Post on 07-Jun-2019
Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC
dalam berbagai litertur berbeda-beda,
namun pada prinsipnya secara
keseluruhan semua proses yang
dilakukan sama saja
Tahapan analisis sistem dimulai karena adanya
permintaan terhadap sistem baru. Permintaan
dapat datang dari seorang manajer dari luar
departemen sistem informasi atau dari pihak
eksekutif yang melihat adanya masalah atau
menemukan adanya peluang baru.
Tujuan utama analisis sistem adalah untuk
menentukan hal-hal detail tentang yang akan
dikerjakan oleh sistem yang diusulkan (dan bukan
bagaimana caranya). Analisis sistem mencakup
studi kelayakan dan analisis kebutuhan.
Studi kelayakan digunakan untuk
menentukan kemungkinan keberhasilan
solusi yang diusulkan. Tahap ini berguna
untuk memastikan bahwa solusi yang
diusulkan tersebut benar-benar dapat
dicapai dengan sumber daya dan
dengan memperhatikan kendala yang
terdapat pada perusahaan serta
dampak terhadap lingkungan sekeliling
Penentuan masalah dan peluang yang
dituju sistem
Pembentukan sasaran sistem baru
secara keseluruhan
Pengidentifikasian para pemakai sistem
Pembentukan lingkup sistem
Pengusulan perangkat lunak dan
perangkat keras untuk sistem baru
Pembuatan analisis untuk membuat
atau membeli aplikasi
Pembuatan analisis biaya /manfaat
Pengkajian terhadap resiko proyek
Pemberian rekomendasi untuk
meneruskan atau menghentikan proyek
Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan (disebut juga spesifikasi fungsional). Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi yang rinci tentang hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan.
Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan keluaran yang akan dihasilkan sistem, masukan yang akan diperlukan sistem, lingkup proses yang digunakan untuk mengolah masukan menjadi keluaran, volume data yang akan ditangani sistem, jumlah pemakai dan kategori pemakai, serta kontrol terhadap sistem.
Wawancara
Riset terhadap sistem sekarang
Observasi lapangan
Kuis
Pengamatan terhadap sistem serupa
prototipe
Desain sistem secara umum
(General System Design)
Desain sistem secara khusus (Detail
System Design)
Disebut juga dengan
desain konseptual
(Conseptual Design)
atau desain logikal
(Logical Design)
atau desain secara
makro (Macro Design)
Disebut juga dengan
desain sistem secara
fisik (Physical System
Design)
atau desain internal
(Internal Design)
Tahap setelah analisis sistem dari siklus hidup pengembangan sistem (System Development Life Cycle).
Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional.
Persiapan rancang bangun untuk implementasi.
Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan, pembuatan dan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
Termasuk menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras.
Tujuan dari desain sistem adalahUntuk mencapai tujuan tersebut,
analis sistem harus dapat mencapai
sasaran sbb
Untuk memenuhi
kebutuhan pada
pemakai sistem.
Untuk memberikan
gambaran yang jelas
dan rancang bangun
yang lengkap kepada
program komputer dan
ahli-ahli teknik lainnya
yang terlibat.
Desain sistem harus berguna dan mudah dipahami.
Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama.
Desain sistem harus efisien dan efektif.
Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci.
Analis sistem.
Spesialis pengendalian.
Personel penjamin kualitas.
Spesialis komunikasi data.
Pemakai sistem.
Untuk mendapatkan suatu perangkat
lunak, perusahaan bisa memilih salah
satu dari 3 hal berikut ini:
Langkah-langkah pengembangan
program dan prosedur dalam
sebuah sistem informsi:
Membeli perangkat
lunak siap pakai.
Menyewa program
aplikasi.
Membuat dan
mengembangkan
sendiri program
aplikasi.
Mempelajari hasil
analisis dan desain
sebuah program.
Coding atau
penulisan program.
Melakukan konversi
file.
Testing internal dan
debugging.
Pada tahap ini dilakukan perbandingan beberapa kategori perangkat keras menurut kemampuan, kapasitas, dan keandalan yang ada dengan tidak lupa memperhitungkan biaya dan kompabilitas-nya dengan perangkat keras lainnya.
Kemampuan hardware yang dianalisa meliputi kecepatan proses, kapasitas penyimpanan (storage), mutu keluaran (output), kemudahan melakukan input, dan lain-lain. Sedangkan kapasitas yang dimaksud, diukur berdasarkan jumlah transaksi yang dapat diproses dalam suatu periode tertentu.
Tempat yang baik akan sangat mendukung pemeliharaan sistem secara baik pula. Salah satu hal yang cukup penting adalah tersedianya sumber daya listrik yang kontinu dan stabil.
Penyimpanan tempat juga berhubungan dengan keamanan secara fisik. Hal ini diperlukan agar file-file dan program-program penting bisa disimpan secara tepat. Seperti misalnya ditempatkan dalam ruang yang tahan api, adanya AC (air condotioner) untuk mengatur temperatur ruangan, penerangan yang cukup, UPS, telepon, berikut dengan keamanan kunci pada pintu lokasi.
Penyimpanan lokasi juga harus memperhatikan juga masalah ergonomics. Yaitu menyangkut desain tempat kerja yang dapat mengurangi tingkat kelelahan dan meningkatkan efisiensi kerja. Misalnya dengan meletakkan perabot/peralatan pada tempat yang mudah dijangkau secara efektif.
Pemasangan perangkat keras.
Instalasi jaringan komputer jika dibutuhkan.
Instalasi Sistem Operasi komputer.
Instalasi Bahasa Pemrograman yang
dipakai.
Instalasi Aplikasi Pemrograman yang
dipakai.
Instalasi Aplikasi pemrograman yang telah
dibuat.
Testing sistem secara utuh akan melibatkan faktor-faktor:
Perangkat keras dan perlengkapan.
Perangkat lunak.
Lingkungan sistem.
Prosedur sistem.
Pengguna sistem baik internal maupun eksternal perusahaan yang dilibatkan untuk memeriksa hasil output sistem apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan.
Pengenalan tentang gambaran umum
sistem baru yang akan diberlakukan.
Latihan atau simulasi untuk menjalankan
prosedur-prosedur baru yang mungkin
diterapkan dalam sistem.
Latihan mengoperasikan program untuk
operator PDE sistem tersebut.
Pelatihan dalam hal pemeliharaan
sistem.
Dokumentasi pemakaianDokumentasi teknis
Merupakan dokumentasi yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana teknik pengoperasian program.
Biasanya berbentuk manual book (buku panduan) yang membahas bagaimana mengoperasikan program
Dokumentasi ini menjelaskan tentang alasan, teknik, logika sebuah program yang mencakup penjelasan tentang naratif, bagan arus, daftar program dan dokumen-dokumen pendukung lainnya. Teknik pendokumentasian ini antara lain:
Procedure flowchart
process flowchart
decision table.
Kesalahan dari program yang mungkin terjadi dapat diklasifikasi dalam tiga bentuk kesalahan, yaitu sebagai berikut:
Kesalahan bahasa (language error) atau disebut juga dengan kesalahan penulisan (syntax error) atau kesalahan penulisan tata bahasa (grammatical error) adalah kesalahan dalam penulisan source program yang tidak sesuai dengan syarat.
Kesalahan waktu proses (run-time errors), kesalahan yang terjadi sewaktu executable programdijalankan.
Kesalahan logikal (logical errror) yaitu kesalahan dari logika program yang dibuat.
Pengetesan modul.
Pengetesan untuk tiap modul program (program utama, maupun sub program) disebut dengan sub testing.
Pengetesan unit atau pengetesan program.
Pengetesan ini disebut juga dengan unit testing atau program testing dengan maksud mengetes bahwa program dapat bekerja terintegrasi tanpa ada kesalahan.
Konversi Modular/bertahap
Konversi Paralel
Konversi Pilot (percontohan)
Konversi Langsung
Setelah masa sistem berjalan sepenuhnya
menggantikan sistem yang lama, sistem memasuki
pada tahap operasi dan pemeliharaan
Mungkin sistem masih menyisakan masalah-masalah yang tidak terdeteksi selama masa pengujian sistem
Perubahan bisnis atau lingkungan, atau adanya permintaan kebutuhan baru oleh pemakai
Kinerja sistem yang menjadi menurun sehingga mungkin ada perubahan-perubahan dalam penulisan program