Post on 30-Apr-2021
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PROYEKSI
PERTUMBUHAN LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 2016-2018)
Oleh:
FENNY YUNITAWATI
NIM: 1021610025
DOSEN PEMBIMBING
ALFIANA FITRI, S.A., M.A
SKRIPSI – AC1N416
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PROYEKSI
PERTUMBUHAN LABA (STUDI EMPIRIS PADA
PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2018)
Oleh:
FENNY YUNITAWATI
NIM: 1021610025
DOSEN PEMBIMBING
ALFIANA FITRI, S.A., M.A.
DEPARTEMEN AKUNTANSI
UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PROYEKSI
PERTUMBUHAN LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2018)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Akuntansi (S.Ak)
Pada
Bidang Akuntansi Keuangan
Progam Studi S-1 Departemen Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Internasional Semen Indonesia
Oleh:
FENNY YUNITAWATI
NIM 1021610025
DEWAN PENGUJI
1. Dr. Erlina Diamastuti, S.E., M.Si., Ak.,
CA., CSRS., CSRA NIP:
7016211
2. Husnunnida Maharani, S.E., M.S.A. NIP: 9318274
Penguji 1 ……….
Penguji 2
Disetujui Oleh Pembimbing Skripsi
1. Alfiana Fitri, S.A., M.A. NIP: 9017260
Pembimbing ………….
Gresik, 18 Agustus 2020
ii
ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Internasional Semen Indonesia, saya
yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fenny Yunitawati
NIM : 1021610025
Program Studi : Sarjana
Departemen : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jenis karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Universitas Internasional Semen Indonesia Hak Bebas Royalti
Noneksklusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya
yang berjudul:
“PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PROYEKSI
PERTUMBUHAN LABA ( STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2016-2018)”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Internasional Semen Indonesia berhak
menyimpan, mengalihmedia/format- kan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Gresik
Pada tanggal : 18 Agustus 2020
Yang menyatakan
(Fenny Yunitawati)
iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan
semua sumber baik yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Fenny Yunitawati
NIM : 1021610025
Tanda Tangan :
Tanggal : 18 Agustus 2020
iv
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PROYEKSI
PERTUMBUHAN LABA (STUDI EMPIRIS YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2016-
2018)
Nama Mahasiswa : Fenny Yunitawati
NIM : 1021610025
Pembimbing : Alfiana Fitri, S.A., M.A.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja keuangan
terhadap proyeksi pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2016-2018. Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan metode
purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Jumlah
sampel yang memenuhi kriteria berjumlah 12 perusahaan makanan dan minuman.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa current ratio, total asset turnover, debt
to equity ratio, dan inventory turnover tidak berpengaruh terhadap proyeksi
pertumbuhan laba, Sedangkan net profit margin berpengaruh signifikan terhadap
proyeksi pertumbuhan laba.
Kata Kunci: current ratio, debt to equity ratio, total assets turnover, dan net
profit margin.
v
THE EFFECT OF FINANCIAL PERFORMANCE ON THE
PROJECTION OF PROFIT GROWTH ( EMPIRIC STUDY ON
FOOD ANG BEVERAGES COMPANIES PERIOD 2016-2018)
Student Name : Fenny Yunitawati
Student Identity Number : 1021610025
Advisor : Alfiana Fitri, S.A., M.A.
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of financial performance on the
projection on food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange
periode 2016-2018). The data used in this study are secondary data in the form of
annual financial statements of food ang beverages companies listed on the
Indonesia Stock Exchange. Determination of the sample in this study using a
purposive sampling method, is the determination of samples based on certain
criteria. The number of samples that met the criteria totaled 12 food and
beverages companies. The result of this study indicate that current ratio, total
asset turnover, debt to equity ratio, and inventory turnover does not affect the
projection of profit growth. While net profit margin has a significant affect on the
projection of profit growth.
Keywords: current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover, inventory
turnover, net profit margin.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta segala kemudahan dan kelancaran
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Sektor Otomotif yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017”. Sholawat serta salam
semoga selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Internasional Semen Indonesia.
Dalam penulisan skripsi ini saya menyadari bahwa banyak sekali
dorongan, motivasi, nasihat, saran dan kritik dari berbagai pihak yang sangat
membantu dalam penyelesaian karya tulis saya. Oleh karena itu pada kesempatan
ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua saya, ayahanda tercinta Sri hartono Waluyo dan ibunda
tersayang Indrawati yang telah memberikan kasih sayang sepenuh hati dan
jiwa, motivasi, dorongan, semangat dan do’a yang selalu dipanjatkan tanpa
henti.
2. Bapak Prof. Dr. Ing Herman Sasongko selaku Rektor Universitas
Internasional Semen Indonesia beserta jajarannya.
3. Ibu Alfiana Fitri, S.A., M.A. selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Internasional Semen Indonesia dan selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan
selama penyusunan skripsi.
4. Bapak Sugeng Firdausi, S.E., Ak., M.M. MIFP. Selaku dosen Co-pembimbing
skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan
selama penyusunan skripsi.
vii
5. Ibu Dr. Erlina Diamastuti, S.E., M.Si., Ak., CA., CSRS., CSRA. Selaku
dosen penguji yang telah memberikan saran guna menyempurnakan penulisan
skripsi.
6. Ibu Husnunnida Maharani, S.E., M.S.A. Selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran guna menyempurnakan penulisan skripsi.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
8. Seluruh teman-teman mahasiswa Universitas Internasional Semen Indonesia.
Khususnya Program Studi Akuntansi angkatan tahun 2016 yang selalu
memberi semangat dan selalu mengisi hari-hari menjadi sangat
menyenangkan.
9. Seluruh staf dan karyawan Universitas Internasional Semen Indonesia yang
telah memberikan bantuan kepada penulis.
10. Teman-teman bimbingan Pak Sugeng (Mrdhidaniah Bakhitakayati, Herditio
Ibrahim, Fariz Ahmad, Izzat Ziedan) yang telah menemani dan saling
membantu, serta memberikan support satu sama lain selama bimbingan
penyusunan skripsi.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah kepada seluruh pihak
yang telah membantu dengan ikhlas sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Akhir kata
penulis sampaikan mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan segala
bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang
Akuntansi.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Gresik, 18 Agustus 2020
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTING AKADEMIS ........................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ iv
ABSTRAK ................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 9
2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 9
2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) .......................................................... 9
2.2 Pertumbuhan Laba ................................................................................. 10
2.2.1 Current Ratio........................................................................................ 10
2.2.2 Debt to Equity Ratio ............................................................................. 11
2.2.3 Total Assets Turnover .......................................................................... 11
2.2.4 Inventory Turnover .............................................................................. 11
2.2.5 Net Profit Margin ................................................................................. 11
2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 12
2.5 Kerangka Konseptual .............................................................................. 15
2.6 Perumusan Hipotesis ............................................................................... 15
2.6.1 Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap proyeksi pertumbuhan laba ...... 15
2.6.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap proyeksi pertumbuhan
laba ...................................................................................................... 16
2.6.3 Pengaruh Total Assets Turnover (TATO) terhadap proyeksi
Pertumbuhan laba ................................................................................. 16
2.6.4 Pengaruh Invnetory Turnover (IT ) terhadap proyeksi pertumbuhan laba 17
2.6.5 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap proyeksi pertumbuhan laba 17
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 19
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 19
3.2 Pengumpulan Data .................................................................................. 19
3.2.1 Metode Dokumentasi ........................................................................... 19
3.2.2 Metode Studi Pustaka ........................................................................... 20
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 20
ix
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ....................................... 22
3.4.1 Variabel Dependen ............................................................................... 22
3.4.2 Variabel Independen ............................................................................ 23
3.4.2.1 Current Ratio (CR)............................................................................ 23
3.4.2.2 Debt To Equity Ratio (DER) .............................................................. 23
3.4.2.3 Total Assets Turnover (TATO) .......................................................... 23
3.4.2.4 Inventory Turnover (IT)..................................................................... 23
3.4.2.5 Net Profit Margin (NPM) .................................................................. 24
3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................... 24
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif .................................................................. 24
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 24
3.5.2.1 Uji Normalitas ................................................................................... 24
3.5.2.2 Uji Multikolonieritas ......................................................................... 25
3.5.2.3 Uji Autokorelasi ................................................................................ 25
3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 26
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda ......................................................... 26
3.5.4 Kriteria Pengujian Hipotesis ................................................................. 27
3.5.4.1 Uji t ................................................................................................... 27
3.5.4.2 Uji R² ................................................................................................ 27
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 29
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................................... 29
4.2 Uji Statistik Deskriptif ............................................................................ 29
4.2.1 Current Ratio ....................................................................................... 29
4.2.2 Debt to Equity Ratio ............................................................................. 29
4.2.3 Total Asset Turnover ............................................................................ 30
4.2.4 Inventory Turnover............................................................................... 31
4.2.5 Net Profit Margin ................................................................................. 32
4.2.6 Pertumbuhan Laba .............................................................................. 33
4.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 34
4.3.1 Uji Normalitas ...................................................................................... 35
4.3.2 Uji Multikolonieritas ............................................................................ 36
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 37
4.3.4 Uji Autokorelasi ................................................................................... 38
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................................... 39
4.5 Uji Hipotesis ........................................................................................... 41
4.5.1 Uji Statis t ............................................................................................ 41
4.5.2 Uji Koefisien Determinasi (R²) ............................................................. 43
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 43
4.6.1 Pengaruh Current Ratio Terhadap proyeksi pertumbuhan laba ............. 43
4.6.2 Pengaruh Debt To Equity Ratio Terhadap proyeksi pertumbuhan laba .. 44
4.6.3 Pengaruh Total Assets Turnover Terhadap proyeksi pertumbuhan laba . 45
x
4.6.4 Pengaruh Inventory Turnover Terhadap proyeksi pertumbuhan laba ..... 46
4.6.5 Pengaruh Net Profit Margin Terhadap proyeksi pertumbuhan laba ....... 47
BAB 5 PENUTUP ....................................................................................... 49
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 49
5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 50
5.3 Saran Penelitian ...................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 51
LAMPIRAN 1 SAMPEL PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
PERIODE 2016-2018 .................................................................................. 55
LAMPIRAN 2 HASIL PERHITUNGAN TABULASI .............................. 56
LAMPIRAN 3 HASIL OLAH DATA IBM SPSS 25 ................................. 59
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Di
Indonesia Menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2013-2017 .......................... 4
Tabel 1.2 Perkembangan Penjualan Dan Total Asset Perusahaan Sektor
Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017 ......... 4
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 21
Tabel 4.1 Data Current Ratio ........................................................................ 29
Tabel 4.2 Data Total Asset Turnover ............................................................. 30
Tabel 4.3 Data Debt To Equity Ratio ............................................................. 31
Tabel 4.4 Data Return On Asset .................................................................... 32
Tabel 4.5 Data Price Earning Ratio .............................................................. 33
Tabel 4.6 Data Return Saham ........................................................................ 34
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 36
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................ 37
Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 37
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................. 38
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linear Berganda .............................................. 39
Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial (Uji t) ................................................................ 41
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) ........................................... 42
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ................................................................. 14
Gambar 4.1 Hasil Grafik Uji Normalitas ....................................................... 34
Gambar 4.2 Hasil Grafik Uji Heteroskedastisitas .......................................... 36
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, laju perekonomian dunia semakin
maju dan berkembang seiring dengan sistem pasar bebas. Negara-negara semakin
terdorong untuk melakukan daya saing yang tinggi tak terkecuali dengan
perusahaan-perusahaan nasional. Indonesia memiliki banyak sektor dalam
industri, salah satunya ialah sektor manufaktur. Perusahaan manufaktur
merupakan perusahaan yang kegiatannya menjual produk mulai dari proses
produksi yaitu dari pembelian bahan mentah sebagai bahan baku, proses
pengolahan bahan baku hingga menjadi barang siap dipakai. Industri manufaktur
terbagi dalam tiga sektor yakni sektor industri dasar dan kimia, aneka industri, dan
barang konsumsi dimana masing-masing memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Salah satu yang paling menonjol dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2018 adalah sektor
industri barang dan konsumsi. Sektor ini memberikan kontribusi sebesar 56%
Industri makanan dan minuman merupakan salah satu penopang dunia
perindustrian Indonesia. Kementerian perindustrian menyatakan bahwa peran
penting industri makanan dan minuman dapat dilihat dari kontribusinya yang terus
konsisten dan signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB). Pertumbuhan
industri makanan dan minuman didorong oleh kecenderungan masyarakat
khususnya kelas ke atas dan menengah yang mengutamakan konsumsi produk-
produk makanan dan minuman yang higienis dan alami (Hartarto, 2018).
