan hasil pengamatan
tersebut terlihat bahwa ada peningkatan dalam melakukan interaksi
mengenai pendapat masing-masing anggota kelompok.
Dengan demikian peneliti yang sebelumnya memberikan skor 3
(cukup) untuk kelas meningkat menjadi 5 (sangat baik). Selanjutnya pada
point interaksi guru-siswa, siswa-materi pelajaran pada kelas eksperimen
yang menggunakan Means-Ends Anlysis pada pertemuan kedua ini mulai
terlihat optimal hal ini terlihat dari keaktifan dan antusiasnya siswa untuk
mewakili kelompok mereka sebelum dipilih siapa yang akan maju ke
depan untuk menjelaskan hasil dari interaksi antara siswa-materi pelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut maka peneliti yang sebelumnya
memberikan skor 3 (cukup) meningkat menjadi 5 (sangat baik)
b) Pendekatan/Strategi Belajar
Berdasarkan hasil pengamatan yang terlihat pada pertemuan
pertama seperti keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas
dapat disimpulkan bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas yang menggunakan metode pembelajaran Means-
Ends Anlysis namun masih terlihat siswa yang malu berinteraksi di kelas
59
dalam mengemukakan pendapatnya ataupun bertanya kepada guru
sehingga peneliti memberikan poin keduanya dengan skor 4 (baik).
Kemudian pada poin mencatat penjelasan yang disampaikan guru
berdasarkan hasil pengamatan siswa terlihat berinisiatif sendiri untuk
mencatat walaupun tidak semua siswa mencatat, namun jika guru
mengintruksikan siswa untuk mencatat apa yang disampaikan barulah
siswa tergerak untuk mencatat. Dengan demikian peneliti berkesimpulan
bahwa masih kurangnya kesadaran siswa untuk mencatat penjelasan dari
guru maka peneliti memberikan poin 3 (cukup). Kemudian pada point
berikutnya yakni mengikuti proses pembelajaran berdasarkan hasil
pengamatan pada kelas eksperimen terlihat bahwa pada saat mengiktui
proses pembelajaran Means-Ends Analysis pada kelas eksperimen semua
siswa pada kelas eksperimen mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Oleh karena itu berdasarkan pengamatan tersebut maka peneliti
memberikan skor 4 (baik).
Kemudian pada pertemuan kedua berdasarkan hasil pengamatan
terlihat telah terdapat peningkatan yang signifikan seperti keterlibatan
siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas dapat disimpulkan bahwa
siswa sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas yang
menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Anlysis dan siswa tidak
malu berinteraksi di kelas dalam mengemukakan pendapat ataupun
bertanya kepada guru terlihat dengan bertambahnya siswa yang
mengemukakan pendapat sehingga peneliti memberikan skor kedua poin
tersebut yang sebelumnya sama-sama dengan skor 4 (baik) meningkat
menjadi 5 (sangat baik). Kemudian pada poin mencatat penjelasan yang
disampaikan guru berdasarkan hasil pengamatan mengalami peningkatan
yang signifikan secara keseluruhan siswa terlihat berinisiatif sendiri dalam
mencatat. Dengan demikian peneliti memberikan skor yang sebelumnya 3
(cukup) menjadi 5 (sangat baik). Selanjutnya pada point berikutnya yakni
mengikuti proses pembelajaran yaitu berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan pada pertemuan kedua, kelas eksperimen yang menggunakan
60
proses pembelajaran metode Means-Ends Analysis hampir sama dengan
pertemuan pertama akan tetapi mengalami peningkatan dari segi tingkat
antusias para siswa. Oleh karena itu peneliti yang sebelumnya memberikan
skor 4 (baik) meningkat menjadi 5 (sangat baik).
c) Pemanfaatan Media Pembelajaran / Sumber belajar.
Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama terlihat
interaksi siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru dalam
proses pembelajaran mendapat respon yang positif dari siswa dikarenakan
siswa yang antusias memperhatikan penjelasan guru dengan
memanfaatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi dalam
menjelaskan materi pelajaran, namun pada saat penjelasan materi pelajaran
terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan dengan asik mengobrol
atau bercanda demikian peneliti memberikan skor 3 (cukup).
Kemudian berdasarkan hasil pengamatan selanjutnya mengenai
rasa tertarik siswa terhadap materi yang disajikan dengan menggunakan
media pembelajaran, siswa terlihat tertarik dengan materi yang disajikan
oleh guru terutama dengan didukung oleh adanya gambar yang
memperjelas inti dari proses pembelajaran Kemudian berdasarkan hasil
pengamatan, siswa terlihat tertarik terhadap materi pelajaran sehingga
peneliti memberikan skor 3 (cukup). Selanjutnya berdasarkan hasil
pengamatan ketekuan siswa dalam mempelajari sumber belajar yang
ditentukan masih terlihat kurang karena terlihat pada saat evaluasi
mengajar hanya beberapa siswa yang aktif membaca buku sumber/buku
paket dan beberapa siswa lainnya hanya aktif pada LKS masing-msasing.
Dengan demikian peneliti memberikn skor 3 (cukup).
Kemudian pada pertemuan kedua berdasarkan hasil pengamatan
terlihat bahwa telah terdapat peningkatan yang sangat signifikan terhadap
interaksi siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru dikarenakan
siswa yang sangat antusias memperhatikan penjelasan guru sehingga
peneliti memberikan skor yang sebelumnya 3 (cukup) menjadi 5 (sangat
baik). Kemudian pada pertemuan kedua berdasarkan hasil pengamatan
61
siswa terlihat sangat tertarik terhadap materi pelajaran interaksi siswa dan
media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran
mendapat respon yang positif dari siswa dikarenakan siswa yang antusias
memperhatikan penjelasan guru dengan memanfaatkan gambar-gambar
yang berkaitan dengan materi dalam menjelaskan materi pelajaran.
Dengan demikian peneliti berkesimpulan tidak ada penurunan sikap
antusias siswa dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya sehingga
peneliti memberikan skor yang sebelumnya 3 (cukup) menjadi 4 (baik).
Selanjutnya mengenai point ketekunan siswa dalam mempelajari
sumber belajar yang ditentukan pada pertemuan kedua menunjukan
peningkatan yang signifikan, hal ini dilihat ketika guru memberikan
evaluasi pengajaran untuk yang kedua kalinya pada pertemuan kedua,
sebelumnya siswa tidak begitu tekun mempelajari sumber belajar kini
siswa membawa sumber belajar yang mendukung seperti makalah dari
internet, LKS serta buku paket. Oleh karena itu berdasarkan pengamatan
tersebut maka peneliti memberikan skor yang sebelumnya 3 (cukup)
meningkat menjadi 5 (sangat baik).
d) Penilaian Proses
Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan peneliti ketika melakukan penilaian proses terlihat siswa sangat
disiplin dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara
berkelompok dengan sangat baik karena penilaian dilakukan berdasarkan
metode Means-Ends Analysis maka peneliti dapat melihat kekompakan
siswa ketika bekerja sama dalam sebuah kelompok. Oleh karena itu
peneliti pada pertemuan pertama memberikan skor 4 (baik).
Kemudian pada pertemuan pertama mengenai point menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru, berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti setelah kegiatan pembelajaran, guru menanyakan
beberapa pertanyaan menengnai materi namun hanya separuhnya yang
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini menunjukan
bahwa penilaian proses yang dilakukan guru pada kelas eksperimen
62
dengan menggunakan model pembelajaran Means-Ends Analysis
membuahkan hasil positif terhadap proses pembelajaran. Sehingga peneliti
memberikan skor 3 (cukup).
Kemudian pada pertemuan kedua berdasarkan hasil pengamatan
terlihat bahwa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara
berkelompok tingkat kedisiplinannya semakin meningkat mengalami
perubahan, karena siswa mengerjakan tugas secara disiplin pada
pertemuan kedua, berdasarkan hal tersebut maka peneliti memberikan skor
5 (sangat baik). Selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan
kedua mengenai point menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru,
mengalami perubahan yang berarti karena jumlah siswa yang menjawab
pertanyaan yang diberikan guru lebih meningkat dibanding pada
pertemuan pertama. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti memberikan
skor 4 (baik).
e) Penggunaan Bahasa
Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil pengamatan terlihat
bahwa siswa dalam mengemukakan pendapat jika dilihat dari sudut
pandang penggunaan tata bahasa (EYD) masih kurang baik karena siswa
masih mengunakan bahasa yang sehari-hari digunakan untuk berinteraksi
bersama teman dengan demikian peneliti memberikan skor 2 (kurang
baik). Kemudian pada saat siswa mengajukan pertanyaan berdasarkan
hasil pengamatan terlihat bahwa tata bahasa yang digunakan dalam
bertanya baik terhadap guru ataupun terhadap teman saat sedang
berlangsungnya proses pembelajaran masih menggunakan bahasa yang
tidak sesuai kaidahnya (EYD) sehingga peneliti memberikan skor 2
(kurang baik).
Kemudian pada pertemuan kedua berdasarkan hasil pengamatan
terlihat bahwa siswa dalam mengemukakan pendapat jika dilihat dari
sudut pandang penggunaan tata bahasa (EYD) terdapat peningkatan yang
signifikan karena siswa sudah mulai berhati-hati dalam menggunakan tata
63
bahasa pada saat mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan
sehingga peneliti memberikan skor yang sebelumnya sama-sama
memberkan skor 2 (kurang baik) menjadi 4 (baik).
4. Aspek Penutup
Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama dan
pertemuan kedua terlihat keterlibatan siswa dalam memberi rangkuman atau
kesimpulan dari yang telah dipelajari sangat antusias karena disamping
materi pelajaran yang di desain dengan metode pembelajaran Means-Ends
Analysis yang membuat siswa aktif membangun sebuah pengetahuan baru
secara mandiri dan berani mengemukakan pendapat serta mampu
memecahkan masalah yang ada dalam proses pembelajaran bersama
sehingga peneliti memberikan skor 5 (sangat baik).
F. Pembahasan Hasil Wawancara
Data pelengkap atau penguat yang digunakan pada penelitian ini
selain data observasi juga wawancara. Obyek yang dijadikan dalam wawancara
adalah siswa kelas VII-a yang dipilih secara acak berjumlah 3 orang siswa.
Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan, berdasarkan sampel siswa
yang diwawancarai dengan pertanyaan mengenai senang dan tidak senang
dalam pembelajaran IPS semuanya menyatakan senang karena dapat
mempelajari dan mengetahui keragaman bentuk bumi serta dampaknya
terhadap lingkungannnya. Mereka jadi semakin memahami keragaman bentuk
bumi berdasarkan tenaga endogen dan tenaga eksogen yang mempengaruhi
bentuk muka bumi .
Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan
pertanyaan mengenai pendapat masing-masing mengenai pembelajaran
geografi yang dilakukan guru bidang studi pada saat pembelajaran di kelas
sebagian besar pendapat siswa berpendapat bahwa guru yang mengajar cukup
menyenangkan dan berinteraksi dengan baik, bisa dikatakan seperti ini karena
dilihat dari guru yang berkarakter humoris dan baik. Bukan dilihat dari metode
pembelajarannya. Dalam proses pembelajaran di kelas berdasarkan hasil
64
wawancara dan pengamatan peneliti metode yang digunakan yaitu guru
memberi tugas kepada siswa untuk merangkum, setelah itu baru dijelaskan
tanpa menggunakan media powerpoint atau media lainnya yang dapat
disimpulkan guru mengajar hanya menggunakan metode konvensional dalam
proses pembelajaran IPS.
Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan
pertanyaan mengenai pembelajaran seperti apa yang diinginkan dalam
pembelajaran IPS secara keseluruhan siswa berkeinginan dalam proses
pembelajaran IPS agar dibuat sekreatif mungkin dan sesederhana mungkin
supaya mudah dimengerti.
Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan
pertanyaan mengenai suka atau tidak suka pembelajaran IPS dengan
menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis secara keseluruhan
siswa menyukai pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran
Means-Ends Analysis karena pembelajaran IPS yang terlihat abstrak itu mampu
dibuat lebih nyata dan juga menjadi lebih spesifik atau dan mudah dipahami.
Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan
pertanyaan mengenai kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran
Means-Ends Analysis, adapun kelebihannya yaitu lebih mudah memahami
materi pelajaran daripada menggunakan metode konvensional yang biasanya
digunakan oleh guru, lebih mudah dipahami. Adapun kekurangannya yaitu
kurang waktu dalam proses pembelajarannya karena membutuhkan waktu lebih
lama dalam memecahkan masalah.
Kemudian berdasarkan sampel siswa yang diwawancarai dengan
pertanyaan mengenai saran terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan
metode pembelajaran Means-Ends Analysis agar lebih baik secara keseluruhan
siswa memberikan saran agar mata pelajaran IPS tidak menggunakan metode
konvesional saja namun mencoba dengan metode lain agar para siswa tidak
bosan dan bisa memahami lebih baik.
65
G. Pembahasan Hasil Penelitian
Metode pembelajaran Means-Ends Analysis merupakan salah satu
metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, dimana metode pembelajaran
ini dapat memberikan dampak positif terhadap siswa seperti membangkitkan
rasa ingin tahu siswa, membangkitkan sikap ilmiah siswa, membuat
pembelajaran bersifat aktual, membina kebiasaan belajar kelompok maupun
individu. Dalam pelaksanaannya metode melibatkan siswa untuk belajar secara
individu juga belajar secara kelompok dalam rangka mencapai hasil belajar
yang diharapkan. Dengan menggunakan metode pembelajaran ini siswa lebih
antusias dalam mengerjakan tugas-tugas yang berikan guru, mencapai
pemahaman lebih secara individu, saling membantu dan bekerja sama secara
positif dalam kelompok serta melatih keuletan, rasa ingin tahu, bekerja keras
dan rasa tanggung jawab.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui nilai rata-rata pretest kelas
yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu 54.4. Setelah dilakukan
treatment selama 2 kali pertemuan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi
73.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setelah siswa belajar dengan
metode pembelajaran Means-Ends Analysis hasil belajar siswa meningkat. Dari
hasil uji t diperoleh thitung sebesar 9.46 dan ttabel sebesar 1.67, karena thitung> ttabel,
maka Ha diterima. Dengan ditolaknya hipotesis nol (Ho) dari hasil pengujian
uji t pada taraf signifikansi 5% dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran Means-Ends Analysis memiliki pengaruh
yang positif terhadap hasil belajar IPS siswa.
Adanya pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa terbukti dengan
adanya perbedaan antara hasil pretest dan posttest siswa, dimana nilai yang
diperoleh pada saat posttest jauh lebih tinggi dari pada pada saat pretest.
Terdapatnya pengaruh positif terhadap hasil belajar juga ditunjang dengan hasil
observasi dan wawancara untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa
ketika proses belajar mengajar berlangsung. Karena dalam lembar observasi
aktivitas mengajar dan lembar observasi aktivitas belajar siswa dijadikan
parameter dalam melaksanakan proses pembelajaran yang sudah di rencanakan
66
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dari hasil observasi tersebut
terlihat bahwa terdapat peningkatan skor dari tiap pertemuan didalam kelas saat
proses pembelajaran berlangsung yang dapat diartikan bahwa terdapat
peningkatan dalam proses pembelajaran seperti keaktifan siswa.
Selain menggunakan data penunjang berupa observasi, pembuktian
bahwa metode pembelajaran Means-Ends Analysis memiliki pengaruh positif
terhadap hasil belajar IPS siswa maka didukung juga dengan data berupa hasil
wawancara. Dari hasil wawancara dengan siswa diperoleh keterangan bahwa
dari ketiga siswa yang diwawancarai memberikan jawaban yang positif
terhadap hasil dan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Seperti lebih
menyukai saat dilakukan metode pembelajaran Means-Ends Analysis karena
siswa lebih paham terhadap materi pelajaran yang bersifat abstrak karena
dengan metode pembelajaran Means-Ends Analysis materi yang dijelaskan
terlihat lebih spesifik.
Hasil pembahasan ini didukung dari penelitaian relevan sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Teddi Harto dkk telah menunjukan keberhasilan
metode Means Ends Analysis dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Means Ends Analysis (MEA) dengan Setting belajar kelompok berbantuan LKS
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD Desa Bebetin”. Hasil
penelitian menunjukan bahwa deskripsi data dengan model pembelajaran MEA
berada pada kategori sangat tinggi, deskripsi data dengan model konvesional
berada pada kategori tinggi, dan terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar
matematika siswa yang belajar dengan model pembelajaran MEA dengan thitung
4,11 >ttabel 2,00. Jadi, model pembelajaran MEA lebih baik dari model
pembelajaran konvesional.65
Hal ini juga sesuai dengan pandangan Piaget, pengetahuan datang dan
tidakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergatung kepada beberapa
65 Kt Teddi harto, Gd. Agung dan I Md. Citra wibawa, Pengaruh Model Pembelajaran Means
Ends Analysis (MEA) dengan Setting belajar kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas IV di SD Desa Bebetin, e-Journal MIMBAR PGSD Universitas
Pendidikan Ganesa Jurusan PGSD, 2014, vol. 2, no. 1
67
jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya.
Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai informasi
yang menjabarakan teori kognitif pada pendidikan yaitu ; memusatkan
perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar keada
hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai
pada hasil tersebut. Pengalaman-pengalaman belajar yang sesuai
dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika guru
penuh perhatian terhadap pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai
pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi
memberikan pengalaman yang dimaksud, mengutakan peran siswa dalam
berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar.
Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi
( ready made knowledge) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu
melalui interaksi spontan dengan lingkungan, memaklumi akan adanya
perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget
mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan
perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada
kecepatan berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk
mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dai individu-individu ke dalam
bentuk kelompok-kelompok kecil siswa dari pada aktivitas dalam bentuk
klasikal, mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut
Piaget, pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan
penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung,
perkembangannya dapat disimlasi.66
66 http://www.Ipmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&viw=article&id+203:kognit
if&catid=42:widyaiswara&Itemid=23 diakses 22 Juni 2015 jam 21.51
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode
Pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap Peningkatan Hasil Belajar IPS di
Madrasah Tsanawiyah Al Falah Jakarta” yaitu : Hasil belajar IPS siswa kelas VII
MTs Al Falah mengalami peningkatan setelah menggunakan metode pembelajaran
Means-Ends Analysis. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan uji hipotesis t
hitung > t tabel maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara hasil pretest dan
hasil posttest siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Means-Ends
Analysis pada taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung sebesar 9.46 dan ttabel sebesar
1,67, yang artinya Ho ditolak jika thitung lebih besar dari ttabel.
Hasil N Gain menunjukkan bahwa kategori peningkatan hasil belajar
berdasarkan hasil perhitungan rata-rata nilai N-gain 30 siswa tersebut yaitu 0,39
dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar rata-rata dari
seluruh siswa dikategorikan sedang dengan rekapitulasi perhitungan N Gain
dengan rentang 0.3-0.7
Berdasarkan standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari MTs
Al Falah yaitu 68 menunjukkan bahwa kategori hasil belajar pretest yang kurang
dari nilai KKM di peroleh 25 siswa atau 83%, sedangkan hasil belajar pretest yang
lebih dari nilai KKM diperoleh 5 siswa atau 17%. Kemudian kategori hasil belajar
posttest yang kurang dari nilai KKM diperoleh 7 siswa atau 23 %, sedangkan hasil
belajar siswa yang lebih dari nilai KKM diperoleh 23 siswa atau 77 % .
69
Kemudian berdasarkan hasil lembar observasi siswa juga terdapat
peningkatan yang signifikan mengenai keaktifan dan pemahaman materi IPS,
sedangkan penguatan lain dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil wawancara
siswa yang juga memberikan pengaruh yang signifikan mengenai metode
pembelajaran Means-Ends Analysis.
Dengan demikian metode pembelajaran Means-Ends Analysis
menunjukkan hasil yang positif dan terbukti bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas VII MTs Al Falah
Jakarta pada materi keragaman bentuk muka bumi dan dampaknya terhadap
kehidupan.
B. Saran
Berdasarkan penemuan selama kegiatan penelitian dilapangan penulis
mengajukan beberapa saran yang perlu ditindak lanjuti, baik untuk pengembangan
pengetahuan, maupun bagi peneliti selanjutnya serta sebagai perbaikan dimasa
mendatang:
1. Peneliti
a. Untuk pihak sekolah, penelitian ini selanjutnya dapat diujicobakan metode
pembelajaran Means-Ends Analysis pada siswa selain kelas VII.
b. Untuk Guru IPS khususnya di MTs Al-Falah dapat menerapkan metode
pembelajaran MEA. Karena pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan mampu menciptakan siswa yang berpikir kritis dalam
belajar IPS.
c. Untuk peneliti dapat melakukan penelitian metode pembelajaran Means-
Ends Analysis bukan hanya mata pelajaran IPS, tetapi metode ini dapat
diterapkan pada mata pelajaran lainnya.
d. Untuk peneliti selanjutnya dilakukan perbandingan penggunaan metode
pembelajaran Means-Ends Analysis dengan model atau metode
pembelajaran lainnya.
58
DAFTAR PUSTAKA
Adiyoga, Restu, “Pengaruh Penggunaan Metode Means Ends Analysis Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP, Skripsi Jurusan
Pendidikan Matematika FP MIPA, (Bandung:UPI,2009), tidak diterbitkan
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997
Ariesta, R dan Supartono, Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan
Laboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,
2011
Arikunto,Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pt Rineka Cipta,2010
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Faturrahman, Puput dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam), Bandung: PT refika Aditama,
2007
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2005
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar
Peserta Didik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011
Munadi, Yudi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung
Persada, 2010.
59
Narwati, Sri. Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Familia (Grup Relasi Inti Media),
2011
Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997
Nurafiah, Fifih “Perbandingan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
SMP antara yang Memperoleh Pembelajaran Means-Ends Analysis
(MEA) dan Problem Based Learning (PBL)”, Skrispsi Sarjana Jurusan
Pendidikan Matematika, Bandung, Perpustakaan UPI, 2013
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010
Ruseffendi, Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan, Bandung: IKIP
Bandung Press, 1998
Solihatin, Etin dan Raharjo, Cooperative Learning analisis Model Pembelajaran
IPS, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Sudjana.Metode Statistika, cet. Ke-3, Bandung: Tarsito,2005
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosda karya, 2010
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2011
Suprijono, Agus. Cooperatve Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2009
Suralaga, Fadhilah. dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2005
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka,
2009
60
Suyono, Bayu Djaelani. “Pengaruh Metode Pembelajaran MEA (Means-Ends
Analysis Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Experimen) Pada Mata
Pelajaran Geografi Di SMA Negeri & Bandung”, Skripsi Sarjana Jurusan
Pendidikan Geografi, Bandung: Perpustakaan UPI, 2010
Teddiharto, Kt , Gd. Agung dan I Md. Citra wibawa, Pengaruh Model
Pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) dengan Setting belajar
kelompok berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika siswa kelas
IV di SD Desa Bebetin, e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan
Ganesa Jurusan PGSD, 2014
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2011
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MTs Al-Falah
Mata Pelajaran : IPS Terpadu
Kelas / semester : VII / 2
Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran ( 2 x pertemuan )
Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia.
I. Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi,
proses pembentukan, dan dampaknya terhadap
kehidupan.
