Post on 27-Jan-2016
description
MAKALAH
PENGANTAR MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN
Analisis dan Etika Bisnis
OLEH:
KELOMPOK 2
1. Syahrul mubarok (17455)
2. N.A.Mentacem (15980)
3. Sepri Suhardi (18357)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG 2013
Analisis Bisnis dan Etika Bisnis
A. Analisis Bisnis
1. Pengertian Lingkungan Bisnis
Dalam merumuskan strategi, maka terlebih dahulu harus melakukan analisis
lingkungan dengan maksud untuk untuk menyesuaikan dengan keunggulan dan
kelemahan yang dimiliki perusahaan.Sebelum membicarakan segala sesuatu
mengenai lingkungan bisnis, maka hendaklah dimengerti terlebih dahulu beberapa
istilah, yaitu sebagai berikut :
Lingkungan (eksternal)
Adalah faktor-faktor yang berada diluar jangkauan perusahaan yang dapat
menimbulkan suatu peluang atau ancaman
Analisis
Adalah Penelusuran peluang atau ancaman sampai kepangkalnya
Analisis lingkungan bisnis
Adalah suatu proses yang digunakan perencana-perencana strategi untuk
memantau lingkungan bisnis dalam menentukan peluang atau ancaman
2. Pentingnya Analisis Lingkungan Bisnis
Berikut beberapa hal mengenai mengapa lingkungan bisnis perlu dianalisis :
Agar pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap kesempatan dan
membantu mengembangkan sistem pemecahan sedini mungkin terhadap
faktor-faktor lingkungan yang dianggap mengancam tujuan perusahaan
(early warning systems).
Untuk dapat mengefektifkan proses manajemen strategi, karena dengan
melakukan analisis lingkungan yang akan diperoleh lebih efektif.
Untuk membantu manajer dalam meramalkan dampak lingkungan bisnis
terhadap perkembangan perusahaan. Terkumpulnya berbagai informasi
dari lingkungan memudahkan untuk membuat perencanaan jangka
panjang.
a) Proses Analisis Bisnis
Proses analisis lingkungan dilakukan oleh perencanaan strategi dengan urutan
sebagai berikut :
menganalisis hubungan antara strategi perusahaan dan tanggapan terhadap
lingkungan, yang dapat dipakai sebagai landasan untuk membandingkan
strategi yang sedang berjalan dengan strategi yang potensial yang akan
datang.
menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama yang diperkirakan
mempunyai dampak penting terhadap perumusan strategi.
mencoba meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang
akan datang terhadap lingkungan bisnis.
b) Komponen Analisis Bisnis
mengidentifikasi petunjuk awal dari perubahan dan kecenderungan
lingkungan bisnis.
mendeteksi arti melalui observasi terus-menerus atas perubahan dan
kecenderungan lingkungan bisnis.
Mengembangkan proyeksi atas hasil yang diantisispasi berdasarkan
perubahan dan kecenderungan yang dimonitor.
Menentukan waktu dan pentingnya perubahan dan kecenderungan
lingkungan bisnis untuk strategi perusahaan dan manajemennya.
c) Faktor Lingkungan Bisnis
Lingkungan Mikro ( Lingkungan industri )
Lingkungan mikro adalah para pelaku yang secara langsung berkaitan
dengan lingkungan, yang mempengaruhi perusahaan.
Lingkungan mikro ini terdiri dari :
- Pelanggan
Para manajer harus dapat mengantisipasi perubahan perilaku
konsumen, karena konsumen ( pembeli ) mempunyai kekuatan
tawar menawar, terutama pembeli yang melakukan pembelian
dalam jumlah yang besar. Pembeli cenderung melakukan
pembelian secara selektif, apalagi pembeli mempunyai informasi
yang lengkap tentang permintaan, harga pasr dan harga pemasok,
sehingga posisi tawar menawar pembeli semakin kuat. Oleh
karena itu perusahan harus mampu memperbaiki posisi
strateginya. Disamping itu ada pula pembeli yang tidak begitu
sensitif terhadap harga, karena yang lebih penting bagi mereka
adanya atribut dari produk yang diinginkan.
