Motivasi Membaca

13
MOTIVASI MEMBACA Motivasi membaca adalah dorongan motivasional untuk membaca sehingga timbulnya ketertarikan dalam dunia pendidikan sperti sekolah. Motivasi mebaca biasanya dihubungkan dengan 4 teori, yaitu : self-determination theory, goal theory, social cognitive theory dan interest theory. Keempat teori tersebut dapat dipahami melalui pertanyaan seperti : A. Sumber motivasional apa yang dapat menguatkan prestasi membaca B. Faktor lingkungan, kejadian dan pengalaman di sekolah seperti apa yang dapat menguatkan motivasi membaca C. Sumber motivasional apa yang dapat melemahkan prestasi membaca D. Faktor lingkungan, kejadian dan pengalaman di sekolah seperti apa yang dapat melemahkan motivasi membaca E. Bagaimana mengenai profil siswa sebagai pembaca A. Sumber Motivasional yang dapat Menguatkan Prestasi Membaca 1. Intrinsic Motivation Motivasi intrinsic dalam motivasi membaca merupakan keinginan siswa untuk membaca tanpa adanya faktor dari luar. Reward tersebut adalah kepuasan dari aktivitas membaca itu sendiri, adanya emosi positif yang menyertai keterlibatan dalam membaca 2. Perceived Autonomy Konsep ini berasal dari self-determination theory. Motivasi otonomi meliputi pengalaman yang terkait dengan pilihan dan kesukaan. Perceived Autonomy dalam membaca dapat dilihat dari bagaimana seseorang memilih sebuah buku dan mengarahkan perilaku dirinya untuk membaca. 3. Self Efficacy

Transcript of Motivasi Membaca

Page 1: Motivasi Membaca

MOTIVASI MEMBACA

Motivasi membaca adalah dorongan motivasional untuk membaca sehingga timbulnya ketertarikan dalam dunia pendidikan sperti sekolah. Motivasi mebaca biasanya dihubungkan dengan 4 teori, yaitu : self-determination theory, goal theory, social cognitive theory dan interest theory. Keempat teori tersebut dapat dipahami melalui pertanyaan seperti :

A. Sumber motivasional apa yang dapat menguatkan prestasi membacaB. Faktor lingkungan, kejadian dan pengalaman di sekolah seperti apa yang dapat

menguatkan motivasi membacaC. Sumber motivasional apa yang dapat melemahkan prestasi membacaD. Faktor lingkungan, kejadian dan pengalaman di sekolah seperti apa yang dapat

melemahkan motivasi membacaE. Bagaimana mengenai profil siswa sebagai pembaca

A. Sumber Motivasional yang dapat Menguatkan Prestasi Membaca1. Intrinsic Motivation

Motivasi intrinsic dalam motivasi membaca merupakan keinginan siswa untuk membaca tanpa adanya faktor dari luar. Reward tersebut adalah kepuasan dari aktivitas membaca itu sendiri, adanya emosi positif yang menyertai keterlibatan dalam membaca

2. Perceived AutonomyKonsep ini berasal dari self-determination theory. Motivasi otonomi meliputi pengalaman yang terkait dengan pilihan dan kesukaan. Perceived Autonomy dalam membaca dapat dilihat dari bagaimana seseorang memilih sebuah buku dan mengarahkan perilaku dirinya untuk membaca.

3. Self EfficacyKonsep ini dikenalkan dalam teori social kognitif yang merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk dapat belajar dan melaksanakan sesuatu dalam level tertentu. Pembaca yang memiliki sel efficacy yang tinggi yakin pada kemampuan mereka dalam menampilkan aktivitas membaca dan selalu berusaha untuk mencoba teks-teks bacaan yang lebih menantang. Akan tetapi, siswa dengan self efficacy yang tinggi bisa saja tidak menampilkan kinerja yang baik dalam pengerjaan tugas jika kemampuan actual mereka tidak sesuai dengan persepsi dan keyakinan mereka. Self efficacy dalam membaca dapat diartikan sebagai persepsi siswa terkait kompetensi mereka dalam membaca meliputi kayakinan akan kemampuan dan keterampilan mereka dalam tugas membaca.