II. Indikator :
1. Mendeskripsikan perbedaan antara tenaga endogen dan eksogen
2. Mengidentifikasi jenis-jenis tenaga endogen
3. Mengidentifikasi jenis-jenis tenaga eksogen
4. Menjelaskan dampak dari tenaga endogen dan eksogen terhadap ragam
muka bumi
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran siswa diharapkan dapat:
1. Mendeskripsikan perbedaan antara tenaga endogen dan eksogen
2. Mengidentifikasi jenis-jenis tenaga endogen
3. Mengidentifikasi jenis-jenis tenaga eksogen
4. Menjelaskan dampak dari tenaga endogen dan eksogen terhadap ragam
muka bumi
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin
Rasa hormat
Tekun
Tanggung jawab
Ketelitian dan Mandiri
74
IV. MateriPembelajaran.
1. Tenaga endogen dan eksogen
2. Tektonisme, vulkanisme, dan seisme
3. Erosi, pelapukan, sedimentasi dan pengangkutan missal
4. Dampak posistif dan negatif tenaga eksogen dan tenaga endogen
V. Metode Pembelajaran.
1. Ceramah
2. Means-Ends Analysis
3. Tanya Jawab
4. Tugas
VI. Langkah-Langkah Pembelajaran :
Pertemuan 1
PENDAHULUAN
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai
Karakter
a. Melaksanakan Pretest kepada
siswa untuk mengetahui
kemampuan awal siswa
b. Guru Menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
c. Apersepsi : Coba siapa yang
tahu Tenaga Endogen dan
Tenaga Eksogen?
d. Motivasi : Siswa diminta
menyebutkan dan menjelaskan
Tenaga Pembentukan muka
bumi.
a. Siswa mengerjakan soal-
soal Pretest dari guru
b. Siswa mendengarkan
tujuan pembelajaran yang
disampaikan
c. Siswa menjawab apa yang
diketahui mengenai meteri
tersebut.
Santun
Peduli
Disiplin
Percaya diri
75
KEGIATAN INTI
A. Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Guru menjelaskan
materi yang akan
diajarkan.
b. Guru memberikan
pertanyaan
a. Siswa memperhatikan penjelasan
guru tentang bahan ajar yang
disampaikan
b. Siswa menjawab pertanyaan guru
Mandiri
Rasa ingin tahu
Tanggung
Jawab
Kreatif
B. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Guru mendemonstrasikan
materi dengan beberapa contoh
soal, lalu guru memerintahkan
siswamengerjakan soal secara
individu.
a. Siswa memperhatikan
dan fokus mengerjakan
soal yang diberikan
oleh guru
Mandiri
Aktif
Kreatif
Tanggung jawab
C. Konfirmasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru bertanya mengenai
hal-hal yang belum
diketahui oleh siswa
mengenai permasalahan
keragaman muka bumi
Guru menyimpulkan dan
menguatkan.
a. Siswa memperhatikan dan
mencatat penjelasan dari
guru
b. Siswa memperhatikan
dengan seksama
Menghargai
Prestasi
Peduli
Toleransi
76
PENUTUP
Pertemuan 2
PENDAHULUAN
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Guru mengadakan
Tanya jawab dengan
siswa tentang keragaman
muka bumi
b. Guru memberikan
kesimpulan tentang
materi keragaman muka
bumi
c. Guru menutup
pertemuan dengan
mengucapkan Hamdalah.
a. Siswa bersama-sama
dengan guru membuat
rangkuman/kesimpulan
pelajaran
b. Siswa dan guru menutup
pelajaran dengan doa
dengan mengucapkan
Hamdallah
Disiplin
Cinta Ilmu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Guru mengucapkan
salam
b. Berdoa sebelum
memulai Pembelajaran
c. Memeriksa kehadiran
siswa,
d. Kebersihan dan
kerapihan kelas
a. Siswa menjawab salam guru
b. Siswa berdoa terlebih dahulu
sebelum memulai
pembelajaran
c. Siswa menjawab ketika
diabsen
Santun
Peduli
Religius
Disiplin
Percaya diri
77
KEGIATAN INTI
A. Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Guru menjelaskan materi
yang akan diajarkan
b. Guru memberikan
pertanyaan
a. Siswa menyimak penjelasan
guru dengan seksama
b. Siswa menyimak dan
menjawab secara interaktif
pertanyaan guru
Mandiri
Rasa ingin tahu
Tanggung
Jawab Kreatif
B. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Guru menyampaikan
materi yang akan
disajikan.
b. Guru membagi siswa
kedalam beberapa
kelompok yang masing-
masing kelompok
beranggotakan 6 orang.
c. Guru menentukan tema
masalah kepada kelompok
yang telah terbentuk.
d. Guru dalam kegiatan
kelompok bertindak
sebagai fasilitator yang
memantau sekaligus
mengamati kegiatan
masing-masing kelompok.
a. Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang bahan
ajar yang disampaikan.
b. Siswa membuat kelompok
sesuai instruksi dari guru
tersebut.
c. Seluruh siswa dalam kelompok
membaca materi sesuai dengan
tema masalah yang diberikan
oleh guru.
d. Seluruh siswa dalam kelompok
berusaha dalam memecahkan
masalah tersebut.
e. Seluruh siswa dalam kelompok
mempersentasi hasil
pembahasannya.
Mandiri
Aktif
Kreatif
Tanggung jawab
Kerjasama
78
C. Konfirmasi
PENUTUP
VII. SumberBelajar.
1. Buku Geografi atau LKS pegangan siswa
2. Artikel dan gambar dari media Internet atau Koran
3. Pengalaman
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
a. Guru mengumumkan
perolehan poin yang
telah diraih masing-
masing kelompok pada
hari ini.
a. Siswa menyimak dan
mendengarkan pengumuman
dari guru tersebut
Menghargai
Prestasi
Peduli
Toleransi
Kegiatan Guru KegiatanSiswa NilaiKarakter
a. Guru mengadakan tanya
jawab dengan siswa
tentang keragaman muka
bumi
b. Guru memberikan
posttest
c. Guru bersama siswa
melakukan refleksi
dengan membuat
kesimpulan
pembelajaran
a. Siswa menjawab pertanyaan
guru
b. Siswa mengerjakan posttest
c. Siswa bersama-sama dengan
guru membuat
rangkuman/kesimpulan
pelajaran.
d. Siswa mendengarkan
penjelasan guru.
Disiplin
Cinta Ilmu
79
VIII. Penilaian
No Indikator Teknik Bentuk
1.
2.
3.
4.
Mendeskripsikan perbedaan
antara tenaga endogen dan
eksogen
Mengidentifikasi jenis-jenis
tenaga endogen
Mengidentifikasi jenis-jenis
tenaga eksogen
Menjelaskan dampak dari tenaga
endogen dan eksogen terhadap
ragam muka bumi
Tes Tertulis
Pemahaman dan
penghafalan
Mengetahui,
Guru Pamong Mapel IPS
Ahmad Syarifuddin, S.Pd.i
NIP : 198004192007101004
Jakarta, 4 Oktober 2013
Peneliti
Mulyawati
NIM. 109015000156
80
lampiran 2
Materi Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Materi IPS Terpadu Kelas VII Semester 1
Standar Kompetensi : Memahami Lingkungan Kehidupan Manusia
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan Keragaman Bentuk MukaBumi,
Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap
Kehidupan
Materi Pokok : Keragaman Bentuk Muka Bumi Dan Dampaknya
Terhadap Kehidupan
Lingkungan Kehidupan Manusia
A. Bentuk Muka Bumi
1. Keragaman Bentuk Muka Bumi
Menurut para ahli, keragaman bentuk permukaan bumi ini disebabkan
oleh dua kekuatan, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen
Tenaga Endogen adalah tenaga pengubah muka bumi yg berasal dari
dalam bumi
Tenaga Eksogen adalah tenaga pengubah muka bumi yg berasal dari
luar muka bumi
2. Bentuk Muka Bumi yang Dihasilkan oleh Tenaga Endogen
Secara geologis, tenaga endogen meliputi :
Tektonisme
Vulkanisme
Seisme (gempa)
Muka bumi terdiri atas dua bagian, daratan dan lautan. Daratan
yang luas disebut benua dan lautan yang luas sering disebut
samudera. Apabila bagian benua dipotret dari dekat, akan tampak
bahwa permukaan benua tidak rata. Itulah kenyataannya, bahwa muka
bumi tidak rata seperti pada peta. Di permukaan bumi, ada bagian yang
menonjol ke atas, ada pula bagian yang cekung ke bawah. Bagian yang
menonjol ke atas dapat berupa gunung, pegunungan, dataran tinggi,
bukit, dan seterusnya. Bagian yang cekung dapat berupa ngarai,
81
lembah, danau, sungai, rawa, dan sebagainya. Kenampakan tinggi
rendahnya muka bumi tersebut dinamakan relief muka bumi.
a. Proses Terbentuknya Muka Bumi.
Proses Alam Endogen Tahukah kamu bahwa bumi yang kita pijak
ternyata berjalan jalan dengan kecepatan beberapa cm per tahun?
Pergerakan tersebut tidak terasa oleh kita. Namun, pergerakan tersebut
menyebabkan perubahan relief muka bumi. Pernahkah kamu melihat
permukaan jalan yang amblas? Jalan amblas ialah contoh adanya
pergerakan dalam bumi. Pergerakan tersebut disebabkan oleh tenaga
yang berasal dari dalam bumi yang disebut tenaga endogen. Dengan
demikian, di dalam bumi terdapat sumber energi. Dari manakah energi
itu berasal?
Ternyata di dalam bumi terdapat sumber panas yang berasal dari
inti bumi. Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin,
dan terapung di atas mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar
samudera disebut lempeng samudera. Kerak bumi yang membentuk
dasar benua disebut lempeng benua. Lempeng samudera dan lempeng
benua terletak di atas lapisan mantel.
Kita juga telah belajar bahwa lapisan mantel mendapat
pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan
ini menyebabkan terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal
(konveksi) pada lapisan mantel. Akibatnya, arus konveksi ini
menumbuk kulit bumi yang terapung di atasnya. Tumbukan yang
terjadi terus-menerus akan mengakibatkan terjadi patahan pada
kulit bumi. Patahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya tumbukan
antara lempeng benua dan lempeng samudera.
1) Tektonisme
Tektonisme adalah perubahan letak/kedudukan lapisan kulit
bumi secara horizontal maupun vertikal.
Seperti telah dijelaskan, keragaman muka bumi dipengaruhi oleh
adanya gerakan-gerakan di kerak bumi, baik gerakan mendatar
maupun gerakan tegak. Gerakan-gerakan tersebut mengakibatkan
terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang
disebut struktur diastropik. Bentuk baru yang termasuk dalam
struktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan ret
82
2) Vulkanisme
Peristiwa vulkanisme adalah naiknya magma dari dalam perut
Bumi. Magma adalah campuran batubatuan dalam keadaan cair,
liat, dan sangat panas. Aktivitas ini dapat menyebabkan retakan-
retakan dan pergeseran kulit bumi. Vulkanisme juga merupakan
proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Keluarnya magma
ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan,
dan pipa kepundan pada gunung api. Jika magma yang berusaha
keluar tidak mencapai permukaan bumi, proses ini disebut intrusi
magma. Jika magma sampai di permukaan bumi, proses ini disebut
ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan bumi
disebut lava.
Penyebaran Pegunungan dan Gunung Api : Secara garis besar,
terdapat dua rangkaian pegunungan.
Sirkum Mediteran, berawal dari Pegunungan Atlas, Yura,
Alpen (Eropa),Kaukasus, Himalaya (Asia), tenggelam dan
muncul sebagai pulau-pulau di Kep.Andaman, tenggelam dan
muncul sebagai Pegunungan Bukit Barisan, pegunungan di
Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, dan berakhir di Kep. Maluku.
Sirkum Pasifik, rangkaian pegunungan yang berawal dari
Pegunungan Cordileras De Los Andes (Amerika Selatan),
Rocky, Sierra Madre (Amerika Utara),tenggelam dan muncul
sebagai pegunungan di Kep. Jepang, tenggelam dan muncul
sebagai pegunungan di Kep. Filipina, tenggelam dan muncul
sebagai pegunungan di Pulau Sulawesi, dan berakhir di Kep.
Maluku.
3) Seisme/ Gempa Bumi
Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar,
energi tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan
lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Gayangan
atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme.
Getaran yang dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi tersebut
dapat besar maupun kecil. Besar kecilnya kerusakan di muka bumi
disebabkan oleh besar kecilnya gempa tersebut. Gempa dapat
digolongkan menjadi beberapa kategori.
