Post on 06-Feb-2018
PENERAPAN IPTEKS
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS
PELATIHAN IMPLEMENTASI PERATURAN PERMAINAN
BOLA TANGAN INDOOR BAGI SISWA SMA/SMK TINGKAT
KABUPATEN BULELENG TAHUN 2016
Oleh:
Prof. Dr. I Nyoman Kanca, M.S/0008105906
I Putu Darmayasa, S.Pd.,M.For/0006026903
Gede Doddy Tisna, M.S.,S.Or.,M.Or/0021058402
Dibiyai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK
No. 120/UN48.16/PM/2016 tanggal 25 Februari 2016
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA TAHUN 2016
i
PENGESAHAN
PROPOSAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SWA SMA/SMK TINGKAT KABUPATE
ii
PELATIHAN IMPLEMENTASI PERATURAN PERMAINAN
BOLA TANGAN INDOOR BAGI SISWA SMA/SMK TINGKAT KABUPATEN
BULELENG TAHUN 2016
Oleh :
I Nyoman Kanca, I Putu Darmayasa dan Gede Doddy Tisna MS.
ABSTRAK
Permainan bola tangan merupakan cabang olahraga prestasi yang baru diterima oleh
KONI sejak tahun 2013. Dengan diterimanya permainan bola tangan sebagai cabang olagraga
prestasi maka hal ini merupakan peluang yang sangat besar bagi masyarakat khususnya para
siswa yang ingin mengembangkan diri menjadi seorang atlet berprestasi dalam permainan
bola tangan. Untuk meningkatkan prestasi dalam bidang permainan bola tangan seseorang
harus mengikuti program pelatihan dengan sungguh-sungguh. Tujuan pengabdian pada
masyarakat ini adalah 1) memperkenalkan permainan bola tangan indoor bagi siswa
SMA/SMK tingkat Kabupaten Buleleng tahun 2016, 2) memberikan pelatihan
implementasikan peraturan permainan bola tangan indoor bagi siswa SMA/SMK dan guru
pendamping tingkat Kabupaten Buleleng tahun 2016, 3) meningkatkan prestasi permainan
bola tangan Indoor pada siswa SMA/SMK tingkat Kabupaten Buleleng tahun 2016. Manfaat
dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah :1) siswa SMA/SMK Kabupaten
Buleleng memiliki pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan teknik dasar permainan bola
tangan indoor, 2) siswa SMA/SMK tingkat Kabupaten Buleleng memiliki pemahaman,
pengetahuan, dan keterampilan terkait peraturan permainan bola tangan indoor, 3) siswa
SMA/SMK tingkat Kabupaten Buleleng dapat meningkatkan prestasinya melalui permainan
bola tangan indoor. Metode yang digunakan dalam pengabdian pada masyarakat ini adalah
metode ceramah, metode demontrasi, metode pelatihan, metode diskusi dan metode tanya
jawab. Khalayak sasaran pengabdian pada masyarakat ini adalah siswa SMA/SMK tingkat
Kabupaten Buleleng yang berjumlah 60 orang. Target luaran yang dihasilkan dalam
pengabdian pada masyarakat ini adalah terjadinya peningkatan pemahaman, pengetahuan,
dan keterampilan teknik dasar serta peraturan permainan bola tangan indoor bagi siswa
SMA/SMK tingkat Kabupaten Buleleng.
Kata Kunci: Pelatihan, Implemetasi, Peraturan, Permainan Bola Tangan Indoor
iii
TRAINING FOR IMPLEMENTING THE INDOOR HANDBALL GAME RULE FOR
SMA/ SMK ( SENIOR HIGH SCHOOLS/ SENIOR HIGH VOCATIONAL
SCHOOLS ) AT THE REGENCY OF BULELENG LEVEL IN 2016
ABSTRACT
Handball is one of the branches of achievement sports that has just been accepted by
KONI ( The National Committee of Sports). With the acceptance of handball as an
achievement sport, a great opportunity is open to the community, especially students who
want to develop themselves to become successful athletes in handball. To improve the
achievement in handball one has to take up a training program seriously. The objectives of
this community service were 1) to introduce indoor handball to the SMA/SMK students at
the regency of Buleleng level in 2016, 2) to provide a training in implementing the rule of
indoor handball for SMA//SMK students and teachers at the regency of Buleleng level in
2016, 3) to improve achievements in indoor handball among SMA/SMK students at the
regency of Buleleng level in 2016. The benefits of this community service activity are 1) the
SMA/SMK students in the regency of Buleleng have understanding, knowledge and basic
technical skill in indoor handball, 2) the SMA/SMK students at the regency of Buleleng level
have understanding, knowledge, and skill concerning the rule for playing indoor handball
game, 3) the SMA/SMK students at the regency of Buleleng level can improve their
achievements through indoor handball. The methods used in this community service were
lecturing, demonstration, training, discussion and question and answer. The targets of this
community service were SMA/SMK students at the regency of Buleleng level with the total
number of 60 students. The output target produced in this community service was the
increase in understanding, knowledge and basic technical skill and tin the rule for playing
indoor handball among the SMA/SMK students at the regency of Buleleng level.
Keywords: Training, Implementation, Rule, Indoor Handball Game.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Hyang Widi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmatnyalah kami dapat menyelesaikan kegiatan P2M ini dengan baik dan
lancar dalam bentuk “Pelatihan Implementasi Permainan Bola Tangan Indoor Bagi Siswa
SMA/SMK Tingkat Kabupaten Buleleng Tahun 2016.”
Pada kesempatan yang baik ini kami tak lupa menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. I Nyoman Jampel,M.Pd, sebagai Rektor Undiksha sekaligus sebagai
pelindung terhadap seluruh kegiatan yang ada di Universitas Pendidikan Ganesha.
2. Bapak Prof. Dr. I Nengah Suandi,M.Hum, sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Pada Masyarakat yang sekaligus memberikan ijin sehingga kegiatan P2M ini
dapat terlaksana.
