Metodologi ilmu pemerintahan

Post on 14-Jun-2015

7.687 views 85 download

Transcript of Metodologi ilmu pemerintahan

TRANSPARANSITRANSPARANSIMETODOLOGI ILMU PEMERINTAHANMETODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN

DIGUNAKAN DI :DIGUNAKAN DI : PROGRAM MAPD – STPDN/IPDNPROGRAM MAPD – STPDN/IPDN PROGRAM MIP - UNIVERSITAS SATYAGAMAPROGRAM MIP - UNIVERSITAS SATYAGAMA PROGRAM MIP - UNIVERSITAS ACHMAD YANIPROGRAM MIP - UNIVERSITAS ACHMAD YANI

OLEH PROF. DR. SADU WASISTIONO

METODOLOGI ILMU PEMERINTAHANMETODOLOGI ILMU PEMERINTAHANOLEH : DR. SADU WASISTIONO, MSOLEH : DR. SADU WASISTIONO, MS

PENGERTIAN ILMU :PENGERTIAN ILMU : Ilmu adalah seperangkat aturan dan bentuk guna penelitian yang diciptakan oleh Ilmu adalah seperangkat aturan dan bentuk guna penelitian yang diciptakan oleh

orang-orang yang menghendaki jawaban yang andal (hoover, 1998:4)orang-orang yang menghendaki jawaban yang andal (hoover, 1998:4) IlmuIlmu adalah deskripsi data pengalaman secara lengkap dan dapat adalah deskripsi data pengalaman secara lengkap dan dapat

dipertanggungjawabkan dalam rumus-rumus yang sederhana (Poedjawijatna, 1975:12)dipertanggungjawabkan dalam rumus-rumus yang sederhana (Poedjawijatna, 1975:12) ILMU < PENGETAHUANILMU < PENGETAHUAN PENGETAHUAN ====//====PENGETAHUAN ====//==== ILMUILMU

Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri :Ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri :- mempunyai objek tertentumempunyai objek tertentu- bersifat empirisbersifat empiris- memiliki metode tertentumemiliki metode tertentu- sistematissistematis- dapat ditransformasikandapat ditransformasikan- bersifat universal dan bersifat bebas nilaibersifat universal dan bersifat bebas nilai

MEMPUNYAI OBJEK TERTENTUMEMPUNYAI OBJEK TERTENTUObjek materia : Objek yang disorotObjek materia : Objek yang disorot

Objek IlmuObjek Ilmu

Objek formaObjek forma : Sudut penyorotan: Sudut penyorotan

LocusLocus

FocusFocus BERSIFAT EMPIRISBERSIFAT EMPIRIS

dapat ditangkap oleh panca inderadapat ditangkap oleh panca indera terukur terukur teramatiteramati dapat diverifikasidapat diverifikasi

MEMILIKI METODE TERTENTUMEMILIKI METODE TERTENTU metode bersifat umummetode bersifat umum metode bersifat khusus, yang berkaitan dengan objek forma ilmu metode bersifat khusus, yang berkaitan dengan objek forma ilmu

bersangkutanbersangkutan

..SISTEMATISSISTEMATISIlmu tersusun seperti sebuah limas, terdiri dari konsep-konsep, Ilmu tersusun seperti sebuah limas, terdiri dari konsep-konsep, proposisi-proposisi, teori-teori, dalil-dalil. Hubungan Antarunsur proposisi-proposisi, teori-teori, dalil-dalil. Hubungan Antarunsur dalam suatu ilmu bersifat fungsional sehingga terbentuk sebuah dalam suatu ilmu bersifat fungsional sehingga terbentuk sebuah kesatuan yang sistematiskesatuan yang sistematis

Locus ilmu -------Locus ilmu ------- berkaitan dengan science tree berkaitan dengan science tree

DAPAT DITRANSFORMASIKANDAPAT DITRANSFORMASIKANSebagai pengetahuan yang sistematis dan metodis, ilmu harus Sebagai pengetahuan yang sistematis dan metodis, ilmu harus dapat ditransformasikan dari satu orang ke orang lain. melalui dapat ditransformasikan dari satu orang ke orang lain. melalui transformasi tersebut ilmu dapat berkembang secara meluastransformasi tersebut ilmu dapat berkembang secara meluas

BERSIFAT UNIVERSAL DAN BEBAS NILAIBERSIFAT UNIVERSAL DAN BEBAS NILAIIlmu bersifat universal dalam arti :Ilmu bersifat universal dalam arti :bebas ruangbebas ruangbebas waktubebas waktu Bebas Nilai Bebas Nilai Positive Positivebebas nilaibebas nilai 2 Pandangan2 Pandangan Tidak bebas nilai Tidak bebas nilai

Pandangan Ideologis Pandangan Ideologis

(Van Peursen, 1985:4)(Van Peursen, 1985:4)

1) Kepercayaan (belief)

Dua macam konsepsiTentang kenyataan

3) Penilaian (Valuation)

PENILAIAN :TERGANTUNG PADAKEPERCAYAAN

KEPERCAYAAN DANPENILAIAN --- MEMUNCULKANPENDAPAT (OPINION)

“Method without data isempty, data without methodis blind” (John dewey)

Objektivitas memerlukanalasan-alasan yang benar,bukan alasan-alasan yang

baik

B. METODOLOGI Meta = dunia dibalik yang nyata Methodos Hodos = jalan, cara Metodologi Logos = diskursus, kajian, ilmu

Methodology : the systematic and critical study of methods and techniques

Menurut Dunn (1981:31) : pengertian metodologi dikaitkan dengan analisis kebijakan publik adalah sebuah studi sistematik mengenai metoda dan teknik analisis kebijakan yang bersifat pluralistik. Metodologi menaruh perhatian pada proses memperoleh pengetahuan kebijakan yang relevan, dan tidak dengan penerapan metoda dan teknik tertentu.

Menurut John dewey, metodologi adalah “Logic ofinquiry”, yang didalamnya terkandung pengertian “theoperations of the human understanding in solving problem”.

Di dalam analisis kebijakan publik berkembang wawasanyang dinamakan “analycetric”, yakni suatu perspektifanalisis kebijakan publik yang secara eksekutif memecahmasalah ke dalam bagian-bagian intinya, dan kemudianmenandainya dengan nilai-nilai numerik dengan tujuanuntuk memilih salah satu tindakan yang terbaik dalammemecahkan masalah. Wawasan analisentrik menghindariatau membatasi aspek-aspek politik, sosial, dan administratifdari kebijakan publik.

Teknik Metoda Metodologi

(Studi mendalam & kritismengenai metoda dan

teknik)

(Prosedur yang lebihluas dan umum

(Prosedur khusus)

MUNCUL ALIRAN PEMIKIRAN :

1) Knowledge has been regarded as aspecially secure kind of human belief (pengetahuan telah dianggap sebagai suatu jenis kepastian khusus mengenai kepercayaan manusia)

2) Scientific knowledge has been regarded As a specially secure kind of human knowledge (pengetahuan ilmiah telah dianggap sebagai suatu jenis kepastian khusus mengenai pengetahuan manusia)

A. Subjectivist School (Descartes, Hobbes, Hume dll)

Conjecture Knowlwdge (pengetahuan yang bersifat terkaan)

Speculative

B. Objectivist School (Karl R. Popper)

2. ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI & AKSIOLOGI ILMU

Ontologi berbicara mengenai hakikat apa yang dikaji

Epistemologi membahas mengenai bagaimana caranyamemperoleh pengetahuan yang benar.

