Post on 23-Jun-2015
MODUL MATA KULIAH
METODOLOGI PENELITIAN
Disusun Oleh:
Lukmanulhakim Almamalik
Politeknik PIKSI Ganesha
Bandung
2011
2
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya modul mata
kuliah Metodologi Penelitian ini dapat diselesaikan dan disajikan.
Modul mata kuliah Metodologi Penelitian ini dimaksudkan sebagai salah satu media
belajar bagai mahasiswa Politeknik Piksi Ganesha dalam mata kuliah Metodologi
Penelitian, khususnya mahasiswa Manajemen Informatika dan Komputer, sehingga
diharapkan mahasiswa bisa lebih memahami materi Metodologi Penelitian yang diberikan
dosen di dalam kelas.
Modul ini terbagi menjadi 10 bab, dimana urutan per bab disesuaikan dengan sistematika
silabus Metodologi Penelitian yang diberikan kepada mahasiswa.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan pengajar di Politeknik Piksi
Ganesha, yang telah memberikan dorongan sehingga modul Metodologi Penelitian ini
selesai dibuat. Penulis menyadari bahwa isi modul ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu saran dan kritik untuk perbaikan modul ini akan penulis terima dengan senang
hati.
Akhir kata, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi yang mempelajarinya.
Penulis
3
Daftar Isi
Halaman
1 Konsep Dasar Penelitian 5
2 Lingkup dan Klasifikasi Penelitian 14
3 Perumusan Masalah Penelitian 20
4 Landasan Teori dan Pustaka 24
5 Desain Penelitian 26
6 Variabel dan Data Penelitian 29
7 Teknik Analisis Data Penelitian 39
8 Penulisan Ilmiah 42
9 Presentasi Penelitian 56
4
A. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini bermaksud untuk memperkenalkan tentang pengetahuan dasar penelitian
ilmiah dan aplikasinya di informatika. Materi-materi pokok yang akan dibahas dalam mata
kuliah ini antara lain meliputi pemahaman dan keterampilaan dalam pelaksanaan penelitian
ilmiah mulai dari formulasi masalah, studi kepustakaan, pengumpulan dan pengolahan
data, analisis, hingga penyusunan hasil penelitian ke dalam suatu tulisan ilmiah serta etika
dalam penelitian.
B. Tujuan Kompetensi Umum
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan akan dapat: 1) memahami
pengetahuan dasar tentang penelitian di bidang informatika, 2) memahami dan mempunyai
keterampilan untuk melakukan penelitian ilmiah di bidang informatika mulai dari
formulasi masalah, studi kepustakaan, pengumpulan dan pengolahan data, analisis, hingga
penyusunan hasil penelitian ke dalam suatu tulisan ilmiah
C. Tujuan Kompetensi Khusus
Setelah mahasiswa mengikuti perkuliahan ini diharapkan mampu:
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep-konsep dasar penelitian
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan lingkup dan klasifikasi penelitian
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pokok permasalahan penelitian
4. Mahasiswa mampu memahami dan mencari berbagai hal yang terkait dengan teori
dan sumber pustaka dalam penelitian ilmiah
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan desain penelitian
6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pemilihan data penelitian metode
dan instrumen pengumpulan data
7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik analisis data
8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penulisan ilmiah
9. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik presentasi penelitian
5
1. Konsep Dasar Penelitian
A. Tujuan Kompetensi Khusus
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep-konsep dasar penelitian
B. Uraian Materi
1.1 Makna Penelitian
Penelitian, kata dasarnya adalah teliti, yang artinya cermat atau seksama. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (1988), penelitian dapat merupakan pemeriksaan yang teliti atau
penyelidikan. Penelitian merupakan usaha penyelidikan yang sistematis dan terorganisasi
untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban (Sekaran, 1994:4). Kata
sistematis dan terorganisasi menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuannya penelitian
menggunakan cara-cara atau prosedur tertentu yang diatur dengan baik.
• Mengapa Penelitian Dilakukan? atau Apa Tujuan Penelitian?
Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta
atau fenomena secara lebih mendalam. Perhatian dan pengamatan terhadap fakta atau
fenomena merupakan awal dari kegiatan penelitian yang menimbulkan suatu pertanyaan
masalah. Penelitian pada dasarnya merupakan penyelidikan yang sistematis untuk:
a. memecahkan permasalahan atau menjawab pertanyaan penelitian (tujuan jangka
pendek/tujuan praktis).
b. mengembangkan pengetahuan (tujuan jangka panjang).
1.2 Sikap Ilmiah
• Bagaimana Memilih Pengetahuan yang Benar? Terdapat dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendapat/mencapai kebenaran:
a. Pendekatan non ilmiah.
b. Pendekatan ilmiah.
a. Pendekatan non ilmiah
Pendekatan non ilmiah merupakan usaha pencarian kebenaran/pengetahuan tanpa
melewati tata tertib pendekatan ilmiah. Pada umumnya pendekatan non ilmiah ini
dilakukan dengan cara berikut:
1) Menggunakan akal sehat
Akal sehat merupakan serangkaian konsep dan bagan konseptual yang memuaskan
untuk penggunaan praktis manusia.
Contoh 1.1
• Karena sinar matahari bisa membunuh kuman, maka orang yang sakit agar
sembuh di jemur di bawah sinar matahari. Alasannya adalah kuman
menyebabkan orang sakit.
• Menurut akal sehat, banyak pendidik meyakini bahwa hukuman adalah alat
utama dalam pendidikan. Namun berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
6
bahwa bukan hukuman yang merupakan alat utama dalam pendidikan,
melainkan ganjaran.
Kelemahan pencarian kebenaran/pengetahuan dengan cara menggunakan akal sehat
adalah kecenderungan untuk melakukan generalisasi.
2) Menggunakan prasangka
Penggunaan prasangka biasanya dilakukan apabila pencapaian tujuan secara akal
sehat diwarnai oleh kepentingan orang yang melakukannya. Dengan
menggunakan prasangka, orang cenderung mempersempit pengamatannya.
Contoh 1.2
• Ketika terjadi pemboman lagi di Aceh, orang-orang GAM ditangkapi. Alasannya
adalah karena GAM adalah organisasi pengacau keamanan di Aceh, maka setiap
ada pemboman pasti dilakukan GAM.
Kelemahan dengan cara ini adalah orang cenderung mempersempit pengamatan
dan cenderung mengkambinghitamkan orang lain
3) Pendekatan intuitif
Mengambil kesimpulan/menetukan pendapat melalui proses yang tidak
disadari/tidak dipikirkan langkah-langkahnya terlebih dahulu. Di sini tidak ada
langkah-langkah sistematis dan terkendali.
Contoh 1.3
• Pemilihan lokasi bisnis yang dilakukan seorang wirausahawan seringkali
menggunakan intuisi.
4) Penemuan secara kebetulan dan coba-coba.
Dalam sejarah manusia, banyak penemuan diperoleh secara kebetulan/tanpa
rencana.
Contoh 1.4
• Penemuan kina sebagai obat malaria, penemuan hukum Newton, dan penemuan
kue brownies.
Walaupun penemuan-penemuan yang diperoleh ini sangat berguna, akan tetapi
penemuan ini bukan didapatkan melalui pendekatan ilmiah.
5) Pendapat otoritas ilmiah
Otoritas ilmiah adalah orang yang biasanya menempuh pendidikan formal tinggi
dan/atau punya pengalaman cukup banyak. Pendapat mereka sering diterima tanpa
diuji lebih dahulu karena dipandang benar. Tetapi pendapat otoritas tidak
selamanya benar, karena tidak berdasarkan penelitian tetapi atas pemikiran logis.
Contoh 1.5
• Pergantian Presiden akan memberikan sentimen positif pada pasar saham dan
mata uang.
b. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah merupakan pencarian kebenaran atau pengetahuan didasarkan atas
ciri-ciri keilmuan, yaitu: rasional, empiris, dan sistematis, dan dibangun didasarkan
atas teori tertentu.
7
1) Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara yang masuk akal,
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
2) Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh panca indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan.
3) Sistematis berarti menggunakan proses dengan langkah-langkah logis.
Setiap usaha yang dinyatakan sebagai usaha ilmiah harus didasarkan atas sistem dan
metode tertentu yang menjadi pedoman disebut metode ilmiah. Dengan demikian,
upaya mencari kebenaran dengan pendekatan ilmiah dilakukan dengan cara-cara atau
langkah-langkah yang teratur dan sistematis.
Proses pencarian kebenaran/pengetahuan menggunakan metode ilmiah berawal dari
penemuan masalah, merujuk teori, menggunakan hipotesis, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
Kriteria metoda ilmiah harus dilakukan: berdasarkan fakta, bebas dari prasangka,
menggunakan prinsip analisis, menggunakan hipotesis, menggunakan ukuran
obyektif, dan menggunakan teknik kuantifikasi.
1.3 Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah merupakan bagian tak terpisahkan dari ilmu pengetahuan. Penelitian
ilmiah merupakan penelitian yang mengandung unsur-unsur ilmiah atau keilmuan
dalam aktivitasnya. Unsur-unsur yang penting dalam penelitian ilmiah adalah observasi
dan nalar (reasoning).
Penelitian ilmiah juga berarti penyelidikan yang sistematik, terkontrol, empiris dan kritis
tentang fenomena-fenomena alami, dipandu oleh teori-teori dan hipotesis tentang
hubungan yang diduga terdapat diantara fenomena-fenomena tersebut.
Penelitian ilmiah dapat merupakan mesin yang memproses produk ilmu pengetahuan.
Penelitian ilmiah merupakan serangkaian kegiatan sistematis yang didasarkan pada metode
ilmiah dengan tujuan mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan atau
pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya.
a. Syarat Melakukan Penelitian Ilmiah
1) Memahami konsep dasar ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan obyek
penelitian.
Contoh 1.6
• Jika seseorang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan pemasaran,
maka ia harus mempelajari dan memahami konsep dan teori pemasaran.
• Jika seseorang ingin melakukan penelitian/membuat tugas akhir yang berkaitan
dengan perancangan aplikasi sistem informasi inventori barang, maka ia harus
mempelajari dan memahami konsep perancangan sistem informasi, bahasa
program yang akan digunakan, serta teori dan konsep inventori barang.
8
2) Menguasai metodologi penelitian (pengetahuan tentang berbagai metoda yang
digunakan dalam penelitian ilmiah). Agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan
harapan dan tujuan, seorang peneliti harus menguasai metodologi penelitian yang
dilakukan.
Contoh 1.7
• Metode penelitian yang digunakan dalam bidang rekayasa (engineering),
misalnya perancangan sistem informasi seringkali mempunyai perbedaan
dengan metode penelitian yang digunakan dalam bidang manajemen atau sosial.
1.4 Konsep Ilmu Pengetahuan
a. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan merupakan konsep yang sulit didefinisikan dengan batas-batas yang
jelas. Cakupannya luas serta batas-batasnya kabur. Fungsi ilmu pengetahuan juga sering
tidak terdefinisikan dengan pasti dan sering dinyatakan secara berbeda-beda.
Ilmu pengetahuan mencoba menjelaskan fenomena/fakta untuk memahami hakekat suatu
objek, atau mendapatkan pengetahuan tentang objek tersebut. Pemahamannya dilakukan
melalui observasi/pengamatan terhadap objek. Hasilnya merupakan sekumpulan
fakta/fenomena yang dapat dibuktikan secara empiris, yaitu dapat diamati langsung
oleh manusia dengan menggunakan panca inderanya.
Ilmu pengetahuan adalah kumpulan teori-teori. Masing-masing teori berguna untuk
menjelaskan hubungan antar fakta. Hubungan antar fakta diamati secara empiris dan apa
adanya tanpa memperhatikan apakah hubungan-hubungan tersebut indah, bagus, atau baik
secara etis. Dengan demikian ilmu pengetahuan harus jujur, bebas nilai, dan objektif.
Dalam prakteknya, penggunaan ilmu pengetahuan tidak bebas nilai. Dalam hal ini, seorang
ilmuwan dapat mempunyai rasa tanggung jawab kemanusiaan. Misalnya dengan mencegah
penemuannya disalahgunakan untuk maksud-maksud buruk. Karena objektif, ilmu
pengetahuan harus terbuka, agar bebas dari nilai-nilai pribadi dan juga harus terbuka untuk
semua orang. Karena terbuka, ilmu pengetahuan jadi bersifat jelas, mulai dari awal
penelitian sampai penarikan kesimpulan.
Kesimpulannya adalah bahwa Ilmu Pengetahuan harus mempunyai ciri-ciri berikut, yaitu
terstruktur secara sistematis, merupakan hasil observasi empiris, bersifat objektif, jelas
dan dapat diuji secara terbuka oleh semua orang.
b. Pola Dalam Kegiatan Berpikir
Ilmu Pengetahuan merupakan hasil kegiatan berpikir, baik dari hasil kegiatan berpikir
rasional dan kegiatan berpikir empiris.
1) Kegiatan Berpikir Rasional Kebenaran sebagai dasar ilmu pengetahuan yang didapat dari pemikiran manusia
secara rasional (menggunakan rasio atau akal), tanpa bukti nyata di lapangan.
Contoh 1.8
• Terdapat tiga bilangan real a, b, dan c. Jika a > b dan b > c, maka a > c. (misalkan
bilangan tersebut adalah 2,5, dan 10. Jika 10 > 5 dan 5 > 2, maka 10 > 2)
9
• Penentuan awal puasa 1 Ramadhan dan 1 Syawal yang hanya didasarkan pada
metode hisab (perhitungan).
Kelemahan berpikir rasional adalah cenderung sulit untuk memperoleh kata sepakat
tentang kebenaran, karena setiap orang cenderung hanya percaya menurut kebenaran
yang pasti menurut diri sendiri.
Contoh 1.9
• Contoh kelemahan berpikir rasional adalah pendapat 6 orang yang buta tentang
gajah.
2) Kegiatan Berpikir Empiris
Karena kelemahan berpikir rasional, muncul pola berpikir lain yang berlawanan, yaitu
berpikir empiris yang menganjurkan agar kebenaran/pengetahuan dicari dari
kenyataan.
Contoh 1.10
• Penentuan awal puasa 1 Ramadhan dan 1 Syawal yang hanya didasarkan pada
metode ru’yat (melihat hilal).
Kelemahan dalam empirisme diantaranya:
a) Fakta yang ada kadang-kadang tidak mempunya arti, sehingga tidak bisa
ditafsirkan.
b) Fakta yang sama bisa diartikan secara berbeda (dari persepsi individu).
c) Fakta yang diketahui kadang-kadang hanya sebagian, sehingga kumpulan fakta
tidak merupakan pengetahuan yang utuh tentang obyek.
Berangkat dari kelemahan masing-masing kegiatan berpikir tersebut akhirnya muncul
gagasan untuk menggabungkan rasionalisme dan empirisme, yang disebut Metode
Keilmuan. Rasionalisme memberikan kerangka pemikiran logis, sedangkan
Empirisme memberikan kerangka pengujian untuk memastikan kebenaran.
c. Proses Kegiatan Keilmuan
Tujuan kegiatan keilmuan adalah mencari/menguji kerangka pemikiran logis (disebut juga
Teori, Hukum, Asas, Kaidah, dan sebagainya) yang bersifat umum. Sifat umum diperlukan
agar kerangka pemikiran logis itu dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai gejala
dengan macam-macam objek yang berbeda. Proses kegiatan keilmuan dapat digambarkan
pada gambar 1.1.
10
FENOMENA/FAKTA TEORI
HIPOTESIS
Induksi
Statistika
Observasi/
Pengamatan
Metode
Pengukuran
Metoda
Pengamatan
Deduksi
Aplikasi Teori
Logika/
Matematika
Dunia Rasional
Dunia Empiris
Perumusan Teori (Baru)
Perumusan Teori (Lama)
Gambar 1.1 Proses Kegiatan Keilmuan (Lubis, 1997)
Salah satu cara menarik kesimpulan bersifat umum adalah Proses Induksi, yaitu menarik
kesimpulan bersifat umum dari kasus-kasus individual.
Contoh 1.11
Agus adalah seorang sales eksekutif kartu kredit sebuah bank swasta. Hasil penjualan Agus
terendah diantara rekan-rekan kerjanya. Dari sini dapat ditarik kesimpulan (hipotesis)
bahwa permasalahannya adalah ia kurang aktif mengunjungi calon nasabahnya. Hal ini
menimbulkan pula hipotesis berbeda atas bukti-bukti lain, seperti:
a) Kemampuan menjual Agus rendah, sehingga efektivitas penjualan menurun.
b) Agus kurang berbakat bekerja di pemasaran bank.
c) dan sebagainya.
Penarikan kesimpulan harus memenuhi persyaratan tertentu. Kesimpulan harus bersifat
umum dan dapat memperhitungkan pengaruh dari faktor kebetulan. Oleh karena itu,
digunakan Statistika. Statistika dapat digunakan untuk menghitung besarnya peran faktor
kebetulan dalam penarikan kesimpulan, memberikan jalan untuk sampai pada kesimpulan
terhadap objek-objek yang jumlahnya terbatas, dan mengukur derajat hubungan antara
faktor-faktor yang melandasi suatu masalah.
Konsep lain dalam kegiatan keilmuan adalah Proses Deduksi, yaitu penarikan kesimpulan
bersifat individual dari pernyataan/kerangka berpikir logis yang bersifat umum.
Contoh 1.12
Premis 1: Semua pegawai Politeknik rajin bekerja.
Premis 2: Rizal seorang pegawai Politeknik.
Premis 3: Rizal rajin bekerja.
11
Dalam proses Deduksi digunakan logika untuk menerapkan pernyataan bersifat umum.
Logika akhirnya menjadi Matematika.
Dalam proses kegiatan keilmuan, Fenomena/Fakta digunakan untuk merumuskan teori
baru dan menguji teori yang sudah ada.
Fenomena/Fakta diperoleh dari Observasi/Pengamatan, yang harus dilakukan dengan
Metode Pengamatan tertentu. Intensitas suatu gejala/fakta yang diteliti diukur dengan
Metode Pengukuran, yang juga dapat digunakan untuk mengukur hubungan gejala tersebut
dengan gejala yang lain secara kuantitatif – agar ketelitian bisa lebih tinggi.
Dunia keilmuan terbagi menjadi Dunia Rasional dan Dunia Empiris. Dalam dunia
rasional, Teori dikembangkan menjadi Hipotesis ataupun diaplikasikan dengan bertumpu
pada Logika ataupun Matematika. Di dalam dunia empiris, Hipotesis digunakan sebagai
dasar untuk menetapkan Cara Pengamatan ataupun Cara Pengukuran yang akhirnya
memberikan Fenomena/Fakta.
Dengan Statistika, dilakukan penarikan kesimpulan tentang fenomena/fakta secara
induktif, baik untuk merumuskan teori yang baru ataupun menguji teori yang lama.
1.5 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian, terutama ilmu-ilmu sosial, merupakan kerangka berpikir yang
menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan
perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan
bagaimana peneliti memahami suatu masalah, kriteria pengujian sebagai landasan untuk
menjawab masalah penelitian. Paradigma penelitian secara ekstrim dipisahkan menjadi:
a. Paradigma Kuantitatif.
b. Paradigma Kualitatif.
a. Paradigma Kuantitatif
Paradigma kuantitatif (penelitian kuantitatif) disebut juga dengan paradigma
tradisional, positivis, eksperimental atau empiris. Penelitian kuantitatif menekankan
pengujian teori melalui pengukuran variabel dengan angka dan melakukan analisis data
dengan prosedur statistik.
Contoh 1.13
Penelitian dengan pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji hipotesis
merupakan contoh tipe penelitian yang menggunakan paradigma kuantitatif.
b. Paradigma Kualitatif
Paradigma kualitatif (penelitian kualitatif) disebut juga dengan pendekatan
konstruktifis, naturalis atau pendekatan interpretatif. Penelitian kualitatif menekankan
pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan
kondisi realitas yang holistik, kompleks dan rinci.
Contoh 1.14
Penelitian dengan pendekatan induktif yang bertujuan untuk menyusun konstruksi teori
atau hipotesis melalui pengungkapan fakta merupakan contoh tipe penelitian yang
menggunakan paradigma kualitatif.
12
Perbedaan antara paradigma kuantitatif dan paradigm kualitatif terletak pada asumsi-
asumsi yang digunakan dalam penelitian. Perbedaan selanjutnya akan mempengaruhi
strategi dan desain penelitian.
1.5.1 Kriteria Penelitian Ilmiah
Penelitian ilmiah mempunyai kriteria tertentu, yaitu:
a. Menyatakan tujuan secara jelas.
b. Menggunakan landasan teoritis dan metode pengujian data yang relevan.
c. Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoritis atau berdasarkan
pengungkapan data.
d. Mempunyai kemampuan untuk diuji ulang (replikasi).
e. Menarik kesimpulan secara objektif.
f. Melaporkan hasilnya secara parsimony (simple).
g. Temuan penelitian dapat digeneralisasi.
1.5.2 Tahapan Penelitian Ilmiah
Tahapan-tahapan dalam penelitian ilmiah merupakan pedoman peneliti untuk melakukan
penelitian dengan cara yang benar. Urutan dan jenis kegiatan penelitian ilmiah bisa
berbeda-beda tergantung jenis penelitiannya. Secara umum langkah-langkah penelitian
meliputi:
a. Merumuskan masalah dengan jelas.
b. Melakukan studi kepustakaan/literatur.
c. Menentukan desain/pendekatan/strategi penelitian yang sesuai.
d. Merumuskan hipotesis.
e. Melakukan Identifikasi, Klasifikasi, dan Definisi Operasional dari Variabel-
Variabel Penelitian.
f. Melakukan Pemilihan/Pengembangan Alat Pengumpul Data Penelitian.
g. Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian.
h. Mengumpulkan Data Penelitian.
i. Melakukan Pengolahan dan Analisis Data Penelitian.
j. Melakukan Penarikan Kesimpulan.
k. Menyusun Laporan Penelitian.
Catatan: urutan dan jenis kegiatan yang perlu dilakukan dapat berbeda-beda, sesuai
dengan jenis penelitian.
13
2. Lingkup dan Klasifikasi Penelitian
A. Tujuan Kompetensi Khusus
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan lingkup dan klasifikasi penelitian, serta
klasifikasi penelitian bisnis.
B. Uraian Materi
2.1 Klasifikasi Penelitian
Penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai sudut pandang, diantaranya
berdasarkan:
Tabel 2.1 Beberapa Klasifikasi Penelitian
Bidang Ilmu Tujuan Metode Tingkat
Eksplanasi
Analisis dan
Jenis Data
• Penelitian
Eksak
• Penelitian
Sosial
• Penelitian
Dasar
(Murni)
• Penelitian
Terapan
• Survei
• Ex. Post Pacto
• Eksperimen
• Naturalistik
• Penelitian Kebijakan
• Penelitian
Tindakan
• Penelitian
Evaluasi
• Penelitian
Sejarah
• Deskriptif
• Komparatif
• Asosiatif
• Kuantitatif
• Kualitatif
• Gabungan
Tugas: Berikan penjelasan singkat mengenai masing-masing penelitian di atas!
2.2 Lingkup Penelitian Bisnis
Penelitian bisnis adalah proses pengumpulan dan analisis data yang sistematis dan objektif
untuk membantu pembuatan keputusan-keputusan bisnis. Perbedaan antara penelitian
bisnis dengan penelitian lain terletak pada jenis dan sifat fakta yang diuji. Fakta dalam
penelitian bisnis berkaitan dengan manusia dan usahanya untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup.
Adanya kemajuan teknologi komputer, komunikasi, transportasi dan manufaktur
merupakan faktor utama yang menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan
mengarah pada kompetisi bisnis yang ketat dalam skala global. Para manajer, atau secara
kolektif disebut manajemen, memerlukan informasi yang valid dan andal untuk
mendukung pembuatan keputusan. Penguasaan informasi diperlukan untuk mengurangi
ketidakpastian dan memperoleh keunggulan bersaing.
14
Fungsi utama manajemen sebagai pembuat keputusan, dan fungsi penyediaan informasi
(keuangan) oleh akuntansi, merupakan fungsi-fungsi yang memegang peran penting dalam
organisasi bisnis untuk bersaing. Kebutuhan informasi yang valid dan andal sebagai dasar
untuk pembuatan keputusan manajemen, mendorong perkembangan dan kebutuhan
penelitian bisnis, termasuk diantaranya penelitian manajemen dan akuntansi.
• Lingkup Penelitian di Bidang Manajemen
Berikut beberapa contoh topik utama dalam lingkup penelitian manajemen
Bisnis Umum Peramalan jangka pendek dan jangka panjang trend bisnis, inflasi dan
penentuan harga, akuisisi, ekspor dan perdagangan internasional, dsb.
Pemasaran dan
Penjualan
Potensi pasar, bagian dan segmentasi pasar, karakteristik pasar, konsep
produk baru, penjualan, saluran distribusi, promosi penjualan, perilaku
konsumen, dsb.
Keuangan Anggaran, sumber-sumber pembiayaan, modal kerja, investasi, tingkat
bunga dan resiko kredit, biaya modal, penilaian saham dan obligasi,
portofolio, hasil-resiko, rasio-rasio keuangan, analisis biaya, lembaga
keuangan, merger dan akuisisi, dsb.
Manajemen dan
Perilaku
Organisasi
Manajemen mutu terpadu, motivasi dan kepuasan kerja, gaya
kepemimpinan, produktivitas tenaga kerja, efektivitas organisasional,
budaya dan komunikasi organisasi , studi gerak dan waktu, serikat kerja, dsb.
Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Eksekutif, Sistem komunikasi bisnis, sistem pendukung keputusan, aliansi fungsi sistem informasi, personil sistem informasi, dan
pengembangan sistem informasi, dsb.
• Lingkup Penelitian di Bidang Akuntansi
Berikut adalah contoh topik penelitian dalam penelitian akuntansi.
Akuntansi
Keuangan
Teori-teori akuntansi, standar akuntansi keuangan, kebijakan dan metode
akuntansi, pengukuran dan pengakuan akuntanasi, sistem pelaporan, rasio-
rasio keuangan, dsb.
Investasi dan
Pasar Modal
Efisiensi pasar, saham dan obligasi, penawaran efek perdana, pemecahan
saham, pengumuman deviden, resiko dan hasil, institusi bursa efek, reksa dana, pengaruh pajak, insider trading, dsb.
Akuntansi
Manajemen
Anggaran, insentif, pengukuran kinerja, alokasi biaya, penentuan harga
pokok, activity based cost, manajemen mutu, just in time, dsb.
Auditing Teori audit, opini akuntan, sample audit, resiko audit, EDP audit, dsb.
Sistem Informasi
Akuntansi
Desain dan seleksi sistem, penerapan dan evaluasi sistem, pengujian
pengendalian internal, sistem database, expert system, electronic data
interchange, berbagai aplikasi perangkat lunak tertentu pada bidang manajemen keuangan, audit, proses pengajaran dan konferensi, dsb.
Pajak Perencanaan pajak, sistem dan tata cara perpajakan, akuntansi pajak, dsb.
• Linkup Penelitian di Bidang Informatika dan Komputer Berikut adalah contoh topik penelitian dalam penelitian informatika.
Rekayasa
Perangkat
Lunak
Desain dan seleksi sistem, penerapan dan evaluasi sistem, sistem database,
expert system, berbagai aplikasi perangkat lunak, dsb.
CIM dan
Simulasi Komputer
Simulasi sistem, sistem pengendalian berbasis komputer, robotik,
CAD/CAM, CAE, CAPP, dsb.
Jaringan Komputer
Sistem operasi, perancangan arsitektur dan jaringan komputer (LAN,WAN), dsb.
15
• Istilah Informatika diturunkan dari bahasa Perancis informatique, yang dalam bahasa
Jerman disebut Informatik.
• Kata ini identik dengan istilah computer science di Amerika Serikat dan computing
science di Inggris.
• Di Indonesia istilah tersebut dikenal sebagai Ilmu Komputer atau Teknik Informatika.
Istilah ini kedua-duanya dipakai di berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia untuk
menamai fakultas, jurusan, atau program studi dalam menjalankan misi akademisnya.
• Teknik Informatika/Ilmu Komputer merupakan ilmu yang mempelajari landasan
teoritis komputasi dan informasi serta penerapannya dalam sistem komputer termasuk
perangkat keras maupun perangkat lunak. • Ilmu Komputer mencakup beragam topik yang berkaitan dengan komputer, mulai dari
analisis abstrak algoritma sampai subjek yang lebih konkret seperti bahasa
pemrograman, perangkat lunak, dan perangkat keras. • Pengklasifikasian Ilmu Komputer biasanya mengacu pada Matriks Dennings, yaitu
salah satu matriks penggolongan Ilmu Komputer yang diciptakan oleh Peter J.
Dennings.
• Klasifikasi Ilmu Komputer menurut Dennnings terbagi dalam 12 sub bidang. Ke-12
subbidang Ilmu Komputer ini adalah:
1. Algoritma dan Struktur Data 2. Bahasa Pemrograman
3. Arsitektur Komputer 4. Sistem Operasi dan Jaringan Komputer
5. Software Engineering 6. Database dan Sistim Retrieval Informasi
7. Artificial Intelligence dan Robotik 8. Grafis
9. Interaksi Komputer dan Manusia 10. Ilmu Komputasi
11. Organizational Informatics 12. Bio Informatik
• Dennings memberi catatan khusus untuk bidang Bio Informatik sebagai bidang baru
yang merupakan gabungan antara Ilmu Komputer dan Biologi, dan saat ini mengalami
perkembangan yang cukup signifikan.
Teori Abstraksi Desain
Algoritma dan
Struktur Data
Teori Komputabilitas Algoritma Paralel dan
Terdistribusi
Program Aplikasi
Teori Komputasi
Kompleks
Komputasi Paralel Algoritma Efisien dan
Optimal Teori Graf
Kriptografi
Algoritma dan Teori
Probabilistik
Bahasa
Pemrograman
Bahasa Formal dan
Automata
BNF Bahasa Pemrograman
Turing Machines
Metode Parsing,
Compiling, Interpretation Formal Semantics Translator, Kompiler,
Interpreter
Arsitektur Aljabar Boolean Arsitektur Nueman Produk Hardware (PC,
Superkomputer, Mesin
Von Neumann) Teori Coding Hardware Reliability
Teori Switching Finite State Machine Sistem CAD dan
Simulasi Logika Teori Finite State Machine Model Sirkuit, Data Path,
Struktur Kontrol
Sistem Operasi
dan Jaringan
Teori Concurrency Manajemen Memori, Job
Scheduling
Produk OS (UNIX,
Windows, Mach, dsb)
16
Teori Scheduling Model Komputer
Terdistribusi
File dan File Sistem
Teori Manajemen Memori Networking (Protokol,
Naming, dsb)
Pustaka untuk Utilities
(Editor, Formatter,
Linker, dsb)
Software
Engineering
Teori Reliability Metode Spesifikasi Bahasa Spesifikasi
Program Verification and
Proof
Metode Otomatisasi
Pengembangan Program
Metodologi
Pengembangan Software
Temporal Logic Tool Pengembangan
Software
Tool untuk
Pengembangan Software
Database dan
Sistim Retrieval
Informasi
Relational Aljabar dan
Kalkulus
Data Model Teknik Pendesainan
Database (Relational,
Hierarchical, Network,
dsb) Teori Dependency
Teori Concurrency Skima Database Teknik Pendesainan
Database Sistem (Ingres,
Dbase, Oracle, dsb) Performance Analysis
Sorting dan Searching Representasi File untu
Retrieval
Hypertext System
Statistical Inference
Artificial
Intelligence dan
Robotik
Teori Logika Knowledge
Representation
Logic Programming
(Prolog)
Semantik dan Sintatik
Model untuk Natural
Language
Metode Pencarian
Heuristic
Neural Network
Conceptual Dependency Model Reasoning dan
Learning
Sistem Pakar
Kinematics and Dynamics
of Robot Motion
Model Memori Manusia,
Autonomous Learning
Teknik Pendesaian
Software untuk Logic
Programming
Grafik Teori Grafik dan Warna Algoritma Komputer
Grafik
Pustaka untuk Grafik
Geometri Dimensi Dua
atau Lebih
Model untuk Virtual
Reality
Grafik Standar
Teori Chaos Metode Komputer Grafik Image Enhacement
System
Human
Computer
Interaction
Risk Analysis Pattern Recognition Flight Simulation
Cognitive Psychology Sistem CAD Usability Engineering
Ilmu Komputasi Number Theory Discrete
Approximations, Fast
Fourier Transform and
Poisson Solvers
Pustaka dan Paket untuk
Tool Penelitian (Chem,
Macsyma, Mathematica,
Maple, Reduce, dsb)
Binary Representation Backward Error
Propagation
Teori Quantum Finite Element Models,
Organizational
Informatics
Organizational Science Model dan Simlasi
berhubungan dengan
organizational
informatics
Management Information
Systems
Decision Support
Systems Decision Sciences
Organizational Dynamics
Bioinformatik Teori Komputasi Model Komputasi DNA
Kimia
Organic Memory
Devices
Ilmu Biologi Protipe Retina dari
Silikon
Proyek Database Genom
Manusia
Medicine Model Database Genom
Manusia
Analisis Komputer
Terhadap Struktur Enzim
untuk Kesehatan
17
2.3 Karakteristik Penelitian Bisnis yang Baik
Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang kompleks dan beresiko tinggi. Oleh
karena itu, diperlukan informasi yang lengkap, akurat dan up to date untuk membuat setiap
keputusan. Untuk mendapatkan informasi diperlukan penelitian yang seksama. Menurut
Emory (dalam Sugiyono, 2005), penelitian yang baik dilakukan sebagai berikut.
1) Masalah penelitian dan tujuan harus dirumuskan dengan betul, jelas, dan spesifik,
sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran.
2) Prosedur penelitian harus dijabarkan secara rinci, sehingga orang lain dapat
memahami, dapat melaksanakan penelitian tersebut dan dapat mengulanginya tanpa
konsultansi dengan penyusunnya.
3) Prosedur dalam rancangan penelitian harus dibuat dengan teliti dan hati-hati, sehingga
dapat menghasilkan data yang valid, reliable dan objektif.
4) Peneliti harus membuat laporan lengkap, sistematis mengikuti prosedur sesuai dengan
rancangan dan mampu memberikan saran-saran untuk pemecahan masalah
berdasarkan temuannya.
5) Analisis data yang digunakan harus tepat dan mampu membuat generalisasi yang
signifikan.
6) Setiap kesimpulan yang diberikan harus didukung oleh data yang diperoleh melalui
penelitian. Jangan membuat kesimpulan berdasarkan pendapat sendiri.
7) Hasil penelitian akan lebih dipercaya, bila penelitian dilakukan oleh peneliti yang
mempunyai integritas tinggi, berpengalaman, dan telah mempunyai reputasi.
18
3. Perumusan Masalah Penelitian
A. Tujuan Kompetensi Khusus
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pokok permasalahan penelitian
B. Uraian Materi
3.1 Apakah Masalah Itu?
Masalah muncul karena adanya
a. KESENJANGAN, yaitu antara :
a. yang SEHARUSNYA dengan yang TERJADI
b. yang DIPERLUKAN dengan yang TERJADI
c. HARAPAN dengan KENYATAAN
b. Pengaduan Contoh 3.1 Pengaduan kualitas produk oleh konsumen
c. Kompetisi Contoh 3.2 Persaingan bisnis
3.2 Masalah Penelitian
Tipe masalah penelitian tergantung pada disiplin ilmu dan bidang studi yang menjadi minat
dan perhatian peneliti. Terdapat empat kemungkinan tipe masalah dalam penelitian :
a. Masalah-masalah yang ada pada saat ini di lingkungan organisasi yang memerlukan
solusi.
Contoh 3.3.
Pimpinan suatu perusahaan berdasarkan laporan realisasi penjualan selama periode
tertentu mengidentifikasi adanya masalah dalam pencapaian target penjualan produk X,
yang selama beberapa periode mengalami penurunan dibandingkan dengan volume
yang dianggarkan. Pimpinan perusahaan kemudian memutuskan untuk melakukan
penelitian faktor-faktor yang menyebabkan penurunan produk X yang tidak
menguntungkan.
b. Area-area tertentu dalam suatu organisasi yang memerlukan pembenahan atau
perbaikan.
Contoh 3.4
Manajemen perusahaan menilai bahwa kinerja bagian pengiriman produk kurang
optimal dan perlu upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen perusahaan.
Untuk itu, manajemen memutuskan untuk melakukan penelitian dalam rangka
meningkatkan optimalisasi kinerja bagian pengiriman produk.
c. Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan penelitian untuk menjelaskan fenomena.
Contoh 3.5
Anggaran sebagai alat perencanaan keuangan suatu perusahaan merupakan pedoman
untuk menilai kinerja manajer dan bawahannya dengan cara membandingkan target
anggaran dengan realisasinya. Selisih anggaran dapat bersifat menguntungkan maupun
merugikan. Secara teoritis, selisih anggaran dipengaruhi oleh dua aspek: target
anggaran yang ditetapkan dan kinerja manajer dan bawahan. Penelitian ini diarahkan
untuk menganalisis kedua aspek yang menyebabkan selisih anggaran tersebut.
19
d. Pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban empiris.
Contoh 3.6
Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara proses penyusunan
anggaran yang melibatkan pimpinan dan bawahan terhadap kinerja individu yang
terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
Contoh 3.7 Bidang Masalah dan Topik Penelitian
Bidang Masalah Topik
Pemasaran dan Penjualan Konsep produk baru, Promosi Penjualan, Perilaku Konsumen
Keuangan Penilaian saham dan obligasi, Analisis rasio keuangan
Merger dan akuisisi
Perilaku Organisasional Motivasi kerja, Gaya kepemimpinan
Budaya organisasi
Akuntansi Keuangan Standar akuntansi keuangan, Kebijakan dan metode akuntansi,
Kandungan informasi akuntansi
Akuntansi Manajemen Pengukuran prestasi manajer, Analisis biaya-volume-laba
Pembuatan keputusan investasi
Sistem Informasi Penerapan Sistem Informasi, Sikap manajemen pengguna
Aplikasi perangkat lunak komputer
3.3 Identifikasi Masalah
Sebenarnya banyak sekali masalah muncul, tidak ada individu maupun organisasi yang
tidak mempunyai masalah, tetapi perlu "mata yang terlatih" untuk menemukannya.
Masalah seringkali bisa ditemukan melalui:
a. BACAAN, terutama Laporan Penelitian. Biasanya ada rekomendasi untuk penelitian
lanjutan.
b. DISKUSI, SEMINAR, PERTEMUAN ILMIAH.
c. PERNYATAAN PEMEGANG OTORITAS. Para pemegang otoritas, baik dari
pemerintahan maupun dari bidang keilmuan.
d. PENGAMATAN SEPINTAS. Ilham yang muncul tiba-tiba karena melihat sesuatu,
tanpa ada rencana untuk menemukan masalah. Contoh penemuan konstruksi cakar
ayam.
e. INTUISI. Masalah yang muncul tiba-tiba, berupa ilham, karena terjadi semacam
"konsolidasi” berbagai informasi, yang berkaitan dengan suatu masalah, sehingga
masalah tersebut bisa terbentuk. Munculnya ilham tidak perlu karena seseorang
sebelumnya melihat sesuatu.
f. PENGALAMAN PRIBADI. Sejarah perkembangan pribadi atau professional
seseorang yang menyebabkannya mampu melihat masalah..