83
Menurut proses terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan
menjadi seperti berikut:
- Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di
litosfer kulit bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan
menghasilkan getaran. Getaran iniyang merambat sampai ke
permukaan bumi.
- Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh
karena itu, gempa ini hanya dapat dirasakan di sekitar gunung
api menjelang letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat
setelah letusan.
- Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di
bawah lahan mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat
runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.
3. Bentuk Muka Bumi yang Dihasilkan oleh Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen itu berupa sinar matahari, air, angin, gletsyer, dan
makhluk hidup. Pada kenyataan di alam tenaga eksogen mengakibatkan
terjadinya pelapukan, erosi, longsor dan sedimentasi.
Secara geologis, tenaga eksogen meliputi :
Pelapukan
Erosi
Sedimentasi
a. Pelapukan
- Pelapukan Mekanik
Ketika terkena sinar matahari, volume batuan mengembang.
Ketika terkena air hujan atau penurunan suhu di malam hari,
volume batuan mengecil. Jika hal ini berlangsung terus-menerus,
batuan akan retak-retak dan lepas selapis demi selapis. Akhirnya,
batuan tersebut menjadi hancur. Peristiwa hancur dan terlepasnya
material dari batuan induk tanpa mengalami perubahan unsur kimia
yang dikandungnya disebut pelapukan mekanik(fisik).
- Pelapukan Kimiawi
Pada pelapukan ini, peristiwa hancur dan terlepasnya material
dari batuan induk disertai perubahan unsur kimia. Perubahan unsur
kimia terjadi ketika unsur mineral batuan bereaksi dengan unsur
84
kimia yang berasal dari luar, misalnya dengan oksigen atau air.
Pelapukan ini sering terjadi di daerah tropik dengan batuan kapur.
Contoh pelapukan kimiawi ialah stalaktit dan stalagmit
- Pelapukan Biologi atau Pelapukan Organik
Pernahkah kamu melihat tembok atau batu yang lembab
ditumbuhi lumut, atau berlubangnya batuan oleh semut? Nah, itu
salah satu bentuk pelapukan organik. Pada pelapukan ini, peristiwa
hancur dan terlepasnya material dari batuan induk disebabkan oleh
kegiatan makhluk hidup: vegetasi, hewan, dan manusia. Pelapukan
biologi biasanya diikuti oleh pelapukan kimiawi.
b. Erosi
Batuan yang telah lapuk secara berangsur-angsur akan dikikis dan
dipindahkan ke tempat lain oleh tenaga eksogen. Proses pengikisan
dan pengangkutan material hasil lapukan itulah yang disebut erosi.
Berdasarkan bentuknya, erosi terbagi seperti berikut.
- Erosi percik: terlepas dan terlemparnya partikel tanah akibat
pukulan butir hujan secara langsung
- Erosi permukaan
- Erosi alur: terjadi karena adanya aliran permukaan yang
terkumpul atau terpusat dan membentuk alur-alur.
- Erosi parit: terjadi karena adanya aliran permukaan yang terpusat,
runtuhnya saluran-saluran air di bawah permukaan tanah, atau
karena adanya tanah longsor yang bentuknya memanjang.
- Erosi tebing.
1) Erosi Air
Erosi air disebabkan oleh aliran air permukaan yang berasal
dari air hujan yang menghanyutkan partikel-partikel tanah dan
hancuran batuan. Faktor-faktor yang memengaruhi kekuatan
erosi air, antara lain:
Volume air sebagai tenaga utama dalam proses erosi
(makin besar volumenya, makin kuat erosinya).
Kemiringan lereng (makin curam lerengnya, makin besar
erosinya).
Keadaan vegetasi (makin lebat vegetasinya, makin kecil
erosinya).
Ada berbagai bentuk erosi air, di antaranya erosi tebing sungai,
erosi air terjun, dan erosi gelombang air laut.
85
2) Erosi Angin
Pernahkan kamu melihat gurun pasir di televisi? Erosi angin
biasa terjadi di gurun pasir dan di daerah kering. Deflasi
merupakan proses erosi yang disebabkan oleh angin. Angin
dengan kecepatan tinggi mengikis batuan dan membawanya ke
daerah yang kecepatan anginnya rendah.
3) Erosi Gletser
Gletser adalah salju yang meluncur mengikuti lereng-lereng
bukit. Eksarasi merupakan proses erosi yang disebabkan gletser.
Di daerah yang bersalju, sewaktu salju turun, butiran salju
bersatu dengan tanah dan menyusup melalui pori-pori tanah.
Ketika musim panas, salju mencair dan mengalir dengan
membawa material hasil erosi.
B. Dampak Positif dan Negatif Tenaga Endogen dan Eksogen :
1. Dampak positif tenaga endogen
Letak mineral dekat dengan permukaan tanah
Relief bentukan tenaga endogen dapat dijadikan daerah tujuan
wisata
Terbentuk gunung yang tinggi yang dapat mendatangkan hujan
orografis
Terbentuk tanah tinggi yang luas sebagi areal pertanian
agrobisnis
2. Dampak negatif tenaga endogen:
Pergerakan lempeng kerak bumi menimbulkan bencana
Terjadi gerak naik dan turun daratan yang menyebabkan
kerusakan bangunan, jalan, rumah, maupun jembatan.
1. Dampak positif tenaga eksogen:
Pelapukan di daerah kapur, dapat membentuk gua-gua yang
mempunyai stalagtit dan stalagmit, yang dapt menjadi daerah
tujuan wisata.
Relief muka bumi bentukan tenaga eksogen baik di pantai
maupun di daratan merupakan daerak pariwisata.
86
2. Dampak negatif tenaga eksogen:
Terjadi kerusakan areal pertanian, pemukiman, jalan, akibat dari
adanya banjir dan erosi.
Kekuatan angin dapat menimbulkan bencana di daerah
pemukiman penduduk.
C. Langkah-Langkah Penanggulangan Dampak Negatif Dari Tenaga
Endogen dan Eksogen:
1. Daerah yang labil terhadap gerakan kulit bumi tidak boleh
dijadikan daerah pemukiman.
2. Pembangunan jalan, rel, dan prasarana umum lainnya harus
melihat dan mengkaji alam untuk menghindari daerah-daerah yang
labil.
3. Wilayah yang berdekatan dengan gunung api tidak boleh dijadikan
pemukiman
4. Usaha reboisasi dan penghijauan untuk lahan-lahan kritis lebih
ditingkatkan
5. Perlu pengamatan yang intensif terhadap gunung api yang masih
aktif.
87
Lampiran 3
Instrumen Tes : Soal Uji Validitas
Nama :
Kelas : VIII ....
Sekolah : MTs Al Falah Jakarta
Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c,
atau d pada jawaban yang paling benar!
1. Tenaga yang berasal dari dalam bumi
yang bersifat membangun dalam
bentuk relief bentuk bumi disebut ….
A. Tenaga endogen
B. Tenaga surya
C. Tenaga dalam
D. Tenaga eksogen
2. Jenis-jenis tenaga endogen diantara
berikut ini, kecuali ....
A. Vulkanisme C. Seisme / gempa
B. Tektonisme D. Erosi
3. Tenaga endogen dan tenaga eksogen
yang dapat mengubah bentuk muka
bumi disebut tenaga ….
A. Geologi C. Geomorfologi
B. Geofisika D. Geografi
4. Perubahan letak lapisan batuan
pada permukaan bumi secara
horisontal dan vertikal dinamakan ….
A. Vulkanisme C. Dinamisme
B. Tektonisme D. Diastropisme
5. Hasil dari sedimentasi disungai yang
diendapkan pada muara sungai disebut.
A. Delta C. Lembah
B. Relief D. Palung
6. Aktivitas magma sampai permukaan
bumi yang keluar dan menyebabkan
terjadinya letusan / erupsi disebut ....
A. Intrusi magma
B. Ekstruksi magma
C. Intensitas magma
D. Radiasi magma
7. Semua gejala yang berhubungan
dengan proses keluarnya magma dari
dalam bumi ialah ….
A. Vulkanisme C. Gempa bumi
B. Tektonisme D. Seisme
8. Magma yang meleleh diluar pada
lereng gunung berapi dinamakan….
A. Lahar C. Belerang
B. Lava D. Asap
9. Pegunungan Jaya Wijaya terletak di
propinsi ….
A. Maluku C. Papua
B. Sulawesi Selatan D. Kal- Bar
10. Gunung berapi tertinggi di pulau Jawa
yaitu gunung….
A. Gunung Semeru
B. Gunung Selamet
C. Gunung Kerinci
D. Gunung Rinjani
11. Bahan gas berbahaya yang keluar
dalam erupsi gunung berapi ialah….
A. Belerang C. Uap Air
B. Okigen D. Asap
12. Jenis gas yang keluar dari gunung
berapi yang berupa uap air (H2O)
dinamakan..
A. Mofet C. Solfatar
B. Fumarol D. Geyser
88
13. Gempa Tsunami yang tejadi pada tahun
2004 di Negara Indonesia melanda
Propinsi….
A. Sumatra Selatan
B. Sumatra Utara
C. NAD (Nanggroe Aceh Darussalam)
D. Sumatra Barat
14. Alat untuk untuk pencatat gempa
disebut ....
A. Termometer C. Barometer
B. Seismograf D.Radiator
15. Gempa yang terjadi sebelum, pada saat
dan sesudah peristiwa letusan gunung
berapi dinamakan….
A. Gempa Tektonik
B. Gempa Vulkanik
C. Gempa Laut
D. Gempa Runtuhan
16. Gempa yang terjadi karena adanya
pergeseran pada lapisan batuan
dinamakan….
A. Gempa Tektonik
B. Gempa Vulkanik
C. Gempa Laut
D. Gempa Runtuhan
17. Berikut skala yang banyak digunakan
untuk mengukur kekuatan gempa
yaitu….
A. Skala meter C. Skala ritcher
B. Skala liter D.Skala besar
18. Ilmu yang mempelajari gempa bumi
disebut ….
A. Seismograf C. Sosiologi
B. Seimologi D. Vulkanologi
19. Pusat timbulnya gempa dinamakan ..
A. Seismogram C. Episentrum
B. Hiposentrum D. Tsunami
20. Tenaga Eksogen merupakan tenaga
yang berasal dari …. bumi
A. Dalam C. Tengah
B. Luar D. Lebar
21. Diantara berikut merupakan jenis-jenis
tenaga eksogen, kecuali ….
A. Erosi C. Pengendapan
B. Pelapukan D. Vulkanisme
22. Sedimentasi sebagai tenaga eksogen
disebut juga dengan ….
A. Pengendapan
B. Pelapukan
C. Pengikisan
D. Peleburan
23. Tenaga – tenaga eksogen diantaranya
yang merusak bentuk muka bumi,
kecuali ….
A. Radiasi matahari
B. Air
C. Angin
D. Abu vulkanik
24. Pelapukan dalam tenaga eksogen
dibedakan menjadi tiga yaitu ….
A. Kimia, mekanik, kinetik
B. Mekanik , organik, fisika
C. Kimia, mekanik, organik
D. Mekanik, kimia, biologi
25. Daerah yang terdiri atas batuan kapur
yang berpori sehingga air dipermukaan
tanah selalu merembes kedalam tanah
disebut ….
A. Karst C. Magma
B. Lava D. Lahar
26. Gejala karst timbul diakibatkan oleh
pelapukan ….
A. Mekanik C. Organik
B. Kimia D. Biologi
27. Endapan kapur yang yang terdapat
didasar goa dinamakan….
A. Stalaktit dan Stalakmit
B. Statis dan Dinamis
C. Elastis dan Stabil
D. Lava dan Lahar
89
28. Erosi dalam tenaga eksogen
dinamakan juga ….
A. pelapukan
B. pengikisan
C. pengendapan
D. penghijauan
29. Berikut yang bukan termasuk macam-
macam erosi berdasarkan tenaganya
ialah ….
A. Erosi air
B. Erosi Angin
C. Erosi Gletser
D. Erosi Gunung
30. Erosi gletser merupakan erosi yang berasal
dari ....
