Post on 01-May-2019
NOTULEN
SIDANG PLENO II TKPSDA WS CITANDUY
Hari/Tanggal : Selasa – Rabu, 4 - 5 Desember 2012
Tempat : Hotel Priangan, Ciamis
I. PEMBUKAAN
1. Sambutan Laporan Kegiatan Tim Sekretariat
Pembicara : Baru Panjaitan, ST.,MT
2. Sambutan Selamat Datang dari Bupati Ciamis
Pembicara : diwakili oleh Sudana (Sekretaris Daerah Dinas BM, SDA KAb. Ciamis)
3. Sambutan Kepala BBWS Citanduy
Pembicara : diwakili oleh Sutiman, BE., Dipl.ATP., MT (Kabid Pelaksanaan BBWS
Citanduy)
4. Sambutan Pembukaan dari Ketua TKPSDA WS Citanduy
Pembicara : diwakili oleh Achmad Suganda (Jafung Perencanaan Bappeda Jawa Barat)
5. Pembacaan Do’a
II. PEMBAHASAN
A. Materi : Pembahasan Rencana Pembangunan Bendungan Matenggeng dan
Leuwikeris
Narasumber : Sigit Irawan, ST., MT
Moderator : 1. Marwansyah, ST., M.Eng
2. Heru Supriatna, ST., MT
Ringkasan pembahasan :
1. Permasalahan Pengelolaan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai Citanduy yang sering
terjadi adalah kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan. Untuk
meningkatkan pengelolaan SDA, antara lain adalah dengan membangun Bendungan.
Tujuan dari adanya Bendungan diantaranya adalah :
Peningkatan persediaan air guna memenuhi kebutuhan penduduk, yaitu pertanian,
pariwisata, kelistrikan dan kebutuhan air lainnya.
Pengendalian banjir di hilir Bendungan.
2. Dari Studi Inventarisasi Daerah Rawan Banjir, Longsor dan Kekeringan di Wilayah
Sungai Citanduy, oleh Konsultan PT. SAE CITRA ENDAH pada tahun 2008 tercatat
daerah yang mengalami kekeringan di WS. Citanduy terdapat sekitar 24.571 Ha.
3. Dari Studi Inventarisasi Daerah Rawan Banjir, Longsor dan Kekeringan di Wilayah
Sungai Citanduy, oleh Konsultan PT. SAE CITRA ENDAH pada tahun 2008,
Permasalahan terjadi pada musim kemarau selama kurang lebih 3 bulan, yaitu antara
bulan juli, Agustus dan September. Dari data Kekeringan pada tahun 2008 Daerah
Irigasi di Kabupaten Cilacap terdapat sekitar 2.457,1 Ha.
4. Daerah yang mengalami kekurangan air baku di WS Citanduy meliputi antara lain Kab.
Ciamis, Kab. Cilacap, Kab. Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar.
5. Luas daerah rawan banjir WS Citanduy di Propinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah yaitu
sekitar 8.008 Ha.
6. Rencana Bendungan di WS Citanduy
Gambar A.1
Sumber : Studi ECI
7. BENDUNGAN MATENGGENG
Terletak di sungai Cijolang di Kecamatan Dayeuh Luhur, Kabupaten Cilacap Provinsi
Jawa Tengah sekitar 10 km dihulu pertemuan sungai Cijolang dan sungai Citanduy atau
dihulu bendung Bantarheulang.
8. Lokasi Bendungan Matenggeng
Gambar A.2
9. Daerah Genangan
Gambar A.3
a. Kecamatan Dayeuhluhur, Kabupaten Cilacap
1) Desa Dayueuhluhur
2) Desa Matenggeng
3) Desa Ciwalen
4) Desa Bolang
5) Desa Kutaagung
6) Desa Datar
7) Desa Cijeruk
8) Desa Bingkeng
b. Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis
1) Desa Situmandala
c. Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis
1) Desa Kadupandak
2) Desa Kaso
3) Desa Sukasari
d. Kecamatan Cilebak, Kabupaten Kuningan
1) Desa Mandapajaya
10. Data Teknis Bendungan Matenggeng
Tipe : Timbunan Zonal Inti Tegak
Tinggi Bendungan : 108 m
Panjang Puncak : 541 m
Muka Air Banjir (Q1000 th) : El. + 189,36 m
Muka Air Normal : El. + 185,00 m
Muka Air Rendah : El. + 138,00 m
Lebar puncak : 14 m
Elevasi dasar waduk/tanah asli : El. + 88,00 m
Kemiringan lereng Hulu : 1 : 3
Kemiringan lereng Hilir : 1 : 2
11. Pemanfaatan Bendungan Matenggeng, terdiri dari :
a. Memenuhi kebutuhan pengembangan dan peningkatan irigasi;
b. Penyediaan air baku untuk kota Banjar, Ciamis, Cilacap;
c. Pembangkit Listrik Tenaga Air;
d. Pengendalian banjir.
