Post on 12-Jul-2019
PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS,
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
KEBIJAKAN HUTANG
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
MUHAMMAD ULUM
1111081000002
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016M/1437H
i
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Jum’at, 29 Juli 2016 Bulan Tahun telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Ulum
2. NIM : 1111081000002
3. Jurusan : Manajemen Keuangan
4. Judul Skripsi : “Pengatruh Kebijakan Divid en, Profitabilitas,
Likuiditas,Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Hutang”. (Studi Kasus Pada
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2010-2014)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama
proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di nyatakan LULUS dan skripsi ini
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 Juli 2016
a. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si (.............................................)
NIP. 1973 1221 200501 2002 Ketua
b. Amalia, M.S.M (.............................................)
NIP. 19740821 200901 2 005 Penguji Ahli
c. Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA (.............................................)
NIDN. 200410700 Pembimbing
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Ulum
NIM : 1111081000002
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Judul Skripsi : Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap
Kebijakan Hutang (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014).
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin
pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Apabila dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melakukan
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya
telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang
berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikan Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 17 Mei 2016
Muhammad Ulum
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Muhammad Ulum
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 04 Juni 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jalan Al-Mubarok 1 No.34, Cipulir, Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan.
Ayah : Abdul Rahman
Ibu : Rohaitoh
No. Telepon / HP : 081314669434 / 082211147677
Email : muhammadulum93@yahoo.com
II. PENDIDIKAN FORMAL
1999 – 2005 : MI Madrasah Miftahul Falah.
2005 – 2008 : SMP Negeri 48 Jakarta.
2008 – 2011 : SMA Negeri 6 Jakarta.
2011 – 2016 : Manajemen FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
- Latihan Kader (LK) 1 HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (KAFEIS)
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
- Anggota Dep. KPP HMI KAFEIS 2014/2015
- Anggota Dep. PTK HMI Cabang Ciputat 2016/2017
- Anggota Dep. LITBANG HMJ Manajemen 2012/2013
- Anggota Dep. LITBANG DEMA FEB UIN 2013/2014
- Ketua Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) UIN 2014/2015
- Sekretaris Jendral DEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014/2015
- KETUA DEMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015
vi
ABSTRACT
This study was to analyze the factors that influence the capital debt policy in the financial report
listed on the Indonesian Stock Exchange. Independent variables that evaluated in this study were
dividend policy, profitability, liquidity, firm growth and firm size. While the dependent variable was
debt policy. The populations in this study were go public manufacturing companies that listed on the
Indonesian Stock Exchange 2010 to 2014. Sampling technique was made by convenience sampling
methode. This study uses secondary data, the company's annual financial statement data on the
manufacturing industry in Indonesia Stock Exchange period 2010 to 2014There were 13
manufacturing companies which used as the sample, so the total sample research became 65 financial
reports. Multiple regression with SPSS 20 was used as the analytical method. The results indicated
that there were correlation between profitability, liquidity and growth to debt policy. While the
dividend policy and firm size were not affected debt policy.
Keywords: Debt policy, dividend policy, profitability, liquidity, firm growth, firm size
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang
dalam laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen
yang digunakan pada penelitian ini adalah kebijakan dividen, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan
perusahaan dan ukuran perusahaan, sedangkan variabel dependennya adalah kebijakan hutang.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur go public yang terdaftar di BEI periode
2010 sampai 2014. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience sampling.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan tahunan perusahaan
pada industri manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai 2014.
Jumlah perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel sebanyak 13 perusahaan sehingga total sampel
penelitian adalah 65 laporan keuangan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi
berganda SPSS 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas likuiditas dan pertumbuhan
perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang sedangkan kebijakan deviden dan pertumbuhan
perusahaan tidak mempengaruhi kebijakan hutang.
Kata kunci :Kebijakan hutang, kebijakan dividen, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan
perusahaan, ukuran perusahaan
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Subhanahu wata’alaa atas segala nikmat, rahmat, karunia,
hidayah dan inayah-Nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan
seluruh seluruh saudara saudara kita sesama muslim.
Alhamdulillahi rabbil’alamin tak lupa penulis ucapkan dan dengan Rahmat dan
Ridho-Nya akhirnya skripsi dengan judul “Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas,
Likuiditas, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-
2014)” dapat diselesaikan.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, tidak lepas dari dukungan, bantuan, bimbingan,
dan doa dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang diberikan, nikmat sehat wal’fiyat, sehingga
bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Untuk kedua orang tua penulis tercinta terimakasih atas seluruh kasih sayang dan dan
cintanya. Dukungan yang luar biasa dari awal perkuliahan sampai terselesaikannya skripsi ini.
Semoga Allah selalu melindungi Abah dan Ibu. Amin
3. Bapak Taridi Kasbi Ridho, SE., MBA selaku dosen Pembimbing Skripsi yang selalu
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan juga masukan-masukan yang sangat
positif dan membantu menyempurnakan skripsi ini.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan izin dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Titi Dewi Warninda, S.E.,M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis dan Ibu Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis.
6. Bapak Prof. Ahmad Rodoni, MM selaku dosen pembimbing akademik.
7. Seluruh jajaran dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan yang telah
memberikan ilmu mulai dari semester awal sampai dengan penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
8. Seluruh Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membantu penulis mengurus keperluan administrasi skripsi.
9. Untuk Adik dan Kakak penulis, Siti Rohmah, Abdul Hadi dan Ahmad Fauzan Kamil yang
selalu mendoakan penulis .
ix
10. Terimakasih kepada Bpk Rektor Prof. Dede Rosyada, MA, Wakil Rektor Ibu Dr. Fadhilah
Suralaga, Msi, Bpk. Prof. Abdul Hamid, MS, Bpk. Prof. Dr.Yusron Razak,Msi dan Bpk. Prof.
Dr. Murodi, MA yang telah membimbing penulis dalam menjalankan amanah sebagai Ketua
DEMA UIN 2015.
11. Terimakasih untuk Pengurus DEMA UIN 2014 terkhusus Sdr. Didin Sirojuddin, Tutur
Ahsanil Mustofa, Eko Agus Nurhadi, Siska Amalia, Ahmad Noval (Bendot), Ahmad
Suhaimi, Fadhli Arwansyah, Muhammad Mubin dan Romi Permadi.
12. Terimakasih Pengurus DEMA UIN 2015 terkhusus Dedi Eka Setiawan, Egi Gilang, Ika
Sutiandari, Siti Asiah, Gunawan Widiyono, Wahyu Yulio Pratomo, Syifa Amalia, Wachid
Ervanto, Sulthan, Bagja Ilahi, Bryan Muhammad, Zahra Shalimah , Khariroh Maknunah dan
Rifqi Syahrizal yang telah memberikan waktu, ide dan gagasan dalam menemani Penulis
dikepengurusan.
13. Terima kasih untuk HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (KAFEIS) terkhusus untuk
Ketua Umum Periode 2015/2016 Sdr. Hilman Afriansyah beserta pengurus, Wahyu Yulio
Pratomo, Gunawan Widiyono, Bingah Pngesti, Wisnu Dwi Cahyo, Abi Nubli Aufar, Septiani
NH, Mahda Nurhamidah, Fitria Karima dan lainnya yang saya tidak bisa sebutkan satu
persatu namun tidak mengurangi rasa terimakasih saya.
14. Terimakasih kepada Kanda Yunda HMI KAFEIS, Sugih Waluya Romdlon, Tripurwantaka,
Budiwan Fauzi, Adi Komba, Adithia Ramadhan, Sony Tibrizy, Wasis Handoko, Septiawan
Arya, Dendi Sumawan, Muhammad Fauzi, Adam Camubar, Rifqi Abdul Barry, Ahmad
Fauzan Aulia, Muhammad Iksan, Achmad Munawar dan Restu Dwitama yang telah
membimbing penulis berkader di himpunan yang saya cintai, HMI
15. Terimakasih untuk teman-teman Manajemen kelas A angakatan 2011, temen-temen
manajemen Keuangan 2011 dan temen-temen KKN L’Odette.
16. Sarah Islamia Dhahono, SKM. atas segala ketulusan, kesabaran, kesetiaan dan dukungan serta
doa yang diberikan.
17. Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak bisa Penulis
sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin memberikan
yang terbaik. Namun tidak mustahil jika pepatah, ”tak ada gading yang tak retak“ masih ada dalam
penyusunan skripsi ini. Kesempurnaan skripsi ini memang semata-mata adalah berkat karunia Allah
SWT. Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak
untuk menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan semoga Allah
SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Tangerang, 23 Juni 2016
Penulis
Muhammad Ulum
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI.......................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. v
ABSTRACT ................................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .......................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 7
1. Tujuan Penelitian ........................................................ 8
2. Manfaat Penelitian ...................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ................................................................ 11
1. Kebijakan Hutang ................................ …………….. 11
2. Kebijakan Dividen ............................... …………….. 13
3. Profitabilitas................................................................. 19
4. Likuiditas..................................................................... 21
xii
5. Pertumbuhan Perusahaan............................................ 23
6. Ukuran Perusahaan.................................................... . 24
B. Penelitian Terdahulu ............................................................... 26
C. Kerangka Pemikiran ................................................................ 33
D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................ 36
B. Metode Penentuan Sampel ............................................... 36
C. Metode Pengumpulan Data .............................................. 38
D. Metode Analisis Data ....................................................... 39
1. Metode Analisis Regresi Berganda ........................... 39
a. Statistik Deskriptif............................................ .... 40
2. Uji Asumsi Klasik ..................................................... 40
a. Uji Normalitas .................................................... 40
b. Uji Multikolinieritas ........................................... 42
c. Uji Autokorelasi ................................................. 43
d. Uji Heteroskedastisitas ....................................... 44
3. Uji Hipotesis .............................................................. 45
a. Uji Parsial (t)............................................................ 45
b. Uji Simultan (F) ....................................................... 46
c. Uji Koefisien Determinasi ....................................... 46
d. Uji Persamaan regresi Linier Berganda ................... 47
4. Definisi Operasional Variabel ................................... 48
a. Variabel Dependen ............................................... 48
b. Variabel Independen ............................................. 48
xiii
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................. 53
1. Deskripsi Objek Penelitian ........................................ 53
2. Deskripsi Sampel Penelitian ...................................... 53
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian .................................... 54
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................... 54
2. Uji Asumsi Klasik ..................................................... 56
a. Uji Normalitas .................................................... 56
b. Uji Multikolinieritas ........................................... 58
c. Uji Heterokedastisitas ......................................... 59
d. Uji Autokorelasi ................................................. 60
3. Hasil Uji Hipotesis .................................................... 61
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ........................... 61
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................. ...... 63
c. Uji Koefisien Determinasi (R²) .......................... 63
d. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda ............ 64
e. Interpretasi ......................................................... 66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 72
B. Implikasi ........................................................................... 73
C. Saran.................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 81
xiv
DAFTAR TABEL
1.1 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Indonesia……………... 1
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ......................................... 26
3.1 Tabel Kriteria Sampel penelitian ................................ 37
3.2 Tabel Sampel penelitian ............................................. 38
3.3 Tabel Ringkasan Definisi Operasional Variabel ......... 52
4.1 Tabel Sampel Penelitian .............................................. 54
4.2 Tabel Statistik Deskriftif ............................................. 55
4.3 Tabel Kormogorov-Smirnov ........................................ 57
4.4 Tabel Uji Multikolinieritas .......................................... 58
4.5 Tabel Uji Heteroskedastisitas ...................................... 60
4.6 Tabel Uji Autokorelasi ................................................ 61
4.7 Tabel Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ........................... 62
4.8 Tabel Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ...................... 63
4.9 Tabel Uji Koefisien Determinasi ................................. 64
4.10 Tabel Uji Analisis Regresi Linier Berganda……….. 65
xv
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................... 34
4.2 Hasil Uji Normalitas Data Normal P-Plot .................. 56
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................... 59
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Sampel Penelitian ............................................................ 81
2. Kebijakan Hutang ............................................................ 82
3. Kebijakan Dividen ........................................................... 82
4. Profitabilitas .................................................................... 83
5. Likuiditas ........................................................................ 83
6. Pertumbuhan Perusahaan ................................................ 84
7. Ukuran Perusahaan .......................................................... 84
8. Hasil Output SPSS .......................................................... 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, merilis pertumbuhan
ekonomi Indonesia tahun 2015 sebesar 4,8 persen. Posisi ini melambat jika
dibandingkan laju ekonomi pada tahun 2014 yaitu sebesar 5,01 persen.
Bukan hal yang aneh jika ada beberapa perusahaan yang mengalami
kesulitan menghadapi perlambatan ekonomi. (www.bps.go.id)
Tabel 1.1
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia berdasarkan PDB (dalam %)
YEAR QUARTER I QUARTER II QUARTER III QUARTER IV
2015 4.73 4.66 4.74 4.8
2014 5.22 5.12 5.61 5.01
2013 6.03 5.89 5.62 5.78
2012 6.29 6.36 6.16 6.11
2011 6.45 6,52 6,49 6.5
2010 5.99 6.29 5.81 6.81
2009 4.6 4.37 4.31 4.58 Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (www.bps.go.id)
Pada tahun 2016 awal, beberapa perusahaan melakukan Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) sebagai upaya bertahan dari perlambatan ekonomi
yang terjadi. Sebut saja Panasonic dan Toshiba yang mem-PHK sejumlah
karyawan. Dalam situasi seperti sekarang ini, di mana Indonesia mengalami
perlambatan pertumbuhan ekonomi, disisi lain China berusaha menjual
(produk) sebanyak-banyaknya, menjadikan persaingan ekonomi semakin
tajam, dan membuat sebagian perusahaan kesulitan bersaing.