3. Bapak I Ketut Budaya Astra,S.Pd., sebagai Dekan Fakultas Olahraga dan Kesehatan.
4. Kepala Dinas Pendidikan Babupaten Buleleng atas ijin yang diberikan sehingga P2M ini
dapat terselenggara dengan baik
5. Bapak Kadek Ary Wibawa, S.Pd.,M.Or sebagai instruktur dalam P2M ini.
6. Seluruh guru-guru SMA dan SMK sebagai pendamping pelatihan yang telah
mendampingi siswanya dalam P2M ini dari awal sampai akhir.
7. Seluruh siswa SMA dan SMK sebagai peserta pelatihan yang telah mengikuti pelatihan
dengan tekun dan sungguh-sungguh P2M ini dari awal sampai akhir
8. Terima kasi juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kegiatan
pelatihan ini sehingga P2M ini dapat terselenggara dengan baik.
Sebagai akhir kata kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
sehingga P2M ini dapat terlaksana dengan sangat baik dan lancar.
Singaraja, 24 Oktober 2016
Tim Pelaksana P2M.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN MUKA ............................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
ABSTRACT ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi............................................................................... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ............................................. 5
C. Tujuan Kegiatan ............................................................................. 5
D. Manfaat Kegiatan ........................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Permainan Bola Tangan Indoor ..................................................... 7
B. Sejarah Permaianan Bola Tangan di Dunia ................................... 7
C. Sejarah Permainan Bola Tangan Indoor di Indonesia .................... 9
D. Peraturan Permainan Bola Tangan................................................ 10
E. Teknik Dasar Permainan Bola Tangan .......................................... 12
F. Pelatihan ......................................................................................... 12
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah ...................................................... 14
B. Khalayak Sasaran ........................................................................... 15
C. Keterkaitan ..................................................................................... 15
D. Metode Kegiatan ............................................................................ 15
E. Rancangan Evaluasi ....................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pelatihan ................................................................................ 18
B. Pembahasan..................................................................................... 19
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... 20
B. Saran ............................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22
LAMPIRAN ......................................................................................................... 23
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
01 Lapangan Bola Tangan Indoor ........................................................................ 10
02 Gawang Permainan Bola Tangan Indoor ........................................................ 11
03 Bola dalam Permainan Bola Tangan Indoor ................................................... 11
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Foto-foto Kegiatan .......................................................................................... 23
B. Peta Lokasi Kabupaten Buleleng .................................................................... 28
C. Daftar Hadir ..................................................................................................... 29
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Kabupaten Buleleng merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di
pulau Bali memiliki luas wilayah sekitar 1.366 km2. Secara geografis Kabupaten
Buleleng terletak pada posisi 8º 03´40”- 8º 23´00” lintang selatan dan 114º
25´55”- 115º 27´28” bujur timur yang memanjang ke barat dan ke timur di
belahan utara Pulau Bali. Kabupaten Buleleng terkenal memiliki banyak potensi
yang dapat dikembangakan baik dari Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber
Daya Manusianya (SDM). Ditinjau dari segi potensi sumber daya alamnya
Kabupaten Buleleng memiliki potensi alam seperti pantai dan daerah terbuka yang
sangat luas yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan berbagai kegiatan-
kegiatan cabang olahraga (www.bulelengkab.go.id).
Potensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Kabupaten Buleleng
sangat baik untuk pengembangan olahraga melalui sekolah-sekolah. Potensi SDM
yang pertama yaitu Guru penjasorkes, Guru Penjasorkes merupakan pelopor
pelaksanaan pengembangan olahraga di tingkat sekolah. Sebagai seorang guru dan
praktisi olahraga maka penting untuk mengetahui pembaharuan dan mampu
mengembangkan berbagai cabang olahraga seperti atletik, bela diri, renang,
senam dan permaianan. Potensi SDM yang ke dua yaitu siswa, para siswa di
Kabupaten Buleleng merupakan potensi yang sangat besar untuk pengembangan
berbagai cabang olahraga mulai dari siswa SD, SMP sampai SMA dan SMK.
Pemberian olahraga di sekolah merupakan sarana untuk meningkatkan kebugaran
jasmani para siswa, di samping itu pemberian olahraga di sekolah juga dapat
dipakai sebagai ajang pencarian bibit-bibit atlet yang berprestasi di semua cabang
olahraga. Salah satu cabang olahraga prestasi yang dapat dikembangngkan di
sekolah adalah cabang permainan bola tangan.
Sejarah perkembangan permainan Bola tangan di Indonesia menyebutkan
bahwa permainan bola tangan di Indonesia telah dilakukan sejak jaman
penjajahan Belanda, tetapi sayangnya sampai sekarang permainan bola tangan ini
tidak banyak digemari oleh masyarakat. Hal tersebut dapat kita lihat dari sekian
2
banyak olahraga yang dilakukan di masyarakat jarang sekali masyarakat
melakukan permainan bola tangan dibandingkan dengan olahraga yang lain
seperti : sepak bola, futsal, bulutangkis, basket, voli dan tennis. Padahal
permainan bola tangan ini sebenarnya tidak kalah menariknya dibandingkan
dengan permainan-permainan yang lain. Sesuai dengan perkembangannya
permainan bola tangan dapat dilakukan oleh putra dan putri. Peraturan permainan
bola tangan sangat mudah, apalagi sekarang permainan bola tangan dapat
dilakukan di dalam ruangan atau di dalam gedung yang disebut dengan permainan
bola tangan indoor, ini artinya bahwa permainan bola tangan tidak memerlukan
lapangan yang luas dan jumlah pemainnya pun dapat berjumlah 7 orang dalam 1
tim.
Pengembangan keolahragaan di Indonesia dikembangan ke dalam tiga
ruang lingkup kegiatan olahraga, yaitu olahraga pendidikan, olahraga rekreasi,
dan olahraga prestasi. Dalam lingkup olahraga pendidikan atau yang lebih dikenal
dengan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, permainan bola tangan dapat
dijadikan sebagai salah satu alat/sarana pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sebagai alat pembelajaran, melalui permainan bola tangan dapat
dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ideal di sekolah yaitu
pengembangan aspek psikomotor, kognitif dan afektif.
