PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MEMBACA BUKU ... · keterampilan membaca cepat dalam...
Click here to load reader
Transcript of PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM MEMBACA BUKU ... · keterampilan membaca cepat dalam...
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT DALAM
MEMBACA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII
SMP TERPADU DARUL ‘AMAL SUKABUMI DENGAN TEKNIK
SKIMMING TAHUN AJARAN 2011-2012
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S. Pd)
Nuryati
107013000091
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H / 2011 M
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nuryati
Tempat/Tanggal Lahir : Cianjur, 14 Maret 1987
NIM : 107013000091
Jurusan/Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat dalam
Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas
VIII SMP Terpadu Darul „Amal Sukabumi dengan
Teknik Skimming Tahun Ajaran 2011-2012
Dosen Pembimbing : Drs. Cecep Suhendi, M.Pd
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta,
Mahasiswa Ybs.
Nuryati
107013000091
ABSTRAK
Nuryati 107013000091, Peningkatan Keterampilan Membaca
Cepat dalam Membaca Buku Teks Bahasa Indonesia Siswa Kelas VIII D
SMP Terpadu Darul ‘Amal Sukabumi dengan Teknik Skimming Tahun
Ajaran 2011-2012
Penelitian ini berawal dari rumusan masalah sebagai berikut: (1)
Bagaimanakah peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca
buku teks Bahasa Indonesia dengan teknik skimming siswa kelas VIII SMP
Terpadu Darul „Amal; (2) Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas VIII
SMP Terpadu Darul „Amal dengan diadakan membaca cepat dalam membaca
buku teks Bahasa Indonesia dengan teknik skimming.
Oleh karena itu, melalui penelitian secara khusus ingin mencapai
tujuan penelitian antara lain: (1) Mendeskripsikan peningkatan keterampilan
membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik
skimming siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul „Amal; (2) Mendeskripsikan
perubahan perilaku siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul „Amal dengan
diadakan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan
teknik skimming.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas yaitu suatu penelitian yang dilakukan sebagai upaya untuk
mengatasi permasalah yang ada di dalam kelas. Metode yang dilakukan
peneliti terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi peningkatan
keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia
dengan teknik skimming siswa kelas VIII SMP Terpadu Darul „Amal
Sukabumi. Dan terjadi perubahan perilaku siswa kelas VIII SMP Terpadu
Darul „Amal dengan diadakan membaca cepat dalam membaca buku teks
bahasa Indonesia dengan teknik skimming.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Rabb semeta alam yang telah melimpahkan nikmatnya
pada kita dengan mengutus Nabi Saw yang agung, dan memerintahkan kita mengikuti
akhlak belau yang mulia agar kita menjadi orang-orang yang mulia dan beruntung
memperoleh Ridho Allah dari hari pembalasan nanti.
Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kehariban sang penuntun
yang mendidik dan membawa kita dari gelapannya kemusyrikan menuju cahaya
tauhid yang demikian benderang. Dialah Nabi Muhammad Saw yang jujur lagi
terpercaya.
Meskipun melalui banyak hambatan yang dialami penulis dalam penyusunan
skripsi ini, pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, perasaan, dan terutama dana yang tak
mungkin dilukiskan dengan kata-kata. Namun dengan keuletan dan kesungguhan
akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sebagaimana orang
bijak mengatakan bahwa setiap perjuangan pasti ada pengorbanan, meski tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik moril yang hikmahnya dapat penulis
rasakan maupun materil yang penulis bergantung padanya. Untuk semua itu penulis
dapat menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada pihak, terutama penulis ingin menyampaikan kepada:
1. Nurlena Rifa‟i, M.A. Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Cecep Suhendi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan, petunjuk serta
bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
4. Seluruh dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya dosen Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan ilmunya selama
masa perkuliahan.
5. Seluruh staf perpustakaan utama dan staf perpustakaan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan staf perpustakaan
Universitas Terbuka. Atas tersedianya buku-buku yang dapat membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Keluarga Besar Pondok Pesantren Terpadu Darul „Amal Sukabumi,
khusunya Kepala Sekolah, bagian Kurikulum, guru mata pelajaran bahasa
dan sastra Indonesia, dan staf SMP-T yang telah memberikannya
waktunya kepada penulis untuk melaksanakan penelitian demi
terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak Efendi dan mamah Neneng tersayang, yang selalu memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis untuk terus maju meraih
kesuksesan, dan selalu memberikan kasih sayangnya kepada penulis
sampai detik ini (mah, pak ini adalah persembahan atau hadiah berharga
dari Eteh). Maafkan Ananda belum bisa membalas pengorbanan
semuanya, semoga Allah Swt senantiasa memberikan curahan Rahmat dan
Kasih sayang-Nya kepada mereka. Amin.
8. Mamah H. Ai Nurani tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang dan
dukungan kepada penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Apih Dudung sareng Mimih Nurhayati sakulawargi yang senantiasa
dengan sabar mendidik, membesarkan, memotivasi dan memberikan
dukungan dengan penuh kasih sayang yang tak terhingga dan tak pernah
putus.
9. Saudara-saudaraku tercinta, Bi Siti Rohmah sareng amang Firman yang
selalu senantiasa penulis repotkan pada saat penulis kekurangan materi.
10. Beh Sayidah sareng mang Rusman, yang selalu memotivasi penulis untuk
tetap semangat.
11. Wa Een sareng Wa Asep, Wa Eulis yang selalu memberikan motivasi dan
kasih sayang yang hingga penulis untuk terus maju dan selalu semangat.
12. Buat Aa ku tercinta Neng ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,
karena Aa tidak pernah berhenti memotivasi dan menyemangati Neng.
Love You sayang.
13. Adik-adikku Sayang Siti Kodariah, Siti Jahrah, dan Deris, keluarga besar
dari Mamah dan keluarga besar dari Bapak yang selalu mendoakan
penulis siang dan malam sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
14. Sahabat-sahabatku Elis, Mbk Indah, Rasdi, Mas Kris, Eva, Maya, dan Leli
yang tak henti-hentinya menemani, menghibur, memotivasi penulis ketika
penulis dalam kesulitan, semoga persahabatan kita tidak pernah putus
ditelan waktu. Teman-teman PBSI angkatan 2007 khususnya kelas A, dan
Teman-teman ILMIDA. Juga buat teman-teman yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang budiman sangat penulis harapkan
untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Dengan demikian, besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kemajuan pendidikan dan pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia.
Jakarta, September 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi
DAFTAR BAGAN .................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5
C. Batasan Masalah................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
A. Landasan Teoretis ................................................................................ 9
B. Kajian Pustaka ..................................................................................... 28
C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 31
D. Hipotesis .............................................................................................. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian .................................................................................. 33
B. Tempat Penelitian................................................................................. 33
C. Desain Penelitian .................................................................................. 33
D. Instrumen Penelitian............................................................................. 38
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Sekolah ....................................................................... 43
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 46
C. Pembahasan ......................................................................................... 80
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................................. 94
B. Saran .................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar subjek penelitian .................................................................. 31
Tabel 2. Kategori penilaian pemahaman membaca cepat ............................ 39
Tabel 3. Pedoman penilaian kecepatan membaca ........................................ 39
Tabel 4. Hasil kecepatan membaca prasiklus ............................................... 47
Tabel 5. Hasil pemahaman kemampuan membaca cepat prasiklus .............. 48
Tabel 6. Hasil kecepatan membaca siklus I .................................................. 49
Tabel 7. Hasil pemahaman kemampuan membaca cepat siklus I ................ 50
Tabel 8. Hasil observasi aspek positif siklus I .............................................. 52
Tabel 9. Hasil observasi aspek negative siklus I .......................................... 54
Tabel 10. Hasil kecepatan membaca siklus II .............................................. 59
Tabel 11. Hasil pemahaman kemampuan membaca cepat siklus II ............. 66
Tabel 12. Hasil observasi aspek positif siklus II .......................................... 67
Tabel 13. Hasil observasi aspek negative siklus II ....................................... 71
Tabel 14. Peningkatan kecepatan membaca teks .......................................... 82
Tabel 15. Peningkatan pemahaman membaca teks ...................................... 83
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Model tahapan-tahapan pelaksanaan PTK .................................. 36
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Aktivitas siswa membaca cepat siklus I ................................... 61
Gambar 2. Aktivitas siswa menghitung kecepatan membaca siklus I ....... 62
Gambar 3. Aktivitas siswa menjawab soal siklus I .................................... 62
Gambar 4. Aktivitas siswa saat mengisi jurnal siklus I ............................. 63
Gambar 5. Aktivitas siswa membaca cepat siklus II ................................. 78
Gambar 6. Aktivitas siswa menghitung kecepatan membaca siklus II ...... 79
Gambar 7. Aktivitas siswa menjawab soal siklus II .................................. 79
Gambar 8. Perbandingan aktivitas siswa membaca cepat .......................... 91
Gambar 9. Perbandingan aktivitas siswa menghitung kecepata membaca 92
Gambar 10. Perbandingan aktivitas siswa menjawab soal......................... 99
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan dapat memberikan harapan yang
lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai upaya lapisan masyarakat
terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.
Berbagai cara yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia seperti adanya Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan (KTSP) yang
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pembelajaran membaca sebagai bagian dari pembelajaran bahasa yang
mengalami perkembangan dari masa ke masa, seperti di negara-negara Eropa dan
Amerika Serikat. Pembelajaran membaca harus diperhatikan kebiasaan cara berpikir
teratur dan baik. Hal ini disebabkan membaca sebagai suatu proses yang sangat
kompleks, dengan melibatkan semua proses mental yang lebih tinggi, seperti ingatan,
pikiran, daya khayal, pengaturan, penerapan, dan pemecahan masalah.
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa di samping
keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis. Keterampilan membaca dapat
dipelajari dengan berbagai cara. Cara yang akan ditempuh harus sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai dalam kegiatan membaca sesuai standar kempetensi dan
kompetensi dasar.
Membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan isi bacaan dari apa yang
ditulis dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai bahasa yang
dipergunakan, seorang pembaca perlu juga mengaktifkan berbagai proses mental
dalam sistem kognisinya.
Menurut Enderson dalam bukunya Cahyani, dkk dari segi linguistik,
membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording
and decoding process), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru
melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah
menghubungkan kata-kata tulis (oral language meaning) yang mencakup perubahan
tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna.1
Membaca adalah suatu kegiatan berinteraksi dengan teks dan menerka isi teks
yang dibaca. Untuk dapat melaksanakan proses berinteraksi dan menerka isi teks
secara efektif dan efisien, diperlukan sejumlah pengetahuan. Membaca juga
merupakan proses pemecahan masalah, yang aktif dan bukan keterampilan bahasa
yang pasif, tetapi keterampilan yang aktif.
Kemampuan membaca merupakan salah satu dari keempat keterampilan
berbahasa yang diajarkan dan berkonsekuensi diteskan, kepada pembelajar bahasa.
Bersama dengan kemampuan menyimak, kemampuan membaca tergolong
kemampuan aktif reseptif, tetapi berbeda media penyampaiannya. Kemampuan
menyimak dipergunakan untuk mengukur kemampuan memahami bahasa lisan,
sedangkan kemampuan membaca untuk bahasa tulis. Banyak cara yang distandarkan
1 Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Bandung:
UPI Press, 2007), hlm. 9
untuk mengukur kemampuan membaca. Sejumlah teknik pengukur kemampuan
membaca yang sering dipergunakan antara lain adalah dengan mempergunakan
bentuk betul-salah, melengkapi kalimat, pilihan ganda, pembuatan ringkasan, dan
lain-lain.2
Membaca merupakan hal yang penting atau hal yang paling mendasar dalam
dunia pendidikan. Karena membaca merupakan proses memperoleh informasi atau
wawasan dari buku yang dibaca terutama buku mata pelajaran. Jadi, tanpa membaca
tidak akan memperoleh informasi yang dapat menambah wawasan siswa.
Membaca cepat merupakan suatu keterampilan yang harus dilatih.
Keberhasilan dalam menguasai dan mempraktikkan membaca cepat tergantung pada
sikap, tingkat keseriusan, dan kesiapan untuk berlatih.
Kecepatan membaca memiliki hubungan erat dengan pemahaman. Seseorang
dapat menyelesaikan bacaannya dalam waktu yang cepat, tetapi sedikit memahami
bacaan, maka tidak dapat dikategorikan sebagai pembaca cepat. Adapun seorang
mempunyai kemampuan membaca yang sangat lambat, dan memiliki pemahaman
yang rendah, mungkin saja orang tersebut dapat terganggu ingatannya, sehingga
harus berjuang keras untuk mengingat paragraf, kalimat, dan kata-kata yang telah
dibacanya.
Teknik membaca yang dipilih sangat bergantung pada tujuan membaca. Baik
skimming maupun scanning merupakan teknik membaca yang khusus diperlukan
dalam membaca cepat dan efektif. Teknik membaca skimming merupakan kegiatan
2 Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008), cet. Ke-1, hlm. 246-247
membaca yang lebih menyeluruh yang memerlukan penglihatan menyeluruh dan
memerlukan kompetensi yang khusus. Sedangkan teknik membaca scanning
merupakan kegiatan membaca yang terbatas, karena hanya pencari informasi yang
spesifik. Walaupun demikian, kedua teknik ini bisa dipakai dalam waktu yang
bersamaan, dan yang akan penulis bahas yaitu, teknik skimming.
Dalam pembelajaran terutama mata pelajaran bahasa Indonesia, untuk
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) evaluasi siswa tidak berdasarkan satu
aspek saja melainkan ada empat aspek berbahasa yaitu aspek menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Jadi, empat keterampilan berbahasa ini dievaluasikan kepada
siswa.
Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian yaitu membaca
sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada
aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada
konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca.3 Oleh karena itu, para
siswa perlu dilatih secara intensif, teratur, dan berkesinambungan dalam kegiatan
membaca untuk melakukan kegiatan yang aktif dan dapat merangsang pola pikir
mereka.
Dari survei pendahuluan yang penulis laksanakan meliputi observasi dan
wawancara dengan guru dan siswa di kelas VIII SMP-T Darul „Amal untuk
mengungkapkan permasalahan yang dihadapi siswa, diperoleh data keadaan siswa
dan kemampuan siswa, karateristik siswa, dan keinginan siswa sebagai berikut.
3 Novi Resmini, Yayah Churiyah, dan Nenden sundori, Membaca dan Menulis di SD Teori da
Pengajarannya, (Bandung: UPI Press, 2008), hlm. 93
Pertama, berdasarkan wawancara dengan siswa menyatakan pernah belajar
membaca cepat namun mereka belum pernah belajar membaca cepat dengan suatu
teknik. Guru masih menerapkan proses pembelajaran konvensional yaitu guru
berceramah dan siswa mengerjakan tugas. Guru hanya mengajarkan siswa untuk
membaca tanpa disertai dengan teknik yang dapat memudahkan siswa untuk
membaca dengan cepat serta dapat menemukan memahami bacaan dengan cepat pula.
Kedua, berdasarkan keterangan guru dan hasil observasi, kemampuan membaca siswa
masih dalam tahap per kata dan kalimat. Ketiga, berdasarkan keterangan guru, siswa
jika diberi pelajaran membaca tampak kurang berminat dan kurang tertarik dengan
bacaan yang disajikan. Keempat, berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, mereka
ingin pembelajaran yang menyenangkan. Selama ini siswa menganggap pembelajaran
membaca membosankan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan-permasalahan yang timbul
berkaitan dengan rendahnya kemampuan membaca cepat yang dapat diidentifikasi
berikut ini.
1. Siswa kelas VIIID SMP Terpadu Darul „Amal dalam pembelajaran
membaca cepat teks masih dikatakan rendah dan hal ini disebabkan oleh
dua faktor yaitu faktor guru dan faktor siswa.
2. Faktor dari guru, yaitu (a) Penjelasan materi yang disampaikan guru sulit
dipahami oleh siswa; (b) Tidak pernah menggunakan teknik dalam
pembelajaran membaca cepat sehingga kurang menarik dan
membosankan.
3. Faktor dari siswa, yaitu (a) Kurang minat siswa untuk mengikuti pelajaran
bahasa Indonesia; (b) Kurangnya pemahaman siswa tentang hakikat
membaca cepat yang sebenarnya; (c) Kurangnya latihan membaca
sehingga siswa belum bisa membaca cepat teks.
Untuk mengatasi masalah pertama yang terdapat pada guru, sebaiknya metode
atau teknik pembelajaran yang selama ini digunakannya diubah. Selain itu, guru lebih
banyak berkomunikasi dengan siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami serta
memberikan kesempatan untuk bertanya.
Sedangkan, untuk mengatasi masalah faktor pada siswa yang kurang berminat
mengikuti pelajaran bahasa Indonesia, karena menganggap pelajaran tersebut
membosankan dan banyak siswa yang meremehkan, karena tanpa belajar pun mereka
sudah dapat berbahasa Indonesia. Untuk mengubah anggapan yang demikian, guru
sebaiknya memberikan arahan dan pengertian kepada siswa bahwa pentingnya
pelajaran bahasa Indonesia dalam kehidupan mereka.
C. Batasan Masalah
Dari berbagai masalah yang telah dikemukakan, permasalahan penelitian ini
dibatasi pada kemampuan membaca cepat pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas VIIID SMP Terpadu Darul „Amal perlu dikaji karena nilai akademis mereka
masih di bawah rata-rata. Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru. Guru selama
ini hanya menggunakan metode ceramah yang membosankan sehingga tidak
menggugah minat siswa untuk membaca sehingga siswa merasa jenuh belajar yang
sifatnya monoton.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka timbul permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca
buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming siswa kelas VIIID SMP
Terpadu Darul „Amal Tahun ajaran 2011-2012?
2. Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas VIIID SMP Terpadu Darul
„Amal dengan diadakan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa
Indonesia dengan teknik skimming Tahun ajaran 2011-2012?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca
buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming siswa kelas VIIID SMP
Terpadu Darul „Amal Tahun ajaran 2011-2012 .
2. Mendeskripsikan perubahan perilaku siswa kelas VIIID SMP Terpadu Darul
„Amal dengan diadakan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa
Indonesia dengan teknik skimming Tahun ajaran 2011-2012.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu manfaat teoretis
dan manfaat praktis. Manfaat teoretis setelah dilakukannya latihan membaca cepat
melalui pembelajaran siklus adalah menambah khasanah pengembangan pengetahuan
membaca cepat. Selain itu, mengembangan teori pembelajaran membaca cepat
dengan teknik skimming.
Manfaat praktis, bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna
sebagai bahan masukan bagi guru dan calon guru khususnya dalam pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia dalam pemilihan teknik yang relevan dengan materi
pelajaran. Bagi siswa, memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang bermakna
dengan pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming. Manfaat bagi
pendidikan, melalui penelitian diharapkan dapat menjadi renungan bagi pihak-pihak
yang bertanggung jawab dengan pelaksana, agar dapat menyuguhkan pendidikan
yang lebih berkualitas.
BAB II
LANDASAN TEORETIS DAN KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoretis
Teori-teori yang digunakan untuk membahas permasalahan penelitian ini,
terdiri atas teori yang berkenaan dengan memabaca cepat untuk memperoleh inti atau
gagasan dalam teks yang dibaca dan termasuk di dalamnya dengan menggunakan
teknik skimming. Berikut ini, uraian masing-masing teori yang relevan dengan
penelitian membaca cepat dalam membaca buku teks dengan teknik skimming.
1. Hakikat Membaca
Menurut KBBI membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang
tertulis (dengan melisankan atau atau hanya dalam hati).4
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak
hal, tidak hanya sekedar menghafal tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,
berpikir, prikolinguistik, dan meta kognitif. Sebagai suatu proses berpikir, membaca
mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca
kritis, dan pemahaman kreatif.5
Menurut Goodman dalam Alfin, membaca merupakan suatu proses dinamis
untuk merekonstruksi suatu pesan yang secara grafis dikehendaki oleh penulis.6
4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), ed. Ke-4 hlm. 109 5 Prambudi Angga Tristono, Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat pada Mata Pelajaran
bahasa Indonesia Siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 01 Kecamatan Semarang Barat, Program D2
PGKSD, UNNES. 2006, hlm. 4 6 Jauharoti Alfin, dkk. Bahasa Indonesia 1, (Surabaya: Learning Assistance Program For
Islamic Schools, 2008) ed. 1 paket 7, hlm. 7-10
Menurut Syafi‟ie dalam Alfin, membaca pada hakikatnya adalah suatu proses
yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan
mengamati tulisan secara visual dan proses psikologis dimulai ketika indra visual
mengirimkan hasil pengamatan terhadap tulisan ke pusat kesadaran melalui sistem
saraf.7
Jadi, membaca adalah suatu kegiatan yang berinteraksi dengan teks dan
menerka isi teks yang dibaca. Melibatkan semua proses mental yang lebih tinggi,
seperti ingatan, pikiran, pemahaman, daya khayal, dan pemecahan masalah.
2. Proses Membaca
Menurut Burns dalam Prambudi, proses membaca meliputi sembilan aspek,
yaitu:
a. Aspek sensori
Pada tahap ini anak belajar membedakan secara visual simbol-simbol grafis
(huruf atau kata) yang digunakan untuk mempresentasikan bahasa lisan.
b. Aspek perseptual
Anak mengenali rangkaian simbol tertulis, baik berupa kata, frasa, atau
kalimat kemudian memberi makna dengan menginterpretasikan teks yang
dibacanya.
c. Aspek urutan
Kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linear, yang
umumnya tampil pada satu halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke
bawah.
