Post on 14-Jul-2020
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
KECAMATAN RONGKOP Jalan Raya Baran Nomor 78 Semugih, Rongkop, Gunungkidul 55883
Posel: rongkop@gunungkidulkab.go.id Laman: rongkop.gunungkidulkab.go.id
KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN, DAN
PENCEGAHAN BENCANA
A. LATAR BELAKANG Keamanan dan Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar bagi semua orang sehingga
pemerintah mempunyai kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan dasar tersebut. Untuk
mewujudkan situasi dan kondisi keamanan dan kenyamanan lingkungan yang kondusif
diperlukan perumusan kebijakan dan strategi untuk mengimplementasikannya. Kecamatan sebagai salah satu Perangkat Daerah Kabupaten juga berkewajiban untuk
menyusun rencana kebijakan di bidang keamanan, ketertiban umum dan penanggulangan
bencana alam. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas pelaksanaan program/kegiatan tersebut
tentu tidak lepas dari tugas umum dan fungsi kecamatan yang salah satunya adalah
mengkoordinasikan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.
B. DASAR HUKUM Dalam menyusun rencana kebijakan dalam penyelenggaraan di bidang keamanan,
ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan penanggulangan serta penanganganan kejadian
bencana alam, tahun 2020 didasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang ada agar
sesuai dengan peraturan di tingkat pusat maupun daerah. Adapun dasar hukum dalam
pelaksanaan program kegiatan di bidang keamanan, ketertiban umum dan penanggulangan dan
penanganan bencana berpedoman pada :
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten
dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja
Pembangunan Jangka Panjang daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005-2025; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Daerah; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 14 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016- 2021;
9. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 36 Tahun 2019 Tentang Rencana Kerja Perangkat Daerah
Tahun 2020.
C. TUJUAN 1. Tujuan penyelenggaraan kebijakan di bidang keamanan dan ketertiban umum serta
penanggulangan dan penanganan korban bencana alam Kecamatan Rongkop Tahun 2020
adalah:
a. Untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat.
b. Terlaksananya pembinaan Linmas Inti Kecamatan sebagai upaya peningkatan sumber daya
manusia di bidang keamanan dan ketertiban untuk mewujudkan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat.
c. Sebagai upaya pencegahan dini timbulnya penyakit masyarakat.
d. Terlaksanya upaya pencegahan bencana dan penanganan korban bencana alam.
D. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan penyelenggaraan dibidang keamanan ketertiban umum dan penanggulangan
bencana dan penanganan korban bencana alam dilaksanakan dalam waktu 1 tahun (Januari 2020
s/d Desember 2020).
E. LOKASI PELAKSANAAN
Lokas kegiatan penyelenggaraan dibidang keamanan ketertiban umum dan
penanggulangan bencana dan penanganan korban bencana alam dilaksanakan Wilayah
Kecamatan Rongkop.
F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT
No. KEGIATAN JADWAL TARGET KET
1. Jumlah Pelaksanaan Patroli Januari – 12 kali
keamanan lingkungan Desember
bersama Muspika
2. Jumlah Kesepakatan November 1 kesepakatan
hasil koordinasi mitigasi
dan pencegahan bencana
3. Jumlah monitoring April 1 kali
Pekat
4. Jumlah Pembinaan September 1 kali
Linmas
G. KELUARAN (OUTPUT)
Keluaran dari kegiatan penyelenggaraan dibidang keamanan ketertiban umum dan
penanggulangan bencana dan penanganan korban bencana alam adalah sebagai berikut :
1. Terlaksananya 12 kali patrol terpadu 2. Pembinaan Linmas Inti Kecamatan 3. Rapat koordinasi mitigasi bencana dan penanganan bencana alam 4. Pembinaan Pekat
H. PELAKSANA
Pelaksana kegiatan penyelenggaraan dibidang keamanan ketertiban umum dan
penanggulangan bencana dan penanganan korban bencana alam Tahun 2020 adalah Seksi
Ketentraman dan Ketertiban Umum Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul.
I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)
Pelaksanaan Kegiatan penyelenggaraan dibidang keamanan ketertiban umum dan
penanggulangan bencana dan penanganan korban bencana alam Tahun 2020 di Kecamatan
Rongkop bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul
Tahun Anggaran 2020 sebeser Rp 18.550.000,- (Delapan belas juta lima ratus lima puluh ribu
rupiah)
J. PENUTUP
Kerangka acuan kerja ini sebagai gambaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan-
kegiatan Pembinaan Sosial Kemasyarakatan yang akan dilaksanakan pada Tahun 2020 dan
memuat informasi mengenai latar belakang, dasar hukum, tujuan, waktu, lokasi, tahapan
keluaran pelaksanaan kegiatan serta pembiayaannya.
Mengetahui
Pengelola Anggaran
Kasi Trantib
AGUNG DANARTA, S.Sos,MSE SUKATNO, S.IP
NIP. 19700313 199603 1 003 NIP. 19710427 199103 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
KECAMATAN RONGKOP Jalan Raya Baran Nomor 78 Semugih, Rongkop, Gunungkidul 55883
Posel: rongkop@gunungkidulkab.go.id Laman: rongkop.gunungkidulkab.go.id
KERANGKA ACUAN KERJA
PENYIAPAN PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA (PASKIBRAKA)
KECAMATAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk menumbuhkan dan menjaga rasa Nasionalisme Bangsa, Momentum yang menjadi
sejarah bagi Bangsa Indonesia perlu dijaga, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang
senantiasa mengingat sejarah bangsanya dan menghargai jasa Pahlawannya. Salah satunya adalah
sejarah yang menjadi tonggak berdirinya Bangsa Indonesia untuk menjadi Bangsa yang Berdaulat
yaitu Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Adalah menjadi kewajiban kita semua sebaga komponen bangsa untuk menjaga
Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Apalagi bagi generasi muda yang akan
menjadi pewaris dan mengisi Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Salah satu bentuk kegiatan untuk
mengenang dan menumbuhkan rasa Nasionalisme Bangsa adalah Upacara memperingati Detik-
detik Proklamasi Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang dilaksanakan setiap
tahun pada tanggal 17 Agustus, termasuk di Kecamatan Rongkop.
Kecamatan Rongkop sebagai salah satu Perangkat Daerah Kabupaten berkewajiban
melaksanakan Upacara Peringatan Detik-detik Proklasmasi Hari Ulang Tahun Kemerdekaan
Republik Indonesia, untuk melaksanakan kewajiban tersebut diperlukan rencana kegiatan agar
dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.
