Post on 04-Apr-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI
PESERTA DIDIK KELAS 5 SD N 02 JATEN KARANGANYAR
TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh:
WIDA NURFIKA SARI
K7108258
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Wida Nurfika Sari
NIM : K7108258
Jurusan/Program Studi : IP/PGSD
PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KUANTUM UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS PUISI PESERTA DIDIK KELAS 5 SD N 02
JATEN KARANGANYAR TAHUN 2012 -benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Selain itu sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Wida Nurfika Sari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM
UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI
PESERTA DIDIK KELAS 5 SD N 02 JATEN KARANGANYAR
TAHUN 2012
Oleh:
WIDA NURFIKA SARI
K7108258
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:
Penerapan Model Pembelajaran Kuantum untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Puisi Peserta Didik Kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar Tahun 2012
Oleh :
Nama : Wida Nurfika Sari
NIM : K7108258
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada Hari :
Tanggal :
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Sutijan, M. Pd
NIP. 19520127 197903 1 001
Pembimbing II
Drs. Tri Budiharto, M. Pd
NIP. 19591221 198803 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Jumat
Tanggal : 29 Juni 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
Anggota I : Drs. Sutijan, M.Pd
Anggota II : Drs. Tri Budiharto, M.Pd
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n. Dekan
Pembantu Dekan I
Prof.Dr.rer.nat.Sajidan, M.Si
NIP. 19660415 190103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK Wida Nurfika Sari. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PESERTA DIDIK KELAS 5 SD N 02 JATEN KARANGANYAR TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Surakarta, Juni 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi melalui model pembelajaran kuantum pada peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar tahun 2012. Dengan demikian variabel yang terlibat adalah model pembelajaran kuantum sebagai variabel bebas dan keterampilan menulis puisi sebagai variabel terikat. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berlangsung selama 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar yang berjumlah 44 peserta didik. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, tes, dokumentasi, dan observasi. Uji validitas data dengan menggunakan triangulasi data dengan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (Miles dan Huberman) yang terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar tahun 2012. Peningkatan keterampilan menulis puisi tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai keterampilan menulis puisi pada setiap siklus. Nilai rata-rata pada tes awal sebelum tindakan (pratindakan) yaitu 64,29 dengan ketuntasan klasikal 47,73%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 71,70 dengan ketuntasan klasikal 75%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 81,41 dengan ketuntasan klasikal 93,18%. Kata kunci: keterampilan menulis puisi, model pembelajaran kuantum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Wida Nurfika Sari. THE APPLICATION OF QUANTUM LEARNING MODEL TO IMPROVE THE SKILL OF WRITING POETRY ON THE FIFTH GRADE STUDENTS OF STATE PRIMARY SCHOOL 02 JATEN KARANGANYAR IN 2012. Minithesis, Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University .Surakarta, June 2012. The purpose of this research is to improve the skill of writing poetry through quantum learning model in the fifth grade students of Jaten 02 Karanganyar Elementary School in 2012. Thus, the variables involved are quantum learning model as independent variable and the skill of writing poetry as a dependent variable. The form of this research is classroom action research during two cycles. Each cycle consists of 4 phases: planning, action realization, observation and reflection. The subject of this research are students (44 students) in fifth grade student of Jaten 02 Karanganyar Elementary School. The data sources in this research is the primary data and secondary data. The technique of data collecting are interview, test, documentation, and observation. The validity of the data that used was content validity, triangulation data and triangulation method. Then data is analysed using an interactive model of descriptive analysis (Miles and Huberman) comprising three phases, namely: data reduction, data display, and conclusion.
Based on the result of classroom action research in two cycles above, it can concluse that the application of quantum learning model can improve the skill of writing poetry on the fifth grade students of state primary school 02 Jaten Karanganyar in 2012. The improvement is verified by the improved score in the skill of writing poetry in each cycle. The preliminary average score of the achievement test prior to the treatment is 64,29 and the classical learning completeness is 47,73%. In the First cycle, the average score achievement test becomes 70,71 and the classical learning completeness is 75%. The average score of the second cycle achievement test becomes 81,41 and the classical learning completeness is 93,18%.
Keyword: the skill of writing poetry, quantum learning model.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-
kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis)
kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami
(Q.S. Al-Kahfi: 109)
Membaca tanpa menulis, ibarat memiliki harta dibiarkan menumpuk tanpa
dimanfaatkan. Menulis tanpa membaca, ibarat mengeduk air sumur kering.
Tidak membaca dan juga tidak menulis, ibarat orang tak berharta
jatuh ke dalam sumur penuh air.
(Romli)
Keterampilan seseorang tidak akan muncul dengan sendirinya, kecuali dengan
latihan dan terus berusaha untuk mencoba.
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tuaku tercinta yang selalu membimbingku, menasehati, dan
mendoakan yang terbaik bagiku.
Kedua adikku tersayang yang selalu memberikan canda dan tawa dalam
hari-hariku.
Teman-teman seperjuanganku angkatan 2008 S1 PGSD yang selalu
memberikan inspirasi dan semangat bagiku untuk menjadi lebih baik lagi.
Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
Almamaterku tercinta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Atas kehendak-Nya pula
Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik Kelas 5 SD N 02 Jaten
untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai
pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan izin penulisan skripsi.
2. R. Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan persetujuan skripsi.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah
Dasar yang telah memberikan izin penulisan skripsi.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku Sekretaris Program Pendidikan Guru
Sekolah Dasar yang memberikan arahan dan motivasinya.
5. Drs. Sutijan, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,
kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam
penulisan skripsi ini.
6. Drs. Tri Budiharto, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dukungan, dan dorongan yang sangat membantu dalam
penulisan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu dosen Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang secara
tulus ikhlas memberikan ilmu dan masukan kepada penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Ibu Nanik Sarwigiyatni, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD N 02 Jaten yang
telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
9. Ibu Ninik Budi Ningsih, S.Pd selaku Guru Kelas 5 SD N 02 Jaten yang
dengan senang hati membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga semua kebaikan dan bantuan
dari semua pihak yang tersebut di atas mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................... vii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7
A. Kajian Pustaka ........................................................................ 7
1. Hakikat Model Pembelajaran Kuantum .............................. 7
a. Pengertian Model Pembelajaran .................................... 7
b. Macam-macam Model Pembelajaran ............................ 9
c. Model Pembelajaran Kuantum ..................................... 10
2. Hakikat Keterampilan Menulis Puisi.................................. 17
a. Pengertian Keterampilan .............................................. 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Pengertian Menulis ...................................................... 18
c. Pengertian Keterampilan Menulis ................................ 19
d. Jenis-jenis Tulisan ........................................................ 20
e. Manfaat Menulis .......................................................... 21
f. Pengertian Puisi ........................................................... 21
g. Karakteristik Puisi Anak .............................................. 23
h. Langkah-langkah dalam Menulis Puisi ........................ 24
i. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Menulis ......... 25
Puisi Bebas
3. Penelitian yang Relevan ..................................................... 25
B. Kerangka Berpikir ................................................................... 26
C. Hipotesis Tindakan .................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 30
A. Subjek Penelitian ................................................................... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 30
1. Tempat Penelitian .............................................................. 30
2. Waktu Penelitian ................................................................ 30
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................. 31
1. Bentuk Penelitian ............................................................... 31
2. Strategi Penelitian .............................................................. 32
D. Sumber Data ............................................................................ 32
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 33
F. Validasi Data ........................................................................... 34
G. Analisis Data ............................................................................ 35
H. Indikator Kiner 36
I. Prosedur Penelitian Tindakan .................................................. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 69
A. Deskripsi Pratindakan ............................................................. 44
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus ................................... 49
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ..................................... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II .................................... 61
C. Perbandingan Hasil Penelitian Tiap Siklus .............................. 73
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 78
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 81
A. Simpulan ................................................................................. 81
B. Implikasi ................................................................................. 81
C. Saran ....................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83
LAMPIRAN .................................................................................................. 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Kuantum
di Kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar ...................................... 31
Tabel 4.1. Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik Kelas 5
SD N 02 Jaten Karanganyar pada Pratindakan ........................... 45
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi
pada Pratindakan ....................................................................... 46
Tabel 4.3. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-rata
Nilai Peserta Didik pada Pratindakan ...................................... 47
Tabel 4.4. Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Pratindakan ..................... 48
Tabel 4.5. Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik Kelas 5
SD N 02 Jaten Karanganyar pada Siklus I ..................................... 56
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Data Nilai Keterampilan Menulis
Puisi pada Siklus I .......................................................................... 57
Tabel 4.7. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-rata
Nilai Peserta Didik pada Siklus I ................................................... 58
Tabel 4.8. Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Siklus I ............................. 59
Tabel 4.9. Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik Kelas 5
SD N 02 Jaten Karanganyar pada Siklus II.................................... 68
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi
pada Siklus II ................................................................................. 69
Tabel 4.11. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-rata
Nilai Peserta Didik pada Siklus II .................................................. 70
Tabel 4.12. Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Siklus II ........................... 71
Tabel 4.13. Perbandingan Nilai Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik
pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ........................................ 73
Tabel 4.14.Data Distributif Frekuensi Perbandingan Nilai Keterampilan
Menulis Puisi pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ................ 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.15 Perbandingan Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi,
dan Rata-rata Nilai Peserta Didik pada Pratindakan,
Siklus I, dan Siklus II ..................................................................... 76
Tabel 4.16 Perbandingan Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada
Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ................................................ 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ................................................................. 28
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ....................................... 37
Gambar 4.1. Grafik Histrogram Nilai Keterampilan Menulis puisi
pada Pratindakan .................................................................... 46
Gambar 4.2. Grafik Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan
Rata-rata Nilai pada Pratindakan ........................................... 47
Gambar 4.3. Grafik Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada
Pratindakan ............................................................................. 47
Gambar 4.4. Grafik Histrogram Nilai Keterampilan Menulis Puisi
pada Siklus I .......................................................................... 57
Gambar 4.5. Grafik Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan
Rata-rata Nilai pada Siklus I .................................................. 58
Gambar 4.6. Grafik Ketuntasan Belajar Peserta Didik Siklus I .................. 59
Gambar 4.7. Grafik Histrogram Data Nilai Peserta Didik Siklus II ........... 69
Gambar 4.8. Grafik Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan
Rata-rata Nilai pada Siklus II ............................................... 70
Gambar 4.9 Grafik Ketuntasan Belajar Peserta Didik
pada Siklus II .......................................................................... 71
Gambar 4.10. Grafik Perbandingan Nilai Keterampilan Menulis Puisi
pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II................................ 75
Gambar 4.11. Grafik Rekapitulasi Nilai Terendah, Rata-rata Nilai,
dan Nilai Tertinggi pada Pratindakan,
Siklus I,dan Siklus II ............................................................. 76
Gambar 4.12. Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar pada Pratindakan,
Siklus I, dan Siklus II ............................................................. 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kriteria Ketuntasan Mimimal ................................................ 86
Lampiran 2 Wawancara Guru sebelum Tindakan ..................................... 87
Lampiran 3 Nilai Keterampilan Menulis Puisi Pratindakan ...................... 89
Lampiran 4 Silabus .................................................................................... 91
Lampiran 5 Kisi-ki Soal Evaluasi Siklus I ................................................. 95
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Pertemuan Pertama ................................................................. 97
Lampiran 7 Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan pertama ......................... 105
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Pertemuan Kedua .................................................................... 108
Lampiran 9 Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan Kedua ................................ 116
Lampiran 10 Lembar Pengamatan Kegiatan Peserta Didik
Siklus I Pertemuan Pertama .................................................... 119
Lampiran 11 Lembar Pengamatan Kegiatan Peserta Didik
Siklus I Pertemuan Kedua ....................................................... 123
Lampiran 12 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru
Siklus I Pertemuan Pertama .................................................... 127
Lampiran 13 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru
Siklus I Pertemuan Kedua ....................................................... 133
Lampiran 14 Nilai Keterampilan Menulis Puisi
Siklus I Pertemuan Pertama .................................................... 139
Lampiran 15 Nilai Keterampilan Menulis Puisi
Siklus I Pertemuan Kedua ....................................................... 141
Lampiran 16 Nilai Keterampilan Menulis Puisi Siklus I .............................. 143
Lampiran 17 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II .............................................. 144
Lampiran 18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
146
Lampiran 19 Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan Pertama ........................... 154
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 20 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Pertemuan Kedua .................................................................... 158
Lampiran 21 Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan Kedua ............................... 166
Lampiran 22 Lembar Pengamatan Kegiatan Peserta Didik
Siklus II Pertemuan Pertama ................................................... 170
Lampiran 23 Lembar Pengamatan Kegiatan Peserta Didik
Siklus II Pertemuan Kedua ...................................................... 174
Lampiran 24 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru
Siklus II Pertemuan Pertama ................................................... 178
Lampiran 25 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru
Siklus II Pertemuan Kedua ...................................................... 184
Lampiran 26 Nilai Keterampilan Menulis Puisi
Siklus II Pertemuan Pertama ................................................... 190
Lampiran 27 Nilai Keterampilan Menulis Puisi
Siklus II Pertemuan Kedua ...................................................... 192
Lampiran 28 Nilai Keterampilan Menulis Puisi Siklus II ............................ 194
Lampiran 29 Wawancara Guru setelah Tindakan ......................................... 195
Lampiran 30 Dokumentasi Siklus I dan Siklus II ......................................... 197
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses interaksi antara guru dan peserta
didik, yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mental peserta
didik sehingga menjadi pribadi yang mandiri dan utuh. Pendidikan
berfungsi untuk menyiapkan peserta didik kepada kematangan atau
kesiapan pribadi. Kesiapan pribadi peserta didik menyangkut tiga
pengalaman belajar pokok yaitu: aspek pengetahuan (kognitif), aspek
sikap atau perilaku (afektif), dan aspek yang berkaitan dengan
keterampilan (psikomotorik). Pendidikan dilaksanakan dalam suatu proses
pendidikan yang sistematik, berkesinambungan, dan berjenjang, tidak
hanya terbatas di jalur pendidikan sekolah, tetapi juga pada jalur
pendidikan luar sekolah termasuk di dalamnya pendidikan dalam keluarga.
Dalam konteks pendidikan nasional sistem pendidikan yang dianut
harus dapat memberikan pendidikan dasar bagi setiap warga negara
Indonesia, agar masing-masing memperoleh pengetahuan dan kemampuan
dasar yang meliputi: kemampuan membaca, kemampuan menulis dan
berhitung, dan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia. Berkenaan
dengan kemampuan dasar yang ketiga, yaitu kemampuan menggunakan
bahasa Indonesia hal ini sangat penting sekali terutama dalam hal
komunikasi selama proses pembelajaran berlangsung. Kemampuan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan dipelajari lebih
mendalam khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia SD, merupakan mata pelajaran
strategis karena dengan menggunakan bahasa, pendidik dapat menularkan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan informasi kepada peserta didik atau
sebaliknya. Tanpa bahasa tidak mungkin para peserta didik dapat
menerima itu semua dengan baik. Oleh sebab itu dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia harus diusahakan semenarik mungkin agar peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dapat tertarik dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dari
awal hingga akhir pelajaran. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
terdapat empat keterampilan dasar. Keempat keterampilan dasar tersebut
adalah keterampilan menulis, membaca, berbicara dan mendengarkan.
Menulis merupakan salah satu keterampilan yang ada dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Suparno dan Yunus (2007) mengemukakan
lm.1.29). Dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di SD banyak sekali kegiatan yang berhubungan dengan
menulis. Salah satu contohnya adalah menulis puisi. Djojosuroto (2005)
kanan dan penggantian barisnya ditentukan secara internal oleh suatu
jumpai peserta didik di SD diberi tugas untuk menulis puisi. Menulis puisi
merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan keterampilan. Menulis akan
menjadi suatu kegiatan yang sulit apabila seorang peserta didik itu tidak
terampil dalam merangkai kata-kata yang mana akan terbentuk ke dalam
sebuah puisi.
Berdasarkan hasil observasi di SD N 02 Jaten Karanganyar pada
peserta didik kelas 5, peneliti menemukan beberapa permasalahan: peserta
didik kesulitan dalam menulis puisi, keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi masih kurang, ada beberapa peserta didik yang cenderung
ramai sendiri, dan kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik
maupun antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain
dalam proses pembelajaran. Permasalahan tersebut disebabkan karena
pembelajaran masih didominasi oleh guru dan model pembelajaran yang
digunakan oleh guru masih bersifat konvensional.
