Post on 14-Jun-2019
PENETAPAN KADAR DAIDZEIN DALAM WOUND HEALING PATCH
DENGAN METODE REVERSE PHASE HIGH PERFORMANCE LIQUID
CHROMATOGRAPHY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Maria Euphrasia Yolanda Mane
NIM : 148114161
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENETAPAN KADAR DAIDZEIN DALAM WOUND HEALING PATCH
DENGAN METODE REVERSE PHASE HIGH PERFORMANCE LIQUID
CHROMATOGRAPHY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Maria Euphrasia Yolanda Mane
NIM : 148114161
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan atas segala berkat dan
penyertaan-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Penetapan Kadar Daidzein dalam
Wound Healing Patch dengan Metode Reverse Phase High Performance Liquid
Chromatography” yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu Program Studi Farmasi (S. Farm.) dapat diselesaikan
dengan baik. Skripsi ini merupakan bagian dari penelitian Dr. Sri Hartati Yuliani,
Apt. Yang berjudul “Pengembangan Sediaan Penyembuh Luka bagi Penderita
Diabetes dengan Bahan Aktif Ekstrak Tempe” berdasarkan SK No: 020d/LPPM
USD/ IV/ 2017. Penulis menyadari banyak pihak yang telah berperan dan
berkontribusi dalam proses pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir, maka
dengan rasa syukur penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing
Utama yang telah sabar membimbing dan memotivasi dalam proses
penyusunan skripsi.
3. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. dan Ibu Dr. Christine Patramurti,
M.Si., Apt. selaku Dosen Penguji atas arahan, kritik, dan saran yang telah
diberikan kepada penulis
4. Michael Rahardja Gani, M.Farm, Apt. Selaku dosen pendamping
laboratorium atas motivasi dan saran dalam proses pembuatan skripsi.
5. Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc, Apt. selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin dalam
penggunaan fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian ini.
6. Mas Bimo , Mas Agung, Pak Wagiran, Mas Purwanto dan Mas Kethul
selaku laboran dan karyawan Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah
banyak membantu penulis pada masa penelitian.
7. Bapak Fransiskus Mane dan mama Yustina Theresia Rona, dan adik
Antonia Paulina Bao atas segala semangat, doa, kasih, dan pengorbanannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
dalam membantu menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan skripsi Leona Wong dan Gloria Elan Deovita,
serta Sary, Tinni, dan Nita atas segala kerjasama dan kebersamaan selama
penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini, namun
begitu diharapkan hasil skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama di
bidang ilmu farmasi.
Yogyakarta, 12 Januari 2018
Penulis
Maria Euphrasia Yolanda Mane
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ................................................................................................ i
Halaman Persetujuan Pembimbing ................................................................... ii
Halaman Pengesahan ...................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ iiiv
PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................................ vi
PRAKATA ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x
ABSTRAK ...................................................................................................... xii
ABSTRACT ................................................................................................... xiii
PENDAHULUAN............................................................................................. 1
METODE PENELITIAN .................................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 5
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 10
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11
LAMPIRAN .................................................................................................... 13
BIOGRAFI PENULIS .................................................................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR TABEL
Tabel I. Data pengukuran keseragaman bobot patch ............................................... 6
Tabel II. Data pengukuran kurva baku daidzein ...................................................... 8
Tabel III. Data pengukuran kadar daidzein dalam sampel ....................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambaran kromatogram metanol, baku daidzein dan sampel. .............. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Sertifikat analisis daidzein ................................................................. 13
Lampiran 2. Data penimbangan bobot sampel wound healing patch .................... 14
Lampiran 3. Kromatogram patch tanpa ekstrak tempe .......................................... 15
Lampiran 4. Kromatogram baku daidzein ............................................................. 16
Lampiran 5. Kromatogram sampel ........................................................................ 17
Lampiran 6. Perhitungan kadar daidzein dalam wound healing patch .................. 22
Lampiran 7. Data Pengukuran replikasi sampel wound healing patch .................. 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRAK
Daidzein merupakan bentuk aglikon dari isoflavon yang banyak terdapat
dalam tempe dan dapat berfungsi sebagai penyembuh luka. Daidzein dapat
diperoleh dari ekstrak etanol tempe. Ekstrak etanol tempe dapat dibuat dalam
sediaan patch sebagai matriks pembawa untuk mendukung pemanfaatannya
sebagai penyembuh luka. Untuk menjamin khasiat, mutu dan keamanan maka perlu
dilakukan penetapan kadar daidzein dalam wound healing patch dengan metode
yang telah teroptimasi dan tervalidasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar senyawa daidzein dalam
wound healing patch ekstrak tempe, sehingga mendukung pemanfaatannya dalam
bidang kesehatan. Dengan demikian penelitian ini juga turut memberikan informasi
terkait kandungan senyawa daidzein yang mampu terekstraksi dan terukur kadarnya
dengan metode ini. Daidzein dianalisis dengan metode Reverse Phase High
Performance Liquid Chromatography (HPLC) dengan fase diam berupa kolom C18
tipe Luna merek Phenomenex® (dimensi 250 x 4,6 mm, ukuran partikel 5 µm) dan
fase gerak campuran metanol dan akuabidestilata 70:30 v/v dengan kecepatan alir
0,8 mL/menit menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 248 nm.
Kadar daidzein dalam wound healing patch ekstrak tempe yang diambil
dari sepuluh sampel dinyatakan sebanyak 1,3109 ± 0,0509 (%b/b) dengan
simpangan baku relatif sebesar 3,8809%.
Kata kunci: daidzein, penetapan kadar, reverse phase HPLC, wound healing
patch.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRACT
Daidzein, an aglycone form of isoflavone widely presented in tempeh, has
a benefit as wound healing agent. Daidzein can be obtained from the ethanol extract
of tempeh. Ethanol extract of tempeh can be prepared in a patch as a carrier matrix
to support its benefit as a wound healing agent. Since it was important to ensure its
efficacy, quality and safety, it was necessary to determine daidzein levels in wound
healing patch using an optimized and validated method.
