Post on 07-Jul-2016
description
1
ESTIMASI CADANGAN HIDROKARBON TERINDIKASI
MENGGUNAKAN PEMETAAN DAN PERMODELAN GEOLOGI
Metode Penelitian
Oleh:
FELTRINO LANGGA
0906102630
U N I V E R S I T A S N U S A C E N D A N A
F A K U L T A S S A I N S D A N T E K N I K
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
KUPANG
2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cadangan hidrokarbon dalam hal ini minyak bumi telah membawa kemajuan
yang pesat pada dunia ini, bayangkan seandainya minyak bumi itu tidak ada, maka
pastinya dunia tidak akan semaju sekarang ini. Minyak bumi merupakan komoditi
strategis disemua negara karena semua negara memerlukan minyak dan menjadi
komoditi internasional. Di mana-mana dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai
produk-produk yang berasal dari minyak bumi, baik produk yang berasal dari kilang
minyak maupun produk petrokimia.
Minyak bumi sendiri merupakan jenis energi yang tak terbarukan (non
renewable energy) maka besarnya cadangan minyak bumi merupakan hal yang sangat
menentukan daripada keberlanjutan produksi minyak bumi. Sebagaimana yang kita
ketahui bahwa cadangan minyak bumi yang ada di Indonesia kian menipis, oleh
karena itu perusahaan-perusahaan yang bergerak di bagian eksplorasi minyak dan gas
bumi perlu melakukan eksplorasi dan penelitian yang efektif dan efisien sehingga
dapat memprediksikan jumlah cadangan minyak bumi tersebut. Menyadari
pentingnya eksplorasi dan penelitian tersebut, alangkah baiknya perusahaan
memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk turut serta dalam penelitian dimaksud
sekaligus juga memberikan pengalaman bagi mahasiswa yang bersangkutan.
Berdasarkan hal diatas, maka peneliti mengambil judul “Estimasi Cadangan
Hidrokarbon Terindikasi Menggunakan Pemetaan dan Permodelan Geologi”.
Judul ini pun hanya bersifat sementara, penentuan judul baru yang sesuai dengan
kebutuhan bersama diserahkan penuh kepada pihak perusahaan.
1.2. Identifikasi Masalah
Dengan melihat pentingnya cadangan hidrokarbon ini, peneliti mencoba untuk
melakukan estimasi atau perhitungan cadangan minyak bumi yang terindikasi pada
suatu daerah produksi minyak dan gas bumi, sehingga dapat diketahui berapa besar
1
cadangan minyak bumi yang masih dapat diproduksi pada daerah tersebut. Estimasi
sendiri dilakukan pada perusahaan yang bergerak di bidang produksi minyak dan gas
bumi. Penelitian pun dibatasi pada permodelan geologi, pemetaan daerah terindikasi
minyak bumi dan estimasi lapisan minyak bumi. Estimasi cadangan minyak bumi
menggunakan metode komputasi dengan bantuan aplikasi software modeling yaitu
melalui metode permodelan geologi. Selain untuk mengurangi resiko pengeboran,
dapat juga dibuat peta geometri cadangan minyak (reservoir) sehingga estimasi dapat
dilakukan.
Maka berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka
penelitian akan difokuskan pada masalah berikut ini:
a. Bagaimanakah keadaan geologi yang ada di lokasi penelitian.
b. Bagimanakah peta geometri cadangan minyak bumi (reservoir).
c. Berapakah jumlah cadangan hidrokarbon yang ada di lokasi penelitian
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah yang akan diteliti diatas maka,
permasalahan penelitian akan dibatasi pada:
a. Keadaan geologi (formasi batuan) yang ada pada lingkungan pengendapan
cadangan hidrokarbon
b. Analisa data logging sumur untuk mendapatkan peta penampang cadangan
hidrokarbon
c. Pengukuran volume batuan reservoir untuk mengetahui jumlah cadangan
hidrokarbon
1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud sesungguhnya dari penelitian ini yaitu untuk melakukan
penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat utama untuk menjadi seorang
Sarjana S-1 pada Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Nusa Cendana Kupang – Nusa Tenggara Timur.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah:
1
a. Mengetahui keadaan geologi yang ada di lokasi penelitian sehingga dapat
dilakukan permodelan geologi.
b. Mengetahui peta geometri cadangan minyak bumi (reservoir) yang ada di lokasi
penelitian.
c. Mengetahui besarnya jumlah cadangan hidrokarbon yang ada di lokasi penelitian.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu mengaplikasikan ilmu yang didapat di selama
berada dikampus dan juga agar dapat mengetahui jumlah cadangan minyak bumi
terindikasi yang ada di lokasi penelitian, sehingga dapat dijadikan acuan bagi
perusahaan untuk dapat melakukan pengembangan produksi minyak bumi.