Berdasarkan hasil tes pratindakan (lampiran 3 halaman 89) di SD
N 02 Jaten Karanganyar pada peserta didik kelas 5, menunjukkan bahwa
masih banyak peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM pada
materi menulis puisi. KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SD N 02 Jaten Karanganyar adalah 65. Jumlah peserta didik di kelas 5 SD
N 02 Jaten Karanganyar adalah 44 peserta didik. Dari jumlah tersebut
menunjukkan bahwa sebanyak 21 peserta didik (47,73%) mendapatkan
nilai di atas 65. Sementara sisanya 23 peserta didik (52,27%) nilainya
masih di bawah 65. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menulis
puisi pada peserta didik di kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar masih
rendah. Setelah selesai melakukan observasi peneliti melakukan
wawancara dengan guru kelas 5 di SD N 02 Jaten Karanganyar mengenai
model pembelajaran yang digunakan guru dalam materi menulis puisi tadi.
Dari hasil wawancara dengan guru kelas 5 SD N 02 Jaten
Karanganyar peneliti mendapatkan beberapa informasi diantaranya: dalam
proses pembelajaran guru masih menggunakan model pembelajaran yang
konvensional, pembelajaran lebih berpusat pada guru (teacher center)
sementara peserta didik hanya menerima materi yang diberikan oleh guru.
Selain itu peserta didik jika mengalami kesulitan dalam menulis puisi
cenderung diam dan malu untuk bertanya, hanya sebagian peserta didik
saja yang berani bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan dalam
menulis puisi.
Keterampilan menulis puisi pada peserta didik perlu ditingkatkan.
Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat terampil dalam menulis puisi,
selain itu manfaat lain yang dapat diperoleh adalah dalam kehidupan
sehari-hari peserta didik dapat mengembangkan bakat dan minatnya dalam
menulis puisi. Hal ini tentu saja akan memberikan manfaat bagi peserta
didik pada khususnya dan orang-orang yang ada disekitar mereka pada
umumnya.
Keterampilan menulis puisi pada peserta didik dapat ditingkatkan
dengan menggunakan sebuah inovasi baru dalam proses pembelajaran.
Berangkat dari kesulitan peserta didik dalam menulis puisi, maka perlu
diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat menarik perhatian
peserta didik dan menjadikan peserta didik aktif. Suprijono (2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun
pembelajaran kuantum adalah salah satu model pembelajaran yang dapat
dipilih guru agar pembelajaran dapat berlangsung secara menyenangkan
(enjoyful learning
pembelajaran kuantum terdapat konsep yang dikenal dengan istilah tandur
yang merupakan akronim dari tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan,
ulangi, dan rayakan (2009). Unsur-unsur ini membentuk basis struktur
yang melandasi model pembelajaran kuantum.
Model pembelajaran kuantum sangat cocok diterapkan pada materi
menulis puisi dalam pelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada peserta
didik kelas 5 di SD N 02 Jaten Karanganyar. Penerapan model
pembelajaran kuantum ini dapat menjadikan peserta didik lebih terampil
dan aktif dalam menulis puisi, selain itu proses pembelajaran menjadi
lebih menyenangkan, tidak menjenuhkan dan semua usaha peserta didik
mendapatkan penghargaan. Semua ini sesuai dengan konsep tandur yang
ada di dalam model pembelajaran kuantum.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik Kelas 5 SD N 02
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut
pembelajaran kuantum dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diungkapkan di atas, maka
puisi
melalui model pembelajaran kuantum pada peserta didik kelas 5 SD N 02
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa
manfaat diantaranya yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang
hampir sama dengan penelitian ini.
b. Menambah jumlah referensi yang berkaitan dengan model
pembelajaran kuantum.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
1) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menulis
puisi.
2) Menjadikan pembelajaran bahasa indonesia pada peserta
didik lebih menarik.
b. Bagi Guru
1) Dapat dijadikan bahan masukan bahwa model
pembelajaran kuantum dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan peserta
didik dalam menulis puisi.
2) Guru dapat menerapkan model pembelajaran kuantum
dalam menulis puisi dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Bagi Sekolah
1) Bagi sekolah terdorong melaksanakan pembelajaran
inovatif.
2) Dapat memberikan masukan pada sekolah dalam usaha
perbaikan proses pembelajaran, sehingga dapat
mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dalam
menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran
kuantum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Kajian Pustaka
1. Hakikat Model Pembelajaran Kuantum
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan suatu pembelajaran. Pemilihan model
pembelajaran yang tepat dapat memberikan dampak positif pada peserta
didik dalam menerima materi pada setiap mata pelajaran. Pendapat
mengenai pengertian model pembelajaran banyak sekali dikemukakan oleh
para ahli. Beberapa pendapat para ahli tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut.
Joyse dan Weil (1996) mendefinisikan pengertian model
pembelajaran adalah sebagai berikut:
Models of teaching are really models of learning. As we help students acquire information, ideas, skills, values, ways of thinking, and means of expressing themselves, we are also teaching them how to learn. In fact, the most important long-term outcome of instruction may be the
the future, both because of the knowledge and skill they have acquired and because they have mastered learning processed (hlm.7).
Yang berarti, model pembelajaran merupakan aktualisasi dari
model belajar. Yang hakekatnya membantu para peserta didik memperoleh
informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk
mengekspresikan dirinya, dan juga mengajar cara-cara bagaimana mereka
belajar. Pada kenyataanya, hasil jangka panjang yang paling penting dari
instruksi mungkin kemampuan peserta didik meningkat untuk belajar lebih
mudah dan efektif di masa depan, baik karena pengetahuan dan
keterampilan yang telah mereka peroleh dan karena mereka telah
menguasai proses belajar.
Suprijono (2011) odel pembelajaran
adalah pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan pendapat ini dapat diartikan bahwa model pembelajaran
adalah suatu pola yang digunakan oleh guru dalam rangka menyusun
kurikulum, mengatur materi pelajaran yang akan diberikan pada peserta
didik, dan model pembelajaran berfungsi sebagai petunjuk bagi guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar di kelas.
Menurut Trianto (mengutip pendapat Nurulwati, 2000)
mengemukakan pengertian dari model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (2011:
22). Pendapat lain mengenai pengertian model pembelajaran dikemukakan
oleh Trianto (mengutip pendapat Arends, 1997) menyatakan bahwa model
pembelajaran adalah The term teaching model refers to a particular
approach to instruction that includes its goals, syntax, environment, and
management system (2011: 22). Istilah model pembelajaran mengarah pada
suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya,
lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas jika
dibandingkan dengan strategi pembelajaran, metode pembelajaran atau
prosedur pembelajaran. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus,
yang mana keempat ciri tersebut tidak dimiliki oleh strategi pembelajaran,
metode pembelajaran atau prosedur pembelajaran.
Menurut Trianto (mengutip pendapat Kardi dan Nur, 2009)
mengemukakan bahwa ciri-ciri model pembelajaran adalah sebagai berikut:
(1) Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;
(2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai);
(3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (2011: 23).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pedoman yang
digunakan oleh seorang guru untuk merencanakan aktivitas belajar
mengajar dan untuk membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide,
ilmu pengetahuan, keterampilan dan dapat mengekspresikan dirinya dalam
proses belajar mengajar di kelas.
b. Macam-macam Model Pembelajaran
Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para
ahli dalam usaha untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik.
Menurut Sugiyanto macam-macam model pembelajaran diantaranya adalah
model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kontekstual, model
pembelajaran kuantum, dan model pembelajaran berbasis masalah (2009).
Dari empat macam model pembelajaran yang telah disebutkan di
atas, masing-masing model pembelajaran mempunyai ciri-ciri dan
karakteristik tersendiri. Model pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil peserta didik
untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran kuantum adalah model
pembelajaran yang dalam perencanaan pembelajarannya menggunakan
konsep tandur yang merupakan akronim dari (tumbuhkan, alami, namai,
demonstrasikan, ulangi, dan rayakan). Model pembelajaran terpadu adalah
model pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya memadukan
beberapa mata pelajaran dalam satu tema, dan model pembelajaran terpadu
ini diterapkan dalam pembelajaran SD kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6). Dan
yang terakhir adalah model pembelajaran berbasis masalah, yaitu model
pembelajaran yang lebih memfokuskan pada pemikiran peserta didik
(kognitif peserta didik) dalam menyelesaikan masalah pada mata pelajaran
tertentu selama proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari berbagai model pembelajaran di atas peneliti beranggapan
bahwa untuk penelitian ini peneliti lebih cenderung menggunakan model
pembelajaran kuantum untuk diterapkan dalam penelitian yang akan
dilakukan di SD N 02 Jaten Karanganyar. Peneliti beranggapan bahwa
dengan adanya konsep tandur dalam model pembelajaran kuantum akan
sangat cocok jika digunakan dalam usaha untuk meningkatkan
keterampilan peserta didik dalam menulis puisi.
c. Model Pembelajaran Kuantum
Model pembelajaran kuantum merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif yang dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
bagi guru dalam proses belajar mengajar. Ada beberapa pendapat dari para
ahli tentang pengertian model pembelajaran kuantum. Pendapat dari para
ahli mengenai model pembelajaran kuantum ini sangat bervariasi.
Diantaranya adalah pendapat dari Sugiyanto (2009) mengemukakan bahwa
Model pembelajaran kuantum adalah salah satu model pembelajaran yang
dapat dipilih guru agar pembelajaran dapat berlangsung secara
menyenangkan (enjoyful learning (hlm. 6).
Sugiyanto (2009) mengemukakan bahwa uantum
sesungguhnya merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori atau
pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi / neurolinguistik
yang jauh sebelumnya sudah ada -72).
Dalam model pembelajaran kuantum terdapat konsep yang dikenal
dengan istilah tandur yang merupakan akronim dari tumbuhkan, alami,
namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Konsep tandur ini merupakan
kerangka perencanaan pembelajaran dalam model pembelajaran kuantum
(Sugiyanto, 2009). Model pembelajaran kuantum menurut Sunarto (2009)
adalah model pembelajaran yang memadukan belajar dan kecakapan hidup,
menjadikan peserta didik menjadi aktif dan bertanggung jawab dalam
pendidikan.
DePorter & Hernacki mengemukakan bahwa Quantum Learning
adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
semua umur. Dalam Quantum Learning terdapat konsep-konsep kunci dari
berbagai teori dan strategi belajar, diantaranya adalah: teori otak kanan atau
kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan
kinestetik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik (menyeluruh),
belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol, dan simulasi atau
permainan (2007).
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kuantum adalah model pembelajaran yang merupakan
gabungan dari berbagi teori dan pandangan psikologi kognitif dimana
dalam proses pembelajaran menekankan pada interaksi-interaksi antar
peserta didik, teknik pemercepatan dalam belajar, proses pembelajaran
yang menyenangkan (enjoyful learning), dan di dalam proses pembelajaran
terdapat unsur tandur (tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi,
dan rayakan).
1) Karakteristik Umum Model Pembelajaran Kuantum
Model pembelajaran kuantum memiliki karakteristik umum yang
dapat memantapkan dan menguatkan sosoknya. Menurut Sugiyanto
beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok model
pembelajaran kuantum adalah sebagai berikut:
a) Model pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif
bukan fisika kuantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep
kuantum dipakai. Oleh karena itu, pandangan tentang pembelajaran,
belajar, dan pembelajar diturunkan, ditransformasikan, dan
dikembangkan dari berbagai teori psikologi kognitif, bukan teori fisika
kuantum.
b) Model pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan
positivistis-empiris. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat
perhatiannya. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi, dan
sebagainya dari pembelajar diyakini dapat berkembang secara
maksimal atau optimal. Hadiah dan hukuman dipandang tidak ada
karena semua usaha yang dilakukan manusia patut dihargai. Kesalahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dipandang sebagai gejala manusiawi. Ini semua menunjukkan bahwa
keseluruhan yang ada pada manusia dilihat dalam perspektif
humanistis.
c) Model pembelajaran kuantum lebih bersifat konstruktivistis, bukan
positivistis-empiris, behavioristis. Model pembelajaran kuantum
menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan
pembelajaran yang efektif dan optimal dan memudahkan keberhasilan
tujuan pembelajaran.
d) Model pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi
yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna. Dapat
dikatakan bahwa interaksi telah menjadi kata kunci dan konsep sentral
dalam model pembelajaran kuantum. Dalam model pembelajaran
kuantum proses pembelajaran harus berlangsung cepat dengan
keberhasilan tinggi. Berbagai cara dan teknik dapat digunakan
misalnya: pencahayaan, iringan musik, suasana yang menyegarkan,
lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan
sebagainya.
e) Model pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan
kewajaran proses pembelajaran, bukan keadaan yang dibuat-buat.
Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar,
sehat, rileks, santai, dan menyenangkan, sedang keartifisialan dan
kepura-puraan menimbulkan suasana tegang, kaku dan membosankan.
Di sinilah para perancang dan pelaksana pembelajaran harus bekerja
secara proaktif dan suportif untuk menciptakan kealamiahan dan
kewajaran proses pembelajaran.
f) Model pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan
kebermutuan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak
bermakna dan tidak bermutu membuahkan kegagalan, dalam arti
tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dalam model pembelajaran
kuantum diusahakan membawa dunia pembelajar ke dalam dunia
pengajar pada satu pihak dan pada pihak lain mengantarkan dunia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengajar ke dalam dunia pembelajar. Hal ini perlu dilakukan secara
seimbang.
g) Model pembelajaran kuantum memadukan konteks dan isi
pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang
memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung,
dan rancangan belajar yang dinamis. Isi pembelajaran meliputi
penyajian yang prima, pemfasilitasan yang lentur, keterampilan
belajar-untuk-belajar, dan keterampilan hidup. Konteks dan isi tidak
dapat terpisahkan, saling mendukung, bagaikan sebuah orchestra yang
memainkan simfoni.
h) Model pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada
pembentukan keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi
fisikal atau material. Ketiganya harus diperhatikan, diperlakukan, dan
dikelola secara seimbang dan relatif sama dalam proses pembelajaran.
Untuk itu, kurikulum harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat
terwujud kombinasi harmonis antara keterampilan akademis,
keterampilan hidup, dan prestasi fisikal.
i) Model pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan
sebagai bagian penting proses pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran dikembangkan nilai dan keyakinan bahwa hukuman dan
hadiah (punishment and reward) tidak diperlukan karena setiap usaha
harus diakui dan dihargai. Nilai dan keyakinan positif seperti ini perlu
terus menerus dikembangkan dan dimantapkan.
j) Model pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan
kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban. Keberagaman dan
kebebasan dapat dikatakan sebagai kata kunci selain interaksi. Karena
itu, dalam model pembelajaran kuantum
datang keberagaman dan kebebasan, selamat tinggal keseragaman dan
pembelajaran kuantum keberagaman gaya
belajar peserta didik diakui, dikembangkan aktivitas-aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pembelajar yang beragam, dan digunakannya bermacam-macam kiat
dan metode pembelajaran.
k) Model pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan
pikiran dalam proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan
pikiran membuat pembelajaran berlangsung lebih nyaman dan hasilnya
lebih optimal (2009).
2) Prinsip Utama Model Pembelajaran Kuantum
Menurut Sugiyanto ada tiga prinsip utama dalam model
pembelajaran kuantum. Ketiga prinsip utama yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a) Prinsip utama model pembelajaran kuantum berbunyi: Bawalah Dunia
Mereka (Pembelajar) ke dalam Dunia Kita (Pengajar), dan Antarkan
Dunia Kita (Pengajar) ke dalam Dunia Mereka (Pembelajar). Setiap
bentuk interaksi dengan pembelajar, setiap rancangan kurikulum, dan
setiap metode pembelajaran harus dibangun di atas prinsip utama
tersebut.
b) Dalam model pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa
proses pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni. Prinsip-
prinsip dasar dalam model pembelajaran kuantum ada lima macam
yaitu: ketahuilah bahwa segalanya berbicara, ketahuilah bahwa
segalanya bertujuan, sadarilah bahwa pengalaman mendahului
penamaan, akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran,
dan sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak dirayakan.
c) Dalam model pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa
pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Dengan
kata lain, pembelajaran perlu diartikan sebagai pembentukan
keunggulan (2009).