7 Ibid. 7-12
d. Aspek pengalaman
Anak yang mempunyai pengalaman yang banyak akan mempunyai
kesempatan luas dalam mengembangkan pemahaman kosakata dan konsep
yang dihadapi dalam membaca.
e. Aspek berpikir
Anak membuat simpulan berdasarkan isi bacaan untuk dapat memahami
bacaan tersebut.
f. Aspek pembelajaran
Anak belajar membaca dalam kegiatan pembelajaran.
g. Aspek asosiasi
Anak mengenal hubungan antara simbol dengan bunyi bahasa dan makna.
h. Aspek afektif
Kegiatan memusatkan perhatian anak, membuktikan kegemaran membaca dan
menumbuhkan motivasi ketika sedang membaca.
i. Aspek pemberian gagasan
Anak memberikan gagasan atau pendapat tentang teks yang telah mereka
baca.8
3. Jenis-jenis Membaca
Ditinjau dari terdengar atau tidaknya suara pembaca, membaca dapat dibagi
dua yaitu:
8 Prambudi Angga Tristono, Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat pada Mata Pelajaran
bahasa Indonesia Siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 01 Kecamatan Semarang Barat, Program D2
PGKSD, UNNES. 2006, hlm. 5-6
a. Membaca nyaring, membaca bersuara, atau membaca lisan (oral reading).
Cara ini dilakukan ketika belajar membaca sewaktu di sekolah dasar,
deklamasi puisi, membaca naskah pidato, dan ikrar.
b. Membaca dalam hati (silent reading). Cara ini dilakukan ketika membaca
buku, surat kabar, atau majalah. Tujuan membaca dalam hati adalah agar si
pembaca mampu memahami isi bacaan dengan baik dan cepat.
Pada saat membaca dalam hati, yang kita gunakan adalah:
1. Mata digunakan untuk melihat dan menyapu halaman-halaman yang dibaca
dengan cepat.
2. Ingatan berperan sebagai penyimpan dan penyaring isi bacaan yang
ditangkap melalui mata.
Jadi, dilihat dari terdengar atau tidaknya suara pembaca yang penulis bahas
adalah jenis membaca dalam hati (silent reading).
Ditinjau dari tujuannya, membaca terbagi atas dua jenis yaitu:
1. Membaca ekstensif adalah cara membaca yang dilakukan terhadap
sebanyak-banyaknya teks dalam waktu sesingkat mungkin. Teknik ini lebih
tepat dilakukan ketika menghadapi jumlah teks yang sangat banyak,
sedangkan waktu yang dimiliki sangat sempit.
Tujuan membaca ekstensif adalah (a) memperoleh pemahaman umum; (b)
menemukan hal tertentu dalam teks.
2. Membaca intensif adalah membaca untuk memahami dan menganalisis
bahan bacaan secara teliti dan mendalam.
Jadi, ditinjau dari tujuan membaca di atas yang penulis bahas adalah membaca
ekstensif yaitu membaca dilakukan sebanyak-banyak teks dalam waktu yang singkat.
Ditinjau dari kecepatannya, membaca terbagi atas jenis-jenis berikut.
1. Membaca reguler, yaitu cara membaca dengan kecepatan relatif lambat.
Cara ini dilakukan dengan membaca baris demi baris, dengan tujuan
memahami teks yang tingkat kesulitannya sangat tinggi, misalnya karya-
karya ilmiah.
2. Membaca sekilas (scanning) adalah membaca dengan melihat sekilas
bagian-bagian teks, terutama judul, daftar isi, kata pengantar, atau lainnya.
Cara ini lebih tepat dilakukan ketika membaca koran atau bacaan-bacaan
ringan lainnya.
3. Membaca cepat (skimming) adalah membaca dengan cara lebih cepat.
Pandangan mata langsung meluncur, menyapu halaman-halaman teks. Cara
ini lebih tepat dilakukan untuk mencari sesuatu kata dalam kamus atau
nomor tertentu dalam buku telepon.
4. Membaca kecepatan tinggi (warp speed) adalah cara membaca suatu teks
dengan kecepatan tinggi dengan disertai pemahaman yang tinggi pula.
Jadi, ditinjau dari jenis kecepatan membaca di atas yang penulis bahasa adalah
membaca cepat (skimming) yaitu membaca dengan cara yang lebih cepat.
4. Hakikat Membaca Cepat
Membaca cepat merupakan salah satu kegiatan membaca yang
menitikberatkan pada pemahaman isi bacaan secara tepat dengan waktu yang relatif
singkat. Jadi, ada dua faktor yang memang penting dalam membaca cepat yaitu
kecepatan dan ketepatan.9
Membaca cepat merupakan suatu keterampilan dan yakinlah bahwa
keterampilan itu dapat dilatih. Keberhasilan Anda dalam menguasai dan
mempraktikkan teknik membaca cepat akan sangat bergantung pada sikap,
keseriusan, dan kesiapan untuk mencoba melatihkan teknik tersebut. Untuk itu,
apabila Anda merasa belum dapat membaca cepat, Anda harus berkeinginan untuk
memperbaiki dan merasa yakin bahwa Anda akan dapat melakukan hal itu.10
Membaca cepat mempunyai beberapa keuntungan terutama dalam keadaan
mendesak waktu. Dengan membaca cepat memberikan kesempatan untuk membaca
secara luwes.11
Metode membaca cepat tergantung pada beberapa tujuan atau pertanyaan
yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami
intisari bacaan, bukan bagian-bagian perinciannya yang detail-detail. Metode
membaca cepat menuntut kecepatan yang paling tinggi.12
Jadi, membaca cepat itu adalah kemampuan membaca dengan memperhatikan
tujuan dari membaca dan merupakan sistem membaca dengan memperhitungkan
waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bacaan yang dibacanya.
9 Atikah Anindyarini dan sri Ningsih, Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VII, (Jakarta:
Depdiknas, 2008), hlm. 18 10
Kisyani Laksono, dkk, Membaca 2, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed. 1, hlm. 3.4
11 Budinuryatna, Kasuriyanta, dan Imam Koermen, Pengajaran Berbahasa Indonesia,
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed. I, hlm. 11.27 12
Saadie, Ma‟mur, dkk Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007), ed. 1, cet. ke-1, hlm. 10.5
Albert dalam Harras mengemukakan tujuan utama dalam membaca cepat,
yaitu untuk:
a. Memperoleh kesan umum dari suatu buku, artikel, atau tulisan singkat;
b. Menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;
c. Menemukan/menempatkan bahan yang diperlukan dalam perpustakaan.
Sedangkan manfaat membaca cepat adalah sebagai berikut:
a. Untuk mencari informasi yang kita perlukan dari sebuah bacaan secara cepat
dan efektif;
b. Dalam waktu yang singkat dapat menelusuri banyak halaman buku atau
bacaan;
c. Tidak banyak waktu yang terbuang karena tidak perlu memperhatikan atau
membaca bagian yang tidak kita perlukan.13
5. Hambatan Membaca Cepat
Membaca cepat bagi orang awam atau seseorang yang tidak mendapatkan
latihan khusus membuat mereka merasa lelah dalam membaca karena lamban dalam
membaca. Ada beberapa hal yang dapat menghambat proses membaca cepat yaitu:
a. Sulitnya konsentrasi
Ketika tidak konsentrasi dalam membaca, informasi yang diterima oleh mata
kemudian diteruskan ke otak tidak mendapat perhatian cukup sehingga
menyebabkan hilangnya pemahaman. Tidak jarang hal ini membuat seseorang harus
mengulang bahan bacaan berkali-kali dalam proses membaca. Pengulangan ini
13 Mohamad Yunus, at. al., Bahasa Indonesia (Tim Penulis Bahas Indonesia UT-ASMI),
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed. 2, cet. Ke-3, hlm. 2.20
disebut regresi dan merupakan salah satu kebiasaan yang perlu dihilangkan jika
ingin memperbaiki kecepatan baca.14
Kesulitan berkonsentrasi bisa disebabkan beberapa faktor di antaranya:
kelelahan fisik dan mental, bosan, atau banyak hal lain yang sedang dipikirkan.
Konsentrasi juga dapat terganggu karena adanya hal-hal yang dapat mengalihkan
perhatian seperti suara musik yang terlalu keras, TV yang menyala, orang lalu-lalang,
dan lain-lain. Dalam membaca konsentrasi sangat penting karena menentukan
kemampuan dalam menangkap dan memahami isi bacaan. Apalagi ketika kita
membaca cepat, maka konsentrasi yang baik akan memastikan bahwa kecepatan baca
berbanding lurus dengan pemahaman dan bukan sebaliknya.15
Sebelum membaca, coba atasi faktor-faktor yang menyebabkan sulit
berkonsentrasi. Cari tempat yang tenang, memiliki penerangan yang cukup, suhu
ruangan yang nyaman, dan tempat duduk yang enak dipakai. Jika ada gangguan,
selesaikan dulu sebelum mulai membaca.
Setelah hal di atas dilakukan, selanjutnya adalah bagaimana meningkatkan
konsentrasi itu sendiri. Dalam membaca cepat konsentrasi yang dibutuhkan adalah
kerjasama antara mata dan otak yang bekerja menangkap kata dengan cepat dan otak
menerjemahkan, mengomentari, dan memahami kata demi kata yang ditangkap.
b. Kurangnya motivasi
Banyak orang membaca tetapi tidak memiliki motivasi yang kuat atas bahan
yang dibaca. Motivasi yang kurang ini secara mental akan membuat membaca dengan
14
Muhammad Nur, Speed Reading For Beginners, (Panduan Membaca lebih cepar, lebih
cerdas, dan pemahaman yang lebih baik), ed. Bahasa Indonesia, hlm. 39 15
Ibid. 41
lambat dan otak tidak dirangsang untuk bekerja dan memahami apa yang dibaca.
Salah satu penyebab rendahnya motivasi karena tidak tahu apa yang ingin diperoleh
dari bahan bacaan. Seseorang yang memiliki motivasi rendah seperti seorang
pengendara yang terus berjalan tetapi tidak tahu hendak kemana tujuan yang akan
dicapai.16
Motivasi menjadi pendukung konsentrasi dan saling membantu dalam
menciptakan pemahaman yang utuh baik secara nalar maupun emosional. Jika
memiliki otak yang cemerlang dan konsentrasi yang tinggi, dapat memahami materi
dengan mudah. Akan tetapi, motivasi yang membantu untuk mempertahankan
pemahaman tersebut dalam jangka panjang karena motivasi melibatkan emosi dan
keinginan untuk menikmati suatu bahan bacaan.17
c. Khawatir tidak memahami materi yang dibaca
Ada orang yang minder duluan ketika baru melihat buku yang hendak
dibaca. Khawatir bahwa buku tersebut terlalu berat dan nanti tidak bisa dipahami.
Rasa khawatir ini ternyata akan menjadi kenyataan jika terus dibawa ketika
membaca. Kekhawatiran bahwa tidak bisa atau sulit memahami isi bacaan akhirnya
akan benar-benar menjadi kenyataan.
Untuk itu singkirkan semua kekhawatiran tersebut. Yakinkan pada diri sendiri
bahwa meskipun buku yang hendak dibaca mungkin cukup sulit, bukan berarti tidak
16
Ibid. 39 17
Ibid. 43
bisa memahaminya. Batu yang keras sekalipun akan berlubang oleh tetesan air yang
terus-menerus.18
d. Kebiasan buruk dalam membaca
Hal terakhir yang kita bahas dalam hambatan membaca adalah kebiasaan
buruk yang dimiliki seseorang. Kebiasaan buruk dalam membaca jika terus dipelihara
akan membuat kecepatan membaca terganggu.19
Banyak orang memiliki kebiasaan buruk dalam membaca sehingga
memperlambat kecepatan termasuk membuat tingkat pemahaman lebih rendah.
Hambatan tersebut diantaranya:
1) Vokalisasi : Hal ini dilakukan dengan cara melafalkan apa yang dibaca.
Dengan demikian, kecepatan membaca akan sama dengan kecepatan
berbicara. Tingkat vokalisasi ini berbeda pada tiap-tiap orang termasuk
tinggi rendahnya bunyi yang yang dilafalkan. Kebiasaan vokaliasasi penulis
duga muncul ketika pertama belajar membaca dan diminta melafalkannya.
Untuk mengatasinya, tiuplah (bibir seperti bersiul) ketika membaca dan
letakan tangan di leher untuk meyakinkan bahwa tidak ada getaran.20
2) Subvokalisasi : Ada orang membaca tanpa suara di bibir, tetapi di hati.
Dengan cara ini, dampaknya kurang lebih sama dengan vokalisasi yakni
kecepatan baca sama dengan kecepatan berbicara.
18
Ibid. 45 19
Ibid. 44 20
Mohamad Yunus, at. al., Bahasa Indonesia (Tim Penulis Bahas Indonesia UT-
ASMI), (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), ed. 2, cet. Ke-3, hlm. 2.20
Untuk mengatasinya, usahakan melebarkan jangkauan mata sehingga fiksasi
(pandangan mata) dapat menangkap beberapa kata sekaligus dan langsung menyerap
idenya daripada melafalkannya.21
3) Gerakan bibir : Ada juga yang tidak bersuara, tetapi bibir seperti orang
berbicara dan melafalkan sesuatu. Kebiasaan ini berakibat sama dengan dua
kebiasaan buruk yang kita bahas.
Untuk mengatasinya, yaitu:
a) Rapatkan bibir kuat-kuat, tekankan lidah ke langit-langit mulut;
b) Kunyahlah permen;
c) Ucapkan berulang-ulang, „satu, dua, tiga‟ atau „tu, wa, ga‟.22
4) Gerakan kepala : Banyak orang ketika membaca kepalanya ikut bergerak
mengikuti kata demi kata dalam bahan bacaan. Dengan demikian kepala
bergerak secara teratur dari kiri ke kanan kembali lagi ke kiri dan seterusnya.
Kebiasaan ini akan menghambat kecepatan baca karena pergerakan kepala
sebenarnya kalah jauh dengan pergerakan mata.
Untuk mengatasinya, yaitu:
a) Letakan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan ke meja selama
membaca;
b) Peganglah dagu seperti memegang jenggot;
c) Letakan ujung-ujung telunjuk jari di hidung, sehingga bila kepala bergerak
akan segera menyadarinya dan dapat menghentikannya.23
21
Ibid. 2.22 22
Ibid. 2.20
5) Regresi : Pernahkah membaca suatu kalimat atau paragraf kemudian tidak
yakin dengan isinya atau merasa kurang paham kemudian balik lagi dan
mengulang kalimat atau paragraf tersebut. Bayangkan jika dalam satu
halaman saja melakukannya 10-15 kali, berapa banyak waktu yang telah
terbuang.
Untuk mengatasinya, yaitu:
a) Tanamkan kepercayaan diri, jangan berusaha menghapal dan mengerti setiap
kata atau kalimat pada paragraf itu jangan terpaku pada detail. Teruskan saja
baca, jangan ikuti godaan untuk kembali ke belakang;
b) Puasatkan perhatian pada bahan bacaan, bila ada yang tertinggal, tinggalkan
saja!
c) Bacalah terus sampai kalimat selesai. Apa yang tertinggal nanti akan muncul
lagi dan akan Anda temui lagi. Tak ada alasan untuk mengecek ke
belakang.24
Setelah kita mengetahui hambatan membaca cepat yang telah dipaparkan di
atas, mulailah kita menghilangkan hambatan tersebut satu per satu agar kita bisa
menjadi pembaca yang cepat dan tepat. Kita harus sadari ketika kebiasaan itu masih
terbawa, kita tidak akan dapat meningkatkan kemampuan membaca.
6. Manfaat Kemampuan Membaca Cepat
a. Banyak informasi penting dapat diserap dalam waktu yang cepat;
b. Membaca cepat memperluas wawasan;
23
Ibid. 2.21 24
Ibid. 2.21
c. Membaca cepat meningkatkan kemahiran berbahasa yang lain;
d. Memabaca cepat membantu menghadapi ujian/tes;
e. Membaca cepat meningkatkan pemahaman.25
7. Cara Meningkatkan Kecepatan Membaca
Soedarso dalam Uswatun Khasanah menguraikan cara meningkatkan
kecepatan membaca antara lain (1) melihat dengan otak karena otak menyerap apa
yang dilihat mata serta persepsi dan interpretasi otak terhadap tulisan yang dilihat
oleh mata dapat mempengaruhi pemahaman terhadap bacaan; (2) menggerakkan mata
terarah (fixed) pada suatu sasaran (kata) dan melompat ke sasaran berikutnya; (3)
melebarkan jangkauan mata dan lompatan mata yaitu satu fiksasi meliputi dua atau
tiga kata; (4) membaca satu fiksasi untuk satu unit pengertian; dan (5) meningkatkan
konsentrasi karena dengan konsentrasi, pembaca menjadi cepat mengerti dan
memahami bacaan.
Nurhadi dalan Uswatun Khasanah lebih detail menguraikan cara
meningkatkan kecepatan membaca yaitu (1) menerapkan metode dan teknik
membaca; (2) memilih aspek tertentu saja yang dibutuhkan dalam bacaan sesuai
dengan tujuan membaca; (3) membiasakan untuk membaca pada kelompok-
kelompok kata; (4) jangan mengulang kalimat yang telah dibaca; (5) jangan selalu
berhenti lama di awal baris atau kalimat; (6) cari kata-kata kunci yang menjadi tanda
awal dari adanya gagasan utama sebuah kalimat; (7) abaikan kata-kata tugas yang
25
Kholid Harras, Endah Tri Priyanti, dan Titik Harsiati, Membaca 1, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007), ed. 1, cet. Ke-2, hlm. 432-433
berulangulang seperti yang, di, dari, pada dan sebagainya; (8) jika penulisan dalam
bentuk kolom, arahkan gerak mata ke bawah lurus (vertikal).
Wainwright dalam Uswatun Khasanah beberapa cara untuk meningkatkan
kecepatan membaca antara lain (1) menghilangkan regresi karena regresi dapat
memperlambat kecepatan membaca; (2) mengembangkan ritme, cara ini dilakukan
untuk menghindari regresi; (3) meningkatkan daya jangkauan pandang mata dapat
dilakukan dengan melihat kata-kata sekaligus, mengenali kumpulan kata, dan
mengubah cara kerja otak dalam menerima informasi; (4) latihan tachistoscopic atau
sering disebut flashing, latihan ini menggunakan perangkat antiregresi.26
Secara teoretis, kecepatan membaca dapat ditingkatkan menjadi dua sampai
tiga kali lipat dari kecepatan semula. Dengan mengetahui metode dan teknik
mengembangkan kecepatan membaca, diikuti latihan yang intensif, menghilangkan
kebiasaan-kebiasaan buruk ketika membaca, dan membiasakan diri membaca dengan
cepat maka dalam beberapa minggu kecepatan membaca dapat meningkat.
8. Mengukur Kecepatan Membaca
Membaca merupakan keterampilan berbahasa, dan setiap orang mempunyai
kemampuan membaca yang berbeda-beda, namun kemampuan membaca dapat
diukur.
Rumus membaca cepat:
x=y x 60 menit
z
26
Uswatun Khasanah, “Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat untuk Menemukan Ide
Pokok dengan Teknik Ayunan Visual Siswa X-II SMA Negeri 2 Semarang Tahun ajaran 2008/2009”.
(Skripsi: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UNNES 2009), hlm. 23-24
Keterangan:
x : kecepatan membaca
y : jumlah kata teks yang telah berhasil dibaca
z : lama membaca dalam detik
Rumusan untuk mengetahui tingkat kemampuan pemahaman isi teks:
Kemampuan pemahaman isi teks = Jumlah jawaban betul x 100%
Jumlah soal
Rumusan untuk mengetahui kemampuan membaca:
Kemampuan membaca = kecepatan baca x kemampuan pemahaman isi teks.27
9. Hakikat Buku Teks
“Istilah buku teks yang dipergunakan dalam modul ini adalah terjemahan atau
padanan textbook dalam bahasa Inggris. Walaupun dalam kamus textbook
diterjemahkan dengan buku pelajaran (Echols dan Shadily; 1983 : 1984) tetapi
demi kepraktisan dan untuk menghindarkan kesalahpahaman maka istilah buku
teks tetap diperguanakan dalam modul ini”.28
Buku teks adalah buku pelajaran dalam pelajaran tertentu yang merupakan
buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud-maksud
dan tujuan instruksional, yang dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang
serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan
tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.29
27
Atikah Anindyarini dan Sri Ningsih, Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VII,
(Jakarta: Depdiknas, 2008), hlm. 19 28
Dadang Sundawa, Yon Rizal, dan Rifai Asfari, Kurikulum dan Buku Teks Pendidikan
Ekonomi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), cet. Ke- 4, hlm. 5.4
29 Henry Guntur Tarigan dan. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa,
2009), hlm. 13
a. Fungsi buku teks
Dalam Tarigan, Greene dan Patty merumuskan beberapa peran buku teks
sebagai berikut:
1) Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai
pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran;
2) Menyajikan suatu sumber pokok masalah subject-matter yang kaya, mudah
dibaca, dan bervariasi sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa sebagai
dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan ketika keterampilan-
keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang
menyerupai kehidupan yang sebenarnya;
3) Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai
keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok
dalam komunikasi;
4) Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya
metode dan sarana pengajaran untuk memotivasi para siswa;
5) Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam awal yang perlu dan sebagai
penunjang bagi pelatihan dan tugas praktis;
6) Menyajikan bahan/sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tempat
guna.30
7) Menyediakan suatu sumber yang tersusun
30
Ibid. 17
b. Kualitas buku teks
1) Buku teks harus menarik minat siswa yang mempergunakannya;
2) Buku teks harus memberikan motivasi kepada siswa pemakainya;
3) Buku teks haruslah memuat ilustrasi yang menarik para siswa yang
memanfaatkannya;
4) Buku teks seyogyanya memepertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga
sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya;
5) Buku teks isinya harus berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya;
lebih baik kalau dapat menunjangnya dengan rencana sehingga semuanya
merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu;
6) Buku teks harus dapat menstimulasi, merangsang aktivitas pribadi para
siswa yang mempergunakannya;
7) Buku teks harus dengan sadar dan tegas menghindari konsep yang samar-
samar dan tidak biasa, agar tidak sempat membingungkan para siswa yang
memakainya;
8) Buku teks harus mempunyai sudut pandang atau “point of view” yang jelas
dan tegas sehingga pada akhirnya menjadi sudut pandangan para
pemakainya yang setia;
9) Buku teks harus mampu memberikan pemantapan, penekanan pada nilai-
nilai anak dan orang dewasa;
10) Buku teks harus dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para siswa
pemakainya.31
10. Teknik Skimming
Menurut Fry dalam Mikulecky skimming memiliki kesamaan dengan
scanning, yaitu memerlukan kecepatan membaca yang sangat tinggi. Namun,
skimming mempunyai perbedaan dengan scanning dalam hal berikut.