Permainan bola tangan ditinjau dari segi olahraga prestasi dapat
disampaikan bahwa permainan bola tangan baru diterima oleh KONI sebagai
cabang olahraga prestasi sejak tahun 2013. Dengan diterimanya permainan bola
tangan sebagai cabang olagraga prestasi maka hal ini merupakan peluang yang
sangat besar bagi masyarakat khususnya para siswa yang ingin mengembangkan
diri menjadi seorang atlet berprestasi dalam permainan bola tangan. Untuk
meningkatkan prestasi dalam bidang permainan bola tangan seseorang harus
mengikuti program pelatihan dengan sungguh-sungguh.
Permainan bola tangan juga dapat dipakai sebagai salah satu alternatif
dalam olahraga rekreasi. Sebagai olahraga rekreasi permainan bola tangan sendiri
merupakan perpaduan antara olahraga sepak bola (lapangan) dan bola basket
(permainan dengan menggunakan tangan) sehingga membuat permainan ini
menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Selain dilapangan terbuka permainan
3
bola tangan ini juga dapat dimainkan di dalam gedung (indoor) sehingga disebut
dengan permainan bola tangan indoor. Permainan bola tangan indoor dapat juga
menggunakan lapangan futsal sebagai tempat untuk bermain, sehingga permainan
ini dapat dilakukan kapan saja saat waktu luang.
Permainan bola tangan pernah dipertandingkan dalam Pekan Olahraga
Nasional (PON) kedua yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1951 yang
diikuti oleh 4 daerah yaitu : Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur
(www.abti.papanreklame.com). Namun, setelah itu tidak ada lagi upaya yang
serius dari pihak-pihak tertentu agar bola tangan bisa dipertandingakan lagi di
PON. Pada tahun 2008 Indonesia mulai mengembangkan cabang olahraga bola
tangan. Indonesia yang terpilih sebagai tuan rumah kejuaraan olahraga multi event
yang diselenggarakan dipantai tingkat Asia (ABG-Asian Beach Games), dan bola
tangan pantai menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan
didalamnya. Sejak itu cabang olahraga bola tangan memiliki organisasi dengan
nama Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI). Melalui organisasi ABTI ini
diharapkan permainan bola tangan memiliki peluang yang sangat besar untuk
berkembang dimasyarakat seperti cabang-cabang olahraga yang lain. Permainan
bola tangan sebagai salah satu cabang olahraga yang belum terlalu dikenal
sebetulnya memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan di masyarakat. Hal
ini bisa kita lihat dari banyaknya event di tiap tahunnya baik itu event yang
diadakan di dalam negeri ataupun di luar negeri dan pertandingan-pertandingan
multi event di tingkat dunia seperti Olimpiade permainan bola tangan selalu ada
dalam stiap event-event tersebut.
Melihat betapa besarnya peluang yang ada untuk mengembangkan
permainan bola tangan ini maka pada kesempatan yang baik ini kami dari tim
P2M FOK memiliki kewajiban untuk ikut serta mengembangkan permainan bola
tangan ini melalui program pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk
implementasi peraturan permainan bolatangan indoor bagi siswa SMA/SMK
tingkat Kabupaten Buleleng sebagai tindak lanjut dari pelatihan permainan bola
tangan yang telah kami berikan kepada guru-guru Penjasorkes SMA/SMK tingkat
Kabupaten Buleleng tahun 2015 yang sekaligus kami mencoba untuk memenuhi
permintaan dari seluruh peserta untuk diberikan pelatihan kepada para siswa.
4
Kegiatan ini sangat penting dilakukan karena melalui P2M ini dapat
mengembangkan permainan bola tangan dimasyarakat dan dapat meningkatkan
minat siswa SMA/SMK untuk melakukan permainan bola tangan, serta dapat
menghasilkan atlet-atlet yang berprestasi dalam permainan bolatangan. Melalui
P2M ini juga penting dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada guru-guru
Penjasorkes SMA/SMK tingkat Kabupaten Buleleng untuk menjadi pelatih dalam
olahraga permainan bola tangan sehingga dapat menghasilkan pelatih-pelatih yang
berkompeten serta dapat menghasilkan atlet-atlet yang berprestasi dalam
permainan bola tangan.
Permainan bola tangan merupakan salah satu olahraga yang dapat
dijadikan sebagai sarana pendidikan untuk mencapai kebugaran jasmani siswa-
siswa di sekolah. Permainan bola tangan sendiri di Kabupaten Buleleng tidak
terlalu banyak diketahui masyarakat. Kurangnya sosialisasi menjadi salah satu
penyebab olahraga ini kurang dikenal bahkan belum di kenal dikalangan siswa-
siswi. Guru di sekolah kurang menggunakan permainan bola tangan sebagai
materi pembelajaran penjasorkes di sekolah. Penyebabnya adalah kurangnya
pengetahuan guru terkait dengan permainan bola tangan dan terbatasnya sarana
dan prasarana permainan bola tangan di sekolah, hal tersebut berdampak kepada
permasalahan khalayak sasaran (Siswa SMA/SMK) dan guru pendamping (guru
Penjasorkes) se-Kabupaten Buleleng masih awam tentang peraturan pertandingan
bolatangan.
Kondisi diatas perlu mendapat perhatian berbagai pihak terutama
akademisi yang perduli terhadap perkembangan bola tangan di Kabupaten
Buleleng. Sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi khususnya dalam bidang
olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan (FOK) Universitas Pendidikan
Ganesha memiliki tugas yang disebut Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu; 1)
pendidikan dan pengajaran, 2) penelitian, dan 3) pengabdian pada masyarakat,
memiliki kewajiban untuk membantu memecahkan beberapa permasalahan
dimasyarakat melalui Tri Darma Perguruan Tinggi. Melalui program pengabdian
pada masyarakat tahun 2016, telah kami selenggarakan “Pelatihan Implementasi
Peraturan Permainan Bola Tangan Indoor Bagi Siswa SMA/SMK Tingkat
Kabupaten Buleleng Tahun 2016”.
5
B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan analisis diatas, permasalahan yang dihadapi mitra yaitu
Guru-Guru Penjasorkes dan siswa SMA/SMK di Kabupaten Buleleng dapat
diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Terbatasnya pemahaman, pengetahuan dan keterampilan guru dan siswa
terkait peraturan permaianan bola tangan indoor.
2. Terbatasnya event-event yang diselenggarakan dikalangan siswa SMA/SMK
pada permaianan bola tangan indoor.