3) Kerangka Perencanaan Pembelajaran Model Kuantum
Sugiyanto mengemukakan bahwa, kerangka perencanaan
pembelajaran model pembelajaran kuantum dikenal dengan konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tandur yang merupakan akronim dari tumbuhkan, alami, namai,
demonstrasikan, ulangi, dan rayakan.
a) Tumbuhkan
dalam pikiran dan emosinya, mereka dapat menciptakan jalinan dan
kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami.
b) Alami
Unsur ini memberi pengalaman kepada peserta didik dan manfaatnya
dapat meningkatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Pengalaman
memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka.
c) Namai
Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas,
menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dibangun di atas
pengetahuan dan keingintahuan peserta didik. Penamaan adalah
saatnya untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir dan strategi
belajar.
d) Demonstrasikan
Memberi peserta didik peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan
pengetahuan mereka ke dalam pembelajaran yang lain, yaitu dalam
permasalahan yang lebih riil, sekaligus memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menunjukkan tingkat pemahaman atau
penguasaan mereka terhadap materi yang telah dipelajari.
e) Ulangi
dilakukan dalam konteks yang berbeda dengan adanya (permainan,
pertunjukan, drama, dan sebagainya).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f) Rayakan
Perayaan memberi rasa untuk menghormati usaha, ketekunan,
kesuksesan, dan akhirnya dapat memberikan kepuasan dan
kegembiraan. Kondisi akhir pembelajaran yang menyenangkan dapat
membuat peserta didik bersemangat untuk belajar lebih lanjut (2009).
4) Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kuantum
Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kuantum menurut Leliana
(2011) adalah sebagai berikut:
a) Kelebihan Model Pembelajaran Kuantum
(1) Peserta didik dapat belajar dari mana saja, tidak terbatas hanya
bersumber pada buku atau penjelasan dari guru, sehingga
memudahkan peserta didik dalam mengembangkan potensinya.
(2) Pembelajaran kuantum menekankan perkembangan akademis dan
keterampilan.
(3) Menjadikan peserta didik menjadi aktif, karena dengan
menggunakan model pembelajaran kuantum peserta didik tidak
hanya berperan sebagai objek melainkan juga berperan sebagai
pelaku dalam proses pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan
motivasi peserta didik untuk belajar.
(4) Dapat mempercepat pemahaman peserta didik karena peserta
didik mengalami apa yang dipelajari secara langsung.
(5) Menumbuhkan semangat peserta didik untuk belajar, karena
dalam model pembelajaran kuantum keberhasilan yang telah
dicapai peserta didik dirayakan sebagai bentuk penghargaan.
b) Kelemahan Model Pembelajaran Kuantum
(1) Sulit membentuk suasana yang menyenangkan untuk
melaksanakan proses pembelajaran, karena adanya faktor-faktor
yang kurang mendukung baik dari lingkungan sekolah maupun
lingkungan di sekitar sekolah.
(2) Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam menerapkan model
pembelajaran kuantum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(3) Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih
khusus.
(4) Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut
situasi dan kondisi serta waktu yang lebih banyak.
2. Hakikat Keterampilan Menulis Puisi
a. Pengertian Keterampilan
Soemarjadi, Ramanto & Zahri mengemukakan bahwa keterampilan
adalah kepandaian melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar.
Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak
dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan
sesuatu dengan benar tetapi lambat juga tidak dapat dikatakan terampil.
Seseorang yang terampil dalam suatu bidang tidak ragu-ragu melakukan
pekerjaan tersebut, seakan-akan tidak pernah dipikirkan lagi bagaimana
melaksanakannya, tidak ada lagi kesulitan-kesulitan yang menghambat.
Ruang lingkup keterampilan cukup luas meliputi kegiatan berupa perbuatan,
berpikir, berbicara, melihat, mendengar dan sebagainya (2001).
Tarigan mengemukakan bahwa keterampilan berhubungan erat
dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang
mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin
cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh
dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Dalam hal ini dapat
diartikan bahwa seseorang yang terampil harus melakukan praktik dan
banyak latihan (2008).
Demikian pula Hamalik (2003) mengemukakan bahwa
tik, yakni menunjukkan ikatan (a
chain) respons motorik, melibatkan koordinasi gerakan tangan dan mata,
menuntut kaitan-kaitan organisasi menjadi pola-pola respons yang
iatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf
dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari pendapat ini dapat dikatakan bahwa keterampilan sebagai salah satu
gerak yang bersifat motorik. Namun dalam melakukan gerakan motorik ini
harus dilakukan dengan teliti dan kesadaran yang tinggi. Apabila seseorang
melakuakan gerakan motorik dengan kesadaran yang rendah maka dapat
dikatakan seseorang tersebut kurang terampil.
Hernawan, Susilana, Julaeha, & Sanjaya (2008) mengemukakan
bahwa:
Keterampilan atau kecakapan hidup (life skills) merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, dan kemudian secara proaktif dan kreatif mencari dan menemukan solusi pemecahan sehingga mampu mengatasi berbagai persoalan hidup dan kehidupan (hlm. 3.14).
Dalam jurnal internasional oleh Boyatzis dan Kolb dikemukakan
tentang pengertian keterampilan adalah sebagai berikut:
combination of ability, knowledge, and experience that enables a person to
Yang artinya keterampilan adalah kombinasi dari
kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang memungkinkan seseorang
untuk melakukan sesuatu dengan baik.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas dengan cepat,
benar, dan tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugasnya
tersebut serta untuk memperoleh keterampilan harus melalui jalan praktik
dan banyak pelatihan.
b. Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan dasar dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam menulis diperlukan suatu keterampilan,
agar sesorang dapat menuangkan apa yang mereka pikirkan dalam bentuk
kata-kata yang dirangkai menjadi sebuah kalimat. Ada beberapa pendapat
dari para ahli tentang pengertian menulis. Diantaranya adalah pendapat dari
Tarigan (2008) enulis adalah suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,
tidak secara tatap muka dengan orang lain Menulis merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis,
penulis harus terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata.
enulis adalah
kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak
Menurut Slamet (mengutip pendapat McCrimmon, 1976)
mengemukakan bahwa menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan
perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis,
menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya
dengan mudah dan jelas (2009: 96).
Slamet (2009) me enulis merupakan
serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan beberapa fase
(tahap) yaitu fase pramenulis (persiapan), penulisan (pengembangan isi
karangan), dan pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan
tulis
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengungkapkan gagasan atau
kegiatan yang bertujuan untuk mengungkapkan gagasan atau ide penulis ke
dalam bentuk tulisan.
Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
menulis adalah suatu kegiatan menggali pikiran dan perasaan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai medianya.
c. Pengertian Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa.
Ada beberapa devinisi dari para ahli berkenaan dengan keterampilan
adalah salah satu dari keterampilan berbahasa yang dikuasai seseorang
96). Berdasarkan pendapat ini dapat diartikan bahwa keterampilan menulis
dapat dikuasai oleh seseorang dengan baik, setelah seseorang tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menguasai keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Diantara
empat macam keterampilan berbahasa ini saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lain. Oleh sebab itu dala mempelajari keempat macam
keterampilan ini harus bertahap.
Menurut Slamet (mengutip pendapat Heaton, 1983) mengemukakan
bahwa keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sukar
dan kompleks (2009: 96). Keterampilan menulis dipandang sebagai
keterampilan berbahasa yang lebih sukar dan kompleks jika dibandingkan
dengan keterampilan berbahasa yang lain yaitu keterampilan menyimak,
berbicara, dan membaca.
Menurut Slamet (mengutip pendapat Byrne, 1979) mengemukakan bahwa: Keterampilan menulis pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan
menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil (2009: 106).
Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam hal
menuangkan buah pikirannya ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat
yang dirangkai secara utuh dan bertujuaan agar dapat dikomunikasikan
kepada pembaca dengan baik.
d. Jenis-jenis Tulisan
Menurut Kuncoro (mengutip pendapat Romli, 2008) menyatakan
bahwa:
Dilihat dari bentuk dan isinya, tulisan terdiri dari dua jenis, yakni: pertama, fiksi (fiction), yaitu tulisan berdasarkan imajinasi, khayalan, namun tetap berpijak pada gagasan nyata. Tulisan fiksi disampaikan
metafora, personifikasi, hiperbola, bombatisme, dan sebagainya yang
novel, roman), dan puisi (sajak, lirik, nyanyian). Kedua, nonfiksi (non-fiction), yaitu tulisan berdasarkan data dan fakta. Tulisan disampaikan dalam bahasa lugas, tidak menggunakan gaya bahasa sastra, walaupun mungkin ada sebagian yang menampilkan kesan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tulisan nonfiksi adalah reportase, esai, artikel, opini, kolom (2009: 25).
e. Manfaat Menulis
Suparno & Yunus (2007) mengemukakan bahwa manfaat yang dapat
dipetik dari menulis adalah :
1) Meningkatkan kecerdasan
2) Mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas
3) Menumbuhkan keberanian
4) Mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi
(hlm. 1.4)
Slamet (mengutip pendapat Akhadiah, dkk, 1989) mengemukakan
bahwa, kegiatan menulis banyak manfaatnya yaitu :
1) Dapat menggali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis
2) Dapat mengembangkan dan menghubung-hubungkan beberapa gagasan atau pemikiran
3) Dapat memperluas wawasan dan kemampuan berpikir, baik dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk berpikir terapan
4) Dapat menjelaskan dan mempertegas permasalahan yang kabur 5) Dapat menilai gagasan sendiri secara objektif 6) Dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat 7) Dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib
(hlm. 169-170).
f. Pengertian Puisi
Djojosuroto (mengutip pendapat Tarigan, 1984) mengemukakan
bahwa, puisi berasal dari bahasa Yunani
(2008: 10). Djojosuroto (mengutip pendapat Tirtawirya, 1983)
mengemukakan bahwa, puisi merupakan suatu pengungkapan secara
implisit, samar dengan makna yang tersirat, dimana kata-kata condong pada
artinya yang konotatif (2008: 11).
adalah salah satu bentuk cipta sastra atau karya tulis yang bersifat terikat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Siswantoro (mengutip pendapat Perrine, 1974) mengemukakan puisi
sebagai
maksudnya adalah puisi merupakan bentuk sastra yang paling padat dan
terkonsentrasi. Kepadatan komposisi tersebut ditandai dengan pemakaian
sedikit kata, namun mengungkap lebih banyak hal (2010: 23).
dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud
Waluyo (1995) mengemukakan bahwa,
ntuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan
semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah
salah satu bentuk karya sastra yang pengungkapannya secara implisit, kata-
katanya bermakna konotasi, dan berisi pengungkapan pikiran dan perasaan
penyairnya.
g. Karakteristik Puisi Anak
Karakteristik puisi anak dalam pembelajaran penulisan puisi di SD
berbeda dengan penyair dewasa. Alfiah dan Santoso mengemukakan bahwa
ciri-ciri kebahasaan puisi anak dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Unsur Ekstrinsik
a) Diksi atau pilihan kata pada puisi anak masih termasuk mudah
dipahami dan tidak terlalu banyak menggunakan makna kias.
b) Jumlah baris dan bait pada puisi anak tidak terlalu banyak, satu bait
biasanya terdiri dari 3 sampai dengan 4 baris.
c) Interpolasi atau penyisipan kata pada kalimat dalam sebuah puisi
untuk memperjelas makna pada puisi anak jarang digunakan.
d) Kata nyata pada puisi anak sangat dominan. Bentuk kata nyata itu
berupa kata konkret dan khusus, bukan kata abstrak.
e) Rima atau pengulangan bunyi merupakan cirri yang dominan pada
puisi anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Unsur Intrinsik
a) Tema Puisi
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Dalam
pembelajaran peserta didik harus mampu menuliskan sebuah puisi
dengan tema yang mudah sebagai contoh alam, cinta kasih kepada
orang tua, dan lain-lain.
b) Tujuan dan Amanat
Tujuan atau amanat yaitu hal-hal yang ingin disampaikan penyair
kepada pembaca melalui puisinya. Dalam puisi anak, tujuan dan
amanat yang hendak disampaikan adalah perasaan suka, duka, benci,
amarah, kagum, dan kasih sayang.
c) Gagasan Pokok
Gagasan pokok dalam penulisan puisi anak tidak berbeda jauh dalam
setiap larik pada baitnya. Anak dalam menuliskan sebuah puisi
setelah menentukan tema dan topic dilanjutkan menuliskan gagasan
pokok. Dari itulah anak akan dapat membuat puisi sendiri setelah
menentukan gagasan pokok.
d) Majas
Majas yaitu pengungkapan gaya bahasa oleh penyair untuk
melukiskan, mengeluarkan, dan mengungkapkan perasaan maupun
pikiran dalam menulis puisi. Dalam puisi anak, gaya bahasa yang
digunakan tidak terlalu sulit karena penggunaan gaya bahasanya
termasuk sedikit, penerapan kata pada puisi dalam setiap barisnya
lebih ke makna denotasi atau makna sebenarnya.
e) Bahasa Puisi
Bahasa yang digunakan dalam puisi anak masih termasuk lugu dan
kebanyakan bermakna denotasi, belum berani menggunakan makna
kias (2009).
h. Pengertian Keterampilan Menulis Puisi
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya mengenai pengertian
keterampilan, pengertian menulis, pengertian keterampilan menulis, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengertian puisi, maka dapat disimpulan bahwa keterampilan menulis puisi
adalah suatu kemampuan atau kecakapan yang dimiliki seseorang dalam
mengungkapkan pikiran dan perasaannya melalui bahasa tulis sebagai
medianya dan dituangkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang indah.
i. Langkah-langkah dalam Menulis Puisi
Menulis puisi merupakan kegiatan yang menyenangkan. Perasaan
senang atau susah dapat didokumentasikan ke dalam puisi. Dalam menulis
puisi, ada beberapa langkah-langkah yang harus diperhatikan. Hal ini
bertujuan agar puisi yang kita tulis dapat maksimal dan indah jika dibaca.
Menurut Suyatno, Saraswati, Wibowo, Sawali & Sujimat langkah-langkah
yang harus diperhatikan dalam menulis puisi adalah sebagai berikut :
1) Menentukan Ide
Hal penting yang harus dilakukan sebelum menulis puisi adalah
menentukan ide. Ide atau gagasan pokok akan menjadi dasar penulisan
puisi. Ide untuk menulis puisi dapat diperoleh dari mana saja dan kapan
saja. Sebagai contoh, ide yang diperoleh dari lingkunga sekitar, misalnya:
sampah yang menumpuk, banjir, kemarau, dan lain sebagainya.
2) Pilihan Kata
Setelah mendapatkan ide dan menuangkannya, langkah berikutnya adalah
memilih kata-kata untuk menuliskan puisi. Baris-baris puisi bukan
sekedar deretan kata yang tidak bermakna. Kata-kata dalam puisi harus
bermakna. Selain itu, perlu dipilih kata yang tepat, yaitu kata yang
mampu mewakili pikiran dan perasaan. Kata-kata yang dipilih dapat
berupa kata yang bermakna lugas maupun kiasan. Namun, kata-kata yang
bermakna kiasan lebih menambah keindahan puisi. Dalam memilih kata
juga perlu memperhatikan persamaan bunyi atau rima. Kata-kata yang
memiliki persamaan bunyi awal atau akhir jika dirangkai akan
menimbulkan kesan indah. Dan jika dibaca, puisi akan terdengar indah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Menulis Puisi
Setelah melalui tahap menentukan ide dan menentukan pilihan kata, tahap
terakhir adalah berlatih merangkai kata-kata menjadi baris-baris puisi
atau disebut juga dengan menulis puisi (2008).
j. Hal hal yang harus diperhatikan dalam Menulis Puisi Bebas
Suyatno, Saraswati, Wibowo, Sawali & Sujimat (2008)
mengemukakan bahwa, hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis puisi
bebas adalah :
1) Ide atau dasar penulisan puisi dapat kita ambil dari pengalaman kita.
2) Ide dapat kita cari di mana saja dan kapan saja. 3) Setelah ide dasar ditemukan, ide tersebut direnungkan. 4) Berdasarkan renungan itu, kita membuat catatan agar lebih mudah
dalam menyusun menjadi baris-baris puisi. 5) Dalam menulis puisi, kata-kata yang dipilih harus dapat mewakili
pikiran dan perasaan kita (hlm. 141).
3. Penelitian yang relevan
a.
Pembelajaran Menyimak dengan Pendekatan Quantum Learning Siswa
Kelas IV SD Negeri 02 Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010.
Menyimpulkan bahwa pendekatan Quantum Learning dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran menyimak pada siswa kelas IV SD Negeri 02
Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010.
b. M
Gambar Tokoh Idola Pilihan Siswa untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Puisi pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 3 Karanganyar Tahun
idola pilihan siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada
siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Karanganyar Tahun Ajaran 2009/2010.
c.