Skimming adalah suatu teknik membaca dengan kecepatan tinggi untuk
mencari hal-hal yang penting atau ide pokok dari suatu bacaan. Keterampilan
membaca yang sangat berguna ialah skimming, yang melibatkan pembaca sepintas
dan cepat untuk mendapatkan kesan keseluruhan dan umum.
Skimming dilakukan dengan cara membaca judul, subbab, dan beberapa alinea
pertama dalam setiap bab-nya. Jika buku tersebut memuat kesimpulan dalam setiap
bab, maka Anda dapat pula membaca sekilas ringkasan tadi.
Fungsi skimming adalah mendapatkan ide utama tentang topic bacaan, bukan
detailnya. Jadi skimming dapat dikatakan berhasil jika Anda bisa mendapatkan ide
pokok dan bisa membayangkan apa yang dibahas dalam keseluruhan isi buku secara
umum.32
31
Ibid. 21
32 www.muhammadnoer.com/2009/07/teknik-membaca-skimming/ kamis 27-10-11. Pukul
20.16
skimming menuntut pembaca memiliki kemampuan memproses teks dengan
cepat guna memperoleh gambaran umum mengenai teks tersebut.33
Sedangkan
Scanning merupakan jenis membaca cepat dengan bertujuan untuk menemukan
informasi khusus dalam teks dengan cepat.34
Keterampilan membaca scanning hanya dapat diperoleh dengan melakukan
latihan-latihan. Harus berlatih memperluas jangkauan pandangan mata kita terhadap
kelompok-kelompok kata dan berpindah dengan cepat.35
Jadi, teknik skimming adalah suatu teknik membaca cepat secara umum dalam
suatu bahan bacaan yang menggunakan waktu yang relatif singkat.
Langkah-langkah membaca skimming:
1. Membuat pertanyaan tentang apa yang akan kita cari dari suatu buku;
2. Telusuri daftar isi atau kata pengantar, apakah informasi yang kita butuhkan
itu ada;
3. Dengan penuh perhatian, telusuri dengan cepat tinggi setiap paragraf atau
subbab yang Anda hadapi;
4. Berhentilah ketika merasa menemukan apa yang Anda cari;
5. Bacalah dengan kecepatan normal, dan pahami dengan baik yang Anda cari
tersebut.
33
Cahyani Isah dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Bandung:
UPI Press, 2007), hlm. 107 34
Ibid. 109
35 Ibid. 108
Tujuan Skimming dan Manfaat Skimming
A. Tujuan Skimming
1. Untuk mengenali topic bacaan;
2. Untuk mengetahui pendapat orang;
3. Untuk mengetahui organisasi penulisan;
4. Untuk mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca
keseluruhan;
5. Untuk penyegaran apa yang pernah kita baca.
B. Manfaat Skimming
1. Dapat mencari suatu informasi khusus yang diperlukan dari sebuah teks
bacaan atau buku secara cepat dan efesien;
2. Dapat menjelajahi banyak halaman buku dalam waktu yang singkat;
3. Tidak terlalu banyak membuang-buang waktu mencari sesuatu yang
diinginkan dari buku, khususnya tindakan yang tidak menunjang terhadap
pencarian informasi tersebut.
11. Penggunaan Teknik Skimming
Penggunaan teknik skimming adalah suatu keterampilan membaca yang diatur
secara sistematis untuk menemukan gagasan utama atau ide pokok dalam suatu
hal/bacaan.
Teknik skimming, dilaksanakan dengan melihat secara menyeluruh teks secara
cepat dan memerlukan kompetensi yang khusus untuk memeroleh intinya, untuk
mengetahui bagaimana teks itu disusun, atau untuk memeroleh gagasan mengenai
maksud penulis.
Keterampilan membaca merupakan peran yang sangat penting dalam
pembelajaran berbahasa. Membaca adalah modal utama keberhasilan siswa dalam
pembelajaran. Dengan memiliki kemampuan membaca yang baik, siswa bisa
memperoleh informasi dan menambah pengetahuan yang ada.
Kemampuan membaca harus diterapkan lebih dini kepada siswa untuk
menunjang kegiatan pembelajaran, dapat diterapkan juga teknik yang baik untuk
meningkatkan keterampilan membaca siswa. Teknik skimming harus diberikan pada
siswa dalam melatih kemampuan membaca. Dengan teknik skimming ini, siswa bisa
mendapatkan manfaat membaca cepat serta memahaminya. Pemebelajaran membaca
cepat dengan teknik skimming ini melibatkan semua siswa secara individual.
Pembelajaran ini melibatkan siswa secara langsung untuk meningkatkan kemampuan
membaca. Semua itu tidak terlepas dari pantauan guru walaupun siswa membaca
cepat guru tetap memberikan motivasi kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan
membacanya.
B. Kajian Pustaka
Penelitian tentang membaca cepat itu sangat menarik. Karena banyak sekali
temuan peneliti terdahulu yang berkenaan dengan pembelajaran keterampilan
membaca cepat. Tujuannya untuk memberikan gambaran adanya perbedaan
pelaksanan pembelajaran keterampilan membaca dengan teknik yang berbeda-beda.
Penelitian-penelitian tersebut dilakukan oleh Uswatun Khasanah (2009) dan
Fatmawati (2005)
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Uswatun Khasanah (2009) dengan
yang dilakukan oleh peneliti terletak pada masalah yang dikaji, tujuan penelitian,
tindakan yang dilakukan, variabel penelitian, dan subjek penelitian. Dalam penelitian
Uswatun Khasanah (2009), masalah yang dikaji adalah adakah peningkatan
keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok dengan teknik skipping
ayunan visual. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca
cepat untuk menemukan ide pokok dan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa
terhadap pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok. Tindakan yang
dilakukan Uswatun Khasanah (2009) dengan menggunakan teknik skipping ayunan
visual. Variabel penelitian adalah keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide
pokok dan variabel teknik skipping ayunan visual. Subjek penelitian ini adalah
keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok pada siswa X.11 SMA
Negeri 2 Semarang.
Persamaan penelitian ini dengan Uswatun Khasanah (2009) adalah jenis
penelitian, instrumen penelitian yang digunakan, dan jenis data. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas dan instrumen yang digunakan berupa
instrumen tes dan nontes. Analisis data nontes melalui deskriptif kualitatif dan data
tes berupa deskriptif presentase.
Masalah yang dikaji peneliti adalah meningkatkan keterampilan membaca
cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Terpadu
Darul „Amal dengan teknik skimming Tahun ajaran 2011-2012. Tujuan penelitian ini
adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks
bahasa Indonesia dan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa terhadap
pembelajaran membaca cepat dalam membaca buku teks.
Tindakan yang dilakukan penelitian adalah dengan menggunakan teknik
skimming. Subjek yang digunakan oleh penelitian adalah keterampilan membaca
cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Terpadu
Darul „Amal Sukabumi.
Skripsi dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat 250 kpm
dengan Pembelajaran Latihan Berjenjang Authentic Assessment pada Siswa Kelas
VIIIA MTs. Miftahul Ulum Rengaspendawa Kabupaten Brebes Tahun Ajaran
2004/2005 karya Fatmawati (2005) meneliti bagaimana meningkatkan keterampilan
membaca cepat 250 kpm. Pembelajaran latihan berjenjang dan penilaian authentic
assessment yang digunakan mampu meningkatkan keterampilan membaca.
Pembelajaran ini mempunyai kelebihan yaitu siswa dapat menghilangkan kebiasaan
buruk dalam membaca.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati (2005) dengan yang
dilakukan oleh peneliti adalah masalah yang dikaji, tujuan penelitian, tindakan yang
dilakukan, variabel penelitian, dan subjek penelitian. Dalam penelitian Fatmawati
(2005), masalah yang dikaji adalah apakah Pembelajaran latihan berjenjang dan
penilaian authentic assessment dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat
VIII A dan apakah terdapat perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran
latihan berjenjang dan penilaian authentic assessment.
Tindakan yang dilakukan berupa tindakan di dalam kelas dan tindakan di luar
kelas. Variabel penelitian adalah kemampuan membaca cepat dan variabel. Latihan
berjenjang dan penilaian authentic assessment. Subjek penelitian ini adalah
keterampilan membaca cepat siswa kelas VIII A MTs. Miftahul Ulum
Rengaspendawa Kabupaten Brebes Tahun Ajaran 2004/2005.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Fatmawati (2005) adalah pada
jenis penelitian, instrumen penelitian yang digunakan, dan jenis data. Jenis penelitian
yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas. Instrumen yang digunakan adalah
instrumen tes dan instrumen nontes. Analisis data nontes melalui deskriptif kualitatif
dan data tes berupa deskriptif persentase.
Masalah yang dikaji peneliti adalah meningkatkan keterampilan membaca
cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Terpadu
Darul „Amal dengan teknik skimming Tahun ajaran 2011-2012. Tujuan penelitian ini
adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks
bahasa Indonesia dan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa terhadap
pembelajaran membaca cepat dalam membaca buku teks.
Tindakan yang dilakukan penelitian adalah dengan menggunakan teknik
skimming. Subjek yang digunakan oleh penelitian adalah keterampilan membaca
cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Terpadu
Darul „Amal Sukabumi dengan teknik skimming Tahun ajaran 2011-2012.
Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik skimming. Dengan
demikian, diharapkan adanya hasil peningkatan keterampilan membaca cepat dalam
membaca buku teks bahasa Indonesia siswa SMP kelas VIII karena, teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah siswa diajarkan bagaimana bisa menemukan
gagasan dan mendapatkan informasi secara cepat dan tepat untuk menghasilkan
kemampuan membaca dengan cepat. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi
pelengkap dari penelitian-penelitian sebelumnya.
C. Kerangka Berpikir
Pada kegiatan membaca cepat, masalah yang biasa ditemukan dalam
pembelajaran membaca cepat, kebiasaan-kebiasaan buruk dalam membaca, siswa
kesulitan memahami isi teks. Berdasarkan hal tersebut, seharusnya pelajaran
membaca cepat dijadikan suatu kegiatan membaca yang menyenangkan dan
bermakna bagi siswa. pembelajaran melalui teknik skimming dan scanning dapat
dijadikan sebagai pilihan dalam pembelajaran membaca cepat, karena teknik
skimming dan scanning melatih siswa dapat membaca secara cepat dan tepat.
D. Hipotesis
Berdasarkan uraian di atas,
1. Hipotesis yang diajukan adalah akan terjadi peningkatan kemampuan
membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia untuk
memahami isi teks bacaan dan perubahan tingkah laku siswa kelas VIII
SMP-T Darul „Amal Sukabumi, pembelajarannya menggunakan teknik
skimming.
2. Hipotesis yang diajukan adalah tidak akan terjadi peningkatan
kemampuan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia
untuk memahami isi teks bacaan dan perubahan tingkah laku siswa kelas
VIII SMP-T Darul „Amal Sukabumi, pembelajarannya menggunakan
teknik skimming.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII D SMP Terpadu Darul
„Amal Sukabumi, yang berjumlah 18 orang.
Tabel 1
DAFTAR SUBJEK PENELITIAN
No Nama No Nama
1 Ade Oktaviani Sutisna 10 Puspa Indah
2 Anisa Nur Syifa 11 Putri Mutia
3 Esa zilda Andriyanti 12 Rika
4 Fatma Hanifah 13 Rimba Dasela Tuga
5 Indah Nurul Arifah 14 Sarah Alfiah
6 Lala Melina 15 Siti Aulia Ekawati
7 Melia Anggraeni 16 Siti Jamilah
8 Nazla Tsani 17 Sumarni
9 Novi Nurjanah 18 Sutini
B. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMP Terpadu Darul „Amal, Jampang Kulon
Sukabumi.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian dibuat untuk menjadikan peneliti mampu menjawab
pertanyaan dengan valid, objektif, dan hemat. Desain penelitian disusun dan
dilaksanakan dengan penuh perhitungan agar dapat menghasilkan petunjuk empirik
yang kuat relevansinya dengan masalah penelitian.36
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas merupakan penelitian yang berbasis kelas, maka masalah-masalah
yang diteliti dalam PTK adalah masalah yang muncul dalam kelas.
PTK adalah penelitian tindakan kelas atau sering disebut Classroom Action
Research dalam bahasa Inggris, yaitu penelitan yang dilakukan guru di kelas atau di
sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan
praktik dan proses dalam pembelajaran.37
Menurut Suyanto ( 1997), PTK mempunyai karakteristik sebagai berikut. (1)
masalah yang diteliti adalah riil yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada
dalam kewenangan peneliti (on the job problem oriented), (2) berorientasi pada
pemecahan masalah (problem solving oriented), (3) berorientasi pada peningkatan
mutu (improvemen oriented), (4) urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur
ulang (cyclical), (5) berorientasi tindakan (action oriented), (6) pengkajian terhadap
dampak tindakan, (7) specifics contextual, (8) kolaboratif (collaborative), (9) peneliti
sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi, (10) dilaksanakan berdasarkan
siklus (perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi) dan selanjutnya diulang
kembali dalam beberapa siklus.38
36
Fred N. kerlinger, Asas-asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2006), hlm. 483-485 37
Susilo, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), hlm. 16
38 Rido Kurnianto, Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Aprinta, 2009), hlm. 3-11
Prinsip-prinsip PTK meliputi (1) tidak mengganggu KBM; (2) tidak menyita
waktu; (3) metodologi andalan; (4) merupakan masalah guru; (5) konsistensi terhadap
prosedur etika; (6) permasalah terkait dalam misi sekolah.39
Ada empat jenis Penelitian Tindakan Kelas menurut Chein dalam M. Mega. N
dan Kharina Islami Dewi di antaranya:
1. PTK Diagnostik
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dirancang untuk menuntun
peneliti kearah suatu tindakan. Dalam hal ini, peneliti mendiagnosis dan memasuki
situasi yang terdapat di dalam latar penelitian.
2. PTK Partisipan
Penelitian Tindakan Kelas Partisispan suatu penelitian dikatakan sebagai PTK
partisipan, apabila peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal
sampai dengan pembuatan laporan.
3. PTK Empiris
Dikatakan Penelitian Tindaka Kelas Empiris apabila peneliti berupaya
melaksanakan suatu tindakan, kemudian membukukannya. Pada partisipasinya,
proses penelitian ini berkenaan dengan penyimpanan catatan dengan pengumpulan
pengalaman peneliti dalam pekerjaanya sehari-hari.
4. PTK Eksperimental
Disebut Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental apabila PTK dilaksanakan
sebagai upaya menerapkan berbagai teknik dan strategi secara efektif dan efisien.
39
Ibid. 3-17
Dalam kegiatan belajar mengajar yang diterapkannya, PTK dapat menentukan cara
yang paling efektif dalam rangkai mencapai tujuan pembelajaran.40
Berdasarkan keempat jenis PTK di atas, model yang dipilih peneliti untuk
penelitian adalah PTK partisipan. Model ini sesuai dengan model penelitian yang
akan dilaksanakan pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming, di mana
peneliti akan ikut serta secara langsung dalam proses tersebut hingga akhir
penyusunan laporan.
PTK mengupayakan perbaikan kondisi pembelajaran dan menyelesaikan
masalah-masalah yang timbul di dalam kelas. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan
tersebut, PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian daur. Proses pengkajian
terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat
tahap atau dalam penelitian kelas dapat digambarakan sebagai berikut.
40
Dewi Yanti, Penerapan Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) dalam Pembelajaran
Menulis Resensi Novel Tahun Ajaran 2010-2011 , (Skripsi: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia UIN Jakarta, 2010), hlm.
Bagan 1. Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan PTK41
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas menurut Kunandar
1. Untuk memecahkan permasalah nyata yang terjadi di dalam kelas yang
dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang
belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya
akademik di kalangan para guru;
41
Suyandi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jogjakarta: DIVA Press), cet. Ke- 1, hlm. 50
Perencana
an
Refleksi
Pelaksanaa
n
Refleksi SIKLUS I
Pengamata
n
Pelaksanaa
n
Pengamata
n
SIKLUS II
Perencana
an
?
2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus
mengingat masyarakat berkembang secara cepat;
3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses
pembelajaran dll.42
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas menurut Kunandar dapat dilihat dari dua
aspek, yaitu aspek akademis dan praktis.
1. Manfaat aspek akademis adalah untuk membantu guru menghasilkan
pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki
mutu pembelajaran dalam jangka pendek;
2. Manfaat praktis dari hasil pelaksanaan PTK antara lain (a) merupakan
pelaksanaan inovasi pembelajaran dari bawah. Peningkatan mutu perbaikan
proses pembelajaran yang dilakukan guru secara rutin merupakan wahana
pelaksanaan inovasi pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu selalu
mencoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan pendekatan,
metode, maupun gaya pembelajaran sehingga dapat melahirkan suatu model
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik kelas, (b)
pengembangan kurikulum di tingkat sekolah, artinya, dengan guru
melakukan PTK, maka guru telah melakukan implementasi kurikulum dalam
tataran praktis, sehingga kurikulum dapat berjalan dengan secara efektif
42
Rido Kurnianto, et. al. Penelitian Tindakan Kelas, (Surabaya: Aprinta, 2009), Ed. 1 hlm. 4-
9.
melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.43
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini berupa instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen
tes digunakan untuk mengetahui keterampilan membaca cepat dalam membaca buku
teks bahasa Indonesia. Instrumen nontes digunakan untuk mengetahui perubahan
sikap dan tingkah laku siswa setelah diadakan pembelajaran membaca cepat dengan
teknik skimming.
1. Instrumen tes
Bentuk instrumen yang berupa tes yaitu untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap kemampuan membaca cepat. Bentuk tes yang diberikan terhadap siswa
adalah pilihan ganda.
43
Ibid. 4-13
Tabel 2
Kategori Penilaian Pemahaman Membaca Cepat
No Kategori Rentang Nilai Frekuensi
1 Sangat Baik 85-100
2 Baik 65-85
3 Cukup 45-64
4 Kurang 25-44
5 Sangat Kurang 0-24
Jumlah Siswa 18
Berdasarkan penghitungan kecepatan membaca yang dilakukan dapat
digolongkan tingkat kecepatan membaca siswa. Penggolongan kecepatan membaca
berdasarkan pada pedoman yang sudah dibuat yaitu:
Tabel 3
Pedoman Penilaian Kecepatan Membaca
No Kecepatan Membaca Kategori
1 250-299 kpm (kata per menit) Sangat Cepat
2 200-249 kpm (kata per menit) Cepat
3 150-199 kpm (kata per menit) Sedang
4 100-149 kpm (kata per menit) Lambat
5 50-99 kpm (kata per menit) Sangat Lambat
Berdasarkan tabel di atas siswa mempunyai kecepatan membaca 250-299 kpm
tergolong membaca sangat cepat. Siswa mempunyai kecepatan membaca 200-249
kpm tergolong cepat. Siswa yang kecepatan membaca 150-199 kpm tergolong
sedang. Siswa yang kecepatan membacanya 100-149 kpm tergolong lambat. Dan
siswa yang kecepatan membaca 50-99 kpm tergolong sangat lambat.
2. Instrumen nontes
Instrumen nontes terdiri dari observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi
foto.
a. Observasi
Format observasi yang digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa dalam
pembelajaran pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.
b. Wawancara
Bentuk wawancara siswa pada setiap akhir pembelajaran pada penelitian ini
dapat dilihat pada lampiran.
c. Jurnal Siswa dan Guru
Bentuk jurnal siswa dan guru pada setiap akhir pembelajaran pada penelitian
ini dapat dilihat pada lampiran.
d. Dokumentasi Foto
Dokumentasi foto selama pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada
lampiran.
E. Teknik Analisis Data
Data tes dianalisis dengan teknik kuantitatif sedangkan data nontes dianalisis
dengan teknik kualitatif.
1. Teknik kuantitatif
Hasil analisis data tes diperoleh dari hasil siswa berupa angka. Nilai tiap-tiap
tes dihitung jumlahnya dalam satu kelas (∑N) kemudian dihitung dalam presentase
dengan mengunakan rumus:
Persentase kemampuan membaca siswa = (∑N) x 100%
nxs
Keterangan:
∑N : Jumlah nilai dalam satu kelas
n : Nilai maksimal soal tes
s : Banyaknya siswa dalam satu kelas
Hasil persentase kemampuan siswa tiap-tiap tes kemudian dibandingkan
anatara hasil tes siklus I dan siklus II. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai
persentase peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks
bahasa Indonesia dengan teknik skimming dan keberhasilan penelitian.