B. DASAR HUKUM
Dalam menyusun rencana kegiatan pelaksanaan Upacara Memperingati Detik-detik
Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 2020 didasarkan pada
peraturan dan perundang-undangan yang ada agar dalam pelaksanaannya sesuai dengan pedoman
secara nasional baik di tingkat pusat maupun daerah. Adapun dasar hukum dalam pelaksanaan
program kegiatan Upacara Memperingati Detik-detik Proklamasi Negara Kesatuan Republik
Indonesia berpedoman pada :
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten
dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja
Pembangunan Jangka Panjang daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005-2025; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Daerah; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 14 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021;
9. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 36 Tahun 2019 Tentang Rencana Kerja Perangkat Daerah
Tahun 2020.
C. TUJUAN
Tujuan persiapan dan pelaksanaan Upacara memperingati Detik-detik Proklamasi Hari
Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-75 Tahun 2020 Kecamatan Rongkop adalah ;
a. Terbentuknya Anggota Pasukan Pengibar Bendera. b. Terlaksananya latihan Anggota Paskibra agar dalam melaksanakan tugas mengibarkandan
menurunkan bendera Merah Putih saat pelaksanaan Upacara memperingati Detik-detik
Proklamasi HUT RI Ke-75 Tahu 2020 dapat berjalan dengan baik. c. Terbentuk mental disiplin dan tanggungjawab Anggota Paskibra. d. Terlaksanya Upacara memperingati Detik-detik Proklamasi Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik
Indonesia Ke-75 Kecamatan Rongkop Tahun 2020.
D. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan persiapan dan pelaksanaan Upacara memperingati Detik-detik Proklamasi Hari
Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-75 Tahun 2020 Kecamatan Rongkop akan
dilaksanakan dalam waktu 2 bulan (Juli dan Agustus 2020).
E. LOKASI PELAKSANAAN
Lokas kegiatan Upacara memperingati Detik-detik Proklamasi Hari Ulang Tahun
Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-75 Tahun 2020 akan dilaksanakan Lapangan Kecamatan
Rongkop.
F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT
NO. KEGIATAN JADWAL TARGET KET
1. Jumlah Pasukan Pengibar Juli-Agustus 1 Pleton Muspika, Siswa/wi
Bendera Kecamatan (73 Orang ) SMK dan SMA
G. KELUARAN (OUTPUT) Keluaran dari kegiatan Upacara Memperingati Detik-detik Proklamasi HUT RI KE-75 Tahun 2020 bencana adalah sebagai berikut : 1. Terbentuknya Anggota Paskibra 73 orang 2. Terlaksananya latihan Paskibra 73 orang dua belas kali 3. Terlaksannya Gladi upacara 100 orang 4. Terlaksannya pengukuhan Anggota Paskib 100 orang 5. Terlaksananya Upacara Perigatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan HUT RI KE-75
H. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)
Pelaksanaan Kegiatan penyelenggaraan dibidang Penyiapan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
Tahun 2020 di Kecamatan Rongkop bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Gunungkidul Tahun Anggaran 2020 sebeser Rp 101.985.000,- (seratus satu juta sembilan ratus delapan
puluh lima ribu rupiah)
I. PELAKSANA
Pelaksana kegiatan Upacara Memperingati Detik-detik Proklamasi HUT RI KE-75 Tahun
2020 Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul.
J. PENUTUP
Kerangka acuan kerja ini sebagai gambaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan-
kegiatan Pembinaan Sosial Kemasyarakatan yang akan dilaksanakan pada Tahun 2020 dan memuat
informasi mengenai latar belakang, dasar hukum, tujuan, waktu, lokasi, tahapan keluaran
pelaksanaan kegiatan serta pembiayaannya.
Mengetahui
Pengelola Anggaran
Kasi Trantib
AGUNG DANARTA, S.Sos,MSE SUKATNO, S.IP
NIP. 19700313 199603 1 003 NIP. 19710427 199103 1 001
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
KECAMATAN RONGKOP Jalan Raya Baran Nomor 78 Semugih, Rongkop, Gunungkidul 55883
Posel: rongkop@gunungkidulkab.go.id Laman: rongkop.gunungkidulkab.go.id
KERANGKA ACUAN KERJA PEMBINAAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
A. LATAR BELAKANG
Eksistensi desa ke depan dapat mensejahterakan warga masyarakat baik dari sisi pelayanan
kepada masyarakat maupun kesejahteraan dalam bidang ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut
maka desa dalam menyusun musyawarah perencanaan pembangunan desa harus melibatkan semua
komponen masyarakat desa baik lembaga kemasyarakatan desa, perangkat desa maupun tokoh
masyarakat secara demokratis yang dipimpin oleh Badan Permusyawaratan Desa.
Disamping pembinaan perencanaan pembangunan Desa di butuhkan juga pembinaan dalam
bidang Pemberdayaan masyarakat, agar masyarakat dapat terlibat dalam proses perencanaan ,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan yang ada di desa.
Dalam Hal Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa tersebut diperlukan
pembinaan perencanaan agar tepat anggaran, tepat waktu dan kebutuhan- kebutuhan desa yang
bersifat strategis sebagai dasar peyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) yang dibiayai baik dari pendapatan Dana Desa,
Alokasi Dana Desa, pengembalian bagi hasil pajak dan retribusi, pendapatan asli desa dan lain-lain.
Dengan tersusunnya APBDesa baik dari perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan yang
mendapatkan pengawasan dari masyarakat dan semua pihak maka desa akan menjadi kuat, maju
dan mandiri.
Camat yang mendapatkan sebagian pelimpahan wewenang dari Bupati di bidang
pemerintahan berwenang mengadakan pembinaan dan pengawasan terhadap perencanaan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, sehingga Pemerintah Desa dan masyarakat Desa bisa
saling mengisi sehingga kesejateraan masyarakat akan lebih cepat terwujud.
B. DASAR HUKUM 1. Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja pada tahun 2016 ini adalah : Undang-undang Nomor
15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah
Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 tahun 2016 tentang Urusan Pemerintah
Daerah; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021;
10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan;
11. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 36 Tahun 2019 Tentang Rencana Kerja Perangkat Daerah
Tahun 2020.