- Pemasok
Pemasok juga mempunyai kekuatan tawar menawar terhadap
peserta industri, karena pemasok merupakan ancamnan serius yang
perlu diperhitungkan. Untuk itu perusahaan perlu membina
hubungan yang erat. Pemasok yang kuat dapat menekan laba
industri yang dapat mengimbangi dengan kenaikan harganya.
- Pesaing
Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan
adanya tekanan atau melihat adanya peluang untuk memperbaiki
posisi. Strategi bersaing yang efektif meliputi tindakan – tindakan
ofensif atau defensif guna menciptakan posisi yang aman
( defendable position ) terhadap kekuatan- kekuatan pesaing
- Publik (masyarakat)
Publik (masyarakat ) sering mengisukan sesuatu produk atau suatu
perusahaan atau suatu merk, sehingga amat mempengaruhi
permintaan barang tersebut. Isu publik ini kadang-kadang tajam
dibandingkan dengan ancaman lainnya. Isu ini bisa saja dilansir
secara sengaja oleh kelompok tertentu yang memang
menginginkan kehancuran atau bisa saja secara tidak sengaja.
Oleh karena itu perusahaan harus waspada terhadap isu-isu
masyarakat ini.
Lingkungan Makro (Lingkungan Umum)
Lingkungan makro adalah kekuatan-kekuatan yang timbul dan berada
diluar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasional
perusahaan.
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang perlu dianalisis adalah :
- Siklus ekonomi : depresi, resesi, kebangkitan ( recovery ) dan
kemakmuran (prosperity).
- Gejala inflansi dan deflasi : jika inflasi sangat tinggi maka
pengendalian gaji dan harga semakin berat.
- Kebijaksanaan moneter : perubahan tingkat suku bunga,
devaluasi dan sebagainya.
- Neraca pembayaran : surplus atau defisit dalam hubungannya
terhadap perdagangan luar negeri. Hal ini mengganggu atau
memberikan peluang.
b. Faktor Demografi
Faktor demografi terdiri dari :
- Perubahan jumlah penduduk akan mempengaruhi permintaan
misalnya, pada daerah yang jumlah penduduknya menurun,
tentu akan memindahkan usahanya ke daerah yang
penduduknya tumbuh.
- Perubahan struktur usia penduduk akan mempengaruhi
pemindahan jenis produk sesuai dengan perubahan umurnya.
- Distribusi pendapatan.
- Tingkat pengangguran.
c. Faktor Geografi
Faktor geografi juga penting diamati oleh perencana strategi, untuk
menentukan peluang dan ancaman perusahaan, terutama dalam
menentukan penambahan lokasi baru bagi perluasan perusahaan.
d. Faktor Teknologi
Perubahan teknologi membawa pengaruh terhadap perkembangan
perusahaan, karena perubahan teknologi dapat memberi peluang
besar ( meningkatkan hasil / tujuan )atau bisa mengancam
kedudukan perusahaan. Bahkan perubahan teknologi dapat
merupakan malapetaka tenaga kerja, karena akan menggeser
mereka dan bertambah banyaklah pengangguran. Dan juga
perubahan teknologi akan mempengaruhi daur hidup produk,
misalnya dengan munculnya mesin foto copy maka pasar kertas
stensil mengalami penurunan drastis.
e. Faktor Pemerintah
Perubahan-perubahan kebijakan pemerintah dalam berbagai bentuk
peraturan, dapat merupakan peluang bagi perusahaan dan dapat
pula hambatan / ancaman bagi perusahaan.
f. Faktor Sosial
Sosial adalah kebiasaan dan nilai-nilai sosial lingkungan
masyarakat, khususnya langganan dan karyawan.
g. Faktor Politik
- Kekuatan politik
- Perbedaan ideologi.
3. Teknik Analisis Lingkungan Bisnis
Ada beberapa cara untuk memperoleh informasi, diantaranya :
a) Dengan pendengaran (informasi lisan), yaitu informasi yang didapat
melalui pendengaran, baik secara formal atau informal sumber informasi
lisan ini meliputi:
Media : Radio, TV, Harian, dll.
Karyawan perusahaan : rekan bawahan dan pengawas
Sumber luar perusahaan lainnya :
- Pelanggan
- Perantara
- Pemasok
- Perguruan tinggi
- Pesaing
- Eksekutif keuangan dan Konsultan
-
b) Informasi tertulis atau dokumentasi yang dapat diketahui dengan cara
membaca informasi yang disediakan oleh orang lain untuk berbagai
tujuan.cara lain adalah merancang Sistem Informasi Manajemen (SIM)
dengan cara menyusun jalur informasi secara teratur dan akurat.
Misalnya dari jurnal perdagangan, jurnal ekonomi, jurnal keuangan, dll.
c) Memata-matai (Spionase) berusaha memperoleh informasi dengan
mendatangi pesaing yang potensial atau sesungguhnya. Pekerjaan mata-
mata ini dapat di lakukan oleh eksekutif puncak atau menunjuk salah
seorang yang dipercayai. Bahkan dapat juga merujuk lebih dalam lagi
dengan menggunakan orang dalam pesaing.
d) Peramalan formal : melakukan peramalan secara formal terhadap faktor-
faktor lingkungan, biasanya dilakukan oleh perencana strategi atau orang
yang ditunjuknya.
e) Pengamatan langsung atau pendapat umum : secara langsung mengamati
sikap masyarakat terhadap produk / jasa perusahaan, dll.
4. Karakteristik analisis lingkungan bisnis dalam menentukan seberapa jauh baiknya
perencana strategi menetapkan keputusannya, hal ini tergantung dari:
a) Pengalaman
Semakin berpengalaman dan semakin cerdas eksekutif maka semakin
besar informasi yang dapat di tanganinya dengan kualitas tinggi.
Eksekutif yang lebih tua biasanya lebih lamban dalam mengambil
keputusan, akan tetapi lebih baik dalam menyelesaikan pekerjaannya.
b) Motivasi dan tingkat aspirasi
Semakin tinggi tingkat aspirasi atau golongan eksekutif, semakin baik
hasilnya. Faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi adalah :
Kebutuhan : kebutuhan keberhasilan, kebutuhab afiliasi, dan
klebutuhan kekuasaan.
Imbalan atas pelaksanaan (ganjaran) : bentuk ganjaran yang
didasarkan pada prestasi jangka pendek dapat menimbulkan
kebiasaan yang tidak menghasilkan pendapat yang baik, karena :
- inilah yang mereka pelajari sebagai manajer yunior
- kebiasaan diperkuat oleh umpan balik dan imbalan ataupun
hukuman dalam seluruh perjalanan karirnya.
c) Pandangan / tanggapan seseorang : amat tergantung pada watak mereka
sehubungan dengan informasi yang tidak menentu, hal ini tergantung
pada:
- Orientasi resiko
Orang tidak suka menanggung resiko akan menganalisis secara
konservatif, sedang orang yang bersedia menanggung resiko akan
cenderung pada sifat untung-untungan.
- Daya refleksi
Apabila orang mengambil kesimpulan secara implusif dan
bertindak cepat, maka cara ini akan lebih efektif.
- Dogmanisme
Mereka yang mempunyai sistem tertutup, dimana cara berpikirnya
sudah tertempa akan mengambil kesimpulan secara tepat
berdasarkan informasi yang tidak cukup.
- Struktur konseptual abstrak.
Orang-orang konsep akan memproses banyak informasi dimensi
dan menggunakan pendekatan rumit untuk menyatukannya.
d) Iklim psikologis
Suasana psikologis sering mempengaruhi sikap seseorang dalam
menganalisis lingkungan. Misalnya kehidupan pribadi seseorang akan
mempengaruhi sikap optimis atau pesimisnya. Demikian pula sikap
mereka menerima atau menolak terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi.
B. Etika Bisnis
1. Latar Belakang
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi. Biasanya
dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang,
karena : mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi,
baik intern perusahaan maupun dengan eksternal, mampu meningkatkan motivasi
pekerja, melindungi prinsip kebebasan berniaga, mampu meningkatkan keunggulan
bersaing.
Tidak bisa dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan
akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat
kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan
beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan
maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai
etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan
bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan
yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin harus
mempertahankan karyawannya.
2. Pengertian Etika Bisnis
Kata ‘etika’ berasal dari kata Yunani ethos yang mengandung arti yang cukup
luas yaitu, tempat yang biasa ditinggali, kandang, padang rumput, kebiasaan, adab,
akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Definisi etika bisnis sendiri sangat
beraneka ragam tetapi memiliki satu pengertian yang sama, yaitu pengetahuan
tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan
norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan
penerapan norma dan moralitas ini menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis
(Muslich,1998:4).
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni
bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan
mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan
termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap
yang profesional.
3. Teori Etika
Ada empat macam teori etika yaitu :
1) Etika Teologi yaitu etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu, atau
berdsarkan akibatnya yang ditimbulkan atas tindakanyang dilakukan. Suatu
tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai sesuatu yang baik atau akibat
yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat. Filosofinya:
Egoisme etis yakni perilaku yang dapat diterima tergantung pada
konsekuensinya. Memaksimalkan kepentingan kita terkait erat
dengan akibat yang kita terima.
Utilitarianisme. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika
membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja
satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
Utilitarianisme, dibedakan menjadi dua macam :
a) Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)
b) Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)
2) Teori Deontologi yaitu berasal dari bahasa Yunani , “ Deon “ berarti tugas
dan logos berarti pengetahhuan. Sehingga Etika Deontologi menekankan
kewajiban manusia untuk bertindaksecara baik. Suatu tindakan itu baik
bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atautujuan baik dari
tindakanyang dilakukan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri
sebagai baikpada diri sendiri. Dengan kata lainnya, bahwa tindakan itu
bernilai moral karena tindakan itudilaksanakan terlepas dari tujuan atau
akibat dari tindakan itu.
3) Teori Hak yakni merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena
berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang
logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat
semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana
pemikiran demokratis.
4) Teori Keutamaan yakni memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak
ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati
dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi
watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk
bertingkah laku baik secara moral.
4. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
1) Prinsip otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki
wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya
dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan
harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang
berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan
komunitasnya.
2) Prinsip kejujuran
Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung
keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak,
baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat
dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan
kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.
3) Prinsip tidak berniat jahat
Prinsip ini ada hubungan erat dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip
kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan itu.
4) Prinsip keadilan
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan
sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai
kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
5) Prinsip hormat pada diri sendiri
Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran,
tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.
5. Etika dan Bisnis
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan
suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi
yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang
andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain adalah:
1) Pengendalian diri
2) Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3)Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4) Menciptakan persaingan yang sehat
5) Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6)Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan
Komisi)
7) Mampu menyatakan yang benar itu benar
8)Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha ke bawah
9)Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama
10) Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah disepakati
11) Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum
positif yang berupa peraturan perundang-undangan
6. Kesimpulan
Dalam periklanan kita tidak dapat lepas dari etika. Dimana di dalam iklan itu
sendiri mencakup pokok-pokok bahasan yang menyangkut reaksi kritis masyarakat
Indonesia tentang iklan yang dapat dipandang sebagai kasus etika periklanan. Iklan
mempunyai unsur promosi, merayu konsumen, iklan ingin mengiming-imingi calon
pembeli. Karena itu bahasa periklanan mempergunakan retorika sendiri. Masalah
manipulasi yang utama berkaitan dengan segi persuasive dari iklan (tapi tidak
terlepas juga dari segi informatifnya). Karena dimanipulasi, seseorang mengikuti
motivasi yang tidak berasal dari dirinya sendiri, tapi ditanamkan dalam dirinya dari
luar. Maka di dalam bisnis periklanan perlulah adanya kontrol tepat yang dapat
mengimbangi kerawanan tersebut.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan
suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi
yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang
andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Etika (untuk profesi atau bidang apapun juga) disusun berdasarkan tata budaya
ada disuatu bangsa. Etika mengatur hal-hal yang dianggap normatif
(diterima/dibenarkan) oleh kebanyakan masyarakat di suatu negara. Dengan
demikian seharusnya justru etika dipandang dengan sangat positif sebagai suatu
panduan untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak akan diterima dengan baik oleh
masyarakat (konsumen).
Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh
dilakukan asal tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja pada jalurnya. Disini
perusahaan seharusnya lebih mementingkan keselamatan konsumen yang
menggunakan produknya karena dengan meletakkan keselamatan konsumen diatas
kepentingan perusahaan maka perusahaan itu sendiri akan mendapatkan keuntungan
yang lebih besar karena kepercayaan / loyalitas konsumen terhadap produk itu
sendiri.