Post on 26-Jan-2016
description
ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS (OUT DOOR STUDY) OLEH GURU DALAM MATERI PERMASALAHAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA SISWA MTS AL-IKHLAS KUALA MANDOR B
Suherdiyanto, Prodi PendidikanGeografi,IKIP-PGRI Pontianak
Email: her.lien2009@gmail.com
Penelitian ini berjudul: Analisis penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door Study) oleh guru dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B.
Tujuan dalam penelitian ini untuk melihat untuk mendapatkan informasi secara jelas, objektif, sistematis menganalisis penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door Study oleh guru dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B.. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan bentuk penelitian Study Survey.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data penelitianvmaka dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa: penerapan metode pembelajaran di luar kelas oleh guru pada siswa kelas VIII Mts Al-Ikhlas Kuala Mandor B adalah termasuk golongan baik dengan rata-rata hasil keseluruhan adalah 65,6 %. Ini dapat diartikan bahwa siswa kelas VIII di MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B telah menerima penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door Study dengan baik. Sedangkan secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut:1)Persiapan penerapan metode pembelajaran di luar kelas oleh guru sudah dilaksanakan baik. Kegiatan persiapan penerapan Pembelajaran Diluar Sekolah (Out Door Study) yang dilakukan oleh guru meliputi: perumusan topik serta materi atau masalah yang akan dibahas/disajikan, pengarahan tujuan dan isi informasi yang akan dicapai pada siswa, kegiatan apersepsi, mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima informasi, penetapan teknik penyampaian informasi, penetapan jadwal dan waktu kegiatan, ketersediaan sarana dan prasarana, mempersiapkan rencana pelaksanaan, serta ketepatan persiapan yang dilakukan.2)Penerapan metode pembelajaran di luar kelas oleh guru juga sudah dilaksanakan baik . Proses pembelajaran di luar kelas (Out Door Study) meliputi: pemberian motivasi kepada siswa untuk bertanya, keterlibatan siswa, merangsang semangat siswa, pemberian tugas, membagikan rencana pelaksanaan, mempersiapkan pengamat, penyampaian tahap-tahap tugas yang dilakukan, simulasi percobaan kegiatan, keterlibatan guru pada saat proses pembelajaran di luar kelas.3)Teknik Evaluasi yang digunakan oleh guru dalam penerapan metode pembelajaran di luar kelas oleh guru tergolong cukup. Ini berarti telah dilaksanakan evaluasi penerapan metode pembelajaran di luar kelas namun masih ditemui kekurangan-kekurangan didalamnya karena belum optimal dilaksanakan. Evaluasi penerapan tersebut meliputi: Diskusi dan evaluasi tugas yang diberikan atau dijalankan, penilaian kegiatan siswa, pemberian evaluasi atau tugas, pemeriksaan tugas, penilaian tugas siswa, manfaat yang dirasakan, hambatan yang dirasakan
Kata Kunci: Out Door Study, Geografi
1
PENDAHULUAN
Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki kebosanan dalam
hidupnya. Demikian juga dalam proses belajar mengajar, bila guru dalam proses
belajar mengajar tidak menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan
siswa, maka akan membosankan siswa. Apabila siswa merasa bosan dalam
belajar maka perhatian siswa akan berkurang, mengantuk, akibatnya tujuan
belajar tidak tercapai. Teknik pembelajaran yang kurang melibat siswa akan
menyebabkan siswa kurang berminat untuk mengikuti proses belajar mengajar.
Hal ini disebabkan oleh metode pembelajaran yang monoton dari waktu ke
waktu.
Salah satu cara agar informasi dapat diserap dan kemudian dimasukkan
kedalam memori jangka panjang adalah apabila informasi tersebut mengandung
kekuatan emosi, baik suka (emosi positif) maupun duka (emosi negatif). Semua
guru sangat mengharapkan agar materi yang disampaikan kepada semua
siswanya dapat dimasukkan ke memori jangka panjang dan bahkan tidak
terlupakan seumur hidup.