1.6. Jadwal Penelitian
Adapun kegiatan penelitian direncanakan selama 3 bulan, dengan jadwal kegiatan
penelitian sebagai berikut:
Kegiatan
Bulan
I II III
Minggu Minggu Minggu
I II III IV I II III IV I II III IV
Persiapan
Studi Literatur
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
Seminar
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Minyak Bumi
2.1.1. Definisi minyak bumi
Minyak bumi (petroleum) dijuluki sebagai emas hitam yang
merupakan cairan kental, berwarna coklat gelap atau kehijauan yang mudah
terbakar, yang berada di lapisan atas kerak bumi (Wikipedia, Indonesia).
Minyak bumi merupakan suatu campuran yang sangat kompleks yang
tersusun dari senyawa-senyawa hidrokarbon, yaitu senyawa-senyawa
organik dimana setiap molekulnya hanya mempunyai unsur karbon dan
hidrogen saja. Kandungan senyawa hidrokarbon murni dapat mencapai 97-
98%. Disamping itu didalam minyak bumi juga terdapat unsur-unsur
belerang, nitrogen, oksigen dan logam-logam khususnya vanadium, nikel,
besi dan tembaga, yang terdapat dalam jumlah yang relatif sedikit yang
terikat sebagai senyawa-senyawa organik.
Baik senyawa hidrokarbon maupun senyawa bukan hidrokarbon
keduanya akan berpengaruh dalam menentukan cara-cara pengolahan yang
dilakukan dalam kilang minyak.
2.1.2. Asal mula minyak bumi
Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan/atau gas
bumi, yaitu :
Pertama, ada “bebatuan asal” (source rock) yang secara geologis
memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.
Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal
menuju ke “bebatuan reservoir” (reservoir rock), umumnya sandstone atau
limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk
menampung hidrokarbon tersebut.
1
Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis
kulit bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri
(misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin
secara terus menerus, dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang
menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang
impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa
bergerak kemana-mana lagi.
Proses pembentukan minyak bumi secara organik, antara lain :
1
Gambar 2.1. Proses pembentukan minyak bumi secara organik
2.1.3. Jenis-jenis perangkap minyak bumi
Jadi adanya lapangan minyak bumi saja tidak saja bergantung kepada
minyak bumi saja, tetapi juga bergantung pada adanya batuan yang
mempunyai porositas dan permeabilitas yang cukup dan yang ditutup oleh
batuan tudung (cap rock). Struktur geologi yang demikian disebut jebakan
perangkap minyak bumi (trap).
Perangkap minyak bumi sendiri merupakan tempat terkumpulnya
minyak bumi yang berupa perangkap dan mempunyai bentuk konkav ke
bawah sehingga minyak dan gas bumi dapat terjebak di dalamnya.
Gambar 2.2. Penampang stratigrafi minyak dan gas bumi
Perangkap minyak bumi ini sendiri terbagi menjadi perangkap
stratigrafi, perangkap struktural, dan perangkap kombinasi stratigrafi-
struktural.
a. Perangkap stratigrafi
Jenis perangkap stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara
vertikal dan lateral, perubahan facies batuan dan ketidakselarasan dan
variasi lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoar dalam
perpindahan minyak bumi. Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah
minyak dan gas bumi terperangkap dalam perjalanan ke atas kemudian
terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan pinggir, hal ini
dikarenakan batuan reservoar telah menghilang atau berubah fasies
1
menjadi batu lain sehingga merupakan penghalang permeabilitas
(Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya).
