Post on 03-Oct-2021
1
PENGARUH MACROMEDIA FLASH PADA MODEL PEMBELAJARAN
TEMATIK INSPIRATIF KELAS IV TERHADAP MINAT BELAJAR
MURID DI UPT SD INPRES 127 KEPULAUAN SELAYAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
SRI WIWIANTI
105311100916
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
2
3
4
5
6
MOTTO
Tak Ada Sukses Yang Instan
-Bob Sadino
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku, saudara-saudaraku,
Seluruh keluargaku, sahabatku, serta teman-teman
seperjuanganku.
Atas keikhlasan doa dan dukungannya dalam membantu
mewujudkan harapan dan cita-cita saya, khususnya Ayah dan
Ibu, dengan tulus kuucapkan banyak terima kasih.
7
ABSTRAK
SRI WIWIANTI, 2020.Pengaruh macromedia flash pada Model pembelajaran
tematik inspiratif untuk meningkatkan minat belajar murid di UPT SD Inpres 127
Kepulauan Selayar. Skripsi, Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhamadiyah Makassar. Dibimbing Andi
Adam, dan H. Hamzah HS.
Masalah dalam penelitian adalah bagaimana pengaruh macromedia flash
pada model pembelajaran tematik inspiratif kelas IV terhadap minat belajar murid
di UPT SD Inpres 127 Kepulauan Selayar. Penelitian ini bertujuan Untuk
mengetahui pengaruh macromedia flash pada model pembelajaran tematik
inspiratif kelas IV terhadap minat belajar murid di UPT SD Inpres 127 Kepulauan
Selayar.
Subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas IV UPT SD Inpres 127
Kepulauan Selayar yang berjumlah 24 orang. Jenis penelitian adalah deskriftif
kuantitatif. Teknik pengumpulan data yaitu observasi dan angket. Analisis data
digunakan dengan cara menghitung persentase dan analisis korelasi product
moment dengan hasil perhitungan angket.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis angket dengan
korelasi product moment diperoleh hasil yaitu 0,99. Dengan demikian penerapan
model pembelajaran tematik inspiratif dapat meningkatkan minat belajar murid
kelas IV di UPT SD Inpres 127 Kepuluauan Selayar. Jadi hipotesis yang telah
diajukan dalam penelitian ini yang menyatakan penerapan model pembelajaran
tematik inspiratif dapat meningkatkan minat belajar murid di UPT SD Inpres 127
Kepulauan Selayar dinyatakan diterima.
Kata kunci : Model Pembelajaran Tematik, Meningkatkan Minat Belajar.
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT pencipta
alam semesta, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah pada Rasulullah
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa
istiqamah untuk mencari Ridha-Nya hingga diakhir zaman.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Macromedia Flash Pada Model
Pembelajaran Tematik Inspiratif Kelas IV Terhadap Minat Belajar Murid Di UPT
SD Inpres 127 Kepulauan Selayar” diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berbekal dari kekuatan dan ridha dari Allah SWT semata, maka penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Tidak
sedikit hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, akan tetapi penulis sangat
menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan.
Teristimewa dan terutama sekali penulis sampaikan ucapan terima kasih
yang tulus kepada ayahanda Jamaluddin dan Ibunda Rosmina atas segala
pengorbanan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam
menuntut ilmu sejak kecil sampai sekarang ini. Semoga apa yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadikan kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di
dunia dan akhirat kelak.
9
Dengan pertolongan Allah SWT. Melalui perantara uluran tangan serta
dukungan dari berbagai pihak. Karenanya, penulis menghaturkan terima kasih
yang tiada terhingga atas segala bantuan modal dan spritual yang diberikan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan istimewa juga penulis sampaikan
kepada bapak Andi Adam, S.Pd.,M.Pd dan Drs. H. Hamzah HS, MM selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam
memberikan bimbingan, arahan dan semangat kepada penulis sejak penyusunan
proposal hingga terselesainya skripsi ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-setingginya kepada; (1). Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, sebagai
Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. (2). Bapak Erwin Akib, S.Pd.,
M.Pd., Ph.D, sebagai Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. (3).
Bapak Dr. Muhammad Nawir, M.Pd dan Bapak Nasir, S.Pd.,M.Pd sebagai Ketua
dan Sekertaris Prodi Teknologi Pendidikan FKIP Universitas Muhammadiyah
Makassar. (4). Bapak dan Ibu dosen Prodi Teknologi Pendidikan FKIP
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mengajar dan mendidik mulai
dari semester awal hingga penulis menyelesaikan studinya di Perguruan Tinggi
ini. (5). Bapak Muhammad Taslim, S.Pd. sebagai kepala sekolah UPT SD Inpres
127 Kepulauan Selayar yang telah memberi izin penulis mengadakan penelitian
sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini. (6). Bapak dan Ibu guru UPT SD
Inpres 127 Kepulauan Selayar yang telah mengajar dan mendidik sesuai
bidangnya masing-masing. (7). Peserta didik kelas IV UPT SD Inpres 127
10
Kepulauan Selayar atas kesediaannya menjadi subjek penelitian sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. (8). Rekan-rekan mahasiswa prodi Teknologi
Pendidikan terkhusus angkatan 2016, Firdayanti, Asdarina dan Afri Yani yang
sudah banyak membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir (skripsi), serta
teman-teman yang tidak sempat saya sebutkan namanya satu persatu dan telah
banyak membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
Akhirnya, sebagai penutup penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, ”Manusia adalah kejadian sempurna, tetapi kebanyakan dari
perbuatannya adalah tidak sempurna”, oleh karena itu penulis masih serta-merta
mengharapkan kritikan demi pengembangan wawasan penulis kedepannya.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan ridha-Nya kepada kita semua,
Amin.
Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khairat
Wassalamu Alaikum Wr. Wb
Makassar, 2020
Penulis
Sri Wiwianti
11
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... i
Lembar Pengesahan ...................................................................................... ii
Persetujuan Pembimbing ............................................................................... iii
Surat Pernyataan............................................................................................ iv
Surat Perjanjian ............................................................................................. v
Motto dan Persembahan ................................................................................ vi
Abstrak .......................................................................................................... vii
Kata Pengantar .............................................................................................. viii
Daftar Isi........................................................................................................ ix
Daftar Tabel .................................................................................................. xii
Daftar Gambar ............................................................................................... xiv
BAB I Pendahuluan ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 9
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 9
D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 9
BAB II Kajian Pustaka .................................................................................. 12
12
A. Kajian Teoritis ................................................................................... 12
1. Media pembelajaran .................................................................... 12
2. Pembelajaran Tematik ................................................................. 17
3. Minat Belajar ............................................................................... 18
B. Penelitian Relevan ............................................................................. 21
C. Kerangka Pikir .................................................................................. 23
D. Hipotesis ............................................................................................ 26
BAB III Metode Penelitian ........................................................................... 27
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian........................................................ 27
B. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 28
C. Lokasi Penelitian ............................................................................... 29
D. Variabel Penelitian ............................................................................ 29
E. Instrumen Penilaian ........................................................................... 30
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 31
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 31
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 34
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 34
1. Pengujian Instrument .................................................................. 34
2. Deskripsi Data ............................................................................. 37
3. Analisis Korelasi ......................................................................... 56
B. Pembahasan ...................................................................................... 58
BAB V Simpulan dan Saran ......................................................................... 60
A. Simpulan ........................................................................................... 60
13
B. Saran .................................................................................................. 60
Daftar Pustaka ............................................................................................... 62
LAMPIRAN .................................................................................................. 64
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... 100
14
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Hasil Angket Minat Belajar ............................................................ 41
1.2 Hasil Analisis Korelasi ............................................................................ 47
2.1 Interpretasi Data ...................................................................................... 49
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kunjungan pertama di UPT SD Inpres 127 Kepulauan Selayar ............ 86
2.2 Proses belajar mengajar di kelas dengan menggunakan media ............. 87
2.3 Proses bimbingan di kelas dengan menggunaan Macromedia flash ...... 87
2.4 Foto bersama guru-guru di UPT SD Inpres 127 Kepulauan Selayar ...... 88
3.1 Foto bersama murid kelas IV di UPT SD Inpres 127 Kep. Selayar ........ 88
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu usaha suatu bangsa untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia sehingga membantu memperlancar pelaksanaan
pengembangan Nasional Indonesia. Usaha pendidikan ini di tunjukan untuk
mengembangkan cipta, rasa, dan karsa yang ada sehingga setiap manusia
diharapkan mampu menghadapi kehidupan global.
Di sisi lain, pasal 1 ayat (1) Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi
saat ini tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Tuntutan
global menuntut dunia pendidikan untuk selalu senantiasa menyesuaikan
perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan,
terutama penyesuaian teknologi informasi dan komunikasi bagi dunia pendidikan
khususnya dalam proses pembelajaran.
17
Pendekatan pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses belajar
mengajar. Di samping dapat menarik perhatian murid, pendekatan pembelajaran
juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata
pelajaran. Penerapan pendekatan pembelajaran di sekolah, guru dapat
menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan
pendekatan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif sehingga
pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan berorientasi pada
prestasi belajar.
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan
dalam mencapai tujuan. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu
diperhatikan oleh seorang instruktur, guru, widyaiswara dalam proses
pembelajaran. Strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dikaitkan
dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan
guru, murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Belajar mengajar sebagai suatu sistem intruksional mengacu kepada
pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain
untuk mencapai tujuan.
Proses belajar dan pembelajaran bukanlah proses penjinakan, melainkan
proses mengembangkan kreativitas anak didik. Hal demikian hanya bisa dicapai
bilamana anak didik terbebas dari berbagai beban secara fisik maupun psikis.
Beban di sini adalah sesuatu yang menekan anak didik sehingga ia merasa
18
terpaksa untuk menanggungnya. Tetapi sesuatu yang menurut ukuran seorang
berat, tetapi memberikan kesenangan bagi anak didik tidak termasuk beban yang
memaksa. Oleh karena itu, strategi pembelajaran tematik harus selalu berorientasi
untuk memberikan kesenangan bagi anak didik dalam proses belajar maupun
pembelajaran.
Proses belajar dan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai
tujuan dan hasil tertentu. Tujuan dan hasil belajar dan pembelajaran akan semakin
optimal dan maksimal bilamana memberikan tantangan untuk mengeksplorasikan
kemampuan anak didik dan bukan merupakan ulangan atau sekedar memorizing
terhadap pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimiliki anak didik. Tetapi
bilamana proses belajar dan pembelajaran menantang anak didik untuk
mengembangkan kemampuan fisik maupun psikis anak didik, seperti melatih
kemampuan atau keterampilan fisik yang belum dikuasi anak didik secara mudah,
atau melatih kemampuan berfikir yang memungkinkan merangsang kerja otak
secara maksimal. Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan cara
mengembangkan rasa ingin tahu anak didik melalui kegiatan mencoba-coba,
berpikir secara intuitif atau bereksplorasi.
Penetapan pendekatan tematik dalam pembelajaran di kelas rendah oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) ini tidak lepas dari perkembangan
akan konsep pembelajaran terpadu.
Berhasilnya suatu proses pendidikan, bergantung pada proses pembelajaran
yang terjadi di sekolah. Kemampuan guru yang berhubungan dengan pemahaman
guru akan hakekat belajar akan sangat mempengaruhi proses pembelajaran yang
19
berlangsung. Guru yang memiliki pemahaman hakekat belajar sebagai proses
mengakumulasi pengetahuan maka proses pembelajaran yang terjadi hanyalah
sekedar pemberian sejumlah informasi yang harus dihafal murid. Sebaliknya,
apabila pemahaman guru tentang belajar adalah proses memperoleh perilaku
secara keseluruhan, proses pembelajaran yang terjadi mencerminkan suatu
kesatuan yang mengandung berbagai persoalan untuk dipahami oleh anak secara
keseluruhan dan terpadu.
Surya (2002: 84) bahwa “belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan”.
Pada hakikatnya peserta didik belajar melalui interaksinya terhadap
lingkungan. Dengan proses demikian peserta didik memperoleh sebuah ilmu
pengetahuan dan pengalaman secara pribadi. Ketika peserta didik berinteraksi
dengan lingkungannya maka ia akan belajar banyak hal, dari berbagai aspek mata
pelajaran. Sebab sebuah pengetahuan dapat kita peroleh tentunya dari lingkungan
masyarakat sekitar, tanpa harus belajar formal saja.
Masyarakat dan lingkungan bagi peserta didik adalah sebuah sumber belajar
yang dapat memberikan sebuah informasi atau pengetahuan yang lebih banyak
lagi untuk peserta didik meskipun peserta didik belum mampu menggabungkan
berbagai mata pelajaran itu dengan baik dan benar.
Jika peserta didik memasuki lingkungan masyarakat, maka ia akan
diperhadapkan dengan berbagai aspek atau tantangan. Sehingga peserta didik
20
dapat menemukan sebuah informasi atau pengetahuan baru. Contohnya yaitu pada
saat peserta didik menonton sebuah acara live, mengikuti seminar-seminar,
mengikuti pelatihan dan masih banyak lainnya.
Untuk itu dianjurkan kepada peserta didik agar lebih pandai dalam memilah
sebuah informasi. Terlebih untuk peserta didik yang baru menduduki kelas 1, di
mana di sini murid masih sangat membutuhkan arahan atau bimbingan guru atau
orang tua.
Pada umunya yang di maksud dengan pembelajaran tematik adalah
pembelajaran yang dilakukan dengan manggunakan tema-tema tertentu, yang
diambil dari pengalaman peserta didik itu sendiri. Pembelajaran tematik ini dapat
didesain dengan semenarik mungkin sehingga peserta didik lebih semangat untuk
mengikuti proses belajar mengajar di sekolah. Adapun dengan menggunakan
pembelajaran tematik ini murid akan lebih paham dengan apa yang terjadi dengan
lingkungan masyarakat sekitarnya sebab pembelajaran tematik ini didesain
langsung dengan menggunakan background pengalaman dari peserta didik itu
sendiri.
Subroto (2000: 9), dalam definisi yang lebih operasional,
bahwa “pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang
diawali dengan suatu pokok bahasan lain, konsep tertentu
dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan
atau direncanakan, baik dalam satu bidang maupun lebih, dan
dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka
pembelajaran menjadi lebih bermakna”.
Maka pada umumnya pembelajaran tematik/ terpadu adalah pembelajaran
yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata
21
pelajaran dengan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari murid sehingga dapat
memberikan pengalaman yang bermakna bagi murid.
Dunia pendidikan juga ikut serta dalam memanfaatkan teknologi sebagai
media pembelajaran. Apalagi saat ini sangat banyak media yang dapat digunakan
dalam pembelajaran yang memiliki fungsi berbeda-beda dalam pendidikan. Media
pembelajaran dapat menyampaikan pembelajaran kepada siswa melalui cara
berinteraksi dengan mata pelajaran yang diprogramkan kedalam system ilmiah
yang disebut pengajaran dengan bantuan media.
Perkembangan ICT (informasi and Communication and technology) yang
sangat pesat merupakan sebuah peluang dan tantangan dalam pengembangan
media pembelajaran. Seorang guru dituntut untuk dapat menggunakan media
pembelajaran yang tersedia di sekolah secara baik dan terus dikembangkan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Banyak sekolah dan madrasah
yang menggunakan media buku sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar
salah satunya di UPT SD Inpres 127 kepulauan Selayar sehingga pemahaman
konsep lebih tradisional jika dibandingkan dengan sekolah atau madrasah lainnya.
UPT SD Inpres 127 kepulauan Selayar merupakan salah satu lembaga
pendidik formal tingkat dasar, yang dikenal sebagai sekolah dasar. Di pulau
Selayar yang memiliki ruang belajar, sarana dan prasarana yang cukup untuk
menunjang proses pembelajaran yang aktif, inovatif kreatif afektif dan
menyenangkan dengan memanfaatkan media buku dan menggunakan model
pembelajaran tematik/terpadu.
22
Namun media dan model yang diterapkan perlu dikembangkan lagi, dari
yang sebelumnya hanya monoton menggunakan metode ceramah tanpa ada
inovasi atau pembaharuan gaya belajar yang membuat murid lebih nyaman dan
aktif dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru bidang studi itu sendiri.
Sehingga di sini terjadi ketidakefektifan dan komunikasi tidak baik antara guru
dan murid pada pembelajaran dalam kelas, karena siswa kurang bersemangat
dalam menerima materi ajar.
Selain itu, permasalahan yang kedua adalah guru yang kurang tanggap
dengan pemanfaatan TIK seperti penggunaan macromedia flash, sehingga tidak
dapat menarik minat belajar murid. Penyebab tidak adanya ketertarikan guru
untuk memanfaatkan perkembangan ICT itu sendiri, karena kurangnya
pemahaman dan pemanfaatan aplikasi macromedia flash sebagai media
pembelajaran. Dan diharapkan dapat meningkatkan minat belajar murid.
Dalam hal ini peneliti akan menyajikan berbagai macam tema yang di
desain dengan semenarik mungkin sehinggga murid akan termotivasi untuk
melihatnya sehinggga minat belajar murid pun akan meningkat. Dan penggunaan
media pembelajaran juga merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
efektifnya proses pembelajaran. Hal ini yang membuat peneliti memilih
macromedia flash sebagai alat yang digunakan untuk menunjang pembelajaran.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa macromdia flash ini merupakan salah
satu aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat animasi, video dan lain-
lainnya yang akan menghasilkan sebuah gerakan yang dapat menarik perhatian
murid untuk melihatnya.
23
Di mana murid akan diperlihatkan dalam bentuk video singkat semisal
video sejarah kemerdekaan Indonesia yang kemudian untuk mencegah
pembelajaran yang tidak efektif maka tenaga pendidik agar kiranya menyediakan
lembar kerja murid yang dikaitkan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia
semisal murid diminta untuk mendeskripsikan apa yang dilihat dari video
tersebut, sehingg secara langsung peserta didik terhibur, berfikir, mengamati, dan
paling penting adalah murid akan lebih tanggap memorinya ketika melihat dan
mendengar secara langsung dibandingkan hanya dijelaskan.
Berdasarkan observasi awal pada tanggal 21 September 2019 yang
dilaksanakan di UPT SD Inpres 127 kepulauan Selayar ditemukan beberapa data
yang terkait antara lain: 1) Bagaimanakah gurunya mengajar ? dan, 2)
Bagaimanakah murid menerima pembelajaran tematik ?
Di mana pendidik dapat melakukan proses belajar di kelas dengan
keterbatasaan media yang berbasis ICT sehingga minat belajar murid pun tidak
meningkat atau murid tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan
efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti yaitu: “pengaruh
macromedia flash pada model pembelajaran tematik inspiratif kelas IV di UPT
SD Inpres 127 kepulauan Selayar” di karenakan di era modern saat ini IPTEK
sudah tidak asing lagi bagi pelajar terutama berbagai media pembelajaran yang
salah satunya adalah macromedia flash.
Peneliti memilih UPT SD Inpres 127 kepulauan Selayar sebagai objek
penelitian di karenakan dilihat dari model pembelajaran tematik yang digunakan
24
sebagai model dalam mengajar dan kurang tanggapnya tenaga pendidik dengan
media pembelajaran yang berbasis teknologi. Peneliti ingin membuktikan
pengaruh macromedia flash pada model pembelajaran tematik inspiratif kelas IV
terhadap minat belajar murid jauh lebih efektif dibandingkan pembelajaran
tematik dengan metode ceramah saja.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian
ini yaitu: Bagaimanakah Pengaruh Macromedia Flash Pada Model Pembelajaran
Tematik Inspiratif Kelas IV Terhadap Minat Belajar Murid Di UPT SD Inpres 127
kepulauan Selayar ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang di atas penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh macromedia flash pada model pembelajaran tematik
inspiratif kelas IV di UPT SD Inpres 127 kepulauan Selayar.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Adapun manfaat penelitian yaitu: terhadap pengaruh macromedia
flash pada model pembelajaran tematik inspiratif kelas IV terhadap minat belajar
murid adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti
25
Dapat mengetahui pengaruh macromedia flash pada model pembelajaran
tematik inspiratif kelas IV terhadap minat belajar murid di UPT SD Inpres 127
kepulauan Selayar. Menambah pengalaman mengajar dengan menggunakan
berbagai macam media pembelajaran pendidikan terutama macromedia flash
melalui model pembelajaran tematik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pendidik
Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang cara
penggunaan macromedia flash Pada Model Pembelajaran Tematik Inspiratif.
b. Bagi Murid
Dengan pembelajaran berbasis macromedia flash ini diharapkan dapat
mempermudah dan memperjelas cara belajar dan membangkitkan minat belajar
murid dalam pembelajaran tematik. Dapat diketahui kelebihan macromedia flash
dalam penggunaan sebagai media pembelajaran dan murid sebagai subyek
penelitian, diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai
pembelajaran secara aktif, kreatif, dan menyenangkan melalui pembelajaran
tematik inspiratif sehingga murid lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
c. Bagi Guru
Dengan media pembelajaran tersebut dapat dijadikan sebagai alat serta
model pembelajaran tematik inspiratif yang kreatif dan inovatif yang dapat
meningkatkan minat belajar murid khususnya kelas IV di UPT SD Inpres 127
kepulauan Selayar.
26
d. Bagi Sekolah
Dapat meningkatkan mutu dan kualitas sekolah dengan sistem
pembelajaran yang digunakan adalah media pembelajaran berbasis macromedia
flash dengan model pembelajaran tematik inspiratif.
27
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Media Pembelajaran
a. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang secara harfiah berarti
tengah, perantara atau pengantar. Kata media jika dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
murid mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan baha media adalah alat pembantu yang dapat
digunakan sebagai penunjang pembelajaran di sekolah.
Hamalik (1994: 12) mendefinisikan media sebagai “teknik yang
dipergunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antar guru dan
murid dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah”.
Secara lebih utuh media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu
berupa fisik maupun nonfisik yang segala digunakan sebagai perantara antara
guru dan murid dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan
efisien. Sehingga materi pembelajaran lebih cepat diterima murid dengan utuh
serta menarik minat murid untuk belajar lebih lanjut. Pendek kata media
merupakan alat bantu yang digunakan guru dengan desain yang disesuaikan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
28
b. Fungsi media pembelajaran
Media pembelajaran telah menjadi bagian integral dalam pembelajaran.
Bahkan keberadaannya tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran di
sekolah. Hal ini telah dikaji dan diteliti bahwa pembelajaran menggunakan media
hasilnya lebih optimal. Walter Mc Kenzie dalam bukunya Multiple “Intelegences
and Intructional Technologi” mengatakan media memiliki peran penting dalam
pembelajaran di kelas, yang mempengaruhi kualitas dan keberhasilan
pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
menarik minat murid, meningkatkan rasa antusias murid dalam mengikuti
pembelajaran, menarik semangat baru murid, serta menghilangkan rasa bosan
pada murid itu sendiri. Selain itu dengan adanya media sebagai alat penunjang
proses belajar di kelas murid jauh lebih semangat dalam setiap hari nya untuk
mengikuti proses pembelajaran. Sehingga motivasi dan minat belajar murid
semakin meningkat di setiap hari nya.
Secara lebih rinci dan utuh media media pembelajaran berfungsi untuk:
1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
2. Meningkatkan gairah belajar siswa.
3. Meningkatkan minat dan motivasi belajar.
4. Menjadikan siswa berinteraksi langsung dengan kenyataan.
5. Mengatasi modalitas belajar siswa yang beragam.
6. Mengefektifkan proses komunikasi dalam pembelajaran.
7. Meningkatkan minat belajar.
29
Dengan beragam fungsi media pembelajaran tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa dengan penggunaan media dalam pembelajaran itu dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses belajar itu sendiri, dapat pula
meningkatkan gairah atau antusias murid dalam mengikuti pembelajaran, selain
itu dapat pula meningkatkan minat dan motivasi anak didik, dan dapat menjadikan
murid untuk berinteraksi langsung dengan dunia nyata melalui pengalaman yang
dialaminya, dapat juga mengatasi modalitas belajar muris yang beragam-ragam
dan selain itu dapat mengefektifkan proses komunikasi dalam pembelajaran itu
sendiri dan yang terpenting dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
c. Landasan teoritis penggunaan media pembelajaran
Melalui landasan perolahan ilmu pengetahuan , sikap, dan keterampilan
dapat terjadi sebuah interaksi antar pengalaman yang baru dengan pengalaman
sebelumnya.
Pada dasarnya proses belajar dapat diperoleh dengan baik jika murid dapat
memanfaatkan semua alat indera yang dimiliki nya. Sebab semakin banyak alat
indera yang digunakan maka perolahan informasi nya pun semakin banyak
Perbandingan pemerolehan minat belajar melalui indera pandang dan indera
dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 80% hasil belajar seseorang
diperoleh dari indera pandang dan hanya 15% diperoleh melalui indera dengar dan
hanya 5% lagi dari indera yang lainnya. Contohnya adalah ketika penulis
melakukan proses pembelajaran mengajar dengan menggunakan media
pembelajaran berbasis macromedia flash, di sini sangat terlihat jelas bagaimana
30
respon murid yang lebih semangat jika dibandingkan dengan sebelumnya yang
hanya menggunakan media cetak saja. awalnya
d. Macromedia Flash
Di sini peneliti melakukan penerapan media pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran tematik. Adapun media yang digunakan
adalah macrmedia flash. Yang di maksud dengan macromedia flash ini adalah
sebuah aplikasi yang dapat digunakan secara offline, dengan tampilan yang dapat
didesain sedemikian rupa sehingga dapat menarik murid untuk melihatnya.
Macromedia flash ini juga dapat menghasilkan gambar animasi, kartun, dan dapat
ditampilkan melalui CD-Rom, DVD, VCD dan lain sebagainya. Selain itu
macromedia flash menggunakan actionscript. Actionscript itu sendiri adalah kode
yang digunakan sehingga dapat memperkecil ukuran file.
1. Menjalankan Macromedia Flash
Menjalankan macromedia flash dengan cara termudah yaitu:
a) Klik >Start> Untuk Tampilan Menu <Start>
b) Pilih > Program > Untuk Tampilan Submenu
c) Pilih Item <Macromedia>, lalu pilih <Macromedia flash > s
d) Setelah itu kita klik macromedia flash
Area kerja Macromedia flash
Macromedia flash mempunyai area kerja yang terdiri dari enam bagian pokok
yaitu:
31
1. Menu
Berisi kumpulan intruksi atau perintah-perintah yang digunakan dalam
Macromedia flash. Terdiri dari menu File, Edit, View, Insert, Modify, Text,
Control, Window dan Help.
2. Stage
Stage adalah layer (dokument dalam word) yang akan digunakan untuk
meletakkan objek-objek dalam flash.
3. Timeline
Timeline berisi frame-frame yang berfungsi untuk mengontrol objek yang
dibuat dalam stage atau layer yang akan dibuat animasinya.
4. Toolbox
Toolbox berisi tool-tool atau alat yang digunakan untuk membuat,
menggambar, memilih, menulis, memanipulasi objek atau isi yang terdapat dalam
stage (layer) dan timeline. Alat-alat yang terdapat dalam toolbox adalah:
5. Layer
Layerseperti kertas kerja transparan, jika digabungkan akan menghasilkan
sebuah animasi yang terstruktur dengan top layer sebagai tampilan teratas. Dalam
sebuah layer bisa terdiri dari frame, keyframe, serta script.
6. Frame dan Keyframe
Frame adalah bagian urutan animasi yang mau ditampilkan. Jadi sebuah
layer bisa terdiri lebih dari 1 frame. Sedangkan keyframe adalah frame yang
didalamnya terdapat script untuk memodifikasi animasi.
32
2. Pembelajaran Tematik
Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang
memungkinkan anak didik mendapatkan wawasan baru melalui kerja kreatif dan
imajinatifnya. Oleh karena itu, strategi seorang guru harus mampu
mengembangkan atau paling tidak memilih salah satu strategi yang mampu
mengembangkan inspirasi anak didik.
Pembelajaran terpadu adalah program pembelajaran yang berangkat dari
satu tema/topik tertentu dan kemudian dielaborasi dengan beberapa aspek atau
ditinjau dari berbagai perspektif mata pelajaran yang biasa diajarkan di sekolah.
Pembelajaran terpadu/tematik ini menyajikan berbagai model pembelajaran
yang dapat menarik semangat murid dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Sebab dalam penggunaan model ini, guru dituntut untuk lebih bisa dalam
mengekspresikan materi secara sederhana dan pastinya lebih menyenangkan
untuk diajarkan kepada murid di kelas.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan pembelajaran tematik
merupakan pembelajaran yang dirancang dengan sesederhana mungkin, sehingga
murid lebih semangat dan tidak bosan ketika mengikuti proese belajar mengajar.
Dengan pembelajaran tematik anak didik dapat membangun
kesalingterkaitan antara satu pengalaman dengan pengalaman lainnya atau
pengetahuan dengan pengetahuan lainnya atau atau pengetahuan dengan
pengalaman sehingga memungkinkan pembelajaran itu menarik.
Salah satu alasan yang mungkin bisa dikemukakan bahwa setiap anak didik
mendapat tambahan atau informasi baru ( baik berupa pengetahuan maupun
33
pengalaman ) akan selalu terhubung dengan pengetahuan dan pengalaman yang
sudah ia miliki baik secara asimilatif ( menghubungkan konsep yang sudah dalam
pikiran anak didik ) maupun secara akomodotif (proses pemanfaatan konsep-
konsep dalam pikiran anak didik untuk menafsirkan objek). Pembelajaran ini akan
mendorong anak didik untuk aktif berpartisipasi, karena dorongan minat dari
dalam diri murid ( motivasi intrinsik ), sehingga pembelajaran menjadi menarik
minat anak didik.
Selain itu usaha pun penting untuk mengukur seberapa penting model
pembelajaran tematik ini bagi murid dan bagaimana kesesuain hasil yang dicapai
melalui model pembelajaran terpadu itu sendiri. Untuk itu sangat diperlukan
upaya lainnya sebagai penunjang dan tercapainya hasil yang maksimal.
3. Minat belajar
Minat adalah ketertarikan diri terhadap sesuatu tanpa ada unsur paksaan
dari pihak lain. Minat pada hakikatnya adalah sifat alamiah yang lahir pada diri
setiap individu. Sifat ketertarikan terhadap suatu hal atau benda yang dirangsang
oleh benda itu sendiri.
Selain minat bersifat alamiah, minat juga dapat di rangsang melalui
berbagai aktivitas atau kegiatan. Minat pada umunya dapat dimiliki oleh peserta
didik dengan melalui berbagai aspek, misalnya dengan penerapan media
pembelajaran dalam proses belajar di kelas. Seperti yang kita ketahui mayoritas
guru-guru di luar sana masih sangat minim dalam pengetahuannya terhadap
penggunaan media yang berbasis IT.
34
Untuk itu peran pendidik atau guru di sini sangat berpengaruh untuk
meningkatkan minat belajar murid. Seperti penggunaan media yang dilakukan
saat melakukan proses pembelajaran di kelas. Sehingga tanpa disadari, murid pun
semakin semangat dalam mengikuti pembelajaran yang dimana sebelumnya murid
selalu merasa jenuh yang diakibatkan tidak adanya penggunaan media dalam
proses belajar mengajar.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa minat adalah
sifat bawaan dari lahir dan sifat yang dipengauhi oleh suatu hal atau benda yang
mengalir dari diri sendiri tanpa ada unsur paksaan di dalamnya. Seperti yang
dijelaskan di atas terkait contoh untuk menarik minat itu sendiri sangatlah jelas.
Bahwa media itu sangat berpengaruh dan berperan penting dalam meningkatkan
minat belajar murid.
Selain media, model pembelajaran juga tidak kalah penting dalam
peningkatan minat belajar murid. Contohnya penerapan model pembelajaran
tematik inspiratif. Model pembelajaran tematik/terpadu ini sangat mempengaruhi
minat belajar murid, sebab model pembelajaran tematik ini adalah pembelajaran
yang dapat dirancang dengan sedemikian rupa dan sesederhana mungkin sehingga
murid merasa tertarik dalam mengikuti proses belajar di kelas.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi murid
Minat dapat didefinisikan secara sederhana yaitu kecenderungan individu
(murid ) untuk memusatkan perhatian rasa lebih suka dan rasa ketetarikan
terhadap suatu objek atau situasi tertentu.
Surya (2002: 85) Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
minat belajar adalah sebagai berikut.
35
1. Faktor yang bersumber pada siswa itu sendiri. a) Tidak
mempunyai tujuan yang jelas. Jika tujuan belajar sudah jelas,
maka siswa cenderung menaruh minat terhadap belajar. dengan
demikian besar kecilnya minat siswa dalam belajar tergantung
pada tujuan belajar yang jelas dari siswa, b) Bermanfaat atau
tidaknya sesuatu yang dipelajari bagi individu siswa. apabila
pelajaran kurang dirasakan bermanfaat bagi perkembangan
dirinya, siswa cenderung untuk menghindar, c) Kesehatan yang
sering mengganggu. Kesehatan ini sangat berpengaruh dalam
belajar mengajar, seperti sering sakit, kurang vitamin, atau
kelainan jasmani misalnya pada mata, kelenjar-kelenjar. Hal ini
akan mempengaruhi atau mempersulit siswa belajar atau
menjalankan tugas-tugasnya dikelas, d)Adanya masalah atau
kesukaran kejiwaan. Masalah atau kesukaran kejiwaan ini
misalnya adannya gangguan emosional, rasa tidak senang,
gangguan-gangguan dalam proses berfikir semuannya akan
mempengaruhi minat belajar siswa. 2. Faktor-faktor yang
bersumber dari lingkungan. a) Cara menyampaikan pelajaran.
dalam proses belajar mengajar, penyampaian pelajaran oleh
guru sangat menentukan minat belajar siswa. apabila guru
menguasai materi tetapi ia kurang pandai dalam menerapkan
berbagai metode belajar yang kurang tepat hal ini akan
mengurangi minat belajar siswa, b) Adanya konflik pribadi
antara guru dengan siswa. adanya konflik pribadi antara guru
dengan siswa ini akan mengurangi minat pada mata pelajaran,
tetapi dengan adanya konflik tersebut menyebabkan minat siswa
berkurang lebih jauh lagi kemungkinan bisa hilang, c)Suasana
lingkungan sekolah. Suasana lingkungan sekolah sangat
berpengaruh terhadap minat belajar siwa. Suasana lingkungan di
sini termasuk iklim di sekolah, iklim belajar, suasana, tempat
dan fasilitas yang semuanya menimbulkan seseorang betah dan
tertuju perhatiannya kepada kegiatan belajar mengajar. 3.
Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga dan
masyarakat. a) Masalah Broken Home. Masalah-masalah yang
terjadi dari pihak orang dan keluarga akan mempengaruhi minat
belajar siswa, b) Perhatian utama siswa dicurahkan kepada
kegiatan-kegiatan di luar sekolah. Pada saat ini di luar sekolah
banyak hal-hal yang dapat menarik minat siswa yang dapat
mengurangi minat siswa terhadap belajar serta kegiatan olah
raga atau bekerja.
b. Indikator minat belajar
Serang guru harus mampu menjadi fasilitator yang baik untuk murid dan
bisa memahami kondisi psikis dari setiap individu sehingga peserta didik merasa
36
nyaman ketika meneima materi yang diberikan oleh pendidik atau guru. Selain itu
guru lebih menguasai setiap materi yang diberikannya kepada peserta didik,
sehingga murid pun merasa apa yang diajarkan oleh guru benar adanya.
Dalam melakukan proses belajar di kelas guru tidak lupa untuk selalu mengaitkan
antara bahan ajar dengan lingkungan masyarakat atau pengalaman yang dialami
langsung oleh peserta didik.
B. Hasil Penelitian Relevan
Berdasarkan penelusuran penulis terhadap skripsi-skripsi yang telah ada,
penulis menemukan karya hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan
penelitian ini, di antaranya: 1)Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Ismunandar
tahun 2017 melaksanakan peneletian dengan judul “Penerapan Media
Pembelajaran Berbasis Macro media flash 8.0 Untuk Meningkatkan Motivasi Dan
Hasil Belajar Pada Kompetensi Sistem Pengisian Konvensional Siswa Kelas XII
Semester Genap Teknik Kendaraan Ringan Di SMK Negeri 1 Nglipar Tahun
2016/2017” hasil penelitian ini menunjukan bahwa melalui penerapan media
pembelajaran berbasis Macromedia flash 8.0 terbukti dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa kelas XII semester genap Teknik Kendaraan
Ringan di SMK Negeri Nglipar tahun 2016/2017 yang terlihat dari hasil tiap
siklusnya. Presentase skor motivasi belajar siswa dari pria siklus sebesar 60,59%,
pada siklus I sebesar 68,80% sehingga meningkat sebesar 8,21% dari pra siklus ke
siklus I sedangkan siklus I sebesar 68,80% mengalami kenaikan pada siklus II
sebesar 79,97% sehingga terjadi peningkatan sebesar 11,17%. Selain itu dari
angket, presentase angket motivasi belajar siswa siklus I sebesar 73,71%, dan
37
presentase siklus II sebesar 81,42% sehingga dari siklus I ke siklus II meningkat
sebesar 8,75. Sedangkan hasil belajar siswa pada pra siklus nilai rata-rata kelas
sebesar 53,97% dan presentase siswa yang mencapai KKM sebesar 20,69%,
siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 63,79%. Hal ini terjadi peningkatan sebesar
9,82% poin dari pra siklus ke siklus I dan presentase juga mengalami kenaikan
menjadi 37,93% sehingga terjadi peningkatan sebesar 17,24%. Kemudian siklus II
nilai rata-rata kelas siswa mencapai 76,38% hal ini terjadi peningkatan sebesar
12,59% poin dari siklus I ke siklus II. Kemudian presentase juga mengalami
kenaikan menjadi 82,76% sehingga terjadi peningkatan sebesar 44,83%. 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Suriatulisma tahun 2016 melaksanakan penelitian
dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Macromedia Flash 8
Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Tema Dinamika Interaksi Manusia
Untuk Peningkatan Minat Belajar Pada Siswa Kelas VII Di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 12 Malang” hasil penelitian yang diperoleh antara lain: 1) tahap
analisis. Analisis kurikulum pada materi hasil kebudayaan masyarakat Indonesia
pada masa lalu. 2) tahap desain, pembuatan desain media yaitu berupa storyboard
dan flowchart. 3) tahap pengembangan, pembuatan produk media, berupa
pengetikan dan revisi dari para ahli. 4) tahap implementasi, uji coba produk
dilakukan di kelas VII A dan guru IPS di SMPN 12 Malang. 5) tahap evaluasi,
berdasarkan angket dosen ahli materi, guru mata pelajaran IPS, dan siswa dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran mempunyai kriteria baik. Hasil analisis
angket minat belajar siswa rata-rata semua aspek adalah 82,8%, dengan kategori
positif. Sementara hasil uji coba juga menunjukan hasil yaitu rata-rata pretest
38
sebesar 50 dengan standar deviasi 16,10 dan postest dengan mean sebesar 66,80
dengan standar deviasi sebesar 22,83. Signifikan perbedaan antara pretest dan
postest yaitu 0,000. Karena nilai probabilitas 0,000 (0,05), maka Ho ditolak.
Penelitian di atas sama-sama meneliti tentang media pembelajaran
berbasis komputer dengan fokus penelitian yang berbeda dengan fokus penelitian
yang akan penulis lakukan. Yaitu: “Pengaruh Macromedia Flash Pada Model
Pembelajaran Tematik Inspiratif Kelas IV Terhadap Minat Belajar Siswa Di UPT
SD Inpres 127 Kepulauan Selayar” penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih
kurangnya keefektifan proses pembelajaran di beberapa sekolah terutama di UPT
SD Inpres 127 kepulauan Selayar yang salah satu menjadi penyebabnya adalah
kurangnya penggunaan media pembelajaran berbasis komputer.
C. Kerangka Pikir
Tujuan model pembelajaran tematik adalah untuk mengembangkan
kreativitas peserta didik serta meningkatkan minat belajar yang lebih efektif.
Sebagaimana kita ketahui bahwa proses pembelajaran yang efektif itu sangat
dipengeruhi oleh model pembelajaran dan media yang digunakan. Sebagaimana
dalam Assosiasi Komunikasi dan teknologi pendidikan
( Association for Educational Communication Technology/AECT 1979 )
mengemukakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran untuk proses
penyampaian informasi.
1) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
39
Pembelajaran tematik hendaknya disajikan dalam bentuk yang semenarik
mungkin dan tidak parsial. Konsep yang tumpang tindih dan pengulangan dapat
dipadukan, sehingga pembelajaran akan lebih efisien dan efektif.
Keterpaduan bidang kajian dapat mendorong guru untuk mengembangkan
kreativitas tinggi karena adanya tuntutan untuk memahami keterkaitan antara satu
materi dengan materi yang lain. Guru dituntut memiliki kecermatan, kemampuan
analitik, dan kemampuan kategorik 26 agar dapat memahami keterkaitan atau
kesamaan materi maupun metodologi.
2) Meningkatkan minat dan motivasi
Penerapan metode ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman murid
pada setiap mata pelajaran. Model pembelajaran tematik berbasis Macromedia
flash secara interaktif digunakan untuk menjadikan murid aktif dan lebih dapat
mengkonstruksi belajarnya secara mandiri, sehingga murid dapat lebih mudah
memahami konsep pembelajaran berbasis Macromedia flash dengan
menggunakan model pembelajaran tematik inspiratif yang dapat mengaitkan
langsung antara materi pembelajaran dengan pengalaman peserta didik tersebut
melalui teks, gambar, audio, animasi gambar atau video dalam satu kesatuan,
sehingga dapat memberikan pembelajaran yang lebih menarik.
Diharapkan setelah proses pembelajaran dengan menerapkan metode
pembelajaan Macromedia flash maka minat belajar murid dapat tercapai sebab
dengan penggunaan macromedia flash sebagai media atau alat penunjang proses
belajar itu lebih mempermudah murid dalam melakukan proses belajar di kelas.
Contohnya penggunaan macromedia flash pada mata pelajaran IPA. Dengan
40
macromedia flash yang manfaatnya dapat menampilkan sebuah gambar baik
animasi atau video itu sangat membantu daya tarik murid untuk lebih aktif dalam
mengikuti proses belajar. Jika dibandingkan dengan hanya menggunakan media
cetak. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir
Penggunaan Macromedia Flash
Pembelajaran Tematik
Dukungan Guru
Minat Belajar
Hambatan
41
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalah penelitian sampai
terbukti, teruji, dan terkumpul. Oleh karena itu, perlu dibuktikan kebenarannya
yaitu dibuktikan dengan menggunakan data. Proses penyusunan hipotesis
merupakan logika berfikir dedukatif, yaitu mengambil kesimpulan dari hal yang
bersifat umum ke hal yang bersifat khusus.
Berdasarkan deskripsi teoritik dan kerangka pikir diatas, maka pada
penelitian ini diajukan karena terdapat “Pengaruh macromedia flash pada model
pembelajaran tematik inspiratif kelas IV terhadap minat belajar murid di UPT SD
Inpres 127 kepulauan Selayar”.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif
yang di mana merupakan penelitian yang data-datanya berupa angka-angka dan
analisisnya menggunakan statistik, (Sugiyono, 2013:14).
Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian eksperimen
adalah metode penelitian kuantitatif. Dengan demikian metode penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik
bila disertai dengan table, gambar, grafik dan tampilan lainnya.
Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara rondom,
pengumpulan data menggunakan instrumen penilaian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2013: 14).
43
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2013:117).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid UPT SD Inpres 127
kepulauan Selayar.
Subjek Penelitian Populasi
Kelas I 10
Kelas II 8
Kelas III 15
Kelas IV 24
Kelas V 10
Kelas VI 20
Jumlah Total 87
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2015 : 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Teknik sampling yang digunakan adalah simple porposive sampling,
dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara ditunjuk langsung oleh peneliti. Sampel dalam penelitian ini
diambil dalam seluruh kelas IV yang berjumlah 24 murid.
44
No Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 11 13 24
C. Lokasi Penelitian
Menjadi lokasi penelitian adalah UPT SD Inpres 127 kepulauan Selayar.
Pemilihan lokasi ini didasari beberapa pertimbangan:
1. Belum pernah ada penelitian sejenis ini yang dilakukan di UPT SD Inpres 127
kepulauan Selayar.
2. Kesediaan sekolah untuk menjadi pusat pelaksanaan penelitian dan
dimungkinkan dengan adanya kerja sama yang baik antara peneliti dengan
pihak sekolah sehingga memperlancar penelitian.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat, nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya(Sugiyono, 2012: 61).
VariabelDependen VariabelIndependen
(X) Model Pembelajaran Tematik
Inspiratif
(Y) Minat Belajar Murid
Berdasarkan judul dan masalah penelitian, maka penelitian ini terdiri dari
2 variabel, yaitu:
45
1. Variabel Bebas
Variabel bebas atau yang mempengaruhi: Yaitu penggunaan media
pembelajaran berbasis komputer ( Macromedia Flash ). Komputer adalah alat
elektronik yang termasuk pada kategori multimedia. Karena komputer mampu
melibatkan berbagai indera dan organ tubuh, seperti telinga (audio), mata
(visual), dan tangan (kinetik) yang dengan pelibatan ini memungkinkan informasi
atau pesannya mudah dimengerti.
2. Variabel Terikat
Yaitu variabel yang dipengaruhi: “minat belajar pada kelas VI”. Minat
Belajar adalah rasa senang atau ketertarikan pasa suatu objek.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah sebuah media atau alat yang diterapkan sebagai proses
pengumpulan data. Sehingga dapat membantu proses peneliti dalam
mengumpulkan data-data terkait apa yang ingin diteliti. Dalam hal ini dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu:
1. Lembar Observasi
Pada lembar observasi ini mencakup kegiatan peneliti yang berisi tentang
kegiatan murid dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan pertama,
kedua, dan terakhir. Adapun pada lembar observasi ini telah disediakan oleh
peneliti berdasarkan hasil dari observasi sebelumnya.
2. Lembar Angket
Yang di maksud dengan lembar angket atau kuesioner yaitu sekumpulan
pertanyaan yang dibuat langsung oleh peneliti dan diberikan kepada setiap peserta
46
didik sehinga peneliti dapat menganilis setiap jawaban yang diberikan oleh
peserta didik. Adapun pertanyaan yang diberikan itu terkait dengan penggunaan
macromedia flash dengan menggunakan model pembelajaran tematik inspiratif.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk
memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti secara langsung
berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Angket
Lembar angket bertujuan untuk mendapatkan sebuah informasi yang valid
terkait peningkatan minat belajar murid dengan menggunakan media
pembelajaran macromedia flash yang kemudian dielaborasi dengan model
pembelajaran tematik/terpadu.
Selain itu dengan menggunakan angket, ini juga bertujuan untuk
membantu peneliti dalam mendapatkan sebuah informasi langsung dari peserta
didik yang sebelumnya telah diberikan materi yang didesain dengan
menggunakan macromedia flash.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh sumber terkumpul.
47
Kegiatan analisis data dalam Sugiyono (2010: 207) adalah
mengelompokan data berdasarkan variable dari seluruh responden, menyajikan
data tiap variable yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah diajukan. Teknik analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan
Statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010:208).
Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
1. Editing: memeriksa angket-angket yang telah diisi tentang kebenaran dan
kelengkapannya, kemudian dikelompokkan sesuai dengan isinya.
2. Tabulating: membuat tabel-tabel untuk memasukan jawaban-jawaban
responden yang kemudian dicari presentasinya untuk di analisa.
3. Analiting dan Interprestasi: menganalisis data yang telah diolah secara verbal
sehingga hasil penelitian mudah dipahami.
4. Concluding: memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan interprestasi data.
Untuk analisis deskriptif kuantitatif menggunakan tabel-tabel sederhana
dengan menggunakan rumus presentasi, yaitu:
48
Keterangan:
P = Presentasi
f = Jumlah Frekuensi
n = Jumlah Responden
100% = Bilangan Tetap
P = 𝑓
𝑛× 100%
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UPT SD Inpres 127 Kepualauan Selayar.
Adapun yang menjadi objek adalah keseluruhan kelas IV. Poin penting dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh macromedia pada model
pembelajaran tematik inspiratif kelas IV terhadap minat belajar murid. Peneliti
mendapatkan data tentang efesiensinya penggunaan model pembelajaran tematik
inspiratif dalam meningkatkan minat belajar murid melalui angket yang diberikan
kepada murid. Sehingga data yang diperoleh tersebut dapat dijadikan sebagai
acuan atau ukuran dalam menjawab hipotesis pada penelitian ini.
1. Pengujian Instrumen
a. Uji Validitas
Sugiyono (2009: 172) bahwa valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa uji validitas sangatlah penting sebelum melakukan sebuah
penelitian. Untuk itu peneliti melakukan uji validitas bentuk ahli sebelum
melakukan penelitian. Adapun yang menguji validitas tersebut adalah bapak Andi
Adam, S.Pd.,M.Pd dan bapak Drs. H. Hamzah HS, MM. Adapun hasil yang
diperoleh adalah media dan angket yang akan digunakan sangat layak.
50
Rincian data hasil validitas item yang valid diuraikan sebagai berikut:
No Variabel Indikator Sub indikator Item soal
1. Pembelajaran
tematik
inspiratif
( X)
Wawasan
baru melalui
kerja kreatif
dan
imajinatifnya
- Mengaitkan
materi dengan
kenyataan yang
ada
dilingkungan
keseharian anda
1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, dan 8
Penggunaan
macromedia
flash
- Pandangan
terhadap
hubungan
penggunaan
macromedia
flash terhadap
model
pembelajaran
tematik
inspiratif
9 dan 10
2. Minat belajar
murid (Y)
Perasaan
senang
- Akan
mempelajari
ilmu yang
disenangi.
11,12, 13, dan
14.
Perasaan - Daya gerak 15 dan 16
51
tertarik yang
mendorong
untuk
cenderung
tertarik pada
orang, benda,
kegiatan atau
berupa
pengalaman.
Penuh
perhatian
- Konsentrasi
atau aktivitas
jiwa terhadap
pengamatan
dan pengertian
dengan
mengesamping
kan yang lain.
17 dan 18.
Bersikap
positif
- Ketertarikan
seseorang akan
suatu objek
yang
melibatkan
objek tersebut.
19 dan 20
52
Jumlah 20 item
2. Deskripsi Data
a. Penyajian Data
Langkah awal yang dilakukan setelah memperoleh data adalah sebagai
berikut:
1). Data Hasil Observasi
Pada penelitian ini langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah
melakukan observasi. Yang menjadi faktor penting dalam sebuah observasi ialah
dengan memperhatikan kondisi sekolah dalam hal ini UPT SD Inpres 127
Kepulauan Selayar.
Selain itu sarana dan prasarana atau pun faktor penunjang lainnya perlu
diperiksa sebelumnya. Serta kurikulum yang digunakan oleh sekolah di UPT SD
Inpres 127 Kepulauan Selayar. Selain itu media dan model pembelajaran juga
perlu digalih terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian dengan media inovasi
yang ditawarkan untuk di gunakan di sekolah.
2). Data Hasil Angket
Pada penelitian ini angket digunakan untuk mengukur adanya pengaruh
macromedia flash pada model pembelajaran tematik inspiratif yang dibagikan
kepada 24 responden yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini.
Adapun hasil angket jawaban murid dapat digambarkan sebagai berikut:
53
Tabel 4.1 Apakah anda setuju jika dalam pembelajaran, guru mengaitkan materi
dengan kenyataan yang ada di lingkungan keseharian anda.
Indikator Sangat
setuju
Setuju Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 18 6 0 0 0 24
Presentasi 75% 25% 0% 0% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 18 dari 24 murid atau 75%
menyatakan sangat setuju jika dalam pembelajaran, guru mengaitkan materi
dengan kenyataan yang ada di lingkungan keseharian anda, 6 dari 24 murid atau
24% menyatakan setuju jika dalam pembelajaran, guru mengaitkan materi dengan
kenyataan yang ada di lingkungan keseharian anda, 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan biasa saja jika dalam pembelajaran, guru mengaitkan materi dengan
kenyataan yang ada di lingkungan keseharian anda, 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan tidak setuju jika dalam pembelajaran, guru mengaitkan materi dengan
kenyataan yang ada di lingkungan keseharian anda, dan 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan sangat tidak setuju jika dalam pembelajaran, guru mengaitkan materi
dengan kenyataan yang ada di lingkungan keseharian anda.
54
Tabel 4.2 Apakah anda tertarik dengan model pembelajaran tematik inspiratif
yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran.
Indikator Sangat
setuju
Setuju Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 10 14 0 0 0 24
Presentasi 41,67% 58,33% 0% 0% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 10 dari 24 murid atau 41,67%
menyatakan sangat setuju anda tertarik dengan model pembelajaran tematik
inspiratif yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran, 14 dari 24 murid atau
58,33% menyatakan setuju anda tertarik dengan model pembelajaran tematik
inspiratif yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran, 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan biasa saja anda tertarik dengan model pembelajaran tematik inspiratif
yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran, 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan tidak setuju anda tertarik dengan model pembelajaran tematik
inspiratif yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran, dan 0 dari 24 murid atau
0% menyatakan sangat tidak setuju anda tertarik dengan model pembelajaran
tematik inspiratif yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran.
55
Tabel 4.3 Apakah menurut anda model pembelajaran tematik inspiratif sangat
menunjang terhadap pembelajaran di sekolah.
Indikator Sangat
setuju
Setuju Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
jumlah
Frekuensi 14 8 2 0 0 24
Presentasi 58,34% 33,33% 8,33% 0% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 14 dari 24 murid atau 58,34%
menyatakan sangat setuju model pembelajaran tematik inspiratif sangat
menunjang terhadap pembelajaran di sekolah, 8 dari 24 murid atau 33,33%
menyatakan setuju model pembelajaran tematik inspiratif sangat menunjang
terhadap pembelajaran di sekolah, 2 dari 24 murid atau 8,33% menyatakan biasa
saja model pembelajaran tematik inspiratif sangat menunjang terhadap
pembelajaran di sekolah, 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan tidak setuju model
pembelajaran tematik inspiratif sangat menunjang terhadap pembelajaran di
sekolah, dan 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan sangat tidak setuju model
pembelajaran tematik inspiratif sangat menunjang terhadap pembelajaran di
sekolah.
56
Tabel 4.4 Bagaimana menurut anda tentang pemahaman guru terhadap model
pembelajaran tematik inspiratif.
Indikator Sangat
setuju
Setuju Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
jumlah
Frekuensi 17 4 1 2 0 24
Presentasi 70,84% 16,67% 4,16% 8,33% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 17 dari 24 murid atau 70,84%
menyatakan sangat setuju tentang pemahaman guru terhadap model pembelajaran
tematik inspiratif, 4 dari 24 murid atau 16,67% menyatakan setuju tentang
pemahaman guru terhadap model pembelajaran tematik inspiratif, 1 dari 24 murid
atau 4,16% menyatakan biasa saja tentang pemahaman guru terhadap model
pembelajaran tematik inspiratif, 2 dari 24 murid atau 8,33% menyatakan tidak
setuju tentang pemahaman guru terhadap model pembelajaran tematik inspiratif,
dan 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan sangat tidak setuju tentang pemahaman
guru terhadap model pembelajaran tematik inspiratif.
Tabel 4.5 Apakah menurut anda guru sudah memahami materi yang diberikan
Indikator Sangat
setuju
setuju Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 12 12 0 0 0 24
Presentasi 50% 50% 0 0 0 100
57
Berdasarkah tabel di atas respondens 12 dari 24 murid atau 50%
menyatakan sangat setuju guru sudah memahami materi yang diberikan, 12 dari
24 murid atau 50% menyatakan setuju guru sudah memahami materi yang
diberikan, 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan biasa saja guru memahami materi
yang diberikan, 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan tidak setuju guru memahami
materi yang diberikan, dan 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan sangat tidak
setuju guru memahami materi yang diberikan.
Tabel 4.6. Bagaimana menurut anda tentang kemampuan guru mengajar di
sekolah.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 11 6 6 1 0 24
Persentase 45,84% 25% 25% 4,16 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 11 dari 24 murid atau 45,84%
menyatakan sangat setuju tentang kemampuan guru mengajar di sekolah, 6 dari 24
murid atau 25% menyatakan setuju tentang kemampuan guru mengajar di
sekolah, 6 dari 24 murid atau 25% menyatakan biasa saja tentang kemampuan
guru mengajar di sekolah, 1 dari 24 murid atau 4,16% menyatakan tidak setuju
tentang kemampuan guru mengajar di sekolah, dan 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan sangat tidak setuju tentang kemampuan guru mengajar di sekolah.
58
Tabel 4.7 Apakah anda semangat dalam proses pembelajaran di sekolah dengan
model pembelajaran tematik inspiratif.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 17 4 3 0 0 24
Persentase 70,84% 16,66% 12,5% 0% 0% 100
Berdasarkan tabel di atas respondens 17 dari 24 murid atau 70,84%
menyatakan sangat setuju semangat dalam proses pembelajaran di sekolah dengan
model pembelajaran tematik inspiratif, 4 dari 24 murid atau 16,66% menyatakan
setuju semangat dalam proses pembelajaran di sekolah dengan model
pembelajaran tematik inspiratif, 3 dari 24 murid atau 12,5% menyatakan biasa
saja semangat dalam proses pembelajaran di sekolah dengan model pembelajaran
tematik inspiratif, 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan tidak setuju semangat
dalam proses pembelajaran di sekolah dengan model pembelajaran tematik
inspiratif, dan 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan sangat tidak setuju semangat
dalam proses di sekolah dengan model pembelajaran tematik inspiratif.
59
Tabel 4.8 Apakah dengan model pembelajaran tematik inspiratif yang didapat di
sekolah biasa anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 18 6 0 0 0 24
Persentase 75% 25% 0% 0% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 18 dari 24 murid atau 75%
menyatakan sangat setuju model pembelajaran tematik inspiratif yang didapat di
sekolah biasa anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari, 6 dari 24 murid atau
25% menyatakan setuju model pembelajaran tematik inspiratif yang didapat di
sekolah biasa anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari, 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan biasa saja model pembelajaran tematik inspiratif yang didapat di
sekolah biasa anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari, 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan tidak setuju model pembelajaran tematik inspiratif yang didapat di
sekolah biasa anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan 0 dari 24 murid
atau 0% menyatakan sangat tidak setuju model pembelajaran tematik inspiratif
yang didapat di sekolah biasa anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
60
Tabel 4.9. Bagaimana menurut anda tentang hubungan macromedia flash terhadap
model pembelajaran tematik inspiratif dalam pembelajaran.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 10 14 0 0 0 24
Persentase 41,67% 58,33% 0% 0% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 10 dari 24 murid atau 41,67%
menyatakan sangat setuju tentang hubungan macromedia flash terhadap model
pembelajaran tematik inspiratif dalam pembelajaran, 14 dari 24 murid atau
58,33% menyatakan setuju tentang hubungan macromedia flash terhadap model
pembelajaran tematik inspiratif dalam pembelajaran, 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan biasa saja tentang hubungan macromedia flash terhadap model
pembelajaran tematik inspiratif dalam pembelajaran, 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan tidak setuju tentang hubungan macromedia flash terhadap model
pembelajaran tematik inspiratif dalam pembelajaran, dan 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan sangat tidak setuju tentang hubungan macromedia flash terhadap
model pembelajaran tematik inspiratif dalam pembelajaran.
61
Tabel 4.10. Bagaimana menurut anda tentang macromedia flash pada model
pembelajaran tematik inspiratif untuk meningkatkan minat belajar murid.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 14 10 0 0 0 24
Persentase 58,33% 41,67% 0% 0% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 14 dari 24 murid atau 8,33%
menyatakan sangat setuju tentang macromedia flash pada model pembelajaran
tematik inspiratif untuk meningkatkan minat belajar murid, 10 dari 24 murid atau
41,67% menyatakan setuju tentang macromedia flash pada model pembelajaran
tematik inspiratif untuk meningkatkan minat belajar murid, 0 dari 24 murid atau
0% menyatakan biasa saja tentang macromedia flash pada model pembelajaran
tematik inspiratif untuk meningkatkan minat belajar murid, 0 dari 24 murid atau
0% menyatakan tidak setuju tentang macromedia flash pada model pembelajaran
tematik inspiratif untuk meningkatkan minat belajar murid, dan 0 dari 24 murid
atau 0% menyatakan sangat tidak setuju tentang macromedia flash pada model
pembelajaran tematik inspiratif untuk meningkatkan minat belajar murid.
62
Tabel 4.11. Apakah anda senang dengan model pembelajaran tematik yang
diberikan oleh guru dengan menggunakan macromedia flash.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 18 5 1 0 0 24
Persentase 75% 20,84% 4,16% 0% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 18 dari 24 murid atau 75%
menyatakan sangat setuju dengan model pembelajaran tematik yang diberikan
oleh guru dengan menggunakan macromedia flash, 5 dari 24 murid atau 20,84%
menyatakan setuju model pembelajaran tematik yang diberikan oleh guru dengan
menggunakan macromedia flash, 1 dari 24 murid atau 4,16% menyatakan biasa
saja model pembelajaran tematik yang diberikan oleh guru dengan menggunakan
macromedia flash, 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan tidak setuju model
pembelajaran tematik yang diberikan oleh guru dengan menggunakan
macromedia flash, dan 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan sangat tidak setuju
model pembelajaran tematik yang diberikan oleh guru dengan menggunakan
macromedia flash.
63
Tabel 4.12. Apakah anda senang dengan model pembelajaran tematik inspiratif
dalam meningkatkan minat belajar murid.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 13 11 0 0 0 24
Persentase 54,16% 45,84% 0% 0% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 13 dari 24 murid atau 54,16%
menyatakan sangat setuju model pembelajaran tematik inspiratif dalam
meningkatkan minat belajar murid, 11 dari 24 murid atau 45,84% menyatakan
setuju model pembelajaran tematik inspiratif dalam meningkatkan minat belajar
murid, 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan biasa saja model pembelajaran
tematik inspiratif dalam meningkatkan minat belajar murid, 0 dari 24 murid atau
0% menyatakan tidak setuju model pembelajaran tematik inspiratif dalam
meningkatkan minat belajar murid, dan 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan
sangat tidak setuju model pembelajaran tematik inspiratif dalam meningkatkan
minat belajar murid.
64
Tabel 4.13. Bagaimana menurut anda langkah-langkah untuk meningkatkan minat
belajar di sekolah.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 13 7 4 0 0 24
Persentase 54,17% 29,16% 16,67% 0% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 13 dari 24 murid atau 54,17%
menyatakan sangat setuju langkah-langkah untuk meningkatkan minat belajar di
sekolah, 7 dari 24 murid atau 29,16% menyatakan setuju langkah-langkah untuk
meningkatkan minat belajar di sekolah, 4 dari 24 murid atau 16,67% menyatakan
biasa saja langkah-langkah untuk meningkatkan minat belajar di sekolah, 0 dari
24 murid atau 0% menyatakan tidak setuju langkah-langkah untuk meningkatkan
minat belajar di sekolah, dan 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan sangat tidak
setuju langkah-langkah untuk meningkatkan minat belajar di sekolah.
Tabel 4.14. Apakah sarana dan prasarana cukup memadai di sekolah dalam
mendukung efektivitas belajar.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 0 0 12 12 0 24
Persentase 0% 0% 50% 50% 0 100
65
Berdasarkah tabel di atas respondens 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan
sangat setuju sarana dan prasaran cukup memadai di sekolah dalam mendukung
efektivitas belajar, 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan setuju sarana dan
prasaran cukup memadai di sekolah dalam mendukung efektivitas belaajr, 12 dari
24 murid atau 50% menyatakan biasa saja sarana dan prasarana cukup memadai di
sekolah dalam mendukung efektivitas belaajr, 12 dari 24 murid atau 50%
menyatakan tidak setuju sarana dan prasarana cukup memadai di sekolah dalam
mendukung efektivitas belajar, dan 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan sangat
tidak setuju sarana dan prasarana cukup memadai di sekolah dalam mendukung
efektivitas belajar.
Tabel 4.15. Bagaimana menurut anda minat belajar dengan model pembelajaran
tematik inspiratif.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 14 9 0 1 0 24
Persentase 58,34% 37,5% 0% 4,16% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 14 dari 24 murid atau 58,34%
menyatakan sangat setuju minat belajar dengan model pembelajaran tematik
inspiratif, 9 dari 24 murid atau 37,5% menyatakan setuju minat belajar dengan
model pembelajaran tematik inspiratif, 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan biasa
saja minat belajar dengan model pembelajaran tematik inspiratif, 1 dari 24 murid
66
atau 4,16% menyatakan tidak setuju minat belajar dengan model pembelajaran
tematik inspiratif, dan 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan sangat tidak setuju
minat belajar dengan model pembelajaran tematik inspiratif.
Tabel 4.16. Apakah efektivitas belajar menurut anda sudah berjalan sempurna.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 16 5 2 0 1 24
Persentase 66,66% 20,84% 8,34% 0% 4,16% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 16 dari 24 murid atau 66,66%
menyatakan sangat setuju efektivitas belajar menurut anda sudah berjalan
sempurna, 5 dari 24 murid atau 20,84% menyatakan setuju efektivitas belajar
menurut anda sudah berjalan sempurna, 2 dari 24 murid atau 8,34% menyatakan
biasa saja efektivitas belajar menurut anda sudah berjalan sempurna, 0 dari 24
murid atau 0% menyatakan tidak setuju efektivitas belajar menurut anda sudah
berjalan sempurna, dan 1 dari 24 murid atau 4,16% menyatakan sangat tidak
setuju efektivitas belajar menurut anda sudah berjalan sempurna.
67
Tabel 4.17. Apakah menurut anda media yang digunakan dalam pembelajaran
dapat meningkatkan minat belajar murid.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 8 16 0 0 0 24
Persentase 33,34% 66,66% 0% 0% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 8 dari 24 murid atau 33,34%
menyatakan sangat setuju media yang digunakan dalam pembelajaran dapat
meningkatkan minat belajar murid, 16 dari 24 murid atau 66,66% menyatakan
setuju media yang digunakan dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat
belajar murid, 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan biasa saja media yang
digunakan dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar murid, 0 dari 24
murid atau 0% menyatakan tidak setuju media yang digunakan dalam
pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar, dan 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan sangat tidak setuju media yang digunakan dalam pembelajaran dapat
meningkatkan minat belajar murid.
68
Tabel 4.18. Apakah menurut anda minat belajar murid sudah memenuhi target
yang ditentukan di sekolah.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 8 15 1 0 0 24
Persentase 33.34% 62,5% 4,16% 0% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 8 dari 24 murid atau 33,34%
menyatakan sangat setuju minat belajar murid sudah memenuhi target yang
ditentukan di sekolah, 15 dari 24 murid atau 62,5% menyatakan setuju minat
belajar murid sudah memenuhi target yang ditentukan di sekolah, 1 dari 24 murid
atau 4,16% menyatakan biasa saja minat belajar murid sudah memenuhi target
yang ditentukan di sekolah, 0 dari 24 murid atau 0% menyatakan tidak setuju
minat belajar murid sudah memenuhi target yang ditentukan di sekolah, dan 0 dari
24 murid atau 0% menyatakan sangat tidak setuju minat belajar murid sudah
memenuhi target yang ditentukan di sekolah.
69
Tabel 4.19. Apakah minat belajar anda meningkat dalam pembelajaran dengan
adanya model pembelajaran tematik inspiratif.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 9 13 2 0 0 24
Persentase 37,5% 54,16% 8,34% 0% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 9 dari 24 murid atau 37,5%
menyatakan sangat setuju minat belajar anda meningkat dalam pembelajaran
dengan adanya model pembelajaran tematik inspiratif, 13 dari 24 murid atau
54,16% menyatakan setuju minat belajar anda meningkat dalam pembelajaran
dengan adanya mdel pembelajaran tematik inspiratif, 2 dari 24 murid atau 8,34%
menyatakan biasa saja minat belajar murid anda meningkat dalam pembelajaran
dengan adanya model pembelajaran tematik inspiratif, 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan tidak setuju minat belajar murid anda meningkat dalam pembelajaran
dengan adanya penerapan model pembelajaran tematik inspiratif, dan 0 dari 24
murid atau 0% menyatakan sangat tidak setuju minat belajar murid anda
meningkat dalam pembelajaran adanya model pembelajaran tematik inspiratif.
70
Tabel 4.20. Bagaimana menurut anda tentang penguasaan materi pembelajaran
bagi guru dalam meningkatkan minat belajar yang lebih optimal.
Indikator
Sangat
setuju
Setuju
Biasa
saja
Tidak
setuju
Sangat
tidak
setuju
Jumlah
Frekuensi 10 12 2 0 0 24
Persentase 41,66% 50% 8,34% 0% 0% 100
Berdasarkah tabel di atas respondens 10 dari 24 murid atau 41,66%
menyatakan sangat setuju tentang penguasaan materi pembelajaran bagi guru
dalam meningkatkan minat belajar yang lebih optimal, 12 dari 24 murid atau 50%
menyatakan setuju tentang penguasaan materi pembelajaran bagi guru dalam
meningkatkan minat belajar yang lebih optimal, 2 dari 24 murid atau 8,34%
menyatakan biasa saja tentang penguasaan materi pembelajaran bagi guru dalam
meningkatkan minat belajar yang lebih optimal, 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan tidak setuju tentang penguasaan materi pembelajaran bagi guru dalam
meningkatkan minat belajar yang lebih optimal, dan 0 dari 24 murid atau 0%
menyatakan sangat tidak setuju tentang penguasaan materi pembelajaran bagi
guru dalam meningkatkan minat belajar yang lebih optimal
.
71
3. Analisis Korelasi
Tabel 4.21 Hasil Analisis Korelasi
No X Y x2
y2
xy
1 85 83 7225 6889 7055
2 94 87 8836 7569 8178
3 94 90 8836 8100 8460
4 94 82 8836 6724 7708
5 92 89 8836 7921 8188
6 94 78 8836 6084 7332
7 86 88 7396 7744 7568
8 89 86 7921 7396 7654
9 88 83 7744 6889 7304
10 85 80 7225 6400 6800
11 90 87 8100 7569 7830
12 87 86 7569 7396 7482
1078 1019 97360 86681 91559
Sumber data: hasil analisis angket
Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa :
= 1078
= 1019
= 97360
= 86681
= 91559
72
Untuk mengetahui Pengaruh macromedia flash pada model pembelajaran
tematik inspiratif kelas IV terhadap minat belajar murid di UPT SD Inpres 127
Kepulauan Selayar dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Rxy = 0,99335488
Tabel 4.22.Interpretasi data
Koefisien Korelasi rxy Tingkat Hubungan
0,80 hingga 100 Sangat Kuat
0,60 hingga 7,99 Kuat
0,40 hingga 5,99 Sedang
0,20 hingga 3,99 Rendah
0,01 hingga 1,99 Sangat Rendah
0,00 Tiada berkorelasi
(Iskandar,2013:130)
2222 )()(
))((
yYNXXN
YXXxYNRxy
22 )1019()86681(24)1078()97360(24
)1019)(1078()91559(24
10419831174556
10984822197416
99,0
22931106285399
1098934
4471102077568515491083769348
1098934
73
Berdasarkan hasil penelitian dengan perhitungan angket yang telah
dibagikan kepada 24 murid di UPT SD Inpres 127 Kepulauan Selayar dianalisis
dengan menggunakan product moment yaitu pembelajaran tematik inspiratif (X),
dan minat belajar murid (Y). Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis angket
diperoleh yaitu 0,99. Dengan memperhatikan besarnya Rxy yaitu 0,99, yang
berada antara 0,80 hingga 100 maka dapat dikatakan tingkat hubungan korelasi
sangat kuat
Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Pengaruh macromedia flash
pada model pembelajaran tematik inspiratif kelas IV terhadap minat belajar
murid” diterima.
B. Pembahasan
Munculnya model pembelajaran tematik inspiratif dilatarbelakangi oleh
rendahnya minat belajar yang ditandai dengan ketidak mampuan sebagian besar
murid menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan cara pemanfaatan
pengetahuan tersebut pada saat ini dan di kemudian hari dalam kehidupan murid
oleh karena itu, perlu pembelajaran yang mampu mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan dunia nyata siswa, di antaranya melalui penerapan model
pembelajaran tematik inspiratif.
Pembelajaran tematik inspiratif untuk meningkatkan minat belajar murid
menunjukkan adanya proses perekayasaan berbagai sumber dan metode yang
diarahkan pada terjadinya pembelajaran disekolah secara optimal. Efektivitas
belajar murid merujuk pada pembelajaran semua komponen sekolah sebagai
organisasi tempat belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing
74
dalam struktur program dengan tujuan agar murid belajar dan mencapai hasil yang
telah ditetapkan,yaitu memiliki kompetensi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di sekolah UPT SD Inpres
127 Kepulauan Selayar, dari hasil analisis angket dengan korelasi product
moment diperoleh hasil yaitu 0,99. Dengan demikian penerapan model
pembelajaran tematik inspiratif dapat meningkatkan minat belajar murid UPT SD
Inpres 127 Kepulauan Selayar. Jadi hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian
ini yang menyatakan penerapan model pembelajaran tematik inspiratif dapat
meningkatkan minat belajar murid di UPT SD Inpres 127 Kepulauan Selayar
dinyatakan diterima.
Guru pada hakikatnya merupakan tenaga kependidikan yang memikul
berat tanggung jawab kemanusiaan, khususnya berkaitan dengan proses
pendidikan generasi penerus bangsa menuju gerbang pencerahan dalam
melepaskan diri dari belenggu kebodohan. Betapa berat tugas dan kewajiban yang
harus diemban oleh guru tersebut sehingga menuntut profesionalitas tinggi dalam
proses pembelajaran. Melalui kompetensi profesionalnya, guru harus mampu
mewujudkan langkah-langkah pembelajaran inovatif dan kreatif, sehingga proses
belajar mengajar dapat bermakna.
75
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan, dan analisis data serta
pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat diambil simpulan seperti berikut:
1. Penerapan model pembelajaran tematik inspiratif dengan minat belajar murid
ini pada pokok bahasan yang lain, mengingat strategi pembelajaran ini lebih
efektif dalam meningkatkan minat belajar murid. Penelitian ini diharapkan dapat
menularkan model pembelajaran tematik inspiratif ini pada guru-guru, mengingat
model ini merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar
murid.
2. Adanya penerapan model pembelajaran tematik inspiratif untuk meningkatkan
minat belajar murid yang diterapkan di UPT SD Inpres 127 Kepulauan Selayar.
Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis angket dengan menggunakan analisis
korelasi product moment, dengan memperhatikan Rxy yang tingkat hubungan
variabel sangat kuat. Dengan demikian, hipotesis yang telah diajukan yang
menyatakan ada hubungan penerapan model pembelajaran tematik inspiratif dapat
meningkatkan minat belajar murid di UPT SD Inpres 127 Kepulaun Selayar
dinyatakan diterima.
B. Saran
1. Untuk pembinaan pembelajaran, hendaknya para kepala sekolah dan guru
terkait dapat menerapkan hasil-hasil penelitian dan perlu melakukan pengkajian
pada model pembelajaran tematik yang inspiratif untuk menunjang pencapaian
76
tujuan pembelajaran di UPT SD Inpres 127 Kepulauan Selayar yang lebih
berkualitas.
2. Bagi guru di UPT SD Inpres 127 Kepulauan Selayar khususnya, serta
instansi/lembaga terkait, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan
acuan pengambilan kebijakan dalam rangka peningkatan minat belajar murid
kedepannya.
3. Guru di UPT SD Inpres 127 Kepulauan Selayar hendaknya dapat melanjutkan
penerapan model pembelajaran tematik inspiratif ini pada pokok bahasan yang
lain, mengingat model pembelajaran ini lebih efektif dalam meningkatkan minat
belajar murid daripada model pembelajaran yang lain.
.
77
DAFTAR PUSTAKA
Abd Haling, dkk. 2007. Belajar dan pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit
UNM.
Abd, Kadir. & Hanun, Asrorah. 2015. Pembelajaran tematik. Jakarta: Rajawali
Pers.
Hamalik, Oemar. 1994. “ mendefinikan media sebagai teknik yang dipergunakan
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antar guru dan murid dalam
proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah”.
Iskandar. 2017.Teori Belajar Dan Model Pembelajaran. Makassar: Bahan Ajar.
Nurul, Ismunandar, 2017. “ Penerapan media pembelajaran berbasis
Macromedia flash 8.0 untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada
kompetensi sistem pengisian konvensional siswa kelas XII semester genap
teknik kendaraan Ringan di SMKN 1 Nglipar tahun 2016/2017”.
Prairadilaga, Salma Dewi. 2014. wawasan teknologi pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Surya, Moh. 2002. “ Faktor-faktor yang mempengaruhi minat”.
Sakti Indra, dkk. 2012. “Pengaruh Model Pembelajaran Langsung ( Direct
Imstruction ) Melalui Media Animasi Berbasis Macromedia Flash Terhadap
Minat Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa di SMA Plus Negeri 7
Kota Bengkulu”
Satriana, dkk. 2019. “Perbandingan Penggunaan Aplikasi Scratch dan
Macromedia flas 8 Terhadap Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Animasi
2D Jurusan Multimedia di SMKN 1 Mesjid Raya”.
78
Sugiyono, 2016. Metode PenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D.Bandung:
Alfabeta.
Sariatulisma, 2016. “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Macromedia
Flash 8 pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Tema Dinamika
Interaksi Manusia Untuk Peningkatan Minat Belajar pada Siswa Kelas VII
Di SMPN 12 Malang”.
Surya, 2002. “pengertian belajar”.
Subroto, (2000: 9). “pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali
dengan suatu pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep
lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu
bidang maupun lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar sisa, maka
pembelajaran menjadi lebih bermakna”.
Tarman, A., Arif. 2017. Metode dan Model Pembelajaran. Makassar: Bahan Ajar.
Tim pengajar. 2017. Perencanaan Pembelajaran. Makassar: Bahan Ajar.
Tim penyusun FKIP Unismuh Makassar. Pedoman penulisan Skripsi.
79
LAMPIRAN
80
Tabel A.1.1 Lembar Validasi Angket
No. Aspek Yang Di Validasi
Validator
Ket.
I II
1.
Petunjuk penggunaan angket dinyatakan
dengan jelas.
4 4
D
2.
Kalimat pernyataan mudah dipahami dan tidak
menimbulkan penafsiran ganda.
3 4
D
3.
Kalimat menggunakanbahasa yang baik dan
benar.
4 4
D
4.
Kesesuaian pernyataan dengan indikator minat
belajar.
4 4
D
5.
Pernyataan yang dianjurkan dapat
mengungkap minat belajar murid.
4 4
D
81
≥ 0.75 → Layak igunakan
5
0 0 0 5
5
5 1(Layak igunakan)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
(RPP) TEMATIK
PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
Nama Sekolah : UPT SDI 127 Kepulauan Selayar
Tema : LINGKUNGAN
Kelas : IV
Alokasi Waktu : 1x pertemuan
Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia
Berbicara
82
Mengungkapkan secara lisan beberapa informasi dengan mendeskripsikan
benda dan bercerita.
Menulis
Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di sekitar dan
menyalin puisi anak.
IPA
Mengenal berbagai sumber daya alam yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari dan kegunaannya.
Memahami penyebarannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
BAHASA INDONESIA
Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar sesuai ciri-ciri dengan
menggunakan kalimat yang mudah di pahami rang lain.
Menceritakan kembali cerita anak yang di dengarkan dengan
menggunakan kata-kata sendiri.
Mendeskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana
dengan bahasa tulis.
Menyalin puisi anak dengan huruf tegak bersambung yang rapi.
IPA
Mengidentifikasi sumber daya alam yang ada di lingkungan sekitar.
83
Mengidentifikasi penyebaran sumber daya alam yang paling sering
digunakan di lingkungan sekitar.
C. Tujuan Pembelajaran
BAHASA INDONESIA
Siswa dapat menirukan gerak dan suara binatang.
Siswa dapat menjelaskan ciri binatang secara rinci sehingga dapat
mendeskripsikannya dengan teman.
siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan cerita.
Siswa dapat menuliskan yang dikatakan guru.
Siswa dapat melengkapi cerita tentang data keluarga.
Siswa dapat menulis dengan baik dan benar serta penggunaan huruf kapital
dan tanda baca dengan tepat.
Siswa dapat membuat karangan sederhana dengan bantuan gambar yang
tersedia.
IPA
Siswa dapat mengenal sumber sumber daya alam yang berada di
sekitarnya sendiri.
Siswa dapat memberi alasan yang tepat tentang penyebaran sumber daya
alam.
Karakter siswa yang diharapkan :
o Disiplin, kerja keras, kreatif, demokratif, rasa ingin tahu, cinta tanah air,
bersahabat, menghargai prestasi, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, tanggung jawab.
84
Materi ajar (materi pokok)
Cara penulisan huruf kapital yang sesuai/benar.
Mendeklamasikan puisi.
Mendeskripsikan sumber daya alam berdasarkan bentuknya.
Mendeskripsikan sumber daya alam berdasarkan materinya.
Mendeskripsikan sumber daya alam berdasarkan lokasinya.
Mendeskripsikan potensi sumber daya dan penyebarannya.
Metode Pembelajaran
Demontrasi, ceramah, penggunaan media dan pemberian tugas,.
Langkah-langkah
A. Kegiatan awal
Apresepsi/Motivasi :
Merapikan siswa, berbaris dan berdo’a, mengatur tempat duduk,
mengabsen, tes awal pelajaran.
B. Kegiatan inti
Minggu ke 1
Pertemuan pertama (Bahasa Indonesia, IPA)3x35”
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Dengan penjelasan guru diharapkan murid dapat menjelaskan
hutan dan tanah secara lisan dan dituangkan dalam tulisan.
Mengungkapkan pengalaman sendiri dengan bercerita.
Pertemuan Kedua ( Bahasa Indonesia, IPA) 4x35”
85
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Dengan penjelasan guru diharapkan murid dapat menjelaskan
hutan dan tanah secara lisan dan dituangkan dalam tulisan.
Mendeskripsikan potensi sumber daya alam dan
penyebarannya.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna,
Memfasilitasi peserta didik melalui media, pemberian tugas,
diskusi dll untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tulisan.
Memberi kesempatan untuk berfikir, menganilisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.
Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif,
Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar,
Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tulisan, secara individual
maupun kelompok.
Konfirmasi
86
Dalam kegiatan konfirmasi, guru;
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
murid.
Guru bersama murid bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
C. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir, guru;
Mengadakan tanya jawab sekitar materi yang telah disampaikan.
Memberikan penilaian hasil kerja murid baik secara tertulis, lisan
maupun perbuatan yang telah dilakukan murid.
Memberikan tugas atau PR.
Alat dan Sumber
Buku Paket
Alat Peraga
Macromedia flash
Media Elektronik
Lingkungan Sekitar
Kreatifitas Guru
Penilaian
Penilaian dilakukan selama proses dan sesudah pembelajaran.
87
Penilaian
Nilai Budaya dan
Karakter Bangsa
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik Bentuk Instrumen
Disiplin
Kerja keras
Demokratif
Rasa ingin
tahu
Cinta tanah
air
Bersahabat
Menghargai
, prestasi
Gemar
IPA
Dengan
penjelasan
guru
diharapkan
murid dapat
menjelaska
n hutan dan
tanah secara
lisan dan
dituangkan
dalam
Tertulis,
lisan,
perbuatan.
Pilihan ganda
88
membaca
Peduli
lingkungan
Peduli
sosial
Tanggung
jawab
tulisan.
Mengungka
pkan
pengalaman
sendiri
dengan
bercerita.
Mendeskrip
sikan
potensi
sumber
daya alam
dan
penyebaran
nya.
A. Indonesia
Melengkapi
cerita
tentang data
keluarga
dengan kata
yang tepat.
Menulis
89
nama orang
tua,
pekerjaan,
dan nama
anggota
keluarga
dengan
menggunak
an huruf
kapital dan
tanda baca.
Menyalin
kalimat
cetak
menjadi
tegak
bersambung
sebanyak 5
kalimat.
Menulis
karangan
sederhana
tentang
90
kesukaan/ke
tidaksukaan
dengan
tulisan yang
rapi dan
kecepatan
tertentu.
Bahan Ajar
Ilmpu Pengetahuan Alam
Sumber daya alam
Sumber daya alam adalah kekayaan alam yang terdapat di bumi dan dapat
dimanfaatkan oleh manusia. berdasarkan pembentukannya, sumber daya alam
dapat dibagi menjadi dua:
1. Sumber daya yang dapat diperbaharui: sumber daya alam yang dapat
diproduksi kembali.
2. Sumber daya yang tidak dapat diperbaharui: sumber daya alam yang
jumlahnya terbatas dan bisa habis.
Berdasarkan materinya, sumber daya alam juga dapat dibagi menjadi 2, yaitu
sumber daya alam biotik dan abiotik.
a. Sumber daya alam biotik terdiri dari makhluk hidup. Contoh: hewan dan
tumbuhan.
91
b. Sumber daya alam abiotik terdiri dari benda yang mati. Contoh: tanah, air
dan barang tambang.
Berdasarkan lokasinya sumber daya alam dibagi menjadi 2 yaitu: 1) sumber daya
alam terestrial (darat), dan akuatik (perairan).
Potensi sumber daya alam dan persebarannya
Hutan
Hutan adalah ekosistem daratan yang menyediakan oksigen, kayu
dan tempat tinggal bagi beragam flora dan fauna. Hutan dapat dibedakan
berdasarkan iklim, relief dan jenis tanahnya, menjadi hutan hujan tropis,
hutan musim, hutan sabana, dan hutan bakau (mangrove).
Tanah
Tanah merupakan media yang menjadi tempat tumbuh bagi
tumbuh-tumbuhan serta menjadi fondasi bagi segala kehidupan di dataran.
92
Air
Tahukah kamu bahwa hampir 71% permukaan ditutupi oleh air?
Selain itu, air juga merupakan sumber daya alam yang sangat penting dan
istimewa bagi kehidupan di bumi. Air juga merupakan salah satu sumber
kekuatan dan energi yang ada di bumi
.
Berdasarkan sumbernya, air dapat dibedakan menjadi 3 jenis:
1. Air hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, banyaknya air
hujan yang turun di setiap wilayah pada jangka waktu tertentu disebut
degan curah hujan.
93
2. Sungai merupakan tempat mengalirnya air di daratan menuju ke laut.
Sungai berawal dari wilayah yang tinggi (hulu), hingga ke wilayah
rendah (hikir).
3. Danau adalah sebuah cekungan yang dipenuhi air, baik secara alami
maupun buatan. Air danau dapat berasal dari mata air, air hujan, sungai
dan limpasan air tanah.
Tambang
Tahukah kamu kalau pertambangan di Indonesia merupakan salah
satu tambang terbesar di dunia? Keren ya! Salah satu barang yang
dihasilkan dari tambang adalah emas.
Apa saja sih hal-hal yang dapat dihasilkan oleh tambang?
1. Minyak bumi
Minyak bumi termasuk kategori sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui. Minyak bumi terbentuk dari hasil pengendapan
mikroplanton yang terdapat di danau, rawa, teluk atau lautan dangkal.
Daerah penghasil minyak bumi meliputi: aceh, riau, sumatera selatan,
cepu, cilacap, majalengka, balikpapan, maluku, sorong dan delta
mahakam (kalimantan timur).
2. Gas alam
Gas alam merupakn barang tambang yang pembentukanya sama
seperti minyak bumi, hanya saja bentuknya berupa gas. Gas alam dapat
pula diubah menjadi bentuk cair, yang disebut sebagai liquified natural
gas (LNG). Daerah penghasil gas alam: Arun (Nangroe Aceh
94
Darussalam), Bontang (kalimantan timur) tangguh (papua) dan pulau
natuna.
3. Batubara
Batubara adalah salah satu dari bahan bakar fosil yang termasuk
dalam kategori tidak dapat diperbaharui, batubara terbentuk dari hasil
tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan mengendap selama jutaan
tahun di dalam lapisan bumi. Daerah penghasil batubara: sawahlunti
(sumatera barat), tanjung enim (sumatera selatan), kalimantan barat,
kalimantan tengah, samarinda (kalimantan timur), pulau sebuku
(kalimantan selatan), makassar dan papua.
4. Perikanan
Perikanan di Indonesia dapat dibedakan menjadi perikanan tangkap
dan perikanan budi daya. Perikanan tangkap adalah usaha
penangkapan ikan di habitat aslinya seperti danau, sungai dan laut,
sedangkan perikanan budi daya adalah usaha pembiakkan ikan pada
suatu tempat tertentu yang kemudian dapat dipanen.
Hutan bakau (mangrove)
Hutan bakau (mangrove) adalah hutan yang berada di rawa payau
atau wilayah pesisir. Wilayah pesisir adalah wilayah yang terpengaruhi
oleh pasang surut air laut. Selain itu hutan bakau juga mempunyai
95
banyak manfaat seperti mencegah abrasi, tempat perlindungan hewan
dan ikan, pariwisata dan penghasil kayu.
Terumbu karang
Terumbu karang adalah kumpukan karang-karang yang menjadi
tempat tinggal bagi banyak biota laut berukuran kecil. Karang disusun
oleh suatu jenis hewan bernama polip yang hidup dengan menyerap
kalsium karbonat dari air laut. Tertanya terumbu karang juga mempunyai
banyak manfaat lho, seperti sebagai tempat hidup ikan, tempat pariwisata
dan untuk penelitian.
Mengagumkan sekali, ya! Kita harus bersyukur karena Indonesia memiliki
potensi sumber daya yang sangat banyak.
Bahasa Indonesia
1. Pemanfaatan sumber daya alam
96
Sumber daya alam memiliki peranan dalam pemenuhan kebutuhan manusia Untuk
memudahkan pengkajiannya, pemanfaatan SDA dibagi berdasarkan sifatnya,
yaitu SDA hayati dan nonhayati.
·Tumbuhan
Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang sangat beragam dan melimpah ini
memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan pasti melalui proses
fotosinteis Oleh karena itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun
dasarrantai makanan. Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan
kerusakan bahkan kepunahan dan hal ini akan berdampak pada rusaknya rantai
makanan. Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai
makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya Pemanfaatan
tumbuhan oleh manusia diantaranya.
Pertanian dan perkebunan
Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk
Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam.
Sehingga menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain
padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan singkong. Di samping itu,
Indonesia juga dikenal dengan hasil perkebunannya, antara lain karet (bahan baku
ban), kelapa sawit , tembakau dan lain sebagainya.
Hewan, peternakan, dan perikanan
97
Sumber daya alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah
dibudidayakan. Pemanfaatannya dapat sebagai pembantu pekerjaan berat manusia,
seperti kerbau dan kuda atau sebagai sumber bahan pangan, seperti unggas dan
sapi Untuk menjaga keberlanjutannya, terutama untuk satwa langka, pelestarian
secara in situ dan ex situ terkadang harus dilaksanakan.Pelestarian in situ adalah
pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ adalah
pelestarian dengan memindahkan hewan tersebut dari habitatnya ke tempat lain.
Untuk memaksimalkan potensinya, manusia membangun sistem peternakan , dan
juga perikanan.
2. Daya Dukung Lingkungan
Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup
yang meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar
dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu
disebut daya dukung lingkunga. Keberadaan sumber daya alam di bumi tidak
tersebar merata sehingga daya dukung lingkungan pada setiap daerah akan
berbeda-beda. Oleh karena itu, pemanfaatanya harus dijaga agar terus
berkesinambungan dan tindakan eksploitasi harus dihindari. Pemeliharaan dan
pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional
antara lain sebagai berikut:
98
1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-
hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3. Mengembangkan metode penambangan dan pemrosesan yang lebih efisien
serta dapat didaur ulang.
4. Melaksanakan etika lingkungan dengan menjaga kelestarian alam.
3. Keindahan Alam Yang Ada Di Indonesia
Danau toba, sumatra utara
Danau toba sudah terkenal diberbagai belahan dunia karena keindahan alamnya.
Danau yang berada propinsi sumatra utara ini menjadi danau terbesar di asia
tenggara . danau toba menyuguhkan keindahdan tanpa batas, yang dikelilingi
bebukitan hijau disekelilinnya. pagi udara yang sejuk dan kabut dingin membuat
danau ini lebih indah.
Titik panorama terfavorit di danau toba adalah tongging. Dua
pemandangan sekaligus terhampar dihadapan mata danau tonba dan air terjun
sipiso-piso. Pulau simosir yang seakan mengambang ditengah danau punya
budaya dan kerajinan khas mayarakat batak. Disekitar yang tak jauh dari lokasi
danau toba terdapat penghasil buah-buahan segar, terutama buah markisa. Kita
juga dapat berendam air panas dipemandian alami yang terdapat dilereng gunung
sinabung dan sibayak.
99
DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK
DAFTAR HADIR
KELAS IV
UPT SDI 127 KEPULAUAN SELAYAR
No Nama Peserta Didik
Pertemuan pelajaran
I II III IV V VI
1 Wawan √ √ √ √ √ √
2 Delfa √ √ √ √ √ √
100
3 Ima √ √ √ √ √ √
4 Caca Andika √ √ √ √ √ √
5 Anggri Syahrir √ √ √ √ √ √
6 Yashar Hidayat √ √ √ √ √ √
7 Ulfa √ √ √ √ √ √
8 Ningsi √ √ √ √ √ √
9 Sindi √ √ √ √ √ √
10 Semi √ √ √ √ √ √
11 Aldiansyah √ √ √ √ √ √
12 Iswan √ √ √ √ √ √
13 Mindar √ √ √ √ √ √
14 Rakup √ √ √ √ √ √
15 Aziz Bayu √ √ √ √ √ √
16 Risma Yanti √ √ √ √ √ √
17 Dimas √ √ √ √ √ √
101
18 Dela √ √ √ √ √ √
19 Nadia √ √ √ √ √ √
20 Refki √ √ √ √ √ √
21 Taufik Hidayat √ √ √ √ √ √
22 Faagna √ √ √ √ √ √
23 Miranda √ √ √ √ √ √
24 Nuri √ √ √ √ √ √
Keterangan: = Hadir a = Tidak hadir
s = Sakit i = Izin
DOKUMENTASI
102
Gambar 1.1 Kunjungan Pertama di UPT SD Inpres 127 Kepulauan Selayar pada
tanggal 21 September 2020.
Gambar 1.2 Proses belajar mengajar di kelas dengan menggunakan macromedia
flash, pada tanggal 21 september 2020.
103
Gambar 1.3 Proses bimbingan macromedia flash pada tanggal 25 september 2020.
Gambar 1.4 Foto bersama guru-guru di UPT SD Inpres 127 Kepulauan Selayar
pada tanggal 25 september 2020.
104
Gambar 1.5 Foto bersama murid-murid kelas IV di UPT SD Inpres 127
Kepulauan Selayar pada tanggal 25 september 2020.
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
RIWAYAT HIDUP
Sri wiwianti. Dilahirkan di Kawawu Desa Garaupa
Kabupaten Kepulauan Selayar pada tanggal 20 Februari
1997, anak ke-1 dari 4 bersaudara dari pasangan
Ayahanda Jamaluddin dan Ibunda Rosmina. Penulis
masuk pendidikan dasar pada tahun 2004 di UPT SDI
127 Kepulauan Selayar dan tamat pada tahun 2010. Kemudian melanjutkan
pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Pasimarannu Kabupaten
Kepulauan Selayar dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama, penulis
melanjutkan pendidikan menengah atas di SMK Negeri 1 Kepulauan Selayar dan
tamat pada tahun 2016. Selanjutnya pada tahun yang sama terdaftar sebagai
mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.