Untuk mengatasi hal tersebut maka guru harus selalu meningkatkan
kualitas profesionalnya yaitu dengan memberikan kesempatan belajar kepada
siswa dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru
juga harus berperan dalam menimbulkan hubungan yang erat dengan guru,
teman-temannya dan juga dengan lingkungan sekitarnya. Menurut pendapat
Hariyono (dalam Ervan Dwi Putra, 2011) mengatakan bahwa:
“Metode mengajar yang mengandalkan ceramah murni seyogyanya
diminimalkan. Daripada waktu habis digunakan untuk bercerita pendidik yang
kadangkala menjenuhkan, seyogyanya memberi kesempatan peserta didik untuk
berdiskusi, melanjutkan studi lapangan, pencarian dan penemuan, sosiodrama
atau aktivitas lain yang memberi peluang pada peserta didik belajar lebih jauh”.
Selanjutnya, Adelia Vera (2012:17) mengemukakan bahwa:
“Metode mengajar diluar kelas secara khusus adalah kegiatan belajar-mengajar antara guru dan murid, namun tidak dilakukan di dalam kelas, tetapi dilakukan di luar kelas atau alam terbuka, sebagai kegiatan pembelajaran siswa. Misalnya, bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan
2
pertanian, nelayan, berkemah dan kegiatan yang bersifat petualang, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan”.
Pembelajaran outdoor merupakan satu jalan bagaimana kita meningkatkan
kapasitas belajar anak. Anak dapat belajar secara lebih mendalam melalui objek-
objek yang dihadapi dari pada jika belajar di dalam kelas yang memiliki banyak
keterbatasan. Lebih lanjut, belajar di luar kelas dapat menolong anak untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu, pembelajaran di luar
kelas lebih menantang bagi siswa dan menjembatani antara teori di dalam buku
dan kenyataan yang ada di lapangan. Kualitas pembelajaran dalam situasi yang
nyata akan memberikan peningkatan kapasitas pencapaian belajar melalui objek
yang dipelajari serta dapat membangun keterampilan sosial dan personal yang
lebih baik.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan belajar di luar
kelas, para peserta didik atau para siswa akan beradaptasi dengan lingkungan,
alam sekitar, serta dengan kehidupan masyarakat. metode pembelajaran di luar
kelas yang melibatkan siswa akan menunjukkan ketekunan, semangat,
antusiasme, serta penuh partisipasi antar sesama siswa dan guru. Pola interaksi
guru dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran menurut keterampilan guru
dalam mengelola kegiatan tersebut. Penerapan metoode pembelajaran di luar
kelas (outdoor study) dalam pembelajaran yaitu dengan cara siswa melakukan
kegiatan belajar di luar kelas atau dilingkungan sekolah, alam sekitar atau pun
masyarakat. Dalam proses pembelajaran di luar kelas, guru mesti
memperhatikan betul cara bersikap ketika mengajar siswa di luar kelas. karena,
sikap dan perilaku dalam kegiatan belajar-mengajar di luar kelas sangat
menentukan keberhasilan para siswa belajar. Secara garis besar, ketika seorang
guru mengajar para siswa di luar kelas ia tidak hanya sebagai seorang guru,
melainkan sebagai fasilitator, teman pelatih, dan motivator.
Kenyataan di lapangan didapati bahwa masih banyak siswa pada MTs Al-
Ikhlas Kuala Mandor B belum dapat berinteraksi secara aktif dalam mencapai
hasil belajar yang memuaskan disebabkan minat belajar siswa yang kurang. Hal
ini disebabkan diantaranya oleh teknik pembelajaran di luar kelas (outdoor
3
study) yang digunakan guru belum sepenuhnya melibatkan siswa dalam
pembelajaran. Masih dijumpai guru yang memberikan metode belajar di luar
kelas sebagian besar tidak melibatkan siswa namun masih di dominasi oleh guru
itu sendiri. Dilihat dari faktor siswa pun belum dapat mengeluarkan pengalaman
apa yang didapat ketika belajar di luar kelas, masih terdapat siswa yang bermain
ketika pembelajaran di luar kelas dilaksanakan sehingga tujuan pembelajaran
tidak tercapai dan waktu terbuang sia-sia.
