Post on 21-Oct-2015
MOTIVASI MEMBACA
Motivasi membaca adalah dorongan motivasional untuk membaca sehingga timbulnya ketertarikan dalam dunia pendidikan sperti sekolah. Motivasi mebaca biasanya dihubungkan dengan 4 teori, yaitu : self-determination theory, goal theory, social cognitive theory dan interest theory. Keempat teori tersebut dapat dipahami melalui pertanyaan seperti :
A. Sumber motivasional apa yang dapat menguatkan prestasi membacaB. Faktor lingkungan, kejadian dan pengalaman di sekolah seperti apa yang dapat
menguatkan motivasi membacaC. Sumber motivasional apa yang dapat melemahkan prestasi membacaD. Faktor lingkungan, kejadian dan pengalaman di sekolah seperti apa yang dapat
melemahkan motivasi membacaE. Bagaimana mengenai profil siswa sebagai pembaca
A. Sumber Motivasional yang dapat Menguatkan Prestasi Membaca1. Intrinsic Motivation
Motivasi intrinsic dalam motivasi membaca merupakan keinginan siswa untuk membaca tanpa adanya faktor dari luar. Reward tersebut adalah kepuasan dari aktivitas membaca itu sendiri, adanya emosi positif yang menyertai keterlibatan dalam membaca
2. Perceived AutonomyKonsep ini berasal dari self-determination theory. Motivasi otonomi meliputi pengalaman yang terkait dengan pilihan dan kesukaan. Perceived Autonomy dalam membaca dapat dilihat dari bagaimana seseorang memilih sebuah buku dan mengarahkan perilaku dirinya untuk membaca.
3. Self EfficacyKonsep ini dikenalkan dalam teori social kognitif yang merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk dapat belajar dan melaksanakan sesuatu dalam level tertentu. Pembaca yang memiliki sel efficacy yang tinggi yakin pada kemampuan mereka dalam menampilkan aktivitas membaca dan selalu berusaha untuk mencoba teks-teks bacaan yang lebih menantang. Akan tetapi, siswa dengan self efficacy yang tinggi bisa saja tidak menampilkan kinerja yang baik dalam pengerjaan tugas jika kemampuan actual mereka tidak sesuai dengan persepsi dan keyakinan mereka. Self efficacy dalam membaca dapat diartikan sebagai persepsi siswa terkait kompetensi mereka dalam membaca meliputi kayakinan akan kemampuan dan keterampilan mereka dalam tugas membaca.
dan selalu berusaha untuk mencoba teks-teks bacaan yang lebih menantang. Akan tetapi, siswa
dengan self efficacy yang tinggi saja tidak ditampilkan kinerja yang baik dalam pengerjaan tugas
jika kemampuan actual mereka tidak sesuai dengan persepsi dan keyakinan mereka. Self
Efficacy dalam membaca dapat diartikan sebagai persepsi siswa terkait kompetensi mereka
dalam membaca meliputi keyakinan akan kemampuan dan keterampilan mereka dalama
membaca.
4. Task Mastery
Task Mastery goal secara konseptual dapat diartikan keinginan untuk ,meningkatkan
kemampuan dalam menguasai suatu keterampilan dan memahami materi pemeblajaran. Hal
utama dari goal theory adalah beahwa siswa yang memiliki mastery goal memandang
kesuksesan sebagai bentukdari perbaikan diri kearah yang lebih baik. Siswa yang berorientasi
pada mastery goal memiliki ketekunan dalam tugas membaca dikarenakan memilki keinginan
tahuan untuk menguasai materi dan mendapatkan pemahaman dan penegtahuan yang lebih
mendalam. Mereka juga mendapatkan kepuasaan terkait dengan tugas membaca tersebut.
5. Performance Goals
Merupakan peratian siswa mengenai kemampuan dan performansi meraka pada orang lain.
Menekankan pada perbandingan dengan teman sebaya, performansi kompetensi yang dimilki
dengan orang lain.
6. Social Motivation
Dapat diartikan sebagai rasa percaya bahwa perilaku dan sikap orang lain dipandang sebagai
suatu penyangga yang dapat membuat orang-orang lebih percaya diri, lebih terdorong dan
lebih kuat dalam menghadapi berbagai rintangan dan halangan. Kata yang sulit dan
menantang. Bila dihubungkan dengan dukungan sosial, maka tujuan sosial dapat di artikan
sebagai usaha siswa untuk membantu temannya dalam kesulitan baik di bidang akademik
maupun personal.
7. Value in Reading
Value dapat dijelaskan dengan perluasan bahwa sebuah tugas dapat memiliki nilai positif bagi
siswa di masa yang akan datang, bahkan ketika siswa tidak tertarik pada tugas tersebut.