(www.liputan6.com)
2
Ekonom UGM A. Toni Prasetyantono mengkhawatirkan Uni Eropa
akan menjadi ancaman krisis global. Sebab, semakin meningkatnya utang di
negara-negara Eropa berpotensial munculnya krisis ekonomi global. Uni
Eropa memiliki karakteristik dengan ekonomi di Amerika dengan jumlah
utang yang begitu besar. Sekarang ini, utang Uni Eropa 8.18 persen dari
PDB, hamper sama dengan Amerika yang mencapai 84 persen. Hal ini
diperparah dengan kemajuan dunia bisnis yang global dan semakin ketat
menciptakan persaingan yang sangat kompetitif antar perusahaan di
Indonesia. (www.viva.co.id)
Hal ini akan mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk
meningkatkan kegiatan produksi, pemasaran, dan strategi perusahaan yang
dapat meminimalisir perusahaan dari ancaman kebangkrutan. Untuk
melakukan hal tersebut,, yaitu meningkatkan kegiatan produksi, pemasaran
dan strategi perusahaan, sebuah perusahaan pasti memerlukan dana. Salah
satu alternatif perusahaan untuk memperoleh dana adalah dengan kebijakan
hutang (Sukmaja, 2009 : 26).
Dalam praktiknya perusahaan untuk memenuhi kekurangan akan
kebutuhan dananya, perusahaan memiliki sumber dana yang dapat dari
internal (modal dari pemilik perusahaan dan laba ditahan). Metode
pemenuhan kebutuhan akan dana yang berasal dari pihak internal
perusahaan dikenal dengan nama metode pembelanjaan modal sendiri
(equity financing). Selain itu terdapat pula sumber dana dari eksternal
perusahaan (penjualan saham, penerbitan obligasi, penjualan sekuritas
3
ataupun pinjaman dan bank). Metode pemenuhan kebutuhan dana yang
berasal dari eksternal disebut dengan metode pembelanjaan dengan hutang
(debt financing) (Nuraini dan Yustiana Ratna, 2010).
Akan tetapi dalam memenuhi kebutuhan pendanaan, pemegang saham
lebih menginginkan pendanaan perusahaan dibiayai dengan hutang. Hal ini
karena dengan penggunaan hutang, hak mereka terhadap perusahaan tidak
akan berkurang. Tetapi manajer tidak menyukai pendanaan tersebut dengan
alasan bahwa hutang mengandung risiko yang tinggi. Manajemen
perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan
sebesar-besarnya dengan biaya pihak lain (Rizka Putri Indahningrum dan
Ratih Handayani, 2009). Jensen (1986) dalam Steven dan Lina (2004)
berpendapat bahwa dengan hutang maka perusahaan harus melakukan
pembayaran periodik atas bunga, sedangkan perusahaan yang
mempergunakan hutang dalam pendanaannya dan tidak mampu melunasi
kembali hutang tersebut akan terancam likuiditasnya sehingga akan
mengancam posisi manajemen. sehubungan dengan hutang, dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi proporsi hutang, maka risiko kebangkrutan akan
semakin meningkat, sehingga debtholders memerlukan tambahan return
untuk menutupi tambahan risiko yang terjadi.
Salah satu cara dalam pemenuhan kebutuhan akan modal produksi
adalah melalui pasar modal. Pengertian pasar modal secara umum menurut
Keputusan Menteri Keuangan RI no.1548/kmk/1990 tentang peraturan pasar
4
modal adalah suatu sistem keuangan yang termasuk di dalamnya adalah
bank-bank komersil dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta
surat-surat berharga dan beredar. Dilihat dari pengertian akan pasar modal
diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal merupakan salah satu cara bagi
perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan
perusahaan kepada masyarakat. (Darmadji dan Hendy, 2006:15)
Tempat berlangsungnya kegiatan pasar modal dalam
memperjualbelikan efek di Indonesia adalah Bursa Efek Indonesia.
Efek atau dalam istilah bahasa Inggris disebut security adalah suatu surat
berharga yang bernilai serta dapat diperdagangkan.Efek dapat dikategorikan
sebagai hutang dan ekuitas seperti obligasi dan saham. Efek tersebut dapat
terdiri dari surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, unit penyertaan kontrak investasi kolektif (seperti reksadana,
kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. (Muhammad
Samsul, 2006 : 41)
Semua perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia berjumlah sembilan sektor dan diklasifikasikan ke dalam tiga
sektor besar yaitu sektor utama, sektor manufaktur dan sektor jasa. Diantara
ketiga sektor tersebut, sektor manufaktur sebagai sebuah cabang industri
yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja untuk
mengubah bahan mentah menjadi barang jadi dianggap sebagai sektor yang
stabil dalam perlambatan ekonomi yang sedang terjadi di Indonesia.
(www.idx.co.id)
5
Manufaktur terdiri dari sektor industri dan bahan kimia, sektor aneka
industri dan sektor barang konsumsi, hal ini menjadikan manufaktur sebagai
sektor yang paling stabil karena memiliki likuiditas serta kapitalisasi pasar
yang tinggi. Sektor industri barang konsumsi pada umumnya memproduksi
merupakan kebutuhan primer manusia. Tingkat kebutuhan yang cukup stabil
terhadap produk konsumsi dan di dukung dengan tingginya investasi PMDN
(penanaman modal dalam negeri) pada tahun 2012 mencapai Rp 38,1
Trilliun untuk sektor industri bahan kimia dan aneka industri mampu
memecahkan situasi perekonomian global Indonesia yang sedang terjadi.
(www.bkpm.go.id)
Sesuai data yang diolah Kementrian Perindustrian pada triwulan III
tahun 2012 dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,2% itu, sektor
Industri Pengolahan menyumbang pertumbuhan sebesar 1,62%. Kemudian
diikuti oleh Sektor Perdagang'an, Hotel, dan Restoran yang menyumbang
sebesar 1,22% dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi menyumbang
sebesar 1,02%. Sedangkan kontribusi sektor-sektor lainnya di bawah 1%.
Pertumbuhan industri tersebut didukung oleh tingginya tingkat konsumsi
masyarakat, dan meningkatnya investasi di sektor industri secara sangat
signifikan sehingga menyebabkan terjaganya kinerja sektor industri
manufaktur hingga saat ini. (www.kemenperin.go.id)
Dalam penelitian ini ukuran debt ratio merupakan perbandingan antar
hutang dan ekuitas atau yang lebih dikenal dengan istilah Debt to Equity
Ratio (DER) (Suad Husnan, 2001: 39). DER menunjukkan tingkat risiko
6
suatu perusahaan, DER yang semakin tinggi menunjukkan risiko yang
semakin tinggi, demikian sebaliknya. Tinggi rasio DER menunjukkan
bahwa pendanaan yang berasal dari hutang besar. investor cenderung lebih
tertarik pada tingkat DER tertentu yang besarnya kurang dari satu, jika
besarnya rasio DER lebih dari satu mengindikasikan risiko perusahaan
tinggi karena penggunaan hutangnya tinggi. oleh karena itu perusahaan akan
berusaha agar tingkat DER yang dimiliki tidak lebih dari satu dalam struktur
pendanaannya (Brigham dan Houston, 2013: 85).
Penelitian tentang pengaruh kebijakan dividen terhadap kebijakan
hutang telah dilakukan oleh banyak peneliti. Salah satunya menurut
Nasrizal, Kamaliah dan Tika Rahmi Syafitri (2010) mengungkapkan bahwa
tidak ada pengaruh antara kebijakan dividen dengan kebijakan hutang.
Selanjutnya penelitian tentang profitabilitas diungkapkan oleh Rizka Putri
Indahningrum dan Ratih Handayani (2009) memiliki pengaruh positif
terhadap kebijakan hutang, sedangkan diungkapkan oleh Dinar Damayanti
dan Titin Hartini (2014) bahwa profitabilitas berpengaruh negatif kebijakan
hutang perusahaan.
Penelitian Dinar Damayanti dan Titin Hartini (2014) mengungkapkan
bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.
Selanjutnya menurut Dinar Damayanti dan Titin Hartini (2014) ukuran
perusahaan dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan
hutang perusahaan. Hal tersebut juga sama seperti yang diungkapkan oleh
Desi Milanto (2013) dan Ni Komang Ayu Purnianti dan I Wayan Putra
7
(2016) bahwa ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan memiliki
pengaruh positif terhadap kebijakan hutang perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan menggabungkan beberapa variabel dengan judul,
“Pengaruh Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan
Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang
(Studi kasus pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2010-2014)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang penelitian yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh variabel kebijakan dividen, profitabilitas,
likuiditas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap
kebijakan hutang secara simultan.
2. Apakah terdapat pengaruh variabel kebijakan dividen, profitabilitas,
likuiditas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusah..aan terhadap
kebijakan hutang secara parsial.
3. Variabel independen manakah yang paling dominan di antara variabel
kebijakan dividen, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan
dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang.
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
8
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat dikemukakan
bahwa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kebijakan dividen,
profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran
perusahaan terhadap kebijakan hutang secara simultan.
b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kebijakan dividen,
profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran
perusahaan terhadap kebijakan hutang secara parsial.
c. Untuk mengetahui variabel independen manakah yang paling
dominan di antara variabel kebijakan dividen, profitabilitas,
likuiditas, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan dalam
mempengaruhi kebijakan hutang.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian
yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan
sehingga perusahaan dapat menanggulangi hal tersebut.
b. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
investor mengenai perusahaan yang dapat mengendalikan biaya
9
hutang sehingga investor dapat mengambil keputusan investasi
yang tepat.
c. Bagi Kreditur
Penelitian ini diharapkan dapat membantu kreditur sebagai dasar
pertimbangan bagi pihak kreditur dalam memberikan kredit dan
menentukan besarnya biaya hutang sebuah perusahaan.
d. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi penulis untuk
menambah pengetahuan teoritis serta memperluas wawasan untuk
mempelajari secara langsung dan menganalisa pengaruh kebijakan
dividen, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan dan
ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang.
e. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen keuangan
khususnya mengenai teori faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan hutang serta menjadi dasar untuk dapat melakukan
penelitian selanjutnya yang lebih baik lagi.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kebijakan Hutang
Hutang merupakan sumber pendanaan perusahaan yang
tercermin dalam struktur modalnya. Menurut Munawir (2004:47),
hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak
lain yang belum terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber
dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Sedangkan
menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 6,
hutang adalah kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomis di masa
yang akan datang untuk mentransfer asset atau memberikan jasa ke
perusahaan lain di masa yang akan datang sebagai hasil transaksi masa
lalu. Jadi hutang memiliki tiga ciri, yaitu:
a. Adanya kewajiban atau tanggung jawab untuk mentransfer asset
memberikan jasa pada pihak lain.
b. Kewajiban tanggung jawab yang hampir tidak bisa dihindari.
c. Muncul akibat transaksi masa lalu.
Penggunaan besarnya hutang dalam pendanaan sebuah
perusahaan tergantung dari kebijakan manajer bersama para
pemegang saham perusahaan tersebut. Menurut Riyanto (2004:68),
kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak
manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi
11
perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas
operasional perusahaan. Perusahaan dinilai berisiko apabila memiliki
porsi hutang yang besar dalam struktur modal, namun sebaliknya
apabila perusahaan menggunakan hutang yang kecil atau tidak sama
sekali maka perusahaan dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan
modal eksternal yang dapat meningkatkan operasional perusahaan
(Ozkan, 2001:185).
Dalam penentuan kebijakan hutang dipengaruhi oleh beberapa
faktor, baik faktor yang berasal dari dalam perusahaan maupun faktor
yang berasal dari luar perusahaan. Menurut Mamduh (2004:49),
terdapat beberapa faktor yang memiliki pengaruh terhadap kebijakan
hutang, antara lain:
a. NDT (Non-Debt Tax Shield)
Manfaat dari penggunaan hutang adalah bunga hutang
yang dapat digunakan untuk mengurangi pajak perusahaan.
Namun untuk mengurangi pajak, perusahaan dapat
menggunakan cara lain seperti depresiasi dan dana pensiun.
Dengan demikian, perusahaan dengan NDT tinggi tidak perlu
menggunakan hutang yang tinggi.
b. Struktur Aktiva
Besarnya aktiva tetap suatu perusahaan dapat
menentukan besarnya penggunaan hutang. Perusahaan yang
memiliki aktiva tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan
12
hutang dalam jumlah besar karena aktiva tersebut dapat
digunakan sebagai jaminan pinjaman.
c. Profitabilitas
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi
atas investasinya akan menggunakan hutang yang relatif kecil.
Laba ditahannya yang tinggi sudah memadai membiayai
sebagian besar kebutuhan pendanaan.
d. Risiko Bisnis
Perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi akan
menggunakan hutang yang lebih kecil untuk menghindari risiko
kebangkrutan.
e. Struktur Kepemilikan Institusional
Perusahaan yang besar cenderung terdiversifikasi
sehingga menurunkan risiko kebangkrutan. Di samping itu,
perusahaan yang lebih besar lebih mudah dalam mendapatkan
pendanaan eksternal.
f. Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal perusahaan menentukan kebijakan
hutang dalam suatu perusahaan.
2. Kebijakan Dividen
Menurut Van Horne dan Machowicz (2012: 260), kebijakan
penting dalam manajemen keuangan adalah kebijakan dividen.
Kebijakan dividen adalah presentase laba yang dibayarkan kepada
13
para pemegang saham dalam bentuk dividen tunai, penjagaan
stabilitas dividen dari waktu kewaktu, pembagian dividen saham dan
pembelian saham kembali. Rasio pembayaran dividen (dividen payout
ratio), ikut menentukan besarnya jumlah laba yang ditahan
perusahaan harus dievaluasi dalam kerangka tujuan pemaksimalan
kekayaan para pemegang saham.