3.4 Pemilihan Masalah Penelitian
Usaha mengidentifikasi masalah biasanya tidak hanya menghasilkan sesuatu masalah.
Seringkali masalah yang ditemukan jumlahnya lebih dari satu. Masalah-masalah yang
ditemukan tersebut belum tentu seluruhnya cukup layak untuk diteliti, sehingga perlu
dipertimbangkan kelayakannya.
Pertimbangan kelayakan masalah untuk diteliti dilakukan melalui dua arah berikut:
a. Pertimbangan dari arah masalahnya.
Apakah masalah atau pemecahan masalah bisa memberikan sumbangan terhadap:
20
• Pengembangan teori, terutama pada bidang-bidang yang relevan dengan landasan
teori yang digunakan.
• Pemecahan masalah-masalah praktis, yang dihadapi dalam kehidupam manusia.
Karena itu kelayakan bersifat RELATIF, sesuai dengan konteksnya.
Bisa juga muncul pertimbangan lain dalam analisis kelayakan ini, misalnya:
• Apakah data tersedia ?
• Bagaimana masalah itu dinilai dari aspek nilai/norma?
2) Pertimbangan dari arah peneliti/calon peneliti.
Apakah penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan karakteristik peneliti, contoh:
• Biayanya cukup ?, Waktu yang tersedia ?, Alat memadai ?, Apakah penggunaan
teori mencukupi ?, Apakah penguasaan metoda mencukupi ?
.
3.5 Perumusan Masalah
Tidak ada aturan umum yang berlaku mengenai perumusan masalah tetapi disarankan agar:
a. Rumusan masalah hendaknya PADAT DAN JELAS.
b. Rumusan masalah hendaknya bisa memberikan petunjuk tentang pengumpulan data
yang seharusnya dilakukan.
c. Rumusan masalah harus fisibel.
d. Rumusan masalah harus signifikan.
e. Rumusan masalah bersifat etis.
Perumusan masalah atau pertanyaan penelitian merupakan tahap terakhir dari penemuan
setelah peneliti memilih bidang dan pokok masalah yang diteliti. Kriteria yang baik
menghendaki rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang jelas dan tidak ambiguitas.
Rumusan masalah dalam suatu penelitian dapat berupa lebih dari satu pertanyaan.
Contoh 3.8 Contoh rumusan masalah penelitian.
1) Bagaimanakah bentuk sistem informasi pengolahan data penjualan produk yang
berjalan di Bagian Internet Data Center Divisi JTP PT.INTI (PERSERO) Bandung?
2) Bagaimana rancangan suatu perangkat lunak berbasis multimedia untuk
mempresentasikan Universitas XYZ kepada masyarakat luar terutama kepada calon
mahasiswa dan apakah perangkat lunak tersebut cukup handal dan efektif untuk
presentasi dan promosi dalam artian informasi yang disampaikan mengena pada
sasarannya?
3) Bagaimana perancangan antarmuka yang mampu berinteraksi dengan pengguna,
sehingga mahasiswa mampu dengan cepat memahami apa yang divisualisasikan dalam
program komputer?
Rumusan masalah penelitian tidak harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Beberapa
peneliti merumuskan masalah penelitiannya ke dalam bentuk pernyataan tujuan penelitian.
Contoh 3.9 Contoh rumusan masalah penelitian dalam bentuk pernyataan.
1) Studi ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh antara partisipasi pengguna dengan
kepuasan pengguna dalam proses pengembangan sistem informasi.
21
2) Penelitian ini bertujuan untuk merancang suatu perangkat lunak berbasis multimedia
yang mampu berinteraksi dengan pengguna, sehingga mahasiswa mampu dengan cepat
memahami apa yang divisualisasikan dalam program komputer.
3) Suatu analisis mengenai persepsi kepuasan kerja karyawan tetap terhadap kebijakan
manajemen serta persepsi pegawai tetap terhadap pegawai baru di PT. XYZ.
3.6 Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah
Setelah masalah dirumuskan, perlu dipikirkan langkah-langkah kegiatan yang perlu
dilakukan hingga masalah dapat diselesaikan. Penetapan langkah-langkah ini tidak
mempunyai aturan umum, juga tidak bisa ditemukan/dipelajari melalui buku-buku/literatur
Metodologi Penelitian, sehingga biasanya diselesaikan dengan menggunakan:
• logika
• common sense
Seringkali perumusan langkah-langkah kegiatan ini dilupakan dalam perencanaan suatu
penelitian, yang dirumuskan hanya masalahnya saja, sehingga bisa sangat membingungkan
pada saat penelitian akan dilakukan.
Tugas:
Buatkan Perumusan Masalah dari tulisan di bawah ini!
Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, keberadaan pengolahan
data menjadi informasi secara terkomputerisasi menjadi sangat penting. Hal itu disebabkan
oleh pengolahan data secara terkomputerisasi dapat memberikan kontribusi yang besar
untuk kinerja suatu perusahaan. Jika dibandingkan pengolahan data secara manual,
pengolahan data secara terkomputerisasi memiliki kelebihan, seperti: pengolahan data yang
cepat dan akurat, mendukung pengolahan data dalam skala besar.
Perusahaan sebagai organisasi yang memiliki kecenderungan orientasi pada laba, selalu
membutuhkan sistem yang terkomputerisasi dalam mengumpulkan, menyimpan, dan
memproses data untuk menghasilkan informasi yang dapat membantu perusahaan dalam
melakukan perencanaan strategi dan pengambilan suatu keputusan secara efektif. Tanpa
adanya sistem yang terkomputerisasi, perusahaan akan menghadapi kendala untuk
mendapatkan informasi yang actual dan akurat. Hal itu dapat disebabkan oleh proses
pengumpulan dan pengolahan data masih dilakukan secara manual. Dengan bantuan sistem
yang terkomputerisasi pula informasi dapat dikelola dengan baik, sehingga dapat
menciptakan efisien biaya.
Perusahaan “PT. X” merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan barang.
Pada saat ini sistem informasi penjualan pada perusahaan “PT. X” masih dilakukan secara
manual sehingga kinerjanya belum efektif. Hal itu tercermin pada seringnya terjadi
keterlambatan penyusunan laporan penjualan dan piutang dagang, kesalahan pencatatan
dan perhitungan persediaan, serta pengulangan dalam pencatatan transaksi. Oleh karena
itu, perusahaan “PT. X” bermaksud mengkomputerisasikan sistem bagian penjualan untuk
memaksimalkan kinerjanya. Diharapkan setelah sistem informasi penjualan
dikomputerisasi, maka pengumpulan, penyimpanan, dan pengolahan data transaksi dapat
dilakukan secara akurat dan cepat.
Tugas: Bacalah minimal 3 buah paper/jurnal penelitian tentang Informatika, pelajari
bagaimana rumusan masalahnya?
22
4. Landasan Teori dan Pustaka
A. Tujuan Kompetensi Khusus
Mahasiswa mampu memahami dan mencari berbagai hal yang terkait dengan teori dan
sumber pustaka dalam penelitian ilmiah
B. Uraian Materi
4.1 Studi Pustaka
• Setelah Perumusan Masalah Penelitian dilakukan, selanjutnya dicari berbagai
Teori/Konsep/Generalisasi yang dapat dijadikan sebagai landasan/kerangka berpikir
(landasan teori) bagi penelitian yang akan dilakukan.
• Teori merupakan alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep,
definisi, dan proporsi yang disusun secara sistematis.
• Secara umum, teori mempunyai fungsi untuk menjelaskan, meramalkan (prediksi), dan
mengendalikan suatu gejala.
• Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang
diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai
referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar
variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
• Dengan demikian, penelitian harus didasarkan pada suatu LOGIKA tertentu dan bukan
dengan cara coba-coba (trial and error).
• Teori/Konsep/Generalisasi itu diperoleh dari BACAAN.
4.2 Sumber Bacaan
a. Kepustakaan Umum.
Untuk menemukan teori atau konsep yang sifatnya umum, misalnya dari buku-buku
teks (Textbook), Ensiklopedi, dsb.
b. Kepustakaan Khusus.
Untuk menemukan hal-hal bersifat khusus, yang dirumuskan berdasarkan kepustakaan
umum. Misalnya: jurnal, buletin penelitian, tugas akhir, tesis, disertasi, dsb.
c. Internet.
Menggunakan search engine, seperti Google di www.google.com
• Pemilihan sumber bacaan dilakukan dengan memperhatikan tiga kriteria berikut :
a. Kemutakhiran
Sumber bacaan yang lama umumnya berisi teori atau konsep lama yang mungkin
sudah tidak berlaku karena kebenarannya telah dibantah oleh penelitan yang lebih
baru. Oleh karena itu, sebaiknya sumber-sumber bacaan yang digunakan sebagai
bahan referensi penelitian adalah sumber bacaan yang terbaru.
b. Relevansi
Bacaan yang digunakan dalam penelitian haruslah mempunyai relevansi
(kecocokan) dengan masalah yang dibahas.
c. Kelengkapan
Kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca.
• Bacaan perlu dicari sebanyak mungkin agar satu sama lain bisa dibandingkan. Dengan
demikian bisa diperoleh berbagai kesimpulan yang sifatnya teoritis.
23
• Kesimpulan teoritis ini bisa digunakan untuk menemukan:
a. Faktor-faktor utama yang mendasari penelitian.
b. Mengidentifikasikan berbagai hal yang biasa menjadi variabel-variabel penelitian.
Langkah-langkah untuk melakukan pendeskripsian teori adalah sebagai berikut.
1) Tetapkan variabel-variabel yang akan diteliti dan jumlah variabelnya.
2) Cari sumber-sumber bacaan yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan
setiap variabel yang diteliti.
3) Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel
yang akan diteliti.
4) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain dan pilih definisi yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
5) Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan
analisis, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap
sumber data yang dibaca.
6) Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk
tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang
digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.
Isi dalam Bab II Landasan Teori.
Pada bagian ini diuraikan teori-teori yang menunjang dan digunakan dalam penulisan
LS/TA, yang bisa diperkuat dengan menunjukkan hasil penelitian sebelumnya, meliputi:
• Teori-teori tentang Konsep, Perangkat Analisis dan Perancangan Sistem Informasi.
• Teori-teori tentang Aplikasi/Masalah yang dibahas.
• Perangkat Lunak Pembangun Sistem.
Contoh 5.1:
Contoh isi Bab II Landasan Teori
Judul: Aplikasi Sistem Informasi Inventori Perusahaan PT XYZ Menggunakan Php dan
Mysql.
2. Landasan Teori
2.1 Sistem Informasi
2.2 Sistem Aplikasi Komputer Berbasis Web
2.3 Perangkat Analisis Sistem
2.3.1 Data Flow Diagram (DFD)
2.3.2 Entity Relational Diagram (E-R Diagram)
2.4 Perangkat Lunak Pembangun Sistem
2.4.1 Hypertext Preprocessor (PHP)
2.4.2 MySQL
2.4.3 Asynchronous Javascript And XML (Ajax)
2.5 Inventori Perusahaan
Tugas:
Bacalah satu buah Buku Teks/Buku Acuan yang sesuai dengan Program Studi yang Anda
pelajari. Tuliskan bagian-bagian yang ada dalam buku tersebut!
1. Judul Buku (asli/terjemahan,edisi ke-, No ISSN/ISBN kalau ada):
2. Pengarang:
24
3. Penerbit:
4. Tahun Terbit:
5. Jumlah Bab dan Jumlah Halaman:
Tuliskan Isi Pokok setiap bab dengan ringkas dan jelas!
Tulisakan penulisan pustakanya menggunakan format berikut.
Nama pengarang,(tahun terbit), Judul buku, Penerbit, Tempat diterbitkannya buku.
Contoh : satu pengarang
Abdul kadir, (2004), Dasar Aplikasi Database MySQL-Delphi, Andi, Yogyakarta.
Contoh : dua pengarang
Arnold, Hugh J. and Daniel C. Feldman, (1986), Organizational Behavior, McGraw-Hill. New York.
Nama Pengarang
Tahun Terbit Judul Buku Penerbit Kota Tempat Penerbit
25
5. Desain Penelitian
A. Tujuan Kompetensi Khusus
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan desain penelitian
B. Uraian Materi
5.1 Pendahuluan
• Penelitian merupakan suatu proses yang dilaksanakan selama jangka waktu tertentu
dan memerlukan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan dana.
• Penyusunan rancangan penelitian harus dilakukan sebaik-baiknya.
• Keseluruhan rancangan penelitian sangat tergantung pada desain yang dibuat peneliti.
Desain penelitian merupakan perencanaan, struktur, dan strategi penelitian dalam
rangka menjawab pertanyaan dan mengendalikan penyimpangan yang mungkin
terjadi.
• Tujuan Desain Penelitian:
� Menyediakan jawaban-jawaban yang diperlukan dalam penelitian
� Mengendalikan penyimpangan yang mungkin.
5.2 Klasifikasi Desain Penelitian
• Tujuan penelitian, pada dasarnya adalah pengembangan teori dan pemecahan masalah.
Kedua tujuan ini sifatnya masih umum. Secara lebih spesifik, hasil penelitian dapat
dimaksudkan sebagai: studi eksplorasi, studi deskriptif, dan pengujian hipotesis.
a. Studi Eksploratif
• Studi eksploratif (studi penjajagan) dilakukan jika peneliti memiliki keterbatasan
informasi mengenai masalah penelitian tertentu, karena penelitian-penelitian
sebelumnya yang meneliti permasalahan tersebut masih terbatas.
• Studi penjajagan digunakan sebagai riset awal untuk menjelaskan dan
mendefinisikan suatu masalah.
• Studi eksplorasi dapat dikelompokkan ke dalam empat katagori:
a. Survey pengalaman
b. Analisis data skunder
c. Metode studi kasus
d. Uji coba (pilot study) untuk analisis kualitatif.
• Teknik pengumpulan data umumnya: observasi dan wawancara.
• Tipe data yang dikumpulkan umumnya: data kualitatif.
b. Studi Deskriptif
• Studi deskriptif merupakan penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu
yang diperoleh peneliti dari subjek berupa: individu, organisasional, industri atau
perspektif lain.
• Tujuan studi ini untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena
yang diamati.
26
• Tipe data yang digunakan: data kualitatif dan kuantitatif.
c. Pengujian Hipotesis
• Pengujian Hipotesis bertujuan untuk menguji hipotesis.
• Umumnya penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar
variabel.
• Tipe hubungan dapat berupa hubungan korelasional, komparatif, dan hubungan
sebab-akibat.
5.3 Lingkungan Studi
• Penelitian terhadap suatu fenomena dapat dilakukan pada lingkungan yang alami
dan lingkungan yang artificial (buatan).
• Berdasarkan kondisi lingkungan penelitian dan tingkat keterlibatan peneliti,
penelitian dapat diklasifikasikan menjadi tiga katagori, yaitu: studi lapangan,
eksperimen lapangan dan eksperimen laboratorium.
a. Studi lapangan: penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan korelasional
antar variabel dengan kondisi lingkungan yang alami dan tingkat keterlibatan
peneliti minimal.
b. Eksperimen lapangan: penelitian yang dilakukan pada lingkungan penelitian
alamiah. Peneliti dalam penelitian ini memanipulasi variabel tertentu untuk
mengetaui akibat yang ditimbulkannya. Tingkat keterlibatan peneliti lebih tinggi.
c. Eksperimen Laboratorium: penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan
sebab akibat pada lingkungan buatan (artificial).
5.4 Unit Analisis
• Tingkat agregasi data yang dianalisis dalam penelitian.
• Ditentukan berdasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian.
• Merupakan elemen yang penting dalam desain penelitian karena mempengaruhi proses
pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.
• Unit analisis: tingkat individual, kelompok, dan organisasional atau tingkat
perusahaan, industri, dan negara.
5.5 Horison Waktu
• Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu (satu titik waktu)
atau dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa periode waktu yang relatif lebih
lama, tergantung pada karakteristik masalah penelitian yang akan dijawab.
a. Penelitian Satu Tahap
• Penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus. Data yang dikumpulkan dapat berupa
data dari satu atau beberapa subjek penelitian yang mencakup satu atau beberapa
periode.
b. Studi Cross Sectional
• Studi untuk mengetahui hubungan komparatif beberapa subjek yang diteliti. Tipe studi
satu tahap yang datanya berupa beberapa subjek pada waktu tertentu.
Contoh 5.1
Studi perbandingan mengenai profitabilitas lima perusahaan pada tahun tertentu.
27
c. Studi Time Series
• Studi time series lebih menekankan pada penelitian berupa data rentetan waktu.
Contoh 5.2
Penelitian mengenai perkembangan penjualan suatu perusahaan selama periode tahun
1990-1998.
5.6 Desain Sistem Informasi
• Desain Sistem Informasi dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu desain sistem secara
umum dan desain sistem terinci. Desain sistem secara umum disebut juga dengan
desain secara makro. Desain sistem terinci disebut juga dengan desain sistem secara
fisik atau desain internal..
• Arti Desain Sistem
Desain sistem dapat diartikan sebagai berikut:
1) Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.
2) Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional.
3) Persiapan untuk rancang bangun implentasi.
4) Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
5) Sistem dibentuk dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa
atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang
utuh dan berfungsi, termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-
komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem.
• Tujuan Desain Sistem
Tujuan utama desain sistem, yaitu:
1) Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem.
2) Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap
kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.
Tujuan kedua ini lebih condong pada desain sistem yang terinci, yaitu pembuatan
rancang bangun yang jelas dan lengkap untuk nantinya digunakan untuk pembuatan
progam komputernya. Untuk mencapai tujuan ini, analis sistem harus dapat mencapai
sasaran-sasaran sebagai berikut:
1) Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan.
2) Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai dengan
yang didefinisikan pada tahap perencanaan sistem yang dilanjutkan pada tahap
analisis sistem.
3) Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan
transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan
oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang lainnya yang tidak dilakukan oleh
komputer.
• Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk
masing-masing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi,
28
simpanan data, metode-metode, prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras,
perangkat lunak dan pengendalian intern.
• Personil Yang Terlibat
Pekerjaan desain sistem dilakukan oleh analis sistem dan personil-personil teknik
lainnya, seperti misalnya spesialis pengendalian, personil penjamin kualitas,
spesialis komunikasi data dan lain sebagainya.
Bagaimana dengan pemakai-pemakai sistem? apakah pemakai sistem juga harus
terlibat dalam tahap ini? banyak orang yang setuju bahwa keterlibatan pemakai
sistem sangat penting selama tahap analisis sistem. Akan tetapi bagaimana di tahap
desain sistem ini? banyak analis sistem yang mendesain sistem informasi tanpa
partisipasi yang berarti dari pemakai sistem. Hasil dari ketidak-terlibatan pemakai
sistem ini akan mengakibatkan kurang puasnya pemakai sistem terhadap cara
sistem bekerja (bahkan sistem tidak dapat memenuhi kebutuhan pemakai). Oleh
karena alasan ini, maka pemakai sistem seharusnya juga terlibat dalam tahap desain
sistem. Pemakai sistem paling tidak dapat mengkaji ulang komponen-komponen
sistem informasi yang didesain, seperti:
� pemakai sistem seharusnya mengkaji ulang tata letak dari semua laporan-
laporan dan bentuk-bentuk tampilan di layar terminal.
� Pemakai sistem juga seharusnya menilai arus percakapan dari dialog layar
terminal.
� Pemakai sistem juga seharusnya menilai cara penangkapan data, pengolahan
dari data tersebut dan distribusi informasinya.
• Desain Sistem Secara Umum
Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara
umum kepada user tentang sistem yang baru.
Desain sistem secara umum merupakan persiapan dari desain terinci. Desain secara
umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan didesain
secara rinci.
Desain terinci dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang
akan mengimplementasi sistem. Tahap desain sistem secara umum dilakukan setelah
tahap analisis sistem selesai dilakukan dan hasil analisis disetujui oleh manajemen.
Seperti halnya arsitek yang akan membangun rumah tempat tinggal, setelah arsitek
selesai melakukan analisis, maka arsitek mulai membuat sketsa secara garis besar
kepada calon pemakai rumah. Sketsa ini hanya dimaksudkan kepada calon pemakai
rumah, bukan kepada ahli teknik dan insinyur-insinyur teknik sispil yang akan
membangun rumah ini. Desain terinci yang memuat potongan-potongan gambar dengan
ukuran-ukurannya yang terinci akan dibuat setelah desain secara umum ini disetujui
oleh calon pemakai rumah. Arsitek belum akan menggambar rinci bangunannya dengan
ukurannya terinci sebelum bentuk dan susunan rumah itu sendiri disetujui oleh calon
pemakai rumah.
Analisis sistem dapat mendesain model dari sistem informasi yang diusulkan dalam
bentuk model sistem fisik dan logika. Bagan alir sistem (systems flowchart) merupakan
29
alat yang tepat digunakan untuk menggambarkan sistem fisik. Simbol-simbol bagan
allir sistem ini menunjukkan secara tepat arti fisiknya, seperti simbol terminal, hard
disk, laporan-laporan. Logical model dari sistem informasi lebih menjelaskan kepada
user bagaimana nantinya fungsi-fungsi di sistem informasi secara logika akan bekerja.
Logical model dapat digambar dengan menggunakan diagram arus data (data flow
diagram). Arus dari data di diagram arus data dapat dijelaskan dengan menggunakan
kamus data (data dictionary).
Sketsa dari sistem fisik dapat menunjukkan kepada user bagaimana nantinya sistem
secara fisik akan diterapkan. Pengolahan data dari sistem informasi berbasis komputer
membutuhkan metode-metode dan prosedur-prosedur. Metode-metode dan prosedur-
prosedur ini merupakan bagian dari model sistem informasi (model prosedur) yang akan
mendefinisikan urut-urutan kegiatan untuk menghasilkan output dari input yang ada.
Metode adalah suatu cara untuk melakukan suatu kegiatan. Suatu prosedur merupakan
rencana tahap demi tahap untuk menerapkan suatu metode. Bagan alir sistem
merupakan alat berbentuk grafik yang dapat digunakan untuk menunjukkan urut-urutan
kegiatan dari sistem informasi berbasis komputer ini. Seringkali gambar bagan alir
sistem untuk sistem informasi juga dapat digabung dengan bagan alir formulir dalam
perusahaan untuk menunjukkan hubungan dan prosedur antara sistem informasi dengn
sistem-sistem lainnya di perusahaan.
Pada tahap desain secara umum, komponen-komponen sistem informasi dirancang
dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada user bukan untuk pemrogram. Komponen
sistem informasi yang didesain adalah 1) Desain Output, Desain Input, Desain
Basisdata, Desain kendali, dan Desain Teknologi.
30
6. Variabel dan Data Penelitian
A. Tujuan Kompetensi Khusus
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan variabel, data penelitian dan pemilihan
data penelitian metode serta instrumen pengumpulan data
B. Uraian Materi
6.1 Pengertian Variabel
a. Konsep
• Konsep adalah definisi yang digunakan untuk menggambarkan - secara abstrak - sifat
suatu objek/fenomena atau generalisasi sifat sekelompok objek/fenomena, sehingga
bisa digunakan untuk menggambarkan sifat objek/fenomena sejenis.
• Konsep bisa mempunyai tingkatan generalisasi berbeda, dan semakin dekat dengan
kenyataan akan semakin mudah diukur.
• Konsep Ilmu Alam dan Konsep Ilmu Sosial.
1) Konsep Ilmu Alam lebih kongkrit, karena menggambarkan fenomena alam yang
kongkrit.
Contoh 6.1
Panas, walaupun tanpa definisi, tetap bisa dimengerti karena bisa dirasakan.
2) Konsep Ilmu Sosial lebih abstrak, perlu didefinisikan dengan jelas agar bisa
dipahami oleh semua orang dengan pengertian yang sama.
Contoh 6.2
Agresif, perlu didefinisikan/dijelaskan untuk dapat dimengerti.
• Peneliti perlu merumuskan konsep penelitian dengan baik agar hasilnya dapat
dimengerti orang lain dan memungkinkan untuk direplikasi atau diekstensi peneliti
lain.
b. Variabel
• Variabel adalah KONSEP yang mempunyai VARIASI NILAI.
Contoh 6.3
Badan adalah bukan variabel, karena tidak mempunyai variasi nilai.
Tinggi badan merupakan variabel, karena bisa bervariasi nilainya.
b.1 Identifikasi Variabel
• Ditinjau dari kepentingan penelitian, variabel bisa diartikan melalui beberapa cara,
diantaranya:
a) Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan.
b) Variabel merupakan faktor-faktor yang mempunyai peranan dalam gejala/peristiwa
yang diamati.
• Pemilihan variabel penelitian tergantung pada:
a) Landasan teoritis penelitian.
b) Hipotesis penelitian.
31
• Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian menentukan KEDALAMAN
penelitian, makin sedikit variabel yang digunakan berarti penelitian makin rendah
ketelitiannya.
b.2 Klasifikasi Variabel
• Klasifikasi variabel menunjukkan jenis/sifat variabel, sehingga berpengaruh juga pada
cara pengumpulan data.
• Terdapat beberapa macam klasifikasi variabel, diantaranya:
1) Klasifikasi variabel berkaitan dengan PROSES KUANTIFIKASI
a) Variabel Nominal (KATAGORIK/DIKOTOMIK)
� Diukur berdasarkan golongannya, tanpa memberi nilai pada setiap
golongan.
� Sifat golongan tersebut diskrit dan mutually exclusive.
Contoh 6.4: Variabel jenis kelamin, yaitu: laki-laki dan perempuan. Untuk
varibel ini tidak ada nilai apapun yang bisa diberikan kepada kedua
golongan ini.
b) Variabel Ordinal
� Diukur menurut jenjang, mengikuti suatu atribut tertentu, sehingga
diperoleh rangking/tingkatan objek jika diukur dengan variabel tersebut.
� Tidak diketahui perbandingan nilai antar tingkatan, hanya lebih tinggi atau
rendah saja.
Contoh 6.5: Dua kegiatan objek akan diukur, yaitu belajar dan olah raga.
Jika atribut yang digunakan adalah prioritas bagi kecepatan studi, maka
belajar lebih tinggi jenjang prioritasnya dibandingkan olah raga.
c) Variabel Interval
� Dinyatakan dengan interval/rentang, bukan dengan nilai mutlak.
� Hasil pengukuran dengan asumsi terdapat satuan pengukuran yang sama
� Mengandung informasi tentang urutan dan urutan jenjang obyek dari yang
satu terhadap yang lainnya.
Contoh 6.6. Berat badan diukur dengan kelas, sebagai berikut:
0 – 20 kg
21 – 40 kg
41 – 60 kg, dst.
d) Variabel Rasio
� Informasi tentang interval dan nilai mutlak atribut yang ada pada suatu
objek
� Jarak (interval) tidak dinyatakan dengan perbedaan kelas tetapi terhadap
titik nol.
Contoh 6.7. Berat badan 60 kg, berarti ada jarak 60 x satuan kilogram dari
titik nol.
3) Klasifikasi variabel berkaitan dengan FUNGSI/PERAN
1) Variabel bebas (independen), variabel yang dipelajari pengaruhnya terhadap
variabel yang lain (variabel dependen).
2) Variabel terikat (dependen); variabel yang kondisinya dipengaruhi oleh
variabel yang lain (variabel bebas/independen).
Variabel Bebas
Variabel Tergantung
32
Variabel pengaruh Variabel terpengaruh
Contoh 6.8. Kemampuan kerja dan produktivitas.
Kemampuan kerja (variabel bebas) dan produktivitas (variabel tergantung).
b.3 Definisi Operasional Variabel
• Definisi yang didasarkan pada sifat/atribut yang diamati pada obyek penelitian, bisa
berbentuk kualitatif atau kuantitatif.
• Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel
penelitian.
• Terdapat 3 pola penentuan definisi operasional variabel:
1) Berdasarkan kegiatan.
Kegiatan yang harus dilakukan/terjadi agar yang didefinisikan dianggap telah
terjadi.
Contoh 6.9. Orang pemalas adalah orang yang tidur minimal selama 60 jam
seminggu.
2) Berdasarkan operasi yang dilakukan obyek.
Menunjukkan bagaimana hal yang didefinisikan beroperasi.
Contoh 6.10. Tukang tik yang mahir adalah orang yang sanggup mengetik
tanpa melihat.
3) Berdasarkan tampaknya obyek.
Menunjukkan bagaimana objek itu tampak.
Contoh 6.11. Mangga yang mentah dagingnya berwarna putih dan kulitnya
berwarna hijau.
b.4 Hubungan Antar Variabel
• Kegiatan ilmiah banyak yang merupakan kegiatan untuk mencari/meneliti
hubungan antara 2 variabel atau lebih.
• Hubungan paling mendasar adalah hubungan antara 2 variabel, yaitu hubungan
antara Variabel Terikat (Dependent Variabel) dengan Variabel Bebas (Independent
Variabel).
• Jenis hubungan antar variabel dapat dinyatakan sebagai berikut.
a. Hubungan Simetris :
Hubungan dimana variabel yang satu tidak disebabkan/dipengaruhi variabel
lain.
1) Kedua variabel merupakan INDIKATOR konsep yang sama.
Contoh 6.12. Dingin dapat menyebabkan bulu berdiri dan rasa lapar. Di
sini bulu berdiri bukan karena rasa lapar, dan rasa lapar bukan karena
bulu berdiri.
2) Kedua variabel merupakan AKIBAT dari faktor yang sama.
Contoh 6.13. Industrialisasi mengakibatkan banyak diskotik dan banyak
tukang becak. Di sini, pertambahan jumlah diskotik bukan karena
pertambahan jumlah tukang becak, dan pertambahan jumlah tukang
becak bukan karena pertambahan jumlah diskotik.
3) Kedua variabel BERKAITAN SECARA FUNGSIONAL. Jika salah satu
ada, maka yang lainnya akan muncul.
Contoh 6.14. Jika ada majikan, mesti ada buruh. Jika ada guru mesti ada
murid.
4) Hubungan antara kedua variabel terjadi secara kebetulan, dan bukan
karena sebab akibat.
33
Contoh 6.15. Ujian diselenggarakan hari Selasa, si A tidak lulus.
b. Hubungan Timbal balik
Dalam hubungan antara 2 variabel, variabel yang satu dapat menjadi sebab
dan juga bisa merupakan akibat dari variabel lainnya.
Contoh 6.16. Penanaman modal dapat mendatangkan keuntungan.
Keuntungan memberikan kesempatan untuk menanam modal.
c. Hubungan Asimetris (2 variabel dan 3 atau lebih variabel)
Dalam hubungan antara 2 variabel atau lebih, variabel satu mempengaruhi
variabel lainnya. Hubungan asimetris dapat terdiri dari:
1). Hubungan Asimetris 2 variabel.
Hubungan antara 2 variabel (Bivariat), yaitu: variabel pengaruh (x) dan
variabel yang dipengaruhi (y).
Variabel pengaruh variabel terpengaruh
2). Hubungan asimetris 3 variabel atau lebih.
Dalam kenyataan jarang ada hubungan antara 2 variabel yang murni, selalu
ada variabel ketiga, keempat, dst., yang ikut “mengganggu” hubungan
antara dua variabel tersebut.
Hubungan Asimetris ini disebut HUBUNGAN MULTIVARIAT.
b.5 Beberapa Jenis Variabel Yang Perlu Diperhatikan Dalam Hubungan Antar
Variabel
a. Variabel Moderator
Merupakan variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan terikatn.
Variabel ini disebut variabel bebas kedua.
b. Variabel Intervening
Merupakan variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan
dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
x y
X2 y
X1
Xn
Partisipasi
(var bebas)
Kinerja
(var terikat)
Struktur organisasi (var moderating)
34
c. Variabel kontrol
Variabel yang dikendalikan atau diusahakan bernilai tetap, sehingga pengaruhnya tidak
terasa. Variabel kontrol sering digunakan peneliti jika akan melakukan penelitian yang
sifatnya membandingkan.
6.2 Tipe Data Penelitan
• Tipe data penelitian secara ekstrim dapat dikelompokkan ke dalam data kuantitatif dan
data kualitatif.
• Data kuantitatif menunjukkan jumlah atau banyaknya sesuatu.
Contoh : Pendapatan deviden, nilai persediaan produk, gaji karyawan, utang bank.
• Data kualitatif merupakan data yang dapat dikatagorikan.
Contoh 6.17.
Data yang menunjukkan jenis pekerjaan responden dapat dinyatakan dengan jumlah
responden yang bekerja sebagai pegawai negeri, pegawai swasta atau pengusaha dan
proporsi masing-masing katagori terhadap total responden.
• Permasalahan yang ada dalam pemilihan data kuantitatif umumnya berkaitan dengan
populasi data yang diteliti.
a. Populasi
• Populasi menyatakan seluruh objek yang akan diteliti.
• Populasi menyatakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu.
• Populasi dapat berupa orang, mahkluk hidup lain, benda tak hidup, perilaku,
fenomena alam, dan sebagainya.
Contoh 6.18.
Misalkan akan melakukan penelitian di perusahaan ABC, maka perusahaan ABC ini
merupakan populasi. Perusahaan ABC mempunyai sejumlah orang/subjek dan objek
yang lain. Disamping itu, perusahaan ABC juga mempunyai karakteristik orang-
orangnya, misalkan motivasi kerja, kepemimpinan, disiplin kerja, dsb.
� Populasi mahasiswa Politeknik, populasi penduduk Kota Bandung, dsb.
• Peneliti dapat meneliti seluruh elemen populasi (disebut dengan Sensus) atau meneliti
sebagian dari elemen-elemen populasi (disebut dengan penelitian Sampel).
b. Sampel
• Peneliti secara teknis umumnya mengalami kesulitan (karena keterbatasan waktu,
fasilitas, tenaga, dsb.) untuk melakukan sensus (mengambil seluruh populasi), jika
jumlah elemen populasi relatif banyak atau bahkan sulit dihitung.
• Peneliti, karena alasan praktis dapat meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi
sebagai sampel.
• Kesimpulan yang ditarik dari pengamatan/penelitian terhadap sampel kemudian
digeneralisasikan, sehingga dianggap dapat berlaku juga bagi keseluruhan populasi
yang diwakili oleh sampel.
Partisipasi (var bebas)
Motivasi (var intervening)
Kinerja (var terikat)
35
• Generalisasi mengandung resiko, ada kemungkinan tidak tepat karena sampel tidak
secara tepat mencerminkan/mewakili populasi.
• Karena itu teknik/cara penentuan sampel sangat penting dan perlu mendapat perhatian
khusus dalam suatu penelitian.
• Yang diperlukan adalah sampel yang representatif, yaitu sampel yang betul-betul
mewakili populasi.
• Terdapat 4 parameter yang dianggap menentukan apakah sampel cukup representatif,
yaitu:
1) Variabilitas populasi (tingkat keragaman individu yang merupakan anggota
populasi).
2) Ukuran/besar sampel (makin besar ukuran sampel, maka makin representatif
sampel itu sebagai wakil populasi).
3) Teknik penentuan sampel (teknik penentuan sampel perlu dipilih sedemikian rupa
sehingga dapat memperoleh sampel dengan tingkat keacakan tinggi).
4) Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi (semakin lengkap ciri-ciri populasi yang
dimasukkan dalam sampel, maka semakin representatif sampel tersebut.
c. Sampling
• Prosedur/cara untuk memilih sebagian unit yang ada dalam populasi.
Syarat Sampling yang Ideal:
• Memberikan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.
• Dapat menentukan presisi hasil penelitian dengan menentukan simpangan baku dari
taksiran yang diperoleh.
• Sederhana.
• Dapat memberikan keterangan sebanyak-banyaknya dengan biaya serendah-
rendahnya.
Tipe Sampling
a. Dilihat dari prosesnya
• Sampling dengan pengembalian
• Sampling tanpa pengembalian
b. Dilihat dari peluang (probability) pemilihannya
• Sampling non peluang
Sederhana tetapi tidak bisa dilakukan tes significant (test keberartian) karena test
tersebut melibatkan peluang (α)
Yang termasuk kategori sampling non peluang :
1) Haphazard sampling/Accidental sampling – siapa yang ditemui.
2) Voluntary sampling --- siapa yang mau.
3) Judgment sampling/Purposive sampling/Expert Choice, dimana
karakteristiknya ditentukan pakar.
4) Snowball sampling --- survei dengan topik yang luas (partai yang menang)
• Sampling peluang --- memperhatikan peluang
1) Sampling Acak Sederhana
• Untuk survey yang ruang lingkupnya luas.
• Populasi relatif homogen.
• Kerangka sampling jelas.
• Peluang unit analisis terpilih menjadi sampel sama besar (1/N).
36
• Pemilihan dengan cara undian atau tabel random.
2) Sampling Sistematik
• Biasanya untuk marketing research
• Boleh tanpa kerangka sampling.
• Pengambilan sampel berdasarkan random start (s) dan interval sampel (k).
dimana :
k = N/n
N = jumlah populasi
n = jumlah sampel yang mau diambil
Nilai s antara 1 sampai dengan k (ditentukan dengan cara diundi)
Pola pengambilan sampel:
Sampel yang diambil adalah sampel ke : s, s+k, s+2k, S+3k, dst.
• Kelemahan :
Ada periodicity (terambilnya sampel yang mempunyai karakteristik yang
sama karena letak satuan sampling yang mempunyai interval tetap)
3) Sampling Acak Distratifikasi
• Jika populasi heterogen ---- populasi dibagi ke dalam sub populasi (strata)
agar homogen (agar sampel representatif)
• Pengambilan setiap strata dilakukan menurut sampling acak sederhana
• Peneliti harus tahu variabel stratifikasinya apa (sebaiknya variabel yang
sedang diteliti atau yang erat hubungannya dengan variabel yang sedang
diteliti)
• Banyaknya strata berkaitan dengan kenaikan presisi --- sebaiknya 6 buah
• Jumlah sampel tiap strata dihitung berdasarkan proporsi
Contoh :
Industri jasa : perbankan, pendidikan, kesehatan, dsb.
4) Sampling Klaster (sederhana dan bertahap)
• Jika populasi sangat besar
• Untuk memperoleh keadaan seheterogen mungkin di dalam klaster dan
sehomogen mungkin di antar klaster
• Jika hal ini diperoleh maka cukup dua sampel saja
Contoh :
daerah administratif : kelurahan, kecamatan, kabupaten, dst.
Jumlah Sampel
• Tidak ada satupun aturan yang dapat menyatakan secara umum berapa ukuran sampel
minimal yang harus diambil, sebab dipandang dari aspek statistik begitu banyak faktor
yang berperan dalam menentukan ukuran sampel.
• Faktor-faktor yang ikut berperan dan harus diperhatikan saat menentukan ukuran
sampel minimal adalah :
� Tipe sampling yang digunakan.
� Parameter yang akan dianalisis.
� Tujuan penelitian: estimasi parameter atau menguji hipotesis.
� Sifat penelitian : komparatif atau non komparatif.
� Besarnya koefisien kepercayaan (α) dan bound of error (δ) yang akan digunakan --
-- jika masalah yang dihadapi adalah masalah estimasi.
37
� Besarnya koefisien kepercayaan (α) dan besarnya kuasa uji (1-β) -----jika masalah
yang dihadapi adalah pengujian hipotesis.
� Variasi variabel yang sedang diteliti.
� Kedalaman analisis.
� Ketersediaan satuan pengamatan (unit analisis).
� Tenaga, waktu dan biaya yang tersedia.
• Semakin besar sampel, biaya penelitian semakin mahal tetapi diperoleh tingkat
ketelitian yang lebih tinggi. Beberapa pendapat tentang ukutan sampel agar
representatif:
a. Ukuran sampel ≤ 10 % ukuran Populasi
b. Ukuran sampel ≤ 5 % ukuran Populasi
c. Ukuran sampel tergantung tingkat heterogenitas individu dalam populasi.
• Menurut Harun Al-Rasyid (1993:44), jumlah ukuran sampel suatu penelitian dapat
ditentukan dengan persamaan berikut :
N
n1
nn
o
o
+=
dimana 2
)2/α1(
od
s.zn
= −
n = ukuran sampel
Z = tingkat keyakinan (derajat kepercayaan).
s = simpangan baku rata-rata sampel.
6.3 Pengumpulan Data Penelitian
• Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh
data yang diperlukan.
• Selalu ada hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah yang
ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi metode pengumpulan
data.
• Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data harus dipilih secara tepat agar
tidak terjadi kesalahan dalam penelitian.
• Kesalahan bisa terjadi karena:
a. Jenis alat pengumpul data tidak tepat
b. Skala pengukuran tidak sesuai dengan karakteristik data yang dikumpulkan.
6.4. Jenis Data
• Berdasarkan jenis data yang diteliti, penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam:
penelitian opini, penelitian empiris, dan penelitian arsip.
• Jenis data berkaitan dengan sumber data dan pemilihan metode yang digunakan
oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian.
• Data penelitian pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu: data
subjek, data fisik dan data dokumenter.
• Data subjek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman, atau
karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian.
• Data subjek dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk tanggapan yang diberikan,
yaitu lisan (verbal), tertulis, dan ekspresi.
38
• Data fisik merupakan jenis data penelitian yang berupa objek atau benda-benda
fisik, antara lain bentuk: bangunan, atau bagian dari bangunan, dsb.
• Data fisik merupakan benda berwujud yang menjadi bukti suatu keberadaan atau
kejadian pada masa lalu.
• Data fisik dalam penelitian bisnis dikumpulkan melalui metode observasi.
• Data dokumenter adalah jenis data penelitian yang berupa antara lain: faktur,
jurnal, surat-surat, jurnal, notulen hasil rapat, memo atau dalam bentuk laporan
program.
• Data dokumenter dalam penelitian dapat menjadi bahan atau dasar analisis data
yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis dokumen
yang dikenal dengan analisis isi (content analisys).
6.5. Sumber Data
• Informasi atau data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya:
a. Data primer
Data yang diperoleh langsung dari sumber pertama atau data yang dikumpulkan
langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan yang memerlukannya.
Contoh: data kuesioner (data yang diperoleh melalui kuesioner), data survei,
data observasi, dsb.
b. Data sekunder
Data yang tidak langsung diperoleh dari sumber pertama, telah disusun dalam
bentuk dokumen-dokumen tertulis. Data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini
biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian
terdahulu.
Contoh: Data yang diperoleh di tempat-tempat tertentu, seperti perpustakaan,
BPS, kantor-kantor, dsb.
6.6 Pengumpulan Data
• Pengumpulan Data Primer dapat dilakukan dengan menggunakan metode Survei
dan Observasi.
Metode Survei
• Metode pengumpulan data primer menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis.
• Memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan responden
penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan.
• Teknik pengumpulan data menggunakan metode survei: Wawancara dan
Kuesioner.
Wawancara
• Merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan
pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian.
• Teknik wawancara dapat dilakukan melalui : tatap muka atau melalui telepon.
Kuesioner
• Alat komunikasi antara peneliti (P) dengan orang yang akan diteliti/responden (R),
berupa daftar pertanyaan yang dibagikan oleh P untuk diisi oleh R.
• Kuesioner dibedakan menjadi:
39
- kuesioner TERTULIS, yang diisi oleh R secara tertulis.
- kuesioner WAWANCARA, yang digunakan oleh P sebagai pegangan dalam
melakukan wawancara.
• Penyebaran Kuesioner:
- lewat pos/tertulis
- dibagikan langsung oleh Peneliti.
• Jenis kuesioner
1). Kuesioner tertutup
Daftar pertanyaan yang untuk setiap pertanyaannya telah disediakan sejumlah
pilihan jawaban.
2). Kuesioner terbuka
Untuk setiap pertanyaan tidak disediakan pilihan jawaban.
3). Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup.
Untuk tiap pertanyaan, selain disediakan pilihan jawaban juga diberikan
kesempatan menjawab secara bebas.
Metode Observasi
• Teknik pengumpulan data penelitian melalui proses pencatatan pola perilaku subjek
(orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau
komunikasi dengan individu-individu yang diteliti.
• Kelebihan metode ini dibandingkan dengan metode survei bahwa data yang
dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat dan bebas dari response bias.
• Metode observasi dapat menghasilkan data yang lebih rinci mengenai perilaku
(subjek), benda atau kejadian (objek) dibandingkan dengan metode survei.
• Objek atau kejadian yang dapat diobservasi antara lain berupa perilaku fisik,
perilaku verbal, perilaku ekspresif, benda fisik, atau kejadian-kejadian yang rutin
dan temporal.
• Observasi dapat dilakukan langsung oleh peneliti atau dengan bantuan alat
(observasi mekanik), misalnya kamera foto, video, mesin penghitung.
• Observasi dapat dilakukan dengan sepengetahuan subjek yang diteliti atau tanpa
sepengetahuan responden.
• Tujuan observasi dalam banyak hal adalah untuk memahami perilaku dan kejadian-
kejadian dalam lingkungan sosial.
• Ada dua teknik observasi yang dapat digunakan pada penelitian terhadap
lingkungan sosial, yaitu: participant observation dan nonparticipation observation.
• Participation observation, peneliti melakukan observasi dengan cara melibatkan diri
atau menjadi bagian dari lingkungan sosial atau organisasi yang diamati.
• Nonparticipation observation, peneliti dapat melakukan observasi sebagai
pengumpul data tanpa melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan sosial
atau organisasi yang diamati.
• Analisis konten, merupakan metode pengumpulan data penelitian melalui teknik
observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen. Tujuan dari
analisis konten ini adalah melakukan identifikasi terhadap karakteristik atau
informasi spesifik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan deskripsi
yang objektif dan sistematik.
40
7. Teknik Analisis Data Penelitian
A. Tujuan Kompetensi Khusus
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik pengolahan dan analisis data
menggunakan tool statistik.
B. Uraian Materi
7.1 Pendahuluan
• Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahap
pemilihan dan pengumpulan data penelitian.
• Proses analisis data penelitian umumnya terdiri atas beberapa tahap, yaitu: tahap
persiapan, analisis deskriptif, pengujian kualitas data dan pengujian hipotesis.
7.2 Tahap Persiapan
• Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperlukan
dalam penelitian.
• Untuk memudahkan proses analisis data dan interpretasi hasilnya, dilakukan tahap
persiapan data berupa: pengeditan, pemberian kode, dan pemrosesan data.
Pengeditan
• Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan terhadap
data penelitian untuk memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data
dengan teknik statistik.
• Data penelitian yang dikumpulkan melalui metode survei atau metode observasi perlu
diedit dari kemungkinan kekeliruan dalam proses pencatatan yang dilakukan oleh
pengumpul data, pengisian kuesioner yang tidak lengkap atau tidak konsisten.
• Tujuan pengeditan adalah untuk menjamin kelengkapan, konsistensi, dan kesiapan data
penelitian dalam proses analisis.
Pemberian Kode
• Pemberian kode merupakan proses identifikasi dan klasifikasi data penelitian ke dalam
skor numerik atau karakter simbol.
• Proses ini diperlukan terutama untuk data penelitian yang dapat diklasifikasi, misalkan
jawaban dari tipe pertanyaan tertutup yang tidak memberikan alternatif kepada
responden selain pilihan jawaban yang tersedia.
• Pengkodean data berarti menerjemahkan data kedalam kode, biasanya kode
angka, yang bertujuan untuk memindahkan data tersebut ke dalam media
penyimpanan data dan analisis komputer lebih lanjut. Pemindahan variabel
dalam kode akan mempermudah analisis statistik. Oleh karena itu dalam
pembuatan kuesioner perlu dipikirkan bagaimana teknik pengkodeannya.
Pemrosesan Data
• Pada saat ini, banyak peneliti melakukan analisis data dengan bantuan komputer.
Beberapa paket aplikasi statistik yang dapat digunakan antara lain: SPSS, SAS, dan
Minitab.
41
7.3 Statistik Deskriptif
• Statistik Deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi
data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.
• Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel
numerik dan grafik.
• Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data demografi responden.
• Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain berupa: frekuensi, tendensi sentral
(rata-rata, median, modus), dispersi (deviasi standar dan varian) dan koefisien korelasi
penelitian.
7.4 Pengujian Hipotesis
• Pengujian hipotesis merupakan proses pembuatan keputusan yang menggunakan
estimasi statistik sampel terhadap parameter populasinya.
• Pengujian hipotesis memerlukan elemen-elemen:
a. pernyataan hipotesis yang dapat dirumuskan dalam bentuk hipotesis nol atau
hipotesis alternatif.
b. penentuan daerah penerimaan dan daerah penolakan hipotesis berdasarkan kriteria
keputusan dan teknik pengujian satu sisi atau dua sis
c. penghitungan statistik terhadap data yang dikumpulkan pembuatan kesimpulan
menolak atau mendukung hipotesis.
42
8. Memahami Sistem Informasi A. Tujuan Kompetensi Khusus
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sistem informasi dan perancangan system
informasi.
B. Uraian Materi
8.1 Pendahuluan
Analisis sistem didefinisikan sebagai cara untuk memahami dan menspesifikasi dengan
rinci apa yang harus dilakukan oleh sistem. Sementara sistem desain diartikan sebagai cara
untuk menjelaskan dengan rinci bagaimana bagian-bagian sistem informasi
diimplementasikan.
Analisis: mendefinisikan masalah, desain: memecahkan masalah.
8.2 Metoda E-I-A-I-J untuk mengenali Sistem Informasi
Elemen Entitas dari sistem informasi adalah Data, Informasi, Pengetahuan, dan
Kebijaksanaan.
Pengenalan Sistem Informasi dapat dilakukan dengan beberapa metode (Witarto,2004)
yaitu:
a. Mengenali kehadiran sebagian Elemen sistem pengolah data
b. Melihat Interaksi antar orang dalam organisasi
c. Melihat Aliran Dokumen
d. Melihat Interaksi antar orang dengan media pelaksana pengolahan data
e. Menganalisis dokumen Job deskripsi
Tugas:
Observasi sistem informasi perpustakaan di Politeknik Piksi Ganesha. Gunakan tabel di
bawah ini untuk mengenali sistem informasi pendaftaran tersebut.
Entitas: D-I-P Hasil Survei
1 Data
2 Informasi
3 Pengetahuan
Aktivitas E-I-A-I-J Hasil Survei
1 Elemen SPD
2 Interaksi Antar Orang
3 Aliran Dokumen
4 Interaksi orang – SPD
5 Job deskripsi/struktur
organisasi
43
8.3 Menganalisis Proses Bisnis Organisasi
Analisis proses bisnis dikelompokkan menjadi dua, yaitu: analisis kompleksitas organisasi
dan analisis kompleksitas sistem informasi.
Analisis kompleksitas organisasi digunakan untuk memetakan proses-proses dari elemen
organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Metodanya meliputi: pemahaman
tentang manfaat, dekomposisi aktivitas, serta alokasi sumber daya organisasi [M-D-A].
Analisis sistem informasi digunakan untuk memetakan proses pengolahan data dan
komunikasinya pada peta proses atau aktivitas elemen organisasi. Metodanya meliputi
konsep-konsep dasar merujuk pada lima pendekatan E-I-A-I-J dan analisis C-O-R-L
(Pencatatan, Pengolahan, Perekaman, dan Pelaporan).
Tugas:
1. Analisis M-D-A
a. Apa manfaat Sistem Perpustakaan Politeknik Piksi Ganesha
b. Bagaimana pembagian kerja di Perpustakaan Politeknik Piksi Ganesha (proses dan
prosedur kerja)
c. Alokasi Sumber Daya sistem perpustakaan Politeknik Piksi Ganesha.
2. Analisis Kompleksitas Sistem Informasi Perpustakaan
a. Apa yang perlu dicatat?
b. Bagaimana proses pengolahan datanya?
c. Bagaimana menyimpan datanya?
d. Bagaimana ekstrasi informasinya?
e. Buat dekomposisi fungsi aktivitas perpustakaan Politeknik Piksi Ganesha.
8.4 Menganalisis Kompleksitas Sistem Organisasi
Konsep dasar yang digunakan untuk menganalisis komplesitas organisasi adalah konsep
fungsi manajemen dan analisis manfaat sistem organisasi. Konsep fungsi manajemen
membahas fungsi dasar manajemen dan fungsi pendukungnya. Analisis manfaat membahas
tujuan organisasi, analisis SWOT dan analisis CSF.
Tugas:
4) Identifikasi segmen siklus hidup manfaat perpustakaan Politeknik Piksi.
5) Identifikasi berdasarkan analisis SWOT
8.5 Proses Pengembangan Sistem Informasi
• Sistem dapat diaplikasikan untuk pemecahan berbagai macam masalah. Ketika hal ini
dilibatkan dalam perkembangan pemecahan sistem informasi dalam masalah
pekerjaan, ini disebut perkembangan sistem informasi atau pengembangan aplikasi.
Sistem informasi selalu menggambarkan, merancang, dan mengimplementasikan
dengan menggunakan proses perkembangan sistematis oleh pengguna terakhir dan
informasi tertentu merancang sistem informasi berdasarkan pada analisa kebutuhan
44
informasi dalam organisasi. Jadi, bagian utama dari proses ini adalah mengetahui
rancangan dan analisis sistem.
• Ketika pendekatan sistem diaplikasikan untuk perkembangan dari pemecahan sistem
informasi, banyak proses dan siklus yang timbul, salah satunya Siklus Perkembangan
Sistem, atau siklus hidup perkembangan sistem (SDLC). Gambar di bawah ini
merupakan tahap yang terdapat dalam siklus perkembangan sistem informasi
tradisional.
PENGERTIAN MASALAH
BISNIS ATAU KESEMPATAN
PENGEMBANGAN
PEMECAHAN
SISTEM
INFORMASI
IMPLEMENTASI
PEMECAHAN
SISTEM
INFORMASI
Pemeriksaan
sistem
Produk:
Studi
kelayakan
Analisa sistem
Produk:
Kebutuhan
sistem
Perancangan
sistem
Produk :
Spesifikasi
sistem
Implementasi
sistem
Produk :
Sistem operasional
Pemeliharaan
sistem
Produk :
Sistem
pengembangan
�Mengukur apakah masalah pekerjaaan itu
nyata
�Pemimpin studi kelayakan mengukur
apakah sistem informasi baru atau sistem
informasi berkembang yang dibutuhkan.
�Rencana proyek pengembangan
manajemen dan perolehan persetujuan
manajemen.
�Pengguna membutuhkan informasi yang
rinci untuk dianalisa, lingkungan
organisasi, dan berbagai macam sistem
yang digunakan.
�Pengguna membutuhkan input logik,
proses, output, penyimpanan dan
kebutuhan pengawasan untuk
pengembangan sistem
�Spesifikasi pengembangan dalam
perangkat keras (mesin dan media),
perangkat lunak (program dan prosedur),
manusia (ahli dan pengguna), sumber
data, dan produk informasi yang
merupakan kebutuhan yang dapat
memuaskan pengguna akhir.
�Mendapatkan (mengembangkan) dan
pemasangan peangkat keras dan
perangkat lunak.
�Sistem pemeriksaan dan sistem
penyimpanan.
�Melatih manusia untuk mengoperasikan
dan menggunakan sistem.
�Mengganti sistem baru.
�Menggunakan implementasi terdahulu
untuk diproses ulang dalam monitor,
evaluasi dan modifikasi sistem jika
dibutuhkan.
45
• Perkembangan sistem informasi direalisasikan dalam Fourth-generetion languages
(4GL), Computer Aided System Engineering (CASE), dan Pembuatan Prototype
secara otomatis dan digantikan oleh beberapa aktivitas dalam perkembangan sistem
informasi. Langkah - langkah dalam proses perkembangan ini.
1) Pemeriksaan Sistem
• Tahap pemeriksaan sistem merupakan langkah pertama dalam proses perkembangan
sistem. Tahap ini termasuk menampilkan, memilih, dan studi awal dalam usulan
pemecahan sistem informasi untuk masalah pekerjaan. Pemeriksaan sistem tertentu
meliputi langkah - langkah yang dapat dilihat dalam gambar di bawah ini dimana
sistem informasi besar diusulkan untuk perkembangan.
a) Perencanaan Sistem Informasi
• Proses perencanaan sistem informasi yang sesungguhnya merupakan bagian kecil
dari proses perencanaan pekerjaan yang diinginkan dalam organisasi. Ada banyak
kesempatan untuk penggunaan sistem informasi untuk mendukung organisasi
pengguna terakhir dan operasi bisnisnya, manajemen pembuat keputusan dan
sasaran strategis. Bagaimanapun, dalam dunia nyata, pengguna akhir, departemen
dan organisasi itu sendiri mempunyai batasan pada manusia dan sumber keuangan
yang akan dialokasikan untuk perkembangan sistem informasi yang baru, tidak
perduli dengan yang mereka inginkan. Oleh karena itu, pekerjaan dan perencanaan
sistem informasi membantu untuk menghasilkan, menampilkan, dan memilih
sistem informasi yang potensial untuk dikembangkan.
b) Studi Kelayakan
• Studi kelayakan adalah studi awal untuk memeriksa kebutuhan informasi calon
pengguna akhir dan tujuannya, batasan, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat,
dan kelayakan dari proyek yang diusulkan. Metode yang sama dalam pengumpulan
informasi merekomendasikan yang mudah dalam pendekatan sistem (wawancara,
observasi, dan sebagainya) yang digunakan untuk mengumpulkan data untuk studi
kelayakan.
c) Kelayakan Suatu Sistem
• Kelayakan dari sistem yang diusulkan dapat dievaluasi berkaitan dengan empat
kategori utama, yang telah diringkas dan yang digambarkan dalam gambar 4.4.
Pemilihan dan
Perencanaan
Sistem
� Peninjauan organisasi untuk menggambarkan dan memilih proyek pengembangan sistem yang potensional, termasuk pembangkit tersebut oleh proses perencanaan sistem informasi yang sesungguhnya.
Studi Kelayakan
� Membuat laporan pengukuran kebutuhan informasi pengguna akhir. Mengukur kelayakan dari pengembangan baru atau sistem informasi berkembang untuk pemuasan kebutuhan. Rencana proyek berkembang.
Laporan Kelayakan
� Penyimpanan dan penghubungan akibat dari studi kelayakan pada pengguna akhir dan pengatur (manajemen)
46
2) Analisis Sistem
• Analisa sistem bukan merupakan studi awal. Ini merupakan studi yang digunakan
oleh pengguna akhir sebelum perancangan sistem informasi baru dapat
diselesaikan.
• Produk akhir dari analisa sistem adalah seluruh kebutuhan sistem untuk usulan
sistem informasi (ini juga disebut spesifikasi fungsional atau kebutuhan
fungsional). Untuk proyek perkembangan yang besar, produk ini mengambil
bentuk dari laporan kebutuhan sistem, dengan menetapkan kemampuan yang
diperlukan untuk kebutuhan informasi pengguna akhir. Perancangan suatu sistem
dibutuhkan sebelum penyelesaian tahap perancangan sistem. Lihat gambar 4.5
a) Analisis Lingkungan Organisasi
• Analisa lingkungan organisasi merupakan langkah utama yang penting dalam
analisa sistem. Itulah sebabnya harus mengetahui tentang organisasi, struktur
manajemen, orang - orangnya, aktivitas pekerjaan, sistem lingkungan harus
berhubungan dengan itu, dan itu adalah sistem informasi yang berlaku. Memahami
spesifikasi operasi kerja kelompok pengguna akhir yang akan dipengaruhi oleh
sistem informasi baru atau sistem informasi berkembang yang diusulkan.
b) Analisa Sistem Yang Ada
Kelayakan Organisasi
Bagaimana sistem itu mendukung
rencana strategis organisasi.
Kelayakan Teknis
Kemampuan, keandalan, dan
kesediaan perangkat keras dan
perangkat lunak.
Kelayakan Ekonomi
• Ongkos penyimpanan.
• Peningkatan pendapatan.
• Penurunan investasi
• Peningkatan profit.
Kelayakan Operasi
• Penerimaan pengguna.
• Dukungan manajemen.
• Kebutuhan pembeli, pemasok
dan pemerintah
Analisis Lingkungan Organisasi
Analisis Sistem Yang Ada
Analisis Kebutuhan Sistem
Kebutuhan Sistem
W Menganalisa secara rinci kebutuhan informasi oleh
organisasi pengguna akhir dan subsistem dan sistem
liingkungan.
W Analisa sumber, produk dan aktivitas dari sistem
informasi yang sekarang digunakan.
W Mengukur kempuan sistem informasi yang akan
memenuhi kebutuhan informasi pengguna akhir
W Penyimpanan dan penghubungan input logik, proses,
output, penyimpanan dan pengawasan kebutuhan
informasi baru atau sistem informasi berkembang yang
diusulkan.
47
Spesifikasi Sistem
� Mengembangkan spesifikasi yang lebih umum tentang bagaimana aktivitas input, pengolah, output, penyimpanan, pengendalian memenuhi persyaratan sistem yang dikembangkan pada tahap analisis sistem
� Menghasilkan dokumen dan komunikasi yang lebig detil dari sistem yang diajukan kepada pengguna akhir
• Sebelum merancang sistem baru, adalah penting untuk belajar sistem yang akan
dikembangkan atau digantikan (jika itu adalah satu). Harus menganalisa bagaimana
sistem ini menggunakan perangkat keras, perangkat lunak, dan sumber daya
manusia untuk mengkonversi sumber data organisasi kedalam produk informasi
untuk pengguna terakhir. Perlu menganalisa apakah sumberdaya sistem ini
digunakan untuk memenuhi sistem informasi aktivitas masukan, proses, keluaran,
penyimpanan, dan kendali. Kemudian, dalam tahap perancangan sistem ini, kamu
dapat menetapkan apa sumberdaya ini, produk, dan aktivitas dalam sistem yang
harus kamu rancang.
c) Analisis Sistem Kebutuhan
• Langkah ini adalah salah satu langkah sulit dalam analisa sistem. Disini harus
mencoba, pertama, untuk menentukan kamu (atau pengguna akhir) memerlukan
informasi tertentu (ini kadang - kadang disebut analisa kebutuhan atau analisa
kebutuhan pengguna). Kedua, harus mencoba menentukan kebutuhan kemampuan
proses informasi untuk masing - masing aktivitas sistem (masukan, proses,
keluaran, penyimpanan, kendali) untuk mengetahui kebutuhan informasi (ini
kadang - kadang disebut analisa kebutuhan fungsional). Akhirnya, harus mencoba
untuk mengembangkan syarat sistem logika. Kesulitan dari tahap pertama
persyaratan analisa merupakan alasan utama pengembangan dari metode alternatif
pengembangan sistem, seperti sistem-sistem paket dan rancangan kerja.
3) Rancangan Sistem
• Analisis sistem menjelaskan sebuah sistem apa yang harus memenuhi informasi
yang dibutuhkan oleh para pengguna. Rancangan sistem terdiri dari aktivitas
rancangan logika dan rancangan fisik, dimana keduanya menghasilkan spesifikasi
sistem yang memenuhi persyaratan sistem yang dikembangkan dalam tahap analisa
sistem. Gambar di bawah ini menjelaskan gambaran dari rancangan sistem. Para
pengguna akhir dan analis sistem dapat menggunakan berbagai macam peralatan
dan metode untuk membuat rancangan sistem.
Rancangan Sistem Logika
Rancangan Sistem Fisik
� Mengembangkan spesifikasi yang lebih detil
48
� Tampilan, formulir, laporan, rancangan dialog
� Rancangan Struktur Elemen data
� Rancangan Prosedur dan Program
Pengguna Antar Muka, Data, dan Rancangan Proses
• Cara lain untuk mendapatkan rancangan sistem dapat dijelaskan pada gambar 4.8.
Konsep ini difokuskan pada tiga hasil utama dari tahap perancangan rancangan kerja.
Rancangan sistem terdiri dari tiga aktivitas: pengguna antar muka, data, rancangan
proses. Menghasilakan spesifikasi untukmetode pengguna antar muka dan hasil yang
didapatkan, struktur data base, dan pengolahan dan prosedur-prosedur pengendalian.
Rancangan Pengguna Antar Muka
• Aktivitas rangcangan pengguna antar muka difokuskan pada perancangan interaksi
antara pengguna akhir dan sistem-sistem komputer. Hal tersebut ditekankan pada
metode input/output dan konversi data dan informasi dalam bentuk yang dibaca oleh
manusia dan mesin.
Rancangan Data
• Aktivitas rancangan data difokuskan pada rancangan struktur logika dari data base dan
file-file yang akan digunakan oleh sistem informasi. Rancangan data tersebut
menghasilkan spesifikasi yang lebih rinci dari:
1) Keterkaitan (orang, tempat, benda, kejadian) mengenai dimana sistem informasi
yang diajukan harus memelihara informasi.
2) Hubungan yang harus dimiliki oleh setiap masukan masukan.
3) Elemen-elemen data yang spesifik (data base, file, rekaman-rekaman,dll) perlu
dipelihara untuk setiap masukan-masukan oleh sistem informasi.
4) Aturan-aturan yang mengatur bagaimana setiap elemen data dispesifikasikan dan
digunakan dalam sistem informasi.
Rancangan Proses
• Aktivitas rancangan proses difokuskan pada perancangan sumber-sumber perangkat
lunak. Oleh karena itu program-program dan prosedur dibutuhkan oleh sistem
informasi yang diajukan. Hal ini ditekankan pada pengembangan spesifikasi yang
lebih terperinci dari modul-modul program yang harus diubah sebagai paket-paket
perangkat lunak atau yang dikembangkan oleh pemrograman tertentu.
Rancangan Pengguna Antar Muka
Rancangan Data
Rancangan Proses
49
Rancangan Sistem Logika
• Rancangan sistem logika melibatkan pengembangan spesifikasi yang lebih umum
pada bagaimana aktivitas sistem informasi dasar dari input, pengolahan, output,
penyimpanan, dan pengendalian dapat memenuhi keinginan pengguna.
Perancangan Sistem Fisik
• Perancangan melibatkan sistem yang detail dari pengguna metode interface dan
produk, struktur data base, proses dan pengendalian proses, perangkat keras, perangkat
lunak, dan personil pengembangan spesifikasi untuk sistem yang diajukan.
Perancangan sistem menggunakan pengetahuan operasi bisnis, pengolahan informasi,
dan perangkat keras serta spesifikasi perangkat lunak dari perancang fisik sistem
informasi. Sebenarnya, ini harus sama dengan masukan, pengolahan, keluaran,
penyimpanan dan pengembang. Perancangan tersebut harus dispesifikasikan dengan
seberapa baik sumber akan mengubah data-datanya (disimpan dalam files atau data
base yang telah dirancang) ke dalam informasi yang dihasilkan (display, respon-
respon, laporan, dan dokumen-dokumen). Spesifikasi tersebut adalah produk akhir dari
tahap perancangan sistem, dan dihubungkan dengan spesifikasi sistem.
50
9. Analisis Sistem Informasi A. Tujuan Kompetensi Khusus
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses analisis sistem informasi.
B. Uraian Materi
1. Uraian prosedur
Penjelasan singkat tentang tatalaksana proses yang terjadi di perusahaan yang dapat
membantu memperjelas ruang lingkup sistem yang akan dirancang.
2. Dekomposisi Fungsi (Khusus Metodologi Terstruktur)
Gambar tersusun tentang pemisahan fungsi-fungsi yang ada di dalam organisasi.
3. Analisis Proses (Metodologi Terstruktur)
a. Proses Bisnis, yang menjelaskan kegiatan bisnis yang berjalan pada sistem saat
ini.
b. DAD sistem yang berjalan, dalam bentuk Logical DFD.
c. Spesifikasi Proses (untuk semua primitif).
d. Uraian dari spesifikasi proses yang merupakan proses menjelaskan hal-hal yang
tidak terceritakan pada Model Proses (DAD & Kamus Data).
Spesifikasi proses
Nomor : Nomor proses yang sesuai dengan nomor pada DAD
Nama : Nama proses yang sesuai dengan nomor pada DAD
Masukan : Nama-nama data masukan proses yang tertera pada DAD
Keluaran : Nama-nama data masukan proses yang tertera pada DAD
Uraian : Menjelaskan berbagai macam uraian yang berkaitan dengan
komputasi yang terjadi dalam proses
Contoh:
Spesifikasi Proses
Nomor : 1.P
Nama : Pencetakan Kwitansi
Masukan : Faktur, Pembayaran
Keluaran : Kwitansi
Uraian :
• Jumlah pembayaran yang tertera pada kwitansi adalah jumlah
sisa tafihan seperti yang tertera pada faktur dikurangi
ditambah dengan PPN sebesar 10% dari total transaksi
• Tanggal kwitansi disesuaikan dengan tanggal pembayaran
• Informasi pelanggan didapat dari arsip faktur yang telah
dibuat terlebih dahulu sebagai dasar penagihan pembayaran
atas transaksi penjualan
51
Analisis Proses (Metodologi Berorientasi Object)
Activity Diagram
Gambarkan Activity Diagram yang menunjukkan penggunaan Masukan dan
Keluaran yang dipakai pada sistem berjalan.
Contoh:
4. Analisis Keluaran
Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dianalisis. Tiap
keluaran sebaiknya dirinci.
Nama Keluaran : nama keluaran
Fungsi : dipakai untuk apa
Media : dalam bentuk apa
Distribusi : kepada siapa saja sesuai dengan jumlah rangkap
Rangkap : satu, … sesuai dengan distribusi
Frekuensi : kapan dihasilkan
Volume : rata-rata persatuan waktu
Format : seperti apa bentuk keluarannya
(petunjuk ke Lampiran – sebutkan lampiran berapa
beserta halamannya
Keterangan : hal-hal yang ingin ditambahkan
Hasil Analisis : kesimpulan apa yang diperoleh dari analisis yang
dilakukan
Contoh:
Nama Keluaran : Kwitansi
Fungsi : Bukti atas terjadinya transaksi pembayaran
Media : kertas
Distribusi : Pelanggan, Keuangan, Arsip
Rangkap : Tiga (3)
Frekuensi : Setiap terjadi transaksi pembayaran
Volume : Lima kali per hari
Format : Lampiran A.1 halaman 123
Keterangan :
Hasil Analisis :
52
• Tidak terteranya informasi nota tagihan yang
menyebabkan sulitnya mencati kaitan pembayaran
terhadap tagihan tertentu
• Tidak jelasnya identitas pembeli
5. Analisis Masukan
Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dianalisis. Tiap
masukan sebaiknya dirinci.
Nama masukan : nama masukan
Sumber : berasal dari mana
Fungsi : dipakai untuk apa
Media : dalam bentuk apa
Rangkap : satu atau berapa
Frekuensi : kapan dihasilkan
Volume : rata-rata persatuan waktu
Format : seperti apa bentuk masukannya
(petunjuk ke Lmapiran – sebutkan lampiran berapa
beserta halamannya)
Keterangan : hal-hal yang ingin ditambahkan
Hasil Analisis : kesimpulan apa yang diperoleh dari analisis
Contoh
Nama masukan : Pesanan
Sumber : Pelanggan
Fungsi :
Media : kertas
Rangkap : satu
Frekuensi : Setiap awal terjadi transaksi penjualan
Volume : Lima kali per hari
Format : Lampiran A.1 halaman 123
Keterangan : Pesanan disampaikan pelanggan melalui Faximile
Hasil Analisis :
• Bentuk yang tidak terstruktur
• Informasi yang kadang kala dirasa tidak jelas
6. Analisis Data
Berisi penjelasan tentang semua simpanan data pada DAD dan hubungan diantaranya.
Uraian dituangkan dalam uraian dengan format sebagai berikut.
Nama Data Store : Merujuk pada nama Data Store (Simpanan Data)
yang ada pada DAD
Deskripsi : Penjelasan singkat yang menjelaskan Data Store
(Simpanan Data)
Media : Menjelaskan bentuk fisik dari Data Store yang ada
pada sistem saat ini
Kaitan dengan data
masukan
: Uraian singkat yang menjelaskan kaitan antara
Data Store dengan data masukan yang ada
53
Kaitan dengan data
keluaran
: Uraian singkat yang menjelaskan kaitan antara
Data Store dengan data keluaran yang ada
Deskripsi data : Menjelaskan detil item data-data yang tersimpan
dalam Data Store
Contoh:
Nama Data Store : Invoice
Deskripsi : Kumpulan data yang berkaitan dengan data
tagihan yang harus dibayarkan oleh pelanggan
Media : Pengarsipan dalam folder
Kaitan dengan data
masukan
: • Dibuat berdasarkan data pesanan yang
dilakukan
• Memperhatikan barang telah diterima dengan
melihat data surat jalan, hal ini dilakukan
karena nilai tagihan hanya dikenakan terhadap
barang yang telah diterima pembeli
Kaitan dengan data
keluaran
: Digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
kwitansi sebagai bukti pembayaran
Deskripsi data : 1. No Invoice
2. Tanggal Tagihan
3. Tanggal Jatuh Tempo
4. Nama Pelanggan
5. Jumlah Tagihan
6. Beberapa barang yang terdiri dari Barang,
Harga Satuan, Jumlah
7. Identifikasi Kebutuhan
Rangkuman hasil analisis dalam bentuk uraian masalah yang ada dikaitkan dengan
pengelolaan sumber daya, kebutuhan sistem untuk perbaikan yang diinginkan, dan
segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan yang dapat diberikan sistem ke
pengguna. Kebutuhan-kebutuhan yang diurai adalah kebutuhan yang ingin dicapai.
Bentuk yag diuraikan dituangkan dalam format sebagai berikut.
Kebutuhan : Menyebutkan nama proses yang dibutuhkan.
Masalah : Menguraikan dasar pemikiran yang mendasari mengapa
kebutuhan yang diuraikan tersebut diperlukan.
Usulan : Menguraikan bentuk dari usulan yang akan dimasukkan
sebagai salah satu hal yang harus ada dalam rancagan proses.
Contoh:
Kebutuhan : Menyebutkan nama proses yang dibutuhkan.
Masalah : Menguraikan dasar pemikiran yang mendasari mengapa
kebutuhan yang diuraikan tersebut diperlukan.
Usulan : Menguraikan bentuk dari usulan yang akan dimasukkan
sebagai salah satu hal yang harus ada dalam rancagan proses.
54
8. Package Diagram (Metodologi Berorientasi Object)
Dibuat jika dalam satu halaman dapat terdiri lebih dari 9 Use Case.
9. Use Case Sistem Usulan (Metodologi Berorientasi Object)
10. Deskripsi Use Case (Metodologi Berorientasi Object)
Menjelaskan setiap Use Case yang digunakan dalam sistem yang diusulkan. Format
yang diinginkan adalah sebagai berikut.
Use Case : Nama Use Case.
Actor : Nama Aktor yang terlibat.
Deskripsi : Cerita mengenai skenarion dari Use Case secara detail.
Contoh:
Use Case : Cetak Kwitansi.
Actor : Staf Penjualan.
Deskripsi : • Kwitansi merupakan bukti penagihan untuk pelunasan
bayar yang berisi no_kwit, tgl_kwit, no_nota, nm_plg,
dan jumlah.
• no_kwit didapat dari no_kwit terakhir (pada file
Kwitansi) ditambah dengan satu.
• tgl_kwit didapat dari tanggal sistem saat pencetakan
kwitansi.
• no_nota dientri oleh user sedangakan DP diambil dari file
Nota.
• Pada akhir kwitansi dilakukan penghitungan total yang
diproses dengan cara mentotal seluruh jumlah, sedangkan
jumlah diproses dengan mengkalikan hrg_jual dengan qty
(hrg_jual dan qty berasal dari file Isi).
• Pada akhir kwitansi juga dilakukan penghitungan sisa
yang diproses dengan cara:
55
• Jika DP>=total maka sisa=DP-total
• Jika DP<total maka sisa=total-DP
• Pada akhir kwitansi dicetak jumlah yang diisi dengan
variabel sisa.
• no_kwit, tgl_kwit, dan no_nota disimpan ke file Kwitansi
sebelum dicetak.
Perancangan Sistem
1. Rancangan Basis Data
a. Model data yang dituangkan dalam bentuk Entity Relationship Diagram.
b. Transformasi ERD ke Logical Record Structure dengan memperlihatkan
langkah-langkah bagaimana ERD diubah ke bentuk LRS.
c. Gambar LRS.
d. Transformasi LRS ke Relasi/tabel (Metodologi Terstruktur), memperlihatkan
langkah-langkah bagaimana LRS diubah menjadi relasi-relasi atau tabel-tabel.
e. Normalisasi, memperlihatkan langkah-langkah normalisasi yang dilakukan.
Diuraikan Ketergantungan Fungsional maupun Nilai Majemuk yang ada, dan
tahap normalisasi yang dilakukan.
f. Spesifikasi Basis Data, dalam bentuk uraian terinci tentang tiap-tiap relasi
(tabel/file) yang disesuaikan dengan software yang akan dipakai pada saat
implementasi yang berisi:
Nama File :
Media :
Isi :
Organisasi :
Primary Key :
Panjang Record :
Jumlah Record :
Struktur :
No. Nama Field Jenis Lebar Desimal Keterangan
Numeric
Character
Date
Logical
Dll.
g. Rancangan Kode (Metodolodi Terstruktur), berisi penjelasan struktur/format
yang terkandung di dalam sebuah field.
Contoh:
NIM terdiri dari 10 digit:
2 digit pertama = tahun angkatan
2 digit berikutnya = program studi
2 digit berikutnya = jenjang
4 digit berikutnya = urutan nomer
56
2. Rancangan Keluaran
Berisi potret tentang keluaran yang dihasilkan oleh sistem yang dirancang dan tiap
keluaran dirinci, dengan format sebagai berikut.
Nama Keluaran :
Fungsi : dipakai untuk apa.
Media : dalam bentuk apa.
Distribusi : kepada siapa.
Rangkap : satu atau beberapa.
Frekuensi : kapan dihasilkan.
Volume : rata-rata persatuan waktu.
Format : seperti apa bentuk keluarannya (petunjuk ke lampiran).
Keterangan : hal-hal yang ingin ditambahkan.
3. Rancangan Masukan
Berisi potret tentang masukan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang dan tiap
masukan dirinci, dengan format sebagai berikut.
Nama Masukan :
Sumber : berasal dari mana.
Fungsi : dipakai untuk apa.
Media : dalam bentuk apa.
Rangkap : satu atau beberapa.
Frekuensi : kapan dihasilkan.
Volume : rata-rata persatuan waktu.
Format : seperti apa bentuk masukanya (petunjuk ke lampiran).
Keterangan : hal-hal yang ingin ditambahkan.
4. Rancangan Proses (Metodologi Terstruktur)
1. Berisi gambar rancangan proses yang dimodelkan dengan DAD.
2. Spesifikasi Proses untuk semua proses primitif.
3. Uraian dari SP yang merupakan proses menjelaskan hal-hal yang tidak
terceritakan pada model proses (DAD dan Kamus Data).
4. Format tulisan.
Spesifikasi proses
Nomor : Nomor proses yang sesuai dengan nomor pada DAD.
Nama : Nama proses yang sesuai dengan nomor pada DAD.
Masukan : Nama-nama data masukan proses yang tertera pada DAD.
Keluaran : Nama-nama data masukan proses yang tertera pada DAD.
Uraian : Menjelaskan berbagai macam uraian yang berkaitan dengan
komputasi yang terjadi dalam proses.
Contoh
Spesifikasi Proses
Nomor : 3.2.P
Nama : Cetak Kwitansi
Masukan : File nota, File Kwitansi, File SMB, File PLG, File Isi
Keluaran : Kwitansi, File Kwitansi
Uraian :
57
• Kwitansi merupakan bukti penagihan untuk pelunasan bayar
yang berisi no_kwit, tgl_kwit, no_nota, nm_plg, dan jumlah.
• no_kwit didapat dari no_kwit terakhir (pada file Kwitansi)
ditambah dengan satu.
• tgl_kwit didapat dari tanggal sistem saat pencetakan
kwitansi.
• no_nota dientri oleh user sedangakan DP diambil dari file
Nota.
• Pada akhir kwitansi dilakukan penghitungan total yang
diproses dengan cara mentotal seluruh jumlah, sedangkan
jumlah diproses dengan mengkalikan hrg_jual dengan qty
(hrg_jual dan qty berasal dari file Isi).
• Pada akhir kwitansi juga dilakukan penghitungan sisa yang
diproses dengan cara:
o Jika DP>=total maka sisa=DP-total
o Jika DP<total maka sisa=total-DP
• Pada akhir kwitansi dicetak jumlah yang diisi dengan
variabel sisa. Selanjutnya no_kwit, tgl_kwit, dan no_nota
disimpan ke file Kwitansi sebelum dicetak.
5. Rancangan Layout Tampilan
Berisi rancangan tampilan yang dibutuhkan oleh sistem yang dirancang, terbagi
menjadi:
a. Struktur Tampilan
Berisi struktur hierarki dari semua tampilan yang dirancang.
b. Rancangan Layar
Berisi semua rancangan layar yang dibuat.
c. Rancangan layar harus memperlihatkan posisi dari setiap hal yang ada pada
layar.
d. Rancangan tampilan untuk yang menggunakan program berbasis visual atau
yang menggunakan metodologi berorientasi object, rancangan layar tidak boleh
di-printscreen dari hasil running program tetapi harus dibuat menggunakan
software yang memiliki fasilitas pembuatan windows user interface seperti
Visio.
Contoh yang diinginkan adalah seperti berikut ini.
58
6. Penelusuran Akses (Metolodogi Terstruktur)
Gambaran akses setiap file dari keseluruhan proses yang ada.
7. Arsitektur Sistem (Metodologi Terstruktur)
a. Menggambarkan bentukan sistem komputerisasi dengan menggunakan model
Bagan Terstruktur yang dihasilkan dari transformasi rancangan proses (DAD)
lengkap dengan kopel data maupun kopel kontrol.
b. Spesifikasi modul yang menjelaskan algoritma yang ada setiap modul dalam
Bagan Terstruktur dalam bentuk pseudocode dengan bahasa Indonesia
terstruktur (kecuali predefined module).
8. Sequence Diagram (Metodologi Berorientasi Object)
59
9. Rancangan Class Diagram - Entity, Boundary & Control Class (Metodologi
Berorientasi Object)
10. Activity Diagram per Metode (Metodologi Berorientasi Object)
Contoh:
60
10. Penulisan Ilmiah
A. Tujuan Kompetensi Khusus
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penulisan ilmiah
B. Uraian Materi
a. Kode Etik Penulisan Laporan
a. Tindakan Plagiat
Dalam pengerjaan sebuah laporan penelitian seperti, jurnal, skripsi, dan tugas akhir,
tindakan plagiat dapat terjadi dan hal ini harus dihindari sejak awal.
Beberapa kriteria di bawah ini merupakan penilaian mengenai sebuah karya dapat
dianggap sebagai hasil plagiarisme. Kriteria ini disusun berdasarkan tindakan plagiat
yang paling berat sampai dengan yang paling tidak kentara.
1) Meng-copy atau menjiplak ide dan karangan dari penulis lain dan menyatakannya
sebagai hasil karya sendiri.
2) Meng-copy atau menjiplak ide dari sebuah artikel dalam jurnal atau bagian/sub bab
dari buku dan menyatakannya sebagai hasil karya sendiri.
3) Menggunakan ide dari penulis lain tanpa melakukan acknowledgement (menuliskan
nama si penulis ide dengan cara yang tepat). Cara penulisan acknowledgement ini
akan dijelaskan dalam bab tersendiri (Bagaimana membuat kutipan dan penulisan
referensi).
4) Mengandalkan secara berlebihan cara mengekspresikan ide dari penulis lain tanpa
menyebutkannya sebagai referensi kita. Jika kita mengadopsi ide dari penulis lain
dengan menggunakan kata-kata kita sendiri, maka ide tersebut tidak perlu ditandai
dengan tanda kutip, namun penulis wajib memberikan sumber referensinya dengan
cara yang tepat. Lihat juga: “Bagaimana membuat kutipan dan penulisan referensi”.
5) Mengandalkan secara berlebihan materi yang diberikan oleh penulis lain.
Penggunaan kutipan-kutipan panjang yang berkali-kali, meskipun dilakukan dengan
cara acknowledgement yang tepat dan sistem referensi yang benar, mengandung
resiko untuk dituduh sebagai plagiat. Ini disebabkan karena ide kita (sebagai penulis)
menjadi minimal dan orisinalitas ide kita dapat dipertanyakan. Usahakan sebisanya
untuk melakukan pengubahan kalimat denga cara kita untuk mengekspresikan ide-
ide tersebut. Gunakan sebanyak-banyaknya kalimat kita sendiri dalam penulisan
skripsi.
b. Laporan Ilmiah
a. Konsumen Laporan
Yang perlu digarisbawahi dalam menulis laporan penelitian adalah fungsi komunikatif
yang diemban oleh peneliti. Laporan yang dibuat, bukan diperuntukkan bagi peneliti
sendiri, tetapi sebagai alat berkomunikasi dengan orang lain. Oleh sebab itu, jenis pembaca
yang dituju menentukan corak laporan yang dibuat. Laporan yang ditujukan kepada sesama
kolega ilmuan, akan berbeda dengan laporan yang ingin disampaikan kepada pembuat
keputusan, karena bagi pembuat keputusan, laporan tersebut perlu segera dituangkan dalam
suatu kegiatan yang nyata. Laporan juga akan berbeda dalam bentuk dan cara
pengungkapannya jika laporan tersebut ditujukan kepada masyarakat awam. Dengan kata
61
lain, tiap penulisan laporan haruslah sesuai dengan kelompok konsumen, dan tidak
mungkin suatu laporan ditulis untuk memuaskan lebih dari satu kelompok konsumen
sekaligus.
Mengingat bahwa bentuk laporan sangat tergantung dari jenis pembaca yang ditargetkan,
maka bahasa yang digunakan, gaya bahasa yang dipakai serta istilah-istilah yang dipilih
harus sesuai dengan pembaca agar pembaca dapat mencerna isi laporan tersebut dan dapat
memahami penemuan-penemuan baru yang disampaikan.
Seorang peneliti perlu mempertimbangkan tiga hal dalam menulis laporan, yaitu:
1) Sampai di mana tingkat pengetahuan dari pembaca.
2) Apakah yang perlu diketahui oleh pembaca tersebut.
3) Bagaimana cara menyampaikan hasil penelitian sehingga keterangan yang diberikan
dapat dicerna dengan mudah oleh pembaca.
Secara umum, hasil penelitian dapat ditujukan kepada tiga jenis konsumen:
1) Masyarakat umum
Laporan yang ditujukan kepada masyarakat umum, harus dapat memberi gambaran
praktis kepada pembaca. Laporan ini berupa brosur, artikel ataupun summary report
(laporan ringkasan) yang berisi hal-hal praktis yang dapat dipergunakan secara
langsung oleh masyarakat. Dalam laporan ini, peneliti tidak perlu menyampaikan
teknik-teknik yang sukar untuk dicerna oleh masyarakat umum.
2) Sponsor penelitian
Banyak penelitian yang dilakukan baik oleh institusi ilmiah atau universitas, disponsori
oleh suatu badan tertentu. Karena itu, hasil penelitian tersebut perlu dilaporkan kepada
sponsor yang telah membiayai penelitian tersebut. Jenis laporan yang disampaikan
harus sesuai dengan keinginan dan tujuan sponsor, lebih-lebih dalam hubungannya
dengan penerapan penemuan penelitian tersebut.
3) Masyarakat ilmiah
Penelitian-penelitian, baik yang berupa skripsi, tesis, maupun disertasi, pertama-tama
ditujukan kepada Pembimbing. Karena itu, bentuk, gaya bahasa, dan isi laporan harus
sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam suatu universitas.
Untuk konsumen masyarakat ilmiah, laporan penelitian harus dibuat seutuh mungkin,
tanpa meninggalkan penulisan tentang komponen-komponen teknik, alat-alat, dan
desain yang dipergunakan dalam penelitian. Semua kegiatan yang berhubungan dengan
daya nalar dan proses penelitian yang telah dikerjakan harus dilaporkan secara
mendalam dan terperinci. Hasil laporan penelitian demikian bisa berbentuk monograf
ataupun artikel ilmiah.
9.3 Bentuk Laporan Ilmiah
Terdapat empat jenis laporan ilmiah, yaitu:
1) Laporan lengkap atau monograf
Beberapa hal perlu diperhatikan jika laporan penelitian dibuat dalam bentuk monograf,
yaitu:
a. Laporan harus berisi proses penelitian secara menyeluruh dengan mengutarakan
semua teknik dan pengalaman peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian
tersebut.
62
b. Materi serta keterangan yang diberikan harus disampaikan secara integratif, dimana
kesinambungan antara satu materi dengan materi yang lain tidak terputus-putus.
c. Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi di setiap tingkatan analisis. Penjelasan
tentang penggantian-penggantian ataupun penukaran-penukaran yang dibuat baik
dalam teknik atau model yang digunakan, serta pilihan pemecahan yang dilakukan
perlu disampaikan dengan jelas. Janganlah dilaporkan perasaan-perasaan penulis
ataupun khayalan-khayalan penulis tentang apa yang akan terjadi, kecuali ramalan-
ramalan tersebut didasarkan pada fakta-fakta. Dengan perkataan lain, laporan harus
berisi rencana-rencana yang telah dibuat secara logis, bukti-bukti yang ditemukan,
dan pelaksanaan rencana penelitian yang telah dilakukan selama masa penelitian
tersebut.
d. Jika diperoleh pengalaman-pengalaman atau penemuan-penemuan yang tidak ada
hubungan langsung dengan tujuan penelitian yang dilaksanakan janganlah
penemuan tersebut dibusng dengan serta merta. Ada kemungkinan hasil penemuan
tersebut atau pengalaman tersebut dapat merupakan kuini bagi penulis lain dalam
memberi makna pada penelitian lain di belakang hari.
e. Peneliti juga harus menyampaikan kegagalan-kegagalan yang dialaminya, serta
limitasi-limitasi yang dihadapi, di samping sukses yang diperoleh. Dalam
melaporkan kegagalan, peneliti memberikan alasan-alasan yangkuat mengapa
kegagalan-kegagalan tersebut terjadi. Kegagalan tersebut amat berguna bagi
peneliti-penelti lain, baik dalam hal mewaspadakan mereka terhadap kegegagalan
tersebut ataupun untuk memberikan perangsang kepada penulis lain utnuk
menanggulangi kegagalan tersebut dalam penelitian mereka.
f. Perlu diperingatkan bahwa, peneliti lebih mudah mengubah sistematika laporan
daripada mengubah keseluruhan draft laporan, karena itu siapkan sistematika
penulisan lebih dahjulu dan baru kemudian sistematika tersebut dikembangkan
menjadi laporan yang terperinci.
g. Laporan ilmiah harus dibagi dalam bab-bab, bagian-bagian, sub-sub bagian dengan
judul-judul yang padat sehingga pembaca dapat memilih materi-materi yang
relevan baginya dengan lebih mudah.
2) Artikel penelitian
a. Laporan dalam bentuk artikel ilmiah adalah perasan dari laporan lengkap
(monograf). Penulisan laporan tersebut harus bersifat lebih padat dan disesuaikan
dengan jumlah halaman yang disediakan dalam jurnal-jurnal ilmiah. Laporan dalam
bentuk artikel ilmiah adalah laporan tentang saalah satu dari aspek-aspek yang
terdapat dalam laporan lengkap. Laporan dalam bentuk artikel harus difokuskan
kepada masalah penelitian tunggal yang objektif, sehingga lampiran, kata
pengantar, dan daftar isi tidak dimasukkan dalam laporan.
b. Yang penting dalam membuat laporan untuk dijadikan sebuah artikel ilmiah adalah
memampatkan informasi tentang materi-materi menjadi terpadu dan relevan.
Laporan harus berisi argumentasi-argumentasi pokok dalam memecehakna masalh
dan mencapai sasaran penelitian. Kesimpulan-kesimpulan dan implikasi-implikasi
yang ditarik harus pula sesuai dengan aspek-aspek yang dipilih dalam pelaporan.
c. Pola penulisan, pembuatan catatan kaki ataupun cara penulisan referenasi dari
jurnal-jurnal ilmiah masih berlum mempuyai suatu bentuk kesepakatan. Karena iru,
format penulisan artikel harus disesuaikan dengan format yang dipakai oleh jurnal
yang bersangkutan. Laporan dalam bentuk artikel ilmiah jua memerlukan abstrak
yang berisi 200-300 kata.
63
d. Sebagai panduan dalam membuat format artikel ilmiah, patuhi petunjuk yang
diberikan oleh jurnal yang bersangkutan. Aturan-aturan untuk ini biasanya
dicantumkan pada kulit jurnal.
3) Summary report
a. Artikel yang sudah diterbitkan ataupun studi-studi yang berkenaan dengan
kepentingan masyarakat sering juga ditulis kembali dalam bentuk yang mudah
dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis. Laporan demikian dinamakan
laporan ringkas atau summary report. Laporan tersebut diarahkan pada penemuan-
penemuan utama saja, tanpa memasukkan desaindan metode yang dipakai dalam
melakukan penelitian. Keterangan yang disampaikan, implikasi-implikasi, dan
kesimpulan-kesimpulan ditulis dalam bahasa sehari-hari dengan menghindarkan
penggunaan istilah-istilah teknis. Laporan ringkas lebih banyak ditujukan kepada
konsumen masyarakat umum.
4) Laporan untuk administratior dan pembuat kebijakan
Kadangkala, laporan yang dibuat ingin disampaikan kepada administrator atau pembuat
kebijakan karena :
a. Penelitian yang dilakukan berkenaan dengan implikasi yang diperlukan dalam
pengambilan kebijakan.
b. Penelitian yang dilakukan disponsori oleh badan-bdana tertentu yang berkehendak
untuk mengdakan diagnosa terhadap situasi ataupun dalam rangka mengadakan
evaluasi terhadap suatu program kegiatan (Action research).
9.4 Teknik Penulisan
A. UMUM
1. SAMPUL dan KERTAS
Sampul:
� Sampul hard cover, warna disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan.
� Naskah diketik pada kertas yang memenuhi persyaratan standar baku:
a) Kertas A4 80 gram, warna putih dan diketik 1 muka (tidak bolak-balik)
b) Pengecualian untuk menggunakan kertas yang baku, dilakukan apabila
diperlukan kertas khusus untuk gambar, seperti grafik dan diagram, atau
dokumen tertentu dari lembaga/perusahaan/institusi.
B. PENGETIKAN
• Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman, normal, dengan ukuran
12 Pt jika menggunakan pengolah kata Microsoft Word.
• Judul BAB, ABSTRAKSI, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, DAFTAR
SIMBOL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR PUSTAKA, dan COVER
menggunakan huruf kapital dengan ukuran 14 Pt dan cetak tebal. Untuk tulisan
dalam bahasa asing atau yang mempunyai tujuan tertentu dituliskan dalam
bentuk miring (Italic) atau bergaris bawah atau diapit oleh ”tanda kutip”.
• Pengolah kata lainnya menyesuaikan.
• Jarak baris (spasi) antar ketikan adalah 2 spasi, kecuali untuk:
1. kutipan dengan panjang lebih dari 3 baris;
2. daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, daftar lampiran, jika digunakan
dicetak dengan spasi tunggal;
64
3. daftar pustaka yang mempunyai panjang lebih dari 2 baris menggunakan 1
spasi.
• Batas tepi kiri kertas 4 cm, tepi kanan kertas 3 cm, tepi atas kertas 4 cm, dan
tepi bawah kertas 3 cm (lihat gambar).
• Nomor halaman
1). Bagian awal
Dimulai dari lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar,
daftar tabel diberi nomor halaman dengan format huruf romawi i, ii, iii, iv
(huruf kecil i) dan seterusnya yang diletakkan di tengah halaman bagian
bawah.
2). Bagian teks dan bagian akhir
Penomoran halaman dilakukan kontinyu. Halaman selanjutnya sama
penulisannya, ditempatkan pada tepi kanan atas diberi header judul bab.
(disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku).
28 cm
RUANG KETIKAN
4 cm
4 cm
3 cm
3 cm
999
no. hal
999
no. hal pertama
pada bab
65
3) Penomoran tabel ditempatkan di atas sesuai dengan bab yang dibahas, misalkan
tabel 3.7, berarti tabel terletak di bab 3 nomor 7. Jika tabel diambil dari sumber
yang jelas, sumber tersebut diletakkan di bawah tabel tersebut.
Tabel 3.7 .....
No. Keterangan
Sumber:
4) Penomoran gambar diletakkan di tengah bawah gambar (gambar tidak boleh
ditempel, harus dicetak/digambar manual dengan tangan menggunakan tinta hitam)
tersebut sesuai dengan bab yang dibahas. Contoh, Gambar 2.5 diagram, artinya
gambar di bab 2 nomor 5.
5) Jika digunakan formula atau rumus matematika, format penomoran mirip dengan
format penomoran untuk gambar.
22 ++= xxy (2.1)
C. KUTIPAN
1) Model yang dipakai adalah Penulis – Tahun – Halaman (PTH) atau disebut dengan
Author – Date – Page (ADP) style dengan cara mencantumkan nama penulis –
tahun terbitan – nomor halaman yang dikutip.
2) Nama penulis yang dicantumkan hanya nama keluarga (family name) tanpa
mencantumkan gelar akademik dari penulis.
3) Bila penulis 2 (dua) orang, kedua nama keluarga penulis tersebut dicantumkan.
4) Bila penulis lebih dari dua orang, maka yang dicantumkan hanya nama penulis
pertama dengan menambahkan singkatan dkk (dan kawan-kawan) atau et al (et alii)
5) Seluruh sumber dan bahan bacaan atau acuan yang digunakan dikumpulkan dalam
satu daftar yang disebut Daftar Pustaka.
6) Pencantuman sumber kutipan dapat diletakkan sebelum atau sesudah kutipan.
7) Kutipan yang melebihi 3 baris, dipisahkan dari tulisan penulis sehingga membentuk
alinea tersendiri dengan jarak baris satu spasi dan batas kiri 5 ketukan.
Gambar 2.5 Ini Gambar
66
Sebelum kutipan:
Emory dan Cooper (1995:37) mengungkapkan: “The philosophy of science or, more
specifically, epistemology is the body of knowledge that provides the classification that
help us dicriminate among the styles of thinking”
Sesudah kutipan:
Demikian pula didefinisikan oleh penulis lain “The philosophy of science or, more
specifically, epistemology is the body of knowledge that provides the classification that
help us dicriminate among the styles of thinking” (Emory dan Cooper, 1995 : 37).
Lebih dari tiga baris:
Batini et al. (1992:4) mendefinisikan sebuah basis data dan kaitannya dengan sebuah
perusahaan sebagai sebuah komponen dari sistem informasi sebagai berikut:
“Databases are just one of the components of information systems, which also
include application program, user interfaces, and other types of software packages.
However databases are essential resources of all organizations, including not only
large enterprises but also small companies and individual users”.
Contoh Kutipan:
1) Kutipan ditulis dengan menggunakan dua tanda petik (“….”) jika kutipan itu
merupakan kutipan pertama atau langsung dari penulisnya.
2) Jika kutipan itu diambil dari kutipan, maka kutipan ditulis diantara satu tanda petik
(‘….’).
3) Jika bagian yang dikutip terdiri dari tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan
menggunakan tanda petik seperti pada ketentuan pertama dan penulisnya digabung ke
dalam paragraf yang ditulis oleh penguntip dan diketik dengan jarak dua spasi .
Contoh:
Yang dimaksud dengan sosialisasi sebagaimana dikemukakan oleh
Newstrom(2001:61) adalah: “the Continuous Process of transmitting key elements of
an organization’s culture to its employees”.
4). Jika bagian yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan ditulis tanpa
petik dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama dimulai pada ketukan ketujuh
dan baris kedua dan selanjutnya diketik mulai pada ketukan keempat.
Contoh:
If we assume that the culture of a certain organizatioan invites its employess ,to
question ,and experiment ,while also not being too disruptive, then the ‘creative
individualist’can infuse new life and ideas for the organization ‘s benefit. The two
extremes -rebellion and total conformity – may prove disfunctional for the organization
… in the long run. (Newstrom, 2001: 63).
Penulisan sumber kutipan ditulis dengan cara :
a. Jika nama pengarang buku tulis mendahului kutipan, maka cara penulisannya ialah
nama penulis diikuti tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip diletakkan
dalam kurung.
Contoh:
Newstrom (2001:34) mengemukakan bahwa … (diikuti dengan kutipan yang
dimaksud).
67
b. Jika nama pengarang buku ditulis satelah selesai kutipan maka penulisan nama,
tahun dan halaman, semuanya diletakkan dalam kurung. Lihat contoh pada butir
ketiga dalam ujung kutipan … in the long run.
Sumber kutipan ditulis lengkap di antara dua tanda kurung, yaitu: (Newstrom,
1989:63)
c. Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber
kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan oleh penulis tetapi
dengan menyebutkan siapa yang mengemukakan pendapat tersebut.
Contoh:
Adam J. Stacy (Newstrom, 2001:136) mengemukakan Equity Theory yang berarti
bahwa…(lanjutan dengan kutipan yang dimaksud).
Adam ialah orang yang mengemukakan teori ekuiti tetapi kutipan tentang penjelasan
teori itu diambil dari buku Newstrom dan bukan dari buku yang ditulis oleh Adam.
d. Jika penulis terdiri dari dua orang maka nama kedua penulis harus disebutkan.
Kalau penulisnya lebih dari dua orang maka disebutkan hanya nama keluarga dari
penulis pertama dan diikuti oleh et. al, dan diakhiri dengan tanda baca titik (.).
Contoh:
Sumber kutipan dengan dua orang penulis ditulis:
Keith dan Newstrom (2000 : 104) mengemukakan …(lanjukan dengan kutipan yang
dimaksud).
Sumber kutipan dengan penulis lebih dari dua orang:
Mc Clelland, et.al. (2002 : 84) menjelaskan bahwa…(lanjutkan dengan kutipan yang
dimaksud)
e. Jika masalah yang dilutip dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda,
maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah seperti tampak pada contoh berikut.
Contoh:
Drucker (1985), Schucter (1987), dan Rowland (1987) mengemukakan bahwa pada
esensinya proses pengambilan keputusan itu…(lanjutkan dengan kutipan yang
dimaksud).
f. Jika sumber kutipan itu tanpa nama dan atau tanpa tahun, maka nama diganti
dengan (tn) dan tahun diganti dengan (tt).
g. Jika sumber kutipan itu berupa koran, majalah, jurnal, dan sejenisnya tetap
mencantumkan nama media massa, tanggal, bulan dan tahun serta penulis naskah
(jika ada).
D. DAFTAR PUSTAKA
Aturan umum :
1) Nama pengarang pada Daftar Pustaka dimulai dengan nama marga atau nama
belakang, kemudian nama depan dan nama tengahnya.
2) Gelar (title) penulis seperti Drs., Ir., Dr., dan sebagainya ditulis atau diletakkan di
belakang nama diri.
3) Disusun dan diurutkan berdasarkan abjad.
68
4) Diberi nomor urut dengan angka latin (1, 2, 3, …..dst.).
5) Harus diberi nomor halaman jika lebih dari satu halaman. Nomor halaman pertama
ditulis di bagian bawah halaman dengan posisi di tengah. Nomor halaman berikutnya
ditulis di bagian atas halaman dengan posisi di kanan.
6) Bahan-bahan yang tidak diterbitkan atau tidak diperoleh dari perpustakaan seperti
pernyataan lisan (keterangan pribadi, hasil wawancara melalui telepon dan
sebagainya) tidak perlu dicantumkan dalam Daftar Pustaka, karena tidak ada bukti
tulisannya.
7) Sumber-sumber referensi yang dipakai dan dicantumkan dalam bentuk kutipan harus
dicantumkan dalam daftar pustaka. Sumber referensi yang hanya dibaca tetapi tidak
ada yang dikutip dan disajikan dalam bentuk kutipan tidak perlu dicantumkan dalam
daftar pustaka.
BUKU
Ketentuan umum :
1. Judul buku harus digaris bawah atau dicetak miring.
2. Judul buku seluruhnya berhuruf awal kapital, kecuali kata sambung (dari, di, ke, yang ,
pada, untuk).
3. Urutan penulisan adalah sebagai berikut :
Nama pengarang, tahun terbit, judul buku, nama penerbit, dan kota penerbit.
• Buku yang ditulis oleh satu orang
Urutan penulisan adalah sebagai berikut :
Nama pengarang, tahun terbit, judul buku, nama penerbit, dan kota penerbit.
Misalkan buku A History of God yang ditulis oleh Karen Armstrong, diterbitkan oleh
Ballantine Books di New York pada tahun 1994.
Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :
Armstrong, Karen, (1994), A History of God, Ballantine Books, New York.
• Buku berbeda yang ditulis oleh satu orang yang sama dalam tahun yang sama O. Setiawan Juharie menulis dua buah buku, yaitu Panduan Membuat Karya Tulis dan
Panduan Penulisan Sripsi Tesis. Keduanya diterbitkan oleh Yrama Widya di Bandung
pada tahun 2001.
Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :
Juharie, O. Setiawan., (2001a), Panduan Membuat Karya Tulis, Yrama Widya,
Bandung.
Juharie, O. Setiawan., (2001b), Panduan Penulisan Sripsi Tesis Disertasi, Yrama
Widya, Bandung.
• Buku yang ditulis oleh lebih dari satu orang
Aturan umum :
1) Semua nama pengarang harus dituliskan dalam Daftar Pustaka.
2) Daftar Pustaka tidak boleh menggunakan kata “et al”.
3) Jika penulis lebih dari satu orang, maka nama penulis pertama dibalik (ditulis mulai
dengan nama marga atau nama belakang, kemudian nama depan dan nama
tengahnya). Lakukan hal yang sama untuk nama-nama penulis lainnya.
69
Misalnya buku Beyond Total Quality Management yang ditulis oleh Greh Bounds,
Lyle Yorks, Mel Adams, dan Gipsie Ranney, diterbitkan oleh McGraw-Hill pada tahun
1994 di Tokyo.
Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :
Bounds, Greh, Yorks, L., Adams, M., Ranney, G., (1994), Beyond Total Quality
Management, McGraw-Hill, Tokyo.
atau
Bounds, Greh, Yorks, L., Adams, M. dan Ranney, G., (1994), Beyond Total Quality
Management, McGraw-Hill, Tokyo.
Misalnya buku Integrated Production Control System Edisi kedua yang ditulis D.D.
Bedworth dan J. E. Bailey, diterbitkan oleh John Wiley & Sons tahun 1987 di New
York.
Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :
Bedworth, D.D. dan Bailey, J. E., (1987), Integrated Production Control System, 2nd
ed., John Wiley & Sons, New York.
atau
Bedworth, D.D., Bailey, J. E., (1987), Integrated Production Control System, 2nd
ed.,
John Wiley & Sons, New York.
• Buku terjemahan
Buku Management Control Systems karangan Robert N. Anthony dan Vijay
Govindrajan yang diterjemahkan oleh Hestining Pupus Pengastuti dan diterbitkan oleh
U.P. Panca Mitra tahun 1992 di Magelang.
Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :
Anthony, Robert N. dan Govindrajan, Vijay, (1992), Management Control Systems,
Terjemahan Hestining Pupus Pengastuti, U.P. Panca Mitra, Magelang.
ARTIKEL
Ketentuan Umum
1. Untuk artikel dari jurnal atau buku kumpulan jurnal, yang dicetak miring adalah nama
jurnal atau judul buku kumpulan jurnalnya, bukan judul artikelnya.
2. Urutan penulisan adalah sebagai berikut :
Nama pengarang, tahun terbit, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor, halaman.
3. Judul artikel dalam jurnal atau buku (koleksi artikel) harus dikutip dalam tanda kutip
tunggal. Huruf kapital pada setiap awal kata.
• Artikel dari jurnal Misalkan artikel berjudul The Giving of Hostages, pengarang J. Kenneth Small, dimuat
di jurnal Politics and The Life Sciences, volume 16, nomor 1, halaman 77-85, terbit
tahun 1997.
70
Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :
Small, J. Kenneth, (1997), ‘The Giving of Hostages’, Politics and The Life Sciences,
Vol. 16, No. 1, Page 77-85.
• Artikel dari kumpulan artikel yang berbentuk buku Artikel berjudul Design for Manufacture : an Overview yang ditulis oleh H. W. Stoll,
di dalam buku berjudul Design for Manufacture yang diedit oleh J. Corbett, M.
Dooner, J. Meleka, dan C. Pym, diterbitkan oleh Addison Wesley tahun 1991 di kota
Reading.
Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :
Stoll, H.W., (1991), ‘Design for Manufacture : an Overview’, in Corbett, J., Dooner,
M., Meleka, J., Pym, C. (eds), Design for Manufacture, Addison Wesley, Reading.
Ket : eds adalah singkatan dari editors (jika lebih dari 2 orang penyuntingnya)
INTERNET
Garret, R., Design for Assembly, [Online]. Available : http://engineer.gvsu.edu/vac/ [2001,
May 5].
SKRIPSI, TESIS, ATAU DISERTASI
Peranginangin, Ezra, 2004, Implementasi P3JJ (Profesi dengan 3 Jalur ber-Jenjang)
dengan Menggunakan Pemodelan Aktivitas IDEP0, Unpublished Tesis, Program Pasca
Sarjana Institut Teknologi Bandung, Bandung.
PUBLIKASI DEPARTEMEN
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1993), Kurikulum dan GBPP SMU 1993,
Depdikbud Republik Indonesia, Jakarta.
DOKUMEN
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru, (1983), Laporan Penilaian Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru, Depdikbud, Jakarta.
SURAT KABAR
• Apabila tidak ada penulisnya
Sebaiknya Presiden Megawati Pergi ke Dilli, Kompas, 22 April 2002.
• Apabila ada penulisnya Djuharie, Otong Setiawan, (2000), ‘Building Professional Teachers’, The Jakrta Post,
15 Januari 2000.
Djuharie, O. Setiawan, (1996), “Wajah Baru Bahasa Inggris di UMPTN’, Pikiran
Rakyat : Lembar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, 24 Desember 1996.
71
MAJALAH
• Ada penulis Soesastro, Hadi, (2002), ‘Sebuah Tetangga Mini’, Tempo, April, Minggu ke III.
• Tanpa penulis
Sebaiknya Presiden Megawati Pergi ke Dilli, (2002), Tempo, Edisi 22-28 April.
MAKALAH
Makalah yang ditulis Etty Indriati berjudul Molar Patterns on Javanese People,
dipresentasikan pada The International Conference on Paleoanthropology, 14-16 Oktober
di Beijing.
Ditulis dalam daftar pustaka sebagai berikut :
Indriati, E., (1999), ‘Molar Patterns on Javanese People’, Makalah dipresentasikan pada
The International Conference on Paleoanthropology, 14-16 Oktober, Beijing.
Djuharie, Otong Setiawan, (2000), ‘Upaya Peningkatan Mutu Pengajaran Guru Bahasa
Sekolah Dasar’, Makalah dipresentasikan pada Lokakarya Bulan Bahasa 2000, Universitas
Galuh Ciamis.
SIARAN TELEVISI
TVRI, Warta Berita, 20 April 2002, jam 21.30 WIB.
72
11. Presentasi Penelitian
A. Tujuan Kompetensi Khusus
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan teknik presentasi penelitian
B. Uraian Materi
a. Pentingnya Presentasi Penelitian
Mengapa kemampuan presentasi itu penting?
• Peneliti: mengkomunikasikan ide/gagasan/hasil penelitian, sehingga peneliti
mendapatkan pengikut dalam bidang pengetahuannya.
• Pemimpin: menguasai massa/dekat dengan masyarakat.
Apa yang perlu dikuasai agar kita bisa mempresentasikan sesuatu dengan baik?
1) Penguasaan bahasa yang baik dan lancar.
2) Keberanian.
3) Ketenangan sikap di depan massa.
4) Sanggup mengadakan reaksi dengan cepat dan tepat.
5) Sanggup menampilkan gagasan-gagasannya secara lancar dan teratur.
6) Memperlihatkan suatu sikap dan gerak-gerik yang tidak kaku dan canggung
Empat macam metoda presentasi:
1) Metoda impromptu (serta merta)
• Berdasarkan kebutuhan sesaat/tak ada persiapan sama sekali.
• Pembicara serta merta berbicara berdasarkan pengetahuan dan kemahirannya.
2) Metode menghafal
• Naskah dipersiapkan kemudian dihafal kata demi kata
• Menjemukan dan tidak menarik � pembicara cenderung berbicara cepat dan tidak
menghayati maknanya.
• Pembicara sulit menyesuaikan diri dengan situasi dan reaksi-reaksi pendengar
selagi presentasi.
3) Metode naskah
• Seringkali dipakai dalam pidato resmi atau pidato radio.
• Bersifat masih agak kaku kecuali banyak latihan karena mata pembicara selalu
ditujukan ke naskah dan intonasi monoton.
4) Metode ekstemporan (tanpa persiapan naskah)
• Naskah dipersiapkan tetapi pembicara tidak menghafal isinya (kata-kata sendiri),
hanya menggunakan catatan untuk mengingat urutan-urutan idenya.
Kunci presentasi yang baik adalah persiapan yang baik
73
Persiapan-persiapan untuk penyajian lisan
a. Meneliti masalah
1) Menentukan maksud dan topik
2) Menganalisis pendengar dan situasi
3) Memilih dan menyempitkan topik
b. Menyusun uraian
1) Mengumpulkan bahan
2) Membuat kerangka uraian
3) Menguraikan secara mendetail
c. Mengadakan latihan
Menentukan Maksud Dan Topik
Suatu presentasi mengandung maksud umum dan khusus. Maksud umum dapat
menimbulkan reaksi umum, dibedakan atas:
Tujuan umum Reaksi yang diinginkan Sifat dan jenis uraian
Mendorong Ilham atau inspirasi;
membangkitkan emosi
Persuasif
Meyakinkan Penyesuaian pendapat,
penyesuaian intelektual;
percaya dan yakin
Persuasif
Bertindak/berbuat Tindakan atau perbuatan
tertentu dari para pendengar
Persuasif
Memberitahukan Pengertian yang tepat Instruktif
Menyenangkan Minat dan kegembiraan rekreatif
Tujuan khusus dapat berupa tanggapan khusus dari pendengar
Topik mengandung materi pembicaraan atau masalah yang diuraikan serta obyek atau
aktivitas yang perlu diketahui pendengar.
Judul adalah semacam slogan yang menampilkan topik dalam bentuk yang menarik: harus
relevan, provokatif, dan singkat.
Aspek yang harus diperhatikan dalam memilih topik
1) Sudah diketahui serba sedikit serta ada kemungkinan untuk memperoleh lebih
banyak keterangan atau informasi.
2) Menarik untuk pembicara.
3) Menarik perhatian pendengar.
Terjadi jika:
� merupakan persoalan pendengar,
� merupakan suatu jalan keluar dari suatu persoalan,
� merupakan persoalan yang tengah ramai dibicarakan dalam masyarakat atau
yang jarang terjadi,
� persoalan yang dibawakan mengandung konflik pendapat.
4) Persoalan yang dibahas tidak boleh melampaui daya tangkap pendengar atau
sebaliknya.
74
5) Persoalan yang dibawakan dalam penyajian harus dapat diselesaikan dalam waktu
yang disediakan.
Contoh 10.1
Topik : Terjun bebas
Tujuan Umum : Memberitahukan
Tujuan Khusus : Agar pendengar mengerti perbedaan antara Terjun Biasa dan
Terjun Bebas.
Contoh 10.2
Topik : Terjun bebas
Tujuan Umum : Mendorong
Tujuan Khusus : Untuk menarik sebanyak mungkin peminat agar mereka tertarik untuk
ikut serta dalam latihan Terjun Bebas.
Menganalisis Situasi Dan Pendengar
Dalam menganalisis situasi akan muncul persoalan-persoalan berikut:
1) Apa maksud hadirin berkumpul untuk mendengarkan presentasi?
2) Adat kebiasaan atau tata cara mana yang mengikat mereka?
3) Kapan acara itu dimulai? Apakah ada acara-acara yang mendahului atau mengikuti
pembicaraan itu?
4) Di mana pembicaraan itu akan dilangsungkan?
Ada dua hal yang perlu diketahui dalam menganalisis pendengar, yaitu:
1) Data-data umum: jumlah, jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, dan
keanggotaan polik atau sosial.
2) Data-data khusus:
• pengetahuan pendengar mengenai topik yang dibawakan,
• minat dan keinginan pendengar,
• sikap pendengar: menaruh perhatian atau apatis, bersahabat, bermusuhan atau
angkuh.
Penyesuaian diri
75
Pustaka
1. Indriantoro,N.,Supomo,B. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
dan Manajemen. Edisi pertama, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
2. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta.
3. Marzuki. (1997). Metodologi Riset, Jogjakarta: BPFE-UII.
4. Wahiono, R.S. (2003). Klasifikasi Ilmu Komputer. Situs:http://ilmukomputer.org
(diunduh, 20 Juli 2009)
5. Al Fatta, H. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan
Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Andi.