This study aimed to determine concentration of daidzein in the wound
healing patch, to support its benefit in health. This study also provides information
related to the content of daidzein compounds that can be extracted and measured
with this method. Daidzein was analyzed using Reverse Phase High Performance
Liquid Chromatography (HPLC) method with the stationary phase of C18 type
Luna Phenomenex® (dimension 250 x 4.6 mm, 5 μm particle size) and mobile
phase of methanol : redistilled water 70:30 v/v with a flow rate 0.8 mL/min using a
UV detector at wavelength 248 nm.
Concentration of daidzein in ten samples wound healing patch were 1,3109
± 0,0509 (%w/w) with the RSD value of 3,8809%.
Key words : content determination, daidzein, reverse phase HPLC, wound
healing patch.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Kedelai (Glycine max L.) sudah dikonsumsi mulai dari ribuan tahun yang
lalu dan merupakan salah satu sumber protein penting di negara-negara Asia
(Luthria et al. 2007). Kedelai memiliki berbagai komponen fungsional seperti
karbohidrat, asam amino, dan isoflavonoid (Yang et al. 2010). Konsumsi kedelai
tahunan secara global telah meningkat 114-170 juta ton selama dekade terakhir
(Luthria et al. 2007).
Produk olahan kedelai contohnya tempe banyak dikonsumsi di negara-
negara Asia terutama di Indonesia (Yang et al. 2010). Tempe dihasilkan melalui
proses fermentasi kedelai oleh jamur Rhizopus (Astuti 2000). Dengan adanya
fermentasi, dapat meningkatkan jumlah isoflavon aglikon salah satunya senyawa
daidzein (Bavia et al. 2012).
Daidzein merupakan salah satu dari tiga isoflavon dominan yang ditemukan
pada kedelai (Rostagno et al. 2009) dan dapat dimanfaatkan sebagai antikanker (He
and Chen 2013) mengobati penyakit kardiovaskular, osteoporosis (Wong et al.
2008) serta sebagai antioksidan dan antiinflamasi (Yu et al. 2016). Selain itu,
daidzein juga memiliki manfaat sebagai wound healing dengan meningkatkan
ketebalan lapisan kolagen luka pada tikus betina (Uyar et al. 2014) dan penebalan
lapisan epidermis pada wanita yang telah menopause jika dikonsumsi selama 6
bulan (Accorsi-Neto et al. 2009).
Seiring dengan kemajuan teknologi formulasi sediaan farmasi, maka
dikembangkan sediaan wound healing patch (Gani 2013) yang berasal dari selulosa
bakteri. Selulosa bakteri merupakan media yang dapat digunakan sebagai penutup
luka (Mohite et al. 2014). Dengan penambahan ekstrak tempe, selulosa bakteri
dapat dimanfaatkan sebagai penyembuh luka. Oleh karena itu sediaan wound
healing patch oleh Gani (2013) dimodifikasi dengan penambahan ekstrak etanol
tempe (Yuliani et al. 2016).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar daidzein dalam wound
healing patch ekstrak tempe menggunakan metode reverse phase HPLC yang telah
dioptimasi dan divalidasi serta mendukung pemanfaatannya dalam bidang
kesehatan salah satunya sebagai penyembuh luka (Uyar et al. 2014). Pemilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
metode ini karena dapat memisahkan campuran senyawa sehingga sekaligus
mengidentifikasi, mengukur dan memurnikan masing-masing komponen campuran
(Boligon and Linde 2014). Selain itu juga analisis menggunakan reverse phase
HPLC dengan detektor UV, dapat sekaligus mendeteksi beberapa senyawa yang
terbaca di panjang gelombang tersebut, sehingga analisis dapat dilakukan simultan
serta hanya menggunakan volume sedikit untuk menganalisa, karena memiliki
sensitivitas yang tinggi (Siddiqui 2017).
Penetapan kadar senyawa daidzein setelah optimasi dan validasi penting
dilakukan untuk mendukung pemanfaatan wound healing patch ekstrak tempe
dalam bidang kesehatan sebagai kontrol kualitas sediaan.
METODE PENELITIAN
Alat dan bahan penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah HPLC dengan detektor
ultraviolet, Shimadzu LC-2010C HT, kolom C18 tipe Luna merek Phenomenex®
(dimensi 250 x 4,6 mm, ukuran partikel 5 µm), komputer (merek Hp
3CR3160M7C), ultrasonikator Refsch, Tipe : T460 (Schwing 1 PXE, FTZ-Nr. C-
066/83, HF-Frequ:35 kHz), timbangan semimicro SCALTEC (max 60/210 g, min
0,001 g), timbangan analitik OHAUS Pioneer (max 410 g, min 0,001 g), water
purification system Easy Pure II RF, timbangan ultramicro merek RADWAG® seri
UYA 2.3 Y (max : 2,1 g, min 0,01 mg), mikropipet (Socorex), alat vakum GAST,
rotary shaker (Orbital shaker Optima S-762), waterbath, rotary evaporator (Buchi
Rotavapor R-210), penyaring Whatman 0,45 µm, millipore, corong pisah dan alat-
alat gelas (Pyrex).