Untuk memperjelas arah dan tujuan dalam penelitian maka dirumuskan
masalah umum: “Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran di luar kelas
(Out Door Study) oleh guru dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan
upaya penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B?”. Agar
penelitian ini dapat dilaksaksanakan secara terarah dan terperinci, maka
masalah tersebut dijabarkan menjadi sub-sub masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah persiapan penerapan metode pembelajaran di luar kelas
(Out Door Study) oleh guru dalam materi permasalahan lingkungan hidup
dan upaya penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor
B?
2. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door
Study) oleh guru dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya
penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B?
3. Bagaimanakah teknik evaluasi metode pembelajaran diluar kelas(Out
Door Study) dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya
penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B ?
Secara umum penelitian penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi secara jelas, objektif, sistematis menganalisis penerapan metode
pembelajaran di luar kelas (Out Door Study oleh guru dalam materi
permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya pada siswa
MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B?.
4
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara
objektif tentang:
1. Persiapan penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door Study)
oleh guru dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya
penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B.
2. Penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door Study) oleh guru
dalam materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya
penanggulangannya pada siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B.
3. Teknik evaluasi metode pembelajaran diluar kelas(Out Door Study) dalam
materi permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya pada
siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor
Metode Pembelajaran di Luar Kelas (Out Door Study)
Secara umum, pengertian mengajar (bukan mengajar di luar kelas) ialah
suatu kegiatan mentransfer knowledge (ilmu pengetahuan) kepada orang lain.
Sedangkan pengertian mengajar di luar kelas secara khusus adalah kegiatan
belajar mengajar antara guru dan murid, namun tidak dilakukan di dalam kelas,
tetapi di lakukan di luar kelas atau alam terbuka, sebagai kegiatan pembelajaran
siswa. Misalnya, bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan
pertanian, nelayan, berkemah dan kegiatan yang bersifat petualangan, serta
pengembangan aspek pengetahuan yang relevan.
Metode mengajar di luar kelas juga dapat di pahami sebagai sebuah
pendekatan pembelajaran yang menggunakan suasana di luar kelas sebagai
situasi pembelajaran terhadap berbagai permainan, sebagai media transformasi
konsep-konsep yang disampaikan dalam pembelajaran (Adelia Vera, 2012).
Selanjutnya Sumarmi (2012: 98) pembelajaran outdoor merupakan salah satu
teknik pembelajaran yang menekan pada pengalaman seseorang yang diperoleh
melalui tindakan/akitvitas di lapangan.
5
Secara umum, tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui aktivitas
belajar di luar ruang kelas atau di luar lingkungan sekolah ialah sebagai berikut
:
1. Mengarahkan peserta untuk mengembangkan bakat dan kreativitas mereka
dengan seluas-luasnya dialam terbuka.
2. Proses Pembelajaran di luar kelas bertujuan menyediakan latar (setting)
yang berarti bagi pembentukan sikap dan mental siswa.
3. Meningkatkan kesadaran, apresiasi, dan pemahaman peserta didik terhadap
lingkungan sekitar, serta cara mereka bisa membangun hubungan baik
dengan alam.
4. Memberikan konteks dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dalam
tataran praktik (kenyataan dilapangan).
5. Menunjang ketertarikan dan keterampilan peserta didik. Bukan hanya
ketertarikan terhadap mata pelajaran tertentu yang bisa di kembangakan di
luar kelas, melainkan juga keterampilan terhadap kegiatan-kegiatan di luar
kelas. Misalnya, mempelajari ilmu alam yang berhubungan dengan air dan
dilakukan dengan berenang di sungai atau di laut.
6. Menciptakan kesadaran dan pemahaman peserta didik cara menghargai
alam dan lingkungan, serta hidup berdampingan di tengah perbedaan suku,
ideologi, agama, politik, ras, bahasa dan lainnya.
7. Mengenal berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pelajaran
lebih kreatif.
8. Memberikan kontribusi penting dalam rangka membantu mengembangkan
hubungan guru dan murid.
9. Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas
sekitar untuk pendidikan.
Pembelajaran Out door Study merupakan salah satu metode atau cara
pembelajaran dimana siswa yang dibimbing oleh guru diajak belajar di luar
kelas. Menurut Sumarmi (2012) dalam melaksanakan pembelajaran ini di
perlukan langkah-langkah sebagai berikut.