Oleh karena itu, permasalahan yang hendak di jawab melaui program
pengabdian pada masyarakat ini adalah : Bagaimanakah meningkatkan
pemahaman, pengetahuan dan keterampilan siswa SMA/SMK dan guru
pendamping (guru penjasorkes) tentang peraturan permainan bola tangan indoor
tingkat Kabupaten Buleleng tahun 2016?
C. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan kegiatan dalam pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini
adalah :
1. Memperkenalkan permainan bola tangan indoor pada siswa SMA/SMK
tingkat Kabupaten Buleleng tahun 2016.
2. Memberikan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan siswa SMA/SMK
dan guru pendamping tentang peraturan permainan bola tangan indoor tingkat
Kabupaten Buleleng tahun 2016.
3. Memberikan pelatihan tenik dasar dan peraturan permainan bola tangan
indoor pada siswa SMA/SMK dan guru pendamping Se-Kabupaten Buleleng
tahun 2016.
D. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat yang didapatkan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat
dalam bentuk pelatihan implementasi peraturan permainan bolatangan indoor ini
adalah :
6
1. Melalui pelatihan implementasi peraturan permainan bolatangan indoor ini
diharapkan siswa SMA/SMK dapat mengenal teknik dasar dan peraturan
permainan bola tangan indoor.
2. Dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan teknik
dasar dan peraturan permainan bola tangan indoor para siswa SMA/SMK se-
Kabupaten Buleleng.
3. Dapat mempraktekan dengan baik teknik dasar dan peraturan permainan bola
tangan indoor.
4. Dapat meningkatkan prestasi siswa SMA/SMK dalam bidang permainan bola
tangan indoor.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Permaianan Bola Tangan Indoor
Bola Tangan adalah salah satu jenis olahraga beregu yang tertua. Menurut
beberapa literature, olahraga ini telah dimainkan sejak Zaman Yunani Kuno.
Banyak orang menilai bahwa permainan ini adalah hasil dari penggabungan dua
jenis olahraga beregu, yakni basket dan sepakbola. Yang menjadi penentu dari
olahraga permainan ini adalah berapa banyak sebuah tim mampu memasukkan
bola ke dalam gawang lawan.
Layaknya olahraga permainan lain, untuk permainan bola tangan indoor
mempertemukan dua tim yang yang setiap starter timnya berisikan 7 orang
pemain yaitu 1 orang pemain sebagai keeper dan 6 orang lainnya sebagai pemain
bertahan sekaligus pemain menyerang. Cara untuk memasukkan bola ke gawang
lawan atau mencetak gol adalah dengan melemparkan bola ke arah gawang yang
di jaga oleh salah seorang pemain lawan (keeper). Seluruh anggota badan dapat
ikut bermain atau menyentuh bola, kecuali kaki (terkecuali keeper).
B. Sejarah Permainan Bola Tangan di Dunia
Beberapa literatur kuno yang berasal dari zaman Yunani kuno menyebutkan
adanya sebuah olahraga permainan yang menggunakan bola dan dimainkan
dengan tangan. Literatur tersebut digunakan sebagai acuan mengenai cikal bakal
olahraga permainan bola tangan. Pada zaman itu, permainan ini disebut dengan
istilah “urania” dengan menggunakan peraturan yang juga masih kuno. Sebuah
lagu yang ditulis oleh seorang penulis berkebangsaan Jerman bernama Walther
Von der Vogewiede menggambarkan adanya sebuah permainan lempar tangkap
bola yang disebut sebagai Fangballspiel.
Di Perancis, seseorang bernama Rabelais menggambarkan permainan bola
tangan dengan “mereka bermain bola tangan dengan telapak tangan mereka”.
dalam kelanjutannya, pada tahun 1793 orang-orang Inuit yang tinggal di dataran
hijau membuat dan memberikan ilustrasi tentang sebuah permainan bola yang
menggunakan tangan. Pada tahun 1848, seorang administrator olahraga
8
berkebangsaan Denmark memberi lisensi untuk permainan bola tangan agar dapat
dimainkan di sekolah-sekolah lanjutan di Kota dan agar segera memperbaharui
aturan untuk permainan tersebut.
Permainan bola tangan modern mulai dimainkan pada sekitar abad ke-19 atau
tepatnya tahun 1897 di Kota Danish, Denmark. Di dunia, ada tiga Negara yang
disebut sebagai pelopor olahraga permainan ini, yakni Denmark, Jerman dan
Swedia. Namun, yang disebut sebagai “bapak penemu” bola tangan adalah
seorang pakar pendidikan olahraga yang memindahkannya menjadi olahraga
lapangan.
Di Swedia, seseorang bernama Wallstrom menjadi inspirator olahraga ini.
Hirschmann, seorang berkebangsaan Jerman, pada tahun 1912 mencoba untuk
mempopulerkan olahraga bola tangan kepada masyarakat. Pada tahun 1919, Karl
Scelenz, seorang guru olahraga di Berlin memperkenalkan sebuah bentuk
permainan bola dengan menggunakan tangan di lapangan yang lebih besar.
Kemudian, dia membuat dan mengembangkan aturan-aturan untuk
memainkan permainan tersebut. Oleh karena itu, hingga saat ini dirinya disebut
sebagai salah satu pendiri olahraga raga bola tangan modern. Dalam sebuah
pertemuan di Kota Hague, tahun 1926, kongres Federasi Atletik Amatir
Interntional memberikan usulan kepada peserta agar menyusun peraturan
internasional untuk olahraga bola tangan.
Pada tahun 1928, bertepatan dengan penyelenggaraan olimpiade Amsterdam,
IAHF atau International Aamateur Handball Federation resmi terbentuk dengan
Avery Brundage sebagai ketua, namun baru setelah tahun 1938, kejuaraan dunia
bola tangan diselenggarakan. Negara pertama yang menjadi tuan rumah adalah
Jerman. Pada tahun 1964, atas usulan dan undangan Denmark, International
Handball Federation (IHF) atau Federasi Bola tangan Internasional resmi
dideklarasikan oleh delapan Negara yakni Denmark, Prancis, Finlandia,
Norwegia, Belanda, Swedia, Swiss dan Polandia.
