Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA...

123
BAB 1: PENGERTIAN PENELITIAN Kata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari untuk melingkup spektrum arti yang luas, yang dapat membuat bingung mahasiswa—terutama mahasiswa pascasarjana—yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang satu dengan yang lain. Dapat saja, sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan, dan beberapa konsep yang salah tentunya harus dibuang dan diganti konsep yang benar. Pada dasarnya, manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu. Salah satu cara untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian. Cara lain yang lebih mudah, tentunya, adalah dengan bertanya pada seseorang atau “bertanya” pada buku—tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban, atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan. Pengertian penelitian sering dicampuradukkan dengan: pengumpulan data atau informasi, studi pustaka, kajian dokumentasi, penulisan makalah, perubahan kecil pada suatu produk, dan sebagainya. Kata penelitian atau riset sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium, di perpustakaan, dan lepas dari kehidupan sehari-hari. Menjadi tujuan bab ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan membedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian. Pengertian penelitian yang disarankan oleh Leedy (1997: 3) sebagai berikut: Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau menjadi perhatian kita. 1

Transcript of Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA...

Page 1: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

BAB 1:PENGERTIAN PENELITIAN

Kata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari untuk melingkup spektrum arti yang luas, yang dapat membuat bingung maha-siswa—terutama mahasiswa pascasarjana—yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang satu dengan yang lain. Dapat saja, sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan, dan beberapa konsep yang salah tentunya harus dibuang dan diganti konsep yang benar.

Pada dasarnya, manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia un-tuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu. Salah satu cara untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian. Cara lain yang lebih mudah, tentunya, adalah dengan bertanya pada seseorang atau “bertanya” pada buku—tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban, atau kita mungkin menda-patkan jawaban tapi tidak meyakinkan.

Pengertian penelitian sering dicampuradukkan dengan: pengumpu-lan data atau informasi, studi pustaka, kajian dokumentasi, penulisan makalah, perubahan kecil pada suatu produk, dan sebagainya. Kata peneli-tian atau riset sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium, di perpustakaan, dan lepas dari kehidupan se-hari-hari.

Menjadi tujuan bab ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian. Pengertian penelitian yang disarankan oleh Leedy (1997: 3) sebagai berikut: Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau menjadi perhatian kita.

Mirip dengan pengertian di atas, Dane (1990: 4) menyarankan definisi sebagai berikut: Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan per-tanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia. Seperti disebutkan di atas, mungkin di masa lalu, kita mendapatkan banyak kon-sep (pengertian) tentang penelitian, yang sebagian daripadanya merupakan kon-sep yang salah. Untuk memperjelas hal tersebut, di bawah ini dikaji pengertian yang “salah” tentang penelitian (menurut kita—kaum akademisi).

Beberapa pengertian yang salah tentang PenelitianSecara umum, berdasar konsep-konsep yang “salah” tentang penelitian, maka perlu digarisbawahi empat pengertian sebagai berikut:(1) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)(2) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain

1

Page 2: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

(3) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasi(4) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatian.

Lebih lanjut kesalahan pengertian tersebut dijelaskan di bawah ini.1. Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)

Pernah suatu ketika, seorang mahasiswa mengajukan usul (proposal) penelitian untuk “meneliti” sudut kemiringan sebuah menara pemancar TV di kotanya. Ia mengusulkan untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur kemiringan menara tersebut. Meskipun peralatannya canggih, tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei (pengumpulan data/informasi) saja, yaitu mengukur kemiringan menara tersebut, dan survei itu bukan penelitian (tapi bagian dari suatu penelitian). Para siswa suatu SD kelas 4 diajak gurunya untuk melakukan “penelitian” di perpustakaan. Salah seorang siswa mempelajari tentang Columbus dari beberapa buku. Sewaktu pulang ke rumah, ia melapor kepada ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Columbus. Sebenarnya, yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi, bukan penelitian. Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka (reference skills).

2. Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lainSeorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah tugas “penelitian” tentang teknik -teknik pembangunan bangunan tinggi di Jakarta. Ia telah berhasil mengumpulkan banyak artikel dari suatu majalah konstruksi bangunan dan secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya, dengan disertai teknik acuan yang benar. Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan menyusun makalah penelitian. Sebenarnya, yang ia lakukan hanyalah: mengumpulkan informasi/data, merakit kutipan-kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang benar. Untuk disebut sebagai penelitian, yang dikerjakannya kurang satu hal, yaitu: interpretasi data. Hal ini dapat dilakukan dengan cara antara lain menambahkan misalnya: “Fakta yang terkumpul menunjukkan indikasi bahwa faktor x dan y sangat mempengaruhi cara pembangunan bangunan tinggi di Jakarta”. Dengan demikian, ia bukan hanya memindahkan informasi/data/fakta dari artikel majalah ke makalahnya, tapi juga menganalis informasi/data/fakta sehingga ia mampu untuk menyusun interpretasi terhadap informasi/data/fakta yang terkumpul tersebut.

3. Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari informasiSeorang Menteri menyuruh stafnya untuk memilihkan empat buah kotamadya (di wilayah Indonesia bagian timur) yang memenuhi beberapa kriteria untuk diberi bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan. Stafnya tersebut berpikir bahwa ia harus melakukan “penelitian”. Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik, membongkar arsip/dokumen statistik kotamadya -kotamadya yang ada di wilayah IBT tersebut. Dengan

2

Page 3: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria yang diberi oleh Menteri, ia berhasil memilih empat kotamadya yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut. Staf tersebut melaporkan hasil “penelitiannya” ke Menteri. Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut hanyalah mencari data (data searching, rummaging) dan mencocokknnya (matching) dengan kriteria , dan itu bukan penelitian.

4. Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik perhatianKata “…penelitian” sering dipakai oleh surat kabar, majalah populer, dan iklan untuk menarik perhatian (“mendramatisir”). Misalnya, berita di surat kabar: “Presiden akan melakukan penelitian terhadap Pangdam yang ingin ‘mreteli’ kekuasaan Presiden”. Contoh lain: berita “Semua anggota DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus (litsus)”. Contoh lain lagi: “Produk ini merupakan hasil penelitian bertahun-tahun” (padahal hanya dirubah sedikit formulanya dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan).

Pengertian yang benar tentang Penelitian dan Karakteristik Proses Penelitian

Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut, menurut Leedy (1997: 5): Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan didukung oleh data) jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan, atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena.

Proses tersebut, yang sering disebut sebagai metodologi penelitian, mempunyai delapan macam karakteristik:

1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan.2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan.3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik.4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub

masalah yang lebih dapat dikelola.5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan, pertanyaan, atau hipotesis

penelitian yang spesifik.6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu.7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam up-

aya untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian.8) Penelitian adalah, secara alamiahnya, berputar secara siklus; atau

lebih tepatnya,

Macam Tujuan PenelitianSeperti dijelaskan di atas, penelitian berkaitan dengan pertanyaan atau

keinginan tahu manusia (yang tidak ada hentinya) dan upaya (terus menerus) untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dengan demikian, tujuan terujung suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-per-tanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut. Tujuan dapat beranak cabang yang me ndorong penelitian lebih lanjut. Tidak satu orangpun mampu mengajukan semua pertanyaan, dan demikian pula

3

Page 4: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk satu pertanyaan saja. Maka, kita perlu membatasi upaya kita dengan cara membatasi tujuan penelitian. Terdapat bermacam tujuan penelitian, dipandang dari usaha untuk membatasi ini, yaitu:

1) eksplorasi (exploration)2) deskripsi (description)3) prediksi (prediction)4) eksplanasi (explanation) dan5) aksi (action).

Penjelasan untuk tiap macam tujuan diberikan di bawah ini. Tapi perlu kita ingat bahwa penentuan tujuan, salah satunya, dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengethaun yang terkait dengan permasalahan yang kita hadapi (“state of the art”). Misal, bila masih “samarsamar”, maka kita perlu bertujuan untuk menjelajahi (eksplorasi) dulu. Bila sudah pernah dijelajahi dengan cukup, maka kita coba terangkan (deskripsikan) lebih lanjut.