Kebijakan dividen menurut Ambarwati dan Dwi (2010: 64-65)
adalah kebijakan yang diambil manajemen perusahaan untuk
memutuskan membayar sebagian keuntungan perusahaan kepada
pemegang saham daripada menahannya sebagai laba ditahan untuk
diinvestasikan kembali agar mendapatkan capital gain. Capital gain
adalah keuntungan modal yang akan diperoleh pemegang saham jika
diinvestasikan kembali pendapatannya dalam jangka panjang.
a. Keputusan yang diambil oleh manajemen terkait pembayaran
dividen adalah meliputi elemen-elemen:
1) Dividen yang akan dibayarkan apakah dividen rendah atau
dividen tinggi, hal ini akan sangat tergantung pada
preferensi pemegang saham perusahaan yang akan
diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
2) Dividen yang akan dibayarkan bersifat stabil atau tidak
stabil, hal ini harus diputuskan dengan baik karena
menyangkut minat investor di masa yang akan datang.
14
3) Dividen yang akan dibayarkan apakah setiap tahun atau
periodik
4) Apakah kebijakan dividen untuk dibagikan harus
diumumkan, biasanya diumumkan lewat surat resmi
ataupun surat kabar.
Menurut Horn dan Wachowicz (2012:270), kebijakan dividen
adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan
pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividen
payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam
perusahaan sebagai sumber pendanaan. Akan tetapi, dengan
menahan laba saat ini dalam jumlah yang lebih besar dalam
perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia
bagi pembayaran dividen saat ini. Jadi, aspek utama dari
kebijakan dividen perusahaan adalah dengan penambahan laba
ditahan perusahaan.
Dividen menurut Weston dan Copeland (2010) dalam Ahmad
Rodoni dan Herni Ali (2010:121) adalah keuntungan perusahaan
yang berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada para
pemegang saham. Besarnya dividen yang diberikan ditentukan
dalam rapat umum pemegang saham dan dinyatakan dalam
suatu jumlah atau persentase (%) tertentu atas nilai nominal
saham dan bukan atas nilai pasarnya.
15
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan kebijakan dividen
pada perusahaan, menurut (Weston dan Brigham 2005, dalam
Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010: 123-124)
1) Peraturan hukum. Terdapat tiga hal yang ditekankan
berkaitan dengan pembayaran dividen yaitu:
(a) Peraturan mengenai laba bersih yaitu menentukan
bahwa dividen dapat dibayar dari laba dahulu dan
laba sekarang.
(b) Peraturan mengenai tindakan yang merugikan
pemodal, peraturan tersebut akan melindungi para
kreditur, caranya dengan melarang pembayaran
dividen dari modal yang berarti membagikan
investasinya bukan membagikan keuntungan.
(c) Peraturan mengenai hak mampu bayar yaitu
menentukan bahwa perusahaan tidak membayar
dividen jika tidak mampu (perusahaan bangkrut)
2) Posisi likuiditas, yaitu apabila laba yang ditahan telah
diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap, seperti mesin
dan peralatan, bahan dan persediaan dan barang-barang
lainnya, dan bukan disimpan dalam bentuk uang tunai,
maka hal tersebut dapat menunjukkan posisi likuiditas
perusahaan yang rendah dan terdapat kemungkinan
perusahaan tidak mampu lagi membayarkan dividennya.
16
3) Perlu membayar kembali pinjaman. Disini perusahaan
perlu menyisihkan laba sebelum jatuh tempo hutang, agar
keuntungan perusahaan pada saat jatuh tempo hutang
dibebani dengan pembayaran seluruh hutang.
4) Keterbatasan karena kontrak hutang. Dalam perjanjian
hutang terdapat larangan-larangan bagi debitur
sehubungan dengan pembayaran dividen. Hal ini
dilakukan untuk melindungi pihak kreditur sehubungan
dengan dana yang dipinjamkan. Pembatasan tersebut
dilakukan dengan cara dividen yang akan datang hanya
boleh dibayar dari keuntungan yang diperoleh sesudah
ditandatanganinya. Kontrak hutang dividen tidak
dibayarkan jika modal kerja bersih jumlahnya lebih kecil
dari suatu jumlah tertentu.
5) Tingkat perluasan perusahaan semakin cepat tingkat
pertumbuhan perusahaan semakin besar kebutuhannya
untuk membiayai pengembangan harta perusahaan
tersebut, dan semakin banyak dana yang dibutuhkan
dikemudian hari, semakin banyak pula keuntungan yang
harus ditahan dan bukan untuk dibayarkan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen (dividen relatif
kecil).
17
6) Tingkat keuntungan (tingkat hasil pengembalian atas
aktiva yang diharapkan hal ini menentukan perusahaan
untuk membayar dividen atau menggunakannya di dalam
perusahaan.
7) Stabilitas perusahaan. Perusahaan yang keuntungannya
relatif stabil dapat memperkirakan bagaimana keuntungan
dimasa depan, sehingga kemungkinan besar perusahaan
akan membagikan keuntungannya dalam presentase yang
lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang
keuntungannya berfluktuasi
8) Kemampuan memasuki pasar modal. Perusahaan besar
yang sudah mempunyai profitabilitas yang tinggi dari
keuntungan yang stabil akan lebih mudah memasuki pasar
modal atau memperoleh dana dari luar untuk pembiayaan.
9) Kontrol. Kekhawatiran berkurangnya kekuasaan
kelompok dominan dalam mengendalikan perusahaan
cenderung mendorong perusahaan untuk memperbesar
laba ditahan demi keperluan ekspansinya, yang berarti
akan memperkecil pembayaran dividennya.
10) Kedudukan pajak para pemegang saham. Pada umumnya
para pemilik perusahaan yang memegang sebagian besar
sahamnya tergolong kelompok berpendapatan tinggi dan
merupakan pembayaran pajak yang tinggi, sehingga
18
menyebabkan perusahaan akan membayar dividen yang
rendah.
11) Pajak atas penghasilan yang diperoleh dengan tidak wajar.
Seringkali perusahaan menahan keuntungan hanya untuk
menghindari tarif pajak perusahaan yang tinggi, maka
dikeluarkan peraturan yang membebani pajak tambahan
terhadap keuntungan atas penghasilan yang diperoleh
dengan tidak wajar.
12) Tingkat inflasi. Kecenderungan kenaikan harga termasuk
harga aktiva tetap menyebabkan akumulasi penyusutan
tidak lagi mencukupi untuk mengganti aktiva tetap. Oleh
karena itu perusahaan memperbesar porsi laba ditahan
sehingga porsi untuk dividen menjadi berkurang.
3. Profitabilitas
Brigham dan Houston (2013:157) menyatakan bahwa
profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan
keputusan. Sartono (2001:82) berpendapat bahwa profitabilitas adalah
kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total akitva maupun modal sendiri. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba dengan keahliannya mengelola semua sumber daya
yang dimiliki.
19
Menurut Weston dan Brigham (2005:128), perusahaan dengan
tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang
yang relatif kecil karena tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar
pendanaan internal. Dengan kata lain, perusahaan dengan laba ditahan
yang besar, akan menggunakan laba ditahan terlebih dahulu sebelum
memutuskan untuk menggunakan hutang. Hal ini sesuai dengan
Packing Order Theory yang menetapkan suatu urutan keputusan
pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk
menggunakan laba ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai
pilihan terakhir (Mamduh, 2004:52).
Karena dapat menggambarkan laba yang diperoleh
perusahaan, investor jangka panjang sangat peduli terhadap analisa
profitabilitas. Rasio yang biasa digunakan dalam analisa ini adalah
rasio pengembalian atas aset (ROA). Return on Assets (ROA) dalam
analisis manajemen keuangan, mempunyai arti yang sangat penting
sebagai salah satu taktik analisis keuangan yang bersifat menyeluruh
atau komprehensif. Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang akan digunakan
untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Munawir,
2004:73). Semakin besar nilai ROA berarti suatu perusahaan
mempunyai kinerja yang bagus dalam menghasilkan laba bersih untuk
20
pengembalian total aktiva yang dimiliki sehingga berpengaruh
terhadap naiknya harga saham.
4. Likuiditas
Likuiditas diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan
memenuhi kewajiban keuangan dalam jangka pendek atau yang harus
segera dibayar (Mamduh, 2004:71). Jadi likuiditas merupakan tingkat
kemampuan suatu aktiva financial berubah menjadi kas atau
sebaliknya pada setiap saat yang diperlukan dengan kerugian yang
paling minimum. Perusahaan dikatakan likuid jika dapat memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo.
Tingkat likuiditas dapat diukur menggunakan rasio likuiditas.
Rasio likuiditas adalah rasio yang memperlihatkan hubungan kas
perusahaan dan aktiva lancar lainnya terhadap kewajiban lancarnya
(Weston dan Brigham, 2005:130). Rasio likuiditas yang umumnya
digunakan adalah rasio lancar (current rasio) dengan cara membagi
aktiva lancar dengan kewajiban lancarnya. Rasio tersebut
menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka pendek dari
para kreditor dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan akan
dikonvensi menjadi uang tunai dalam waktu dekat (Weston dan
Brigham, 2005:135). Perusahaan yang tidak likuid akan memberikan
dampak buruk bagi keuangan perusahaan karena hutang yang tidak
bisa dibayar semakin lama akan semakin menumpuk baik pinjaman
pokok ataupun bunganya. Hal ini juga dapat memberikan penilaian
21
yang buruk dari kreditor. Jadi semakin likuid suatu perusahaan, berarti
mempunyai kemampuan membayar hutang jangka pendek, sehingga
cenderung akan menurunkan total hutangnya. Hal ini sesuai dengan
pecking order theory yang menetapkan suatu urutan keputusan
pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk
menggunakan laba ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai
pilihan terakhir (Mamduh, 2004:80).
Menurut Leon dan Ericson (2007:76) rasio-rasio yang
berhubungan dengan likuiditas adalah, sebagai berikut:
a. Cash ratio
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam membayar kembali simpanan nasabah pada saat ditarik
dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya. Semakin tinggi
rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas bank tersebut.
Namun karena dalam hal ini Cash Ratio sangat mempengaruhi
profitabilitas, umumnya bank mempertahankan cash ratio
secukupnya berdasarkan historical record.
b. Reserve Requirment
Di Indonesia saat ini lebih dikenal dengan nama Giro Wajib
Minimum (GWM) atau Likuiditas Wajib Minimun, yaitu suatu
jumlah simpanan yang wajib dipelihara dalam bentuk rekening giro
di Bank Indonesia
22
c. Loan to Assets Ratio (LAR)
Adalah rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit dengan
menggunakan total asset yang dimiliki bank. Semakin tinggi ratio
ini, tingkat likuiditasnya semkin kecil, karena jumlah aset yang
diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar.
d. Rasio Kewajiban Bersih Call Money
Menunjukkan besarnya kewajiban bersih Call Money terhadap
aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank. Semakin
rendah rasio ini menunjukkan bahwa likuiditas bank cukup baik
karena bank dapat segera menutup kewajiban dalam kegiatan Pasar
Uang Anatar Bank (PUAB) dengan alat likuid yang dimilikinya.
5. Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset
dimana pertumbuhan aset masa lalu akan menggambarkan
profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan yang akan datang
(Taswan, 2003). Sedangkan pertumbuhan aset dihitung sebagai
persentase perubahan aset pada saat tertentu terhadap tahun
sebelumnya (Saidi, 2004). Jadi, dapat disimpulkan pertumbuhan
perusahaan merupakan perubahan total aset baik berupa peningkatan
maupun penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode
(satu tahun) atau dengan kata lain pertumbuhan perusahaan
merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size.
23
Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan
sampai seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai
sumber pembiayaannya. Dalam hubungannya dengan leverage,
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi sebaiknya
menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak
terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan
manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai
sumber pembiayaan karena menggunakan hutang akan mengharuskan
perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur.
Menurut Pearce dan Robinson (2007:35) pertumbuhan suatu
perusahaan sangat terkait dengan jumlah pasar yang dilayani yaitu
keragaman produk yang ditawarkan, dan dalam teknologi yang
digunakan untuk memproduksi barang dan jasa sering kali mengarah
pada peningkatan kemampuan kompetitif suatu perusahaan. Oleh
karena itu semakin besar pertumbuhan perusahaan, maka akan besar
dana yang dibutuhkan dan semakin besar juga hutang yang digunakan.
6. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya
perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun
hasil nilai total aktiva dari suatu perusahaan (Riyanto, 2004:93).
Disini yang dimaksud dengan ukuran perusahaan yaitu besar kecilnya
suatu perusahaan yang dapat dinyatakan dengan total aktiva. Semakin
24
besar total aktiva maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan.
Semakin besar aktiva maka semakin besar modal yang ditanam.
Dengan demikian, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau
besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan
menggunakan modal asing juga semakin besar. Hal ini disebabkan
karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk
menunjang operasionalnya, dan salah satu alternatif pemenuhannya
adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi.