Kemampuan Membaca Huruf Jawa Berbasis Quantum Learning Pada Siswa
Menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Quantum Learning dapat meningkatkan kemampuan membaca huruf jawa
pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sukorame, Kecamatan Musuk, Kabupaten
Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010.
d.
Keterampilan Menulis Puisi dengan Menggunakan Media Gambar Seri pada
Menyimpulkan bahwa dengan menggunakan media gambar seri dapat
meningkatkan keterampilan menulis puisi peserta didik kelas V SDN 1
Majegan Tulung Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.
e. Zulaikhah
Kemampuan Menulis Puisi Melalui Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngemplak Tawangsari
Teras Bo Menyimpulkan bahwa
kemampuan menulis puisi dapat ditingkatkan melalui pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas V SDN
Ngemplak, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010.
B. Kerangka Berpikir
Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis
puisi kurang mendapat perhatian dari peserta didik. Selama proses pembelajaran
peserta didik kurang mempunyai motivasi dan jarang bertanya kepada guru
apabila mengalami kesulitan. Model Pembelajaran yang digunakan oleh guru juga
masih bersifat konvensional. Guru terlalu banyak menggunakan metode ceramah.
Peserta didik hanya menerima materi yang diberikan oleh guru, mencatat, dan
mendengarkan penjelasan dari guru. Keaktifan peserta didik untuk bertanya juga
masih kurang, hanya sebagian peserta didik saja yang berani bertanya jika belum
paham dengan penjelasan dari guru. Peserta didik hanya mencatat contoh-contoh
puisi yang diberikan oleh guru dan membaca puisi yang ada di buku. Pada
akhirnya, sewaktu diberi tugas oleh guru untuk membuat sebuah puisi peserta
didik mengalami kesulitan. Hal ini mengakibatkan keterampilan peserta didik
dalam menulis puisi menjadi rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Oleh sebab itu peneliti berinisiatif untuk menggunakan suatu model
pembelajaran yang cocok untuk materi menulis puisi ini. Peneliti beranggapan
bahwa model pembelajaran kuantum adalah salah satu model pembelajaran yang
cocok jika diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam
materi menulis puisi ini. Dalam model pembelajaran kuantum, guru menggunakan
konsep tandur (tanamkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan)
dalam proses pembelajaran. Dengan menerapkan konsep tandur dalam proses
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menulis puisi ini, peserta
didik akan lebih aktif dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Aktivitas peserta
didik akan lebih tampak dan proses pembelajaran tidak hanya didominasi oleh
guru (teacher center). Dalam model pembelajaran kuantum juga memberikan
penghargaan pada setiap usaha dari peserta didik. Dengan demikian peserta didik
akan merasa dihargai atas segala usaha yang telah mereka lakukan selama proses
pembelajaran. Dengan diterapkannya konsep tandur dalam pelajaran Bahasa
Indonesia khususnya pada materi menulis puisi ini, peserta didik akan lebih
terampil dalam menulis puisi.
Dalam penerapannya nanti peneliti akan melakukan dengan Siklus I dan
Siklus II. Masing-masing siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Pada siklus pertama peneliti menggunakan
model pembelajaran kuantum pada materi menulis puisi, dengan indikator
pencapaian 80 % peserta didik mencapai nilai KKM. Apabila pada siklus pertama
peserta didik belum mencapai indikator pencapaian maka penelitian dilanjutkan
pada siklus berikutnya. Dengan penerapan model pembelajaran kuantum pada
materi menulis puisi ini diharapkan pada kondisi akhir dapat meningkatkan
keterampilan menulis puisi peserta didik kelas 5 di SD N 02 Jaten Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam gambar 2.1. sebagai berikut:
Guru menggunakan Keterampilan
Kondisi Awal model pembelajaran menulis puisi
yang konvensional peserta didik rendah
Siklus I
Guru menggunakan
Tindakan model pembelajaran
kuantum dalam
menulis puisi Siklus II
Dengan menggunakan model pembelajaran kuantum
Kondisi Akhir keterampilan menulis puisi peserta didik meningkat
Gambar 2.1 Kerangka berpikir
C. Hipotesis Tindakan Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa, merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah, di mana rumusan masalah penelitian telah
hlm. 64). Mulyasa (2010)
yang mungkin terja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Arikunto menyatakan bahwa, ada dua jenis hipotesis yang digunakan
dalam penelitian yaitu:
1. Hipotesis kerja yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara
variable X dan Y atau adanya hubungan antara dua kelompok.
2. Hipotesis nol yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara
dua variable atau tidak ada pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y
(2006).
Mulyasa (2010) mengemukakan bahwa, hipotesis tindakan yang tepat
dapat dirumuskan dengan menganalisa beberapa prosedur yang dapat
dilaksanakan untuk mencapai perbaikan yang dapat dilaksanakan untuk mencapai
perbaikan yang diharapkan. Untuk kepentingan tersebut terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan, yaitu:
1. Diskusikan rumusan hipotesis dengan teman sejawat. 2. Pelajari hasil-hasil penelitian yang relevan telah dilakukan oleh para
peneliti terdahulu. 3. Identifikasi berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah yang diusulkan
untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. 4. Pilih tindakan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi,
dan dapat dilakukan oleh pengawas serta kepala sekolah. 5. Tentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan secara tepat (hlm. 148).
Bertolak dari pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis tindakan adalah dugaan terhadap masalah yang dihadapi, sebagai
alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang
telah dipilih untuk diteliti melalui penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir di
Penerapan
model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik
kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar pada Semester II tahun pelajaran 2011/2012,
yang berjumlah 44 peserta didik, terdiri dari 23 peserta didik laki-laki dan 21
peserta didik perempuan. Dalam penelitian ini peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten
Karanganyar sebagai subjek yang akan diamati kegiatan pembelajarannya dan
dikenai tindakan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas 5 SD N 02 Jaten
Karanganyar pada Semester II tahun pelajaran 2011/2012. SD N 02 Jaten
Karanganyar merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di lingkup
Karanganyar.
Alasan peneliti memilih SD N 02 Jaten Karanganyar sebagai tempat
untuk penelitian adalah berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut:
a. Sekolah tersebut mengijinkan untuk dilaksanakan kegiatan penelitian
dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah.
b. Sekolah bersedia memberikan data yang diperlukan oleh peneliti.
c. Sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang
sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
d. Hasil belajar pada materi menulis puisi khususnya pada peserta didik kelas 5
SD N 02 Jaten Karanganyar masih rendah.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran
2011/2012 selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2012 sampai dengan
bulan Juni 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Adapun rincian waktu kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1. sebagai
berikut:
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Kuantum di Kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar Tahun 2012
No Keterangan
Bulan Januari 2012
Februari 2012
Maret 2012
April 2012
Mei 2012
Juni 2012
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyusunan,
pengajuan, dan seminar proposal.
2 Mengurus izin penelitian
3 Persiapan penelitian
4 Pelaksanaan Siklus I
5 Pelaksanaan Siklus II
6 Penyusunan laporan hingga penjilidan skripsi
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD N 02 Jaten
Karanganyar pada peserta didik kelas 5 ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
merupakan penelitian yang bersifat reflektif, kegiatan penelitian berangkat dari
permasalahan riil yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar,
kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti
dengan tindakan- Dengan
menggunakan Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memperbaiki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
segala permasalahan yang ada di dalam kelas khususnya pada saat proses
belajar mengajar.
2. Strategi Penelitian
Dalam penelitian ini strategi penelitian yang digunakan adalah strategi
model siklus. Menurut Iskandar Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan yaitu:
a. Perencanaan (planning)
Dalam kegiatan perencanaan ini meliputi empat hal yaitu: membuat
perencanaan pembelajaran, membuat lembar observasi, membuat alat
evaluasi, dan membuat instrumen pembelajaran.
b. Pelaksanaan (acting)
Dalam kegiatan pelaksanaan ini berisi kegiatan pembelajaran yang telah
direncanakan oleh peneliti.
c. Pengamatan (observing) dan Evaluasi
Dalam kegiatan ini peneliti menggunakan lembar observasi dan lembar
evaluasi yang telah disiapkan sebelumnya.
d. Refleksi (reflecting)
Dalam kegiatan ini data-data yang diperoleh dari hasil observasi dan
evaluasi dikumpulkan dan dianalisis. Kegiatan refleksi ini sangat penting
dan bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tindakan yang telah
dilakukan oleh peneliti untuk membawa sebuah perubahan (2009).
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung dari sumber datanya. Contoh dari sumber data primer
yaitu: informasi dari narasumber yang terdiri dari peserta didik kelas 5 SD N
02 Jaten Karanganyar dan guru kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi: Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus dan daftar nilai mata pelajaran
bahasa Indonesia kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Wawancara sebagai Teknik Pengumpulan Data
Teknik wawancara dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara
terhadap guru, baik sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran
kuantum. Teknik wawancara ini bertujuan untuk menggali informasi dari guru
mengenai keterampilan peserta didik kelas 5 di SD N 02 Jaten Karanganyar
dalam menulis puisi.
2. Tes sebagai Teknik Pengumpulan Data
Iskandar eknik tes digunakan oleh
peneliti untuk menguji subjek untuk mendapatkan data tentang hasil belajar
peserta didik, dengan menggunakan butir-butir soal atau instrument soal yang
mengukur hasil belajar sesuai dengan bida
(hlm. 73).
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan yang dicapai peserta didik setelah kegiatan pembelajaran tindakan.
Tes yang diberikan dalam penelitian ini dilakukan tiap pertemuan kepada
peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar, yakni tes tertulis (tes tentang
menulis puisi).
3. Dokumentasi sebagai Teknik Pengumpulan Data
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang
berupa data-data tertulis, contohnya hasil ulangan harian peserta didik. Dalam
teknik dokumentasi ini data yang dikumpulkan juga bisa berupa foto.
Dokumentasi foto merupakan instrumen yang cukup penting, yaitu sebagai
bukti kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian. Dengan adanya
dokumentasi foto ini akan memperkuat data yang diperoleh dalam penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Observasi sebagai Teknik Pengumpulan Data
Iskandar (2009) bservasi merupakan
pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan
telah mencapai sasaran . Dalam penelitian ini menggunakan
observasi langsung dan observasi partisipatif. Observasi langsung dilakukan
secara langsung pada objek yang diteliti, sementara observasi partisipatif
dilakukan dengan cara ikut ambil bagian dan melibatkan diri dalam situasi
objek yang diteliti.
Dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SD N 02 Jaten
Karanganyar ini, observasi dilakukan pada peserta didik kelas 5 dan peneliti
sebagai guru kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar. Dalam penelitian ini yang
dijadikan data observasi adalah kegiatan peserta didik ketika mengikuti proses
pembelajaran dan kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
F. Validasi Data
Dalam suatu penelitian, semua informasi yang akan dijadikan data
penelitian harus diperiksa validitasnya. Hal ini dilakukan, agar semua data-data
yang diperoleh dalam penelitian dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Validitas data dapat
diketahui dengan menggunakan triangulasi data. Iskandar (2009) mengemukakan
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai
Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah :
1. Triangulasi sumber
Yaitu dengan cara mengkroscekkan data yang diperoleh dengan informasi dari
peserta didik dan informasi dari guru kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar baik
sebelum tindakan maupun sesudah dilakukan tindakan.
2. Triangulasi metode
Yaitu dengan cara mengumpulkan data dengan menggunakan metode
pengumpulan data yang berbeda tetapi mengarah pada sumber data yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dengan menggunakan metode tes, observasi, dan wawancara diharapkan
mendapatkan hasil yang seakurat mungkin mengenai anggota penelitian.
G. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis kualitatif dengan model interaktif Miles dan Huberman. Iskandar
mengemukakan bahwa analisis model interaktif Miles dan Huberman dalam
terdiri dari tiga buah komponen pokok, yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan (verifikasi). Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif
dengan proses pengumpulan data sebagai suatu proses siklus (2009).
1. Reduksi data
Iskandar mengemukakan bahwa, reduksi data merupakan proses
pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja
waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu
menerapkan metode observasi, wawancara atau dari berbagai dokumen yang
berhubungan dengan subjek yang diteliti. Pada intinya dalam reduksi data,
peneliti harus mampu merekam data lapangan dalam bentuk catatan-catatan
lapangan (field note), harus ditafsirkan atau diseleksi masing-masing data yang
relevan dengan fokus masalah yang diteliti.. Data reduksi adalah suatu bentuk
analisis angka yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,
membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa
sehingga kesimpulan akhir dilakukan. Proses reduksi data ini berakhir sampai
laporan akhir penelitian selesai ditulis (2009).
2. Penyajian data
Penyajian data merupakan suatu rangkaian organisasi informasi yang
memungkinkan suatu penelitian dapat dilakukan. Iskandar mengemukakan
bahwa, dalam penyajian data peneliti tidak mungkin memaparkan semua data
yang diperoleh secara keseluruhan, peneliti harus mampu menganalisis data
penelitian dan menyusun data tersebut secara sistematis, sehingga data yang
diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti (2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Penyajian data dapat disajikan dalam bentuk matriks, gambar, jaringan kerja,
dan tabel.
3. Penarikan kesimpulan (verifikasi)
Iskandar mengemukakan bahwa, penarikan kesimpulan merupakan
analisis lanjutan dari reduksi data dan penyajian data sehingga data dapat
disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan.
Penarikan kesimpulan sementara, masih dapat diuji kembali dengan data di
lapangan, dengan cara merefleksi kembali, peneliti dapat bertukar pasangan
dengan teman sejawat, triangulasi, sehingga kebenaran ilmiah dapat tercapai.
Setelah hasil penelitian telah diuji kebenarannya, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan dalam bentuk deskriptif sebagai laporan penelitian (2009).
Untuk lebih jelasnya, proses analisis kualitatif dengan model interaktif
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas sudah cukup, maka
dapat dikumpulkan.
2. Mengembangkan dalam bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan
matrik yang berguna untuk penelitian lanjut.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kelas.
4. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam persiapan
analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka
perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
5. Melakukan analisis antar kasus, dikembangkan struktur sajian datanya bagi
susunan laporan.
6. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
7. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran
dalam laporan akhir penelitian.
H. Indikator Kinerja
Indikator kerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan dan keefektifan penelitian. Dalam penelitian
tindakan kelas yang dilakukan di SD N 02 Jaten Karanganyar ini yang menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
indikator kerja adalah apabila 80% dari peserta didik kelas 5 mencapai nilai
KKM, sementara nilai KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 5 SD
N 02 Jaten Karanganyar adalah 65. Diharapkan 80% atau bahkan lebih dari
peserta didik dapat mencapai nilai KKM tersebut.
I. Prosedur Penelitian Tindakan
Prosedur penelitian tindakan adalah gambaran secara lengkap mengenai
langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini telah
dilaksanakan sebanyak dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari tahap
perencanan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Menurut Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2008), model penelitian
tindakan kelas digambarkan pada gambar 3.1. di bawah ini :
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
(Sumber: Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 16)
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa prosedur penelitian tindakan
kelas adalah sebagai berikut :
1. Siklus I
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, Siklus I dilaksanakan sebanyak dua
kali pertemuan.
Perencanaan
Siklus I
Observasi
Perencanaan
Siklus II
Observasi
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Rencana Tindakan
Dalam rencana tindakan, langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut : membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan KD menulis puisi dengan pilihan kata yang tepat, menyiapkan media
pembelajaran yang sesuai, menyiapkan soal evaluasi untuk siklus I, dan
menyiapkan lembar observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Bahasa Indonesia dengan KD Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang
tepat. Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti menggunakan model
pembelajaran kuantum.
1) Pertemuan pertama
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa dan presensi oleh guru.
Dilanjutkan dengan pemberian apersepsi tentang materi menulis puisi.
Guru memberikan motivasi agar peserta didik bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran. Pada kegiatan awal ini guru juga
menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang menulis puisi bebeas
dengan menggunakan gagasan pokok tertentu.
Pada kegiatan inti guru menerapkan konsep tandur, yang mana
merupakan konsep dalam model pembelajaran kuantum. Guru
menumbuhkan motivasi peserta didik untuk mengikuti pelajaran dengan
menunjukkan gambar tentang seorang guru, gambar sebuah keluarga.
Peserta didik diminta untuk menentukan sebuah gagasan pokok dari
gambar tersebut. Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk
maju ke depan menuliskan beberapa kalimat dari gagasan pokok tadi.