12. Area Layanan Irigasi
Gambar A.4
13. Pemanfaatan Air Baku
Gambar A.5
14. Rencana kegiatan Bendungan Matenggeng di tahun anggaran 2013 :
a. Detail Engineering Design (DED) Bendungan Matenggeng di Sungai Cijolang (Tahap
II).
b. Pembebasan lahan untuk rencana Access Road, Kantor Lapangan dan Tapak
Bendungan.
15. BENDUNGAN LEUWIKERIS
Lokasi Bendungan Leuwikeris
Gambar A.6
Berada di Sungai Citanduy, bagian kiri terletak di Desa Ciharalang, Kecamatan
Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, dan di sebelah kanan Kp. Panaikan, Desa Ancol,
Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat.
16. Data Teknis Bendungan Leuwikeris
a. Hidrologi
Nama Sungai : S. Citanduy
Luas DAS : 646 km2
Debit sungai rata - rata tahunan : 48.17 m3/dt
Curah hujan rata - rata tahunan : 2987 mm
PMF : 6219.5 m3/dt
½ PMF : 3109.75 m3/dt
Q1000 : 1507.8 m3/dt
Q100 : 961.7 m3/dt
Q25 : 680.5 m3/dt
b. Waduk
Luas genangan pada kondisi HWL (FWLPMF) : 224 ha
Luas genangan pada kondisi HWL (FWL1.000) : 213 ha
Muka air banjir ½ PMF : +154.20 m
Muka air banjir 1.000 tahun : +152.59 m
Muka air normal maksimal (NWL) : +150.00 m
Muka air minimal untuk PLTA (LWL) : +126.00 m
Tampungan bruto (dengan sedimen) : 56.25 juta m3
Tampungan efektif : 22.53 juta m3
Tampungan mati : +120.00 m
(dengan sedimen) : 33.71 juta m3
Usia guna waduk : 100 Tahun
c. Bendungan
Tipe bendungan : Zonal dengan inti tanah kedap air
Tinggi maksimal diatas dasar galian : 80.00 m
Elevasi puncak : + 155.00 m
Panjang puncak : 384.00 m
Lebar puncak : 13.5 m
Kemiringan lereng hulu : 1 : 2.00
Kemiringan lereng hilir : 1 : 1.50
d. Bangunan Pelimpah
Lokasi : bukit tumpuan kanan
Tipe : ogee tanpa pintu
Panjang mecu : 15.00 m
Elevasi mercu : + 122.00 m
Elevasi dasar ruang olak : + 55.00 m
Debit rencana PMFout : 211.194 m3/det
Debit rencana Q100out : 31.025 m3/det
17. Denah Skematis Pemanfaatan Air Waduk
Gambar A.7
18. Pemanfaatan Bendungan Leuwikeris, terdiri atas :
a. Air waduk dengan debit Q = 29,5 m3/dt dialirkan melalui terowongan dan pipa
pesat waduk, untuk memutar turbin PLTA dengan kapasitas terpasang 18,3 MW
b. Setelah memutar turbin PLTA, air dibuang melalui saluran pembuang (Tailrace)
menuju sungai Citanduy, selanjutnya, air mengalir disepanjang sungai Citanduy
menuju Bendung Pataruman.
c. Dilokasi Bendung Pataruman, air diatur pemanfaatannya sebagai berikut :
d. - Pengambilan dengan debit Q = 25,5 m3/dt untuk memenuhi kebutuhan :
1) DI Lakbok Utara (existing) 6.219 Ha
2) DI Baru (extension) 18.800 Ha
- Pengambilan dengan debit Q = 1 m3/dt untuk memenuhi kebutuhan air baku
domestik dan industri
- Sisa air dengan debit Q = 3 m3/dt untuk pengelontoran (dialirkan ke sungai
Citanduy di hilir Bendung Pataruman)
e. Mereduksi banjir dengan sebesar 47%. Semula banjir tanpa adanya bendungan
sebesar 475 m3/dt, direduksi menjadi 254 m3/dt.