Menurut Weston dan Brigham (2005:148) menyatakan bahwa suatu
perusahaan yang besar dan mapan (stabil) akan lebih mudah untuk ke
pasar modal. Kemudian untuk ke pasar modal maka berarti
fleksibilitasnya bagi perusahaan besar lebih tinggi serta kemampuan
untuk mendapatkan dana dalam jangka pendek juga lebih besar
daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar juga lebih dipercaya oleh
kreditur karena semakin besar ukuran perusahaan akan transparan
dalam mengungkapkan kinerja keuangannya. Oleh karena itu, ukuran
perusahaan yang besar merupakan sinyal positif bagi kreditur untuk
memberikan pinjaman. Selain itu, perusahaan besar memiliki
keuntungan aktivitas serta lebih dikenal oleh publik dibandingkan
dengan perusahaan kecil sehingga kebutuhan hutang perusahaan yang
besar akan lebih tinggi dari perusahaan kecil (Smith, 1996, dalam
Mulianti, 2009).
25
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
hutang sudah dilakukan beberapa peneliti dengan hasil yang berbeda-
beda. Penelitian tersebut antara lain :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel
Penelitian
Hasil
Penelitian
1 Dinar
Damayanti
dan Titin
Hartini
(2014)
Pengaruh
Profitabilitas,
Likuiditas,
Pertumbuhan
Penjualan dan
Ukuran
Perusahaan
Terhadap
Kebijakan
Hutang pada
Perusahaan
Sektor Consumer
Goods di BEI
Periode 2008-
2012
Dependen :
Kebijakan
hutang (DAR)
Independen :
Profitabilitas
(ROA),
likuiditas
(CR),
pertumbuhan
penjualan
(GROWTH)
dan ukuran
perusahaan
(SIZE)
Secara parsial
variabel
profitabilitas
dan likuiditas
berpengaruh
negatif
terhadap
kebijakan
hutang. Lalu
secara
simultan,
variabel
profitabilitas,
likuiditas,
pertumbuhan
penjualan dan
ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap
kebijakan
hutang.
2 Nasrizal,
Kamaliah dan
Tika Rahmi
Syafitri
(2010)
Analisi Pengaruh
Free Cash Flow,
Kebijakan
Dividen,
Kepemilikan
Saham
Manajerial, dan
Kepemilikan
Saham
Institusional
terhadap
Dependen :
Kebijakan
Hutang (DER)
Independen :
Free Cash
Flow (FCF),
Kebijakan
Dividen
(DPR),
Kepemilikan
Saham
Hanya Variabel
kepemilikan
saham
institusional
dan seluruh
variabel
kontrol
berpengaruh
signifikan
terhadap
kebijakan
26
Kebijakan
Hutang (Studi
Kasus
perusahaan di
BEI periode
2006-2008)
Manajerial
(MOWN), dan
Kepemilikan
Saham
Institusional
(INST)
hutang.
Sedangkan
variabel
lainnya tidak
berpengaruh
secara
signifikan.
3 Christine Dwi
K.S (2012)
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Kebijakan
Hutang (Studi
Kasus
Perusahaan
Manufaktur di
BEI periode
2006-2010)
Dependen :
Kebijakan
Hutang (DER)
Independen :
Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas,
Free cash
flow,
Kepemilikan
manajerial,
Kepemilikan
institusional,
Kebijakan
dividen dan
Struktur aset
Ukuran
perusahaan,
profitabilitas
dan free cash
flow
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap
kebijakan
hutang.
Sedangkan
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
kebijakan
dividendan
struktur aset
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
kebijakan
hutang.
4 Ni Komang
Ayu Purnianti
dan I Wayan
Putra (2016)
Analsisi Faktor-
Faktor yang
Memengaruhi
Kebijakan
Hutang
Perusahaan Non
Keuangan yang
Terdaftar di BEI
periode 2011-
2013
Dependen :
Kebijakan
Hutang (DER)
Independen :
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Ukuran dan
Umur
Perusahaan
Kepemilikan
Institusional
berpengaruh
negatif pada
kebijakan
hutang.
Kepemlikan
manajerial
tidak
berpengaruh
pada kebijakan
Hutang.
Ukuran
27
Perusahaan
berpengaruh
positif pada
kebijakan
hutang. Umur
berpengaruh
negatif pada
kebijakan
hutang.
5 Desi Milanto
(2013)
Analisis Faktor-
Faktor yang
Mempengaruhi
Kebijakan
Hutang (Studi
pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
Periode Tahun
2009-2011)
Dependen :
Kebijakan
Hutang
(DEBT)
Independen :
Kepemilikan
manajerial,
institusional,
kebijakan
dividen,
struktur aset,
ukuran dan
pertumbuhan
perusahaan.
Secara
bersama-sama
variabel
kepemilikan
manajerial,
institusional,
kebijakan
dividen,
struktur aset,
ukuran dan
pertumbuhan
perusahaan
mempengaruhi
variabel
kebijakan
hutang.
Sedangkan
secara parsial,
terdapat empat
variabel
independen
yaitu
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
institusional,
ukuran dan
pertumbuhan
perusahaan
yang
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kebijakan
hutang. Dua
variabel
28
lainnya yaitu
kebijakan
deviden dan
struktur aset
menunjukkan
pengaruh yang
tidak signifikan
terhadap
kebijakan
hutang.
6 Indra E.
Tjeleni (2012)
Kepemilikan
Manajerial dan
Institusional
Pengaruhnya
Terhadap
Kebijakan
Hutang pada
Perusahaan
Manufaktur di
BEI (2008-2010)
Dependen :
Kebijakan
Hutang
Independen :
Kepemilikan
Manajerial
dan
Kepemilikan
Institusional
Kepemilikan
manajerial dan
kepemilikan
institusional
berpengaruh
signifikan
terhadap
kebijakan
hutang
perusahaan
manufaktur di
BEI
7 Rizka Putri
Indahningrum
dan Ratih
Handayani
(2009)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Dividen,
Pertumbuhan
Perusahaan, Free
Cash Flow dan
Profitabilitas
terhadap
Kebijakan
Hutang
Perusahaan
(Studi Kasus
Perusahaan
Manufaktur di
BEI Periode
Tahun 2005-
2007)
Dependen :
Kebijakan
Hutang
Independen :
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Dividen,
Pertumbuhan
Perusahaan,
Free Cash
Flow dan
Profitabilitas
Kepemilikan
manajerial,
dividen, dan
pertumbuhan
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan
hutang.
Sedangkan
kepemilikan
institusional,
profitabilitas
dan free cash
flow
berpengaruh
terhadap
kebijakan
hutang.
8 Yeniate dan
Nicken
Destriana
(2010)
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Kebijakan
Dependen :
Kebijakan
Hutang
Independen :
Kepemlikan
Institusional,
struktur aset,
profitabilitas
29
Hutang pada
Perusahaan
Nonkeuangan
yang Terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia
(Periode tahun
2005-2007)
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Isntitsuional,
Kebijakan
Dividen,
struktur Aset,
Profitabilitas,
Pertumbuhan
Perusahaan
dan Risiko
Bisnis
dan
pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh
terhadap
kebijakan
hutang.
Sedangkan
kepemilikan
manajerial,
kebijakan
dividen dan
risiko bisnis
tidak
berpengaruh
terhadap
kebijakan
hutang.
9 Yulisa
Rebecca dan
Sylvia
Veronica
Siregar (2012)
Pengaruh
Corporate
Governance
Index (CGI),
Kepemilikan
Keluarga dan
Kepemilikan
Institusional
terhadap Biaya
Ekuitas dan
Biaya Hutang:
Studi Empiris
pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di BEI
(Periode Tahun
2008-2010)
Dependen :
Biaya Ekuitas
dan Biaya
Hutang
Independen :
Corporate
Governance
Index,
Kepemilikan
Keluarga dan
Kepemilikan
Institusional
CGI
berpengaruh
negatif
terhadap biaya
ekuitas dan
biaya hutang.
Kepemilikan
keluarga
berpengaruh
positif terhadap
biaya ekuitas
tetapi tidak
berpengaruh
terhadap biaya
hutang.
Kepemilikan
institusional
tidak
berpengaruh
terhadap biaya
ekuitas tetapi
berpengaruh
negatif
terhadap biaya
hutang.
10 Larasati
(2011)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial,
Dependen :
Kebijakan
Hutang
Kepemilikan
manajerial tidak
berpengaruh
30
Kepemilikan
Institusinal, dan
Kebijakan
Dividen terhadap
Kebijakan
Hutang
Perusahaan
(Studi kasus di
BEI 2005-2009)
Independen :
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusinal,
dan Kebijakan
Dividen
terhadap
kebijakan
hutang.
Sedangkan
kepemilikan
institusional dan
kebijakan
dividen
berpengaruh
terhadap
Kebijakan
Hutang
11 Bambang
Sudiyatno and
Septavia
Mustika Sari
(2013)
Determinants od
debt policy: An
emperical
studying
Indonesia stock
exchange
Dependen:
Kebijakan
Hutang
Independen:
Non-debt tax
shiled,
Struktur Aset,
Profitabilitas,
Pertumbuhan
dan Ukuran
Perusahaan
Struktur Aset,
Pertumbuhan
dan Ukuran
Perusahaan
berdampak
positif dan
signifikan
terhadap
Kebijakan
Hutang,
Profitabilitas
berdampak
negatif dan
signifikan
terhadap
Kebijakan
Hutang, Non-
debt tax shield
tidak
memberikan
efek yang
signifikan
terhadap
Kebijakan
Hutang.
12 Richard Kofi
Akoto and
Dadson
Awunyo Vitor
(2014)
What Determines
the Debt Policy
of Listed
Manufacturing
Firms in Ghana?
Dependen:
Struktur
Modal
Independen:
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
struktur modal
Struktur Aset
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap total
hutang,
Likuiditas
berpengaruh
positif namun
31
tidak signifikan
terhadap Total
Hutang, Ukuran
Perusahaan
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap Total
Hutang dan
Profitabilitas
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap Total
Hutang.
13 Nima S.
Sadeghian,
Mohammad
M. Latifi,
Saeed Soroush
And Zeinab T.
Aghabagher
(2012)
Debt Policy and
Corporate
Performance:
Empirical
Evidence from
Tehran Stock
Exchange
Companies
Dependen:
Kinerja
Perusahaan
Independen:
Kebijakan
Hutang
(Current Debt,
Non-Current
Debt dan
Total Hutang)
Peningkatan
Current Debts,
Non-Current
Debts, dan Total
Debts memiliki
pengaruh
Negatif pada
Kinerja
Perusahaan.
Selain itu
ditemukan pula
perusahaan yang
terus menerus
berusaha untuk
menciptakan
aset melalui
hutang, tanpa
memperhatikan
ukuran
perusahaan dan
faktor penting
lainnya, tidak
mampu
menunjukkan
kinerja yang
unggul.
14 Ben Moussa
Fatma And
Jameludin
Chichti (2011)
Interactions
between Free
Cash Flow, Debt
Policy and
Dependen:
Biaya Agency
Independen:
Stuktur
Mendukung teori
arus kas bebas
Jensen (1986)
yang menyatakan
bahwa kebijakan
32
Structure of
Governance:
Three Stage
Least Square
Simultaneous
Model Approach
Kepemilikan
dan Kebijakan
Hutang
utang
menggambarkan
mekanisme pokok
pemerintahan
yang dapat
membatasi risiko
arus kas bebas.
Dalam penelitian
ini ditemukan
juga bahwa
kepemilikan
manajerial
menurunkan
tingkat biaya
perusahaan dalam
hal arus kas
bebas. Dan
konsentrasi
kepemilikan
meningkatkan
risiko arus kas
bebas. Sumber : Kumpulan Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Berpikir
Kerangka teori, konsep, dan hasil penelitian terdahulu yang
relevan serta factor empiris dilapangan menjadi bahan penting dalam
penyusunan kerangka pemikiran (Umar, 2011 : 165). Berdasarkan
utraian permasalahan dan landasan teori di atas maka kerangka
berpikir penelitian ”Analisis Pengaruh Kebijakan Dividen,
Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran
Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang”(Studi kasus pada
perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2014), yang secara sistematis digambarkan seperti pada
gambar 2.1
33
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen:
1. Kebijakan
Dividen (DPR)
2. Profitab ilitas
(ROA)
3. Likuiditas (CR)
4. Pertumbuhan
Perusahaan (PER)
5. Ukuran
Perusahaan (Size)
Variabel Dependen:
Kebiakan Hutang
(DER)
Model Regresi
Uji Asumsi Klasik
Uji Regresi Berganda
Uji T (Parsial) Uji F (Simultan) Koefisien
Determinasi
Interpretasi
34
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
peneltian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2014:99). Berdasarkan kerangka
berpikir di atas, maka dapat diajukan suatu hipotesis sebagai berikut:
H1 : Terdapat pengaruh kebijakan dividen, profitabilitas, likuiditas,
pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan terhadap kebijakan
hutang secara simultan.
H2 : Terdapat pengaruh variable kebijakan dividen terhadap kebijakan
hutang secara parsial.
H3 : Terdapat pengaruh variable profitabilitas terhadap kebijakan hutang
secara parsial.
H4 : Terdapat pengaruh variable likuiditas terhadap kebijakan hutang
secara parsial.
H5 : Terdapat pengaruh variable pertumbuhan perusahaan terhadap
kebijakan hutang secara parsial.
H6 : Terdapat pengaruh variable ukuran perusahaan terhadap kebijakan
hutang secara parsial
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh
kebijakan dividen, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan dan
ukuran perusahaan terhadap kebijakan hutang. Penelitian ini menggunakan
data sekunder dengan menggunakan data laporan keuangan tahunan
perusahaan pada industri manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2010-2014.
B. Metode Penentual Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014.
Menurut Abdul Hamid (2007:112) untuk penarikan sampel digunakan
pendekatan “Non Probability Random Sampling” dengan teknik
“Convience Sampling” yaitu teknik penentuan sampling berdasarkan
kemudahan memperoleh data dan tidak menyusahkan mengukurnya serta
bersifat kooperatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 13 perusahaan
dengan kriteria sebagai berikut :
36
Tabel 3.1
Kriteria Sampel
No Kriteria sampel Jumlah perusahaan
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014
serta periode pelaporan keuangan
didasarkan tahun buku yang berakhir pada
31 desember.
126
2. Perusahaan yang tidak mengalami delisting
selama periode penelitian. 108
3. Perusahaan yang melaporkan keuangannya
dalam bentuk rupiah (Rp) selama periode
penelitian
89
4 Perusahaan manufaktur yang tidak
mengalami rugi pada periode penelitian 56
5 Perusahaan manufaktur yang membagikan
dividen secara berturut-turut selama periode
penelitian.
13
Jumlah sampel penelitian 13
1. Perusahaan digolongkan sebagai perusahaan manufaktur sesuai
dengan kategori yang dikembangkan oleh BEI yang tercantum
dalam IDX Fact Book dan tidak mengalami delisting selama tahun
2010-2014.
2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan yang
berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode tahun 2010-
2014.
3. Laporan keuangan perusahaan tersedia lengkap dalam satuan
rupiah (Rp) selama tahun 2010-2014.
4. Perusahaan yang tidak mengalami rugi selama tahun 2010-2014.
5. Perusahaan yang membagikan dividen tunai berturut-turut selama
periode tahun 2010-2014.
37
Jumlah sampel yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-
2014. Sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
4 AMFG Asahimas Flat Galss Tbk
5 APLI Asiaplast Industries Tbk
6 ASII Astra Internasional Tbk
7 CPIN Charoen Pokph and Indonesia Tbk
8 GGRM Gudang Garam Tbk
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
10 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
11 KLBF Kalbe Farma Tbk
12 SMGR Semen Gresik Tbk
13 UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber : www.idx.co.id
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data yang diperlukan, penulis
menggunakan sekunder. Data sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
oranglain, atau dokumen (Sugiyono, 2014:137). Teknik pengumpulan data
sekunder adalah sebagai berikut:
38
1. Kepustakaan
Menurut Sugiyono (2014 : 291) Studi kepustakaan berkaitan
dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai,
budaya dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti,
selain itu studi kepustakaan sangat penting dalam melakukan
penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur-
literatur ilmiah.
Data yang diperlukan untuk penelitian diperoleh dari buku,
jurnal, internet dan perangkat lain yang berhubungan dengan penelitian
yang akan dilakukan.
2. Penelitian Lapangan
Untuk memperoleh data, penulis mengadakan penelitian
langsung. Data yang diperlukan adalah data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia). Data tersebut diperoleh dari
Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI), Indonesian Capital
Market Directory, website BEI (www.idx.co.id) Data sekunder berisi
tentang data-data laporan keuangan selama perioden tahun 2010- 2014.
D. Metode Analisis Data
1. Metode Analisis Regresi Berganda
Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara
satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut
variabel tergantung atau dependen, regreresi berganda bebas atau
variabel independensi. Regresi yang memiliki satu variabel dependen
39
dan lebih dari satu variabel independen disebut regresi berganda.
Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika model
tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-
asumsi klasik statistik, baik itu multikolinieritas, autokorelasi, dan
heteroskedastisitas.
a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atas deskripsi
suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali,2013:19).
2. Uji Asumsi Klasik
Suatu model regresi berganda dapat dikatakan sebagai model
yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan
terbebas dari asumsi-asumsi klasik, baik itu multikolinieritas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Singgih Santoso (2012:230) pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel
independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik.
40
1) Analisis Deskriptif
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas
residual adalah dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendeteksi distribusi normal. Namun demikian hanya dengan
melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk
jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal
akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
Ada beberapa cara mendeteksi normalitas dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan
grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas
yaitu:
(a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
(b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
41
tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas. (Singgih
Santoso, 2012:322)
2) Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau
tidak hati-hati. Secara visual kelihatan normal, namun secara
statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu disamping uji grafik
dilengkapi dengan uji statistik.
Menurut Imam Ghozali (2013: 64) Uji statistik lain
yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov Smirnov
disingkat (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual terdistribusi normal
Ha : Data residual tidak terdistribusi secara normal
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2013:105) Uji Multikolinearitas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variable bebas (independen). Untuk mendeteksi ada
tidaknya multikoliniearitas didalam model regresi adsalah:
1) Estimator akan memiliki varians dan kovarians yang besar
sehingga sulit untuk membuat estimasi yang tepat
2) Confidence interval akan cenderung menjadi lebih besar
sehingga akan cenderung mengarah untuk menerima hipotesis
nol
42
3) Nilai t-rasio dari satu atau lebih koefisien akan menjadi tidak
signifikan secara statistik
4) Nilai R² menjadi tinggi dengan sedikitnya koefisien regresi
yang signifikan secara statistik
5) Variabel estimator regresi dan standar erornya akan bersifat
sensitif terhadap perubahan kecil pada data
Salah satu cara pengujian multikolinieritas adalah dengan
menghitung nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang dihasilkan
dari estimasi model regresi. Model regresi dikatakan tidak
memiliki multikolinieritas apabila nilai VIF < 10 dan nilai
tolerance > 0,1.
c. Uji Autokorelasi
Menurut Singgih Santosa (2012:241) tujuan uji autokorelasi
adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi
linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pada periode periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi
yang datanya time series atau berdasarkan waktu berkala, seperti
bulanan, tahunan, dan seterusnya, karena itu ciri khusus uji ini
adalah waktu. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
masalah autokorelasi adalah dengan metode run test.
43
Metode pengujian Run Test. Menurut Singgih Santoso
(2006:24) Run test ialah sebuah alat statistik untuk menguji apakah
sebuah sampel yang mewakili sebuah populasi telah diambil secara
acak (random). Jika tidak, maka sampel tersebut tidak bisa
digunakan untuk perlakuan lebih lanjut, seperti untuk menggambar
isi populasi.
Cara melakukan Uji run test yaitu dengan residual regresi
diolah dengan uji run test, kemudian dibandingkan dengan tingkat
signifikansi (α) yang dipergunakan. Apabila nilai hasil uji run test
lebih besar daripada tingkat signikansi (α) maka tidak terdapat
masalah autokorelasi pada data yang diuji. Pada uji run test, nilai
yang diandingkan adalah Asymp. Sig. (2-tailed). Bila α yang
ditentukan adalah 5%, maka hasil run test lebih besar daripada 0,05
maka data yang digunakan tidak terdapat masalah autokorelasi .
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2013:139). Jika
varian dari residual dari pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika varians berbeda
disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik tidak terjadi
heteroskedastisitas.
44
Pada penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan
dengan menggunakan scatterplot dan Uji Park Scatterplot
dilakukan dengan melihat grafik antara nilai predikdi variabel
terikat (dependent) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Deteksi ada tudaknya heteroskidastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi –Y
sesungguhnya). Sedangkan melalui Uji Park dengan meregres nilai
logaritma dari kuadrat residual terhadap variabel independen
(Ghozali, 2013:139).
3. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial dengan t-test
Uji t pada dasarnya digunakan untuk mengetahui seberapa
jauh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen.
1) Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas signifikan
(Ghozali, 2014:99) :
(a) Jika probabilitas signifikan > 0,05, maka Ho diterima,
berarti bahwa suatu variabel independen tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
45
(b) Jika probabilitas signifikan < 0,05, H0 ditolak, berarti
bahwa suatu variabel independen berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
Menentukan nilai t-hitung dengan persamaan:
ti = βi
Se (βi)
Dimana:
βi=bi = Koefisien regresi variabel Xi
Se (βi) = Standar error variabel Xi
b. Uji Simultan dengan F-Test
Menurut Sugiyono (2014:192) uji F digunakan untuk
mengetahui apakah secara simultan koefisien variabel bebas
mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat.
Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikat secara bersama-sama
dengan α = 0,05. Maka cara yang dilakukan adalah:
1) Bila (P-Value) < 0,05 artinya variabel independen secara
simultan mempengaruhi variabel dependen.
2) Bila (P-Value) > 0,05 artinya variabel independen secara
simultan tidak mempengaruhi variabel dependen.
c. Uji Koefisien Determinasi (adjusted R Square)
Koefisien determinasi (R²/ adjusted R²) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol
46
dan satu. Nilai R² / Adjusted R² kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas (Imam Ghozali, 2013: 97).
Menurut Gujarati dalam imam Ghozali (2013: 97-99) jika
dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai
adjusted R² dianggap bernilai nol. Secara sistematis jika nilai R² =
1, maka Adjusted R²= R²= 1 sedangkan jika nilai R² = 0, maka
adjusted R²= (1-k)/(n-k). Jika k . 1, maka adjusted R² akan bernilai
negatif.
d. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Sedangkan modal analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model regresi linear berganda (multiple regression) yang
bertujuan untuk menguji pengaruh kebijakan dividen,
Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran
Perusahaan terhadap kebijakan hutang secara bersama-sama.
Adapun persamaan dan regresi berganda dalam penelitian
ini adalah sebagaia berikut:
Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+e
Dimana:
Y = Kebijakan Hutang (DER)
a = Konstanta
X 1 = Kebijakan Dividen (DPR)
X2 = Profitabilitas (ROA)
47
X3 = Likuiditas (CR)
X4 = Pertumbuhan Perusahaan (GROWTH)
X5 = Ukuran Perusahaan (Size)
b1,b2,b3,b4,b5,.... = Koefisien regresi yang menunjukkan
angka peningkatan atau penurunan
variabel terikat yang didasarkan
pada hubungan nilai variabel
bebas.
e = Error Term
E. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan pokok permasalahan dari rumusan hipotesis, variabel
penelitian yang akan dianalisis dikelompokkan kedalam enam variabel
yaitu variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1,X2,X3,X4,X5...).
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yaitu variabel yang terikat oleh variabel
lainnya, atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan hutang yang
diwakili dengan debt equity ratio (DER). Variabel kebijakan hutang
ini merupakan rasio antara hutang terhadap equity. Rasio ini
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajibannya yang ditunjukan oleh beberapa bagian modal sendiri
yang digunakan untuk membayar hutang.
48
Variabel DER dirumuskan dengan rumus sebagai berikut:
2. Variabel Independen
Variabel independen ini sering disebut variabel tidak terikat
atau bebas. Variabel ini diwakili oleh Kebijakan Dividen,
Profitabilitas, Likuiditas, Pertimbuhan Perusahaan dan Ukuran
Perusahaan. Yang termasuk variabel independen adalah sebagai
berikut:
a) Kebijakan Dividen (X1)
Dalam penelitian ini variabel kebijakan dividen
dilambangkan dengan dividend payout ratio (DPR), dividen
dapat diartikan sebagai bagian yang dibagikan oleh emiten
kepada masing-masing pemegang saham. Yang merupakan rasio
antara pembayaran dividen yang diaproxykan dengan DPS
(dividend per share) terhadap EPS (earning per share) (Indah
ningrum dan Ratih, 2009).
Rumus DPR adalah sebagai berikut:
b) Profitabilitas (X2)
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan
memanfaatkan aset yang ada untuk menghasilkan pendapatan
DPR= DPS
EPS
DER = Total Hutang
Total Ekuitas
49
(Yeniatie dan Nicken, 2010). Merupakan rasio yang
menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang
efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya (Kasmir,
2009: 207). Rumus Return On Asset (ROA) yaitu:
c) Likuiditas (X3)
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pada penelitian ini,
likuiditas dihitung dengan current ratio (CR). Karena CR
menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka
pendek dari para kreditor dapat dipenuhi dengan aktiva yang
diharapkan akan dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu
dekat (Weston dan Brigham, 2005:125), CR dapat dirumuskan
sebagai berikut:
d) Pertumbuhan Perusahaan (X4)
Menurut Murni dan Andriana (dalam Rizka Putri
Indahningrum dan Ratih Handayani, 2009) dikatakan bahwa
potensi pertumbuhan perusahaan ditunjukkan dengan
menghitung perbandingan persentase pertumbuhan perubahan
dalam total aset (GROWTH). GROWTH dapat dihitung dengan
mengurangi Total Aset tahun ini dikurangi Total Aset tahun
sebelumnya lalu dibagi Total Aset tahun sebelumnya.
CR = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
50
Sehingga pertumbuhan perusahaan tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
e) Ukuran Perusahaan (X5)
Variabel ini merupakan rasio logaritma netral dan
penjualan (sales). Menurut Tittman dan Wessels (1988) dalam
Nuraini (2010) ukuran perusahaan merupakan ukuran besar
kecilnya perusahan yang diukur melalui logaritma natural dari
Total Asset (Ln total asset). Total asset dijadikan sebagai
indikator ukuran perusahaan karena sifatnya jangka panjang
dibandingkan dengan penjualan. Sedangkan logaritma natural
digunakan untuk meminimalkan varian dari model penelitian
Total Asset memiliki satuan miliar rupiah sedangkan variabel
independen yang lain mengguanakan persen (%), maka agar
variannya minimal logaritma natural total asset. Rumus ukuran
perusahaan adalah:
GROWTH = Total Aset n – Total Aset n-1
Total Aset n-1
Ukuran perusahaan = Ln Total
Asset
51
Tabel 3.3
Ringkasan Definisi Operasional Variabel
No Variabel Ukuran Tanda Definisi Rumus
1 Kebijakan
Hutang
Debt to
Equity
Ratio
DER
Perbandingan
antara hutang
dengan equity
=Total Hutang
Total Ekuitas
2 Kebijakan
Dividen
Dividend
Payout
Ratio
DPR
Sebagian bagian
Yang dibagikan
oleh emiten
kepada
masing-masing
pemegang
saham
= DPS
EPS
3 Profitabilitas
Return
On
Assets
ROA
Merupakan
rasio
yang
menunjukkan
hasil atas
jumlah aktiva
yang
digunakan
dalam
perusahaan
= Laba Bersih Setelah
Pajak
Total Aktiva
4 Likuiditas Current
Ratio CR
Pembagian
aktiva lancar
dengan
hutang
lancarnya
= Aktiva Lancar
Hutang Lancar
5 Pertumbuhan
Perusahaan
Firm
Growth
GRO
WTH
Dihitung
dengan
mengurangi
total aset tahun
ini dengan total
aset tahun
sebelumnya lalu
dibagi total aset
tahun ini
n
Total Aset n – Total Aset n-1
T
Total Aset n-1
6 Ukuran
Perusahaan Firm Size SIZE
Logaritma
natural dari
total
assetnya
Ln Total Asset
52
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai dengan 2014.