Terhitung sampai tahun 2003, IHF beranggotakan 150 negara dengan lebih
dari 80.000 klub dan 19 juta atlet baik putra maupun putri. Olahraga bola tangan
untuk pertama kalinya dipertandingkan sebagai salah satu cabang di olimpiade
adalah tahun 1938 saat Berlin menjadi tuan rumah.
9
C. Sejarah Permainan Bola Tangan Indoor di Indonesia
Di Indonesia permainan bola tangan telah dilakukan sejak jaman penjajahan
Belanda, tetapi sayang sampai sekarang tidak banyak diketahui oleh masyarakat.
Hal ini ternyata dengan tidak adanya organisasi bola tangan, perkumpulan bola
tangan begitu pula pertandingannya. Tetapi permulaan bolatangan telah
dimasukkan dalam acara pertandingan PON ke-II Jakarta tahun 1951 yang diikuti
teman–teman dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur saja. Jadi
permainan bola tangan di Indonesia banyak dikenal oleh pelajar–pelajar sekolah
lanjutan sebagai salah satu pelajaran olahraga serta di kalangan angkatan
bersenjata.
Permainan bola tangan Indoor (dengan 7 pemain) berkembang pesat dan
bertambah populer, karena pola permainannya sangat menarik. Permainan
berlangsung dengan tempo yang cepat, dinamis disertai taktik dan teknik yang
spektakuler dari para pemain dan juga bolanya diakhiri dengan gerakan
menembak yang dilakukan dengan cepat, keras dan tepat. Bolatangan
memperlihatkan keterampilan gerak yang tinggi gabungan dari lari, lompat dan
melempar bola. Seorang pemain bola tangan harus memiliki kemampuan tinggi
dalam koordinasi, kelincahan, kecepatan dan daya tahan serta kekuatan.
Pada tahun 2008 Indonesia mulai mengembangkan cabang bola tangan.
Indonesia yang terpilih menjadi tuan rumah Kejuaraan Olahraga Pantai se-Asia
(ABG- Asian Beach Games), karena yang dipertandingkan semua olahraga pantai
maka saat itu Indonesia memiliki pemain berawal dari bola tangan pantai. Bola
tangan memulai latihan pertama kali di FIK-UNJ (Fakultas Ilmu Keolahragaan-
Universitas Negeri Jakarta) dengan materi pemain masih dalam wilayah Jakarta.
Seiring waktu, pelatih yang ditunjuk untuk menangani timnas bola tangan
Indonesia mengadakan seleksi pemain ke daerah seluruh Indonesia untuk menjadi
bagian tim Indonesia dalam rangka kagiatan kejuaraan pantai se-Asia itu.
Berakhirnya Asian Beach Games2008, atlet yang mengikuti ABG mulai
mengembangkan bola tangan, baik yang pantai maupun yang indoor. Dengan
mengadakan perkenalan ke sekolah-sekolah karena bola tangan ada dalam
kurikulum pendidikan. Selain itu juga bola tangan mulai dipertandingkan antar
sekolah dan universitas, tetapi dengan peserta yang belum banyak, masih dalam
10
kawasan pulau jawa. Kemudian berkembang dengan adanya Kejuaraan
Mahasiswa Bola Tangan Indoor yang diselenggarakan di Universitas Negeri
Jakarta pada tahun 2009.
Pada tahun 2010 kembali Indonesia mengikuti kejuaraan Olahraga pantai se-
Asia (ABG- Asian Beach Games) yang ke-2, kejuaraan Olahraga pantai se-Asia
ini diselenggarakan di MUSCAT-OMAN. Berakhirnya ABG ke-2 ini membuat
bola tangan semakin dikenal oleh kalangan pelajar dan mahasiswa, apa lagi
dengan diadakannya kejuaraan Nasional Bola tangan indoor tingkat pelajar dan
mahasiswa ke-3 yang diadakan oleh Universitas Negeri Jakarta Fakultas Ilmu
Keolahragaan pada bulan Juli 2011.
Dengan adanya kejuaraan-kejuaraan Nasional ini diharapkan mampu
menyaingi cabang olahraga yang populer lainnya seperti futsal, basket, voli dan
kedepannya tim bola tangan Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara
lainnya, tidak hanya di ASEAN tapi juga belahan dunia lainnya.
D. Peraturan Permainan Bola Tangan Indoor
1) Lapangan Permainan
Lapangan yang digunakan untuk pertandingan bola tangan berbentuk persegi
panjang 40 meter dan lebar 20 meter dan garis pembatas 5 meter. Daerah di
sekitar gawang dibuat garis sepanjang 3 meter, pada jarak 6 meter. Ujung garis
dihubungkan dengan garis gawang dengan membentuk ¼ lingkaran dengan jari-
jari 6 meter yang diukur dari garis gawang.Garis lempar bebas dibuat dengan
panjang 3 meter pada jarak 9 meter dari garis gawang. Ujung dari garis
dihubungkan dengan garis gawang membentuk ¼ lingkaran dengan jari – jari 9
meter yang diukur dari tiang gawang.Garis penalty dibuat sejauh 7 meter dari
garis gawang dengan panjang 1 meter sejajar dengan garis gawang.
Gambar 01. Lapangan Bola Tangan Indoor
11
2) Gawang
Gawang adalah tempat yang berada ditengah masing-masing dari luar garis
gawang. Garis gawang harus benar-benar berhimpitan dengan lantai ke dinding di
belakang gawang. Ukuran gawang memiliki tinggi 2 meter dan lebar 3 meter.
Tiang gawang terhubung dengan sebuah tiang mendatar. Tiang gawang harus
sejajar dengan garis gawang. Gawang harus mempunyai jaring sehingga bola
yang masuk ke gawang akan berada tepat di gawang.
Gambar 02. Gawang Permainan Bola Tangan Indoor
3) Bola
Bentuk bola yang digunakan dalam permainan bola tangan adalah bulat dengan
hanya satu warna. Bagian luar bola terbuat dari kulit, karet atau bahan lain yang
sesuai.Untuk putra: diameter bola adalah 58 – 60 cm dengan berat 425 – 475 gram
Untuk putri: diameter bola adalah 54 – 56 cm dengan berat 325 – 400 gram.
