Post on 13-Apr-2018
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
1/54
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
2/54
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
3/54
PanduanPenjaminanKualitas
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Deputi Bidang Tata LingkunganKementerian Lingkungan Hidup
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
4/54
ii
Panduan Penjaminan Kualitas Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Pengarah
Imam Hendargo Abu Ismoyo
Deputi Menteri Lingkungan Hidup Bidang Tata Lingkungan
Ketua Tim
Drs. Heru Waluyo, M.Com.
Asisten Kajian Kebijakan Wilayah dan Sektor
Narasumber dan Tim Penyusun
Martin Smutny PhD, Prof. Dr. Bakti Setiawan, Ir. Teti Armiati Argo, MES, Ph.D,Ir. Hesti Nawangsidi, MSP, Prof. Dr. Kukuh Murtilaksono, Dr. Kabul Sarwoto, Ir. Arie
Djoekardi, MA, Ir. Qurie Purnamasari, MSi, Ir. Inge Retnowati, ME
Tim Editor
Ir. Qurie Purnamasari MSi, Ir. Indra Soekarjono, Ir. Inge Retnowati, ME, Tria Yuliati ST,
Ekosusi Rosdianasari, MA
Tim Pendukung
Ir. Indra Soekarjono, Rifan Asnanto, ST, MSi, Drs. Suhartono,MM, Zulkarnaen Daulay, SIP,
Erlina Daniyati, S.Hut, MSi, Oktario Prasetiawildan.
Apresiasi:
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Danish International Development Agency
(DANIDA) melalui Environmental Support Programme (ESP) Phase 2
Grafis dan Foto:
Agus Wiyono
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
5/54
iii
Permasalahan lingkungan hidup di Indonesia
dari waktu ke waktu nampaknya semakin
menunjukkan adanya penurunan baik dari sisi
kondisi dan kualitas lingkungannya. Berbagai program
dan instrumen pengaturan terkait lingkungan yang
telah dikembangkan sebenarnya cukup banyak,
namun nampaknya masih belum menyentuh akar
permasalahannya. Berbagai penyelesaian persoalan
lingkungan pada umumnya dilakukan pada tataran
kegiatan atau proyek, sementara pada tataran
kebijakan, rencana dan/atau program masih kurang
diperhatikan.Kesadaran ini mendorong adanya amanah untuk
melaksanakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS) bagi pemerintah maupun pemerintah daerah
sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dengan adanya
KLHS diharapkan dapat lebih memastikan bahwa
setiap kebijakan, rencana dan/atau program yang
ditetapkan sudah mempertimbangkan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan. Selanjutnya,
selain RPP tentang Tata cara Penyelenggaraan KLHS,aturan umum terkait KLHS juga telah diatur dalam
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia (PermenLH) Nomor 09 Tahun 2011 tentang
Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
Pedoman umum KLHS dimaksudkan sebagai acuan
dalam pelaksanaan kajian lingkungan hidup strategis
bagi para pembuat kebijakan, rencana dan/atau
program, baik sektoral maupun kewilayahan.
Pelaksanaan KLHS untuk berbagai jenis
kebijakan, rencana dan/atau program seperti RTRW
Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota, RPJMD dan lain-
lain dari waktu ke waktu sudah semakin meningkat.
Namun demikian, mengingat belum tersedianya
pedoman penjaminan kualitas KLHS menyebabkan
hasil pelaksanaan KLHS yang telah dilakukan oleh
pemerintah maupun pemerintah daerah sangat
bervariasi.
Oleh karena itu, dengan tersusunnya Pedoman
Penjaminan Kualitas Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) diharapkan dapat mendorong
pelaksanaan KLHS yang lebih baik, baik dari aspek
kerangka logis tahapan dan mekanisme KLHS maupun
materi substansi hasil telaahannya. Penerapan
panduan ini dapat membantu pelaksanaan KLHS
dalam memenuhi berbagai ketentuan terkait KLHS.Penjaminan kualitas KLHS merupakan sebuah
upaya untuk memastikan bahwa proses KLHS
telah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme dan
tahapan yang dipersyaratkan termasuk substansi
hasil KLHS telah memberikan rekomendasi sehingga
prinsip pembangunan berkelanjutan menjadi dasar
dan terintegrasi dalam kebijakan, rencana dan/atau
program.
Pada prinsipnya, pelaksanaan penjaminan
kualitas menjadi tanggung jawab pembuat
kebijakan, rencana dan/atau program itu sendiri.Namun demikian publik atau pihak lain yang
berkepentingan juga dapat melakukan penilaian
kualitas KLHS. Pedoman ini dapat dimanfaatkan
bagi pembuat kebijakan, rencana dan/atau program
itu sendiri untuk mengkawal proses pelaksanaan
KLHS-nya. Selain itu, instansi yang bertanggung
jawab di bidang lingkungan hidup baik di tingkat
pusat maupun daerah dapat menggunakan
pedoman ini untuk mengkaji ulang baik kualitas
proses pelaksanaan KLHS secara menyeluruh
maupun kualitas telaahannya dalam kerangka KLHS
serta untuk mengevaluasi kualitas dan efisiensi
keseluruhan sistem KLHS. Para pengambil keputusan
PENGANTAR
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
6/54
iv
juga dapat menggunakannya untuk memverifikasi
obyektifitas rekomendasi KLHS yang dihasilkan.
Sedangkan publik atau pihak lainnya juga dapat
menggunakan pedoman ini untuk memverifikasi
apakah penyelenggaraan KLHS telah memberikankesempatan kepada masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya untuk urut berpartisipasi dalam
memberikan saran dan masukan serta serta dapat
diketahui sejauh mana kualitas KLHS yang telah
dilaksanakan.
Materi panduan dalam pedoman ini disusun
berdassarkan praktek internasional sekaligus
juga dapat digunakan untuk memeriksa apakah
pelaksanaan proses KLHS telah memenuhi ketentuan
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Proses penyusunanpedoman ini sudah melalui berbagai tahapan dari
sejak pembahasan dalam berbagai diskusi terfokus,
workshop sampai dengan uji coba pada beberapa
KLHS yang telah dihasilkan.
Namun demikian, kami menyadari bahwa
pedoman ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, masukan, saran dan kritik yang membangun
dari Bapak/Ibu/Saudara sangat kami harapkan demi
kesempurnaan pedoman ini yang dapat disampaikan
melalui qurie30@yahoo.com
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan
terima kasih kepada para pakar dan narasumber
baik nasional maupun internasional yang telah
memberikan kontribusi yang sangat baik dalam
penyusunan pedoman ini. Ucapan terima kasih
juga kami sampaikan kepada Danida, Bappenas,Kementerian Dalam Negeri, Bappenas dan
Kementerian Pekerjaan Umum maupun Asdep
Kajian Kebijakan Wilayah dan Sektor, Kementerian
Lingkungan Hidup beserta jajarannya yang telah
membantu dan mendukung proses penyusunan
pedoman ini.
Akhir kata, semoga pedoman ini dapat berguna
dan bermanfaat dalam mendukung pelaksanaan
KLHS yang lebih baik dalam kerangka penataan
lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di
Indonesia. Tentunya menjadi harapan kita bersamauntuk dapat menyelamatkan bumi ini untuk
kesejahteraan generasi kini dan yang akan datang.
Jakarta, Oktober 2012
Deputi Menteri Lingkungan Hidup
Bidang Tata Lingkungan
Imam Hendargo Abu Ismoyo
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
7/54
v
PENGANTAR..................................................................................................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................................................................ v
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN .......................................................................................................................................................... ix
1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................................................................................... 1
2 GAMBARAN UMUM KUALITAS KLHS ............................................................................................................................................. 3
3 TUJUAN PANDUAN .............................................................................................................................................................................. 7
3.1 Penggunaan Panduan ............................................................................................................................................................ 7
3.2 Pengguna Panduan ................................................................................................................................................................. 8
4 PRINSIP UTAMA PENJAMINAN KUALITAS .................................................................................................................................... 11
4.1 Pemahaman terhadap Kualitas ........................................................................................................................................... 11
4.2 Pendekatan Penilaian Kualitas ............................................................................................................................................. 12
4.3 Hasil Penilaian Kualitas ........................................................................................................................................................... 12
5 KRITERIA PENILAIAN KUALITAS ....................................................................................................................................................... 13
5.1 Kriteria untuk Tinjauan Kualitas........................................................................................................................................... 13
5.2 Kriteria Kualitas.......................................................................................................................................................................... 14
A. Pengkajian Pengaruh KRP ............................................................................................................................................. 14
A.1 Perancangan Proses KLHS .................................................................................................................................. 14
A.1.1 Apakah ada penjelasan mengenai maksud dan tujuan KLHS? ............................................ 14
A.1.2 Apakah mekanisme pelaksanaan KLHS telah direncanakan dan dirancang sesuai
dengan KRP? ........................................................................................................................................... 14
A.1.3 Apakah proses perencanaan KRP dipertimbangkan ketika merancang proses KLHS? 15
A.1.4 Apakah KLHS dilakukan sebagai bagian integral dari proses penyusunan KRP? 15
A.1.5 Jika pelaksanaan proses KLHS sebagai bagian integral dari proses penyusunan KRP
tidak terjadi, maka apakah ada penjelasan interaksi antara proses penyusunan KRP
dan KLHS? ................................................................................................................................................ 16
A.2 Identifikasi dan Pelibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya ................................ 16
A.2.1 Apakah masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya yang akan dilibatkan dalam
KLHS diidentifikasikan pada permulaan proses KLHS? ........................................................... 16
A.2.2 Apakah rencana konsultasi dan partisipasi dibuat? ................................................................. 16
DAFTAR ISI
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
8/54
vi
A.2.3 Apakah undangan, daftar hadir, notulensi atau berita acara, dari kegiatan diskusi
terbuka untuk pemangku kepentingan yang relevan? .......................................................... 17
A.2.4 Apakah partisipasi dan konsultasi dengan pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan proses KLHS dilakukan bersama-sama dengan pelaksanaan proses
penyiapan KRP? ..................................................................................................................................... 17A.2.5 Apakah lingkup KLHS didiskusikan dengan pembuat KRP dan pemangku
kepentingan?.......................................................................................................................................... 17
A.2.6 Apakah masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dikonsultasikan dengan
cara dan pada waktu yang memberikan mereka kesempatan awal dan efektif dalam
kerangka waktu yang sesuai untuk menyampaikan pendapat mereka terhadap draf
KRP dan dokumentasi KLHS? ............................................................................................................ 18
A.2.7 Apakah masyarakat dan pemangku kepentingan yang relevan mempunyai
kesempatan untuk memberikan komentar dan masukan selama proses KLHS? 18
A.2.8 Apakah informasi/dokumen KLHS dapat diakses melalui media masa? ......................... 18
A.2.9 Apakah pembuat KRP melakukan konferensi pers dan/atau pengumuman publik
untuk mensosialisasikan atau mengumumkan dokumentasi KLHS kepada publik
untuk mendapatkan komentar? ..................................................................................................... 18
A.3 Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan ............................................................................................. 18
A.3.1 Apakah isu-isu strategis lingkungan hidup/pembangunan berkelanjutan yang
diidentifikasikan dilengkapi dengan penjelasan (seperti sebab dan akibat, tingkat
keseriusan dan lokasinya)? Jika demikian, jelaskan. ................................................................ 18
A.3.2 Apakah ruang lingkup wilayah KLHS (yaitu kawasan yang mungkin akan terkena
pengaruh KRP) termasuk lokasi di luar batas administratif dideskripsikan?................... 19
A.3.3 Apakah deskripsi isu strategis lingkungan hidup / pembangunan berkelanjutan
telah didukung oleh data, informasi dan analisis yang sesuai? ........................................... 19
A.3.4 Apakah diterangkan dengan jelas bagaimana isu strategis telah didefinisikan? ......... 20
A.3.5 Apakah tujuan yang relevan untuk isu-isu strategis pembangunan berkelanjutan
diidentifikasi dan dijelaskan? ........................................................................................................... 20
A.3.6 Jika ada isu tertentu yang diabaikan dalam pelaksanaan KLHS, apakah diberikan dan
dijelaskan alasannya? .......................................................................................................................... 20
A.4 Identifikasi KRP ....................................................................................................................................................... 20
A.4.1 Apakah obyek dari kajian (yaitu KRP) didefinisikan dengan jelas? ..................................... 20
A.4.2 Apakah maksud dan tujuan dari KRP yang ditelaah dikemukakan dengan jelas? 20
A.4.3 Apakah ada penjelasan mengenai proses KRP? ........................................................................ 20
A.4.4 Apakah bagian-bagian dari KRP yang mempunyai dampak strategis lingkungan
hidup diidentifikasikan dan dijelaskan?. ...................................................................................... 20
A.5 Telaahan Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah .......................... 21
A.5.1 Apakah aspek berikut ditangani dalam evaluasi? .................................................................... 21
A.5.2 Apakah kondisi lingkungan hidup wilayah (baseline)dari isu strategis pembangunan
berkelanjutan dijelaskan? ................................................................................................................. 21
A.5.3 Apakah perkembangan kecenderungan pada masa lalu hingga saat ini dianalisis
untuk isu-isu strategis? ....................................................................................................................... 21
A.5.4 Jika hal tersebut di atas dilakukan, apakah penggerak utama (yaitu faktor yang
mempengaruhi kecenderungan) diidentifikasi? ....................................................................... 21
A.5.5 Apakah kecenderungan isu-isu strategis pada masa depan tanpa diterapkannya
suatu KRP dianalisis? ............................................................................................................................ 21A.5.6 Apakah wilayah yang lebih luas daripada batas-batas administrasi atau fisik dari
wilayah pengaruh KRP dipertimbangkan dalam analisis? ..................................................... 22
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
9/54
vii
Panduan Penjaminan KualitasKajian Lingkungan Hidup Strategis
A.5.7 Apakah urusan dan masalah utama yang berkaitan dengan isu-isu strategis
dinyatakan dengan jelas? .................................................................................................................. 22
A.5.8 Bila demikian, apakah dijelaskan jika urusan dan masalah utama tersebut dapat
dipengaruhi oleh KRP? ........................................................................................................................ 22
A.5.9 Apakah KLHS dari KRP mempertimbangkan data dan informasi dari KRP lain yangterkait (dan KLHS-nya)? ...................................................................................................................... 23
A.5.10 Apakah konflik antara sasaran pengelolaan lingkungan hidup terhadap isu-isu
strategis dan tujuan KRP diidentifikasi dan dijelaskan? .......................................................... 23
A.5.11 Apakah dalam analisis KLHS dijelaskan mengenai kemungkinan keterbatasan
data dan informasi yang tersedia dan mengenai potensi yang terkait dengan
ketidakpastian?...................................................................................................................................... 23
A.5.12 Apakah seluruh dampak KRP terhadap isu-isu penting lingkungan hidup/
pembangunan berkelanjutan dievaluasi dalam pengkajian? .............................................. 25
A.5.13 Apakah ada dampak dari isu lingkungan hidup/pembangunan berkelanjutan yang
terabaikan dari evaluasi? .................................................................................................................... 25
A.5.14 Jika demikian, apakah diberikan alasannya? .............................................................................. 26
A.5.15 Apakah dampak positif dan negatif keduanya dipertimbangkan? .................................... 26
A.5.16 Apakah dampak sekunder atau turunan dipertimbangkan dalam pengkajian? 26
A.5.17 Apakah dampak kumulatif dipertimbangkan dalam pengkajian? ..................................... 26
A.5.18 Apakah karakteristik dampak (keadaan, signifikansi, probabilitas, lingkup dan
jangkauan, frekuensi dan durasi, keterbalikkan/reversibility) dijelaskan? ...................... 26
A.5.19 Apakah dampak dikuantifikasikan jika mungkin? .................................................................... 26
A.5.20 Apakah pengkajian dampak didukung oleh perhitungan, contoh, referensi kepada
kepustakaan nasional dan internasional dll.? ............................................................................. 26
A.5.21 Apakah metode yang digunakan untuk mengkaji dampak dijelaskan? .......................... 27
A.5.22 Apakah potensi ketidakpastian dalam pengkajian dampak dijelaskan? ......................... 27
B. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP ........................................................................................................... 27
B.1 Apakah semua alternatif yang diusulkan oleh KRP dikaji? .................................................................... 27
B.2 Apakah potensi timbulnya dampak dari setiap alternatif dideskripsikan dengan jelas? ........... 27
B.3 Apakah diberikan peringkat alternatif (bila disarankan oleh KRP)? ................................................... 27
B.4 Apakah KLHS merekomendasikan alternatif dengan kinerja lingkungan hidup/pembangunan
berkelanjutan yang lebih baik dibandingkan dengan alternatif yang disarankan oleh KRP? .. 27
B.5 Apakah ada alasan dan penjelasan mengenai alternatif yang diabaikan atau yang dipilih? .. 27
C. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS ....................................................................... 27C.1 Apakah rekomendasi didukung dengan penjelasannya? ...................................................................... 27
C.2 Apakah rekomendasi KLHS didiskusikan dengan pembuat KRP? .................................................... 28
C.3 Apakah kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan oleh KLHS diformulasikan secara
eksplisit? ................................................................................................................................................................... 28
C.4 Apakah tindakan yang disarankan oleh KLHS untuk mencegah, mengurangi dan/atau
mengimbangi dampak negatif yang signifikan untuk semua dampak utama diidentifikasi? . 28
C.5 Apakah institusi yang bertanggungjawab untuk melaksanakan tindakan mitigasi
ditetapkan?.............................................................................................................................................................. 28
C.6 Apakah dokumentasi KLHS menjelaskan status mengenai saran dan rekomendasi KLHS yang
mana yang telah terintegrasi dalam KRP (dalam hal KRP berubah karena KLHS)? ....................... 28
C.7 Apakah rekomendasi yang diberikan oleh KLHS dipertimbangkan dalam proses pengambilan
keputusan KRP? ..................................................................................................................................................... 29
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
10/54
viii
C.8 Jika beberapa rekomendasi belum terintegrasi, apakah dalam keputusan persetujuan
terhadap rancangan akhir KRP diberikan penjelasan? ............................................................................ 29
C.9 Apakah KLHS menyarankan indikator-indikator untuk pemantauan dampak terhadap
lingkungan hidup? ............................................................................................................................................... 30
C.10 Jika demikian, apakah indikator-indikator tersebut berdasarkan informasi kondisi lingkunganhidup wilayah (baseline), indikator dan tujuan dari KRP dan/atau KLHS? ........................................ 30
C.11 Ketika pemantauan mungkin mengungkapkan pengaruh buruk yang signifikan, apakah KLHS
menunjukkan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk menanggulangi pengaruh
buruk ini?.................................................................................................................................................................. 30
D. Dokumentasi KLHS dan Akses Publik ....................................................................................................................... 31
D.1 Apakah dokumentasi KLHS jelas dan ringkas dalam tataletak dan penyajiannya? ...................... 31
D.2 Apakah dokumentasi KLHS menggunakan bahasa yang mudah dan jelas dan menghindari
atau menjelaskan istilah teknis? ...................................................................................................................... 31
D.3 Apakah dokumentasi KLHS berisikan ringkasan non-teknis? .............................................................. 31
D.4 Apakah dokumentasi KLHS menggunakan peta dan ilustrasi lainnya, bila diperlukan?........... 31
D.5 Apakah dokumentasi KLHS memuat hasil identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan
lainnya? ..................................................................................................................................................................... 31
D.6 Apakah dokumentasi KLHS menjelaskan pendekatan menyeluruh terhadap KLHS? ................. 31
D.7 Apakah dokumentasi KLHS menjelaskan proses KLHS dan semua tahapan dan analisisnya? . 31
D.8 Apakah dokumentasi KLHS menjelaskan metodologi yang digunakan dalam analisis-
analisis? ..................................................................................................................................................................... 32
D.9 Apakah dokumentasi KLHS mengidentifikasi sumber informasi, termasuk pendapat dan
penilaian ahli?......................................................................................................................................................... 32
D.10 Apakah dokumentasi KLHS menjelaskan siapa yang dikonsultasikan, metode apa yang
digunakan dalam kegiatan konsultasi, dan bagaimana kesimpulan dari konsultasi telahdipertimbangkan dalam KLHS dan/atau KRP? ........................................................................................... 32
D.11 Apakah kesimpulan dari komunikasi dalam interaksi antara proses penyiapan KRP dan KLHS
(jika ada) didokumentasikan dengan jelas dalam dokumentasi KLHS? ........................................... 33
D.12 Apakah dokumentasi KLHS mendeskripsikan kesulitan teknis, prosedural dan lainnya?.......... 33
D.13 Apakah dokumentasi KLHS memuat dokumentasi tentang konsultasi dengan pemangku
kepentingan? .......................................................................................................................................................... 33
D.14 Apakah dokumen KLHS diberikan juga kepada institusi lingkungan hidup untuk referensi? . 33
6. EVALUASI KUALITAS MENYELURUH ............................................................................................................................................... 35
7. TINDAK LANJUT KLHS ......................................................................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................................................................................... 39
LAMPIRAN ........................................................................................................................................................................................................ 40
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
11/54
ix
DAFTAR ISTILAH
DAN SINGKATAN
UUPPLH : Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
KLH : Kementerian Lingkungan Hidup
Bappenas : Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
Kemdagri : Kementerian Dalam Negeri
KemPU : Kementerian Pekerjaan Umum
ESP II : Environment Support Programme II, program kerja sama Pemerintah Indonesia
dan Pemerintah Denmark - Tahap 2 Komponen 1
KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis
QA (quality assurance) : Penjaminan kualitasKRP : Kebijakan, rencana, dan/atau program
Pembuat KRP : Lembaga Pemerintah dan pemerintah daerah yang bertanggung jawab terhadap
penyusunan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program yaitu kementerian
atau lembaga pemerintah non kementerian dan instansi pemerintah daerah
atau satuan kerja perangkat daerah di tingkat provinsi, kabupaten, kota, yang
bertanggung jawab untuk menyiapkan KRP
Pembuat keputusan : Lembaga pemerintah atau perwakilan (Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat,
menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur, bupati/
walikota, dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan berwenang mengkualitaskan dan menetapkan
KRP dengan dan dalam bentuk peraturan
Keputusan : Persetujuan formal atas KRP yang ditetapkan dengan peraturan
Pemangku
kepentingan
: Individu, kelompok, masyarakat, organisasi, institusi, instansi pemerintah/
pemerintah daerah, lembaga non-pemerintah/non-pemerintah daerah, dunia
usaha, universitas, yang kemungkinan terkena dampak dan/atau menpunyai
perhatian terhadap penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, rencana dan/atau
program.
Proses perencanaan : Penyusunan KRP melalui urutan rangkaian berbagai tahap tertentu, analisis, dan
konsultasi dengan pemangku kepentingan guna menghasilkan rancangan KRP
yang akan diputuskan dan ditetapkan dengan peraturan
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
12/54
x
Pelaksana KLHS : Pembuat KRP beserta instansi/lembaga terkait dan dapat didukung oleh tenaga
ahli yang memfokuskan tugasnya pada pelaksanaan proses KLHS bersama-
sama dengan anggota lainnya mengkoordinasikan proses, melakukan analisis,
memfasilitasi konsultasi dengan para pemangku kepentingan, merekam
penyelenggaraan KLHS dan mendokumentasikannya dalam dokumentasi KLHS
TOR : Kerangka Acuan Kerja (KAK)
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
13/54
1
Kualitas KLHS terkait erat dengan efektivitas hasil proses KLHS. Sadler (1996)
mengatakan bahwa, efektivitas merujuk pada apakah sesuatu bekerja
seperti yang dimaksud dan memenuhi tujuan yang direncanakan. Tujuan
KLHS umumnya dipahami sebagai memastikan bahwa isu-isu pembangunanberkelanjutan, termasuk pertimbangan lingkungan hidup, diinformasikan dan
diintegrasikan ke dalam pengambilan keputusan strategis dalam mendukung
pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Pengertian
ini juga sejalan dengan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang
menetapkan bahwa tujuan keseluruhan dari KLHS adalah untuk memastikan
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pengembangan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program.
Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, efektivitas KLHS dapat dievaluasi
terutama dalam kaitannya dengan pengintegrasian substansi hasil KLHS ke
dalam kebijakan, rencana, dan/atau program (selanjutnya disebut KRP) dan
dengan proses pengambilan keputusan yaitu proses seberapa jauh rekomendasi
KLHS telah dipertimbangkan dalam penyiapan rumusan, persetujuan dan/
atau pelaksanaan KRP. Namun, hal ini tergantung kepada kualitas KLHS. Jika
kualitas KLHS rendah, maka hasil KLHS tidak akan banyak mempengaruhi
perbaikan pengambilan keputusan KRP. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa efektivitas KLHS sangat tergantung kepada kualitas pelaksanaan proses
pengkajian atau penelaahan dampak dan/atau risiko lingkungan dari KRP yang
akan ditetapkan.
I.
PENDAHULUAN
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
14/54
2
Kualitas KLHS juga dipengaruhi oleh sejumlah
faktor seperti keterkaitan antara proses KLHS
dan proses perencanaan, komposisi dari anggota
pelaksana KLHS dan kualitas tenaga ahli yang terlibat,
tingkat komunikasi antara pelaksana KLHS dan timperencanaan, ketersediaan dan kesesuaian data dan
informasi, penggunaan teknik analisis dampak yang
memadai, keterlibatan dan partisipasi para pemangku
kepentingan, dan proses konsultasi. Berbagai faktor
ini harus diperhatikan ketika dilakukan penilaian
kualitas KLHS.
Kualitas KLHS diharapkan akan semakin
meningkat dengan diterapkannya Panduan ini dan
dengan demikian akan meningkatkan efektivitasnya.
Selain itu, penerapan Panduan ini dapat membantu
pelaksanaan proses KLHS untuk memenuhi berbagaiketentuan tentang KLHS sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan (bila telah
ditetapkan) Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara
Penyelenggaraan KLHS12, serta Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 09/2011 tentang Pedoman
Umum KLHS.
12 Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara PenyelenggaraanKLHS masih dalam versi draf pada waktu penyusunan drafPanduan ini (April 2012)
Tinjauan kualitas tidak termasuk dalam proses
KLHS sebagaimana ditentukan dalam rancangan
Peraturan Pemerintah tentang KLHS. Dengan
demikian, secara umum tinjauan kualitas KLHS yang
disampaikan dalam Panduan ini dapat dianggaptidak wajib, namun yang akan membuat kualitas
proses KLHS lebih baik.
Walaupun demikian, dianjurkan untuk melakukan
tinjauan kualitas dalam proses pengambilan
keputusan yang ada, terutama yang menyangkut
KLHS untuk rencana pembangunan jangka panjang
dan jangka menengah, rencana tata ruang, KRP
sektor nasional13dan KRP lainnya yang menimbulkan
dampak dan/atau risiko lingkungan hidup.
Pendekatan dan prosedur rinci perlu diuraikan dalam
panduan khusus dari kementerian yang disiapkanoleh masing-masing kementerian yang relevan (yaitu
Kemdagri, KemPU, dan Bappenas).
13 Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pelaksanaanpenjaminan kualtias di masa depan, diskusi dapat dilakukanuntuk kemungkinan mengintegrasikan tinjauan/pemeriksaankualitas sebagai unsur wajib dalam proses KLHS.
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
15/54
3
KLHS memiliki berbagai bentuk, metode, instrumen, dan pendekatan yang
dapat digunakan. Namun, untuk mencapai kualitas KLHS yang baik dan
efektif, ada prinsip-prinsip tertentu yang harus diikuti dalam pelaksanaan
proses semua KLHS.Sebagaimana disampaikan dalam draf Metodologi Penilaian Kualitas KLHS
Generik dari CIDA12, suatu kajian kualitas KLHS yang komprehensif akan menunjuk
pada tiga dimensi kritis:
Apakah penerapan proses KLHS konsisten dengan prinsip-prinsip dan1.
persyaratan prosedural yang telah disetujui dan ada dalam juridiksi tertentu?
Apakah penerapan proses KLHS sesuai dengan tujuan dan relevan terhadap2.
kebutuhan pembuatan keputusan untuk kebijakan atau rencana tertentu yang
dipertimbangkan?
Apakah proses terbukti mempengaruhi atau memberikan kontribusi terhadap3.
pengambilan keputusan (hasil segera), menghasilkan tindakan dari rencana
atau program yang berkelanjutan atau adil (hasil jangka menengah) atau
memberikan manfaat lingkungan (dan sosial) atau perbaikan (hasil jangka
panjang)?
Seperti telah diuraikan dalam bagian terdahulu, efektivitas KLHS diperoleh
dari perannya untuk memperbaiki pengambilan keputusan, dengan memberikan
masukan sehingga prinsip pembangunan berkelanjutan terintegrasi dalam KRP.
Oleh karena itu, pertanyaan kunci untuk setiap proses KLHS dapat dirumuskan
12 Sadler, B., Dalal-Clayton, B. (2010): Generic SEA Quality Review Methodology (Revised draft, April2010). Canadian International Development Agency (CIDA)
II.
GAMBARAN UMUM
KUALITAS KLHS
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
16/54
4
sebagai berikut Apakah KLHS akan membuat
keputusan KRP yang lebih baik bagi pembangunan
berkelanjutan?
Bagaimanapun, kemampuan untuk memenuhi
misi ini tergantung dari kualitas KLHS. Secara umum,agar dapat berpengaruh dan dapat membantu
memperbaiki perumusan KRP dan pengambilan
keputusan, KLHS perlu13:
Menetapkan tujuan yang jelas: Meskipun
pelaksanaan KLHS mempunyai tujuan umum
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 15 ayat
(1) UUPPLH, setiap KLHS untuk KRP tertentu
{sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat
(2)} harus mendefinisikan sasaran spesifik
dilaksanakannya KLHS dan nilai tambahnya
bagi proses perencanaan dan pengambilankeputusan.
Diintegrasikan dengan struktur dan prosedur
penyusunan KRP yang berlaku: Pendekatan ini
dilakukan untuk memaksimalkan manfaat KLHS,
karena kesimpulan serta rekomendasi hasil KLHS
akan dapat diakomodasikan selama penyusunan
KRP.
Bersifat fleksibel, iteratif dan disesuaikan
dengan konteks: Dengan adanya berbagai
macam KRP baik menurut tingkat wilayah
perencanaan (nasional, provinsi, kabupaten,
kota, kawasan), maupun dalam hal fokus dan
isi dari KRP, maka agar pelaksanaan proses KLHS
dapat berlangsung secara efisien, pelaksanaan
proses KLHS harus disesuaikan dengan proses
dan prosedur perencanaan KRP yang berlaku,
termasuk pengaturan forum diskusi dengan para
pemangku kepentingan dan metode konsultasi
publik.
Mengkaji potensi dampak dan risiko dari
rancangan dan alternatif KRP terhadap prinsipdan kriteria serta kerangka tujuan keberlanjutan:
Setiap KLHS perlu mengembangkan seperangkat
konteks khusus isu-isu pembangunan
berkelanjutan yang didukung dengan tujuan,
prinsip dan kriteria yang relevan, yang menjadi
dasar untuk evaluasi kemungkinan dampak KRP.
Menyarankan langkah-langkah
untuk menghindari, mengurangi atau
mengkompensasi kemungkinan dampak
negatif yang signifikan terhadap lingkungan
13 Merujuk kepada Basic principles for SEA stipulated in ApplyingStrategic Environmental Assessment: Good Practice Guidancefor Development Co-operation (OECD, 2006).
hidup, yang disebabkan pelaksanaan KRP: KLHS
seharusnya tidak hanya mengidentifikasi dampak
yang mungkin terjadi, tetapi juga mengusulkan
bagaimana potensi efek negatif dapat dihindari,
dikurangi atau dikompensasi serta bagaimanapotensi dampak positif dapat diperkuat.
Memberikan alasan yang eksplisit untuk
pemilihan alternatif yang lebih diinginkan
dan untuk dukungan terhadap perimbangan
pertukaran dampak positif dan negatif yang
signifikan : KLHS harus menerangkan dengan
jelas dan memberikan alasan untuk rekomendasi
dan sarannya (berdasarkan data, analisis, dan
sebagainya, yang sesuai).
Agar rekomendasi dan kesimpulan hasil KLHS
dapat dimengerti dan dipaparkan dengan jelas:Agar produk KLHS dapat dipergunakan secara
efisien, dan tidak disalahartikan atau bahkan
disalahgunakan, hasil KLHS ini harus dapat
dimengerti oleh berbagai pemangku kepentingan
seperti perencana, pengambil keputusan, publik,
LSM, dan pihak lain yang berkepentingan.
Membahas keterkaitan dan perimbangan
timbal balik antara pertimbangan lingkungan
hidup, sosial dan ekonomi: KLHS tidak hanya
membahas persoalan lingkungan hidup, tetapi
juga permasalahan sosial dan ekonomi yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup.
Melibatkan pemangku kepentingan kunci
dan mendorong keterlibatan publik:
Penyelenggaraan KLHS selain harus menyediakan
peluang bagi berlangsungnya konsultasi dengan
berbagai pemangku kepentingan, juga harus
memastikan agar tanggapan, saran dan pendapat
dipertimbangkan dalam proses pengkajian, dan/
atau perumusan KRP dan/atau pengambilan
keputusan.Menyertakan sistem penjaminan kualitas yang
efektif, lebih disukai yang independen: Untuk
memastikan bahwa kesimpulan dan rekomendasi
yang diberikan oleh KLHS didasarkan atas proses
KLHS dengan kualitas yang baik, proses KLHS
harus disertai oleh sistem penjaminan kualitas
yang efektif.
Bersifat transparan di seluruh prosesnya dan
hasilnya dikomunikasikan: Penyelenggaraan
KLHS seharusnya tidak merupakan kotak
hitam. Proses KLHS yang mencakup analisis,
data dan informasi, serta konsultasi dengan
pemangku kepentingan harus dipaparkan secara
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
17/54
5
Panduan Penjaminan KualitasKajian Lingkungan Hidup Strategis
jelas, termasuk atas dasar apa kesimpulan dan
rekomendasi disusun. Hasil KLHS pun perlu
dikomunikasikan dengan baik, sehingga hasil
KLHS dapat bermanfaat secara optimal sesuai
dengan tujuan penyelenggaraan KLHS.Dilaksanakan secara efektif: KLHS harus
menggunakan pendekatan, metode, alat analisis
yang sesuai dengan konteks KRP yang menjadi
subyek KLHS.
Mendorong dilakukannya pengkajian-ulang
secara formal dan informal setelah proses
KLHS selesai dan memantau pelaksanaan KRP:
Kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan oleh
KLHS seharusnya dipertimbangkan dan menjadi
bagian yang terintegrasi dalam pelaksanaan KRP.
Untuk memeriksa efektivitas dan efisiensi hasil
KLHS dan sejauh mana hasilnya dilaksanakan,perlu dilakukan pemantauan terhadap proses
pelaksanaan KRP.
Membangun kapasitas penyelenggaraan dan
penggunaan KLHS:Pada tahap awal pengenalan
KLHS, setiap proses KLHS tertentu harus bermakna
sebagai sarana untuk membangun kapasitas
penyelenggaraan KLHS.
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
18/54
6
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
19/54
7
Panduan ini merupakan acuan bagi pengguna panduan untuk menilai
kualitas KLHS yang memungkinkan meninjau kualitas proses KLHS dan
elemen-elemennya (konsultasi, analisis, dokumentasi, dll).
Penggunaan Panduan3.1.
Panduan ini memungkinkan untuk diterapkannya Pedoman Umum KLHS
dengan pendekatan apapun baik terintegrasi dengan atau terpisah dari, atau
berjalan secara paralel dengan proses perencanaan pembuatan KRP, atau
pengkajian setelah KRP dirancang (ex-post). Panduan ini dapat digunakan dalam
berbagai tahap pelaksanaan proses KLHS baik di awal, atau selama proses KLHS
berlangsung, atau sebelum rancangan KRP dilaporkan kepada pengambil
keputusan untuk dinilai bersama-sama dengan pendokumentasian KLHS dalam
proses pengambilan keputusan, atau sebagai bagian dari proses pengambilan
keputusan, atau setelah keputusan dibuat. Panduan ini juga dapat digunakan
ketika perencanaan proses KLHS dimulai. Dalam hal ini, kriteria kualitas yang
disarankan oleh Panduan ini diharapkan dapat membimbing mereka yang
bertanggung jawab untuk melaksanakan KLHS, untuk merancang prosedur yang
akan memenuhi kriteria (lihat Kotak 1 untuk penjelasan yang lebih rinci).
III.
TUJUAN PANDUAN
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
20/54
8
3.2. Pengguna PanduanPembuat KRPadalah pengguna utama Panduan
ini baik untuk memeriksa kualitas hasil KLHS maupun
untuk mengevaluasi nilai tambah yang dihasilkan
KLHS bagi perbaikan pengambilan keputusan KRP.
Sesuai dengan prinsip self-assessment, pembuat KRP
perlu menyertakan penjaminan kualitas sebagai
bagian dari standar pelaksanaan proses KLHS
dalam pembuatan KRP. Dalam hal ini, pembuat KRP
dapat menggunakan kriteria kualitas pada waktu
merancang pelaksanaan proses KLHS (misalnya,
untuk mengatur pelaksanaan kegiatan pada tahapan-
tahapan proses, atau untuk menyusun KAK bagi para
pakar yang akan dilibatkan).
Di samping pembuat KRP, Panduan ini pun dapatdigunakan oleh para pemangku kepentingan lain
antara lain:
Pelaksana KLHS 12 untuk menelaah secara
internal kualitas selama pelaksanaan proses
KLHS untuk meyakinkan bahwa proses KLHS
berlangsung sesuai dengan prinsip kajian dengan
kualitas baik.
Pengambil keputusan 13 untuk memverifikasi
12 Dalam pelaksanaan tugasnya, pelaksana KLHS ditetapkanoleh pembuat KRP dan biasanya terdiri dari staf pemerintah /pemerintah daerah dan juga tenaga ahli eksternal (konsultan,akademisi, ilmuwan).
13 Sebagai contoh, dalam rangka mengevaluasi rancangan
Kotak 1Aplikasi Penilaian Kualitas KLHS
Penilaian kualitas KLHS dapat dilakukan dalam berbagai tahap pelaksanaan proses KLHS sebagaiberikut:
Pada awal KLHS : Pengetahuan tentang aspek kualitas, yang harus dicapai, akan membantu
perancangan proses KLHS yang memenuhi kualitas yang diharapkan. Kriteria kualitas selain dapat
dijadikan sebagai dasar untuk merancang dan merencanakan proses KLHS, juga dapat digunakan
untuk perumusan KAK (ToR), dll.
Selama proses KLHS berlangsung : Pelaksana KLHS dan pemangku kepentingan lainnya mungkin
perlu memverifkasi apakah tahap/analisis tertentu yang dilaksanakan dalam KLHS memiliki
kualitas yang memadai, misalnya, analisis kondisi lingkungan hidup wilayah, pengkajian dampak,
ruang lingkup konsultasi, dll. Penggunaan kriteria kualitas dapat membantu hal tersebut, dan hasil
penelaahan kualitas dapat digunakan untuk proses pelaksanaan KLHS selanjutnya.
Sebelum rancangan KRP dilaporkan kepada pengambil keputusan untuk dinilai bersama-
sama dengan dokumentasi KLHS dalam proses pengambilan keputusan: Penilaian kualitasKLHS harus membuktikan bahwa proses KLHS yang dilakukan telah memenuhi kualitas yang
memadai dan bahwa dokumentasi KLHS yang disampaikan telah menyediakan informasi yang
memadai untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Penilaian kualitas KLHS penting
untuk dilakukan pada tahap ini karena rekomendasi yang dihasilkan oleh penilaian kualitas KLHS
dapat digunakan untuk menyempurnakan proses KLHS ini sendiri (misalnya, dengan melakukan
revisi dokumentasi KLHS, atau menyelenggarakan konsultasi publik tambahan, atau perbaikan
KRP, dll.).
Sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan : Pihak yang berwenang dalam proses
pengambilan keputusan (misalnya, Kemdagri dalam hal melakukan evaluasi terhadap rencana
pembangunan daerah atau KemPU dalam hal melakukan penelaahan terhadap rencana tata ruang)
dapat mengontrol kualitas dokumentasi KLHS yang diajukan bersama-sama dengan KRP sebagaibagian dari proses legal formal.
Setelah keputusan dibuat : Penilaian kualitas KLHS yang dilakukan setelah keputusan diambil
harus difokuskan terutama terhadap pemeriksaan bagaimana hasil dan kesimpulan yang diberikan
oleh KLHS telah terintegrasi dalam pengambilan keputusan dan bagaimana hal ini akan diterapkan
dalam pelaksanaan KRP.
Dalam pelaksanaan KRP : Penilaian kualitas KLHS dilakukan untuk menelaah operasionalisasi
penerapan rekomendasi KLHS, misalnya, dalam pemantauan terhadap implikasi lingkungan, atau
dalam penerapan pertimbangan lingkungan bagi proyek-proyek tertentu (lihat Bagian 5.3).
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
21/54
9
Panduan Penjaminan KualitasKajian Lingkungan Hidup Strategis
objektivitas rekomendasi KLHS (termasuk
Kemdagri dan KemPU ketika memeriksa rencana
tata ruang, rencana pembangunan jangka
panjang dan jangka menengah yang diajukan
untuk proses pengambilan keputusan).Kementerian/lembaga lain atau instansi
sektoral untuk menunjukkan bahwa KLHS telah
dilaksanakan dalam proses pembuatan KRP
sebagaimana dipersyaratkan oleh peraturan
perundang-undangan terkait14ketika konsep KRP
disampaikan kepada para pengambil keputusan
untuk memperoleh persetujuan. Panduan ini
juga dapat digunakan oleh Kemdagri dalam
mengevaluasiKLHS RPJPD/RPJMD, KemPU dalam
mengevaluasi KLHS rencana tata ruang, Bappenas
dalam mengevaluasi KLHS RPJPN/RPJMN daninstansi lainnya.
peraturan daerah tentang RPJP/M Daerah atau tentang RTRWprovinsi, Kemdagri melakukan penilaian kualitas terhadapKLHS yang menyertai RPJP/M Daerah atau RTRW provinsiyang bersangkutan. Dalam rangka mengkaji permohonanuntuk memperoleh persetujuan substansi atas RTRW provinsi,kabupaten/kota, KemPU melakukan penilaian kualitasterhadap KLHS yang menyertai RTRW yang bersangkutan. Disamping itu, dalam pelaksanaan pembinaan teknis penyusunanRPJP/M Daerah oleh Kemdagri atau pembinaan teknispenyusunan atau peninjauan kembali RTRW oleh KemPU,
Panduan Penjaminan Kualitas KLHS dapat menjadi salah satubahan referensi.
14 Peraturan perundang-undangan terkait, misalnya, adalahPeraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tata CaraPerubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan.
KLH dan instansi lingkungan hidup daerah
untuk mengkaji ulang15 baik kualitas proses
pelaksanaan KLHS secara menyeluruh maupun
kualitas dokumentasi lingkungan hidup untuk
KLHS tertentu (misalnya sebagai salah satulayanan dari Balai Kliring KLHS) , dan bagi KLH
maupun instansi lingkungan hidup daerah untuk
mengevaluasi kualitas dan efisiensi seluruh sistem
KLHS di Indonesia.
LSM dan publik untuk memverifikasi apakah
penyelenggaraan KLHS memberikan kesempatan
kepada masyarakat untuk berpartisipasi dan
apakah telah efisien dalam penggunaan masukan
yang diperoleh melalui konsultasi dengan publik.
Lembaga akademik dan lembaga penelitian yang
ketika dilibatkan secara independen melakukanpenilaian kualitas proses KLHS tertentu, atau
melakukan evaluasi KLHS sebagai bagian dari
kegiatan penelitian.
15 Hasil penilaian kualitas (diskusi, konsultasi, dll. tidak hanyadokumentasi penilaian kualitas) dapat menjadi salah satubentuk layanan yang disediakan oleh Balai Kliring KLHS.
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
22/54
10
Gambar 1.
Skema Hubungan antara Proses Pembuatan KRP, Pelaksanaan Proses KLHS16dan
Penjaminan Kualitas KLHS
16 Pelaksanaan proses KLHS mengikuti mekanisme, tahapan, langkah-langkah, dan kegiatan sebagaimana ditentukan dalam PeraturanMenteri Negara Lingkungan Hidup No. 09/2011 tentang Pedoman Umum KLHS.
Keterangan: Gambar 1 menggambarkan hubungan antara penjaminan kualitas
KLHS dan proses pembuatan KRP serta menunjukkan kemungkinan
penggunaan penjaminan kualitas terhadap pelaksanaan KLHS.
Pelaksanaan
KLHS
Persiapan
KLHS
KLHS
Pelaksanaan
KRP &
Pemantauan
Proses
Pembuatan KRP
Pengambilan
Keputusan
Persiapan
Pembuatan
KRP
KRP
PK untuk Evaluasi
Rekomendasi
KLHS dalam
Pelaksanaan KRP
PK terhadap
PelaksanaanKLHS
PK terhadap
Perancangan
Proses KLHS
Penjaminan
Kualitas (PK)
PK terhadap
Pengambilan
Keputusan
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
23/54
11
Pemahaman terhadap Kualitas4.1.
K
ualitas KLHS sebagaimana dimaksud oleh Panduan ini terutama terkait
dengan praktik pelaksanaan proses KLHS yang baik di dunia internasional.
Walaupun materi Panduan ini disusun berdasarkan praktik internasional,Panduan ini sudah dapat digunakan untuk memeriksa apakah pelaksanaan proses
KLHS telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh peraturan perundang-
undangan (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah tentang Tata Cara
Penyelenggaraan KLHS dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 09
Tahun 2011 tentang Panduan Umum KLHS).
Kriteria kualitas KLHS yang tercantum dalam Panduan ini didasarkan atas kriteria
yang berasal dari ketentuan formal/normatif peraturan perundang-undangan dan
yang diangkat dari tujuan umum dan prinsip-prinsip praktik penyelenggaraan
KLHS yang baik. Kualitas KLHS ini juga mencerminkan pelaksanaan KLHS yang
ada di Indonesia12. Ketentuan peraturan perundang-undang itu sendiri sudah
merupakan standar minimum yang harus dicapai dalam penyelenggaraan
KLHS. Panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan penilaian kualitas KLHS.
Dalam Panduan ini, aspek-aspek kunci dari sebuah praktik KLHS yang baik akan
diilustrasikan dan didukung dengan contoh-contoh singkat yang relevan dan kiat
pelaksanaannya secara praktis.
12 Praktik KLHS di Indonesia bertolak dari ketentuan peraturan perundang-undangan dan pengalamandi dunia internasional yang telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Indonesia.
IV.
PRINSIP UTAMA
PENJAMINAN KUALITAS
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
24/54
12
Pendekatan Penilaian Kualitas4.2.
Kriteria kualitas KLHS disusun berdasarkan
kriteria yang dipaparkan dalam Bagian 5 Panduan
ini, sehingga penilaian kualitas KLHS pun dilakukan
berdasarkan kriteria tersebut. Karena tidak adapatokan kuantitatif untuk KLHS yang standar,
maka kualitas KLHS tidak dapat diukur secara
kuantitatif. Penilaian kualitas KLHS bersifat kualitatif,
yang dinyatakan dengan uraian deskriptif yang
menerangkan bagaimana aspek-aspek tertentu dari
kualitas (dalam hal ini adalah kriteria kualitas) telah
dipenuhi oleh suatu KLHS.
Informasi yang diperlukan untuk evaluasi
kemungkinan besar ditemukan dalam dokumentasi
KLHS. Data yang relevan dapat tersedia pula dari
KRP sendiri (misalnya analisis atau kesimpulantertentu dari konsultasi pemangku kepentingan
yang dilakukan dalam proses perencanaan KRP).
Selain itu, menjawab beberapa pertanyaan mungkin
memerlukan komunikasi dengan pemangku
kepentingan yang terlibat dalam proses KLHS yang
dievaluasi.
Dalam hubungan ini, sangat disarankan agar
penilaian kualitas KLHS yang dilakukan oleh pembuat
KRP13 melibatkan pemangku kepentingan yang
berpartisipasi dalam proses KLHS yang dievaluasi.
Paling tidak, dokumentasi KLHS harus dibuat tersedia
kepada dan dapat diakses oleh publik dalam rangka
berbagi pandangan tentang kualitas KLHS dengan
pemangku kepentingan terkait lainnya.
13 Hal ini terutama dilakukan sebelum mengirimkan konsepKRP bersama dengan dokumentasi KLHS kepada pengambilkeputusan dalam rangka pengambilan keputusan - lihatpenjelasan pada Bagian 4.4.
Hasil Penilaian Kualitas4.3.
Penjaminan kualitas yang optimal harus
menghasilkan rekomendasi bagaimana kualitas
pelaksanaan proses KLHS atau hasilnya dapat
ditingkatkan. Bagaimana hasil penilaian kualitasKLHS digunakan, akan berbeda-beda dan tergantung
pada tahap KLHS mana penilaian ini akan diterapkan,
sebagai berikut:
Jika kriteria kualitas digunakan pada waktu1.
pelaksanaan proses KLHS sedang berlangsung,
hasil penilaian dapat segera ditindaklanjutkan
oleh pelaksana KLHS kepada tim perencana
keseluruhan.
Jika penilaian kualitas dilakukan pada akhir2.
proses pembuatan KRP yaitu sebelum konsep
KRP dan dokumentasi final KLHS dimajukan untukproses pengambilan keputusan, yang mana hasil
penilaian masih dapat dipertimbangkan sebelum
keputusan diambil, maka dalam hal ini, dapat saja
terjadi diperlukannya perpanjangan waktu proses
pembuatan KRP, yang memungkinkan, misalnya,
untuk melakukan analisis pelengkap, konsultasi
publik tambahan, atau untuk memberikan
informasi tambahan dalam dokumentasi KLHS.
Jika penilaian kualitas diterapkan ketika KRP3.
telah diputuskan dan ditetapkan dengan suatu
keputusan, sehingga dengan demikian proses
KLHS sudah berhenti, hasil penilaian kualitas
dapat menjadi bahan rujukan dalam rangka
evaluasi pelaksanaan KRP pada siklus perencanaan
berikutnya dan/atau penyusunan KLHS dalam
pembuatan KRP lainnya.
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
25/54
13
Kriteria untuk Tinjauan Kualitas5.1.
Penilaian kualitas dilakukan dengan menggunakan Kriteria Kualitas. Susunan
kriteria kualitas dikelompokkan ke dalam tahap pelaksanaan proses KLHS sesuai
dengan pekerjaan dan analisis yang biasa dilakukan dalam KLHS. Setiap kelompokmencakup seperangkat pertanyaan terkait dengan aspek-aspek yang relevan dari
proses KLHS dan dokumentasi yang dikaji. Perangkat pertanyaan dibuat fleksibel,
sehingga memungkinkan untuk difokuskannya evaluasi baik pada seluruh proses
KLHS ataupun hanya pada aspek tertentu (misalnya, lingkup pengkajian, kualitas
dokumentasi KLHS, dll.).
Bagian C difokuskan terutama pada penilaian bagaimana hasil KLHS
dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan 12. Dengan demikian,
sebagian besar kriteria dalam kelompok ini baru dapat digunakan setelah
keputusan diambil (yaitu ketika hasil dan kesimpulan dari KLHS telah jelas
terintegrasi dalam keputusan).
12 Namun, beberapa pertanyaan dari Bagian C dapat pula digunakan untuk menilai kualitasKLHS sebelum KRP yang bersangkutan diserahkan kepada pengambil keputusan untukdisetujui. Hal ini dilakukan dengan cara memfokuskan pertanyaan pada KRP itu sendiridan bukan pada persetujuan KRP yaitu:
Apakah kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan oleh KLHS telah dipertimbangkan dalamKRP yang akan diserahkan untuk persetujuan itu?
Jika beberapa rekomendasi dan saran belum terintegrasi, apakah KRP memberikan penjelasanmengapa?Apakah alasan yang diberikan untuk memilih alternatif tertentu dari KRP dilakukan denganmemperhatikan alternatif lain yang juga patut dipertimbangkan?
V.
KRITERIA
PENILAIAN KUALITAS
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
26/54
14
Untuk melakukan penilaian kualitas, dapat
digunakan bentuk pertanyaan seperti tercantum
dalam matriks pada Tabel 1. Bagian inti dari penilaian
dikemukakan melalui evaluasi deskriptif, yang
dituliskan dalam kolom kedua, sedangkan saran/pendapat untuk meningkatkan kualitas KLHS
disampaikan dalam kolom ketiga.
Kriteria Kualitas5.2.
Pengkajian Pengaruh KRPA.
Pengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi
Lingkungan Hidup di Wilayah Perencanaan,
dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:
Perancangan Proses KLHSA.1
Apakah ada penjelasan mengenai maksudA.1.1dan tujuan KLHS?
Dasar Pemikiran: Maksud dan tujuan serta
kegunaan KLHS harus secara spesifik dikemukakan
untuk setiap penyelenggaraan KLHS. Ketika pembuat
KRP menugaskan penyelenggaraan proses KLHS, maka
terkandung harapan bahwa KLHS akan memberikan
nilai tambah bagi penyiapan konsep KRP. Hal ini
dapat mencakup, misalnya, mengenai isu-isu yang
signifikan yang perlu ditelaah dalam KLHS, persoalan
yang perlu dianalisis secara rinci, perseorangan
atau kelompok pemangku kepentingan tertentu
yang perlu dilibatkan, dll. Maksud dan tujuan KLHS
dapat lebih luas daripada yang dipersyaratkan oleh
ketentuan perundang-undangan yang ada harus
dipahami sebagai persyaratan minimum.
Apakah mekanisme pelaksanaan KLHSA.1.2
telah direncanakan dan dirancang sesuai
dengan KRP?
Dasar Pemikiran: Ada berbagai macam KRP,
yang berbeda dalam banyak aspek seperti tingkat
perencanaan, cakupan wilayah perencanaan,
tahapan dan analisis yang dilakukan dalam tahap
persiapan pembuatan KRP, fokus dan substansi KRP,
pemangku kepentingan yang terlibat, dll. Seperti
telah disebutkan dalam bagian terdahulu, agarmasing-masing KLHS menjadi efisien, maka konteks
penyelenggaraan KLHS harus dipertimbangkan
dengan matang. Untuk itu, diperlukan perencanaan
proses KLHS sebelum pelaksanaannya dimulai.
Perencanaan proses KLHS ini dapat dilakukan baik
oleh institusi pembuat KRP maupun oleh Pelaksana
KLHS.
Kesimpulan dari jawaban atas pertanyaan di
atas dapat dijadikan bahan bagi penyusunan ToR
pelaksanaan proses KLHS, yang dalam kaitannya
Kotak 2Contoh penelaahan
Pertanyaan: Apakah maksud dan tujuan keseluruhan dari KLHS dijelaskan?
Telaahan deskriptif: KLHS ini menyediakan informasi tentang tujuan KLHS dan ketentuan peraturan nasionalterkait. Kerangka acuan kerja KLHS (yang dilampirkan pada pendokumentasian
KLHS) menyebutkan antara lain dalam tahap persiapan pelaksanaan proses
KLHS sudah harus dapat dipastikan bahwa, untuk menjamin pembangunan yang
berkelanjutan masalah-masalah lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat
akan sepenuhnya dipertimbangkan dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang,
melalui partisipasi publik serta peningkatan derajat perlindungan kesehatan
manusia dan lingkungan hidup. Hasil KLHS akan memberikan kontribusi terhadap
proses perencanaan untuk pengambilan keputusan yang optimal. Dokumentasi
KLHS juga mencakup informasi tentang latar belakang penugasan dan instansi
yang menyelenggarakan KLHS, dll.
Penilaian: Tercakup sepenuhnya dalam uraianCatatan: Pembuat KRP menyampaikan dengan jelas mengenai apa yang diharapkan dari
penyelenggaraan KLHS. Hal ini menunjukkan bahwa, pembuat KRP menyadari
peran dan kegunaan KLHS bagi pembuatan KRP.
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
27/54
15
Panduan Penjaminan KualitasKajian Lingkungan Hidup Strategis
dengan tahapan proses perencanaan [pembuatan
KRP] dirinci, antara lain, ke dalam penjadwalan
kegiatan, anggaran, keahlian yang diperlukan, analisis
yang akan dilakukan, dan pemangku kepentingan
utama yang perlu dilibatkan, dll.Perencanaan proses KLHS yang tepat akan
membantu untuk memastikan bahwa komposisi
Pelaksana KLHS sesuai dengan karakter KRP, isu
lingkungan hidup yang harus dikaji, dll.
Apakah proses perencanaan KRP dipertim-A.1.3
bangkan ketika merancang proses KLHS?
Dasar Pemikiran:Pada umumnya, manfaat KLHS
dapat dimaksimalkan jika pelaksanaan proses KLHS
disesuaikan dengan proses perencanaan pembuatan
KRP. Dengan demikian, proses KLHS dapat
memberikan masukan yang tepat terhadap penyiapan
KRP dan tim perencanaan dapat mengintegrasikan
masukan ini secara langsung ke dalam konsep KRP
sebelum dilaporkan kepada pengambil keputusan.
Oleh karena itu, ketika merancang proses KLHS(tahap, analisis yang akan dilakukan, para pemangku
kepentingan yang akan terlibat, dll.) adalah penting
untuk mempertimbangkan proses penyiapan KRP
(bagaimana tahapannya, analisis yang akan dilakukan,
apakah dalam proses perencanaan sudah termasuk
konsultasi dengan pemangku kepentingan, dll.),
termasuk pula faktor ketidakpastian yang ada13. Hal ini
13 Dalam kenyataannya, tidak jarang terjadi bahwa prosesperencanaan berlangsung secara berbeda daripada yang
direncanakan semula. Analisis tertentu mungkin perlu diulangatau ditambah dengan analisis lain. Pembahasan antar-kementerian/lembaga mengenai hal tertentu mungkin perludilaksanakan berulang-kali, dll. Oleh karena itu, kemungkinanini perlu dipertimbangkan ketika merencanakan pelaksanaan
akan mengefisiensikan penyelenggaraan KLHS karena
pelaksanaan KLHS menggunakan peluang yang
tersedia dalam penyiapan KRP serta meminimalkan
tumpang tindih yang mungkin terjadi dalam
pelaksanaan proses KLHS dan proses pembuatanKRP (misalnya, dalam hal mengembangkan analisis
yang sama, konsultasi secara terpisah dengan
kelompok sasaran yang sama). Dengan demikian,
proses perencanaan dan KLHS dapat berhemat baik
dalam hal waktu, pemanfaatan kapasitas keahlian,
maupun biaya (karena dalam pelaksanaan proses
KRP dan KLHS dapat berbagi data dan informasi
serta penyelenggaraan konsultasi pun dapat diatur
bersama).
Apakah KLHS dilakukan sebagai bagianA.1.4
integral dari proses penyusunan KRP?
Dasar Pemikiran: KLHS perlu memberikan
informasi yang harus dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan. Jika pelaksanaan proses
KLHS dilakukan sebagai bagian terintegrasi dalamproses perencanaan, maka kemungkinan agar
rekomendasi KLHS akan dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan, akan lebih besar. Dengan
demikian, pelaksanaan proses KLHS lebih efisien
karena hasilnya dimanfaatkan dalam proses
pengambilan keputusan.
proses KLHS, terutama yang terkait dengan waktu-jadwaldan/atau anggaran (misalnya, dengan mengalokasikan untukpengeluaran yang tidak terduga).
Kotak 3
Komposisi Pelaksana KLHS dalam praktik
Kepakaran dalam Pelaksana KLHS harus terkait dengan isu-isu pokok yang akan dibahas dalam KLHS.
Jika keanekaragaman hayati, misalnya, merupakan salah satu masalah yang paling penting di wilayah di
mana KRP akan diterapkan, maka tenaga ahli yang relevan perlu menjadi anggota tim. Demikian pula pakar
kesehatan harus dilibatkan dalam tim jika diperkirakan timbul dampak terhadap kesehatan masyarakat,
dll.
Bagaimana pun juga, selain keahlian teknis, tim harus mengikutsertakan kepakaran di bidang-bidang
pembuatan kebijakan, perencanaan, dan komunikasi dengan para pemangku kepentingan karena aspek-
aspek tersebut sangat penting dalam manajemen dan koordinasi pelaksanaan proses KLHS.
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
28/54
16
Jika pelaksanaan proses KLHS sebagaiA.1.5
bagian integral dari proses penyusunan KRP
tidak terjadi, maka apakah ada penjelasan
interaksi antara proses penyusunan KRP
dan KLHS?
Dasar Pemikiran: Pada kenyataannya, sejumlah
KLHS dilakukan agak terpisah dari proses perencanaan
sebagai ex-postparsial atau sepenuhnya, yang mana
pelaksanaan proses KLHS yang lengkap dimulai
dalam tahap akhir pembuatan KRP. Atau, bahkan
dilakukan ketika proses perencanaan telah selesai,
yang mana draf akhir KRP sudah jadi dan siap diajukan
untuk disetujui. Meskipun demikian, tidak tertutup
adanya kesempatan bahwa temuan dan kesimpulan
serta rekomendasi KLHS dapat ditampung (a) dalam
rancangan KRP (jika masih mungkin), (b) dalam
persetujuan terhadap draf akhir KRP, dan/atau (c)
dalam implementasi KRP.Dokumentasi KLHS harus secara jelas menerangkan
pelaksanaan proses KLHS dan hubungannya
dengan proses pembuatan KRP. Dokumentasi KLHS
harus menggambarkan bagaimana pengaturan
komunikasi antara proses KLHS dan proses
perencanaan, misalnya, pada tahap apa saja dari
proses KLHS memberikan masukan terhadap proses
perencanaan dan masukan apa yang diberikan.
Selain itu, dokumentasi KLHS perlu menjelaskan
jika KLHS dilaksanakan secara ex-post (apabila hal ini
yang terjadi) mengapa KLHS baru dilakukan padatahap ketika perencanaan telah mendekati proses
akhir atau draf KRP sudah dalam proses pengambilan
keputusan.
Identifikasi dan Pelibatan Masyarakat danA.2
Pemangku Kepentingan Lainnya
Apakah masyarakat dan pemangku kepen-A.2.1
tingan lainnya yang akan dilibatkan dalam
KLHS diidentifikasikan pada permulaan
proses KLHS?
Dasar Pemikiran: Masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya yang mungkin perlu dilibatkan
dalam berbagai tahapan proses KLHS. Supaya
konsultasi dengan masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya dapat berjalan secara efektif,
perlu dipastikan bahwa semua masyarakat dan
pemangku kepentingan yang relevan diundang
untuk berpartisipasi, dan tidak ada yang terabaikan.
Identifikasi awal mengenai masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya akan dapat membantu supayasituasi tersebut tidak terjadi.
Apakah rencana konsultasi dan partisipasiA.2.2
dibuat?
Dasar Pemikiran:Perencanaan yang baik untuk
konsultasi dengan pemangku kepentingan dan
partisipasi mereka dalam proses KLHS merupakan
faktor yang penting agar pelibatan pemangku
kepentingan dapat terselenggara secara efisien. Hal
ini akan memberikan informasi terlebih dulu tentang
rencana kegiatan kepada masyarakat dan pemangkukepentingan lainnya yang relevan, yang akan dapat
bersiap dan mulai merumuskan masukan sebelumnya.
Kotak 4Contoh penelaahan
Pertanyaan: Apakah KLHS dilakukan sebagai bagian integral dari proses perencanaan?
Evaluasi deskriptif: KLHS dimulai ketika draf rencana KRP telah jauh dilaksanakan, sehingga penginte-
grasian hanya dimungkinkan dalam tahap perencanaan selanjutnya. Namun,
oleh karena pada tahap akhir proses perencanaan draf rencana secara signifikan
perlu dimodifikasi (karena Provinsi mengusulkan beberapa program baru untuk
dimasukkan pula ke dalam rencana), maka rekomendasi KLHS masih mungkin
untuk dipertimbangkan dalam perubahan draf rencana KRP yang diajukan untuk
pengambilan keputusan. Perubahan draf rencana ini telah mempertimbangkan
rekomendasi KLHS.
Penilaian: KLHS dilaksanakan di sebagian proses perencanaan
Catatan: Meskipun pelaksanaan proses KLHS dilaksanakan terlambat dari proses perencanaan,
KLHS masih memberikan masukan yang dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan terhadap draf rencana KRP.
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
29/54
17
Panduan Penjaminan KualitasKajian Lingkungan Hidup Strategis
Ini akan membantu untuk menghindari tumpang
tindih yang mungkin terjadi dengan konsultasi
yang diselenggarakan dalam rangka penyiapan
pembuatan KRP. Rencana penyelenggaraan
konsultasi harus didiskusikan dan disepakati denganinstansi perencanaan pada awal proses KLHS. Hal ini
juga berguna bagi Pelaksana KLHS, karena identifikasi
para pemangku kepentingan yang perlu terlibat,
tahapan proses KLHS mana mereka harus terlibat
dan mengikhtisarkan hasil yang diharapkan dari
konsultasi merupakan dasar untuk memilih wahana
dan cara konsultasi yang sesuai.
Apakah undangan, daftar hadir, notulensiA.2.3
atau berita acara, dari kegiatan diskusi
terbuka untuk pemangku kepentingan
yang relevan?
Dasar Pemikiran: Hasil setiap diskusi dan
konsultasi dengan publik dan stakehoders padasetiap proses KLHS harus dibuat notulensinya dan
didokumentasikan dimana dokumen tersebut dapat
ditemukan dalam dokumen KLHS dan terbuka untuk
pemangku kepentingan yang terlibat dalam KLHS
agar dapat memberikan komentar dan masukan
(lihat Bagian D). Di dalam dokumen KLHS tersebut
harus memuat undangan, daftar hadir termasuk
tanda tangannya, notulen rapat/diskusi, dan berita
acara proses KLHS, termasuk didalamnya metoda
atau teknik pelaksanaan rapat/diskusi dan konsultasi
publik.
Apakah partisipasi dan konsultasi denganA.2.4
pemangku kepentingan dalam pelaksanaan
proses KLHS dilakukan bersama-sama de-
ngan pelaksanaan proses penyiapan KRP?
Dasar Pemikiran: Konsultasi bersama akansaling membawa manfaat baik untuk KLHS maupun
penyiapan KRP dalam hal (a) menghemat waktu,
kehadiran para pakar, dan sumber daya keuangan,
(b) pemangku kepentingan memperoleh informasi
tentang KRP, yang penting untuk memahami berbagai
analisis, evaluasi, kesimpulan dan rekomendasi KLHS,
dan (c) tim perencanaan dan penelaah KLHS dapat
segera merespon saran dan pendapat yang diajukan
oleh para pemangku kepentingan serta membahas
bagaimana saran dan pendapat ini dapat diintegra-
sikan dalam proses pengkajian dan/atau KRP.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, proses
konsultasi yang dilakukan bersama-sama akan
mengefisienkan pelaksanakan keseluruhan proseskonsultasi.
Apakah lingkup KLHS didiskusikan de-A.2.5
ngan pembuat KRP dan pemangku kepen-
tingan?
Dasar Pemikiran: Daftar isu yang diidentifikasi
dalam tahap pelingkupan merupakan panduan
untuk mengetahui fokus dari keseluruhan KLHS.
Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikan ruang
lingkup KLHS dengan tim perencanaan serta dengan
pemangku kepentingan terkait lainnya (termasuk
instansi lingkungan hidup). Jika ruang lingkup ini
tidak didiskusikan, maka dapat terjadi bahwa isu-
Kotak 5Konsultasi dengan lembaga-lembaga pemerintahan
Beberapa KLHS yang sejauh ini telah dilaksanakan di Indonesia memperlihatkan bahwa, pihak-pihak
yang diundang dalam konsultasi terutama adalah lembaga-lembaga pemerintahan seperti kementerian,
lembaga pemerintah non-kementerian, perangkat pemerintah provinsi, kabupaten/kota, dll. Pihak-pihak ini
adalah kelompok pemangku kepentingan yang penting dan memang perlu dilibatkan (seperti halnya juga
sektor non-pemerintah seperti lembaga swadaya masyarakat dan dunia usaha). Untuk memastikan bahwa
proses KLHS dapat mengambil manfaat dari keterlibatan lembaga pemerintah adalah sangat penting untuk
memastikan bahwa, para pejabat yang diundang dan berperan-serta dalam lokakarya serta pertemuan
yang diselenggarakan benar-benar mewakili pendapat institusi mereka. Pengalaman dalam pelaksanaanKLHS menunjukkan bahwa, dalam beberapa kasus mereka mengekspresikan pandangan pribadi mereka
yang mungkin berbeda daripada pendapat resmi lembaga.
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
30/54
18
isu pokok lain muncul kemudian ketika proses
KLHS sedang berlangsung, sehingga justru akan
mempersulit dan menunda kemajuan pelaksanaan
pengkajian.
Apakah masyarakat dan pemangku kepen-A.2.6
tingan lainnya dikonsultasikan dengan
cara dan pada waktu yang memberikan
mereka kesempatan awal dan efektif
dalam kerangka waktu yang sesuai untuk
menyampaikan pendapat mereka terhadap
draf KRP dan dokumentasi KLHS?
Dasar Pemikiran: Konsultasi dengan
masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya
harus dilaksanakan selama keseluruhan proses
KLHS berlangsung. Pada tahap terakhir prosesKLHS, dokumentasi KLHS dan rancangan KRP
menjadi subjek konsultasi dengan para pemangku
kepentingan. Dalam rangka partisipasi masyarakat
dan pemangku kepentingan lainnya mereka
harus memiliki kesempatan untuk menyampaikan
saran dan pendapat ketika semua alternatif masih
terbuka. Dengan demikian, pengkajian KRP harus
mengalokasikan ruang dan waktu yang cukup
agar saran dan pendapat yang dikemukakan para
pemangku kepentingan dapat dipertimbangkan
dalam pelaksanaan KLHS dan/atau KRP yang dikaji.
Apakah masyarakat dan pemangku ke-A.2.7
pentingan yang relevan mempunyai ke-
sempatan untuk memberikan komentar
dan masukan selama proses KLHS?
Sesuai dengan pengertian KLHS yang bersifat
partisipatif, maka sangat penting semua stakeholders
yang berkaitan/relevan berkesempatan memberikan
komentar dan masukan dalam proses KLHS. Tidak
perlu dalam semua proses KLHS (yaitu mulaidari penapisan, sampai dengan pelingkupan
kajian, analisis kondisi lingkungan hidup wilayah
dan dampak, hingga penyusunan rekomendasi
perbaikan KRP dan dokumentasi KLHS). Namun,
sangat disarankan untuk membuka proses KLHS
kepada semua pemangku kepentingan paling sedikit
dalam tahap pelingkupan dan sebelum dokumentasi
KLHS difinalkan. Cara dan bagaimana konsultasi
dengan pemangku kepentingan mungkin dapat
berbeda secara signifikan (pertemuan, diskusi, media
elektronik, media masa, mendistribusikan informasi
tercetak, dll.) dan harus direncanakan dengan hati-
hati sejak permulaan proses KLHS.
Apakah informasi/dokumen KLHS dapatA.2.8
diakses melalui media masa?
Dasar Pemikiran: Menggunakan media masa
merupakan satu cara yang biasa untuk memberikan
akses terhadap informasi, dokumen atau, laporanyang yang relevan dari KLHS (misalnya, informasi
tentang lokakarya publik, informasi bahwa
pelingkupan atau dokumentasi KLHS tersedia di
kantor lembaga pembuat KRP, dll.). Hal ini akan
memungkinkan untuk mendapatkan masukan dari
publik umum.
Apakah pembuat KRP melakukan konferensiA.2.9
pers dan/atau pengumuman publik untuk
mensosialisasikan atau mengumumkan
dokumentasi KLHS kepada publik untukmendapatkan komentar?
Dasar Pemikiran:Lembaga pemerintah pembuat
KRP perlu aktif dalam memperoleh masukan atau
komentar terhadap dokumentasi KLHS (sebagaimana
disebutkan di atas, menggunakan media masa dapat
dipertimbangkan sebagai salah satu cara). Membuka
kesempatan untuk memberikan komentar dan
masukan terhadap pendokumentasian KLHS, akan
memberikan kesempatan untuk mendapatkan
masukan terhadap KLHS sebelum diajukan (bersama
dengan KRP) untuk pengambilan keputusan.
Mengkonsultasikan KLHS akan meyakinkan bahwa
setiap isu atau dampak yang penting tidak ada
yang terlewat dan karena itu dapat berkontribusi
terhadap transparansi dan kredibilitas proses KLHS
(dan demikian pula pengambilan keputusan).
Identifikasi Isu Pembangunan BerkelanjutanA.3
Apakah isu-isu strategis lingkungan hi-A.3.1
dup/pembangunan berkelanjutan yang
diidentifikasikan dilengkapi dengan pen-jelasan (seperti sebab dan akibat, tingkat
keseriusan dan lokasinya)? Jika demikian,
jelaskan.
Dasar Pemikiran: Berbagai macam kebijakan,
rencana, dan/atau program mengandung kon-
sekuensi tertentu terhadap lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan (misalnya, rencana
pengembangan transportasi mempunyai dampak
yang berbeda terhadap lingkungan hidup
[keanekaragaman hayati, fragmentasi habitat,
kebisingan, dll). Oleh karena itu, pelingkupan
permasalahan yang akan dibahas perlu dilakukan
dengan tepat sebagai salah satu prasyarat dasar
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
31/54
19
Panduan Penjaminan KualitasKajian Lingkungan Hidup Strategis
agar penyelenggaraan KLHS dapat berlangsung
secara efisien. Apabila identifikasi isu yang akan
dibahas dapat dilaksanakan dengan baik, maka hal
ini akan membantu untuk memfokuskan pekerjaan
sesuai dengan kapasitas tenaga ahli, waktu dananggaran yang tersedia kepada aspek-aspek yang
sangat penting untuk mengelola lingkungan dan
mengembangkan sosio ekonomi di daerah atau
sektor terkait pada masa depan. Penentuan isu-
isu strategis dilakukan dengan memperhatikan
karakteristik utama dari wilayah yang dicakup KRP
(misalnya, kondisi lingkungan, permasalahan sosial-
budaya, dll.) serta sifat dan isi KRP (misalnya, rencana
pembangunan wilayah, rencana pembangunan
sektoral). Daftar isu-isu strategis harus didiskusikan
seoptimal mungkin dengan perencana sertapemangku kepentingan lainnya.
Apakah ruang lingkup wilayah KLHS (yaituA.3.2
kawasan yang mungkin akan terkena
pengaruh KRP) termasuk lokasi di luar
batas administratif dideskripsikan?
Dasar Pemikiran: Biasanya, suatu KRP dengan
sendirinya telah menentukan wilayah di mana
pelaksanaan KRP berlaku atau mempunyai
pengaruh (yang selanjutnya disebut wilayah
pengaruh) menurut batasan administratif. Jika
KRP dikeluarkan untuk kepentingan nasional, maka
wilayah pengaruhnya mencakup seluruh wilayah
negara. Jika KRP dikeluarkan untuk dijadikan dasar
pembangunan provinsi, maka wilayah pengaruhnya
mencakup wilayah provinsi yang bersangkutan,
dan seterusnya untuk kabupaten atau kota. Namun,
wilayah pengaruh terhadap lingkungan mungkinakan berbeda secara signifikan dengan wilayah
pengaruh yang ditimbulkan oleh pelaksanaan KRP.
Wilayah pengaruh terhadap lingkungan mungkin
hanya bersifat lokal (misalnya, areal hutan kecil
dengan keanekaragaman tanaman yang unik). Di
pihak lain, wilayah pengaruh terhadap lingkungan
dapat melampaui batas administrasi provinsi atau
bahkan negara (misalnya, dalam hal pencemaran
air dan polusi udara). Oleh karena itu, dengan
memperhatikan isi KRP dan karakteristik lingkungan
hidup daerah, pada tahap awal pelaksanaan KLHSharus ditentukan wilayah pengaruh yang akan dikaji
dalam KLHS. Penentuan wilayah pengaruh dari
masing-masing isu strategis menjadi dasar untuk
menjelaskan ruang lingkup wilayah KLHS secara
keseluruhan.
Apakah deskripsi isu strategis lingkunganA.3.3
hidup / pembangunan berkelanjutan telah
didukung oleh data, informasi dan analisis
yang sesuai?
Dasar Pemikiran: Isu-isu strategis lingkungan
dalam pembangunan berkelanjutan bukanlah
dibangun berdasarkan angan-angan atau rekaan
Kotak 6Contoh evaluasi
Pertanyaan: Apakah isu-isu kunci lingkungan hidup / pembangunan berkelanjutan dibahas
dengan jelas dalam KLHS?
Telaahan deskriptif: Undang-Undang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
menggariskan bahwa KLHS memuat enam kajian lingkungan,yang antara lainsebagaimana dimaksud dalam Pasal 16. Dengan memperhatikan karakteristik
wilayah dan nilai keanekaragaman hayati yang unik, pada tahap awal proses KLHS
seharusnya telah diidentifikasikan secara rinci isu perlindungan keanekaragaman
hayati, dan yang seharusnya telah ditindaklanjuti dalam proses KLHS dengan kajian
yang lebih dalam.
Penilaian: Hanya sebagian isu lingkungan hidup / pembangunan berkelanjutan telah dibahas
dalam KLHS.
Catatan: KLHS membahas hanya enam kriteria yang ditentukan oleh Undang-undang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkunan hidup dan dengan demikian aspek
penting dari perlindungan keragaman hayati telah terabaikan.
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
32/54
20
semata oleh penelaah KLHS, namun harus berdasarkan
bukti empiris yang ada data-datanya, informasi yang
memadai, dan suatu kajian atau analisis lingkungan.
Isu-isu strategis lingkungan tersebut bisa didasarkan
pada pasal 16 UU32/2009 ataupun terbuka sesuaidengan pandangan stakeholdersdalam berkonsultasi
dengan penelaah KLHS. Dengan bukti empiris
isu strategis dapat dipahami lebih mudah karena
kecenderungan dampak kumulatif yang akan terjadi
di waktu mendatang setelah KRP diputuskan lebih
mudah diidentifikasi dan dianalisis untuk dapat
disusun pengelolaannya.
Apakah diterangkan dengan jelas bagai-A.3.4
mana isu strategis telah didefinisikan?
Dasar Pemikiran: Penjelasan gamblang pende-finisian secara benar isu-isu strategis berdasarkan
bukti empiris atau data yang memadai diperlukan
agar dampak KRP terhadap lingkungan menjadi
terarah serta pengelolaan dampak menjadi jelas dan
mudah. Penjelasan yang gamblang dan benar sangat
terbantu dengan data dan informasi yang lengkap
dan terkait dengan isu-isu strategis. Penjelasan akan
lebih mudah dipahami bila uraiannya disusun dengan
berbagai perhitungan ilmiah secara kuantitatif atau
ilustrasi/gambar atau analogi dari kejadian di tempat
lain yang ekosistemnya mirip atau sama.
Apakah tujuan yang relevan untuk isu-isuA.3.5
strategis pembangunan berkelanjutan di-
identifikasi dan dijelaskan?
Dasar Pemikiran: Isu strategis lingkungan
hidup/pembangunan berkelanjutan yang dipilih
perlu didukung oleh tujuan yang ingin dicapai
dari dokumen formal yang ada (misalnya, Undang-
Undang, kebijakan nasional atau provinsi, perjanjian
internasional, dll.). Hal ini adalah untuk membuktikanbahwa, isu-isu yang diidentifikasi itu mencakup yang
strategis dan penting.
Jika ada isu tertentu yang diabaikan dalamA.3.6
pelaksanaan KLHS, apakah diberikan dan
dijelaskan alasannya?
Dasar Pemikiran: Seperti telah diuraikan dalam
bagian sebelumnya, setiap KLHS adalah spesifik.
KLHS akan berdayaguna jika penelaahan terkait
dengan isu-isu lingkungan hidup / pembangunan
berkelanjutan yang paling relevan. Akan tetapi, jika
ada isu tertentu disisihkan dari penelaahan, maka
harus diberikan dan dijelaskan penjelasannya. Daftar
isu strategis yang akan dibahas harus disepakati
dengan sebaik-baiknya di antara para pemangku
kepentingan utama.
Identifikasi KRPA.4Apakah obyek dari kajian (yaitu KRP)A.4.1
didefinisikan dengan jelas?
Dasar Pemikiran:KLHS seharusnya memberikan
masukan dalam perencanaan/pembuatan KRP dan
pengambilan keputusan yang terkait. Mengkaitkan
KLHS secara jelas dengan dokumen strategis tertentu
(rencana, program atau kebijakan) memungkinkan
untuk mengevaluasi pengaruh yang mungkin
dari dokumen dan dengan demikian memberikan
rekomendasi perubahan dan saran-saran untuk
dipertimbangkan, ketika menyetujui KRP. Karenaitu sebelum memulai proses KLHS, objek dari kajian
(misalnya kebijakan nasional, rencana pembangunan
provinsi, rencana tata ruang, dll.) harus didefinisikan
dengan jelas.
Apakah maksud dan tujuan dari KRP yangA.4.2
ditelaah dikemukakan dengan jelas?
Dasar Pemikiran: Sebagaimana disebutkan
di atas, KLHS dilaksanakan terfokus terhadap KRP
tertentu (yang merupakan obyek KLHS). Pemaparan
maksud dan tujuan dari pembuatan KRP akan
memandu identifikasi isu-isu strategis, yang mungkin
dipengaruhi oleh KRP dan yang harus dibahas oleh
KLHS.
Apakah ada penjelasan mengenai prosesA.4.3
KRP?
Dasar Pemikiran: Uraian dan analisis mengenai
proses perencanaan yang akan ditempuh menjadi
dasar untuk merancang langkah-langkah pelaksanaan
proses KLHS, untuk memaksimalkan keterkaitanantara persiapan KRP dengan KLHS. Informasi
mengenai proses perencanaan juga harus dibagi
dengan masyarakat dan pemangku kepentingan
yang relevan supaya mereka dapat memahami cara
pendekatan terhadap pelaksanaan proses KLHS.
Apakah bagian-bagian dari KRP yangA.4.4
mempunyai dampak strategis lingkungan
hidup diidentifikasikan dan dijelaskan?.
Dasar Pemikiran: Identifikasi bagian dari KRP
yang mempunyai kemungkinan dampak terhadap
lingkungan hidup adalah penting untuk langkah KLHS
selanjutanya yang efisien. Ini memungkinkan untuk
7/21/2019 Panduan Penjaminan Kualitas KLHS
33/54
21
Panduan Penjaminan KualitasKajian Lingkungan Hidup Strategis
memfokuskan usaha dan sumber daya yang tersedia
pada komponen KRP yang potensial signifikan dari
sudut pandang dampaknya. Dengan pertimbangan
bahwa biasanya struktur KRP di Indonesia agak rumit,
adalah penting untuk menangani semua tingkatdari KRP yaitu dari prioritas dan tujuan kebijakan,
tindakan, sampai dengan kegiatan pembangunan
tertentu dan proyek. Langkah ini harus melibatkan
analisis permulaan dari dampak potensial, yang harus
diikuti dengan evaluasi lebih rinci dalam langkah
KLHS selanjutnya. Lebih jelas uraian bagian KRP yang
mempunyai dampak terhadap lingkungan hidup
akan mengarah pada evaluasi yang lebih mudah
dan rinci terhadap dampak dan dengan demikian
pada tindakan yang lebih akurat dan terfokus untuk
mengelola dampak ini.
Telaahan Pengaruh KRP terhadap KondisiA.5
Lingkungan Hidup di Suatu Wilayah
Apakah aspek berikut ditangani dalamA.5.1
evaluasi?
a. kapasitas daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup untuk pembangunan;
b. perkiraan mengenai dampak dan risiko
lingkungan hidup;
c. kinerja layanan/jasa ekosistem;
d. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
e. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim;
f. tingkat ketahanan dan potensi
keanekaragaman hayati ;
g. kajian lainnya (tergantung p