Perusahaan manufaktur yang digunakan adalah sebanyak 13 perusahaan yang dipilih
oleh penulis dengan kriteria tertentu.
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis telah memilih sampel dengan metode convience
sampling dengan menggunakan pertimbangan kriteria-kriteria yang telah ada.
Berikut kriteria dalam penentuan sampel:
1. Perusahaan digolongkan sebagai perusahaan manufaktur sesuai dengan
kategori yang dikembangkan oleh BEI yang tercantum dalam IDX factbook
dan tidak mengalami delisting selama tahun 2010-2014.
2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan yang berakhir
tanggal 31 desember selama periode 2010-2014.
3. Laporan keuangan perusahaan tersedia lengkap dalam satuan rupiah (Rp)
selama tahun 2010-2014.
4. Perusahaan yang tidak mengalami rugi selama tahun 2010-2014.
5. Perusahaan yang membagikan dividen tunai berturut-turut selama 2010-2014.
53
Tabel 4.1
Sampel Penelitian Periode 2010-2014
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
4 AMFG Asahimas Flat Galss Tbk
5 APLI Asiaplast Industries Tbk
6 ASII Astra Internasional Tbk
7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
8 GGRM Gudang Garam Tbk
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
10 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
11 KLBF Kalbe Farma Tbk
12 SMGR Semen Gresik Tbk
13 UNVR Unilever Indonesia Tbk Sumber: Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa total perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah 134 perusahaan. Namun, berdasarkan hasil
seleksi sampel hanya 13 perusahaan. Periode penelitian adalah 5 (lima) tahun yaitu
tahun 2010, 2011, 2012, 2013, dan 2014.
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel deskriptif menunjukan semua variabel yang digunakan dalam model
analisis regresi berganda, yaitu variabel Y (Kebijakan hutang) sebagai variabel
Dependen, variabel X1 (kebijakan dividen), X2 (Profitabilitas), X3 (Likuiditas), X4
54
(Pertumbuhan perusahaan), dan X5 (Ukuran perusahaan) sebagai variabel
Independen. Penjelasan dari masing-masing variabel adalah:
Tabel 4.2
Deskriptif Statistik
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai terendah variabel DPR
sebesar 0,02, nilai tertinggi 36,00, nilai rata-ratanya adalah sebesar 1,3231 dengan
standar deviasinya sebesar 4,68217. Variabel ROA dengan nilai terendah 0,62, nilai
tertinggi 71,51, nilai rata-ratanya 13,5903 dengan nilai standar deviasinya sebesar
11,69533. Variabel CR nilai terendahnya 65,40, nilai tertinggi sebesar 698,54,
dengan nilai rata-ratanya sebesar 239,3651, dengan nilai standar deviasinya sebesar
143,27488. Untuk variabel GROWTH mempunyai nilai terendah -0,37, dengan nilai
tertinggi sebesar 0,90, nilai rata-ratanya sebesar 0,1766 dengan nilai stadar
deviasinya adalah sebesar 0,204544. Lalu untuk variabel SIZE mempunyai nilai
terendah sebesar 26,33, nilai tertinggi 33,13 dengan nilai rata-rata sebesar 19,8314
dan dengan nilai standar deviasi sebesar 1,89780.
Deskriptif Statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 65 .15 2.28 .7975 .57103
DPR 65 .02 36.00 1.3231 4.68217
ROA 65 .62 71.51 13.5903 11.69533
CR 65 65.40 698.54 239.3651 143.27488
GROWTH 65 -.37 0.90 .1766 .204544
SIZE 65 26.33 33.13 29.8314 1.89780
Valid N (listwise) 65
55
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
1. Analisis Grafik
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode probability plot (P-
Plot). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui variabel pengganggu atau residual
dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah model regresi yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati
normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik tidak valid untuk jumlah
sampel yang kecil. Data mengenai uji normalitas dapat dilihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal P-Plot
Sumber : Hasil Olah data dengan SPSS
Dengan melihat tampilan gambar 4.1 grafik normal plot menunjukkan titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
56
Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah berdistribusi
normal.
2. Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan mata kalau tidak hati-hati
secara visual kelihatan normal, pada hal secara statistik bisa sebaliknya (Ghozali,
2011).
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 65
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation .35696219
Most Extreme
Differences
Absolute .073
Positive .073
Negative -.059
Kolmogorov-Smirnov Z .590
Asymp. Sig. (2-tailed) .877
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai Kormogorov-Smirnov pada
uji ini adalah sebesar 0,590 > 0,05. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada tabel diatas
adalah sebesar 0,877. Nilai Kormogorov-Smirnov dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
menunjukkan lebih besar dari 0,05, ini artinya data terdistribusi secara normal.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini semua sampel pada
penelitian ini terdistribusi secara normal.
57
b. Uji Multikolinieritas
Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus terbebas
dari gejala multikolinieritas, gejala ini ditunjukkan dengan korelasi antar variabel
independen. Pengujian dalam uji multikolinieritas dengan melihat nilai VIF
(Variance Inflation Factor) harus berada dibawah 10, hal ini dijelaskan sebagai
berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistiks
Tolerance VIF
1
(Constant)
DPR .808 1.238
ROA .942 1.061
CR .990 1.010
GROWTH .925 1.081
SIZE .867 1.153
a. Dependent Variable: DER
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Tabel 4.5 menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala
multikolinieritas antara masing-masing variabel independen yaitu dengan melihat
nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai 10 maka data di atas
dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolinieritas. Karena data di atas
menunjukan bahwa nilai VIF tidak lebih dari 10, dengan nilai tolerance tidak
kurang dari 0,10. keadaan seperti itu membuktikan bahwa tidak terjadi gejala
multikolinieritas.
58
c. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian gejala Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji
regresi dapat diidentifikasi dari pola scatter plot diagram.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Dari grafik scaterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak,
tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas
maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian
bahwa data tersebut memenuhi syarat untuk dipakai melihat hubungan variabel
independen DPR, ROA, CR, GROWTH dan SIZE terhadap variabel dependennya
DER. Akan tetapi analisis grafik plot memiliki kelemahan dalam keakuratan
59
menginterpretasikannya, oleh karna itu dilakukan uji statistik untuk lebih
menjamin keakuratan hasil penelitian. Uji Park adalah salah satu uji statistik
digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas.
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Park
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam tabel tersebut, salah satu cara
untuk mendeteksi yaitu dapat dilihat bahwa semua variabel bebas menunjukkan
hasil yang tidak signifikan karena berada diatas α > 0,05, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel bebas tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas
dalam varian kesalahan.
d. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi ada korelasi antara semua urutan pengamatan dari waktu ke waktu. Salah
satu asumsi regresi linier adalah tidak terdapatnya autokorelasi (Husein Umar,
2002:188) dalam Indoyama (2008:21). Autokorelasi muncul karena observasi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9.585 15.984 .600 .551
LnDPR .640 .284 .297 2.250 .290
LnROA .540 .358 .205 1.509 .137
LnCR -.134 .462 -.038 -.291 .773
LnGROWTH .402 .392 .135 1.027 .309
LnSIZE -3.578 4.683 -.102 -.764 .448
a. Dependent Variable: Lnei2
60
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Hal ini karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi lainnya.
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi: Uji Runs Test
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea .02496
Cases < Test Value 32
Cases >= Test Value 33
Total Cases 65
Number of Runs 35
Z .377
Asymp. Sig. (2-tailed) .706
a. Median
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa residual dalam persamaan regresi tidak
random dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05. Kondisi ini menunjukan
bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang
terdiri dari dari Kebijakan dividen (DPR), Profitabilitas (ROA), Likuiditas (CR),
Pertumbuhan perusahaan (GROWTH), dan ukuran perusahaan (SIZE) di Bursa
Efek Indonesia secara parsial.
61
Tabel 4.7
Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Terlihat bahwa nilai alpha untuk koefisien DPR lebih besar dari 0,05
(0,241 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang
berarti dividen payout ratio tidak berpengaruh berpengaruh secara parsial
terhadap kebijakan hutang.
Terlihat bahwa nilai alpha untuk koefisien ROA nilai lebih besar kecil
0,05 (0,05 > 0,000), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti ROA berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan hutang.
Terlihat bahwa nilai alpha untuk koefisien Current Ratio lebih kecil dari
0,05 (0,05 > 0,000), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
yang berarti current ratio berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Terlihat bahwa nilai alpha untuk koefisien Growth lebih kecil dari 0,05
(0,05 < 0,001), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang
berarti Growth berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan hutang.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 2.294 .724 3.170 .002
DPR -.012 .010 -.098 -1.184 .241 .808 1.238
ROA .017 .004 .350 4.567 .000 .942 1.061
CR -.003 .000 -.708 -9.455 .000 .990 1.010
GROWTH .765 .216 .274 3.540 .001 .925 1.081
SIZE -.039 .024 -.131 -1.634 .108 .867 1.153
a. Dependent Variable: DER
62
Terlihat bahwa nilai alpha untuk koefisien SIZE lebih besar dari 0,05
(0,05 < 0,108), maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang
berarti SIZE tidak berpengaruh secara parsial terhadap kebijakan hutang.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Tabel 4.8
Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 14.038 5 2.808 24.248 .000b
Residual 6.831 59 .116
Total 20.869 64
a. Dependent Variable: DER
b. Predictors: (Constant), SIZE, CR, GROWTH, ROA, DPR
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F dapat dilihat
signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,05>0,000), maka dapat
disimpulkan maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel kebijakan dividen, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan
penjualan dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap
kebijakan hutang.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2 atau adjust R
2) pada initinya mengukur
sejauh mana kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Nilai
koefisien determinasi kecil berati kemampuan variabel-variabel indepen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas (Indoyama,
2008:25).
63
Tabel 4.9
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .820a .673 .645 .3402680
a. Predictors: (Constant), SIZE, CR, GROWTH, ROA, DPR
b. Dependent Variable: DER
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Dari hasil pengolahan regresi berganda diketahui bahwa besarnya
nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,820 artinya hubungan antar variabel
independen DPR, ROA, CR, GROWTH dan SIZE dengan variabel
dependen memiliki hubungan positif yang kuat. Arti hubungan yang
positif yaitu apabila variabel X (variabel independen) naik 1 persen maka
akan menaikan 1 persen variabel Y (variabel dependen). Sedangkan nilai
koefisien determinasi berganda (Adjust R2) sebesar 0,645. Hal ini berarti
bahwa variabel DPR, ROA, CR, GROWTH dan SIZE mampu
menjelaskan variasi dari variabel dependen, yaitu sebesar 64,5% dan
sisanya 35,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
model penelitian.
Sedangkan Standart Error of the Estimate sebesar 0,34026
menunjukkan model persamaan regresi secara tepat memprediksi variabel
terikat.
d. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh DPR, ROA, CR,
GROWTH dan SIZE terhadap DER adalah sebagai berikut:
64
Tabel 4.10
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS
Dari tabel diatas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk
mengetahui pengaruh DPR, ROA, CR, GROWTH dan SIZE terhadap
DER sebagai berikut:
Y = 2,294 + 0,017 ROA – 0,003 CR + 0,765 GROWTH + ε
Keterangan:
Y = DER
a = Konstanta
X2 = ROA
X3 = CR
X4 = GROWTH
ε = error term
Koefisien-koefisien persaman regresi linier berganda di atas dapat
diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar 2,294 menunjukkan
bahwa jika variabel DPR, ROA, CR, GROWTH dan SIZE bernilai nol
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 2.294 .724 3.170 .002
DPR -.012 .010 -.098 -1.184 .241 .808 1.238
ROA .017 .004 .350 4.567 .000 .942 1.061
CR -.003 .000 -.708 -9.455 .000 .990 1.010
GROWTH .765 .216 .274 3.540 .001 .925 1.081
SIZE -.039 .024 -.131 -1.634 .108 .867 1.153
a. Dependent Variable: DER
65
maka DER adalah 2,294 kali. Sedangkan variabel ROA sebesar 0,017
menunjukkan bahwa jika variabel ROA meningkat 1 satuan maka DER
sedangkan variabel X lainnya tetap maka akan meningkat sebesar 0,028
kali. Variabel CR sebesar 0,003 menunjukkan bahwa jika variabel CR
meningkat 1 satuan sedangkan variabel X lainnya tetap maka akan
menurunkan DER sebesar 0,003 kali. Variabel GROWTH sebesar 0,765
menunjukkan bahwa jika variabel GROWTH meningkat 1 satuan
sedangkan variabel X lainnya tetap maka akan menaikkan DER sebesar
0,765 kali..
e. Interpretasi
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat dilihat bahwa ada tiga
variabel yang berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang yaitu kebijakan
profitabilitas, likuiditas dan pertumbuhan perusahaan. Hal ini dapat dilihat
dari nilai signifikan dari masing-masing variabel independen yang lebih
kecil dari 0,05. Variabel kebijakan dividen dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap kebijakan hutang karena nilai signifikan dari
variabel tersebut lebih besar dari 0,05..
Kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Dividen menurut Weston dan Copeland (2005) dalam Ahmad
Rodoni dan Herni Ali (2010:121) adalah keuntungan perusaaan yang
berbentuk perseroan terbatas yang diberikan kepada para pemegang
saham.
66
Kebijakan dividen tidak berpengaruh menurunkan jumlah hutang
yang ada di dalam suatu perusahaan. Dalam konteks masalah agensi,
mekanisme pembayaran dividen dapat digunakan untuk menggantikan
peranan hutang dalam pengawasan masalah agensi, namun hubungan
tersebut tidak berjalan secara efektif, sehingga kebijakan dividen tidak
berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hal ini menunjukan bahwa
informasi kebijakan dividen belum menjadi informasi bagi perusahaan
dalam menentukan kebijakan hutang oleh karena banyak perusahaan
manufaktur yang secara konsisten tidak membagikan dividen
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Yeniate dan Destriana (2010) serta penelitian yang dilakukan oleh
Desi Milanto (2013) yang menyatakan kebijakan dividen tidak
berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Dan hasil penelitian ini juga
bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Steven dan Lina
(2011), serta penelitian yang dilakukan oleh Larasati (2011) yang
menyatakan bahwa kebijkan dividen berpengaruh terhadap kebijakan
hutang.
Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Profitabilitas adalah Kemampuan perusahaan dalam
mengahasilkan keuntungan atau laba. Dalam penelitian ini ada pengaruh
positif antara profitabilitas terhadap kebijakan hutang. Hasil ini tidak
sesuai dengan hipotesis pecking order, tetapi mendukung hipotesis static
trade-off, profitabilitas diprediksikan memiliki profit terhadap struktur
67
modal. Perusahaan yang memiliki profit akan menggunakan lebih banyak
ut ang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pengurangan
pajak (Adrianto dan Wibowo, 2007). Hasil penelitian ini sejalan dengan
yang dilakukan oleh Yeniate dan Destriana (2010) dan Christine Dwi
(2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
kebijakan hutang.
Hasil ini tidak sesuai dengan yang dikemukakan oleh Brigham dan
Houston (2013:160) bahwa perusahaan yang memiliki tingkat
pengembalian atas investasi yang sangat tinggi menggunakan hutang yang
relatif sedikit, tinggkat pengembalian yang tinggi memungkinkan mereka
melakukan sebagian besar pendanaan secara internal. Dan hasil penelitian
ini bertentangan dengan peneitian yang dilakukan oleh Seftianne dan
Ratih Handayani (2011) yang menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh
terhadap DER.
Likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Likuiditas diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan
memenuhi kewajiban keuangan dalam jangka pendek atau yang harus
segera dibayar (Mamduh, 2004:71).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh negatif antara
likuiditas terhadap kebijakan hutang. Semakin tinggi likuiditas, maka
semakin rendah tingkat kebijakan hutang. Yang artinya semakin besar
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya maka akan semakin kecil tingkat kebijakan hutang. Menurut
68
pecking order theory, perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi
akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini
disebabkan perusahaan dengan likuiditas yang tinggi mempunyai dana
internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih
menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai
investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hasil ini didukung oleh penelitian Dinar Damayanti dan Titin Hartini
(2014) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan
hutang.
Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Pada hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif
antara pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan hutang. Semakin besar
pertumbuhan perusahaan maka akan semakin besar tingkat kebijakan
hutang. Yang artinya perusahaan yang sedang tumbuh akan membutuhkan
banyak dana. Salah satu cara untuk memenuhi dana tersebut adalah
melalui hutang. Oleh karena itu, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang. Sesuai dengan
hipotesis static trade-off, profitabilitas diprediksikan memiliki profit
terhadap struktur modal. Perusahaan yang memiliki profit akan
menggunakan lebih banyak utang untuk mendapatkan keuntungan yang
lebih besar dari pengurangan pajak (Adrianto dan Wibowo, 2007).
69
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Desi Milanto (2013) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan
berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Dan hasil penelitian ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizka dan Ratih
(2009) serta Steven dan Lina (2011) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan
dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupun hasil nilai total
aktiva dari suatu perusahaan (Riyanto, 2004:93).
Ukuran perusahaan perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kebijakan hutang artinya setiap kenaikan ukuran perusahaan tidak diikuti
dengan kebijakan hutang perusahaan. Ukuran perusahaan yang besar tidak
menjamin perusahaan untuk meminjam dana untuk memenuhi kebutuhan
pendanaannya, karena bisa saja perusahaan menggunakan dana internal
dalam pendanaannya. Penggunaan dana internal kemungkinan atas dasar
resiko masa datang. Hasil ini menunjukkan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hal ini dapat dimaknai bahwa
ukuran perusahaan yang besar maka tidak dapat mempengaruhi tingkat
kebijakan hutang perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori pecking order
bahwa perusahaan cenderung memakai laba ditahan sebelum
menggunakan hutang.
70
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
M. Latifi (2012) yang menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh ukuran
perusahaan terhadap kebijakan hutang. Dan hasil penelitian ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dinar dan Titin
(2014) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh ukuran perusahaan
terhadap kebijakan hutang.
71
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka data
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji t (parsial) ditemukan bahwa variabel kebijakan deviden
(DPR), profitabilitas (ROA), likuiditas (CR), pertumbuhan perusahaan
(GROWTH), dan ukuran perusahaan (SIZE) terhadap kebijakan hutang adalah:
a. Kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
b. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.
c. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.
d. Pertumbuhan perusahaan positif berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
e. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
f. Pengaruh variabel kebijakan deviden, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan
perusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap
kebijakan hutang sebesar 64,5% dan sisanya 35,5% dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain.
2. Berdasarkan hasil uji F, variabel independen yaitu kebijakan deviden,
profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan
berpengaruh secara simultan terhadap kebijakan hutang.
3. Berdasarkan koefisien regresi pada setiap variabel, dapat dijelaskan bahwa
variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kebijakan hutang adalah
pertumbuhan perusahaan. Dapat diketahui dengan melihat koefisien beta yang
72
paling besar antara variabel independen lainnya. Dengan nilai 0,765 adalah nilai
paling besar dengan variabel independen lainnya.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengemukakan
beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dibawah ini sebagai berikut:
a. Bagi Perusahaan
Secara Simultan dan Parsial terdapatnya pengaruh postif dan signifikan antara
variabel profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan hutang.
Dan pengaruh negatif dan signifikan antara variabel likuiditas terhadap kebijakan
hutang. Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam
mempertimbangkan keputusan pendanaan yang akan diambil, apakah akan
menggunakan dana internal ataukah menggunakan dana eksternal karena
keputusan pendanaan yang akan diambil akan berpengaruh terhadap keputusan
keputusan lain dan berpengaruh terhadap kemajuan dan kelangsungan hidup
perusahaan dimasa yang akan datang.
b. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam menentukan dan
memutuskan investasi yang akan dilakukan, karena tentunya setiap investor
menginginkan prospek yang lebih baik bagi perusahaannya dimasa depan dan
mendapatkan keuntungan sesuai yang diharapkan.
73
c. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu dalam bidang
keuangan agar lebih mengerti dan memahami tentang kebijakan hutang yang baik
dalam suatu perusahaan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mengemukakan beberapa
saran yang mungkin bermanfaat, yaitu:
1. Variabel independen dalam penelitian ini hanya dapat menjelaskan 64,5% saja
terhadap variabel dependen, sehingga untuk penelitian lebih lanjut dapat
dilakukan dengan mengganti atau menambah variabel yang telah digunakan,
sehingga dapat menjelaskan secara keseluruhan.
2. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian dengan
menambah tahun penelitian dan juga memperbanyak jumlah sampel untuk
penelitian yang akan datang.
3. Penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan memperluas model penelitian
sebelumnya, menggunakan metode dan alat uji yang lebih lengkap dan akurat
sehingga memperoleh kesimpulan yang lebih valid.
74
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto dan Wibowo, B. “Pengujian Teori Pecking Order Pada Perusahaan-
Perusahaan Non Keuangan LQ45 Periode 2001-2005”. Manajemen
Usahawan Indonesia, XXXVI, volume 12, hal 45-53, 2007.
Ahmad Rodoni dan Herni Ali. “Manajemen Keuangan”. Mitra Wacana Media,
Jakarta, 2010.
Agus Sartono. “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”. BPEF, Yogyakarta,
2001.
Ambarwati, Sri dan Dwi, Ari. “Manajemen Keuangan Lanjutan”. Cetakan
Pertama, Graha Ilmu, Yogjakarta, 2010.
Aloto, Richard Kofi. “What Determines the Debt Policy of Listed Manufacturing
Firms in Ghana?”. Internasional Business Research, Vol. 7, No.1;2014.
ISSN 1913-9004 E-ISSN 1913-9012.
Aviyanti, Ayu Listia. “Analsis pengaruh kebijakan dividen, proritabilitas,
pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan
hutang.” Skripsi UIN Jakarta, 2013.
Bambang Riyanto. “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”, Edisi 4, BPFE,
Yogyakarta, 2004.
Brealey, Myers, dan Marcus. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan
Jilid I., Jakarta, Erlangga, 2008.
Brigham, E,F dan Weston, J,F. “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”. Edisi
Kesembilan, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston.“Dasar-dasar Manajemen Keuangan”,
Buku Dua, Edisi Kesebelas, Jakarta, Salemba Empat, 2013.
Damayanti, Dinar dan Hartini, Titin.. “Pengaruh Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Sektor Consumer Goods
di BEI Periode 2008- 2012”. Jurnal Manajemen, STIE MDP, 2014.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. ”Pasar Modal di Indonesia:
Pendekatan Tanya Hawab”. Jakarta, Salemba Empat, 2006.
Dwi, Christine K.S. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang
(Studi Kasus Perusahaan Manufaktur di BEI periode 2006-2010)”. Jurnal
Akuntansi, Universitas Kristen Maranatha, 2012.
75
Fatma, Ben Moussa and Crichti, Jameleddine. “Interaction between Free Cash
Flow, Debt Policy and Structure of Governance: Three Stage Least
Square Simultaneous Model Approach. Ecole Superiure de Commerce de
Tunis, Campus Universitaire de La Manouba. Journal of Management
Research ISSN 1941-899X 2011, Vol. 3, No. 2: E9.
Financial Accounting Standard Board (FASB) Statement of Financial Accounting
Concept (SFAC) Concept No.6, 1985. Elements of Financial Statement of
Bussiness Enterprises. Norwalk.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 21”,
Universitas Diponogoro, Semarang, 2013
Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Jakarta, FEIS UIN, 2007.
Hanafi, Mamduh M. “Manajemen Keuangan”. BPFE, Yogyakarta 2004.
Harmono, “Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard
(PendekatanTeori, Kasus, dan Riset Bisnis)”, Bumi Aksara, Jakarta. 2009.
Hermeindito Kaaro.“Analisis Leverage dan Dividen Dalam Lingkungan
Ketidakpastian: Pendekatan Pecking Order Theory dan Balancing
Theory”. Simposium Nasional Akuntansi IV. 2001
H. Chen, Andrew and Kim, E. Han. “Theories of Corporate Debt Policy: A
Synthesis”. The Journal of Finance. Vol XXXIV. No.2. May 1979.
Horne, James C.Van dan John M. Machowicz, Jr. “Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan”. Edisi 13, Salemba Empat, Jakarta, 2012.
Indahningrum, Rizka Putri. Handayani, Ratih. “Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Dividen, Pertumbuhan Perusahaan, Free Cash
Flow dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi
Kasus Perusahaan Manufaktur i BEI Periode Tahun 2005-2007)”. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi Vol. 11. No.3 Desember 2009. Hlm. 189-207, 2009.
Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. “Theory of the Firm : Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure” . Journal of Financial
Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.
John A. Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr. “Manajemen Strategis- Formulasi,
Implementasi, dan Pengendalian”. Edisi 10 Buku 1, Salemba Empat,
Jakarta, 2007.
Kasmir. “Analisis Laporan Keungan”. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009.
Larasati. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusinal, dan
Kebijakan Dividen terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan (Studi kasus
76
di BEI 2005-2009)”. Jurnal Ekonomi dan Akuntansi Universitas
Padjajaran, 2011.
Leon, Boy dan Sonny Ericso. “Manajemen Aktiva Pasiva Non Bank”.
PT.Grasindo, Jakarta, 2007.
Mankiw, Gregory.”Principal of Economics (Pengantar Ekonomi Mikro)”. Edisi 3,
Jakarta, Salemba Empat, 2006.
Milanto, Desi. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2009-2011)”. Jurnal Fakultas Ekonomi
Universitas Semarang, 2013.
Mulianti, Fitri Mega. “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
hutang dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.”Jurnal Bisnis dan
Akuntansi, Vol 15 No.5, 2009.
Mutamimah. “Analisis Struktur Modal Pada Perusahaan-Perusahaan Non
Finansial Yang Go Public Di Pasar Modal Indonesia”. Jurnal Bisnis
Strategi. Vol. 11 Juli. Pp 71-60, 2003.
Nasrizal. Syafitri, Tika R. “Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Kebijakan
Dividen, Kepemilikan Saham Manajerial, dan Kepemilikan Saham
Institusional terhadap Kebijakan Hutang (Studi Kasus perusahaan di BEI
periode 2006-2008)”. Jurnal Akuntansi, Universitas Riau, 2010.
