Pe ngurusan jenasah

Post on 07-Dec-2014

2.861 views 1 download

description

tata cara pengurusan jenazah

Transcript of Pe ngurusan jenasah

PeNguRusaN jEnaSaHPeNguRusaN jEnaSaHPeNguRusaN jEnaSaHPeNguRusaN jEnaSaH

oLeh :oLeh :

ILhaMi GiNang P. (22)ILhaMi GiNang P. (22)

JefRi pRaseTya U. (25)JefRi pRaseTya U. (25)

KeWajiBan TerHadaP jeNasaH

Hidup di dunia adalah sementara karena semua manusia akan menuju alam akhirat. Untuk menuju ke alam akhirat hanya melalui satu pintu, yaitu kematian. Kematian atau mati berasal dari bahasa arab, yaitu maut yang artinya tenang, reda, terputus atau meninggalkan kehidupan. Mati bisa diartikan berpisahnya jiwa dari jasad. Mati dalam terminology Islam ialah lawan dari hidup

FirMan ALLAH : Al iMroN aYat 185

كلنفسذآئقةالموتوانماتوفوناجوركميومالقيمه

• Tiap-tiap yang bernyawa akan mati. Dan sesunggungnya pahala kamu akan disempurnakan pada hari kiamat (Qs. Al Imron : 185)

orang-orang yang sudah mati, jasadnya disebut mayat atau jenasah(dalam bahasa Arab jenazah atau jinazah). Mengurus jenasah merupakan bagian dari adab Islam yang ditentukan Nabi Saw. Kepada umatnya.

Nabi Saw. Bersabdahak orang muslim kepada muslim

lainnya ada 6, yaitu: apabila kamu bertemu hendaknya mengucapkan salam; apabila meminta nasihat,nasihatilah; Apabila bersin lalu memuji Allah,maka doakanlah; apabila sakit,jenguklah; dan apabila meninggal dunia,antarkanlah.(HR Bukhori Muslim, Abu Dawud)

Untuk mempersiapkan kematian, manusia harus banyak berbuat amal saleh. Pada hari akhir nanti, setiap amal perbuatan manusia akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Adapun kewajiban muslim terhadap saudaranya yang meninggal ada 4 macam, yaitu memandikan, mengkafani, mensholatkan dan menguburkan.

Para fuqaha sepakat bahwa hukum memandikan , mengkafani, mensholatkan dan menguburkan jenasah adalah fardLu kifayah.

MeManDiKan JenaSah1. Tata cara memandikan

syarat jenasah dimandikan adalah sebagai berikut :a. Jenasah itu orang Islamb. Jenasah itu didapati tubuhnya(walaupun

hanya sebagian)c. Jenasah itu bukan syahid(mati dalam

keadaan membela Islam)

2. Cara memandikan jenasaha. Jenasah dibaringkan ditempat yang lebih tinggi(ranjang/balai)tidak kena hujan, matahari, tertutup(tidak terlihat kecuali oleh orang yang memandikan dan mahramnya)b. Jenasah dipakaikan kain basahan agar auratnya tertutupc. Membersihkan kotoran dan najis yang melekat pada anggota badan jenasah, mengeluarkan kotoran bagian dalam perut dengan cara didudukan dan menekan bagian bawah perut dan mengangkat sedikit bagian kepala dan badan supaya kotoran yang mungkin ada di dalam perut dapat keluar.

d. Menyiramkan air keseluruh badan secara merata dari kepala sampai kekaki(disunnahkan tuga kali atau lebih)dengan mendahulukan anggota badan sebelah kanan, baru bagian sebelah kiri, pada waktu memulai menyirami air.e. Mewudlukan jenasah sebagaimana wudlu akan shalat setelah semuanya bersih.f. Terakhir disiram dengan kapur barus dan harum-haruman.

3. Yang berhak memandikan jenasaha. Orang Islam yang berakal sehat

dan balighb. jenis kelamin sama, jenasah laki-

laki dimandikan oleh laki-laki, jenasah perempuan dimandikan oleh

perempuan, kecuali suami istri atau mahramnya jenasah

c. Keluarga yang mengetahui tata cara dan mampu memandikan jenasah

d. Dapat menjaga kerahasiaan jenasah

MeNgkaFaNiMengkafani jenasah yaitu membungkus jenasah dengan kain kafan dari ujung rambut sampai ujung kaki.Orang-orang yang berhak mengafani ketentuanya ama dengan ketentuan orang yang berhak memandikan jenasah. Adapun hal-hal yang perlu diketahui (terutama oleh orang yang berhak mengafani)tentang cara atau ketentuan dalam mengafani jenasah adalah :

1. Jenasah laki-laki atau wanita minimal dibungkus dengan selapis kain kafan yang yang dapat melapisi/menutupi seluruh tubuhnya. Namun sebaiknya untuk jenasah laki-laki dibungkus oleh tiga lapis kain kafan yang tiap lapisnya menutup badannya, sedangkan untuk jenasah perempuan dibungkus dengan lima lembar kain kafan yaitu:kain basahan(kain mandi), baju, tutup kepala, kerudung(cadar) dan kain kafan yang dapat menutupi seluruh tubuhnya.