Valuing sangat berhubungan dengan self-determination theory yang diwakili kepercayaan
siswa mengenai pentingnya tugas sekolah dan membaca, seperti membaca buku untuk
menyelesaikan tugas rumah (PR)
B. Pengalaman di Kelas yang dapat menguatkan Motivasi Membaca
1. Intrisic Motivation and Interest
Minat atau ketertarika membaca tidak berbeda dari motivasi interinsik, kedua dihubungkan
dengan perasaan positif, kenikmatan, dan diposisi perilaku untuk membaca. Minat atau
ketertarikan sering dijelaskan pada tugas yang lebih spesifik dari pada motifasi interinsik.
Guru yang dapat membuat siswa menemukan relevansi antara pengalaman mereka dengan
cerita teks yang mereka baca dapat meningkakan minat mereka pada aktivitas membaca.
2. Perceived-Autonomy
Cara utama yang dapat mengembangkan perceived autonomy adalah mengusahakan agar
siswa memilih sendiri aktivitas membaca mereka. Hal ini meliputi pemilihan teks ( halaman
atau buku apa yang akan dibaca ), pemilihan tugas ( bagaimana cara membaca ), atau
pemiliha tampilan 9 bagaimana menunjukan pengetahuan yang didapat dai membaca ).
Dukungan pada otonomi siswa akan meningkat dengan membiarkan siswa menge[resikan
pendapatnya tentang teks dan memberi masukan pada srangkaian bacaan dan aktivitas
interuksional. Guruyang mendukung keterlinatan siswanya dalam tugas membaca di sekolah
dengan mengizinkan siswa untuk bekerja dengan caranya sendiri akan meningkatkan
komitmen dan ketekunan siswa dalam melengkapi tugas membaca mereka, baik yang bersifat
kompleks sekalipun
3. Self Efficacy
Siswa yang memiliki self efficacy dalam membaca dapat meningkatkan secara sitematis
dengan adanya model dari seorang ahli(misal;guru) yang memberikan umpan balik (feedback)
tentang kemajuan dalam performansi tugas seperti membaca. Prosedur ini dalam di mulai
dari: Siswa mengobservasi dari berusaha mengemulsi model yang menampilkan tugas dengan
sempurna, lalu siswa membuat tujuan dan menerima umpan balik tentang tugas mereka.
Berdasarkan informasi tersebut, siswa mengobservasi model baru dan membuat tujuan baru,
yang menghasilkan self regulation terhadap performansi tugas. Dalam kondisi ini, self
efficacy akan meningkat.
Hal yang perlu diingatkan adalah hanya dengan meningkatkan keterampilan tentu dapat
meningkatkan keyakinan diri seseorang, karena kepercayaan diri siswa tidak dapat
meningkatkan kecuali jika umpan balik yang mereka terima benar benar dijalankan
4. Task mastery
Guru yang menggunakan mastery goal di dalam kelas akan mempengaruhi siswa untuk
menggunakan mastery goal dalam tugas membaca mereka. Guru yang menggunakan kalimat
yang terlalu mudah dan menuntut jawaban yang mudah untuk dijawab tidak akan memotivasi
siswa untuk mwnguasai tugas, tetapi lebih meningkatkan performance goals. Guru yang
menekankan pemahaman tentang isi teks akan membuat siswa memiliki orientasi pada
pemahaman yang dalam akan isi bacaan dibandingkan bila guru menekankan pada motivasi
ekstrinsik.
5. Performance Approach Goals
Performance approach goals merupakan upaya pemberian insentif eksternal pada siswa seperti
kelulusan, hadiah, atau rekognisi sebagai dukungan motivasional untuk membaca.
Berdasarkan penelitian yang ada sumber motivasi eksternal ini hanya menghasilkan sedikit
siswa yang berprestasi dengan konsisten.
6.Sosial Motivation
Konsep ini berkaitan dengan perasaan saling terhubungan dan saling memiliki, berperilaku
prososial, dan hubungan interpersonal dengan kelompok social. Siswa yang memilii
hubungan yang positif dengan guru dan siswa lainnya akan mendapat penerimaan did lam
kelas. Keadaan ini membuat siswa dapat berinteraksi dan merasa terlibat dalam aktivitas di
kelas, seperti tugas membaca. Siswa yang sering membagi informai dalam buku dengan
temannya cenderung lebih dapat mencapai prestasi yang tinggi. Dalam hal ini, guru dapat
menggunakan pendekatan pengajaran dengan metode diskusi kelompok.
7. Value in Reading
Value in reading berhubungan dengan prestasi membaca dan keterlibatan siswa dalam tugas
membaca. Konsep ini dekat kaitannya dengan self determination theory, yaitu “identifited
motivation”. Pembaca dengan identified motivation percaya bahwa “menjadi pembaca yang
baik sangat penting buat saya”. Motivasi ini dihubungkan dengan penyelesaian pekerjaan
rumah, yang erat kaitannya dengan membaca dan ikut terlibat dalam proses pendidikan
melalui kehadiran di kelas dan mengikuti aktivitas di sekolah
C. Sumber Motivasi yang dapat melemahkan prestasi membaca
Menurutnya motivasi dapat dihubungkan dengan perasaan negative dalam membaca ( seperti
tidak nyaman atau tidak suka melakukan aktivitas membaca ) dan perilaku negative terhadap
membaca (seperti jarang membaca, prokrstinasi, dan menyulitkan diri sendiri) siswa yang
mengatakan “saya menikmati aktivitas membaca buku” mengindikasikan level motivasi intrinsic
yang tinggi, sedangkan pernyataan siswa “saya membaca buku setiap hari” mengindikasikan
ondikator perilaku dari motivasi intrinsic. Suatu penelitian menemukan bahwa siswa
menghindari tugas atau aktivitas membaca di sekolah di sebabkan oleh:
isi teks tidak menarik
teman teman mereka jarang membaca materi sekolah
tugas tugas tidak relevan dengan mereka
teman sebaya memandang mereka bukan sebagai pembaca yabg pintar
Brophy (2004) mengatakan bahwa terhadap sumber tekait penghindaran tugas membaca, yaitu:
kurang minat dan adanya ketersaingan (merasa enggan, mengelak, dan memilii sikap
bermusuhan)
1.Task Avoidance
Siswa menghindari tugas dan enggan menyelesaikan tugas. Meece dan holt (1993)
menagatakan bahwa siswa ayang menhindari tugas (rendah dalam paenguasaan guru)
memiliku prestasi yang renda dan keterliabatanya dalam aktivatas membaca ahanya bersiafat
dangkal (acendurung mengkopi/mencotek ahasil kerja temanya)
2.Perceived Lack Of Control
Konsep ini terkait dengan heternomy (sumber control eksternal) sebagail alawan dari
Autonomy (sumber control internal).Siswa sayanng merasa dikontrol dari lauara ayakin bahwa
dia tak dapat menagarahkan dan mengatur a aaktivitasnya, tidak dapat memili teks yang
relevan dengan tujuan dan minatnya . Siswa-siswi ini tidak ikut terliba dalam tugas membaca
dan cenderung menganggu jalannya aktivitasi dalam kelas , yang di tandai dengan level
partisipasi ayang rendah ,tidak memperhatkan , dan tidak tekun
3.Perceived Task Difficully
Ketika siswa peracaya abahwa membaca ituu sulit , maka mereka cenderung memiliki sikap
negative adan memiliki persaan enggan untuk membaca sehingga menghindari tugas membaca
4.Meaningless of Texts
Ketika siswa menemukan bahwa isi bacaan tidak relevan denagan pengeratahuan, kebutuhan ,
dan minat mereka, maka mereka memandang tugas membaca membaca menjadi tidak
bermakana. Ahal ini akan membuat siswa cenderung untuk mengerjakan tugas sedikit mungkin
dasn menghindari aatuagas tersebut. Bagi siswa ini menjawab soal dan mengerjakan tugas tiada
member manfaat apa apa untuk mereka
5. Performance aAvoidance
Penghiandari Performansi berhugungsaan negative dengan penguasaan siswaa akan tugas
(maskey task goal)seperti pada tugas membaca. Pada masa transisi dari sekolah dasar ke
sekolah menengah Performance goal siswa akan meningkat dan mastery goal siswa akan
menurun.
6. Sosiali solation
Siswa yang tidak dapat membanggun bkepercayaan dalam hubungan dengan significant
partner(teman yang berpengaruh) cenderung memandang diri memiliki sikap bermusuhan
secara social. Siswa yang tidak memiliki rasa salng memiliki dan tidak adanya saling
keterhubungan dalam lingkungan kelas ,baik dari guruatau teman sebaya , saka keterlibatan
siswa tersebut dalam aktivitas kelas pun akan berkurang , termasuk tugas membaca.
Isolasi merupakan rasa ketidak percayaan yang meliputi ketidak perhatian,
ketidakpedulian ,dan kurangnya keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam
menghadapi kesulitan.keditak percayaan diri yang negative dan mempengaruhi pertasi yang
negative pula.
7. Dis –Identiy
Siswa yang berada pada masa pembentukan identitas ,terutama saat remaja dapat menurunkan
motivasi membaca mereka dan memiliki sikap yang berlawanan dengan tugas membaca di
sekolah . pada beberapa kasus , siswa yang memiliki popularitas dan hubungan social yang
luas mempunyai konflik dengan motivasi membaca. Seswa jauh dari literature sekolah akan
menolak dengan adanya tugas membaca
D. Pengalaman dikelas yang melemahkan mitivasi
1. Teacher Over Control
Guru yang menggontrol atau mengatur secara berlebihan meliputi diminasi guru dalam
pengaturan, kaku dalam penggunaan jadwal , tidak sensitive terhadap minat siswa,dan
menolak permintaan atau kebutuhan siswa untuk mengekspresikan pendapat. Teacher over
control dihubungkna dengan pengaruh negative pada siswa yang merasa dikontrol
atau,dipaksa sehingga terjadi penghindaran tugas membaca.
2. Difficulty of texs and reading taskas
Menurunnya motivasi membaca siswa berkaitan dengan mudahatau terlalu sulitkah isi buku
itu untuk di baca dahn di pahami .isi buku yang terlalu sulit untuk siswa mengarahkan
mereka untuk tidak suka membaca, tidak memiliki buku favorit, jarang membaca, dan
menghindari buku sebisa mungkin.
3. Content Irrelevance
Siswa yang menemukan teks yang tidak relevan dengan kebutuhan , minat , dan tujuan
mereka, maka siswa tersebut akan menghindari tugas membaca. Persepsi siswa terhadap
konten bacaan dapat berasal dari guru yang menjelaskan mengapa materi ini perlu untuk
Dipelajari di sekolah atau penjelasan guru tentang hubungan antara teori yang dipelajari
Di sekolah dengan yang terjadi di kehidupan nyata .
4. Social Isolation
Guru yang menggunakan pendekatan mengajar yang terkait dengan textbook seperti
Menekankan untuk bekerja sendiri , menghindari diskusi kelompok , membatasi berbagai
Pendapat , tidak mengikutsertakan siswa dalam manajemen kelas , dan siswa merasa tidak
Terhubung secara social maka siswa tersebut akan menghindari tugas membaca .
E.Profil Membaca
Bedasarkan sumber-sumber motivasional yang telah dijelaskan , maka didapatlah empat Profil siswa , yaitu :
1. Avid reader , yaitu siswa yang gemar membaca yang memiliki Motivasi membaca dengan
level tinggi . Dan memiliki penghindaran aktivitas Membaca dengan level rendah Siswa tipe
ini biasanya memiliki prestasi membaca yang tinggi .
2. Ambivalent reader (pembaca ambivalen), yaitu siswa yang kadang-kadang memiliki
motivasi membaca dengan level tinggi dan kadang-kadang penghindaran aktivitas membaca
dengan level tinggi. Siswa tipe ini biasanya memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu
tetapi tidak memiliki minat dengan motivasi intrinsic yang rendah .
3. Apathetic reader (pembaca apatis) , yaitu siswa yang memiliki Motivasi membaca dengan
level sedang dan mimiliki penghindaran aktivitas membaca dengan level sedang juga .
Prestasi siswa pada tipe ini berada di tengah-tengah antara avid dan averse reader .
4. Averse reader, yaitu siswa yang enggan untuk membaca dengan level rendah dan memiliki
penghindaran aktivitas membaca dengan level tinggi .siswa dengan tipe ini memi miliki
prestasi rendah .
Dalam menjelaskan motivasi membaca menentukan profil siswa sangat penting untuk melihat
level prestasi . usia ,dan konteks siswa tersebut contohnya: Siswa yg mengalami masa transisi
dari sekolah dasar ke sekolah menengah akan lebih besar kemungkinannya untuk menyadi
pembaca ambivalen, di suatu sisi mereka menolak dan menghindari tugas membaca dan
menyelesaikan tugas sekolah tetapi disisi lain merekan rajin membaca majalah – majalah
remaja.
Valuing dalam membaca, pada siswa sekolah tingkat atas dihubungkan dengan task mastery
goal yaitu pemahaman tentang isi teks, memiliki self afficacy, yang menampilkan keyakinan
akan kemampuan untuk sukses dlm membaca . sedangkan siswa sekolah dasar valuing ,dlm
membaca lebih ditekankan pada pentingnya membaca sebagi suatu keterampilan dan
dihubungkan dengan motivasi , yaitu keterlibatan dan keigintahuan siswa dalam membaca