ANALISIS TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM...
-
Upload
nguyenminh -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of ANALISIS TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM...
ANALISIS TERHADAP MOTIVASI SISWA DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN11
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh:
NAHROWI
NIM: 208011000062
JURUSAN PENDIDIKAN AGAM ISLAM
FAKUSTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M / 1434 H
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur penulis hanturkan kehadirat Allah
SWT, atas segala rahmat, hidayah serta inayahnya Nya.penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul ”ANALISIS MOTIVASI
BELAJAR SISWA TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 11
TANGERANG SELATAN”. Tujuan dalam pembuatan skripsi ini adalah
merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yang
akan menempuh ujian akhir Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini dengan rendah hati
disertai rasa tulus yang mendalam dan ikhlas penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA. Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak. Bahrissalim, M.Ag., selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak. Sapiuddin Siddiq, M.Ag., selaku Sekretaris dan penguji Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak. Drs. Masan AF, M.Pd, selaku dosen penguji Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak. Ahmad Irfan Mufid, MA., selaku dosen pembimbing yang
senantiasa memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
iii
6. Para dosen dan seluruh staf, yang telah banyak memberikan ilmu dan
bantuan kepada penulis selama mengikuti kegiatan kuliah di Fakultas Ilmu
Tarbiyahdan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak. Rodani., selaku Kepala SMAN 11 Tangerang Selatan beserta
seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melaksanakan penelitian skripsi serta banyak membantu dalam
memberikan data kepada penulis.
8. Ayah (alm) dan Ibunda tercinta yang tidak pernah bosan memberikan
semangat dan bantuan baik moril maupun materil secara tulus dan ikhlas
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan kuliah di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Kakak tercinta Atikah , yang selalu memberikan motivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat tercinta kebaikan kalian takkan pernah penulis lupakan.
11. Rekan-Rekan Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Akhir kata penulis hanya berdo’a semoga mereka semua diberikan balasan
yang setimpal oleh Allah SWT dan selalu sukses dalam cita-citanya, dan harapan
penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya.
Jakarta, September 2013
Penulis
iii
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN i
LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 7
C. Pebatasan Masalah 7
D. Perumusan Masalah 7
E. Tujuan Penelitian 7
F. Manfaat penelitian 7
BAB II DESKRIFSI TEORI DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Teoritis 9
a. Motivasi 9
1. Pengertian Motivasi 9
2. Teori-teori Motivasi 10
3. Jenis-jenis Motivasi 11
4. Prinsip Motivasi 12
5. Fungsi Motivasi dalam Belajar 12
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi 13
x
7. Cara Memotivasi Siswa 13
b. Belajar 14
1. Pengertian Belajar 14
2. Teori Belajar 15
3. Tujuan Belajar 16
4. Prinsip-Prinsip Belajar 16
5. Metode-Metode Belajar 17
6. Masalah-Masalah Belajar Internal dan Eksternal 18
c. Pendidikan Agama Islam 19
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam 19
2. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam 22
3. Fungsi Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam 24
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam 24
5. Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi Peserta Didik 25
B. Hasil Penelitian Yang Relevan 26
C. Kerangka Berpikir 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian 29
B. Metode Penelitian 29
C. Populasi dan Sampel 29
D. Tehnik dan Pengumpulan Data 30
E. Instrumen Penelitian 31
F. Tehnik Pengolahan Data 32
G. Tehnik Analisis Data 33
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum Sman 11 tangerang selatan 36
1. Latar Belakang Berdirinya SMAN 11 Tangerang Selatan 36
2. Visi dan Misi 37
3. Tujuan Sekolah 38
4. Identitas Kepala Sekolah 39
5. Daftar Nama Tenaga Pendidik 40
6. Peserta Didik 43
7. Keadaan Sarana dan Prasarana 46
8. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran 47
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 52
C. Interpretasi Data 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 76
B. Saran 77
DAFTAR PUSTAKA 78
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Bagan Kerangka Berpikir 27
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indikator, dan Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa 31
Tabel 3.2 Kriteria penskoran Linkert 32
Tabel 3.3 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase 35
Tabel 4.1 Daftar Nama Tenaga Pendidik 40
Tabel 4.2 Daftar tenaga kependidikan 42
Tabel 4.3 Keadaan Siswa 44
Tabel 4.4 Keadaan Siswa yang Mengulang 45
Tabel 4.5 Keadaan Sarana dan Prasarana 46
Tabel 4.6 Keadaan Sarana dan Prasarana Penunjang 46
Tabel 4.7 Kelas X 48
Tabel 4.8 Kelas XI dan XII IPA/IPS 50
Tabel 4.9 Saya sangat perlu belajar PAI karena bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari 52
Tabel 4.10 Saya akan merasa bangga jika nilai PAI saya yang bagus 53
Tabel 4.11 Saya belajar PAI dahulu sebelum pelajaran PAI dimulai 53
Tabel 4.12 Saya yakin memperoleh nilai PAI yang bagus jika saya rajin belajar
54
Tabel 4.13 Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru sesegera mungkin 54
Tabel 4.14 Saya akan banyak membaca dan berlatih mengerjakan soal, demi
mendapat nilai PAI yang memuaskan 55
Tabel 4.15 Saya selalu mengerjakan tugas tepat waktu dan dikerjakan di rumah
55
Tabel 4.16 Dengan pengetahuan PAI yang saya miliki, saya lebih memahami
belajar PAI 56
Tabel 4.17 Setiap pelajaran PAI berlangsung, saya malas mengikuti pelajaran
56
xii
Tabel 4.18 Saya tidak yakin akan memperoleh nilai PAI karena saya merasa sulit
dalam mempelajarinya 57
Tabel 4.19 Saya ingin nilai PAI saya bagus, tapi saya malas belajar 57
Tabel 4.20 Materi-materi pelajaran PAI yang diajarkan merasa membosankan 58
Tabel 4.21 Saya mudah menyerah apabila menghadapi sosl-soal yang tidak dapat
saya kerjakan 58
Tabel 4.22 Saya selalu melihat tugas teman, jika ada tugas PAI yang diberikan
guru 59
Tabel 4.23 Saya selalu memperhatiakan masalah-masalah yang ada kaitannya
dengan pelajaran PAI 59
Tabel 4.24 Dengan mengerjakan latihan soal-soal, saya lebih mengerti materi PAI
yang diajarkan 60
Tabel 4.25 Saya tidak akan merasa bangga, meskipun memperoleh nilai PAI yang
bagus 60
Tabel 4.26 Saya tidak ingin memperoleh nilai PAI yang terlalu tinggi karena bagi
saya itu sia-sia 61
Tabel 4.27 Saya merasa tidak tertuntut tanggung jawab terhadap tugas PAI yang
diberikan guru 61
Tabel 4.28 Saya tidak pernah belajar PAI di rumah 62
Tabel 4.29 Saya merasa ragu dengan nilai yang akan diperoleh dalam pelajaran
PAI 62
Tabel 4.30 Saya akan merasa puas jika berhasil mengerjakan soal-soal 63
Tabel 4.31 Saya selalu menyerahkan tugas kepada teman yang lebih rajin 63
Tabel 4.32 Saya tidak perlu belajar PAI karena tidak bermanfa’at bagi kehidupan
sehari-hari 64
Tabel 4.33 Saya akan selalu belajar lebih giat lagi agar saya memperoleh nilai PAI
yang memuaskan 64
Tabel 4.34 Latihan soal-soal PAI yang saya kerjakan, terasa menyulitkan dan
membosankan 65
Tabel 4.35 Saya tidak merasa bangga jika pengetahuan PAI saya bagus 65
xii
Tabel 4.36 Saya akan merasa senang jika mendapat nilai atas tugas yang saya
kerjakan dengan baik 66
Tabel 4.37 saya yakin akan mendapat nilai PAI yang bagus jika saya banyak
membaca dan memahami 66
Tabel 4.38 Saya akan merasa bangga jika pengetahuan PAI saya bertambah 67
Tabel 4.39 saya selalu mengerjakan tugas agama Islam yang diberikan guru 67
Tabel 4.40 Saya tidak senang, jika guru memberikan tugas agama Islam 68
Tabel 4.41 Saya rajin mengerjakan soal-soal latihan materi agama Islam 68
Tabel 4.42 Dengan pengtahuan agam Islam yang saya miliki, saya merasa lebih
baik untuk membaca buku-buku agama Islam 69
Tabel 4.43 Saya tidak sesegera mungkin mengerjakan tugas agama Islam yang
diberikan guru karena saya malas mengerjakannya 69
Tabel 4.44 Skor Jawaban Responden dan Persentasi Butir 71
Tabel 4.45 Kriteria Motivasi Indikator 45
xii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul, Analisis Motivasi Pembelajaran Siswa terhadap Pendidikan
Agama Islam di SMAN 11 Tangerang Selatan disusun oleh Nahrowi,
NIM.208011000062, Jurusan pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada
sidang munaqasah sesuai yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 23 April 2013
Yang mengesahkan,
xii
Pembimbing
Ahmad Irfan Mufid, MA
NIP. 19740318 200312 1002
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pendidikan agama dijadikan jalan khusus untuk mencapai
tujuan pendidikan agar dapat membentuk manusia yang berkepribadian muslim
yaitu agar mempunyai moral dan mental yang sesuai dengan ajaran Islam,
membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, dan dapat
menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.1
“Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga
mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi untuk menghormati agama lain dalam
1 Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Bandung: Fokusmedia, 2003), h. 6-7.
2
hubungannya dalam kerukunan antar umat beragama hingga terwujudnya
persatuan dan kesatuan bangsa”.2
Pendidikan Islam merupakan amanat yang harus dikenalkan oleh suatu
generasi ke generasi berikutnya, terutama dari orang tua atau pendidik kepada
anak-anak dan murid-muridnya. Dan kecelakaanlah yang akan menimpa orang
yang menghianati pendidikan agama Islam 3. Untuk itu pendidikan agama Islam
adalah dasar yang harus diperkenalkan kepada anak-anak sebelum anak tersebut
belajar yang lainya.
Manusia merupakan mahluk yang paling tinggi dan paling mulia yang
diciptakan oleh Allah SWT untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, sebagai
firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 70:
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-
baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S. Al-Isra :70)4
Demikian pula, Agama Islam adalah agama yang universal, yang
mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik
duniawi maupun ukhrawi.
Salah satu di antara ajaran Islam tersebut adalah, mewajibkan kepada
umatnya untuk melaksanakan pendidikan. Karena menurut ajaran Islam,
pendidikan adalah juga merupakan kebutuhan hidup manusia yang mutlak yang
harus dipenuhi, demi mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
2 Abdul Majid, Diyan Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kopetensi
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 3, h. 130. 3 Abdurrahman An-Nawawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat
(Jakarta: Gema Insani Pers, 1995), Cet. 1, h.26. 4 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) Cet. 4, h.
88.
3
Dengan pendidikan itu pula manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu
pengetahuan untuk bekal dan kehidupannya.
Lebih-lebih Islam adalah merupakan agama ilmu dan agama akal.
Karena Islam selalu mendorong umatnya untuk mempergunakan akal dan
menuntut ilmu pengetahuan, agar dengan demikian mereka bisa membedakan
mana yang benar dan mana yang salah, dapat menyelami hakikat alam, dapat
menganalisa segala pengalaman yang dialami oleh umat-umat yang telah lalu
dengan pandangan ahli-ahli filsafat yang menyebutkan manusia mahluk Homo
Sapien, yaitu segala mahluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu
pengetehuan, dan dengan dasar itu manusia ingin selalu mengetahuai dengan apa
yang ada di sekitarnya. Bertolak dari itu pula manusia dapat dididik dan diajar.
Apabila kita memperhatikan ayat-ayat yang pertama kali diturunkan
oleh Allah kepada Nabi Muhammad, maka nyatalah bahwa Allah telah
menekankan perlunya belajar baca tulis dan belajar ilmu pengetahuan.
Firman Alllah dalam surat Al-Alaq ayat 1-5.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, (1)
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.(2)
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, (3)
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (4)
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (5)5
Islam di samping menekankan kepada umatnya untuk belajar juga
menyuruh umatnya untuk mengajarkan ilmu kepada orang lain. Jadi Islam
mewajibkan umatnya belajar dan mengajar.
Surat At-Taubah ayat 122.
5 Muzayyin Arifin, Ibid., h. 98.
4
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
(122)6
Dalam hal belajar menuntut ilmu, Islam tidak membedakan laki-laki
dan perempuan, sebagai sabda Nabi Muhammad SAW:
طلب العلم فريضة على كل .(واه ابن عبد الرب)
مسلمة مسلم و
“Menuntut ilmu pengetahuan itu adalah kewajiban bagi setiap muslim
pria dan awanita.” (HR. Ibnu Abdil Bar).