B. Materi : Pembahasan Umum Alokasi Air
Narasumber : Baru Panjaitan, ST., MT
Moderator : Darsu, ST
Ringkasan pembahasan :
1. Pengertian alokasi air :
Penjatahan air permukaan untuk berbagai keperluan pada suatu Wilayah Sungai dalam
memenuhi kebutuhan air bagi para pengguna air dari waktu ke waktu dengan
memperhatikan kuantitas dan kualitas air, berdasarkan asas pemanfaatan umum dan
pelestarian sumber air.
2. Teknis Pengelolaan Alokasi Air :
RENCANA PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PENGAWASAN PENGENDALIAN
3. Tahapan Perencanaan Alokasi Air, yaitu Pengumpulan (inventaris) data SDA :
1) Hasil Studi SDA terdahulu dan terkait
2) Data historis hidro-meteorologi
3) Data potensi wilayah sungai
4) Data sarana dan prasarana SDA
5) Data terkait DMI
6) Peta, dsb
4. Tahapan Pelaksanaan Alokasi Air :
1) Penyiapan SDA, yaitu :
Pemeriksaan kesiapan prasarana pengairan
Pemeriksaan peralatan pemantauan serta kalibrasinya
Pemeriksaan peralatan pendukung
Penyiapan tenaga kerja.
2) Operasional Alokasi Air, yaitu :
Pengamatan kondisi air dan debit pengambilan
Pengamatan kondisi bangunan pengairan
Pengaturan distribusi
Pelaksanaan penegakan hukum terhadap pelanggaran pengambilan air.
5. Pemantauan dan Evaluasi Alokasi Air
1) Pemantauan dilakukan untuk memperoleh informasi pelaksanaan alokasi air
2) Evaluasi dilakukan secara periodik untuk mengetahui kesesuaian antara
pelaksanaan alokasi air dengan pola yang ditetapkan.
6. Pengendalian Alokasi Air
1) Dilakukan sebagai upaya mengurangi penyimpangan melalui koreksi terhadap
perencanaan dan pelaksanaan alokasi air
2) Koreksi terhadap perencanaan diantaranya disebabkan akibat perubahan
iklim/cuaca, bencana alam dan perubahan kebijakan
7. Pengawasan Alokasi Air, dilakukan agar pelaksanaan alokasi air berjalan efektif dan
sesuai dengan persyaratan teknis yang ditetapkan, dengan bentuk pengawasan
diantaranya mencakup :
1) Pengecekan alokasi di lapangan
2) Pengecekan tingkat pemerataan pembagian air.
9. Skematik Alokasi Air
Gambar B.7
C. Materi : Pembahasan Rencana Kegiatan TKPSDA Wilayah Sungai Citanduy
Tahun Anggaran 2013
Narasumber : Baru Panjaitan, ST., MT (Ketua Tim Sekretariat TKPSDA WS
Citanduy)
Moderator : Ir. Djumono, Dipl. HE (mewakili Ketua Harian TKPSDA WS Citanduy)
Ringkasan pembahasan :
Agenda hasil Pembahasan Rencana Kegiatan TKPSDA Wilayah Sungai Citanduy untuk
Tahun Anggaran 2013 yang telah disepakati oleh seluruh anggota TKPSDA Wilayah Sungai
Citanduy dan ditandatangani oleh Ketua Tim Sekretariat TKPSDA Wilayah Sungai Citanduy
(terlampir).
Agenda yang telah dibuat dan disepakati, sewaktu – waktu dapat berubah dalam
pelaksanaan sidang tahun 2013 yang dikondisikan sesuai dengan kebutuhan pada saat
berjalannya kegiatan.
D. Materi : Pembahasan Rekomendasi Teknis Rencana Pembangunan
Bendungan Matenggeng dan Leuwikeris
Narasumber : Ir. Djumono, Dipl. HE (mewakili Ketua Harian TKPSDA WS
Citanduy)
Moderator : Baru Panjaitan, ST., MT (Ketua Tim Sekretariat TKPSDA WS
Citanduy)
Ringkasan pembahasan :
Setelah adanya pembahasan Rencana Pembangunan Bendungan Matenggeng dan
Leuwikeris perlu adanya Rekomendasi Teknis dari seluruh sektoral melalui TKPSDA Wilayah
Sungai Citanduy untuk diajukan kepada Menteri Pekerjaan Umum.
Beberapa hal mengenai Rekomendasi Teknis yang terkait dengan Pembangunan
Bendungan Matenggeng dan Leuwikeris tersebut adalah sebagai berikut :
1. Studi Amdal dan Studi Larap mengenai Rencana Pembangunan Bendungan
Matenggeng dan Leuwikeris harus sudah selesai dilakukan.
2. Memberi dorongan kepada Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota agar segera membuat MOU lintas Provinsi Jawa Barat dan Jawa
Tengah tentang pembagian tugas dalam pembebasan lahan terkait dengan
Pembangunan Bendungan Matenggeng dan Leuwikeris.
3. Muncul surat kerjasama dari seluruh sektoral mengenai pembebasan lahan, serta
pemanfaatan air dan tanah.
4. Surat Rekomendasi yang disepakati TKPSDA Wilayah Sungai Citanduy disampaikan
kepada Menteri Pekerjaan Umum, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Jawa Tengah, dan
seluruh bupati – bupati terkait Wilayah Sungai Citanduy.
5. Pemerintah bersama-sama Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
untuk melakukan Sosialisasi Pembangunan Bendungan Matenggeng Dan
Leuwikeris.
III. DISKUSI DAN TANYA JAWAB
A. PEMBAHASAN RENCANA PEMBANGUNAN MATENGGENG DAN LEUWIKERIS
1. TANYA :
Drs. Dadan., BE. MM (Dewan Pakar Komunitas Peduli Lingkungan)
a. Neraca air yang terlihat dan terjadi sudah banyak berubah karena adanya
global warming yang mempengaruhi siklus cuaca (musim kering dan musim
penghujan). Prediksi apa yang perlu diperhitungkan dalam meminimalisasikan
efek tersebut terhadap Bendungan?
b. Sejauh mana pemanfaatan air baku dari Bendungan Matenggeng dan
Leuwikeris. Serta kebijakan apa yang dibutuhkan pada wilayah yang tidak
terlewati dan tidak termanfaatkan oleh Bendungan tersebut agar tidak terjadi
perubahan keterediaan air?
c. Bagaimana menciptakan daerah aliran sungai yang hijau untuk mengantisipasi
global warming serta bagaimana dengan lintas sektoral yang terprogram?
JAWAB :
Sigit Irawan, ST., MT
a. Pada Detail Engineering Design (DED) Tahap II akan lebih dipertajam
mengenai kondisi pemanfaatan air. Dan akan dijelaskan sesuai dengan kondisi
siklus cuaca yang terjadi pada akhir – akhir ini.
Heru Supriatna, ST., MT
b. Dalam pemanfaatan air baku, perlu adanya relokasi penduduk yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah mendorong Pemerintah
Pusat tentang RTRW pengalokasian pemanfaatan airnya.
Kajian untuk daerah hulu yang tidak terlewati oleh Bendungan Matenggeng
dan Leuwikeris perlu adanya kajian yang lebih dalam dari Rencana
Pembangunan Bendungan yang lain.
Sigit Irawan, ST., MT
c. Adanya konsistensi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) antar sektoral lintas
provinsi Jabar – Jateng.
2. TANYA :
Sayidi (Kasubid Bappeda Kabupaten Cilacap)
a. Terkait dengan rencana pembangunan Bendungan Matenggeng, persiapan
apa yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah?
b. Apakah sudah ada data – data mengenai pembebasan lahan daerah – daerah
yang terkena dampak dari pembangunan Bendungan Matenggeng, sehingga
langkah apa yang perlu ditempuh untuk mengantisipasi masalahnya?
JAWAB :
Sigit Irawan, ST., MT
a. Pemerintah Daerah perlu mempersiapkan lahan yang akan dibebaskan.
b. Data – data mengenai pembebasan lahan daerah – daerah yang terkena
dampak dari Pembangunan Bendungan Matenggeng sudah dikaji dalam Studi
Larap tahun anggaran 2012 ini.
3. TANYA :
Saeful (Dinas PSDA Kabupaten Cilacap)
a. Apakah sudah ada MOU tentang pembebasan tanah? Dan perlu pembahasan
mengenai MOU.
b. Terjadinya alih fungsi lahan irigasi yang terdapat pada Undang – Undang.
Bagaimana menindaklanjutinya dengan adanya alih fungsi lahan tersebut yaitu
pencetakan lahan baru dengan lahan yang dialihfungsikan?
JAWAB :
Baru Panjaitan, ST., MT
a. MOU akan segera kami rekomendasikan melalui TKPSDA Wilayah Sungai
Citanduy kepada Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota tentang Rencana Pembangunan Matenggeng dan Leuwikeris.