1. EksplorasiSeperti disebutkan di atas, bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan), atau untuk mulai memahami suatu topik, maka kita lakukan penelitian eksplorasi. Penelitian esplorasi (menjelajah) berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak. Penelitian yang mempunyai tujuan seperti ini dip akai untuk men-jawab bentuk pertanyaan “Apakah X ada/terjadi?”. Contoh penelitian sederhana (dalam ilmu sosial): Apakah laki-laki atau wanita mempunyai kcenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak? Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecend erungan itu, maka kita menda-pati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut). Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks. Umumnya, peneliti memilih tujuan ek-splorasi karena tuga macam maksud, yaitu: (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami, (b) menguji kelayakan dalam melakukan penelitian/studi yang lebih mendalam nantinya, dan (c) mengem-bangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih mendalam. Hasil penelitian eksplorasi, karena merupakan penelitian penjelajahan, maka sering dianggap tidak memuaskan. Kekurang-puasan terhadap hasil penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling (representativeness)—menurut Babbie 1989: 80. Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti “pembukaan jalan”, sehingga setelah “pintu terbuka lebar-lebar” maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari “ruang di balik pintu yang telah terbuka” tadi.

4

Page 5: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

2. DeskripsiPenelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain. Sebagai contoh, meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas, yaitu misal: ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki, maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci: misalnya, apa batas atau pengertian yang lebih tegas tentang “bagian depan kelas”? Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata pelajaran? tingkat kemenarikan guru yang mengajar? ukuran kelas? Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek, seseorang, atau suatu kejadian pada waktu data dikumpulkan, dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan perkembangan waktu. Tapi hal ini bukan berarti hasil penelitian waktu lalu tidak berguna, dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan suatu fenomena dari masa ke masa.

3. PrediksiPenelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar) hal yang lain (Y). Prediksi sering kita pakai sehari-hari, misalnya dalam menerima mahasiswa baru, kita gu-nakan skor minimal tertentu—yang artinya dengan skor tersebut, mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya).

4. EksplanasiPenelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat diantara dua fenomena atau lebih. Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu eksplanasi (keterkaitan sebab-akibat) valid atau tidak, atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua (atau lebih) eksplanasi yang saling bersaing. Penelitian eksplanasi (menerangkan) juga dapat bertujuan menjelaskan, misalnya, “mengapa” suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya. Catatan: dalam penelitian deskriptif hanya dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya, tapi tidak dijelaskan “mengapa” (hubungan sebab-akibat) hal tersebut terjadi.

5. AksiPenelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu. Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tidakan dan mengamati hasilnya; berdasar hasil tersebut disusun persyaratan solusi. Misal, diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih din-gin dari suhu ruang, orang tetap memakai AC (tidak mematikannya). Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan

5

Page 6: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam. Ternyata dari beberapa alat bantu, ada satu yang paling dapat diterima. Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas.

Hubungan Penelitian dengan PerancanganHasil penelitian, antara lain berupa teori, disumbangkan ke khazanah ilmu

pengetahuan, sedangkan ilmu yang ada di khazanah tersebut dimanfaatkan oleh para perancang/perencana/pengembang untuk melakukan kegiatan dalam bidang keahliannya.

Menurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama, yaitu: imaging, presenting dan testing, sedangkan imaging dilakukan berdasar empirical knowledge. Perancangan/perencanaan/pengembangan, selain menggunakan pengetahuan dari khazanah ilmu pengetahuan, juga mempertimbangkan hal-hal lain, seperti estetika, perhitungan ekonomis, dan kadang pertimbangan politis, dan lain-lain. Terhadap hasil perencanaan/perancangan/pengembangan juga dapat dilakukan penelitian evaluasi yang hasilnya juga akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan.

6

Page 7: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

BAB 2:JENIS PENELITIAN

Beberapa jenis penelitian dilihat dari tujuannya telah dijelaskan pada bab 1. Pada bab ini dibahas penelitian dilihat dari 1. macam bidang ilmu2. pembentukan ilmu3. bentuk data4. paradigma keilmuan yang dianut5. strategi (esensi alamiah data, proses pengumpulan dan pengolahan data)6. lain-lain.

Selain itu, sebetulnya masih banyak ragam penelitian dilihat dari segi lainnya, tapi dalam babini tidak akan dibahas—karena tidak berkaitan dengan program studi kuliah ini.

Penelitian menurut Bidang IlmuSecara umum, ilmu-ilmu dapat dibedakan antara ilmu-ilmu dasar dan

ilmu-ilmu terapan. Termasuk kelompok ilmu dasar, antara lain ilmu-ilmu yang dikembangkan di fakultas-fakultas MIPA (Mathematika, Fisika, Kimia, Geofosika), Biologi, dan Geografi.

Kelompok ilmu terapan meliputi antara lain: ilmu-ilmu teknik, ilmu kedokteran, ilmu teknologi pertanian. Ilmu-ilmu dasar dikembangkan lewat penelitian yang biasa disebut sebagai “penelitian dasar” (basic research), sedangkan penelitian terapan (applied research) menghasilkan ilmu-ilmu terapan. Penelitian terapan (misalnya di bidang fisika bangunan) dilakukan dengan memanfaatkan ilmu dasar (misal: fisika). Oleh para perancang teknik, misalnya, ilmu terapan dan ilmu dasar dimanfaatkan untuk membuat rancangan keteknikan (misal: rancangan bangunan). Tentu saja, dalam merancang, para ahli teknik bangunan tersebut juga mempertimbangkan hal-hal lain, misalnya: keindahan, biaya, dan sentuhan budaya. Catatan: Suriasumantri (1978: 29) menamakan penelitian dasar tersebut di atas sebagai “penelitian murni” (penelitian yang berkaitan dengan “ilmu murni”, contohnya: Fisika teori).

Pada perkembangan keilmuan terbaru, sering sulit menngkatagorikan ilmu dasar dibedakan dengan ilmu terapan hanya dilihat dari fakultasnya saja. Misal, di Fakultas Biologi dikembangkan ilmu biologi teknik (biotek), yang mempunyai ciri-ciri ilmu terapan karena sangat dekat dengan penerapan ilmunya ke praktek nyata (perancangan produk). Demikian juga, dulu Ilmu Farmasi dikatagorikan sebagai ilmu dasar, tapi kini dimasukkan sebagai ilmu terapan karena dekat dengan terapannya di bidang industri. Karena makin banyaknya hal-hal yang masuk pertimbangan ke proses perancangan/perencanaan, selain ilmu-ilmu dasar dan terapan, produk-produk perancangan/perencanaan dapat menjadi obyek penelitian. Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian evaluasi (evaluation research) karena mengkaji dan mengevaluasi produk-produk tersebut untuk menggali pengetahuan/teori “yang tidak terasa” melekat pada

7

Page 8: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

produk-produk tersebut (selain ilmu-ilmu dasar dan terapan yang sudah ada sebelumnya).Bila tidak melihat apakah penelitian dasar atau terapan, maka macam penelitian menurut bidang ilmu dapat dibedakan langsung sesuai macam ilmu. Contoh: penelitian pendidikan, penelitian keteknikan, penelitian ruang angkasa, pertanian, perbankan, kedokteran, keolahragaan, dan sebagainya (Arikunto, 1998: 11).

Penelitian menurut Pembentukan IlmuIlmu dapat dibentuk lewat penelitian induktif atau penelitian deduktif.

Diterangkan secara sederhana, penelitian induktif adalah penelitian yang menghasilkan teori atau hipotesis, sedangkan penelitian deduktif merupakan penelitian yang menguji (mengetes) teori atau hipotesis (Buckley dkk., 1976: 21). Penelitian deduktif diarahkan oleh hipotesis yang kemudian teruji atau tidak teruji selama proses penelitian. Penelitian induktif diarahkan oleh keingintahuan ilmiah dan upaya peneliti dikonsentrasikan pada prosedur pencarian dan analisis data (Buckley dkk., 1976: 23). Setelah suatu teori lebih mantap (dengan penelitian deduktif) manusia secara alamiah ingin tahu lebih banyak lagi atau lebih rinci, maka dilakukan lagi penelitian induktif, dan seterusnya beriterasi sehingga khazanah ilmu pengetahuan semakin bertambah lengkap. Secara lebih jelas, penelitian deduktif dilakukan berdasar logika deduktif, dan penelitian induktif dilaksanakan berdasar penalaran induktif (Leedy, 1997: 94-95). Logika deduktif dimulai dengan premis mayor (teori umum); dan berdasar premis mayor dilakukan pengujian terhadap sesuatu (premis minor) yang diduga mengikuti premis mayor tersebut. Misal, dulu kala terdapat premis mayor bahwa bumi berbentuk datar, maka premis minornya misalnya adalah bila kita berlayar terus menerus ke arah barat atau timur maka akan sampai pada tepi bumi. Kelemahan dari logika deduktif adalah bila premis mayornya keliru.

Kebalikan dari logika deduktif adalah penalaran induktif. Penalaran induktif dimulai dari observasi empiris (lapangan) yang menghasilkan banyak data (premis minor). Dari banyak data tersebut dicoba dicari makna yang sama (premis mayor)—yang merupakan teori sementara (hipotesis), yang perlu diuji dengan logika deduktif.

Penelitian menurut Bentuk data (kuantitatif atau kualitatif)Macam penelitian dapat pula dibedakan dari “bentuk” datanya,

dalam arti data berupa data kuantitatif atau data kualitatif. Data kuantitatif diartikan sebagai data yang berupa angka yang dapat diolah dengan matematika atau statistik, sedangkan data kualitatif adalah sebaliknya (yaitu: datanya bukan berupa angka yang dapat diolah dengan matematika atau statistik). Meskipun demikian, kadang dilakukan upaya kuantifikasi terhadap data kualitatif menjadi data kuantitatif. Misal, persepsi dapat diukur dengan membubuhkan angka dari 1 sampai 5.

8

Page 9: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Penelitian yang datanya berupa data kuantitatif.disebut penelitian kuanti-tatif. Dalam penelitian seperti itu, sering dipakai statistik atau pemodelan matematik. Sebaliknya, penelitian yang mengolah data kualitatif disebut sebagai penelitian kualitatif. Berkaitan dengan macam paradigma (positivisme, rasionalisme, fenomenologi) yang dibahas di bagian berikut, macam penelitian dapat dikombinasikan, misal: penelitian rasionalisme kuantitatif, penelitian rasionalisme kualitatif (misal: penelitian yang mengkait pola kota atau pola desain bangunan).

Penelitian menurut Paradigma KeilmuanMenurut Muhajir (1990), terdapat tiga macam paradigma keilmuan

yang berkaitan dengan penelitian, yaitu: (1) positivisme, (2) rasionalisme, dan (3) fenomenologi. Ketiga macam penelitian ini dapat dibedakan dalam beberapa sudut pandang (a) sumber kebenaran/teori, dan (2) teori yang dihasilkan dari penelitian. Dari sudut pandang sumber kebenaran, paradigma positivisme percaya bahwa kebenaran hanya bersumber dari empiri sensual, yaitu yang dapat ditangkap oleh pancaindera, sedangkan paradigma rasionalisme percaya bahwa sumber kebenaran tidak hanya empiri sensual, tapi juga empiri logik (pikiran: abstraksi, simplifikasi), dan empiri etik (idealisasi realitas). Paradigma fenomenologi menambah semua empiri yang dipercaya sebagai sumber kebenaran oleh rasionalisme dengan satu lagi yaitu empiri transcendental (keyakinan; atau yang berkaitan dengan Ke-Tuhan-an). Dari pandangan teori yang dihasilkan, penelitian dengan berbasis paradigma positivisme atau rasionalisme, keduanya menghasilkan sumbangan kepada khazanah ilmu nomotetik (prediksi dan hukum-hukum dari generalisasi). Di lain pihak, penelitian berbasis fenomenologi tidak berupaya membangun ilmu dari generalisasi, tapi ilmu idiografik (khusus berlaku untuk obyek yang diteliti). Sering ditanyakan manfaat dari ilmu yang berlaku local dibandingkan ilmu yang berlaku umum (general). Keduanya saling melengkapi, karena ilmu lokal menjelaskan kekhasan obyek dibandingkan yang umum. Misal, kini sedang berkembang ilmu tentang ASEAN (ASEAN studies). Manfaat dari ilmu semacam ini dapat dicontohkan sebagai berikut: di negara barat, banyak orang ingin berdagang di ASEAN; agar berhasil baik, mereka perlu mempelajari tatacara/kebiasaan/kultur berdagang di ASEAN, maka mereka mempelajari ilmu lokal yang menjelaskan perbedaan tatacara perdagangan di kawasan tersebut dibanding tatacara perdagangan yang umum di dunia.

Untuk lebih menjelaskan perbedaan antar ketiga macam penelitian berbasis tiga macam paradigma yang berbeda tersebut, di bawah ini (lihat Tabel Ragam-1)satu per satu dibahas lebih lanjut, terutama dari (a) kerangka teori sebagai persiapan penelitian, (b) kedudukan obyek dengan lingkungannya, (c) hubungan obyek dan peneliti, dan (d) generalisasi hasil—sumber: Muhadjir (1990).

9

Page 10: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Tabel 2.1 : Perbedaan antar penelitian berbasis Paradigma (Positivisme, Rasionalisme, Fenomenologi)

(Sumber: Muhajir 1990)

Penelitian menurut Strategi (Opini, Empiris, Arsip, Logika internal)Buckley dkk. (1976: 23) menjelaskan arti metodologi, strategi,

domain, teknik, sebagai berikut:1) Metodologi merupakan kombinasi tertentu yang meliputi strategi, do-

main, dan teknik yang dipakai untuk mengembangkan teori (induksi) atau menguji teori (deduksi).

2) Strategi terkait dengan sifat alamiah yang esensial dari data dan proses data tersebut dikumpulkan dan diolah.

3) Domain berkaitan dengan sumber data dan lingkungannya.4) Teknik terkait dengan alat pengumpulan dan pengolahan data. Teknik

dibedakan dua macam, yaitu:a) Teknik “formal” merupakan teknik yang diterapkan secara

obyektif dan menggunakan data kuantitatif.

10

Page 11: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

b) Teknik “informal” merupakan teknik yang diterapkan secara subyektif dan menggunakan data kualitatif.

Secara lebih sederhana, dapat dikatakan bahwa strategi berkaitan dengan “cara” kita melakukan pengembangan atau pengujian teori. Berkaitan dengan strategi, ragam penelitian dapat dibedakan menjadi empat, yaitu penelitian:

(1) opini, (2) empiris, (3) kearsipan, dan (4) analitis.

1. Penelitian OpiniBila peneliti mencari pandangan atau persepsi orang-orang terhadap suatu permasalahan, maka ia melakukan penelitian opini. Orang-orang tersebut dapat merupakan kelompok atau perorangan (jadi domain-nya dapat berupa kelompok atau individual). Terdapat banyak ragam metode/teknik yang dapat dipakai untuk penelitian opini perorangan, salah satunya yang populer dan formal adalah: metode penelitian survei (survey research)1. Selain itu, penjaringan persepsi perorangan yang informal dapat dilakukan dengan teknik wawancara. Untuk mengumpulkan opini kelompok, secara formal, dapat dipakai metode Delphi. Metode ini dilakukan terhadap kelompok pakar, untuk mengembangkan konsensus—atau tidak adanya konsensus—dengan menghindari pengaruh opini antar pakar2. Teknik informal untuk menggali opini kelompok dapat dilakukan antara lain dengan curah gagas (brainstorming)3. Cara ini dilakukan dengan (a) menfokuskan pada satu masalah yang jelas, (b) terima semua ide, tanpa disangkal, tanpa melihat layak atau tidak, dan (c) katagorikan ide-ide tersebut.

2. Penelitian EmpirisEmpiris terkait dengan observasi atau kejadian yang dialami sendiri oleh peneliti. Penelitian empiris dapat dibedakan dalam tiga macam ben-tuk, yaitu: studi kasus, studi lapangan, dan studi laboratorium. Ketiga macam penelitian ini dapat dibedakan dari dua sudut pandang, yaitu: (a) ke-beradaan rancangan eksperimen, dan (b) keberadaan kendali eksperimen—seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2: Perbedaan antar Tiga Macam Penelitian Empiris(Sumber: Buckley, dkk 1976)

11

Page 12: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Teknik observasi merupakan teknik yang dapat dipakai untuk ketiga macam penelitian empiris di atas. Selain itu, untuk studi lapangan dapat dipakai teknik studi waktu dan gerak (time and motion study), misal dibantu dengan peralatan kamera video, TV sirkuit rertutup, atau alat “penangkap” kejadian (sensor) dan perekam yang lain. Untuk studi laboratorium dapat dilakukan antara lain dengan simulasi (misal dengan komputer).

3. Penelitian Kearsipan“Arsip”, dalam hal ini, diartikan sebagai rekaman fakta yang disimpan. Kita bedakan tiga tipe arsip, yaitu: (1) primer, (2) sekunder, dan (3) fisik. Dua tipe yang pertama berkaitan dengan arsip tertulis, tape, dan bentuk -bentuk lain dokumentasi. Arsip primer adalah rekaman fakta langsung oleh perekamnya (misal: data perkantoran), sedangkan arsip sekunder merupakan hasil rekaman orang/pihak lain. Tipe ketiga, yaitu arsip fisik, dapat berupa batu candi, jejak kaki, dan sebagainya. Teknik informal dalam penelitian ini berupa antara lain: scanning dan observasi.Teknik formal untuk arsip tertulis primer dapat dilakukan dengan metode analisis isi (content analysis). Terhadap arsip sekunder dapat dilakukan teknik sampling, sedangkan terhadap arsip fisik dapat dilakukan antara lain dengan pengukuran erosi dan akresi (untuk penelitian arkeologi).

4. Penelitian AnalitisTerdapat problema penelitian yang tidak dapat dipecahkan dengan penelitian opini, empiris atau kearsipan. Penelitian tersebut perlu dipecahkan secara analitis, yaitu dilakukan dengan cara memecah problema menjadi sub-sub problema (atau variabel-variabel) dan dicari karakteristik tiap sub problema (variabel) dan keterkaitan antar sub problema (variabel). Penelitian analitis sangatmenggantungkan diri pada logika internal penelitinya, sehingga subyektivitas peneliti perlu dihindari. Untuk itu, penelitian analitis perlu mendasarkan diri pada filsafat atau logika. Terdapat berbagai teknik formal dalam penelitian analitis, antara lain: logika matematis, pemodelan matematis, dan teknik organisasi formal (flowcharting, analisis jaringan, strategi pengambilan keputusan, algoritma, heuristik). Catatan: Riset operasi merupakan pengembangan dari penelitian analitis. Teknik informal untuk penelitian analitis meliputi antara lain: skenario, dialektik, metode dikotomus, metode teralogis—lihat Buckley dkk. (1976: 27).

Penelitian menurut Lain-lainDalam literatur terdapat banyak ragam penelitian menurut berbagai sudut pandang, dan tidak semua ragam dapat dibahas disini. Pembahasan lain-lain hanya akan melihat ragam penelitian bersumber dari tiga pustaka, yaitu buku Arikunto (1998), Suryabrata (1983)4, dan Yin (1989)5.1. Ragam Penelitian menurut pendekatan—sumber: Arikunto (1998: 9-10)

a. Penelitian dengan pendekatan longitudinal (satu obyek penelitian dilihat bergerak sejalan dengan waktu)

12

Page 13: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

b. Penelitian dengan pendekatan penampang-silang (cross-sectional—yaitu banyak obyek penelitian dilihat pada satu waktu yang sama).

2. Ragam Penelitian—sumber: Suryabrata (1983: 15-64)a. Historis (membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan

obyektif)b. Deskriptif (membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu)c. Perkembangan (menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan dan/atau

perubahan sebagai fungsi waktu)d. Kasus/Lapangan (mempelajari secara intensif latar belakang keadaan

sekarang dan interaksi lingkungan suatu obyek)e. Korelasional (mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu faktor

dengan variasi faktor lain berdasar koefisien korelasi)f. Eksperimental sungguhan (menyelidiki kemungkinan hubungan sebab

akibat dengan melakukan kontrol/kendali)g. Eksperimental semu (mengkaji kemungkinan hubungan sebab akibat

dalam keadaan yang tidak memungkinkan ada kontrol/kendali, tapi dapat diperoleh informasi pengganti bagi situasi dengan pengendalian)

h. Kausal-komparatif (menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat, tapi tidak dengan jalan eksperimen—dilakukan denganpengamatan terhadap data dari faktor yang diduga menjadi penyebab, sebagai pembanding)

i. Tindakan (mengembangkan ketrampilan baru atau pendekatan baru dan diterapkan langsung serta dikaji hasilnya).

Tabel 2.3 Penelitian berkaitan dengan bentuk permasalahan(Sumber: Yin, 1998)

13

Page 14: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Ragam Penelitian & Syarat penelitianMelihat banyak ragam penelitian dari berbagai sudut pandang dan dari

berbagai pendapat para penulis, maka kita perlu hati-hati dalam menyebut ragam penelitian kita, karena dengan istilah yang sama tapi orang lain mungkin menangkap artinya secara berbeda. Sering pula untuk satu pengertian yang sama tapi diberi istilah yang berbeda. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa peneli-tian perlu dilakukan dengan syarat:1) SISTEMATIK (menuruti prosedur tertentu, tidak ruwet), dan2) OBYEKTIF (tidak subyektif, dengan sampel yang cukup, dipublikasikan agar

dapat dievaluasi oleh kelompok pakar bidangnya/ peer)

Catatan: syarat menjadi peneliti yang baik meliputi antara lain: mampu berpikir sistematis,dan jujur.

14

Page 15: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

BAB 3:PROPOSAL PENELITIAN

Proposal atau usulan penelitian diperlukan untuk mengawali suatu kegitan penelitian. Propsoal tersebut perlu dikaji atau dievaluasi oleh pem-bimbing penetian atau evaluator dari pihak sponsor pemberi dana. Un-tuk memperlancar evaluasi atau kajian, proposal perlu mengikuti format tertentu dalam hal susunan isi, pengetikan, dan pengesahan (yang diminta oleh pembimbing atau evaluator). Dalam bab ini hanya format susunan isi yang dibahas, sedangkan untuk format pengetikan dan pengesahan silahkan mengacu pada pedoman yang berlaku.

Untuk membahas format susunan isi proposal penelitian, pertama dibahas unsur –unsur proposal beserta keterkaitan antar unsur tersebut. Bahasan selanjutnya menyangkut tiap unsur, tetapi dibahas secara singkat dan dalam keterkaitannya dengan unsur –unsur lainnya. Bahasan yang lebih panjang lebar dan terfokus hanya pada unsur-unsur—yang dianggap terpenting—diberikan pada bab-bab tersendiri.

Isi Proposal dan KeterkaitannyaSecara umum, isi proposal penelitian meliputi.unsur-unsur sebagai berikut (menurut pedoman penulisan tesis yang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana UGM, 1997):

1) Judul2) Latar belakang & perumusan permasalahan (& keaslian penelitian, dan

faedah yang dapat diharapkan)3) Tujuan dan Lingkup penelitian4) Tinjauan Pustaka5) Landasan Teori6) Hipotesis7) Cara penelitian8) Jadwal penelitian9) Daftar Pustaka10)Lampiran

15

Page 16: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Keterkaitan antar unsur tersebut terlihat seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1 Keterkaitan antar unsure proposal penelitian(sumber: Castetter dan Heiser, 1984)

Dari gambar di atas terlihat bahwa ada tiga unsur yang menjadi “sentral” keterkaitan unsur-unsur proposal, yaitu: (a) rumusan permasalahan, (b) tin-jauan pustaka, dan (c) cara penelitian. Rumusan masalah berfungsi men-garahkan fokus penelitian, sedangkan tinjauan pustaka merupakan dialog dengan khazanah ilmu pengetahuan, dan cara (metode) penelitian menjadi cetak biru (rancangan) untuk pelaksanaan penelitian. Karena ketiga unsure ini menjadi sentral dari isi proposal penelitian, maka bahasan dimulai dari ketiga unusr tersebut. Bahasan di bawah ini bersifat singkat, sedangkan bahasan yang lebih panjang lebar diberikan dalam bab-bab tersendiri.

Judul, Latar belakang, dan Rumusan PermasalahanBagian pertama atau awal sebuah proposal dimulai dengan (1) judul, disusul dengan (2) latar belakang, (3) rumusan masalah, (4) keaslian penelitian, dan (5) faedah atau manfaat penelitian.

Judul proposal penelitianJudul merupakan gerbang pertama seseorang membaca sebuah proposal penelitian. karena merupakan gerbang pertama, maka judul proposal penelitian perlu dapat menarik minat orang lain untuk membaca. Judul perlu singkat tapi bermakna dan tentu saja harus jelas terkait dengan isinya. Judul karya ilmiah berbeda dengan judul novel atau semacamnya dalam hal kejelasan kaitannya dengan isi. Judul novel cenderung menarik minat pembaca dengan mencerminkan suatu “misteri” tentang isinya sehingga pembaca tergelitik ingin tahu isinya. Contoh judul novel: “Di Balik Kegelapan Malam”. Judul penelitian ilmiah biasanya tidak perlu dimulai dengan kata “Studi…”, “Penelitian…”, “Kajian..” dan sebagainya karena hal itu terlalu berlebihan. Demikian pula contohnya dalam dunia novel, tidak ada judul yang berbunyi “Novel tentang di balik kegelapan malam”. Judul sering berubah-ubah,

16

Page 17: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

makin singkat, dan makin tajam (sejalan dengan makin tajamnya rumusan permasalahan). Bila memang tidak dapat dipersingkat, meskipun tetap panjang, maka judul dapat dibuat bertingkat, yaitu judul utama, dan anak judul. Penghalusan atau perubahan judul juga perlu mempertimbangkan bahwa judul tersebut akan diakses (dicari) dengan komputer, sehingga pakailah kata atau istilah yang umum dalam bidang ilmunya.

Latar belakangDua pertanyaan perlu dijawab dalam rangka mengisi bagian latar

belakang ini, yaitu: Mengapa kita memilih permasalahan ini? Apakah ada opini independen yang menunjang diperlukannya penelitian ini?

Untuk menjawab pertanyaan “mengapa kita memilih permasalahan ini?”, maka langkah pertama, kita perlu memilih bidang keilmuan yang kita ingin lakukan penelitiannya. Pemilihan bidang tersebut diteruskan ke sub-bidang dan seterusnya hingga sampai pada topik tertentu yang kita minati. Langkah kedua, kita perlu melakukan kajian terhadap pustaka berkaitan .kemajuan terakhir ilmu pengetahuan dalam topik tersebut—untuk mencari peluang pengembangan atau pemantapan teori. Minat maupun peluang tersebut seringkali didorong oleh isu nyata dan aktual—yang muncul di jurnal ilmiah terbaru atau artikel koran bermutu atau pidato penting dan aktual, atau direkomendasikan oleh penelitian sebelumnya.. Ini semua merupakan opini independen yang menunjang diperlukannya penelitian yang diusulkan tersebut.

Rumusan permasalahanRumusan permasalahan perlu dituliskan secara singkat, jelas, mudah dipahami dan mudah dipertahankan. Rumusan yang tersamar terkandung dalam alinea tidak diharapkan karena memaksa pembaca untuk mencari sendiri dan menginterpretasikan sendiri bagian-bagian dari alinea atau kalimat-kalaimat yang bersifat rumusan permasalahan. Tuliskanlah rumusan permasalahan sebagai kalimat terakhir dari bagian ini agar mudah dibaca (dan mudah dicari)—bahasan lebih panjang lebar tentang cara-cara merumuskan permasalahan termuat di bab tersendiri.

Keaslian penelitianDalam bagian ini, pada dasarnya, perlu kita tunjukkan (dengan dasar kajian pustaka) bahwa permasalahan yang akan kita teliti belum pernah diteliti sebelumnya. Tapi bila sudah pernah diteliti, maka perlu kita tunjukkan bahwa teori yang ada belum mantap dan perlu diuji kembali. Kondisi sebaliknya juga berlaku, yaitu bila permasalahan tersebut sudah pernah diteliti dan teori yang ada telah dianggap mantap, maka kita perlu mengganti permasalahan (dalam arti: mencari judul lain).

Faedah yang diharapkanDalam bagian ini perlu ditunjukkan manfaat atau faedah yang diharapkan dari penelitian ini untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan atau

17

Page 18: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

pembangunan negara. Manfaat bagi ilmu pengetahuan dapat berupa penemuan/pengembangan teori baru atau pemantapan teori yang telah ada. Bagi pembangunan negara, apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan langsung ke praktek nyata? atau bila tidak langsung, jalur atau batu-batu loncatannya apa saja?

Tujuan dan Lingkup PenelitianTujuan penelitian berkaitan dengan kedudukan permasalahan penelitian dalam khazanah ilmu pengetahuan (yang tercermin dalam tinjauan pustaka). Kedudukan permasalahan—dilihat dari pandangan tertentu—mempunyai lima macam kemungkinan, yaitu; ekplorasi (masih “meraba-raba”), deskripsi (menjelaskan lebih lanjut), eksplanasi (mengkonfirmasikan teori), prediksi (menjelaskan hubungan sebab-akibat), dan aksi (aplikasi ke tindakan). Pandangan yang lain (Castetter dan Heisler, 1984: 9) membedakan tujuan penelitian (purpose of study) menjadi sembilan, yaitu: 1) mengkaji (examine), mendeskripsikan (describe), atau menjelaskan (explain) suatu fenomena unik; 2) meluaskan generalisasi suatu temuan tertentu; 3) menguji validitas suatu teori; 4) menutup kesenjangan antar teori (penjelasan, explanasions) yang ada; 5) memberikan penjelasan terhadap bukti-bukti yang bertentangan; 6) memperbaiki metodologi yang keliru; 7) memperbaiki interpretasi yang keliru; 8) mengatasi kesulitan dalam praktek; 9) memperbarui informasi, mengembangkan bukti longitudinal (dari masa ke masa). Seringkali untuk mencapai tujuan memerlukan waktu yang “terlalu” lama atau memerlukan tenaga yang “terlalu” besar. Agar penelitian dapat dikelola dengan baik, maka perlu dilakukan pembatasan terhadap pencapaian tujuan. Pembatasan tersebut dilakukan dengan membatasi lingkup penelitian. Pernyataan batasan lingkup ini juga berfungsi untuk lebih mempertajam rumusan permasalahan.

Tinjauan PustakaTinjauan pustaka memuat uraian sistematis dan bersifat diskusi

tentang hasil-hasil penelitian sebelumnya dan terkait serta ilmu pengetahuan mutakhir (berupa pustaka) yang terkait dengan permasalahan. Tinjauan pustaka berbeda dengan resensi pustaka. Resensi pustaka membahas pustaka satu demi satu, sedangkan tinjauan pustaka membahas pustaka-pustaka per topik (bukan per pustaka), dalam bentuk debat atau diskusi antar pustaka tentang suatu topik tertentu. Urutan topik diatur secara sitematis, dalam arti terdapat suatu kerangka yang jelas dalam merangkai topik-topik tersebut dalam suatu sistem.

Menurut Castetter dan Heisler (1984), tinjauan pustaka berfungsi: 1) untuk mempelajari sejarah permasalahan penelitian (sehingga dapat ditunjukkan bahwa permasalahan tersebut belum pernah diteliti atau bila sudah pernah, teori yang ada belum mantap); 2) untuk membantu pemilihan cara penelitian (dengan belajar dari pengalaman penelitian sebelumnya); 3) untuk memahami kerangka atau latar belakang teoritis dari permasalahan yang diteliti (hasil pemahaman tersebut dituliskan tersendiri

18

Page 19: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

sebagai “Landasan Teori”); 4) untuk memahami kelebihan atau kekurangan studi-studi terdahulu (tidak semua penelitian menghasilkan temuan yang mantap); 5) untuk menghindarkan duplikasi yang tidak perlu (hasil fungsi ini dituliskan sebagai “Keaslian penelitian”); 6) untuk memberi penalaran atau alasan pemilihan permasalahan (hasil fungsi ini dituliskan sebagai “latar belakang”).

Catatan: Pustaka-pustaka yang diacu dalam tinjauan pustaka harus termuat informasinya dalam “Daftar Pustaka”. Cara pengacuan secara konsisten perlu mengikuti corak (style) tertentu.yang dianjurkan dalam pedoman penulisan tesis atau proposal penelitian.

Landasan Teori dan HipotesisSeperti diterangkan di bagian “Tinjauan Pustaka”, landasan teori diangkat (disarikan) dari tinjauan pustaka tentang kerangka teori yang melatarbelakangi (menjadi landasan) bagi permasalahan yang diteliti. Landasan teori merupakan satu set teori yang dipilih oleh peneliti sebagai tuntunan untuk mengerjakan penelitian lebih lanjut dan juga termasuk untuk menulis hipotesis. Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan. Catatan: untuk beberapa macam penelitian (missal penelitian yang berbasis paradigma fenomenologi) tidak boleh atau tidak perlu mempunyai landasan teori dan hipotesis..Hipotesis memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara (dugaan) terhadap permasalahan yang diteliti. Karena diangkat dari landasan teori, maka hipotesis merupakan “kesimpulan teoritik” (hasil perenungan teoritis) yang perlu diuji dengan kenyataan empirik. Hipotesis masih perlu diuji kebenarannya, maka isi hipotesis harus bersifat dapat diuji atau dapat dikonformasikan.

Menurut Borg dan Gall (dalam Arikunto, 1998: 70), penulisan hipotesis perlu mengikuti persayaratan sebagai berikut:

a) dirumuskan secara singkat tapi jelas;b) dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua variabel

atau lebih;c) didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau

peneliti yang terkait (tercantum dalam landasan teori atau tinjauan pustaka).

Cara Penelitian dan Jadwal PenelitianSecara umum, dalam cara penelitian perlu dijelaskan:

1) ragam penelitian yang dianut (Amirin, 1986: 89, menyebutkannya se-bagai “corak”penelitian)—lihat bab “Ragam Penelitian”;

2) variabel-variabel yang diteliti;3) sumber data (tempat variabel berada; populasi dan sampelnya);4) instrumen atau alat yang dipakai dalam pengumpulan data/survei

(termasuk antara lain: kuesioner);

19

Page 20: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

5) cara pengumpulan data atau survei;6) cara pengolahan dan analisis data.

Butir ke 5 dan 6 di atas juga dicerminkan dalam bentuk jadwal penelitian. Jadwal penelitian menguraikan kegiatan dan waktu yang direncanakan dalam: (a) tahap-tahap penelitian, (b) rincian kegiatan pada setiap tahap, dan (c) waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tiap tahap. Jadwal dapat dipresentasikan dalam bentuk tabel/matriks atau uraian narasi.

Daftar Pustaka dan LampiranDaftar Pustaka memuat informasi pustaka-pustaka yang diacu dalam proposal penelitian. Kadangkala untuk menunjukkan bahwa peneliti membaca banyak pustaka, maka dalam daftar pustaka dituliskan juga pustaka-pustaka yang nyatanya tidak diacu dalam narasi proposal. Hal ini tidak dianjurkan untuk dilakukan, karena sudah umum bahwa peneliti tentu membaca banyak pustaka dalam rangka penelitiannya. Dalam daftar pustaka, biasanya, buku dan majalah tidak dipisahkan dalam daftar sendiri-sendiri. Untuk penulisan daftar pustaka terdapat banyak corak tata penulisan— ikutilah petunjuk yang berlaku dan terapkan corak tersebut secara konsisten.

Lampiran dapat diisi dengan materi yang “kurang penting” dalam arti “boleh dibaca atau tidak dibaca”. Biasanya lampiran memuat antara lain: kuesioner dan daftar sumber data yang akan dikunjungi atau diambil datanya. Sebaiknya jumlah halaman lampiran tidak terlalu banyak agar tidak terasa lebih penting dibanding dengan isi utamanya.

Hubungan antara Proposal dan Laporan PenelitianPenyusunan proposal sebenarnya merupakan kegiatan yang menerus, meskipun pada saat yang telah ditetapkan kita harus memasukkan proposal untuk dieva-luasi. Proposal yang telah selesai dievaluasi dan diterima untuk dilaksanakan tetap harus dikembangkan penulisannya. Isi proposal akan menjadi bahan awal bagi penulisan laporan penelitian, yaitu terlihat pada tabel di bawah ini:

20

Page 21: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Tabel 3.1 Hubungan antara Isi dan laporan penelitian

21

Page 22: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

BAB 4:RUMUSAN MASALAH

Setelah peneliti menentukan bidang penelitian (problem area) yang diminatinya, kegiatan berikutnya adalah menemukan permasalahan (problem finding atau problem generation). Penemuan permasalahan merupakan salah satu tahap penting dalam penelitian. Situasinya jelas: bila permasalahan tidak ditemukan, maka penelitian tidak perlu dilakukan. Pentingnya penemuan permasalahan juga dinyatakkan oleh ungkapan: “Berhasilnya perumusan permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan penelitian”. Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu bidang ilmu; seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam : Buck-ley dkk., 1976, 14) dengan pernyataan: “Kriteria terbaik untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu tersebut masih mampu menghasilkan permasalahan . . . . Tidak satupun permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah mati”. Permasalahan yang ditemukan, selanjutnya perlu dirumuskan ke dalam suatu pernyataan (problem statement). Dengan demikian, pembahasan isi bab ini akan dibagi menjadi dua bagian: (1) penemuan permasalahan, dan (2) perumusan permasalahan.

Penemuan PermasalahanKegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh survai ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam bidang yang akan diteliti, terutama yang diduga mengandung permasalahan. Perlu dimengerti, dalam hal ini, bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang memakan waktu cukup lama, sehingga buku yang terbit—misalnya hari ini—ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu. Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah; sehingga suatu (usulan) penelitian sebaiknya banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel (terbaru) dari majalah-majalah (jurnal) ilmiah bidang yang diteliti. Kegiatan penemuan permasalahan, seperti telah disinggung di atas, didukung oleh survai ke perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti. Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi “latar belakang permasalahan” dalam usulan penelitian. Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta dengan harapan, antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan, antara kenyataan dengan ide. Sutrisno Hadi (1986, 3) mengidentifikasikan permasalahan sebagai perwujudan “ketiadaan, kelangkaan, ketimpangan, ketertinggalan, kejanggalan, ketidakserasian, kemerosotan dan semacamnya”. Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan dari bidang yang ditekuninya; dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara “naluriah”; tidak dapat menjelaskan bagaimana cara menemukannya. Cara-cara menemukan permasalahan ini, telah diamati oleh Buckley dkk. (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara “formal’ maupun

22

Page 23: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

‘informal’. Cara formal melibatkkan prosedur yang menuruti metodologi tertentu, sedangkan cara informal bersifat subjektif dan tidak “rutin”. Dengan demikian, cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara informal. Rincia n cara-cara yang diusulkan Buckley dkk. dalam kelompol formal dan informal terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.1 : Beberapa cara penemuan permasalahan(Sumber Buckley dkk, 1976)

Bukley dkk., (1976:16-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan—baik formal maupun informal—sebagai diuraikan di bagian berikut ini. Setelah permasalahan ditemukan, kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut— sebelum dilakukan perumusan permasala-han.

Cara-cara Formal Penemuan PermasalahanCara-cara formal (menurut metodologi penelitian) dalam rangka menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini:1) Rekomendasi suatu riset. Biasanya, suatu laporan penelitian pada bab ter-

akhir memuat kesimpulan dan saran. Saran (rekomendasi) umumnya menun-jukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan. Saran ini dapat dikaji sebagai arah untuk menemukan permasalahan.

2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara “mengam-bil” pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang diteliti. Dalam hal ini, dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting. Contoh permasalahan yang dite-mukan dengan cara analogi ini, misalnya: “apakah Proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan ar-sitektural” (seperti diketahui perencanaan perusahaan dan perencanaan ar-sitektural mempunyai kesamaan dalam hal sifat pembuatan keputusannya yang Judgmental).

23

Page 24: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

3) Renovasi. Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang tidak cocok lagi dari suatu teori. Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori. Misal suatu teori menyatakan “ada korelasiyang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub – inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya” dapat direnovasi menjadi permasalahan “seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub – inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda”. Dalam contoh di atas, kondisi yang “umum” diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda.

4) Dialektik, dalam hal ini, berarti tandingan atau sanggahan. Dengan cara dialektik, peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang sudah ada.

5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi.

6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-kemungkinan kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit, kompleks.

7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran (pemerincian) suatu pemasalahan ke dalam komponen-komponennya.

8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi. Dengan cara agregasi, peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang (beberapa penelitian) dan “mengumpulkannya” untuk membentuk suatu permasalah yang lebih rumit, kompleks.

Cara-cara Informal Penemuan PermasalahanCara-cara informal (subyektif) dalam rangka menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini:1) Konjektur (naluriah). Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara

konjektur (naluriah), tanpa dasar-dasar yang jelas. Bila kemudian, dasar-dasar atau latar belakang permasalahan dapat dijelaskan, maka penelitian dapat diteruskan secara alamiah. Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya. Naluri, menurut Buckley, dkk., (1976, 19), merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan.

2) Fenomenologi. Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan dengan fenomena (kejadian, perkembangan) yang dapat diamati. Misal: fenomena pemakaian komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk mencetuskan permasalahan – misal: seperti apakah pola dasar pendayagunaan komputer dalam proses perancangan arsitektural.

3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan permasalahan. Misal, terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi Indonesia, tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi (misal hal ini merupakan konsensus nasional).

4) Pengalaman. Tak perlu diragukan lagi, pengalaman merupakan sumber bagi permasalahan. Pengalaman kegagalan akan mendorong dicetuskannya

24

Page 25: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

permasalahan untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut. Pengalaman keberhasilan juga akan mendorong studi perumusan sebab-sebab keberhasilan. Umpan balik dari klien, misal, akan mendorong penelitian untuk merumuskan komunikasi arsitek dengan klien yang lebih baik.

Pengecekan Hasil Penemuan PermasalahanPermasalahan yang telah ditemukan selalu perlu dicek apakah

permasalahan tersebut dapat (patut) untuk diteliti (researchable). Pengecekan ini, biasanya, didasarkan pada tiga hal: (i) faedah, (ii) lingkup, dan (iii) kedalaman. Pengecekan faedah ditelitinya suatu permasalahan dikaitkan dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan atau penerapan pada praktek (pembangunan). Ditanyakan: apakah penelitian atas permasalahan tersebut akan berfaedah untuk ilmu pengetahuan, misal dapat merevisi, memperluas, memperdalam pengetahuan yang ada, atau menciptakan pengetahuan baru. Dicek pula: apakah penelitian tersebut mempunyai aplikasi teoritikal dan atau praktikkal. Suatu penelitian agar dapat diterima oleh pemberi dana atau pemberi “nilai’ perlu mempunyai faedah yang jelas (penjelasan faedah diharapkan bukan hanya bersifat “klise”).

Peneliti yang belum berpengalaman sering mencetuskan permasalahan yang berlingkup terlalu luas, yang memerlukan masa penelitian yang sangat lama (di luar jangkauan). Misal: penelitian untuk “menemukan cara terbaik pelaksanaan pembangunan rumah tinggal” akan memerlukan waktu yang “tak terhingga” karena harus membandingkan semua kemungkinan cara pelaksanaan pembangunan rumah tinggal. Lingkup penelitian, biasanya, cukup sempit, tapi diteliti secara mendalam. Faktor kedalaman penelitian juga merupakan salah satu yang perlu dicek. Penelitian, bukan sekedar mengumpulkan data, menyusunnya dan memprosesnya untuk mendapatkan hasil, tetapi diperlukan pula adanya interpretasi (pembahasan) atas hasil. Penelititan perlu dapat menjawab: apa “arti” semua fakta yang terkumpul. Dengan pengertian ini, suatu pengukuran kemiringan menara pemancar teve belum dianggap mempunyai kedalaman yang cukup (hanya merupakan pengumpulan data dan pelaporan hasil pengukuran). Tetapi, penelitian tentang “pengaruh kemiringan menara pemancar teve terhadap kualitas siaran” merupakan penelitian karena memerlukan interpretasi tehadap persepsi pirsawan atas kualitas siaran yang dipengaruhi oleh kemiringan.

Indikasi permasalahan yang belum merupakan permasalahan penelitian ditunjukkan oleh Leedy (1997: 46-48), yaitu:

1) yang bersifat hanya pengumpulan informasi yang bertujuan untuk mengerti lebih banyak tentang suatu topik;

2) yang jawabnya ya atau tidak; pembandingan dua set data tanpa intepretasi;

3) pengukuran koefisien korelasi antara dua set data.

25

Page 26: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Perumusan PermasalahanSering dijumpai usulan penelitian yang memuat “latar belakang

permasalahan” secara panjang lebar tetapi tidak diakhiri (atau disusul) oleh rumusan (pernyataan) permasalahan. Pernyataan permasalahan sebenarnya merupakan kesimpulan dari uraian “latar belakang” tersebut. Castetter dan Heisler (1984, 11) menerangkan bahwa pernyataan permasalahan merupakan ungkapan yang jelas tentang hal-hal yang akan dilakukan peneliti. Cara terbaik unutk mengungkapkan pernyataan tersebut adalah dengan pernyataan yang sederhana dan langsung, tidak berbelit-belit. Pernyataan permasalahan dari suatu penelitian merupakan “jantung” penelitian dan berfungsi sebagai pengarah bagi semua upaya dalam kegiatan penelitian tersebut. Pernyataan permasalahan yang jelas (tajam) akan sanggup memberi arah (gambaran) tentang macam data yang diperlukan, cara pengolahannya yang cocok, dan memberi batas lingkup tertentu pada temuan yang dihasilkan.Contoh ungkapan permasalahan yang jelas, tajam, diberikan oleh Sumiarto (1985) yang meneliti dalam bidang perumahan pedesaan. Permasalahan yang dikemukakannya, sebagai berikut: “Kesimpulan yang dapat ditarik sebagai permasalahan P3D [Perintisan Pemugaran Perumahan Desa] yang dapat memberikan arah pada studi yang akan dilakukan adalah mempertanyakan keberhasilan dari tujuan P3D. Secara lebih spesifik dapat dikemukakan beberapa (sub) permasalahansebagai berikut:

a) Apakah setelah menerima bantuan P3D, kondisi mereka akan menjadi lebih baik, dalam arti adanya peningkatan dalam cara bermukin yang lebih baik serta lebih sehat?

b) Apakah bantuan yang diberikan oleh P3D telah memberikan hasil sesuai seperti yang diharapkan, yaitu penerima bantuan telah memberikan respon yang positif yang berupa tenaga, material, bahkan finansial, sehingga lebih dari apa yang diberikan oleh P3D.

c) Lebih jauh lagi, apakah P3D telah mampu membangkitkan efek berlifat ganda (multiplier effect), sehingga masyarakat yang tidak meneriman bantuan P3D terangsang secara swadata menyelenggarakan sendiri peningkatan kondisi rumah dan lingkungannya?” (Sumiarto 1985, 17-18)

Bentuk Rumusan PermasalahanContoh pernyataan permasalahan di atas mengambil bentuk satu pernyataan disusul oleh beberapa pertanyaan. Castette dan Heisler (1984, 11) menjelaskan bahwa secara keseluruhan ada 5 macam bentuk pernyataan permasalahan, yaitu:

(1) bentuk satu pertanyaan (question);(2) bentuk satu pertanyaan umum disusul oleh beberapa pertanyaan yang

spesifik;(3) bentuk satu penyataan (statement) disusul oleh beberapa pertanyaan

(question).