Tanpa ada perbedaan, Agama Islam menganjurkan setiap laki-laki
belajar serta menggunakan ilmu yang di milikinya serta berjihad untuk
menyebarkan ilmu tersebut. Islam tidak saja mencukupkan pada anjuran supaya
belajar, bahkan menghendaki supaya seseorang itu terus melakukan pembahasan.7
“Belajar adalah perubahan tingkah laku berkat latihan dan pengalaman.
Belajar yang dilakukan manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung
seumur hidup, kapan saja, dan di mana saja, baik di sekolah, di kelas, di jalanan
dalam waktu yang tak dapat di tentukan sebelumnya”.8
“Manusia tidak hanya mempelajari bahasa, ilmu pengetahuan, profesi
maupun keahlian tertentu saja. Sesungguhnya dia juga mempelajari berbagai
macam tradisi, etika, moral dan kepribadian, oleh karena itu, belajar memiliki
peran penting dalam kehidupan manusia”.9
“Sikap minat dan motivasi merupakan faktor internal psikologis yang
sangat berperan dalam proses belajar. Seseorang siswa akan mau dan tekun
6 Muzayyin Arifin, Ibid, h. 99.
7 Muhmmad Athiyah Al-Abrasi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, h. 47.
8Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 8, h. 154. 9 Fadhilah, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Persepektif Islam (Jakarta: Pers, 2005)
Cet. 1, h. 5.
5
belajar atau tidak sangat tergantung pada sikap, minat dan motivasi yang ada pada
dirinya”.10
“Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas
dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang
dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi harus
mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan
kepribadian orang yang akan dimotivasi”.11
“Guru sejak merencanakan kegiatan pembelajaran sudah memikirkan
prilakunya terhadap siswa sehingga dapat menarik perhatian dan menimbulkan
motivasi siswa dan tidak berhenti pada rencana pembelajaran nya. Sedangkan
siswa dituntut selalu aktif mencari, memperoleh, dan mengolah perolehan
belajarnya”.12
Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau
memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai
dengan yang di harapkan dan di tetapkan dalam kurikulum sekolah.13
Dalam hal ini guru menempati posisi yang sangat strategis dalam
mengembangkan potensi peserta didik. Sebagai pengajar guru seyogyanya
membantu perkembangan siswa untuk dapat menerima dan memahami serta
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu guru harus memotivasi
siswa agar senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan.
Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (3) yang berbunyi: “Pendidik merupakan
tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat”.
10
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya 2007), Cet. 3, h.
83. 11
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya 2010)
Cet. 24, h. 74. 12
Yatim Riyanto, Paradgma Baru Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup) Cet. 3, h. 78-79. 13
Ngalim Purwanto, loc cit, h. 73.
6
Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, jarang sekali seorang
guru mengetahui siswanya mempunyai motivasi atau tidak dalam mempelajari
mata pelajaran pendidikan agama Islam yang sedang diajarkannya. Sehingga pada
saat ujian berlangsung terdapat beberapa siswa yang belum mampu menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut. Jika
terdapat siswa yang kurang termotivasi belajar maka secara langsung dapat
mempengaruhi kepada hasil belajarnya.
Pada akhirnya, guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik
yang mempunyai potensi beragam. Untuk itu, pembelajaran hendaknya lebih
diarahkan pada proses belajar kreatif dengan menggunakan (proses berpikir ke
macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun
proses berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban tunggal yang paling
tepat) dalam kontek ini guru lebih banyak berperan sebagai fasilator dari pada
pengarah yang menentukan segala-galanya bagi peserta didik. Sebagai fasilator
guru lebih banyak mendorong peserta didik (motivator) untuk mengembangkan
inisiatif dalam menjajagi tugas-tugas baru. Guru harus lebih terbuka gagasan
peserta didik dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan peserta
didik yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif.14
Dari hasil pengamatan di SMAN 11 Tangerang Selatan, di dapatkan
hasil bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang sedang berlangsung,
masih banyak siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, tidak mencatat materi
pelajaran, bahkan ada yang bercanda dan bermain dan sebagainya. Oleh karena itu
masalah pokok yang dihadapi mengenai belajar adalah bahwa proses belajar tidak
dapat diamati secara langsung dan kesulitan untuk menentukan kepada terjadinya
perubahan tingkah laku tersebut setelah dilakukan penilaian. Itulah sebabnya
pengotrolan proses belajar dapat dilakukan bila proses belajar tersebut telah
direncanakan dan disain sistem belajar secara cermat.
14
Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran
(Bumi Perkasa, 2009). Cet. 2, h. 25-26.
7
Berdasarkan situasi tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui
bagaimanakah motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMAN 11
Tangerang Selatan.
B. Identifikasi Masalah
Dari hasil pengamatan selama pembelajaran Pendidikan Agama Islam
yang berlangsung di SMAN 11 Tangerang Selatan, didapat identifikasi bahwa
:
1. Banyak siswa yang tidak memperhatikan pelajaran PAI
2. Siswa kurang termotivasi dan bermain ketika pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
3. Sarana dan prasarana yang kurang mendukung
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari judul penelitian, maka
masalah yang akan diteliti hanya dibatasi pada analisis seberapa besar
motivasi belajar Pendidikan Agama Islam.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan di
atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa di
SMAN 11 Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui motivasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMAN 11Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat
bagi semua pihak, antara lain :
8
1. Bagi siswa, memberikan pengalaman tentang pentingnya motivasi belajar
terhadap konsep Pendidikan Agama Islam dan senantiasa meningkatkan
pengetahuan tentang Pendidika Agama Islam.
2. Bagi guru, memberikan informasi kepada guru tentang motivasi belajar
Pendidikan Agama Islam siswa sehingga guru senantiasa meningkatkan
kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan berbagai metode
yang efektifdan relevan.
3. Bagi sekolah, di peroleh informasi mengenai motivasi belajar siswa
dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
4. Bagi peneliti, menambah pengalaman dan wawasan mengenai
pengembangan motivasi belajar siswa dan proses belajar mengajar
Pendidikan Agama Islam.
29
BAB II
KAJIAN TEORI
A. MOTIVASI
1. Pengertian Motivasi
Motif berasal dari bahasa Latin “movere”, yang berarti menggerakan.1
Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang “mengaktifkan,
menggerakan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan prilaku individu
belajar”.2
Kata motivasi diartikan dari kata motivation yang berarti daya batin
atau dorongan.3
Dalam kamus besar bahasa indonesia, istilah motivasi (motif) adalah
“sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang; dasar pikiran atau
pendapat sesuatu yang menjadi pokok”.4
“Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan
adanya perilaku seseorang kearah suatu tujuan tertentu. Motivasi berkaitan dengan
1 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), Cet. 1, h. 49. 2 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h.
80 3 Jhon M Echol dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia,
2005), h. 386. 4 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Phoenik, 2007), h.588.
29
dengan apa yang di inginkan manusia (tujuan), mengapa ia menginginkan hal
tersebut (motif), dan bagaimana ia mencapai tujuan tersebut (proses)”.5
Berdasarkan beberapa pengertian mengenai motivasi yang telah dikutip
dari beberapa sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu
dorongan atau usaha yang menggerakan, mengarah dan menjaga tingkah laku
seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan dan arah tertentu.
2. Teori-Teori Motivasi
a) Teori Hedonisme
Hedonisme suatu aliran dalam filsafat yang memandang dalam tujuan
hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone)
yang bersifat duniawi.
b) Teori Naluri
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan hawa nafsu pokok disebut
juga naluri yaitu:
1. Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri
2. Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri
3. Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan / mempertahankan jenis
Menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri
mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan
c) Teori Reaksi yang dipelajari
Teori ini memandang bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak
berdasarkan naluri-naluri, melainkan berdasarkan tingkah laku yang
dipelajari dari kebudayaan di tempat tersebut. oleh karena itu di sebut juga
dengan teori lingkungan kebudayaan.
d) Teori Daya Pendorong
Teori daya pendorong merupakan perpaduan dari teori naluri dan teori
reaksi yang dipelajari. Daya dorong adalah semacam naluri, tetapi hanya
sesuatu dorongan kekuatan luas terhadap suatu arah yang umum.
5 H. E . Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara 2009), h. 195.
29
e) Teori kebutuhan
Teori ini beranggapan beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh
manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik
kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.6
3. Jenis-Jenis Motivasi
Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi instristik dan motivasi
ekstrintik :
a) Motivasi instriktik adalah motivasi yang berasal dari dalam individu
tanpa adanya rangsangan dari luar.
b) Motivasi ekstrintik adalah motivasi yang berasal dari luar misalnya
pemberian pujian, pemberian nilai sampai pada pemberian hadiah dan
faktor-faktor eksternal yang memiliki daya dorong motivasional.7
Para ahli mengadakan pembagian jenis-jenis motivasi menurut teorinya
masing-masing. Dari teori ini, dapat diajukan tiga pendekatan untuk menentukan
jenis-jenis motivasi, yaitu:
1. Pendekatan kebutuhan
Abrahahm H. Maslow melihat motivasi dari segi kebutuhan manusia
yaitu:
a. Kebutuhan pisiologis, kebutuhan primer yang harus dipenuhi dahulu,
yang terdiri dari kebutuhan pangan, sandang dan tempat berlindung.
b. Kebutuhan keamanan, baik keamanan batin maupun keamanan barang
atau benda.
c. Kebutuhan pungsional, yang terdiri dari kebutuhan yang diterima orang
lain, perasaan dihormati, kebutuhan untuk berprestasi, dan kebutuhan
berpartisipasi.
d. Kebutuhan berprestise, yaitu kebutuhan yang erat hubungannya dengan
status seseorang.
2. Pendekatan fungsional, pendekatan ini berdasarkan pada konsep-konsep
motivasi, yaitu: penggerak, harapan dan insentif.
6 M . Ngalim Purwanto, Op Cit , h. 74-76.
7 Eveline Siregar dan Hartini Nara, op. cit, h. 50.
29
3. Pendekatan deskriptif, masalah motivasi ditinjau dari pengertian-pengertian
deskriptif yang menunjuk pada kejadian-kejadian yang dapat diamati dan
hubungan matematik. Masalah motivasi ini dilihat berdasarkan kegunaan
dalam rangka mengendalikan tingkah laku manusia.8
4. Prinsip-Prinsip Motivasi
Beberapa prinsif yang ada di dalam motivasi:
a) Peserta didik mempunyai prinsip yang berbeda-beda sesuai dengan
pengaruh lingkungan internal dan eksternal.
b) Pengalaman belajar masa lalu yang sesuai dan dikaitkan dengan
pengalaman belajar yang baru akan menumbuh kembangkan
motivasi belajar peserta didik.
c) Motivasi belajar akan berkembang jika disertai pujian dari pada
hukuman.
d) Motivasi instrinsik peserta didik dalam belajar akan lebih baik dari
pada motivasi ekstrisik, meskipun keduanya saling menguatkan.
e) Motivasi belajar yang satu dapat merambah kepada motivasi yang
lain.
f) Motivasi belajar peserta didik akan berkembang jika disertai dengan
tujuan yang jelas.9
5. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam proses belajar dan dengan motivasi itu
pulalah hasil belajar siswa kemungkinan akan terwujud. Siswa yang dalam
belajarnya mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena adanya ketiga fungsi motivasi
sebagai berikut:
a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai suatu tujuan.
8 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010),
Cet. 10, h. 111-112. 9 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Srtategi Pembaelajaran (Bandung: PT.
Refika Aditama , 2009), Cet. 1, h. 27.
29
b. Penentu arah pembuat yakni kearah yang hendak dicapai
c. Penyeleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai
motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah pada tujuan yang ingin
dicapainya.10
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Ali Imraon (1996) mengemukakan enam unsur atau faktor yang
mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran yaitu :
1. Cita-cita / aspirasi pembelajaran.
2. Kemampuan pembelajaran.
3. Kondisi pembelajaran.
4. Kondisi lingkungan pembelajaran.
5. Unsur-unsur dinamis belajar / pembelajaran.
6. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran.11
7. Cara Memotivasi Siswa
Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar siswa, karena
fungsinya yang mendorong, menggerakan, dan kegiatan belajar. Di bawah
beberapa prisif belajar dan motivasi:
1. Kebermaknaan
Siswa akan suka dan termotivasi belajar apabila hal-hal yang
dipelajari mengandung makna tertentu baginya.
2. Modelling
Siswa akan suka memperoleh tingkah laku baru bila disaksikan dan
ditirunya.
3. Komunikasi Terbuka
Siswa akan suka bila penyajian terstruktur supaya pesan-pesan guru
terbuka terhadap pengawasan siswa.
4. Prasyarat
Apa yang dipelajari oleh siswa mungkin merupakan faktor penting
yang menentukan berhasil atau gagalnya siswa belajar.
5. Novelti
10
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan,(Jakrta: Pedoman Ilmu Jaya ,1995), h.86. 11
Eveline Siregar dan Hartini Nara, op. cit, 53-53.
29
Siswa akan lebih senang bila perhatiannya ditarik oleh penyajian-
penyajian yang baru (novelty) atau masih asing.
6. Latihan/Praktek yang Aktif dan Bermanfaat
Siswa akan lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif
dalam latihan atau praktek untuk mencapai tujuan pengajaran.
7. Latihan Terbagi
Siswa lebih senang jika latihan dibagi-bagi menjadi kurun waktu
yang pendek.
8. Kurangi Secara Sistematik Paksaan Belajar
Pada waktu mulai belajar, siswa perlu diberikan paksaan atau
pemompaan.
9. Kondisi yang menyenangkan
siswa lebih senang melanjutkan belajarnya jika pengajaran
menyenangkan. 12
.
Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi,
seorang guru menurut Winkel (1991) dan Dimyati (1994) hendaknya selalu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan
prinsip belajar. Guru pada prinsipnya harus memandang bahwa
dengan kehadiran siswa di kelas merupakan suatu motinasi belajar
yang datang dari siswa.
2. Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis
dalam pembelajaran. Dalam hal belajar seorang siswa terkadang
dapat terhambat oleh berbagai permasalahan.
3. Guru mengoptimalisasikan pemanfaatan pengalaman dan
kemampuan siswa. 13
B. BELAJAR
1. Pengertian Belajar
“Secara umum belajar merupakan tahapan perubahan secara tingkah
laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif”1.14
12
Oemar Hamalik, op. cit. h. 156-161. 13
Buchari Alma, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru- Karyawan dan Peneliti
Pemula (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. 11, h. 202.
29
Belajar ialah perubahan prilaku dan pribadi.15
“Belajar merupakan suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan
dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat relatif konstan dan berbekas”.16
Hilgari dan bower, dalam buku Theorises of Learning (1975)
mengemukakan:
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap
sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak
dapat dijelaskan atau dasar kecendrungan respon pembawaan, kematangan
atau keadaan-keadaan sesaat seseorang(misalnya kelelahan, pengaruh obat
dan sebagainya).17
Berdasarkan beberapa definisi yang telah di uraikan di atas, secara
umum belajar dapat dipahami bahwa belajar merupakan tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.18
2. Teori Belajar
a. Aliran Behavioristik
Pandangan tentang belajar menurut aliran tingkah laku adalah perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimuls dan respon
(Gredler, 1986: 42). Menurut behaviorisme reaksi yang begitu komplek
akan menimbulkan tingkah laku.
b. Aliran Kognitif
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih
mementingkan proses belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya sekedar
melibatkan proses berfikiryang sangkat komplek. Menurut teori ini ilmu
14
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 68. 15
Syaiful Salaga, Konsepdan Makna Pengajaran, (Bandung: Alpabeta, 2010), Cet. 8
h.50. 16
W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi,2004), h.59. 17
M. Ngalim Purwanto, op. cit, h. 84. 18
Fadhilah dkk, op. cit, h. 63.
29
pengetahuan dibangun dalam seorang individu melalui proses interaksi
yang berkesinambungan dalam lingkungan dengan lingkungan.
c. Aliran Humanistis
Proses belajar harus bermuara pada amnesia itu sendiri. Teori ini lebih
tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada
belajar secara apa adanya, wajar kalau teori ini sangat bersifat elektik.
Teori apa pun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk memanusiakan
manusia dapat tercapai.19
3. Tujuan Belajar
Setiap manusia dimana saja berada tentu melakukan kegiatan belajar.
Seorang siswa yang ingin mencapai cita-cita tentunya harus belajar dengan giat,
untuk mencapai cita-cita tidak bisa dengan bermalas-malas, tetapi harus rajin,
gigih dan tekun belajar. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan:
a. Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sunggunh-
sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang ada
yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indera, otak dan angota
tubuh lainya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti inteligensi,
bakat, motivasi, minat, dan sebagainya.
b. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara tingkah
laku.
c. Belajar bertujuan mengubah dari yang buruk menjadi yang baik.
d. Belajar bertujuan mengubah sikap, dari negatif menjadi positif, tidak
hormat menjadi hormat, benci menjadi sayang dan sebagainya.
e. Belajar bertujuan dapat mengubah ketrampilan.
f. Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.20
19
Yatim Riyanto, op. cit, h. 6-17. 20
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) h. 48-50.
29
4. Prinsip-Prinsip Belajar
a. Kematangan Jasmani dan Rohani
Salah satu prinsif utama belajar adalah harus mencapai kematangan
jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang harus dipelajarinya.
b. Memiliki Kesiapan
Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki
kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik, mental maupun
perlengkapan belajar.
c. Memahami Tujuan
Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuanya, kearah mana
tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya.
d. Memiliki Kesungguhan
orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk melaksanakanya.
e. Ulangan dan Latihan
Prinsip yang tak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan.21
5. Metode-Metode Belajar
Belajar merupakan suatu usaha untuk mendapatkan pengetahuan baru,
dengan menggunakan suatu metode tertentu. Untuk melaksanakan suatu metode
tersebut Allah telah membekali manusia dengan alat (indera), dimana dengan
perangkat tersebut diharapkan kelak mampu menjadi seorang hamba yang pandai
bersyukur kepadaNya dengan penuh kesabaran.
Menurut Muhammad Toumy al-Syahbany metode mengajar bermakna
sebagai kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam menyampaikan
materi pelajaran ciri ciri perkembangan murid-muridnya.
Dalam al-Qur’an disebutkan tentang metode belajar pembiasaan,
bimbingan dan keteladanan yaitu:
1. Pembiasaan, para pendidik selaku manusia pendahulunya diharapkan
memberikan perintah, larangan, etika, akhlak untuk kemudian didengar
oleh anak untuk kemudian ia simpan sebagai bekal pada tahap
21
Ibid, h. 48-54.
29
perkembangan berikutnya. Pembiasaan merupakan suatu upaya
pengulangan untuk suatu tujuan tertentu. Dari ungkapan tersebut, maka
dapat dipahami bahwa penerapan metode pembiasaan diterapkan disemua
pendidikan, hampir dipastikan akan lahir generasi-generasi yang memeiliki
kepribadian yang mantap.
2. Bimbingan
Bimbingan membutuhkan suatu arahan yang lebih dalam yang dilakukan
secara intentif terhadap suatu pembiasaan dengan harapan meningkatkan
efektivitas materi pembiasaan pada pemahaman peserta didik.
3. Teladan
Yaitu suatu upaya untuk membumikan segenap teori yang dipelajari
kedalam diri seorang pendidik, yang tadinya hanya berupa goresan tinta
atau pikiran menjadi terintegrasi dengan prilaku keseharian. Uraian ini
dapat disimpulkan keutamaan ahlak yang dimanifestasikan dalam
keteladanan yang baik, adalah faktor yang terpenting dalam upaya yang
memberikan pengaruh terhadap hati dan jiwa.
4. Metode nasihat
Metode ini dapat membukakan mata anak-anak hakikat sesuatudan
mendorongnya menuju situasi yang luhur, menghiasinya dengan akhlak
yang mulia serta membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam. Oleh karena
itu, tidak heran jika banyak ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan
penggunaan metode ini dalam proses pendidikan. Diantaranay ucapan
Lukman kepada anaknya:
Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi,
dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah
29
akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha
Halus lagi Maha Mengetahui.(Q.S Lukman:16. 22
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa nasihat hendaknya
disampaikan dengan cara menyentuh hati, itu tidak mudah, akan tetapi, dengan
panutan atau keteladanan serta keikhlasan dan berulang-ulang, akhirnya nasihat
itu akan dirasakan menyentuh hati pendengarnya.
6. Masalah-Masalah Belajar Internal dan Eksternal
Secara umum, kondisi belajar internal dan eksternal akan
mempengaruhi belajar, kondisi itu pertama, lingkungan fisik yang ada dalam
proses dan di sekitar proses pembelajaran memberi pengaruh bagi proses belajar,
kedua, suasana emosional siswa. Suasana emosional siswa akan emberi pengaruh
dalam proses pembelajaran siswa. Oleh karena itu belajar sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor internal dan eksternal yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang timbul dalam diri siswa baik kondisi jasmani
maupun rohani siswa. Adapun faktor internal dibedakan menjadi faktor
fisiologis dan psikologis:
4. Faktor fisiologis adalah sesuatu yng kondisi yang berhubungan dengan
keadaan jasmani.
5. Faktor psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan
kejiwaan siswa. Faktor psikologis dapat ditinjau dari aspek, intelegensi, dan
motivasi.
b. Faktor Eksternal
Faktor ekternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Fakktor ekternal
dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Faktor sosial yaitu lingkungan keluarga, guru dan masyarakat.
2. Faktor non sosial yaitu sarana dan prasarana sekolah, waktu belajar, rumah
alam.23
22
Fadhilah dkk, op. cit, h. 87-91. 23
Eveline Siregar dan Hartini Nara, op. cit, 172-181.
29
C. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Sebelum penulis mengemukakan pengertian pendidikan agama Islam
terlebih dahulu penulis akan kemukakan pendidikan agama Islam secara terpisah
ditinjau dari segi etimologi dan terminologi.
Kata “pendidikan” merupakan kata benda dan kata dasarnya adalah
“didik” dan kemudian mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”. Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia pendidikan artinya “proses pengubahan sikap atau tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan”.24
Menurut al-Gojali pendidikan merupakan “ibadah dan upaya
peningkatan kualitas diri. Pendidikan yang baik merupakan jalan untuk
mendekatkan diri kepada Allah dan mendapat kebahagiaan dunia-akhirat”.25
Mortimer J, Adler pendidikan yaitu:
“Proses dengan mana semua kemampuan manusia bakat dan
kemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan,
disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secara
artistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya
sendiri mencapai tujuan yang ditetapkan, yaitu kebiasaan yang baik”.26
Sedangkan menurut M. Ngalim Purwanto merumuskan pendidikan
adalah “sebagai suatu usaha orng dewasa untuk membimbing dan
mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik, baik dalam
bentuk formal dan non formal”.27
24
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), h.
2004. 25
Samsul Nizar, Fillsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. 1, h.
87. 26
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2010), Cet.
5, h. 13. 27
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Teoritis dan Praktis,(Bandung: Remaja Rosda Karya
1992), h. 195.
29
Menurut Hasan Langgulung, pendidikan dalam arti luas adalah, “usaha
untuk mengubah dan memindahkan nilai kebudayaan kepada setiap individu
dalamsuata masyarakat”.28
Dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003
Bab I pasal I menyatakan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta
ketrampilan yang dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.29
Lebih lengkap lagi pengertian pendidikan diungkapkan oleh seorang
tokoh pendidikan yang sangat mempunyai peranan penting dalam dunia
pendidikan yaitu pendapat Ki Hajar Dewantara yang mengartikan pendidikan
dalam bukunya. Hasbullah memeparkan bahwa pendidikan adalah tuntunan
didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.30
Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan pendidikan adalah usaha sadar dan bantuan yang diberikan oleh si
pendidik dalam membantu perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar
bertanggung jawab dan dapat memenuhi pungsi hidupnya serta menghantarkan
anak pada cita-cita yang diharapkan.
Pengertian pendidikan ajaran Islam adalah usaha sadar untuk
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan segala potensi yang
dianugrahkan Allah kepadanya agar mampu mengemban amanat dan tanggung
jawab sebagai khalifah Allah di bumi dalam pengabdian kepada Allah Swt.31
28
Jalaludin, Usman Said, Filsapat Pendidikan Islam (Konsep dan Perkembangan
Pemikiran), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), Cet. 3, h.12. 29
Indonesia, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI ( Jakarta: 2006), h. 5. 30
Ahmad D. Marimba, Penghantar Filsafat Islam, (Bandung,: PT AI-Ma’arif, 1989),
Cet. 6, h. 19. 31
Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa,(Visi, Misi dan
Aksi), (Jakarta : Raja Grafindo, 2004) Cet. 1, h. 6.
29
Abdul Rahman an-Nawawi (1989:41) menyatakan bahwa pendidikan
Islam adalah “penataan individu dan sosial dapat menyebabkan seseorang tunduk
ta’at pada Islam dan menerapkannya secara sempurna di adalam kehidupan
individu dan masyarakat”. Menurut Oemar Mumammad al-Toumy al-al-Syaebani
dalam Arifin menyatakan bahwa pendidikan dalam Arifin Menyatakan (1987:16)
menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah “usaha mengubah tingkah laku
induvidu dilandasi oleh nilai-nilai islami dalam kehidupan pribadinyaatau
kehidupan kemasyarakatan nyadan kehidupan dalam sekitarnyamelalui proses
kependidikan”.32
Menurut Muhammad Fadil al-Djamaly, pendidikan Islam adalah
“proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang
mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan
kemampuan ajarnya” (pengaruh dari luar).