Heru Supriatna, ST., MT
b. Perlu adanya evaluasi setidaknya tiap 1(satu) tahun sekali apabila terjadi alih
fungsi lahan irigasi.
Studi Larap mengkaji tanahnya untuk lahan pertanian, perkebunan dan
pemukiman beserta mekanisme – mekanisme proses pembebasannya karena
adanya konvensasi lahan.
B. PEMBAHASAN UMUM ALOKASI AIR
1. TANYA :
H. Kudrat Heryadi, A.Md (Ketua Gabungan P3A Mitra Cai Jadiharja Kertamukti)
a. Mengapa DAS Ciseel tidak tercantum dalam wilayah kerja Wilayah Sungai
Citanduy?
b. Apakah pemanfaatan air di Bendungan Leuwikeris mampu mensuplesi ke DAS
Ciseel?
JAWAB :
Darsu, ST
a. Ciseel adalah sungai bukanlah DAS, yang dahulunya merupakan Sub DAS. Dan
sekarang sesuai dengan peraturan yang baru pada Rancangan Pola
Pengelolaan Sumber Daya Air, bahwa sungai Cisel masuk dalam DAS Citanduy
sehingga tidak ada lagi Sub DAS Ciseel.
Baru Panjaitan, ST., MT
b. Dari 5(lima) rencana pembangunan Bendungan, dipilih yang menjadi prioritas
untuk dalam waktu dekat tahun – tahun ini. Diharapkan dari rencana –
rencana Bendungan dapat terpenuhi pemanfaatan airnya terhadap seluruh
DAS di Wilayah Sungai Citanduy. Dengan adanya TKPSDA Wilayah Sungai
Citanduy diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk pelaksanaan
rencana pembangunan Bendungan yang menjadi potensi di Wilayah Sungai
Citanduy.
C. PEMBAHASAN REKOMENDASI TEKNIS RENCANA PEMBANGUNAN
BENDUNGAN MATENGGENG DAN LEUWIKERIS
1. TANYA :
Dinas SDA dan Pertambangan Kabupaten Kuningan
a. Setiap ada kegiatan atau proyek (contohnya : Mega Proyek Bendung
Cileuweung) di Kuningan selalu dilibatkan setidaknya ada tembusan informasi.
Tetapi mengapa untuk Bendungan Matenggeng belum begitu memerankan
Kabupaten Kuningan?
b. Terdapat salah satu wilayah di Kabupaten Kuningan seperti Desa Mandapajaya
belum menyentuh adanya proyek, karena daerah irigasi disana masih
mengandalkan tadah hujan. Apabila pada musim kemarau, akan mengalami
kekeringan.
JAWAB :
Baru Panjaitan, ST., MT
Kurangnya informasi di Kabupaten Kuningan dikarenakan kurangnya sosialisasi ke
daerah tersebut. Dan informasi mengenai hal-hal tersebut dapat menjadi masukan
untuk BBWS Citanduy supaya adanya sosialisasi dan survey-survey lapangan ke
daerah tersebut, dan daerah-daerah lainnya yang tidak hanya luasan wilayahnya
menjadi mayoritas saja.
2. MASUKAN :
Saeful (Dinas PSDA Kabupaten Cilacap)
Adanya perwakilan dari anggota TKPSDA tiap Kabupaten dan Propinsi yang
terkena dampak Rencana Pembangunan Bendungan untuk melihat lokasi rencana
Bendungan bersama – sama dengan tim dari Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy.
3. MASUKAN :
Mohamad Idali
Tim akan menyetujui adanya rekomendasi dari Rencana Pembangunan Bendungan
apabila adanya tim ahli dalam membaca permasalahan- permasalahan dan
dampak-dampak yang akan timbul apabila Pembangunan tersebut dilaksanakan.
IV. KESIMPULAN DAN PENUTUPAN
Disampaikan oleh : Ketua Sekretariat TKPSDA WS Citanduy
- TKPSDA Wilayah Sungai Citanduy sepakat untuk membuat Rekomendasi Teknis untuk
mendorong kepada Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota agar segera membuat MOU lintas Provinsi Jawa Barat dan Jawa
Tengah terhadap Pembangunan Bendungan Matenggeng dan Leuwikeris.
- Ucapan terima kasih kepada anggota TKPSDA WS Citanduy yang memiliki apresiasi dan
antusias cukup tinggi terhadap Rancangan Pola Pengelolaan SDA WS Citanduy
- Sidang Pleno II TKPSDA WS Citanduy di Ciamis ditutup dengan ucapan hamdallah.