2. Cara memakaikan kain kafan :a. Mula-mula hamparkan selembar

tikar di atas lantai. Lalu bentangkan 4 utas tali diatasnya, kira-kira letaknya ditempat kepala, tangan, lutut, dan mata kaki jenasah yang hendak dikafani.

b. Hamparkan di atas tikar tersebut kain kafan yang sudah di siapkan sehelai-sehelai dan setiap helainya diberi harum-haruman.

c. Jenasah hendaknya diolesi kapur barus halus, kemudian diletakkan di atas hamparan kain kafan yang telah disediakan. Kedua tangan jenasah diletakkan di ats dadanya, tangan kanan di atas tangan kiri atau dibolehkan juga kedua tangannya diluruskan ke bawah. Tempelkan kapas secukupnya pada bagian muka jenasah, pusarnya, kelaminnya dan duburnya.

d. Setelah itu seluruh tubuh jenasah dibalut dengan kain kafan sampai rapi, lalu diikat dengan empat utas tali yang sudah dipersiapkan yaitu bagian atas kepala,lengan,lutut, dan matakaki

• Jenasah laki-laki

1. Kain penutup seluruh badan

2. Kain penutup seluruh badan

3. Kain sarung

• Jenasah perempuan

4. Baju5. kerudung

1

2

3

1

2

3

4

5

meNshaLatkaN jeNasaH

menshalatkan jenasah juga hukumnya fardlu kifayah. Apabila jenasahnya tidak ada disebut shalat gaib. Menshalatkan merupakan kewajiban ketiga setelah jenazah dimandikan dan dikafani.

Nabi Muhammad saw bersabda :pada suatu hari kami duduk dekat Nabi, ketika itu dibawa seorang mayat. Beliau berkata kepada kami ‘shalatkanlah teman kamu’(HR.Bukhari)

1. Syarat sah shalat jenasahSyarat sah shalat jenasah, yaitu sebagai berikut :a. Syarat shalat fardlu sama dengan

syarat shalat jenasahb. Mayat terlebih dahulu dimandikan dan dikafanic. Mayat diletakkan di arah kiblat

2. Rukun shalat jenasaha. niatb. Takbir empat kalic. Membaca surat al-fatihahd. Membaca shalawat nabie. Membaca doaf. Berdiri jika mampug. Mengucap salam

3. Cara shalat jenasahcara shalat jenasah sebagai berikut :

letakkan jenasah di arah kiblat dengan kepala sebelah utara(untuk indonesia). Apabila mayat laki-laki, imam lurus dengan kepala jenasah dan apabila wanita, imam lurus dengan perut.

Apabila shalatnya berjamaah hendaknya dibuat tiga shaf

Berniat untuk shalat jenasah Bertakbiratul ikhram Membaca surat Al Fatihah klemudian takbir

kedua Setelah takbir kedua,membaca shalawat Navi

kemudian takbir ketiga

Setelah takbir ketiga, membaca doa sebagai berikutyang artinya “ya Allah, ampunilah ia dan kasihanilah ia, sejahterakanlah ia dan maafkanlah kesalahannya, hormatilah kedatangannya. Bersihkanlah ia dari dosa sebagaimana kain putih dibersihkan daripada kotoran, gantilah rumah dengan rumah yang baik, dan gantilah keluarganya dengan yang lebih baik, dan masukkanlah ia kedalam surga dan selamatkanlah ia dari siksa kubur dan siksa neraka.”

Dalam takbir ke empat, kita membaca doa lagi yang artinya “ya Allah, janganlah Engkau menghalang-halangi kami atas pahalanya, janganlah Engkau menfitnah kami setelah dia tidak ada dan ampunilah kami ya Allah dan ampunilah dia dan saudara-saudari kami yang telah mendahalui kami denagn iman, dan janganlah Engkau jadikan dalam hatinya kedengkian terhadap orang-orang beriman, ya Allah kami sesungguhnya Engkau adalah Maha Penyayang.”

4. Sunnah-Sunnah Shalat JenasahBerbeda dengan salat lima waktu, maka dalam shalat jenasah tidak disunnahkan adzan dan ikamad. Yang disunnahkan adalah: Mengangkat tangan ketika

mengucapkan empat kalimat takbir.Israr yaitu merendah suara bacaan

shalatMembaca ta’awudz