Dunia saat ini memasuki masa revolusi industri 4.0, dimana fenomena yang
terjadi di indonesia industri makanan dan minuman masih menjadi salah satu
andalan penopang pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional. Industri 4.0
merupakan nama untuk tren otomatisasi dan pertukaran data di era teknologi
manufaktur (Marr, 2018). Tidak dapat dipungkiri bahwa industri 4.0 dapat
memberikan berbagai peluang dan kesempatan bagi dunia industri untuk
meningkatkan produktivitas. Revolusi industri 4.0 memiliki karakteristik yang
2
menunjukkan penggunaan teknologi baru pada segala aspek kehidupan seperti
aspek digital, fisik dan biologi sehingga berdampak pada kehidupan ekonomi dan
industri (WEF, 2016). Industri 4.0 menyebabkan disrubsi teknologi digital yang
merubah sektor manufaktur. Industri manufaktur banyak dibicarakan di beberapa
tahun terakhir. Industri 4.0 akan mempengaruhi desain, manufaktur, dan sistem
produksi dari dunia industri. Konektivitas dan interaksi antara manusia dan mesin
akan membuat sistem produksi 30 persen lebih cepat dan 25 persen lebih efisien.
Industri 4.0 di Jerman menunjukkan bahwa dibidang manufaktur berhasil
meningkatkan pendapatan dari kenaikan produktivitas hingga sampai 5 persen
dari total biaya manufaktur yang turut meningkat, serta berdampak signifikan
terhadap kesejahteraan masyarakat (Boston, 2015). Berdasarkan data tersebut
maka diharapkan dunia perindustrian makanan dan minuman di Indonesia akan
memiliki prospek yang baik, dan menjadi indikasi bahwa persaingan antar produk
sangatlah ketat.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur membutuhkan perhatian
yang lebih terhadap pengelolaan aset lancarnya agar lebih efisien. Hal ini karena
proporsi aset lancar perusahaan biasanya lebih dari jumlah total aset secara
keseluruhan. Aset lancar berguna untuk menunjang kegiatan operasional
perusahaan, namun jumlahnya harus sesuai tidak boleh terlalu banyak karena aset
lancar yang tinggi akan menghasilkan return yang rendah. Dilain hal, fenomena
sekarang yang terjadi yakni melemahnya nilai rupiah terhadap dollar AS, dimana
nilai tukar merupaka hal yang penting yang akan digunakan baik oleh pemerintah
maupun swasta untuk mendukung berbagai aktivitas ekonomi seperti pendanaan,
khususnya pinjaman untuk modal usaha. Di dalam dunia usaha, utang merupakan
salah satu sumber pendanaan yang dimanfaatkan oleh suatu perusahaan untuk
menunjang kegiatan operasional. Apabila nilai rupiah mengalami pelemahan
maka akan berdampak terhadap meningkatnya jumlah utang yang harus dibayar.
Hasil survei Bank Indonesia (BI) menyatakan, pelemahan nilai tukar rupiah juga
berdampak terhadap beban keuangan (bunga) perusahaan. Banyak perusahaan
dengan berat hati menurunkan margin keuntungan. Dunia usaha dilema pada
pilihan akan menaikkan harga jual produk atau tetap dengan konsekuensi merugi.
Sehingga, perusahaan kebanyakan mengambil keputusan dengan konsekuensi
3
merugi untuk tetap mendapatkan konsumen. (Syarifudin, 2016). Sampainya
produk ke pelanggan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh manajemen
perusahaan, mengingat stok persediaan yang ada akan berputar. Semakin cepat
keluarnya barang akan menunjukkan tingginya perputaran persediaan. Dengan
persediaan yang cepat akan mengurangi biaya penyimpanan, dan juga akan
menghindari produk yang kadaluarsa ataupun cacat.
Masyarakat luas pada dasarnya mengukur keberhasilan suatu perusahaan
menggunakan kinerja manajemen. Kinerja manajemen dapat dinilai melalui
laporan keuangan yang disajikan di setiap akhir periode (Juliana dan Sulardi,
2003). Laporan keuangan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak, diantaranya
untuk pemilik perusahaan, manajemen, investor, dan kreditur. Laporan keuangan
dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan juga
sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan. Salah satu parameter yang digunakan
adalah menggunakan laba. Suatu entitas bisnis dikatakan berhasil apabila laba
yang dihasilkan maksimal. Laba adalah suatu bentuk pengembalian manfaat
dalam bentuk uang yang diberikan oleh perusahaan untuk pemilik perusahaan
Menurut Wetson dan Copeland (1995), salah satu ukuran kinerja perusahaan
adalah analisis rasio pertumbuhan. Pertumbuhan laba adalah salah satu rasio
pertumbuhan yang digunakan dalam mengukur kinerja manajemen. Pertumbuhan
laba adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan laba
bersih dibanding tahun sebelumnya (Harahap, 2011). Pertumbuhan laba di setiap
periode bisa digunakan sebagai tolak ukur suatu perusahaan untuk menilai
perkembangan perusahaan. Perkembangan tersebut akan terjadi apabila didukung
oleh adanya kemampuan Manajemen perusahaan dalam menetapkan
kebijaksanaan dalam merencanakan, mendapatkan, dan memanfaatkan dana-dana
untuk memaksimumkan nilai-nilai perusahaan. Tidak dapat dihindari bahwa
pertumbuhan laba tidak bisa terlepas dari kinerja keuangan suatu perusahaan.
Pertumbuhan laba yang meningkat dari taun ke tahun, akan memberikan sinyal
yang positif mengenai kinerja perusahaan (Prihartanty, 2010). Pada intinya setiap
perusahaan memiliki keinginan untuk mencapai laba, bahkan mengalami
peningkatan laba disetiap periode waktu. Namun, kenyataan yang terjadi malah
sebaliknya, Perusahaan mengalami penuruna laba bahkan sampai mengalami
4
kerugian. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis keuangan untuk menganalisis,
mengestimasi laba, dan menentukan atas pertumbuhan laba.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur proyeksi pertumbuhan laba ialah
sejumlah rasio-rasio keuangan yang berasal dari analisis data laporan keuangan
perusahaan. Menurut Irawati (2005) Rasio keuangan adalah teknik analisis dalam
bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi
keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari
suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan membandingkan
variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik dari daftar neraca
maupun laba rugi. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan
kinerja selama suatu periode tersebut. Analisis rasio keuangan perusahaan dapat
mengidentifikasi adanya penyimpangan – penyimpangan yang terjadi. Sehingga
analisis rasio ini bisa dikatakan sebagai suatu alat yang memberikan pedoman
bagi perusahaan, diharapkan dimasa yang akan datang perusahaan akan
mengetahui segala kelebihan dan kelemahan perusahaan. Perusahaan bisa
berbenah diri dengan lebih mengenali diri sendiri. Selain itu, analisis rasio
keuangan juga digunakan oleh manajemen perusahaan untuk meramalkan respon
para cara kreditur dan investor untuk memperoleh tambahan dana yang
berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba di periode mendatang.
Menurut Fraser dan Ormiston (2008) terdapat empat rasio keuangan utama yaitu
rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Perusahaan yang
digunakan dalam penelitian ini yakni perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Alat analisis yang digunakan dalam memproyeksi pertumbuhan
laba dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Regresi dalam pengertian modern ialah
studi bagaimana variabel dependen dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel independen
dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi nilai rata-rata variabel
dependen didasarkan pada nilai variabel indepeden yang diketahui (Widarjo, 2005).
Penelitian ini menggunakan regresi berganda sebagai alat analisis untuk memprediksi
pertumbuhan laba karena dalam analisi regresi berganda ini dapat menjelaskan hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen yang menunjukkan hubungan satu
arah yaitu variabel pengaruh kinerja keuangan tehadap proyeksi pertumbuhan laba.
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Curent ratio, Debt to
Equity Ratio, Total asset turnover, Inventori turnover, dan Net Profit Margin. Alasan
5
penggunaan Kinerja keuangan sebagai variabel independen dalam penelitian ini karena
rasio keuangan bersifat “ future oriented “ sehingga dapat digunakan sebagai alat yang
tepat untuk memproyeksikan pertumbuhan laba. Sedangkan proyeksi pertumbuhan laba
dijadikan sebagai variabel dependen karena pertumbuhan laba adalah tujuan utama dari
didirikannya sebuah perusahaan. Oleh karena alasan itu, maka pertumbuhan laba layak
untuk diproyeksikan .
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melakukan pengujian lebih
lanjut temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan, khususnya yang
menyangkut dengan pengaruh terhadap pertumbuhan laba. Apabila rasio
keuangan bisa digunakan sebagai alat prediksi untuk mengetahui pertumbuhan
laba, maka temuan penelitian ini adalah pengetahuan yang berguna bagi para
pemakai laporan keuangan. Sebaliknya, apabila rasio ini tidak signifikan sebagai
alat untuk mengetahui pertumbuhan laba, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagi bukti ketidak konsistenan temuan-temuan empiris sebelumnya. Penelitian
ini dilakukan untuk menguji kembali pengaruh kinerja keuangan terhadap
pertumbuhan laba. Adanya ketidak konsistenan hasil dari penelitian-penelitian
sebelumnya menyebabkan isu ini menarik untuk diteliti kembali
Penelitian Mahaputra (2012) menyatakan bahwa current ratio berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Namun hasil penelitian tersebut berbeda
dengan hasil penelitian Sulfida (2010) yang menyatakan bahwa current ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian Hermanto (2007) menyatakan bahwa debt equity ratio berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Namun hasil penelitian tersebut berbeda
dengan Ismail (2010) yang menyatakan bahwa debt equity ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian Hapsari (2007) menyatakan bahwa total assets turnover
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Namun hasil penelitian
tersebut berbeda dengan hasil penelitian Sulfida (2010) yang menyatakan bahwa
total assets turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Penelitian Hapsari (2007), dan Sari (2015) menyatakan bahwa net profit
margin berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Namun hasil
penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian Runtika (2016) yang
6
menyatakan net profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
laba.
Penelitian Gunawan dan Wahyuni (2013) menyatakan bahwa Inventory
turnover berpengaruh positif sigifikan terhadap pertumbuhan laba. Sebaliknya,
penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Astuti (2014) yang
menyatakan bahwa Inventory turnover tidak berpengaruh terhadap ertmbuhan
laba.
Dengan adanya perbedaan hasil dari penelitian sebelumnya maka peneliti
melakukan pengujian kembali untuk meninjau kekonsistenan hasil penelitian
dalam mengidentifikasikan pengaruh. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
kembali bahwa variabel Current Ratio, Debt to equity Ratio, total Assest
Turnover, inventory turnover, dan Net Profit Margin berpengaruh terhadap
proyeksi pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI periode 2016-2018. Pemilihan tahun yang akan diteliti didasarkan
atas dasar tahun yang terbaru .
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini mengambil judul
“PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PROYEKSI
PERTUMBUHAN LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE
2016- 2018)“
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dari penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Current ratio berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode
2016-2018 ?
2. Apakah Debt to equity ratio berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan
laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
periode 2016-2018 ?
7
3. Apakah Total assets turnover berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan
laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
periode 2016-2018 ?
4. Apakah Inventory turnover berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan
laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
periode 2016-2018 ?
5. Apakah Net profit margin berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan
laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI
periode 2016-2018 ?
1.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh current ratio terhadap proyeksi pertumbuhan
laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode
2016-2018.
1. Untuk mengetahui pengaruh Debt to equity terhadap proyeksi
pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di BEI periode 2016-2018.
2. Untuk mengetahui pengaruh Total assets turnover terhadap proyeksi
pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di BEI periode 2016-2018.
3. Untuk mengetahui pengaruh Inventory Turnover terhadap proyeksi
pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di BEI periode 2016-2018.
4. Untuk mengetahui pengaruh Net profit margin terhadap proyeksi
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI periode 2016-2018.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini terbagi dalam manfaat teoritis dan manfaat
praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak
pemakai laporan keuangan, antara lain sebagai berikut :
a. Bagi peneliti
8
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berarti, dan
menjadi referensi tambahan serta sebagai literatur untuk peneliti
selanjutnya.
b. Perusahaan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan kontribusi
bagi para pemegang kepentingan untuk dijadikan masukan, pedoman
pengambilan keputusan atas kebijakan akuntansi yang digunakan.
c. Kreditur
Hasil dari penelitian ini dapat djadikan sebagai sumber informasi untuk
mengetahui kondisi perusahaan sebelum memberikan pinjaman.
d. Investor
Penelitian dapat digunakan oleh investor untuk menilai baik atau
buruknya kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga dengan
adanya penelitian ini, memberikan kemudahan bagi para investor untuk
mengambil keputusan berinvestasi.
9
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori signal (signalling theory) pertama kali diperkenalkan oleh Spence
didalam penelitiannya yang berjudul Job Market Signalling. Spence (1973)
mengemukakan bahwa isyarat atau signal adalah memberikan suatu sinyal, pihak
pengirim (pemilik informasi) berusaha memberikan informasi relevan yang dapat
diterima oleh penerima. Pihak penerima kemudian akan menyesuaikan
perilakunya sesuai dengan pemahamannya terhadap sinyal yang diperoleh.