Aksiologi membahas mengenai mengapa ilmu itu ada sertanilai kegunaannya bagi kehidupan manusia

Metodologi ilmu berkaitan erat dengan epistemologi Cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan

lingkup pengetahuan dasar-dasar serta pengandaian-pengandaiannya

3. HAKIKAT ILMU PEMERINTAHAN a. Ontologi Ilmu Pemerintahan

- Objek materia ilmu pemerintahan : NEGARA - Objek forma ilmu pemerintahan :

“hubungan antara negara dengan rakyatnya dalam kaitan kewenangan dan pelayanan publik” (debatable) !

Ilmu-ilmu yang memiliki objek materi : NEGARA - Ilmu politik, ilmu negara, ilmu hukum tata negara, ilmu

administrasi negara dlsb = satu rumpun dengan ilmu pemerintahan, sehingga : Memiliki hubungan yang sangat erat Saling mempengaruhi Saling meminjam konsep dan teori

Gambar : Isi Limas Ilmu Sumber : C.A. Van Peursen, Susunan Ilmu

Pengetahuan, 1989

Teori

Hukum

Hipotesis

Definisi – definisi

Klasifikasi dan Pembentukan pengertian

Data

Menurut Mac Iver, R.M. The Webof Government, 1959

Bidang kajian utama pemerintahadalah mengenai:

Tipe-tipe pemerintahan;

Hubungan antara pemerintah danyang diperintah dalam keadaansejarah yang berlainan

Cara-cara pemerintahmelaksanakan fungsinya sesuaidengan jenisnya.

Menurut Franciscus (1998)

Objek forma atau focus of interest ilmupemerintahan hanya pada kekuasaaneksekutif saja.

G.A. Van Poelje (1953) mengemukakanbahwa :

a. ajaran pemerintahan adalah ajaran tentang perbuatan pemerintahan

b. I lmu pemerintahan mengajarkanbagaimana mengatur dan memimpinsebaik-baiknya dinas umum

Menurut Mc. Iver (1980)Materi yang dipelajari ilmupemerintahan adalah: Asal mula terjadinya

pemerintahan; Bentuk-bentuk pemerintahan; Hubungan antara pemerintah dan

yang diperintah; Mekanisme pemerintahan; Kepemimpinan pemerintahan; Fungsi-fungsi pemerintahan.

Menurut Samuel Edward Finer (1974) istilah“Government”, paling sedikit mempunyai 4(empat) arti yaitu :a) menunjukkan kegiatan atau proses

memerintah (The Activity or the process ofgoverning)

b) Menunjukkan hal ihwal kegiatan atau proseskenegaraan (States Affairs);

c) Menunjukkan orang-orang yang dibebanitugas-tugas untuk memerintah (peopleCharges with the duty of governing)

d) Menunjukkan cara, metode atau sistemdengan mana suatu masyarakat tertentudiperintah (The Manner, Method or systemby Which a particular society is governed).

Intisari Pemerintah dan YangDiperintahPendapat D. Simons yang disadurAteng Syafrudin (1978)1) Hubungan antara pemerintah dan

yang diperintah dapat dibuktikandengan adanya Penerimaan, untukdimulainya pemerintahan denganwewenangnya oleh yang diperintah,lebih daripada dengan jalan paksaandan ancaman dengan paksaan (h. 8);

2) 3 golongan yang diperintah :a. sebagian besar masyarakat yang terdiri

dari sekumpulan kelompok kecil yangmempunyai keyakinan penuh untuk taatpada pemerintah dari pemerintahsekalipun bilamana tidak ada sanksi-sanksi (h. 8)

b. kelompok masyarakat yang kepatuhan-nya terbawa-bawa tanpa mengingat/memperhatikan hal-hal yang pasti daripermulaannya atau kemungkinan adanyasanksi-sanksi;

c. kelompok masyarakat yang mengetahuikemungkinan adanya sanksi-sanksisebagai faktor yang dipertimbangkannamun juga dengan sukarela ber-kehendak mentaati perintah daripemerintah.

Makna Pemerintahan ditinjaudari Etika dan Kepemimpinan (2000)

(Pandangan Ryaas Rasyid)

DuaPandangan

1. Dibatasi keterlibatan pemerintah

2.Pemerintah harus dapat mengatursebanyak mungkin segi kehidupanmasyarakat

1. Menjamin keamanan negara darisegala kemungkinan serangan dariluar, dan menjaga agar tidak terjadipemberontakan dari dalam yangdapat menggulingkan pemerintahanyang sah melalui cara-carakekerasan;

2. Memelihara Ketertiban;3. Menjamin diterapkannya perlakuan

yang adil kepada setiap warganegara;

4. Melakukan pekerjaan umum danmemberi pelayanan;

5. Meningkatkan kesejahteraan sosial;6. Menerapkan kebijakan ekonomi

yang menguntungkan masyarakatluas;

7. Menerapkan kebijakan untukpemeliharaan sumber daya alam danlingkungan hidup

Tugas-tugasPokok

Pemerintahan

U. Rosental(dalam Soewargono, 1995)

Ilmu Pemerintahan adalah :“ilmu yang secara otonommempelajari bekerjanyastruktur-struktur dari proses-proses dari pemerintah negara,baik secara internal maupunsecara eksternal”.

Metode yang digunakan untu memahamigejala pemerintahan

*) Metodologi Fenomenologis

Metode yang digunakan untukmemahami ilmu pemerintahan terapan Fraxeology Impact Model

*) Menentukan, Menguji, mengoreksi dan mengembangkandiri sehingga terus menerus berfungsi (Freud. N.Kerlinger, 1973; 6-7)

I. PENDAHULUAN

MERUPAKAN PROSES AKTIVITAS YANG BERKELANJUTANDAN MERUPAKAN SUATU KONTINUM

MASA LALU MASA SEKARANG MASA DATANG

PEMERINTAHAN

KNOWLEDGE

KNOW - HOW

III. HAKIKAT ILMU PEMERINTAHAN

RINGKASAN DARI PIDATOPENGUKUHAN BESAR A.N PROF. DRS.SOEWARGONO, MA TANGGAL 29 MEI

1995

- PENGARUH DARI PANDANGAN LEONARD D.WHITE “ADMINISTRATIVE BEGIN WHENPOLITICS END”.A. VAN BRAAM (1977)