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah reference standard
daidzein dengan kemurnian ≥ 98% (Aldrich), metanol gradient grade for LC
(E.Merck), etanol technical grade, etil asetat technical grade, akuabidestilata hasil
penyulingan di Laboratorium Kimia Analisis Instrumental Universitas Sanata
Dharma, wound healing patch selulosa bakteri acetobacter xylinum yang dibuat
menggunakan media ketela rambat (Gani 2013) dengan modifikasi penambahan
ekstrak tempe (Yuliani et al. 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Sistem Kromatografi
Sistem kromatografi yang digunakan untuk analisis penetapan kadar
daidzein dalam wound healing patch ekstrak tempe merupakan sistem yang telah
dioptimasi dan divalidasi dengan fase gerak metanol : akuabidestilata (70:30 v/v),
kecepatan alir 0,8 mL/menit, deteksi pada panjang gelombang UV 248 nm, volume
injeksi 10 µL, dengan kolom C18 tipe Luna merek Phenomenex® (dimensi 250 x 4,6
mm, ukuran partikel 5 µm).
Preparasi sampel
Wound healing patch ekstrak tempe berukuran seluas 4cm2 ditimbang
kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Sampel ditambahkan
akuadestilata dan etanol sebanyak 50 mL dengan perbandingan (50:50) v/v (Wong
2018) lalu dimaserasi selama 24 jam pada suhu kamar dengan kecepatan 120 rpm
(Mohite et al. 2014). Setelah 24 jam, larutan hasil maserasi diambil dan dilakukan
penguapan etanol menggunakan rotary evaporator dengan suhu 50°C. Setelah
etanol diuapkan, ditambahkan etil asetat sebanyak 25 mL lalu digojog dan
dimasukkan corong pisah. Dilakukan ekstraksi cair-cair kemudian fraksi etil asetat
diambil, sedangkan akuadestilata diekstraksi lagi dengan etil asetat 25 mL. Setelah
tiga kali ekstraksi cair-cair, fraksi etil asetat yang didapat dicampur, kemudian
diuapkan menggunakan waterbath pada suhu 50°C sampai kering.
Pembuatan fase gerak untuk HPLC
Fase gerak berupa metanol sebanyak 500 mL disaring menggunakan
penyaring Whatman 0,45 µm dibantu dengan pompa vakum lalu didegassing
selama 10 menit menggunakan ultrasonikator. Akuabidestilata sebanyak 500 mL
disaring menggunakan penyaring Whatman 0,45 dibantu dengan pompa vakum,
kemudian didegassing selama 10 menit menggunakan ultrasonikator.
Analisis Kualitatif Senyawa daidzein
Pelarut metanol, baku daidzein dan sampel hasil preparasi kemudian dimasukkan
ke dalam tray lalu dilakukan penginjekan sebanyak 10 µL pada HPLC yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
digunakan yaitu kolom Phenomenex® C18, 250 x 4.6 mm dengan fase gerak
metanol-akuabidestilata (70:30), laju alir 0,8 mL/min dan dideteksi pada panjang
gelombang 248 nm
Pembuatan Larutan stok baku daidzein 200,0 µg/mL dan intermediet baku
daidzein 20,0 µg/mL
Sebanyak 0,20 mg baku daidzein ditimbang seksama kurang lebih dan
dilarutkan dalam metanol hingga 1,0 mL sehingga diperoleh konsentrasi 200,0
µg/mL. Kemudian diambil sebanyak 100 µL dari larutan stok 200,0 µg/mL lalu
dilarutkan dalam metanol hingga 1,0 mL sehingga diperoleh konsentrasi 20,0
µg/mL.
Pembuatan kurva linieritas daidzein
Dibuat larutan seri baku 0,6; 1,2; 1,8; 2,4; 3,0; dan 3,6 µg/mL dengan
mengambil masing-masing secara berurut 30; 60; 90; 120; 150; 180 µL dan
ditambahkan metanol p.a hingga 1000 µL. Larutan seri baku daidzein masing-
masing konsentrasi diinjeksikan sebanyak 10 µL pada reverse phase HPLC dan
dideteksi pada panjang gelombang 248 nm. Diamati puncak kromatogram yang
muncul dan AUC (area under curve) masing-masing puncak.
Pembuatan larutan sampel
Sampel kering hasil fraksi etil asetat dilarutkan menggunakan metanol p.a
dan dipindahkan ke labu ukur 10 mL dan ditambahkan metanol hingga batas tanda.
Setelah itu diambil sebanyak 0,1 mL dan dipindahkan ke mikrotube dan
ditambahkan metanol p.a hingga 1,0 mL. Sampel kemudian disaring menggunakan
milipore dengan pori 0,2 µL lalu dipindahkan ke vial HPLC dan dilakukan
degassing selama 10 menit.
Injeksi larutan sampel
Sampel hasil degassing tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tray lalu
dilakukan penginjekan sebanyak 10 µL pada reverse phase HPLC. Kondisi HPLC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
yang digunakan yaitu kolom Phenomenex® C18, 250 x 4.6 mm dengan fase gerak
metanol-akuabidestilata (70:30), laju alir 0,8 mL/min dan dideteksi pada panjang
gelombang 248 nm. Penginjekan dilakukan replikasi sebanyak enam kali tiap
sampel. Diamati puncak kromatogram yang muncul dan nilai AUC (Area Under
Curve) dari masing-masing puncak.
Analisis Hasil
Analisis kualilatif daidzein dengan cara membandingkan waktu retensi (tR)
sampel terhadap baku. Analisis kuantitatif senyawa daidzein dengan penetapan
kadar senyawa daidzein berdasarkan AUC (area under curve) dari baku. Dengan
metode regresi linier, nilai konsentrasi (µg/mL) terhadap AUC diplotkan dari
masing-masing seri larutan baku sehingga didapatkan persamaan y=bx+a (y = nilai
AUC, x = konsentrasi senyawa, a = intersep, b = slope) dengan kriteria penerimaan
yaitu koefisien korelasi (r) mendekati 1.