Gambar 03. Bola dalam Permainan Bola Tangan Indoor
12
E. Teknik Dasar Permainan Bola Tangan
Dalam garis besarnya, teknik dasar permainan bola tangan terdiri dari
menggiring bola (dribbling), mengoper bola (passing), menangkap bola
(catching) dan menembak bola (shooting)
1) Menggiring Bola (Dribbling)
Menggiring bola adalah upaya membawa bola dengan cara memantul-
mantulkan bola ke lantai. Kegunaan dari teknik dasar menggiring adalah untuk
mencari peluang serangan, menerobos pertahanan lawan, dan memperlambat
tempo permainan. Menggiring dapat dilakukan dengan sikap berhenti ataupun
jalan. Adapun pelaksanaannya dapat dilakukan dengan tangan kanan atau tangan
kiri. Dalam permainan bola tangan ada peraturan, bahwa membawa bola atau
menguasai bola dalam keadaan diam di tempat tidak boleh lebih dari tiga detik
atau dalam keadaan berjalan atau lari paling banyak hanya tiga langkah.
2) Mengoper Bola (Passing)
Cara mengoper bola merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
permainan bola tangan. Secara umum passing dalam permainan bola tangan ada
dua, yaitu passing dengan dua tangan dan passing dengan satu tangan.Macam-
macam passing dua tangan yaitu: (1) operan dari atas kelapa/over head pass, (2)
operan dada/chest pass, dan (3) operan bawah/underhand pass. Sedangkan,
lemparan satu tangan terdiri dari (1) operan dari atas bahu/javelin pass, (2) operan
dari samping badan/side pass, dan (3) operan dari belakang badan/reserve pass.
3) Menangkap Bola (Catching)
Berbagai teknik menangkap bola memerlukan sikap tubuh tertentu yang
memungkinkan agar bola datang langsung ke arah penangkap. Beberapa teknik
menangkap, yaitu (1) menangkap bola setinggi dada, (2) menangkap bola tinggi,
(3) menangkap bola di kanan/kiri badan, (4) menangkap bola rendah setinggi
lutut, dan (5) menangkap bola menggelinding.
4) Menembak Bola (Shooting)
Menembak adalah bentuk gerak lemparan yang ditujukan untuk memasukkan
bola ke gawang. Ada beberapa teknik menambak bola dalam permainan bola
tangan
1) The Standing Throw Shot (Tembakan Berdiri)
13
2) The Jump Shot (Tembakan Melompat)
3) The Dive Shot (Tembakan dengan Meloncat ke Depan)
4) The Fall Shot (Tembakan Terjatuh)
5) The Side Shot (Tembakan Menyamping)
6) The Flying Shot (Tembakan Melayang)
7) The Reserve Shot (Tembakan Membalik)
F. Pelatihan
Dalam proses membantu siswa SMA/SMK untuk meningkatkan
pemahaman, pengetahuan dan keterampilan dalam bidang permainan bola tangan
indoor, maka proses pelatihan harus dilakukan secara sistematis dan terencana
dengan baik. Ilmu pelatihan adalah ilmu terapan yang mempelajari masalah-
masalah yang terkait dengan proses pelatihan yang bertujuan untuk mencapai
peningkatan pemahaman, pengetahuan, wawasan dan keterampilan secara
maksimal (Pekik, 2002).
Jadi pelatihan yang dimaksud dalam kegiatan Pengabdian Pada
Masyarakat ini adalam proses kerja yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan yang diberikan kepada siswa SMA/SMK untuk memberikan
pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam bidang permainan bola tangan
indoor.
14
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah
Adapun kerangka pemecahan masalah pada pengabdian pada masyarakat
adalah :
Berdasarkan bagan kerangka pemecahan masalah tersebut diatas maka
dapat disampaikan bahwa pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan untuk
meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan siswa SMA/SMK dan
guru pendamping tingkat Kabupaten Buleleng tentang peraturan permainan bola
tangan indoor, sehingga dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
dapat dijadikan sebagai salah satu alat/sarana untuk meningkatkan prestasi siswa
SMA/SMK melalui permainan bola tangan indoor.
Peraturan permainan bolatangan
belum dipahami oleh
siswa SMA /SMK dan guru
pendamping
Pelatihan peraturan permainan
bola tangan indoor
Pemahaman siswa SMA/SMK
tentang peraturan permainan
bola tangan indoor
Prestasi permainan bola tangan
indoor siswa SMA/SMK
meningkat
Pelatihan implementasi
peraturan permainan bola
tangan indoor
15
B. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran strategis yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan
kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini adalah siswa putra SMA/SMK dan guru
pendamping tingkat Kabupaten Buleleng yang berjumlah 60 orang.
C. Keterkaitan
Penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk
implementasi peraturan permainan bola tangan indoor bagi siswa SMA/SMK
tingkat Kabupaten Buleleng Tahun 2016 memiliki keterkaitan untuk
mensosialisasikan dan mengenalkan permainan bola tangan indoor sedini
mungkin pada generasi muda di Kabupaten Buleleng khususnya siswa
SMA/SMK. Kegiatan P2M ini terkait dengan upaya FOK Undiksha untuk
pemasalan dan pembibitan atlet permainan bola tangan indoor dikalangan siswa
SMA/SMK tingkat Kabupaten Buleleng. Selain itu keterkaitan lain adalah
kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan pelatihan permainan bola
tangan bagi guru-guru Penjasorkes SMA/SMK tingkat kabupaten Buleleng.
Sebagai sorang dosen olahraga di Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas
Pendidikan Ganesha hendaknya memiliki tanggung jawab moral untuk
memberikan informasi terkait dengan pengembangan olahraga baru khususnya
permainan bola tangan indoor. Lembaga yang terkait dengan kegiatan ini adalah
Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, Ka. UPP Kec. se-Kabupaten Buleleng,
Kepala SMA/SMK se-Kabupaten Buleleng, guru-guru Penjasorkes SMA/SMK
se-Kab. Buleleng dan tim bola tangan siswa SMA/SMK se-Kab. Buleleng.
