Post on 05-Feb-2016
description
Mineral Penyusun Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari bahasa Latin : ignis, ”api”) adalah jenis batuan
yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses
kristalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas
permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Batuan beku merupakan batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silica cair dan pijar,
yang kita kenal dengan nama magma. Karena tidak adanya kesepakatan dari para ahli
petrologi dalam mengklasifikasikan batuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat
atas dasar yang berbeda-beda. Perbedaan ini sangat berpengaruh dalam menggunakan
klasifikasi pada berbagai lapangan pekerjaan dan menurut kegunaannya masing-masing. Bila
kita dapat menggunakan klasifikasi yang tepat, maka kita akan mendapatkan hasil yang
memuaskan.
Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan perubahan fase cair ke padat. Apabila
pada saat itu terdapat cukup energi pembentukan kristal maka akan terbentuk kristal-kristal
mineral berukuran besar. Sedangkan bila energi pembentukan rendah akan terbentuk kristal
yang berukuran halus. Bila pendinginan berlangsung sangat cepat maka kristal tidak
terbentuk dan cairan magma membeku menjadi gelas.
Mineral pembentuk batuan beku hampir selalu mengandung unsur Silisium (Si) sehingga
sering disebut bahan silikat alam. Mineral tersebut ada yang tidak berbentuk (amorf) dan ada
yang berbentuk kristal. Berdasarkan warna dan komposisi kimia maka mineral atau kristal
pembentuk batuan beku secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Kelompok mineral gelap atau mafic minerals, mengandung banyak unsur magnesium (Mg)
dan besi (Fe).
2. Kelompok mineral terang atau felsic minerals, banyak mengandung unsur aluminium (Al),
kalsium (Ca), natrium (sodium; Na), kalium (potassium; K) dan silisium (Si).
Gambar 2.2 Beberapa Contoh Batuan Beku.
Banyaknya unsur logam berat seperti halnya Mg dan Fe tersebut menyebabkan mineral
menjadi berwarna gelap. Sebaliknya mineral terang lebih dominan tersusun oleh logam
ringan, seperti halnya Al, Ca, Na dan K sehingga warnanya menjadi lebih terang.
Sesuai dengan reaksi Bowen, mineral gelap terdiri dari olivin, piroksen, amfibol dan
mika. Secara optik dan kimia piroksen dibagi menjadi piroksen tegak (piroksen orto) dan
piroksen miring (piroksen klino). Sementara itu mika terdiri dari biotit (mika hitam) dan
muskovit (mika putih). Mineral terang pada prinsipnya terdiri dari feldspar, feldspatoid dan
kuarsa. Feldspar dibagi lagi menjadi plagioklas dan alkali feldspar. Secara mikroskopis dan
kimiawi plagioklas dibagi lagi menjadi anortit, bitownit, labradorit, andesin, oligoklas dan
albit.
Setiap mineral memiliki kondisi tertentu pada saat mengkristal. Mineral-mineral mafik
umumnya mengkristal pada suhu yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mineral
felsik. Bowen memberikan suatu seri reaksi menerus (Continous) dan tidak menerus
(discontinous).
Sebelah kiri mewakili mineral-mineral gelap (mafic minerals) yang terbentuk pertama
kali dalam temperatur sangat tinggi adalah: olivin, kemudian disusun oleh piroksen, amfibol,
biotit.
Sebelah kanan mewakili mineral-mineral terang (felsic minerals) seperti plagioklas, di
mana mineral kelompok ini tersebar luas mulai dari batuan beku asam sampai basa.
Sedangkan mineral yang terbentuk paling akhir adalah kuarsa. Mineral yang terbentuk
pertama kali adalah mineral yang sangat tidak stabil, sedangkan mineral yang terbentuk
paling akhir adalah mineral yang paling stabil.
Pengertian Petrologi
Petrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan, baik mengenal cara
terdapatnya, cara terbentuknya di pemukaan bumi, komposisi mineral, asal mula batuan, dan
hubungannya dengan proses – proses geologi serta sejarah geologi petrografi, yaitu
mempelajari cara pendeskripsian batuan berdasarkan tekstur, komposisi mineral dan susunan
kimianya. Ilmu yang mempelajari tentang asal usul batuan adalah petrogesa.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa petrologi merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang batuan secara luas yang meliputi petrografi dan
petrogenesa.
Secara umum batuan penyusun bumi dibedakan atas 4 kelompok , yaitu :
1. Batuan Beku ( Igneous Rock )
Batuan beku adalah suatu kumpulan dari mineral-mineral silikat yang mengkristal
sebagai akibat dari pada magma yang mendingin.
2. Batuan Piroklastik
Batuan piroklas merupakan batuan vulkanik yang bertekstur klastik dan hasil dari
erupsi gunung api atau batuan beku yang oleh proses gunung api, dilemparkan (eksplosif)
dengan material penyusun asal yang berbeda ( W.T. Huang, 1962 ) selanjutnya material
tersebut terendapkan dan tertransportasikan ( W.T.G , 1954 ). Hasil letusan gunung api
umumnya berupa produk efusif, yaitu berupa lava dan produk eksplosif yang dapat berbentuk
padat atau fragmental, gas dan cair. Batuan piroklastik adalah batuan yang tersusun atas
fragmen-fragmen hasil erupsi vulkanik secara eksplosif.
3. Batuan Sedimen ( Sedimentary Rock )
Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk akibat litifikasi batuan dari hasil
rombakan, denudasi atau dari hasil reaksi kimia maupun hasil dari kegiatan organisme.
Batuan sedimen dibentuk dari batuan-batuan yang telah ada sebelumnya. Tetapi karena
pengaruh atau gaya-gaya dari luar bumi (pelapukan, pengikisan oleh air, pengikisan oleh
angin), maka batuan-batuan tersebut dihancurkan, diangkut (oleh media air sungai dan angin)
dan kemudian diendapkan di tempat-tempat yang rendah letaknya (danau, sungai, laut).
4. Batuan Metamorf ( Metamorphic Rock )
Batuan metamorf merupakan batuan yang sifatnya telah berubah selepas pembentukan
asalnya melalui proses yang bertindak didalam bumi atau oleh jasad-jasad dari planet lain.
Proses ini berlangsung akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi, di atas 2000C
dan 300 Mpa, dalam keadaan padat.
1.1.2 Maksud dan Tujuan
Secara umum maksud dan tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk menjelaskan
apa itu Petrologi, disertai dengan deskripsi mineral menurut struktur dan tekstur batuan
tersebut berdasarkan jenis batuan baik Batuan Beku, Batuan Sedimen dan Batuan Metamorf.
Selain itu untuk memberikan pengetahuan bagi kita khususnya sebagai mahasiswa
teknik pertambangan tentang berbagai jenis batuan di muka bumi ini, berdasarkan
petrogenesa batuan tersebut, serta struktur dan tekstur yang dimiliki oleh batuan tersebut,
sehingga kita dengan mudah dapat mengenali jenis batuan di lapangan nantinya.