Pembelajaran menurut konstrukstivisme

Post on 14-Jun-2015

2.232 views 10 download

Transcript of Pembelajaran menurut konstrukstivisme

Konstruktivisme

Teori dan Penerapannya dalam Pendidikan

Apakah Konstruktivisme?

Sebagai Aliran Filsafat:

“…aliran filsafat yang memandang bahwa segala macam kenyataan, dalam pengertian yang paling dekat dan kongkret, merupakan konstruksi mental dari orang yang meneliti & menemukannya.

(Saunders, 1992; Watzawick, 1984).

Apakah Konstruktivisme?

Dalam konteks pendidikan dan pembelajaran:

“…a way of thinking about knowing, a referent for building models of teaching, learning and curriculum.” (Tobin and Tippin, 1993).“…sebuah cara berpikir tentang perilaku mengetahui, sebuah rujukan utk membangun model-model pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.”

Apakah Konstruktivisme?Pengertian lain:

“…constructivism means that as we experience something new we internalize it through our past experiences or knowledge constructs we have previously established.” (Crowther, 1997).

"Meaning is constructed by the cognitive apparatus of the learner" (Resnick, 1983:477).

Masalah Utama Konstruktivisme

Bagaimana menjelaskan kesesuaian antara ‘pluralitas pengetahuan’ dan ‘rujukan-nya dengan kenyataan?

Pengetahuan/ DAUN konsep:

Realitas (fakta):

Hubungan Pengetahuan & Realitas

MOBIL

atau atau

Pembentukan KonsepKonsep-konsep berikut ini: Orang. Jalan. Cepat sekali.

Menghasilkan konsep kompleks:

‘Orang jalan dengan cepat sekali.’Agar jadi kenyataan, harus ada tambahan konsep lain yg menjawab pertanyaan: “Bagaimana agar orang bisa jalan dengan cepat?”

Gunakan alat bantu: Mobil => buatan manusia.

Mana duluan: Konsep ‘mobil’ sebagai alat

bantu agar orang dapat berjalan cepat

Atau

Benda (fakta) ‘mobil’ ?

Hubungan Pengetahuan & Realitas

Apa makna dari

?

Konstruktivisme memandang: Manusia membentuk pengetahuan

tentang realitas sesuai dengan persepsi dan kebutuhannya.

Pengetahuan tidak berkorespondensi 1:1 dengan kenyataan.

Sekilas Asal-usul Konstruktivisme“Radical Constructivism”

Ernst von Glasersfeld mengelaborasi karya Jean Piaget dengan memfokuskan pada bagaimana individu melakukan self-regulation dan membangun struktur konseptual berdasarkan refleksi dan abstraksi.

Sekilas Asal-usul Konstruktivisme“Radical Constructivism”

Cara belajar dari von Glasersfeld itu dikenal dgn sebutan

‘authentic learning’.

Sekilas Asal-usul Konstruktivisme“Radical Constructivism”

‘Authentic learning’ adalah pembelajaran yg bergantung pada bagaimana seseorang memandang masalah dari ‘sudut pandangnya sendiri’.

Sekilas Asal-usul Konstruktivisme“Radical Constructivism”

Masalah dianggap sebagai rintangan dalam mencapai tujuan yg akan menggerakkan seseorang untuk belajar lebih jauh lagi.

Lebih menekankan faktor individu daripada lingkungan.

Sekilas Asal-usul Konstruktivisme“Sociocultural Constructivism”

Lev Vygotsky di Rusia menekankan pentingnya aspek sosial-kultural dan menghilangkan penekanan individual dalam pembelajaran.

Sekilas Asal-usul Konstruktivisme“Sociocultural Constructivism”

Vygotsky:

Pembelajaran terkait erat dengan praktek-praktek budaya, serta tuntutan-tuntutan, batas-batas dan kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam kebudayaan.

Sekilas Asal-usul KonstruktivismeKembali kepada ‘Fungsionalisme’ Dewey

John Dewey (1896, 1929) menjelaskan hubungan antara pengetahuan dan tindakan:

Pengetahuan adalah hasil upaya manusia untuk menjaga kelangsungan tindakan.

Sekilas Asal-usul KonstruktivismeKembali kepada ‘Fungsionalisme’ Dewey

Penjelasan Dewey dapat digunakan untuk mempertemukan dimensi subjektif (individual) dan intersubjektif (sociocultural) dari konstruksi pengetahuan ke dalam kerangka-pikir konstruktivistik yang sama.

Sekilas Asal-usul KonstruktivismeKembali kepada ‘Fungsionalisme’ Dewey

“…Reflection arises because of the appearance of incompatible factors within the empirical situation... Then opposed responses are provoked which cannot be taken simultaneously in overt action" (1916, w10, p.326).