STUDI ILMU HUKUM

STUDI ILMU STUDI ILMUPOLITIK EKONOMI

GEJALA-GEJALAPEMERINTAHAN

PERKEMBANGAN PANDANGAN PERKEMBANGAN PANDANGAN TERHADAP ILMU TERHADAP ILMU PEMERINTAHANPEMERINTAHAN

G.H. SCHOLTEN & A. VAN BRAAM

MENEKANKAN PERLUNYA BASICKEILMUAN BAGI ILMU PEMERINTAHAN

PANDANGANMONODISIPLINEIR

PANDANGANINTERDISIPLINEIR

PANDANGANMULTIDISIPLINEIR

PERGESERAN KONSEP ‘NEGARAPENJAGA MALAM’ (NIGHTWATCH STATE)

KE ARAH KONSEP NEGARAKESEJAHTERAAN (WELFARESTATE)

KONSEP NEGARAPENJAGA MALAM

KONSEP NEGARAKESEJAHTERAAN

RAKYAT

- PERAN & FUNGSIPEMERINTAHSANGATTERBATAS

- PERAN & FUNGSIPEMERINTAHSANGAT BANYAK &KOMPLEK

STUDI GEJALAPEMERINTAHTERBATAS

STUDI GEJALA-GEJALAPERISTIWAPEMERINTAHAN MELUAS& KOMPREHENSIF

A. VAN BRAAMSASARAN STUDI ILMUPEMERINTAHAN

MUNCUL HUKUM ADOLP WAGNER

PEMERINTAHAN INTERVENSI

Menurut Soewargono (1995), dilihat dari sifatnya, ilmupemerintahan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macamyaitu:

1. Ilmu Pemerintahan Eklektis;2. Ilmu Pemerintahan Integratif;3. Ilmu Pemerintahan Terapan.

Ilmu Pemerintahan Eklektis :

Sebagian besar bahannya berasal dari ilmu-ilmu pembantuseperti ilmu politik, sosiologi, ilmu hukum dlsb, kemudiandisusun secara berdampingan dan berurutan menampilkaninformasi2 yang bersifat paradigmatik konseptual, teoritisataupun normatif.

Ilmu Pemerintahan Integratif :

Informasi yang dipetik dari berbagai disiplin yangberbeda-beda, disaring dan dipertimbangan kemudiandiintegrasikan menuju ke arah yang terpadu. Pengetahuanbaru yang terintegrasi secara paradigmatik maupun secarateoretis berbeda sama sekali dengan disiplin ilmu yang semulamerupakan induknya.

Ilmu Pemerintahan Terapan:

Ilmu pemerintahan terapan berkaitan erat denganpraktek pemerintahan, dengan fungsi memperbaikipraktek-praktek penyelenggaraannya menujupemerintahan yang baik. Ilmu pemerintahan terapanmerupakan pengetahuan yang bersifat empiris,dengan memperhatikan aspek normatif. Ilmupemerintahan terapan sangat terkait pada nilai-nilaisetempat.

Ilmu Pemerintahan Terapan tumbuh di dalam danmelalui praktek-praktek penyelenggaraanpemerintahan (Brasz, 1961)

BERANGKT DARI TEORIKONFLIK

CIRI-CIRI “NEGARA KESEJAHTERAAN &KEMAKMURAN”

A) FUNGSI YANG MENJADI TANGGUNGJAWAB PEMERINTAH TIDAK HANYATERBATAS PADA BIDANG-BIDANGKEAMANAN, KETERTIBAN DANHUBUNGAN LUAR NEGERI, SEPERTIHALNYA FUNGSI PEMERINTAH PADAMASA NEGARA “PENJAGAMALAM”.

A) PEMERINTAH DARI SUATU NEGARAKESEJAHTERAAN DAN KEMAKMURAN AKANMELAKUKAN PENGATURAN ATAS ANEKABIDANG KEHIDUPAN MASYARAKAT, SEPERTI :PENDIDIKAN, KESEHATAN, MASYARAKAT,PERUMAHAN, TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI,PERLINDUNGAN TERHADAP BURUH, ASURANSISOSIAL, PEMBERANTASAN KEMISKINAN,PENYEDIAAN ENERGI, PENGATURAN TATARUANG, PENERAPAN TEKNOLOGI LAIN-LAIN.

B) FUNGSI PEMERINTAH TIDAK HANYAMELINDUNGI MASYARAKAT, AKAN TETAPI JUGAMENGATUR, MEMBERI STIMULASI, MENDORONGDAN MENGEMBANGKAN YANG MENJADI TUJUANADALAH TERCAPAINYA KESEJAHTERAAN DANKEMAKMURAN HIDUP DAN WARGA.

(PROF. A. VAN BRAAM, 1988, HAL. 123-124)

“HUKUM TENTANG SEMAKIN MELUASNYAKEGIATAN-KEGIATAN YANG BERSIFAT PUBLIK DANTERUTAMA AKTIVITAS-AKTIVITAS DARI NEGARA”.

BERANGKAT DARI TEORI KONFLIK

“KENAIKAN PAJAK DAN PENGELUARANPEMERINTAH YANG DILAKUKAN DALAM SITUASIEKONOMI DAN SOSIAL YANG STABIL, BIASANYAAKAN MENDAPAT PENOLAKAN DARI RAKYAT.SEBAIKNYA DI DALAM SITUASI SITUASI PERANGATAU SITUASI DI MANA TERDAPAT GANGGUANEKONOMI ATAUPUN KEGAGALAN SOSIALLAINNYA, MAKA RAKYAT BIASANYA AKANMENERIMA KENAIKAN SEPERTI ITU. SETELAHPERANG ATAU GANGGUAN TERSEBUT SELESAI,MAKA PAJAK DAN PENGELUARAN PEMERINTAHBIASANYA AKAN MENGALAMI PENURUNAN,NAMUN TETAP BERADA PADA TINGKATAN YANGLEBIH TINGGI DIBANDINGKAN DENGANKEADAAN SEBELUM TERJADINYA GANGGUAN”

PLATEUTHEORY

(PEACOCK &WISEMAN (1961))

CIRI-CIRI PEMERINTAHAN INTERVENSI

A. INTERVENSI YG LUAS LINGKUPNYA DARINEGARA ATAS KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIALDAN KULTURAL;

B. KEPEMIMPINAN NEGARA DALAMPENGEMBANGAN BIDANG-BIDANG KEHIDUPANTERSEBUT TIDAK PERLU MENUNGGU INISIATIFDARI SWASTA. NEGARA MENETAPKAN SENDIRIARAH YANG INGIN DITEMPUH, TERLEPAS DARIKERJASAMA ATAUPUN SANDARAN YANG BERUPAINISIATIF-2 DARI SWASTA

SIFAT-SIFAT TINDAKAN NEGARA

A. PRIMAIR;

B. PREVENTIF, NEGARA BERUSAHA UNTUK MENCEGAH KEJAHATADAN JUGA MENCIPTAKAN PERSYARATAN2 BAGI PERKEMBANGANYANG BERMANFAAT, YANG DIINGINKAN ATAUPUN YANG DIPILIHOLEHNYA (ASAS PREVENSI). OLEH KARENA ITU SEBANYAKMUNGKIN NEGARA AKAN BERTINDAK.