2. Teknik kualitatif
Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data nontes. Data kualitatif ini
diperoleh dari data observasi, wawancara, jurnal, dan dokumen foto. Adapun langkah
penganalisisan data kualitatif adalah dengan mengaalisis hasil observasi yang telah
diisi saat pembelajaran dan mengklarifikasikannya dengan teman peneliti yang
membantu dalam penelitian; data wawancara dianalisis dengan cara membaca catatan
atau mendengarkan rekaman hasil wawancara; data jurnal dianalisis dengan cara
membahas seluruh jurnal siswa dan guru. Hasil analisis tersebut untuk mengetahui
siswa yang mengalami kesulitan dalam latihan-latihan membaca cepat, untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa dalam membaca cepat dengan teknik
skimming serta sebagai dasar untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan
membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Sekolah
SMP Terpadu Darul „Amal berdiri di bawah Yayasan Pendidikan dan Sosial
Islam Darul „Amal. Darul „Amal terlahir dari seorang anak desa yang miskin dan
yatim, yang se masa kanak-kanaknya selalu menggembala setiap sore dan malam hari
mendapatkan bimbingan agama dari seorang Ustadz Abdullah Mubarok (alm),
dengan berbagai keprihatin Sekolah Dasar Beliau tamatkan tahun 1966. Selepas SD,
meski hasrat menggebu untuk melanjutkan ke SMP namun faktor ekonomi, menyeret
Beliau hanya masuk Pondok Pesantren Mekar Sari yang Cinagen, dengan bimbingan
Mu‟alim Ucep Suryadin.
Pada tahun 1967 Beliau dapat masuk Sekolah PGA P (4 tahun) Al-Ma‟arief
berkat bantuan Kepala Sekolahnya Didin Saefuddin yang membebaskannya dari
semua bentuk biaya apapun, dan tamat tahun 1971. Dengan berbekal izin dan doa Ibu
serta hasrat yang menggelora untuk meninggalkan kampong halaman dan merantau
ke Kota Sukabumi, namun ketika di pertengahan jalan (Pasir Piring) Beliau
diturunkan kondektur bis yang Beliau tumpangi karena ongkosnya kurang, namun
kejadian itu tidak mengurungkan niatnya untuk terus berangkat menuju perantauan
dan ditapakinya perjalanan yang sisa (kira-kira 80 km-an) lagi untuk sampai di Kota
Sukabumi, melewati hutan dan kampung-kampung penduduk.
Dengan bantuan tukang Beca, akhirnya sampai tujuan, yaitu di Pondok
Pesantren Tipar, dan diterima oleh Pimpinan Pesantren K.H. E. Fachruddin Masthura,
dengan bebas bayaran, namun biaya pangan tidak ada yang menanggungnya, dan
pernah selama 4 hari Beliau tidak makan. Pada akhir tahun 1974 tamat Madrasah
Aliyah Al-Masthuriah dengan kegetiran yang luar biasa, Beliau hanya menggondol
ijazah lokal, sementara ujian Negara tidak Beliau ikuti, karena tidak mampu
membayar uang ujian. Beliau tatap teman-teman sekelasnya yang menuju ruang ujian
Negara dengan tetesan air mata sambil menjemur padi milik pak Kiayi di halaman
rumahnya.
Meski hasrat melanjutkan kuliah begitu besar, lagi-lagi faktor ekonomi yang
mengiring Beliau hanya masuk di Pondok Pesantren Siqaayaturrahmah, Selajambu,
Jl. Selabintana, dengan bimbingan K.H. M. Mudrikah Hanafi, Beliau mendalami
kitab-kitab pesantren sampai akhir tahun 1975, Beliau mengikuti ujian Negara SP.
IAIN Pacet Cianjur, dan dengan berbekal ijazah SP. IAIN Cianjur itulah Beliau
mengikuti testing masuk PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran) Jakarta. Pada
tahun 1976 mulai menempuh kuliah di PTIQ dan mendapatkan orang tua asuh yaitu
Kel. H. M. Djubaedi Soelaeman, anugrah Allah melalui bantuannya Beliau dapat
menyelesaikan studinya tahun 1983, dan pada tahun akademik 1984 Beliau diangkat
menjadi Dosen mata kuliah Tafsir dan Hadits Ahkam di Fakultas Syari‟ah alma
mater.
Pada tahun Akademik 1984, beliau mengikuti testing Doktoral Fakultas
Syari‟ah IAIN dan diterima di Jurusan Peradilan Agama, dengan bantuan biaya dari
Mayjen Pol. (Pur) Drs. H. Soedarto dan pada tahun 1987 Beliau menyelesaikan S-1
nya di IAIN. Sejak tahun 1984-1990 Beliau memberikan kuliah di PTIK (Perguruan
Tinggi Ilmu Kepolisian), dengan mata kuliah Falsafah Kejuangan dan Islamologi,
sementara di sore harinya memberikan kursus Tafsir di PKK. BA (Pusat Kursus-
kursus Bimbingan Agama) Masjid Agung Al-Azhar Kebayoran Baru.
Sejak tahun 1982 se masa beliau jadi mahasiswa beliau menancapkan
tekadnya, membela kaum senasibnya yatim dan fakir miskin, serta membangun
desanya. Dengan kemampua yang serba terbatas beliau mengambil anak tetangganya
untuk menekuni ilmu agama di Pesantren, lalu tahap berikutnya menyekolahkan
anak-anak lingkungan sekitar yang potensial tetapi tidak mampu dalam ekonomi, dan
bersamaan dengan selesai kuliahnya tahun 1984 mendirikan Majis Ta‟lim dan
Mudzakarah Alim Ulama Darul „Amal yang Beliau bimbing sebulan sekali. Dan
sejalan dengan perkembangan anak asuh dan santuna social, pada bulan Januari 1992
beliau membentuk Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Darul „Amal di
desa kelahirannya yaitu, kp. Selajati, desa. Bojong Genteng, kec, Jampang Kulon,
kab. Sukabumi. Dengan tekadnya yang kokoh bahwa anak Desa harus kembali
membangun Desanya, agar kemajuan merata. Drs. H. Umay M Djafar Shiddieq,
M.A.,
Visi
Terwujudnya peningkatan prestasi baik dalam bidak akademik dan
nonakademik, serta aktif membangun pribadi yang terdidik, kreatif, dan
inovatif serta terampil tindakan.
Misi
1. Mewujudkan tercapainya mutu dan efesiensi pendidikan;
2. Membina akhlak, budi pekerti yang luhur untuk meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan;
3. Meningkatkan disiplin kerja seluruh personal sekolah dan menguasai ilmu
pengetahuan serta keterampilan professional sebagai dasar terwujudnya
layanan edukatif yang baik dan memuaskan peserta didik;
4. Menggalakan dan menegakan disiplin semua personal dengan menanamkan
budaya bersih, tertib belajar, dan bekerja;
5. Meningkatkan kerjasama antar sekolah, orang tua, dan masyarakat.
Keadaan Guru
Guru merupakan salah satu faktor penting yang mendukung tercapainya cita-
cita Bangsa Indonesia yang tercantum dalam batang tubuh UUD 1945, yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu seorang guru dituntut untuk
mengemban tugasnya dengan senaik mungkin. Setiap lembaga pendidikan berupaya
memilih tenaga pengajar yang relevan dengan pengembangan mata pelajaran di
sekolah. Sama halnya dengan SMP Darul „Amal selalu berupaya untuk meningkatkan
mutu pendidikannya. Hal ini dibuktikan dengan tenaga-tenaga pendidiknya yang
profesional dengan latar belakang pendidikan S-1 yang sesuai dengan bidang dan
keahlian disiplin ilmunya masing-masing.
B. Hasil Penelitian
Pada bab ini disajikan hasil penelitian tindakan kelas yang berupa hasil tes dan
nontes. Hasil tes terdiri dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil prasiklus yaitu
hasil tes keterampilan membaca cepat sebelum mendapatkan pembelajaran membaca
cepat dengan teknik skimming. Hasil tes siklus I dan siklus II yaitu hasil tes
keterampilan membaca cepat setelah mendapatkan pembelajaran membaca cepat
dengan teknik skimming dan diuraikan dalam bentuk data kualitatif. Hasil nontes
terdiri dari observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto dan diuraikan dalam
bentuk deskripsi dan data kualitatif.
1. Prasiklus
Hasil tes prasiklus diperoleh dari hasil kondisi awal siswa sebelum dilakukan
penelitian. Kondisis awal merupakan kondisi siswa sebelum mendapatkan
pembelajaran keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming. Hasil tes
prasiklus ini berfungsi untuk mengetahui seberapa besar kondisi awal siswa dalam
membaca cepat. Hasil tes awal keterampilan membaca cepat dapat dilihat dati table di
bawah ini.
Tabel 4
Hasil kecepatan Membaca Prasiklus
No Kategori Rentang
Nilai
Frekuensi Bobot
Skor
% Skor Rata-rata
1 Sangat Cepat 250-299 0 0 0 2510 X 100%
299 X 18
= 46,64
Kategori lambat
2 Cepat 200-249 1 200 5,5
3 Sedang 150-199 15 2250 83,4
4 Lambat 100-149 0 0 0
5 Sangat
Lambat
50-99 1 60 5,5
Jumlah 18 2510 100
%
Tabel di atas menunjukan bahwa rata-rata skor kemampuan membaca cepat
yang dicapai siswa pada prasiklus 46,64%. Belum ada siswa yang mencapai kategori
sangat cepat dengan rentang nilai kecepatan 250-299 kpm. Siswa yang mencapai
kategori cepat hanya 1 siswa dengan rentang nilai kecepatan 200-249 kpm. Siswa
yang mencapai kategori sedang sebanyak 15 siswa dengan rentang nilai kecepatan
100-149 kpm. Tidak ada siswa yang mencapai kategori sangat lambat dengan rentang
nilai kecepatan 50-99 kpm.
Di bawah ini penjabaran hasil tes pemahaman membaca cepat siswa kelas
VIII D SMP Terpadu Darul „Amal Sukabumi.
Tabel 5
Hasil Pemahaman Kemampuan Membaca Cepat Prasiklus
No Kategori Rentang
Nilai
Frekuensi Bobot
Skor
% 690 X 100%
100 X 18
= 38,34 %
Kategori Kurang
1 Sangat
Baik
85-100 0 0 0
2 Baik 65-84 1 80 5,5
3 Cukup 45-64 4 200 22,3
4 Kurang 25-44 9 350 50
5 Sangat
Kurang
0-24 4 60 22,3
Jumlah 18 690 %
Berdasarkan tabel di atas, menunjukan bahwa rata-rata skor yang dicapai
siswa 38,34% atau masuk kategori kurang. Belum ada siswa yang memperoleh
kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100. Hanya ada 1 siswa yang
memperoleh kategori baik dengan rentang nilai 65-84. Sebanyak 4 siswa yang
memperoleh kategori cukup dengan rentang nilai 45-64. Siswa yang memperoleh
kategori kurang sebanyak 9 siswa dengan rentang nilai 25-44. Sebanyak 4 siswa yang
memperoleh kategori sangat kurang dengan rentang nilai 0-24.
2. Siklus I
Pembelajaran membaca cepat pada siklus ini merupakan tindakan awal
penelitian dengan menggunakan teknik skimming. Hasil pelaksanaan pembelajaran
membaca cepat dengan teknik skimming pada siklus I terdiri atas data tes dan nontes
dengan hasil penelitian sebagai berikut.
a. Hasil tes siklus I
Hasil tes pada siklus I merupakan hasil tes keterampilan membaca cepat
dengan teknik skimming. Hasil tes pada siklus I dijabarkan di bawah ini.
Tabel 6
Hasil Kecepatan Membaca Siklus I
No Kategori Rentang
Nilai
Frekuensi Bobot
Skor
% Skor Rata-rata
1 Sangat Cepat 250-299 0 0 0 3205 X 100%
299 X 18
= 59,56%
Kategori Cukup
2 Cepat 200-249 4 955 22,3
3 Sedang 150-199 11 1989 61,2
4 Lambat 100-149 0 0 0
5 Sangat
Lambat
50-99 3 261 16,7
Jumlah 18 3205 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor kecepatan membaca yang
dicapai siswa pada siklus I adalah 59,56%, belum ada siswa yang mencapai kategori
sangat cepat dengan rentang nilai kecepatan 250-299 kpm. Sebanyak 4 siswa atau
22,3% yang memperoleh kategori cepat dengan rentang nilai kecepatan 200-249 kmp,
adapun kategori sedang dicapai oleh 11 siswa atau 61,2% dengan rentang nilai
kecepatan 150-199 kmp, pada kategori lambat tidak ada siswa yang mencapainya
dengan rentang nilai kecepatan 100-149 dan kategori sangat lambat dicapai oleh 3
siswa atau 16,7% dengan rentang nilai kecepatan 50-99 kpm.
Tabel 7
Hasil Pemahaman Kemampuan Membaca Teks Siklus I
No Kategori Rentang
Nilai
Frekuensi Bobot
Nilai
% Skor Rata-Rata
1 Sangat Baik 85-100 0 0 0 920 X 100%
100 X 18
= 51,12%
Kategori Cukup
2 Baik 65-84 4 300 22,3
3 Cukup 45-64 8 430 44,5
4 Kurang 25-44 4 150 22,3
5 Sangat
Kurang
0-24 2 40 11,2
Jumlah 18 920 %
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa rata-rata skor siswa sebesar
51,12% atau termasuk kategori cukup. Pada kategori sangat baik, dengan rentang
nilai 85-100 belum ada siswa mencapainya. Rentang nilai 65-84 atau kategori baik
dicapai oleh siswa sebanyak 4 siswa. Pada kategori cukup dicapai oleh 8 siswa
dengan rentang nilai 45-64. Pada kategori kurang dicapai oleh 4 siswa dengan rentang
nilai 25-44, dan pada kategori sangat kurang dicapai oleh 2 siswa dengan rentang
nilai 0-24.
b. Hasil nontes siklus I
Data nontes pada siklus I ini diperoleh melalui observasi, jurnal, wawancara,
dan dokumentasi. Berikut ini penjelasan mengenai hasil data nontes.
1) Observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingakah
laku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran keterampilan membaca cepat
dengan teknik skimming. Kegiatn ini dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung.
Pengamatan dilakukan dengan memperhatikan aspek positif dan aspek negatif
siswa. Aspek positif siswa antara lain (1) siswa memperhatikan pelajaran dengan
sungguh-sungguh; (2) siswa membaca cepat dengan penuh perhatian; (3) siswa
mengerjakan soal dengan baik; (4) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan
selama pembelajaran; (5) siswa tidak mengganggu teman. Sikap negatif siswa
meliputi (1) siswa meremehkan penjelasan guru; (2) siswa enggan melakukan
kegiatan membaca cepat; (3) siswa meremehkan tugas untuk mengerjakan soal; (4)
siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran; (5) siswa
mengganggu teman.
Hasil observasi siklus I terdapat beberapa siswa yang melakukan aspek positif
maupun aspek negatif dalam pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming.
Hal ini dapat dipahami karena proses pembelajaran yang dilakukan peneliti
merupakan sesuatu yang baru yang belum pernah diajarkan pada mereka sehingga
diperlukan proses untuk menyesuaikan. Hasil observasi siklus I dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 8
Hasil Observasi Aspek Positif Siklus I
No Aspek Obsevasi Frekuensi Persentase Kategori
1 Siswa memperhatikan
pelajaran dengan sungguh-
sungguh
16 88,9 SK
2 Siswa membaca cepat
dengan penuh perhatian
12 66,7 B
3 Siswa mengerjakan soal
dengan baik
9 50 C
4 Siswa aktif bertanya ketika
kesulitan selama
pembelajaran
6 33,4 K
5 Siswa tidak mengganggu
teman
14 77,8 B
Keterangan:
SB : Sangat baik = 81% - 100%
B : Baik = 61% - 80%
C : Cukup = 41% - 60%
K : Kurang = 21% - 40%
SK : Sangat kurang= 0% - 20%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada aspek siswa
memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh sebanyak 16 siswa atau
masuk dalam kategori sangat baik. Pada aspek siswa membaca cepat dengan
penuh perhatian masuk kategori baik karena ada 12 siswa yang melakukan
kegiatan membaca cepat dengan penuh perhatian. Aspek ketiga yaitu siswa
mengerjakan soal dengan baik masuk dalam kategori cukup. Sebanyak 9
siswa berusaha mengerjakan soal dengan baik.
Pada waktu proses pembelajaran, siswa masih enggan bertanya kepada
peneliti ketika mengalami kesulitan. Hanya 6 orang yang aktif bertanya
sehingga pada aspek ini masuk dalam kategori kurang. Siswa masih canggung
untuk bertanya kepada peneliti.
Aspek kelima yaitu siswa tidak menggangu teman. Pada aspek ini,
sebanyak 14 siswa tidak mengganggu teman sehingga masuk dalam kategori
baik. Berikut ini akan dijelaskan hasil observasi aspek negatif yang
merupakan kebalikan dari aspek positif dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9
Observasi Aspek Negatif Siklus I
N
o
Aspek
Observasi
Frekuen
si
Persenta
se
Katego
ri
1 Siswa
meremehka
n
penjelasan
guru
2 11,2 SB
2 Siswa
enggan
melakukan
kegiatan
membaca
cepat
6 33,4 B
3 Siswa
meremehka
n tugas
untuk
mengerjaka
n soal
9 50 C
4 Siswa
enggan
bertanya
ketika
mengalami
kesulitan
selama
pembelajar
an
12 66,7 K
5 Siswa
menggangg
u teman
4 22,3 B
Keterangan:
SK : Sangat kurang= 81% - 100%
K : Kurang = 61% - 80%
C : Cukup = 41% - 60%
B : Baik = 21% - 40%
SB : Sangat baik = 0% - 20%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada aspek siswa
meremehkan penjelasan guru sebanyak 2 siswa atau masuk dalam kategori
sangat baik. Pada aspek siswa enggan malakukan kegiatan membaca cepat
sebanyak 6 siswa atau masuk kategori baik. Aspek ketiga yaitu siswa
meremehkan tugas untuk mengerjakan soal masuk dalam kategori cukup
sebanyak 9 siswa.
Pada waktu proses pembelajaran, siswa masih enggan bertanya kepada
peneliti ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran sebanyak 12 siswa
yang enggan bertanya, aspek ini masuk dalam kategori kurang. Siswa masih
canggung untuk bertanya kepada peneliti.
Aspek kelima yaitu siswa menggangu teman. Pada aspek ini, sebanyak
4 siswa yang mengganggu teman sehingga masuk dalam kategori baik.
2) Jurnal
Jurnal yang digunakan dalam tindakan siklus I adalah jurnal siswa dan guru.
Jurnal siswa berisi tentang pendapat dan tanggapan siswa dalam pembelajaran
keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming, sedangkan jurnal guru berisi
hasil pengamatan peneliti tentang keaktifan siswa terhadap pembelajaran membaca
cepat dengan teknik skimming.
a) Jurnal Siswa
Jurnal siswa yang diberikan terdiri atas enam pertanyaan yang diisi
secara individu meliputi (1) minat siswa terhadap pembelajaran membaca
cepat; (2) pendapat siswa terhadap penjelasan guru tentang pembelajaran
membaca cepat; (3) ketertarikan siswa terhadap teknik skimming; (4) pendapat
siswa tentang penyebab kesulitan dalam pemebelajaran membaca cepat
dengan teknik skimming; (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming.
Berdasarkan hasil jurnal siswa diketahui bahwa sebanyak 14 siswa
yang merasa tertarik dan minat dalam pembelajaran membaca cepat dengan
teknik skimming karena mereka merasa mendapatkan suasana baru dan
menambah pengalaman untuk meningkatkan keterapilan membaca cepat. Ada
4 siswa yang tidak merasa tertarik dengan pembelajaran membaca cepat
karena teks yang dibaca tidak mengerti dan susah untuk memahami teks
bacaan.
Tanggapan siswa terhadap penjelasan peneliti mengenai pembelajaran
membaca cepat dengan teknik skimming yaitu sebanyak 13 siswa yang merasa
penjelasan peneliti mudah dimengeri dan siswa merasa tidak jenuh, karena
peneleti penjelaskan secara detail dan langsung dipraktikkan. Ada 5 siswa
yang merasa penjelasan peneliti masih sulit dipahami karena teknik yang
dijelaskan peneliti masih asing bagi mereka.
Ketertarikan siswa terhadap teknik skimming yaitu sebanyak 12 siswa
karena merupakan teknik yang baru pertama kali dikenal dan digunakan
dalam pembelajaran. Ada 6 siswa yang merasa tidak tertarik dengan teknik
skimming karena terlalu rumit dan sulit untuk memahami isi bacaan.
Dengan penggunaan teknik skimming ada 7 siswa yang merasa
kesulitan karena mereka merasa kurangnya pengetahuan sehingga sulit untuk
memahami isi bacaan. Siswa yang merasa tidak kesulitan sebanyak 11 siswa
karena, mereka merasa dengan teknik skimming mereka bisa lebih mudah
meningkatkan keterampilan membaca cepat dan dapat memahami isi bacaan.
Pesan, kesan dan saran siswa terhadap pembelajaran membaca cepat
dengan teknik skimming sangat baik, mereka merasa senang dengan
pembelajaran yang telah berlangsung. Sebanyak 18 siswa memberikan saran
yang mendukung terhadap pembelajaran yang akan datang. Siswa berharap
pembelajaran lebih menarik dan lebih menyenangkan. Siswa menyarankan
agar suara peneliti pada saat menyampaikan materi harus lebih keras.
b) Jurnal Guru
Jurnal guru merupakan hasil pengamatan peneliti tentang perilaku siswa
selama mengikuti pembelajaran. Aspek-aspek yang ada dalam jurnal guru yaitu (1)
catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran; (2) keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming; (3) catatan
mengenai tanggapan siswa tentang teknik skimming; (4) catatan mengenai tanggapan
siswa terhadap tugas pada kegiatan membaca cepat dengan teknik skimming; (5)
catatan mengenai kejadian-kejadian yang muncul pada saat pembelajaran membaca
cepat dengan teknik skimming.