A. Es C. Tanah
B. Lahar D. Tumbuhan
31. Gletser atau es terdapat di daerah
kutub dan puncak- puncak
pegunungan, untuk dinegara Indonesia
gletser terdapat juga di pegunugan….
A. Alpen
B. Rocky Mountain
C. Himalaya
D. Jaya Wijaya
32. Pengikisan batuan oleh air laut disbut...
A. Abrasi C. Naturalisasi
B. Sedimentasi D.Radiasi
33. Proses pengendapan material batuan
yang telah diangkut oleh air, angin,
atau gletser dinamakan….
A. Erosi C. Sedimentasi
B. Abrasi D. Radiasi
34. Rangkaian perubahan bentuk
pemandangan mulai dari stadium
permulaan sampai stadium tua
disebut….
A. Siklus Geomorfologi
B. Siklus Hidrologi
C. Siklus Kimia.
D. Siklus Fisika.
35. Dampak Positif akibat vulkanisme
ialah ….
A. Tanah menjadi subur dan baik
untuk pertanian.
B. Tanah menjadi tandus dan gersang
C. Tanah menjadi tidak layak huni
D. Tanah menjadi longsor cepat
mengalami pengikisan (erosi).
36. Tanah yang baik bagi kesuburan
tanaman yaitu hasil dari vulkanisme
disebut tanah….
A. Alluvial C. Tandus
B. Humus D. Kering
37. Akibat adanya erosi terus menerus
menyebabkan tanah menjadi....
A. Subur
B. Layak huni
C. Tandus dan mati
D. Bermanfaat
38. Berikut upaya pemerintah untuk
menanggulangi dampak negatif dari
tenaga endogen dan eksogen salah
satunya dengan penghijauan yaitu
program menanam kembali hutan yang
ditebang yang disebut dengan….
A. Filterisasi
B. Reboisasi
C. Infitrasi
D. Erosi
39. Batuan yang terbentuk karena suhu
tinggi berasal dari magma dinamakan
batuan….
A. Metamorf C. Koral
B. Sedimen D. Bata
40. Lahan miring yang dibuat untuk
mencagah terjadinya erosi dinamakan..
A. Gazebo
B. Terasering
C. Bangku taman
D. Batu alam.
90
Lampiran 4
Jawaban Soal Uji Validitas
1. A 21. D
2. D 22. A
3. A 23. D
4. B 24. C
5. A 25. A
6. B 26. B
7. A 27. A
8. B 28. B
9. C 29. D
10. A 30. A
11. A 31. D
12. B 32. A
13. C 33. C
14. B 34. A
15. B 35. A
16. A 36. B
17. C 37. C
18. B 38. B
19. B 39. A
20. B 40. B
91
Lampiran 5
Nama :
Kelas : VII …
Sekolah : MTs Al-Falah Jakarta
Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling benar!
1. Tenaga yang berasal dari dalam bumi
yang bersifat membangun dalam bentuk
relief bentuk bumi disebut …
a. Tenaga Endogen c.TenagEksogen
b. Tenaga Surya d. Tenaga Dalam
2. Perubahan letak lapisan batuan pada
permukaan bumi secara horizontal dan
vertikal dinamakan …
a. Vulkanisme c. Dinamisme
b. Tektonisme d. Diastropisme
3. Hasil dari sedimentasi di sungai yang
diendapkan pada muara sungai disebut
…
a. Delta c. Lembah
b. Relief d. Palung
4. Pegunungan Jaya Wijaya terletak di
provinsi …
a. Maluku c. Papua
b. Sulawesi d. Kalimantan
5. Jenis gas yang keluar dari gunung berapi
berupa uap air (H2O) dinamakan …
a. Mofet c. Solfatar
b. Fumarol d. Geyser
6. Gempa yang terjadi karena adanya
pergeseran pada lapisan batuan
dinamakan …
a. Gempa Tektonik
b. Gempa Vulkanik
c. Gempa Laut
d. Gempa Runtuhan
7. Berikut skala yang banyak digunakan
untuk mengukur kekuatan gempa yaitu
…
a. Skala meter c. Skala ritcher
b. Skala liter d. Skala besar
8. Ilmu yang mempelajari gempa bumi
disebut …
a. Seismograf c. Sosiologi
b. Seismologi d. Vulkanologi
92
9. Pusat timbulnya gempa dinamakan …
a. Seismogram c. Episentrum
b. Hiposentrum d. Tsunami
10. Tenaga eksogen merupakan tenaga yang
berasal dari … bumi
a. Dalam c. Tengah
b. Luar d. Lebar
11. Diantara berikut merupakan jenis-jenis
tenaga eksogen, kecuali …
a. Erosi c. Pengendapan
b. Pelapukan d. Vulkanisme
12. Sedimentasi sebagai tenaga eksogen
disbut juga dengan …
a. Pengendapan c. Pengikisan
b. Pelapukan d. Peleburan
13. Pelapukan dalam tenaga eksogen
dibedakan menjadi tiga yaitu …
a. Kimia, Mekanik, Kinetik
b. Mekanik, Organik, Fisika
c. Kimia, Mekanik, Organik
d. Mekanik, Kimia, Biologi
14. Daerah yang terdiri atas batuan kapur
yang berpori sehingga air di permukaan
tanah selalu merembes ke dalam tanah …
a. Karst c. Magma
b. Lava d. Lahar
15. Endapan kapur yang terdapat di dasar goa
dinamakan …
a. Stalaktit dan Stalakmit
b. Statis dan Dinamis
c. Elastis dan Stabil
d. Lava dan Lahar
16. Berikut yang bukan termasuk macam-
macam erosi berdasarkan tenaganya ialah
…
a. Erosi air c. Erosi gletser
b. Erosi angin d. Erosi gunung
17. Erosi gletser merupakan erosi yang
berasal dari …
a. Es c. Tanah
b. Lahar d. Tumbuhan
18. Gletser atau es terdapat di daerah kutub
dan puncak-puncak pegunungan, untuk di
Negara Indonesia gletser terdapat juga di
pegunungan …
a. Alpen c. Himalaya
b. Rocky Mountain d. Jaya Wijaya
93
19. Pengikisan batuan oleh air laut disebut
….
a. Abrasi c. Naturalisasi
b. Sedimentasi d. Radiasi
20. Proses pengendapan material batuan yang
diangkut oleh air, angin, atau gletser
dinamakan …
a. Erosi c. Sedimentasi
b. Abrasi d. Radiasi
21. Rangkaian perubahan bentuk
pemandangan mulai dari stadium
permulaan sampai stadium tua disebut …
a. Siklus Geomorfologi
b. Siklus Hidrologi
c. Siklus Kimia
d. Siklus Fisika
22. Dampak positif akibat vulkanisme ialah
…
a. Tanah menjadi subur dan baik untuk
pertanian
b. Tanah menjadi tandus dan gersang
c. Tanah menjadi tak layak huni
d. Tanah menjadi longsor cepat
mengalami pengikisan (erosi)
23. Tanah yang baik bagi kesuburan tanaman
yaitu hasil dari vulkanisme diesbut tanah
…
a. Alluvial c. Tandus
b. Humus d. Kering
24. Berikut upaya pemerintah untuk
menanggulangi dampak negative dari
tenaga endogen dan eksogen salah
satunya dengan penghijauan yaitu
program penanaman kembali hutan yang
ditebang yang disebut juga dengan ….
a. Filterisasi c. Infiltrasi
b. Reboisasi d. Erosi
25. Batuan yang terbentuk karena suhu tinggi
berasal dari magma dinamakan batuan …
a. Metamorf c. Koral
b. Sedimen d. Bata
94
Lampiran 6
Jawaban Soal Pretest dan Posttest Yang Sudah Signifikan
1. A 11. B 21. C
2. B 12. D 22. B
3. A 13. C 23. A
4. C 14. A 24. B
5. A 15. A
6. A 16. B
7. C 17. A
8. B 18. A
9. C 19. C
10. B 20. B
95
Lampiran 7
RELIABILITAS TES
Rata-rata = 30.33
Simpang Baku = 5.20
KorelasiXY = 0.67
Reliabilitas Tes = 0.80
No.Urut No.
Subyek
Kode/Nama Subyek Skor
Ganjil
Skor
Genap
Skor
Total
1 1 Agung Prasetyo S 17 17 34
2 2 Ahmad Faqih K 16 19 35
3 3 Ahmad Ramdani 17 17 34
4 4 Ananda Intan Y 10 16 26
5 5 Azza Layla 17 15 32
6 6 Fachri Wildani 17 19 36
7 7 Faiza Durun N 12 12 24
8 8 Faizah Safitri 16 14 30
9 9 Fajar Rizki M 16 16 32
10 10 Fani Fajriah 7 10 17
11 11 Fathan A.F 17 16 33
12 12 Fiqri Azhar 16 16 32
13 13 Khairul Anam 17 16 33
14 14 Lilis Salsabila 11 15 26
15 15 M. Adlan 14 16 30
16 16 M. Daffa H. A 14 15 29
17 17 M. Faiz Islami 15 14 29
18 18 M. Ferdiansyah 18 16 34
19 19 M. Ichwan Azizi 18 17 35
20 20 M. Rivaldo 18 16 34
21 21 M. Sholeh 18 16 34
22 22 Mutriani Mala P.M 16 15 21
23 23 Nur Kholis 18 17 35
24 24 Rahmania 16 14 30
25 25 Raihan A.B 17 19 36
26 26 Rizkia Rohmah 16 14 30
27 27 Selvi Putri S 16 19 35
28 28 Silvia 12 9 21
29 29 Syifa Nabila 6 11 21
30 30 Zannubah Permata 11 15 26
96
Lampiran 8
UJI VALIDITAS
Jumlah Subyek = 30
Butir Soal = 40
No Butir
Baru
No Butir
Asli
Korelasi keterangan
1 1 0.484 Valid
2 2 -0.098 Tidak Valid
3 3 0.122 Tidak Valid
4 4 0.452 Valid
5 5 0.825 Valid
6 6 -0.257 Tidak Valid
7 7 0.082 Tidak Valid
8 8 0.114 Tidak Valid
9 9 0.592 Valid
10 10 0.200 Tidak Valid
11 11 -0.221 Tidak Valid
12 12 0.572 Valid
13 13 0.012 Tidak Valid
14 14 -0.097 Tidak Valid
15 15 0.261 Tidak Valid
16 16 0.733 Valid
17 17 0.782 Valid
18 18 0.637 Valid
19 19 0.391 Valid
20 20 0.391 Valid
21 21 0.582 Valid
22 22 0.630 Valid
23 23 0.136 Tidak Valid
24 24 0.324 Valid
25 25 0.782 Valid
26 26 0.148 Tidak Valid
27 27 0.604 Valid
28 28 0.261 Tidak Valid
29 29 0.613 Valid
30 30 0.484 Valid
31 31 0.484 Valid
32 32 0.565 Valid
33 33 0.560 Valid
34 34 0.433 Valid
97
35 35 0.697 Valid
36 36 0.484 Valid
37 37 0.196 Tidak Valid
38 38 0.000 Valid
39 39 0.544 Valid
40 40 0.048 Tidak Valid
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01
10 0,576 0,708 60 0,250 0,325
15 0,482 0,606 70 0,233 0,302
20 0,423 0,549 80 0,217 0,283