C. TUJUAN
Tujuan Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
adalah :
1. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-ruang, antar-
waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; 2. Meningkatkan kinerja aparatur pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan; 3. Meningkatkan sumber daya manusia aparatur pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan
desa; 4. Menguatkan sinergi antar pemerintah Kecamatan Rongkop, Pemerintah Desa serta lembaga
Kemasyarakatan Desa.
D. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
dilaksanakan dalam waktu 1 tahun (Januari 2020 s/d Desember 2020) :
E. LOKASI PELAKSANAAN
Lokasi kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa adalah di Kecamatan Rongkop
F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT
No. KEGIATAN JADWAL TARGET Keterangan
1. Pelaksanaan Musrenbang Februari 1 Dokumen
2. Jumlah Desa yang Februari 8 Desa
dievaluasi
3. Jumlah Profil Desa yang Juni 8 Dokumen
tersusun baik dan akurat
4. Jumlah Pembinaan September 1 kali
LPMD
5. Jumlah tersusunnya Profil Juni 1 dokumen
Kecamatan yang baik dan
benar
G. KELUARAN (OUTPUT)
Keluaran dari kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa adalah sebagai berikut:
1. Tahap I (Januari s/d Maret) Dokumen usulan rencana pembangunan
2. Tahap II Jumlah Desa yang dievaluasi
3. Tahap III Frekuensi pembinaan LPMD
4. Tahap IV
Dokumen profil desa
5. Tahap V Tersusunnya Profil Kecamatan
H. PELAKSANA
Pelaksana Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa adalah Seksi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Rongkop.
I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun
Anggaran 2020 sebesar Rp. 28.890.000,- (dua puluh delapan juta delapan ratus sembilan puluh ribu
rupiah) yang akan digunakan untuk :
- Musrenbang RKPD tahun 2021 - Evaluasi Perlombaan Desa - Profil Desa - Rakor lembaga LPMD - Profil Kecamatan
J. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini sebagai gamabaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan-
kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa yang akan
dilaksnakan pada Tahun 2020 dan memuat informasi mengenai latar belakang, dasar, hukum,
tujuan, waktu, lokasi, tahapan, keluaran, pelaksana kegiatan serta pembiayaan.
Pengelola Anggaran Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Seksi PMD
AGUNG DANARTA, S.Sos,MSE SUKIYAT, S.Sos
NIP. 19700313 199603 1 003 NIP. 19680511 199003 1 005
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
KECAMATAN RONGKOP Jalan Raya Baran Nomor 78 Semugih, Rongkop, Gunungkidul 55883
Posel: rongkop@gunungkidulkab.go.id Laman: rongkop.gunungkidulkab.go.id
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBINAAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA
A. LATAR BELAKANG
Eksistensi desa ke depan dapat mensejahterakan warga masyarakat baik dari sisi pelayanan
kepada masyarakat maupun kesejahteraan dan peningkatan dalam bidang ekonomi. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka pemerintah kecamatan Rongkop mempunyai program pembinaan
perekonomian masyarakat.
Pembinaan perekonomian masyarakat memiliki beberapa kegiatan yang saling menunjang
sehingga akan bersinergi untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat Rongkop yang notabene
adalah penyokong suksesnya pariwisata sebagai jalur lintasan tempat tujuan wisata ke arah pantai
merupakan tempat yang strategis untuk mengembangkan usaha dari masyarakat dengan
menyajikan berbagai macam makanan/kuliner berbahan baku lokal yang di kemas secara modern
yang tentunya akan semakin mampu meningkatkan perekonomian Masyarakat. Pembinaan
perekonomian masyarakat Rongkop adalah pembinaan yang berbasis masyarakat pedesaan dimana
sebagian masyaratat mempunyai usaha mikro kecil dan sebagian besar masyarakat belum
mengakses permodalan dari perbankan.
Camat yang mendapatkan sebagian pelimpahan wewenang dari Bupati di bidang
pemerintahan berwenang mengadakan pembinaan, pembinaaan perekonomian masyarakat,
melalui beberapa kegiatan yaitu: Pendampingan kelompok tani, dimana kelompok tani akan
membentuk usaha masyarakat. Kegiatan pengembangan keuangan mikro, usaha yang tumbuh
dimasyarakat yang masih sulit mengakses perbangkan bisa mencari modal tambahan dari adanya
Lembaga keuangan mikro yang ada di kecamatan Rongkop.
Kegiatan infrastruktur Desa tidak kalah penting, infrastruktur mempunyai peran dalam
kelancaran mobilitas masyarakat dan perdagangan masyarakat. Kegiatan pameran dimana sebagai
ajang pameran tempat pengusaha kecil untuk memamerkan produknya agar di kenal oleh
konsumen, dengan rangkaian kegiatan tersebut maka akan cepat terwujud kesejahteraan
masyarakat melalui pembinaan perekonomian masyarakat.
B. DASAR HUKUM Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja pada tahun 2020 ini adalah :
1. Undang - Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah daerah Kabupaten
Dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagiamana telah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-
Undang Tahun 1950 Nomor : 12, 13, 14 dan 15 dari hal Pembentukan Daerah- Daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah
Istimewa Yogyakarta. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. 7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah. 8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul. 9. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 24 Tahun 2007 tentang Pelimpahan sebagian
wewenang Kepala Daerah dalam pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan
desa kepada Camat
C. TUJUAN
Pembinaan perekonomian masyarakat dilaksanakan oleh Pemerintah Kecamatan Rongkop
bertujuan untuk memfasilitasi dan mendukung pemerintahan desa, dan masyarakat Desa guna
meningkatkan perekonomian keluarga, mulai dari Pembinaan kelompok UMK di bidang Industri
rumah tangga, Usaha Mikro Kecil menengah, Lembaga keuangan serta pameran produknya maka
perekonimian masyarakat dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai tujuan pembangunan yaitu
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
D. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan pembinaan perekonomian masyarakat desadilaksanakan dalam waktu 1 tahun
(Januari 2020 s/d Desember 2020).