Guru mendemonstrasikan langkah-langkah menulis puisi dengan
menggunakan peta konsep. Peserta didik diminta untuk menulis sebuah
puisi sederhana. Peserta didik maju ke depan untuk menuliskan puisi
yang telah mereka buat. Guru membimbing peserta didik yang kesulitan
dalam menulis puisi dan memberi kesempatan bagi peserta didik yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
belum paham untuk bertanya. Guru memberikan penghargaan bagi setiap
usaha yang dilakukan oleh peserta didik.
Pada kegiatan akhir guru dan peserta didik menyimpulkan
materi yang telah dipelajari secara bersama-sama. Guru memberikan soal
evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh keterampilan peserta didik
dalam menulis puisi. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru menyampaikan
pesan moral pada peserta didik agar peserta didik rajin belajar.
2) Pertemuan ke dua
Pada pertemuan ke dua ini guru memberikan materi tentang
menulis puisi bebas berdasarkan pengalaman pribadi yang pernah peserta
didik alami . Pada kegiatan awal guru memulai dengan berdoa bersama
dan melakukan presensi. Guru melakukan apersepsi, memberikan
motivasi dengan cara bernyayi bersama-sama peserta didik dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti guru melakukan tanya jawab dengan peserta
didik tentang pengalaman pribadi yang pernah mereka alami. Guru
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menuliskan
pengalaman yang pernah mereka alami di depan kelas. Guru
mendemonstrasikan cara menulis puisi berdasarkan pengalaman peserta
didik. Peserta didik diminta untuk maju ke depan menuliskan sebuah
puisi sederhana berdasarkan pengalaman yang pernah mereka alami.
Peserta didik yang lain memberikan tanggapan. Guru juga memberikan
penghargaan pada peserta didik yang berani maju ke depan untuk menulis
puisi dan peserta didik yang memberikan tanggapan pada puisi yang
ditulis oleh temannya di depan kelas.
Pada kegiatan akhir guru dan peserta didik menyimpulkan materi
yang telah dipelajari dan memberikan evaluasi pada peserta didik untuk
mengetahui sejauh mana keterampilan peserta didik dalam menulis puisi.
Guru juga memberikan pesan moral pada peserta didik agar mengulang
kembali materi yang telah dipelajari dan agar peserta didik belajar yang
rajin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Observasi dan Evaluasi
Observasi adalah suatu kegiatan pengamatan dan pencatatan terhadap
pelaksanaan dan hasil pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Sedangkan
evaluasi adalah penilaian terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
Observasi dilakukan sebelum tindakan dimulai dan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Observer mencatat dan menilai kegiatan guru dan
peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar dalam pembelajaran dengan
model pembelajaran kuantum. Yang bertugas menjadi observer dalam
kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum ini adalah wali
kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar.
d. Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi didiskusikan antara guru (wali
kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar) dan peneliti kemudian dikumpulkan
serta dianalisis. Untuk memperkuat hasil refleksi kegiatan yang telah
dilakukan digunakan data yang berasal dari observasi. Berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan oleh guru (wali kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar)
dan peneliti diperoleh hasil bahwa peserta didik yang tuntas belajar atau
mendapatkan nilai > KKM sebanyak 75% atau 33 peserta didik, sementara
25% atau 11 peserta didik nilainya masih di bawah KKM. Indikator kinerja
yang diharapkan oleh peneliti adalah 80% atau 35 peserta didik mendapatkan
nilai > KKM (KKM = 65). Oleh sebab itu, penelitian ini harus dilanjutkan
pada siklus II karena belum mencapai indikator kinerja yang diharapkan.
2. Siklus II
Rancangan tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus 2, merupakan
usaha perbaikan dari rancangan tindakan pada siklus I. Langkah-langkah yang
dilaksanakan peneliti dalam siklus II hampir sama dengan siklus I, namun
dibuat lebih baik lagi. Hal ini dimaksudkan, agar peserta didik dapat mencapai
indikator kinerja yang telah direncanakan oleh peneliti. Dalam siklus II ini,
peneliti melakukan proses pembelajaran sebanyak dua kali pertemuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Rencana Tindakan
Dalam rencana tindakan, langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut: membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan KD menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat, menyiapkan
media pembelajaran yang sesuai, menyiapkan soal evaluasi untuk siklus II
dan menyiapkan lembar observasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Bahasa Indonesia dengan KD Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang
tepat. Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti menggunakan model
pembelajaran kuantum.
1) Pertemuan pertama
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama dan dilanjutkan
presensi oleh guru. Guru memberikan apersepsi dengan cara bertanya
pada peserta didik mengenai langkah-langkah dalam menulis puisi. Guru
memotivasi peserta didik dengan cara bernyanyi bersama-sama. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru menunjukkan gambar tentang bunga-
bunga yang dihinggapi kupu-kupu dan gambar air terjun pada pada
peserta didik. Guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik tentang
gagasan pokok pada gambar, lalu peserta didik di minta menuliskan puisi
sederhana di depan. Guru memberi penghargaan pada peserta didik yang
berani maju ke depan. Peserta didik yang lain menanggapi. Peserta didik
dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberikan lembar diskusi. Salah
satu perwakilan kelompok maju ke depan menuliskan hasil diskusi, dan
ditanggapi oleh guru.
Pada kegiatan akhir guru dan peserta didik menyimpulkan materi
yang sudah dipelajari bersama-sama. Guru memberikan soal evaluasi
untuk mengetahui sejauh mana keterampilan peserta didik dalam menulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
puisi. Guru juga memberikan pesan moral pada peserta didik agar rajin
belajar.
2) Pertemuan kedua
Kegiatan awal dimulai dengan berdoa dan presensi oleh guru.
Dilanjutkan dengan pemberian apersepsi oleh guru, yaitu dengan cara
bertanya pada peserta didik tentang pengalaman yang pernah mereka
alami. Guru memberikan motivasi pada peserta didik dengan cara
bernyanyi bersama-sama dengan peserta didik. Pada kegiatan awal ini
guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu tentang menulis puisi
bebas berdasarkan pengalaman masing-masing peserta didik.
Pada kegiatan inti guru menerapkan konsep tandur, yang mana
merupakan konsep dalam model pembelajaran kuantum. Guru
menumbuhkan motivasi peserta didik dengan cara meminta peserta didik
untuk menuliskan pengalaman yang pernah mereka alami pada media
yang telah dipersiapkan oleh guru di depan kelas. Guru meminta peserta
didik untuk menuliskan pengalaman yang pernah mereka alami dalam
beberapa kalimat. Setelah itu, guru meminta peserta didik untuk maju
membacakan pengalaman yang telah mereka tulis. Guru dan peserta didik
lain menanggapi. Guru memberikan penghargaan bagi setiap usaha yang
dilakukan oleh peserta didik. Guru membagi peserta didik menjadi
beberapa kelompok. Guru dan peserta didik membahas hasil diskusi.
Pada kegiatan akhir guru dan peserta didik menyimpulkan
materi secara bersama-sama dan guru memberikan soal evaluasi untuk
mengetahui keterampilan peserta didik dalam menulis puisi. Guru juga
memberikan pesan moral pada peserta didik agar rajin belajar.
c. Observasi dan Evaluasi
Observasi adalah suatu kegiatan pengamatan dan pencatatan terhadap
pelaksanaan dan hasil pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Sedangkan
evaluasi adalah penilaian terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.
Observasi dilakukan sebelum tindakan dimulai dan bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan pada siklus II. Observer mencatat dan menilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kegiatan guru dan peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar dalam
pembelajaran dengan model pembelajaran kuantum. Dalam tahap ini yang
bertugas menjadi observer dalam kegiatan pembelajaran dengan model
kuantum ini adalah wali kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar.
d. Refleksi
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis,
sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh guru (wali kelas 5 SD N 02
Jaten Karanganyar) dan peneliti pada siklus II diperoleh hasil bahwa
sebanyak 93,18% atau 41 peserta didik mendapatkan nilai > KKM (KKM =
65), sementara sisanya 6,82% atau 3 peserta didik masih mendapatkan nilai
di bawah KKM. Indikator kinerja yang diharapkan peneliti adalah 80%
atau 35 peserta didik mendapatkan nilai > KKM. Hal ini menunjukkan
bahwa indikator kinerja yang diharapkan peneliti sudah tercapai. Oleh
sebab itu, penelitian dapat dihentikan pada siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti
melaksanakan kegiatan observasi awal pada peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten
Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Kegiatan observasi awal ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi nyata yang ada di lapangan
berkaitan dengan pembelajaran menulis puisi. Berdasarkan hasil observasi awal
sebelum tindakan didapatkan beberapa informasi sebagai berikut: peserta didik
kesulitan dalam menulis puisi, masih banyak peserta didik yang ramai sendiri
ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, sebagian besar peserta didik
masih malu bertanya jika mengalami kesulitan dalam menulis puisi, model
pembelajaran yang digunakan oleh guru masih bersifat konvensional, metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru berupa metode ceramah, tanya jawab,
maupaun penugasan, dan guru belum menggunakan media pembelajaran yang
sesuia dengan materi menulis puisi.
Dari hasil tes pratindakan tentang materi menulis puisi (lampiran 3
halaman 89) menunjukkan bahwa masih banyak peserta didik yang mendapatkan
nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia di SD N 02 Jaten Karanganyar adalah 65. Dari 44 peserta didik
yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 21 peserta didik (47,73%)
sementara sisanya 23 peserta didik (52,27%) nilainya masih di bawah KKM. Dari
hasil tes pratindakan tersebut dapat diketahui dengan jelas bahwa keterampilan
menulis puisi peserta didik kelas 5 di SD N 02 Jaten Karanganyar masih tergolong
rendah. Untuk mengantisipasi hal tersebut peneliti mengadakan penelitian di kelas
5 SD N 02 Jaten Karanganyar dengan menerapkan model pembelajaran kuantum
yang dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menulis puisi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Data nilai keterampilan menulis puisi peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten
Karanganyar pada pratindakan dapat dilihat pada tabel 4.1. sebagai berikut:
Tabel 4.1. Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik Kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar pada Pratindakan
No Urut
Nilai KKM (65)
No Urut
Nilai KKM (65)
No Urut
Nilai KKM (65)
1 56 TT 16 81 T 31 69 T 2 56 TT 17 69 T 32 69 T 3 44 TT 18 50 TT 33 69 T 4 69 T 19 81 T 34 81 T 5 75 T 20 56 TT 35 50 TT 6 63 TT 21 63 TT 36 75 T 7 44 TT 22 56 TT 37 56 TT 8 50 TT 23 63 TT 38 56 TT 9 63 TT 24 63 TT 39 69 T
10 75 T 25 81 T 40 44 TT 11 75 T 26 75 T 41 56 TT 12 69 T 27 56 TT 42 63 TT 13 63 TT 28 69 T 43 81 T 14 63 TT 29 75 T 44 44 TT 15 75 T 30 69 T
Jumlah Nilai 2829 Nilai Rata-Rata 64,29
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Dari data nilai keterampilan menulis puisi pada tabel 4.1. di atas dapat
diketahui bahwa dari 44 peserta didik yang mendapatkan nilai diatas KKM
sebanyak 21 peserta didik atau 47,73%, sementara sisanya 23 peserta didik atau
52,27% nilainya masih di bawah KKM. Nilai rata-rata peserta didik adalah 64,29.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan data nilai pada tabel 4.1. di atas dapat dibuat tabel distribusi
frekuensi seperti pada tabel 4.2. sebagai berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik Kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar pada Pratindakan
No Interval
Nilai Frekuensi
(fi) Nilai Tengah
(xi) fi.xi Prosentase
1. 44-50 4 47 188 9,10% 2. 51-57 11 54 594 25% 3. 58-64 8 61 488 18,18% 4. 65-71 9 68 612 20,45% 5. 72-78 7 75 525 15,91% 6. 79-85 5 82 410 11,36%
Jumlah 44 387 2817 100%
Berdasarkan tabel 4.2. di atas, maka dapat disajikan dengan grafik histrogam pada
gambar 4.1. sebagai berikut:
Gambar 4.1. Grafik Histrogam Nilai Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik Kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar pada Pratindakan
44-50 51-57 58-64 65-71 72-78 79-85
Fre
kuen
si
Interval nilai
X
f
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan tabel 4.1. tentang data nilai keterampilan menulis puisi
peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar pada pratindakan, dapat dibuat
rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, dan rata-rata nilai peserta didik pada
tabel 4.3. sebagai berikut:
Tabel 4.3. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-rata Nilai Peserta Didik pada Pratindakan
No. Keterangan Nilai 1. Nilai Terendah 44 2. Nilai Tertinggi 81 3. Rata-rata Nilai 64,29 4. Ketuntasan Klasikal 47,73%
Dari tabel 4.3. di atas, maka rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi,
dan rata-rata nilai peserta didik pada pratindakan dapat disajikan pada gambar 4.2.
sebagai berikut:
Gambar 4.2. Grafik Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi dan Rata-rata Nilai Peserta Didik pada Pratindakan
44
81
64,29
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata Nilai
f
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan tabel 4.1. tentang data nilai keterampilan menulis puisi
peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar pada pratindakan, dapat dilihat
bahwa sebelum dilakukan tindakan dari 44 peserta didik hanya 21 peserta didik
atau 47,73% yang memperoleh nilai ketuntasan yaitu nilai sama dengan atau lebih
dari 65. Sedangkan sebanyak 23 peserta didik atau 52,27% masih memperoleh
nilai di bawah 65.
Data ketuntasan belajar peserta didik SD N 02 Jaten pada pratindakan
dapat dilihat pada tabel 4.4. sebagai berikut:
Tabel 4.4. Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Pratindakan
No Ketuntasan Jumlah Peserta Didik Jumlah Prosentase
1. Tuntas 21 47,73% 2. Tidak Tuntas 23 52,27%
Dari tabel 4.4. di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik ketuntasan belajar
peserta didik pada pratindakan pada gambar 4.3. sebagai berikut:
Gambar 4.3. Grafik Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Pratindakan
2123
0
5
10
15
20
25
Tuntas Tidak Tuntas
f
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Analisis hasil evaluasi dari tes keterampilan menulis puisi pada
pratindakan diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata keterampilan menulis puisi
peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar adalah 64,29. Dari 44 peserta
didik, yang tuntas belajar hanya 21 peserta didik atau 47,73%, sementara 23
peserta didik lainnya atau 52,27% tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa
keterampilan menulis puisi pada peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar
masih rendah. Ketuntasan belajar peserta didik yang diharapkan dapat mencapai
80%. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan
menulis puisi peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar Tahun 2012
dengan cara menggunakan model pembelajaran kuantum.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Deskripsi penelitian pada siklus I terdiri dari pemaparan tahap
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran. Peneliti selanjutnya mengkonsultasikan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat pada guru kelas 5 SD
N 02 Jaten Karanganyar. Persiapan lain yang dilakukan oleh peneliti
adalah mempersiapkan media pembelajaran, lembar observasi, soal
evaluasi dan pedoman penelitian yang akan digunakan dalam penelitian.
Pelaksanaan tindakan dalam siklus I disepakati untuk dilaksanakan
menjadi dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan alokasi
waktunya 2x35 menit. Siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17
Maret 2012 dan hari sabtu tanggal 24 Maret 2012.
Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran
materi menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran kuantum
Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi,
dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan,
laporan, dan puisi bebas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kompetensi Dasar : Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
Indikator :
Aspek kognitif
1) Menjelaskan langkah-langkah dalam menulis puisi.
2) Mengembangkan gagasan pokok menjadi beberapa kalimat.
3) Menentukan gagasan pokok sebelum menulis puisi.
Aspek afektif
1) Berkreasi dan bertanggung jawab dalam menulis puisi.
2) Menyatakan pendapat terhadap puisi yang dibuat oleh teman.