Aspek pertama tentang kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
membaca cepat dengan teknik skimming, bisa dilihat pada saat peneliti masuk kelas,
siswa telah duduk rapi di tempatnya msing-masing. Suasana kelas yang gaduh
menjadi tenang ketika peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Siswa dengan antusias menerima materi yang disampaiakan.
Aspek kedua keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca cepat
dengan teknik skimming, ditunjukan melalui respon siswa dalam menjawab
pertanyaan yang lontarkan peneliti selama pembelajaran berlangsung. Mereka sangat
antusias mengkuti pembelajaran ini, sehingga mereka aktif bertanya tentang teknik
skimming.
Aspek ketiga, tanggapan siswa terhadap teknik skimming. Siswa mulai
tertarik dengan pembelajaran ini sehingga mereka betul-betul membaca dan
memahami isi teks, namun ada beberapa siswa yang masih kurang tertarik karena,
mungkin bacaannya kurang menarik.
Aspek keempat, tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan membaca
dengan teknik skimming. Tugas yang diberikan pada siswa berkaitan dengan
membaca cepat dalam membaca buku teks Bahasa Indonesia dengan hasil yang
bervariasi.
Aspek kelima, kejadian-kejadian yang muncul pada saat pembelajaran
membaca cepat dalam membaca buku teks Bahasa Indonesia dengan teknik
skimming. kejadian yang muncul pada saat pembelajaran membaca cepat, setelah
melihat dari siswa secara langsung, hasilnya memuaskan dari hasil tes pilihan ganda
untuk siswa.
3) Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan setelah selesai pembelajaran siklus I dan
setelah memperoleh nilai hasil tes siklus I. Peneliti mewawancarai tiga siswa, dengan
kriteria memperoleh kecepatan membacanya cepat, sedang, dan lambat.
Kegiatan wawancara yang dilakukan memiliki tujuan untuk mengetahui
tanggapan yang diberikan siswa dalam pembelajaran membaca cepat. Pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan siswa saat wawancara diantaranya (1) pendapat siswa
dalam pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming; (2) pendapat siswa
tentang penjelasan guru mengenai teknik skimming; (3) kesulitan yang dihadapi siswa
terhadap penggunaan teknik skimming dalam kegiatan membaca cepat; (4) perasaan
siswa ketika dapat meningkatkan kecepatan membaca; (5) saran siswa terhadap
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming.
Pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan membaca cepat dengan
teknik skimming, untuk siswa yang mendapatkan kecepatan membacanya cepat
merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran membaca cepat dengan teknik
skimming karena merupakan pembelajaran yang menarik dan menambah banyak
pengetahuan. Siswa yang kecepatan membacanya sedang, merasa tertarik dengan
pembelajaran keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming, karena dengan
pembelajaran tersebut dapat mengukur kemampuan pada saat membaca. Siswa yang
kecepatan membacanya lambat, merasa tertarik dengan pembelajaran keterampilan
membaca cepat dengan teknik skimming, akan tetapi merasa dikejar waktu akhirnya
tidak konsentrasi.
Pendapat siswa tentang penjelasan guru mengenai teknik skimming, siswa
yang memperoleh kecepatan membacanya cepat merasa penjelasan guru mudah
dipahami karena runtut dan disertai contoh. Siswa yang memperoleh kecepatan
membacanya sedang juga berpendapat bahwa penjelasan guru mudah dipahami
karena materi membaca cepat tidak begitu sulit dan mudah dimengerti. Siswa yang
memperoleh kecepatan membacanya lambat berpendapat bahwa penjelasan guru jelas
dan bikin semangat.
Kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan teknik skimming dalam
kegiatan membaca cepat, bagi siswa yang memperoleh kecepatan membacanya cepat,
mereka merasa belum menghadapi kesulitan. Siswa yang memperoleh kecepatan
membacanya sedang merasa agak kesulitan karena susah untuk mengetahui ide
utamanya dari teks tersebut. Siswa yang memperoleh kecepatan membacanya lambat
merasa kesulitan untuk menemukan ide utama karena merasa kurang memiliki
pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan teks bacaan.
Perasaan siswa ketika kecepatan membacanya meningkat, menurut siswa yang
memperoleh kecepatan membacanya cepat, merasa senang karena keterampilan
membacanya lebih meningkat. Siswa yang memperoleh kecepatan membacanya
sedang, merasakan karena bisa menambah prestasi. Bagi siswa yang memperoleh
kecepatan membacanya lambat, merasakan senang karena sudah mulai bisa
memperbaiki keterampilan membacanya.
Saran siswa terhadap pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming,
menurut siswa yang memperoleh kecepatan membacanya cepat memberikan saran
agar keterampilan membaca ini tidak hanya mengetahui ide utamanya saja, tetapi
harus faham dengan bacaannya. Siswa yang memperoleh kecepatan membacanya
sedang memberikan saran kepada peneliti agar lebih ditingkatkan lagi. Bagi siswa
yang memperoleh kecepatan membacanya lambat, memberikan saran agar dijelaskan
kembali teknik skimming.
4) Dokumentasi Foto
Dokumentasi pada penelitian ini berwujud foto kegiatan siswa dalam
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming. Pengambilan dokumentasi
dilakukan selama kegiatan pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming
siklus I berlangsung. Foto yang diambil terdiri atas (1) Aktivitas siswa saat kegiatan
membaca cepat dengan teknik skimming; (2) Aktivitas siswa ketika menghitung
kecepatan membaca; (3) Aktivitas siswa saat menjawab soal tes; (4) Aktivitas siswa
ketika mengisi jurnal siswa. Berikut ini adalah gambar dan penjelasan pada saat
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming siklus I.
Gambar 1. Aktivitas Siswa Membaca Cepat
Gambar di atas menunjukkan siswa sedang melakukan kegiatan
membaca cepat. Pada proses ini, siswa membaca teks bacaan dengan judul ”
Populasi Orang Utan yang Semakin Terancam”. Pada proses membaca,
masih ada siswa yang melakukan kesalahan seperti yang terlihat pada gambar
di atas, ada siswa yang mengangkat teks bacaan ketika membaca. Kesalahan
lain adalah vokalisasi, membaca sambil menunjuk pada teks, dan membaca
sambil menyangga kepala.
Keterampilan membaca cepat merupakan keterampilan yang
membutuhkan konsentrasi tinggi dan pemahaman yang cepat terhadap isi
bacaan, maka kesalahan-kesalahn tersebut harus diperbaiki pada siklus II.
Gambar selanjutnya adalah, aktivitas siswa ketika menghitung kecepatan
membaca.
Gambar 2. Aktivitas Siswa Menghitung Kecepatan Membaca
Gambar di atas adalah aktivitas siswa ketika menghitung kecepatan
membaca. Siswa dengan bersungguh-sungguh menghitung kecepatan
membacanya. Gambar selanjutnya, Aktivitas siswa saat menjawab soal.
Gambar 3. Aktivitas Siswa Menjawab Soal Tes
Gambar di atas menunjukkan kegiatan siswa mengerjakan soal tes
untuk melatih pemahaman siswa dari bacaan yang telah mereka baca. Siswa
mengerjakan soal dengan serius, tetapi masih ada siswa yang mengganggu
teman mereka. Peneliti melakukan pendekatan terhadap siswa yang masih
mengganggu siswa lain, ketika proses pengerjaan soal. Setelah siswa
mengerjakan soal tersebut nantinya akan diketahui nilai siswa dan akan
terlihat kemampuan siswa dalam membaca cepat. Gambar selanjutnya adalah
aktivitas siswa ketika mengisi jurnal siswa.
Gambar 4. Aktivitas Siswa Saat Mengisi Jurnal
Gambar di atas adalah kegiatan siswa mengisi lembar jurnal siswa
yang dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran membaca cepat dengan
menggunakan teknik skimming. Jurnal diisi secara individu untuk mengetahui
pendapat dan tanggapan siswa terhadap dengan menggunakan teknik
skimming.
Dengan jurnal siswa ini, nantinya akan diketahui sejauh mana
tanggapan siswa tentang pembelajaran dengan teknik skimming.
5) Refleksi Siklus I
Pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming pada siklus I dapat
diketahui bahwa teknik yang digunakan guru cukup disukai siswa. Hal ini terlihat
pada minat dan antusias siswa pada saat mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil
tes di akhir pembelajaran siklus I membuktikan bahwa dengan teknik skimming yang
diperoleh mengalami peningkatan dari prasiklus. Hasil tes keterampilan membaca
cepat secara klasikal sudah menunjukkan ketegori cukup baik dari tiap aspeknya.
Namun, keterampilan siswa dalam membaca cepat perlu diperbaiki. Hal itu terlihat
ketika proses membaca cepat, siswa masih melakukan hal-hal yang harus dihindari
dalam membaca seperti mengangkat teks bacaan, vokalisasi, membaca dengan
menggerakkan kepala, dan kurang konsentrasi terhadap teks bacaan.
Kebiasaan-kebiasaan buruk dalam membaca yang dilakukan siswa harus
diperbaiki pada siklus II. Untuk mengatasi kebiasaan buruk dalam membaca,
nantinya dapat dilakukan dengan cara memberikan penjelasan kepada siswa
mengenai cara membaca yang benar.
Kriteria nilai ketuntasan pada siklus I sebesar 70 juga belum dicapai karena,
secara keseluruhan nilai rata-rata kelas untuk kecepatan membaca yang dicapai baru
sebesar 65,45 sedangkan untuk pemahaman membaca cepat baru mencapai 51,12.
Untuk mencapai nilai ketuntasan sebesar 70, peneliti akan lebih memotivasi siswa
dan membantu kesulitan-kesulitan yang masih dihadapi siswa pada pembelajaran
membaca cepat dengan teknik skimming siklus II. Peneliti juga akan menambah
waktu untuk latihan menggunakan teknik skimming serta memberikan cara mudah
untuk memahami bacaan. Berdasarkan hasil observasi, wawancara, jurnal,
dokumentasi foto, diperoleh hasil perubahan tingkah laku dalam pembelajaran
membaca cepat masih tergolong cukup dan sudah mengalami sedikit perubahan.
Beberapa siswa tertarik dengan pembelajaran membaca cepat dengan teknik
skimming tetapi ada pula siswa yang masih belum tertarik dengan pembelajaran
tersebut, karena berbagai alasan seperti merasa kurang pengetahuan, sulitnya
konsentrasi saat membaca, dan mengalami kesulitan tetapi masih malu untuk
bertanya. Keaktifan siswa dalam bertanya nantinya harus ditingkatkan pada siklus II.
Selain itu, masih ada beberapa siswa yang masih sulit berkonsentrasi pada waktu
pembelajaran dan suka mengganggu siswa yang lain.
Untuk memperbaiki perilaku siswa agar lebih baik ke arah positif maka pada
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming siklus II nantinya akan
direncanakan pembelajaran yang lebih matang. Pemberian reward bagi siswa yang
mendapat nilai bagus. Penciptaan suasana yang lebih kondusif, proses pembelajaran
yang lebih menarik dan menyenangkan.
3. Siklus II
Siklus II ini merupakan perbaikan dari siklus I yang sebelumnnya telah
dilaksanakan. Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki pada siklus
II ini. Siklus II ini dipersiapkan dan direncanakan lebih matang karena siklus ini
merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan mengubah perilaku
siswa ke arah yang lebih positif daripada siklus I. Perencanaan pada siklus II ini
dengan melihat refleksi siklus I sehingga diharapkan siklus II berjalan dengan lebih
baik.
Pelaksanaan siklus II masih merupakan pembelajaran membaca cepat dengan
teknik skimming dengan segala perbaikan untuk mengatasi masalah yang ada pada
siklus I. Berikut hasil tes dan nontes siklus II.
a. Hasil Tes Siklus II
Hasil penelitian tes siklus II ini masih diperoleh dari data kecepatan membaca
dan hasil pemahaman kemampuan membaca cepat.
Tabel 10
Hasil Kecepatan Membaca Cepat Siklus II
No Kategori Rentang
Nilai
Frekuensi Bobot
Skor
% Skor Rata-rata
1 Sangat
Cepat
250-299 3 783 16,7 3522 X 100%
299 X 18
= 65,45%
Kategori sedang
2 Cepat 200-249 4 885 22,3
3 Sedang 150-199 9 1619 50
4 Kurang 100-149 1 138 5,5
5 Sangat
Kurang
50-99 1 97 5,5
Jumlah 18 100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor kecepatan membaca yang
dicapai siswa pada siklus I adalah 65,45%, sebanyak 3 siswa atau 16,7% yang
memperoleh kategori sangat cepat dengan rentang nilai kecepatan 250-299 kpm.
Sebanyak 4 siswa atau 22,3% yang memperoleh kategori cepat dengan rentang nilai
kecepatan 200-249 kmp, adapun kategori sedang dicapai oleh 9 siswa atau 50%
dengan rentang nilai kecepatan 150-199 kmp, pada kategori lambat dicapai oleh 1
siswa dengan rentang nilai kecepatan 100-149 dan kategori sangat lambat dicapai
oleh 1 siswa dengan rentang nilai kecepatan 50-99 kpm.
Tabel 11
Hasil Pemahaman Kemampuan Membaca Teks Siklus II
No Kategori Rentang
Nilai
Frekuensi Bobot
Nilai
% Skor Rata-rata
1 Sangat
Baik
85-100 3 270 16,7 1300 X 100%
100 X18
= 72,23 %
Kategori Baik
2 Baik 65-84 10 750 55,5
3 Cukup 45-64 5 280 27,8
4 Kurang 25-44 0 0 0
5 Sangat
Kurang
0-24 0 0 0
Jumlah 18 1300 100%
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan sebanyak 3 siswa mendapatkan
kategori sangat baik, dengan rentang nilai 85-100. Rentang nilai 65-84 atau kategori
baik dicapai oleh siswa sebanyak 10 siswa. Pada kategori cukup dicapai oleh 5 siswa
dengan rentang nilai 45-64. Adapun rata-rata nilai tes pemahaman kemampuan
membaca siklus II yaitu 72,23%.
b. Hasil Nontes Siklus II
Hasil penelitian nontes siklus II ini, masih diperoleh dari data observasi,
jurnal, wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini pemaparan hasil nontes siklus II.
1) Observasi
Kegiatan observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingakah
laku siswa dalam mengikuti proses pembelajaran keterampilan membaca cepat
dengan teknik skimming. Kegiatn ini dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung.
Pedoman observasi yang digunakan pada siklus ini sama dengan pedoman
observasi pada siklus I. Pedoman tersebut meliputi aspek positif dan aspek negatif
siswa dalam pembelajaran. Aspek positif siswa meliputi (1) siswa memperhatikan
pelajaran dengan sungguh-sungguh; (2) siswa membaca cepat dengan penuh
perhatian; (3) siswa mengerjakan soal dengan baik; (4) siswa aktif bertanya ketika
mengalami kesulitan selama pembelajaran; (5) siswa tidak mengganggu teman.
Aspek negatif siswa meliputi (1) siswa meremehkan penjelasan guru; (2) siswa
enggan melakukan kegiatan membaca cepat; (3) siswa meremehkan tugas untuk
mengerjakan soal; (4) siswa enggan bertanya ketika mengalami kesulitan selama
pembelajaran; (5) siswa mengganggu teman.
Berikut ini penjabaran hasil observasi terhadap kebiasaan-kebiasan membaca
siswa selama proses pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming pada
siklus II.
Tabel 12
Hasil Observasi Aspek Positif Siklus II
No Aspek Observasi Frekuensi Persentase Kategori
1 Siswa
memperhatikan
pelajaran dengan
sungguh-sungguh
14 77,8 B
2 Siswa membaca cepat
dengan penuh
perhatian
16 88,9 SB
3 Siswa mengerjakan
soal dengan baik
12 66,7 B
4 Siswa aktif bertanya
ketika kesulitan
selama pembelajaran
8 44,5 C
5 Siswa tidak
mengganggu teman
16 88,9 SB
Keterangan:
SB : Sangat baik = 81% - 100%
B : Baik = 61% - 80%
C : Cukup = 41% - 60%
K : Kurang = 21% - 40%
SK : Sangat kurang= 0% - 20%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada aspek siswa
memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh sebanyak 14 siswa atau
masuk dalam kategori baik. Pada aspek siswa membaca cepat dengan penuh
perhatian masuk kategori sangat baik karena ada 16 siswa yang melakukan
kegiatan membaca cepat dengan penuh perhatian. Aspek ketiga yaitu siswa
mengerjakan soal dengan baik masuk dalam kategori baik. Sebanyak 12 siswa
berusaha mengerjakan soal dengan baik.
Pada waktu proses pembelajaran, siswa masih enggan bertanya kepada
peneliti ketika mengalami kesulitan. Hanya 8 orang yang aktif bertanya
sehingga pada aspek ini masuk dalam kategori kurang. Siswa masih canggung
untuk bertanya kepada peneliti.
Aspek kelima yaitu siswa tidak menggangu teman. Pada aspek ini,
sebanyak 16 siswa tidak mengganggu teman sehingga masuk dalam kategori
sangat baik. Berikut ini akan dijelaskan hasil observasi aspek negatif siklus II
yang merupakan kebalikan dari aspek positif dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 13
Hasil Observasi Apek Negatif Siklus II
No Aspek Observasi Frekuensi Presentase Kategori
1 Siswa meremehkan
penjelasan guru
4 22,3 B
2 Siswa enggan
melakukan kegiatan
membaca cepat
2 11,2 SB
3 Siswa meremehkan
tugas untuk
mengerjakan soal
6 33,4 B
4 Siswa enggan
bertanya ketika
mengalami kesulitan
selama pembelajaran
10 55,6 C
5 Siswa mengganggu
teman
2 11,2 SB
Keterangan:
SK : Sangat kurang= 81% - 100%
K : Kurang = 61% - 80%
C : Cukup = 41% - 60%
B : Baik = 21% - 40%
SB : Sangat baik = 0% - 20%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada aspek siswa
meremehkan penjelasan guru sebanyak 4 siswa atau masuk dalam kategori
baik. Pada aspek siswa enggan malakukan kegiatan membaca cepat sebanyak
2 siswa atau masuk kategori sangat baik. Aspek ketiga yaitu siswa
meremehkan tugas untuk mengerjakan soal masuk dalam kategori baik
sebanyak 6 siswa.
Pada waktu proses pembelajaran, siswa masih enggan bertanya kepada
peneliti ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran sebanyak 10 siswa
yang enggan bertanya, aspek ini masuk dalam kategori kurang. Siswa masih
canggung untuk bertanya kepada peneliti.
Aspek kelima yaitu siswa menggangu teman. Pada aspek ini, sebanyak
2 siswa yang mengganggu teman sehingga masuk dalam kategori sangat baik.
2) Jurnal
Jurnal yang digunakan dalam tindakan siklus I adalah jurnal siswa dan guru.
Jurnal siswa berisi tentang pendapat dan tanggapan siswa dalam pembelajaran
keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming, sedangkan jurnal guru berisi
hasil pengamatan peneliti tentang keaktifan siswa terhadap pembelajaran membaca
cepat dengan teknik skimming.
a) Jurnal Siswa
Jurnal siswa yang diberikan terdiri atas enam pertanyaan yang diisi
secara individu meliputi (1) minat siswa terhadap pembelajaran membaca
cepat; (2) pendapat siswa terhadap penjelasan guru tentang pembelajaran
membaca cepat; (3) ketertarikan siswa terhadap teknik skimming; (4) pendapat
siswa tentang penyebab kesulitan dalam pemebelajaran membaca cepat
dengan teknik skimming; (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming.
Berdasarkan hasil jurnal siswa diketahui bahwa sebanyak 16 siswa
yang merasa tertarik dan minat dalam pembelajaran membaca cepat dengan
teknik skimming karena mereka merasa mendapatkan suasana baru,
mendapatkan informasi dalam waktu yang singkat, menambah banyak
pengalaman, dan menambah pengetahuan untuk meningkatkan keterapilan
membaca cepat. Ada 2 siswa yang tidak merasa tertarik dengan pembelajaran
membaca cepat karena teks yang dibaca kurang menarik dan susah untuk
memahami teks bacaan.
Tanggapan siswa terhadap penjelasan peneliti mengenai pembelajaran
membaca cepat dengan teknik skimming yaitu sebanyak 15 siswa yang merasa
penjelasan peneliti mudah dimengeri dan siswa merasa tidak jenuh, karena
peneleti penjelaskan singkat pada dan jelas dan langsung dipraktikkan. Ada 3
siswa yang merasa penjelasan peneliti masih sulit dipahami karena kurangnya
konsentrasi saat guru menjelaskannya.
Ketertarikan siswa terhadap teknik skimming yaitu sebanyak 17 siswa
karena merupakan teknik pembelajaran membaca cepat. Ada 1 siswa yang
merasa tidak tertarik dengan teknik skimming karena terlalu rumit dan sulit
untuk digunakan pada saat membaca, dan merasa dikejar waktu. Dengan
penggunaan teknik skimming siswa yang merasa kesulitan pada saat membaca
kata bahasa asing, tidak konsentrasi, ketakutan waktu habis.