Pendapat ini didasarkan atas firman Allah dalam Surat Ar-Rum 30 dan
An-Nahl ayat 78 sebagai berikut:
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu.(Q.S.ar-Rum: 30)
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati(an-Nahl:78)
Menurut Arifin bahwa pendidikan agama Islam “adalah pendidikan
melalui ajaran-ajaran Islam. Yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak
didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan yang mencakup seluruh aspek
32
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,(Jkarta: PT. Raja
Grafindo, 2005 ) h. 9.
29
yang dibutuhkan oleh seorang hamba Allah, sebagaimana Islam menjadi pedoman
bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi maupun ukhrawi”. 33
Menurut Zakiyah Darajat bahwa, pendidikan agama Islam adalah
pendidikan malalui ajaran-ajaran Islam, yaitu “berupa bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang telah diyakini
secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran Islam sebagai suatu pandangan
hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di
akhirat.”34
2. Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan pendikdikan agam Islam di sekolah mempunyai dasar yang
kuat. Dasar tersebut menurut zuhairini dan dkk, dapat ditijau dari berbagai segi:
a. Dasar yuridis/hukum
Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan yang
secara tidak langsung menjadi pegangan dalam melaksanakan agama islam
disekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebut terdiri tiga macam
yaitu:
1. Dasar ideal, yaitu dasar falsapah negara pancasila, sila pertama: ketuhanan
yang maha Esa.
2. Dasar strukulral/konstitusional, yitu UUD 45dalam bab XI pasal 29 ayat
1dan 2, yang berbunyi: 1) Negara berdasarkan atas ketuhanan yang maha
Esa: 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya
itu.
3. Segi Religius
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dari
ajaran Islam yaitu:
a. Q.S. Al-Nahl 125: serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan
33
.M. Arifin,. Ilmu Pedidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara 2006 ), edisi revisi, h. 10 34
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara 1996), Cet. 3, h. 25
29
hikmah dan pelajaran yang baik.
b. Q.S. Al-Imran 104: dan hendaklah diantar kamu ada segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan
mencegah dari yang mungkar.
c. Al-Hadist: sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya
sedikit.
4. Aspek Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana dikemukakan oleh zuhairi dkk
(1983:25) bahwa semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya
pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam
jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Zat yang Maha Kuasa,
tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan Nya.
5. Dasar operasional yaitu, undang-undang SNP/No.19 Tahun 2005 dan
undang-undang No. 14 Tahun 2005.35
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah berpungsi
sebagai berikut:
1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga.
2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup dunia dan di akhirat.
3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkunganya
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial adn dapat mengubah
lingkungannyan sesuai dengan ajaran agama Islam.
35
Abdul Majid dan Dian Andayani, op. cit, h. 134.
29
4. Perbaiakan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkunganya atau
dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembanganya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
6. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem
dan fungsionalnya.
7. Penyaluaran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi
orang lain.36
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam di sekolah/madarasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang berkembang dalam
keimanan, ketakwaanya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan
jenjang penidikan yang lebih tinggi (Kurikulum PAI: 2002).
Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun
tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak
dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini
juga dalam rangka menuail keberhasilan hidup (hasanah) didunia bagi anak didik
yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.37
Kongres se-Dunia Ke II tentang Pendidikan Agama Islam tahun 1980 di
Islamabad, menyatakan bahwa :
Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbangan
pertumbuhan kepribadian manusia (peserta didik). Secara menyeluruh
dan seimbang yang dilakukan melalui latihan jiwa, akal pikiran
36
Ibid, h. 132-134. 37
Ibid, 135-136.
29
(intelektual), diri manusia yang rasional, perasaan dan indera. Karena
itu, pendidikan hendaknya mencakup pengembangan seluruh aspek fitrah
peserta didik, aspek akal, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah, dan bahasa,
baik individual maupun kolektif dan mendorong semua aspek untuk
berkembang kearah kebaikan dan kesempurnaan, pendidikan muslim
terletak pada perwujudan kedudukan yang sempurna kepada Allah, baik
secara pribadi, komunitas maupun seluruh umat manusia.38
5. Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi Peserta Didik
Manusia lahir tidak mengetahui satu apaun, tetapi ia dianugrahi oleh
Allah SWT panca indera, pikiran, dan rasa sebagai modal untuk menerima ilmu
pengetahuan, memiliki ketrampilan dan mendapatkan sikap tertentu melalui
proses kematangan belajar terlebih dahulu. Mengenai pentingnya belajar menurut
A. R. Shaleh dan Soependi Soeryadinata (1971:9): “anak manusia tumbuh dan
berkembang, baik pikiran, rasa kemauan, sikap dan tingkah lakunya. Dengan
demikian sangat pital adanya faktor belajar”.
Untuk mencapai hal yang dinginkan itu dapat diusahakan melalui
pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah maupun
pendidikan dimasyarakat. Jadi, pendidikan agama Islam adalah ihtiyar manusia
dengan jalan bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah
agama si anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ajaran
agama.39
38
Nizar dkk, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoristis dan Praktis
(Ciputat Pers 2002) Cet. I, h. 37-38. 39
Ibid, 137-138.
29
D. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
Penelitian mengenai motivasi belajar, telah banyak dilakukan antara
lain :
Djarudin, Kusnadi dan Riri Fatmasari (2006) telah melakukan
penelitian penerapan strategi penbelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar
sosial, dan hasilnya motivasi selama pembelajaran yang menggunakan langkah-
langkah pemecahan maslah mengalami peningkatan dari siklus pertama sampai
siklus ketiga.
Norlia Abdul Azis. T. Subahan M. meerah, lilia Halim dan Kasimah
Osman telah melakukan tentang hubungan antara motivasi, gaya pembelajaran
dengan pencapaian matematik tambahan pelajar tingkatan 4.
Halimah Harun telah melakukan mengenai minat, motivasi, dan
kemahiran mengajar guru pelatih, hasil penelitiannya yaitu prestasi mereka yang
berminat lebih tinggi berbanding mereka yang tidak berminat dan golongan ini
menujukan sikap negatif dan kurang bermotivasi dalam pelajaran, yang
menghasilkan pengalaman.
29
1. KERANGKA BERFIKIR
Dipengaruhi
Dipengaruhi
Cara Membangkitkan Motivasi belajar siswa
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Prosess Belajar Prosess Belajar
1. Faktor Internal
2. Faktor Eksternal
3. Faktor Pendekatan
Belajar
a. Motivasi
b. Intelegensi
c. Sikap
d. Minat
1.Faktor Internal
a.Kebutuhan
b.kegelisahan
c.Perhatian
2.Faktor Eksternal
a.Penghargaan
b.Dorongan
c.Ancaman
1) Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
2) menjelaskan secara kongkret kepada anak didik apa yang dapat
dilakukan pada akhir pengajaran
3) Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang di capai anak didik
sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik
di kemudian hari
4) Membentuk kebiasaan belajar yang baik
5) Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun
kelompok
6) Menggunakan metode yang bervariasi.
29
Dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa merupakan sentral dalam
proses pendidikan. Mereka adalah sumber daya manusia yang harus
dikembangkan potensinya. Dari proses belajar, akan diperoleh hasil belajar.
Hasil belajar akan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya faktor
internal , dan faktor eksternal.
Motivasi belajar siswa merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi hasil belajar siswa . Motivasi belajar yang tinggi dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu faktor internal seperti kebutuhan, kegelisahan dan perhatian, serta
faktor eksternal seperti penghargaan, dorongan dan ancama. Untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa diperlukan penerapan strategi belajar oleh guru.
Oleh karena itu sikap, minat dan motivasi memainkan peranan penting
dalam menentukan tahap pencapaian masing-masing. Guru dan pelajar harus
belajar untuk menentukan sikap, minat dan motivasi supaya proses pengajaran
dan pembelajaran sesuai dengan tujuan. Dengan adanya motivasi belajar siswa
yang baik, pada akhirnya diharapkan akan berdampak positif pada pemahaman
konsep dan hasil belajar siswa itu sendiri.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu adn Tempat Penelitian
Bulan Desember 2012-Januari 2013 Semester II dan Tahun Ajaran
2012/2013. Penelitian dilakukan di SMAN 11 Tangerang Selatan, Jln. Sumatera I
Gg Alpukat Rt. 002/06 Rawa Lele Jombang.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu mendeskripsikan
data apa adanya dan menganalisis data angket siswa dengan kalimat-kalimat
penjelasan secara kuantitatif.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi adalah keseluruhan nilai yang mungkin, hasil pengukuran ataupun
perhitungan, kualitatif maupun kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari
36
semua anggota kumpulan yang menjadi jawaban terbaik dari permasalahan
tersebut.1
a. Populasi target: seluruh siswa SMAN 11 Tangerang Selatan yang
berjumlah 505 siswa.
b. Populasi terjangkau: siswa kelas XI yang terdiri dari 3 (tiga) kelas yang
berjumlah 91 siswa di SMAN 11 Tangerang Selatan pada semester genap
tahun ajaran 2012/2013.
c. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI yang terdiri
dari 3 (tiga) kelas dengan jumlah siswa sebanyak 91 orang, dan orang yang
dijadikan sampel 49 orang siswa sekitar 54% dari jumlah populasi
Tehnik pengambilan sampel menggunakan dengan sampling ramdom
sederhana (simple random sampling).
D. Tehnik dan Pengumpulan Data
a. Observasi
Sebagai alat pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati dan
mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Jadi dalam
penelitian ini peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap masalah yang
diselidiki, terutama yang berkaitan dengan pembelajaran PAI, dan data
observasi ini hanya sebagai data tambahan tidak menjadi penentu hasil.
b. Angket
Dalam penelitian ini, tehnik pengumpulan datanya bersifat kuisioner atau
angket skala motivasi siswa. Tujuan penggunaan kuisioner dalam kegiatan
pengajaran adalah untuk memperoleh mengenai latar belakang siswa
sebagai bahan dalam menganalisis tingkah laku hasil dan proses belajarnya
yang dicapainya dan proses belajar yang ditempuhnya, untuk memperoleh
1 Iqbal Hasan , Pokok-Pokok Materi Statistik 1(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005), Cet.
3, h. 12.
36
data bahan sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program belajar
mengajar.2
Kuisioner skala motivasi digunakan siswa ini digunakan untuk mengukur
bagaimanakah motivasi belajar siswa dalam pelajaran PAI siswa kelas XI SMAN
11 Tangerang Selatan tahun ajaran 2012/2013.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalan penelitian ini berupa kuisioner skala
motivasi belajar siswa yang terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertulis 35 item.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam penyusunan skala
motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu motivasi belajar siswa
terhadap pembelajaran PAI di SMAN 11 Tangerang Selatan.
2. Menentukan dimensi dan indikator dari variabel.
3. Menyusun skala motivasi.
4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang disertai alternatif jawaban yaitu
dengan menggunakan skala likert dengan empat jawaban alternatif yaitu
sangat setuju(SS), setuju(S), tidak setuju(TS), dan sangat tidak setuju(STS)
Tabel 3.1 Indikator dan Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa
Indikator No. Item Jumlah
(+) (-)
a. Kebutuhan
b. Keyakinan diri
c. Tujuan yang ingin dicapai
d. Keuletan
e. Kebanggaan
f. Menerima tugas
1, 15
4, 29
6, 25
3, 22, 33
2, 30
5, 28
9, 24
10, 21
11, 18
13, 20
17, 27
14, 32,35
4
4
4
5
4
5
2 Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya),Cet.14, h. 72.
36
g. Tanggung jawab terhadap tugas
h. Umpan balik
7,31
8, 16, 34
19, 23
12, 26
4
5
Jumlah 18 17 35
F. Tehnik Pengolahan Data
Untuk memudahkan dalam mengelola data, data dari hasil kuisioner atau
angket penulis menggunakan tehnik sebagai berikut:
1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan pengisian angket atau
kuesioner yang dikumpulkan.
2. Skoring, yaitu memeriksa nilai pada setiap jawaban angket sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Pensekoran Likert
No Alternatif jawaban Skor
Untuk pilihan (+) Untuk pilihan (-)
1. Sangat Setuju (SS) 4 1
2. Setuju (S) 3 2
3. Tidak Setuju (TS) 2 3
4. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
Dari data hasil kuisioner atau angket pada umumnya dicari frekuensi
jawaban responden untuk setiap alternatif yang ada pada setiap soal. Frekuensi
yang paling tinggi ditafsirkan sebagai kecendrungan jawaban alat ukur
tersebut.sebaiknya frekuensi yang paling rendah dapat ditafsirkan sebagai
kecendrungan jawaban yang tidak mengambarkan pendapat kebanyakan
responden. Kuesioner atau angket yang telah disi oleh siswa terhadap setiap
pertanyaan tersebut. Data diolah dengan mencari presentase jawaban yang paling
banyak atau modus jawaban siswa.3
3 Ibid., h.128-130.
36
Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil angket diolah dengan dicari
presentasinya dan dianalisis. Persentase dihitung dengan rumus:
P =
x 100%
Keterangan
S : jawaban siswa terhadap pertanyaan (skor rata-rata)
N : jumlah siswa
P : angka poresentase.4
G. Tehnik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menyederhanakan data kedalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan interrprestasikan agar data yang telah terkumpul
dapat dianalisis dan diambil kesimpulan.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur bagaimana dan seberapa
besarkah motivasi belajar PAI di SMAN 11 Tangerang Selatan.
Dengan menggunakan skala sikap, peneliti mengumpulkan data dan
membuat kriteria intrerpretasi data sebagai berikut:
- Motivasi belajar PAI siswa tinggi
- Motivasi belajar PAI siswa sedang
- Motivasi belajar PAI siswa rendah
Kriteria diatas diperoleh dengan tehnik analisis data sebagai berikut:
1. Menghitung skor tertinggi
Skor tertinggi = jumlah butir soal x skor butir tertinggi (sangat setuju)
2. Menghitung skor terendah
Skor terendah = jumlah butir soal x skor butir terrendah (sangat tidak
setuju)
3. Menentukan angka persentase tertinggi
x 100%
4 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Jajawali Pres, 2010),Cet.
22, h. 43.
36
4. Menentukan angka persentase terendah
x 100%
5. Menentukan Rentang = angka persentase - angka persentase terendah
6. Menentukan interval =
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut selanjutnya skor yang
diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan
dengan tabel kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.3
Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
No Interval Kriteria
1. 76 – 100 Tinggi
2. 51 – 75 Sedang
3 25 – 50 Rendah
7. Persentase butir
x 100
Penarikan kesimpulan diperoleh dengan menggunakan rumus:
% Rata-rata =
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM SMAN 11 KOTA TANGERANG SELATAN
1. Latar Belakang Berdirinya SMAN 11 Tangerang Selatan
SMA Negeri 6 Ciputat didirikan pada tanggal 27 Juni 2006, dengan
Keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Tangerang mengeluarkan
Nomor:421/Kep.208-Huk/2006 yang berisi tentang pendirian sekolah negeri baru
dikecamatan Ciputat. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa tanggal 27 Juni
2006 sebagai hari lahirnya SMA Negeri 6 Ciputat .
Sebagai sekolah baru , tentu saja SMA Negeri 6 Ciputat belum
memiliki gedung sendiri. Untuk sementara SMA Negeri 6 Ciputat melaksanakan
kegiatan Pembelajaran di SMP Negeri 3 Ciputat (sekarang SMPN 6 Kota
Tangerang Selatan) yang terletak di Jalan Sumatera I Komplek Villa Bintaro
Indah Desa Jombang, Ciputat Tangerang 15414.
Pada tahun pertama berdiri (2006/2007) SMA Negeri 6 Ciputat
menerima siswa baru sejumlah 160 siswa yang dibagi dalam 4 rombongan belajar,
sedangkan pada tahun kedua (2007/2008) diterima sejumlah 96 siswa yang dibagi
dalam 3 rombongan belajar. Staf pengajar pada tahun pertama banyak
didatangkan dari SMA Negeri 2 Ciputat sebagai sekolah pembinanya.1
1 Sumber Data: Setyarto Edy Cahyono, Wakasek Kurikulum SMAN 11
Pada tanggal 8 Pebruari 2008, SMAN 6 Ciputat pindah ke gedung baru
yang terletak di Kelurahan Jombang Ds. Rawa Lele , Kec. Ciputat. Sejak saat itu
alamat SMAN 6 Ciputat mengalami perubahan yaitu : Jl Sumatera I gg. Alpukat
Rt. 002/06 Rawa Lele, kel. Jombang kec. Ciputat. Pada tahun pelajaran 2008/2009
SMAN 6 Ciputat menerima 98 siswa (3 kelas). Pada tahun pelajaran 2009/2010
SMAN 6 Ciputat menerima 62 siswa (2 kelas). Pada tahun pelajaran 2010/2011
SMAN 6 Ciputat menerima 67 siswa (2 kelas). Pada tahun pelajaran 2011/2012
SMAN 6 Ciputat menerima 98 siswa (3 kelas).
Seiring berdirinya Kota Tangerang Selatan yang memisahkan diri dari
Kabupaten Tangerang, maka bulan Juni 2009 terjadi pula perubahan nama SMA
Negeri 6 Ciputat menjadi SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan.
Latar Belakang Berdirinya SMAN 11 Tangerang Selatan Tujuan
pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan sekolah meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, cerdas,
terampil, kuat kepribadian serta dapat membangun diri sendiri dan bangsa.
menghasilkan lulusan yang memiliki integritas, berwawasan dan
bermoral serta mampu bersaing dengan dunia global, serta memiliki kepribadian
berakhlak mulia, berketrampilan untuk hidup mandiri dan melanjutkan pendidikan
kejenjang yang lebih tinggi.
2. Visi Dan Misi
Visi Sekolah
SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan, unggul dalam IMTAQ, IPTEK,
Ekstra Kurikuler, Santun dalam bersikap dan tepat dalam bertindak, berpikir
kreatif, inovatif sehingga melahirkan Generasi Muda yang berkwalitas dan
berguna bagi Masyarakat, Bangsa dan Negara.2
2 Ibid
Misi Sekolah
a. Meningkatkan Iman dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Meningkatkan kompetensi dan prestasi siswa dalam IMTAQ, IPTEK
dan Ekstrakurikuler.
c. Mewujudkan komunitas sekolah sebagai Institusi Pendidikan yang
kondusif.
d. Membina dan meningkatkan kepekaan, kepedulian sosial, baik
terhadap warga sekolah maupun terhadap lingkungan masyarakat.
e. Membuka diri terhadap perubahan dan kemajuan dalam berbagai
aspekkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, termasuk
perubahan globalisasi.
f. Membentuk kulture/budaya lingkungan bersih, sehat. menyenangkan,
kekeluargaan tinggi sebagai wadah untuk mengembangkan kreativitas.
g. Mewujudkan ketrampilan (life skill) siswa dalam komunitas global
yang dapat diberdayakan dikemudian hari.Menciptakan lingkungan
yang bersih, hijau, nyaman serta aman.
3. Tujuan Sekolah
a. Tujuan jangka pendek
Pada akhir tahun pelajaran 2012/2013 tujuan yang ingin dicapai :
1. Sekolah mampu meraih prestasi akademik dan non akademik di
tingkat Kota;
2. Kegiatan siswa lebih mencerminkan penguasaan Iptek dan
pengalaman Imtaq serta Olahraga;
3. Sarana pembelajaran semakin reprensif;
4. 75 % kualitas dan kreativitas guru meningkat;
5. Program pengembangan sekolah semakin terarah.3
3 Ibid
b. Tujuan jangka menengah
Untuk tiga tahun kedepan tahun 2013/2014 tujuan yang ingin dicapai :
1. Peningkatan prestasi akademik dan non akademik terbaik di kota;
2. Penguasaan Iptek dan pengalaman Imtaq serta Olahraga;
3. Penambahan sarana pembelajaran yang representatif;
4. Peningkatan kualitas dan kreativitas guru terukur.
c. Tujuan jangka panjang
1. Pada akhir tahun pelajaran 2014/2015 dapat meningkatkan prestasi
dalam perolehan rata-rata nilai UAN untuk Tiga Mata Pelajaran
Umum yaitu : Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris dan
Tiga Mata Pelajaran IPA yaitu: Fisika, Biologi dan Kimia serta Tiga
Mata Pelajaran IPS yaitu : Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi.
2. Memiliki kelompok siswa yang dapat menjuarai lomba sains di
tingkat Provinsi;
3. Memiliki tim olahraga yang handal dan mampu menjuarai tingkat
Kota dan atau Provinsi;
4. Memiliki kelompok-kelompok seni yang berprestasi di tingkat Kota;
5. Pada akhir tahun pelajaran 2012/2013 mempunyai siswa yang mahir
mengoperasikan teknologi informasi dan komunikasi sebanyak 80 %;
6. Terselenggaranya kegiatan keagamaan dalam rangka mempertebal
keimanan dan ketaqwaan.4
4. Identitas Kepala Sekolah
Nama Lengkap : Drs. RODANI
NIP :19640105 198811 1001
Pendidikan Terakhir : S1/A.IV
Jurusan : PendidikanFisika
Email : [email protected]
No. HP : 0813102214055
4 Ibid
5. Daftar Nama Tenaga Pendidik Sma Negeri 11 Kota Tangerang Selatan
a. Keadaan Guru
SMAN 11 Tangerang Selatan adalah suatu lembaga pendidikan di
mana setiap guru yang mengajar harus memiliki persyaratan formal dan
kredibilitas serta kepribadian yang tinggi, karena seorang guru akan merelakan
dirinya untuk menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidik yang
semestinya harus ditunaikan oleh orang tuanya.
Tabel 4.1
No Nama Guru NIP / NUPTK Mata
Pelajaran Ket
1 Drs.Rodani 196401051988111001 Fisika PNS
2 Nurmayanti, S.Pd 197207131998022001 B. Indonesia PNS
3 Neni Sukmawati,
S.Pd
19720504 200003 2
005 Ekonomi PNS
4 Syurianti, S.Sos 19760217 200604 2
005 Sosiologi PNS
5 Setyarto Edi
Cahyono, S.Pd
19820404 200604 1
012 Penjaskes PNS
6 Sumiyati, S.Pd 19710223 200604 2
007 Matematika PNS
7 Nahyudin, S.Pd 19670615 200701 1
020 Fisika PNS
8 Tedi Gumulya, SH 19641119 200701 1 PKn PNS
012
9 Dalilah Siska Y, S.Pd 19700516 200801 2
006 B. Inggris PNS
10 Siti Julianah, S.Pd 19760210 200801 2
008 Geografi PNS
11 Dra. Suryani 19680522 200801 2
004 B. Indonesia PNS
12 Siti Romiati, S.Pd 19760730 200801 2
008 Kimia PNS
13 Eny Sulistyowati,
S.Pd
19710802 200801 2
007 B. Indonesia PNS
14 Tomy Chandra, S.Pd 19740822 200801 1
007 Biologi PNS
15 Abu Yazid, S.Ag,
M.Pd.
19730819 200801 1
003
Pend. Agama /
Bhs Arab
PNS
16 Sukarlin, S.Pd 19760704 201001 2
006 Biologi PNS
17 Gina Intana Dewi,
S.Pd
19821220 201001 2
009 Bhs. Jepang PNS
18 Lukman, S.Ag 1946749649200002
Pend. Agama /
Bhs Arab
Sukwan
19 Yati Rochayati, S.Pd 5357754656300003 Eko./Akuntansi Sukwan
20 Yulita Puji Lestari, 4045759660300003 PKn Sukwan
SH
21 Juhaeriah, S.Pd 2147753654300003 Sejarah Sukwan
22 Muhasan, S.Pd.I 7158744646200023 Pend. Seni Sukwan
23 Samsoni, S.Kom 6563753656200073
T I K /
Desain Grafis
Sukwan
24 Bustomi, S.Pd 853450653200032 Bhs. Inggris Sukwan
25 Antoni, S.Pdi - Budi Pekerti Sukwan
26 Dedi Auron 4849762663200032 Matematika Sukwan
27 Izal Afrizal, SE. 1758753653200002
T I K /
Desain Grafis
Sukwan
28 Rinaldo Rosyadi Nur -
T I K /
Desain Grafis
Sukwan
Tabel 4.2
6. Daftar Tenaga Kependidikan (Tata Usaha, Pesuruh Dan Keamanan )
No Nama Pangkat/
Golongan Jabatan Ket
1. Ali Hanafi Pengatur Tk.1- Ka. Tata Usaha PNS
2. Ferawati, SE - Staf Tata Usaha Honor
3. Izal Afrizal, SE - Staf Tata Usaha Honor
4. Isrodiah - Staf Tata Usaha Honor
5. Murniyati Arsyad - Staf Tata Usaha Honor
6. Nani Maryani, A.Md - Staf Tata Usaha Honor
7. Mesa Maulyani, SE - Staf Tata Usaha Honor
8. Imam - Caraka Honor
9. Ipul - Caraka Honorer
10. Mami - Caraka Honorer
9. Syahril - Keamanan Honor
7. Peserta didik
Anak didik merupakan salah satu faktor yang sangat penting di dalam
proses belajar mengajar, sebab anak didik merupakan subyek yang mendukung
keberhasilan pendidikan di samping penunjang lainnya. Dalam pendidikan Islam
anak didik dipandang sebagai anak yang tumbuh dan sedang berkembang, baik
secara fisik maupun secara psikologis untuk mencapai tujuan pendidikan melalui
lembaga pendidikan. Anak didik merupakan anak yang belum dewasa yang
memerlukan orang lain untuk menjadikan dewasa.
Murid-murid SMAN 11 Tangerang Selatan berasal dari sekitar daerah
tangerang, ada juga pendatang. Sedangkan latar belakang sosial ekomomi
bermacam-macam, yaitu ada siswa yang berasal dari keluarga pedagang, pegawai
negeri, buruh dan lain-lain.6
6 Ibid
Tabel 4.3
a. Keadaan Siswa di SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan
No Tahun Pelajaran
Kelas
Jumlah
X XI XII
1. 2006/2007 156 - - 156
2. 2007/2008 92 156 - 248
3. 2008/2009 92 92 156 340
4. 2009/2010 60 92 92 244
5 2010/2011 67 63 96 226
6 2011/2012 94 70 66 230
7 2012/2013 336 70 66 505
b. Keadaan Siswa Yang Mengulang di SMA Negeri 11 Kota Tangerang
Selatan
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa di SMA Negeri
11 Tangerang Selatan setiap tahunnya naik turun, mulai ada penaikan tahun
pelajaran 2012/2013, melihat hal tersebut dapat diperkirakan bahwasannya
masyarakat sudah mulai percaya untuk menyekolahkan putra putrinya di sekolah
SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan.7
7 Ibid
Tabel 4.4
No
Tahun
Pelajaran
Kelas
I
Perkir
aan
Kelas
II
Perkir
aan
Kelas
III
Perkir
aan
Ket
1. 2006/2007 1 - - - - -
2. 2007/2008 - - - - - -
3. 2008/2009 1 - - - - -
4. 2009/2010 - - - - - -
5. 2010/2011 - - - - - -
6. 2011/2012 - - - - - -
7 2012/2013 1 - - - - -
No Tahun Pelajaran
Kelas
Jumlah
X XI XII
1. 2006/2007 156 - - 156
2. 2007/2008 92 156 - 248
3. 2008/2009 92 92 156 340
4. 2009/2010 60 92 92 244
5 2010/2011 67 63 96 226
6 2011/2012 94 70 66 230
Tabel 4.5
8. Keadaan Sarana Dan Prasarana Sma Negeri 11 Kota Tangerang Selatan
a. Bangunan dan Gedung
Tabel 4.6
b. Sarana Prasarana Penunjang ( Laboratorium )
No
Nama
Juml
ah
Alat-alat
Satuan
Ket IPA KOMPU
TER BUKU
1. Lab. IPA 1 - - - - Diajuka
n
2. Lab. Komputer 1 - 15 - - Diajuka
7 2012/2013 336 70 66 505
No Nama Ruang Jumlah Luas (M2) Ket
1. Ruang Kelas 20 1000 M2 -
2. Ruang Serba Guna - - -
3. Mushollah - - -
4. Pos Satpam - -
5. Ruang Kepala Sekolah 1 12 M2 -
6. Ruang Tata Usaha 1 12 M2 -
7. Kamar Mandi / WC 5 10 M2 -
8. Ruang Guru - - -
9. Lap. Olah Raga/Upacara 1 1000 M2 -
10. Kantin - - -
n
3. Lab. Bahasa - - - - - -
4. Perpustakaan 1 - - - - Diajuka
n
6 Masjid sekolah 1 - - - - Diajuka
n
Peran sarana dan prasarana dalam suatu lembaga sangat dibutuhkan
sekali dalam menunjang tercapainya proses belajar mengajar yang efektif. Secara
umum gedung SMAN 11 Tangerang Selatan seperti tabel 4.45. ruang belajar
dilengkapi dengan peralatan belajar mengajar seperti kursi, ruang kantor
dilengkapi dengan alat kantor, data pegawai yang memuat nama-mana guru, latar
belakang pendidikan dan tentang siswa. Dalam ruangan terdapat pula jadwal
pelajaran.
9. Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
a. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.
Tujuan tersebut meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi daerah.8
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) yang
beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri dari standar isi,
proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dan kedelapan standar
nasional pendidikan tersebut yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
8 Ibid
Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU
20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional
Pendidikan Mengamanatkan kurikulum tingkat satuan pendidikan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan
mengacu pada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh
BNSP.
Tujuan penyusunan KTSP ini digunakan sebagai acuan pendidikan
SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan dalam menyusun dan mengembangkan
kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat sekolah di SMA Negeri 11 Kota
Tangerang Selatan.9
b. Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran yang ditempuh dalam jenjang selama 3 tahun untuk Kelas
Reguler. Kelas terdiri dari Kelas X, XI program IPA/IPS dan Kelas XII Program
IPA/IPS. Pembelajaran setiap mata pelajaran adalah 1 x 45 menit, dengan
perincian sebagai berikut :
Tabel 4.7
Kelas X
Komponen
A. Alokasi Waktu
Semester 1 Semest
er 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
9 Ibid
Komponen
A. Alokasi Waktu
Semester 1 Semest
er 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4
5. Matematika 4 4
6. Fisika 2 2
7. Biologi 2 2
8. Kimia 2 2
9. Sejarah 2 2
10. Ekonomi 2 2
11. Sosiologi 2 2
12. Seni Budaya 2 2
13. Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan 2 2
14. Teknologi Informasi dan
Komunikasi 2 2
15.
a. Keterampilan /
Baca Tulis Al Quran (BTQ)
b. Keterampilan Bahasa Asing /
Bhs. Jepang
2
2
2
2
Komponen
A. Alokasi Waktu
Semester 1 Semest
er 2
B. Muatan Lokal
a. Desain Grafis
b. Kewirausahaan
2
1
2
1
C. Pengembangan Diri 2*) 2*)
BP/BK 1 1
Jumlah 44 44
Tabel 4.8
Kelas XI dan XII program IPA/IPS
Komponen
Alokasi Waktu
Kelas XI Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 2 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4 4
5. Matematika 4 4 4 4
6. Fisika 4 4 4 4
7. Kimia 4 4 4 4
8. Biologi 4 4 4 4
9. Sejarah 2 2 2 2
10. Seni Budaya 2 2 2 2
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan 2 2 2 2
12. Teknologi Informasi dan
Komunikasi 2 2 2 2
13.
a. Keterampilan/
Baca Tulis Al Quran ( BTQ)
b. Keterampilan/Bahasa Jepang
2
2
2
2
2
2
2
2
B. Muatan Lokal
14.
a. Desain Grafis
b. Kewirausahaan
2
1
2
1
2
1
2
1
C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)
15. BP/BK 1 1 1 1
Jumlah 44 44 44 44
B. Hasil penelitian dan pembahasan
Dalam bab ini penulis menjelaskan hasil dari pengolahan data
penelitian mengenai motivasi belajar siswa pada mata pelajaran agama Islam di
SMAN 11 Tangerang Selatan.
Pengolahan data didasarkan pada beberapa aspek yaitu:
a. Kebutuhan untuk belajar agama Islam
b. Keyakinan diri
c. Tujuan yang ingin di capai
d. Keuletan
e. Kebanggaan
f. Menerima tugas
g. Tanggung jawab terhadap tugas
h. Umpan balik
Deskripsi selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Saya merasa sangat perlu belajar agama Islam karena bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
40
9
-
-
81,63%
18,37%
-
-
Jumlah 49 100 %
Berdasarkan Tabel 4.9, dapat diketahui bahwa menurut sebagian
besar siswa merasa sangat perlu belajar pendidikan agama Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
Tabel 4.10
Saya akan merasa bangga jika memperoleh nilai agama Islam yang bagus.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
38
11
-
-
77,5 %
22,45 %
-
-
Jumlah 49 100 %
Berdasarkan Tabel 4.10, dapat diketahui bahwa hampir seluruh siswa
merasa sangat bangga dan senang, jika memperoleh nilai pendidikan agama
Islam yang bagus.
Tabel 4.11
Saya belajar agama Islam terlebih dahulu sebelum belajar agama Islam
dimulai.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
7
30
11
1
14,29%
61,22%
22,45%
2,04%
jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.11, dapat diketahui bahwa menurut sebagian
besar siswa belajar terlebih dahulu sebelum pelajaran pendidikan agama
Islam dimulai.
Tabel 4.12
Saya yakin akan memperoleh nilai agama Islam yang bagus jika saya rajin
belajar.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
42
7
-
-
85,71%
14,29%
-
-
jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.12, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
sangat yakin akan memperoleh nilai agama Islam yang bagus jika rajin
belajar.
Tabel 4.13
Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru sesegera mungkin.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
9
33
6
1
18,37%
67,35%
12,24%
2,04%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.13, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
akan mengerjakan tugas yang diberikan guru sesegera mungkin.
Tabel 4.14
Saya akan banyak membaca dan berlatih mengerjakan soal, demi mendapat
nilai pendidikan agama Islam yang memuaskan.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
20
27
2
-
40,82%
55,1%
4,08%
-
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.14, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
akan membaaca dan berlatih mengerjakan soal, demi mendapatkan nilai
pendidikan agama Islam yangmemuaskan.
Tabel 4.15
Saya selalu mengerjakan tugas rumah tepat waktu dan dikerjakan dirumah.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
6
31
10
2
12,24%
63,27%
20,41%
4,08%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.15, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
mengerjakan tugas rumah tepat waktu dan dikerjakan dirumah, namun
sebagian lainnya tidak mengerjakan tugas rumah tepat waktu dan dikerjakan
dirumah .
Tabel 4.16
Dengan pengetahuan agama Islam yang saya miliki, saya lebih memahami
manfaat belajar agama Islam.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
16
27
6
-
32,65%
55,1%
12,24%
-
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.16, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
merasa dengan pengetahuan agama Islam yang dimiliki, lebih memahami
manfaat belajar agama Islam.
Tadel 4.17
Setiap pelajaran agama Islam berlangsung, saya merasa malas mengikuti
pelajaran.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
-
1
31
17
-
2,04%
63,27%
34,69%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.17, dapat diketahui bahwa saat pelajaran
pendidikan agama Islam berlansung, sebagian besar siswa merasa malas
mengikuti pelajaran
Tadel 4.18
Saya tidak yakin akan memperoleh nilai agama Islam yang bagus, karena
saya merasa sulit dalam mempelajarinya.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
1
7
28
13
2,04%
14,29%
57,14%
26,53%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.18, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
merasa yakin akan memperoleh nilai pendidikan agama Islam yang bagus
karena merasa tidak sulit dalam mempelajarinya.
Tabel 4.19
Saya ingin nilai pendidikan agama Islam saya bagus, tapi saya malas belajar.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
-
9
22
18
-
18,37%
44,9%
36,73%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.19, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
ingin nilai pendidikan agama Islam saya bagus, tapi rajin belajar.
Tabel 4.20
Materi-materi agama Islam yang diajarkan terasa membosankan dan
menjenuhkan.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
2
5
28
14
4.08%
10,2%
57,14%
28,57%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.20, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
Materi-materi pendidikan agama Islam yang diajarkan tidak membosankan
dan menjenuhkan.
Tabel 4.21
Saya mudah menyerah jika menghadapi soal-soal yang tidak dapat saya
kerjakan .
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
-
9
30
10
-
18,37%
61,22%
20,41%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.21, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
tidak mudah menyerah jika menghadapi soal-soal yang tidak dapat
kerjakannya
Tabel 4.22
Saya selalu melihat tugas teman, jika ada tugas agama Islam yang diberikan
guru.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
1
8
28
12
2,04%
16,33%
57,14%
24,49%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.22, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
tidak melihat tugas teman, jika ada tugas agama Islam yang diberikan guru.
Tabel 4.23
Saya selalu memperhatikan masalah-masalah yang ada kaitannya dengan
pelajaran agama Islam .
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
7
30
12
-
14,29%
61,22%
24,49%
-
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.23, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
sering memperhatikan masalah-masalah yang ada kaitannya dengan
pelajaran agama Islam.
Tabel 4.24
Dengan mengerjakan latihan soal-soal, saya merasa lebih mengerti materi
agama Islam yang diajarkan.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
18
27
4
-
36,73%
55,1%
8,16%
-
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.24, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
sering mengerjakan latihan soal-soal, karena merasa lebih mengerti materi
agama agama Islam yang diajarkan.
Tabel 4.25
Saya tidak merasa bangga, meskipun memperoleh nilai agama Islam yang
bagus.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
9
12
26
2
18,37%
24,49%
53,06%
4,08%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.25, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
merasa bangga, meskipun memperoleh nilai agama Islam yang bagus, namun
ada sebagian tidak bangga, meskipun memperoleh nilai agama Islam yang
bagus .
Tabel 4.26
Saya tidak ingin memperoleh nilai agama Islam yang terlalu tinggi, karena
bagi saya hal itu sia-sia saja.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
1
-
31
17
2,04%
-
63,27%
34,69%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.26, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
ingin memperoleh nilai agama Islam yang terlalu tinggi, karena baginya hal
itu tidak sia-sia.
Tabel 4.27
Saya merasa tidak tertuntut tanggung jawab terhadap tugas pendidikan agama
Islam yang diberikan guru.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
9
26
9
10,2%
18,37%
53,06%
18,37%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.27, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
tanggung jawab terhadap tugas pendidikan agama Islam yang diberikan guru.