6
1. Merumuskan tujuan, yakni perumusan tujuan harus diuraikan dengan jelas dan tegas, menjelaskan alasan yang tepat, dan menguraikan pentingnya studi lapangan.
2. Membuat rencana kerja, yakni dibuatkan rencana yang konkret mengenai tempat dan lokasi yang sesuai dengan topik bahasan yang akan dikaji atau dipelajari.
3. Membuat aturan atau menentukan berbagai aturan selam proses pembelajaran.
4. Menyusun tugas, yakni membuat berbagai tugas yang harus dikerjakan atau dilakukan oleh siswa selama dilapangan.
5. Berdialog, yakni selama di lapangan dilakukan berbagai diskusi dengan para siswa, dimana guru sebagai mediator diskusi tersebut.
6. Follow up, yakni membuat laporan sebagai hasil selama melaksanakan pembelajaran di lapangan dengan menggunakan format tertentu yang telah dirancang guru.
Perolehan keterampilan proses yang diharapakan dalam pembelajaran
denagan cara studi lapangan antara lain berupa:
1. Keterampilan dasar seperti tindakan mengobservasi, mengklarifikasi,
memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan
termasuk didalamnya learning to do tentang apa yang diperbuat.
2. Keterampilan mengintegrasi, antara lain berupa mengidentifikasi beberapa
variabel, menggambarkan hubungan antara variabel, memperoleh dan
menganalisis data, menyusun hipotesis, merumuskan beberapa variabel
secara operasional, dan akhirnya melakukan beberapa eksperimen.
Dalam kaitanya dengan studi lapangan terhadap objek geogarfi,
diperlukan beberapa urutan tahapan kegiatan. Tahapan itu antara lain: (1)
mengamati ; (2) mengklasifikasikan; (3) mengkomunikasikan; (4) mengukur;
(5) memprediksi; dan (6) menyimpulkan; serta (7) menulis hasil
pengamatan/studi lapngan. Setiap hasil yang diperoleh dari kegiatan studi
lapngan, digunakan untuk melihat apakah seseorang telah melakukan proses
belajar. Sedangkan menurut Glenn (dalam Sumarmi: 2012) “Tahapan tersebut
meliputi class preparation, selecting area, group dynamics, managing
equipment in the field, working in the outdoors, back in the classroom, and
final students report”.
7
Giacalone dalam Sumarmi, 2012 memberikan tahapan - tahapan Out Door
Study sebagai berikut.
a) Preparation is necessary (persiapan hal-hal yang diperlukan)
b) On the trip (perjalanan studi lapangan)
c) After trip (setelah perjalanan)
d) In retrospect (restrospeksi)
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Sumber belajar sebagaimana diketahui adalah sarana atau fasilitas
pendidikan yang merupakan komponen penting untuk terlaksananya proses
belajar-mengajar disekolah. Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
guru sewajarnya memanfaatkan sumber belajar, karena pemanfaatan sumber
belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks belajar mengajar
tersebut. Di katakan demikian karena pemanfaatan sumber belajar akan dapat
membantu dan memberikan kesempatan belajar yang partisipasi serta dapat
memberikan pengalaman belajar yang konkrit.
Belajar dengan mengutamakan sumber belajar adalah sistem belajar yang
berorientasi kepada siswa, yang di atur sangat rapi untuk belajar individu atau
kelompok. Menurut Fercipal dan Elinghton (1988: 124) memberikan batasan
bahwa sumber belajar adalah “satu set bahan atau situasi yang dengan sengahja
diciptakan agar siswa secara individu dapat belajar”. Sedangkan menurut
Zuldafrial, 2011: 236 sumber belajar adalah segala semacam sumber yang ada
di luar diri peserta didik dapat berupa satu set bahan atau situasi belajar yang
dengan sengaja diciptakan, buku-buku atau bahan tercetak, semua sumber baik
berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat memberikan pengalaman
belajar bagi siswa.
Kita mengenal adanya dua jenis sumber belajar, yaitu sumber belajar
yang dirancang (by design resources) dan sumber belajar yang di manfaatkan
(by utility resources). Berbagai benda yang terdapat di lingkungan kita dapat
kita kategorikan ke dalam jenis sumber belajar yang dimanfaatkan (by utility
resources). Dibanding dengan jenis sumber belajar yang dirancang, jenis
8
sumber belajar yang dimanfaatkan ini jumlah dan macamnya jauh lebih
banyak. Pengertian lingkungan dalam hal ini adalah segala sesuatu baik yang
berupa benda hidup maupun benda mati yang terdapat disekitar kita (di sekitar
tempat tinggal maupun sekolah).