E. LOKASI PELAKSANAAN Lokasi kegiatan pembinaan perekonomian masyarakat desa adalah di Kecamatan Rongkop.
F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT
NO. KEGIATAN JADWAL TARGET KET
1. Dokumen hasil monev November 8 Dokumen
bantuan keuangan dusun
2. Jumlah peserta pameran Juli 1 kelompok
UMKM
3. Jumlah Kesepakatan dan hasil September 2 dokumen
monitoring kelompok tani
4. Jumlah Pendampingan dan Oktober 8 dokumen
monitoring pemberdayaan
masyarakat
G. KELUARAN (OUTPUT) Keluaran dari kegiatan pembinaan perekonomian masyarakat desa adalah sebagai berikut: - Dokumen hasil monev bantuan keuangan dusun - Jumlah peserta pameran UMKM - Jumlah Kesepakatan dan hasil monitoring kelompok tani - Jumlah Pendampingan dan monitoring pemberdayaan masyarakat
H. PELAKSANA
Pelaksana kegiatan pembinaan perekonomian masyarakat desa adalah Seksi Pemberdayaan
Masyarakat Desa Kecamatan Rongkop.
I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Perekonomian Masyarakat Desa bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2020 sebesar
Rp. 10.490.000,00 (Sepuluh Juta Empat ratus Sembilan puluh ribu Rupiah).
J. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini sebagai gamabaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan-
kegiatan Pembinaan Perekonomian Masyarakat Desa yang akan dilaksnakan pada Tahun 2020 dan
memuat informasi mengenai latar belakang, dasar, hukum, tujuan, waktu, lokasi, tahapan,
keluaran, pelaksana kegiatan serta pembiayaan.
Pengelola Anggaran Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Seksi PMD
AGUNG DANARTA, S.Sos,MSE SUKIYAT, S.Sos
NIP. 19700313 199603 1 003 NIP. 19680511 199003 1 005
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
KECAMATAN RONGKOP Jalan Raya Baran Nomor 78 Semugih, Rongkop, Gunungkidul 55883
Posel: rongkop@gunungkidulkab.go.id Laman: rongkop.gunungkidulkab.go.id
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
KEGIATAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU KECAMATAN
RONGKOP TAHUN 2020
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan publik adalah Kegiatan atau kebutuhan pelayanan bagi setiap warga nagara
dan penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik dijelaskan bahwa ruang lingkup pelayanan publik dapat digolongkan dalam 2 bentuk yaitu
Pelayanan Barang dan Jasa Publik dan Pelayanan Administratif. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik
meliputi :
1. Kepastian hukum dimaksudkan adanya peraturan perundang undangan yang menjamin
terselenggaranya pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan rasa keadilan masyarakat. 2. Keterbukaan dimaksudkan bahwa setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses
dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan. 3. Partisipatif dimaksudkan untuk mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
peleyanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat. 4. Akuntabilitas dimaksudkan bahwa proses penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan. 5. Kepentingan umum dimaksudkan bahwa dalam pemberian pelayanan publik tidak boleh
mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau golongan. 6. Profesionalisme dimaksudkan bahwa aparat penyelenggara pelayanan harus memiliki
kompetensi yang sesuai dengan bidang tugasnya. 7. Kesamaan hak dimaksudkan bahwa dalam pemberian pelayanan publik tidak diskriminatif dalam
arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi. 8. Keseimbangan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan baik oleh pemberi maupun penerima
pelayanan.
Berdasarkan Surat Keputusan Camat Rongkop Nomor 45/KPTS/2018 tentang CV. SP
Keputusan Camat Rongkop Nomor 23/KPTS/2017 tentang Standart Pelayanan pada Kecamatan
Rongkop meliputi : Pelayanan Permohonan Kartu Keluarga, Pelayanan Permohonan Kartu Tanda
Penduduk, Pelayanan Penerbitan Surat Pindah antar Kabupaten/Kota atau Provinsi dan Surat
Pengantar Pindah yang Bertransmigrasi antar Kabupaten/Kota atau antar Provinsi, Pelayanan
Permohonan Pindah datang WNI antar Kabupaten/Kota atau antar Provinsi, Pelayanan Study
Banding, Pelayanan Konsultasi, PengesahanRekomendasi Kepesertaan BPJS KIS APBD
Kabupaten, Rekomendasi Pelaksanaan Nikah karena dilaksanakan kurang dari 10 hari setelah
pendaftaran, Pelayanan Pemberian Iin Usaha Mikro dan Kecil.
B. DASAR HUKUM. 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. 3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun
2014 Tentang Pedoman Standart Pelayanan.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2015. 5. Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. 6. Peraturan Bupati Gunugkidul Nomor 76 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan.
7. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 26 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Daerah Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. 8. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 58 Tahun 2015 tentang Pendelegasian
Wewenang Pelaksanaan Izin Usaha Mikro dan Kecil Kepada Camat. 9. Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Pemebrian Izin Usaha
Mikro dan Kecil dalam Rangka Pelaksanaan Administrasi Terpadu Kecamatan.
C. TUJUAN.
Agar terdapat batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggungjawab dan kewajiban
serta kewenangan seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaan pelayanan publik sehingga ada
keseimbangan antara hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan baik oleh pemberi maupun
penerima pelayanan. Selain daripada itu akan memperjelas acuan dan pedoman pelaksanaan
rencana kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu di Kecamatan Rongkop Tahun 2020 yang
dituangkan dalam matrik kegiatan dan penganggarannya selama satu tahun.
D. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Kecamatan di Kecamatan Rongkop Tahun
2020 dilaksanakan dalam kurun waktu 1 (satu) Tahun terhitung mulai bulan Januari 2020 sampai
dengan bulan Desember 2020.
E. LOKASI PELAKSANAAN
Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Penyelengaraan Pelayanan Terpadu Kecamatan Tahun 2020
adalah di Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul.
F. TAHAPAN PELAKSANAAN
NO. KEGIATAN JADWAL TARGET KET
1. Jumlah layanan yang Januari - Desember 1200 layanan
terselesaikan dengan baik
2. Jumlah sosialisasi Paten April 1 Kali
3. Jumlah Sosialisasi IUMK Maret 1 Kali
G. KELUARAN ( OUTPUT )
Jumlah Layanan selama 1 (satu) tahun pada Kegiatan Penyelenggaraan Terpadu
Kecamatan sebanyak 1200 layanan dan Sosialisasi Paten serta IUMK sebanyak masing-masing 1
kali.
H. PELAKSANA
Pelaksana Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Kecamatan Tahun 2020
adalah Seksi Pelayanan Umum Kecamatan Rongkop Kabupaten Gunungkidul.
I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)
Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Terpadu Kecamatan bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp. 14.360.000,00
(Empat belas Juta tiga ratus enam puluh ribu Rupiah) .
J. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini sebagai gamabaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan-
kegiatan Pembinaan Sosial Kemasyarakatan yang akan dilaksnakan pada Tahun 2020 dan memuat
informasi mengenai latar belakang, dasar, hukum, tujuan, waktu, lokasi, tahapan, keluaran,
pelaksana kegiatan serta pembiayaan.
Pengelola Anggaran
Kasi Pelayanan Umum
AGUNG DANARTA, S.Sos,MSE SUKIYAT, S.Sos
NIP. 19700313 199603 1 003 NIP. 19680511 199003 1 005
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
KECAMATAN RONGKOP Jalan Raya Baran Nomor 78 Semugih, Rongkop, Gunungkidul 55883
Posel: rongkop@gunungkidulkab.go.id Laman: rongkop.gunungkidulkab.go.id
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBINAAN SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Bidang Kesejahteraan Sosial atau yang lebih memegang peranan yang
penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan pada hakikatnya bersinergi terhadap
pembangunan daerah dan nasional. Hal tersebut terlihat melalui banyaknya program pembangunan
bidang Kesejahteraan Sosial yang dirancang pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan warga
masyarakat. Hampir seluruh instansi, terutama pemerintah daerah mengakomodir pembangunan
bidang kesejahteraan Sosial dalam program kerjanya. Di Kabupaten Gunungkidul khususnya
pembangunan bidang kesejahteraan Sosial harus berlandaskan Basis Data Terpadu (BDT).
Progaram pengentasan Kemiskinan dan Bidang Jaminan Kesehatan yang telah dianggarkan pada
kegiatan masing-masing OPD harus berdaqsarka BDT tersebut.
Dengan demikian, pembangunan bidang kesejahteran sosial masih memiliki peran yang
sangat penting dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan peningkatan derajat kesehatan bagi
warga. Fakta tersebut menyebabkan pemerintah semakin intensif menggulirkan program dan
proyek pembangunan dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Namun demikian
program atau proyek yang diarahkan dalam pembangunan bagi warga masyarakat justru tidak
dapat berjalan optimal, karena kebanyakan direncanakan jauh dari Pusat (Korten, 1988:247).
Masyarakat masih dianggap sebagai obyek/sasaran yang akan dibangun. Hubungan yang
terbangun adalah pemerintah sebagai subyek/pelaku pembangunan dan masyarakat
sebagai obyek/sasaran pembangunan (Kartasasmita, 1996:144). Partisipasi yang ada masih
sebatas pemanfaatan hasil. Tingkat partisipasi dalam pembangunan Kesejahteraan Masyarakat
masih terbatas, misalnya masih sebatas peran serta secara fisik tanpa berperan secara luas sejak
dari perencanaan sampai evaluasi.
Kondisi tersebut mengakibatkan peranan pemerintah semakin besar. Terutama
Pendamping, Pemerintah berperan dominan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan program
dan kegiatan dalam pembangunan. Fakta ini berangkat dari perspektif stakeholders pemerintahan
bahwa berhasilnya programatau proyek pembangunan diukur dari penyelesaian yang tepat pada
waktunya (efisiensi dan efektifitas) serta sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Dengan orientasi
seperti ini, tentunya masyarakat desa beserta Stakeholder lainnya di desa yang seharusnya
memiliki peranan yang besar tidak dapat mengembangkan kemampuannya dan menjadi
“terbelenggu” dalam berinovasi. Hal tersebut misalnya dapat dilihat dari implementasi program
BPNT dan PKH selama ini, justru peranan birokrat pemerintah yang amat menonjol.
Walaupun sesungguhnya program tersebut sudah lama dilaksanakan dan cukup dikenal
luas di desa, namun masyarakat selalu dianggap kurang mampu, sehingga bimbingan dan arahan
dari pemerintahbegitu kuat pengaruhnya dan merasuk (internalisasi) dalam masyarakat. Pada
akhirnya masyarakat tergantung pada bimbingan dan arahan dari pemerintah. Bila kondisi tersebut
tetap dipertahankan, maka masyarakat tidak akan pernah dapat menunjukkan kemampuannya
dalam mengelola pembangunan di desanya. Apapun bentuk pembangunan, secara substantif akan
selalu diartikan mengandung unsur proses dan adanya suatu perubahan yang direncanakan untuk
mencapai kemajuan masyarakat. Karena ditujukan untuk merubah masyarakat itulah maka
sewajarnya masyarakatlah sebagai pemilik (owner) kegiatan pembangunan. Hal ini dimaksudkan
supaya perubahan yang hendak dituju adalah perubahan yang diketahui dan sebenarnya yang
dikehendaki oleh masyarakat (Conyers, 1991:154-155).
Ada kesiapan masyarakat untuk menghadapi dan menerima perubahan itu. Untuk itu
keterlibatannya harus diperluas sejak perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga pemanfaatannya,
sehingga proses pembangunan yang dijalankan dapat memberdayakan masyarakat, bukan
memperdayakan. Pembangunan desa secara konseptual mengandung makna proses dimana usaha-
usaha dari masyarakat desa terpadu dengan usaha-usaha dari pemerintah. Tujuannya untuk
memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Sehingga dalam konteks
pembangunan desa, paling tidak terdapat dua stakeholder yang berperan utama dan sejajar (equal)
yaitu pemerintah dan masyarakat. Meskipun demikian, dalam konteks yang lebih luas, juga
terdapat peranan “Agen Eksternal” seperti LSM, Konsultan, Lembaga Donor dan lain-lain.
Domain pembangunan desa juga tidak terlepas dari wacana tentang model perencanaan
pembangunan yaitu dari atas ke bawah (top down planning) dan dari bawah ke atas (bottom up
planning).Pada dasarnya setiap program dari pemerintah senantiasa mencerminkan kombinasi
kedua model tersebut, hanya intensitasnya yang berbeda. Sesuai dengan tuntutan paradigma baru
tentang pembangunan yang berpusat pada manusia (people centered development), maka
pendekatan bottom up planning sudah sewajarnya diperbesar dan menjadi inti dari proses
pembangunan bidang kesejahteraan sosial.
B. DASAR HUKUM 1. Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja pada tahun 2016 ini adalah : Undang- undang Nomor
15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah
Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 tahun 2016 tentang Urusan Pemerintah
Daerah; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021; 10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan; 11. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 27 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Tahun 2018.