Tabel 4.28
Saya tidak pernah belajar agama Islam di rumah.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
2
9
24
14
4.08%
18,37%
48,98%
28’57%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.28, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
pernah belajar agama Islam di rumah.
Tabel 4.29
Saya merasa ragu dengan nilai yang akan diperoleh dalam pelajaran agama
Islam.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
2
16
24
7
4,08%
32,65%
48,98%
14,29%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.29, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
tidak ragu dengan nilai yang akan diperoleh dalam pelajaran agama Islam,
namun ada sebagian ragu dengan nilai yang akan diperoleh dalam pelajaran
agama Islam.
Tabel 4.30
Saya akan merasa puas, jika berhasil mengerjakan soal-soal pendidikan
agama Islam.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
26
18
5
-
53.06%
36,73%
10.2%
-
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.30, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
merasa puas, jika berhasil mengerjakan soal-soal pendidikan agama Islam.
Tabel 4.31
Saya selalu menyerahkan tugas kelompok kepada teman yang lebih rajin.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
-
3
32
14
-
6,12%
65,31%
28,57%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.31, dapat diketahui bahwa sebagian besar
hampir seluruh siswa tidak menyerahkan tugas kelompok kepada teman yang
lebih rajin.
Tabel 4.32
Saya tidak perlu belajar pendidikan agama Islam karena saya tidak
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
3
-
20
26
6,12%
-
40,82%
53,06%
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.32, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
merasa perlu belajar pendidikan agama Islam karena karena bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari.
Tabel 4.33
Saya akan lebih belajar giat lagi, agar memperoleh nilai agama Islam yang
memuaskan.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
27
21
1
-
55,1%
42,86%
2,04%
-
Jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.33, dapat diketahui bahwa sebagian besar
hampir seluruh siswa akan belajar lebih giat lagi, agar memperoleh nilai
agama Islam yang memuaskan.
Tabel 4.34
Latihan sosl-soal pendidikan agama Islam yang pernah saya kerjakan, terasa
menyulitkan dan membosankan saya.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
1
10
25
12
2,04%
20,41%
51,02%
24,49%
jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.34, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
merasa tidak terasa menyulitkan dan membosankan terhadap latihan sosl-soal
pendidikan agama Islam yang pernah kerjakan.
Tabel 4.35
Saya tidak merasa bangga, jika pengetahuan pendidikana agama Islam saya
bagus.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
5
11
23
10
10,2%
22,45%
46,94
20,41%
jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.35, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
merasa bangga, jika pengetahuan pendidikana agama Islam bagus, namun ada
sebagian yang tidak bangga, jika pengetahuan pendidikana agama Islam
bagus.
Tabel 4.36
Saya akan merasa senang, jika mendapat nilai atas tugas yang saya kerjakan
dengan baik.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
28
20
1
-
57,14%
40,82%
2,04%
-
jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.36, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
merasa senang, jika mendapat nilai atas tugas yang saya kerjakan dengan
baik.
Tabel 4.37
Saya yakin akan mendapat nilai agama Islam yang bagus jika banyak
membaca dan memahami.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
35
14
-
-
71,43%
28,57%
-
-
jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4. 7, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
yakin akan mendapat nilai agama Islam yang bagus jika banyak membaca dan
memahami.
Tabel 4.38
Saya merasa bangga, jika pengetahuan pendidikan agama Islam saya
bertambah.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
32
16
-
1
65,31%
32,65%
-
2.04%
jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.38, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
merasa bangga, jika pengetahuan pendidikan agama Islamnya bertambah.
Tabel 4.39
Saya selalu mengerjakan tugas agama Islam yang diberikan guru.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
10
31
8
-
20,41%
63,27%
16,33%
-
jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.39, dapat diketahui bahwa hampir seluruh
siswa selalu mengerjakan tugas agama Islam yang diberikan guru.
Tabel 4.40
Saya tidak senang, jika guru memberikan tugas pendidikan agama Islam.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
2
4
23
20
4.08%
8,16%
46,94%
40,82%
jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.40, dapat diketahui bahwa hampir seluruh
siswa senang, jika guru memberikan tugas pendidikan agama Islam.
Tabel 4.41
Saya rajin mengerjakan soal-soal latihan materi pendidikan agama Islam.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
7
31
11
-
14,29%
63,27%
22,45%
-
jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.41, dapat diketahui bahwa hampir seluruh
siswa rajin mengerjakan soal-soal latihan materi pendidikan agama Islam,
namun ada sebagian yang tidak rajin.
Tabel 4.42
Dengan pengetahuan pendidikan agama Islam yang saya miliki, saya merasa
lebih tertarik untuk membaca buku-buku pendidikan agama Islam.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
12
34
12
1
24,49%
69,39%
24,49%
2.04%
jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.42, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
dengan pengetahuan pendidikan agama Islam yang miliki, merasa lebih
tertarik untuk membaca buku-buku pendidikan agama Islam.
Tabel 4.43
Saya tidak sesegera mungkin mengerjakan tugas pendidikan agama Islam
yang diberikan guru karena saya malas mengerjakannya.
Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
-
10
26
13
-
20,41%
53,06%
26,53%
jumlah 49 100%
Berdasarkan Tabel 4.43, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
segera mungkin mengerjakan tugas pendidikan agama Islam yang diberikan
guru.
D. Interpretasi Data
Interpretasi data peneliti lakukan untuk menarik kesimpulan seberapa
besar dan bagaimana motivasi belajar agama Islam di sman11 Tangerang Selatan,
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor maksimal Positif
= jumlah butir soal x skor butir tertinggi (sangat setuju)
= 35 x 4
= 140
Skor minimal Positif
= jumlah butir soal x skor butir terendah (sangat tidak setuju)
= 35 x 1
= 35
Skor maksimal Negatif
= jumlah butir soal x skor butir tertinggi (sangat tidak setuju)
= 35 x 4
= 140
Skor minimal Negatif
= jumlah butir soal x skor butir tertinggi (sangat setuju)
= 35 x 1
= 35
Persentase butir
% butir =
x 100
Penarikan kesimpulan
%rata-rata =
Jumlah total % skor diperoleh dari pengolahan data dengan keterangan
bahwa butir (+) berwarna hitam dan butir (-) berwarna merah, sebagai berikut:
Tabel 4.44
Skorsing Jawaban Responden dan Persentasi Butir
Butir
Jumlah Jawaban Responden Total
Skoring
Persentase
Butir SS S TS STS
1 + 40 9 - - 187 95 %
2 + 38 11 - 185 94 %
3 + 7 30 11 1 141 72 %
4 + 42 7 - - 189 96 %
5 + 9 33 6 1 148 75 %
6 + 20 27 2 - 165 84 %
7 + 6 31 10 2 139 71 %
8 + 16 27 6 - 167 85 %
9 - - 1 31 17 163 83 %
10 - 1 7 28 13 151 77 %
11 - - 9 22 18 156 79 %
12 - 2 5 28 14 152 77 %
13 - - 9 30 10 148 75 %
14 - 1 8 28 12 149 76 %
15 + 7 30 12 - 142 72 %
16 + 18 27 4 - 161 82 %
17 - 9 12 26 2 119 61 %
18 - 1 - 31 17 162 83 %
19 - 5 9 26 9 137 70 %
20 - 2 9 24 14 148 75 %
21 - 2 16 24 7 134 49 %
22 - 26 18 5 - 77 39 %
23 - - 3 32 14 158 81 %
24 - 3 - 20 26 167 85 %
25 + 27 21 1 - 174 89 %
.26 - 2 10 25 12 145 74 %
27 - 5 11 23 10 136 69 %
28 + 28 20 1 - 174 89 %
29 + 35 14 - - 182 66 %
30 + 32 16 - 1 177 90 %
31 + 10 31 8 - 149 76 %
32 - 2 4 23 20 159 81 %
33 + 7 31 11 - 143 73 %
34 + 12 34 2 1 155 57 %
35 - - 10 26 13 150 76 %
Jumlah Total % Skor 2676
Dari data yang di peroleh, jika dibuat interpretasi mengenai motivasi
belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMAN 11 Tangerang Selatan, maka
dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa
berdasarkan indikator motivasi belajar siswa yang ditentukan adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.45
Kriteria Motivasi Indikator
Indikator No. Butir
Hitam (+)
Merah (-)
presentase %
rata-
rata
Kriteria
Motivasi
a. Kebutuhan 1
15
9
24
95%
72%
83%
85%
84 %
Tinggi
b. Keyakinan diri 4
29
96%
66%
10
21
77%
49%
72% Sedang
c. Tujuan yang
dicapai
6
25
11
18
84%
89%
79%
83%
84%
Tinggi
d. Keuletan
3
22
33
13
20
72%
39%
73%
75%
75%
67%
Sedang
e. Kebanggaan 2
30
17
27
94%
90%
61%
69%
78%
Tinggi
f. Menerima tugas 5
28
14
32
35
75%
89%
76%
81%
76%
79%
Tinggi
g. Tanggung jawab
terhadap tugas
7
31
19
23
71%
76%
70%
81%
74%
Tinggi
h. Umpan balik 8
16
34
12
26
85%
82%
57%
77%
74%
75%
Tinggi
Sedangkan untuk mengenai interpretasi motivasi belajar PAI siswa di
SMAN 11Tangerang Selatan secara umum, maka penarikan kesimpulan
didapatdengan menggunakan rumus:
% Rata-rata =
=
= 76%
Dari hasil di atas, dapat di simpulkan bahwa motivasi belajar
Pendidikan Agama Islam siswa di SMAN 11Tangerang Selatan adalah tinggi .
Sedangkan motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti (1) faktor internal, yaitu faktor yang timbul dalam diri individu itu
sendiri. Adapun yang mempengaruhinya adalah berupa kebutuhan, kegelisahan,
perhatian, rasa bersalah, dan sebagainya. (2) faktor eksternal, faktor yang timbul
dari luar individu itu sendiri. Adapun faktor yang mempengaruhinya berupa
penghargaan, dorongan masyarakat, bahaya, ancaman dan sebagainya. Faktor
internal dikenal juga dengan istilah “elemen dari luar” yaitu tujuan yang ingin
dicapai seseorang, namun mengarah tingkah laku seseorang untuk mencapainya.
Motivasi memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi
seseorng anak didik. Hanya dengan motivasilah anak didik dapat tergerak hatinya
untuk belajar bersama teman-temannya yang lain. Bila tidak, sia-sialah bahan
pelajaran yang guru sampaikan ketika itu. Dalam usaha untuk membangkitkan
belajar anak didik, ada enam hal yang yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu:
1) Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar.
2) Menjelaskan secara kongkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan
pada akhir pengajaran.
3) Memberikan ganjaran terhadap anak yang berprestasi yang dicapai anak didik
sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik
dikemudian hari.
4) Membentuk kebiasaan belajar yang lebih baik.
5) Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok.
6) Menggunakan metode yang bervariasi.
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Nilai % rata-rata motivasi belajar pendidikan agama Islam di SMAN 11
Tangerang Selatan adalah 76 %.
2. Motivasi belajar pendidikan agama Islam siswa di SMAN 11 Tangerang
Selatan termasuk kategori tinggi.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, pemberian motivasi dalam kegiatan
pembelajaran pendidikan agama Islam perlu ditingkatkan yaitu:
1. Pemberian pujian kepada siswa lebih baik dari pada hukuman agar lebih
termotivasi.
2. Pengembangan model-model pembelajaran.
3. Siswa akan lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif dalam
latihan atau praktek untuk mencapai tujuan.
4. Terus mempunyai komitmen untuk meningkatkan dan mempertahankan
belajar yang menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis
78
5. Perbaikan dan pengembangan kompetensi guru yaitu pedagogik,
kepribadian, sosial dan propesional.
C. Saran
Saran penulis mengenai SMAN 11 Tangerang Selatan adalah :
1. Bagi kepala sekolah, hendaknya terus meningkatkan kualitas pembinaan
yang dapat menarik motivasi belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam seperti kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler rohis dan lain-lain. Meningkatkan sistem kegiatan belajar
mengajar serta memfasilitasi sarana dan prasarana demi menunjang
keberhasilan belajar mengajar (motivasi siswa).
2. Bagi guru, hendaknya menerapkan berbagai pendekatan dan metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar pendidikan
agama Islam siswa. Meningkatkan kualitas pengajaran serta
mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih memotivasi siswa,
misalnya penggunaan media LCD, media animasi dan lain-lain.
3. Bagi siswa, hendaknya menjadi bagian yang aktif dalam belajar agar
tujuan pembelajaran tercapai.
79
DAFTAR PUSTAKA
Nawawi, Abdul Rahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,
Jakarta: Gema Insani Pers. 1995.
Arifin, Muzayyin. Filsafat Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara, Cet.5,
2010.
Athiyah al-Brasi, Muhammmad. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Agama Islam.
Jakarta: Jamunu, 1970.
Alma, Buchari. Belajar Mudah Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2008.
Arifin. M. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: : PT.Bumi Aksara, 2006.
B. Uno, Hamzah dan Kuadrat, Masri. Mengelola Kecerdasan dalam
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 2, 2009.
Dalyono. M. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Depdikbud. 1998., Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka, 1990.
D. Marimba, Ahmad. Pengantar Filsafat Islam, Bandung: PT. Al-Ma’rifat, Cet,
Ke.6, 1989.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:
PT. Refika Aditama, Cet. 1, 2009.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
Cet.10, 2010.
. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. 8, 2009.
Hasan, Iqlal. Pokok-Pokok Materi Statistik, Jakarta: PT.Bumi Aksara, Cet.3,
2000.
Indonesia. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI, Jakarta: 2006.
Jalaludin dan Said, Usman. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1999.
79
Mulyasa, H.E. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara, Cet.3, 2009.
Majid, Abdul dan Andayani, Diyan. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.3, 2006.
Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Cet.24, 2008.
, Ilmu Teoristis dan Praktis, Jakarta: Bandung: Remaja Rosda
Karya, 1992.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana, Cet. 3, 2012.
Rahman Saleh, Abdul., Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta: Raja
Grapindo, 2004.
Suralaga, Fadhilah. dkk. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam. Jakarta:
UIN Jakarta Prees, Cet.1, 2005.
Sabri, M. Alisuf. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, Cet.3, 2007.
Siregar, Eveline dan Nara Hartini., Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor:
Ghalia Indonesia, Cet.1, 2010.
Syah, Muhibin. Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grfindo Persada, 2003.
Sujana,Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda
Karya, Cet.14, 2009..
Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja
Grapindo, 2005.
Usman, Husaini dan Setiyadi Akbar, Purnomo. Metode Penelitian untuk Skripsi
dan Tesis Bisnis, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Umar, Husein., Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, Jakarta: Rajawali Pers,
2011.
Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, 2004.
UJI REFERENSI
Nama : Nahrowi
Nim : 208011000062
Judul Skripsi : Analisis Terhadap Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMAN 11 Tangerang Selatan
No
Nama pengarang dan Judul
TTD
1 Abdul Majid dan Diyan Andayani. Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet.3,
2006
2 Abdul Rahman An Nawawi. Pendidikan Islam di Rumah,
Sekaolah dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Pers. 1995.
3 Abdul Rahman Saleh. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa,
Jakarta: Raja Grapindo, 2004.
4 Ahmad D. Marimba., Pengantar Filsafat Islam, Bandung: PT. Al-
Ma’rifat, Cet, Ke.6, 1989.
5 Buchari Alma., Belajar Mudah Penelitian, Bandung: Alfabeta,
2008.
6 Depdikbud. 1998., Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
pustaka, 1990.
7 Eveline Siregar, dan Hartini Nara., Teori Belajar dan
Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, Cet.1, 2010.
8 Fadhilah Suralaga dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif
Islam. Jakarta: UIN Jakarta Prees, Cet.1, 2005.
9 H.E. Mulyasa., Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.3, 2009.
10 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat., Mengelola Kecerdasan
dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. 2, 2009.
11 Husaini Usman dan Purnomo Setiyadi Akbar., Metode Penelitian
untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
12 Husein Umar., Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, Jakarta:
Rajawali Pers, 2011.
13 Indonesia., Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI,
Jakarta: 2006.
14 Iqlal Hasan., Pokok-Pokok Materi Statistik, Jakarta: PT.Bumi
Aksara, Cet.3, 2000.
15 Jalaludin dan Usman Said., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1999.
16 M. Alisuf Sabri., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, Cet.3, 2007.
17 M. Dalyono., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
18 M. Ngalim Purwanto., Psikologi Pendidikan, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, Cet.24, 2008.
19 M. Arifin., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT.Bumi Aksara,
2006.
20 M. Ngalim Purwanto., Ilmu Teoristis dan Praktis, Jakarta:
Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992.
21 Muhibin Syah., Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grfindo
Persada, 2003.
22 Muzayyin Arifin., Filsafat Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Bumi Aksara, Cet.5, 2010.
23 Muhammmad Athiyah al-Brasi., Dasar-dasar Pokok Pendidikan
Agama Islam. Jakarta: Jamunu, 1970.
24 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana., Konsep Srtategi
Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama, Cet. 1, 2009.
25 Nana Sujana., Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,
Bandung: : Remaja Rosda Karya, Cet.14, 2009.
26 Oemar Hamalik., Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: PT.Bumi
Aksara, Cet.10, 2010.
27 Oemar Hamalik., Perencanaan Pengajaran Berdasarkan
Pendekatan Sistem. Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. 8, 2009.
28 Samsul Nizar., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press,
2002.
29 Tohirin., Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
Jakarta:PT. Raja Grapindo, 2005.
30 W.S. Winkel., Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi,
2004.
31 Yatim Riyanto., Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta:
Kencana, Cet. 3, 2012.
Jakarta, 23 April 2013
Dosen Pembinbing
Ahmad Irfan Mufid, MA
NIP: 19740318 200312 1002
Lampiran. 1
Angket Penelitian Analisis Motivasi Belajar PAI Siswa
Nama :
Grade :
Petunjuk pengisian Angket
1. Mulailah dengan membaca bismillah
2. Tulislah nama dan kelas di tempat yang telah disediakan
3. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan ikhlas
4. Berilah tanda cheklist( √ ) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman
anda selama belajai pendidikan agama islam, dengan keterangan sebagai berikut:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
5. Kerjakan setip nomor dan jangan terlewatkan satu nomor pun
6. Akhiri dengan membaca Alhamdulillah
No
pertanyaan
Alternatif
pertanyaan
SS S TS STS
1. Saya sangat perlu belajar PAI karena bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari
2. Saya merasa bangga jika nilai PAI yang bagus
3. Saya belajar PAI dahulu sebelum pelajaran PAI dimulai
4. Saya yakin memperoleh nilai PAI yang bagus jika saya
rajin belajar
5. Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru sesegera
mungkin
6. Saya akan banyak membaca dan berlatih mengerjakan soal,
demi mendapat nilai PAI yang memuaskan
7. Saya selalu mengerjakan tugas rumah tepat waktudan
dikerjakan di rumah
8. Dengan pengetahuan PAI yang saya miliki, saya lebih
memahami belejar PAI
9. Setiap pelajaran PAI berlangsung, saya malas mengikuti
pelajaran
10. Saya tidak yakin akan memperoleh nilai PAI karena saya
merasa sulit dalam mempelajarinya
11. Saya ingin nilai PAI saya bagus, tapi saya malas belajar
12. Materi-materi pelajaran PAI yang diajarkan merasa
membosankan
13. Saya mudah menyerah apabila menghadapi soal-soal yang
tidak dapat saya kerjakan.
14. Saya selalu melihat tugas teman, jika ada tugas PAI yang
diberikan guru
15. Saya selalu memperhatikan masalah-masalah yang ada
kaitanya dengan pelajaran PAI
16. Dengan mengerjakan latihan soal-soal, saya lebih mengerti
materi PAI yang di ajarkan
17. Saya tidak akan merasa bangga, meskipun memperoleh
nilai PAI yang bagus
18. Saya tidak ingin memperoleh nilai PAI yang terlalu tinggi
karena bagi saya hal itu sia-sia saja
19. Saya merasa tidak tertuntut tanggung jawab terhadap tugas
PAI yang di berikan guru
20. Saya tidak pernah belajar PAI di rumah
21. Saya merasa ragu dengan nilai yang akan diperoleh dalam
pelajaran PAI
22. Saya akan merasa puas jika berhasil mengerjakan soal-saol
23. Saya selalu menyerahkan tugas kepada teman yang lebih
rajin
24. Saya tidak perlu belejar PAI karena tidak bermanfaat bagi
kehidupan sehari-hari
25. Saya akan belajar lebih giat lagi agar saya memperoleh nilai
PAI yang memuaskan
26. Latihan soal-soal PAI yang saya kerjakan, terasa
menyulitkan dan membosankan
27. Saya tidak merasa bangga, jika pengetahuan PAI saya
bagus
28. Saya akan merasa senang jika mendapat nilai atas tugas
yang saya kerjakan dengan baik
29. Saya yakin akan mendapat nilai PAI yang bagus jika saya
banyak membaca dan memahami
30. Saya merasa bangga jika pengetahuan PAI saya bertambah
31. Saya selalu mengerjakan tugas agama Islam yang diberikan
guru.
32. Saya tidak senang, jika guru memberikan tugas agama
Islam.
33. Saya rajin mengerjakan soal-soal latihan materi agama
Islam.
34.
Dengan pengetahuan gama Islam yang saya miliki, saya
merasa lebih tertarik untuk membaca buku-buku agama
Islam.
35. Saya tidak sesegera mungkin mengerjakan tugas agama
Islam yang diberikan guru karena saya malas
mengerjakannya.
Penulis ucapkan terima kasih atas waktu dan kesediaanya untuk mengisi angket ini.
Semoga Allah selalu memberikan hidayah dan inayahnya kepada kita semua, amiiin.
Lampiran. 2. Tabel Pengolahan Data Angket Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa
No
Responden
1 2 3
4 5 6
7 8
9 10 11 12 13 14
15 16 17
1 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3
2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4
3 4 2 2 1 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4
5 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3
6 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3
7 1 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3
8 2 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3
10. 4 3 3 3 3 1 4 3 2 4 3 4 3 2 2 3 4
11 2 4 3 2 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3
12 1 4 3 4 4 3 3 2 3 3 1 4 3 3 4 2 4
13 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 3
14 4 3 3 3 4 3 3 1 4 4 3 3 2 3 3 3 3
15 4 2 3 2 3 3 2 4 3 2 3 4 2 3 4 3 3
16 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4
17 4 4 3 3 3 1 3 1 2 3 3 3 1 3 3 3 2
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 1 3 3 2 3 3 3
20 1 1 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3
21 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 4
22 3 2 1 1 2 2 3 1 1 1 2 3 1 2 1 1 1
23 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4
24 1 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 1 4 3 3
25 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4
26 4 2 1 4 3 4 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3
27 1 2 4 3 1 2 3 3 1 2 4 1 3 2 2 4 4
28 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4
30 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4
31 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
32 4 4 3 4 1 4 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3
33 3 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 2 2
34 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3
35 2 4 3 2 3 4 4 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3
Jumlah Total
Responden
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3
4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
3 4 1 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3
3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4
3 2 3 3 2 3 1 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3
3 4 3 2 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3
3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3
4 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 4
4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3
3 2 4 3 3 4 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
2 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2
3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3
4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3
2 2 1 3 3 2 3 1 3 2 2 3 3 3 1 1 3 3 3
3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 2 4 3 3 4 3 2 4 4 1 3 3 2 3 3 3 3 3
2 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 2 3 2 2 2 4 4 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 3
2 2 1 1 1 1 2 3 1 2 2 3 1 1 1 2 1 2 1
4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2
3 3 4 4 1 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3
4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3
3 2 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 4
3 1 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3
4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4
4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3
3 2 4 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 2
2 4 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1
4 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2
Jumlah Total
Responden
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 Total %
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 187 95%
3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 185 94%
3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 141 72%
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 189 96%
4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 2 148 75%
4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 165 84%
3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 139 71%
2 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 167 85%
3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 163 83%
3 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 3 4 151 77%
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 156 79%
4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 152 77%
2 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 2 3 148 75%
4 3 2 4 3 4 3 3 2 3 4 3 2 149 76%
2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 142 72%
4 3 2 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3 161 82%
1 2 3 2 1 3 2 3 3 2 2 3 3 119 61%
4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 1 162 83%
3 2 4 3 1 3 2 3 1 2 4 3 4 137 70%
2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 148 75%
4 2 2 2 4 3 3 2 3 2 3 2 2 134 49%
2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 77 39%
3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 158 81%
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 167 85%
3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 174 89%
2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 4 4 145 74%
2 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 136 69%
3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 174 89%
4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 182 66%
3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 1 177 90%
4 2 3 4 4 2 3 3 3 4 2 2 3 149 76%
4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 159 81%
3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 143 73%
4 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 155 57%
2 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 2 3 150 76%
Jumlah Total 5389 2676%
RIWAYAT HIDUP
Nama : Nahrowi
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 06 Agustus 1980
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Kp. Tajur Rt. 05/02 Kel. Tajur Ciledug-Tangerang
Banten
Telepon / Hp : 021. 96394453
Pendidikan Formal
1. Lulusan SDN Negeri Sudimara VIII, Tahun 1993 Ciledug-Tangerang
2. Lulusan SLTP Kosgoro 1996 Ciledug-Tangerang
3. Lulusan SMK Yupenyek IV 1999 Ciledug-Tangerang
4. Lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Program Strata
Satu (S1) Tahun 2013.