25 0,381 0,496 90 0,205 0,267
30 0,349 0,449 100 0,195 0,254
40 0,304 0,393 125 0,174 0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
98
Lampiran 9
DAYA PEMBEDA
Jumlah Subyek = 30
Klp atas/bawah(n) = 8
Butir Soal = 40
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
1 1 8 7 1 12.50
2 2 7 7 0 0.00
3 3 2 3 -1 -12.50
4 4 8 4 4 50.00
5 5 8 0 8 100.00
6 6 2 5 -3 -37.50
7 7 6 7 -1 -12.50
8 8 4 3 1 12.50
9 9 8 6 2 25.00
10 10 8 7 1 12.50
11 11 2 2 0 0.00
12 12 7 1 6 75.00
13 13 8 8 0 0.00
14 14 8 8 0 0.00
15 15 8 4 4 50.00
16 16 8 3 5 62.50
17 17 8 5 3 37.50
18 18 8 2 6 75.00
19 19 3 0 3 37.50
20 20 7 6 1 12.50
21 21 8 5 3 37.50
22 22 8 5 3 37.50
23 23 6 2 4 50.00
24 24 7 3 4 50.00
99
25 25 8 5 3 37.50
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%)
26 26 7 4 3 37.50
27 27 7 2 5 62.50
28 28 7 6 1 12.50
29 29 7 2 5 62.50
30 30 8 7 1 12.50
31 31 8 7 1 12.50
32 32 8 6 2 25.00
33 33 7 3 4 50.00
34 34 8 3 5 62.50
35 35 8 6 2 25.00
36 36 8 7 1 12.50
37 37 8 6 2 25.00
38 38 8 8 0 0.00
39 39 8 4 4 50.00
40 40 8 7 1 12.50
100
Lampiran 10
TINGKAT KESUKARAN
Jumlah Subyek = 30
Butir Soal = 40
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 29 96.67 Sangat Mudah
2 2 24 80.00 Mudah
3 3 14 46.67 Sedang
4 4 22 73.33 Mudah
5 5 21 70.00 Sedang
6 6 14 46.67 Sedang
7 7 25 83.33 Mudah
8 8 13 43.33 Sedang
9 9 28 93.33 Sangat Mudah
10 10 28 93.33 Sangat Mudah
11 11 7 23.33 Sukar
12 12 12 40.00 Sedang
13 13 29 96.67 Sangat Mudah
14 14 29 96.67 Sangat Mudah
15 15 24 80.00 Sangat Mudah
16 16 24 80.00 Sangat Mudah
17 17 27 90.00 Sangat Mudah
18 18 23 76.67 Mudah
19 19 6 20.00 Sukar
20 20 27 90.00 Sangat Mudah
21 21 26 86.67 Sangat Mudah
101
22 22 27 90.00 Sangat Mudah
23 23 17 56.67 Sedang
24 24 13 43.33 Sedang
25 25 27 90.00 Sangat Mudah
26 26 14 46.67 Sedang
27 27 19 63.33 Sedang
28 28 27 90.00 Sangat Mudah
29 29 20 66.67 Sedang
30 30 29 96.67 Sangat Mudah
31 31 29 96.67 Sangat
32 32 27 90.00 Sangat Mudah
33 33 23 76.67 Mudah
34 34 20 66.67 Sedang
35 35 28 93.33 Sangat Mudah
36 36 29 96.67 Sangat Mudah
37 37 27 90.00 Sangat Mudah
38 38 30 100.00 Sangat Mudah
39 39 23 76.67 Mudah
40 40 29 96.67 Sangat Mudah
102
Lampiran 11
Rekap Analisis Butir
Rata-rata = 30.33
Simpang Baku = 5.20
KorelasiXY = 0.67
Reliabilitas Tes = 0.80
Butir Soal = 40
Jumlah Subyek = 30
No Butir
Baru
No Butir
Asli
Daya
Pembeda
(%)
T.kesukaran Korelasi keterangan
1 1 12.50 Sangat
Mudah
0.484 Sangat Signifikan
2 2 0.00 Mudah -0.098 -
3 3 -12.50 Sedang 0.122 -
4 4 50.00 Mudah 0.452 Sangat Signifikan
5 5 100.00 Mudah 0.825 Sangat Signifikan
6 6 -37.50 Sedang -0.257 -
7 7 -12.50 Mudah 0.082 -
8 8 12.50 Sedang 0.114 -
9 9 25.00 Sangat
Mudah
0.592 Sangat Signifikan
10 10 12.50 Sangat
Mudah
0.200 -
11 11 0.00 Sukar -0.221 -
12 12 75.00 Sedang 0.572 Sangat Signifikan
13 13 0.00 Sangat
Mudah
0.012 -
14 14 0.00 Sangat
Mudah
-0.097 -
15 15 50.00 Mudah 0.261 -
16 16 62.50 Mudah 0.733 Sangat Signifikan
17 17 37.50 Sangat
Mudah
0.782 Sangat Signifikan
18 18 75.00 Mudah 0.637 Sangat Signifikan
19 19 37.50 Sukar 0.391 Signifikan
20 20 12.50 Sangat
Mudah
0.391 Signifikan
21 21 37.50 Sangat
Mudah
0.582 Sangat Signifikan
22 22 37.50 Sangat
Mudah
0.630 Sangat Signifikan
103
23 23 50.00 Sedang 0.136 -
24 24 50.00 Sedang 0.324 Signifikan
25 25 37.50 Sangat
Mudah
0.782 Sangat Signifikan
26 26 37.50 Sedang 0.148 -
27 27 62.50 Sedang 0.604 Sangat Signifikan
28 28 12.50 Sangat
Mudah
0.261 -
29 29 62.50 Sedang 0.613 Sangat Signifikan
30 30 12.50 Sangat
Mudah
0.484 Sangat Signifikan
31 31 12.50 Sangat
Mudah
0.484 Sangat Signifikan
32 32 25.00 Sangat
Mudah
0.565 Sangat Signifikan
33 33 50.00 Mudah 0.560 Sangat Signifikan
34 34 62.50 Sedang 0.433 Sangat Signifikan
35 35 25.00 Sangat
Mudah
0.697 Sangat Signifikan
36 36 12.50 Sangat
Mudah
0.484 Sangat Signifikan
37 37 25.00 Sangat
Mudah
0.196 -
38 38 0.00 Sangat
Mudah
0.00 NAN
39 39 50.00 Mudah 0.544 Sangat Signifikan
40 40 12.50 Sangat
Mudah
0.048 -
104
Lampiran 12
Daftar Nilai Pre-Test dan Post-Test
Kelas Eksperimen (VII-A)
MTs Al Falah Jakarta
No. Nama
Nilai KKM
Pre-test Post-Test
1 Adi Ardian Maulana 48 72
68
2 Afdolli Naoval 68 76
3 Alma Ayasa Ramdini 44 64
4 Annisa Aulia Sufi 52 60
5 Difka Hasyiyah 64 68
6 Dimas Ade Putra 40 84
7 Dimas Hendrawan 56 76
8 Dinda Humaidah 48 84
9 Fadia Rahmah 72 84
10 Fadil 68 80
11 Fakhrurrozi 72 84
12 Farhan Aspari 64 76
13 Fira Nurhalizha Lutfhi 40 72
14 Hatta Abdillah 72 80
15 Hattan Ansori 60 76
16 Hesti Fajriah 40 64
17 Hisyam Mukhtar 56 68
18 Inges Rere 52 64
19 Ivan Samiaji 60 76
20 Khansa Zhafira 48 64
21 Latifah Rahman 64 68
22 Muhammad Farhan 60 72
23 Muhammad Fikriyan 60 68
24 Muhammad Rifqi 48 60
25 Nada Nisrina 56 80
26 Nur Fitriah Azizah 40 60
27 Rizka Syarifah 44 84
28 Sandra fadhilah 40 80
29 Taufiqul Rahman 44 84
30 Tiara Nur Istiqomah 52 72
105
Lampiran 13
UJI N-GAIN KELAS EKSPERIMEN
NO PRE-TEST POST-TEST N-GAIN KATEGORI
1 48 72 0,461538462 Sedang
2 68 76 0,25 Rendah
3 44 64 0,357142857 Sedang
4 52 60 0,166666667 Rendah
5 64 68 0,111111111 Rendah
6 40 84 0,733333333 Tinggi
7 56 76 0,454545455 Sedang
8 48 84 0,692307692 Sedang
9 72 84 0,428571429 Sedang
10 68 80 0,375 Sedang
11 72 84 0,428571429 Sedang
12 64 76 0,333333333 Sedang
13 40 72 0,533333333 Sedang
14 72 80 0,285714286 Rendah
15 60 76 0,4 Sedang
16 40 64 0,4 Sedang
17 56 68 0,272727273 Rendah
18 52 64 0,25 Rendah
19 60 76 0,4 Sedang
20 48 64 0,307692308 Sedang
21 64 68 0,111111111 Rendah
22 60 72 0,3 Sedang
23 60 68 0,2 Rendah
24 48 60 0,230769231 Rendah
25 56 80 0,545454545 Sedang
26 40 60 0,333333333 Sedang
27 44 84 0,714285714 Tinggi
28 40 80 0,666666667 Sedang
29 44 84 0,714285714 Tinggi
30 52 72 0,416666667 Sedang
RATA-RATA 54,4 73,33333333 0,395805398 Sedang
106
Lampiran 14
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS PRE-TEST
KELAS EKSPERIMEN
X f fixi fi*(xi-x )² Z = (xi-x )/S F(z) S(z) F(z)-S(z) │F(z) - S (z)│
40 5 200 1036,8 -1,3833 0,0833 0,1667 -0,0834 0,0834
44 3 132 324,48 -0,9990 0,1589 0,2667 -0,1078 0,1078
48 4 192 163,84 -0,6148 0,2693 0,4000 -0,1307 0,1307
52 3 156 17,28 -0,2305 0,4088 0,5 -0,0912 0,0912
56 3 168 7,68 0,1537 0,5611 0,6000 -0,0389 0,0389
60 4 240 125,44 0,5379 0,7047 0,7333 -0,0286 0,0286
64 3 192 276,48 0,9222 0,8218 0,8333 -0,0115 0,0115
68 2 136 369,92 1,3064 0,9043 0,9 0,0043 0,0043
72 3 216 929,28 1,6907 0,9546 1 -0,0454 0,0454
∑ 30 1632 3251,2
x = ∑
∑ =
= 54,4 S
2 =
= 108,37 S = √ = 10,41
Rata-rata = 54,4
Simpangan Baku = 10,41
Untuk menentukan nilai Lo yaitu dengan mengambil nilai terbesar dari harga-
harga mutlak yang ada. Berdasarkan data diatas dapat dilihat nilai Lo = 0,1307
kemudian dibandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors.
Dari tabel liliefors didapat harga Lt untuk n = 30 pada taraf signifikan = 0.05 adalah
0.161.
Karena nilai Lo =0,1307 dan nilai Lt = 0.161, maka Lo < Lt, dengan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa data sampel berdistribusi normal.
107
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS POST-TEST
KELAS EKSPERIMEN
X F fixi fi*(xi-x )² Z = (xi-x )/S F(z) S(z) F(z)-S(z) │F(z) - S (z)│
60 3 180 530,67 -1,6730 0,0472 0,1 -0,0528 0,0528
64 4 256 345,96 -1,1698 0,1210 0,2333 -0,1123 0,1123
68 4 272 112,36 -0,6667 0,2525 0,3667 -0,1142 0,1142
72 4 288 6,76 -0,1635 0,4351 0,5000 -0,0649 0,0649
76 5 380 36,45 0,3396 0,6329 0,6667 -0,0337 0,0337
80 4 320 179,56 0,8428 0,8003 0,8000 0,0003 0,0003
84 6 504 686,94 1,3459 0,9108 1 -0,0892 0,0892
∑ 30 2200 1898,7
x = ∑
∑ =
= 73,333 S
2 =
= 63,29 S = √ = 7,9555
Rata-rata = 73,333
Simpangan Baku = 7,9555
Untuk menentukan nilai Lo yaitu dengan mengambil nilai terbesar dari harga-
harga mutlak yang ada. Berdasarkan data diatas dapat dilihat nilai Lo = 0,1142,
kemudian dibandingkan Lo dengan Lt yang diambil dari tabel harga kritis liliefors.
Dari tabel liliefors didapat harga Lt untuk n = 30 pada taraf signifikan = 0.05 adalah
0.161.