dan selalu berusaha untuk mencoba teks-teks bacaan yang lebih menantang. Akan tetapi, siswa

dengan self efficacy yang tinggi saja tidak ditampilkan kinerja yang baik dalam pengerjaan tugas

Page 2: Motivasi Membaca

jika kemampuan actual mereka tidak sesuai dengan persepsi dan keyakinan mereka. Self

Efficacy dalam membaca dapat diartikan sebagai persepsi siswa terkait kompetensi mereka

dalam membaca meliputi keyakinan akan kemampuan dan keterampilan mereka dalama

membaca.

4. Task Mastery

Task Mastery goal secara konseptual dapat diartikan keinginan untuk ,meningkatkan

kemampuan dalam menguasai suatu keterampilan dan memahami materi pemeblajaran. Hal

utama dari goal theory adalah beahwa siswa yang memiliki mastery goal memandang

kesuksesan sebagai bentukdari perbaikan diri kearah yang lebih baik. Siswa yang berorientasi

pada mastery goal memiliki ketekunan dalam tugas membaca dikarenakan memilki keinginan

tahuan untuk menguasai materi dan mendapatkan pemahaman dan penegtahuan yang lebih

mendalam. Mereka juga mendapatkan kepuasaan terkait dengan tugas membaca tersebut.

5. Performance Goals

Merupakan peratian siswa mengenai kemampuan dan performansi meraka pada orang lain.

Menekankan pada perbandingan dengan teman sebaya, performansi kompetensi yang dimilki

dengan orang lain.

6. Social Motivation

Dapat diartikan sebagai rasa percaya bahwa perilaku dan sikap orang lain dipandang sebagai

suatu penyangga yang dapat membuat orang-orang lebih percaya diri, lebih terdorong dan

lebih kuat dalam menghadapi berbagai rintangan dan halangan. Kata yang sulit dan

menantang. Bila dihubungkan dengan dukungan sosial, maka tujuan sosial dapat di artikan

sebagai usaha siswa untuk membantu temannya dalam kesulitan baik di bidang akademik

maupun personal.

7. Value in Reading

Value dapat dijelaskan dengan perluasan bahwa sebuah tugas dapat memiliki nilai positif bagi

siswa di masa yang akan datang, bahkan ketika siswa tidak tertarik pada tugas tersebut.

Valuing sangat berhubungan dengan self-determination theory yang diwakili kepercayaan

Page 3: Motivasi Membaca

siswa mengenai pentingnya tugas sekolah dan membaca, seperti membaca buku untuk

menyelesaikan tugas rumah (PR)

B. Pengalaman di Kelas yang dapat menguatkan Motivasi Membaca

1. Intrisic Motivation and Interest

Minat atau ketertarika membaca tidak berbeda dari motivasi interinsik, kedua dihubungkan

dengan perasaan positif, kenikmatan, dan diposisi perilaku untuk membaca. Minat atau

ketertarikan sering dijelaskan pada tugas yang lebih spesifik dari pada motifasi interinsik.

Guru yang dapat membuat siswa menemukan relevansi antara pengalaman mereka dengan

cerita teks yang mereka baca dapat meningkakan minat mereka pada aktivitas membaca.

2. Perceived-Autonomy

Cara utama yang dapat mengembangkan perceived autonomy adalah mengusahakan agar

siswa memilih sendiri aktivitas membaca mereka. Hal ini meliputi pemilihan teks ( halaman

atau buku apa yang akan dibaca ), pemilihan tugas ( bagaimana cara membaca ), atau

pemiliha tampilan 9 bagaimana menunjukan pengetahuan yang didapat dai membaca ).

Dukungan pada otonomi siswa akan meningkat dengan membiarkan siswa menge[resikan

pendapatnya tentang teks dan memberi masukan pada srangkaian bacaan dan aktivitas

interuksional. Guruyang mendukung keterlinatan siswanya dalam tugas membaca di sekolah

dengan mengizinkan siswa untuk bekerja dengan caranya sendiri akan meningkatkan

komitmen dan ketekunan siswa dalam melengkapi tugas membaca mereka, baik yang bersifat

kompleks sekalipun

3. Self Efficacy

Siswa yang memiliki self efficacy dalam membaca dapat meningkatkan secara sitematis

dengan adanya model dari seorang ahli(misal;guru) yang memberikan umpan balik (feedback)

tentang kemajuan dalam performansi tugas seperti membaca. Prosedur ini dalam di mulai

dari: Siswa mengobservasi dari berusaha mengemulsi model yang menampilkan tugas dengan

sempurna, lalu siswa membuat tujuan dan menerima umpan balik tentang tugas mereka.

Berdasarkan informasi tersebut, siswa mengobservasi model baru dan membuat tujuan baru,

Page 4: Motivasi Membaca

yang menghasilkan self regulation terhadap performansi tugas. Dalam kondisi ini, self

efficacy akan meningkat.

Hal yang perlu diingatkan adalah hanya dengan meningkatkan keterampilan tentu dapat

meningkatkan keyakinan diri seseorang, karena kepercayaan diri siswa tidak dapat

meningkatkan kecuali jika umpan balik yang mereka terima benar benar dijalankan

4. Task mastery

Guru yang menggunakan mastery goal di dalam kelas akan mempengaruhi siswa untuk

menggunakan mastery goal dalam tugas membaca mereka. Guru yang menggunakan kalimat

yang terlalu mudah dan menuntut jawaban yang mudah untuk dijawab tidak akan memotivasi

siswa untuk mwnguasai tugas, tetapi lebih meningkatkan performance goals. Guru yang

menekankan pemahaman tentang isi teks akan membuat siswa memiliki orientasi pada

pemahaman yang dalam akan isi bacaan dibandingkan bila guru menekankan pada motivasi

ekstrinsik.

5. Performance Approach Goals

Performance approach goals merupakan upaya pemberian insentif eksternal pada siswa seperti

kelulusan, hadiah, atau rekognisi sebagai dukungan motivasional untuk membaca.

Berdasarkan penelitian yang ada sumber motivasi eksternal ini hanya menghasilkan sedikit

siswa yang berprestasi dengan konsisten.

6.Sosial Motivation

Konsep ini berkaitan dengan perasaan saling terhubungan dan saling memiliki, berperilaku

prososial, dan hubungan interpersonal dengan kelompok social. Siswa yang memilii

hubungan yang positif dengan guru dan siswa lainnya akan mendapat penerimaan did lam

kelas. Keadaan ini membuat siswa dapat berinteraksi dan merasa terlibat dalam aktivitas di

kelas, seperti tugas membaca. Siswa yang sering membagi informai dalam buku dengan

temannya cenderung lebih dapat mencapai prestasi yang tinggi. Dalam hal ini, guru dapat

menggunakan pendekatan pengajaran dengan metode diskusi kelompok.

Page 5: Motivasi Membaca

7. Value in Reading

Value in reading berhubungan dengan prestasi membaca dan keterlibatan siswa dalam tugas

membaca. Konsep ini dekat kaitannya dengan self determination theory, yaitu “identifited

motivation”. Pembaca dengan identified motivation percaya bahwa “menjadi pembaca yang

baik sangat penting buat saya”. Motivasi ini dihubungkan dengan penyelesaian pekerjaan

rumah, yang erat kaitannya dengan membaca dan ikut terlibat dalam proses pendidikan

melalui kehadiran di kelas dan mengikuti aktivitas di sekolah

C. Sumber Motivasi yang dapat melemahkan prestasi membaca

Menurutnya motivasi dapat dihubungkan dengan perasaan negative dalam membaca ( seperti

tidak nyaman atau tidak suka melakukan aktivitas membaca ) dan perilaku negative terhadap

membaca (seperti jarang membaca, prokrstinasi, dan menyulitkan diri sendiri) siswa yang

mengatakan “saya menikmati aktivitas membaca buku” mengindikasikan level motivasi intrinsic

yang tinggi, sedangkan pernyataan siswa “saya membaca buku setiap hari” mengindikasikan

ondikator perilaku dari motivasi intrinsic. Suatu penelitian menemukan bahwa siswa

menghindari tugas atau aktivitas membaca di sekolah di sebabkan oleh:

isi teks tidak menarik

teman teman mereka jarang membaca materi sekolah

tugas tugas tidak relevan dengan mereka

teman sebaya memandang mereka bukan sebagai pembaca yabg pintar

Brophy (2004) mengatakan bahwa terhadap sumber tekait penghindaran tugas membaca, yaitu:

kurang minat dan adanya ketersaingan (merasa enggan, mengelak, dan memilii sikap

bermusuhan)

1.Task Avoidance

Siswa menghindari tugas dan enggan menyelesaikan tugas. Meece dan holt (1993)

menagatakan bahwa siswa ayang menhindari tugas (rendah dalam paenguasaan guru)

memiliku prestasi yang renda dan keterliabatanya dalam aktivatas membaca ahanya bersiafat

dangkal (acendurung mengkopi/mencotek ahasil kerja temanya)

2.Perceived Lack Of Control

Page 6: Motivasi Membaca

Konsep ini terkait dengan heternomy (sumber control eksternal) sebagail alawan dari

Autonomy (sumber control internal).Siswa sayanng merasa dikontrol dari lauara ayakin bahwa

dia tak dapat menagarahkan dan mengatur a aaktivitasnya, tidak dapat memili teks yang

relevan dengan tujuan dan minatnya . Siswa-siswi ini tidak ikut terliba dalam tugas membaca

dan cenderung menganggu jalannya aktivitasi dalam kelas , yang di tandai dengan level

partisipasi ayang rendah ,tidak memperhatkan , dan tidak tekun

3.Perceived Task Difficully

Ketika siswa peracaya abahwa membaca ituu sulit , maka mereka cenderung memiliki sikap

negative adan memiliki persaan enggan untuk membaca sehingga menghindari tugas membaca

4.Meaningless of Texts

Ketika siswa menemukan bahwa isi bacaan tidak relevan denagan pengeratahuan, kebutuhan ,

dan minat mereka, maka mereka memandang tugas membaca membaca menjadi tidak

bermakana. Ahal ini akan membuat siswa cenderung untuk mengerjakan tugas sedikit mungkin

dasn menghindari aatuagas tersebut. Bagi siswa ini menjawab soal dan mengerjakan tugas tiada

member manfaat apa apa untuk mereka

5. Performance aAvoidance

Penghiandari Performansi berhugungsaan negative dengan penguasaan siswaa akan tugas

(maskey task goal)seperti pada tugas membaca. Pada masa transisi dari sekolah dasar ke

sekolah menengah Performance goal siswa akan meningkat dan mastery goal siswa akan

menurun.

6. Sosiali solation

Siswa yang tidak dapat membanggun bkepercayaan dalam hubungan dengan significant

partner(teman yang berpengaruh) cenderung memandang diri memiliki sikap bermusuhan

secara social. Siswa yang tidak memiliki rasa salng memiliki dan tidak adanya saling

keterhubungan dalam lingkungan kelas ,baik dari guruatau teman sebaya , saka keterlibatan

siswa tersebut dalam aktivitas kelas pun akan berkurang , termasuk tugas membaca.

Isolasi merupakan rasa ketidak percayaan yang meliputi ketidak perhatian,

ketidakpedulian ,dan kurangnya keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam

Page 7: Motivasi Membaca

menghadapi kesulitan.keditak percayaan diri yang negative dan mempengaruhi pertasi yang

negative pula.

7. Dis –Identiy

Siswa yang berada pada masa pembentukan identitas ,terutama saat remaja dapat menurunkan

motivasi membaca mereka dan memiliki sikap yang berlawanan dengan tugas membaca di

sekolah . pada beberapa kasus , siswa yang memiliki popularitas dan hubungan social yang

luas mempunyai konflik dengan motivasi membaca. Seswa jauh dari literature sekolah akan

menolak dengan adanya tugas membaca

D. Pengalaman dikelas yang melemahkan mitivasi

1. Teacher Over Control

Guru yang menggontrol atau mengatur secara berlebihan meliputi diminasi guru dalam

pengaturan, kaku dalam penggunaan jadwal , tidak sensitive terhadap minat siswa,dan

menolak permintaan atau kebutuhan siswa untuk mengekspresikan pendapat. Teacher over

control dihubungkna dengan pengaruh negative pada siswa yang merasa dikontrol

atau,dipaksa sehingga terjadi penghindaran tugas membaca.

