Post on 23-Apr-2017
OBAT- OBAT HIPERTENSI
M.Djamaludin M GLab. Farmakologi FK. UNJANI
Pengertian Hipertensi : - Diastolik > 90 mmHg - Sistolik > 140 mmHg
Mrp kondisi yg terjadi akibat tonus otot polos vaskular perifer resistensi arteri
kapasitas vena
Resiko akibat hipertensi : Congestive Heart Failure Kerusakan ginjal Kerusakan Cerebrovaskolar ( stroke Perdarahan) Penyakit retina
Morbiditas / Mortalitas hipertensi ~ diagnosis ditegakkanlebih awal disertai dgn penanganan yang tepat
Etiologi 90% : tidak diketahui penyebab Hipertensi
esensial faktor genetik berperan >>
10 % : - Penyakit ginjal - Tumor endokrin
Mekanisme Pengontrolan Tekanan Darah Faktor- faktor Penentu Tekanan Darah :
TD = CO X PR
MEKANISME PENGONTROLAN TEKANAN DARAH
1. Baroreseptor & sist. Simpatis Mengatur TD pada fase yang singkat dan
cepat ---- vasokonstriksi
2. Renin angiotensin aldosteron sistem Pengaturan jangka panjang ----- vasokonstriksi ----- peningkatan absorpsi NaCl peningkatan
volume darah
STRATEGI TERAPI HIPERTENSI
Hipertensi ringan sedang – modifikasi gaya hidup, diet rendah garam.
Hipertensi sedang, biasanya diterapi dengan 1 jenis obat tunggal.
Hipertensi berat biasanya kombinasi 2 atau 3 obat tergantung kondisi pasien :
- diuretik - Antagonis kalsium - beta bloker -ACE inhibitor - vasodilator
Pendekatan individual Hipertensi pada seorang pasien seringkali
disertai dengan adanya penyakit lain, sehingga pemberian antihipertensi harus benar-benar difikirkan berkaitan dengan penyakit lain yang menyertainya.
Kepatuhan penderita Sangat menentukan keberhasilan terapi
hipertensi .
Obat-obat anti hipertensiI. DIURETIK THIAZIDE Pemakaian sangat luas MK : meningkatkan ekskresi Na dan air
Volume ekstraseluler menurun
CO menurun
Resistensi perifer menurun
Baik digunakan sebagai terapi tunggal pada hipertensi ringan
Untuk kasus hipertensi berat atau yg disertai dengan gagal jantung, cirrhosis, gagal ginjal dipilih diuretik lain yang lebih kuat ( mis. furosemid).
Data riset : thiazide dosis rendah ( 12,5 mg) lebih efektif dibanding dosis tinggi.
Efek samping : Induksi hipokalemi, hiperuricemia dan
hiperglikemia
perlu observasi : - kadar K serta tanda-tanda aritmia - monitoring ketat pada kombinasi dengan
digitalis
II. OBAT-OBAT YG MENGUBAH FUNGSI SISTEM SARAF SIMPATIS
Umumnya dipakai pada pasien-pasien dgn hipertensi sedang –berat.
1. Obat-obat simpatoplegik central ( Metildopa, Clonidin )
- MK : mengurangi aliran simpatis dari pusat vasomotor di otak, menurunkan tekanan darah dgn menurunkan HR, CO dan PR. Efek ini lebih kuat pada Clonidin ~ metildopa. Aliran darah ke ginjal tetap dipertahankan.
Metildopa & clonidin tidak mengurangi aliran darah ke ginjal
- Efek Samping : Gol obat ini yg bekerja pada CNS
cenderung menyebabkan sedasi , depresi mental, gangguan tidur, serta mimpi buruk.
Postural hipotensi penghentian tiba-tiba dari clonidin sering
menyebabkan rebound phenomenon.
2. Adrenergik neuron bloking agent ( Guanethidin, Reserpin )
MK : Menurunkan tekanan darah dengan menurunkan pelepasan norefinefrin dari neuron postganglionik simpatis. Menurunkan HR, CO dan PR.
Toksisitas : = ‘pharmacologic sympathectomy’ dgn ciri : postural hipotensi, diare dan kegagalan
ejakulasi. Karena Reserpin dapat dengan mudah masuk ke
CNS, reserpin menyebabkan sedasi, mental depresi dan parkinsonism.
Mekanisme kompensasi dari obat2 pengubah fungsi simpatis adalah retensi cairan, sehingga obat-obat tersebut cocok digunakan bersama-sama dengan diuretik.
III. BETA BLOKER ( Prototipe: Propranolol)MK :1. Menurunkan aktivasi Beta1 adrenoceptor jantung
Menurunkan CO2. Menurunkan Renin Angiotensin
Retensi Na&H2O Aldosteron PR
Penggunaan Beta Bloker : - Hipertensi dgn Supraventrikular tachicardi - Riwayat infark miocard, angina, glaukoma dan
migrainKontra indikasi :Bradikardi Ashma Diabetes Periferal Vask. DiseaseSE : withdrawal syndrome
IV. ALFA 1 ADRENERGIK BLOKER ( Prazosin, terazosin)
MK : Memblok reseptor alfa 1 di pembuluh darah arteri dan vena.
Retensi air cenderung terjadi bila diberikan tanpa diuretik.
Sangat baik bila dikombinasi dgn diuretik atau Beta bloker.
ALFA ADRENERGIK BLOKER NON SELEKTIF ( Phentolamin, penoksibenzamin)
- merangsang refleks takhikardi - digunakan dalam penaganan pheokromositoma.
V. VASODILATOR ( Hidralazin, Minoksidil ) - MK : direct acting smooth muscle relaxant
vasodilatasi arteri perifer penurunan tekanan darah
merangsang refleks takhikardi, retensi cairan.
- dapat memprovokasi angina pectoris infark miocard pada ‘ predisposed patient’.
- baik digunakan bersama-sama beta bloker dan diuretik
VI. ANTAGONIS KALSIUM ( Nifedipin, Verapamil, diltiazem)
- MK : Menghambat influks kalsium pada sel otot polos arteri.
- Terdapat perubahan hemodinamik yag berbeda dari masing-masing obat
Nifedipin : Kronotropik positif / normal Verapamil, diltiazem : Kronotropik negatif- Ketiganya punya efek vasodilatasi koroner
- Penggunaan terapi : Punya efek retensi cairan Baik digunakan pada pasien hipertensi yang
disertai dgn angina, vaskular disease.
KI : Verapamil dan diltiazem sebaiknya dihindari pada penderita gagal jantung.
VI. ACE INHIBITOR ( Captopril ) -MK: Angiotensinogen Renin Bradikinin Angiotensin I ACE Inh. Angiotensin II ARB inaktif Vasokonstriksi Sekresi aldosteron
- Penggunaan therapi :
Tidak merangsang simpatis : aman pada pasien dgn ischemic heart disease
membatasi protein uria : Cocok untuk pasien dengan diabetik nefropati.
Memperbaiki hemodinamik intrarenal. Terbukti bermanfaat pada penderita gagal
jantung, atau setelah miokard infark.
- EFEK SAMPING : hipotensi, batuk, wheezing, angioedema.
(akibat peningkatan aktivitas bradikinin )
- KI : Kehamilan ( hipotensi, anuria, renal failure pada fetus)
VII. ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER ( ARB) ( Losartan, Valsartan)
MK : Memblok pada tempat pengikatan angiotensin II di pembuluh darah dan jaringan.
Efektivitas = ACE InhEfek samping : <<, karena metabolisme bradikinin
dan prostaglandin tidak terpengaruhi.