Post on 11-Feb-2016
description
Nama kelompok :
Andreas Setiawan
Fajar P.A.W
Melva Ovina J. Lianto
Anna Kristina Halim
Luh Putu Mega Wulandari
Intan Puspita Sari
Jawaban pertanyaan dari presentasi kelompok 5 :
1. Apa yang dimaksud dengan tindakan koreksi terhadap penyimpangan pada penerapan
HACCP dan penyimpangan yang seperti apa yang harus dikoreksi? Jelaskan!
Jawab:
Tindakan koreksi dilakukan apabila terjadi penyimpangan terhadap batas kritis suatu
CCP. Tindakan koreksi yang dilakukan jika terjadi penyimpangan, sangat tergantung
pada tingkat risiko produk pangan. CCP atau Titik Kendali Kritis didefinisikan sebagai
suatu titik, langkah atau prosedur dimana pengendalian dapat diterapkan dan bahaya
keamanan pangan dapat dicegah, dihilangkan atau diturunkan sampai ke batas yang dapat
diterima. Pada setiap bahaya yang telah diidentifikasi dalam proses sebelumnya, maka
dapat ditentukan satu atau beberapa CCP dimana suatu bahaya dapat dikendalikan.
Tingkat Risiko Tindakan Koreksi
Produk Berisiko Tinggi Produk tidak boleh diproduksi
sebelum semua penyimpangan
dikoreksi atau diperbaiki
Produk ditahan atau tidak dipasarkan
lagi dan dilakukan uji keamanannya
Jika keamanan produk tidak
memenuhi persyaratan maka
dilakukan tindakan koreksi
Produk Berisiko Sedang Produk dapat diproses tetapi
penyimpangan harus diperbaiki
dalam waktu singkat (hari atau
minggu)
Diperlukan pemantauan khusus
sampai semua penyimpangan
diperbaiki
Produk Berisiko Rendah Produk dapat diproduksi
Penyimpangan harus dikoreksi jika
waktu memungkinkan
Harus dilakukan pengawasan rutin
untuk menjamin risiko rendah tidak
menjadi risiko sedang atau tinggi
Tindakan koreksi yang dapat dilakukan selain menghentikan proses produksi antara lain
mengeliminasi produk dan kerja ulang produk, serta tindakan pencegahan seperti
memverifikasi setiap metode, prosedur dan uji yang digunakan untuk menentukan bahwa
sistem HACCP telah sesuai dengan rencana HACCP yang ditetapkan. Dengan verifikasi
maka diharapkan bahwa kesesuaian program HACCP dapat diperiksa dan efektifitas
pelaksanaan HACCP dapat dijamin.
2. Apakah HACCP hanya dapat diterapkan pada industri makanan saja? Bagaimana dengan
industri kosmetik dan industri selain pangan lainnya?
Jawab:
HACCP hanya dapat diterapkan di industri makanan dan industri pangan, karena
HACCP merupakan suatu sistem manajemen pengawasan dan pengendalian keamanan
pangan secara preventif yang bersifat ilmiah, rasional dan sistematis dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, memonitor dan mengendalikan bahaya (hazard) mulai dari bahan baku,
selama proses produksi/pengolahan, manufakturing, penanganan dan penggunaan bahan
pangan untuk menjamin bahwa bahan pangan tersebut aman bila dikonsumsi). Dengan
demikian dalam sistem HACCP, bahan/materi yang dapat membahayakan keselamatan
manusia atau yang merugikan ataupun yang dapat menyebabkan produk makanan
menjadi tidak disukai; diidentifikasi dan diteliti dimana kemungkinan besar terjadi
kontaminasi/pencemaran atau kerusakan produk makanan mulai dari penyediaan bahan
baku, selama tahapan proses pengolahan bahan sampai distribusi dan penggunaannya.
Kunci utama HACCP adalah antisipasi bahaya dan identifikasi titik kendali kritis.
sistem HACCP didefinisikan sebagai suatu manajemen untuk menjamin keamanan
produk pangan dalam industri pengolahan pangan dengan menggunakan konsep
pendekatan yang bersifat logis (rasional), sistematis, kontinyu dan menyeluruh
(komprehensif) dan bertujuan untuk mengidentifikasi, memonitor dan mengendalikan
bahaya yang beresiko tinggi terhadap mutu dan keamanan produk pangan.
3. Bagaimana cara membuktikan bahwa suatu industri makanan sudah menerapkan HACCP
dengan baik?
Jawab:
Untuk membuktikan bahwa suatu industri telah menerapkan HACCP dengan baik dapat
dilihat melalui dokumentasi. Dokumentasi program HACCP meliputi pendataan tertulis
seluruh program HACCP sehingga program tersebut dapat diperiksa ulang dan
dipertahankan selama periode waktu tertentu. Dokumentasi mencakup semua catatan
mengenai CCP, CL, rekaman pemantauan CL, tindakan koreksi yang dilakukan terhadap
penyimpangan, catatan tentang verifikasi dan sebagainya. Oleh karena itu, dokumen ini
dapat memudahkan pemeriksaan oleh manager atau instansi yang berwenang sehingga
dapat diketahui penyebab produk yang diduga menyebabkan kasus keracunan makanan
misalnya.