2. Difficulty of texs and reading taskas

Menurunnya motivasi membaca siswa berkaitan dengan mudahatau terlalu sulitkah isi buku

itu untuk di baca dahn di pahami .isi buku yang terlalu sulit untuk siswa mengarahkan

mereka untuk tidak suka membaca, tidak memiliki buku favorit, jarang membaca, dan

menghindari buku sebisa mungkin.

3. Content Irrelevance

Siswa yang menemukan teks yang tidak relevan dengan kebutuhan , minat , dan tujuan

mereka, maka siswa tersebut akan menghindari tugas membaca. Persepsi siswa terhadap

konten bacaan dapat berasal dari guru yang menjelaskan mengapa materi ini perlu untuk

Dipelajari di sekolah atau penjelasan guru tentang hubungan antara teori yang dipelajari

Di sekolah dengan yang terjadi di kehidupan nyata .

Page 8: Motivasi Membaca

4. Social Isolation

Guru yang menggunakan pendekatan mengajar yang terkait dengan textbook seperti

Menekankan untuk bekerja sendiri , menghindari diskusi kelompok , membatasi berbagai

Pendapat , tidak mengikutsertakan siswa dalam manajemen kelas , dan siswa merasa tidak

Terhubung secara social maka siswa tersebut akan menghindari tugas membaca .

E.Profil Membaca

Bedasarkan sumber-sumber motivasional yang telah dijelaskan , maka didapatlah empat Profil siswa , yaitu :

1. Avid reader , yaitu siswa yang gemar membaca yang memiliki Motivasi membaca dengan

level tinggi . Dan memiliki penghindaran aktivitas Membaca dengan level rendah Siswa tipe

ini biasanya memiliki prestasi membaca yang tinggi .

2. Ambivalent reader (pembaca ambivalen), yaitu siswa yang kadang-kadang memiliki

motivasi membaca dengan level tinggi dan kadang-kadang penghindaran aktivitas membaca

dengan level tinggi. Siswa tipe ini biasanya memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu

tetapi tidak memiliki minat dengan motivasi intrinsic yang rendah .

3. Apathetic reader (pembaca apatis) , yaitu siswa yang memiliki Motivasi membaca dengan

level sedang dan mimiliki penghindaran aktivitas membaca dengan level sedang juga .

Prestasi siswa pada tipe ini berada di tengah-tengah antara avid dan averse reader .

4. Averse reader, yaitu siswa yang enggan untuk membaca dengan level rendah dan memiliki

penghindaran aktivitas membaca dengan level tinggi .siswa dengan tipe ini memi miliki

prestasi rendah .

Dalam menjelaskan motivasi membaca menentukan profil siswa sangat penting untuk melihat

level prestasi . usia ,dan konteks siswa tersebut contohnya: Siswa yg mengalami masa transisi

dari sekolah dasar ke sekolah menengah akan lebih besar kemungkinannya untuk menyadi

pembaca ambivalen, di suatu sisi mereka menolak dan menghindari tugas membaca dan

menyelesaikan tugas sekolah tetapi disisi lain merekan rajin membaca majalah – majalah

remaja.

Valuing dalam membaca, pada siswa sekolah tingkat atas dihubungkan dengan task mastery

goal yaitu pemahaman tentang isi teks, memiliki self afficacy, yang menampilkan keyakinan

Page 9: Motivasi Membaca

akan kemampuan untuk sukses dlm membaca . sedangkan siswa sekolah dasar valuing ,dlm

membaca lebih ditekankan pada pentingnya membaca sebagi suatu keterampilan dan

dihubungkan dengan motivasi , yaitu keterlibatan dan keigintahuan siswa dalam membaca