Pesan, kesan dan saran siswa terhadap pembelajaran membaca cepat
dengan teknik skimming sangat baik, mereka merasa senang dengan
pembelajaran yang telah berlangsung. Sebanyak 18 siswa memberikan saran
yang mendukung terhadap pembelajaran selanjutnya. Siswa berharap
pembelajaran lebih menarik dan lebih menyenangkan. Siswa menyarankan
agar kita semua lebih semangat lagi dalam membaca, dan lebih memahami isi
bacaannya.
b) Jurnal Guru
Jurnal guru merupakan hasil pengamatan peneliti tentang perilaku siswa
selama mengikuti pembelajaran. Aspek-aspek yang ada dalam jurnal guru yaitu (1)
catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran; (2) keaktifan siswa
dalam mengikuti pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming; (3) catatan
mengenai tanggapan siswa tentang teknik skimming; (4) catatan mengenai tanggapan
siswa terhadap tugas pada kegiatan membaca cepat dengan teknik skimming; (5)
catatan mengenai kejadian-kejadian yang muncul pada saat pembelajaran membaca
cepat dengan teknik skimming.
Aspek pertama tentang kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
membaca cepat dengan teknik skimming, bisa dilihat pada saat peneliti masuk kelas,
siswa telah duduk rapi di tempatnya msing-masing. Suasana kelas yang gaduh
menjadi tenang ketika peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Siswa dengan antusias menerima materi yang disampaiakan.
Aspek kedua keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca cepat
dengan teknik skimming, ditunjukan melalui respon siswa dalam menjawab
pertanyaan yang lontarkan peneliti selama pembelajaran berlangsung. Mereka
sangat antusias mengkuti pembelajaran ini, sehingga mereka aktif bertanya tentang
teknik skimming.
Aspek ketiga, tanggapan siswa terhadap teknik skimming. Siswa mulai
tertarik dengan pembelajaran ini sehingga mereka betul-betul membaca dan
memahami isi teks, namun ada beberapa siswa yang masih kurang tertarik karena,
mungkin bacaannya kurang menarik.
Aspek keempat, tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan membaca
dengan teknik skimming. Tugas yang diberikan pada siswa berkaitan dengan
membaca cepat dalam membaca buku teks Bahasa Indonesia dengan hasil yang
bervariasi.
Aspek kelima, kejadian-kejadian yang muncul pada saat pembelajaran
membaca cepat dalam membaca buku teks Bahasa Indonesia dengan teknik
skimming. Kejadian yang muncul pada saat pembelajaran membaca cepat, setelah
melihat dari siswa secara langsung, hasilnya memuaskan dari hasil tes pilihan ganda
untuk siswa.
3) Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan setelah selesai pembelajaran siklus II dan
setelah memperoleh nilai hasil tes siklus II. Peneliti mewawancarai tiga siswa, dengan
kriteria memperoleh kecepatan membacanya cepat, sedang, dan lambat.
Kegiatan wawancara yang dilakukan memiliki tujuan untuk mengetahui
tanggapan yang diberikan siswa dalam pembelajaran membaca cepat. Pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan pada siswa saat wawancara siklus II sama dengan siklus I
diantaranya (1) pendapat siswa dalam pembelajaran membaca cepat dengan teknik
skimming; (2) pendapat siswa tentang penjelasan guru mengenai teknik skimming; (3)
kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan teknik skimming dalam kegiatan
membaca cepat; (4) perasaan siswa ketika dapat meningkatkan kecepatan membaca;
(5) saran siswa terhadap pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming.
Pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan membaca cepat dengan
teknik skimming, untuk siswa yang mendapatkan kecepatan membacanya cepat
merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran membaca cepat dengan teknik
skimming karena merupakan pembelajaran yang menarik dan bisa lebih
meningkatkan keterampilan membaca cepat. Siswa yang kecepatan membacanya
sedang, merasa tertarik dengan pembelajaran keterampilan membaca cepat dengan
teknik skimming, karena dengan pembelajaran membaca cepat tersebut bisa lebih
mudah mencari isi topic bacaan. Siswa yang kecepatan membacanya lambat, merasa
kesulitan dengan pembelajaran keterampilan membaca cepat dengan teknik
skimming, karena masih kurang mengerti pemakain tekniknya.
Pendapat siswa tentang penjelasan guru mengenai teknik skimming, siswa
yang memperoleh kecepatan membacanya cepat merasa penjelasan guru lebih jelas
dibanding dari buku. Siswa yang memperoleh kecepatan membacanya sedang juga
berpendapat bahwa penjelasan guru jelas, mudah dipaham. Siswa yang memperoleh
kecepatan membacanya lambat berpendapat bahwa penjelasan guru jelas, bisa
dimengerti walaupun tidak semuanya.
Kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan teknik skimming dalam
kegiatan membaca cepat, bagi siswa yang memperoleh kecepatan membacanya,
mereka merasa kesulitan di saat konsentrasinya pudar. Siswa yang memperoleh
kecepatan membacanya sedang merasa kesulitan karena waktu yang relatif singkat.
Siswa yang memperoleh kecepatan membacanya lambat merasa kesulitan karena
bacaannya kurang menarik.
Perasaan siswa ketika kecepatan membacanya meningkat, menurut siswa yang
memperoleh kecepatan membacanya cepat, merasa senang dan kagum. Siswa yang
memperoleh kecepatan membacanya sedang, merasakan bahagia dan senang. Bagi
siswa yang memperoleh kecepatan membacanya lambat, merasakan senang.
Saran siswa terhadap pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming,
menurut siswa yang memperoleh kecepatan membacanya cepat memberikan saran
agar teknik skimming ini harus lebih sering digunakan dalam pembelajaran membaca.
Siswa yang memperoleh kecepatan membacanya sedang memberikan saran kepada
peneliti agar tidak terlalu cepat dalam menjelaskan materi pelajaran, karena mereka
masih kurangnya konsentrasi. Bagi siswa yang memperoleh kecepatan membacanya
lambat, memberikan saran agar lebih ditingkatkan pembelajaran keterampilan
membaca cepat agar bisa membaca dalam waktu yang singkat.
4) Dokumentasi Foto
Dokumentasi pada penelitian ini berwujud foto kegiatan siswa dalam
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming. Pengambilan dokumentasi
dilakukan selama kegiatan pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming
siklus I berlangsung. Foto yang diambil terdiri atas (1) Aktivitas siswa saat kegiatan
membaca cepat dengan teknik skimming; (2) Aktivitas siswa ketika menghitung
kecepatan membaca; (3) Aktivitas siswa saat menjawab soal tes.
Berikut ini adalah gambar dan penjelasan pada saat pembelajaran membaca
cepat dengan teknik skimming siklus II.
Gambar 5. Aktivitas Siswa Membaca Cepat
Gambar di atas menunjukkkan siswa sedang melakukan kegiatan
membaca cepat. Pada proses ini, siswa membaca teks bacaan dengan judul ”
Benahi Transportasi ke Bandara Soekarno-Hatta”. Pada proses membaca,
masih ada siswa yang melakukan kesalahan seperti yang terlihat pada gambar
di atas, ada siswa yang mengangkat teks bacaan ketika membaca.
Keterampilan membaca cepat merupakan keterampilan yang membutuhkan
konsentrasi tinggi dan pemahaman yang cepat terhadap isi bacaan, maka kesalahan-
kesalahn tersebut harus diperbaiki pada siklus selanjutnya. Gambar selanjutnya
adalah, aktivitas siswa ketika menghitung kecepatan membaca.
Gambar 6. Aktivitas Siswa Menghitung Kecepatan Membaca
Gambar di atas adalah aktivitas siswa ketika menghitung kecepatan membaca.
Siswa dengan bersungguh-sungguh menghitung kecepatan membacanya. Gambar
selanjutnya, Aktivitas siswa saat menjawab soal.
Gambar 7. Aktivitas Siswa Menjawab Soal Tes
Gambar di atas menunjukkan kegiatan siswa mengerjakan soal tes untuk
melatih pemahaman siswa dari bacaan yang telah mereka baca. Siswa mengerjakan
soal dengan serius, tetapi masih ada siswa yang mengganggu teman mereka. Peneliti
melakukan pendekatan terhadap siswa yang masih mengganggu siswa lain, ketika
proses pengerjaan soal. Setelah siswa mengerjakan soal tersebut nantinya akan
diketahui nilai siswa dan akan terlihat kemampuan siswa dalam membaca cepat.
5) Refleksi Sikllus II
Pada pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming siklus II, siswa
lebih antusias daripada siklus I. siswa mulai tertarik dengan pembelajaran ini
terutama pada saat menggunakan teknik skimming. Dengan teknik skimming, mereka
dilatih untuk membaca secara cepat dan tepat. Dalam kegiatan membaca, kebiasaan
buruk membaca mulai berkurang. Kesalahan tersebut seperti mengangkat teks.
Target yang ditetapkan siklus II yaitu nilai rata-rata keseluruhan sebesar 70
berhasil dicapai. Rata-rata kecepatan membaca siswa sebesar 65,45% dan
pemahaman kemampuan membaca cepat sebesar 72,24 %. Dari hasil observasi,
jurnal, wawancara, dan dokumentasi, tingkah laku siswa pada pembelajaran di siklus
II lebih positif daripada siklus I walaupun masih ada siswa yang melakukan tingkah
laku yang negatif, seperti mengganggu teman. Namun, pada siklus II ini
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming masih belum sesuai target
namun sudah meningkat dari siklus sebelumnya.
C. Pembahasan
Pembahasan dalam skripsi ini terdiri atas dua hal, yaitu peningkatan
keterampilan membaca cepat dan perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming.
1. Peningkatan keterampilan membaca cepat
Pembahasan hasil penelitian berdasarkan hasil tes prasiklus, siklus I, dan
siklus II. Pembahasan hasil penelitian setiap siklus diperoleh dari data tes dan data
nontes. Hasil tes dan nontes siklus I dan siklus II digunakan untuk mengetahui
peningkatan keterampilan membaca cepat dan perubahan perilaku siswa setelah
dilakukan pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming.
Sebelum dilakukan tes keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming,
dilakukan tes prasiklus untuk mengetahui seberapa besar keterampilan awal siswa
dalam membaca cepat. Hasil tes pada tes prasiklus menunjukkan bahwa kemampuan
awal siswa 46,64 pada kecepatan membaca sedangkan hasil pemahaman membaca
cepat sebesar 38,64. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa tingkat keterampilan awal
siswa dalam membaca cepat masih di bawah target yang telah ditentukan yaitu
sebesar 70.
Untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam membaca cepat
dengan teknik skimming digunakan data tes yang diperoleh dari tes pada siklus I dan
siklus II. Hasil tes siklus I dan siklus II dibandingkan dengan hasil tes prasiklus untuk
mengetahui perubahan keterampilan membaca cepat siswa dari kondisi awal hingga
setelah dilakukan keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming. Pada siklus I
dan siklus II ditargetkan nilai rata-rata sebesar 70. Berikut ini penjabaran peningkatan
keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming prasiklus, siklus I dan siklus
II.
Tabel 14
Peningkatan Kecepatan Membaca
No Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II
Skor persentase Skor Presentase Skor Presentase
1 Sangat
Cepat
0 0 0 0 783 16,7
2 Cepat 200 5,5 955 22,3 885 22,3
3 Sedang 2250 83,4 1989 61,2 1619 50
4 Lambat 0 0 0 0 138 5,5
5 Sangat
Lambat
60 5,5 261 16,7 97 5,5
Jumlah 2510 100% 3205 100% 3522 100%
Persentase
rata-rata
46,64% 59,56% 65,45%
Tabel di atas menunjukkan tingkat kecepatan membaca siswa prasiklus,
siklus I, dan siklus II. Rata-rata kecepatan membaca siswa pada prasiklus sebesar
46,64% atau termasuk kategori lambat, sedangkan pada siklus I kecepatan membaca
siswa sebesar 59,56% atau termasuk kategori sedang. Berdasarkan hasil tes tersebut,
terjadi peningkatan kecepatan membaca siswa sebesar 12,92%. Pada siklus II, hasil
tes kecepatan membaca sebesar 65,45%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
kecepatan membaca siswa dari siklus I ke siklus II, yaitu sebesar 5,89%. Hasil tes
siklus II belum memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70. Tabel
berikutnya yaitu penjabaran peningkatan pemahaman membaca cepat.
Tabel 15
Peningkatan Pemahaman Membaca teks
No Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II
Skor persentase Skor Persentase Skor Persentase
1 Sangat
Baik
0 0 0 0 270 16,7
2 Baik 80 5,5 300 22,3 750 55,5
3 Cukup 200 22,3 430 44,5 280 27,8
4 Kurang 350 50 150 22,3 0 0
5 Sangat
Kurang
60 22,3 40 11,2 0 0
Jumlah 690 100% 920 100% 1300 100%
Persentase
rata-rata
38,34% 51,12% 72,23%
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pemahaman
membaca teks dari prasiklus ke siklus I. Hasil tes prasiklus pemahaman membaca
teks sebesar 38,34% atau masuk kategori kurang. Pada siklus I hasil tes pemahaman
membaca teks sebesar 51,12% masuk kategori cukup. Berdasarkan hasil tersebut,
adanya peningkatan pemahaman membaca teks sebesar 12,78%. Pada hasil tes siklus
II juga mengalami peningkatan dari tes siklus I, hasil tes siklus II sebesar 72,23%.
Sehingga terjadi peningkatan sebesar 21,11%. Hasil tes siklus II sudah memenuhi
target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70. Berdasarkan hasil tes, terjadi
peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa
Indonesia dengan teknik skimming.
2. Perubahan tingkah laku siswa
Selama proses pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming, peneliti
melakukan pengamatan tingkah laku siswa. Pengamatan dilakukan pada siklus I dan
siklus II melalui instrumen nontes berupa observasi, jurnal, wawancara, dan
dokumentasi.
Pedoman observasi yang digunakan pada siklus I sama dengan siklus II.
Aspek-aspek dalam observasi meliputi sikap positif dan sikap negatif. Aspek positif
siswa meliputi (1) siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh; (2)
siswa membaca cepat dengan penuh perhatian; (3) siswa mengerjakan soal dengan
baik; (4) siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran; (5)
siswa tidak mengganggu teman. Aspek negatif siswa meliputi (1) siswa meremehkan
penjelasan guru; (2) siswa enggan melakukan kegiatan membaca cepat; (3) siswa
meremehkan tugas untuk mengerjakan soal; (4) siswa enggan bertanya ketika
mengalami kesulitan selama pembelajaran; (5) siswa mengganggu teman.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dan siklus II dapat diketahui
perubahan perilaku siswa. Ada penambahan jumlah siswa yang melakukan sikap
positif dan terjadi penurunan jumlah siswa yang melakukan sikap negatif. Pada aspek
observasi positif siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh pada
siklus II lebih besar dari pada siklus I. Pada aspek negatif siswa meremehkan
penjelasan guru, jumlah siswa yang meremehkan penjelasan guru pada siklus II lebih
sedikit dari pada jumlah siswa pada siklus I.
Pada aspek positif siswa membaca cepat dengan sungguh-sungguh, jumlah
siswa yang membaca dengan sungguh-sungguh pada siklus II lebih banyak daripada
siklus I. Pada aspek negatif siswa enggan membaca cepat, jumlah siswa yang enggan
membaca cepat pada siklus II berkurang dari siklus I.
Pada aspek positif siswa mengerjakan soal pemahaman membaca teks dengan
sungguh-sungguh, jumlah siswa yang mengerjakan soal dari guru siklus II lebih
banyak dari pada siklus I. Untuk aspek negatif siswa enggan mengerjakan soal
pemahaman membaca teks siklus II, jumlahnya lebih sedikit dari pada siklus I.
Aspek berikutnya yaitu keaktifan siswa untuk bertanya ketika mengalami
kesulitan. Jumlah yang aktif bertanya pada siklus II lebih banyak daripada siklus I.
Pada aspek negatif, siswa segan bertanya ketika kesulitan bertanya jumlahnya lebih
sedikit dari siklus I.
Aspek terakhir, yaitu siswa tidak mengganggu teman. Pada siklus II jumlah
siswa yang tidak mengganggu teman bertambah daripada siklus I. Pada aspek negatif
siswa yang mengganggu teman lebih sedikit daripada siklus I.
Berdasarkan hasil observasi selama siklus I dan siklus II, jumlah siswa pada
keseluruhan aspek observasi positif meningkat pada siklus II. Pada aspek negatif,
jumlah keseluruhan aspek observasi negatif berkurang pada siklus II. Dengan
demikian, observasi aspek positif siswa dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan sedangkan pada observasi aspek negatif mengalami penurunan.
Perubahan tingkah laku siswa juga dapat dilihat dari jurnal, baik jurnal
siswa jurnal guru. Pada jurnal siswa dapat diketahui pendapat siswa mengenai
pembelajaran membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia
dengan teknik skimming. pertanyaan yang diajukan siswa berjumlah lima
pertanyaan, antara lain (1) minat siswa terhadap pembelajaran membaca
cepat; (2) pendapat siswa terhadap penjelasan guru tentang pembelajaran
membaca cepat; (3) ketertarikan siswa terhadap teknik skimming; (4) pendapat
siswa tentang penyebab kesulitan dalam pembelajaran membaca cepat dengan
teknik skimming; (5) pesan, kesan, dan saran siswa terhadap pembelajaran
membaca cepat dengan teknik skimming.
Pada aspek pertama, minat siswa terhadap pembelajaran membaca
cepat. Jumlah siswa yang berminat atau senang terhadap pembelajaran ini
pada siklus II lebih banyak dari pada siklus I, da untuk jumlah siswa yang
tidak senang pada siklus II lebih sedikit dari siklus I.
Aspek kedua yaitu, pendapat siswa terhadap penjelasan guru tentang
pembelajaran membaca cepat. Jumlah siswa yang merasa penjelasan guru
lebih mudah dipahami pada siklus II lebih banyak dari pada siklus I, dan
untuk jumlah siswa yang merasa penejlasan guru sulit dipahami pada siklus II
lebih sedikit dari siklus I.
Aspek ketiga yaitu, ketertarikan siswa terhadap teknik skimming.
jumlah siswa yang tertarik pada siklus II lebih banyak daripada siklus I, dan
lebih sedikit siswa yang tidak tertarik pada siklus II daripada siklus I.
Aspek pendapat siswa tentang penyebab kesulitan dalam
pemebelajaran membaca cepat dengan teknik skimming. Jumlah siswa yang
merasa mudah lebih banyak pada siklus II daripada siklus I, dan jumlah siswa
yang merasa kesulitan lebih sedikit daripada siklus I.
Aspek terakhir pesan, kesan, dan saran siswa terhadap pembelajaran
membaca cepat dengan teknik skimming. Semua siswa memberikan pesan,
kesan, dan saran baik pada siklus I maupun siklus II. Berdasarkan hasil jurnal
di atas, terjadi perubahan respon kearah yang lebih baik dari siklus I ke siklus
II.
Selain jurnal siswa, guru juga menggunakan jurnal guru untuk melakukan
pengamatan terhadap tingkah laku siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Aspek-
aspek pengamatn guru meliputi (1) catatan mengenai kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran; (2) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
membaca cepat dengan teknik skimming; (3) catatan mengenai tanggapan siswa
tentang teknik skimming; (4) catatan mengenai tanggapan siswa terhadap tugas pada
kegiatan membaca cepat dengan teknik skimming; (5) catatan mengenai kejadian-
kejadian yang muncul pada saat pembelajaran membaca cepat dengan teknik
skimming.
Aspek pertama yaitu, catatan mengenai kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Kesiapan siswa lebih pada siklus II daripada siklus I. Pada siklus II,
siswa lebih tenang dan siap mengikuti pembelajaran membaca cepat dalam membaca
buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming.
Aspek kedua keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca cepat
dengan teknik skimming. Pada siklus II siswa lebih aktif daripada siklus I. Siswa
lebih aktif bertanya, baik secara langsung maupun pada saat guru mendekati siswa.
Aspek catatan mengenai tanggapan siswa tentang teknik skimming pada siklus
I, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan. Namun, pada siklus II yang
mengalami kesulitan semakin berkurang. Siswa mulai senang membaca dengan
teknik skimming.
Aspek selanjutnya yaitu, catatan mengenai tanggapan siswa terhadap tugas
pada kegiatan membaca cepat dengan teknik skimming, pada siklus I sebagian siswa
merasa kurang antusias untuk membaca dan mengerjakan soal. Namun pada siklus II
siswa lebih antusias untuk membaca dan membaca soal.
Aspek terakhir yaitu, catatan mengenai kejadian-kejadian yang muncul pada
saat pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming. Catatan antara siklus I
dan siklus II hampir sama, tentang kejadian yang muncul pada saat pembelajaran
membaca cepat, setelah melihat dari siswa secara langsung, hasilnya memuaskan dari
hasil tes pilihan ganda untuk siswa.
Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran, terhadap siswa yang memperoleh
kecepatan yang cepat, sedang, dan lambat. Kegiatan wawancara ini bertujuan untuk
mengetahui tanggapan yang diberikan siswa dalam pembelajaran membaca cepat
dengan teknik skimming. Hal yang ditanyakan adalah (1) pendapat siswa dalam
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming; (2) pendapat siswa tentang
penjelasan guru mengenai teknik skimming; (3) kesulitan yang dihadapi siswa
terhadap penggunaan teknik skimming dalam kegiatan membaca cepat; (4) perasaan
siswa ketika dapat meningkatkan kecepatan membaca; (5) saran siswa terhadap
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming.