Signal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan
untuk memberikan petujuk kepada investor tentang bagaimana manajemen
melihat prospek perusahaan (Brigham dan Houston, 2011:85). Teori sinyal
berkaitan erat dengan rasio keuangan, hal ini menunjukkan bahwa dengan rasio
keuangan kondisi perusahaan akan terinterpretasikan, maka teori sinyal ini akan
memberikan petunjuk kepada pihak lain. Teori sinyal berguna untuk mengurangi
terjadinya asimetri informasi. Dengan adanya informasi keuangan dalam bentuk
laporan keuangan yang akurat dan terpercaya akan mendorong minat investor
maupun publik mengenai prospek perusahaan yang lebih baik. Selain itu,
keputusan manajemen untuk mengestimasi laba dimasa mendatang dan di
informasikan kepada investor dapat mengarahkan perusahaan ke arah yang lebih
baik. Pertumbuhan laba yang meningkat disetiap tahun, akan memberikan sinyal
yang positif mengenai kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba adalah indikator
kinerja perusahaan, maka apabila yang dicapai semakin tinggi hal itu
mengindisikan semakin baik kinerja perusahaan (Prihartanty, 2010). Dengan
demikian, apabila kinerja keuangan perusahaan baik, Maka pertumbuhan laba
perusahaan juga baik.
2.2 Pertumbuhan Laba
Tujuan utama setiap perusahaan ialah untuk memaksimalkan laba. Laba
adalah ukuran bagi suatu perusahaan untuk mengukur kinerja manajemen dalam
10
mengelola aset perusahaan. Pengertian laba secara operasional ialah perbedaan
realisasi pendapatan yang timbul dari adanya transaksi selama periode yang
berkaitan dengan biaya yang direalisasi. Pencapaian laba harus direncanakan
dengan baik, agar perusahaan dapat mencapai target secara optimal.
Chariri dan Ghozali (2003:14) menyatakan bahwa laba memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut :
1. Laba didasarkan atas transaksi yang benar-benar terjadi dalam suatu
periode.
2. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya ialah prestasi
perusahaan pada perode tertentu.
3. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman
khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
4. Laba memerlukan pengukuran biaya dalam bentuk historis yang
dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu.
5. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan
dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
Menurut Sukardi (2003) menyatakan bahwa laba dipengaruhi oleh faktor
yang berkaitan satu sama lain, yaitu :
a. Volume produk yang dijual
Volume penjualan akan berpengaruh terhadap volume produksi dan
volume produksi akan berpengaruh terhadap biaya.
b. Harga jual produk
Harga jual produk berpengaruh terhadap volume penjualan
c. Biaya
Biaya akan mementukan haga jual produk untuk mencapai tingkat 2laba
yang dikehendaki.
Simorangkir (1993) menyatakan bahwa pertumbuhan laba adalah
perubahan presentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Pertumbuhan
yang baik, mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai keuangan yang baik,
yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan. Pertumbuhan laba atau
earning growth adalah perbandingan ukuran seberapa besar peningkatan atau
penurunan laba yang terjadi setiap tahunnya. Pertumbuhan menunjukkan adanya
11
peningkatan atas penerimaan laba periode sekarang terhadap penerimaan laba
periode sebelumnya. Namun tidak setiap perusahaan selalu mengalami
peningkatan laba. Husnan (2003) menyatakan bahwa perubahan laba sendiri dapat
berupa peningkatan atau perubahan positif (laba), penurunan atau perubahan
negatif (rugi) atau sama seperti periode sebelumnya.
Hanafi dan Halim (1995) menyatakan bahwa pertumbuhan laba
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Besarnya perusahaan
Apabila perusahaan semakin besar, maka ketetapan pertumbuhan laba
yang diharapkan akan semakin tinggi.
b. Umur perusahaan
Perusahaan yang baru berdiri , maka pengalaman dalam meningkatkan
laba kurang. Sehingga, ketetepan dalam pertumbuhan laba masih
rendah.
c. Tingkat leverage
Bila perusahaan memiliki tingkat utang yang tinggi, maka manajer
cenderung akan memanipulasi laporan keuangan.
d. Tingkat penjualan
Tingkat penjualan perusahaan dimasa lalu yang tinggi akan berpotensi
meningkatkan tingkat penjualan yang akan datang. Sehingga akan
menyebabkan pertumbuhan laba semakin tinggi.
e. Perubahan masa lalu
Semakin besar pertumbuhan masa lalu, semakin tidak pasti laba yang
akan diperoleh dimasa mendatang
Sumber data yang digunakan untuk mengetahui nominal pendapatan dan
beban ialah laporan laba rugi. Penyajian laba adalah fokus penting perusahaan
untuk menggambarkan kinerjanya. Kinerja perusahaan adalah serangkaian proses
dengan mengorbankan sumber daya perusahaan. Adapun salah satu parameter
penilaan kinerja yakni dengan pertumbuhan laba yang diperoleh. Takarini dan
Ekawati (2003) meyatakan bahwa pertumbuhan laba dihitung dengan cara
12
mengurangi laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian
dibagi dengan laba pada periode sebelumnya
2.2.1 Current Ratio
Current ratio atau rasio lancar adalah bagian dari rasio likuiditas. Hanafi dan
Halim (2016) menyatakan bahwa Rasio Likuiditas adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya yang segera jatuh tempo. Menurut Bakar (2012) current ratio adalah
rasio yang menunjukkan kemampuan seluruh komponen aktiva lancar yang ada
untuk digunakan sebagai unsur pembayar terhadap hutang lancar yang jatuh
tempo. Current ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang
lancar dengan sejumlah aset lancar yang dimiliki perusahaan.
Dalam penelitian ini Rasio Likuiditas diproksikan dengan Current ratio,
karena dalam penelitian sebelumnya current ratio merupakan rasio yang paling
berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba. Untuk menemukan besarnya
current ratio perusahaan, dapat ditentukan dengan jalan membandingkan antara
aset lancar dengan kewajiban lancar.
2.2.2 Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio adalah bagian dari rasio Leverage. Menurut Sudana
(2012) Rasio Leverage adalah rasio yang mengukur seberapa besar penggunaan
hutang dalam pembelanjaan perusahaan.
Pengertian Debt to equiy ratio menurut Syamsuddin (2005) adalah rasio yang
menunjukkan hubungan antara jumla pinjaman jangka panjang yang diberikan
oleh para kreditur dan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik
perusahaan. Sedangkan menurut Fahmi (2012) menyatakan bahwa Debt to Equity
ratio adalah rasio yang dijadikan sebagai ukuran untuk digunakan dalam
menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang
tersedia untuk kreditur.
Rasio leverage diproksikan dengan Debt to Equity Ratio karena dalam
penelitian sebelumnya, Debt to Equty ratio merupakan rasio yang paling
berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba.
Menurut Riyanto (2008) menyatakan bahwa debt to equty ratio berguna
untuk menghitung bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan
13
untuk keseluruhan utang perusahaan. Untuk mencari rasio tersebut yakni dengan
cara membandingkan seluruh utang termasuk utang lancar terhadap ekuitas yang
dimiliki perusahaan.
2.2.3 Total Assets Turnover
Total assets turnover adalah bagian dari Rasio aktivitas. Rasio aktivitas adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur efektiftas perusahaan dalam menggunakan
aktiva yang dimiliknya atau tingkat pemanfaatan efisiensi pemanfaatan sumber
daya perusahaan (penjualan, persediaan, piutang, dan lainnya).
Sudana (2012) menyatakan bahwa Total Assets Turnover yakni rasio yang
mengukur efektifitas penggunaan keseluruahan aktiva perusahaan menghasilkan
penjualan. Rasio ini menggambarkan penjualan yang dihasilkan dari setiap rupiah
aset perusahaan. Total asset turnover diukur dengan menggunakan perbandingan
antara data penjualan dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
menunjukkan bagaimana sumber daya perusahaan dimanfaatkan secara optimal,
semakin tinggi perputaran aset menujukkan bahwa semakin efektif perusahaan
dalam mengelola aset perusahaan
2.2.4 Inventory Turnover
Inventory turnover adalah salah satu jenis rasio aktivitas yang mengukur
efisiensi pengelolaan investasi persediaan yang dilakukan oleh perusahaan, dan
tergambar dari jangka waktu perputaran persediaan selama satu tahun
(Lukviarman, 2004). Perputaran persediaan mengukur seberapa kali persediaan
dalam perusahaan berputar dalam suatu periode. Semakin tinggi perputaran
persediaan dalam perusahaan, menunjukkan indikasi bahwa perusahaan tersebut
efisien dalam mengelola persediaan. Begitupun sebaliknya, semakin kecil rasio ini
hal itu menujukkan bahwa kinerja perusahaan semakin buruk dalam mengelola
perputaran persediaan.
Menurut Harahap (2008) menyatakan bahwa perputaran persediaan adalah
menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal,
semakin cepat perputarannya semakin baik karena dianggap penjualan berjalan
cepat. Perputaran persediaan menggambarkan berapa kali sejumlah persediaan
barang digudang diganti dalam suatu periode. Perusahaan sangat perlu
memperhitungan perputaran persediaan untuk mengetahui berapa lama rata—rata
14
persediaan barang berada digudang. Selain itu, dengan perhitungan perputaran
persediaan perusahaan dapat mengetahui efisiensi biaya yang berguna untuk
mengurangi biaya persediaan sehingga menambah laba perusahaan. Sebagian
besar perusahaan mempertahankan tingkat persediaan tertentu. Hal ini untuk
berjaga-jaga untuk menghindari stock out persediaan. Dikhawatirkan apabila
persediaan kurang mencukupi akan megakibatkan velume penjulan menurun.
Dampak lain yang menungkinkan terjadi apabila perusahaan memiliki persediaan
yang terlalu tinggi akan menghadapkan perusahaan pada membesarnya biaya
penyimpanan, asuransi, ajak, keusangan dan kerusakan fisik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perputaran persdiaan adalah sebagai
berikut :
1. Tingkat Penjualan
2. Sifat teknis dan lamanya proses produksi
Daya tahan produk akhir.
2.2.5 Net Profit Margin
Net profit margin adalah bagian dari rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas
adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan (Sudana, 2011).
Net profit margin atau margin laba bersih adalah rasio yang menghitung
sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkatan
penjualan tertentu. Menurut Harahap (2009) menyatakan bahwa semakin besar
rasio ini maka diangggap semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba. Sudana (2011) menyatakan bahwa net profit margin yakni
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari penjualan
yang dihasilkan perusahaan. Semakin tinggi NPM , semakin baik operasi suatu
perusahaan.
NPM adalah bagian dari rasio profitabilitas yang digunakan oleh manajer
keuangan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam mengeluarkan
biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya. Berdasarkan pernyataan ini,
maka yang mempengaruhi profitabilitas adalah laba berish, penjualan bersih, dan
total aset. Semakin tinggi hasil NPM satu perusahaan akan menunjukkan bahwa
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.
15
2.3 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu mengenai
pengaruh kinerja keuanga terhadap proyeksi laba, antara lain :
Suprihatmi (2003) dengan judul penelitian “PENGARUH RASIO
KEUANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMPREDKSI PERUBAHAN
LABA PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN MAUFAKTUR YANG
TERDAFAR DI PT BURSA EFEK JAKARTA” peneliti menggunakan 155
sampel perusahaan manufaktur dengan periode 2000 sampai dengan 2002.
Variabel dependen yang digunakan adalah perubahan laba. variabel independen
yang digunakan antara lain: Return On Investmen, Inventory Turnover, Gross
profit margin, dan Return On Equity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return
On Investmen dan Inventory Turnover berpengaruh positif terhadap perubahan
laba, sedangkan Gross pofit Margin dan Return On Equity berpengaruh negatif
teradap perubahan laba
Hapsari (2007) dengan judul penelitian “Analisis Rasio Keuangan untuk
Memprediksi Pertumbuhan Laba”. penelitian dilakukan dengan menggunakan
sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2001 sampai dengan
2005. Variabel dependen yang digunakan adalah pertumbuhan laba. variabel
independen yang digunakan antara lain : Total assets turnover, Net profit margin,
Gross profit marin, Working Capital to assets, Current liabilities to Inventory,
dan Operating Income to Total assets. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Total assets Turnover, Net profit margin, dan Gross Profit Margin berpengaruh
positif signifikan teradap pertumbuhan laba. current liabilities to Inventory tidak
berpengaruh sgnifikan terhadap pertumbuhan laba. Operating Income to total
asset dan Working Capital to Assets tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap
pertumbuhan laba.
Setiawan (2011) dengan juduul penelitian “ANALISIS KINERJA
KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI LABA“ sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yakni seluruh perusaaan LQ45 periode 2008-2010. Variabel
dependen yang digunakan adalah pertumbuhan laba, variabel independen yang
digunakan yaitu Working capital to assets, Current liabillities to inventory,
operating incoe to total liabilities, total assets turnover, net profit margin, dan
16
Gros profit margin. Hasil penelitian menujukkan bahwa WCTA, CLI, TAT, dan
GPM berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan NPM
dan OITL berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Mahaputra (2012) dengan judul penelitian “Pengaruh Rasio-Rasio
Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di BEI pada tahun 2006 sampai dengan 2010”. Variabel dependen yang
digunakan adalah pertumbuhan laba. Variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain current ratio, debt to equty ratio, total assets turnover,
net profit margin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa current ratio, debt to
equity ratio, total assets turnover, dan profit margin berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba.
