Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, Mandiri dan Sejahtera

Post on 13-Apr-2017

1.157 views 17 download

Transcript of Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, Mandiri dan Sejahtera

PEMBANGUNAN DESA BERBASIS ASET DAN POTENSI DESA UNTUK MEWUJUDKAN

DESA MAJU, MANDIRI DAN SEJAHTERA

Disampaikan dalam:Diskusi Terbatas Bincang KOMPAS dengan Tema

1.Perencanaan Desa berbasis Aset berorientasi Kesejahteraan2.Pengelolaan Keuangan Desa untuk keuangan desa yang transparan, akuntabel, dan partisipatif

Diselenggarakan oleh INFEST Bekerjasama dengan KOMPASYogyakarta, 02 November 2015

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

TantanganPembangunan Desa

Pada tahun 2010: sebanyak 52,03% penduduk tinggal di perkotaan dan 48 % penduduk tinggal di perdesaan. Gambar disamping menunjukkan adanya trend peningkatan jumlah penduduk di perkotaan. Dalam 5 dekade (1970-2020 prediksi), penduduk perkotaan bertambah 6 kali lipat dan sebaliknya penduduk perdesaan berkurang 3 Kali lipat.Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan menunjukkan bahwa kota masih menjadi wilayah yang sangat menarik bagi sebagian besar penduduk di Indonesia. Kondisi desa yang masih memiliki keterbatasan dalam menyediakan lapangan kerja dan keterbatasan sarana dan prasarana menjadikan masyarakat desa berbondong-bondong menuju ke kota (urbanisasi).

3

TANTANGAN (1)DESA KURANG MENJADI DAYA TARIK PENDUDUK

Tingkat Pertumbuhan penduduk perkotaan sebesar 2,18 % per tahun lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata nasional sebesar 1 % per tahun. Sedangkan Pertumbuhan penduduk di perdesaan menurun sebesar 0,64 % per tahun. Hal ini menunjukan bahwa kecenderungan masyarakat ingin bekerja diperkotaan dibandingkan diperdesaan karena lapangan kerja di perdesaan TERBATAS.

4

TANTANGAN (2)URBANISASI TINGGI

Sumber: Renstra Kementerian Desa, PDTT

TANTANGAN (3)Jumlah Desa Tertinggal Berdasarkan Wilayah Pulau Besar

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Aset dan Potensi Desa

7

ASET DESA (1)UU No. 6 Tahun 2014 tentang DesaUU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa

“Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.“

Aset lainnya milik Desa: a.kekayaan Desa yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; b.kekayaan Desa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau yang sejenis; c.kekayaan Desa yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak dan lain-lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; d.hasil kerja sama Desa; dan e.kekayaan Desa yang berasal dari perolehan lainnya yang sah.

dapat berupa: tanah kas Desa,tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik Desa

82,77% atau 68.025 Desa di Indonesia memiliki potensi di bidang pertanian dengan komoditas padi, palawija, hortikultura, perkebunan, jasa pertanian

Desa merupakan penyedia utama sumber-sumber pokok pangan nasional.

Potensi pengembangan sektor pertanian di desa jauh lebih besar dibandingkan wilyah perkotaan. Potensi itu seperti lahan pertanian dan SDM yang mayoritas pekerjaanya adalah petani.

Hasil atau komoditi pertanian yang dihasilkan oleh desa merupakan sumber bahan baku utama dalam industri pengolahan makanan dan energi baru ramah lingkungan, misalnya pengembangan saripati singkong menjadi ethanol, minyak kelapa sawit sebagai bahan baku bio fuel, dan lain-lain

8

POTENSI DESA (1)

Potensi dan peluang yang besar dalam menguatkan ketahanan pangan dan energi nasional di desa perlu menjadi perhatian utama kita bersama.

Desa menjadi sumber penyedia dan penguat bagi cadangan pangan dan energi yang merupakan kebutuhan pokok nasional.

Pemerintah telah berkomitmen untuk membagun desa demi mewujudkan masa depan dan cita Indonesia, melalui adanya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Dana desa dan Pendamping desa.

Dengan membangun desa, bukan hanya mampu menjadi sumber cadangan pangan dan energi nasional. Beberapa masalah mendasar desa juga diharapkan dapat terselesaikan, misalnya meningkatnya lapangan pekerjaan sehingga menekan angka urbanisasi, menekan angka kemiskinan, pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan serta kualitas hidup masyarakat desa.