Nuraini, Yustiana Ratna, “Analisis pengaruh Return On Investment, Fixed Assets
Ratio, Firm Size dan Rate of Growth terhadap Debt to Equity Ratio pada
perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode
2003-2007”, Tesis Universitas Diponogoro, 2010.
Ozkan, Aydin. “Determinants of Capital Structure and Adjusment To Long Run
Target: Evidence from UK Company Panel Data”. Journal Business
Finance & Accounting, halaman 175-198., 2001.
Purnianti, Ni Komang Ayu. Putra, I Wayan. “Analisis Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan Non Keuangan yang
Terdaftar di BEI periode 2011-2013”. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana Vol.14. 1 Januari 2016: 91-117, 2016.
Rebecca, Yulisa. Siregar, Sylvia Veronica. “Pengaruh Corporate Governance
index (CGI), Kepemilikan Keluarga dan Kepemilikan Institusional
terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Hutang: Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI (Periode Tahun 2008-
2010)”. Jurnal Universitas Indonesia, 2012.
77
S.Munawir. “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Ke-4, Liberty,
Yogyakarta.2004. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK ). Jakarta: Salemba Empat, 2004.
Sadegian, Nina Sepelur and Luthfi, Mohammad Mehdi. “Debt Policy adn
Corporate Performance: Empirical Evidence from Tehran Stock Exchange
Companies”. Internasional Journal of Economics and Finance; Vol.4, No.
11, ISSN 1916-971X E-ISSN 1916-9728, 2012.
Saidi. 2004. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada
Perusahaan Manufaktur Go Public di BEJ Tahun 1997-2002”. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi, Vol. 11,No. 1, Maret 2004.
Samsul, Muhammad. “Pasar Modal dan Manajemen Portofolio”. Erlangga,
Surabaya, 2006.
Santosa, Singgih. “Seri Solusi Bisnis Berbasis TI: Menggunakan SPSS untuk
statistic Non Parametrik”. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2006.
Santosa, Singgih. “Panduan Lengkap SPSS Versi 20”. PT Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2012.
Sholihin, M.Sakti. “Analisis pengaruh struktur kepemilikan profitabilitas, dan
pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan
perbankan Nasional”. Skripsi UIN Jakarta, 2010.
Steven dan Lina, “Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang
perusahaan manufaktur”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.13, NO.3,
Hlm. 163-183. Desember 2011.
Studiyatno, Bambang and Sari, Septavia Mustika. “Determinant Of debt policy:
An emperical studying Indonesia stock exchange”. Faculty of Economics,
Universitas Stikubang, Semarang, Indonesia. Educational Research (ISSN
2141-5161) Vol. 4 (1) pp. 96-106, February 2015.
Suad, Husnan. “Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”, Edisi
Ketiga, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2001.
Sukmaja. “Analisis Dampak Struktur Kepemilikan terhadap Kebijakan Hutang
dalam Mengontrol Masalah Keagenan.” Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
Sugiyono. “Metodologi Penelitian Kuantitatif & RND”, Alfabeta, Bandung, 2014.
Taswan. 2003. Analisis Integrasi Strategi Dilik dan Kebijakan Dividen terhadap
Nilai Perusahaan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal
Bisnis dan Ekonomi. September. P:17-28.
78
Tjeleni, E Indra. ”Kepemilikan Manajerial dan Institusional Pengaruhnya
Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur di BEI (2008-
2010)”. ISNN 2303-1174 Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam
Ratulangi Manado, 2012.
Umar, Husein. “Metodologi Penelitian Untuk Skripisi dan Tesis Bisnis”. Jakarta,
Rajawali Pers, 2011.
Van Horne, James C dan Jhon M. Wachowicz. 2007. “Prinsip-Prinsip
Manajemen Keuangan. Buku Dua. Edisi Keduabelas”. Jakarta, Salemba
Empat.
Yeniate. Destriana, Nicken.“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan
Hutang pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (Periode tahun 2005-2007). Jurnal Bisnis dan Akuntansi.
Vol.12. No.1 April 2010. Hlm. 1-16, 2010.
Weston, Fred, J dan Thomas, E Copeland. “Manajemen Keuangan Jilid 2”.
Binarupa Aksara Publisher, Jakarta, 2010.
https://www.bps.go.id/index.php/pencarian?searching=pertumbuhan+ekonomi&yt
1=Cari (diakses pada tanggal 20 Februari 2016 pukul 19.00).
http://bisnis.liputan6.com/read/2427664/cerita-di-balik-penutupan-pabrik-pana
sonic-dan-toshiba (diakses pada tanggal 10 Februari 2016 pukul 20.00)
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/138870-uni-eropa-terancam-krisis-global
(diakses pada tanggal 10 Februari 2016 pukul 21.00).
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.
aspx (diakses pada tanggal 11 Februari 2016 pukul 10.00).
http://www.bkpm.go.id/id/publikasi/berita-investasi/P102 (diakses pada tanggal
11 Februari 2016 pukul 12.00).
http://www.kemenperin.go.id/artikel/4082/Pertumbuhan-Ekonomi-Nasional-2012
(diakses pada tanggal 11 Februari 2016 pukul 14.00).
79
LAMPIRAN
80
LAMPIRAN 1
Sampel penelitian Periode 2010-2014
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 ADES Akasha Wira Internasional Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
3 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
4 AMFG Asahimas Flat Galss Tbk
5 APLI Asiaplast Industries Tbk
6 ASII Astra Internasional Tbk
7 CPIN Charoen Pokph and Indonesia Tbk
8 GGRM Gudang Garam Tbk
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
10 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
11 KLBF Kalbe Farma Tbk
12 SMGR Semen Gresik Tbk
13 UNVR Unilever Indonesia Tbk
81
LAMPIRAN 2
Hasil Penghitungan Data Mentah
KEBIJAKAN HUTANG
NO KODE 2010 2011 2012 2013 2014
1 ADES 2.25 1.51 0.86 0.67 0.71
2 AISA 2.28 0.96 0.9 1.13 1.05
3 AKPI 0.88 1.04 1.03 1.03 1.15
4 AMFG 0.29 0.25 0.27 0.28 0.23
5 APLI 0.46 0.55 0.53 0.39 0.21
6 ASII 1.02 1.03 1.02 0.96 0.94
7 CPIN 0.43 0.51 0.58 0.91 0.97
8 GGRM 0.59 0.56 0.73 0.75 0.67
9 INDF 0.7 0.74 1.04 1.08 1.13
10 INTP 0.15 0.17 0.16 0.17 0.16
11 KLBF 0.27 0.28 0.33 0.27 0.25
12 SMGR 0.35 0.46 0.41 0.37 0.39
13 UNVR 1.85 2.02 2.14 2.11 2.26
LAMPIRAN 3
KEBIJAKAN DIVIDEN
NO KODE 2010 2011 2012 2013 2014
1 ADES 0.83846 1.3683 0.38913 0.63593 1.5212
2 AISA 0.1102 0.1054 0.09005 0.07541 0.097
3 AKPI 0.13112 0.19159 0.41494 0.39239 0.33307
4 AMFG 0.05245 0.10303 0.10017 0.10261 0.0757
5 APLI 1.82482 1.8315 10 36 9.34579
6 ASII 0.10698 1.2507 0.13761 0.31659 0.17912
7 CPIN 1.36452 0.15274 0.27213 0.43184 0.41064
8 GGRM 0.25555 0.19175 0.44449 0.28672 0.02392
9 INDF 0.26537 0.35809 0.61369 0.41808 0.42009
10 INTP 0.23027 0.20338 0.21515 0.31429 0.76047
11 KLBF 0.17129 2.46046 2.51323 0.43133 0.39757
12 SMGR 0.37844 0.30379 0.36547 0.39186 0.53448
13 UNVR 0.54796 0.39417 0.42764 0.44409 0.48373
82
LAMPIRAN 4
PROFITABILITAS
NO KODE 2010 2011 2012 2013 2014
1 ADES 9.76 8.18 21.43 12.62 6.14
2 AISA 4.13 4.18 6.56 6.91 5.13
3 AKPI 4.81 3.65 1.81 1.66 1.56
4 AMFG 13.95 12.52 11.13 9.56 11.7
5 APLI 7.36 4.9 1.26 0.62 3.52
6 ASII 13.73 12.48 10.42 9.37 6.36
7 CPIN 26.7 21.71 16.08 8.37 7.42
8 GGRM 12.68 9.8 8.63 9.27 10.16
9 INDF 9.13 8.06 4.38 5.99 4.04
10 INTP 19.84 20.93 18.84 18.26 15.76
11 KLBF 18.41 18.85 17.41 17.07 15.02
12 SMGR 20.12 18.54 17.39 16.24 11.86
13 UNVR 39.73 40.38 71.51 40.18 37.2
LAMPIRAN 5
LIKUIDITAS
NO KODE 2010 2011 2012 2013 2014
1 ADES 151.14 170.88 194.16 180.96 153.53
2 AISA 128.5 189.35 126.95 175.03 266.33
3 AKPI 179.12 139.48 140.44 135.91 113.19
4 AMFG 393.95 442.29 388.70 417.78 568.44
5 APLI 186.22 145.43 143.67 184.08 287.9
6 ASII 136.4 139.91 124.2 132.26 137.93
7 CPIN 333.23 331.28 379.23 224.07 210.62
8 GGRM 224.48 217.02 172.21 162.02 177.04
9 INDF 190.95 200.32 166.73 180.74 170.53
10 INTP 698.54 602.76 614.81 493.37 488.66
11 KLBF 365.27 340.54 283.93 340.36 369.78
12 SMGR 264.65 170.59 188.24 220.9 159.7
13 UNVR 68.67 66.83 69.64 71.49 65.4
83
LAMPIRAN 6
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
NO KODE 2010 2011 2012 2013 2014
1 ADES 0.3248 -0.0260 0.2311 0.1336 0.1447
2 AISA 0.7660 0.8536 0.0772 0.2982 0.4683
3 AKPI 0.1190 0.1993 0.1017 0.2156 0.0683
4 AMFG 0.1709 0.1340 0.1579 0.1361 0.1071
5 APLI -0.0021 -0.0007 -0.0025 -0.0907 -0.1004
6 ASII 0.1787 0.1873 0.1740 0.1030 0.0399
7 CPIN 0.1948 0.3956 0.2732 0.3269 0.1832
8 GGRM 0.0813 0.0619 0.2231 0.1467 0.0908
9 INDF 0.1178 0.1081 0.3164 0.1005 0.0686
10 INTP 0.6957 0.2536 0.1693 0.0856 -0.0432
11 KLBF 0.1534 0.1382 0.2014 0.0981 0.1023
12 SMGR 0.1275 0.3518 0.1585 0.1144 0.1119
13 UNVR 0.1306 0.1434 -0.3754 0.9078 0.1015
LAMPIRAN 7
UKURAN PERUSAHAAN
NO KODE 2010 2011 2012 2013 2014
1 ADES 20.15 23.03 13.58 21.2 23.94
2 AISA 11.17 9.66 12.46 13.48 20.48
3 AKPI 12.06 13.12 6.91 15.89 14.78
4 AMFG 8.75 8.44 10.39 8.96 7.75
5 APLI 10.4 5.13 30.69 51.82 9.9
6 ASII 13.47 13.7 14.18 15.56 15.19
7 CPIN 21.48 22.33 21.87 27.14 23.21
8 GGRM 24.57 26.62 18.67 21.67 16.44
9 INDF 10.87 10.54 23.14 14.67 15.31
10 INTP 16.65 17.35 14.69 18.57 18.86
11 KLBF 33.98 30.38 30.54 43.27 30.87
12 SMGR 21.76 19.09 15.63 17.63 14.96
13 UNVR 36.34 32.87 37.06 45.65 48.24
84
HASIL OUTPUT SPSS
Descriptive Statistiks
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 65 .15 2.28 .7975 .57103
DPR 65 .02 36.00 1.3231 4.68217
ROA 65 .62 71.51 13.5903 11.69533
CR 65 65.40 698.54 239.3651 143.27488
GROWTH 65 -.37 0.90 .1766 .204544
SIZE 65 26.33 33.13 29.8314 1.89780
Valid N (listwise) 65
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 65
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation .35696219
Most Extreme
Differences
Absolute .073
Positive .073
Negative -.059
Kolmogorov-Smirnov Z .590
Asymp. Sig. (2-tailed) .877
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
85
Coefficients
Model Collinearity Statistiks
Tolerance VIF
1
(Constant)
DPR .808 1.238
ROA .942 1.061
CR .990 1.010
GROWTH .925 1.081
SIZE .867 1.153
a. Dependent Variable: DER
86
Coefficientsa
1s Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 9.585 15.984 .600 .551
LnDPR .640 .284 .297 2.250 .290
LnROA .540 .358 .205 1.509 .137
LnCR -.134 .462 -.038 -.291 .773
LnGROWTH .402 .392 .135 1.027 .309
LnSIZE -3.578 4.683 -.102 -.764 .448
a. Dependent Variable: Lnei2
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea .02496
Cases < Test Value 32
Cases >= Test Value 33
Total Cases 65
Number of Runs 35
Z .377
Asymp. Sig. (2-tailed) .706
a. Median
87
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 14.038 5 2.808 24.248 .000b
Residual 6.831 59 .116
Total 20.869 64
a. Dependent Variable: DER
b. Predictors: (Constant), SIZE, CR, GROWTH, ROA, DPR
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .820a .673 .645 .3402680
a. Predictors: (Constant), SIZE, CR, GROWTH, ROA, DPR
b. Dependent Variable: DER