Gambar 2.3 Perangkap stratigrafi minyak dan gas bumi
Pada perangkap stratigrafi ini, berasal dari lapisan reservoar tersebut,
atau ketika terjadi perubahan permeabilitas pada lapisan reservoar itu
sendiri. Pada salah satu tipe jebakan stratigrafi, pada horizontal, lapisan
impermeabel memotong lapisan yang bengkok pada batuan yang
memiliki kandungan minyak. Terkadang terpotong pada lapisan yang
tidak dapat ditembus, atau Pinches, pada formasi yang memiliki
kandungan minyak. Pada perangkap stratigrafi yang lain berupa Lens-
shaped. Pada perangkap ini, lapisan yang tidak dapat ditembus ini
mengelilingi batuan yang memiliki kandungan hidrokarbon. Pada tipe
yang lain, terjadi perubahan permeabilitas dan porositas pada reservoar
itu sendiri. Pada reservoar yang telah mencapai puncaknya yang tidak
sarang dan impermeabel, yang dimana pada bagian bawahnya sarang dan
permeabel serta terdapat hidrokarbon.
Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi
terperangkap pada reservoar itu sendiri yang Cut Off up-dip, dan
mencegah migrasi lanjutan, sehingga tidak adanya pengatur struktur yang
dibutuhkan. Variasi ukuran dan bentuk perangkap yang demikian
mahabesar, untuk memperpanjang pantulan lingkungan pembatas pada
batuan reservoar terendapkan.
b. Perangkap struktural
Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, perangkap
ini Jebakan tipe struktural ini banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi
1
perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang
merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang
paling asli dan perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai
unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoar
sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau
struktur seperti pelipatan dan patahan (Koesoemadinata, 1980, dengan
modifikasinya).
1. Jebakan Patahan
Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada
lapisan batuan. Jebakan ini terjadi bersama dalam sebuah formasi
dalam bagian patahan yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi
ini berhenti dan pada saat yang bersamaan minyak bumi mengalami
migrasi dan terjebak pada daerah patahan tersebut, lalu sering kali
pada formasi yang impermeabel yang pada satu sisinya berhadapan
dengan pergerakan patahan yang bersifat sarang dan formasi yang
permeabel pada sisi yang lain. Kemudian, minyak bumi bermigrasi
pada formasi yang sarang dan permeabel. Minyak dan gas disini
sudah terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus pada daerah
jebakan patahan ini.
Gambar 2.4. Jebakan patahan pada jebakan struktural
2. Jebakan Antiklin
Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan
antiklin, jebakan yang antiklinnya melipat ke atas pada lapisan
batuan, yang memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan.
Minyak dan gas bumi bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada
1
lapisan yang permeabel, serta naik pada puncak lipatan. Disini,
minyak dan gas sudah terjebak karena lapisan yang diatasnya
merupakan batuan impermeabel.
Gambar 2.5. Jebakan antiklin pada jebakan structural
c. Perangkap Kombinasi
Kemudian perangkap yang selanjutnya adalah perangkap kombinasi
antara struktural dan stratigrafi. Dimana pada perangkap jenis ini
merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau menjebak
minyak bumi. Dan, pada jenis perangkap ini, terdapat lebih dari satu jenis
perangkap yang membenuk reservoar. Sebagai contohnya antiklin
patahan, terbentuk ketika patahan memotong tegak lurus pada antiklin.
Dan, pada perangkap ini kedua perangkapnya tidak saling mengendalikan
perangkap itu sendiri.
Gambar 2.6. Contoh perangkap kombinasi
2.2. Log
2.2.1. Definisi Log
1
Log merupakan metode pengukuran besaran-besaran fisik batuan
reservoir terhadap kedalaman lubang bor. Sesuai dengan tujuan logging yaitu
menentukan besaran-besaran fisik batuan reservoir (porositas, saturasi air
formasi, ketebalan formasi produktif, lithologi batuan) maka dasar dari
logging itu sendiri adalah sifat-sifat fisik atau petrofisik dari batuan reservoir
itu sendiri, yaitu sifat listrik, sifat radioaktif, dan sifat rambat suara
(gelombang) elastis dari batuan reservoir.