POTENSI DESA

DESA MASA DEPAN INDONESIA

POTENSI DESA (2)

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI

Konsep dan ParadigmaPerencanaan Pembangunan Desa

KONSEP PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Pembangunan→ Suatu upaya perbaikan

→Ada rangkaian kegiatan

yang dilakukan→Didasarkan pada suatu rencana→Bermuara pada satu tujuan

Perencanaan→ suatu proses penyiapan perangkat keputusan untuk dilaksanaakan pada waktu tertentu yang akan datang yang diarahkan pada pencapaian sasaran;

→ Akivitas untuk menentukan apa yang hendak dicapai, apa yang harus dijalankan, bagaimana urutannya, fasilitas apa yang diperlukan, mengapa harus dicapai/dijalankan serta bagaimana caranya. Perencanaan Pembangunan

→ tahapan dalam proses pembangunan

→ Perencanaan akan menghasilkan rencana yg selanjutnya diimplementasikan dalam pelaksanaan pembangunan

Jenis Perencanaan Pembangunan

1Bottom-upPlanning

2Top-downPlanning

berdasarkan Proses/Hierarki

Penyusuan

oleh Ginanjar Kartasasmita

Pembangunan PartisipatifDilaksanakan dalam upaya mempercepat dan

meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa dengan mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan

sosial.

Program pemerintah yang berskala lokal desa dikoordinasikan dan/atau didelegasikan pelaksanaannya kepada desa

Pelaksanaan program sektor yang masuk ke desa diinformasikan kepada pemerintah desa untuk diintegrasikan dengan pembangunan desa

Peningkatan peran pendamping dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa

Mewujudkan Desa Maju, Mandiri dan Sejahtera

UU NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

ASAS TUJUAN KEDUDUKAN

POKOK-POKOK PENGATURAN DESA

Menjadi landasan/arahan kegiatan pembangunan oleh pemerintah, baik Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan maupun Desa

PEMBANGUNAN DESA

PENDEKATAN TEKNOKRATIS

Kewenangan Penugasan

- Pelayanan Sosial Dasar- Pengembangan Usaha Ekonomi Desa

- Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna

- Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa

- Pemberdayaan Masyarakat Desa

DekonsentrasiTugas Pembantuan

Dukungan Dana DesaDukungan Alokasi Dana Desa

Pendampingan-Helping Proses/Pemberian Bantuan Teknis-Community Learning/Pembelajaran Masyarakat/Penguatan/Kapasitas Masyarakat

Kewenangan 1. Asal Usul2. Skala Lokal Desa

DESA MEMBANGUN

KEGIATAN BERBASIS INISIATIF

MASYARAKAT/ PARTISIPATIF

Membangun Paradigma BaruUU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

DESA MAJU, MANDIRI DAN SEJAHTERA

Kuadran Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Desa

Pemerintah

Masyarakat

Dari LuarDari Dalam

IntervensiIntervensi

FasilitasiFasilitasi

RekognisiRekognisi

EmansipasiEmansipasi

Segitiga Partisipasi-Pemberdayaan Masyarakat-Kemandirian Desa

Pemberdayaan Masyarakat

Partisipasi Kemandirian Desa

Aset & Potensi Desa (bidang Garapan)

Diskoneksi Partisipasi dengan kemandirian

Aset Desa & Potensi Alam

(Bidang Garapan)

Modal Sosial

Praktek Partisipasi

Pemenuhan Kebutuhan

Mengatasi Masalah

Kemandirian Desa (sosial-

ekonomi)

Tantangan dalam Menerapkan Perencanaan Partisipatif Masyarakat

2Hambatan

Internal

3Hambatan Kurang

Terkuasainya Metode dan Teknik

Hambatan dan tantangan terbesar

1Hambatan Struktural 

Oleh: Hetifah, 2000

Resistensi Birokrasi & Politisi, Terbatasnya kapasitas masyarakat dan perangkat pemerintahan desa

Mendorong Partisipasi Masyarakat Desa

Berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai (diapresiasi)

Masyarakat Desa harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan

Masyarakat Desa akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau aktivitas tersebut penting.

Struktur dan proses tidak boleh mengucilkan

Faktor Kondusif Bagi Partisipasi

Terima Terima KKasihasih