Gunawan dan Wahyuni (2013) dengan judul penelitian “Pengaruh Rasio
Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perdagangan di
Indonesia”. Penelitian ini dilakukan pada 10 perusahaan perdagangan di Indonesia
dengan kurun waktu penelitian antara tahun 2006 sampai dengan 2011. Variabel
dependen yang digunakan adalah pertumbuhan laba. Variabel independen yang
digunakan antara lain Current ratio, total assets turnover, fixed assets turnover,
inventory turnover, dan debt to assets ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
current ratio dan debt to assets ratio tidak signifikan positif terhadap
pertumbuhan laba. Total assets turnover dan inventory turnover berpengaruh
signifikan positif terhadap pertumbuhan laba. Fixed assets turnover berpengaruh
signifikan negatif teradap pertumbuhan laba. Debt to assets ratio tidak signifikan
negatif terhadap pertumbuhan laba.
Dewi dan Fajar (2017) dengan judul peneitian “PENGARUH RASIO
LIKUIDITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN
LABA”. penelitian ini dilakukan pada 16 perusahaan food and beverage dengan
kurun waktu penelitian periode 2013-2016. Variabel dependen yang digunakan
adalah perubahan laba. variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain: current ratio, account receivable turnover, inventory turnover, dan
total assets turnover. Hasil dari penelitian ini menunjukkan current ratio
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perubahan laba. terdapat
pengaruh positif dan tidak signifikan Account Receivable turnover dan Inventory
17
turnover terhadap pertumbuhan laba. total aset turnover berpengaruh positif
signifikan terhadap perubahan laba
2.4 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual pada penelitian ini menjelaskan pengaruh variabel
independen (X) , yaitu current ratio, debt to equity ratio, turn assets turnover,
inventory turnover, dan net profit margin, terhadap variabel dependen (Y), yaitu
proyeksi pertumbuhan laba pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Gambar 2. 1
Kerangka Konseptual
2.6 Perumusan Hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenaraannya harus diuji secara empiris (Nazir,1999). Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
2.6.1 Pengaruh Current Rasio (CR) Proyeksi Pertumbuhan Laba
Current ratio adalah bagian dari rasio likuiditas. Current ratio adalah
indikator untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
lancarnya menggunakan aset lancar yang dimiliki perusahaan. Rasio ini dihitung
dengan membagi aset lancarnya terhadap kewajiban jangka pendeknya
Current ratio menunjukkan sejauh mana aset lancar dapat memenuhi utang-
utang lancar. semakin besar perbandingan aset lancar dengan utang lancar,
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi utang lancarnya. Current ratio
dapat dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of
DER
TATO
IT
NPM
CR
Proyeksi Pertumbuhan Laba
18
safety) suatu perusahaan. Apabila current ratio perusahaan rendah maka
dikatakan perusahaan kurang modal untuk membayar utangnya. Namun, apabila
current ratio tinggi belum tentu dikatakan kondisi perusahaan baik dan menjamin
dapat dibayarnya utang perusahan yang jatuh tempo karena proporsi atau
distribusi aset lancar yang tidak menguntungkan (Nurvigia, 2010).
Berdasarkan teori signal, apabila perusahaan mampu memenuhi segala utang
lancarnya maka akan menunjukkan citra yang baik kepada pihak eksternal
perusahaan. Perusahaan dinilai likuid dan dapat memenuhi kewajibannya,
sehingga secara tidak langsung memberikan sinyal yang baik kepada pihak
eksternal. Kreditur dapat memberikan pinjaman serta Investor berminat untuk
berinvestasi pada perusahaan dan bisa meningkatkan laba perusahaan.
Penelitian Merierwaty dan Setyani (2005) menyatakan bahwa current ratio
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. hal ini didukung oleh
penelitian Risky (2014) yang menyatakan Current ratio berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan pemikiran diatas maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1: Current ratio berpengaruh terhadap Proyeksi pertumbuhan laba
2.6.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadapProyeksi pertumbuhan
Laba.
Debt to equity ratio adalah bagian dari rasio solvabilitas. DER menunjukkan
perbandingan antara total utang dengan modal pemilik perusahaan. Semakin
tinggi DER maka menunjukkan kondisi perusahaan yang baik karena itu
menggambarkan pertumbuhan laba yang baik. Sebaliknya, jika DER semakin
rendah maka semakin tinggi tingkat pendanaan pemilik dan semakin besar batas
pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap aktiva
dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba ( Nurvigia, 2010)
Penelitian Hermanto (2007) menyatakan debt to equity ratio berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dengan demikian hipotesis kedua dalam
penelitian ini yakni :
H2 : Debt to Equity ratio berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba
19
2.6.3 Pengaruh Total Assets Turnover (TATO) terhadap Proyeksi
Pertumbuhan Laba.
Total assets turnover adalah rasio yang mengukur perputaran dari semua aset
yang dimiliki perusahaan. Sudana (2011) menyatakan bahwa total assets turnover
ialah mengukur efektifitas penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan
penjualan. TAT menunjukkan efisiensi seluruh total asset perusahaan untuk
menunjang penjualan
Semakin cepat perputaran aktiva perusahaan maka untuk menunjang kegiatan
penjualan bersihnya, maka pendapatan yang diperoleh meningkat sehingga laba
yang didapat semakin besar (Ang, 1997). Dengan adanya peningkatan pendapatan
maka tidak menutup kemungkinan untuk mendapat laba yang semakin besar.
Dengan adanya pertumbuhan laba, maka mengindikasikan bahwa kinerja
perusahaan sedang baik. Dengan demikian, apabila total assets turnover baik,
maka akan mengalami pertumbuhan laba yang baik pula. Hal ini didukung oleh
teori signal, bahwa pertumbuhan laba yang meningkat akan memberikan sinyal
positif terhadap kinerja perusahaan. Sinyal positif yang terjadi akan menyebabkan
minat para investor untuk berinvestasi pada perusahaan makanan dan minuman
sehingga nantinya diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan laba
Hasil penelitian Hapsari (2007) menyatakan bahwa total assets turnover
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Penelitian Gunawan dan
Wahyuni (2013) yang juga menyatakan bahwa total assets turnover juga
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan pemikiran-
pemikiran tersebut, maka dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Total Assets Turnover berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan
laba.
2.6.4 Pengaruh inventory turnover (IT) terhadap Proyeksi pertumbuhan Laba
Inventory turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa
kali dana yang digunakan dalam persediaan berputar dalam suatu periode.
Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin cepatnya persediaan
berputar dalam satu tahun. Hal ini berarti perusahaan memiliki efektifitas
perputaran yang baik. Efektifitas perputaran yang tinggi akan mengakibatkan
peningkatan aktivitas operasional perusahaan terutama dalam hal kemampuan
20
pertumbuhan laba. Sebaliknya, perputaran persediaan yang rendah menandakan
adanya mis-manajemen seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif (
Hanafi dan Halim, 2009)
Tingginya perputaran persediaan suatu perusahaan akan menunjukkan bahwa
aktivitas penjualan akan semakin meningkat, hal ini akan berdampak pada
meningkatnya pendapatan perusahaan. Sesuai dengan teori signal, bahwa apabila
pendapatan meningkat maka akan memberikan sinyal positif bagi para kreditur
ataupun investor. Sehingga nantinya perusahaan dapat dengan mudah untuk
mengajukan pinjaman ataupun menambah minat para investor untuk berinvestasi.
Hasil penelitian Gunawan dan Wahyuni (2013), Novianti dan Mutya (2013),
menyatakan bahwa inventory turnover berpengaruh positif signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Berdasarkan pemikiran tersebut, dapat dirumuskan Hipotesis
sebagai berikut :
H4 : Inventory turnover berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba
2.6.5 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Proyeksi Pertumbuhan
Laba
Net profit margin adalah rasio yang mengukur kemapuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Semakin tinggi nilai
NPM yang dihasilkan menunjukkan bahwa semakin besar laba bersih yang
diperoleh perusahaan dari kegiatan penjualannya. Dengan laba yang besar maka
perusahaan berpotensi memperbesar modal tanpa utang-utang baru,sehingga
pendapatan yang diperoleh meningkat (Reksoprayitno, 1991). Adanya
peningkatan laba, mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan yang baik dan
memberikan sinyal kepada investor bahwa kinerja perusahaan baik.
Hasil penelitian Hapsari (2014), dan Suwarno ( 2004), menunjukkan bahwa
Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut, dapat diturunkan hipotesis sebagai
berikut :
H5 : Net Profit Margin berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba
19
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2014). Penelitian pada dasarnya
dilakukan untuk membuktikan kebenaran dan pemecahan masalah atas
permasalahan yang terjadi. Untuk itu, perlu dilakukan suatu metode yang tepat
dan relevan untuk mendapatkan tujuan penelitian.
Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Menurut sugiyono (2013) menyatakan bahwa metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisi data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk meguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan analisis regresi berganda untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh antara variabel independen yaitu current ratio, debt to equity ratio, total
assets turnover,inventory turnover, dan net profit margin terhadap variabel
dependen yaitu proyeksi pertumbuhan laba. Setelah data diperoleh, data akan
diolah, dianalisis, dan diproses sesuai dengan teori dan literatur terkait dan
kemudian akan ditarik kesimpulan
3.2 Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengumpulan
data sekunder dari laporan keuangan tahunan perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
20
3.2.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan atau mencatat data yang dibutuhkan, seperti laporan
tahunan perusahaan yang tersedia pada Bursa Efek Indonesia melalui website
resmi www.idx.co.id.
3.2.2 Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengkaji dari berbagai sumber atau literatur seperti makalah, jurnal
dan sumber-sumber lain yang masih berkaitan dengan topik penelitian. Penelitian
ini memperoleh data dari situs website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id periode 2013-2017 (Bursa Efek Indonesia, 2017).
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek-obyek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian akan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013).
Sedangkan, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2016-2018 yaitu
sebanyak 25 perusahaan. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah perusahaan makanan dan minuman yang dipilih secara purposive sampling
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Penentuan kriteria sampel yang telah
ditentukan yaitu :
1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode penelitian (tahun 2016 sampai dengan 2018)
2. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dan tidak konsisten ada selama periode penelitian (tahun 2016 sampai
dengan 2018)
3. Perusahaan makanan dan minuman yang tidak menyampaikan laporan
keuangan secara lengkap dalam kurun waktu penelitian (tahun 2016 sampai
dengan 2018).
21
4. Perusahaan makanan dan minuman yang mengalami kerugian selama tahun
2016 sampai tahun 2018
Tabel 3. 1 Populasi dan Sampel Penelitian.
NO Keterangan Jumlah
1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
pada tahun penelitian
25
2.
Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dan tidak konsisten ada selama
periode penelitian
(6)
3.
Perusahaan makanan dan minuman yang tidak
menyampaikan laporan keuangan secara lengkap
dalam kurun waktu penelitian
(2)
4. Perusahaan yang mengalami kerugian selama kurun
waktu penelitian
(5)
Jumlah sampel penelitian 12
Berdasarkan kriteria sampel, maka diperoleh 12 perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai penelitian yang disajikan
pada tabel 3.2
Tabel 3. 2 Sampel Penelitian
NO Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1. PT. Akasha Wira International Tbk ADES
2. PT Sariguna Primatirta Tbk DLTA
3 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
4 PT Budi Starch & Sweetener Tbk BUDI
5. Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI
6. PT. Indofood CBP ICPB
7. PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
8. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
9. PT Delta Djakarta Tbk DLTA
10 PT Mayora Indah Tbk MYOR
11 PT Sekar Bumi Tbk SKBM
12. PT Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk
ULTJ
22
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel independen. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi suatu akibat, akibat adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013).
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu proyeksi pertumbuhan laba. Takarini
dan Ekawati (2003) meyatakan bahwa pertumbuhan laba dihitung dengan cara
mengurangi laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian
dibagi dengan laba pada periode sebelumnya. Sehubungan dengan pernyataan
diatas, maka dapat diperoleh rumus sebagai berikut :
3.4.2 Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas yang menyebabkan atau
mempengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih, oleh
peneliti untuk menentukan hubungan antara penomena yang diobservasi atau yang
diteliti (Harahap, 2009). Adapun variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
3.4.2.1 Current Rasio (CR)
Menurut Bakar (2012) current ratio adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan seluruh komponen aktiva lancar yang ada untuk digunakan sebagai
unsur pembayar terhadap hutang lancar yang jatuh tempo. Menurut Wetson dan
Copealand (1999) Current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :
3.4.2.2 Debt to Equity Ratio (DER )
Debt to Equity Ratio (Kasmir,2014) adalah rasio utang yang digunakan
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Menurut kasmir
(2010) Rumusan yang digunakan untuk mencari Debt to Equity Ratio sebagai
berikut :
23
3.4.2.3 Total Assets Turnover (TATO)
Total assets turnover adalah ukuran efektifitas pemanfaatan aktiva dalam
menghasilkan penjualan (Sutrisno, 2009). Total asset turnover Ratio diukur
dengan menggunakan perbandingan antara data penjualan dengan total aset yang
dimiliki perusahaan, adapun rumus dari Total Assets Turnover yaitu (Riyanto,
2011) :
3.4.2.4 Inventori Turnover (IT)
Perputaran persediaan menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan
dalam siklus produksi normal. Semakin cepat perputarannya semakin baik
karena dianggap kegiatan penjual berjalan cepat (Harahap, 2011). Menurut
Sartono (2012) rumus inventory turnover sebagai berikut :
3.4.2.5 Net Profit Margin (NPM)
Price Earning Rasio (PER) merupakan rasio yang menunjukkan jumlah yang
rela dibayarkan oleh investor untuk setiap laba yang dilaporkan. PER akan lebih
tinggi bagi perusahaan dengan prospek pertumbuhan yang bagus dan risikonya
relative rendah Brigham & Houston (2015). PER dapat dirumuskan sebagai
berikut:
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran suatu
data untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dan menggambarkan
variabel-variabel dalam penelitian. Analisis statistik deskriptif meliputi standar
deviasi, nilai rata-rata (mean), jumlah, sampel, nilai maksimun, nilai minimum,
sum, range (Ghozali, 2011).
24
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah dasar dari teknik analisis regresi. Uji asumsi
klasik dilakukan untuk mengetahui data memiliki distribusi normal atau tidak, dan
untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas, autokorelasi dan
heteroskedastisitas (Haslinda, 2016).
3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji normal atau tidaknya distribusi data.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
mempunyai distribusi normal atau tidak. Penggunan statistik parametris
mensyaratkan bahwa setiap data variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi
normal (Sugiyono, 2014).
Taraf signifikan harus ditentukan sebelum pengujian dilakukan. Hal ini
perlu dilakukan untuk membuat suatu rencana mengenai batas-batas untuk
menentukan keputusan antara H0 dan Ha. Dalam penelitian ini, taraf signifikan
yang dipilih yakni 0.05 atau 5% karena dapat mewakili hubungan antara variabel
yang diteliti. Jadi, tingkat kebenaran yang dikemukakan oleh peneliti adalah 0.95
atau 95%.
1. Jika probabilitas x.y > 0.05 maka distribusi dari populasi normal
2. Jika probabilitas x.y < 0.05 maka distribusi dari populasi tidak normal
3.5.2.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat korelasi diantara variabel-variabel independen dalam model regresi.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi adanya korelasi diantara variabel
independen. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam model
regresi dapat diketahui dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF).
Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi
2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, mak dapat disimpulkan bahwa
ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi
25
3.5.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 ( sebelumnya). Jika terdapat korelasi, maka hal itu
menunjukkan adanya masalah autokorelasi. Konsekuensi dengan adanya
autokorelasi ialah variance sampel tidak dapat menggambarkan variance
populasinya, sehingga akibatnya model regresi yang dhasilkan tidak dapat
menaksir nilai variabel dependen pada nilai independen tertentu (Ghozali, 2005).
Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat melalui Uji Durbin-Watson (DW test) :
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah :
Tabel 3. 2 Autokorelasi
< 1 Ada autokorelasi
1.2 – 1.54 Tanpa kesimpulan
1.55 – 2.46 Tidak ada autokorelasi
2.46 – 2.9 Tanpa kesimpulan
> 2.9 Ada autokorelasi
Sumber : Algifari (2000)
3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians atau residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah ditandai dengan tidak
adanya heterokedastisitas. Untuk mendeteksi heterokedastisitas dapat dilakukan
dengan Uji Glejser. Menurut Santoso (2010) Uji Heterokedastisitas dilakukan
dengan Uji glejser dan melihat grafik scatterplot. Apabila terdapat titik-titik yang
membentuk suatu pola, dapat dikatakan terjadi adanya heterokedastitas,
sebaliknya apabila titik-titik pada scatterplot menyebar diatas dan di bawah angka
0, maka dapat dikatakan tidak terjadi adanya heterokedastitas
26
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mendapatkan koefisiensi regresi yang
akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak
(Ghozali, 2011). Adapun rumus yang dipakai dalam egresi berganda yaitu
Keterangan :
Y = Pertumbuhan laba
a = Konstanta
b1,b2,b3,b4 = Koefisien regresi
X1 = Variabel CR
X2 = Variabel DER
X3 = Variabel TAT
X4 = Variabel IT
X5 = Variabel NPM
e = eror
3.5.4 Uji Hipotesis
Pengujian tingkat penting (test of significance) merupakan suatu prosedur
dimana hasil sampel digunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis
menggunakan uji t, uji F, dan uji determinasi (R²) (Gujarati, 1999).
3.5.4.1 Uji T
Uji t digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen
secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2003). Pengujian ini
dilakukan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Kriteria hipotesis akan
diterima ataupun ditolak sebagai berikut :
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hiposesis ditolak. Ini menunjukkan bawa
secara parsial variabel independen yang terdiri dari current ratio, debt to
equity ratio, total assets turnover, inventory turnover, dan net profit
margin tidak berpengaruh signifikan terhadap proyeksi pertumbuhan laba.
2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima. Ini menunjukkan
bahwa parsial variabel independen yang terdiri dari current ratio, debt to
equity ratio, total assets turnover, inventory turnover, dan net profit
27
margin berpengaruh secara signifikan terhadap proyeksi pertumbuhan
laba.
3.5.4.2 Uji R²
Koefisien determinasi R² pada intinya untuk menguji seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai r² yang kecil
menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen kurang menjelaskan
variabel dependen. Nilai r² yang mendekati satu menunjukkan bahwa variabel
independen yang digunakan menjelaskan hampir semua informasi yang
dibutuhkan oleh variabel dependen ( Ghozali, 2005).
28
-Halaman ini sengaja dikosongkan-
29
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan
terhadap proyeksi pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018. Pendekatan dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan yakni
data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018. Penentuan
sampel dalam penelitian menggunakan metode Purposive sampling, yaitu
penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan kriteria yang
ditetapkan maka diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan makanan dan
minuman.
4.2 Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi
pada suatu data dilihat dari nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum, dan
standar deviasi.
4.2.1 Current Ratio
Tabel 4. 1 Data Current Ratio
Keterangan Current Ratio
Tahun 2016 2017 2018
Minimal CLEO
0,59
MLBI
0,52
MLBI
0,64
Maksimal DLTA
7,60
DLTA
8,63
DLTA
7,19
Mean 2,41 2,47 2,68
Sumber: data diolah secara pribadi
Dari data tabel diatas dapat diketahui current ratio pada tahun 2016
perusahaan makanan dan minuman memiliki nilai minimum sebesar 0.59 dan nilai
30
maksimum sebesar 7.60, pada tahun 2017 nilai minimum current ratio mengalami
peningkatan sebesar 0.52 dan nilai maksimum sebesar 8.63, pada tahun 2018 nilai
maksimum juga mengalami peningkatan sebesar 0,64 sedangkan nilai maksimum
mengalami penurunan menjadi sebsar 7.19.
Dilihat dari tabel 4.1 diketahui bahwa perusahaan yang memiliki nilai
minimum current ratio pada tahun 2016,2017,dan 2018 yaitu perusahaan PT
Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) yang memiliki nilai sebesar 0.59 pada tahun
2016, pada tahun 2017 sebesar 0.52 dan sebesar 0.64 pada tahun 2018 oleh
perusahaan PT Multi Bintang Indonesia (MLBI). Hal ini menunjukkan bahwa
nilai current ratio yang rendah yang menunjukkan kinerja bahwa perusahaan
kurang dapat memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya dengan sejumlah
aset lancar yag dimiliki, dapat dikatan bahwa jumlah aset lancar lebih rendah
dibandingkan dengan sejumlah kewajiban lancar yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Sedangkan nilai current ratio yang tinggi menunjukkan kondisi
bahwa suatu perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan
sejumlah aset lancar yang dimiliki. Dengan adanya rasio ini maka akan
memberikan informasi bahwa perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka
pendeknya atau tidak, sehingga nantinya akan berdampak terhadap kepercayaan
investor
4.2.2 Debt to Equity Ratio
Tabel 4. 2 Data Debt to Equity Ratio
Keterangan Debt to Equity Ratio
Tahun 2016 2017 2018
Minimal DLTA
0,18
DLTA
0,17
ULTJ
0,16
Maksimal MLBI
1,77
MLBI
1,35
MLBI
1,76
Mean 0,99 0,80 0,72
Sumber: data diolah secara pribadi
Dari tabel diatas diketahui bahwa Debt to Equity Ratio pada perusahaan
makanan dan minuman pada tahun 2016 memiliki nilai minimum sebesar 0.18
31
dan nilai maksimum sebesar 1.77, pada tahun 2017 menunjukkan nilai minimum
sebesar 0.16 dan nilai maksimum sebesar 1.35, dan pada tahun 2018 menujukkan
nilai minimun sebesar 0.18 dan nilai maksimum sebeesar 1.76. Debt to Equity
Ratio menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun, diketahui pada tahun 2016
sebesar 0.99, pada tahun 2017 sebesar 0.80 dan 0.72 pada tahun 2018.
Dilihat dari tabel 4.2 perusahaan yang memiliki nilai minimum pada periode
penelitian yakni PT Delta Djakarta Tbk (DLTA). Nilai minimum pada perusahaan
PT Delta Djakarta Tbk ini terbilang hampir stabil, diantaranya pada tahun 2016
sebesar 0.18, pada tahun 2017 sebesar 0.17, dan pada tahun 2018 sebesar 0.18
pada perusahaan PT Ultrajaya (ULTJ). Berdasarkan nilai yang diketahui maka
penurunan nilai minimum terjadi pada tahun 2017, dimana menunjukkan
penurunan sebesar 0.01. Hal ini menunjukkan bahwa nilai yang rendah
menunjukkan kondisi perusahaan yang kurang baik, dimana perusahaan dinilai
kurang bisa menjamin kewajiban dengan sejumah modal sendiri yang dimiliki.
Kondisi yang kurang baik ini bisa berdampak terhadap pertumbuhan laba yang
kurang baik. Sebaliknya, apabila nilai DER tinggi atau dalam nilai maksimum
maka hal itu menggambarkan bahwa kondisi perusahaan yang baik. Perusahaan
dinilai bisa memenuhi segala kewajiban dengan semua modal yang dimiliki
perusahaan. Dengan hal ini, maka perusahaan akan memiliki citra yang baik
sehingga akan menambah daya tarik atau minat para investor.
4.2.3 Total Assets Turnover
Tabel 4. 3 Data Total Assets Turnover
Keterangan TATO
Tahun 2016 2017 2018
Minimal DLTA
0,65
ROTI
0,54
DLTA
0,58
Maksimal CEKA
2,9
CEKA
3,05
CEKA
3,10
Mean 1.25 1.14 1.13
Sumber: data diolah secara pribadi
32
Dari tabel diatas nilai total aset turnover pada perusahaan makanan dan
minuman pada tahun 2016 sebesa 0.65 dan nilai maksimum sebsar 2.9, pada tahun
2017 terjadi penurunan nilai minimum menjadi 0.54 sedangkan untuk nilai
maksimum mengalami peningkatan sebessar 3.05 dan pada tahun 2018 nilai
minimum kembali meningkat menjadi 0.58 dan pada nilai maksimum sebesar
3.10. nilai rata-rata total aset turnover selama periode penelitian mengalami
ketidakstabilan, dimana pada tahun 2016 rata-rata total aset turnover senilai 1.25,
pada tahun 2017 sebesar 1.14 dan pada tahun 2018 sebesar 1.13.
Dilihat dari tabel 4.3 perusahaan makanan dan minuman yang memiliki
nilai minimum pada tahun 2016 yaitu PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) sebesar
0.65, pada tahun 2017 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) sebesar 0.54,
dan untuk tahun 2018 yakni pada PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) meningkat dari
tahun sebelumnya menadi 0.58. Nilai total aset turnover atau perputaran total aset
yang rendah akan menunjukkan bahwa kondisi perusahaan kurang baik, dimana
kondisi ini menggambarkan bahwa erusahaan kurang efektif dalam mengelola
total aset yang dimiliki. Perusahaan kurang memaksimalkan segala aset yang
dimiliki untuk menunjang penjualan. Untuk nilai maksimum total aset turnover
selama periode penelitian yakni PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk
(CEKA) sebesar 2.90, 3.05, dan 3.10. Nilai total aset turnover yang tinggi
menunjukkan kondisi perusahaan yang baik, karena dalam hal ini
menggambarkan bahwa perusahaan mampu mengelola secara maksimal segala
aset yang dimiliki untuk menunjang kegiatan penjualan. Penjualan yang tinggi
berdampak terhadap pertumbuhan laba yang meningkat, nantinya akan menambah
kepercayaan bagi para investor.