Sekilas Asal-usul KonstruktivismeKembali kepada ‘Fungsionalisme’ Dewey

Mengetahui bukan proses registrasi atau representasi, tetapi suatu intervensi. Pengetahuan tidak merujuk pada kenyataan eksternal yang independen dan objektif, tetapi selalu mengambil bagian dalam tindakan.

Sekilas Asal-usul KonstruktivismeKembali kepada ‘Fungsionalisme’ Dewey Pengetahuan dan refleksi berfungsi utk

menjamin kelangsungan tindakan. Bagi Dewey:

Tak ada kenyataan tanpa pengalaman. Tak ada kenyataan yang tidak dipengaruhi oleh pengalaman. Setiap tindakan (juga tindakan mengetahui) menciptakan kenyataan baru.

Sekilas Asal-usul KonstruktivismeKembali kepada ‘Fungsionalisme’ Dewey

Dengan adanya interaksi manusia yg mencakup beragam tindakan maka realitas di dunia berubah terus.

Sekilas Asal-usul KonstruktivismeKembali kepada ‘Fungsionalisme’ Dewey

Manusia harus mampu menghadapi realitas yang tak tetap itu.

Untuk itu, manusia harus siap menghadapi perubahan dan menjamin tindakan-tindakannya akan bermanfaat bagi dirinya.

Implikasi Pemikiran Dewey

Jika realitas terus berubah dan pengetahuan tidak korespon dengan kenyataan, maka “menghafal” atau “mempelajari” ‘pengetahuan masa lalu’ tidak dapat membantu manusia menjalani hidupnya secara baik.

Implikasi Pemikiran Dewey

Dengan demikian, pendidikan harusnya mengajar manusia membentuk pengetahuan yang berguna baginya, bukan hanya mempelajari pengetahuan yg sudah ada.

Enam Sub-aliran Konstruktivisme

1. Radical constructivism,

2. Social constructivism,

3. Social constructionism,

4. Information-processing constructivism,

5. Cybernetic systems,

6. Sociocultural approaches to mediated action .

(Steffe & Gale, 1995, p.xiii).

Dasar pemikiran konstruktivisme

Pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan) manusia.

Pikiran manusia aktif mengkonstruk pengetahuan.

Orang yang belajar tidak hanya meniru atau mencerminkan apa yang dipelajarinya atau yang diajarkan, melainkan menciptakan sendiri pengertian.

Istilah-istilah Penting Kategori: Kelompok benda-benda

yang digolongkan berdasarkan karakteristik atau kriteria tertentu.

Istilah-istilah Penting Berasal dari kata Yunani Kuno

kategoria, diturunkan dari kata: ‘membedakan’, ‘memilah’, ‘memisahkan’ atau ‘melawan’; & agoreuein: ‘menyatakan’ atau ‘menegaskan’.

Istilah-istilah Penting Struktur konsepsi: Sekumpulan

sistem operasi pikiran yang tertata berdasarkan pola hubungan tertentu dalam kognisi manusia yang memungkinkan manusia membuat dan memahami konsep-konsep.

Istilah-istilah Penting Sistem operasi pikiran: Aturan-

aturan yang menghubungkan satu hal dengan hal lainnya. Contohnya: aturan sebab-akibat, hubungan korelasional, dan implikasi (jika…, maka…).

Ringkasan gagasan konstruktivisme

Pengetahuan bukan merupakan gambaran dunia nyata, melainkan hasil konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek (manusia).

Manusia membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan stuktur konsepsi yang diperlukan pengetahuan.

Ringkasan gagasan konstruktivisme Pengetahuan dibentuk dalam struktur

konsepsi seseorang. Struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila sistem operasi itu digunakan dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.

Ringkasan gagasan konstruktivisme

Konstruktivisme memandang bahwa titik berat pembelajaran adalah peran aktif murid dalam membangun pemahaman dan memberi arti pada informasi.

Murid secara aktif mengkonstruksi pengetahuan.

Ringkasan gagasan konstruktivisme

Pikiran (benak) murid menjadi mediasi masukan-masukan dari dunia luar utk menentukan apa yg akan dipelajarinya.

Temuan-temuan dalam Pendidikan

Murid mempelajari hal-hal yg berbeda dari pelajaran (lesson) yg sama.

Jumlah waktu yg digunakan siswa utk menggeluti tugas-tugas yg menantang namun dapat dipahami sangat berkaitan dgn pembelajaran.