2.2.2. Jenis-jenis Data Log
Data log sumur adalah informasi bahwa permukaan yang diakusisi
secara insitu, data yang dihasilkan merupakan suatu respons terhadap alat-alat
listrik yang digunakan antara lain:
1. Log resistivitas (log tahanan jenis)
Resistivity log adalah suatu alat yang dapat mengukur tahanan batuan
formasi beserta isinya, yang mana tahanan ini tergantung pada porositas
efektif, salinitas air formasi, dan banyaknya hidrokarbon dalam pori-pori
batuan. Log resistivitas dapat digunakan untuk interpretasi pintas deteksi
hidrokarbon. Resistivitas formasi sebenarnya tergantung dari jenis
fluidanya, arus listrik dapat mengalir akibat adanya air sedangkan minyak
dan gas tidak mengalirkan arus, sehingga parameter terbatas pada air yang
dikandungnya. Resistivitas/tahanan jenis dapat dihitung dengan rumus:
Dimana:
R = Resistivity (Ohm-meter)
r = Resistansi (Ohm)
A = Penampang melintang yang mengandung pengukuran
(meter2)
L = Panjang dari kandungan yang dihitung (meter)
2. Log gamma ray (GR)
1
Log gamma ray merupakan log yang menggunakan sinar gamma
sebagai alat untuk mengukur tingkat radiasi yang ada dalam setiap batuan
yang dilaluinya. Prinsip terpenting dari log ini adalah suatu perekaman
tingkat radiasi alami suatu zona, tingkatan radiasi itu terjadi akibat adanya
unsur-unsur radioaktif yang ada di zona bumi. Unsur-unsur itu adalah
Uranium, Thorium, dan Potassium. Prinsip pengukurannya adalah
mendeteksi arus yang ditimbulkan oleh ionisasi yang terjadi karena adanya
interaksi sinar gamma dari formasi dengan gas ideal yang terdapat didalam
kamar ionisasi yang ditempatkan pada sonde. Besarnya arus yang diberikan
sebanding dengan intensitas sinar gamma yang bersangkutan.
Didalam formasi hampir semua batuan sedimen mempunyai sifat
radioaktif yang tinggi, terutama terkonsentrasi pada mineral clay. Formasi
yang bersih (clean formasi) biasanya mengandung sifat radioaktif yang
kecil, kecuali lapisan tersebut mengandung mineral-mineral tertentu yang
bersifat radioaktif atau lapisan berisi air asin yang mengandung garam-
garam potassium yang terlarutkan (sangat jarang), sehingga harga sinar
gamma akan tinggi.
Log gamma ray dapat digunakan dalam perhitungan volume shale
yang didasarkan pada rumus:
Dimana:
VSHgr = Volume shale
GRlog = Pembacaan GR pada suatu titik
GRmatrix = Nilai GR pada sand/reservoir baseline
GRshale = Nilai GR pada shale baseline
3. Log density (densitas)
Tujuan utama dari density log adalah menentukan porositas dengan
mengukur density bulk batuan, disamping itu dapat juga digunakan untuk
mendeteksi adanya hidrokarbon atau air, digunakan besama-sama dengan
neutron log, juga menentukan densitas hidrokarbon (ρh) dan membantu
1
didalam evaluasi lapisan shaly. Log ini menggunakan energi yang berasal
dari sinar gamma. Pada saat sinar gamma bertabrakan dengan elektroda,
maka sinar kehilangan energinya lalu dideteksi oleh sensor. Satuannya
adalah gr/cm3.
Dimana :
ρ = Densitas formasi batuan
m = Intensitas massa batuan
V = Volume formasi batuan yang di tembus sinar gamma
4. Log Neutron
Log neutron merupakan tipe log porositas yang mengukur
konsentrasi ion hidrogen dalam suatu hidrogen dalam suatu formasi. Di
dalam formasi bersih dimana porositas diisi air atau minyak, log neutron
mencatat porositas yang diisi cairan. Neutron energi tinggi yang
dihasilkan oleh suatu sumber kimia ditembakkan ke dalam formasi,
sebagai akibatnya neutron kehilangan energinya. Kehilangan energi
maksimum akan terjadi pada saat neutron bertabrakan dengan atom
hidrogen karena kedua metri tersebut mempunyai massa yang hampir
sama. Karena itu kehilangan energi maksimum merupakan fungsi dari
konsentrasi hidrogen dalam formasi, karena dalam formasi yang sarang
hidrogen terkonsentrasi didalam pori-pori yang terisi cairan, maka
kehilangan energi akan dapat dihubungkan dengan porositas formasi.