Nilai AUC sampel dimasukkan ke dalam persamaan regresi sebagai nilai y
sehingga didapat kadar daidzein yang terukur dalam sampel. Hasil penetapan kadar
wound healing patch ekstrak tempe kemudian dihitung standar deviasi (SD) dan
standar deviasi relatif (RSD) untuk mengetahui metode hasil optimasi dan validasi
dapat diaplikasikan untuk menetapkan kadar daidzein dalam ekstrak tempe yang
diformulasi pada sediaan wound healing patch ekstrak tempe.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penetapan kadar daidzein dalam wound healing patch ekstrak tempe dapat
dianalisis menggunakan metode reverse phase HPLC yang telah dioptimasi dan
divalidasi (Deovita 2018, Wong 2018).
Pada tahap optimasi diperoleh kondisi optimum yaitu kolom C18 tipe Luna
merek Phenomenex® (dimensi 250 x 4,6 mm, ukuran partikel 5 µm) fase gerak
metanol : akuabidestilata dengan perbandingan 70:30 (v/v), kecepatan alir 0,8
mL/menit, detektor UV pada panjang gelombang maksimum 248 nm (Wong 2018).
Pada tahap validasi metode diperoleh bahwa metode reverse phase HPLC
memenuhi parameter validasi meliputi selektivitas yang dilihat dari nilai resolusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sebesar 1,929, linieritas dengan nilai koefisien korelasi (r) = 0,9982 dengan
persamaan kurva baku y=22567,5x + 13048,4, nilai LOD sebesar 0,1733 dan LOQ
0,577. Nilai persen recovery metode yaitu 90-106% dan akurasi sebesar 2,0-4,9%
serta persen recovery ekstraksi sebesar 83-89% (Deovita 2018).
Daidzein yang dianalisis dan ditetapkan kadarnya terdapat dalam matriks
wound healing patch yang dibuat berdasarkan metode Gani (2013) dengan
modifikasi penambahan ekstrak tempe dari Yuliani (2016). Sampel yang diperoleh
terdiri dari sepuluh sampel wound healing patch ekstrak tempe. Kriteria yang harus
dipenuhi yaitu representatif, yakni dapat mencerminkan populasi yang diwakilinya,
dengan sepuluh patch dan dilakukan enam kali replikasi pengukuran diharapkan
mampu memenuhi persyaratan tersebut.
Tabel I. Data Pengukuran Keseragaman Bobot Patch
Sampel
Bobot
patch
(g)
Rata-rata
bobot patch
(g)
SD RSD (%)
A 0,02289
0,02227 0,00049 2,19
B 0,02241
C 0,02314
D 0,02243
E 0,02182
F 0,02175
G 0,02173
H 0,02222
I 0,02189
J 0,02246
Keseragaman bobot dilakukan pada sepuluh sampel sebagai tahap awal
identifikasi keseragaman kandungan daidzein pada wound healing patch ekstrak
tempe. Dari hasil tersebut diketahui bahwa sampel satu dan lainnya berada pada
rentang dengan nilai rata-rata (0,02227 ± 0,00049). Data penimbangan sepuluh
sampel yang telah dilakukan, diketahui bahwa simpangan baku relatif yang
dihasilkan sebesar 2,19%. Menurut Farmakope Indonesia V, keseragaman bobot
sediaan patch dikatakan baik apabila bobot masing-masing sediaan patch memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
simpangan baku relatif ≤ 2%. Hal ini menunjukan bahwa dari sepuluh sampel
wound healing patch ekstrak tempe belum memiliki keseragaman bobot yang baik.
Uji kualitatif dilakukan untuk memastikan waktu retensi daidzein dengan
melihat kromatogram yang dihasilkan oleh pelarut, baku daidzein dan sampel.
Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa waktu retensi daidzein berada pada menit
5,25 dilihat dari adanya puncak baku daidzein pada gambar 1 (B) dan sampel pada
gambar 1 (C).
Gambar 1. Gambaran kromatogram pelarut metanol (A), baku daidzein (B), sampel
(C). Peak: Dz, Daidzein. Kolom C18 tipe Luna merek Phenomenex® (dimensi 250 x 4,6 mm,
ukuran partikel 5 µm). Fase gerak metanol:akuabidestilata (70:30). Flow rate 0,8 mL/menit.
Deteksi pada 248 nm.
Pembuatan kurva baku, bertujuan untuk memperoleh persamaan regresi
linier yang selanjutnya akan digunakan untuk menghitung kadar daidzein dalam
sampel wound healing patch ekstrak tempe. Persamaan regresi linier yang diperoleh
(A)
(B)
(C)
Dz
Dz
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menyatakan hubungan linier antara konsentrasi (jumlah) analit pada beberapa seri
baku dengan respon area under curve (AUC). Parameter yang dilihat untuk
menentukan linieritas adalah koefisien korelasi (r) yang menyatakan korelasi antara
jumlah analit dengan AUC yang dihasilkan.
Tabel II. Data Pengukuran Kurva Baku Daidzein
Kurva baku daidzein
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Seri baku
(µg/mL)
AUC Seri baku
(µg/mL)
AUC Seri baku
(µg/mL)
AUC
0,6327
1,2654
1,8981
2,5308
3,1635
3,7962
14150
33885
48124
74316
82303
108833
0,6327
1,2654
1,8981
2,5308
3,1635
3,7962
23052
46889
80674
95105
128307
137186
0,6327
1,2654
1,8981
2,5308
3,1635
3,7962
25029
43295
57696
70351
83357
98410
A
B
r
4217,6
29121
0,9941
2266,7
37452
0,9908
13048,4
22567
0,9982
Kurva baku yang dipilih untuk menetapkan kadar daidzein dalam wound
healing patch ekstrak tempe yaitu replikasi 3 dengan persamaan kurva baku yaitu
y = 22567,5x + 13048,4 dengan nilai koefisien korelasi atau r = 0,9982 (Deovita
2018). Pemilihan kurva baku yang digunakan untuk perhitungan kadar dari daidzein
didasarkan pada nilai koefisien korelasi yang dihasilkan yang telah memenuhi
persyaratan (r) ≥ 0,998 (Kazakevich and LoBrutto 2006). Nilai koefisien korelasi
tersebut yang menggambarkan bahwa hasil uji (respon dalam AUC) sebanding
antara konsentrasi (jumlah analit) dalam sampel.