Aspek psikomotor
1) Membuat sebuah puisi dengan menggunakan gagasan pokok tertentu.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dibagi menjadi dua kali
pertemuan. Pada pertemuan pertama membahas tentang menulis puisi dengan
menggunakan gagasan pokok tertentu dan pada pertemuan kedua membahas
tentang menulis puisi berdasarkan pengalaman pribadi yang pernah dialami
masing-masing peserta didik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti menggunakan model
pembelajaran kuantum, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Siklus I Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 2012. Kegiatan
pembelajaran dibagi menjadi tiga macam yaitu: kegiatan pembukaan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pembukaan, diawali
dengan guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa dan dilanjutkan
guru melakukan presensi. Guru memberikan apersepsi pada peserta didik
-anak siapa
peserta didik dengan cara bernyanyi bersama-sama dengan peserta didik.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada peserta
didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kegiatan yang kedua setelah kegiatan pembukaan adalah
kegiatan inti. Kegiatan inti dibagi menjadi 3 macam, yaitu: eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
Dalam kegiatan eksplorasi kegiatannya meliputi:
a) Guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik tentang langkah-
langkah dalam menulis puisi.
b) Guru memperlihatkan gambar tentang seorang guru yang sedang
mengajar dan sebuah keluarga, lalu peserta didik diminta untuk
menentukan gagasan pokok dari gambar tersebut.
c) Peserta didik diberi tugas untuk mengembangkan gagasan pokok
tersebut menjadi beberapa kalimat dan diberi kesempatan oleh guru
untuk menuliskannya di depan kelas.
d) Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab tentang gagasan pokok
yang telah dikembangkan peserta didik di depan kelas.
Dalam kegiatan elaborasi, kegiatannya meliputi:
a) Guru menjelaskan secara garis besar tentang langkah-langkah menulis
puisi.
b) Guru mendemonstrasikan cara menulis sebuah puisi sederhana
berdasarkan gagasan pokok tertentu.
c) Peserta didik diberikan tugas menulis puisi sederhana dengan gagasan
pokok tertentu.
d) Guru meminta beberapa peserta didik maju ke depan untuk
menuliskan puisi yang telah mereka buat.
e) Peserta didik yang lain diminta untuk menanggapi puisi yang telah
dibuat oleh temannya.
f) Guru memberikan penghargaan pada peserta didik yang berani maju
ke depan kelas.
Dalam kegiatan konfirmasi, kegiatannya meliputi:
a) Guru memberikan umpan balik dan menanggapi puisi yang telah
dibuat oleh masing-masing peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya hal-
hal yang belum dipahami.
Kegiatan terakhir adalah kegiatan penutup, dalam kegiatan
penutup ini secara bersama-sama guru dan peserta didik menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Guru memberikan soal evaluasi pada peserta
didik dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh keterampilan peserta
didik dalam menulis puisi. Guru mengakhiri pembelajaran, dengan
menyampaikan pesan moral pada peserta didik.
2) Siklus I Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 24 Maret 2012. Dalam pertemuan kali ini materi
yang diberikan oleh guru adalah menulis puisi berdasarkan pengalaman
yang pernah dialami oleh peserta didik. Kegiatan pembelajaran dibagi
dalam tiga macam kegiatan, yaitu: kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Kegiatan pembukaan, diawali dengan ketua kelas
memimpin doa, lalu dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Guru
memberikan apersepsi pada peserta didik dengan cara bertanya pada
-anak, coba sebutkan satu saja pengalaman yang
menyanyikan lagu bersama-sama. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada peserta didik.
Kegiatan kedua adalah kegiatan inti. Dalam kegiatan inti
dikelompokkan mencadi tiga macam yaitu: eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
Dalam kegiatan eksplorasi, kegiatannya meliputi:
a) Tanya jawab antara guru dan peserta didik tentang pengalaman yang
pernah peserta didik alami.
b) Guru membagikan teks puisi pada peserta didik, lalu peserta didik
diminta untuk menentukan gagasan pokok dan isi puisi.
c) Peserta didik diminta untuk menuliskan pengalaman yang pernah
mereka alami dalam beberapa kalimat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menuliskan
pengalaman mereka di depan kelas.
Dalam kegiatan elaborasi, kegiatannya meliputi:
a) Guru menjelaskan secara garis besar tentang langkah-langkah menulis
puisi dengan menggunakan peta konsep.
b) Guru mendemonstrasikan cara menulis puisi berdasarkan pengalaman
yang pernah dialami oleh peserta didik.
c) Peserta didik diberikan tugas untuk menulis puisi berdasarkan
pengalaman yang pernah peserta didik alami.
d) Guru membimbing peserta didik dalam menulis puisi.
e) Peserta didik diminta maju ke depan untuk menuliskan puisi yang
telah mereka buat.
f) Peserta didik yang lain menanggapi puisi yang telah di tulis temannya
di depan.
g) Guru memberikan penghargaan pada peseerta didik yang bersedia
maju ke depan kelas dan peserta didik yang menanggapi puisi yang
ditulis oleh temannya.
Dalam kegiatan konfirmasi, kegiatannya meliputi:
a) Guru memberikan tanggapan terhadap puisi yang telah di tulis oleh
peserta didik di depan kelas.
b) Secara bersama-sama guru dan peserta didik menanggapi ide pokok
dalam puisi, penggunaan pilihan kata dan isi puisi.
c) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik yang kesulitan untuk
bertanya.
d) Guru membimbing peserta didik yang masih kesulitan dalam menulis
puisi.
Kegiatan yang terakhir, adalah kegiatan penutup. Dalam kegiatan
penutup guru dan peserta didik secara bersama-sama menyimpulkan materi
yang telah dipelajari. Guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui
sejauh mana keterampilan peserta didik dalam menulis puisi. Guru
menyampaikan pesan moral pada peserta didik yaitu untuk mengulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kembali pelajaran yang telah dipelajari dan agar peserta didik belajar dengan
rajin.
c. Observasi
Dalam kegiatan observasi ini yang bertugas menjadi observer adalah
wali kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar. Observer menggunakan lembar
observasi untuk menilai kegiatan yang dilakukan oleh peneliti maupun oleh
peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar. Kegiatan observasi ini
bertujuan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan peneliti dalam proses
pembelajaran dan kegiatan peserta didik selama mengikuti pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran kuantum untuk meningkatkan
keterampilan menulis puisi peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar.
Dari data-data observasi siklus I diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Kegiatan peserta didik
Kegiatan peserta didik siklus I pertemuan pertama dapat dilihat
pada (lampiran 10 halaman 119) diperoleh data sebagai berikut:
a) Kedisiplinan peserta didik memperoleh skor tiga, b) Kesiapan peserta
didik menerima pelajaran memperoleh skor dua, c) Keaktifan peserta
didik memperoleh skor dua, d) Keterampilan peserta didik dalam menulis
puisi memperoleh skor tiga, e) Partisipasi peserta didik dalam model
pembelajaran kuantum memperoleh skor tiga, f) Keadaan peserta didik
dengan lingkungan belajar memperoleh skor tiga, g) Kemampuan peserta
didik mengerjakan test/kuis memperoleh skor tiga. Skor total kegiatan
peserta didik pada siklus I pertemuan pertama adalah sembilan belas
(baik).
Kegiatan peserta didik siklus I pertemuan kedua dapat dilihat
pada (lampiran 11 halaman 123) diperoleh data sebagai berikut:
a) Kedisiplinan peserta didik memperoleh skor tiga, b) Kesiapan peserta
didik menerima pelajaran memperoleh skor tiga, c) Keaktifan peserta
didik memperoleh skor tiga, d) Keterampilan peserta didik dalam menulis
puisi memperoleh skor tiga, e) Partisipasi peserta didik dalam model
pembelajaran kuantum memperoleh skor tiga, f) Keadaan peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dengan lingkungan belajar memperoleh skor tiga, g) Kemampuan peserta
didik mengerjakan test/kuis memperoleh skor tiga. Skor total kegiatan
peserta didik pada siklus I pertemuan kedua adalah dua puluh satu (baik).
Berdasarkan data hasil observasi kegiatan peserta didik pada
siklus I pertemuan pertama dan kedua, dapat dihitung bahwa skor rata-rata
kegiatan peserta didik pada siklus I adalah dua puluh (baik).
2) Kegiatan guru
Kegiatan guru siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada
(lampiran 12 halaman 127) dengan data sebagai berikut:
a) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran memperoleh skor
empat, b) Kemampuan guru mengelola kelas memperoleh skor tiga, c)
Kemampuan mengelola waktu pembelajaran memperoleh skor tiga, d)
Memberikan apersepsi memperoleh skor tiga, e) Menerapkan model
pembelajaran kuantum memperoleh skor empat, f) Keterampilan guru
mengajukan pertanyaan memperoleh skor tiga, g) Hubungan antara guru
dan peserta didik memperoleh skor empat, h) Perhatian guru terhadap
peserta didik memperoleh skor tiga, i) Perhatian guru terhadap peserta
didik memperoleh skor empat, j) Pengembangan aplikasi memperoleh
skor tiga, k) Kemampuan menutup pelajaran memperoleh skor tiga.
Skor total kegiatan guru dalam siklus I pertemuan pertama adalah tiga
puluh tiga (sangat baik).
Kegiatan guru siklus I pertemuan kedua dapat dilihat pada
(lampiran 13 halaman 133) dengan data sebagai berikut:
a) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran memperoleh skor
empat, b) Kemampuan guru mengelola kelas memperoleh skor tiga, c)
Kemampuan mengelola waktu pembelajaran memperoleh skor empat, d)
Memberikan apersepsi memperoleh skor tiga, e) Menerapkan model
pembelajaran kuantum memperoleh skor empat, f) Keterampilan guru
mengajukan pertanyaan memperoleh skor empat, g) Hubungan antara guru
dan peserta didik memperoleh skor empat, h) Perhatian guru terhadap
peserta didik memperoleh skor empat, i) Perhatian guru terhadap peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
didik memperoleh skor empat, j) Pengembangan aplikasi memperoleh
skor tiga, k) Kemampuan menutup pelajaran memperoleh skor empat.
Skor total kegiatan guru dalam siklus I pertemuan kedua adalah tiga puluh
tujuh (sangat baik).
Berdasarkan data hasil observasi kegiatan guru pada siklus I
pertemuan pertama dan kedua, dapat dihitung bahwa skor rata-rata
kegiatan guru pada siklus I adalah tiga puluh lima (sangat baik).
3) Hasil observasi peningkatan keterampilan menulis puisi pada peserta
didik
Berdasarkan hasil tes keterampilan menulis puisi pada siklus I
pertemuan pertama (lampiran 14 halaman 139) dan siklus I pertemuan
kedua (lampiran 15 halaman 141) kemudian dirata-rata dan didapatkan
nilai tes keterampilan menulis puisi siklus I (lampiran 16 halaman 143).
Dari data nilai keterampilan menulis puisi pada siklus I (lampiran 16
halaman 143) dapat dibuat dalam tabel 4.5. sebagai berikut:
Tabel 4.5. Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik Kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar pada Siklus I
Nomor Urut
Nilai KKM (65)
Nomor Urut
Nilai KKM (65)
Nomor Urut
Nilai KKM (65)
1. 56 TT 16. 78 T 31. 72 T 2. 69 T 17. 72 T 32. 78 T 3. 56 TT 18. 69 T 33. 81 T 4. 75 T 19. 87 T 34. 84 T 5. 78 T 20. 69 T 35. 63 TT 6. 75 T 21. 69 T 36. 81 T 7. 53 TT 22. 75 T 37. 63 TT 8. 53 TT 23. 78 T 38. 63 TT 9. 75 T 24. 72 T 39. 72 T
10. 75 T 25. 78 T 40. 53 TT 11. 78 T 26. 75 T 41. 56 TT 12. 75 T 27. 62 TT 42. 75 T 13. 75 T 28. 81 T 43. 87 T 14. 75 T 29. 78 T 44. 53 TT 15. 88 T 30. 75 T
Jumlah Nilai = 3155 Nilai Rata-rata = 71,70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan data nilai pada tabel 4.5. di atas, dapat dibuat tabel
distribusi frekuensi seperti pada tabel 4.6. sebagai berikut:
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik Kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar pada Siklus I
No. Interval Nilai
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah (xi)
fi.xi Prosentase
1. 53-58 7 55,5 388,5 15,91% 2. 59-64 4 61,5 246 9,09% 3. 65-70 4 67,5 270 9,09% 4. 71-76 15 73,5 1102,5 34,09% 5. 77-82 10 79,5 795 22,73%, 6. 83-88 4 85,5 342 9,09%
Jumlah 44 423 3144 100% Berdasarkan tabel 4.6. di atas, maka dapat disajikan dengan
grafik histrogam pada gambar 4.4. sebagai berikut:
Gambar 4.4. Grafik Histrogam Nilai Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik Kelas 5 SD N 02 Jaten pada Siklus I
0
2
4
6
8
10
12
14
16
53-58 59-64 65-70 71-76 77-82 83-85
Frek
uens
i
Interval nilai
X
f
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan tabel 4.5. tentang data nilai keterampilan menulis
puisi peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten pada siklus I, dapat dibuat
rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, dan rata-rata nilai peserta
didik pada tabel 4.7. sebagai berikut:
Tabel 4.7. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-rata Nilai Peserta Didik pada Siklus I
No. Keterangan Nilai 1. Nilai Terendah 53 2. Nilai Tertinggi 88 3. Rata-rata Nilai 71,70 4. Ketuntasan Klasikal 75%
Dari tabel 4.7. di atas, maka rekapitulasi nilai terendah, nilai
tertinggi, dan rata-rata nilai peserta didik pada siklus I dapat disajikan
pada gambar 4.5. sebagai berikut:
Gambar 4.5. Grafik Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi dan Rata-rata Nilai Peserta Didik pada Siklus I
53
88
71,70
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata Nilai
X
f
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari tabel 4.6. dan gambar 4.4. di atas dapat dinyatakan bahwa
setelah dilakukan tindakan pada siklus I, prosentase ketuntasan belajar
peserta didik naik. Pada pratindakan prosentase ketuntasan belajar
peserta didik sebesar 47,73% dan pada siklus I naik menjadi 75%.
Data ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I dapat
dibuat dalam tabel 4.8. sebagai berikut:
Tabel 4.8. Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Siklus I
No. Ketuntasan Jumlah Peserta Didik Jumlah Prosentase
1. Tuntas 33 75% 2. Tidak Tuntas 11 25%
Dari tabel 4.8. di atas, dapat disajikan dalam gambar 4.6.
sebagai berikut:
Gambar 4.6. Grafik Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Siklus I
0
5
10
15
20
25
30
35
Tuntas Tidak Tuntas
f
X
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Analisis dan Refleksi
Dari hasil penelitian siklus I kemudian dilakukan analisis dan refleksi
terhadap proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dari kegiatan guru
dan peserta didik sudah baik. Pada siklus I didapatkan ketuntasan hasil
belajar peserta didik dalam menulis puisi sebesar 75%, sehingga masih
belum mencapai target ketuntasan belajar yang diharapkan yaitu 80%.
Dengan belum tercapainya target ketuntasan yaitu 80% maka penelitian ini
harus dilanjutkan ke siklus II.
Pada siklus I ini, menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan
menulis puisi peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten belum mencapai target
yang telah ditentukan yaitu 80% peserta didik dapat mencapai nilai sama
dengan atau lebih dari 65 (KKM). Hal ini disebabkan oleh beberapa
permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan pada siklus I.
Adapun beberapa permasalahan tersebut dan solusinya adalah
sebagai berikut:
1) Sebagian besar peserta didik masih kesulitan dalam menentukan
gagasan pokok sebelum menulis puisi, hal ini dikarenakan peserta
didik masih malu bertanya pada guru apabila kesulitan. Solusinya
adalah guru harus mampu memotivasi peserta didik untuk berani
bertanya dan membimbing peserta didik yang masih kesulitan.
2) Ada beberapa peserta didik yang cenderung ramai sendiri
sehingga membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif.
Solusinya adalah guru harus mampu mengkondisikan kelas
menjadi kondusif dengan cara memberikan suatu lagu atau yel-yel
di tengah-tengah proses pembelajaran agar peserta didik yang
semula tidak memperhatikan pelajaran menjadi terfokus kembali
pada pelajaran.
3) Peserta didik belum begitu terampil dalam menulis puisi dan
masih kesulitan dalam merangkai kata-kata. Solusinya adalah
guru harus lebih inovatif lagi dalam memberikan penjelasan,
dalam mendemonstrasikan cara menulis puisi yang baik dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
benar, dan memberikan bimbingan pada peserta didik yang masih
kesulitan.
4) Sebagian besar peserta didik tidak begitu antusias jika diminta
untuk maju ke depan mendemonstrasikan puisi yang telah
mereka buat. Solusinya adalah guru harus memberikan
penghargaan pada peserta didik yang berani maju ke depan
untuk mendemonstrasikan puisi mereka.