4.2.4 Inventory Turnover
Tabel 4. 4 Data Inventory Turnover
Keterangan TATO
Tahun 2016 2017 2018
Minimal DLTA
0,65
ROTI
0,54
DLTA
0,58
33
Maksimal CEKA
2,9
CEKA
3,05
CEKA
3,10
Mean 1.25 1.14 1.13
Sumber: data diolah secara pribadi
Dari tabel diatas nilai total aset turnover pada perusahaan makanan dan
minuman pada tahun 2016 sebesa 0.65 dan nilai maksimum sebsar 2.9, pada tahun
2017 terjadi penurunan nilai minimum menjadi 0.54 sedangkan untuk nilai
maksimum mengalami peningkatan sebessar 3.05 dan pada tahun 2018 nilai
minimum kembali meningkat menjadi 0.58 dan pada nilai maksimum sebesar
3.10. nilai rata-rata total aset turnover selama periode penelitian mengalami
ketidakstabilan, dimana pada tahun 2016 rata-rata total aset turnover senilai 1.25,
pada tahun 2017 sebesar 1.14 dan pada tahun 2018 sebesar 1.13.
Dilihat dari tabel 4.3 perusahaan makanan dan minuman yang memiliki
nilai minimum pada tahun 2016 yaitu PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) sebesar
0.65, pada tahun 2017 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) sebesar 0.54,
dan untuk tahun 2018 yakni pada PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) meningkat dari
tahun sebelumnya menadi 0.58. Nilai total aset turnover atau perputaran total aset
yang rendah akan menunjukkan bahwa kondisi perusahaan kurang baik, dimana
kondisi ini menggambarkan bahwa erusahaan kurang efektif dalam mengelola
total aset yang dimiliki. Perusahaan kurang memaksimalkan segala aset yang
dimiliki untuk menunjang penjualan. Untuk nilai maksimum total aset turnover
selama periode penelitian yakni PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk
(CEKA) sebesar 2.90, 3.05, dan 3.10. Nilai total aset turnover yang tinggi
menunjukkan kondisi perusahaan yang baik, karena dalam hal ini
menggambarkan bahwa perusahaan mampu mengelola secara maksimal segala
aset yang dimiliki untuk menunjang kegiatan penjualan. Penjualan yang tinggi
berdampak terhadap pertumbuhan laba yang meningkat, nantinya akan menambah
kepercayaan bagi para investor.
34
4.2.5 Net Profit Margin
Tabel 4. 5 Data Net Profit Margin
Keterangan Net Profit Margin
Tahun 2016 2017 2018
Minimal SKBM
1,50
SKBM
1,40
SKBM
0,82
Maksimum DLTA
33.72
MLBI
39.00
MLBI
37.86
Mean 11,81 11.56 11.20
Sumber: data diolah secara pribadi
Dari data tabel diatas, diketahui bahwa pada tahun 2016 net profit margin
pada perusahaan makanan dan minuman sebesar 1,50 dan nilai maksimum sebesar
33.72, pada tahun 2017 net profit margin mengalami penurunan pada nilai
minimum yakni sebesar 1,40 sedangkan mengalami peningkatan pada nilai
maksimum sebesar 39.00 dan pada tahun 2018 net profit margin untuk nilai
minimun dan nilai maksimum terlihat mengalami penurunan sebesar 0.82 dan
37.86. Nilai rata-rata pada net profit margin menunjukkan kestabilan, pada tahun
2016 nilai rata-rata sebesar 11,80 kemudian pada tahun 2017 mengalami
penurunan sebesar 11.56 dan pada tahun 2018 nilai rata-rata mengalami
penurunan menjadi sebesar 11.20.
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa perusahaan yang memiliki nilai
minimun net profit margin selama periode penelitian yaitu pada perusahaan PT
Sekar Bumi Tbk (SKBM) berturut-turut sebesar 1.50, 1.40, dan 0.82. untuk nilai
maksimum net Profit Margin pada tahun 2016 yakni terdapat pada perusahaan PT
Multi Bintang Indonesia (MLBI) sebesar 33.72, untuk tahun 2017 dan 2018 nilai
maksimum mengalami peningkatan yakni sebesar 39.00 dan 37.86. Nilai Net
Profit margin yang tinggi menunjukkan kondisi perusahaan yang baik, dimana
laba bersih per penjualan yang dihasilkan tinggi. Semakin tinggi NPM dari suatu
produk akan memberikan laba bersih yang semakin tinggi sehingga nantinya akan
menunjunag pertumbuhan laba perusahaan dan juga berpotensi untuk menambah
35
modal tanpa utang-utang baru. Dimana pertumbuhan laba yang baik akan
menambah kepercayaan para investor untuk berinvestasi
4.2.6 Pertumbuhan Laba
Tabel 4. 6 Data Pertumbuhan Laba
Keterangan Pertumbuhan Laba
Tahun 2016 2017 2018
Minimal SKBM
(0,43)
WILMAR
(0,57)
SKBM
(0,38)
Maksimal
CLEO
7,02
CLEO
0,34
ICPB
0,38
Mean 0,88 (0.018) 0,05
Sumber: data diolah secara pribadi
Dari data tabel diatas, diketahui bahwa pada tahun 2016 petumbuhan laba
pada perusahaan makanan dan minuman sebesar -0.43 dan nilai maksimum
sebesar 7.02, pada tahun 2017 terjadi penurunan nilai minimum sebesar -0.57 dan
penurunan nilai maksimum sebesar 0.34, dan pada tahun 2018 untuk nilai
minimum terjadi peningkatan sebesar -0.38 dan niai maksimum mengalami
peningkatan sebesar 0.38. Nilai rata-rata pertumbuhan laba mengalami
ketidakstabilan dimana pada tahun 2016 sebesar 0.88, kemudian pada tahun 2017
menurun sangat dratis menjadi -0.018, dan meningkat pada tahun 2018 menjadi
0.05.
Dilihat dari tabel 4.6 perusahaan makanan dan miuman yang memiliki
nilai minimum pada tahun 2016 dan 2018 yakni perusahaan PT Sekar Bumi Tbk
(SKBM) sebesar -0.43 dan 0.38, sedangkan pada tahun 2017 nilai minimum
pertumbuhan laba terdapat pada perusahaan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
(CEKA) sebesar -0.57. Nilai maksimum pertumbuhan laba pada tahun 2016
terdapat pada perusahaan PT Sariguna Trimarta Tbk (CLEO) sebesar 7.02 dan
2017 terdapat [ada perusahaan PT Multi Bintang Indonesia (MLBI) sebesar 0.34,
dan pada tahun 2018 terdapat pada perusahaan PT Akasha International (ADES)
36
sebesar 0.38. Nilai pertumbuhan laba yang tinggi menunjukkan kondisi
perusahaan yang baik. Hal ini menggambarkan bahwa perusahaan mengalami
peningkatan laba yang dihasilkan dari tahun ke tahun. Begitupula sebaliknya
apabila pertumbuhan laba mengalami penurunan atau bahkan laba justru
mengalami defisit menunjukkan kondisi yang kurang baik bagi perusahaan.
Perusahan dinilai tidak bisa menghasilkan laba. Pertumbuhan laba yang tinggi
akan mempengaruhi citra perusahaan sehingga nantinya akan berdampak bagi
minat para investor.
4.3 Uji Asumsi Klasik
Salah satu yang menjadi dasar penggunaan dasar model regresi berganda
adalah terpenuhinya semua uji asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat efisien
dan tidak bias. Uji asumsi klasik harus memenuhi standar dari uji normalitas data,
uji multikolineraitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi
4.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji normal atau tidaknya distribusi data.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel
mempunyai distribusi normal atau tidak. Teknik yang digunakan dalam penelitian
ini teknik One Sampel Kolmogorov Smirnov Test, teknik yang digunakan untuk
mengetahu signifikansi apakah data terdistribusi dengan normal
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas
Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.020 Data terdistribusi normal
Sumber: data sekunder yang telah diolah (SPSS)
Data penelitian dikatakan memenuhi uji normalitas data apabila Asymp. Sig.
(2-tailed) variabel residual > 0.05 , dan begitu pula sebaliknya apabila signifikansi
variabel residual < 0.05 maka data tidak terdistribusi dengan normal. Berdasarkan
hasil uji normalitas data dengan menggunakan One Komologorov Smirnov Test,
menunjukkan bahwa data dalam penelitian terdistribusi dengan normal. Hal ini
dibuktikan dengan hasol uji K-S yang menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar > 0.05 yakni sebesar 0.200, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
penelitian terdistribusi normal.
37
Gambar 4. 1 Hasil Grafik Uji Normalitas
Berdasarkan grafik dari Normal Probability Plot, dapat disimpulka bahwa
hasil dari grafik diatas memiliki pola dengan titik menyebar sekitar garis dan
mengikuti garis diagonal
4.3.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji adanya korelasi diantara
variabel-variabel independen didalam model regresi. Untuk mengetahui ada
tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat diketahui dari nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi adanya multikolinearitas
Tabel 4. 8 Hasil Uji Multikolonieritas
Variabel Collinearity Statistics
Kesimpulan Tolerance VIF
Current Ratio 0.644 1.505 Tidak terjadi multikolonieritas
Debt to Equity Ratio 0.604 1.655 Tidak terjadi multikolonieritas
Total Assets Turnover 0.404 1.366 Tidak terjadi multikolonieritas
Inventory Turnover 0.312 3.205 Tidak terjadi multikolonieritas
Net Profit Margin 0.533 1.876 Tidak terjadi multikolonieritas
Sumber: data sekunder yang telah diolah (SPSS)
38
Dapat dikatakan data yang tidak terdapat gejala multikolinearitas yakni
apabila nilai tolerance > 0,1 (10%) dan nilai VIF < 10. Berdasarkan tabel hasil uji
data yang diperoleh dari perhitungan diatas diperoleh nilai tolerance lebih dari
0,1 dan VIF kurang dari 10, dan dapat disimpulkan bahwa tidak terapat gejala
adanya multikolineraitas antar variabel independen
4.3.3 Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians atau residual dari suatu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Pada penelitian ini uji heterokedastisitas menggunakan
uji Glejser untuk mendeteksi. Dalam Uji Glejser jika nilai signifikansi > 0.05
(5%), dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat
heterokdastisitas
Tabel 4. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig. Keterangan
Current Ratio 0.621 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Debt to Equity Ratio 0.302 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Total Assets
Tunrover 0.540 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Inventory Turnover 0.856 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Net Profit Margin 0.112 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: data sekunder yang telah diolah (SPSS)
Gambar 4. 2 Hasil Grafik Uji Heteroskedastisitas
39
Berdasarkan pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa koefisien parameter untuk
semua variabel independen yang digunakan dalam penelitian tidak ada yang
berada pada tingkat signifikan pada tingkat < 0.05, hasil ini terlihat dari nilai
probabilitas signifikansi > 0.05. Hasil pengujian variabel menunjukkan
signifikansi untuk variabel Current Ratio (X1) 0.621 > 0.05, Debt to Equity Ratio
(X2) 0.302 > 0.05, Total Aset Turnover (X3) 0.540 > 0.05, Inventory Turnover
(X4) 0.856 > 0.05, dan Net Profit Margin (X5) 0.112 > 0.05, dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak terjadi heterokedastisitas
4.3.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi autokorelasi,
dalam penelitian ini digunakan Uji Durbin Watson (DW Test) dengan ketentuan
yang dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut
Tabel 4. 10 Hasil Uji Autokorelasi
Model Durbin-Watson Keterangan
1 1.764 Tidak terjadi autokorelasi
Sumber: data sekunder yang telah diolah (SPSS)
Berdasarkan hasil uji autokorelasi diperoleh data Durbin-Watson sebesar
1.764, data berada diantar 1,55 sampai 2,46, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi autokorelasi pada persamaan model penelitian.
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi
yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak.
Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini yakni :
Keterangan :
Y = Pertumbuhan laba
a = Konstanta
b1,b2,b3,b4 = Koefisien regresi
X1 = Current Ratio
X2 = Debt to Equity Ratio
40
X3 = Total Aset Turnover
X4 = Inventory Turnover
X5 = Net Profit Margin
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan alat uji SPSS 25,
diperoleh hasil regresi linear berganda sebagai berikut:
Tabel 4. 11 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Variabel B Sig. Keterangan
(Constan) 4.429 0.429 -
Current Ratio -0.017 0.423 Koefisien negatif
Total Asset
Turnover 0.002 0.891 Koefisien positif
Debt To Equity
Ratio 0.093 0.084 Koefisien positif
Return On Asset 0.025 0.733 Koefisien positif
Price Earning
Ratio 0.028 0.009 Koefisien positif
Sumber: data sekunder yang telah diolah (SPSS)
Berdasarkan tabel 4.11, maka dapat diperoleh persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut:
Dari persamaan tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta regresi sebesar 4.249, hal ini berarti ketika kelima variabel
independen yaitu Current ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Aset
Turnover (TAT), Inventory Turnover (IT), dan Net Profit Margin (NPM)
dianggap konstan maka Pertumbuhan Laba (PL) sebesar 4.249
2. Current Ratio memiliki koefisiensi regresi sebesar -0.017, hal ini berarti
apabila variabel Debt to Equity Ratio (DER), Total Aset Turnover (TAT),
Inventory Turnover (IT), dan Net Profit Margin (NPM) bernilai konstan ,
maka setiap kenaikan variabel current ratio satu satuan akan berakibat pada
penurunan pertumbuhan laba sebesar 0.017
41
3. Debt to equity Ratio memiliki koefisiensi regresi sebesar 0.002, hal ini berarti
apabila variabel Current ratio (CR), Total Aset Turnover (TAT), Inventory
Turnover (IT), dan Net Profit Margin (NPM) bernilai konstan, maka setiap
kenaikan variabel Debt to Equity Ratio sebesar satu satuan akan berakibat
pada kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0.002
4. Total Asset Turnover memiliki koefisiensi regresi sebesar 0.093, hal ini berarti
apabila variabel Current ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Inventory
Turnover (IT), dan Net Profit Margin (NPM) bernilai konstan, maka setiap
kenaikan variabel inventory turonover sebesar satu satuan akan berakibat
pada penurunan pertumbuhan laba sebesar 0.093
5. Inventory Turnover memiliki koefisiensi regresi sebesar 0.025, hal ini berarti
apabila variabel Current ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Inventory
Turnover (IT), dan Net Profit Margin (NPM) bernilai konstan, maka setiap
kenaikan variabel inventory turonover sebesar satu satuan akan berakibat
pada kenaikan pertumbuhan laba sebesar 0.025
6. Net Profit Margin memiliki koefisiensi sebesar 0.033, hal ini berarti apabila
variabel Current ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Aset Turnover
(TAT), Inventory Turnover (IT) bernilai konstan, maka setiap kenaikan
variabel Net Profit Margin sebesar satu satuan akan berakibat pada kenaikan
pertumbuhan laba sebesar 0.033
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Uji Statistik t
Uji statistic t bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independent secara
parsial dalam menjelaskan variabel dependen. Kriteria untuk menguji kesimpulan
H0 diterima atau ditolak adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi uji t < 0.05, maka hipotesis ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikansi uji t > 0.05, maka hipotesis diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh secara
signfikan terhadap variabel dependen.
42
Tabel 4. 12 Hasil Uji Parsial (Uji t)
Variabel Sig. Keterangan
(Constant) 0.429 -
Current Ratio 0.423 Tidak Berpengaruh
Total Asset Turnover 0.891 Tidak berpengaruh
Debt To Equity Ratio 0.084 Tidak berpengaruh
Return On Asset 0.733 Tidak berpengaruh
Price Earning Ratio 0.009 Berpengaruh
Sumber: data sekunder yang telah diolah (SPSS)
Berdasarkan tabel pengujian diatas, maka pengaruh variabel current ratio,
debt to equity ratio, total assets turnober, inventory tunrover, dan net profit
margin terhadap pertumbuhan laba akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaruh current ratio terhadap terhadap proyeksi Pertumbuhan Laba
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa p = 0.423
dengan nilai signifikansi sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p > 0.05 (
0.423 > 0.05 ), menyatakan bahwa hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa secara parsial variabel current ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap proyeksi pertumbuhan laba
2. Pengaruh debt to equity ratio terhadap proyeksi pertumbuhan laba
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa p= 0.891
dengan nilai signifikansi sebesa 0.05. hal ini menunjukkan bahwa nilai p > 0.05
(0.891 > 0.05), menyatakan bahwa hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa secara parsial variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap proyeksi pertumbuhan laba.
3. Pengaruh total assets turonover terhadap proyeksi pertumbuhan laba
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa p= 0.084
dengan nilai signfikansi sebesar 0.05. hal ini menujukkan bahwa nilai p > 0.05
(0.084 > 0.05), menyatakan bahwa hipotesis ditolak. Demikian dapat diartikan
bahwa secara parsial variabel total asset turnover tidak berpengaruh signifikan
terhadap proyeksi pertumbuhan lab
4. Pengaruh inventory turnover terhadap proyeksi pertumbuhan laba
43
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa p = 0.733
dengan nilai signifikansi sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p > 0.05
(0.733 > 0.05), menyatakan bahwa hipotesis ditolak. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa secara parsial variabel inventory turnover tidak berpengaruh
signifikan terhadap proyeksi pertumbuhan laba.
5. Pengaruh net profit margin terhadap proyeksi pertumbuhan laba
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel diatas dapat diketahui p = 0.009 dengan
nilai signifikansi sebesar 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p < 0.05 (0.009 <
0.05), menyatakan bahwa hipotesis siterima. Dengan demikian dapat diartikan
bahwa secara parsial variabel net profit margin berpengaruh signifikan terhadap
proyeksi pertumbuhan laba.
4.5.2 Uji Koefisien Determinasi (R²)
Koefisiensi Determinasi Rbertujuan untuk menguji seberapa jauh kemampuan
model dalam meneranagkan variabel dependen.
Tabel 4. 13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)
Model R Square
1 0.597
Sumber: data sekunder yang telah diolah (SPSS)
Berdasarkan hasil penguajian pada tabel diatas, diketahui bahwa nilai R
square sebesar 0.597. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel independen yaitu
Current ratio, debt to equity ratio, total aset turnover, inventory turnover, dan net
profit margin mempengaruhi variabel dependen yaitu proyeksi petumbuhan laba
sesbesar 59.7% dan sisanya sebesar 41.3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
4.6.1 Pengaruh Current Ratio Terhadap proyeksi pertumbuhan laba
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah Current Ratio
berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil uji t maka
dapat diketahui bahwa nilai signfifikansi current ratio sebesar 0.423 lebih besar
dari 0.05 (0.423 > 0.05) dengan koefisiensi regresi sebesar -0.17 dapat dinyatakan
current ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan
laba. Dengan demikian Hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa current
44
ratio berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba, ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan dengan nilai current ratio yang rendah ataupun
tinggi tidak memiliki pengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba perusahaan
dimasa mendatang
Berdasarkan nilai koefisien regresi yang negatif hal ini disebabkan
dikarenakan adanya data perusahaan pada variabel current ratio berbeda dengan
yang lainnya, dengan kata lain menyimpang secara signifikan. Perusahaan PT
Multi Bintang dan PT Delta Djakarta, hasil dari kedua perusahaan tersebut sangat
menyimpang sehingga menyebabkan pada proses pengolahan data hasil yang
diperoleh tidak sesuai dengan ketentuan. Bedasarkan pengamatan yang lebih
dapat diketahui bahwa kedua perusahaan menggunakan strategi hutang pada
afiliasi, dimana hutang afiliasi akan mempengaruhi jumlah kewajiban jangka
pendek dan dinilai lebih menguntungkan perusahaan karena bisa menghindari
sejumlah beban kewajiban yang lebih besar.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Mahaputra (2012) yang melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan laba pada perusahaaan otomotif yang Go Public di
Bursa Efk Indonesia”. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Mariewaty dan Setyani (2005) yang menyatakan bahwa
curent ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba
Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya current ratio tidak menjadi
faktor penting oleh para investor untuk menginvestasikan sejumlah dana
dikarenakan karena tingginya current ratio bukan jaminan perusahaan dikatakan
dalam konidisi yang baik dan dapat menjamin terbayarnya sejumlah utang
perusahaan yang jatuh tempo karena proporsi atau distribusi aset lancar yang tidak
menguntungkan. Ini memiliki makna aset lancar yang dimiliki digunakan bukan
hanya untuk memenuhi kewajiban lancar tetapi juga untuk kepentingan yang lain.
Hal ini mengakibatkan adanya kelebihan aset lancar yang memiliki pengaruh
kurang baik terdapa proyeksi pertumbuhan laba karena pada umumnya aset lancar
menghasilkan return yang lebih rendah daripada aset tetap..
45
4.6.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Proyeksi Pertumbuhan Laba
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity
Ratio berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil uji t
maka dapat diketahui bahwa nilai signfifikansi debt to equity ratio sebesar 0.469
lebih besar dari 0.05 (0.469 > 0.05) dengan koefisiensi regresi sebesar 0.002,
dapat dinyatakan debt to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap
proyeksi pertumbuhan laba. Dengan demikian Hipotesis kedua (H2) yang
menyatakn bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap proyeksi
pertumbuhan laba, ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan debt
to equity ratio yang rendah ataupun tinggi tidak memiliki pengaruh terhadap
proyeksi pertumbuhan laba perusahaan dimasa mendatang.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Ismail (2010) Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mariewaty dan Hermanto (2007) yang menyatakan bahwa debt to
equity ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya debt to equity ratio tidak
menjadi faktor penting oleh para investor untuk menginvestasikan sejumlah dana
dikarenaka struktur modal dalam suatu perusahaan tidak dapat digunakan untuk
memproyeksi pertumbuhan laba dimasa mendatang.
4.6.3 Pengaruh Total Assets Turnover Terhadap Proyeksi Pertumbuhan
Laba
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah total aset
turnover berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil uji t
maka dapat diketahui bahwa nilai signfifikansi total aset turnover sebesar 0.084
lebih besar dari 0.05 (0.084 > 0.05) dengan koefisiensi regresi sebesar 0.093,
dapat dinyatakan total aset turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap
proyeksi pertumbuhan laba. Dengan demikian Hipotesis ketiga (H3) yang
menyatakan bahwa total aset turnover berpengaruh terhadap proyeksi
pertumbuhan laba, ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan total
aset turnover yang rendah ataupun tinggi tidak memiliki pengaruh terhadap
proyeksi pertumbuhan laba perusahaan dimasa mendatang. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sulfida (2010).
46
Hal ini berarti total aset turnover kurang diperhatikan oleh para investor
untuk menanamkan dananya pada suatu perusahaan dikarenakan perputaran total
aktiva tidak dapat digunakan untuk memproyeksikan pertumbuhan laba dimasa
mendatang. Perputaran total aset yang tinggi suatu perusahaan tidak dapat
dijadikan jaminan bahwa perusahaan optimal dalam pengelolaannya
4.6.4 Pengaruh Inventory turnover Terhadap proyeksi pertumbuhan laba
Hipotesis keempat yang diajukan dalam penelitian ini adalah inventory
turnover berpengraruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil uji
t maka dapat diketahui bahwa nilai signfifikansi inventory turnover sebesar 0.733
lebih besar dari 0.05 (0.733 > 0.05) dengan koefisiensi regresi sebesar 0.025,
dapat dinyatakan inventory turnover secara parsial tidak berpengaruh terhadap
proyeksi pertumbuhan laba. Dengan demikian Hipotesis keempat (H4) yang
menyatakan bahwa inventory turnover berpengaruh terhadap proyeksi
pertumbuhan laba, ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan
inventory turnover yang rendah ataupun tinggi tidak memiliki pengaruh terhadap
proyeksi pertumbuhan laba perusahaan dimasa mendatang. Hasil penelitian ini
didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Astuti (2014) yang
melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan laba pada perusahaaan otomoti yang Go Public di Bursa Efek
Indonesia”.
Hal ini berarti menunjukkan bahwa tinggi rendahnya inventory turnover
belum tentu memiliki efektifitas perputaran yang baik, karena tingginya peputaran
persediaan tidak terjadi hanya dikarenakan oleh penjualan yang tinggi, namun
bisa disebabkan oleh faktor lain. Oleh karena itu, perusahaan makanan dan
minuman tidak mempertimbangkan inventory turnover sebagai salah satu faktor
yang mempengaruhi proyeksi pertumbuhan laba
4.6.5 Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Proyeksi Pertumbuhan Laba
Hipotesis kelima yang diajukan dalam penelitian ini adalah net profit margin
berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil uji t maka
dapat diketahui bahwa nilai signfifikansi net profit margin sebesar 0.009 lebih
kecil dari 0.05 (0.009 < 0.05) dengan koefisiensi regresi sebesar 0.028, dapat
dinyatakan net profit margin secara parsial berpengaruh terhadap proyeksi
47
pertumbuhan laba. Dengan demikian Hipotesis kelima (H5) yang menyatakan
bahwa net profit margin berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba,
ditterima. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan net profit margin
memiliki pengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba perusahaan dimasa
mendatang.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Mahaputra (2012) yang meneliti tentang Pengaruh current ratio, debt to equity
ratio, total asets turnover, net profit margin terhadap pertumbuhan laba pada
perusahaan Manufaktur, dan penelitian ini juga didukung oleh Setiawan (2011)
meneliti tentang kinerja keuangan dalam memprediksi perkembangan laba.