2.2.3. Interpretasi Lithologi Berdasarkan Data Log
Jenis lithologi pada data log dapat ditentukan dengan berdasarkan
kenampakan defleksi log tanpa suatu perhitungan. Adapun kenampakan
beberapa jenis lithologi batuan reservoar adalah sebagai berikut (Firdaus &
Prabantara, 2005) :
2.2.3.1. Interpretasi Zona Porous dan Permeabel
Batuan yang permeabel dapat dibedakan dengan zona batuan
kedap dengan melihat bentuk-bentuk kurva log. Adapun
perbedaannya adalah sebagai berikut (Firdaus & Prabantara, 2005) :
1
1. Zona batuan kedap dicirikan dengan :
a. Harga kurva GR yang tinggi
b. Kurva log SP tidak mengalami defleksi
c. Harga tahanan jenis pada zona terusir (Rxo) hampir sama
dengan harga tahanan jenis formasi (RT)
d. Harga porositas neutron lebih tinggi dari pada porositas
densitas
2. Zona batuan reservoar yang permeabel dicirikan dengan :
a. Harga kurva GR yang rendah
b. Harga kurva SP menjauhi garis dasar serpih (terjadi defleksi
kurva SP)
c. MSFL, LLS, dan LLD tidak berimpit
d. Mempunyai harga porositas menengah sampai tinggi ( cross-
plot neutron- densitas positif )
2.2.3.2. Interpretasi Jenis Kandungan Fluida
Untuk membedakan jenis cairan/ fluida yang terdapat pada
suatu lapisan/ formasi, apakah fluida tersebut dapat berupa air,
minyak atau gas dapat ditentukan dari melihat defleksi yang
terjadi pada kurva log.
2.3. Pemetaan Bawah Permukaan
Peta bawah permukaan adalah peta yang menggambarkan bentuk maupun
kondisi geologi bawah permukaan dan menjadi dasar dalam suatu kegiatan
eksplorasi hidrokarbon, mulai dari awal hingga pengembangan lapangannya. Peta
bawah permukaan memiliki sifat kualitatif dan dinamis. Kualitatif artinya peta
menggambarkan suatu garis yang menghubungkan titik-titik yang nilainya sama,
baik berupa ketebalan, kedalaman maupun prosentase ketebalan. Dinamis artinya
ketebalan peta tidak dapat dinilai atas kebenaran metode, tetapi berdasarkan
data yang ada dan sewaktu-waktu dapat berubah seiring dengan diperolehnya
data-data baru. Hal itu terjadi karena peta bawah permukaan merupakan hasil
interpretasi geologi atau geofisika yang tergantung pada keterbatasan data, teknik
1
pelaksanaan, imajinasi yang kreatif, kemampuan visual tiga dimensi dan
pengalaman. Adapun data yang dipakai antara lain data core, wireline log dan data
seismik.
2.4. Perhitungan Cadangan Hidrokarbon (Minyak Bumi)
Cadangan (reserves) adalah perkiraan jumlah volume hidrokarbon (minyak
bumi dan gas bumi) yang diketemukan terakumulasi di dalam batuan reservoir.
Besarnya cadangan hidrokarbon sangat penting untuk terus diketahui. Hal ini
merupakan pertimbangan ekonomis bagi suatu perusahaan, karena untuk
pengembangan selanjutya. Oleh karena itu perhitungan cadangan hidrokarbon perlu
diketahui. Sehingga perhitungan cadangan merupakan pekerjaan periodik yang terus
dilakukan berulang-ulang dengan metode yang digunakan tergantung dari tingkat
perkembangan yang ada. Semakin lengkap dan akurat datanya, maka hasil
perhitungannya semakin mendekati keadaan sebenarnya.
Jenis dan cara metode untuk menentukan besarnya cadangan sangat
bergantung pada kualitas dan kuantitas data yang tersedia, baik dari data geologi,
hasil analisa fluida, analisa batuan, analisa uji sumur, sejarah produksi, dan
sebagainya. Meningkatnya data tersebut sesuai dengan proses pengembangan suatu
lapangan.
2.4.1. Klasifikasi Cadangan Reservoir
Besarnya volume cadangan yang bergantung pada jenis data tersebut,
menjadikan adanya klasifikasi dalam menghitung besarnya cadangan.