C. SISTEMATIS; DIPERKECIL KEMUNGKINAN TERJADINYA TINDAKAN-TINDAKAN YANG SERAHKAN KEPADA FAKTPR KEBETULAN DANOTOMATISME.OENYUSUNAN KEBIJAKAN DILANDASKAN KEPADAHASIL ANALISIS KEBIJAKAN DILANDASKAN KEPADA HASILANALISIS SECARA RASIONAL DAN DIARAHKAN KEPADAPENGUASAAN SECARA SISTEMATIS ATAS STRUKTUR 2 DAN PROSES2PELAKANAAN PEMERINTAHAN;

D. PERENCANAAN DAN PROSPEKTIF, SECARA SISTEMATISMENETAPKAN ARAH BAGI REALISASI MASA DEPAN YANG TELAHDIPILIH SECARA SADAR (AAS PROSPEKTIVITAS).(SUMBER : A. VAN BRAAM, 1998)

JENIS-JENIS INSTRUMENPENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

1. PERUNDANG-UNDANGAN, PENGAWASAN, SANKSI-SANKSI NEGATIVE, JUGA PERUNDANG-UNDANGANSEMU;

2. INFRASTRUKTURASI: MENCIPTAKANPERSYARATAN2 DASAR BERSIFAT STRUKTURAL-MATERIAL BAGI PERKEMBANGAN2 YANGDIKEHENDAKI (PEMBANGUAN PELABUHAN, JALANRAYA, BENDUNGAN DLSB)

3. PEMBERIAN SUBSIDI: MENCIPTAKANPERSYARATAN2 YANG BERSIFAT FINANSIAL DANFISKAL BAGI PERKEMBANGAN YANGDIKEHENDAKI

4. PEMBERIAN ANEKA PELAYANAN:PEMBERIAN ANEKA BARANG DAN JASAOLEH LEMBAGA PEMERINTAH GUNAMENJAMIN TERPENUHINYA KEBUTUHANYANG DIKEHENDAKI, PENCAPAIANTINGKAT KEHIDUPAN DAN TINGKATPERKEMBANGAN TERTENTU;

5. PEMBERIAN INFORMASI UNTUKMENJAMIN ATAU MEMAJUKANPERKEMBANGAN YANG DIINGINKANATAUPUN UNTUK MEMPERMUDAHTERCAPAINYA TINGKAT PEMENUHANKEBUTUHAN TERTENTU.

(SUMBER : A. VAN BRAAM, 1998)

b. Aksiologi Ilmu PemerintahanAksiologi ilmu adalah nilai kegunaansuatu ilmu bagi kehidupan umatmanusia maupun bagi pengembanganilmu itu.

Aksiologi suatu ilmu sangat tergantungpada kemajuan ilmu itu sendiri danpara pendukungnya untuk menjalankan5 (lima) fungsi ilmu yaitu :

1) mendeskripsikan (describe)

2) menjelaskan (explanation)

Fungsi Ilmu 3) memverifikasi (verification)

4) memprediksi (prediction)

5) membentuk teori (theory formulation)

Fungsi ilmu yang pertama samapai ke empat berkaitandengan gejala alam dan atau gejala sosial. Sedangkan fungsikelima berkaitan dengan ilmu itu sendiri dalam rangkapengembangan dan upaya mempertahankan diri.

Semakin mampu menjalankan kelima fungsi di atas secarasimultan, sebuah ilmu menjadi semakin fungsional

Akan semakin banyak pendukungnya Akan semakin banyak yang mengkaji dan mengeluarkan

teori-teori baru

Sebaliknya, apabila ilmu tidak mampu menjalankanfungsi-fungsi keilmuwannya, maka lama kelamaan akanditinggalkan pendukungnya, dan akhirnya ilmu tersebutakan mati.

BAGAIMANA AKSIOLOGI ILMU PEMERINTAHAN ? Kehidupan Ilmu Pemerintahan bagaikan kerakap di atas batu, hidup segan – mati tak hendak.

MENGAPA ?

Kekurangan konsep dan teori sebagai alat analisis. Kekurangan pendukung dan peminat yang memiliki

kepedulian untuk mengembangkan ilmu dankemahiran pemerintahan, sebab sebagian besarpendukungnya berada di lingkungan birokrasi yangterbelenggu oleh kultur yang tidak dinamis.

Tidak/belum meluasnya tradsi menulis bagi birokrasisebagai pengguna ilmu pemerintahan, sehinggaberbagai fakta empirik menjadi tidak bermakna.

Terdapat hambatan psikologis dan politis dalammengembangkan ilmu pemerintahan.

Masih kurangnya penghargaan terhadap keahlian dibidang pemerintahan yang berbasis pada ilmupemerintahan.

BAGAIMANA CARAMENGEMBANGKANNYA ?

Membentuk asosiasi yang bergerak di bidang ilmudan kemahiran pemerintahan yang berwibawa.

Menerbitkan jurnal ilmiah secara periodik Mengadakan penelitian Mengadakan seminar secara berkala dan merata Memberikan bantuan biaya bagi pengembangan

ilmu pemerintahan kepada birokrat maupunilmuwan yang memiliki talenta dan perhatianpada ilmu pemerintahan.

C. EPISTEMOLOGI ILMU PEMERINTAHAN

Berkaitan dengan metodologi ilmu

pemerintahan Berkaitan dengan ciri khas ilmu

pemerintahan

Ciri khas ilmu pemerintahan 1) Berkaitan dengan kekuasaan yang sah

(kewenangan); 2) Melingkupi kepentingan orang banyak/

masyarakat luas; 3) Berkaitan dengan pemberian pelayanan pada

masyarakat luas; 4) Sarat dengan nilai-nilai; 5) Dikembangkan berdasarkan kaidah-kaidah

empirik.

Pandangan Karl R. Poppertentang Epistemologi:

EpistemologiCabang filsafat yang berurusandengan hakikat dan lingkuppengetahuan, dasar danpengandaiannya.

1) Skeptisisme Meragukan kemungkinan menemukan sesuatu yang

sunguh2 benar Didukung oleh kaum Sophis Karya Ilmiah Sintesis pengetahuan manusia”.