Temuan-temuan dalam Pendidikan

Mengamati demonstrasi & melihat bagan/grafik memiliki pengaruh yg kuat thdp murid serta meningkatkan daya ingat yg kuat thd hal yg dipelajari.

3 Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran

1. Resources. Murid hrs memiliki sumber daya utk belajar,

2. Opportunities. Murid hrs memiliki kesempatan utk belajar.

3 Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran

3. Manfaat dari resources & opportunities.

Murid harus dapat mengambil manfaat dari sumberdaya dan kesempatan yang dimilikinya.

Self-regulated Learner

Murid yang kemampuan belajar akademik, disiplin dan kontrol dirinya memudahkan pembelajaran sehingga ia dapat memelihara motivasinya utk belajar.

Self-regulated Learner

Tiga faktor yg berperan dlm hal ini:

1. pengetahuan;

2. motivasi; dan

3. disiplin atau volition (daya berkehendak).

Model Pengajaran utk Self-regulasi dalam Pembelajaran (Self-regulated learning)

Reciprocal teaching Discovery learning Inquiry methods Critical thinking Promote complex thinking & problem

solving Promote aspiration to develop self-

regulated learners

Pembelajaran Kompleks Complex Learning (Pembelajaran

Kompleks): pembentukan pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat dalam situasi yang kompleks.

Pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari bersifat kompleks namun terintegrasi sehingga dapat membantu siswa untuk menentukan tindakan yang tepat.

9 faktor yg mendukung ‘Complex Learning’

1. Procedural facilitators

2. Modeling use facilitators

3. Thinking out loud

4. Anticipating difficult areas

5. Providing prompt or cue cards

9 faktor yg mendukung ‘Complex Learning’

6. Regulating the difficulty

7. Providing half-done examples

8. Reciprocal teaching

9. Providing checklist

Beberapa Metode Pengajaran Berdasarkan Konstruktivisme

Colaborated learning:

Pembelajaran dengan memanfaatkan kerjasama kelompok dalam memperoleh pengetahuan untuk menyelesaikan masalah tertentu.

Beberapa Metode Pengajaran Berdasarkan Konstruktivisme Problem based learning:

Pembelajaran yang didasarkan pada masalah-masalah yg diidentifikasi dalam lingkungan yang dihadapi secara langsung.

Metode Futuristik Pembelajaran yang didasarkan pada

antisipasi terhadap keadaan di masa depan.

Tujuan dari pembelajaran adalah menghasilkan pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai atau mencegah keadaan yang dibayangkan tejadi di masa depan.

Metode: Understanding by Design Lawan dari ‘understanding by chance”. Bagaimana memfasilitasi semua siswa

untuk mendapatkan pemahaman dalam pembelajaran?

Metodenya: merancang kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi pembentukan pemahaman materi yang dipelajari siswa.

Lanjutan: Understanding by Design Tugas pengajar:

1. memahami dan menentukan pokok-pokok pemahaman utama dari materi;

2. merancang kegiatan pembelajaran yang menyediakan pengalaman yang sesuai bagi siswa untuk dapat membentuk pemahaman tentang materi yang hendak dipelajari;

3. memberi penguatan pada pemahaman-pemahaman siswa yang sesuai dengan materi pelajaran.

Contoh: Metode UBD yang dipakai Keating dalam film Dead Poet’s Society Materi: Memahami Puisi Definisi Puisi: Ungkapan (ekspresi) diri yang unik,

estetis, jujur, dan yang digerakkan oleh gairah melalui media bahasa verbal.

Pokok-pokok pemahaman: (1) ekspresi pikiran, perasaan dan tingkahlaku; (2) gairah sebagai atribut manusia; (3) keunikan: keterbukaan terhadap hal baru dan penggunaan beragam sudut pandang; (3) keindahan: pilihan kata, bentuk yang berirama; (4) menggugah pembaca/pendengar dengan bentuk dan makna; (5) kejujuran ekspresi; (6) Courage; (7) membuka diri.

Lanjutan: Contoh UBD Kegiatan: Ceramah, dialog dan diskusi, demontrasi

dari unsur kompetensi membuat puisi, pemberian contoh puisi-puisi terkemuka, simulasi pengungkapan diri dan sifat-sifat utama penyair, latihan membuat puisi dan membacakannya, tugas baca, memberi konteks yang menunjukkan pentingnya puisi, serta kesempatan untuk menampilkan diri secara unik.

Penguatan: pujian, kritik konstruktif, perbandingan dengan penyair yang sukses, menampilkan empati dan kehangatan, serta sikap dan perilaku supportive guru terhadap pemahaman dan perilaku murid yang sesuai dengan pokok-pokok materi.