Besarnya cadangan diklasifikasikan menjadi dua yaitu cadangan terbukti
(proved reserves) dan cadangan belum terbukti (unproved reserves).
Unproved reserves memiliki tingkat ketidakpastian (uncertienty) yang lebih
besar daripada proved reserves.
a. Cadangan pasti
Cadangan pasti (cadangan terbukti) adalah data besarnya volume
hidrokarbon yang diyakini di kemudian hari dapat diproduksikan secara
teknologi dan cukup komersial (dapat memberikan keuntungan) atas
dasar perundangan yang berlaku. Sejalan dengan perkembangan kegiatan
1
produksi ternyata tidak semua cadangan pasti ini setelah diproduksikan
hidrokarbonnya dapat menguntungkan. Sehingga proved reserves dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu proved developed reserves (cadangan
pasti hidrokarbon yang dapat diproduksikan dan
komersial/menguntungkan) dan Unproved developed reserves (cadangan
pasti hidrokarbon yang bila diproduksikan ternyata tidak komersial).
b. Cadangan belum pasti
Cadangan belum pasti (cadangan belum terbukti) adalah data
besarnya volume cadangan hidrokarbon yang baru dalam perkiraan. Hal
ini masih harus dibuktikan lagi untuk menjadi cadangan pasti. Dengan
perkembangan data-data keteknikan yang dimiliki, sehingga dapat
digolongkan menjadi probable dan possible.
2.4.2. Perhitungan Cadangan Hidrokarbon
Besarnya cadangan hidrokarbon dari suatu reservoir adalah sangat
penting untuk terus dihitung. Adapun cara untuk menghitung besarnya
cadangan sangat tergantung pada kualitas dan kuantitas data yang tersedia.
Perhitungan dapat dilakukan dengan data-data berikut ini:
a. Parameter reservoir
Reservoir merupakan bagian kerak bumi yang mengandung minyak
dan gas bumi. Reservoir sendiri memiliki geometri dan dimensi.
Parameter-parameter reservoir meliputi :
1. Porositas
Porositas diartikan sebagai perbandingan antara volume total
rongga dengan volume total batuan, ini dikenal sebagai porositas
absolut. Namun, karena kepentingan dalam industri perminyakan
maka disefinisikan sebagai perbandingan antara volume rongga yang
saling berhubungan dengan volume total batuan, ini dikenal sebagai
porositas efektif.
2. Permeabilitas
1
Permeabilitas adalah suatu pengukuran yang menyatakan
tingkat kemudahan dari fluida yang mengalir didalam formasi batuan,
satuannya adalah Darcy.
Batuan dikatakan permeabel apabila mempunyai porositas
yang saling berhubungan, misalnya pori-pori, retakan maupun
rekahan. Parameter yang terkait yaitu porositas, ukuran pori, bentuk
butiran dan kontinuitas.
3. Derajat saturasi air (Sw)
Merupakan rasio dari volume yang berisi cairan dengan
volume porositas total. Saturasi air tidak berdimensi, oleh karena itu
dikali 100 untuk dinyatakan dalam persen.
b. Permodelan geologi
Merupakan cara membuat model reservoir (cadangan minyak)
berdasarkan model fisik maupun model matematik yang dapat
memberikan ilustrasi bentuk reservoir pada kondisi yang sebenarnya.
Selain itu merupakan representasi keseluruhan data (log, peta dan
struktur).
c. Perhitungan volume batuan
Menggunakan perhitungan volumetrik dengan menggunakan
planimeter. Dimana merupakan kalkulasi volume menurut berbagai
batasan dari model yang telah digambarkan oleh pengguna. Batasan-
batasan tersebut antara lain luas, ketebalan zona, porositas, permeabilitas,
saturasi air yang telah dihitung dan dimodelkan. Perhitungan ini
merupakan perhitungan cadangan awal sebelum melakukan perhitungan
selanjutnya.
Volume batuan dapat dihitung dengan bantuan planimeter.
Planimeter adalah alat untuk mengukur luas masing-masing kontur.
Rumus yang digunakan :
1. Rumus trapezium
Volume = ½ t (A1 + A2)
t
A1
A2
1
Syarat = > = 0.5
Sehingga Volume = ½ t (A0 + 2A1 + 2A2 + 2A3 + 2A4 + 2A5) + ½ tavg
A5
2. Rumus piramide terpotong
Syarat = < = 0.5
Sehingga Volume = 1/3 t (A0 + 2A1 + 2A2 + 2A3 + 2A4 + 2A5) + 1/3 t (
+ + + +
) + 1/3 tavg A5
d. Perhitungan cadangan hidrokarbon
1. Perhitungan cadangan hidrokarbon awal (hydrocarbon reserved)
Merupakan jumlah akumulasi minyak setempat dimana
merupakan hasil kali volume batuan reservoir dengan jumlah
persatuan volume.
1
Dimana:
ISTOIP = Intial Oil in Place/Perhitungan cadangan awal (bbl)
A = luas daerah reservoir (acre)
K = Konstanta konversi (acre-ft ke bbl) = 7758 bbl
h = Ketebalan reservoir
ϕ = Porositas reservoir (%)
Sw = Saturasi/derajat kejenuhan (%)
Bo = Faktor volume formasi batuan
2. Produktivitas (productivity)
Merupakan kemampuan produksi sumur, dinyatakan dengan
rumus:
Dimana:
k = Permeabilitas
h = Ketebalan reservoir (acre atau m)
Pe = Tekanan reservoir pada batas pengurasan
Pw = Tekanan pada dasar sumur
η = Viskositas
re = Jari-jari pengurasan
rw = Jari-jari sumur
3. Ultimate Recovery
Merupakan jumlah minyak yang dapat diproduksikan
maksimum dari suatu reservoir. Dapat dihasilkan dari hasil kali
perhitungan cadangan awal dengan volume minyak yang dapat
diproduksikan (recovery factor).
Sehingga cadangan minyak yang belum terproduksi adalah:
1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Metode langsung
Pada metode langsung ini, peneliti langsung melakukan penelitian pengambilan
data dari lapangan. Data yang diperoleh dari metode langsung ini berupa data primer,
yaitu:
a. Peta geologi
b. Data petrofisik
2. Metode tidak langsung
Pada metode ini, peneliti mengambil data dari perusahaan. Data-data ini berupa
data sekunder, antara lain:
a. Peta lintasan
b. Data pemboran (data log)
c. Data lithologi dan stratigrafi
Tahapan kegiatan yang dilakukan selama penelitian yaitu:
1. Studi Literatur
Tahapan ini merupakan tahapan awal penelitian, dimana penulis mempelajari
bahan-bahan dan literatur-literatur yang akan digunakan selama penelitian. Literatur
yang digunakan tidak hanya buku-buku saja tetapi dapat berupa catatan kuliah, artikel,
tulisan ilmiah, internet, data perusahaan, dan informasi dari penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya.
2. Pengambilan Data
Kegiatan pengambilan data dilakukan dengan metode-metode yang telah
dijelaskan diatas yaitu metode lagsung (pengambilan data primer) dan metode tidak
langsung (pengambilan data sekunder).
1
3. Pengolahan dan Analisis Data
Hasil dari pengambilan data primer dan sekunder di lapangan, kemudian
dilanjutkan pada tahapan validasi dan analisis data berdasarkan studi literatur yang
berhubungan dengan penyelesaian kasus yang di teliti.
1
DAFTAR PUSTAKA
Hardjono, A., 2007, Teknologi Minyak Bumi. Edisi 1, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Nugrahanti, Asri., 2010, Minyak Bumi dan BBM di Indonesia, Edisi 1, Universitas Trisakti,
Jakarta.
Prasetyo, Hadi., 2012, Overview Kegiatan Industri Hulu Minyak dan Gas Bumi, Kupang
Suyartono., 2009, Keselamatan Instalasi Migas, Edisi 1, Yayasan Minergy Informasi
Indonesia, Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumi, tanggal 12/06/2012
http://rovicky.wordpress.com/proses-pembentukan-minyak-bumi/, tanggal 12/06/2012
http://www.agussuwasono.com/artikel/oil-knowledge/368-jenis-jenis-perangkap-minyak-
bumi.html, tanggal 11/06/2012
http://www.agussuwasono.com/artikel/oil-knowledge/419-reservoir-engineering.html,
tanggal 11/06/2012