Karena nilai Lo = 0,1142 dan nilai Lt = 0.161, maka Lo < Lt, dengan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa data sampel berdistribusi normal
108
Lampiran 15
UJI HOMOGENITAS
Daftar Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
X f fixi fi*(xi-x )²
40 5 200 1036,8
44 3 132 324,48
48 4 192 163,84
52 3 156 17,28
56 3 168 7,68
60 4 240 125,44
64 3 192 276,48
68 2 136 369,92
72 3 216 929,28
JUMLAH 30 1632 3251,2
x = ∑
∑ =
= 54,4 S
2 =
= 108,37 S = √ = 10,41
Daftar Distribusi Frekuensi
Posttest Kelas Eksperimen
X f fixi fi*(xi-x )²
60 3 180 530,67
64 4 256 345,96
68 4 272 112,36
72 4 288 6,76
76 5 380 36,45
80 4 320 179,56
84 6 504 686,94
∑ 30 2200 1898,7
x = ∑
∑ =
= 73,33 S
2 =
= 63,29 S = √ = 7,95
109
Uji Homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus :
F=
=
Langkah-langkah perhitungan :
1. Menentukan Hipotesis
Ho = Data dari populasi yang homogen
Ha = Data tidak berasal dari populasi yang homogen
2. Menentukan Kriteria Pengujian
Jika F hitung < F tabel Ho diterima
Jika F hitung > F tabel Ho diterima
3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil)
db pembilang = n-1 = 30-1 = 29
db penyebut = n-1 = 30-1 = 29
4. Menentukan F hitung
F =
=
= 1.71
5. Menentukan F tabel
Selanjutnya menentukan F tabel, dengan db pembilang = n-1 = 30-1 = 29,
db penyebut = n-1 = 30-1 = 29 dan taraf signifikan = 0.05,
diperoleh nilai F tabel = 1.85
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh F hit = 1.05 dan F tab = 1.85.
karena F hitung < F tabel (1.71 < 1.85), maka Ho diterima.
Artinya kedua kelas berasal dari populasi yang homogen.
Lampiran 16
UJI HIPOTESIS
No. Siswa Pretest Posttest Md (d-Md) (d-Md)²
1 48 72 24 5,07 25,7049
2 68 76 8 -10,93 119,4649
3 44 64 20 1,07 1,1449
4 52 60 8 -10,93 119,4649
5 64 68 4 -14,93 222,9049
6 40 84 44 25,07 628,5049
7 56 76 20 1,07 1,1449
8 48 84 36 17,07 291,3849
9 72 84 12 -6,93 48,0249
10 68 80 12 -6,93 48,0249
11 72 84 12 -6,93 48,0249
12 64 76 12 -6,93 48,0249
13 40 72 32 13,07 170,8249
14 72 80 8 -10,93 119,4649
15 60 76 16 -2,93 8,5849
16 40 64 24 5,07 25,7049
17 56 68 12 -6,93 48,0249
18 52 64 12 -6,93 48,0249
19 60 76 16 -2,93 8,5849
20 48 64 16 -6,93 48,0249
21 64 68 2 -16,93 286,6249
22 60 72 12 -6,93 48,0249
23 60 68 8 -10,93 119,4649
24 48 60 12 -6,93 48,0249
25 56 80 24 5,07 25,7049
26 40 60 20 1,07 1,1449
27 44 84 40 21,07 443,9449
28 40 80 40 21,07 443,9449
29 44 84 20 1,07 1,1449
30 52 72 20 1,07 1,1449
JUMLAH 1632 2200 568
3498,227
Md = Sd2 =
S =
UJI HIPOTESIS
1. Ho = Tidak ada peningkatan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan
metode Means-Ends Analysis (µposttest ≤ µpretest)
H1 = Ada peningkatan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode
Means-Ends Analysis (µposttest > µpretest)
2. α = 5%
3. Nilai Tabel
t tabel = t (α , n-1) = t (0,05 , 29) = 1,67
4. Nilai Hitung
t hitung sama = t =
=
=
=
=
=9,46
Kesimpulan
t hitung > t tabel maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan antara hasil pretest
dan hasil posttest siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Means-Ends
Analysis.
112
Lampiran 17
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE 1
METODE PEMBELAJARAN Means-Ends Analysis
1. Nama : Mulyawati
2. Tempat Praktik : MTs Al-Falah
3. Kelas : VII-a
4. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
5. Waktu : 2x40 Menit
6. Tanggal : 4 Oktober 2013
I Pra Pembelajaran 5 4 3 2 1
1. Tempat duduk masing-masing
siswa
√
2. Kesiapan menerima pembelajaran √
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Siswa menjawab salam dan
mendengarkan guru
√
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
√
3. Berdoa bersama sebelum pelajaran
dimulai
√
No Aspek yang diamati Skoring Keterangan
113
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
1. Memperhatikan penjelasan materi
pelajaran keragaman bentuk muka
bumi.
√
2. Bertanya saat proses penjelasan
materi
√
3. Interaksi antar siswa dengan
berdiskusi mengenai pendapat
mereka masing-masing
√
4. Interaksi antar siswa-guru, siswa –
materi pelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran
Means-Ends Analysis
√
B. Pendekatan/strategi belajar
1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar √
2. Mengemukakan pendapat ketika
diberikan kesempatan
√
3. Mencatat penjelasan yang
disampaikan guru
√
4. Mengikuti proses pembelajaran √
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran
atau Sumber Belajar
1. Interaksi antara siswa dan media
pembelajaran yang digunakan guru
√
2. Tertarik pada materi yang disajikan √
3. Ketekunan dalam mempelajari
sumber belajar yang ditentukan
√
114
D. Penilaian Proses
1. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
√
2. Menjawab pertanyaan guru dengan
benar
√
E. Penggunaan bahasa
1. Mengemukakan pendapat √
2. Mengajukan pertanyaan √
IV Penutup
Keterlibatan dalam memberi
rangkuman/kesimpulan
√
115
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE 2
METODE PEMBELAJARAN Means-Ends Analysis
1. Nama : Mulyawati
2. Tempat Praktik : MTs Al-Falah
3. Kelas : VII-2
4. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
5. Waktu : 2x40 Menit
6. Tanggal : Oktober 2013
I Pra Pembelajaran 5 4 3 2 1
1. Tempat duduk masing-masing siswa √
2. Kesiapan menerima pembelajaran √
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Siswa menjawab salam dan
mendengarkan guru
√
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
√
3. Berdoa bersama sebelum pelajarn
dimulai
√
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
1. Memperhatikan penjelasan materi
keragaman bentuk muka bumi
√
No Aspek yang diamati Skoring Keterangan
116
2. Bertanya saat proses penjelasan
materi
√
3. Interaksi antar siswa dengan
berdiskusi mengenai pendapat
mereka masing-masing
√
4. Interaksi antar siswa-guru, siswa –
materi pelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran
Means-Ends Analysis
√
B. Pendekatan/strategi belajar
1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar √
2. Mengemukakan pendapat ketika
diberikan kesempatan
√
3. Mencatat penjelasan yang
disampaikan guru
√
4. Mengikuti proses pembelajaran √
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran
atau Sumber Belajar
1. Interaksi antara siswa dan media
pembelajaran yang digunakan guru
√
2. Tertarik pada materi yang disajikan
dengan media pembelajaran
√
3. Ketekunan dalam mempelajari
sumber belajar yang ditentukan
√
D. Penilaian Proses
1. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
√
2. Menjawab pertanyaan dengan benar √
117
E. Penggunaan bahasa
1. Mengemukakan pendapat √
2. Mengajukan pertanyaan √
IV. Penutup
Keterlibatan dalam memberi
rangkuman/kesimpulan
√
Keterangan :
Beri tanda (chek list) pada nilai angka sesuai dengan pengamatan anda
5 = sangat baik
4 = baik
3 = sedang/cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
118
Lampiran 18
NAMA :
KELAS :
SEKOLAH :
LEMBAR WAWANCARA SISWA
Daftar Pertanyaan Perwakilan Wawancara Kelas Eksperimen
1. Apakah kamu senang dengan pelajaran IPS, apa alasannya jika senang atau tidak
senang? Jawab:
2. Dalam pelajaran IPS materi apa yang kamu sukai?
Jawab:
3. Bagaimana hasil belajar IPS kamu?
Jawab:
4. Apakah kamu puas dengan nilai IPS yang kamu peroleh?
Jawab:
5. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru mengajar/menerangkan pelajaran
IPS? Jawab:
6. Apakah gurumu ketika mengajar pernah menerapkan metode pembelajaran MEA
(Means-Ends Analysis) ? Jawab:
7. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran
MEA (Means-Ends Analysis) ?
Jawab:
8. Perbedaaan apa yang kamu rasakan setelah belajar dengan menggunakan metode
pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis) ?
Jawab:
9. Menurutmu apa kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran MEA (Means-
Ends Analysis) ? Jawab:
10. Apakah kamu memiliki saran terhadap pembelajaran IPS dengan metode
pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis) yang lebih baik?
Jawab:
119
Lampiran 19
PEMBAHASAN HASIL WAWANCARA
Sumber Data : Siswa Kelas Eksperimen
Tanggal : 25 Oktober 2013
Tempat : Kelas VII-a Mts Al-Falah
Peneliti : Mulyawati
Nama Pertanyaan
Wawancara
Isi Ringkasan
M. Rifqi
Athallah
1 Saya senang belajar IPS, karena guru asik pokoknya
IPS itu buat bad mood jadi good mood.
2 Gempa bumi dan gunung berapi
3 Alhamdulillah saya cukup mengerti dengan IPS
4 Kurang puas , karena saya belum pernah mendapat
nilai 7
5 Bagus, menarik . dan yang diajarkan juga cepat
dipahami
6 Belum pernah
7 Ya, saya suka belajar dengan metode MEA
8 Perbedaaanya saya lebih berani bertanya dan
berpendapat
9 Kelebihannya membuat saya jadi kreatif ,
Kekurangannya terlalu cepat habis waktunya
10 Saran saya terhadap metode MEA agar metode MEA
diajarkan bukan hanya pada pelajaran IPS saja
120
Nama Pertanyaan
Wawancara
Isi Ringkasan
Muhammad
Farhan
1 Saya senang dengan pelajaran IPS karena belajarnya
dengan cara berkelompok
2 Materi endogen dan eksogen
3 Hasil belajar IPS saya baik karena saya selalu
memperhatikan guru saat menerangkan
4 Ya, saya cukup puas karena nilai IPS saya membaik.
5 Bosan karena mengajarnya kebanyakan ceramah
6 Belum pernah dengan metode MEA
7 Sangat suka sekali dengan metode MEA
8 Membuat saya tidak canggung dalam berpendapat.
9 Kelebihannya metode MEA saya jadi lebih konsentrasi
terhadap materi yang dibahas. Kekurangannya metode
MEA menjadi tidak santai dalam belajar
10 Saran saya metode MEA harus di selingi dengan humor
biar santai
Nama Pertanyaan
Wawancara
Isi Ringkasan
Nur Fitriah
Azizah
1 Saya senang dengan pembelajaran IPS, guru nya baik
belajarnya juga asik dan seru.
2 Planet-planet
3 Hasil belajar IPS saya baik karena nilainya kemarin
bagus
4 Ya, saya puas dengan nilai IPS saya yang kemarin
5 Cukup baik cukup sabar dan tegas
6 Sepertinya belum pernah dengan menggunakan metode
MEA
7 Ya , saya jadi suka karean bisa berkosentrasi pada
materi IPS
8 Belajarnya jadi santai tapi serius
9 Kelebihannya belajarnya jadi asik dan seru,
kekurangannya sulit untuk mencari jawaban materi
10 Saran saya metode MEA tetap dipertahankan karena
membuat belajar menjadi santai namun serius
121
Nama Pertanyaan
Wawancara
Isi Ringkasan
Fadia
Rahmah
1 Saya senang karena belajar IPS menambah ilmu
pengetahuan
2 Tenaga Endogen dan Eksogen
3 Hasil belajar IPS saya baik dan meningkat
4 Saya puas dengan nilai IPS saya
5 Membuat saya tidak membosankan mengajarnya dan
gurunya cukup sabar
6 Ragu-ragu tapi sepertinya belum pernah
7 Ya, saya kurang suka belajar dengan MEA
8 Belajarnya jadi lebih lama
9 Kelebihannya belajarnya bisa berkelompok dengan
teman dan tidak malu-malu dalam berpendapat ,
kekurangannya belajarnya jadi terasa lama.