Pertanyaan pertama yaitu pendapat siswa dalam pembelajaran keterampilan
membaca cepat dengan teknik skimming, siswa yang mendapatkan kecepatan
membaca cepat dalam siklus I dan siklus II merasa senang dan tertarik dengan
pembelajaran membaca cepat dengan teknik skimming karena merupakan
pembelajaran yang menarik dan menambah banyak pengetahuan dan bisa lebih
meningkatkan keterampilan membaca cepat. Siswa yang kecepatan membacanya
sedang, pada siklus I dan siklus II, merasa tertarik dengan pembelajaran keterampilan
membaca cepat dengan teknik skimming, karena dengan pembelajaran tersebut dapat
mengukur kemampuan pada saat membaca merasa tertarik dengan pembelajaran
keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming, dan dengan pembelajaran
membaca cepat tersebut bisa lebih mudah mencari isi topik bacaan. Siswa yang
memperoleh kecepatan membacanya lambat pada siklus I maupun siklus II, merasa
tertarik dengan pembelajaran keterampilan membaca cepat dengan teknik skimming,
akan tetapi merasa dikejar waktu akhirnya tidak konsentrasi dan masih kurang
mengerti pemakaian tekniknya.
Pendapat siswa tentang penjelasan guru mengenai teknik skimming, siswa
yang memperoleh kecepatan membacanya cepat pada siklus I dan siklus II merasa
penjelasan guru mudah dipahami karena runtut dan disertai contoh dam penjelasan
guru lebih jelas dibanding membaca materi dari buku secara utuh. Siswa yang
memperoleh kecepatan membacanya sedang pada siklus I maupun siklus II juga
berpendapat bahwa penjelasan guru mudah dipahami karena materi membaca cepat
tidak begitu sulit dan mudah dimengerti. Siswa yang memperoleh kecepatan
membacanya lambat pada siklus I dan siklus II berpendapat bahwa penjelasan guru
jelas dan bikin semangat dan bisa dimengerti walaupun tidak semuanya.
Kesulitan yang dihadapi siswa terhadap penggunaan teknik skimming dalam
kegiatan membaca cepat, bagi siswa yang memperoleh kecepatan membacanya pada
siklus I dan siklus II, mereka merasa kesulitan di saat konsentrasinya pudar dan
waktu yang relatif singkat. Siswa yang memperoleh kecepatan membacanya sedang
pada siklus I maupun siklus II merasa agak kesulitan karena susah untuk mengetahui
ide utamanya dari teks tersebut dan bacaannya kurang menarik. Siswa yang
memperoleh kecepatan membacanya lambat pada siklus I maupun siklus II merasa
kesulitan untuk menemukan ide utama karena merasa kurang memiliki pengetahuan
dan wawasan yang berhubungan dengan teks bacaan.
Pertanyaan selanjutnya yaitu, perasaan siswa ketika kecepatan membacanya
meningkat pada siklus I dan siklus II, menurut siswa yang memperoleh kecepatan
membacanya cepat, merasa senang karena keterampilan membacanya lebih
meningkat dan merasa senang dan kagum. Siswa yang memperoleh kecepatan
membacanya sedang pada siklus I dan siklua II, merasakan karena bisa menambah
prestasi juga bahagia dan senang. Bagi siswa yang memperoleh kecepatan
membacanya lambat pada siklus I maupun siklus II, merasakan senang karena sudah
mulai bisa memperbaiki keterampilan membacanya dan merasa senang.
Pertanyaan terakhir yaitu, saran siswa terhadap pembelajaran membaca cepat
dengan teknik skimming, menurut siswa yang memperoleh kecepatan membacanya
cepat pada siklus I dan siklus II memberikan saran agar keterampilan membaca ini
tidak hanya mengetahui ide utamanya saja, tetapi harus paham dengan bacaannya dan
teknik skimming ini harus lebih sering digunakan dalam pembelajaran membaca.
Siswa yang memperoleh kecepatan membacanya sedang pada siklus I dan siklus II
memberikan saran kepada peneliti agar lebih ditingkatkan lagi dan tidak terlalu cepat
dalam menjelaskan materi pelajaran, karena mereka masih kurangnya konsentrasi.
Bagi siswa yang memperoleh kecepatan membacanya lambat pada siklus I maupun
siklus II, memberikan saran agar dijelaskan kembali teknik skimming dan bisa
membaca dalam waktu yang singkat.
Perubahan perilaku kearah positif juga bisa terlihat pada hasil dokumentasi.
Pengambilan dokumentasi pembelajaran membaca cepat dalam membaca buku teks
bahasa Indonesia dengan teknik skimming yang dilakukan pada siklus I dan siklus II.
Foto yang diambil terdiri atas, (1) Aktivitas siswa saat kegiatan membaca cepat
dengan teknik skimming; (2) Aktivitas siswa ketika menghitung kecepatan membaca;
(3) Aktivitas siswa saat menjawab soal tes. Berikut ini perbandingan dokumentasi
siklus I dan siklus II.
Siklus I Siklus II
Gambar 8. Perbandingan Aktivitas Siswa Membaca Cepat
Gambar di atas adalah perbandingan aktivitas siswa membaca cepat pada
siklus I dan siklus II. Terlihat masih ada beberapa siswa yang melakukan kesalahan
dalam membaca. Kesalahan tersebut di antaranya, mengangkat teks bacaan,
menyangga kepala. Banyak pula yang membaca dengan sungguh-sungguh.
Siklus I Siklus II
Gambar 9. Perbandingan Aktivitas Siswa Menghitung Kecepatan
Membaca
Gambar di atas terlihat siswa menghitung kecepatan membaca. Pada
siklus I dan Siklus II siswa dengan sungguh-sungguh untuk menghitung
kecepatanya secara individu.
Siklus I Siklus II
Gambar 10. Perbandingan Aktivitas Siswa Menjawab soal
Pada gambar di atas terlihat perbandingan aktivitas siswa ketika menjawab
soal. Pada siklus I dan siklus II siswa terlihat sunguh-sungguh mengerjakan soal,
namun masih ada juga siswa yang masih terlihat kurang. Siswa menggunakan waktu
seefektif mungkin, siswa mulai percaya pada diri sendiri dengan menjawab soal tanpa
harus melihat atau menanyakan pada teman yang lain.
Sesuai dengan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi
perubahan perilaku siswa kelas VIII D SMP-Terpadu Darul „Amal Sukabumi kearah
yang lebih positif setelah dilakukan pembelajaran membaca cepat dalam membaca
buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan data-data, analisis, dan pembahasan dalam penelitian ini yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil simpulan sebagai
berikut.
1. Terjadi peningkatan keterampilan membaca cepat dalam membaca buku teks
bahasa Indonesia siswa kelas VIIID SMP Terpadu Darul „Amal Sukabumi
tahun ajaran 2011-2012 setelah mengikuti pembelajaran membaca cepat
dengan teknik skimming.
2. Telah terjadi perubahan perilaku siswa kelas VIIID SMP-Terpadu Darul
„Amal Sukabumi tahun ajaran 2011-2012, setelah mengikuti pembelajaran
membaca cepat dengan teknik skimming. Perubahan perilaku siswa ini dapat
dibuktikan dari hasil data nontes yang berupa observasi, jurnal, wawancara,
dan dokumentasi foto.
B. Saran
Berdasarkan hasil simpulan di atas, maka saran dapat peneliti sampaikan
sebagai berikut.
1. Pertahankan atau lebih ditingkatkan lagi keterampilan membaca cepat dalam
membaca buku teks bahasa Indonesia, dapat menggunakan atau
memanfaatkan teknik skimming dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan teknik tersebut. Penerapan teknik skimming ini
diharapkan mampu membuat proses pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia pada aspek keterampilan menjadi lebih bervariatif
2. Para peneliti dalam bidang bahasa dapat melakukan penelitian yang serupa
dengan menggunakan teknik pembelajaran yang berbeda sehingga
mendapatkan alternatif teknik pembelajaran membaca cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Alfin, Jauharoti dkk. Bahasa Indonesia 1, Surabaya: Learning Assistance Program
For Islamic Schools, 2008
Anindyarini, Atikah dan Sri Ningsih. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VII,
Jakarta: Depdiknas, 2008
Angga, Prambudi Tristono. Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat pada Mata
Pelajaran bahasa Indonesia Siswa kelas V SD Negeri Siliwangi 01 Kecamatan
Semarang Barat, Program D2 PGKSD, UNNES. 2006
Cahyani, Isah dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar,
Bandung: UPI Press, 2007
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008
Fatmawati, Elly. 2005. Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat 250 kpm dengan
Pembelajaran Berjenjang dan Penilaian Authentic Assessment pada Siswa
Kelas VIIIA MTs. Miftahul Ulum Rengaspendawa Kabupaten Brebes Tahun
Ajaran 2004/2005. Skripsi: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Fred, N. kerlinger. Asas-asas Penelitian Behavioral,Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2006
Harras, Kholid, Endah Tri Priyanti, dan Titik Harsiati. Membaca 1, Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007
Harras, Kholid dan Lilis Siti Sulistyaningsih. Membaca 1, Jakarta: Universitas
Terbuka, 1999
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2008
Kasuriyanta, Budinuryatna dan Koermen, Imam. Pengajaran Berbahasa Indonesia,
Jakarta: Universitas Terbuka, 2007
Khasanah, Uswatun. Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat untuk Menemukan
Ide Pokok dengan Teknik Ayunan Visual Siswa X-II SMA Negeri 2
Semarang Tahun ajaran 2008/2009. (Skripsi: Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, UNNES 2009)
Kurnianto, Rido et. al. Penelitian Tindakan Kelas, Surabaya: Aprinta, 2009
Laksono, Kisyani dkk. Membaca 2, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007
Nur, Muhammad. Speed Reading For Beginners, (Panduan Membaca lebih cepar,
lebih cerdas, dan pemahaman yang lebih baik), ed. Bahasa Indonesia
Resmini Novi, Yayah Churiyah, dan Nenden Sundori. Membaca dan Menulis di SD:
Teori dan pengajarannya. Bandung: UPI Press, 2008
Saadie, Ma‟mur dkk. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2007
Sandjaja dan Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006
Sundawa, Dadang, Yon Rizal, dan Rifai Asfari. Kurikulum dan Buku Teks
Pendidikan Ekonomi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007
Susilo. Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007
Suyadi. Penelitian Tindakan Kelas, Jogjakarta: DIVA Press, 2010
Tarigan, Henry Guntur dan Djojo Tarigan Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia,
Bandung: Angkasa, 2009
www.muhammadnoer.com/2009/07/teknik-membaca-skimming/ kamis 27-10-11.
20.16
Yanti, Dewi. Penerapan Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) dalam
Pembelajaran Menulis Resensi Novel Tahun Ajaran 2010-2011,Skripsi
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2010
Yunus, Mohamad at. al. Bahasa Indonesia (Tim Penulis Bahas Indonesia UT-ASMI),
Jakarta: Universitas Terbuka, 2007
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS I
Sekolah : SMP TERPADU DARUL AMAL
JAMPANGKULON SUKABUMI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII / I
Aspek : Membaca
Standar Kompetensi : Memahami ragam wacana tulis dengan membaca
memindai, membaca cepat.
Kompetensi Dasar : Menyimpulkan isi suatu teks dengan membaca cepat
250 kara per menit.
Indikator :
Mampu mengukur kecepatan membaca untuk diri sendiri dan teman;
Mampu menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75%;
Mampu menyimpulkan isi teks bacaan.
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (1 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengukur kecepatan membaca untuk diri sendiri dan
teman;
2. Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75%;
3. Siswa dapat menimpulkan isi teks bacaan.
B. Materi Pembelajaran
Menyimpulkan isi teks bacaan
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Penugasan
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengucapkan salam;
b. Guru mengabsen siswa;
c. Guru menjelaskan materi membaca cepat
d. Guru menyuruh siswa membaca teks yang telah dibagikan.
2. Kegiatan Inti
a. Siswa membaca teks yang telah diberikan oleh guru;
b. Siswa menghutung jumlah kata yang telah dibaca dalam waktu satu
menit;
c. Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru
d. Siswa mengumpulkan soal dan jawaban yang telah dikerjakanya
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama guru mengadakan simpulan;
b. Guru mengadakan refleksi.
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Teks berita yang dibaca
2. Pengukur waktu (Stopwatch)
3. Buku pelajaran
F. Penilaian
1. Tes
a. Observasi
b. Tes terulis
2. Bentuk instrument
a. Lembar observasi
b. Tes pilihan ganda
Soal
POPULASI ORANG UTAN YANG SEMAKIN TERANCAM
200-500 Ekor Diperdagangkan Tiap Tahun, Aparat tidak Tegas
Pemburuan liar satwa liar, seperti orang utan hingga saat ini belum
bisa diatasi. Kampanye akan pentingnya pelestarian satwa yang dilindungi
belum menyadarkan masyarakat untuk menghentikan perilaku yang tidak
bertanggung jawab.
Salah satu satwa yang menjadi incaran pemburu adalah orang utan.
World wildlife Fund (WWF) Indonesia dan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) Traffic menengarai ratusan binatang yang kanon masih saudara dekat
dengan manusia itu diperdagangkan tiap tahun. Dari catatan yang mereka
kumpulkan di Kalimantan , Jawa, dan Bali, sekitar 200-500 ekor orang utang
diperdagangkan tiap tahun.
WWF Indonesia dan Traffic menyebutkan, data yang mengindikasikan
ancaman terhadap keletarian satwa yang habitat aslinya berada di Sumatra dan
Kalimantan itu, diperoleh dari penelusuran di pasar burung, penggemar satwa
langka, kebun binatang, Departemen kehutanan, pusat penyelamatan satwa,
dan program rehabilitasi satwa.
Dari jumlah orang utan yang diperdagangkan itu, mayoritasnya adal
orang utan muda pada umumnya diperdagangkan sebagai satwa peliharaan.
Kedua LSM itu juga melaporkan, dari sebagian besar orang utan yang
diperjualbelikan, sebagian di antaranya mati. Jika diperkirakan secara kasar,
total jumlah orang utan yang tertangkap dan mati setiap tahunnya
kemungkinan jauh lebih besar.
“Dengan total populasi orang utan di Kalimantan yang hanya sekitar
40.000 saja di alim, penurunan jumlah sebanyak itu bisa diartikan sebagai
vonis mati bagi populasi satwa langka,” jelas WWF dan Traffic, dalam siaran
persnya.
Dalam masih tingginya pedagang orang utan, WWF dan Traffic
menyimpulan bahwa perdagangan orang utan di Kalimantan tidak mengalami
penurunan, dalam 15 tahun terakhir. Di Jawa, orang utan dijual dengan rata-
rata USṨ 400 (lebih dari Rp4 juta), sekita r tiga kali lipat dari harga yang
diterima pemburunya di Kalimantan.
Kedua LSM lantas menilai, parahnya perburuan dan perdagangan
orang utan itu terkait dengan ketidaktegasan aparat dalam menegakan hokum.
Meskipun banyak orang utan yang disita aparat selama satu dekade terakhir di
Kalimantan hingga saat ini tidak satu pun pelaku yang dihukum.
Oleh karena itu, Traffic dan WWF menyerukan pemerintah Indonesia
untuk lebih tegas dalam menerapkan peraturan mengenai perlindungan spesies
yang dilindungi.
Pilihlah!
A. Apabila (1), (2), dan (3) benar
B. Apabila (1) dan (3) benar
C. Apabila (2) dan (4) benar
D. Apabila (4) yang bener
1. Berikut yang dianggap belum berhasil dalam perburuan liar satwa liar
adalah kampanye…..
(1) Pentingnya satwa liar
(2) Pentingnya orang utan sebagai binatang yang dilindungi
(3) Tanggung jawab masyarakat dalam pelestarian satwa
(4) Pentingnya pelestarian satwa
2. Data yang mengindikasikan ancaman terhadap kelestarian satwa
diperoleh diperoleh dari…..
(1) Pasar burung
(2) Penggemar satwa langka
(3) Kebun binatang
(4) Dokter hewan
3. Daerah di Indonesia yang disebut memperdagangkan orang utan tiap
tahunnya adalah….
(1) Kalimantan
(2) Jawa
(3) Bali
(4) Sumatera
4. Parahnya perburuan dan perdagangan orang utan itu terkait dengan….
(1) Kurang siapnya hokum yang berlaku
(2) Ketidaktegasan aparat member hukuman
(3) Tidak adanya hokum yang tegas mengatur
(4) Ketidaktegasan aparat dalam menegakan hukum
5. Habitat asli orang utan di Indonesia terdapat di……
(1) Jawa
(2) Sumatera
(3) Bali
(4) Kalimantan
Pilihlah satu jawaban yang paling bener!
6. Berikut yang sampai saat ini dianggap belum bisa diatasi adalah….
A. Perburuan liar
B. Perburuan satwa liar
C. Perburuan liar satwa liar
D. Perburuan orang utan
7. Populasi orang utan di Kalimantan sekitar…..
A. 500
B. 15.000
C. 40.000
D. 4.000.000
8. Kata-kata “…..penurunan jumlah sebanyak itu bias diartikan sebagai
vonis mati bagi populasi orang utan” dinyatakan oleh WWF dan
Traffic dalam….
A. Tulisan
B. Berita
C. Siaran pers
D. pengumuman
9. Traffic dan WWF menyerukan pemerintah Indonesia untuk lebih tegas
dalam….
A. Menindak para pelaku perburuan liar
B. Menerapkan hukuman bagi para pelaku
C. Memberdayakan aparat untuk melindungi satwa
D. Menerapkan peraturan mengenai perlindungan spesies yang dilindungi
10. Dari para pemburu liar tersebut orang utan dijual dengan harga
sekitar….
A. Rp 1.000.000,00
B. Rp 1.400.000,00
C. Rp 2.000.000,00
D. Rp 4.000.000,00
Jawaban
1. D 6. C
2. A 7. C
3. A 8. C
4. C 9. D
5. C 10. D
Jampangkulon 15 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Praktikan
Yukron, S. Pd. Nuryati
Mengetahui
Kepala Sekolah
H. Nanang Saprudin, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) SIKLUS II
Sekolah : SMP TERPADU DARUL AMAL
JAMPANGKULON SUKABUMI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII / I
Aspek : Membaca
Standar Kompetensi : Memahami ragam wacana tulis dengan membaca
memindai, membaca cepat.
Kompetensi Dasar : Menyimpulkan isi suatu teks dengan membaca cepat
250 kara per menit.
Indikator :
Mampu mengukur kecepatan membaca untuk diri sendiri dan teman;
Mampu menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75%;
Mampu menyimpulkan isi teks bacaan.
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit (1 pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengukur kecepatan membaca untuk diri sendiri dan
teman;
2. Siswa dapat menjawab pertanyaan dengan peluang ketepatan 75%;
3. Siswa dapat menimpulkan isi teks bacaan.
G. Materi Pembelajaran
Menyimpulkan isi teks bacaan
H. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Penugasan
I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-2
1. Kegiatan Awal
a. Guru mengucapkan salam;
b. Guru mengabsen siswa;
c. Guru menjelaskan materi membaca cepat;
d. Guru menyuruh siswa membaca teks yang telah dibagikan.
2. Kegiatan Inti
a. Siswa membentuk kelompok-kelompok belajar;
b. Siswa membaca teks yang telah diberikan oleh guru;
c. Siswa menghutung jumlah kata yang telah dibaca dalam waktu satu
menit;
d. Siswa mendiskusikan isi teks yang telah dibaca;
e. Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru;
f. Siswa mengumpulkan lembar soal dan jawaban yang telah
dikerjakanya
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama guru mengadakan simpulan;
b. Guru mengadakan refleksi.
B. Alat dan Sumber Belajar
1. Teks bacaan
2. pengukur waktu
3. Buku pelajaran
C. Penilaian
1. Tes
c. Observasi
d. Tes terulis
2. Bentuk instrument
c. Lembar observasi
d. Tes pilihan ganda
Soal
Benahi Transportasi ke Bandara Soekarno-Hatta
Maskapai penerbangan hari minggu (3/2) mendesak pemerintah
membenahi transportasi ke Bandara Soekarno-Hatta sebab terputusnya tol
bandara akibat banjir sering berulang walau bandara kondisinya kering.
Dalam sehari Bandara Soekarno-Hatta melayani lebih kurang 800
penerbangan, dengan potensi pendapatan per penerbangan mencapai Rp50
juta atau Rp40 miliar per hari untuk keseluruhan penerbangan. Kalau 40
persen tidak bisa terbang seperti terjadi pada hari Jumat, kerugian mencapai
Rp16 miliar. Kalau terjadi beberapa hari, kerugiannya jelas amat besar. Ini
masih dari aspek kerugian maskapai.
Kerugian dalam jumlah amat besar kalau dihitung kerugian yang
diderita penumpang yang tidak bisa berangkat atau tidak bisa pulang. Mereka
tidak bisa melakukan aktivitas bisnis, harus tidur di hotel atau di tempat tidak
layak dan sebagainya. Kerugian juga diderita oleh pemilik restoran yang tidak
bisa menerima pasokan akibat banjir di sekitar bandara. Ini belum termasuk
kerugian yang diderita para sopir taksi dan reputasi bangsa karena gerbang
masuk Indonesia itu demikian buruk kondisnya.
“Idealnya, akses transportasi ke bandara tanpa hambatan. Bangkok
juga macet seperti Jakarta, tetapi transportasi ke bandara tidak terganggu,”
kata Kepala Komunikasi Adam Air Danke Drajat, Minggu. Danke
mengatakan, “Di awal visit Indonesia 2008, nama Indonesia sudah negatif.”
Sementara itu, ketegangan antara para penumpang dan petugas
maskapai, kata Danke, tidak terelakan. Jumlah penumpang ribuan, sementara
petugas maskapai terbatas. Komunikasi pun tak nyambung.
Di lain pihak, beberapa manager maskapai penerbangan mengatakan
belum menghitung kerugian akibat terputusnya akses transportasi utama
menuju bandara karena masih terkonsentrasi untuk memulihkan kondisi
bandara.
Mengenai terputusnya jalan tol bandara, Wakil Presiden Jusuf Kalla
menargetkan pengeringan di kilometer (km) 25-27 selama 6 jam. “Jasa Marga
dengan cara apapun harus memperbesar kapasitas pompa. Sebesar apapun air,
dalam enam jam tol bandara harus kering,” katanya.