Penyiapan sampel diawali dengan mengambil sepuluh wound healing patch
ekstrak tempe berukuran 4 cm2 lalu ditimbang. Masing-masing sampel dilakukan
proses ekstraksi dengan maserasi. Metode ekstraksi maserasi dipilih untuk
mengekstrak isoflavon karena merupakan teknik sederhana dan mudah dalam
pengaplikasiannya (Yatsu et al. 2016). Pelarut yang digunakan untuk maserasi
merupakan hasil optimasi metode ekstraksi dengan kandungan daidzein terekstraksi
paling banyak pada perbandingan etanol : akuadestilata 50:50 (v/v), kecepatan 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
rpm selama 24 jam pada suhu ruang (Wong 2018). Pemilihan pelarut tersebut
berdasarkan pertimbangan bahwa senyawa aglikon banyak terlarut dalam etanol
(Zhang et al. 2007) dan penggunaan akuadestilata dengan tujuan mengembangkan
wound healing patch ekstrak tempe sehingga daidzein yang terdapat dalam matriks
dapat keluar lalu terlarut di dalam etanol.
Ekstrak cair yang didapatkan kemudian dilakukan penguapan etanol
menggunakan rotary evaporator berdasarkan prinsip pemisahan larutan
berdasarkan perbedaan titik didih. Untuk memisahkan pelarut etanol : akuadestilata,
digunakan suhu 50ºC. Adanya vakum menyumbangkan tekanan sehingga dapat
mempercepat penguapan etanol.
Analit daidzein kemudian diambil dengan cara menambahkan etil asetat
sebanding dengan jumlah akuadestilata yang terdapat dalam labu evaporasi.
Digunakan etil asetat karena diketahui kelarutan senyawa daidzein lebih tinggi pada
etil asetat dibandingkan pada air (Nan et al. 2014). Kemudian campuran
akuadestilata dan etil asetat dimasukkan ke corong pisah, dilakukan ekstraksi cair-
cair. Dilakukan tiga kali ekstraksi cair-cair agar senyawa daidzein dapat terekstraksi
secara optimal. Diambil fraksi etil asetat kemudian dilakukan pengeringan.
Sebelum diujikan, sampel dilarutkan dengan metanol karena daidzein memiliki
kelaruan yang baik dalam metanol (Nan et al. 2014).
Tabel III. Data Pengukuran Kadar Rata-rata Daidzein
dalam Sampel Wound healing patch ekstrak tempe
Sampel
rata-rata kadar
daidzein dalam
patch (% b/b)
X SD RSD
(%)
A 1,2918
1,3109 0,0509 3,88
B 1,3100
C 1,2550
D 1,2620
E 1,2820
F 1,3616
G 1,3340
H 1,3030
I 1,4240
J 1,2860
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Penetapan kadar daidzein pada sepuluh sampel dengan masing-masing
sampel replikasi enam kali menghasilkan kadar rata-rata sebesar (1,3109 ± 0,0509)
(%b/b) dengan simpangan baku relatif sebesar 3,88%. Berdasarkan Farmakope
Indonesia IV diketahui bahwa keseragaman kandungan sediaan transdermal
diketahui memenuhi syarat jika simpangan baku relatif kurang dari atau sama
dengan 6% (Dirjen POM 1995)
Pada hasil penetapan kadar diketahui bahwa simpangan baku relatif
kurang dari 6%. Hal ini membuktikan bahwa metode yang dikembangkan
memiliki keterulangan yang baik sehingga kadar daidzein yang diperoleh dapat
diterima. Meskipun demikian, metode ekstraksi yang dilakukan masih perlu
dikembangkan untuk mendapatkan jumlah daidzein yang lebih optimal (Deovita
2018).
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa rata-rata
kadar daidzein dalam sampel wound healing patch ekstrak tempe sebanyak
(1,3109 ± 0,0509) (%b/b) dengan simpangan baku relatif sebesar 3,88%. Hasil ini
sesuai dengan syarat dari Farmakope Indonesia IV bahwa sediaan transdermal
dengan pengukuran sepuluh sampel nilai RSD yang dipersyaratkan ≤ 6%.
Meskipun demikian perlu adanya optimasi proses perendaman, ekstraksi dan
wound healing patch ekstrak tempe untuk memperoleh kadar daidzein optimum
yang terukur.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini didanai penelitian PTUPT Ristek Dikti dengan nomor kontrak
020d/LPPM USD/ IV/ 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
DAFTAR PUSTAKA
Accorsi-Neto, A., Haidar, M., Simões, R., Simões, M., Soares-Jr, J., and Baracat,
E., 2009. Effects of isoflavones on the skin of postmenopausal women: a pilot
study. Clinics, 64 (6), 505–510.
Astuti, M., 2000. Tempe, a nutritious and healthy food from Indonesia. Asia Pacific
Journal of Clinical Nutrition, 9 (4), 322–325.
Bavia, A.C.F., Silva, C.E. da, Ferreira, M.P., Leite, R.S., Mandarino, J.M.G., and
Carrão-panizzi, M.C., 2012. Chemical composition of tempeh from soybean
cultivars specially developed for human consumption. Ciênc. Tecnol.
Aliment., Campinas, 32 (3), 613–620.
Boligon, A.A. and Linde, M.A., 2014. Importance of HPLC in Analysis of Plants
Extracts. Austin Chromatography, 1 (3), 2–3.