10 Saran saya MEA dapat diajarkan kesemua mata
pelajaran bukan hanya pelajaran IPS
Nama Pertanyaan
Wawancara
Isi Ringkasan
Dimas Ade
Putra
1 Senang karena banyak pengetahuan yang saya dapat
2 Batu-batuan dan gunung berapi
3 Alhamdulilah baik dan ada peningkatan
4 cukup puas juga meskipun tidak meningkat nilainya.
5 Sangat baik sopan dan suka ngelawak
6 Tidak pernah menggunakan metode MEA
7 Lumayan saya lebih suka dengan metode MEA
8 Belajarnya jadi asik saya bisa fokus berkonsentrasi
9 Kelebihannya metode MEA saya bisa bertuka
pendapat.
Kekurangannya belajarnya jadi lama waktunya.
10 Saran saya semoga MEA bisa terus eksis.
Lampiran 20
Dokumentasi Penelitian Kegiatan Pembelajaran Menggunakan
Metode Pembelajaran MEA
L23
Lampiran 21
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
"Pengaruh Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis terhadapPeningkatan flasil Belajar IPS di Madrasah Tsanawiyah AI Falah Jakarta'.Yang disusun oleh Mulyawati, NIM 109015ffXr156. Program Studi PendidilmnIPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri SyarifHidayahrllah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsipada tanggal:
Jakarta,4 Mei 2015
Dosen Pembimbing
Anissa Windarti, M. Scn[P. 1 9820 80220110120 05
124
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Mulyawati
NIM :10901500o1s6
Judul Skripsi: Pengaruh Metode Pembelajaran Means-Ends Analysis terhadap
Peningkatan Hasil Belajar IPS di Ma&asah Tsanawiyah Al Falah
Jakarta
Pembimbing : Anissa Windarti, M.Sc
No. Referensi ParafPembimbing
BAB I1. Sri Narwanti, Pendidikan Karaher, Yogyakarta:
Familia (GrupRelasilnti Media), 20ll, cet. Kesatu,
h.56
2. Oemar Hamalilq Kurikulum dan Pembelajaran
(Jakarta: Bumi Aksara,2005), CeL V, h. 3
3. Sri Narwati, Pendidikan Karakter, Yogyakarta
p'amilia (Grup Relasi Inti Media), 2011, cet. Kesatu
h.36
4. Restu Adiyoga, "Pengaruh Penggunaan Metode
Means Ends Analysis Terhadap Kemampaar
P e me cahan Mas al ah Mat ematika S isw a SMP, Skrips:
Jurusan psadidikan Matematika FP MIPA.
@andung:UPl,2009),h. 23 tidak diterbitka,r
5. KtTeddiharto, Gd. Agung dan I Md. Citra wibaw4
Pengaruh Model Pembelajaran Means Ends
Analysis MEA) dengan Setting belajar kelompok
berbantuan LKS terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas IV di SD Desa Bebetin, e-Journal
MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesa
Jurusan PGSD, 2014,vo1.2, no. 1.
125
No Referensi ParafPembimbing
BAB II1. M.AifnJlmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos
Wacanallmrl 1997), Cet. 1"h.912. Fadhilah Suralag4 dkk, Psikologi Pendidikan dalam
PerspeHif Islam (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005),cet. l, h. 88
J. Abuddin Nata Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Logos wacana IlmU 1 997), h. 93-94
4- Abuddin Nata Filsafot Pendidikon Islam, (Jakarta:Logos wacana llmu, 1997), h. 93 -94
5. Puput faturrahman dan M. Sobry Sutikno, StrotegiBelajar Mengajar (Melalui Penqnaman KonsepUmum & Konsep Islam), @andung:PT refikaAditam4 2007), Cet. l, h.55
6. Bayu Djaelani Suyono, "Pengaruh MetodePembelajaran MEA (Means-Ends AnalysisTerhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Experimen)Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri &Bandung", Slripsi Sarjana Jurusan PendidikanGeografi, @andung, Perpustakaan IIPI, 20lO).Tidak diterbitkan .h. 22
7. Lukman Haydar)rleans-Ends Analysis, (http : //haydar I 9 8. multiply. com/j ournol/item/ 2/Me ans - Ends -Analy s i s ) diunduh pada 22-7 -l 3 1 8 : 44
8. Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif,,(Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka,2009), Cet.l,h.51
9. Isjoni, Pembelajaran Kooperatif MeningkatkanKecerdasan Komtmikasi Antar Peserta Didik,CYogyakarta:Pustaka Pelajar, 201 l), Cet. 3, H. 22
10. Etin solihatin dan Raharjo, Cooperative Learninganalisis fulodel Pembelajaran /PE (Jakafia: BumiAksara 2008), Cet.3, h.4-5
11. Fifih. Nurafiah, "Perbandingan PeningkatanKemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP antarayangMemperoleh Pembelajaran Means-Ends Analysis(MEA) don Problem Based Learning (PBL)",Skispsi Sarjana Jurusan Pendidikan Matematika,
@andung Perpustakaan UPI, 2013). Tidakditeftitkan, h. 18
126
12. Bayu Djaelani Suyono, "Pengaruh MetodePembelajaran MEA (Means-Ends AnalysisTerhodap Hasil Belajar Siswa (Studi Experimen)Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri &Bandung", Skripsi Sarjana Jurusan PendidikanGeografi, (Bandung, Perpustakaan UPI, 2010).Tidak diterbitkan, h. 22-24
13. Bayu Djaelani Suyono, "Pengaruh MetodePembelajoran Mzu (Means-Ends AnolysisTerhadap Hasil Belajor Siswa (Studt Experimen)Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri &Bandung", Skripsi Sarjana Jurusan PendidikanGeografi, (Bandung, Perpustakaan UPI, 2010).Tidak diterbitkan, h. 22-24
14. Fadhilah Suralaga, dkk, Psikologi Pendidikan dalamPerspeWif Islam (Jakarta: LIIN Jakarta Press, 2005),cet. I,h.59
15. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran,(Jakarta: Bumi Aksara 2009). Ed. I Cet. 9. h. 36
16. Agus Suprijono, Cooperatve Learning Teori danAplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka Belajar,2009). h.2
17. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan PembelajaranJakarla: Penerbit Rineka Cipta. h. 9 &11
18. Oemar Hamalit Kurikulum dan Pembelajaran,fiakafia: Bumi Aksara- 2009)- Ed. I Cet. 9- h.48
19. Oemar Hamalilq Proses Belajar Mengajar, (Jakarta:Bumi Aksar4 2011) CeL 12, h. 31
20. Ngalim purwanto,Ps ikologi P endidikan,@andung:PT Remaia Rosdakarya2O I O),cet . 24, h. 102-105
21. Dalyono"Psikologi Pendidikan,@. RinekaCipta,20l0), cet. 6, h. 60
22" Nana Sudjana , Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya,2010). cet.15h.22
23. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Penerbit Rineka Cipta h.ll-12
24. Agus Suprij ono, Cooperatve Lemning Teori danAplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,2009). h.s
25. Nana Sudjana , Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya,20lO), cet. 15 h.22
127
26. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran SebuahPendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada, 2010)cet 3h.24
27. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep,Strategi, dan Implementasinya dalam KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2011), cet. 3, h. 171
28. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep,Strategi, dan Implementasirrya dalam KrikulwnTingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT.Brrmi Aksara 2011). cet. 3. h.176-177
29. Kt Teddi harto, Gd. Agung dan I Md. Citra wibaw4Pengaruh Model Pembelajaran Means EndsAnalysis (MEA) dengan Setting belajar kelompokberbantuan LKS terhadap hasil belajar matematikasiswa kelas IV di SD Desa Bebetin, e-JournalMIMBAR PGSD Universitas Pendidikan GanesaJurusan PGSD, 2074, vol. 2, no. I
30" Bayu Djaelani Suyono, "Pengaruh MetodePembelojman MEA (Means-Ends AnalysisTerhadap Hasil Belajar Siswa (Studt Experimen)Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri &Bandtmg", Skripsi Sarjana Jurusan pqlfidikanGeografi, @andung, Perpustakaan UPI, 2010).Tidak diterbitkan.
31" Fifih Nurafi ah, " P erbandingan PeningkatanKemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP antarayangMemperoleh P embelaj aran Me ans-Ends Analysis(MEA) dan Problem Based Learning (PBL)",Slcrispsi Sarjana Jurusan Pendidikan Matematika,
@andung Perpustakaan UPI, 2013). Tidakditerbitkan.
128
No.Referensi Paraf
PembimbingBAB III
1 Sugiyono, Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D.fBanduns: Alfabeta 2011). cet.l3. h. 114.
2" Suharsimi Arikunto, Pro sedur Penelitian (SuatuP endekatan P rahikal),(Jakarta: Rineka Cipta2010), cet14, h.124.
J. Sugiyono, Metode P eneliti an P endidikanPendekotan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.(Banduns: Alfabeta 20l l). cet.13. h.ll7
4. Sugiyono, Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.fBandung: Alfabeta 201 1), cet.13. h- I l8
5. Sugiyono, Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantilatif,, Kualitatif, dan R&D.fBandung: Alfabeta 2011). cet l3. h.120
6. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (SuatuP endekotan P raktilm!),(Jakarta: Rineka Cipta2Ol0),cet.l4,h. 193
7. Sugiyono, Metode P enelitian PendidikanPendelratan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D.(Bandung: Alfabeta 2011). cet.13, h.203
8. Suharsimi Arikunto, Pro s e dur P enelit ian SuatuPendekatan dan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta2010)-h.113
9" Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian SuatuPendekatan dan Prahik, (Jakarta: RinekaCipta2010),h.173
10. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian SuatuPendekatan don Praktik, (Jakarta: RinekaCipta"2010\.h.221
11 Suharsimi Arikunto, P r o s e dur P enelitian SuatuPendekatan dan Praldik, (Jakarta: RinekaCipta,2010)h.238-239
L29
12. Suharsimi Arikunto, P ra s e dur P ene litian SuatuPendekatan dan PraVik, (Jakarta: RinekaCipta20l0),.h.103
13. Suharsimi Arikunto, Pr o s e dur P ene I itian SuatuPendekatan dan Prahik, (Jakarta: RinekaCipta20l0)tr.218
14. R.Ariesta dan Supart ono,P engembanganPerangkat Perlatliahan Kegiatan LaboratoriumFisika Dasar II Berbasis Inkuiri TerbimbingUntuk Meningkatkan Kerja llmiah Mahasiswa,20ll. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia h. 64.
15. Sudjana, Meto de Statistik, (Bandrmg : Tarsito,2005), h|m.406.
16. Ruseffendi, Statistika Dasar Untuk PenelitianPendidikan, @andung: IKIP Bandung Press,1998), hlm.225.
17. Sudj ana-Ir'e tode Statis tika, cet. Ke-3 (Bandung:Tarsito,2005), hal.23 9
Jakart4 4Mei20l5
Dosen Pembimbing Skripsi
(tuqAnissa Windarti. M. Sc
NIP. 1.98208022011012005
130
Lampiran 22
Surat Keterangan Penelitian dari Pihak Sekolah
132
Lampiran 24
Tabel Distribusi F-tabel
133
Lampiran 25
Tabel Distribusi t-tabel
BIODATA PENULIS
Mulyawati, lahir di Bogor 21 Oktober 1991 merupakan
anak kedua dari 4 bersaudara dari pasangan Azwirman
dan Wasnimar. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD
Negeri 2 Teluk Pinang Ciawi Bogor pada tahun 2003,
SMP Negeri 2 Ciawi pada tahun 2006, MAN 2 Bogor
pada tahun 2009,dan UIN Syarif HIdayatullah Jakarta di Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Geografi
tahun 2015.
Skripsi yang ditulis berjudul Pengaruh Metode Pembelajaran Means-Ends
Analysis Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Ips Di Madrasah Tsanawiyah
Al Falah Jakarta arahan dari dosen pembimbing. Semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembacanya.