Post on 08-Mar-2019
i
PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM
HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Dalam Program Studi Kependidikan Islam
Oleh:
TRIYONO AGUSTOMO
NIM 073311007
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
ii
Semarang, 9 Desember 2011
NOTA PEMBIMBING
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP
ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
Nama : Triyono Agustomo
NIM : 073311007
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Kependidikan Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Pembimbing I
Fahrurrozi, M.Ag
NIP. 19770816 200501 1 003
iii
Semarang, 9 Desember 2011
NOTA PEMBIMBING
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP
ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
Nama : Triyono Agustomo
NIM : 073311007
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Kependidikan Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Pembimbing II
Fatkuroji, M.Pd
NIP.19770415 200701 1 032
iv
MOTTO
Ikutilah orang yang tiada minta Balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-
orang yang mendapat petunjuk.
(QS: Yasin: 21)
v
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan kepada:
1. Alm Ayahanda (Bpk. Widodo) dan Ibunda (Ibu Endang Tri Kadarsih), beserta
keluarga besarku, yang telah banyak memberikan segalanya bagiku hingga
Aku seperti ini. Tiada yang dapat penulis perbuat untuk membalas kebaikan
mereka. Hanya sekuntum do’a yang dapat Aku berikan, jazakum Allah
Jazakum katsir “semoga Allah SWT membalas amal kebaikan mereka dengan
balasan yang berlipat ganda” Amin.
2. Kakakku Ika Purwanti, Dwi Yulianto dan adikku Helmi Pramono yang
senantiasa selalu memberikan api semangat bagiku dalam menyelesaikan tugas
terakhir di bangku kuliah selama ini.
3. Bapak Fahrurrozi, M.Ag dan Bapak Fatkuroji, M.Pd., untuk kesabarannya
membimbing dan mengarahkan penulis sampai karya tulis ini selesai.
4. Kepala Sekolah, guru, staf, dan karyawan SMP ISLAM HIDAYATULLAH
Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
5. Semua sahabat-sahabatku di KI-07 yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu,
do’a dan semangat kalian menjadi motivasi bagiku untuk selalu menjadi yang
terbaik.
6. Seseorang yang telah menjadi perantara Tuhan dalam membuka nuraniku, yang
tak pernah lelah memberikan semangat, motivasi dalam menyelesaikan karya
tulis ini serta pelajaran amat berharga tentang arti sebuah kehidupan untukku,
terima kasih adek kiky.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Triyono Agustomo
NIM : 073311007
Jurusan/ Program Studi : Kependidikan Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/ karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 9 Desember 2011
Saya yang menyatakan
Triyono Agustomo
NIM. 073311007
vii
ABSTRAK
Judul : Pengaruh Layanan Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar Siswa di
SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang
Penulis : Triyono Agustomo
NIM : 073311007
Perpustakaan merupakan sarana yang vital dalam proses belajar mengajar,
oleh karena itu perpustakaan dipandang sebagai jantung pendidikan. Kegiatan
proses belajar mengajar siswa tidak lagi dipandang sebagai objek belajar tetapi
siswa dipandang sebagai sumber belajar. Siswa juga dituntut untuk dapat
menemukan pemecahan dari berbagai persoalan yang berkaitan dengan proses
belajar, membaca, meneliti, dan berbagai kegiatan lain yang bersifat positif dan
produktif, sehingga diperlukan perpustakaan sekolah sebagai salah satu
penunjangnya. Perpustakaan sekolah sebagai sarana pendidikan yang amat
penting harus diselenggarakan secara efektif dan efisien. Lebih-lebih jika kita lihat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini sedemikian pesatnya,
maka peran perpustakaan sebagai sumber informasi sangat kuat dan mutlak
diperlukan di sekolah. Sedemikian pentingnya perpustakaan, sehingga di
ibaratkan sebagai jantung pendidikan yang memiliki kemampuan dan kekuatan
yang langsung mempengaruhi hasil pendidikan.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh layanan perpustakaan
sekolah terhadap prestasi belajar siswa dan seberapa besar pengaruh layanan
perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah
Semarang.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket sedangkan analisis data dilakukan
dengan menggunakan analisis data statistik. Dari hasil penyebaran angket layanan
perpustakaan sekolah di SMP Islam Hidayatullah (X) dapat diketahui rata-rata
nilai angket sebesar 44,1, sedangkan untuk rata-rata prestasi belajar siswa (Y)
sebesar 72,56. Data penelitian tersebut menunjukkan layanan perpustakaan
sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa SMP Hidayatullah
Banyumanik Semarang, dengan nilai Regresi yaitu 3,427403537. Dengan
demikian maka Freg < F0,01 = 7,60 dan F0,05 = 4,18 hai ini menunjukkan tidak ada
signifikan.
Kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu ada pengaruh
layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam
Hidayatullah Semarang. Adapun pengaruhnya sebesar 11%, dengan koefisien
korelasi rxy = 0,3302 < rtabel (0,361) pada taraf signifikan 5% dan rxy = 0,3302 <
rtabel (0,463) pada taraf signifikan 1% , ini berarti tidak signifikan. Jika hasil
perhitungan diformulasikan kedalam hitungan persen (%) maka
%1002 xyp rK = ( )
2 . 100 % = 0,10903204. 100 % = 10,903204 % jika
di bulatkan menjadi 11 %. Dari pengaruh tersebut dapat diketahui bahwa layanan
perpustakaan sekolah mempunyai pengaruh yang cukup penting dalam
meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah kehadiran Allah SWT, karena ijin dan ridha-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Pengaruh Layanan
Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP Islam
Hidayatullah Semarang”. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk
seluruh alam. Dalam penulisan ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan. Hal ini terlepas dari keterbatasan penulis sebagai manusia dengan
segala kekurangan dan kekhilafan.
Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang
membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Dr. Suja’i, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Dr. Musthofa, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
3. Fatkuroji, M.Pd. selaku pembimbing I dan Fatkuroji, M.Pd. selaku
pembimbing II yang telah berkenan untuk meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya, untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Dosen jurusan Kependidikan Islam yang telah membekali penulis dengan
berbagai ilmu pengetahuan dan pengalaman
5. Kepala Sekolah, guru, staf, dan karyawan sekolah SMP ISLAM
HIDAYATULLAH Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan penelitian.
6. Kepala Perpustakaan SMP Islam Hidayatullah Semarang yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis dalam melakukan penelitian.
ix
7. Kedua orang tua dan keluarga besarku yang tidak henti-hentinya memberikan
dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan
penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.
8. Teman-teman penulis yang ikut memberikan motivasi selama menempuh
studi, khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang
lebih dari yang mereka berikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis berharap, semoga apa yang
tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para
pembaca pada umumnya. Amin.
Semarang, 9 Desember 2011
Penulis
Triyono Agustomo
073311007
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PENGESAHAN ................................................................................................. ii
NOTA PEMBIMBING ...................................................................................... iii
MOTTO ............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ........................................................... 4
C. Manfaat Penelitian............................................................................ 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 6
A. Kajian Pustaka .................................................................................. 6
B. Layanan ........................................................................................... 7
1. Pengertian Layanan ...................................................................... 7
2. Karakteristik Layanan . ............................................................... 8
3. Kualitas Layanan ....................................................................... 10
4. Dimensi kualitas layanan ........................................................... 10
C. Perpustakaan Sekolah ...................................................................... 11
1. Pengertian Pepustakaan Sekolah ................................................ 11
2. Fungsi Perpustakaan ................................................................... 15
D. Layanan Perpustakaan ..................................................................... 18
E. Sistem Layanan Perpustakaan ......................................................... 18
xi
1. Sistem Layanan Terbuka ............................................................ 18
2. Sistem Layanan Tertutup ......... .................................................. 20
F. Jenis Layanan ................................. ................................................ 21
G. Belajar ................................................... .......................................... 27
1. Teori Belajar ................................................................................ 27
2. Model Belajar ............................................................................ 36
3. Prestasi Belajar .......................................................................... 44
4. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar .............................. 47
H. Hipotesis .......................................................................................... 58
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 59
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 59
B. Tempat dan waktu Penelitian ......................................................... 59
C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 59
1. Populasi ...................................................................................... 59
2. Sampel Penelitian ....................................................................... 60
D. Variabel dan Indikator ................................................................... 61
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 62
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 69
A. Profil Lokasi Penelitian ............................................................... 69
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 73
C. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 76
D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 82
E. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 83
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 84
A. Simpulan ....................................................................................... 84
B. Saran ............................................................................................. 85
Daftar Pustaka
Daftar Lampiran
Riwayat Hidup
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1.1 Jumlah Populasi Penelitian .................................................................... 49
1.2 Jumlah Sampel Penelitian ..................................................................... 49
2.1 Indikator Penelitian ............................................................................... 50
2.2 Kisi-kisi angket .................................................................................... 49
3.1 Analisis Perhitungan Validitas Butir Soal ............................................ 58
3.2 Ringkasan Hasil Penelitian x dan y ...................................................... 60
3.3 Rumus Analissi Regresi ...................................................................... 65
3.4 Hasil Analisis Regresi Satu Prediktor ................................................. 66
xiii
DAFTAR GAMBAR
4.1 Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar ........................... 46
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan ilmu saat ini sangat cepat, sehingga mempengaruhi tuntutan
masyarakat terhadap dunia pendidikan baik secara kualitas maupun kuantitas
sehingga lembaga pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan sesuai
dengan perkembangan pendidikan. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu
program pendidikan jangka panjang, sehingga pendidikan ini tidak dapat langsung
dilihat karena harus melalui suatu proses.
Pemanfaatan perpustakaan jangka panjang akan diketahui perbedaan antara
siswa yang tidak memanfaatkan perpustakaan dengan siswa yang memanfaatkan
perpustakaan. Perpustakaan merupakan sarana yang vital dalam proses belajar
mengajar, oleh karena itu perpustakaan dipandang sebagai jantung pendidikan.
Kegiatan proses belajar mengajar siswa tidak lagi dipandang sebagai objek belajar
tetapi siswa dipandang sebagai sumber belajar. Siswa juga dituntut untuk dapat
menemukan pemecahan dari berbagai persoalan yang berkaitan dengan proses
belajar, membaca, meneliti, dan berbagai kegiatan lain yang bersifat positif dan
produktif, sehingga diperlukan perpustakaan sekolah, laboratorium, alat-alat
peraga yang memadahi agar proses belajar dapat tercipta secara harmonis dan
dinamis. Konsep pendidikan sekarang tidak lagi menempatkan guru sebagai salah
satu sumber pengetahuan, tetapi siswa dapat datang ke perpustakaan untuk
mencari informasi yang dibutuhkan. Perpustakaan sekolah akan menjawab segala
permasalahan pada siswa yang berkaitan dengan tugas-tugas dari guru, sehingga
perpustakaan merupakan sarana yang diharapkan oleh seluruh siswa, guru, dan
karyawan sekolah.
Melalui perpustakaan sekolah, kepandaian membaca ini dimanfaatkan dan
dikembangkan, dengan tuntunan guru dan pustakawan sebagai pembimbing siswa
untuk mencari informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan belajar
mengajar. Perpustakaan seklah sangat bermanfaat dalam penyelenggaraan dan
proses belajar mengajar, sehingga setiap sekolah diwajibkan untuk menyedikan
2
perpustakaan karena perpustakaan merupakan bagian dari kegiatan sekolah.
Perpustakaan sekolah merupakan bagian terpenting dari komponen pendidikan
yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dari lingkungan sekolah. Sebagai
salah satu sarana pendidikan, pustakawan sekolah berfungsi sebagai penunjang
belajar para siswa, juga membantu siswa dan guru dalam memacu tercapinya
tujuan pendidikan di sekolah.
Perpustakaan sekolah merupakan tempat membaca yang memungkinkan
para guru dan siswa memperoleh kesempatan untuk memperluas dan menambah
pengetahuan dalam proses belajar mengajar. Keberadaan perpustakaan selama ini
belum dapat perhatian. Perpustakaan yang ada disekolah diposisikan sebagai
pelengkap saja, setiap pergantian kurikulum para guru mendapat penataan
manajemen sekolah. Tetapi nasib perpustakaan jarang dipikirkan.
Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pada bab 1 ayat 23 disebutkan bahwa “sumber daya pendidikan adalah
sebagai segala sesuatu yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang
meliputi tenaga pendidik, masyarakat, dana, sarana dan prasarana”. Tidak
disebutkan dengan jelas komponen apa saja yang dimaksud dengan sarana
prasarana. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 2 Tahun 1989
pasal 35), dijelaskan bahwa setiap satuan pendidikan baik yang diselenggarakan
oleh pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar. Pada
penjelasan pasal tersebut diterangkan bahwa salah satu sumber belajar adalah
perpustakaan.
Perpustakaan sering dikatakan sebagai jantung sebuah lembaga pendidikan,
baik di pendidikan tinggi, sekolah, madrasah. Perpustakaan sebagai salah satu
perangkat penyelenggara pendidikan yang berdaya upaya ikut serta mengemban
misi induk. Keberadaan perpustakaan harus sejalan dengan badan induknya yaitu
pendidikan sekolah, madrasah, pesantren dll. Fungsi perpustakaan mengarahkan
kepada tiga hal yang mendasar, yaitu sebagai salah satu sarana pelestarian bahan
pustaka, sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan,
sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang ilmu
pembangunan nasional. Peranan perpustakaan sekolah dalam meningkatkan
3
prestasi belajar adalah adanya petugas yang profesional, petugas perpustakaan
yang ada selain mempu melayani siswa dalam menggunakan perpustakaan juga
mampu mengasuh siswa bagaimana membaca yang baik dan benar, dengan kata
lain mereka juga tergolong pendidik dan pengajar selain manager dan leader
perpustakaan.
Pasal 45 undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasioanal menyebutkan bahwa “setiap satuan pendidikan formal dan non formal
menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik”. Salah satu sarana pendidikan yang
berpengaruh terhadap hasil pendidikan adalah perpustakaan, dimana perpustakaan
ini harus memungkinkan tenaga kependidikan dan para peserta didik memperoleh
kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan dengen membaca
bahan pustaka yang mengandung ilmu pengetahuan yang diperlukan.
Perpustakaan sekolah sebagai sarana pendidikan yang amat penting harus
diselenggarakan secara efektif dan efisien. Lebih-lebih jika kita lihat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini sedemikian pesatnya,
maka peran perpustakaan sebagai sumber informasi sangat kuat dan mutlak
diperlukan di sekolah. Sedemikian pentingnya perpustakaan, sehingga di
ibaratkan sebagai jantung pendidikan yang memiliki kemampuan dan kekuatan
yang langsung mempengaruhi hasil pendidikan.
Oleh karena itu baik secara struktural maupun operasional perpustakaan
sekolah perlu penanganan lebih serius. Akan tetapi pada kenyataannya belum
seluruh sekolah di negeri ini memiliki perpustakaan yang memadahi, dan yang
lebih penting adalah bagaimana agar murid memiliki kegemaran membaca dan
mampu memanfaatkannya secara optimal perpustakaan yang ada berapapun
sedikitnya koleksi.
Penulis mengambil objek di SMP Islam Hidayatullah yang ada di Semarang,
sebab SMP tersebut merupakan salah satu SMP di kota Semarang yang mengingat
pentingnya perpustakaan sekolah. Akan tetapi selama ini kelihatannya belum
begitu banyak peneliti yang membahas tentang layanan perpustakaan secara
4
spesifik. Peneliti akan mengkaji seberapa besar pengaruh layanan prpustakaan
sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Pengelolaan dan pendayagunaan
perpustakaan yang baik dan dilengkapi dengan sarana yang memadahi diharapkan
dapat menunjang pencapaian tujuan (hasil belajar) yang pada gilirannya
mendapatkan mutu sekolah yang baik.
B. Permasalahan
Permasalahan yang akan di ungkap dalam penelitian ini adalah:
1. Adakah pengaruh layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar
siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang?
2. Seberapa besar pengaruh layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi
belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah semarang?
C. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa
Penelitian ini dapat memberikan masukan tentang pentingnya layanan
perpustakaan sekolah sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.
2. Bagi guru
Penelitian ini dapat memberi masukan dalam menentukan kebijakan dalam
peningkatan layanan perpustakaan sekolah sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar.
3. Bagi pembaca
Penelitian ini dapat memberikan tambahan kepustakaan bagi para pembaca
maupun peneliti selanjutnya, khususnya tentang pengaruh layanan perpustakaan
sekolah terhadap prestasi belajar siswa.
D. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka secara operasional, tujuan yang
akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
5
1. Mengetahui pengaruh layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar
siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh layanan perpustakaan sekolah terhadap
prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
Nurul Faizah (3102130), dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh
Pengelolaan Perpustakaan Dan Implikasinya Dalam Peningkatan Mutu
Madrasah di MTs Negeri Kendal”, menyebutkan bahwa pengelolaaan
perpustakaan yang profesional dan pelayanan yang baik sekaligus tempat dan
sarana yang baik dan nyaman, sisiwa menjadi lebih semangat dan merasa
enjoy ketika sedang membaca buku di perpustakaan, sementara itu adanya
pronsip-prinsip managemen (planning, organizing, actuating, controlling,
evaluating) yang diterapkan di MTs Negeri Kendal memberi dampak
tersendiri bagi sekolah tersebut.1
Rodhoatul Khomsyah (3101016), dalam skripsinya yang berjudul,
“Pengaruh Perpustakaan Sekolah Terhadap peningkatan Prestasi Belajar PAI
di MAN Kendal”. Menyebutkan bahwa keberadaan perpustakaan mempunyai
peran besar dalam keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran. Prestasi
belajar PAI siswa meningkat karena siswa rajin membaca buku di
perpustakaan. Disebutkan juga perpustakaan sebagai sumber belajar harus
menyediakan koleksi bahan pustaka, layanan peminjaman, serta layanan
administrasi. Koleksi bahan pustaka yang lengkap membantu para siswa
untuk lebih mendalami apa yang telah mereka pelajari di dalam kelas.2
Meskipun ada kemiripan hasil penelitian diatas, namun penelitian dan skripsi
ini berbeda dengan yang sudah ada.
1 Nurul Faizah (3102130), “Pengaruh Pengelolaan Perpustakaan Dan Implikasinya
Dalam Peningkatan Mutu Madrasah di MTs Negeri Kendal”, semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang 2006.
2 Rodhoatul Khomsyah (3101016), “Pengaruh Pengelolaan Perpustakaan Dan
Implikasinya Dalam Peningkatan Mutu Madrasah di MTs Negeri Kendal”, (Semarang: Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2006).
7
Manshur Hidayat NIM. 3199114, dalam skripsinya yang berjudul
“Pengaruh Membaca Buku-Buku Agama Perpustakaan Terhadap Prestasi
Belajar PAI Siswa SMP N 1 Wirosari Grobogan”, menyebutkan bahwa ada
pengaruh positif antara minat baca buku pelajaran di perpustakaan dengan
prestasi belajar siswa. Kurangnya minat baca siswa dengan memanfaatkan
buku-buku yang ada di perpustakaan sedikit akan berpengaruh negative
terhadap prestasi belajar siswa. Sebaliknya dengan minat baca yang lebih
pada perpustakaan, baik buku umum maupun buku-buku pelajaran akan
berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa hendaknya setiap anak didik diberikan suatu pembinaan
atau bimbingan-bimbingan agar siswa gemar untuk membaca, baik di rumah
maupun di sekolah dengan memanfaatkan perpustakaan. Untuk itu perlu
diimbangi dengan adanya fasilitas perpustakaan yang memadai yang
didukung dengan petugas perpustakaan yang cakap.3
B. Layanan
1. Pengertian Layanan
Jasa/pelayanan merupakan suau kinerja penampilan, tidak
berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliki, serta
pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi
jasa tersebut. Dalam strategi pemasaran, definisi jasa harus diamati
dengan baik, karena pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa
barang. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat
bergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja yang ditawarkan
oleh pihak produsen.4
layanan merupakan satu kegiatan di perpustakaan yang melayani
peminjaman dan pengembalian buku. Kegiatan ini juga dilakukan semua
3 Manshur Hidayat (3199114), Pengaruh Membaca Buku-Buku Agama Perpustakaan
Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa SMP N 1 Wirosari Grobogan, (Semarang: Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo, 2004).
4 J. Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar,
Rineka Cipta. Jakarta, 1997. Hlm. 227
8
jenis perpustakaan, baik perpustakaan umum, perpustakaan sekolah,
maupun perpustakaan khusus.
Agar tujuan dan fungsi perpustakaan dapat tercapai dengan baik
sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan maka perpustakaan perlu
dikelola dengan baik. Melalui pengelolaan yang baik diharapkan tujuan
perpustakaan sekolah dapat tercapai, yaitu membantu meningkatkan
pengetahuan keterapilan serta nilai sikap siswa dan guru dalam
meningkatkan mutu lulusan melalui penyediaan bahan pustaka dan
fasilitas lainnya seperti ruang baca, bantuan pencarian informasi ilmiah
dan sebagainya.
2. Karakteristik Layanan/Jasa
Layanan/jasa memiliki empat karakteristik utama
yang membedakannya dengan barang, yaitu :
a) Tidak berwujud (intangibility)
Layanan merupakan sesuatu yang tidak berwujud, tidak dapat
diraba, dirasa, didengar atau dicium sebelum jasa atau layanan
tersebut dibeli. Seorang konsumen akan percaya kepada penyedia
jasa apabila penyedia layanan mampu mengarahkan atau
meyakinkan konsumen agar bersedia membeli jasa yang ditawarkan.
b) Tidak terpisahkan (inseparibility)
Pada umumnya jasa yang diproduksi (dihasilkan) dan
dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh
seseorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya, maka dia akan
tetap merupakan bagian dari jasa tersebut.
c) Keanekaragaman
Mutu jasa tergantung pada siapa yang menyediakan jasa
disamping waktu, tempat, dan bagaimana disediakan.
d) Tak tahan lama (mudah lenyap)
Jasa tidak dapat disimpan untuk dijual atau dipakai
kemudian. Mudah lenyapnya jasa tidak menjadi masalah bila
9
permintaan tetap karena muda untuk lebih dahulu mengatur staf
untuk melakukan jasa itu.5
Philip Kotler membagi macam-macam jasa sebagai berikut:
a) Barang berwujud murni
Di sini hanya terdiri dari barang berwujud seperti sabun,
pasta gigi. Tidak ada jasa yang menyertai produk tersebut.
b) Barang berwujud yang disertai jasa
Di sini terdiri dari barang berwujud yang disertai dengan satu
atau lebih jasa untuk mempertinggi daya tarik pelanggan.
Contohnya: produsen mobil tidak hanya menjual mobil saja,
melainkan juga kualitas dan pelayanan kepada pelanggannya
(reparasi, pelayanan pasca jual).
c) Campuran
Di sini terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang
sama. Contohnya: restoran yang harus didukung oleh makanan dan
pelayanannya.
d) Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan
Di sini terdiri dari jasa utama dengan jasa tambahan dan/atau
barang pelengkap. Contohnya: penumpang pesawat terbang membeli
jasa transportasi. Mereka sampai di tempat tujuan tanpa sesuatu hal
berwujudyang memperlihatkan yang memperlihatkan pengeluaran
mereka. Namun, perjalanan tesebut meliputi barang-barang
berwujud, seperti makanan dan minuman, potongan tiket dan
majalah penerbangan. Jasa tersebut membutuhkan barang padat
modal ( pesawat udara ) agar terealisasi, tapi komponen utamanya
adalah jasa.
5 Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan, Implementasidan Kontrol,,
(Jakarta: PT. Prenhallindo), 1998. Hlm. 227
10
e) Jasa murni
Di sini hanya terdiri dari jasa. Contohnya adalah: jasa
menjaga bayi, psikoterapi.6
3. Kualitas Jasa atau layanan
Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan
sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai
sifat dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama
strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang
berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai
strategi untuk terus tumbuh. Keunggulan suatu produk jasa adalah
tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa
tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan
pelanggan/pengguna jasa.7
4. Dimensi Kualitas layanan
Ada delapan dimensi kualitas yang dan dapat digunakan sebagai
kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk produk
manufaktur. Dimensi tersebut adalah:
a) Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti.
b) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik
sekunder atau pelengkap.
c) Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal dipakai.
d) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu
sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standart-
standart yang telah ditetapkan sebelumnya.
e) Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa lama produk
tersebut dapat terus digunakan.
6 Supranto. J, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar,.
(Jakarta:Rineka Cipta), 1997. Hlm. 228
7 Supranto. J, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar,.
(Jakarta:Rineka Cipta), 1997. Hlm. 228
11
f) Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah
direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.
g) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
h) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan
reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Bila dimensi-dimensi diatas lebih banyak diterapkan pada
perusahaan manufaktur, maka berdasarkan berbagai penelitian terhadap
jenis jasa, Zeithaml, Berry dan Parasuraman berhasil mengidentifisikan
lima karakteristik yang digunakan oleh para pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas jasa yaitu:
1. Bukti langsuing (tangibles) meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai dan sarana komunikasi.
2. Keandalan (reliability) yakni kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.
3. Daya tanggap (responsiveness) yaitu keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan
tanggap.
4. Jaminan (assurance) mencangkup kemampuan, pengetahuan,
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari
resiko, bahaya dan keragu-raguan.
5. Empati (emphaty) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan
para pelanggan.8
C. Perpustakaan
1. Pengertian perpustakaan
Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung,
ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan
terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tat susunan tertentu
8 Tjiptono, Fandy dan Diana, Anatasia, Total Quality Management, (Jakarta: Andi Offset),
1995. hlm. 27
12
untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.9Secara etimologis istilah
perpustakaan berasal dari kata dasar “pustaka” yang berarti buku, kitab.10
Dalam bahasa asing dikenal dengan istilah library (Inggris), liber atau
libri (Latin), bebliotheek (Belanda), bebliothek (Jerman), bibilotheque
(Perancis), biblioteca (Spanyol) dan biblia (Yunani).11
Istilah Pustaka ini
kemudian ditambah awalan “per” dan akhiran “an” menjadi
perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti (a) tempat, gedung yang
disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan dan sebagainya, (b)
koleksi buku, majalah dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan
untuk dibaca, dipelajari dan dibicarakan.12
Dari kata dasar itu kemudian
menimbulkan istilah turunan lain seperti: bahan pustaka, pustakawan,
kepustakaan, dan ilmu pengetahuan.13
Ada beberapa definisi
perpustakaan, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari satu badan atau lembaga
tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku
maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara
sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai
sumber informasi oleh setiap pemakainya.14
b. Darmono memberikan definisi perpustakaan sebagai salah satu unit
kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan,
mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis
untuk digunakan oleh pemakai sebagai sumber informasi sekaligus
sebagai sarana belajar yang menyenangkan.15
9 Qalyubi Syihabuddin dkk., Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta), 2007. Hlm. 287 10
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 802. 11
Sudjatmo, Pengantar Perpustakaan, (Semarang: Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa
Tengah, 2002), hlm. 1-2. 12
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi 3, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002), cet.2, hlm. 912. 13
Fatah Syukur NC, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL, 2004), hlm. 102. 14
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001),
hlm. 3. 15
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Gramedia Widia
Sarana Indonesia, 2001), hlm. 2.
13
c. Menurut P. Sumardji, perpustakaan adalah koleksi yang terdiri dari
bahan-bahan tertulis, tercetak maupun grafis lainnya seperti film,
slide, piringan hitam, tape, dalam ruangan atau gedung yang diatur
dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan
untuk keperluan studi, penelitian, pembacaan dan lain sebagainya.16
d. Menurut C. Larasati Milburga, dkk., perpustakaan adalah suatu unit
kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang
diatur secara sistematis dengan cara tertentu untuk dipergunakan
secara berkesinambungan oleh pemakainya sebagai sumber
informasi.17
Pengertian perpustakaan sekolah merupakan turunan dari
pengertian perpustakaan secara umum. Menurut Carter V. Good
sebagaimana yang dikutip oleh Ibrahim Bafadal memberikan definisi
perpustakaan sekolah sebagai koleksi yang diorganisasikan di dalam
suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-murid dan guru-guru, yang
dalam penyelenggaraannya diperlukan seorang pustakawan yang bisa
diambil dari salah seorang guru.18
Ibrahim Bafadal sendiri berpendapat
bahwa perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik
berupa buku-buku maupun bukan buku (non book material) yang
diorganisasikan secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat
membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di
sekolah.19
Menurut C. Larasati Milburga, dkk, perpustakaan sekolah ialah
suatu unit kerja dari sebuah lembaga persekolahan yang berupa tempat
menyimpan koleksi bahan pustaka penunjang proses pendidikan yang
diatur secara sistematis, untuk dipergunakan secara berkesinambungan
16
P. Sumardji, Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya, (Yogyakarta: Kanisius, 1991),
hlm. 13. 17
C. Larasati Milburga, et.all., Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1986),
hlm. 17. 18
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001),
hlm. 4. 19
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Gramedia Widia
Sarana Indonesia, 2001), hlm. 5.
14
sebagai sumber informasi untuk memperkembangkan dan memperdalam
pengetahuan, baik oleh pendidik maupun yang dididik di sekolah
tersebut.20
Pendapat dari para ahli di atas, meskipun terlihat ada sedikit
perbedaan akan tetapi sebenarnya mengarah pada satu pengertian. Dari
ketiga pendapat di atas, yang memberikan penjelasan paling lengkap
adalah pendapat dari Ibrahim Bafadal, sebab dalam definisi tersebut
sudah dijelaskan bahwa koleksi yang ada di perpustakaan bukan hanya
buku, akan tetapi juga koleksi non buku (non book material). Hal inilah
yang membedakan pendapat Ibrahim Bafadal dengan pendapat-pendapat
yang lain yang hanya menyebutkan “bahan pustaka” sebagai koleksi
yang ada di perpustakaan. Penyebutan “bahan pustaka” yang belum jelas
ini dikhawatirkan akan memberikan pemahaman yang kurang tepat
tentang bahanbahan pustaka yang ada di perpustakaan.
Dari beberapa definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa
secara garis besar perpustakaan adalah salah satu unit kerja/lembaga
tertentu yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan
mengatur koleksi bahan pustaka baik yang tertulis, tercetak, maupun
grafis lainnya, seperti film, slide, piringan hitam, tape, yang diatur dan
diorganisasikan secara sistematis untuk dipergunakan secara
berkesinambungan sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana
belajar yang menyenangkan bagi setiap pemakainya.
Dengan demikian pengertian perpustakaan sekolah tidak jauh
beda dengan pengertian perpustakaan umum, hanya saja tempatnya di
sebuah lembaga pendidikan. Jadi, perpustakaan sekolah ialah suatu unit
kerja dari lembaga pendidikan yang berupa tempat untuk mengumpulkan,
menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka baik yang
tertulis, tercetak maupun grafis lainnya (seperti film, slide, piringan
hitam, tape) yang diatur dan diorganisasikan secara sistematis untuk
20
C. Larasati Milburga, et.all., Membina Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1986),
hlm. 54.
15
dipergunakan secara berkesinambungan sehingga dapat membantu
murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar.
Perpustakaan sekolah adalah tempat kumpulan buku-buku atau
tempat buku dihimpun dan di oragnisasikan sebagai media belajar siswa,
sedangkan menurut Wafford, menerjemahkan perpustakaan sebagai salah
satu organisasi sumber belajar yang menyimpan, mengelola, dan
memberikan layanan bahan pustaka baik buku maupun non buku kepada
masyarakat tertentu maupun masyarakat umum. Perpustakaan sekolah
adalah saran penunjang proses kegiatan belajar mengajar dinamakan
“Sumber Daya Pendidikan”(UU no 2 Tahun 1989). Dalam UU no.2
tahun 1989 pasal 35 disebutkan bahwa “setiap satuan pendidikan jalur
pendidikan sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun
masyarakat harus menyediakan sumber belajar”. Perpustakaan diartikan
sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan
terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu
yang digunakan pembaca bukan untuk dijual.21
.
2. Fungsi perpustakaan sekolah
a. Fungsi Utama Perpustakaan
1) Penyimpanan
Perpustakaan bertugas menyimpan koleksi (informasi) yang
diterimanya. Hal itu tampak sekali pada perpustakaan nasional
yang ada pada setiap negara. Hal itu didasarkan pada kenyataan
bahwa tidak semua bahan pustaka (koleksi yang mengandung
informasi) dapat terjangkau (dimiliki atau dibeli) oleh masyarakat
atau orang yang membutuhkannya, bahkan oleh pemerintah untuk
mengatasi keterbatasan pembelian koleksi, yaitu dengan membuat
(mengeluarkan) peraturan yang disebut Undang-Undang Deposit.
2) Pendidikan
21
Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka,
Depdikbud, 1993.
16
Pendidikan perpustakaan merupakan tempat belajar seumur hidup.
Sebagai tempat belajar, perpustakaan sangat berarti bagi mereka
yang sudah bekerja atau telah meninggalkan bangku sekolah dan
mereka yang putus sekolah. Perpustakaan selalu dikaitkan dengan
buku, sedangkan buku selalu dihubungkan dengan kegiatan belajar.
Jika kegiatan belajar meliputi belajar di dalam dan di luar sekolah
perpustakaan berkaitan dengan kedua hal itu.
3) Penelitian
Perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai macam koleksi
(informasi) untuk keperluan penelitian yang dilakukan oleh
pemakai. Kegiatan penelitan itu dilakukan oleh para pemakai
perpustakaan, mulai dari murid sekolah dasar hingga penelitian
pemenang hadiah nobel. Kedalam dan cakupan pada setiap
penelitian dapat berbeda, meskipun topiknya sama, yaki
bertanggung pada tujuannya.
4) Informasi
Perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai yang
disesuaikan dengan jenis perpustakaan. Informasi juga disediakan
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemakai. Jawaban-
jawaban itu, antara lain disediakan melalui bahan referensi atau
rujukan. Apabila perpustakaan dipandang sebagai sumber
informasi.
5) Rekreasi kultural
Perpustakaan berfungsi menyimpan khazanah budaya dari
masyarakat sekitar perpustakaan melalui penyediaan bahan bacaan.
Fungsi kultural dilakukan dengan cara mengadakan berbagai
kegiatan, misalnya pameran, ceramah, pertunjukan kesenian, dan
penyediaan bahan bacaan yang dapat menghibur bagi pemakai.22
22
Qalyubi Syihabuddin dkk, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta). 2007. Hlm. 17
17
b. Fungsi Pendukung Perpustakaan
Fungsi pendukung perpustakaan yaitu menghimpun, memelihara
dan memberdayakan semua koleksi bahan pustaka. Adapun rinciannya
sebagai berikut:
1) Pengadaan bahan pustaka, meliputi : menghimpun atau
mengumulkan, membeli, menerima sumbangan atau bantuan, tukar
menukar, mengadakan, menerbitkan, kerjasama.
2) Pengelolaan mencakup : registrasi, pengecapan, katalogisasi,
klasifikasi, pengetikan kartu buku, pengetikan kartu katalog,
pembuatan nomor barcode, pembuatan perlengkapan buku, slip
buku, slip tanggal, sampul, pembuatan lembar kerja, penjajaran
kartu, penyusunan pada waktu tempat tertentu, pemasukan data.
3) Layanan, meliputi kegiatan : sirkulasi, keanggotaan , referensi,
bimbingan dan penyuluhan kepada pemakai, layanan pembaca.
4) Pemasyarakatan atau sosialisasi meliputi : publikasi, promosi,
mengundang tokoh, pakar, figur publik, dan lain-lain.
5) Kerjasama layanan antar perpustakaan mencakup kegiatan :
pengolahan, katalog induk, pembinaan dan pengembangan profesi,
sistem jaringan.
Fungsi Perpustakaan Sekolah Perpustakaan Sekolah menurut
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0103/O/1981,
tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi sebagai :
a) Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan
seperti tercantum dalam kurikulum sekolah.
b) Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa
mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
c) Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi
waktu luang (buku-buku hiburan). Semua fungsi tersebut akan
tergambar dalam koleksi pepustakaan bersangkutan.
18
D. Layanan Perpustakaan
Layanan perpustakaan merupakan salah satu unsur penting dalam
penyelenggaraan suatu perpustakaan. “Layanan perpustakaan adalah
menawarkan semua bentuk koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada
pemakai yang datang ke perpustakaan dan meminta informasi yang
dibutuhkan”.23
Melalui layanan perpustakaan pengguna dapat memperoleh hal-hal
sebagai berikut:
a. Informasi yang dibutuhkan secara optimal.
b. Manfaat berbgai perkakas penelusuan tersedia.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa melalui
kegiatan pelayanan yang diselenggarakan, perpustakaan dapat membantu
pengguna untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhannya.
Perpustakaan memiliki berbagai macam pelayanan sesuai dengan kondisi
atau kemampuan dan perkembangan perpustakaan.
E. Sitem Layanan Perpustakaan
Demi kelancaran pelaksanaan pelayanan, setiap perpustakaan harus
melaksanakan sistem pelayanan. Secara umum sistem layanan
perpustakaan ada dua macam, yaitu sistem layanan terbuka dan sistem
layanan tertutup. Kedua sistem tersebut akan dibahas pada uraian berikut:
1. Sistem Layanan Terbuka
Sistem layanan terbuka merupakan salah satu dari sistem
layanan perpustakaan. Sistem layanan terbuka adalah sistem yang
“memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk memasuki ruangan
koleksi dan memilih sendiri koleksi yang dibutuhkannya”. Sedangkan
sistem layanan terbuka adalah “suatu layanan yang memungkinkan
pengguna untuk masuk ke ruang koleksi untuk memilih, mengambil
sendiri koleksi yang sesuai”. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
23
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta), 2001. Hlm. 134
19
bahwa sistem layanan terbuka adalah suatu sistem yang memberikan
kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri koleksi yang
dibutuhkan.24
Sistem layanan terbuka dalam pelaksanaannya memiliki
beberapa keuntungan dan kerugian. Ada beberapa keuntungan yang
diperoleh dengan menerapkan sistem layanan terbuka antara lain:
a. Pemakai dapat melakukan pengembalian sendiri bahan pustaka
yang di kehendaki dari jajaran koleksi.
b. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab
terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.
c. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam
menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak
ditemukan.
d. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk
mengambil bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberi
tanggung jawab di bagian lain.25
Walaupun banyak keuntungan yang diperoleh dari sistem
terbuka, namun ada kerugian akibat sistem terbuka antara lain:
a. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan (jajaran)
menjadi kacau karena mereka melakukan browsing. Buku yang
sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai
secara tidak tepat.
b. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup.
c. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar
lalulintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa.
d. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk
mengambil sendiri bahan pustaka dari jenjang koleksi tidak
24
H. S. Lasa. Manajemen Perpustakaan, (Gama Media: Yogyakarta), 2005, hlm. 5 25
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta), 2001. Hlm. 140
20
menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau
perobekan bahan pustaka.
Berdasarkan uraian diatas dapat diseimpulkan bahwa sistem
layanan terbuka merupakan sistem yang memberikan kebebasan
kepada pengguna untuk mencari dan mengambil sendiri koleksi yang
dikehendaki dari jajaran koleksi. Namun sistem layanan terbuka
membutuhkan keamanan yang lebih baik karena kemungkinan buku
hilang relatif lebih besar.
2. Sistem Layanan Tertutup
Selain sistem layanan terbuka juga terdapat sistem layanan
tertutup yang diterapkan perpustakaan. Sistem layanan tertutup adalah
sistem layanan yang tidak memperbolehkan pengunjung perpustakaan
masuk ke ruang koleksi, tetapi pengunjung boleh memilih pustaka
yang ingin di pinjam melalui katalog perpustakaan dan setelah
ditemukan sandi bukunya, dapat diminta pada petugas untuk
mengambilnya.26
Sistem layanan tertutup adalah suatu layanan yang tidak
memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri akan
koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam dapat dipilih
melalui daftar atau katalog yang tersedia koleksinya akan diambil oleh
petugas.27
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memberikan
kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri koleksi yang ada
di perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam harus dicari melalui
katalog, kemudian pengguna mancatat data buku yang akan dipinjam
dan diberikan kepada petugas layanan untuk diambil dari jajaran
koleksi. Dalam pelaksanaannnya sistem layanan tertutup memiliki
beberapa keuntungan. Keuntungan sistem layanan tertutup adalah
sebagai berikut :
26
Soeasiminah, Perpustakaan Kepustakaan dan Pustakawan, (Gama Media Yogyakarta),
1992, hlm. 131 27
H. S. Lasa. Manajemen Perpustakaan, (Gama Media: Yogyakarta), 2005, hlm. 5
21
a. Letak buku di rak selalu terpelihara karena pengambilan buku
dilakukan oleh petugas.
b. Angka kehilanan bahan pustaka atau buku dapat ditekan dengan
memasukkan slip buku yang dipinjam.
c. Tidak memerlukan petugas khusus untuk mengawasi pengunjung
perpustakaan.
Selain keuntungan diatas, sistem layanan tertutup juga memiliki
kerugian yaitu :
a. Pengunjung tidak akrab dengan bahan pustaka.
b. Tidak puas memilih koleksi karena hanya lewat kartu katalog.
c. Kartu katalog lekas rusak karena sering digunakan, berarti
menambah tugas untuk selalu memperbaiki kartu katalog.
d. Banyak buku yang kurang dikenal oleh pengunjung sehingga tidak
pernah dipinjam.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
layanan tertutup merupakan sistem yang tidak memperbolehkan
pengguna untuk mancari dan mengambil sendiri koleksi yang
dibutuhkan dari jajaran koleksi, melainkan haris melalui petugas
perpustakaan sehingga kerapian dan kehilangan buku lebih terjamin.
3. Jenis layanan
Kegiatan perpustakaan tidak dapat dilaksanakan secara
maksimal tanpa adanya layanan, karena layanan merupakan salah satu
faktor yang menentukan keberhasilan suatu perpustakaan. Oleh karena
itu perpustakaan harus berupaya untuk menyediakan berbagai layanan
yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Jenis layanan tersebut akan
dibahas satu persatu pada uraian berikut :
a. Pelayanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi adalah layanan kepada pemakai perpustakaan
berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan.28
28
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta), 2001. Hlm. 141
22
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa layanan sirkulasi
merupakan kegiatan pelayanan peminjaman dan pengembalian
bahan pustaka yang berhubungan langsung dengan pemakai
perpustakaan. Adapun tugas-tugas yang harus dilaksanakan
pelayanan sirkulasi yaitu sebagai berikut :
1) Mengawasi pintu masuk dan keluar perpustakaan
2) Pendaftaran anggota, perpanjangan eanggotaan dan
pengunduran diri anggota perpustakaan.
3) Meminjamkan serta mengembalikan buku dan memperpanjang
waktu peminjaman.
4) Menarik denda buku yang terlambat dikembalikan.
5) Mengeluarkan surat peringatan bagi buku yang terlambat
dikembalikan pada waktunya.
6) Tugas yang berkaitan denan peminjaman buku, khususnya
buku hilang atau rusak.
7) Bertanggung jawab atas segala berkas peminjaman.
8) Membuat statistik peminjaman.
9) Peminjaman antar perpustakaan.
10) Mengawasi urusan penitipan tas, jas, mantel, dan sebagainya
milik pengunjung perpustakaan.
11) Tugas lainnya terutama yang berkaitan dengan peminjaman.29
Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa pelayanan sirkulasi
memiliki tugas seperti pendaftaran anggota, peminjaman,
perpanjangan waktu peminjaman dan pengembalian buku, menarik
denda bagi buku yang terlambat dikembalikan, membuat statistik
peminjaman serta tugas layanan terutama yang berkaitan dengan
peminjaman.
29
Sulistiyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka,
Depdikbud, 1993. Hlm. 257
23
b. Pelayanan Referensi
Salah satu pelayanan yang ada di perpustakaan adalah pelayanan
referensi. Pelayanan ini merupakan suatu kegiatan yang membantu
pengguna untuk menemukan informasi yang dibutuhkan.
Pengertian layanan referensi adalah :
1) Salah satu kegiatan pokok yang dilakukan di perpustakaan yang
khusus menyajikan koleksi referensi kepada para pemakai
perpustakaan.
2) Suatu kegiatan layanan untuk membantu para pemakai atau
pengunjung perpustakaan menenmukan informasi dengan cara :
a) Menerima pertanyaan dari para pemakai perpustakaan
kemudian menjawab dengan menggunakan koleksi referensi.
b) Memberikan bimbingan untuk menenmukan koleksi referensi
yang diperlukan untuk menemukan informasi yang
dibutuhkan oleh pemakai perpustakaan.
c) Memberikan bimbingan kepada pemakai perpustakaan
bagaimana menggunkan setiap bahan pustaka koleksi
referensi.
Menurut Darmono layanan referensi adalah layanan yang
diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi khusus seperti
kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, buku tahunan yang
beris informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh
dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan tetapi hanya
untuk dibaca ditempat.30
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan
referensi merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh
perpustakaan untuk membantu para pemakai perpustakaan
menenmukan informasi dan menggunakan koleksi referensi
30
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta), 2001. Hlm. 141
24
seperti kamus, ensiklopedi, almanak, direktori serta buku
tahunan dan lain sebagainya.
c. Pelayanan Audiovisual
Selain pelayanan sirkulasi dan referensi, pelayanan audiovisual
juga dapat digunakan untuk membantu pengguna perpustakaan.
Dalam perputakaan perguruan tinggi : Buku Pedoman
Perpustakaan Perguruan Tinggi (PPT) dinyatakan bahwa,
“pelayanan audiovisual adalah kegiatan meminjam bahan pustaka
audiovisual kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan
perlengkapan di dalam perpustakaan”. Sedangkan tujuan pelayanan
audiovisual dalam perpustakaan perguruan tinggi dalam buku
pedoman perpustakaan perguruan tinggi adalah :
1) Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan,
pengajaran, penelitian dan rekreasi.
2) Memotivasi pengguna agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas
perpustakaan.
3) Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan
pendidikan.
4) Meningkatkan daya ingat pengguna melalui bahan pustaka
audiovisual disamping bahan bacaan.
Adapun bahan atau pelengkapan layanan audiovisual yang
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut :
1) Bahan perpustakan yang melalui perlengkapannya hanya
menampilkan citra, misalnya slaid, beningan (transparancy),
dan bahan perpustakaan renik.
2) Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya hanya
mengeluarkan bunyi, misalnya kaset audio, piringan hitam,
cakram optik.
3) Bahan perpustakaan yang melalui perlengkapannya
menampilkan citra disertai bunyi, misalnya kaser atau cakram
video melalui mesin video, film suara melalui proyektor film.
25
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa layanan audiovisual
merupakan salah satu pelayanan yang dapat memberikan motivasi
kepada pengguna untuk menggunakan layanan yang ada di
perpustakaan. Layanan audiovisual juga terdiri dari berbagai
macam bahan yang dapat dipakai pengguna perpustakaan sesuai
dengan kebutuhannya.31
d. Pelayanan Terbitan Berseri
Salah satu jenis pelayanan yang dapat mendukung terselenggaranya
kegiatan yang ada di perpustakaan adalah pelayanan terbitan
berseri. Pelayanan terbitan berseri adalah kegiatan melayankan
terbitan berseri kepada pengguna perpustakaan misalnya, jurnal,
surat kabar, majalah dan terbitan lainnya yang mempunyai kala
terbit tertentu. Pelayanan terbitan berseri selalu memberikan
informasi yang mutakhir dalam setiap terbitannya. Terbitan ini juga
merupakan sarana yang efektif dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Terbitan berseri mempunyai peran sebagai berikut :
1) Memberi ruang untuk menampung ide, gagasan, pengalaman
seseorang.
2) Menjadi media untuk menyampaikan hasil-hasil penemuan
terbaru dalam bidang tertentu.
3) Sumber untuk memperluas wawasan seseorang.
4) Sumber untuk mengetahui keahlian seseorang.32
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terbitan berseri adalah
salah satu jenis koleksi yang dibutuhkan di perpustakaan untuk
memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan. Dengan
adanya elayanan terbitan berseri diharapkan pengguna
perpustakaan tertarik untuk memanfaatkan koleksi tersebut.
31
Pedoman PPT, Jakarta: Dirjen DIKTI, 1994, hlm. 71
32 Saleh, Abdul Rahman, dan Yuyu Yulia Toha, Pengelolaan Terbitan Berseri, Jakarta:
Universitas Terbuka, 1996, hlm. 26
26
e. Pelayanan Bimbingan Pengguna
Pelayanan bimbingan pengguna merupakan salah satu pelayanan
yang ada di perpustakaan dalam rangka menambah pengetahuan
pengguna tentang perpustakaan. Bimbingan pengguna
perpustakaan yaitu memberikan penjelasan penggunaan
perpustakaan kepada sekelompok pengguna baru perpustakaan.
Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau petunjuk kepada
pemakai tentang cara memanfaatkan koleksi bahan pustaka yang
tersedia secara efektif dan efisien. Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan pengguna dimaksudkan untuk dapat
memanfaatkan layanan dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan
dan untuk membantu mencari bahan-bahan yang diperlukan oelh
pengguna perpustakaan.
Secara umum tujuan bimbingan penggunaadalah :
1) Meningkatkan keterampilan pengguna agar memanfaatkan
perpustakaan.
2) Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai
untuk menemukan informasi subjek tertentu.
3) Meningkatkan pemanfaatan sumber dan pelayanan
perpustakaan.
4) Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan
ilmu dan teknologi.
Dari pendaat diatas dapat diketahui bahwa tujuan diadakannya
bimbingan pengguna di perpustakaan terutama untuk meningkatkan
minat dan keterampilan pengguna perpustakaan untuk menemukan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga pengguna dapat
memanfaatkan perpustakaan secara maksimal.
27
F. Belajar
1. Teori belajar
Jika menelaah literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori
belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi. Dalam tulisan ini akan
dikemukakan lima jenis teori belajar, yaitu:
a. Teori Behaviorisme
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang
individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek –
aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya
kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.
Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa
sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan
behaviorisme ini, diantaranya :
1) Connectionism ( S-R Bond) menurut Thorndike.
Thorndike melakukan eksperimen terhadap kucing, dari hasil
eksperimennya dihasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:
a) Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan
efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan
semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang
dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi
antara Stimulus- Respons.
b) Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi
bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan
satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini
menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
c) Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan
Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan
akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
28
2) Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
Berdasarkan eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap
seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
a) Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang
dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan
(yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks
dan stimulus lainnya akan meningkat.
b) Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang
dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent
conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan
reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
3) Operant Conditioning menurut B.F. Skinner
Eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap tikus dan
selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-hukum
belajar, diantaranya :
a) Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi
dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan
meningkat.
b) Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant
telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi
stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun
bahkan musnah.
Menurut Reber menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama
terhadap lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi
tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan
oleh reinforcer. Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus
yang meningkatkan kemungkinan timbulnya sejumlah respons
tertentu, namun tidak sengaja diadakan sebagai pasangan stimulus
lainnya seperti dalam classical conditioning.
29
4) Social Learning menurut Albert Bandura
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational
learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru
dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan
penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku
individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus (S-R
Bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil
interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu
sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari
individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui
peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling). Teori
ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui
pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir
dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan.
Sebetulnya masih banyak tokoh-tokoh lain yang
mengembangkan teori belajar behavioristik ini, seperti : Watson
yang menghasilkan prinsip kekerapan dan prinsip kebaruan, Guthrie
dengan teorinya yang disebut Contiguity Theory yang menghasilkan
Metode Ambang (the treshold method), metode meletihkan (The
Fatigue Method) dan Metode rangsangan tak serasi (The
Incompatible Response Method), Miller dan Dollard dengan teori
pengurangan dorongan.
b. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai
pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya
yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami
perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan
perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif
individu meliputi empat tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre
operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational.
Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan
30
individu yaitu asimilasi dan akomodasi. Menurut James Atherton
menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “the process by which a person
takes material into their mind from the environment, which may mean
changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi
adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of
assimilation” (“proses dimama seseorang mengambil materi dalam
pikiran, lingkungannya yang mungkin berarti menambah kenyataan
indrawi untuk membuatnya sesuai” dan akomodasi adalah “perbedaan
dibuat untuk akal seseorang atau konsep dengan proses asomilasi”).
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila
disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta
didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen
dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya
dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak
memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi
dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal
dari lingkungan.
Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran
adalah :
1) Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh
karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai
dengan cara berfikir anak.
2) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi
lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat
berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
3) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi
tidak asing.
4) Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling
berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
31
c. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut
Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi,
untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk
hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi
antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.
Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan
untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam
individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase
yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan;
(5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan
balik.
d. Teori Belajar Gestalt
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti
sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah
bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu
keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada
tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :
Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu
menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu
figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti
ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar
belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi
kekaburan penafsiran antara latar dan figure.
1) Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan
(baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan
dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
32
2) Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan
cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling
memiliki.
3) Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang
pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan
dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
4) Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang
pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan
cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan
simetris dan keteraturan; dan
5) Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi
kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
Terdapat empat asumsi yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:
1) Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan
perilaku “Molecular”. Perilaku “Molecular” adalah perilaku dalam
bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan perilaku
“Molar” adalah perilaku dalam keterkaitan dengan lingkungan luar.
Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola adalah
beberapa perilaku “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyai
makna dibanding dengan perilaku “Molecular”.
2) Hal yang penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan
antara lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral.
Lingkungan geografis adalah lingkungan yang sebenarnya ada,
sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang
nampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seolah-olah
sesuatu yang indah. (lingkungan behavioral), padahal kenyataannya
merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat
(lingkungan geografis).
3) Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau
suatu bagian peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan
obyek atau peristiwa. Misalnya, adanya penamaan kumpulan
33
bintang, seperti : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan sebagainya
adalah contoh dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak
seperti gunung atau binatang tertentu.
4) Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris adalah
merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu
reaksi yang statis. Proses pengamatan merupakan suatu proses yang
dinamis dalam memberikan tafsiran terhadap rangsangan yang
diterima.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
1) Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang
penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya
peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan
mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
2) Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan
unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam
proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan
makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam
kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah
dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari
peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis
dengan proses kehidupannya.
3) Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah
pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-
respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin
dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik
mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru
hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan
membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
4) Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki
keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu,
34
materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan
situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
5) Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam
situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan
Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian
obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian
menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan
yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-
prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian
menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer
belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-
prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi
untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam
situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu
peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi
yang diajarkannya.
e. Teori Belajar Alternatif Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme adalah sebuah teori yang
memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau
mencari kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan atau
kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain.Sehingga
teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar
menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan, atau teknologi dan hal
lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.
Hasil belajar bergantung pada pengalaman dan perspektif yang
dipakai dalam interpretasi pribadi. Sebaliknya, fungsi pikiran
menginterpretasi peristiwa, obyek, perspektif yang dipakai, sehingga
makna hasil belajar bersifat individualistik. Suatu kegagalan dan
kesuksesan dilihat sebagai beda interpretasi yang patut dihargai dan
sukses belajar sangat ditentukan oleh kebebasan siswa melakukan
pengaturan dari dalam diri siswa. Tujuan pembelajaran adalah belajar
35
how to learn. Penyajian isi KBM fakta diinterpretasi untuk
mengkonstruksikan pemahaman individu melalui interaksi sosial.
Untuk mendukung kualitas pembelajaran maka sumber belajar
membutuhkan data primer, bahan manipulatif dengan penekanan pada
proses penalaran dalam pengambilan kesimpulan. Sistematika evaluasi
lebih menekankan pada penyusunan makna secara aktif, keterampilan
intergratif dalam masalah nyata, menggali munculnya jawaban divergen
dan pemecahan ganda. Evaluasi dilihat sebagai suatu bagian kegiatan
belajar mengajar dengan penugasan untuk menerapkan pengetahuan
dalam konteks nyata sekaligus sebagai evaluasi proses untuk
memecahkan masalah.
Selama ini masyarakat kita berada dalam suatu budaya dimana
belajar dipandang sebagai suatu proses mengkonsumsi pengetahuan.
Guru bukan sekadar fasilitator, melainkan sebagai sumber tunggal
pengetahuan di depan kelas. Pembelajaran yang sedang
dikampanyekan, disosialisasikan justru berbeda dengan pandangan
tersebut. Belajar adalah suatu proses dimana siswa memproduki
pengetahuan. Siswa menyusun pengetahuan, membangun makna
(meaning making), serta mengkonstruksi gagasan. Pada dasarnya teori
kontruktivisme menekankan bahwa belajar adalah meaning making atau
membangun makna, sedang mengajar adalah schaffolding atau
memfasilitasi. Oleh karena itu skenario suatu pembelajaran maupun
kegiatan belajar mengajar yang hanya terhenti pada tahapan dimana
siswa mengumpulkan data dan memperoleh informasi dari luar yakni
guru, narasumber, buku, laboratorium dan lingkungan ke dalam ingatan
siswa saja, belumlah cukup, karena siswa masih berada pada tingkatan
mengkonsumsi pengetahuan. Karena itu perlu langkah-langkah yang
menunjukkan tindakan siswa mengkonstruksi gagasan untuk
36
memproduksi pengetahuan. Langkah-langkah inilah yang sedang
disosialisasikan dua tahun terakhir.33
2. Model Belajar
Model-model belajar yang dimaksud adalah berbagai cara-gaya
belajar siswa dalam aktivitas pembelajaran, baik di kelas ataupun dalam
kehidupannya sehari-hari antar sesama temannya atau orang yang lebih
tua. Dengan memahami model-model belajar ini, diharapkan para guru
(kita semua) dapat membelajarkan siswa secara efisien sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Ada berbagai model belajar
yang akan dibahas, yaitu:
a. Peta Pemikiran
Buzan mengemukakan bahwa otak manusia bekerja mengolah
informasi melalui mengamati, membaca, atau mendengar tentang
sesuatu hal berbentuk hubungan fungsional antar bagian (konsep, kata
kunci), tidak parsial terpisah satu sama lain dan tidak pula dalam bentuk
narasi kalimat lengkap. Sebagai contoh, kalau dalam pikiran kita ada
kata (konsep) Bajuri, maka akan terkait dengan kata lain secara
fungsional, seperti gemuk, supir bajay, kocak, sederhana, atau ke tokoh
lain Oneng, Ema, Ucup, Hindun, dan lain-lain dengan masing-masing
karakternya. Demikian pula kata dalam pikiran kita terlintas FKIP
Universitas Langlangbuana Bandung akan terkait alamatnya,
pejabatnya, dosen-dosen dan staf administrasi, dan besar penghargaan
untuk perkuliahan per-sks. Silakan anda mencoba menuliskan /
menggambarkan peta pikiran tentang Bajuri dan FKIP Unla di atas.
Kalau dibuat narasinya akan ada perbedaan redaksi, meskipun dengan
makna yang tidak berbeda.
Dalam bidang studi keahlian anda, misalnya ambil satu materi
dalam pelajaran Matematika, Akuntansi, Agama, atau yang lainnya.
Silakan buat (tulis-gambar) peta pikiran yang terlintas kemudian
33
http://dwipurnomoikipbu.files.wordpress.com/2011/10/teori-teori-belajar.doc
37
narasikan secara lisan. Tulisan atau gambar peta pikiran tersebut
dinamakan dengan peta konsep (concept map).
Selanjutnya Buzan mengemukakan bahwa cara belajar siswa yang
alami (natural) adalah sesuai dengan cara kerja otak seperti di atas
berupa pikiran. Yang produknya berupa peta konsep. Dengan demikian
belajar akan efektif dengan cara membuat catatan kreatif yang
merupakan peta konsep, sehingga setiap konsep utama yang dipelajari
semuanya teridentifikasi tidak ada yang terlewat dan kaitan
fungsionalnya jelas, kemudian dinarasikan dengan gaya bahasa masing-
masing. Dengan demikian konsep mendapat retensi yang kuat dalam
pikiran, mudah diingat dan dikembangkan pada konsep lainnya. Belajar
dengan menghafalkan kalimat lengkap tidak akan efektif, di samping
bahasa yang digunakan menggunakan gaya bahasa penulis. Mengingat
hal itu, sajian guru dalam pembelajaran harus pula dikondisikan berupa
sajian peta konsep, guru membumbuinya dengan narasi yang kreatif.
Selanjutnya, Buzan mengemukakan bahwa kemampuan otak
manusia dapat memproses informasi berupa bahasa sebanyak 600 – 800
kata permenit. Dengan kemampuan otak seperti itu dibandingkan
dengan kemampuan komputer sangat tinggi. Jika benar-benar
dimanfaatkan secara optimal, setiap kesempatan dapat dimanfaatkan
untuk pembelajaran diri dalam segala hal. Hanya sayang banyak orang
yang mengabaikannya atau digunakan untuk hal-hal yang kurang
bermanfaat untuk peningkatan kualitas diri, misalnya berangan-angan,
menonton, mengobrol atau bercanda tanpa makna.34
b. Kecerdasan Ganda
Goleman mengemukakan bahwa struktur otak, sebagai instrumen
kecerdasan, terbagi dua menjadi kecerdasan intelektual pada otak kiri
dan kecerdasan emosional pada otak kanan. Kecerdasan intelektual
mengalir-bergerak (flow) antara kebosananbila tuntutan pemikiran
34
Buzan, Tony, Use Both Sides of Yoru Brain, 3rd ed. New York: Penguin Books. 1989.
38
rendah dan kecemasan bila terjadi tuntutan banyak. Bila terjadi
kebosanan otak akan mengisinya dengan aktivitas lain, jika positif akan
mengembangkan penalaran akan tetapi jika diisi dengan aktivitasa
negatif, misal kenakalan atau lamunan, inlah yang disebut dengan sia-
sia atau mubadzir.35
Sebaliknya jika tuntutan kerja otak tinggi akan terjadi kecemasan-
kelelahan. Kondisi ini akan bisa dinetralisir dengan relaksasi melalui
penciptaan suasana kondusif, misalnya keramahan, kelembutan,
senyum-tertawa, suasana nyaman dan menyenangkan, atau meditasi
keheningan dengan prinsip kepasrahan kepada sang Pencipta. Dengan
demikian aktivitas otak kiri semestinya dibarengi dengan aktivitas otak
kanan.
Sel syaraf pada otak kiri berfungsi sebagai alat kecerdasan yang
sifatnya logis, sekuensial, linier, rasional, teratur, verbal, realitas, ide,
abstrak, dan simbolik. Sedangkan sela syaraf otak kanan berkaitan
dengan kecerdasan yang sifatnya acak, intuitif, holistic, emosional,
kesadaran diri, spasial, musik, dan kreativitas. Penting untuk diketahui
bahawa kecerdasan intelkektual berkontribusi untuk sukses individu
sebesar 20% sedangkan kecerdasan emosional sebesar 40%, siswanya
sebanyak 40% dipengaruhi oleh hal lainnya.
Menurut Ary Ginanjar dan Jalaluddin Rahmat mengukakan
kecerdasan ketiga, yaitu Kecerdasan Spiritual (nurani-keyakinan) atau
kecerdasan fitrah yang berkenaan dengan nilai-nilai kehidupan
beragama. Sebagai orang beragama, kita semestinya berkeyakinan
tinggi terhadap kecerdasan ini, bukankah ada ikhtiar dan ada pula
taqdir, ada do’a sebagai permintaan dan harapan, dan ibadah lainnya.
Bukankan ketentraman individu karena keyakinan beragama ini.36
Sedangkan Gardner mengemukakan tentang kecerdasan ganda
yang sifatnya mulkti dengan akronim Slim n Bill, yaitu Spacial-visual ,
35
Goleman, Daniel, Emotional Intelligence. New York: Bantam Books. 1995. 36
Ary Ginanjar Agustian . Emotional Spritual Quotient (ESQ). Jakarta: Arga. 2002
39
Linguistic-verbal, Interpersonal-communication, Musical-rithmic,
natural, Body-kinestic, Intrapersonal-reflective, Logic-thinking-
reasoning.37
c. Metakognitif
Secara harfiah, metakognitif bisa diterjemahkan secara bebas
sebagai kesadaran berfikir, berpikir tentang apa yang dipikirkan dan
bagaimana proses berpikirnya, yaitu aktivitas individu untuk
memikirkan kembali apa yang telah terpikir serta berpikir dampak
sebagai akibat dari buah pikiran terdahulu. Sharples & Mathew
mengemukakan pendapat bahwa metakognitrif dapat dimanfaatkan
untuk menerapkan pola pikir pada situasi lain yang dihadapi.
Kemampuan metakognitif setiap individu akan berlainan,
tergantung dari variabel meta kognitif, yaitu kondisi individu,
kompleksitas, pengetahuan, pengalaman, manfaat, dan strategi berpikir.
Holler mengemukakan bahwa aktivitas metakognitif tergantung pada
kesadaran individu, monitoring, dan regulasi.
Komponen meta kognitif menurut Sharples & Mathew ada 7, yaitu:
refleksi kognitif, strategi, prediksi, koneksi, pertanyaan, bantuan, dan
aplikasi. Sedangkan Holler berpendapat tentang komponen
metakognitif, yaitu: kesadaran, monitoring, dan regulasi.
Metakognitif bisa digolongkan pada kemampuan kognitif tinggi
karena memuat unsure analisis, sintesis, dan evaluasi sebagai cikal
bakal tumbuhkembangnya kemampuan inkuiri dan kreativitas. Oleh
karena itu pelaksanaan pembelajaran semestinya membiasakan siswa
untuk melatih kemampuan metakognitif ini, tidak hanya berpikir
sepintas dengan makna yang dangkal.
37
Gardner, Howard. Frame of Mind: The Theory of Multiple Ilntelligences. New York:
Basic Bools. 1985
40
d. Komunikasi
Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari komunikasi antar siswa,
siswa dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru. Kemampuan
komunikasi setiap individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar
yang bersangkutan dan membentuk kepribadiannya, ada individu yang
memiliki pribadi positif dan ada pula yang berkpribadian negatif.
Perhatikan hasil penelitian Jack Canfield, untuk kita simak dan
renungkan,bahwa seorang anak ayang masih polos-natural, setiap hari
biasa menerima 460 komentar negatif dan 75 komentar positif dari
oarng yang lebih tua dalam kehidupannya. Akibatnya sungguh
mengejutkan, anak yang pada awalnya secara alami penuh keyakinan,
keberanian, suka tantangan, ingin mencoba, ingin tahu dengan pengaruh
komunikasi negatif yang lebih dominan dari orang sekelilingnya,
ternyata lama kelamaan keyakinannya terguncang dan rasa percaya
dirinya menurun, sehingga dia tumbuh menjadi penakut, pemalu, ragu-
ragu, menghindar, membiarkan, dan cemas. Dampak selanjutnya pada
waktu bersekolah, belajar menjadi beban dan rasa percaya dirinya
berkurang. Makin lama ia makin dewasa, pribadinya berpola negative,
seperti pesimis, mudah menyerah, dikendalikan keadaan, prasangka,
pembenaran, menimpakan kesalahan, dan sibuk dengan alasan. Berbeda
dengan individu yang memiliki pribadi positif, yaitu optimis,
mengendalikan keadaan, ada kebebasan memilih, punya alternative,
partisipatif, dan mau memperbaiki diri.
Sebagai guru, tentunya akan berhadapan dengan siswa yang
berkepribadian negative seperti di atas dan tentunya tidak untuk
dibiarkan karena profesi guru adalah amanat. Bagaimanakh menghadapi
siswa dengan pola pribadi seperti itu? Caranya anatar lain dengan cara
tidak memvonis, katakana “saya ….” bukan katanya, jangan sungkan
untuk apologi jika kesalahan, tumbuhkan citra positif, bersikap
mengajak dan bukan memerintah, dan jaga komunikasi non verbal
(eksprsi wajah, nada suara, gerak tubuh, dan sosok panutan). Mengapa
41
demikian? Karena cara berkomunikasi akan langsung berkenaan dengan
akal dan rasa, yang selanjutnya mempengaruhi poses pembelajaran.
e. Kebermaknaan Belajar
Dalam belajar apapun, belajar efektif (sesuai tujuan) semestinya
bermakna. Agar bermakna, belajar tidak cukup dengan hanya
mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas
(membaca, bertanya, menjawab, berkomentar, mengerjakan,
mengkomunikasikan, presentasi, diskusi).
Dalam bahasa Sunda ada pepatah “pok-pek-prak” yang berarti
bahwa belajar mempunya indikator berkata-pok (bertanya-menjawab-
diskusi,presentasi). Mencoba-pek (menyelidiki, meng-identifikasi,
menduga, menyimpulkan, menemukan), dan melaksanakan-prak
(mengaplikasikan, menggunakan, memanfaatkan, mengembangkan).
Tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantoro mengemukakan
tiga prinsip pembelajaran ing ngarso sung tulodo (jadi pemimpin-guru
jadilah teladan bagi siswanya), ing madyo mangun karso (dalam
pembelajaran membangun ide siswa dengan aktivitas sehingga
kompetensi siswa terbentuk), tut wuri handayani (jadilah fasilitator
kegiatan siswa dalam mengembangkan life skill sehingga mereka
menjadi pribadi mandiri). Dengan perkataan lain, pembelajaran adalah
solusi tepat untuk pelaksanaan kurikulum 2006, dan bukan dengan
kegiatan mengajar.
Selanjutnya, Vernon A Madnesen san Peter Sheal mengemukakan
bahwa kebermaknaan belajar tergantung bagaimana cbelajar. Jika
belajar hanya dngan membaca kebermaknaan bisa mencapai 10%, dari
mendengar 20%, dari melihat 30%, mendengar dan melihat 50%,
mengatakan-komunikasi mencapai 70 %, da belajar dengan melakukan
dan mengkomunikasikan besa mencapai 90%.
Dari uraian di atas implikasi terhadap pembelajaran adalah bahwa
kegiatan pembelajaran identik dengan aktivitas siswa secara optimal,
42
tidak cukuop dengan mendengar dan melihat, tepai harus dengan hands-
on, minds-on, konstruksivis, dan daily life (kontekstual).
f. Konstruksivisme
Dalam paradigma pembelajaran, guru menyajikan persoalan dan
mendorong (encourage) siswa untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi,
berhipotesis, berkonjektur, menggeneralisasi, dan inkuiri dengan cara
mereka sendiri untuk menyelesaikan persoalan yang disajikan.
Sehingga jenis komunikasi yang dilakukan antara guru-siswa tidak lagi
bersifat transmisi sehingga menimbulkan imposisi (pembebanan),
melainkan lebih bersifat negosiasi sehingga tumbuh suasana fasilitasi.
Dalam kondisi tersebut suasana menjadi kondusif (tut wuri
handayani) sehingga dalam belajar siswa bisa mengkonstruksi
pengetahuan dan opengalaman yang diperolehnya dengan pemaknaan
yang lebih baik. Siswa membangun sendiri konsep atau struktur materi
yang dipelajarinya, tidak melalui pemberitahuan oleh guru. Siswa tidak
lagi menerima paket-paket konsep atau aturan yang telah dikemas oleh
guru, melainkan siswa sendiri yang mengemasnya. Mungkin saja
kemasannya tidak akurat, siswa yang satu dengan siswa lainnya
berbeda, atau mungkin terjadi eksalahan, di sinilah tugas guru
memberikan bantuan dan arahan (scalfolding) sebagai fasilitator dan
pembimbing. Keslahan siswa merupakan bagian dari belajar, jadi harus
dihargai karena hal itu cirinya ia sedang belajar, ikut partisipasi dan
tidak menghindar dari aktivitas pembelajaran.
Hal inilah yang disebut dengan konstruksivisme dalam
pembelajaran, dan memang pembelajaran pada hakikatnya adalah
konstruksivisme, karena pembelajaran adalah aktivitas siswa yang
sifatnya proaktif dan reaktif dalam membangun pengetahuan. Agar
konstruksicvisme dapat terlaksana secara optimal, Confrey
menyarankan konstruksivisme secara utuh (powerfull constructivism),
yaitu: konsistensi internal, keterpaduan, kekonvergenan, refeleksi-
43
eksplanasi, kontinuitas historical, simbolisasi, koherensi, tindak lanjut,
justifikasi, dan sintaks (SOP).
g. Prinsip Belajar Aktif
Ada dua jenis belajar, yaitu belajar secara aktif dan secara reaktif
(pasif). Belajar secara aktif indikatornya adalah belajar pada setiap
situasi, menggunakan kesempatan untuk meraih manfaat, berupaya
terlaksana, dan partisipatif dalam setiap kegiatan. Sedangakan belajar
reaktif indikatornya adalah tidak dapat melihat adanya kesempatan
belajar, mengabaikan kesempatan, membiarkan segalanya terjadi,
menghindar dari kegiatan.
Dari indikator belajar aktif, sesuai dengan pengertian kegiatan
pembelajaran di atas, maka prinsip belajar yang harus diterapkan adalah
siswa harus sebagai subjek, belajar dengan melakukan-
mengkomunikasikan sehingga kecerdasan emosionalnya dapat
berkembang, seperti kemampuan sosialisasi, empati dan pengendalian
diri. Hal ini bisa terlatih melalui kerja individual-kelompok,diskusi,
presentasi, tanya-jawab, sehingga terpukul rasa tanggung jawab dan
disiplin diri.
Prinsip belajar yang dikemuakan oleh Treffers adalah memiliki
indikator mechanistic (latihan, mengerjakan), structuralistic
(terstruktur, sitematik, aksionmatik), empiristic (pengalaman induktif-
deduktif), dan realistic-human activity (aktivitas kehidupan nyata).
Prinsip tersebut akan terwujud dengan melaksanakan pembelajaran
dengan memperhatikan keterlibatan intelektual-emosional, kontekstual-
trealistik, konstruksivis-inkuiri, melakukan-mengkomunikasikan, dan
inklusif life skill.38
38
http://pkab.wordpress.com/2008/04/29/Model Belajar dan Pembelajaran Berorientasi
Kompetensi Siswa
44
G. Prestasi Belajar
Belajar adalah salah satu kegiatan yang memenuhi kebutuhan sekaligus
tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah mulai
melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi kebutuhan sekaligus
mengembangkan dirinya. Mendefinisikan belajar adalah suatu aktifitas mental
dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan
nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berkas.39
Belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan
yang terjadi setelah proses belajar adalah perubahan yang positif. Jadi subjek
belajar akan mengalami perubahan tingkah laku menjadi lebih baik setelah
adanya pengalaman dan latihan.
Prinsip-prinsip belajar secara umum adalah belajar sebagai usaha
memperoleh perubahan tingkah laku, hasil belajar ditandai dengan perubahan
aspek tingkah laku, belajar merupakan suatu proses, proses belajar terjadi
karena adanya dorongan dan tujuan yang hendak dicapai.
Prestasi berarti penguasaan atau ketrampilan yang di kembangkan oleh
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang
diberikan oleh guru.
Berdasarkan hal itu, prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas kegiatan pembelajaran di sekolah.
2. Prestasi belajar siswa tersebut terutama nilai aspek kognitifnya
karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan
atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.
39
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Semarang: Media Wiyata, 2003, hlm. 58
45
3. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau
angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap
tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya.40
Prestasi belajar merupakan kemampuan aktual yang dapat diukur secara
langsung dengan tes. Dari definisi tersebut dapat diperoleh unsur prestasi
belajar adalah sebagai berikut:
1. Prestasi merupakan kecakapan yang nyata.
2. Kecakapan tersebut dapat diukur secara langsung.
3. Sebagai alat pengukur adalah tes.
Jadi prestasi belajar siswa merupakan hasil yang dicapai siswa berupa
penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes mata pelajaran.
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang.41
Perubahan yang terjadi setelah proses belajar adalah
perubahan positif. Jadi subjek belajar akan mengalami perubahan tingkah laku
menjadi lebih baik setelah adanya pengalaman dan latihan.
Hasil belajar harus memenuhi syarat-syarat, bahwa hasil belajar
merupakan:
1. Pencapaian tujuan belajar
2. Hasil dari proses disadari
3. Hasil dari latihan yang di ujicoba atau disengaja
4. Perbuatan yang berfungsi mempengaruhi tingkah laku dalam kurun
waktu tertentu.
Jadi hasil belajar adalah perbuatan yang merupakan pencapaian dari
tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya, proses yang disadari, dan
latihan yang telah di uji coba, yang berfungsi mempengaruhi tingkah laku
dalam kurun waktu tertentu.42
40
Tulus Tu’u, S.Th., MM.Pd., Peran Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2004, hlm. 75 41
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV. Sinar Baru,1989,
hlm. 28 42
TIM Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Psikologi Belajar, Semarang: IKIP
Semarang Pres, 1990. Hlm. 30
46
Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek
tingkah laku manusia. Adapun aspek-aspek tersebut adalah :
1. Pengetahuan
2. Pengertian
3. Kebiasaan
4. Keterampilan
5. Apresiasi
6. Emosional
7. Hubungan sosial
8. Jasmani
9. Etis atau budi pekerti
10. Sikap
Hasil belajar akan terjadi pada aspek-aspek tingkah laku manusia sesuai
dengan tujuan dan jenis belajar yang dilakukan.43
Belajar bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri. Ada unsur lain
yang terlibat langsung didalamnya, yaitu raw input, learning teaching process,
output, environmental input dan instrumental input.44
Gambar 1.1 : Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
Sumber : Djamarah ( 2002 : 142 )
43
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2003,
hlm. 30 44
Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Hlm. 141
ENVIRONMENTAL
INPUT
OUTPUT RAW INPUT
INSTRUMENTAL
INPUT
LEARNING
TEACHING PROCESS
47
Dalam gambar diatas di sajikan gagasan, bahwa masukan mentah
(raw input) merupakan bahan pengalaman belajar tertentu dalam proses
belajar mengajar (learning teaching process) dengan harapan dapat
berubah menjadi keluaran (output) dengan kualifikasi tertentu. Di
dalam proses belajar mengajar itu ikut berpengaruh sejumlah faktor
lingkungan, yang merupakan masukan dari lingkungan (environmental
input) dan sejumlah faktor instrumental (instrumental input) yang
dengan sengaja dirancang dan dimanipulasikanguna menunjang
tercapainya keluaran yang dikehendaki.
Dalam proses belajar mengajar tersebut akan di peroleh hasil
belajar atauprestasi belajar. Dengan demikian komponen atau faktor
yang mempengaruhi proses belajar mengajar akan mempengaruhi
prestasi belajar. Faktor tersebut atau komponen tersebut meliputi tujuan,
bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber, dan
evaluasi.45
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Belajar merupakan suatu proses dan banyak faktor yang
mempengaruhi dalam pencapaian prestasi belajar subyek belajar. Berikut
akan dijabarkan menurut pendapat beberapa ahli mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar.
Menurut pendapat Vernon A Magnesen: orang belajar 10% dari
apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat,
50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan
90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
Kalau demikian, strategi pembelajaran yang lebih memberi hasil
yang baik bagi siswa adalah pelajaran yang banyak melibatkan siswa
berfikir, berbicara, berargumentasi dan mengutarakan gagasan-
gagasannya.
Berdasarkan uraian itu, prestasi siswa dalam pembelajaran
dipengaruhi oleh peran dan strategi guru dalam pembelajaran. Pertama,
45
Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Hlm. 48
48
strategi pendekatan pribadi terhadap siswa yang kurang menonjol dalam
bidang-bidang tertentu. Kedua, strategi guru melibatkan siswa dalam
pembelajaran secara penuh dengan suasana gembira dan menyenangkan.
Ketiga, strategi guru membuat alat bantu dan menciptakan ruangan yang
hidup.46
Sedangkan menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, factor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah, faktor jasmaniah baik
yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini
adalah penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. Selain itu
yaitu faktor psikologis, yang meliputi potensi yaitu kecerdasan dan bakat,
sikap, kebiasaan, minat, motivasi, emosi, penyesuaian diri.47
Menurut Slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja,
yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah
faktor yang ada di luar individu.48
a) Faktor Intern
Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi
tiga faktor yaitu faktor jasmani, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.
1) Faktor Jasmaniah
faktor jasmaniah(sehat) berarti dalam keadaan baik segenap
badan serta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan
seseorang terganggu. Oleh karena itu, agar seseorang dapat belajar
dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap
terjamin dengan cara selalu menghindarkan ketentuan-ketentuan
46
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, hlm. 78.
47Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, ( Jakarta; PT Rineka Cipta, 2004)
hlm. 138.
48Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hlm. 54.
49
tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olah raga, rekreasi
dan ibadah.
2) Faktor Psikologis
Intelegensi merupakan salah satu faktor psikologis dalam
belajar. Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam
situasi yang baru dengan cara cepat dan efektif, mengetahui/
menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar
dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi
yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat
intelegensi yang rendah, walaupun begitu siswa yang mempunyai
tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam
belajarnya.49
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat
dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat
dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan rohani
dapat terjadi terus menerus memikirkan masalah yang dianggap
berat tanpa istirahat.50
Dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa kelelahan itu
mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik
haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam
belajarnya, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari
kelelahan.
49
Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: CV Yrama Widya, 2010), hlm. 37.
50Daryanto, Belajar dan Mengajar, hlm. 40.
50
Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat
diredakan dengan cara-cara sebagai berikut:
- Tidur
- Istirahat
- Mengusahakan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja
- Menggunakan obat-obat yang bersifat melancarkan peredaran
darah
- Rekreasi dan ibadah yang teratur
- Olahraga secara teratur
- Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syarat
kesehatan
Jadi kondisi tubuh besar pengaruhnya terhadap belajar
seseorang. Orang yang ingin belajarnya sukses maka ia harus menjaga
kondisi tubuhnya.
b) Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah
dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah,
dan faktor masyarakat.51
a) Faktor Keluarga
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya
terhadap belajar anaknya. Hal ini dipertegas oleh Sutjipto
Wirowidjojo pernyatannya yang menyatakan bahwa keluarga adalah
lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Orang tua yang
kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya
mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak
memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan
kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu
belajarnya, tidak menyediakan/ melengkapi alat belajarnya, tidak
memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, tidak mau tau
51
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hlm. 60.
51
bagaimanakah kemajuan belajar anaknya dan lain-lain dapat
menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.
Dalam sebuah hadits riwayat Bukhori dan Muslim Nabi
SAW bersabda :
Artinya : Setiap anak yang lahir dalam keadaan suci (fitrah) hingga
ia dapat merubah lisannya, maka orang tualah yang
menjadikan yahudi, nasrani atau majusi. (H.R. Bukhori dan
Muslim). 52
Selain faktor cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi
keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang
belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya seperti, makan,
pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan
fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat
tulis menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya
dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak
hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang
terpenuhi akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar anak
juga terganggu.
b) Faktor sekolah
Faktor yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode
mengajar, guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran, waktu sekolah, dan metode
belajar. Berikut akan dibahas satu persatu.
1) Metode mengajar
Terutama dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara
mengajarnya merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana
sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang
52
Musnad Imam Ahmad bin Hambal, (Bairut, Libanon: Darul Al Kutubi), hlm.312
52
dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan
pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya, turut menentukan
bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak.53
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus
dilalui dalam mengajar, mengajar adalah menyajikan bahan
pelajaran oleh seseorang kepada orang lain agar orang lain itu
menerima menguasai dan mengembangkannya. Metode mengajar
guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang
kurang baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat
terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang
menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut
menerangkannya tidak jelas sehingga siswa kurang senang
terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk
belajar.
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya
mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi
juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai
pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa,
khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar. Kebangkitan
belajar tersebut merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai
guru yang pengajar, ia bertugas mengelola kegiatan belajar siswa
di sekolah.54
Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah
saja, siswa akan menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya
mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-
metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan
belajar mengajar dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
53
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2011), hlm.
104
54Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, hlm. …..
53
2) Kurikulum
Kurikulum adalah a plant for learning yang merupakan
unsur substansial dalam pendidikan, tanpa kurikulum kegiatan
belajar mengajar tidak akan berlangsung, sebab materi apa yang
harus guru sampaikan dalam suatu pertemuan kelas, belum guru
programkan sebelumnya. Itulah sebabnya untuk semua mata
pelajaran setiap guru memiliki kurikulum untuk mata pelajaran
yang dipegang dan diajarkan kepada anak didik. Setiap guru harus
mempelajari dan menjabarkan isi kurikulum kedalam program
yang lebih rinci.55
Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar siswa.
Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap
hasil belajar. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus
mempunyai perencanaan yang mendetail agar dapat melayani
siswa belajar secara individual, namun kurikulum yang sekarang
belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.
Jadi kurikulum diakui dapat mempengaruhi prestasi belajar anak
didik di sekolah.
3) Relasi guru dengan siswa
Proses belajar mengajar terjadi antar guru dengan siswa,
proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses
belajar itu sendiri, jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh
hubungan dengan gurunya. Di dalam hubungan (relasi guru dengan
siswa) yang baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan
menyukai mata pelajaran yang diajarkan sehingga siswa akan
berusaha mempelajari sebaik-baiknya.
Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab
menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Siswa
55
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm.180
54
merasa jauh dari guru maka segan berpartisipasi secara aktif
dalam belajar.
4) Relasi siswa dengan siswa
Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana,
tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada kelompok yang
saling bersaing secara tidak sehat, jiwa kelas tidak terbina bahkan
hubungan masing-masing individu tidak tampak.
Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang
kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri
atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan
dari kelompoknya, akibatnya makin parah masalahnya dan akan
mengganggu belajarnya. Lebih-lebih ia menjadi malas untuk
masuk sekolah. Menciptakan hubungan yang baik antara siswa
dengan siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh
yang positif terhadap belajar anak/siswa.
5) Disiplin sekolah56
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan
siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah
mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan
melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam
pekerjaan administrasi dan kebersihan/keteraturan kelas, gedung
sekolah, halaman dan lain-lain. Begitu juga kedisiplinan kepala
sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan
kedisiplinan team BP dalam pelayanannya kepada siswa. Seluruh
staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan
disiplin membuat siswa menjadi disiplin pula. Selain itu akan
memberi pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. Banyak
sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga
mempengaruhi sikap siswa dalam belajar. Kurang bertanggung
56
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, hlm. 67.
55
jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, akhirnya tidak ada
sanksi. Hal mana dalam proses belajar, siswa perlu disiplin, untuk
mengembangkan motivasi yang kuat. Dengan demikian agar
siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam belajar
baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. Agar siswa
berdisiplin maka haruslah guru beserta staf yang lain ikut disiplin.
6) Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar
siswa. Karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu
mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima pula bahan
yang diajarkan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada
siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya,
maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.
7) Waktu sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar
mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau
malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa.57
Jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah di sore hari, sebenarnya
kurang dapat dipertanggungjawabkan. Dimana siswa harus
beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah, hingga mereka
mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya.
Sebaliknya siswa belajar di pagi hari, pikiran masih segar,
jasmani dalam kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah pada
waktu kondisi badannya sudah lelah/lemah, misalnya pada siang
hari, akan mengalami kesulitan di dalam menerima pelajaran.
Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan
berfikir pada kondisi badan yang lemah tadi. Jadi, memilih waktu
57
Daryanto, Belajar dan Mengajar, hlm. 67.
56
sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif terhadap
belajar.
8) Metode belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang sudah
salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara
belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga
dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa
belajar tidak teratur atau terus-menerus karena besok akan tes.
Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan
mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur
setiap hari dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara
belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil
belajar.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya
siswa dalam masyarakat. Pada uraian berikut ini penulis membahas
tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang semuanya
mempengaruhi belajar anak.58
1) Kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan
terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil
bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak, misalnya
berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain,
belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam
mengatur waktunya. Membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat
sangatlah perlu, supaya jangan sampai mengganggu belajarnya,
kecuali kegiatan yang mendukung belajar.
58
Daryanto, Belajar dan Mengajar, hlm.49
57
2) Mass Media
Yang termasuk dalam mass media adalah bioskop, radio,
TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik dan lain-lain.
Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat. Mass media
yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga
terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga
berpengaruh jelek terhadap siswa. Jika demikian perlulah kiranya
siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup bijaksana
dari pihak orang tua dan teman bergaul.
3) Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat disekitar siswa juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang
yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai
kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada siswa
yang berada di situ. Anak/siswa tertarik untuk ikut berbuat seperti
yang dilakukan orang-orang sekitarnya. Akibatnya belajarnya
akan terganggu dan bahkan anak akan kehilangan semangat
belajar karena perhatiannya semula berpusat pelajaran berpindah
ke perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang
disekitarnya. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang
yang terpelajar baik-baik, mereka mendidik dan menyekolahkan
anak-anaknya, antusias dengan cita-cita yang akan masa depan
anaknya, anak/siswa terpengaruh juga ke hal-hal yang dilakukan
oleh orang-orang lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti
orang-orang yang ada di lingkungannya.
Pengaruh itu dapat mendorong semangat anak untuk
belajar lebih giat lagi. Perlu mengusahakan lingkungan yang baik
agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak sehingga
dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
Jadi, keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari
58
tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai bakat yang
dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam
pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang
baik dan strategi pembelajaran variatif yang dikembangkan guru.
Suasana keluarga yang member dorongan anak untuk maju.
Selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang
kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran.
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian tentang tingkah laku, fenomena (gejala), sampai
terbukti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ada pengaruh pengaruh layanan Perpustakaan Sekolah terhadap prestasi
belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang.
59
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kuantitatif, yaitu
suatu peroses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai pengaruh pengaruh layanan
perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah
Semarang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti SMP Islam Hidayatullah Semarang
Sebagai objeknya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, terhitung sejak tanggal
2 November 2011 sampai 30 November 2011.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Sugiyono memberikan pengertian bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.1 Populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Islam
Hidayatullah Semarang dengan jumlah 300 siswa.
1Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2008), hlm.54.
60
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah himpunan dari bagian suatu populasi sebagai bagian
dari populasi sampai memberikan gambaran yang benar tentang populasi.2
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik random
sampling (sampel secara acak) dimana teknik ini memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15%
atau 20-25%.3
Dari jumlah populasi yang ada sebanyak 300 siswa, maka peneliti
mengambil 10% dari jumlah tersebut sebanyak 30.
TABEL 1.1
JUMLAH POPULASI PENELITIAN
No KELAS POPULASI
1 VII 105
2 VIII 90
3 IX 95
TABEL 1.2
SAMPEL PENELITIAN
No KELAS JUMLAH
1 VII 11
2 VIII 9
3 IX 10
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm. 57
3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 134.
61
D. Variabel dan Indikator
1. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yakni variabel bebas (X)
dan variabel terikat (Y).
Variabel Bebas (X) dari penelitian ini adalah layanan perpustakaan
sekolah, sedangkan Variabel Terikat (Y) prestasi belajar siswa.
2. Indikator Penelitian
Tabel 2.1
No Variabel Sub
Variabel Indikator
1 Layanan
perpustakaan
sekolah (X)
1. Layanan
dalam
sifat bukti
langsung
1.1 fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai dan sarana
komunikasi.
2. Layanan
dalam
sifat
keandalan
2.1 kemampuan memberikan
pelayanan yang dijanjikan
dengan segera, akurat dan
memuaskan.
3. Layanan
dalam
sifat daya
tanggap
3.1 keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan dan
memberikan pelayanan dengan
tanggap.
4. Layanan
dalam
sifat
jaminan
4.1 kemampuan, pengetahuan,
kesopanan dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para
staf, bebas dari resiko, bahaya
dan keragu-raguan.Kecukupan
waktu dalam peminjaman
buku.
62
5. Layanan
dalam
sifat
empati
5.1 kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang
baik, perhatian pribadi dan
memahami kebutuhan para
pelanggan.
2 Prestasi
belajar siswa
(Y)
1. Hasil
belajar
siswa
1.1 Nilai rata-rata ujian di rapor
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini adalah
menggunakan angket. Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada
orang lain yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna.4
Dalam penelitian ini, tujuan peneliti menyebarkan angket adalah mencari
informasi yang lengkap mengenai prestasi belajar siswa dengan diterapkannya
layanan perpustakaan sekolah.
Metode angket yang digunakan adalah metode angket tertutup, dimana
responden tidak diberi kesempatan menjawab dengan kata-kata sendiri.
Tabel. 2.3
KISI-KISI ANGKET
No Variabel Sub
Variabel Indikator
No Item
Soal
1 Layanan
Perpustakaan
perpustakaan
1. Layanan
bukti
langsung
1.1 Fasilitas fisik,
perlengkapan,
pegawai dan sarana
1,2,3
4Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2009),
hlm. 25-26.
63
komunikasi
2. layanan
keandalan
2.1 Kemampuan
memberikan
pelayanan yang
dijanjikan dengan
segera, akurat dan
memuaskan.
4,5
3 Layanan
Daya
Tanggap
3.1 Membantu para
pelanggan dan
memberikan
pelayanan dengan
tanggap
6,7,8,9
4 Layanan
Jaminan
4.1 Kemampuan,
pengetahuan,
kesopanan dan sifat
dapat dipercaya yang
dimiliki para staf,
bebas dari resiko,
bahaya dan keragu-
raguan.
10,11
5 Layanan
Empati
5.1 Kemudahan dalam
melakukan hubungan,
komunikasi yang
baik, perhatian
pribadi dan
memahami kebutuhan
para pelanggan.
12,12,14,1
5
64
F. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang telah terkumpul dari penelitian yang
bersifat kuantitatif ini maka peneliti menggunakan analisis data statistik
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Analisis Pendahuluan
Deskripsi data penelitian merupakan tahapan analisa penelitian
pertama kali yang dilakukan dengan cara memasukan hasil pengolahan
data angket responden kedalam tabel data frekuensi.
Dalam analisa ini akan dicari gambaran tentang layanan
perpustakaan sekolah dan dampaknya terhadap prestasi belajar siswa di
SMP Islam Hidayatullah Semarang melalui pemberian angket. Pengolahan
data angket akan penulis lakukan dengan pensekoran pada tiap-tiap item
dari angket responden dengan menggunakan standar sebagai berikut:
a) Alternatif jawaban sangat puas (SP) dengan bobot nilai 5
b) Alternatif jawaban puas (P) dengan bobot nilai 4
c) Alternatif jawaban cukup puas (CP) dengan bobot nilai 3
d) Alternatif jawaban kurang puas (KP) dengan bobot nilai 2
e) Alternatif jawaban tidak puas (TP) dengan bobot nilai 15
1) Analisis Uji Validitas Angket
Validitas angket yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas
isi (content validity). Sebuah angket dikatakan memiliki validitas isi
apabila penyusunan angket disesuaikan indikator-indikator yang mengacu
pada buku-buku yang digunakan atau dikonsultasikan pada pakarnya.
Untuk mengetahui validitas soal angket digunakan rumus :
rxy =
2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara x dan y
5Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung: alfabeta, 2008), hlm. 39.
65
X
: Jumlah skor tiap butir
Y : Jumlah skor total yang diperoleh tiap subyek yang diteliti
N : Jumlah responden
2) Analisis Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas angket maka peneliti menggunakan
rumus alfa sebagai berikut:6
Ket :
r11 : Nilai Reliabilitas
: Jumlah varians skor tiap-tiap item
: Varians total
: Jumlah item
Langkah-langkah dalam mencari nilai reliabilitas dengan metode
Alpha adalah sebagai berikut:
Langkah 1 : menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
Dimana :
= Varians skor tiap-tiap item
Jumlah Kuadrat item
Jumlah item dikuadratkan
Jumlah responden
Langkah 2 : kemudian menjumlah varians semua item dengan
rumus:
:
6Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, hlm.115.
66
Jumlah varians Semua item
= Varians Item ke-1,2,......n
Langkah 3 : menghitung varians total dengan rumus:
Varians total
Jumlah kuadrat X total
Jumlah X total dikuadratkan
Jumlah responden
2. Analisis akhir
a. Analisi regresi sederhana
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis regresi
sederhana. Dalam penelitian ini layanan perpustakaan sekolah sebagai
varibel (X) dan prestasi belajar siswa sebagai variabel (Y). Persamaan
regresi sederhana dapat dicari dengan rumus 7.
Dimana:
= (di baca Y topi) subyek variabel yang diproyeksikan
X= variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan
a = nilai konstanta harga Y jika X = 0
b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan
nilai peningkatan atau penurunan
Di mana nilai a (konstanta), dan b (koefisien regresi untuk
variabel X ) dapat diperoleh melalui rumus sebagai berikut:
7Danang Suryoto, Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, (Yogyakarta: Media Pressindo,
2009), hlm. 9.
67
Berikut ini adalah langkah-langkah menjawab regresi sederhana,
Langkah 1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
Langkah 2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik
Langkah 3. Membuat tabel penolong untuk menghitung angka
statistik.
Langkah 4. Masukan angka-angka statistik dari tabel penolong dengan
rumus
Langkah 5. Mencari jumlah kuadrat regresi dengan rumus:
Langkah 6. Mencari jumlah kuadrat regresi denagn
rumus:
Langkah 7. Mencari jumlah kuadrat Residu ( ) dengan rumus:
Langkah 8. Mencari rata-rata jumlah kudrat regresi ( ) dengan
rumus :
Langkah 9. Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (
dengan rumus :
Langkah 10. Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu dengan
rumus :
Langkah 11. Menguji signifikansi dengan rumus :
68
Kemudian, kaidah pengujian signifikansi :
Jika maka artinya signifikan.
Jika maka artinya tidak signifikan
Langkah 12. Membuat kesimpulan dari perhitungan yang telah
dilakukan.
b. Analisis uji signifikansi
Analisis ini peneliti gunakan untuk membuat interpretasi lebih
lanjut dengan mengecek signifikansi dari yaitu dengan cara
membandingkan dalam (F tabel) pada taraf signifikansi 5%
atau 1%.
Jika lebih besar dari 5% atau 1%, maka hipotesis
signifikan. Berarti ada pengaruh yang positif dari layanan perpustakaan
sekolah terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah
Semarang.
Akan tetapi jika lebih kecil dari 5% atau 1%, maka
hipotesis non signifikan, yang artinya tidak ada pengaruh yang positif
dari layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa di
SMP Islam Hidayatullah Semarang.
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:8
Dimana:
= harga bilangan f untuk garis regresi
= rerata kuadrat garis regresi
= rerata kuadrat garis residu
8Sutrisno Hadi, Analisi Regresi, (Yogyakarta: ANDI), hlm. 13.
69
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Lokasi Penelitian
SMP Islam Hidayatullah adalah salah satu sekolah swasta yang
bernuansa Islami di kota Semarang. Sekolah ini berasal dan berafa dalam
naungan Yayasan Abul Yatama. Yayasan ini berdiri di Semarang pada
tanggal 27 Juli 1984 atas prakarsa Bapak Hasan Thoha Putra yang menjadi
ketua yayasan hingga sekarang. Dan mulai tanggal tersebut Yayasan Abul
Yatama diakui keberadaannya secara legal.
SMP Islam Hidayatullah secara legal formal berdiri sejak keluarnya SK
(Surat Keputusan) No. 903/i.03/i/1996 tertanggal 2 Juli 1992. Hingga
sekarang SMP Islam Hidayatullah menempati gedung mandiri yang secara
geografis terletak di Jl. Cemara Raya No. 290 Banyumanik Semarang 50267
Telp. 024 7470194, Fax 024 7475606.
SMP Islam Hidayatullah memiliki status akreditasi dengan status
akreditasi A, sesuai No. 001/BAS KOTA-33/IV/2006 pada tanggal 20 April
2006. Selama berdirinya hingga sekarang SMP Islam Hidayatullah telah di
pimpin oleh 4 kepala sekolah yaitu :
1. Drs. Kastori
2. Suprapto Haris Setiawan, S.Ag
3. Adi Sucipto, S.Pd
4. Muhammad Nuh, S.Pd (Kepala Sekolah sekarang)
Selama perkembangannya, SMP Islam Hidayatullah telah berkembang
dengan pesatnya, sehingga mampu menjadi salah satu sekolah swasta
unggulan yang bernuansa Islami di kota Semarang.
Perpustakaan merupakan salah satu sarana penunjang dalam proses
belajra dan mengajar di sekolah. Perpustakaan sekolah bukan hanya unit
kerjayang menyediakan bacaan guna menambah pengetahian dan wawasan
murid, tetapi juga merupakan bagian yang integral dalam pembelajaran.
70
Artinya, penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan
misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan bermutu yang sesuai dengan
kurikulum. Agar semua hal tersebut dapat terwujud, perpustakaan tentunya
juga harus memiliki system manajemen atau keadministrasian yang efektif.
Oleh karena itu untuk menunjang pembelajaran di SMP Hidayatullah,
disediakan sebuah perpustakaan yang letaknya di lantai tiga, tapi karena ada
kebijakan baru perpustakaan sekarang letaknya di pindah di lantai dua gedung
aula. Perpustakaan tersebut digunakan secara bersama oleh SMA dan SMP
Hidayatullah. Hal ini disebabkan kedua unit berada dalam satu lokasi yang
sama, dan perpustakaannya dikelola oleh pustakawan yaitu Bapak Hadiyanto
Akhmad.
Aktifitas perpustakaan di mulai pada pukul 07.30 – 13.30 WIB setiap
hari senin – jum’at, dengan jam istirahat (untuk sholat dhuhur) pada pukul
11.30 - 12.30 WIB. Sedangkan pada hari sabtu pelayanan dimulai pada pukul
07.30 - 10.00. Dalam aktifitasnya sehari-hari, pustakawan tidak memberikan
pelayanan yang berbeeda terhadap pengunjung dari SMP maupun SMA.
Tidak hanya siswa, para guru dan karyawanpun ikut merasakan manfaat
perpustakaan yang ada. Disamping buku-buku best seller yang bersifat fiksi,
non fiksi, journal, Koran dan majalah. Dengan adanya buku bacaan tambahan
ini di harapkan para pengunjung bisa memperoleh informasi yang actual dan
factual.
Untuk menjaga kedisiplinan, perpustakaan memberikan tata tertib yang
harus di patuhi oleh pengunjung. Tata tertib tersebut antara lain :
1. Mengisi buku kunjungan
2. Meletakkan tas dan barang bawaan pada tempat yang tersedia
3. Tidak diperkenankan makan dan minum
4. Tidak diperkenankan membuat gaduh
Untuk lebih mengoptimalkan keberadaannya, perpustakaan
meminjamkan buku-buku yang ada dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Syarat Peminjaman :
a. Kartu Perpustakaan
71
b. Koleksi yang di pinjam Max. 2 buku
c. Kartu tidak boleh dipinjamkan
2. Syarat Pengembalian :
a. Kartu perpustakaan
b. Denda keterlambatan Rp 100,-/buku/hari
3. Ketentuan Peminjaman buku paket :
a. Berlaku 1 tahun pelajaran
b. Peminjaman awal semester 1, pengembalian akhir semester 2
c. Peminjaman sesuai dengan nomor buku yang ditentukan
d. Lembar bukti peminjaman
e. Buku harus disampul plastic
f. Tidak boleh dirusak/dicorat-coret
g. Apabila rusak/hilang, dikenai sanksi (mengganti buku)
Tugas utama pustakawan adalah mengelola keluar masuknya buku,
mengklarifikasikan buku, mencatat laporan peminjaman, merapikan ruangan
beserta isinya, melakukan penataan ulang buku-buku yang tidak sesuai
dengan kelasnya lain-lain. Selain itu, pustakawn juga harus membuat dan
menyimpan data-data yang berkaitan dengan perpustakaan untuk dijadikan
dokumen atau laporan perpustakaan. Data atau dokumen yang harus disusun
dan perhatikan oleh pustakawan diantaranya :
1. Berkas Guru dan Karyawan
a. Rekap harian peminjaman koleksi
b. Grafik peminjaman bulanan
c. Data dan Grafik peminjaman semester 1
d. Data dan Grafik peminjaman semester 2
e. Data dan Grafik peminjaman satu tahun
f. Rekap harian kunjungan perpustakaan
g. Data dan Grafik kunjungan semester 1
h. Data dan Grafik kunjungan semester 2
i. Data dan Grafik kunjungan satu tahun
72
2. Berkas SMP
a. Rekap harian peminjaman koleksi
b. Grafik peminjaman bulanan
c. Data dan Grafik peminjaman semester 1
d. Data dan Grafik peminjaman semester 2
e. Data dan Grafik peminjaman satu tahun
f. Rekap harian kunjungan perpustakaan
g. Grafik Kunjungan bulanan
h. Data dan Grafik kunjungan semester 1
i. Data dan Grafik kunjungan semester 2
j. Data dan Grafik kunjungan satu tahun
Selain berkas-berkas tersebut, pustakawan juga harus menyiapkan dan
membuat laporan tentang berbagai koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan
SMP-SMA Islam Hidayatullah. Dan koleksi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Koleksi non buku (majalah)
2. Koleksi non buku (yang di langgan)
3. Data penambahan koleksi bulanan
4. Data penambahan koleksi per kelas
5. Data dan grafik TP. 2001/2002-2007/2008
6. Data dan grafik penambahan kolekso
7. Koleksi pustaka SMP-SMA Islam Hidayatullah
Pengadaan buku perpustakaan dilakukan satu kali dalam setiap
semesternya. Kemudian buku-buku tersebut dikeluarkan minimal 10 buku
tiap tiga bulannya untuk dikonsumsi oleh pembaca. Pengelola buku yang
dilaksanakan selama ini masih terbatas pada pemeliharaan, tanpa adanya
penyiangan guna pembaharuan. Apabila ditemukan buku yang rusak dan
tidak layak dipakai, maka dilakukan perbaikan.
Koleksi yang di miliki oleh perpustakaan SMP-SMA Islam
Hidayatullah terbagi dalam dua kategori, yaitu :
1. Fiksi (Cerita), terdiri dari cerpen, novel, komik dan karya sastra
73
2. Non fiksi, terdiri dari buku paket (buku pelajaran), buku agama, buku
umum (non agama) dan buku referensi (buku yang hanya untuk di baca di
perpustakaan)
Untuk meningkatkan minat baca pengunjung, perpustakaan SMP-SMA
Hidayatullah mengadakan program reward (penghargaan). Penghargaan
tersebut di tujukan kepada :
1. Guru/siswa pengunjung teraktif
2. Guru/siswa peminjam koleksi perpustakaan terbanyak, dan
3. Kelas pengunjung terbanyak
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian maka pada bab IV ini
akan disajikan deskripsi data, pengolahan data dan keputusan-keputusan uji
hasil penelitian.
Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam bab III, pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan angket. Data dari penelitian tentang
Pengaruh Layanan Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di
SMP Islam Hidayatullah Semarang yang diperoleh dari angket yang telah di
berikan kepada responden sebanyak 30 siswa (lihat dilampiran 1) dari total
siswa 300. Maka secara rinci data hasil penelitian dapat disajikan sebagai
berikut.
1. Uji Validitas
Data uji validitas ini disebarkan kepada 30 siswa SMP Hidayatullah
yang menggunakan jasa perpustakaan. Uji validitas digunakan untuk
mengetahui valid atau tidaknya butir angket tersebut. Data uji validitas
dapat dilihat pada lampiran 5.
Hasil analisis perhitungan validitas butir soal (rhitung)
dikonsultasikan dengan harga kritik r product momen, pada taraf
signifikan 5 % dan 1% dengan N = 30. Jika harga r hitung > r tabel maka
74
butir soal tersebut dikatakan valid. Dan sebaliknya, jika harga r hitung < r
tabel maka butir soal tersebut dikatakan tidak valid.
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas butir soal pada lampiran 3
diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 3.1
Analisis Perhitungan Validitas Butir Soal
Layanan Perpustakaan
No
Soal
Validitas Keterangan
hitungr tabelr 5% tabelr 1%
1 0,364 0,361 0,463 Valid
2 0,454 Valid
3 0,520 Valid
4 1,217 Valid
5 0,688 Valid
6 0,689 Valid
7 0,575 Valid
8 0,596 Valid
9 0,724 Valid
10 0,527 Valid
11 0,478 Valid
12 0,470 Valid
13 0,714 Valid
14 0,531 Valid
15 0,443 Valid
2. Analisis Reliabilitas
Setelah uji validitas selesai dilakukan, selanjutnya adalah uji
reliabilitas pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk
75
mengetahui tingkat konsistensi jawaban tetap atau konsisten untuk
diujikan kapan saja instrumen tersebut disajikan.
Harga 11r yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga tabelr product
moment dengan taraf signifikan 5 %. Soal dikatakan reliabilitas jika harga
11r > tabelr .
Berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran 4, koefisien reliabilitas
butir soal untuk layanan perpustakaan sekolah diperoleh r11 =
0,792107142, sedang tabelr product moment dengan taraf signifikan 5 %
dengan N=30 diperoleh tabelr = 0.361 dan pada taraf signifikansi 1% tabelr =
0,463. Karena 11r > tabelr artinya koefisien reliabilitas butir soal uji coba
memiliki kriteria pengujian yang tinggi (reliabel).
3. Data Hasil Penelitian
Data penelitian ini diperoleh dari angket yang disebarkan pada 30
mahasiswa fakultas tarbiyah dapat dilihat pada lampiran 5. Akan tetapi
pada bab ini akan ditampilkan ringkasan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti.
Tabel 3.2
Ringkasan Hasil Penelitian
Tentang Pengaruh Layanan Perpustakaan Sekolah(X) Terhadap Prestasi
Belajar Siswa (Y)
X Y X2 Y2 XY 45 74 2025 5476 3330 49 72 2401 5184 3528 38 76 1444 5776 2888 53 82 2809 6724 4346 44 80 1936 6400 3520 36 71 1296 5041 2556 40 65 1600 4225 2600 47 70 2209 4900 3290 43 67 1849 4489 2881 36 56 1296 3136 2016
76
43 72 1849 5184 3096 38 69 1444 4761 2622 33 79 1089 6241 2607 39 71 1521 5041 2769 38 72 1444 5184 2736 48 69 2304 4761 3312 45 78 2025 6084 3510 39 78 1521 6084 3042 35 71 1225 5041 2485 33 67 1089 4489 2211 35 65 1225 4225 2275 51 74 2601 5476 3774 47 73 2209 5329 3431 45 81 2025 6561 3645 43 76 1849 5776 3268 39 74 1521 5476 2886 38 67 1444 4489 2546 36 76 1296 5776 2736 37 72 1369 5184 2664 40 80 1600 6400 3200
1233 2177 51515 158913 89770
Keterangan :
∑X = 1233
∑Y = 2177
∑X2 = 51515
∑Y2 = 158913
∑XY= 89770
C. Pengujian Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk membuktikan diterima atau ditolaknya
hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun hipotesis yang diajukan oleh
peneliti adalah “terdapat pengaruh yang signifikan dari layanan perpustakaan
sekolah terhadap prestasi belajar siswa”.
Untuk membuktikan hipotesis tersebut digunakan rumus regresi satu
prediktor dengan skor deviasi yang diperoleh dari data tersebut diatas.
77
Adapun langkah pokok dalam regresi satu prediktor dengan skor deviasi ini
adalah:
1. Mencari hubungan antara prediktor (X) dengan kriterium(Y).
Korelasi antara prediktor X dengan kriterium Y dapat dicari melalui
teknik
Korelasi pruduct moment person, dengan rumus
��
∑ ��∑���∑��
Untuk menyelesaikan perhitungan dengan rumus tersebut maka di
perlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. ∑ xy � ∑ XY ��∑���∑��
�
∑�� � 89770 ��� !!�� �""�
!#
∑�� � 89770 � 89474,7
∑ �� � 295,3
1. ∑� �∑& ��'��
(
∑� � 51515 ��� !!��
!#
∑� � 51515 ��) # *+!#
∑� � 51515 � 50676,3
∑� � 838,7
2. ∑� �∑- ��.��
(
∑� � 158931 �� �""��
!#
∑� � 158931 �/"!+! +!#
∑� � 158931 � 157977,633
∑� � 953,367
Dari perhitungan diatas, kemudian dimasukan kedalam rumus korelasi
product moment pearson sebagai berikut:
��
��∑
� ���*!*
� ���
�� +)*+/,�+"
� � 0,330240428
Berdasarkan uji hubungan antara variabel perpustakaan dengan sistem
otomasi terhadap kepuasan mahasiswa diperoleh indeks korelasi r
0,330240428
2. Menguji apakah hubungan itu signifikan atau tidak
Setelah diadakan uji korelasi dengan korelasi
yang diperoleh dikonsultasikan dengan
1% dengan asumsi sebagai berikut:
a. Jika
b. Jika
ditolak.
Dari hasil uji korelasi product momen di ketahui bahwa
0,330240428berarti
� � 0,330240428
pada taraf signifikansi 1%
Jika hasil perhitungan
1002⋅= xyp rK
= (0,3302
= 0,10903204
= 10,903204
∑� ���∑��
+),!
��*!*,"��+)!,!0"�
+),!
��"++)**,+# +�
+),!�+"
330240428
Berdasarkan uji hubungan antara variabel perpustakaan dengan sistem
otomasi terhadap kepuasan mahasiswa diperoleh indeks korelasi r
330240428
Menguji apakah hubungan itu signifikan atau tidak
Setelah diadakan uji korelasi dengan korelasi product moment
yang diperoleh dikonsultasikan dengan pada taraf signifikansi 5% dan
1% dengan asumsi sebagai berikut:
berarti signifikan artinya hipotesis diterima
berarti tidak signifikan artinya hipotesis
Dari hasil uji korelasi product momen di ketahui bahwa
berarti tidak signifikan artinya hipotesis di
330240428 < r tabel (0,361) pada taraf signifikan 5% dan
pada taraf signifikansi 1% .
Jika hasil perhitungan diformulasikan kedalam hitunga
%100
3302)2 . 100 %
0,10903204. 100 %
10,903204 % jika di bulatkan menjadi 11 %
78
Berdasarkan uji hubungan antara variabel perpustakaan dengan sistem
otomasi terhadap kepuasan mahasiswa diperoleh indeks korelasi rxy =
product moment, maka hasil
pada taraf signifikansi 5% dan
berarti signifikan artinya hipotesis diterima
nifikan artinya hipotesis
Dari hasil uji korelasi product momen di ketahui bahwa � �
ifikan artinya hipotesis di tolak, karena
dan r tabel (0,463)
diformulasikan kedalam hitungan persen (%)
Maka, menjadi
perpustakaan sekolah
sebesar 89% kemungkinan besar
pengetahuan, motivasi, lingkungan, sikap dll
3. Mencari persamaan regresi
Untuk kita dapat mencari persamaan regresi ini menggunakan rumus:
dengan langkah
1. 1 � 2.∑'.32.∑'�3
1 � 30�89770
30�51515
1 � 26931001545450
1 � 885925161
1 � 0,352092524
2. 4 � ∑.35.∑2
4 � 2177 � 0
4 � 2177 � 434
4 � �"/ ,*"!#
4 � 58,096
Setelah diketahui
rumus persamaan regresi:
-6 � 4 7 1&
-6 � 58,096 7
, menjadi 11%. Dalam hal ini berarti ada hubungan
perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa sebesar 11
kemungkinan besar dipengaruhi oleh perihal lainnya. Seperti
pengetahuan, motivasi, lingkungan, sikap dll.
Mencari persamaan regresi
Untuk kita dapat mencari persamaan regresi ini menggunakan rumus:
dengan langkah-lagkah sebagai berikut:
3∑'. ∑ .3�∑'��
89770� ��1233��2177��51515� ��1233�
2693100 � 26842411545450 � 1520289
352092524
0,352092524�1233�30
434,1300829130
Setelah diketahui a dan b maka kemudian dilanjutkan dengan masuk pada
rumus persamaan regresi:
7 0,352&
79
ada hubungan dari layanan
11% dan sisanya
dipengaruhi oleh perihal lainnya. Seperti
Untuk kita dapat mencari persamaan regresi ini menggunakan rumus:
maka kemudian dilanjutkan dengan masuk pada
80
4. Analisis varian garis regresi
Analisis ini digunakan untuk mencari hubungan antara kriterium dengan
prediktor dengan menggunkan rumus regresi satu prediktor skor deviasi.
-6 � 4 7 1&
-6 � 58,096 7 0,352&
Selanjutnya dimasukan kedalam rumus 89:; �<=>?@<=>?A
yang dihasilkan
dari rumus-rumus sebagai berikut:
89:; �BC�DE
BC�DF
GC9:; ��∑���
∑�
GC9:H � ∑� ��∑���
∑�
BC9:; �GC9:;I19:;
BC9:H �GC9:;I19:;
Untuk lebih jelasnya tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 3.3
Rumus Analissi Regresi
Sumber
Variasi Db JK RK Freg
Regresi (reg)
Residu (res)
1
N-2
�∑���
∑�
∑� ��∑���
∑�
GC9:;I19:;
GC9:;I19:;
BC9:;BC9:H
-
Total (T) N-1 ∑� - -
Dari langkah-langkah terdahulu dapat diketahui :
N = 30
∑x2 = 838,7
∑y2 = 953,367
81
∑xy = 295,3
Maka :
a. GC9:; ��∑��
∑�
GC9:; �� +),!��
*!*,"
� *" # ,#+*!*,"
= 103,972
b. GC9:H � ∑� ��∑��
∑�
GC9:H � 953,367 ��*" # ,#+��
*!*,"
� 953,367 � 103,972
� 849,395
c. BC9:; �J=>?@K5>?@
� �#!,+*�
� 103,972
d. BC9:H �J=>?AK5>?A
� */+,!+) *
� 30,3355
e. 89:; �<=>?@<=>?A
� �#!,+" !#,!!))
= 3,427403537 jika di bulatkan menjadi 3,428
Untuk lebih jelasnya tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 3.4
Hasil Analisis Regresi Satu Prediktor
Sumber
Variasi Db JK RK Freg
Regresi (reg) 1 103,98 322,11 3,428
Residu (res) 28 849,387 14,277 -
Total (T)
dapat dicari pada tabel distribusi F (dapat dilihat dilampiran 7)
untuk pembilang dan a
4,18.
Kemudian dimasukan pada kaidah pengujian signifikansi, yaitu Jika
FTabel maka artinya
signifikan, dengan taraf 5%. Ternyata
artinya ada pengaruh layanan perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa
3,427403537.
D. Pembahasan Hasil
1. Seperti yang telah diterangkan dalam bab II bahwasannya sebuah
perpustakaan dapat membantu kualitas kerja para pustakawan, sehingga
kemungkinan besar dapat memberikan layanan prima kepada para
pemustakanya. Sehingga
prestasi belajar siswa
2. Setelah diketahui dari perhitungan statistik dengan koefisien korelasi dan
analisis regresi, dimana terdapat korelasi yang positif antara
perpustakaan sekolah (X) terh
ditunjukkan oleh koefisien korelasi
pada taraf signifikan 5% dan
taraf signifikan 1%
diformulasikan kedalam hitunga
hal ini berarti ada hubungan
Total (T) 29 953,367 -
JKN�+)!,!0"
JKOPQ��#!,+*
JKOPR�*/+,!*"
dbN� +
dbOPQ��
dbOPR� *
dapat dicari pada tabel distribusi F (dapat dilihat dilampiran 7)
dan angka 30 untuk penyebut. Dan pada tabel terlihat
Kemudian dimasukan pada kaidah pengujian signifikansi, yaitu Jika
maka artinya signifikan dan Jika FHitung < FTabel maka artinya tidak
signifikan, dengan taraf 5%. Ternyata Fhitung = 3,427403537 ≤ FTabel
pengaruh layanan perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa
Pembahasan Hasil Penelitian
Seperti yang telah diterangkan dalam bab II bahwasannya sebuah
perpustakaan dapat membantu kualitas kerja para pustakawan, sehingga
kemungkinan besar dapat memberikan layanan prima kepada para
pemustakanya. Sehingga layanan perpustakaan berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa sebagai pengguna jasa perpustakaan.
Setelah diketahui dari perhitungan statistik dengan koefisien korelasi dan
analisis regresi, dimana terdapat korelasi yang positif antara
perpustakaan sekolah (X) terhadap prestasi belajar siswa (Y).
ditunjukkan oleh koefisien korelasi � � 0,330240428
pada taraf signifikan 5% dan � � 0,330240428 < r tabel
taraf signifikan 1% , ini berarti tidak signifikan. Jika hasil
diformulasikan kedalam hitungan persen (%) maka menjadi
ti ada hubungan dari layanan perpustakaan sekolah terhadap
82
-
dapat dicari pada tabel distribusi F (dapat dilihat dilampiran 7) angka 1
. Dan pada tabel terlihat FTabel =
Kemudian dimasukan pada kaidah pengujian signifikansi, yaitu Jika FHitung ≥
maka artinya tidak
Tabel = 4,18. Maka
pengaruh layanan perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa sebesar
Seperti yang telah diterangkan dalam bab II bahwasannya sebuah layanan
perpustakaan dapat membantu kualitas kerja para pustakawan, sehingga
kemungkinan besar dapat memberikan layanan prima kepada para
berpengaruh terhadap
sebagai pengguna jasa perpustakaan.
Setelah diketahui dari perhitungan statistik dengan koefisien korelasi dan
analisis regresi, dimana terdapat korelasi yang positif antara layanan
adap prestasi belajar siswa (Y). Hal ini
< r tabel (0,361)
tabel (0,463) pada
Jika hasil perhitungan
n persen (%) maka menjadi 11%. Dalam
layanan perpustakaan sekolah terhadap
83
prestasi belajar siswa sebesar 10,903204% atau 11%. Sementara itu,
perhitungan Freg = 3,427403537 < FTabel = 4,18 pada taraf signifikan 5% dan
Freg = 3,427403537 < FTabel = 7,60 pada taraf signifikansi 1%, maka dalam
hal ini berarti tidak signifikan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
ada pengaruh antara layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi
belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang sebesar 3,427403537.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dapat dikatakan sangat jauh dari sempurna, karena dalam
penelitian yang penulis lakukan mempunyai banyak keterbatasan.
Keterbatasan itu antara lain :
1. Keterbatasan Tempat Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat,
yaitu SMP Islam Hidayatullah Semarang. Apabila ada hasil penelitian di
tempat lain yang berbeda, akan tetapi kemungkinannya tidak jauh
menyimpang dari hasil penelitian yang penulis lakukan.
2. Keterbatasan Waktu Penelitian
Penelitian ini hanya dilaksanakan selama pembuatan skripsi. Waktu
yang singkat ini termasuk sebagai salah satu faktor yang dapat
mempersempit ruang gerak penelitian. Sehingga dapat berpengaruh
terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan.
3. Keterbatasan dalam Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis hanya meneliti tentang Layanan
perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa.
Dari berbagai keterbatasan yang penulis paparkan di atas maka dapat
dikatakan bahwa inilah kekurangan dari penelitian ini yang penulis lakukan.
Meskipun banyak hambatan dan keterbatasan yang dihadapi dalam
melakukan penelitian ini, penulis bersyukur bahwa penelitian ini dapat
terselesaikan dengan lancar.
84
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian skripsi yang telah dilakukan dengan judul
pengaruh layanan perpustakaan terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam
Hidayatullah Semarang dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Ada pengaruh antara layanan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar
siswa di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang sebesar 11%.
2. Setelah diketahui dari perhitungan statistik dengan koefisien korelasi dan
analisis regresi, dimana terdapat korelasi yang positif antara layanan
perpustakaan sekolah (X) terhadap prestasi belajar siswa (Y). Hal ini
ditunjukkan oleh koefisien korelasi < rtabel (0,361)
pada taraf signifikan 5% dan < rtabel (0,463) pada
taraf signifikan 1% , ini berarti tidak signifikan. Jika hasil perhitungan
diformulasikan kedalam hitungan persen (%) maka %1002 xyp rK =
( )2 . 100 % = 0,10903204. 100 % = 10,903204 % jika di bulatkan
menjadi 11 %
Sementara itu, perhitungan Freg = 3,427403537 < FTabel = 4,18 pada taraf
signifikan 5% dan Freg = 3,427403537 < FTabel = 7,60 pada taraf signifikansi
1%, maka dalam hal ini berarti tidak signifikan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh antara layanan perpustakaan sekolah
terhadap prestasi belajar siswa di SMP Islam Hidayatullah Semarang sebesar
3,427403537.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilakukan, ada beberapa saran
yang ingin peneliti sampaikan:
1. SDM (pustakawan) yang dimiliki perpustakaan hendaknya adalah orang-
orang yang memiliki latar pendidikan ilmu perpustakaan dengan jumlah
pustakawan disesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan, karena hal ini
85
akan sangat berpengaruh pada sistem kerja yang berlangsung. Keberadaan
pustakawan ini akan sangat mendukung terciptanya perpustakaan yang
bermanfaat dan menunjang kemajuan pendidikan dan tercapainya tujuan
pendidikan nasional.
2. Pada pembahasan diatas disebutkan bahwa terdapat hubungan antara
layanan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa sebesar 11%.
Maka, sisanya sebesar 89% kemungkinan besar dipengaruhi oleh beberapa
variabel yang diantaranya:
a. Pengetahuan
b. Pengertian
c. Kebiasaan
d. Keterampilan
e. Motivasi
f. Hubungan sosial
g. Jasmani
h. Etis atau budi pekerti
i. Sikap
C. Penutup
Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT sebagai rasa
syukur yang sangat mendalam sehingga penulis akhirnya dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan berkat rahmat, hidayah dan inayah-
Nya, penulis memiliki kemampuan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi
yang sederhana ini.
Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu proses pelaksanaan penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.
Semoga bantuan baik berupa doa, materi maupun tenaga dan pikiran yang
telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dan diterima sebagai amal
saleh di hadapan Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan yang tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh
86
karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat
penulis harapkan demi kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca umumnya. Wa Allahu a’lam bi al-shawab.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhamad. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:
Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ary Ginanjar Agustian (2002). Emotional Spritual Quotient (ESQ). Jakarta: Arga.
B. Suryosubroto, 1984, Dimensi-Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah,
Yogyakarta: Bina Aksara.
Basuki, Sulistiyo, 1993, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas
Terbuka, Depdikbud.
Buzan, Tony (1989). Use Both Sides of Yoru Brain, 3rd ed. New York: Penguin
Books.
Darmono, 2001, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Daryanto, 2010, Belajar dan Mengajar, Bandung: CV Yrama Widya.
Djamarah, 2002, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Fatah Syukur NC, 2004, Teknologi Pendidikan, Semarang: RaSAIL
Gardner, Howard (1985). Frame of Mind: The Theory of Multiple
Ilntelligences. New York: Basic Bools.
Goleman, Daniel (1995). Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.
Gronroos, C, 1990, Service Management And Marketing: Managing The Moment
Of Truth In Service Competition. Massachusetts:Lexington.
http://pkab.wordpress.com/2008/04/29/Model Belajar dan Pembelajaran
Berorientasi Kompetensi Siswa
Ibrahim Bafadal, 2001, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi
Aksara.
Kotler, Philip. 1998. Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan,
Implementasidan Kontrol, Jakarta: PT. Prenhallindo.
Larasati Milburga, et.all., 1986, Membina Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta:
Kanisius.
Loekmono, Lobby. 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Jakarta: Gunung Mulia
Mastuhu, 2004, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Abad 21,
Yogyakarta: Safiria Insani Press.
Mudjiono Dimyati, 2009, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Musnad Imam Ahmad bin Hambal, Bairut, Libanon: Darul Al Kutubi
Nana Sudjana, 1989, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV. Sinar
Baru.
Oemar Hamalik, 2003, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru
Algesindo.
P. Sumardji, 1991, Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya, Yogyakarta:
Kanisius.
Poerwodarminto. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Purwanto, 2011, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Qalyubi Syihabuddin dkk. 2007, Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Rahman, Maman. 1999. Konsep dan Analisis Statistika. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Riduwan, 2008, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Kryawan dan Penelitian
Pemula, Bandung: Alfabeta.
Riduwan, 2008, Dasar-Dasar Statistika, Bandung: alfabeta.
Riduwan, 2009, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung:
Alfabeta.
Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soeasminah. 1992, Perpustakaan Kepustakaan dan Pustakawan, Gama Media
Yogyakarta.
Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjatmo, Pengantar Perpustakaan, 2002, Semarang: Perpustakaan Daerah
Propinsi Jawa Tengah.
Supranto. J, 1997 , Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar, Jakarta: Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Grafindo Persada.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002, Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi
3, Jakarta: Balai Pustaka, cet.2
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1994, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Tjiptono, Fandy dan Diana, Anatasia. 1995. Total Quality Management, Jakarta:
Andi Offset.
Tulus Tu’u, S.Th., MM.Pd. 2004, Peran Pada Perilaku dan Prestasi Siswa,
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
W. S. Winkel, 2003, Psikologi Pengajaran, Semarang: Media Wiyata.
Walgito, Bimo. 1994. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Lampiran 1
DAFAR NAMA RESPONDEN
No NAMA
1 Bimo Edwinanto 2 Muhammad Dzulfiqar Azhar Baba 3 Muhammad Ilham Permana 4 Vel Hafizh Juan Atrya 5 Hanif Aldama 6 Gustaf Rizaldy 7 Adam Nadzief Nurrohman 8 R. Indramusa Waskitho Agung Wibowo 9 Maheza Bintang Ramadan 10 Muhadzib Raihan 11 Yoga Seno Aji 12 Aland Iqbal Telaumbanua 13 Muhammad Farsha Kautsar 14 Adha Axel Arief Fanny 15 Muhammad Fakih Khafiddin 16 Monika Retno Suwido 17 Safira Rachmadany 18 Andika Achmad Sya'id 19 Fariz Rahman Burhani 20 Khansa Hanun Augie Ath Thaariq 21 Sekar Mayang Meidiana Yasmin 22 Hervira Aghnia Zahra Ramadhana 23 Silmi Fathunnisa 24 Zahra Rima Putri 25 Rayshan Mirza El Muhammady 26 Yusril Sudiro Abdul Manap SA 27 Nabih Rustanura 28 Rofif Zainul Muttaqin 29 Abdullah Syarif 30 Muhammad Khairullah Harto
Lampiran 2
Kisi-kisi Instrumen
No Variabel Sub
Variabel Indikator
1 Layanan
perpustakaan
sekolah (X)
1. Layanan
dalam
sifat bukti
langsung
1.1 fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai dan sarana
komunikasi.
2. Layanan
dalam
sifat
keandalan
2.1 kemampuan memberikan
pelayanan yang dijanjikan
dengan segera, akurat dan
memuaskan.
3. Layanan
dalam
sifat daya
tanggap
3.1 keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan dan
memberikan pelayanan dengan
tanggap.
4. Layanan
dalam
sifat
jaminan
4.1 kemampuan, pengetahuan,
kesopanan dan sifat dapat
dipercaya, bebas dari resiko,
bahaya dan keragu-
raguan.Kecukupan waktu
dalam peminjaman buku.
5. Layanan
dalam
sifat
empati
5.1 kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang
baik, perhatian pribadi dan
memahami kebutuhan para
pelanggan.
2 Prestasi
belajar
siswaa (Y)
1. Hasil
belajar
siswa
1.1 Nilai rata-rata ujian atau rapor
Lampiran 3
No NAMA
item soal total total skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 skor kuadrat 1 BIMO EDWINANTO 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2025 2 MUHAMMAD DZULFIQAR AZHAR BABA 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 4 4 3 49 2401 3 Muhammad Ilham Permana 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 3 4 2 3 3 38 1444 4 VEL HAFIZH J A 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 53 2809 5 HANIF ALDAMA 2 2 3 2 4 2 3 2 3 4 3 4 3 4 3 44 1936 6 GUSTAF RIZALDY 3 3 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 36 1296 7 ADAM NADZIEF N 3 2 2 2 2 3 4 3 2 2 4 2 3 3 3 40 1600 8 R. INDRAMUSA WASKITHO AGUNG WIBOWO 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 47 2209 9 MAHEZA BINTANG RAMADAN 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 2 2 3 43 1849
10 MUHADZIB RAIHAN 2 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 36 1296 11 YOGA SENO AJI 2 2 2 2 3 3 4 4 3 3 4 4 2 2 3 43 1849 12 ALAND IQBAL T 3 3 3 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 38 1444 13 MUHAMMAD FARSHA KAUTSAR 3 3 3 2 2 1 1 1 3 3 1 1 2 4 3 33 1089 14 ADHA AXEL AF 3 3 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 39 1521 15 MUHAMMAD FAKIH KHAFIDDIN 3 2 2 1 3 3 2 2 3 3 4 2 3 2 3 38 1444 16 Monika Retno Suwido 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 48 2304 17 SAFIRA RACHMADANY 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 45 2025 18 ANDIKA ACHMAD SYA'ID 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 39 1521 19 Fariz Rahman Burhani 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 35 1225 20 Khansa Hanun AAT 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 33 1089
21 Sekar Mayang M Y 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 1 2 35 1225 22 Hervira Aghnia Z R 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 5 3 3 51 2601 23 Silmi Fathunnisa 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 47 2209 24 Zahra Rima Putri 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3 45 2025 25 Rayshan Mirza EM 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 1849 26 Yusril Sudiro A.M.S.A 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 3 39 1521 27 Nabih Rustanura 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 38 1444 28 Rofif Zainul Muttaqin 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 36 1296 29 Abdullah Syarif 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 37 1369 30 Muhammad Khairullah Harto 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 40 1600
Jumlah 85 84 81 73 83 82 82 81 83 82 85 84 83 82 83 1233 51515
Lampiran 4
X Y X2 Y2 XY 45 74 2025 5476 3330 49 72 2401 5184 3528 38 76 1444 5776 2888 53 82 2809 6724 4346 44 80 1936 6400 3520 36 71 1296 5041 2556 40 65 1600 4225 2600 47 70 2209 4900 3290 43 67 1849 4489 2881 36 56 1296 3136 2016 43 72 1849 5184 3096 38 69 1444 4761 2622 33 79 1089 6241 2607 39 71 1521 5041 2769 38 72 1444 5184 2736 48 69 2304 4761 3312 45 78 2025 6084 3510 39 78 1521 6084 3042 35 71 1225 5041 2485 33 67 1089 4489 2211 35 65 1225 4225 2275 51 74 2601 5476 3774 47 73 2209 5329 3431 45 81 2025 6561 3645 43 76 1849 5776 3268 39 74 1521 5476 2886 38 67 1444 4489 2546 36 76 1296 5776 2736 37 72 1369 5184 2664 40 80 1600 6400 3200
1233 2177 51515 158913 89770 Keterangan : ∑X = 1233 ∑Y = 2177 ∑X2 = 51515 ∑Y2 = 158913 ∑XY = 89770
Lampiran 5
Perhitungan uji validitas layanan perpustakaan sekolah
��� � �.∑ � �∑ . �∑ ����.∑� . � �� � ���.∑ . � ��
Berikut ini adalah perhitungan validitas butir soal no.1, dan untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama. Jika tabelhitung rr > maka butir soal valid.
X Y X² Y² XY
3 74 9 5476 222
4 72 16 5184 288
2 76 4 5776 152
4 82 16 6724 328
2 80 4 6400 160
3 71 9 5041 213
3 65 9 4225 195
3 70 9 4900 210
3 67 9 4489 201
2 56 4 3136 112
2 72 4 5184 144
3 69 9 4761 207
3 79 9 6241 237
3 71 9 5041 213
3 72 9 5184 216
3 69 9 4761 207
3 78 9 6084 234
3 78 9 6084 234
2 71 4 5041 142
3 67 9 4489 201
3 65 9 4225 195
3 74 9 5476 222
3 73 9 5329 219
3 81 9 6561 243
3 76 9 5776 228
3 74 9 5476 222
3 67 9 4489 201
2 76 4 5776 152
2 72 4 5184 144
3 80 9 6400 258
85 2177 249 158913 6200 Dari data tersebut diatas, maka kemudian dimasukkan kedalam rumus diatas:
��� � �.∑ � �∑ . �∑ ����.∑� . � �� � ���.∑ . � ��
��� � ��. ���� � ��� ����� �����. ��� . ��� �� � ����. ������ . ����� ��
��� ������� � ������������ � �������
��� ������� � ������√�������
��� � �������, ���
��� � �, ���
Pada harga tabel kritik dari r product moment dengan α = 5% dan N = 30,
diperoleh r tabel = 0,361, karena tabelhitung rr > , maka soal nomor 1 Valid
Berikut ini adalah perhitungan validitas butir soal no.2, dan untuk butir soal yang
lain dihitung dengan cara yang sama. Jika tabelhitung rr > maka butir soal valid.
X Y X² Y² XY
3 74 9 5476 222
4 72 16 5184 288
3 76 9 5776 228
4 82 16 6724 328
2 80 4 6400 160
3 71 9 5041 213
2 65 4 4225 130
4 70 16 4900 280
3 67 9 4489 201
1 56 1 3136 56
2 72 4 5184 144
3 69 9 4761 207
3 79 9 6241 237
3 71 9 5041 213
2 72 4 5184 144
3 69 9 4761 207
3 78 9 6084 234
3 78 9 6084 234
2 71 4 5041 142
3 67 9 4489 201
3 65 9 4225 195
4 74 16 5476 296
3 73 9 5329 219
3 81 9 6561 243
2 76 4 5776 152
2 74 4 5476 148
3 67 9 4489 201
2 76 4 5776 152
3 72 9 5184 216
3 80 9 6400 258
84 2177 250 158913 6149
Dari data tersebut diatas, maka kemudian dimasukkan kedalam rumus diatas:
��� � �.∑ � �∑ . �∑ ����.∑� . � �� � ���.∑ . � ��
��� � ��. ���� � ��� ����� �����. ��� . ��� �� � ����. ������ . ����� ��
��� ������� � ������������ � �������
��� � ����√��������
��� � ��������, ��
��� � �, ���
Pada harga tabel kritik dari r product moment dengan α = 5% dan N = 30,
diperoleh r tabel = 0,361, karena tabelhitung rr > , maka soal nomor 2 Valid
Lampiran 6
Perhitungan Uji Reabilitas
����� �� �!"�
∑ #$∑#%&
No Responden
item soal total total skor
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 skor kuadrat 1 UC-01 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 2025 2 UC-02 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 4 4 3 49 2401 3 UC-03 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 3 4 2 3 3 38 1444 4 UC-04 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 53 2809 5 UC-05 2 2 3 2 4 2 3 2 3 4 3 4 3 4 3 44 1936 6 UC-06 3 3 2 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 36 1296 7 UC-07 3 2 2 2 2 3 4 3 2 2 4 2 3 3 3 40 1600 8 UC-08 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 47 2209 9 UC-09 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 2 2 3 43 1849
10 UC-10 2 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 36 1296 11 UC-11 2 2 2 2 3 3 4 4 3 3 4 4 2 2 3 43 1849 12 UC-12 3 3 3 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 38 1444 13 UC-13 3 3 3 2 2 1 1 1 3 3 1 1 2 4 3 33 1089 14 UC-14 3 3 3 2 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 39 1521 15 UC-15 3 2 2 1 3 3 2 2 3 3 4 2 3 2 3 38 1444 16 UC-16 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 48 2304 17 UC-17 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 45 2025 18 UC-18 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 39 1521 19 UC-19 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 35 1225 20 UC-20 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 33 1089 21 UC-21 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 1 2 35 1225 22 UC-22 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 5 3 3 51 2601 23 UC-23 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 47 2209 24 UC-24 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3 45 2025 25 UC-25 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 1849 26 UC-26 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 3 39 1521 27 UC-27 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 38 1444 28 UC-28 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 36 1296 29 UC-29 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 37 1369 30 UC-30 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 40 1600
Jumlah 85 84 81 73 83 82 82 81 83 82 85 84 83 82 83 1233 51515
Lampiran 7
Jumlah Kuadrat Skor Item
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 2 16 16 9 9 9 9 16 16 9 9 4 4 16 16 9 3 4 9 4 4 4 4 4 4 16 4 9 16 4 9 9 4 16 16 16 9 16 9 9 9 16 16 16 9 16 9 9 5 4 4 9 4 16 4 9 4 9 16 9 16 9 16 9 6 9 9 4 1 9 4 4 9 4 4 9 9 4 4 9 7 9 4 4 4 4 9 16 9 4 4 16 4 9 9 9 8 9 16 9 4 9 16 9 16 9 16 9 4 9 9 9 9 9 9 9 4 9 16 9 16 4 9 16 4 4 4 9 10 4 1 4 4 4 9 9 4 4 9 9 9 9 9 4 11 4 4 4 4 9 9 16 16 9 9 16 16 4 4 9 12 9 9 9 9 4 1 9 4 4 9 9 9 9 4 4 13 9 9 9 4 4 1 1 1 9 9 1 1 4 16 9 14 9 9 9 4 9 9 1 4 4 4 9 9 9 9 9 15 9 4 4 1 9 9 4 4 9 9 16 4 9 4 9 16 9 9 9 16 4 9 16 16 16 9 9 9 9 9 9 17 9 9 9 9 9 9 9 9 16 9 4 9 9 9 9 18 9 9 4 4 4 9 9 4 9 9 9 9 1 9 9 19 4 4 4 4 9 9 4 4 9 4 9 4 4 4 9 20 9 9 9 1 4 4 4 4 4 4 4 9 4 4 4 21 9 9 4 9 4 9 9 9 4 4 1 4 9 1 4 22 9 16 16 16 9 9 9 16 9 9 9 9 25 9 9 23 9 9 9 16 9 9 9 9 4 9 16 9 16 9 9 24 9 9 9 9 16 9 9 9 9 9 1 16 9 9 9 25 9 4 4 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 26 9 4 4 9 4 9 4 9 4 4 9 9 16 4 9 27 9 9 9 4 9 4 9 4 9 4 9 4 4 9 4 28 4 4 9 4 9 9 9 4 9 4 4 9 4 4 4 29 4 9 9 4 9 9 4 4 4 4 9 9 4 9 4 30 9 9 9 9 9 4 4 4 9 9 4 9 4 9 9
Jumlah 249 250 229 197 241 238 242 239 243 236 263 250 251 238 235
Langkah 1: menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:
'$� �∑�$� (∑��)
��
�
'$� � ��� ��� ���
��
'$� � ��� ���,����
'$� � �, ���
Perhitungan seperti pada langkah, dilakukan untuk memperoleh *+1, *+2, dan
seterusnya sampai pada item yang terakhir.
Langkah 2 : menjumlah varians semua item dengan rumus:
∑*. �*/ 0 *1…… . *3
∑*. �4./ 0 4.1 04.5 04.6 04.7 04.8 0 4.9 0 4.: 0 4.; 0 4./< 04.// 004./1 0 4./5 0 4./6 0 4./7
∑*+ � 0,272 0 0,493 0 0,343 0 0,645 0 0,378 0 0,462 0 0,595 0 0,676 00,445 0 0,396 0 0,738 0 0,493 0 0,712 0 0,462 0 0,179
∑*. � 7,289
Langkah 3 : menghitung varians total dengan rumus:
*E �∑FGH �∑IG HJK
*E �∑FGH �∑IG HJK
*E � ����� ����� HLM
5<
*E � ����� 7<898,555<
*E � :5:,95<
*E � 27,96
Kemudian dimasukkan pada rumus:
N// � � OO�1! �1 �
∑*+*P !
N// � � /715�1! �1 �
7,28927,96!
N// � �/714! �1 � 0,2607
N// � 1,0714�0,7393
N// � 0,792107142
Jika dibandingkan dengan NEQRST (N-1)= 30-1=29. Pada taraf signifikansi 5% maka
diperoleh NEQRST � 0,367. NU.EV3W XNEQRST maka hasilnya reliabel
INSTRUMEN PENELITIAN
NAMA :
KELAS :
SEKOLAH :
ISILAH DENGAN TANDA CENTANG ( √) UNTUK SETIAP ITEM SOAL
YANG BERADA DI BAWAH .
Layanan bukti langsung
No ITEM SOAL TP KP CP P SP
1. Kebersihan dan kerapian ruang perpustakaan.
2 Kelengkapan koleksi buku di perpustakaan.
3 Kenyamanan ruang baca di perpustakaan.
Layanan keandalan
4 Ketetapan dan kesesuaian memberikan pelayanan
dalam peminjaman dan pengembalian buku.
5 Respon yang baik dalam menerima kritik dan
Saran.
Layanan Daya Tanggap
6 Ketanggapan petugas perpustakaan dalam
membantu siswa.
7 Petugas perpustakaan memberikan informasi yang
jelas dan mengerti kepada siswa.
8 Antusiasme (kesigapan) petugas perpustakaan
dalam memberikan tanggapan terhadap keluhan
atau permasalahan siswa di perpustakaan.
9 Respon yang baik dari petugas perpustakaan
dalam menerima kritis dan saran.
Layanan Jaminan
10 Kenyamanan dalam melakukan kegiatan di
Perpustakaan.
11 Kecukupan waktu dalam peminjaman buku.
12 Kesesuaian dalam memberikan denda atas
keterlambatan pengembalian buku.
Layanana Empati
13 Keramahan petugas perpustakaan dalam
memberikan pelayanan kepada siswa.
14
Kesabaran petugas perpustakaan dalam
memberikan pelayanan kepada siswa.
15 Komunikasi dan hubungan baik antara petugas
perpustakaan dan siswa.
Keterangan :
TP : Tidak Puas dengan nilai (1)
KP : Kurang Puas dengan nilai (2)
CP : Cukup Puas dengan nilai (3)
P : Puas dengan nilai (4)
SP : Sangat Puas dengan nilai (5)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas diri
1. Nama lengkap : Triyono Agustomo
2. Tempat, Tanggal lahir : Semarang, 16 Agustus 1986
3. Alamat : Kp. Sedompyong 1 No. 4 RT.07 RW.XI
Kel. Kemijen Kec. Semarang Timur 50128
Hp : 085741553071
e-mail : tri_yono007@yahoo.co.id
B. Riwayat pendidikan
1. Pendidikan formal
a. SD Negeri Citarum03 Semarang tamat Tahun 1998
b. SMP Negeri 38 Semarang tamat Tahun 2001
c. SMA Negeri 16 Semarang tamat Tahun 2004
d. IAIN Walisongo Semarang tamat tahun 2012
Semarang. 09 Desember 2011
Penulis,
Triyono Agustomo
NIM 073311007