Deovita, G.E., 2018. Validasi Metode Analisis Daidzein dalam Wound Healing
Patch Secara Reverse Phase High Performance Liquid Chromatography.
Sanata Dharma.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995. Farmakope Indonesia.
IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 2014. Farmakope Indonesia.
V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Gani, M.R., 2013. Pengaruh Pemberian Sediaan Biomaterial Selulosa Bakteri
Acetobacter xylinum dari Limbah Ketela Rambat (Ipomoea batatas Poir)
dengan Penambahan Chitosan Sebagai Material Penutup Luka Pada Tikus
Galur Wistar Jantan. Universitas Sanata Dharma.
He, F.J. and Chen, J.Q., 2013. Consumption of soybean, soy foods, soy isoflavones
and breast cancer incidence: Differences between Chinese women and women
in Western countries and possible mechanisms. Food Science and Human
Wellness, 2 (3), 146–161.
Kazakevich, Y. and LoBrutto, R., 2006. HPLC for Pharmaceutical Scientists.
HPLC for Pharmaceutical Scientists. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Luthria, D.L., Biswas, R., and Natarajan, S., 2007. Comparison of extraction
solvents and techniques used for the assay of isoflavones from soybean. Food
Chemistry, 105 (1), 325–333.
Mohite, B.K., Suryawanshi, R.K., and Patil, S. V., 2014. Study on the Drug Loading
and Release Potential of Bacterial Cellulose. Cellulose Chemistry and
Technology, 50 (2), 219–223.
Nan, G., Shi, J., Huang, Y., Sun, J., Lv, J., Yang, G., and Li, Y., 2014. Dissociation
Constants and Solubilities of Daidzein and Genistein in Different Solvents.
Journal of Chemical & Engineering Data, 59 (4), 1304–1311.
Rostagno, M.A., Villares, A., Guillamón, E., García-lafuente, A., and Martínez,
J.A., 2009. Sample preparation for the analysis of isoflavones from soybeans
and soy foods. Journal of Chromatography A, 1216, 2–29.
Siddiqui, M.R., 2017. Analytical techniques in pharmaceutical analysis : A review.
Arabian Journal of Chemistry, 10, S1409–S1421.
Uyar, B., Sivrikoz, O., Ozdemir, U., Dasbasi, T., and Sacar, H., 2014. Histological
investigation of the effect of soybean (Glycine max) extracts on the collagen
layer and estrogen receptors in the skin of female rats. Clinics, 69 (12), 854–
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
861.
Wong, L., 2018. Optimasi Metode Analisis Daidzein dalam Wound Healing Patch
Secara Reverse Phase High Performance Liquid Chromatography. Sanata
Dharma.
Wong, M.C.Y., Emery, P.W., Preedy, V.R., and Wiseman, H., 2008. Review Health
benefits of isoflavones in functional foods ? Proteomic and metabonomic
advances. Inflammopharmacology, 16, 235–239.
Yang, H.J., Park, S., Pak, V., Chung, K.R., and Kwon, D.Y., 2010. Fermented
Soybean Products and Their Bioactive Compounds. Soybean and Health.
Korea: InTech.
Yatsu, F.K.J., Koester, L.S., and Bassani, V.L., 2016. Isoflavone-aglycone fraction
from Glycine max : a promising raw material for isoflavone-based
pharmaceutical or nutraceutical products. Revista Brasileira de
Farmacognosia, 26 (2), 259–267.
Yu, J., Bi, X., Yu, B., and Chen, D., 2016. Isoflavones: Anti-inflammatory benefit
and possible caveats. Nutrients, 8 (6), 1–16.
Yuliani, S.H., Istyastono, E.P., and Riswanto, F.D.O., 2016. The Cytotoxic Activity
on T47D Breast Cancer Cell of Genistein-Standardized Ethanolic Extract of
Tempeh - A Fermented Product of Soybean ( Glycine max ). Oriental Journal
of Chemistry, 32 (3), 1619–1624.
Zhang, E.J., Ng, K.M., and Luo, K.Q., 2007. Extraction and Purification of
Isoflavones from Soybeans and Characterization of Their Estrogenic
Activities. Journal of Agricultural and Food chemistry, 55, 6940–6950.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
LAMPIRAN
Lampiran 1. Sertifikat analisis daidzein
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Lampiran 2. Data Penimbangan Bobot Sampel Wound healing patch ekstrak
tempe
Sampel Bobot
cawan (g)
Bobot
cawan +
patch
(g)
Bobot
Patch
(g)
Rata-
rata
(g)
SD RSD
(%)
A 10,55449 10,57738 0,02289
0,022274 0,000487 2,18606
B 10,55537 10,57778 0,02314
C 16,53291 16,55605 0,02314
D 14,29649 14,31892 0,02243
E 13,23405 13,25587 0,02182
F 10,55509 10,57684 0,02175
G 16,53394 16,55567 0,02173
H 14,29736 14,31958 0,02222
I 16,53405 16,55594 0,02189
J 16,53384 16,55630 0,02246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Lampiran 3. Kromatogram Patch Tanpa Ekstrak Tempe
Parameter HPLC
Kolom : C18 tipe Luna merek Phenomenex® (dimensi 250 x 4,6 mm,
ukuran partikel 5 µm)
Fase gerak : metanol : akuabidestilata (70:30 v/v)
Kecepatan : 0,8 mL/menit
Detektor UV : 248 nm
Volume injeksi : 10 µL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Lampiran 4. Kromatogram Baku Daidzein
Parameter HPLC
Kolom : C18 tipe Luna merek Phenomenex® (dimensi 250 x 4,6 mm,
ukuran partikel 5 µm)
Fase gerak : metanol : akuabidestilata (70:30 v/v)
Kecepatan : 0,8 mL/menit
Detektor UV : 248 nm
Volume injeksi : 10 µL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Lampiran 5. Kromatogram Sampel
Parameter HPLC
Kolom : C18 tipe Luna merek Phenomenex® (dimensi 250 x 4,6 mm,
ukuran partikel 5 µm)
Fase gerak : metanol : akuabidestilata (70:30 v/v)
Kecepatan : 0,8 mL/menit
Detektor UV : 248 nm
Volume injeksi : 10 µL
Kromatogram sampel A
Kromatogram sampel B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Kromatogram sampel C
Kromatogram sampel D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kromatogram sampel E
Kromatogram sampel F
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Kromatogram sampel G
Kromatogram sampel H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Kromatogram sampel I
Kromatogram sampel J
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 6. Perhitungan Kadar Daidzein Dalam Wound healing patch
ekstrak tempe
Kadar daidzein = 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 (𝑚𝐿)
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑎𝑡𝑐ℎ (𝑔)𝑥100%
y = bx + a
y = 22567,5x + 13048,4
Sampel A
𝑥 =81492 − 13048,5
22567,5= 3,03284
µ𝑔𝑚𝐿⁄
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑖𝑑𝑧𝑒𝑖𝑛 =3,03284
µ𝑔𝑚𝐿⁄ 𝑥 10 𝑥 10 𝑚𝐿
0,02289 𝑔= 13249,6
µ𝑔𝑔⁄
= 0,0132496 𝑔
𝑔⁄ 𝑥100 = 1,32496 % 𝑏/𝑏
Sampel B
𝑥 =82763 − 13048,5
22567,5= 3,08916
µ𝑔𝑚𝐿⁄
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑖𝑑𝑧𝑒𝑖𝑛 =3,08916
µ𝑔𝑚𝐿⁄ 𝑥 10 𝑥 10 𝑚𝐿
0,02241 𝑔= 13784,7
µ𝑔𝑔⁄
= 0,0137847 𝑔
𝑔⁄ 𝑥100 = 1,37847 % 𝑏/𝑏
Sampel C
𝑥 =81714 − 13048,5
22567,5= 3,04268
µ𝑔𝑚𝐿⁄
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑖𝑑𝑧𝑒𝑖𝑛 =3,04268
µ𝑔𝑚𝐿⁄ 𝑥 10 𝑥 10 𝑚𝐿
0,02314 𝑔= 13149,0
µ𝑔𝑔⁄
= 0,0131490 𝑔
𝑔⁄ 𝑥100 = 1,31490 % 𝑏/𝑏
Sampel D
𝑥 =78947 − 13048,5
22567,5= 2,92007
µ𝑔𝑚𝐿⁄
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑖𝑑𝑧𝑒𝑖𝑛 =2,92007
µ𝑔𝑚𝐿⁄ 𝑥 10 𝑥 10 𝑚𝐿
0,02243 𝑔= 13018,6
µ𝑔𝑔⁄
= 0,0130186 𝑔
𝑔⁄ 𝑥100 = 1,30186 % 𝑏/𝑏
Sampel E
𝑥 =77937 − 13048,5
22567,5= 2,87531
µ𝑔𝑚𝐿⁄
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑖𝑑𝑧𝑒𝑖𝑛 =2,87531
µ𝑔𝑚𝐿⁄ 𝑥 10 𝑥 10 𝑚𝐿
0,02182 𝑔= 13177,4
µ𝑔𝑔⁄
= 0,0131774 𝑔
𝑔⁄ 𝑥100 = 1,31774 % 𝑏/𝑏
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Sampel F
𝑥 =80442 − 13048,5
22567,5= 2,98631
µ𝑔𝑚𝐿⁄
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑖𝑑𝑧𝑒𝑖𝑛 =2,98631
µ𝑔𝑚𝐿⁄ 𝑥 10 𝑥 10 𝑚𝐿
0,02175 𝑔= 13730,2
µ𝑔𝑔⁄
= 0,0137302 𝑔
𝑔⁄ 𝑥100 = 1,37302 % 𝑏/𝑏
Sampel G
𝑥 =80526 − 13048,5
22567,5= 2,99003
µ𝑔𝑚𝐿⁄
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑖𝑑𝑧𝑒𝑖𝑛 =2,99003
µ𝑔𝑚𝐿⁄ 𝑥 10 𝑥 10 𝑚𝐿
0,02173 𝑔= 13759,9
µ𝑔𝑔⁄
= 0,0137599 𝑔
𝑔⁄ 𝑥100 = 1,37599 % 𝑏/𝑏
Sampel H
𝑥 =80206 − 13048,5
22567,5= 2,97585
µ𝑔𝑚𝐿⁄
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑖𝑑𝑧𝑒𝑖𝑛 =2,97585
µ𝑔𝑚𝐿⁄ 𝑥 10 𝑥 10 𝑚𝐿
0,02222 𝑔= 13392,7
µ𝑔𝑔⁄
= 0,0133927 𝑔
𝑔⁄ 𝑥100 = 1,33927 % 𝑏/𝑏
Sampel I
𝑥 =82662 − 13048,5
22567,5= 3,08291
µ𝑔𝑚𝐿⁄
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑖𝑑𝑧𝑒𝑖𝑛 =3,08291
µ𝑔𝑚𝐿⁄ 𝑥 10 𝑥 10 𝑚𝐿
0,02189 𝑔= 14083,6
µ𝑔𝑔⁄
= 0,0140836 𝑔
𝑔⁄ 𝑥100 = 1,40836 % 𝑏/𝑏
Sampel J
𝑥 =79822 − 13048,5
22567,5= 2,95884
µ𝑔𝑚𝐿⁄
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑖𝑑𝑧𝑒𝑖𝑛 =2,95884
µ𝑔𝑚𝐿⁄ 𝑥 10 𝑥 10 𝑚𝐿
0,02246 𝑔= 13173,8
µ𝑔𝑔⁄
= 0,0131738 𝑔
𝑔⁄ 𝑥100 = 1,31738 % 𝑏/𝑏
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 7. Data Pengukuran Replikasi Sampel Wound healing patch ekstrak tempe
Sampel AUC Kons
(µg/mL)
Dalam
1 mL
Dalam
10 mL
Bobot
daidzein
(mg)
Kons
daidzein
dalam
patch (%
b/b)
Rata-
rata SD
RSD
(%)
A