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Deskripsi penelitian pada siklus II terdiri dari pemaparan pada
tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran. Peneliti selanjutnya mengkonsultasikan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat pada guru kelas 5 SD
N 02 Jaten Karanganyar. Persiapan lain yang dilakukan oleh peneliti
adalah mempersiapkan media pembelajaran, lembar observasi, soal
evaluasi dan pedoman penelitian yang akan digunakan dalam penelitian.
Pelaksanaan tindakan dalam siklus II disepakati untuk dilaksanakan
menjadi dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan alokasi
waktunya 2x35 menit. Siklus II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 31
Maret 2012 dan hari sabtu tanggal 7 April 2012.
Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran
materi menulis puisi dengan menggunakan model pembelajaran kuantum.
Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan
fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan,
dan puisi bebas.
Kompetensi Dasar : Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
Indikator :
Aspek kognitif
1) Menjelaskan langkah-langkah dalam menulis puisi.
2) Mengembangkan gagasan pokok menjadi beberapa kalimat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Menentukan gagasan pokok sebelum menulis puisi.
Aspek afektif
1) Berkreasi dan bertanggung jawab dalam menulis puisi.
2) Menyatakan pendapat terhadap puisi yang dibuat oleh temannya.
Aspek psikomotor
1) Membuat sebuah puisi dengan menggunakan gagasan pokok tertentu.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dibagi menjadi dua kali
pertemuan. Pada pertemuan pertama membahas tentang menulis puisi dengan
menggunakan gagasan pokok tertentu dan pada pertemuan kedua membahas
tentang menulis puisi berdasarkan pengalaman pribadi yang pernah dialami
masing-masing peserta didik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti menggunakan model
pembelajaran kuantum, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Siklus II Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2012. Kegiatan
pembelajaran dibagi menjadi tiga macam yaitu: kegiatan pembukaan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pembukaan, diawali
dengan guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa dan dilanjutkan
guru melakukan presensi. Guru memberikan apersepsi pada peserta didik
-anak coba
sebutkan langkah-langkah dalam menulis puisi itu apa saja
memberikan motivasi pada peserta didik dengan cara bernyanyi bersama-
sama dengan peserta didik. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai pada peserta didik.
Kegiatan yang kedua setelah kegiatan pembukaan adalah
kegiatan inti. Kegiatan inti dibagi menjadi 3 macam, yaitu: eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam kegiatan eksplorasi kegiatannya meliputi:
a) Guru memperlihatkan gambar tentang kupu-kupu yang hinggap di
bunga dan gambar air terjun, lalu peserta didik diminta untuk
menentukan gagasan pokok dari gambar tadi.
b) Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab tentang gagasan pokok
dari gambar tadi.
c) Peserta didik diberi kesempatan untuk maju ke depan untuk
mengembangkan gagasan pokok tadi menjadi beberapa kalimat.
d) Guru dan peserta didik melakukan tanya jawab tentang gagasan pokok
yang telah dikembangkan peserta didik di depan kelas.
Dalam kegiatan elaborasi, kegiatannya meliputi:
a) Guru menjelaskan secara garis besar tentang langkah-langkah menulis
puisi.
b) Guru mendemonstrasikan cara menulis sebuah puisi sederhana
berdasarkan gagasan pokok tertentu.
c) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi.
d) Guru memberikan lembar diskusi pada masing-masing kelompok.
e) Perwakilan dari masing-masing kelompok maju ke depan untuk
menuliskan hasil diskusi
f) Kelompok diskusi yang lain menanggapi hasil diskusi yang ditulis di
depan.
Dalam kegiatan konfirmasi, kegiatannya meliputi:
a) Guru memberikan umpan balik dan menanggapi puisi yang telah
dibuat oleh masing-masing kelompok diskusi.
b) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya hal-
hal yang belum dipahami.
Kegiatan terakhir adalah kegiatan penutup, dalam kegiatan
penutup ini secara bersama-sama guru dan peserta didik menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Guru memberikan soal evaluasi pada peserta
didik dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh keterampilan peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
didik dalam menulis puisi. Guru mengakhiri pembelajaran, dengan
menyampaikan pesan moral pada peserta didik.
2) Siklus II Pertemuan Kedua
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan
pada hari sabtu tanggal 7 April 2012. Dalam pertemuan kali ini materi
yang diberikan oleh guru adalah menulis puisi berdasarkan pengalaman
yang pernah dialami oleh peserta didik. Kegiatan pembelajaran dibagi
dalam tiga macam kegiatan, yaitu: kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Kegiatan pembukaan, diawali dengan ketua kelas
memimpin doa, lalu dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Guru
memberikan apersepsi pada peserta didik dengan cara bertanya pada
-anak, coba sebutkan satu saja pengalaman yang
menyanyikan lagu bersama-sama. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada peserta didik.
Kegiatan kedua adalah kegiatan inti. Dalam kegiatan inti
dikelompokkan mencadi tiga macam yaitu: eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
Dalam kegiatan eksplorasi, kegiatannya meliputi:
a) Tanya jawab antara guru dan peserta didik tentang pengalaman yang
pernah peserta didik alami.
b) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk maju ke depan
menuliskan pengalaman yang pernah mereka alami.
c) Guru meminta peserta didik untuk maju ke depan menuliskan sebuah
puisi sederhana dari pengalaman yang pernah mereka alami.
Dalam kegiatan elaborasi, kegiatannya meliputi:
a) Guru menjelaskan secara garis besar tentang langkah-langkah menulis
puisi dengan menggunakan peta konsep.
b) Guru mendemonstrasikan cara menulis puisi berdasarkan pengalaman
yang pernah dialami oleh peserta didik.
c) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d) Masing-masing kelompok diberikan lembar diskusi.
e) Tiap-tiap kelompok mewakilkan anggotanya untuk membacakan hasil
diskusi di depan kelas.
f) Kelompok yang lain menanggapi hasil diskusi yang dibacakan di
depan kelas.
g) Guru memberikan penghargaan pada peseerta didik yang bersedia
maju ke depan kelas dan peserta didik yang menanggapi puisi yang
ditulis oleh temannya.
Dalam kegiatan konfirmasi, kegiatannya meliputi:
a) Guru memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi masing-masing
kelompok.
b) Guru member kesempatan pada peserta didik yang belum paham untuk
bertanya.
c) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik yang kesulitan untuk
bertanya.
d) Guru membimbing peserta didik yang masih kesulitan dalam menulis
puisi.
Kegiatan yang terakhir, adalah kegiatan penutup. Dalam kegiatan
penutup guru dan peserta didik secara bersama-sama menyimpulkan
materi yang telah dipelajari. Guru memberikan soal evaluasi untuk
mengetahui sejauh mana keterampilan peserta didik dalam menulis puisi.
Guru menyampaikan pesan moral pada peserta didik.
c. Observasi
Dalam kegiatan observasi ini yang bertugas menjadi observer adalah
wali kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar. Observer menggunakan lembar
observasi untuk menilai kegiatan yang dilakukan oleh peneliti maupun oleh
peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar. Kegiatan observasi ini
bertujuan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan peneliti dalam proses
pembelajaran dan kegiatan peserta didik selama mengikuti pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran kuantum untuk meningkatkan
keterampilan menulis puisi peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari data-data hasil observasi pada siklus II diperoleh hasil sebagai
berikut:
1) Kegiatan peserta didik
Kegiatan peserta didik siklus II pertemuan pertama dapat dilihat
pada (lampiran 22 halaman 170) dengan hasil sebagai berikut:
a) Kedisiplinan peserta didik memperoleh skor empat, b) Kesiapan
peserta didik menerima pelajaran memperoleh skor tiga, c) Keaktifan
peserta didik memperoleh skor empat, d) Keterampilan peserta didik
dalam menulis puisi memperoleh skor empat, e) Partisipasi peserta didik
dalam model pembelajaran kuantum memperoleh skor empat, f) Keadaan
peserta didik dengan lingkungan belajar memperoleh skor tiga, g)
Kemampuan peserta didik mengerjakan test/kuis memperoleh skor tiga.
Skor total kegiatan peserta didik pada siklus II pertemuan pertama adalah
dua puluh lima (sangat baik).
Kegiatan peserta didik siklus II pertemuan kedua dapat dilihat
pada (lampiran 23 halaman 174) dengan hasil sebagai berikut:
a) Kedisiplinan peserta didik memperoleh skor empat, b) Kesiapan
peserta didik menerima pelajaran memperoleh skor empat, c) Keaktifan
peserta didik memperoleh skor empat, d) Keterampilan peserta didik
dalam menulis puisi memperoleh skor empat, e) Partisipasi peserta didik
dalam model pembelajaran kuantum memperoleh skor empat, f) Keadaan
peserta didik dengan lingkungan belajar memperoleh skor tiga, g)
Kemampuan peserta didik mengerjakan test/kuis memperoleh skor empat.
Skor total kegiatan peserta didik pada siklus II pertemuan kedua adalah
dua puluh tujuh (sangat baik).
Berdasarkan hasil observasi kegiatan peserta didik pada siklus
II pertemuan pertama dan kedua, setelah dihitung diperoleh hasil bahwa
skor rata-rata kegiatan peserta didik pada siklus II adalah dua puluh enam
(sangat baik).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Kegiatan guru
Kegiatan guru siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada
(lampiran 24 halaman 178) dengan hasil sebagai berikut:
a) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran memperoleh skor
empat, b) Kemampuan guru mengelola kelas memperoleh skor empat, c)
Kemampuan mengelola waktu pembelajaran memperoleh skor empat, d)
Memberikan apersepsi memperoleh skor empat, e) Menerapkan model
pembelajaran kuantum memperoleh skor empat, f) Keterampilan guru
mengajukan pertanyaan memperoleh skor tiga, g) Hubungan antara guru
dan peserta didik memperoleh skor empat, h) Perhatian guru terhadap
peserta didik memperoleh skor tiga, i) Perhatian guru terhadap peserta
didik memperoleh skor empat, j) Pengembangan aplikasi memperoleh
skor tiga, k) Kemampuan menutup pelajaran memperoleh skor empat.
Skor total kegiatan guru pada siklus II pertemuan pertama adalah tiga
puluh tujuh (sangat baik).
Kegiatan guru siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada
(lampiran 25 halaman 184) dengan hasil sebagai berikut:
a) Persiapan guru memulai kegiatan pembelajaran memperoleh skor
empat, b) Kemampuan guru mengelola kelas memperoleh skor empat, c)
Kemampuan mengelola waktu pembelajaran memperoleh skor empat, d)
Memberikan apersepsi memperoleh skor empat, e) Menerapkan model
pembelajaran kuantum memperoleh skor empat, f) Keterampilan guru
mengajukan pertanyaan memperoleh skor empat, g) Hubungan antara guru
dan peserta didik memperoleh skor empat, h) Perhatian guru terhadap
peserta didik memperoleh skor empat, i) Perhatian guru terhadap peserta
didik memperoleh skor empat, j) Pengembangan aplikasi memperoleh
skor tiga, k) Kemampuan menutup pelajaran memperoleh skor empat.
Skor total kegiatan guru pada siklus II pertemuan kedua adalah tiga puluh
sembilan (sangat baik).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan hasil observasi kegiatan guru pada siklus II
pertemuan pertama dan kedua, setelah dihitung diperoleh skor rata-rata
kegiatan guru pada siklus II adalah tiga puluh delapan (sangat baik).
3) Hasil observasi peningkatan keterampilan menulis puisi siklus II
Berdasarkan hasil tes keterampilan menulis puisi siklus II pada
pertemuan pertama (lampiran 26 halaman 190) dan pertemuan kedua
(lampiran 27 halaman 195) kemudian dirata-rata diperoleh nilai tes
keterampilan menulis puisi pada siklus II (lampiran 28 halaman 194). Data
nilai keterampilan menulis puisi pada siklus II dapat disajikan dalam tabel
4.9. sebagai berikut:
Tabel 4.9. Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik Kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar pada Siklus II
Nomor
Urut Nilai KKM
(65) Nomor
Urut Nilai KKM
(65) Nomor Urut
Nilai KKM (65)
1. 69 T 16. 84 T 31. 84 T 2. 81 T 17. 87 T 32. 88 T 3. 78 T 18. 78 T 33. 88 T 4. 84 T 19. 94 T 34. 94 T 5. 81 T 20. 75 T 35. 78 T 6. 84 T 21. 81 T 36. 84 T 7. 61 TT 22. 84 T 37. 78 T 8. 63 TT 23. 84 T 38. 75 T 9. 88 T 24. 75 T 39. 84 T
10. 81 T 25. 81 T 40. 75 T 11. 78 T 26. 91 T 41. 78 T 12. 78 T 27. 75 T 42. 88 T 13. 81 T 28. 91 T 43. 94 T 14. 81 T 29. 88 T 44. 63 TT 15. 91 T 30. 84 T
Jumlah Nilai = 3582 Nilai Rata-rata = 81,41
Dari data nilai keterampilan menulis puisi pada tabel 4.9. di
atas dapat dilihat bahwa dari 44 peserta didik yang mendapatkan nilai
diatas KKM sebanyak 41 peserta didik atau 93,18% dan yang
mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 3 peserta didik atau 6,82%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Nilai rata-rata keterampilan menulis puisi peserta didik pada siklus II
adalah 81,41.
Berdasarkan data nilai pada tabel 4.9. di atas, dapat dibuat
tabel distribusi frekuensi pada tabel 4.10. sebagai berikut:
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik Kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar pada Siklus II
No.
Interval Nilai
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah (xi)
fi.xi Prosentase
1. 61-66 3 63,5 190,5 6,82% 2. 67-72 1 69.5 69,5 2,27% 3. 73-78 12 75,5 906 27,27% 4. 79-84 16 81,5 1304 36,36% 5. 85-90 6 87,5 525 13,64% 6. 91-96 6 93,5 561 13,64%
Jumlah 44 471 3556 100%
Berdasarkan tabel 4.10. di atas dapat disajikan dalam grafik histrogram
seperti pada gambar 4.7. sebagai berikut:
Gambar 4.7. Grafik Histrogram Data Nilai Peserta Didik Kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar pada Siklus II
0
2
46
8
10
12
14
1618
61-66 67-72 73-78 79-84 85-90 91-96
Fre
kuen
si
Interval nilaiX
f
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan tabel 4.9. tentang data nilai keterampilan menulis
puisi peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten pada siklus II, dapat dibuat
rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, dan rata-rata nilai peserta
didik pada tabel 4.11. sebagai berikut:
Tabel 4.11. Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-rata Nilai Peserta Didik pada Siklus II
No. Keterangan Nilai 1. Nilai Terendah 61 2. Nilai Tertinggi 94 3. Rata-rata Nilai 81,41 4. Ketuntasan Klasikal 93,18%
Dari tabel 4.11. di atas, maka rekapitulasi nilai terendah, nilai
tertinggi, dan rata-rata nilai peserta didik pada siklus I dapat disajikan
pada gambar 4.8. sebagai berikut:
Gambar 4.8. Grafik Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-rata Peserta Didik pada Siklus II
61
94
81,41
010
2030
4050
60
7080
90100
Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata
X
f
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari tabel 4.10. dan gambar 4.8. di atas dapat dinyatakan
bahwa setelah dilakukan tindakan pada siklus II, prosentase ketuntasan
belajar peserta didik naik. Pada kondisi awal atau pratindakan
prosentase ketuntasan belajar peserta didik sebesar 47,72% meningkat
menjadi 75% pada siklus I dan pada siklus II meningkat lagi menjadi
93,18%.
Data ketuntasan belajar peserta didik pada siklus II dapat
dibuat dalam tabel 4.12. sebagai berikut:
Tabel 4.12. Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Siklus II
No. Ketuntasan Jumlah Peserta Didik Jumlah Prosentase
1. Tuntas 41 93,18% 2. Tidak Tuntas 3 6,82%
Dari tabel 4.12. di atas, dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.9.
sebagai berikut:
Gambar 4.9. Grafik Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Siklus II
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Tuntas Tidak Tuntas
f
X
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Analisis dan Refleksi
Data-data hasil penelitian pada siklus II yang sudah terkumpul,
kemudian dianalisis dan direfleksi. Berdasarkan hasil dari analisis dan
refleksi dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Peserta didik sudah mampu menentukan gagasan pokok sebelum
mereka menulis puisi. Peserta didik juga sudah berani bertanya
jika mereka mengalami kesulitan.
2) Kondisi belajar yang semula kurang kondusif, pada siklus II
sudah kondusif dan peserta didik sudah tidak ramai lagi dan dapat
fokus pada pembelajaran.
3) Keterampilan Menulis puisi peserta didik sudah sangat baik, hal
ini dibuktikan dengan ketuntasan klasikal pada siklus II yaitu
93,18% atau 41 peserta didik mendapatkan nilai di atas 65 (KKM)
dan sisanya hanya 3 peserta didik saja yang nilainya di bawah 65
(KKM). Peserta didik yang nilainya masih di bawah KKM adalah
3 orang, hal ini disebabkan 3 peserta didik tersebut kurang fokus
ketika proses pembelajaran sedang berlangsung dan mereka
cenderung ramai sendiri.
4) Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sudah
sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi kegiatan
peserta didik pada siklus II yang skornya adalah dua puluh enam
(sangat baik). Skor ini meningkat dibandingkan dengan skor pada
siklus I yaitu dua puluh (baik).
Dari hasil penelitian siklus II kemudian dilakukan analisis dan
refleksi hasil pembelajaran. Dari hasil observasi kegiatan peserta didik
dalam menulis puisi dengan model pembelajaran kuantum sudah sangat
baik. Pada siklus II didapatkan ketuntasan hasil belajar peserta didik
mencapai 93,18% dan meningkat dibandingkan ketuntasan pada siklus I.
Dengan tercapainya target ketuntasan minimal (80%) maka penelitian
dapat dihentikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Perbandingan Hasil Penelitian Tiap Siklus
Hasil evaluasi belajar mengalami peningkatan secara signifikan hal ini
dibuktikan dengan adanya peningkatan keterampilan menulis puisi mulai dari
sebelum tindakan atau pratindakan sampai setelah tindakan yang meliputi siklus I
dan II. Dari hasil yang disajikan dalam bentuk tabel daftar perbandingan nilai
dari sebelum tindakan hingga sesudah tindakan yang meliputi siklus I dan II akan
diketahui hubungan peningkatan keterampilan menulis puisi antar siklus. Adapun
perbandingan data nilai keterampilan menulis puisi peserta didik dari
pratindakan, siklus Idan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.13. sebagai berikut:
Tabel 4.13. Perbandingan Nilai Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
Nomor Urut
Nilai Keterangan Pratindakan Siklus I Siklus II
1. 56 56 69 Tuntas 2. 56 69 81 Tuntas 3. 44 56 78 Tuntas 4. 69 75 84 Tuntas 5. 75 78 81 Tuntas 6.. 63 75 84 Tuntas 7. 44 53 61 Tidak tuntas 8. 50 53 63 Tidak tuntas 9. 63 75 88 Tuntas 10. 75 75 81 Tuntas 11. 75 78 78 Tuntas 12. 69 75 78 Tuntas 13. 63 75 81 Tuntas 14. 63 75 81 Tuntas 15. 75 88 91 Tuntas 16. 81 78 84 Tuntas 17. 69 72 87 Tuntas 18. 50 69 78 Tuntas 19. 81 87 94 Tuntas 20. 56 69 75 Tuntas 21. 63 69 81 Tuntas 22. 56 75 84 Tuntas 23. 63 78 84 Tuntas 24. 63 72 75 Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25. 81 78 81 Tuntas 26. 75 75 91 Tuntas 27. 56 62 75 Tuntas 28. 69 81 91 Tuntas 29. 75 78 88 Tuntas 30. 69 75 84 Tuntas 31. 69 72 84 Tuntas 32. 69 78 88 Tuntas 33. 69 81 88 Tuntas 34. 81 84 94 Tuntas 35. 50 63 78 Tuntas 36. 75 81 84 Tuntas 37. 56 63 78 Tuntas 38. 56 63 75 Tuntas 39. 69 72 84 Tuntas 40. 44 53 75 Tuntas 41. 56 56 78 Tuntas 42. 63 75 88 Tuntas 43. 81 87 94 Tuntas 44. 44 53 63 Tidak Tuntas
Rata-rata 64,29 71,70 81,41 Meningkat
Dari daftar perbandingan nilai keterampilam menulis puisi peserta didik pada
tabel 4.12. di atas, dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.13. sebagai berikut:
Tabel 4.14. Data Distributif Frekuensi Perbandingan Nilai Menulis Puisi Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
No Interval Nilai Frekuensi
Pratindakan Siklus I Siklus II 1. 44-50 7 0 0 2. 51-57 8 7 0 3. 58-64 8 4 3 4. 65-71 9 4 1 5. 72-78 7 22 12 6. 79-85 5 4 16 7. 86-92 0 3 6 8. 93-99 0 0 6 Jumlah 44 44 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari tabel 4.14. di atas, dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.10. sebagai
berikut:
Gambar 4.10. Grafik Perbandingan Nilai Keterampilan Menulis Puisi pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
Nilai keterampilan menulis puisi peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten pada
pratindakan, siklus I, hingga siklus II mengalami peningkatan. Pada pratindakan
nilai tertinggi mencapai 81, dan siklus I mengalami kenaikan menjadi 88, begitu
juga pada siklus II juga mengalami kenaikan menjadi 94. Begitu halnya dengan
nilai terendah pada pratindakan mencapai 44, kemudian mengalami kenaikan pada
siklus I menjadi 53 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 61. Demikian juga
dengan nilai rata-rata, selalu naik dari 64,29 pada pratindakan, menjadi 71,70
pada siklus I dan 81,41 pada siklus II.
Perbandingan rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, dan nilai rata-rata
pada pratindakan, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.14. sebagai
berikut:
0
5
10
15
20
25
44-50 51-57 58-64 65-71 72-78 79-85 86-92 93-99
Praぼndakan
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.15. Perbandingan Rekapitulasi Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, dan Rata-rata Nilai Peserta Didik pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
Keterangan Nilai
Pratindakan Siklus I Siklus II Nilai Terendah 44 56 61 Nilai Tertinggi 81 88 94 Rata-rata Nilai 64,29 71,70 81,41
Perbandingan rekapitulsi nilai terendah, nilai tertinggi, dan rata-rata nilai
pada tabel 4.15. di atas, dapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.11. sebagai
berikut:
Gambar 4.11. Grafik Rekapitulasi Nilai Terendah, Rata-rata Nilai, dan Nilai Tertinggi pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan data di atas, maka dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar peserta
didik pada pratindakan, siklus I, dan siklus II mengalami kenaikan. Pada
pratindakan ketuntasan belajar peserta didik adalah 47,73% atau 21 peserta
didik. Pada siklus I, ketuntasan belajar peserta didik naik menjadi 75% atau 33
Pratindakan
Pratindakan
Pratindakan
Siklus I
Siklus I
Siklus I
Siklus II
Siklus II
Siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Nilai Terendah Rata-rata Nilai Nilai Tertinggi
X
f
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
peserta didik. Begitu juga dengan siklus II, ketuntasan belajar peserta didik juga
mengalami kenaikan menjadi 93,18% atau 41 peserta didik.
Data perbandingan ketuntasan belajar peserta didik pada
pratindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.15. sebagai berikut:
Tabel 4.16. Perbandingan Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
Keterangan
Pratindakan Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Tuntas 23 47,72% 33 75% 41 93,18% Tidak Tuntas 21 52,27% 11 25% 3 6,82%
Berdasarkan perbandingan ketuntasan belajar peserta didik pada
tabel 4.16. di atas, dapat disajikan dalam grafik perbandingan ketuntasan belajar
peserta didik pada gambar 4.12. sebagai berikut:
Gambar 4.12. Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Peserta Didik pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
PratindakanPratindakan
Siklus I
Siklus I
Siklus II
Siklus II
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Tuntas Tidak Tuntas
X
f
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis data setelah dilakukan tindakan penelitian,
dengan menggunakan model pembelajaran kuantum, keterampilan menulis puisi
peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar mengalami peningkatan. Hal ini
juga dibuktikan dengan meningkatnya prosentase ketuntasan hasil belajar menulis
puisi dari tes pratindakan yang semula hanya mencapai 47,73% meningkat
menjadi 75% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 93, 18% pada siklus II.
Namun masih ada 6,82% atau 3 peserta didik yang tidak tuntas belajar. Hal ini
disebabkan karena 3 peserta didik tersebut ramai sendiri sewaktu proses
pembelajaran berlangsung.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pratindakan, siklus I,
hingga siklus II terjadi peningkatan baik peningkatan keterampilan peserta didik
dalam menulis puisi, peningkatan kegiatan peserta didik dan peningkatan kegiatan
guru . Berikut ini akan dibahas secara rinci berkenaan dengan peningkatan
keterampilan menulis puisi pada peserta didik, peningkatan kegiatan peserta didik
dan peningkatan kegiatan guru dari pratindakan, siklus I, hingga siklus II.
1. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Peserta Didik
Keterampilan menulis puisi peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten
Karanganyar pada kondisi awal atau pratindakan masih tergolong rendah.
Hal ini terlihat pada hasil tes yang dilakukan sebelum tindakan, yang
menunjukkan bahwa prosentase ketuntasan yang didapatkan hanya
mencapai 47,73% atau 21 peserta didik yang tuntas. Namun, setelah
diadakan suatu tindakan yaitu dengan menerapkan model pembeajaran
kuantum pada materi menulis puisi, prosentase ketuntasan belajar peserta
didik pada siklus I mengalami peningkatan yaitu menjadi 75% atau 33
peserta didik tuntas belajar. Ketuntasan belajar peserta didik dalam
menulis puisi juga mengalami peningkatan lagi yaitu pada siklus II
ketuntasan belajar menjadi 93,18% atau 41 peserta didik tuntas belajar.
Peningkatan prosentase ketuntasan belajar peserta didik dari
pratindakan ke siklus I hingga siklus II juga diikuti dengan kenaikan nilai
tertinggi, nilai terendah, dan nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
baik pada pratindakan, siklus I, hingga siklus II. Pada tes keterampilan
menulis puisi pada pratindakan nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik
adalah 81, kemudian pada siklus I naik menjadi 88, dan pada siklus II naik
lagi menjadi 94. Demikian halnya dengan nilai terendah yang diperoleh
peserta didik. Pada pratindakan nilai terendah adalah 44, kemudian pada
siklus I nilai terendah menjadi 53, dan pada siklus II nilai terendah
menjadi 61. Sementara itu, rata-rata nilai peserta didik juga mengalami
peningkatan. Pada pratindakan rata-rata nilai peserta didik adalah 64,29.
Pada siklus I rata-rata nilai naik menjadi 71,70 dan pada siklus II rata-rata
nilai naik lagi menjadi 81,41.
Dari berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kuantum dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi
peserta didik. Terbukti dari terjadinya peningkatan baik dari prosentase
ketuntasan belajar, nilai tertinggi, nilai terendah, dan rata-rata nilai peserta
didik dari pratindakan, siklus I, hingga siklus II.
2. Peningkatan Kegiatan Peserta Didik
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus I
hingga siklus II, juga menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kegiatan
peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran kuantum pada materi menulis puisi.
Pada siklus I kegiatan peserta didik selama mengikuti proses
pembelajaran mendapatkan skor 20 dengan kategori adalah baik. Pada
siklus II skor kegiatan peserta didik mengalami peningkatan menjadi 26
dengan kategori adalah sangat baik.
3. Peningkatan Kegiatan Guru
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus I dan
siklus II, menunjukkan bahwa kegiatan guru selama di kelas dalam
meningkatkan keterampilan menulis puisi peserta didik dengan
menerapkan model pembelajaran kuantum mengalami peningkatan.
Pada siklus I kegiatan guru dalam meningkatkan keterampilan
menulis puisi peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kuantum mendapatkan skor 35 dengan kategori adalah sangat baik. Pada
siklus II skor kegiatan guru meningkat menjadi 38 dengan kategori adalah
sangat baik.
Berdasarkan hasil analisa data di atas dapat diketahui bahwa tingkat
pencapaian ketuntasan belajar peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar
meningkat. Peningkatan ketuntasan hasil belajar peserta didik sudah mencapai
target yang telah peneliti tentukan yaitu 80% peserta didik mendapatkan nilai
sama dengan atau lebih besar dari 65 (KKM). Pada siklus II peserta didik
mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 93,18% atau 41 peserta didik dari 44
peserta didik yang ada, dan sisanya 6,82 % atau 3 peserta didik mendapat nilai di
bawah KKM, hal ini disebabkan karena peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran cenderung ramai sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru.
Dengan demikian adanya peningkatan keterampilan menulis puisi pada
peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar yang ditandai dengan
meningkatnya nilai tes yang dicapai oleh peserta didik memberikan bukti bahwa
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini telah berhasil dan diakhiri pada siklus
II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
kuantum dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada peserta didik kelas
5 SD N 02 Jaten Karanganyar Tahun 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
dua siklus dengan menggunakan model pembelajaran kuantum dalam
pembelajaran keterampilan menulis puisi pada peserta didik kelas 5 SD N 02
Jaten Karanganyar dapat disimpulkan bahwa: penerapan model pembelajaran
kuantum dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi peserta didik kelas 5 SD
N 02 Jaten Karanganyar Tahun 2012. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
peningkatan nilai keterampilan menulis puisi peserta didik kelas 5 SD N 02 Jaten
Karanganyar. Pada kondisi awal atau pratindakan, nilai rata-rata peserta didik
64,29 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 47,73%. Siklus I nilai rata-
rata peserta didik 71,70 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 75%.
Siklus II nilai rata-rata peserta didik 81,41 dengan prosentase ketuntasan klasikal
sebesar 93,18%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kuantum dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi peserta
didik kelas 5 SD N 02 Jaten Karanganyar Tahun 2012.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kuantum dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi peserta didik kelas 5
SD N 02 Jaten Karanganyar Tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa secara
teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan untuk
menerapkan model pembelajaran kuantum dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia pada materi menulis puisi.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi guru dalam
upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada peserta didik dan
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memperhatikan beberapa faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang mempengaruhi pembelajaran yaitu model pembelajaran, metode
pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan lingkungan
pembelajaran.
C. SARAN
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya dapat memilih model pembelajaran yang sesuai,
khususnya dalam pokok bahasan tentang menulis puisi. Sebagai
salah satu alternatif, model pembelajaran kuantum sangat cocok
diterapkan dalam pokok bahasan tentang menulis puisi, karena
sudah terbukti bahwa model pembelajaran kuantum dapat
meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menulis puisi.
b. Adanya tindak lanjut penerapan model pembelajaran kuantum pada
materi pelajaran lain tidak hanya bahasa indonesia saja.
2. Bagi Peserta Didik
a. Dalam pembelajaran menulis puisi peserta didik harus berani
bertanya apabila mengalami kesulitan dan aktif dalam
pembelajaran.
b. Peserta didik hendaknya berperan aktif dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kuantum dan selalu
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, khususnya
tugas tentang menulis puisi.
c. Peserta didik tidak hanya menguasai materi menulis puisi yang
diberikan oleh guru di sekolah tetapi harus dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi Sekolah
Sekolah, dalam hal ini khususnya kepala sekolah hendaknya
memberikan pengarahan kepada guru agar menggunakan model
pembelajaran kuantum dalam materi tentang menulis puisi, agar
keterampilan menulis puisi peserta didik dapat meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Alfiah & Santoso, Y.B. (2009). Pengajaran Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. , Suhardjono, & Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika.
Boyatzis, R.E. & Kolb, D.A. (1995). From learning styles to learning skills: the executive skills profile. Journal of Managerial Psychology. 10 (5), 4. Diperoleh 11 April 2012, dari emeraldninsight.com
De Porter, B. & Hernacki, M. (2007). Quantum Learning Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Djojosuroto, K. (2005). Puisi, Pendekatan dan Pembelajaran. Jakarta: Nuansa.
Hamalik, O. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Hernawan, A.H. , Susilana, R. , Julaeha, S. , Sanjaya, W. (2008). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Indah, P. (2010). Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menyimak dengan Pendekatan Quantum Learning Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Iskandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jambi: Gaung Persada (GP) Press.
Joyce, B. & Weil, M. (1996). Models of Teaching. Amerika: A Simon & Schuster Company.
Kuncoro, M. (2009). Mahir Menulis. Jakarta: Erlangga. Kusumah, W. & Dwitagama, D. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Indeks.
Leliana. (2011). Model Pembelajaran Quantum Learning. Diperoleh 2 Juni 2012, dari http://leliana85.blogspot.com/2011/02/model-pembelajaran-quantum-learning.html/
Maryati, S. (2010). Penggunaan Media Gambar Tokoh Idola Pilihan Siswa untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas VII B SMP