2) Rasionalisme Dengan menggunakan prosedur tertentu dari akal

manusia, dengan ditemukan pengetahuan yang dalam keadaan apapun tidak mungkin salah dicari dalam alam pikiran

(Plato, Descartes dlsb)

3) Empirisme (Locke Berkeley, Hune) Semua basis pengetahuan manusia adalah

pengalaman inderawi

4) Perpaduan antara Rasionalisme dan Empirisme Berangkat dari alam pikiran diakhiri dengan

pengalaman inderawi Berangkat dari pengalaman inderawi, diperkuat

dengan alam pikiran. (Popper, Immanuel Kant, John Stuart Mill)

Aliran-aliran Apistemologi

Problem Epistemologi menurut Karl R. Popper :

a. apa berbedaan antara pengetahuan dan opini yang benar?b. Bagaimana mencari pembenaran (justification) atas pernyataan

bahwa kita mengetahui sesuatu ?c. Haruskah kita mengatakan bahwa seluruh apa yang kita ketahui,

pada suatu waktu tertentu, merupakan semacam “struktur”yang mempunyai dasar apa yang kebetulan “eviden” secaralangsung pada waktu itu ?

d. Ada yang kitaketahui dan seberapa jauh rentangan pengetahuaikita? Bagaimana kita memutuskan dalam suatu kasus partikularapakah kita mengetahui dan apa kriteria pengetahuan kita?

e. Apa yang disebut sebagai “kebenaran akal” (truths of reason)f. Prblematika metafisisg. “Problema kebenaran”

(Alfons Teryad, 1989 : 21-24)

Popper mengembangkan pandangan empirisme kritis :

“Suatu teori tidak dapat ditentukan (diverfikasikan) secara positif, melainkan dapat disangkal (difalsifikasikan). Penolakan yang gagal merupakan penguatan (koroborasi) terhadap teori yang dicoba dtolak (refutasi)”.

Ciri-ciri pokok epistemologi Popper : a. Pendekatan objektivis; b. Pemecahan masalah (problem solving).

4. Hubungan Metodologi Keilmuan dengan

Metodologi PenelitianMeta = dunia dibalik yang nyata

MethodosHodos = jalan, cara

MetodologiLogos = diskursus, kajian, ilmu

Metodologi Ilmu mempunyai hubunganyang sangat erat dengan metodologipenelitian. Keduanya bersifat salingmengisi dan saling memperkuat.

Gambaran hubungan antarakeduanya dapat disederhanakan dalambentuk bagan sebagai berikut :

Masalah PenelitianTemuan& Teori

MetodologiIlmu

MetodologiPenelitian

Ilmu sbg pengetahuan yang tersistematisasi digunakan sbg alat utk mengatasi berbagai masalah dan memperoleh jawaban yang benar mengenai kehidupan alam dan sosial.

Salah satu cara terbaik untuk memperoleh jawaban yg benar adalah dengan mengadakan penelitian guna memperoleh temuan-temuan dan teori-teori.

Temuan dan teori bersifat memperkaya metodologi keilmuan dan metodologi penelitian. Proses kegiatannya bersifat siklus, seiring dengan dinamika perubahan alam dan sosial

Empat Metode untuk memahami Sesuatu(Methods of Knowing) menurut Pierce (dalamKerlinger, 1973) yaitu :1) The method of tenacity (wahyu);2) The method of authority (otorita);3) The a priory method (intuisi);4) The method of science (metode ilmiah).

Penelitian termasuk ke dalam metode ilmiah,sebagai metode memahami yang paling baik gunamemperoleh kebenaran ilmiah.

Menurut Ndraha (1997), metodologipenelitian adalah metodologi yang digunakanuntuk program dan kegiatan penelitian.Sedangkan metodologi ilmu secara formalterkait di dalam definisi ilmu yangbersangkutan dan secara substantif ditunjukanoleh aksioma, anggapan dasar, pendekatan,model analisis dan model konstruk pengalamandan konsep.

Aksioma adalah proposisi yang telah diterima sebagai sebuah kebenaran Anggapan dasar adalah proposisi yang sifatnya “self-evidence” yang tidak perlu dibuktikan kebenarannya. Pendekatan adalah cara memandang atau melihat sesuatu hal Model analisis adalah penyederhanaan suatu kompleksitas permasalahan yang digunakan untuk memudahkan pembahasan.

Konsep adalah hasil akhir proses pembentukan Konsep adalah hasil akhir proses pembentukan pengertian, mencakup baik nama, kata dan perangkat pengertian, mencakup baik nama, kata dan perangkat peristiwa maupun ide kompleks yang membentuk peristiwa maupun ide kompleks yang membentuk keseluruhan pengertian sebagaimana dimaksud keseluruhan pengertian sebagaimana dimaksud dengan kata/kalimat tersebutdengan kata/kalimat tersebut

Konstruk adalah konsep yang memiliki acuan empirisKonstruk adalah konsep yang memiliki acuan empiris Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang

terdapat diantara dua term.terdapat diantara dua term. Teori adalah sekumpulan proposisi yang saling Teori adalah sekumpulan proposisi yang saling

berkaitan secara logis dalam bentuk penegasan berkaitan secara logis dalam bentuk penegasan empiris mengenai kaitan sebab-akibat diantara empiris mengenai kaitan sebab-akibat diantara variabel-variabel.variabel-variabel.

1. GEJ ALA-GEJ ALAPEMERINTAHANa. Pemerintah sebagai sebuah sistem

sosial;b. Pemerintah sebagai sistem kekuasaan;

Sebagai suatu sistem sosial, pemerintahadalah gejala yang berkaitan dengan suatuperan, status dan organisasi sosial. Perandan status merupakan unsur sistem sosialyang paling kecil.

Ada dua macam analisis terhadap suatu sistem

sosial yaitu :

A. Idiographic analysis : deals with the uniqueness of the single case in all its individual glory – the problem of clinician or humanist.

B. Nomothetic analysis : deals with the characteristics that different cases have in common; it abstracts from reality the traits of multiple instances.

(Alfred Kuhn, 1997; The Logic of Social System .1).

Gejala pemerintahan sebagai suatu sistem sosial dapat dilihat secara idiografs dan nomotetis. Analisis idiografis berkaitan dengan kasus tunggal yang bersfat unik berkaitan dengan kecemerlangan individual. Analisis idiografis ini memiliki kaitan erat dengan metode penelitian kualitatif ataupun studi kasus.

Analisis nomotetis berkaitan dengan karaktertistik-karakteristikdimana kasus-kasus berbeda memiliki persamaan analisis nomotetos diabstrasikan dari realitas sifat-sfat dari rangkaian kejadian-kejadian.

Analisis idiografis maupun nomotetis dapat dilakukan melalui pendekatan longitudinal maupun cross –sectional

Pendekatan longitudinal adalah pendekatan mengamati sesuatu gejala secara memanjang dilihat dar dimensi waktu. Sedangkan pendekatan cross-sectional adalah pendekatan mengamati sesuatu gejala lintas-menyilang dengan memotong rentangan waktu.

Di dalam analisis nomotetis, proposisimenjadi berkurang positifnya dan menjadibersifat probabilistik, semakin berkurangketepatannya, dan semakin bertambahketidakpastiannya. Analisis nomotetismenggunakan proposisi yang disarikan dariwaktu dan tempat.

Pada sisi lain, analisis idiografis berkaitandengan rincian yang kaya dari kasus-kasustertentu.

Di dalam menarik kesimpulanpengamatan gejala sosial, ada duapendekatan yang dapat digunakan yaitu:

a. Pendekatan a-priorib. Pendekatan a-posteriori

(Thomas Kuhn)

Pendekatan a-priori artinya mengambil kesimpulan

sebelum tersedia cukup bukti = lebih didasarkan pada akal sehat (common sense dan pandangan otoritas.

Pendekatan a-posteriori artinya menarik kesimpulan setelah memperoleh cukup fakta, data dan informasi.