D. Metode Kegiatan
Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini
adalah metode ceramah, metode demontrasi, metode pelatihan, metode diskusi
dan metode tanya jawab:
1. Metode ceramah digunakan dalam menyampaikan materi permainan bola
tangan indoor yang mencangkup sejarah, sarana prasarana permainan bola
tangan indoor, teknik dasar permainan bola tangan indoor dan peraturan
permainan bola tangan indoor.
16
2. Metode demontrasi digunakan pada saat menyampaikan materi tentang teknik
dasar permainan bola tangan indoor dan peraturan permainan bola tangan
indoor, demontrasi dilakukan baik melalui video maupun demontrasi yang
dilakukan secara langsung oleh instruktur.
3. Metode pelatihan digunakan pada saat melakukan pratek lapangan mengenai
materi teknik dasar permainan bola tangan indoor dan praktek peraturan
permainan bola tangan indoor.
4. Metode diskusi digunakan pada saat mendiskusikan materi teori dan praktek
permainan bola tangan indoor agar para peserta lebih memahami materi yang
telah diberikan oleh instruktur.
5. Metode tanya jawab digunakan pada saat para peserta menemui
permasalahan-permasalahan tentang materi yang telah diberikan oleh
instruktur, sehingga melalui tanya jawab peserta dapat memnyampaikan
permasalahan-permasalahan yang dialami dan instruktur dapat memberikan
jawaban terhadap permasalahan tersebut.
E. Rancangan Evaluasi
Keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini
dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilaksanakan selama kegiatan berlangsung
yaitu :
1. Ketekunan dan keterlibatan para peserta pelatihan dalam mengikuti setiap
materi baik itu teori dan praktek yang diberikan. Instrumen yang digunakan
untuk mengetahui ketekunan dan keterlibatan peserta adalah lembar observasi
kegiatan pelatihan.
Model Instrumen Evaluasi
Nama :
Instansi :
No Indikator
Penilaian
Sangat
Baik Baik Cukup Kurang
1 Perhatian peserta dalam
mengikuti kegiatan
2 Keseriusan peserta dalam
mengerjakan tugas
3 Hasil diskusi
17
2. Terjadi peningkatan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan peserta
tentang permainan bola tangan indoor. Instrumen yang digunakan untuk
mengetahui peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta pelatihan
berupa tes berbentuk pilihan ganda dan uraian yang dilakukan sesudah dan
sebelum pelatihan dimulai. Sedangkan peningkatan keterampilan peserta
dapat diamati melalui lembar pengamatan keterampilan permainan bola
tangan indoor.
3. Indikator keberhasilan kegiatan ini adalah siswa SMA dan SMK Kabupaten
Buleleng bisa bermain bola tangan indoor, sehingga harapan ke depan
permainan bola tangan indoor dapat dijadikan sebagai salah satu materi dalam
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada siswa-siswi
SMA dan SMK.
4. Secara proses dilakukan tes awal (pree test) dan tes akhir (post test) tentang
peraturan permainan bola tangan indoor.
5. Produk berupa tes kemampuan untuk mengimplementasikan peraturan
permainan bola tangan indoor/ tes unjuk kerja yaitu :
Tabel 01 Kategori Tes Keterampialan Bermain Bola Tangan Indoor
SKOR KATEGORI
85-100 Sangat Baik
70-84 Baik
55-69 Cukup
45-54 Kurang
0-44 Sangat Kurang
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pelatihan
Adapun hasil yang diperoleh dari pelaksanaan P2M yang dilaksanakan oleh
Tim P2M Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas
Olahraga dan Kesehatan Undiksha Singaraja dalam bentuk “Pelatihan
Implementasi Permainan Bola Tangan Indoor Bagi Siswa SMA/SMK Tingkat
Kabupaten Buleleng Tahun 2016.” adalah :
1. Pelaksanaan kagiatan pelatihan permainan bola tangan indoor di buka oleh
Bapak Ketua LP2M bapak Prof. Dr. I Nengah Suandi,M.Hum. Pelatihan
diikuti oleh siswa SMA dan SMK tingkat Kabupaten Buleleng.
Pelaksanaan kegiatan terlaksana dengan baik dan lancar sesuai dengan
jadwal yang direncanakan selama 3 hari yaitu pada hari Jumat, Sabtu dan
Minggu 3, 4 dan 5-Juni 2016 bertempat di Gedung Olahraga FOK
Undiksha, Jinengdalem, Singaraja dari pukul 07.30-17.00 wita.
2. Peserta yang hadir dalam mengikuti pelatihan implementasi peraturan
permainan bola tangan indoor adalah siswa SMA dan SMK tingkat
Kabupaten Buleleng yang berjumlah 60 orang.
3. Materi yang diberikan adalah materi tentang peraturan permainan bola
tangan indoor dengan nara sumber Bapak Kadek Ary Wibawa,
S.Pd.,M.Or.
4. Hasil yang diperoleh dari pelatihan implementasi peraturan permainan
bola tangan indoor bagi siswa SMA dan SMK tingkat Kabupaten Buleleng
melalui observasi selama proses pelatihan berlangsung yang dilakukan
terhadap semua peserta adalah 1) terjadi peningkatan pengetahuan,
wawasan dan keterampilan siswa SMA dan SMK tingkat Kabupaten
Buleleng dalam bidang peraturan permainan bola tangan, 2) perhatian
peserta dalam mengikuti kegiatan sangat baik, Keseriusan peserta dalam
mengerjakan tugas sangat baik, dan hasil diskusi sangat baik hal ini dapat
terlihat pada setiap sesion para peserta secara aktif bertanya sesuai dengan
materi yang diberikan oleh narasumber bila mana ada permasalahan yang
tidak diketahui oleh para peserta.
19
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil-hasil pelatihan dan uraian tersebut di atas maka dapat
disampaikan bahwa pelaksanaan kagiatan pelatihan implementasi peraturan
permainan bola tangan indoor bagi siswa SMA dan SMK tingkat Kabupaten
Buleleng dapat terlaksana dengan sangat baik dan lancar sesuai dengan jadwal
yang direncanakan pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu, 3, 4 dan 5 Juni 2016 dari
pukul 07.30-17.00 wita, bertempat di Gedung Olahraga FOK Undiksha,
Jinengdalem, Singaraja.