Lingkungan yang ada di sekitar siswa dapat dimanfaatkan untuk
mengoftimalkan kegiatan belajar mengajar sepanjang relevan dengan
kompetensi dasar dan hasil belajar yang bisa berupa lingkungan alam atau
lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya atau buatan.
a. Lingkungan Alam atau Lingkungan Fisik
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang
sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, tanah, hutan, batu-batuan),
tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan
sebagainya
b. Lingkungan Sosial
Hal-hal yang bisa dipelajari oleh siswa dalam kaitannya dengan
pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini misalnya:
1. Mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat dimana anak
tinggal
2. Mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sekitar tempat
tinggal dan sekolah
3. Mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar
tempat tinggal dan sekolah
4. Mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk di sekitar
tempat tinggal dan sekolah
c. Lingkungan Budaya
Lingkungan budaya atau buatan yakni lingkungan yang sengaja
diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Anak dapat mempelajari lingkungan
buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya,
pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenan dengan
pembangunan dan kepentingan manusia dan masyrakat pada umumnya.
9
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan untuk
mengungkapkan data dan fakta dalam sebuah penelitian. Arikunto (2006: 160)
“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya”. Hadari Nawawi (2007:65) menyatakan
bahwa :”metode Penelitian pada dasarnya berarti cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan Metode yang digunakan dalam suatu penelitian dapat
dibedakan atas:
1. Metode Filosofis
2. Metode Deskriptif
3. Metode Historis
4. Metode Eksperimen (Hadari Nawawi, 2007: 66-99)
Dalam Penelitian peneliti bermaksud mengungkapkan gambaran situasi yang
sebenarnya berdasarkan fakta-fakta yang ada saat penelitian dilakukan. Sesuai
dengan maksud penelitian ini maka metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif.
Ditinjau dari permasalahannya, bentuk penelitian ini yang sesuai dengan
bentuk penelitian adalah bentuk survei. Penelitian survei adalah cara
pengumpulan data pada sejumlah sumber data dalam waktu yang bersamaan
dengan menggunakan kuesioner dan wawancara berstruktur.
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B.
Adapun sebaran populasi penelitian ini tertera pada tabel 1.1
TABEL 1.1SEBARAN POPULASI PENELITIAN
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 VII 14 18 32
2 VIII 13 17 30
3 IX 12 19 31
Jumlah 50 63 93
Sumber: Tata Usaha MTs-Al-Ikhlas Tahun ajaran 2013/2014
10
Alat pengumpul Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa (1)
Angket, Sesuai dengan pendapat Hadari Nawawi (2007: 117) “Teknik
Komunikasi Tidak Langsung dengan mempergunakan angket atau kuosioner
sebagai alat pengumpul data”. Angket yang digunakan adalah angket
terstruktur yaitu angket yang menyediakan sejumlah pertanyaan yang terkait
dengan jumlah alternatif yang disediakan sebagai kemungkinan yang dipilih
responden.(2) Panduan Observasi, alat yang digunakan berupa panduan
observasi atau daftar check list. Daftar itu harus disediakan sebelum observasi
dilakukan. Dengan demikian tugas observer adalah memberikan tanda check
(silang atau lingkaran atau sebagainya), apabila pada saat melakukan
pengamatan ternyata gejala didalam daftar itu muncul.(3)Panduan Wawancara.
Pengumpulan data melalui wawancara yang dilakukan terhadap guru yang
mengajar mata pelajaran IPS terpadu di MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor
(4)Dokumentasi, Dokumentasi merupakan data pendukung yang didapatkan
dari lokasi penelitian berupa foto, RPP dan dokumen lain yang mendukung
data penelitian.
Teknik analisis data dapat dilakukan dengan teknik statistik dan dapat
pula menggunakan pengolahan non statistik. Berkaitan dengan itu teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistik dengan
menggunakan perhitungan persentase.