75546 2,769363 27,694 276,936 0,277 1,210
1,2918 0,070 5,432
78725 2,910229 29,102 291,023 0,291 1,271
81492 3,032839 30,328 303,284 0,303 1,325
82825 3,091907 30,919 309,191 0,309 1,351
84182 3,152037 31,520 315,204 0,315 1,377
75898 2,784961 27,850 278,496 0,278 1,217
B
82763 3,089159 30,892 308,916 0,309 1,378
1,310 0,067 5,120
83571 3,124963 31,250 312,496 0,312 1,394
79861 2,960567 29,606 296,057 0,296 1,321
75965 2,78793 27,879 278,793 0,279 1,244
75520 2,768211 27,682 276,821 0,277 1,235
78053 2,880452 28,805 288,045 0,288 1,285
C
74337 2,71579 27,158 271,579 0,272 1,174
1,255 0,068 5,399
75712 2,776719 27,767 277,672 0,278 1,200
80742 2,999606 29,996 299,961 0,300 1,296
81714 3,042676 30,427 304,268 0,304 1,315
76370 2,805876 28,059 280,588 0,281 1,213
82704 3,086545 30,865 308,654 0,309 1,334
D
77977 2,877084 28,771 287,708 0,288 1,283
1,262 0,045 3,542
78886 2,917363 29,174 291,736 0,292 1,301
77390 2,851073 28,511 285,107 0,285 1,271
74946 2,742776 27,428 274,278 0,274 1,223
78947 2,920066 29,201 292,007 0,292 1,302
73401 2,674315 26,743 267,431 0,267 1,192
E
77686 2,86419 28,642 286,419 0,286 1,313
1,282 0,041 3,200
77937 2,875312 28,753 287,531 0,288 1,318
77870 2,872343 28,723 287,234 0,287 1,316
72873 2,650918 26,509 265,092 0,265 1,215
75199 2,753987 27,540 275,399 0,275 1,262
75623 2,772775 27,728 277,278 0,277 1,271
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
F
80442 2,986312 29,863 298,631 0,299 1,373
1,3616 0,077 5,635
83525 3,122925 31,229 312,292 0,312 1,436
72661 2,641524 26,415 264,152 0,264 1,214
81746 3,044094 30,441 304,409 0,304 1,400
79737 2,955073 29,551 295,507 0,296 1,359
81180 3,019014 30,190 301,901 0,302 1,388
80442 2,986312 29,863 298,631 0,299 1,373
G
76124 2,794975 27,950 279,498 0,279 1,286
1,334 0,067 5,005
77506 2,856214 28,562 285,621 0,286 1,314
80526 2,990034 29,900 299,003 0,299 1,376
79829 2,959149 29,591 295,915 0,296 1,362
82879 3,094299 30,943 309,430 0,309 1,424
73819 2,692837 26,928 269,284 0,269 1,239
H
79343 2,937614 29,376 293,761 0,294 1,322
1,303 0,036 2,732
78980 2,921529 29,215 292,153 0,292 1,315
78189 2,886478 28,865 288,648 0,289 1,299
78470 2,89893 28,989 289,893 0,290 1,305
75025 2,746277 27,463 274,628 0,275 1,236
80206 2,975855 29,759 297,585 0,298 1,339
I
83382 3,116588 31,166 311,659 0,312 1,424
1,424 0,017 1,210
82622 3,082911 30,829 308,291 0,308 1,408
84972 3,187043 31,870 318,704 0,319 1,456
82759 3,088982 30,890 308,898 0,309 1,411
83593 3,125938 31,259 312,594 0,313 1,428
83089 3,103605 31,036 310,360 0,310 1,418
J
80188 2,975057 29,751 297,506 0,298 1,325
1,286 0,042 3,253
76841 2,826746 28,267 282,675 0,283 1,259
79822 2,958839 29,588 295,884 0,296 1,317
74737 2,733515 27,335 273,352 0,273 1,217
78192 2,886611 28,866 288,661 0,289 1,285
79641 2,950819 29,508 295,082 0,295 1,314
Rata-rata 1,31094
SD 0,050876
RSD (%) 3,880851
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Penetapan Kadar Daidzein
dalam Wound Healing Patch dengan Metode Reverse
Phase High Performance Liquid Chromatography”
memiliki nama lengkap Maria Euphrasia Yolanda Mane.
Penulis lahir di Bandung pada tanggal 15 Februari 1996,
merupakan anak dari pasangan Fransiskus Mane dan
Yustina Theresia Rona. Penulis mengawali
pendidikannya di TK Santa Agnes (2000-2002),
kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Katolik Santa Ursula Ende
(2002-2008), Sekolah Menengah Pertama Katolik Santa Ursula Ende (2008-2011),
dan Sekolah Menengah Atas Katolik Syuradikara Ende (2011-2014). Penulis
kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta pada tahun 2014. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma, penulis aktif dalam kegiatan kepanitiaan yaitu
sebagai anggota divisi Humas Pharmacy Performance (2016) dan divisi Humas
Lomba Cerdas Cermat Kimia (2016) serta anggota divisi konsumsi seminar
Jurnalistik (2016). Selain aktif dalam kegiatan kepanitiaan, penulis juga aktif
sebagai tim Media Farmasi periode 2015/2016. Penulis juga pernah menjadi asisten
praktikum Kimia Dasar periode 2016 dan asisten praktikum Kimia Analisis periode
2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI