Post on 30-Jul-2015
Gigitiruan overlay sebagian transisional untuk pasien berusia muda: Laporan Klinis
Abstrak
Laporan klinis ini menjelaskan pendekatan noninvasif bagi perawatan pasien yang didiagnosa
dengan amelogenesis imperfekta (AI) dan open bite anterior yang berat. Keinginan fungsional
dan estetis pasien berhasil dipenuhi melalui gigitiruan overlay lepas transisional.
Amelogenesis imperfekta (AI) merupakan penyakit herediter yang mempengaruhi
pembentukan enamel.1,2 Ada tiga tipe AI: hipoplasia, hipokalsifikasi dan hipomaturasi.1-3
Hipoplasia enamel merupakan gangguan ektodermal eksklusif, yaitu berhubungan dengan
perubahan pada matriks enamel organik yang dapat menyebabkan bercak putik, pita horizontal
yang sempit, pit dan groove, serta diskolorasi gigi mulai dari kuning hingga coklat tua.1,2
Hipokalsifikasi enamel merupakan cacat dalam proses mineralisasi. Pada kelainan ini, enamel
lunak dan rapuh. Hipomaturasi mengacu pada kelainan di tahap akhir proses mineralisasi.
Hipomaturasi berbeda dari hipokalsifikasi dimana enamel lebih keras, dengan bercak berwarna
putih opak hingga kuning kecoklatan atau merah kecoklatan.4-6 Beberapa laporan telah
menyebutkan maloklusi yang ditemukan pada penderita AI, yang ditandai dengan kegagalan
oklusi gigi anterior maksila dan mandibula.7,8
Restorasi cacat ini penting bukan hanya dari pertimbangan estetis dan fungsional, namun
juga karena mungkin ada dampak psikologis yang positif bagi pasien.9-13 Perencanaan perawatan
bagi pasien AI berhubungan dengan banyak faktor: usia dan status sosioekonomi pasien, tipe dan
keparahan dari kelainan, dan situasi intraoral pada saat perawatan direncanakan.4 Dalam kasus
demikian diperlukan pendekatan interdisipliner untuk mengevaluasi, mendiagnosa dan mengatasi
masalah estetis melalui kombinasi perawatan ortodonti, bedah, prostodonti dan restoratif.
Laporan klinis ini menjelaskan pendekatan noninvasif untuk pasien remaja dengan AI
dan open bite anterior yang diperumit oleh pertumbuhan 3D.
Laporan klinis
Remaja perempuan berusia 14 tahun yang menyadari penampilan giginya dan memiliki
open bite yang cukup besar datang untuk perawatan. Pasien dirujuk ke Department of
Prosthodontic Dentistry di Tehran University untuk evaluasi dan perawatan. Riwayat dental,
medis dan sosial yang mendalam diperoleh dari pasien sebelum perawatan. Pemeriksaan klinis
pasien menunjukkan hubungan dental Klas III Angle fungsional dan diastema multipel. Open
bite anterior yang berat terdapat mulai dari premolar kedua ke premolar kedua. Gigi molar
pertama maksila kanan direstorasi sebelumnya dengan mahkota logam. Enamel gigi lain hampir
tidak ada namun dentin yang tersingkap tidak sensitif. Semua gigi memiliki mahkota klinis yang
pendek. Setelah pemeriksaan menyeluruh, pasien didiagnosa dengan AI tipe hipoplastik (Gambar
1 dan 2).
Karena kondisi pasien yang kompleks melibatkan AI dan open bite anterior, dan dengan
mempertimbangkan usianya, perawatan defenitif (bedah ortognatik) dikontraindikasikan. Oleh
sebab itu dikembangkan rencana perawatan dengan tujuan memperbaiki fungsi mastikasi,
maloklusi dan penampilan pasien secara reversibel. Overlay sebagian lepasan transisional
merupakan pilihan perawatan yang praktis dan perawatan bedah, ortodonti dan protesa cekat
ditunda hingga lonjakan pertumbuhannya.
Pencetakan lengkung maksila dan mandibula dilakukan menggunakan bahan cetak
hidrokoloid ireversibel (CA 37, Cavex, Haarlem, Belanda) dan diisi dengan dental stone tipe III
(Elite Model, Zhermack, Badia Polesine, Rovigo, Italia). Model dipasang pada artikulator semi-
adjustable (Dentatus Type ARH, Dentatus AB, Hagersten, Swedia) dalam relasi sentrik
menggunakan facebow dan catatan relasi sentrik.
Wax-up dari susunan gigi artifisial disiapkan pada model di artikulator tanpa perubahan
dimensi vertikal oklusal (OVD). Waxing diselesaikan di area oklusi anterior yang terbuka karena
terdapat ruang yang cukup untuk membentuk anatomi gigi yang ideal (Gambar 3). Dalam kasus
ini molar dibiarkan tidak tertutup dan hubungan kaninus sangat terjal. Oleh sebab itu
dikembangkan skema oklusi perlindungan kaninus. Namun disklusi posterior dikurangi sebanyak
mungkin dalam disklusi lateral. Selanjutnya pola malam diproses dengan resin akrilik
polimerisasi panas (Shade A1, Duralay, Reliance Dental Mfg Co, Worth, IL). Restorasi dipolis
dengan pumis (Steribim pumice, Metrodent Ltd., Paddock, Inggris) dan dihaluskan dengan rag
wheel (Calico mop, Stoddard Manufacturing Co Ltd., Letchworth, Inggris).
Restorasi mahkota akrilik transisional dipasang dan tepi, kontur, estetik serta oklusi
disesuaikan di intraoral. Fonetik dan garis senyum dievaluasi pada tahap ini. Setelah evaluasi
intraoral oleh klinisi dan pasien, catatan hubungan maksilomandibula yang baru dibuat lagi
dengan vinilpolisiloksan (BISCO, Bielefelder Dentalsilicone GmbH & Co, KG, Postfach,
Jerman) dalam posisi interkuspal maksimum, yang sesuai dengan relasi sentris. Selanjutnya
restorasi dikembalikan ke dalam mulut dan pencetakan seluruh lengkung dilakukan dengan
vinilpolisiloksan (Elite H-D, Zhermack). Restorasi disertakan dalam cetakan dan diisi model
baru. Model dipasang ke artikulator (Whip Mix Series 3000, Elite Dental Services Inc., Orlando,
FL) kembali.
Model selanjutnya diolesi dengan cairan pemisah (Vertex Divosep, Vertex Dental BV,
Belanda), kemudian resin autopolimerisasi untuk perbaikan (Tokuso Rebase Normal Set,
Tokuyama Corp, Tokyo, Jepang) diaplikasikan ke sisi lingual dan palatal. Sayap lingual/palatal
GTSL dibentuk dengan cara demikian (Gambar 4 dan 5). Sayap labial dihilangkan karena
dukungan bibir adekuat dan keberadaan sayap dapat mempengaruhi penampilan pasien. Untuk
retensi GTSL, dua klamer (Remanium Spring hard 0,8 mm wire, Dentaurum, Ispringen, Jerman)
disertakan dalam GTSL maksila. Daerah gerong distolingual yang dalam di mandibula
memberikan retensi yang adekuat bagi GTSL.
Dalam kunjungan berikutnya, GTSL yang telah dipolis diinsersi dan dilakukan evaluasi
akhir serta penyesuaian fonetik, estetik dan oklusi (Gambar 6 dan 7). Selain instruksi mengenai
cara memasang protesa dengan benar, pasien diberi instruksi mengenai kebersihan oral yang
adekuat dan pencegahan karies serta erosi. Ini melibatkan aplikasi mineral sodium fluorida-netral
(PreviDent 5000 Plus, Colgate Oral Pharmaceuticals, Canton, MA) di permukaan dalam GTSL
setiap malam dan konseling makanan.
Pasien juga diinstruksikan untuk melepas GTSL di malam hari. Setelah tiga kunjungan
pasca pemasangan, yang melibatkan penyesuaian kecil, pasien dijadwalkan dalam kunjungan per
6 bulan.
Pada kunjungan recall, pasien diperiksa untuk iritasi jaringan lunak, kalkulus, karies dan
dekalsifikasi. Protesa diperiksa untuk oklusi, retensi dan stabilitas. Selain itu kami juga
mengamati keberadaan retakan, diskolorasi dan kalkulus. Jika perlu, protesa dibersihkan secara
ultrasonik. Pada setiap kunjungan recall kepentingan untuk mempertahankan kebersihan oral
yang baik ditekankan kembali.
Iritasi jaringan diamati dalam kunjungan awal, namun tidak berlanjut. Kalkulus
ditemukan dalam kunjungan baru-baru ini. Hal tersebut mendorong pemberian motivasi lebih
lanjut untuk mempertahankan kebersihan oral yang baik, suatu hal yang juga diberitahukan
kepada ibu pasien.
Pasien ini direncanakan untuk memakai protesa selama 4 tahun. Setelah itu akan
ditentukan rencana perawatan baru dengan konsultasi bersama ahli bedah.
Pembahasan
Ada beberapa alternatif untuk merawat gigi dengan AI. Rencana perawatan dalam kasus
demikian bergantung pada berbagai faktor: usia dan status sosioekonomi pasien, tipe dan
keparahan kelainan, serta situasi intraoral pada saat perawatan direncanakan.4 Pasien dan dokter
gigi harus membahas kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan perawatan untuk menentukan
rencana perawatan yang terbaik. Dokter gigi restoratif harus memahami dengan jelas keinginan
estetik pasien dan pasien harus memahami keterbatasan dari segala jenis terapi restorasi.
Kemungkinan perawatan untuk AI berkisar dari protesa cekat hingga lepas, dan
perawatan bedah serta ortodonti sesuai untuk memperbaiki masalah open bite; akan tetapi
semuanya merupakan pendekatan permanen dan ireversibel yang hanya sesuai bagi pasien
dewasa. Dalam kasus ini perawatan defenitif harus ditunda hingga lonjakan pertumbuhan remaja.
Dengan masalah wajah panjang yang berat, pembedahan di usia remaja menengah hingga akhir
(setelah lonjakan pertumbuhan remaja) dapat dilakukan.14 Pasien ini belum mengalami
menstruasi dan pertumbuhan lebih lanjut dalam dataran vertikal dan sagital masih akan terjadi.
Oleh sebab itu diperlukan metode noinvasif dan reversibel tanpa membuang struktur gigi. GTSL
overlay memenuhi faktor-faktor tersebut dan hasil estetik ditingkatkan melalui pembuatan gigi
akrilik.
Karena tidak membutuhkan pembuangan struktur gigi, pendekatan ini dapat menjadi
rencana perawatan transisional. Protesa ini juga dapat diaplikasikan pada kasus yang
membutuhkan GTSL overlay dengan dukungan bibir yang adekuat. Dalam kasus demikian,
GTSL dapat diperkuat dengan substruktur logam. Protesa ini dapat digunakan saat periode
maturasi dan diubah sesuai kebutuhan.
Ringkasan
Laporan klinis ini menjelaskan pendekatan noninvasif dan reversibel melalui pemakaian
GTSL overlay transisional untuk penanganan AI dan open bite berat. Pertimbangan yang
seksama atas harapan dan permintaan pasien disertai instruksi kebersihan yang mendetail sangat
penting bagi keberhasilan perawatan dan kepuasan pasien. Protesa ini dapat digunakan sebagai
alat sementara hingga pasien dewasa.
Gambar 1. Keadaan gigi dalam interkuspalisasi maksimum praperawatan
Gambar 2. Gambaran senyum praperawatan
Gambar 3. Wax-up yang telah selesai
Gambar 4. Permukaan dalam GTSL interim maksila
Gambar 5. Permukaan GTSL interim mandibula yang telah dipolis
Gambar 6. Keadaan gigi dalam interkuspalisasi maksimum pasca perawatan
Gambar 7. Senyuman pasca perawatan