C. TUJUAN
1. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara 2. Meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat melalui beberapa program yang dikucurkan,
seperti Porgram PKH, BPNT dan Jambanisasi serta program yang lain 3. Meningkatkan sumber daya manusia untuk cepat tanggap dengan kondisi warga masyarakat
4. Menguatkan sinergi antar pemerintah Kecamatan Rongkop, Pemerintah Desa serta lembaga
Kemasyarakatan seperti Karang Taruna, PSM dan Tagana
D. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
dilaksanakan dalam waktu 1 tahun (Januari 2020 s/d Desember 2020).
E. LOKASI PELAKSANAAN Lokasi kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan adalah di Kecamatan Rongkop.
F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT
NO. KEGIATAN JADWAL TARGET KET
1. Jumlah Rakor dan Maret, Juni, September, 4 Kali
pendampingan Desember
penanggulangan
kemiskinan dan PMKS
2. Jumlah data kemiskinan Maret, Juni, September, 8 Desa
tingkat kecamatan yang Desember
akurat dan terkini
3. Jumlah kegiatan Juni dan Desember 8 Kelompok
monitoring kelompok
Usep,PMKS,PMT-
AS,PKH,Kube,Raskin,Lan
sia dan Difabel
4. Jumlah distribusi air bersih Juni-Oktober 366 rit
wilayah kekurangan air
5. Jumlah Kegiatan safari Mei 7 Kali
tarawih
G. KELUARAN (OUTPUT) Keluaran dari kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan adalah sebagai berikut:
1. Jumlah Rakor dan pendampingan penanggulangan kemiskinan dan PMKS 2. Jumlah data kemiskinan tingkat kecamatan yang akurat dan terkini 3. Jumlah kegiatan monitoring kelompok Usep, PMKS, PMT-AS, PKH, Kube, Raskin, Lansia
dan Difabel 4. Jumlah distribusi air bersih wilayah kekurangan air 5. Jumlah Kegiatan safari tarawih
H. PELAKSANA Pelaksana Kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan Kecamatan Rongkop.
I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat Desa bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Gunungkidul Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp. 170.330.000,00 ( seratus tujuh puluh juta tiga
ratus tiga puluh ribu rupiah).
J. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini sebagai gamabaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan-
kegiatan Pembinaan Sosial Kemasyarakatan yang akan dilaksnakan pada Tahun 2020 dan memuat
informasi mengenai latar belakang, dasar, hukum, tujuan, waktu, lokasi, tahapan, keluaran,
pelaksana kegiatan serta pembiayaan.
Pengelola Anggaran
Kasi Kesejahteraan Sosial
AGUNG DANARTA, S.Sos,MSE ENDANG ISMIYATI, A.md.Keb,SKM,MM
NIP. 19700313 199603 1 003 NIP. 19700117 198901 2 001
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
KECAMATAN RONGKOP Jalan Raya Baran Nomor 78 Semugih, Rongkop, Gunungkidul 55883
Posel: rongkop@gunungkidulkab.go.id Laman: rongkop.gunungkidulkab.go.id
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBINAAN PEREMPUAN, BUDAYA, PEMUDA DAN OLAH RAGA
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Bidang Perempuan, Budaya Pemuda dan Olah raga atau yang lebih
memegang peranan yang penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan pada
hakikatnya bersinergi terhadap pembangunan daerah utamanya Daerah Istimewa Yogyakarta dan
nasional. Hal ini terbukti dengan dikucurkannya dana keistimewaan dari Pusat ke Pemerintah
Propinsi dan selanjutnya dari Pemerintah Propinsi dialokasikan ke Pemerintah Kabupaten. Yang
paling dominan adalah alokasi untuk bidang kebudayaan. Hal tersebut terlihat melalui banyaknya
program pembangunan bidang social budaya yang dirancang pemerintah untuk meningkatkan
kesejahteraan warga masyarakat. Beberapa instansi, terutama Instansi pemerintah daerah
mengakomodir pembangunan bidang Perempuan, Budaya, Pemuda dan Olahraga dalam program
kerjanya. Di Kabupaten Gunungkidul khususnya pembangunan bidang Perempuan, Budaya,
Pemuda dan Olahraga ditangani oleh beberapa Dinas.
Dengan demikian, pembangunan yang menangani bidang Perempuan, Budaya Pemuda dan
Olahraga ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat melalui kegiatan
Perempuan, Seni Budaya serta Pemuda dan Olahraga. Fakta tersebut menyebabkan pemerintah
semakin intensif menggulirkan program dan proyek pembangunan dalam pelaksanaan
pembangunan kesejahteraan sosial. Namun demikian program atau proyek yang diarahkan dalam
pembangunan bagi warga masyarakat justru tidak dapat berjalan optimal, karena kebanyakan
direncanakan jauh dari Pusat (Korten, 1988:247). Masyarakat masihdianggap sebagai
obyek/sasaran yang akan dibangun. Hubungan yang terbangun adalah pemerintah sebagai
subyek/pelaku pembangunan dan masyarakat sebagai obyek/sasaran pembangunan (Kartasasmita,
1996:144). Partisipasi yang ada masih sebatas pemanfaatan hasil. Tingkat partisipasi dalam
pembangunan Kesejahteraan Masyarakat masih terbatas, misalnya masih sebatas peran serta secara
fisik tanpa berperan secara luas sejak dari perencanaan sampai evaluasi.
Kondisi tersebut mengakibatkan peranan pemerintah semakin besar. Terutama Pendamping,
Pemerintah berperan dominan sejak dari perencanaan hingga pelaksanaan program dan kegiatan
dalam pembangunan. Fakta ini berangkat dari perspektif stakeholders pemerintahan bahwa
berhasilnya program atau proyek pembangunan diukur dari penyelesaian yang tepat pada waktunya
(efisiensi dan efektifitas) serta sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Dengan orientasi seperti ini,
tentunya masyarakat desa beserta Stakeholder lainnya di desa yang seharusnya memiliki peranan
yang besar tidak dapat mengembangkan kemampuannya dan menjadi “terbelenggu” dalam
berinovasi bagi kaum perempuan, Pelaku seni dan budaya serta Atlit-atlit bidang olahraga. Hal
tersebut misalnya dapat dilihat dari implementasi program Peningkatan Peranan Wanita,
Peningkatan seni dan budaya serta pembinaan Atlit berprestasi selama ini, justru peranan birokrat
pemerintah yang amat menonjol.
Walaupun sesungguhnya program tersebut sudah lama dilaksanakan dan cukup dikenal luas
di desa, namun masyarakat selalu dianggap kurang mampu, sehingga bimbingan dan arahan dari
pemerintah begitu kuat pengaruhnya dan merasuk (internalisasi) dalam masyarakat. Pada akhirnya
masyarakat tergantung pada bimbingan dan arahan dari pemerintah. Bila kondisi tersebut tetap
dipertahankan, maka masyarakat tidak akan pernah dapat menunjukkan kemampuannya dalam
mengelola pembangunan di desanya. Apapun bentuk pembangunan, secara substantif akan selalu
diartikan mengandung unsur proses dan adanya suatu perubahan yang direncanakan untuk
mencapai kemajuan masyarakat. Karena ditujukan untuk merubah masyarakat itulah maka
sewajarnya masyarakatlah sebagai pemilik (owner) kegiatan pembangunan. Hal ini dimaksudkan
supaya perubahan yang hendak dituju adalah perubahan yang diketahui dan sebenarnya yang
dikehendaki oleh masyarakat (Conyers, 1991:154-155). Ada kesiapan masyarakat untuk
menghadapi dan menerima perubahan itu. Untuk itu keterlibatannya harus diperluas sejak
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga pemanfaatannya, sehingga proses pembangunan yang
dijalankan dapat memberdayakan masyarakat, bukan memperdayakan. Pembangunan desa secara
Konseptual mengandung makna proses dimana usaha-usaha dari masyarakat desa terpadu dengan
usaha-usaha dari pemerintah.
Tujuannya untuk memperbaiki kondisi social kaum perempuan, ekonomi dan budaya
masyarakat. Sehingga dalam konteks pembangunan Perempuan, budaya, pemuda dan olahraga,
paling tidak terdapat dua stakeholder yang berperan utama dan sejajar (equal)yaitu pemerintah dan
masyarakat. Meskipun demikian, dalam konteks yang lebih luas, juga terdapat peranan “Agen
Eksternal” seperti LSM, Konsultan, Lembaga Donor dll. Domain pembangunan desa juga tidak
terlepas dari wacana tentang model perencanaan pembangunan yaitu dari atas ke bawah (top down
planning) dan dari bawah ke atas (bottom up planning).Pada dasarnya setiap program dari
pemerintah senantiasa mencerminkan kombinasi kedua model tersebut, hanya intensitasnya yang
berbeda. Sesuai dengan tuntutan paradigma baru tentang pembangunan yang berpusat pada manusia
(people centered development), maka pendekatan bottom up planning sudah sewajarnya diperbesar
dan menjadi inti dari proses pembangunan bidang bidang seperti tersebut diatas.
B. DASAR HUKUM 1. Dasar hukum penyusunan Rencana Kerja pada tahun 2016 ini adalah : Undang- undang Nomor
15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah
Istimewa Yogyakarta jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 tahun 2016 tentang Urusan Pemerintah
Daerah; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021; 10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan; 11. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 27 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Tahun 2018.
C. TUJUAN Tujuan Kegiatan Pembinaan Perempuan, Budaya, Pemuda dan Olah raga adalah :
1. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara 2. Meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat melalui beberapa program yang dikucurkan,
seperti Porgram Peningkatan Peran Perempuan, Gelar Potensi Budaya, Pelaksanaan PORKAB
dan PORDA dan peningkatan sarana dan prasarana olah raga serta program yang lain 3. Meningkatkan sumber daya manusia untuk cepat tanggap dengan kondisi warga masyarakat 4. Menguatkan sinergi antar pemerintah Kecamatan Ngawen, Pemerintah Desa serta lembaga
Kemasyarakatan sepert PKK, Karang Taruna, PSM dan Dewan budaya
D. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Pembinaan Perempuan, Budaya, Pemuda dan Olah raga dilaksanakan dalam
waktu 1 tahun (Januari 2020 s/d Desember 2020):
E. LOKASI PELAKSANAAN Lokasi kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan adalah di Kecamatan Rongkop
F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT
No. KEGIATAN JADWAL TARGET KET
1. Jumlah Partisipasi dan
kirab hari jadi
Mei 2 kelompok
2. Jumlah Kelompok seni
yang dibina dan dipentaskan
Agustus 8 kelompok
3. Jumlah pertemuan PKK Januari-Desember 12 kali
4. Jumlah kegiatan cabang
olahraga ( Porkab/Pordes )
Oktober 1 Kali
G. KELUARAN (OUTPUT) - Jumlah Partisipasi dan kirab hari jadi - Jumlah Kelompok seni yang dibina dan dipentaskan - Jumlah pertemuan PKK - Jumlah kegiatan cabang olahraga ( Porkab/Pordes )
H. PELAKSANA Pelaksana Kegiatan Pembinaan Sosial dan Kemasyarakatan Kecamatan Rongkop.
I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2020
sebesar Rp. 29.360.000,- (dua puluh Sembilan juta tiga ratus enam puluh ribu rupiah).
J. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini sebagai gamabaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan-
kegiatan Pembinaan Sosial Kemasyarakatan yang akan dilaksnakan pada Tahun 2020 dan memuat
informasi mengenai latar belakang, dasar, hukum, tujuan, waktu, lokasi, tahapan, keluaran,
pelaksana kegiatan serta pembiayaan.
Pengelola Anggaran
Kasi Kesejahteraan Sosial
AGUNG DANARTA, S.Sos,MSE ENDANG ISMIYATI, A.md.Keb,SKM,MM
NIP. 19700313 199603 1 003 NIP. 19700117 198901 2 001
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
KECAMATAN RONGKOP Jalan Raya Baran Nomor 78 Semugih, Rongkop, Gunungkidul 55883
Posel: rongkop@gunungkidulkab.go.id Laman: rongkop.gunungkidulkab.go.id
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan nasional merupakan perwujudan tujuan nasional bangsa Indonesia yang
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik materiil maupun
spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Pembangunan nasional
mencakup semua aspek kehidupan manusia yang dilakukan secara terarah, terpadu dan
berkesinambungan serta menyeluruh. Agar pembangunan nasional sesuai dengan sasaran, maka
pelaksanaannya dapat diarahkan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kegiatan
pembangunannya sendiri.