Adapun perhitungan persentase dengan rumus Persentase(%) Nana
Sudjana dalam Zuldafrial,2010:226 sebagai berikut:
X % =
nN x 100 %
Keterangan:
X% : Persentase yang diberin : hasil observasi/skor aktualN :Jumlah sampel/responden.
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pembahasan pengolahan data dan analisis data yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan penerapan metode pembelajaran di luar
kelas oleh guru pada siswa kelas VIII Mts Al-Ikhlas Kuala Mandor B adalah
termasuk golongan baik dengan rata-rata hasil keseluruhan adalah 65,6 %. Ini
dapat diartikan bahwa siswa kelas VIII di MTs Al-Ikhlas Kuala Mandor B
telah menerima penerapan metode pembelajaran di luar kelas (Out Door
Study dengan baik. Sedangkan secara khusus dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Persiapan penerapan metode pembelajaran di luar kelas oleh guru sudah
dilaksanakan baik. Kegiatan persiapan penerapan Pembelajaran Diluar
Sekolah (Out Door Study) yang dilakukan oleh guru meliputi: perumusan
topik serta materi atau masalah yang akan dibahas/disajikan, pengarahan
tujuan dan isi informasi yang akan dicapai pada siswa, kegiatan
apersepsi, mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima
informasi, penetapan teknik penyampaian informasi, penetapan jadwal
dan waktu kegiatan, ketersediaan sarana dan prasarana, mempersiapkan
rencana pelaksanaan, serta ketepatan persiapan yang dilakukan.
2. Penerapan metode pembelajaran di luar kelas oleh guru juga sudah
dilaksanakan baik . Proses pembelajaran di luar kelas (Out Door Study)
meliputi: pemberian motivasi kepada siswa untuk bertanya, keterlibatan
siswa, merangsang semangat siswa, pemberian tugas, membagikan
rencana pelaksanaan, mempersiapkan pengamat, penyampaian tahap-
12
tahap tugas yang dilakukan, simulasi percobaan kegiatan, keterlibatan
guru pada saat proses pembelajaran di luar kelas.
3. Teknik Evaluasi yang digunakan oleh guru dalam penerapan metode
pembelajaran di luar kelas oleh guru tergolong cukup. Ini berarti telah
dilaksanakan evaluasi penerapan metode pembelajaran di luar kelas
namun masih ditemui kekurangan-kekurangan didalamnya karena belum
optimal dilaksanakan. Evaluasi penerapan tersebut meliputi: Diskusi dan
evaluasi tugas yang diberikan atau dijalankan, penilaian kegiatan siswa,
pemberian evaluasi atau tugas, pemeriksaan tugas, penilaian tugas siswa,
manfaat yang dirasakan, hambatan yang dirasakan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Rineka Cipta.
Herjunanto, dkk. 2008. IPS untuk SMP/MTs kelas VIII. Depertemen Pendidikan :
Pusat Perbukuan
Jihad, A ., Haris, A. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo
Nawawi, H. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajahmada
University Press.
Sobari, A. (2012) Keuntungan Belajar di Luar Kelas.[online]
Tersedia
:http://edukasi.kompas.com/read/2012/09/16/12102122/Keuntungan.Belajar
.di.Luar.Kelas.[30 april 2014
13
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung
CV.Alfabeta.
Supriyadi (2011) Outing class lagi.[online]
tersedia:http://supriyadikaranganyar.wordpress.com/2011/10/20/outing-
class-lagi-dan-lagi/.[30 april 2014]
Sumaaatmadja. N,1988. Studi Geografi, suatu Pendekatan dan Analisa
Keruangan. Bandung: Alumni.
Sumarmi, 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Yogyakarta. Aditya
Media Publishing.
Sutikno Sobri M, 2013. Belajar dan Pembelajaran. Lombok: Holistica
Tim Penyusun, 2012 . IPS Terpadu Kelas VIII Semeter 1. Surakarta: Grahadi
Vera. A, 2012. Metode mengajar anak di luar kelas. Jogjakarta: Diva press
Zuldafrial, 2010. Penelitian Kuantitatif, Pontianak: STAIN Pontianak Press
Zuldafrial (2011). Strategi Belajar Mengajar. Pontianak: STAIN Pontianak Press
14