Berdasarkan hasil pelatihan menunjukkan bahwa semua peserta mengalami
peningkatan pemahaman, pengetahuan, wawasan dan keterampilan siswas SMA
dan SMK tingkat Kabupaten Buleleng dalam bidang peraturan permainan bola
tangan indoor, 2) perhatian peserta dalam mengikuti kegiatan sangat baik,
keseriusan peserta dalam mengerjakan tugas sangat baik, dan hasil diskusi sangat
baik hal ini dapat terlihat pada setiap sesion para peserta secara aktif bertanya
sesuai dengan materi yang diberikan oleh narasumber bila mana ada permasalahan
yang tidak diketahui oleh para peserta.
20
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan pelatihan implemetasi peraturan permainan
bola tangan indoor bagi siswa SMA dan SMK tingkat Kabupaten Buleleng dan
pembahasan hasil pelatihan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kagiatan pelatihan implementasi peraturan permainan bola
tangan indoor bagi siswa SMA dan SMK tingkat Kabupaten Buleleng
dapat terlaksana dengan baik dan lancar sesuai dengan jadwal yang
direncanakan pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu, 3, 4 dan 5 Juni 2016
dari pukul 07.30-17.00 wita, bertempat di Gedung Olahraga FOK
Undiksha, Jinengdalem, Singaraja.
2. Peserta yang hadir dalam mengikuti pelatihan implemetasi peraturan
permainan bola tangan indoor adalah siswa SMA dan SMK tingkat
Kabupaten Buleleng yang berjumlah 60 orang.
3. Materi yang diberikan adalah materi tentang peraturan permainan bola
tangan indoor dengan nara sumber Kadek Ary Wibawa, S.Pd.,M.Or.
4. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa :1) semua peserta mengalami
peningkatan pemahaman, pengetahuan, wawasan dan keterampilan siswa
SMA dan SMK tingkat Kabupaten Buleleng dalam bidang peraturan
permainan bola tangan indoor, 2) perhatian peserta dalam mengikuti
kegiatan sangat baik, keseriusan peserta dalam mengerjakan tugas sangat
baik, dan hasil diskusi sangat baik hal ini dapat terlihat pada setiap sesion
para peserta secara aktif bertanya sesuai dengan materi yang diberikan
oleh narasumber bila mana ada permasalahan yang tidak diketahui oleh
para peserta, 3) Pada saat bermain sebagai pelatihan implemetasi
peraturan permainan bola tangan indoor peserta pelatihan dibagi dalam
beberapa tim, masing-masing tim terdiri dari 7 orang yang bertanding
dengan menggunakan sistem gugur.
21
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas dapat disarankan kepada para pserta
sebagai berikut :
1. Kepada siswa SMA dan SMK disarankan untuk selalu berlatih untuk
meningkatkan penguasaan sejarah, teknik dasar dan peraturan permainan
bola tangan indoor dengan baik.
2. Kepada guru-guru pendamping disarankan untuk dapat
mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilannya yang dimiliki
kepada para siswa di sekolah masing-masing, sehingga dapat
meningkatkan keterampilan para siswa dalam bidang permainan bola
tangan indoor, serta terbentuk tim bola tangan indoor yang handal di
sekolah masing-masing.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Sejarah Bola Tangan. http://abti.papanreklame.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=71&Itemid=92 diakses pada tanggal
15 Maret 2014.
Ateng, Abdulkadir. 1992.Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta:
Depdikbud Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.
BPS Kabupaten Buleleng. 2015. Geografi dan Iklim. Tersedia pada
http://bulelengkab.bps.go.id/ home/gni. (diakses pada tanggal 11 Mei 2015).
International Handball Federation. 2007. Peraturan Permainan. Jakarta : Asosiasi
Bola Tangan Indonesia.
Samsudin. 2008.Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
SMP/MTs. Jakarta: Prenada Media Group.
Susanto, Ermawan. 2005. Diktat Pembelajaran Metodik Bola Tangan.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
23
Lampiran A. Foto-Foto Kegiatan
Gambar 4. Sepanduk Kegiatan P2M
Gambar 5. Regestrasi Kegiatan P2M
Ganbar 6. Acara Pembukaan P2M oleh Pembawa acara I Putu Darmayasa
24
Gambar 7. Laporan Ketua Panitia P2M Bapak Prof. Dr. I Nyoman
Kanca,M.S.
Gambar 8. Sambutan Ketua KONI Kabupaten Buleleng yang diwakili oleh
Bapak Dr. I Gusti Lanang Agung Parwata, S.Pd.,M.Kes,
sekaligus sebagai Ketua Umum Asosiasi BolaTangan Indonesia
(ABTI) Kab. Buleleng.
Gambar 9. Sambutan Bapak Prof. Dr. I Nengah Suandi, M.Hum Ketua
LPPM Undiksha sekaligus membuka acara P2M secara resmi.
25
Gambar 10. Peserta Pelatihan pada saat mengikuti pembukaan P2M
Gambar 11. Pemberian Materi Teknik Dasar Permainan Bola Tangan
Indoor oleh Kadek Ary Wibawa, S.Pd.,M.Or
Gambar 12. Pelatihan Teknik Dasar Lempar Tangkap Permainan Bola
Tangan Indoor
26
Gambar 13. Penjelasan Peraturan Permainan Bola Tangan Indoor oleh
Instruktur Kadek Ary Wibawa, S.Pd.,M.Or
Gambar 14. Pelatihan Implementasi Peraturan Permainan Bola Tangan
Indoor
Gambar 15. Evaluasi pelaksanaan peraturan permainan bola tangan indoor
oleh Instruktur Kadek Ary Wibawa, S.Pd.,M.Or
27
Gambar 16. Acara penutupan P2M oleh Bapak I Putut Darmayasa mewakili
Bapak Ketua LPPM Undiksha serta pemberian ucapan terima kasih kepada
instruktur, peserta dan panitia
Gambar 17. Pemberian Piagam oleh sekretaris panitia kepada Instruktur
Gambar 18. Pemberian Sertifikat oleh sekretaris panitia kepada peserta
28
Lampiran B. Peta Lokasi Kabupaten Buleleng
PETA LOKASI KABUPATEN BULELENG
29
Lampiran C. Daftar Hadir
30
31