Dalam pelaksanaannya sejak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah yang telah telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintahan Daerah, maka penyelenggaraan otonomi daerah dalam substansinya
juga mengalami perubahan, namun pada esensinya tetap menggunakan prinsip otonomi seluas-
luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua unsur
pemerintahan di luar yang menjadi urusan Pemerintah Pusat dengan prinsip otonomi yang nyata
dan bertanggung jawab. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi
pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada
peningkatan kesejahteraan rakyat.
Implementasi kebijakan otonomi daerah tersebut mendorong terjadinya perubahan secara
struktural, fungsional dan kultural dalam keseluruhan tatanan penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Salah satu perubahan yang sangat esensial adalah yang berkenaan dengan kedudukan,
kewenangan, tugas dan fungsi Camat. Perubahan paradigmatik penyelenggaraan pemerintahan
daerah tersebut, mengakibatkan pola distribusi kewenangan Camat menjadi sangat tergantung
pada pendelegasian sebagian kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian
urusan otonomi daerah dan penyelenggaraan pemerintahan umum, yang mempunyai implikasi
langsung terhadap optimalisasi peran dan kinerja Camat dalam upaya pemenuhan pelayanan
kepada masyarakat.
Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Kecamatan
tidak lagi merupakan satuan wilayah kekuasaan pemerintahan, melainkan sebagai satuan wilayah
kerja atau pelayanan. Camat memiliki kewenangan untuk membina penyelenggaraan
pemerintahan desa. Yang dimaksud membina dalam ketentuan ini adalah dalam bentuk fasilitasi
pembuatan peraturan desa dan terwujudnya administrasi tata kelola pemeritahan yang baik.
B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 Tentang Badan
Permusyawaratan Desa; 6. Peraturan Daerah Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2011 Tentang RT/RW;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kepala Desa
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2017 Tentang
perubahan atas Peraturan Daerah kabupaten Gunungkidul Nomor 5 Tahun 2015; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 10 Tahun 2018 Tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2019;
10. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Pelimpahan sebagian
Kewenangan Kepala Daerah Dalam Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa Kepada Camat;
11. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penyusunan
Monografi Desa; 12. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 36 Tahun 2016 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata
Kerja Pemerintah Desa; 13. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan;
14. Peraturan daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Lembaga
Kemasyarakatan Desa; 15. Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati
Gunungkidul Nomor 26 Tahun 2015 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan daerah
Kabupaten Gunungkidul Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Kepala desa;
16. Peratuiran Bupati Gunungkidul Nomor 61 tahun 2018 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Desa; 17. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 72 tahun 2018 Tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2019.
C. TUJUAN
Tersusunnya Siklus Tahunan Desa Tahun 2020 yang tepat waktu dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Meningkatkan SDM Pengelola Keuangan Desa. Terisinya Jabatan Kepala desa dan Perangkat Desa sesuai dengan Peraturan yang berlaku. Terciptanya upaya Kerjasama Antar Desa di wilayah Kecamatan Rongkop
Tersusunnya data Monografi Kecamatan yang tepat waktu dan sesuai dengan Peraturan
yang berlaku. Terlaksananya rakor penyelenggaraan Pemerintah Desa
D. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dilaksanakan dalam waktu 1
tahun ( Januari 2020 s/d Desember 2020 ).
E. LOKASI PELAKSANAAN
Lokasi Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah di Kecamatan
Rongkop Kabupaten Gunungkidul
F. TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PIHAK TERKAIT
NO. KEGIATAN JADWAL TARGET KET
1. Tersusunnya Siklus Januari-Desember 40 Kelompok
Tahunan Desa Tahun
2020 yang tepat waktu
dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
2. Desk Keuangan Desa. Januari-Desember 12 Kali
3. Jumlah pengisian Jabatan Januari-Desember 20 Jabatan
Kepala desa dan Perangkat
Desa sesuai dengan
Peraturan yang berlaku.
4. Jumlah pengembangan Februari /Oktober 2 Kali
Kerjasama Antar Desa di
wilayah Kecamatan
Rongkop
5. Tersusunnya data
Monografi Kecamatan yang Juni/Desember 2 Dokumen
tepat waktu dan sesuai
dengan Peraturan yang
berlaku.
6. Jumlah rakor Maret, Juni, September 4 Kali
penyelenggaraan Pemerintah
Desa
dan Desember
7. Penyelenggaraan monev
keuangan dan administrasi
desa
Maret, Juni, September
dan Desember
4 Kali
G. KELUARAN (OUTPUT)
Keluaran dari Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah sebagai
berikut :
No. KEGIATAN JADWAL TARGET KET
1. Prosentase Siklus Tahunan
Desa Tahun 2020 yang tepat
Waktu dan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
100
2. Prosentase pengelola Keuangan
Desa.
100
3. Prosentase pengisian Jabatan
Kepala desa dan Perangkat
Desa sesuai dengan Peraturan
yang berlaku.
100
4. Prosentase pengembangan
Kerjasama Antar Desa
diwilayah Kecamatan Rongkop
5. Prosentase tersusunnya data
Monografi Kecamatan yang
tepat waktu dan sesuai dengan
Peraturan yang berlaku.
100
6. Prosentase rakor
penyelenggaraan Pemerintah
Desa
100
H. PELAKSANA
Pelaksana Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah Seksi Tata
Pemerintahan Kecamatan Rongkop. Seksi Tata Pemerintahan dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul dan mempunyai Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan berdasarkan Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 76
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan,
yaitu terdiri dari :
a. Camat; b. Sekretariat yang membawahi :
1. Subbagian Perencanaan dan Keuangan;
2. Subbagian Umum;
c. Seksi Tata Pemerintahan;
d. Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum;
e. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
f. Seksi Kesejahteraan Sosial;
g. Seksi Pelayanan Umum; dan
h Kelompok Jabatan Fungsional
I. SUMBER DANA (PEMBIAYAAN)
Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2020 sebesar
Rp. 35.350.000,00 (Tiga Puluh Lima Juta Tiga Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).
J. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini sebagai gambaran umum dan penjelasan mengenai Pembinaan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2020, dan
memuat informasi mengenai latar belakang, dasar hokum, tujuan, waktu, lokasi, tahapan, keluaran,
pelaksanaan kegiatan serta pembiayaan.
Pengelola Anggaran
Kasi Tata Pemerintahan
AGUNG DANARTA, S.Sos,MSE KARDIYONO, S.IP,MM
NIP. 19700313 199603 1 003 NIP. 19690930 199301 1 001