Untuk gejala-gejala sosial yang bersifat sederhana dapat digunakan cara penarikan kesimpulan dengan pendekatan a-priori.

Sedangkan untuk gejala-gejala sosial yang bersifat kompleks dan multidimensional, di dalam menarik kesimpulan perlu digunakan pendekatan a-posteriori. Dalam hal ini, diperlukan dukungan fakta, data dan informasi yang akurat dan aktual. HINDARI GIGO (Garbage In – Garbage Out)

Dari ruang lingkup kajian terhadap gejala sosial, dapat dibedakanantara :

a. Pendekatan reduksionistik b. Pendekatan teleologis

Pendekatan reduksionis adalah sebuah pendekatan yang melihat gejala sosial dari sudut yang lebih sempit tetapi mendalam. Sebaliknya pendekatan teleologis, melihat gejala sosial dari sudut pandang yang luas dan jangka panjang. Pemerintahan sebagai salah satu gejala sosial dapat dilihat dari pendekatan reduksionis maupun pendekatan teleologis.

*) Gejala pemerintahan berkaitan dengan sistem kekuasaan.

Kekuaaan yang dibahas di sini adalah kekuasaan yang sah atau kewenangan (otoritas/authority). Ilmu pemerintahan tidak berbicara bagaimana memperoleh kekuasaan, melainkan bagaimana menjalankan kekuasaan yang sah Di dalam menjalankan kekuasaan yang sah, pemerintah dibatasi oleh : a. aturan hukum; b. norma-norma; c. keputusan; d. etika;

Pada masyarakat yang makin maju, peranan norma dan etika menjadi lebih dominan dibandingkan aturan hukum yang tertulis. Hubungan antara pemerintah dengan masyarakat maupun antar anggota masyarakat lebih banyak didasarkan pada saling pengertian dan pemahaman bersama. Aturan hukum tertulis digunakan pada tahap terakhir apabila kesepakatan, saling pengertian dan pemahaman tidak memberikan hasil yang diharapkan.

Metodologi untuk mempelajariIlmu pemerintahan

1) Tahap pertama,Tahap pengamatan, dengan menggunakanpendekatan yang bersifat heuristic *)

2) Tahap kedua,Tahap pengalihan gejala-gejala yangdipandang sebagai kenyataan-kenyataanpemerintahan melalui angket, wawancara

dsb;

3) Tahap ketiga,Tahap deskripsi, analisis, penjelasan dan

pemahaman

Metode yang digunakan untu memahamigejala pemerintahan

*) Metodologi Fenomenologis

Metode yang digunakan untukmemahami ilmu pemerintahan terapan Fraxeology Impact Model

*) Menentukan, Menguji, mengoreksi dan mengembangkandiri sehingga terus menerus berfungsi (Freud. N.Kerlinger, 1973; 6-7)

Pandangan Taliziduhu Ndrahatentang Metodologi I lmu Pemerintahan

MIP

Ke dalam

Ke luar

1) Sasaran heuristik2) Kaitan antar ilmu3) Model-model penerapan

Bangsa & negaraRakyat & PemerintahHubungan kerakyatanDaerah

3 Generasi

4 Generasi

IIIIII

IIIIIIIV

MIP

Ke dalam

Ke luar

Hubungan Antara MIP dengan Metodologi Penelitian (MP)

(Metodologi Angka 8)

MP IP

OP

S

MI T

MM

Metodologi Mempelajarilmu PemerintahanMenurut Prof. Soewargono

MemerintahSuatu Negara

1. Menetapkan arah2. Memberi bentuk3. Memimpin

kekuatanmasyarakat

Menuju tujuanyang telahditetapkanoleh negara

A. Van Braam mengertikan fungsimemerintah dilihat dari 3 (tiga) segi :

1) dari segi materiil,memerintah berarti menetapkan kebijakan-kebijakan;

2) dari segi formal,memerintah berarti membuat keputusan-keputusan yang mengikat;

3) dari segi politik,memerintah berarti melaksanakan kekuasaan

BEBERAPA METODE DI DALAM MEMPELAJARI ILMU PEMERINTAHAN

1. STUDI KASUS 2. STUDI PERBANDINGAN/ KOMPARATIF

3. STUDI SEJARAH/ HISTORIS 4. PENDEKATAN LEGALISTIK 5. PENDEKATAN SISTEMIK 6. PENDEKATAN PARADIGMATIK

Metode Pendekatan Legalistik

Pendekatan Sistem

Pendekatan Paradigmatik

Studi Kasus

Studi Sejarah

Studi Banding

A. STUDI KASUSLIHAT BUKU ROBERT K.Yin, 1996. StudiKasus – desain dan Metode. Penerbit PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Soewargono (1995) menekankan bahwa salahsatu metodologi penting yang digunakan untukmenganalisis gejala pemerintahan adalah metodestudi kasus

Pengertian : Studi kasus adalah strategi penelitian sosial atau suatu metode penelitian yang mempelajari kejadian-kejadian (cases) pada fenomena kontemporer di dalam kehidupan nyata. ( Kasus = sesuatu yang telah terjadi (AD POST FACTO) Jenis-jenis Studi Kasus

Menurut Yin (1996)

Ada 3 tipe studi kasus

1) Studi kasus eksplanatoris

2) Studi kasus eksploratoris

3) Studi kasus deskriptif

STUDI KASUS MENJAWAB PERTANYAAN- HOW (BAGAIMANA ) ?- WHY (MENGAPA) ?- WHAT (APA) ?

DILIHAT OBYEKNYA, DIBEDAKAN ANTARA :- STUDI KASUS TUNGGAL;

(Kasus berdiri sendiri, dalam ruang lingkup yangterbatas)Contoh: Pengunduran diri seorang PNS

- STUDI KASUS BERGANDA;(Kasus berkaitan satu dengan lainnya, sehinggamenjadi sangat rumit)Contoh: Pengunduran diri Jaksa agung

A.1. Studi Kasus Ekplanatoris- Bersifat menjelaskan gejala atau kasus yang diamati;- Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :

* MENGAPA ………..?* BAGAIMANA……..?

A.2. Studi Kasus Ekploratoris- Bersifat menggali informasi yang melatarbelakangi

terjadinya suatu kasus;- Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :

* BERAPA BANYAKAH………..?* SIAPAKAH……………………..?

A.3. Studi Kasus Deskriptif :- Bersifat menggambarkan sesuatu kasus- Pertanyaan utama yang ingin dijawab adalah :

* APAKAH………..?* SIAPAKAH……………………..?

Untuk studi kasus, ada lima komponen desainpenelitian yang penting yaitu :1) pertanyaan-pertanyaan penelitian;2) proposisinya, jika ada;3) unit-unit analisisnya;4) logika yang mengitkan data dengan proposisi tersebut;5) kriteria untuk menginterpretasi temuan.

Tipe-tipe Dasar Desain Studi KasusDesain kaus

tunggalDesain multikasus

Holistik(unit analisis

tunggal)

Tipe –1 Tipe –2

Terpanang(unit multianalisis)

Tipe –3 Tipe –4

Enam sumber bukti untuk studikasus1) Dokumen;2) Rekaman Arsip;3) Wawancara4) Observasi Langsung;5) Observasi Peran Serta;6) Perangkat Fisik.

Bentuk-bentuk analisis studi kasus yang dominan :1) Penjodohan pola, terbagi atas :

a. variabel-variabel non-equivalen sebagai polab. penjelasa tandingan sebagai pola;c. pola-pola yang lebih sederhana.

2) Pembuatan penjelasan, yang meliputi :a. Unsur-unsur penjelasan;b. Hakikat perulangan dalam pembuatan

penjelasan;c. Persoalan potensial di dalam pengembangan

penjelasan.3) Analisis deret waktu, terdiri dari :

a. deret waktu sederhana;b. deret waktu yang kompleks;

c. Kronologis

Beberapa peristiwa harus selalu terjadi sebelum peristiwa yang lain, dimana aturan kebalikannnya tidak mungkin terjadi.

Beberapa kejadian harus selalu diikuti oleh kejadian yg lain atas dasar kontingensi;

Beberapa peristiwa hanya dapat mengikuti peristiwa lain setelah suatu lintasan waktu yang diprediksi;

Periode-periode waktu tertentu dalam suatu studi kasus mungkin ditandai oleh beberapa kelompok kejadian yang berbeda secara substansial dari kejadian pada periode waktu lainnya.

(Robert. K. Yin, 1996: 157)

Bentuk-bentuk Analisis yang tidakDominan : Analisis unit-unit terpancang; Observasi ulang; Pendekatan survey kasus.

B. Metode Komparasi (Perbandingan)

Menurut Ridley dalam “The Study of Government” (1975), Fokus studi pemerintahan : institusional Metodenya : perbandingan

(comparative) Kegunaan : praktikal

Metode perbandingan yang dimnaksud di sini adalahmembandingakan suatu institusi lainnya yangsejenis. Di dalam pengertian perbandingan,terkandung adanya unsur yang sama dan adanyaunsur yang berbeda.

Ridley (1975) menyarankan di dalam mempelajaripemerintahan, lebih mudah apabila digunakanpendekatan institusional (institusional approach). Sebabpada dasarnya pemerintah adalah sebuah organisasiformal yang kompleks (lihat pendapat Alfred Kuhn,1974: The Logic of Social Systems).

Perbandingan kelembagaan pemerintah dapatdilakukan dengan melihat aspek-aspek :

- Kedudukan & kewenangannya;

- Organisasinya;

- Kualitas dan kuantitas sumber daya aparatur;

- Kinerjanya.

D. Studi Sejarah (Historis)

Gejala pemerintahan adalah aktivitas sosial

yang berkelanjutan dan terus-menerus

mengalami perubahan – baik secara evolutif,

evolutif dipercepat ataupun revolutif.

Perubahan gejala pemerintahan dapat

mengikuti tiga kecenderungan sebagai berikut :

Linier

Siklus

Spiral

Untuk memahami pemerintahan semacam itu, dapat pula digunakan studi sejarah (historis). Secara umum, sistem sosial dapat pula dipahami melalui dua model yakni : a. model sinkronis; b. model diakronis. Model sinkronis menggambarkan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari struktur dan bagiannya. Pendekatan struktural dan fungsional dalam ilmu sosial merujuk pada model sinkronis. (ilmu politik, sosiologi, ekonomi, antropologi). Model diakronis lebih mengutamakan memanjangnya lukisan berdimensi waktu, dengan sedikit saja luasan ruangan. (Ilmu sejarah). Melihat karakteristiknya, ilmu pemerintahan lebih banyak merijuk pada model sinkronis, meskipun sangat terbuka kemungkinan untuk menggunakan model diakronis.

Gambar : Hubungan Ilmu Sosial Sinkronis dan Diakronis

Sumber : John GaLtung, Theory and Methode of Social Reseach, dikutip dari Kuntowijoyo, 1994:37

Waktu

Sinkronis

Sosiologi ilmu politik

Ekonomi Antropolog

i arkeologi

diakronis sejarah

ruang sosial

diakronis sejarah

Menurut Kuntowijoyo (1994), sejarah sosialdapat dipahami melalui 6 (enam) model yaitusebagai berikut :- Model evolusi

- Model lingkaran sentral

- Model interval

- Model tingkat perkembangan

- Model jangka panjang, menengah, pendek

- Model sistematik.

- Model Evolusi

Gambar: Model Evolusi

AB’A’

ruangsosial

Waktu

- Model Lingkaran Sentral

Waktu

Ruang sosial

FE

D

C

B

A

- Model Interval

Waktu

Ruang sosial

A’’’’ B’’’’ C’’’’

A’’’ B’’’ C’’’

A’’ B’’ C’’

A B C

- Model Jangka Panjang, Menengah, Pendek

Waktu

Ruang sosial

- Model Sistematis

Waktu

Ruang sosial

A’’ B’’ C’’

A’’

A’

B’’

B’

C’’

C’

A B C

C. Pendekatan Legalistik: Pemerintahan adalah gejala kekuasaan yang sah (kewenangan). Jadi kegiatan pemerintah selalu berkaitan dengan peraturan perundang yang berlaku. Gejala semacam itu dapat dipahami dengan pendekatan legalistik formal, dalam arti menggunakan rujukan berbagai peraturan yang digunakan pemerintah pada saat : Membuat kebijakan Memberikan pelayanan kepada masyarakat Menegakkan aturan

Pada saat menggunakan pendekatan legalistik, kajian ilmu pemerintahan dapat meminjam berbagai teori, paradigma, konsepm definisi yang digunakan ilmu hukum.

7. MEMAHAMI GEJ ALA PEMERINTAHAN MELALUI PARADIGMA

Selain metodologi sebagaimana dikemukakan di atas, dewasa ini

berkembang pendekatan “baru” untuk memahami gejala pemerintahan, yakni menggunakan PARADIGMA.

Istilah paradigma mula-mula dikembangkan oleh sosiolog Robert K.

Merton. Paradigma secara umum diartikan sebagai MODEL atau SKEMA.

”A paradigm is a compact outline of the major concepts, assumption, procedures, propositions, and problems of subtantive area or a theorical approach in sociological analisys”, (Thedorson, George A and Achilles G. Theodorson, 1969, A Modern Dictionary of Sociology, A Barnes & Noble Reference Book, USA)

Penggunaan paradigma dipopulerkan oleh Thomas Kuhn dalam

bukunya berjudul “The Strucrture of Scientific Revolutions.

MODEL PERUBAHAN PARADIGMA

Sumber : Thomas. S. Kuhn, 1970. The Structure of Scientific Revolutions, dimodifikasi

Paradigma

I

Pengetahuan yang normal

Penyimpangan Krisis Revolusi Paradigma II

Beberapa buku yang menggunakan paradigma sebagai pendekatan teoritis berkaitan dengan gejala pemerintahan, misalnya : 1) Osborne, David and Ted Gaebler, 1992, Reinvernting

Government-How the Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector. A Willam Patrick Book. USA.

2) Barzelay, Michael, 1992, Breaking Through Bureaucracy – A New Vision for Managing in Government. University California Press. USA.

3) Ingraham. Patricia W; Barbara S. Romzek and Associates. 1994. New Paradigm for Government – Issues for the Changing Public Service. Jossey-Bass Publisher. San Fransisco.

4) Garton, Neil, Editor, 1993. Bureaucracy: Three Paradigma. Kluwer Academi Publisher. USA.

Osborne dan Gaebler menawarkanparadigma REGOM sebagai antitesis dariparadigma birokrasi yang dikembangkan olehMax Weber. Intinya adalah pembaharuanmanajemen pemerintahan dengan menggunakansepuluh prinsip yang dipadukan dengan strategi5 C.

Barzelay (1992) bekerjasama dengan BabrakArmani menawarkan paradigmaPASCABIROKRASI (Post-BureaucraticParadigm), yang intinya mempengaruhi visidalam mengelola pemerintahan. (lihat tabelperbandingan paradigma)

Ingraham dan Romzek dkk (1994) menawarkan konsep pengelolaan pemerintahan baru yang disebutnya paradigma HOLLOW-STATE, dimana pekerjaan pemerintah akan lebih banyak dikontrakkan keluar (contracting out). Aparat pemerintah hanya menangani urusan yang benar-benar bersifat esensial.

Ciri lainnya dari para digma “hollow-state” adalah : 1) looking to the private sector for models of success; 2) the management environment of public organizations; 3) changing became the learning organization :

a. the end of hierarchy; b. govermental reliance on external expertise; c. the decline of confidence in science; d. decentralization of knowledge.

Garston (1993) mengemukakan tiga paradigma birokrasi yaitu : 1) Neoklasikal; 2) Marxis; 3) Institusionalis. Pada saat mempelajari gejala pemerintahan di satu negara atau daerah, perhatian paradigma yang digunakannya sehingga akan diperoleh analisis yang akurat, yang pada gilirannya akan diperoleh pengetahuan yang benar. Dalam hal ini kebenaran bukan hanya menurut pendapat pengkaji saja, melainkan kebenaran menurut kaidah-kaidah ilmiah maupun kebenaran menurut kalangan luas.

PERUBAHAN PARADIGMA DI BIDANG PEMERINTAHAN

1. Birokrasi (max Weber)

2. Sentralistik

Reinventing Government (Osborne & Gaebler)

Pasca birokrasi (Barzelay)

Desentralistik

3. Government Governance

4. Serbanegara Mekanisme Pasar

5. Demokrasi Perwakilan

Demokrasi Langsung

Privatisasi

SEPULUH PRINSIP REINVENTING GOVERNMENT 1. Pemerintahan Katalis : Lebih baik

mengendalikan daripada mengerjakan sendiri

2. Pemerintahan yang dimiliki oleh masyarakat: Memberdayakan daripada memberikan pelayanan

3. Pemerintahan Kompetitif : Memasukkan semangat kompetisi ke dalam pemberian pelayanan

4. Pemerintahan yang didorong oleh misi : Mentransformasi organisasi yang didorong oleh peraturan

5. Pemerintahan yang Berorientasi pada hasil: Membiayai nilaiguna, bukan input

6. Pemerintahan yang didorong oleh Pelanggan : mempertemukan kebutuhan pelanggan, bukan kebutuhan birokrasi.

7. Pemerintahan yang bersifat Aktif : menghasilkan daripada hanya menghabiskan anggaran.

8. Pemerintahan yang bersifat antisipatif : mencegah daripada mengobati

9. Pemerintahan yang terdesentralisasi : dari hirarkhi ke partisipasi dan tim kerja

10. Pemerintahan yang berorientasi pada pasar : mengungkit perubahan melalui pasar.

(11. Laksanakan prinsip secara bersama-sama dan

komprehensif)

TABEL PERBANDINGAN PARADIGMA

Nomor PARADIGMA BIROKRASI

PARADIGMA PASCABIROKRASI

1. Keinginan Publik Hasil-hasil nilai warganegara 2. Efisiensi Kualitas dan nilai 3. Administrasi Produksi 4. Pengendalian Mendorong ketaatan pada

norma 5. Fungsi,

kewenangan dan struktur spesifik

Mengidentifikasi misi, pelayanan, pelanggan, dan nilai guna

6. Membenarkan pembiayaan-pembiayaan

Memindahkan nilai

7. Menekankan pada tanggung jawab

Membangun akuntabilitas Memperkuat hubungan kerja

8. Mengikuti aturan dan prosedur

Memahami dan menerapkan norma Mengidentifikasi dan memecahkan masalah Terus menerus meningkatkan proses

9. Menjalankan sistem administrasi

Memisahkan pelayanan dari pengendalian Membangun dukungan berdasarkan norma Memperluas pilihan konsumen Mendorong tindakan kolektif Memberikan insentif Mengukur dan menganalisis hasil Memperkaya umpan balik

Sumber : Michael Barzelay, Breaking Through Bureaucracy

CATEGORY OF SOCIAL CHANGE

Level of Society

Time Dimension

Micro (Individual)

Intermediate (Group)

Macro (Society)

Type 1 Type 3 Type 5

Short Term

(1) Attitude Change

(1) Normative change

(1) Invention-inovation

(2) Behaviour change

(2)Administrative change

(2) Revolution

Type 2 Type 4 Type 6

Long Term Life-cycle change

Organizational change

Sociocultural change

Source : Zaltman & Duncan, 1977, tabel 1.1. page 11.

Gambar : Model Transformasi semangat Kewirausahaan bagi Sektor Publik.

Disusun oleh : Sadu Wasistiono

1. Catalytic Government 2. Community – Owned

Government 3. Competitive Government 4. Mission – Driven Government 5. Result – Oriented Government

6. Customer – Driven Government 7. Enterprising Government 8. Anticipatory Government 9. Decentralized Government 10. Market – Oriented Government

Sektor Publik dgn Paradigma lama

Sektor Publik dgn Paradigma baru

Good Governanc

e

People become more

- Welfare - Democrate

Work better & Costs Less (Common sense

Government)

Transformer

(4) Control Strategy

(5) Culture Strategy

(2) Consequences Strategy

THE FIVE S’s STRATEGY

(1) Core Strategy

(3) Customer Strategy

Alasan kita membutuhkanberpikir sistem :

Meningkatnya kompleksitas di dalamkehidupan kita

Tumbuhnya saling ketergantungan didunia

Terjadinya revolusi di dalam teori danpraktek manajemen

Meningkatnya “kesadaran global” dan“lokal” di dalam pengambilan keputusan

Meningkatnya pengakuan pembelajaransebagai kunci kapabilitas organisasional

Apa yang dimaksud denganberpikir sistem ?

Berpikir sistem adalah sebuah disiplin yangsedang berkembang untuk memahamikompleksitas dan perubahan

Berpikir Sistem Memiliki Tiga Dimensi yaitu :

Paradigma; Bahasa; Metodologi.