Post on 18-Feb-2018
Analgetika
SRIDANA,S.Farm.,Apt
Analgetika Susunan saraf yang mengkoordinasikan sistem saraf
dalam tubuh manusia di bagi dalam 2 golongan besar yaitu SSP dan SS perifer.
SSP terdiri dari : otak, Sumsum tulang belakang (spinal cord)
SS perifer terdiri dari : saraf otonom Obat yang bekerja pada SSP berdasarkan efek
farmakodinamiknya dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu
Merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung merangsang aktivitas otak.
Menghambat atau mendepresi yang secara langsung maupun tidak langsung memblokir proses tertentu.
Analgetika Adalah obat-obat yang dapat
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Analgetika pada umumnya diartikan sebagai obat yang efektif untuk menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri lainnya misal nyeri paca bedah, dismenore, pasca persalinan, dll.
Analgetika Rasa nyeri dapat dibedakan menjadi : Nyeri ringan (sakit gigi, nyeri otot, nyeri
haid) dapat diatasi dengan asetosal, parasetamol bahkan plasebo.
Nyeri sedang (sakit punggung, migrain, rematik) memrlukan analgetik perifer kuat.
Nyeri hebat (kolik usus, kolik batu empedu, kolik batu ginjal, kanker) harus diatasi dengan analgetik sentral atau analgetik opioid.
Penggolongan Analgetika dibagi dalam 2 golongan
besar, yaitu : analgetika opioid (narkotik) dan analgetika non opioid.
Analgetika opioid bekerja pada SSP memiliki daya penghalang nyeri yang hebat. Dalam dosis besar dapat bersifat depresan umum (mengurangi kesadaran) mempunyai efek samping euforia.
Penggunaan harus hati-hati karena dapat menimbulkan adiksi.
Analgetik opioid Digolongkan menjadi : Alkaloid alam : morfin, codein Derivat semisintetis : heroin Derivat sintetik : metadon, fentanil Antagonis morfin : nalorfin,
nalokson, pentazosin.
Analgetik opioid Reseptor tempat terikatnya opioid
di sel otak disebut reseptor opioid. Reseptor opioid di otak : µ, k, ε, σ Suatu opioid bisa berinteraksi
dengan semua reseptor dengan afinitas yang berbeda.
Morfin Indikasi :analgesik selama dan setelah
pembedahan, situasi lain. Kontra indikasi : deprsi pernafasan akut,
alkoholisme akut, peninggian tekanan otak atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, adiksi pada OD menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan : morfin HCl (generik) sirup 5 mg/5 ml, tablet 10 mg,30 mg, 60 mg, injeksi 10 mg/ml, 20 mg/ml.
Kodein fosfat Indikasi : nyeri ringan sampai sedang. Kontra indikasi : depresi pernafasan
akut, alkoholisme akut, peninggian tekanan otak atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, adiksi pada OD menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan : kodein fosfat (generik) tablet 10 mg, 15 mg, 20 mg.
Fentanil Indikasi : Nyeri kronik yang sukar diatasi
pada kanker. Kontra indikasi : deprsi pernafasan akut,
alkoholisme akut, peninggian tekanan otak atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, adiksi pada OD menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan : dapat berupa injeksi atau cakram transdermal (lama kerja panjang)
Petidin HCl Indikasi : nyeri sedang sampai berat,
nyeri pasca bedah Kontra indikasi : deprsi pernafasan akut,
alkoholisme akut, peninggian tekanan otak atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, adiksi pada OD menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan :petidin (generik) injeksi 50 mg/ml, tablet 50 mg
Tramadol HCl Indikasi : nyeri sedang sampai berat. Kontra indikasi : deprsi pernafasan akut,
alkoholisme akut, peninggian tekanan otak atau cedera kepala.
Efek samping : mual, muntah, konstipasi, adiksi pada OD menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian.
Sediaan : tramadol (generik) injeksi 50 mg/ml, tablet50 mg.
Nalorfin, nalokson Merupakan antagonis morfin. Bekerja dengan meniadakan
semua khasiat morfin. Bersifat analgesik. Digunakan pada kasus over dosis
atau intoksikasi analgetik opioid.
Analgesik non opioid Disebut juga analgesik perifer karena
tidak mempengaruhi SSP. Berkhasiat juga sebagai antipiretik. Berdasarkan rumus kimia digolongkan
menjadi :- Gol salisilat : asetosal/aspirin- Gol para amino fenol : parasetamol- Gol pirazolon : fenilbutazon- Gol antranilat : as mefenamat
Analgesik Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) Kelompok obat heterogen yang
mempunyai efek analgetik, antipiretik dan antiinflamasi.
Mekanisme kerja : penghambatan biosintesis prostaglandin.
Efek farmakodinamik : analgesik, antipiretik, antiinflamasi.
Efek samping : induksi tukak lambung atau peptik, ggn fungsi trombosit, gangguan homeostasis ginjal.
AINS Asam karboksilat
- asam asetat : derivat as fenilasetat (diklofenak), derivat as asetat indol (indometasin, sulindak)- derivat as salisilat (aspirin, diflunisal)- derivat as propionat (ibuprofen, ketoprofen)- derivat as fenamat (as mefenamat)
Asam enolat- derivat pirazolon (fenilbutazon)- derivat oksikam (piroksikam, tenoksikam)
Aspirin Asam asetil salisilat/asetosal Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang,
demam, antiplatelet. Kontra indikasi : anak dibawah 12
tahun, anak menyusui, gangguan sal cerna, hemofilia
Efek samping : iritasi sal cerna Sediaan : asetosal (generik) tab 100
mg, 500 mg
Parasetamol Sinonim asetaminofen Indikasi : nyeri ringan sampai
sedang, demam Kontra indikasi : penderita gangguan
hati. Efek samping : iritasi sal cerna Sdiaan : parasetamol (generik) sirup
120 mg/5 ml, tablet 100 mg, 500 mg
Asam mefenamat Indikasi : nyeri ringan sampai sedang,
dismenore Kontra indikasi : hati-hati pada penderita
usia lanjut, radang usus besar. Efek samping : mengantuk, diare,
trobositopenia, anemia, kejang-kejang pada OD
Sediaan : asam mefenamat (generik) kaptab 250 mg, 500 mg
Ibuprofen Indikasi : nyeri dan radang pada penyakit
rematik dan gangguan otot skelet, nyeri ringan sampai sedang, dismenore, pasca bedah.
Kontra indikasi : hati-hati pada pasien usia lanjut, gagal ginjal, payah jantung, tukak lambung.
Efek samping : gangguan sal cerna ( mual, muntah, diare, perdarahan tukak lambung)
Sediaan : Ibuprofen (generik) tab 200 mg, 400 mg, 600 mg.
Diklofenak Indikasi : nyeri dan radang pada penyakit
rematik, ggn otot skelet, gout, pasca bedah
Kontra indikasi : hati-hati pada pasien usia lanjut, gagal ginjal, payah jantung, tukak lambung.
Efek samping : gangguan sal cerna ( mual, muntah, diare, perdarahan tukak lambung)
Sediaan : Kalium diklofenak (generik) tab 25 mg, 50 mg
SpesialiteNO GENERIK DAGANG PABRI
K1 Acetosal Aspirin
AspiletNaspro
BayerUAPNicholas
2 Parasetamol PanadolPCTTempra
SterlingAventisBristol M
3 Asam Mefenamat PonstanMefinalMectan
PfizerSanbe FPrafa
4 Antalgin NovalginRonalgin
SanofiDexa M