PT Jasa Marga Tbk. Akan menambah dan meninggikan lajur tol
Bandara Soekarno-Hatta atau Tol Sedyatmo. Hingga Minggu pukul 22.30,
Kepala Cabang Jasa Marga Tol Bandara David Wiyanto menginformasikan,
tol bandara masing digenangi air sedalam 50 sentimeter di km 26.
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Mengapa pemerintah mendesak membenahi transportasi?....
a. Terputusnya tol bandara akibat banjir
b. Terputusnya tol bandara akibat gempa
c. Terputusnya tol bandara akibat ledakan bom
d. Terputusnya tol bandara akibat dirusak masa
2. Siapakah yang mendapatkan kerugian akibat tidak bisa menerima
pasokan karena banjir?...
a. Sopir
b. Penumpang
c. Restoran
d. Pemerintah
3. Berapa potensi pendapatan keseluruhan penerbangan per hari?....
a. Rp50 miliar
b. Rp40 miliar
c. Rp45 miliar
d. Rp60 miliar
4. Apabila 40 persen tidak bisa terbang, maka berapa kerugian yang
dicapai pemerintah?....
a. Rp16 miliar
b. Rp20 miliar
c. Rp30 miliar
d. Rp 25 miliar
5. Siapa Kepala Komunikasi Adam Air?....
a. Drajat
b. Sudrajat
c. Danke Drajat
d. Danke
6. Pada tahun berapakah nama Indonesia sudah negatif akibat buruknya
kondisi?....
a. 2006
b. 2007
c. 2009
d. 2008
7. Siapa yang mendapatkan kerugian akibat maskapai tidak bisa
berangkat atau pulang?....
a. Sopir
b. Penumpang
c. Restoran
d. pemerintah
8. Berapa potensi pendapatan per penerbangan per hari?...
a. Rp30 juta
b. Rp40 juta
c. Rp50 juta
d. Rp60 juta
9. Berapa penerbangan dalam sehari yang dilayani Bandara Soekarno-
Hatta?....
a. 800 penerbangan
b. 300 penerbangan
c. 400 penerbangan
d. 900 penerbangan
10. Siapa yang menargetkan peringatan di kilometer 25-27 selama 6
jam?....
a. Susilo Bambang Yudoyono
b. Jusuf Kalla
c. Megawati Soekarno Putri
d. Prabowo
Jawaban.
1. A 6. D
2. C 7. B
3. B 8. C
4. A 9. A
5. C 10. B
Jampangkulon 17 Juli 2011
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Praktikan
Yukron, S. Pd. Nuryati
Mengetahui
Kepala Sekolah
H. Nanang Saprudin, S. Pd.
LEMBAR OBSERVASI
Observasi Aspek Positif Siklus I dan Siklus II
No Aspek Observasi Frekuensi Persentase Kategori
1 Siswa memperhatikan
pelajaran dengan sungguh-
sungguh
2 Siswa membaca cepat
dengan penuh perhatian
3 Siswa mengerjakan soal
dengan baik
4 Siswa aktif bertanya ketika
kesulitan selama
pembelajaran
5 Siswa tidak mengganggu
teman
LEMBAR OBSERVASI
Observasi Aspek Negatif Siklus I dan Siklus II
No Aspek Observasi Frekuensi Persentase Kategori
1 Siswa meremehkan
penjelasan guru
2 Siswa enggan melakukan
kegiatan membaca cepat
3 Siswa meremehkan tugas
untuk mengerjakan soal
4 Siswa enggan bertanya
ketika mengalami
kesulitan selama
pembelajaran
5 Siswa mengganggu teman
Jurnal Siswa Siklus I dan Siklus II
1. Apakah selama ini Anda berminat terhadap pembelajaran membaca cepat?
2. Bagaimanakah pendapat Anda tentang pembelajaran membaca cepat yang telah
diberikan guru selama ini?
3. Bagaimana ketertarikan Anda terhadap teknik skimming?
4. Apa yang menyebabkan Anda kesulitan dalam membaca cepat dengan teknik
skimming?
5. Pesan, kesan, dan saran siswa terhadap pembelajaran membaca cepat dengan
6. teknik skimming?
Jurnal Guru Siklus I dan Siklus II
1. Bagaimana kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran?
2. Bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca cepat
dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming?
3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap teknik skimming?
4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap tugas pada kegiatan pembelajaran
membaca cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik
skimming?
5. Seperti apa kejadian-kejadian yang muncul pada saat pembelajaran membaca
cepat dalam membaca buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming?
Teks Wawancara
Siklus I dan Siklus II
1. Bagaimana pendapat Anda tentang membaca cepat dalam membaca buku teks
bahasa Indonesia teknik skimming?
2. Bagaimana pendapat Anda tentang penjelasan guru mengenai teknik skimming?
3. Bagaimana kesulitan yang dihadapi Anda terhadap penggunaan teknik skimming
dalam kegiatan membaca cepat?
4. Bagaimana perasaan Anda ketika dapat meningkatkan kecepatan membaca
5. Bagaimana saran Anda terhadap pembelajaran membaca cepat dalam membaca
buku teks bahasa Indonesia dengan teknik skimming?
NILAI KECEPATAN DAN PEMAHAMAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS
VIIID
No Nama Siswa Hasil Kecepatan Membaca Cepat Prasiklus
1 Rimba Dasela Tuga 150
2 Lala Melina 150
3 Melia Anggraeni 150
4 Sumarni 150
5 Eza Zilda Andriyanti 150
6 Rika 150
7 Puspa Indah 60
8 Sutini 150
9 Sarah Alfiah 150
10 Siti Jamilah 150
11 Novi Nurjanah 150
12 Siti Aulia Ekawati 150
13 Ade Oktaviani Sutisna 150
14 Indah Nurul Arifah 150
15 Putri Mutia 150
16 Fatma Hanifah 150
17 Nazla Tsani 200
18 Anisa Nur Syifa 150
No Nama Siswa Hasil Kecepatan Membaca Cepat Prasiklus
1 Rimba Dasela Tuga 150
2 Lala Melina 150
3 Melia Anggraeni 150
4 Sumarni 150
5 Eza Zilda Andriyanti 150
6 Rika 150
7 Puspa Indah 60
8 Sutini 150
9 Sarah Alfiah 150
10 Siti Jamilah 150
11 Novi Nurjanah 150
12 Siti Aulia Ekawati 150
13 Ade Oktaviani Sutisna 150
14 Indah Nurul Arifah 150
15 Putri Mutia 150
16 Fatma Hanifah 150
17 Nazla Tsani 200
18 Anisa Nur Syifa 150
No Nama Siswa Hasil Pemahaman Membaca Cepat Prasiklus
1 Rimba Dasela Tuga 20
2 Lala Melina 50
3 Melia Anggraeni 50
4 Sumarni 20
5 Eza Zilda Andriyanti 80
6 Rika 10
7 Puspa Indah 40
8 Sutini 50
9 Sarah Alfiah 40
10 Siti Jamilah 30
11 Novi Nurjanah 30
12 Siti Aulia Ekawati 30
13 Ade Oktaviani Sutisna 30
14 Indah Nurul Arifah 50
15 Putri Mutia 40
16 Fatma Hanifah 30
17 Nazla Tsani 40
18 Anisa Nur Syifa 20
NILAI KECEPATAN DAN PEMAHAMAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS
VIIID
No Nama Siswa Hasil Kecepatan Membaca Cepat Siklus I
1 Rimba Dasela Tuga 245
2 Lala Melina 197
3 Melia Anggraeni 220
4 Sumarni 160
5 Eza Zilda Andriyanti 245
6 Rika 87
7 Puspa Indah 160
8 Sutini 197
9 Sarah Alfiah 87
10 Siti Jamilah 197
11 Novi Nurjanah 160
12 Siti Aulia Ekawati 197
13 Ade Oktaviani Sutisna 154
14 Indah Nurul Arifah 197
15 Putri Mutia 173
16 Fatma Hanifah 197
17 Nazla Tsani 245
18 Anisa Nur Syifa 87
No Nama Siswa Hasil Pemahaman Membaca Cepat Siklus I
1 Rimba Dasela Tuga 50
2 Lala Melina 60
3 Melia Anggraeni 80
4 Sumarni 40
5 Esa Zilda Andriyanti 70
6 Rika 50
7 Puspa Indah 50
8 Sutini 60
9 Sarah Alfiah 50
10 Siti Jamilah 40
11 Novi Nurjanah 30
12 Siti Aulia Ekawati 70
13 Ade Oktaviani Sutisna 40
14 Indah Nurul Arifah 30
15 Putri Mutia 20
16 Fatma Hanifah 50
17 Nazla Tsani 80
18 Anisa Nur Syifa 60
NILAI KECEPATAN DAN PEMAHAMAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS
VIIID
No Nama Siswa Hasil Kecepatan Membaca Cepat Siklus II
1 Rimba Dasela Tuga 261
2 Lala Melina 204
3 Melia Anggraeni 241
4 Sumarni 190
5 Eza Zilda Andriyanti 261
6 Rika 190
7 Puspa Indah 190
8 Sutini 220
9 Sarah Alfiah 97
10 Siti Jamilah 190
11 Novi Nurjanah 138
12 Siti Aulia Ekawati 190
13 Ade Oktaviani Sutisna 176
14 Indah Nurul Arifah 220
15 Putri Mutia 176
16 Fatma Hanifah 160
17 Nazla Tsani 261
18 Anisa Nur Syifa 157
No Nama Siswa Hasil Pemahaman Membaca Cepat Siklus II
1 Rimba Dasela Tuga 80
2 Lala Melina 80
3 Melia Anggraeni 90
4 Sumarni 60
5 Esa Zilda Andriyanti 90
6 Rika 70
7 Puspa Indah 70
8 Sutini 80
9 Sarah Alfiah 70
10 Siti Jamilah 70
11 Novi Nurjanah 50
12 Siti Aulia Ekawati 80
13 Ade Oktaviani Sutisna 60
14 Indah Nurul Arifah 80
15 Putri Mutia 50
16 Fatma Hanifah 70
17 Nazla Tsani 90
18 Anisa Nur Syifa 60
Nama Sekolah : SMP TERPADU DARUL'AMAL
Alamat : JL CIKASO, SELAJATI RT 02/RW 01 BOJONGGENTENG, JAMPANGKULON
SUKABUMI
Bulan : SEPTEMBER 2011
Tahun Bulan Tahun
1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sukabumi, 24 April 1948 071 995 002 III/d 13 Juli 1995 KEP.SEK 13 Juli 1995 16
2 Wawan, S.Pd., M.M.Pd. Sumedang, 17 Apr 1965 PKN 1965041719930710000 Pembina, IV/a 01 Okt 2008 Guru Pembina 01 Juli 1993 13 3 18
3 Kristiana Dewi, S.Pd. Jakarta, 25 Des. 1979 Bahasa Inggris 197912252006042000Penata Muda TK
I, III/b01 April 2006 Guru Madya TK I 01 April 2006 5 5 5
4 Sukabumi, 14 Juni 1950 Bahasa Sunda 071 995 005 III/d 25 Juli 1995 Guru 25 Juli 1995 16
5 Bogor, 11 Peb. 1952 Seni Budaya 071 995 010 III/a 25 Juli 1995 Guru 26 Juli 1995 16
6 Surabaya, 01 Mar 1943 Matematika 071 996 012 III/b 25 Juli 1996 Guru 25 Juli 1996 15
7 Cirebon, 10 Mei 1975 Tarikh Islam 071 998 026 II/d 25 Juli 1998 Guru 25 Juli 1998 13
8 Ponorogo, 16 Juli 1972 Shorof 071 998 028 III/b 25 Juli 1998 Guru 25 Juli 1998 13
9 Bogor, 01 Juni 1970 PAI 112 000 042 III/c 01 Nop. 2000 Guru 01 Nop. 2000 11
10 Sukabumi, 10 Okt. 1975 Bahasa Inggris 012 001 043 III/c 02 Jan. 2001 Guru 02 Jan. 2001 10
11 Sukabumi, 13 Des. 1977 BP 082 002 060 III/c 01 Agus 2002 Guru 01 Agus 2002 8
12 Sukabumi, 12 Juli 1963 IPA Terpadu 082 003 072 III/a 01 Agus. 2003 Guru 01 Agus. 2003 7
13 Klaten, 23 Nove. 1969 Bahasa Indonesia 082 005 104 III/a 01 Agus. 2005 Guru 01 Agus. 2005 5
14 Sukabumi, 20 Agus. 1982 Ilmu Nahwu 112 005 108 III/b 01 Agus. 2005 Guru 01 Agus. 2005 5
15 Sayidah, S.Th.I. Cianjur, 17 Juni 1982 PAI 112 005 109 III/a 01 Agus. 2005 Guru 2 Agus. 2005 5
16 Sukabumi, 19 Maret 1983 Seni Budaya 012 006 112 III/b 01 Jan. 2006 Guru 01 Jan. 2006 4
18 Sukabumi, 14 Jan. 1977 Tafhimul Qur'an 082 007 136 III/b 01 Mei 2007 Guru 01 Mei 2007 3
19 Dzawil Fitriyah, S.Pd.I. Serang, 13 Agustus 1979 Tilawah 082 007 137 III/b 01 Mei 2007 Guru 01 Mei 2007 3
20 Sukabumi, 03 Juli 1978 Tahfidz 082 007 138 III/b 01 Juni 2007 Guru 01 Juni 2007 3
21 Neng Yunita Romadoni, S.Pd Sukabumi, 05 Juni 1984 IPS Terpadu 082 007 139 III/b 01 Agus. 2007 Guru 01 Agus. 2007 3
22 Isna Faznia Rahma, A.Md. Sukabumi, 12 Maret 1986 Bahasa Inggris 082 007 140 II/b 01 Agus. 2007 Guru 01 Agus. 2007 3
23 Sukabumi, 05 Oktober 1980 Bahasa Indonesia 082 008 164 III/a 01 Agus 2008 Guru 01 Agus 2008 2
Juhdi Rifai, S.Th.I., M.A
Rani Sri Nurbayanti, S.S.
NIP/
KARPEG
Yukron, S.Pd.
H. Nanang Saprudin, S.Pd.
Lili Suhaeri, S.Ag.
Mata Pelajaran
Syaechu Taqrib
Lukman, S.Ag.
A. Fuad Fauzi, S.Pd.I.
Marsidik Soewadji
Dede Muharamsyah, S.Psi.
Dedi Junaedi, S.Pd
Durotun Nafisah, S.Ag.
Windayani, S.Pd.I.
Kankan Sopyan, S.Sos.I.
Nasrulloh, S.HI.
Badrudin, S.Pd.I.
DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK) GURU TETAP/TIDAK TETAP
TAHUN PENDIDIKAN 2011/2012
Nama
2
Jabatan
Nama TMT
Masa Kerja
Golongan Seluruhnya
Pangkat
Gol./Ruang TMTTempat Tanggal LahirNO.
23 Sukabumi, 28 Jan. 1985 Bahasa Arab 112 008 171 III/a 01 Agus. 2008 Guru 01 Agus. 2008 2
24 Hikmatulloh, S.HI. Sukabumi, 10 Jan. 1977 Bahasa Arab 112 008 173 III/a 01 Agus. 2008 Guru 2 Agus. 2008 2
25 Bekasi, 08 Nop. 1986 Bahasa Arab 022 009 176 III/a 01 Peb. 2009 Guru 01 Peb. 2009 1
26 Andri Rofiq, ST. Sukabumi, 05 Jan. 1985 TIK 072 009 178 III/a 01 Juli 2009 Guru 01 Juli 2009 2
27 Rizky Utama Djuhaeri, S.Si. Bandung, 16 Jan. 1978 Matematika 072 009 181 III/a 01 Juli 2009 Guru 02 Juli 2009 2
28 Sukabumi, 16 Peb. 1988 Penjaskes 072 009 183 II/b 01 Juli 2009 Guru 01 Juli 2009 2
29 Sukabumi, 26 Maret 1986 IPS Terpadu 072 009 184 III/a 01 Juli 2009 Guru 01 Juli 2009 2
30 Eha Susilawati, S.Pd. Sukabumi, 17 Mei 1985 IPA Terpadu 072 009 185 III/a 01 Juli 2009 Guru 01 Juli 2009 2
31 Sukabumi, 27 Pebruari 1986 IPA Terpadu 072 009 195 III/a 01 Juli 2009 Guru 01 Juli 2009 2
32 Sukabumi, 08 Maret 1991 Tajwid 092 009 217 II/a 01 Juli 2009 Guru 01 Juli 2009 2
33 Hudaya, S.Pd.I. Sukabumi, 01 Agust. 1986 Shorof 022 010 231 III/a 01 Peb. 2010 Guru 01 Peb. 2010 1
34 Ai Fatmawati, S.Sos. Sukabumi, 18 Pebruari. 1986 IPS Terpadu 022 010 228 III/a 01 Peb. 2010 Guru 01 Peb. 2010 1
35 Ahmad Mubarok Sukabumi, 12 September. 1992 Khat 072 011 268 II/a 17 Juli. 2011 Guru 17 Juli. 2011
Catatan :Rekap pergolongan Rekap per-ijazah :
Gol. I :…………...Orang SMP : ………….. Orang
Gol. II : 4 Orang SMA/sederajat : 4 Orang
Gol. III : 30 Orang D I/D II : 1 Orang
Gol. IV : 1 Orang D III : 1 Orang
S-1 : 27 Orang
Rekap per-jenis kelamin : S-2 : 2 Orang
Laki-laki : 21 Orang S-3 : …………. Orang
Perempuan : 14 Orang
Wati Resmiati
Sari Yanti, S.S.
Usep Risman
Watnawati, SE.
Ersya Hidayati, S.S.
Febri Maswandi, S.Pd.
Bulan
13 14 15
2 1999 S1/STKIP.
3 2010 S2/IMNI
5 2004 S1/UIN Jkt.
2 1996 S1/Syam.
2 2008 S1/STAI Kharis
2 1968 PGSLP
2 1998 MA DM
2 2005 S1/Syam.
10 1999 S1/IAIN Yog.
8 2000 S1/STIE Yog.
1 2002 S1/UIN Jkt.
1 2008 S1/IPA Fisika
1 1997 S1/Uninus.
1 2010 S2/UIN Jkt
1 2005 S1/UIN Jkt
8 2005 S1/UIN Jkt
4 2002 S1/PTIQ
4 2007 S1/IIQ
3 2006 S1/PTIQ
1 2006 S1/UNPAS
1 2007 D3/BSI
1 2008 S1/ IKIP Jogya
R-7
Tahun
LulusLulusan
DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK) GURU TETAP/TIDAK TETAP
TAHUN PENDIDIKAN 2011/2012
Masa Kerja
Seluruhnya
1 2008 S1/UIN Jkt
1 2002 S1/IAIN Yogya
7 2009 S1/UIN Jkt
3 2009 S1/STIMIK JABAR
3 2008 S1/UNISBA
3 2006 SMA
3 2009 S1/STIE Jkt.
3 2008 S1/UIN Bdg.
3 2010 S1/UIN Jkt
3 2008 SMA-T DA
10 2010 S1/UIN
10 2010 S1/UMMI
3 2010 SMA-T DA
Selajati, 20 September 2011
Kepala Sekolah,
H. Nanang Saprudin, S.Pd
NIPY 071 995 002
1A 1B 1C 1D 2A 2B 2C 2D 3A 3B 3C 3D
L L P P L P L/P L L P P L P L/P L L P P L P L/P L P L P L P L P L/P L P L
Juli 35 35 30 30 70 60
Bulan
KelasJumlah
130
Total Jumlah
Kelas 1
KelasJumlah
Total Jumlah
Kelas 2
Kelas Total Jumlah
Kelas 3
Jml Siswa
Awal Bulan
ini
Jumlah Mutasi
Keluar
3 239 101 26 27 24 23
Jumlah
Agustus 31 34 30 28
181 143 32453 4731 31 19 20 62 185 6
38 102 25 2765 58 123 32 32 19
September 31 32 30 27
1 178 142 32024 23 52 47 181 319 64
38 101 25 2763 57 120 31 32 19
Oktober 32 28 30 24
3 1 1 173 140 31324 23 52 47 178 619 63
39 100 25 2760 54 114 31 30 20
Nopember
173 140 31324 23 52 47 17319 61
0 00 0 0
Desember
0 0 00 0 00
0 00 0 0
Januari
0 0 00 0 00
0 00 0 0
Pebruari
0 0 00 0 00
Maret
0 0 00 0 00 0 0
0 0 0
0 0 0
April
0 0 00 0 00 0 0
Mei
00 0 00 0
0 0 0
00 0 0 0 0
Juni
00 0 00 0 0
0 00 0 0 0 0 00
100 146
99 143
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0 0 0 0
DATA KEADAAN SISWA SMP TERPADU DARUL' AMAL
TAHUN PELAJARAN 2011/2012Jml Siswa
Akhir Bulan
ini
TOTAL
JUMLAH
Penerima Bea Siswa
Masuk Kelas 1 Kelas 2
99 142
99 140
0 0
0 0
0 0
P L P
Jml Hari
Efektif
Jml Hari
Tidak
Efektif
Prosentase
Absen Siswa
Selajati,………………………Juni 2012
Kepala Sekolah
H. Nanang Saprudin, S.Pd
NIPY. 071 995 002
4 26
24 4
27 4
26 4
4 7
14 17
26 5
8
10 20
DATA KEADAAN SISWA SMP TERPADU DARUL' AMAL
TAHUN PELAJARAN 2011/2012Penerima Bea Siswa
Hari Efektif JumlahKelas 2 Kelas 3
23
12 8
27 4
24 6