Hal ini berarti NPM yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan makanan
dan minuman dalam kondisi yang baik sehingga mampu menghasilkan laba yang
tinggi. NPM yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu meningkatkan
usahanya melalui laba yang dicapai dalam suatu periode. Dengan pencapaian laba
maka investor akan memperoleh gambaran positif terhadap kinerja perusahaan
makanan dan minuman dan nantinya invenstor dapat mengharapkan return yang
tinnggi. Hasil penelitian ini mendukung pernyataan dalam Signalling Theory
yang menyakan bahwa dengan margin laba yang tinggi akan memberikan sinyal
positif kepada para investor.
48
~Halaman ini sengaja dikosongkan~
49
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel Current ratio tidak berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan
laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016 – 2018. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang
menunjukkan besaran signifikan (0.423 > 0.05) .
2. Variabel Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap proyeksi
pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2018. Hal ini dibuktikan dengan hasil
uji t yang menunjukkan besaran signifikan (0.891 > 0.05)
3. Variabel Total Assets Turnover tidak berpengaruh terhadap proyeksi
pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2018. Hal ini dibuktikan dengan hasil
uji t yang menunjukkan besaran signifikan (0.084 > 0.05)
4. Variabel Inventory Turnover tidak berpengaruh terhadap proyeksi
pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2016 – 2018. Hal ini dibuktikan dengan hasil
uji t yang menunjukkan besaran signifikan (0.733 > 0.05)
5. Variabel Net Profit Margin berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan
laba pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2016 – 2018. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang
menunjukkan besaran signifikan (0.009 < 0.05)
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut :
1. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian hanya terbatas pada
perusahaan makanan dan minuman, sehingga kurang mewakili seluruh
sektor industri yang ada di Bursa Efek Indonesia.
50
2. Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yakni current ratio, debt to
equity ratio, total assets turnover, inventory turnover, dan net profit
margin, sementara itu masih banyak variabel penjelas lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini
5.3 Saran Penelitian
Berdasarkan kesimpulan serta keterbatasan yang telah dijelaskan, maka
saran-saran yang perlu diajukan sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambah sampel perusahaan pada sektor
berbeda dan dalam kuantitas yang lebih
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain yang belum
digunakan dalam penelitian ini, hal ini dikarenakan masih terdapat variabel
independen lain yang berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan laba.
51
DAFTAR PUSTAKA
Adisetiawan, R. (2012). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dalam Memprediksi
Pertumbuhan Laba. Jurnal Aplikasi Manajemennajemen, 10(3), 669–681.
http://jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/download/452/491
Andriyani, I. (2015). PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ima Andriyani 1.
Ima Andriyani, 13(2), 344–358.
Brigham, & Houston. (2011). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Brigham, & Houston. (2015). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta.
Bursa Efek Indonesia. (2017, January). Laporan Keuangan dan Tahunan.
Retrieved from https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-
keuangan-dan-tahunan/: https://www.idx.co.id/perusahaan-
tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/
Fathoni, M. I., Sasongko, N., & Setyawan, A. A. (n.d.). PENGARUH TINGKAT
KESEHATAN BANK TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA
PERUSAHAAN SEKTOR PERBANKAN. 15–25.
Ghozali. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Haryanto, D. A. M., & Si, M. (2010). MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA (
Studi Kasus : Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2005 sampai dengan 2010 ) Ndaru Hesti Cahyaningrum.
Hamidu, N. P. (2013). Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Pertubuhan Laba
Pada Perbankan di BEI. Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
1(3), 711–721.
52
Hanafi, & Halim. (2009, November). Analisis Laporan Keuangan. Semarang:
UPP STIM YKPN.
Hartono, J. (2014). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bulaksumur.
Home, J. C., & Machowicz, J. M. (2005). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan
(Fundamental of Financial Management). Edisi 12. Diterjemahkan oleh
Dewi Fitriasari. Jakarta, Salemba Empat.
Husnan. (1996). Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka
Panjang). Yogyakarta.
Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta.
Mukhtarova, A., & Smith, A. (2014). Aspiring international standards: Challenges
and outcomes of project management in the context of Kazakhstan higher
education. Life Science Journal, 11(6), 218–222.
https://doi.org/10.5281/zenodo.41771
Munawir. (2002). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta.
PRASETIONO, P., & HAPSARI, E. (2009). ANALISN RASIO
KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN
LABA (Studi Kasus: Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2001 sampai dengan 2005). Jurnal
Studi Manajemen Dan Organisasi (JSMO), 6(1), 150–169.
Pemoderasi, S. V. (2012). DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY. 1(2).
Putri Vidiyanna Rizal. (2017). Pengaruh Book Tax Differences Terhadap
Pertumbuhan Laba. Jurnal Akuntansi, 10(1), 13.
Wira, J., & Mikroskil, E. (2016). ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA
PERUSAHAAN INDONESIA. 6(April), 85–101.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung.
50
LAMPIRAN 1
SAMPEL PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN PERIODE 2016-
2018
No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 PT Sariguna Primatirta Tbk CLEO
2 PT. Akasha International ADES
3 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
4 PT Budi Starch & Sweetener Tbk BUDI
5 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. ROTI
6 PT Indofood CBP ICPB
7 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
8 PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA
9 PT Delta Djakarta Tbk DLTA
10 PT Mayora Indah Tbk MYOR
11 PT Sekar Bumi Tbk SKBM
12
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk ULTJ
51
LAMPIRAN 2
HASIL PERHITUNGAN TABULASI
Tahun 2016-2018
TAHUN KODE
CR DER TAT IT NPM
PL (Y)
(X1) (X2) (X3) (X4) (X5)
2016
2016 CLEO 0,58616 1,337931 1,130899 12,41586 7,493897 7,021042
2016 ADES 1,635139 0,996626 1,156596 2,862444 6,30318 0,703797
2016 MLBI 0,304036 1,772273 1,434398 5,473376 30,09609 0,976477
2016 BUDI 1,001415 1,51659 0,841649 3,440692 1,565275 0,821887
2016 ROTI 2,962274 1,023661 0,863778 16,87828 11,09382 0,034148
2016 ICPB 2,406782 0,562198 1,192517 5,385571 10,53587 0,242257
2016 INDF 1,533324 0,865324 0,807142 3,790645 7,890458 0,419843
2016 CEKA 2,189302 0,60596 2,886147 4,78702 6,067172 0,008179
2016 DLTA 7,603872 0,183156 0,646995 1,273118 32,84125 0,325257
2016 MYOR 2,250172 1,062553 1,420009 4,475284 7,567734 0,110734
2016 SKBM 1,107233 1,719018 1,498633 4,494811 1,501913 -0,43848
2016 ULTJ 4,843636 0,214937 1,105394 4,01413 15,14783 0,356959
2017
2017 CLEO 1,233955 1,21807 0,930036 25,66153 8,162604 0,277888
2017 ADES 1,201545 0,986322 0,969359 2,055441 6,501983 -0,05349
2017 MLBI 0,522179 1,576445 0,859501 9,021315 53,73459 0,180372
2017 BUDI 1,443294 1,46045 0,854083 9,778941 1,819939 0,182969
52
2017 ROTI 2,258558 0,616809 0,546345 14,74409 5,433905 -0,51617
2017 ICPB 2,428285 0,555747 1,126096 4,794867 9,95089 -0,02427
2017 INDF 1,522714 0,876766 0,793958 3,144223 7,262444 -0,03221
2017 CEKA 2,224387 0,542158 3,057322 5,729111 2,522956 -0,5698
2017 DLTA 8,637835 0,171404 0,579716 1,135147 32,7424 0,099264
2017 MYOR 2,386027 1,028168 1,395608 5,487025 7,834844 0,174467
2017 SKBM 1,63535 0,586169 1,1346 3,766792 1,405411 0,147924
2017 ULTJ 4,192055 0,204859 1,746555 4,459273 16,01361 0,100834
2018
2018 CLEO 1,640033 0,312293 0,996607 369,8306 7,611803 0,260859
2018 ADES 1,387737 0,828698 0,912657 2,545353 4,754682 -0,27788
2018 MLBI 0,640755 1,1957 0,835553 99,2381 53,8953 0,122432
2018 BUDI 0,700159 1,766408 0,780192 2,561569 1,906434 0,104528
2018 ROTI 3,571241 0,506328 0,629646 13,10848 4,596759 -0,06052
2018 ICPB 1,951733 0,513495 1,117736 4,358548 12,12801 0,314861
2018 INDF 1,06629 0,933974 0,760269 3,215295 6,760501 -0,02657
2018 CEKA 5,113035 0,196907 3,10476 0,597862 2,552805 -0,13751
2018 DLTA 7,198274 0,186388 0,586148 1,176853 37,86425 0,208587
2018 MYOR 2,654598 1,059305 1,367736 3,6836 7,316607 0,079389
2018 SKBM 1,383267 0,702293 1,103053 3,311725 0,816549 -0,38353
2018 ULTJ 4,397827 1,352676 1,057381 4,961343 12,81953 0,102124
53
LAMPIRAN 3
HASIL OLAH DATA IBM SPSS 25
UJI STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LN_CR 12 -,19 ,98 ,4488 ,37828
LN_DER 12 -1,16 ,54 -,1002 ,48370
LN_TAT 12 -,21 ,40 ,1379 ,21117
LN_IT 12 1,17 1,70 1,4716 ,15300
LN_NPM 12 -,20 3,66 1,6191 1,09875
LN_PL 12 4,20 4,32 4,2452 ,03721
Valid N (listwise) 12
UJI ASUMSI KLASIK
(Uji Normalitas)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 12
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,01477412
Most Extreme Differences Absolute ,167
Positive ,161
Negative -,167
Test Statistic ,167
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
54
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
(Uji Multikolonieritas)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4,249 ,092
46,356 ,429
LN_CR -,017 ,020 -,171 -,860 ,423 ,664 1,505
LN_DER ,002 ,016 ,030 ,143 ,891 ,604 1,655
LN_TAT ,093 ,045 ,528 2,071 ,084 ,404 2,476
LN_IT ,025 ,071 ,104 ,357 ,733 ,312 3,205
LN_NPM ,028 ,008 -,841 -3,788 ,009 ,533 1,876
a. Dependent Variable: LN_PL
55
(Uji Heteroskedastisitas)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,028 ,038
,728 ,494
LN_CR -,004 ,008 -,167 -,521 ,621 ,664 1,505
LN_DER -,008 ,007 -,379 -1,128 ,302 ,604 1,655
LN_TAT ,012 ,019 ,267 ,650 ,540 ,404 2,476
LN_IT -,006 ,029 -,088 -,189 ,856 ,312 3,205
LN_NPM -,006 ,003 -,665 -1,861 ,112 ,533 1,876
a. Dependent Variable: ABRESID
56
(Uji Autokorelasi)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .733a .597 .442 .30749431 1.764
a. Predictors: (Constant), NPM , DER, IT, TAT, CR
b. Dependent Variable: PL
ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 4,249 ,092
46,356 ,429
LN_CR -,017 ,020 -,171 -,860 ,423 ,664 1,505
LN_DER ,002 ,016 ,030 ,143 ,891 ,604 1,655
LN_TAT ,093 ,045 ,528 2,071 ,084 ,404 2,476
LN_IT ,025 ,071 ,104 ,357 ,733 ,312 3,205
LN_NPM ,028 ,008 -,841 -3,788 ,009 ,533 1,876
a. Dependent Variable: LN_PL
UJI HIPOTESIS
(Uji Statistik T)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .132 .368 .359 .724
CR -.026 .076 -.091 -.339 .738 .505 1.981
DER .133 .180 .178 .739 .469 .621 1.610
TAT -.238 .269 -.199 -.886 .387 .719 1.391
57
IT -.012 .021 -.127 -.577 .571 .748 1.336
NPM .033 .011 .625 2.904 .009 .780 1.282
a. Dependent Variable: PL
(Uji R²)
Model Summary
b
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .733a .597 .442 .30749431 1.764
a. Predictors: (Constant), NPM , DER, IT, TAT, CR
b. Dependent Variable: PL
53
BIOGRAFI PENULIS
Skripsi ini ditulis oleh Fenny Yunitawati, lahir di
kabupaten Temanggung pada tanggal 15 Juni 1998.
Riwayat Pendidikan yang ditempuh penulis mulai
dari SD sampai kuliah yaitu, MI Darul Ulum, SMP
Negeri 1 Driyorejo, SMK YPM 3 TAMAN, dan
melanjutkan Pendidikan di Universitas
Internasional Semen Indonesia Fakultas Ekonomi
dan Bisnis program studi Akuntansi.
Dengan keseriusan dan semangat yang tinggi untuk
terus belajar, penulis telah berhasil menyelesaikan pengerjaan tugas akhir skripsi.
Semoga hasil skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif dalam dunia
Pendidikan. Akhir kata penulis sampaikan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas
terselesaikannya skripsi yang berjudul “Pengaruh kinerja keuangan terhadap
proyeksi pertumbuhan laba (studi empiris pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018)”. Jika
terdapat saran dan kritik untuk penulis dapat menghubungi e-mail:
fennyyunitawati96@gmail.com.