26

Page 27: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

(4) bentuk hipotesis; dan(5) bentuk pernyataan umum disusul oleh beberapa hipotesis.

Bentuk Hipotesis nampaknya jarang dipakai lagi pula, biasanya perletakan hipotesis dalam laporan atau usulan penelitian tidak menempati posisi yang bi-asa ditempati oleh pernyataan permasalahan. Hal yang lain, bentuk pertanyaan seringkali dapat diujudkan (diubah) pula sebagai bentuk pernyataan. Dengan demikian, secara umum, hanya ada dua bentuk pernyataan permasalahan:(1) Bentuk satu pertanyaan atau pernyataan

Misal:a) Pertanyaan:

“Seberapa pengaruh tingkat penghasilan pada perubahan fisik rumah perumahan KPR?” “Faktor-faktor apa saja dan seberapa besar pengaruh masing-masing factor pada persepsi penghuni terhadap desain rumah sub–inti?”

b) Pernyataan (biasanya diungkapkan sebagai “maksud”) “Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa pengaruh tingkat penghasilan pada perubahan fisik rumah perumahan KPR.” “Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja dan seberapa besar pengaruh masing-masing faktor pad persepsi terhadap desain rumah sub–inti.

(2) Bentuk satu pertanyaan atau pernyataan umum disusul oleh beberapa pertanyaan atau pernyataan yang spesifik (Catatan: kebanyakan permasalahan terlalu besar atau kompleks sehingga perlu dirinci)Misal: Permasalahan umum: Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil desain seorang arsitek dan seberapa pengaruh tiap-tiap faktor? Lebih spesifik lagi, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut: a. Apakah sekian faktor yang mempengaruhi hasil desain seorang arsitek

secara umum di Amerika Serikat terjadi pula di Indonesia?b. Seberapa besar pengaruh faktor-faktor tersebut mempengaruhi hasil

desain arstiek di Indonesia?

Karakteristik Rincian PermasalahanKarakteristik tiap rincian permasalahan atau sub-problema (menurut Leedy, 1997:56-57) sebagai berikut:

1) Setiap rincian permasalahan haruslah merupakan satuan yang dapat diteliti (a researchable unit ).

2) Setiap rincian terkait dengan interpretasi data.3) Semua rincian permasalahan perlu terintegrasi menjadi satu kesatuan

permasalahan yang lebih besar (sistemik).4) Rincian yang penting saja yang diteliti (tidak perlu semua rincian

permasalahan diteliti)5) Hindari rincian permasalahan yang pengatasannya tidak realistik.

27

Page 28: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Contoh Rumusan PermasalahanDi bawah ini diberikan beberapa contoh rumusan masalah, sebagai berikut: “. . . . . . . permasalahan sebagai berikut: Apakah kalsium hidroksida mempunyai pengaruh sitotoksik terhadap sel fibroblast embrio Gallus domesticus secara in Vitro, dan apakah besar konsentrasi kalsium hidroksida berpengaruh terhadap sifat sitotoksisitasnya?”

“. . . . . . . . . dengan penelitian ini ingin diketahui faktor – faktor apa yang dapat mempengaruhi perilaku ibu – ibu dalam menangani diare pada bayi dan anak balita.

Keterkaitan antara Rumusan Permasalahan dengan Hipotesis dan Temuan Penelitian

Bila penelitian telah selesai dilakukan, maka dalam laporan penelitian perlu ditunjukkan “benang merah” (keterkaitan yang jelas) antara rumusan permasalahan dengan hipotesis (sebagai “jawaban” sementara terhadap permasalahan penelitian). Rincian dalam permasalahan perlu berkaitan lengasung dengan rincian dalam hipotesis, dalam arti, suatu rincian dalam hipotesis menjawab suatu rincian dalam permasalahan. Demikian pula, perlu diperlihatkan keterkaitan tiap rincian dalam temuan (sebagai jawaban nyata terhadap permasalahan) dengan tiap rincian dalam rumusan permasalahan.

Baik permasalahan, hipotesis dan temuan—sebagai upaya pengembangan atau pengujian teori—berkaitan secara substantif dengan tinjauan pustaka (sebagai kajian terhadap isi khazanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian). Kaitan substantif diartikan sebagai hubungan “isi”, tidak perlu dalam bentuk keterkaitan antar rincian.

28

Page 29: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

BAB 5:PENULISAN TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka mempunyai arti: peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related literature). Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan penelitian, dan sebagainya) tentang masalah yang berkaitan—tidak selalu harus tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi—tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan (collateral). Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan merupakan hal yang mendasar dalam penelitian, seperti dinyatakan oleh Leedy (1997) bahwa semakin banyak seorang peneliti mengetahui, mengenal dan memahami tentang penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya (yang berkaitan erat dengan topik penelitiannya), semakin dapat dipertanggung jawabkan caranya meneliti permasalahan yang dihadapi. Walaupun demikian, sebagian penulis (usulan penelitian atau karya tulis) menganggap tinjauan pustaka merupakan bagian yang tidak penting sehingga ditulis “asal ada” saja atau hanya untuk sekedar membuktikan bahwa penelitian (yang diusulkan) belum pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian keaslian penelitian tersebut sebenarnya hanyalah salah satu dari beberapa kegunaan tinjauan pustaka. Kelemahan lain yang sering pula dijumpai adalah dalam penyusunan, penstrukturan atau pengorganisasian tinjauan pustaka.

Banyak penulisan tinjauan pustaka yang mirip resensi buku (dibahas buku per buku, tanpa ada kaitan yang bersistem) atau mirip daftar pustaka (hanya menyebutkan siapa penulisnya dan di pustaka mana ditulis, tanpa membahas apa yang ditulis). Berdasar kelemahan-kelemahan yang sering dijumpai di atas, tulisan ini berusaha untuk memberikan kesegaran pengetahuan tentang cara-cara penulisan tinjauan pustaka yang lazim dilakukan. Cakupan tulisan ini meliputi empat hal, yaitu: (a) kegunaan, (b) organisasi tinjauan pustaka, (c) kaitan tinjauan pustaka dengan daftar pustaka, dan (d) cara pencarian bahan-bahan pustaka, terutama dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Kegunaan Tinjauan PustakaLeedy (1997, hal. 71) menerangkan bahwa suatu tinjauan pustaka mempunyai kegunaan untuk: (1) mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang (akan) kita lakukan; dalam hal ini, diperlihatkan pula cara penelitian-penelitian tersebut menjawab permasalahan dan merancang metode penelitiannya; (2) membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip penelitian yang kita hadapi; (3) mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya; (4) mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri karya -karya tulisnya yang lain—yang mungkin terkait); (5) memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah

29

Page 30: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat penelitian ini berada; (6) menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita kenal sebelumya; (7) membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya); dan (8) mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah ada pihakpihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan mereka telah mencurahkan tenaga, waktu dan biaya untuk meneliti topik tersebut.

Dalam penjelasan yang hampir serupa, Castetter dan Heisler (1984, hal. 38-43) menerangkan bahwa tinjauan pustaka mempunyai enam kegunaan, yaitu: (1) mengkaji sejarah permasalahan; (2) membantu pemilihan prosedur penelitian; (3) mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan; (4) mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu; (5) menghindari duplikasi penelitian; dan (6) menunjang perumusan permasalahan. Karena penjelasan Castetter dan Heisler di atas lebih jelas, maka pembahasan lebih lanjut tentang kegunaan tinjauan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan mereka. Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam bagian berikut ini.

Kegunaan 1: Mengkaji sejarah permasalahanSejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan penelitian atas permasalahan tersebut. Pengkajian terhadap perkembangan permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan materi permasalahan (tinjauan dari waktu ke waktu: berkurang atau bertambah parah; apa penyebabnya). Mungkin saja, tinjauan seperti ini mirip dengan bagian “Latar belakang permasalahan” yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian. Bedanya: dalam tinjauan pustaka, kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada. Pengkajian kronologis atas penelitian–penelitian yang pernah dilakukan atas permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut. Gambaran bermanfaat terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat.

Kegunaan 2: Membantu pemilihan prosedur penelitianDalam merancang prosedur penelitian (research design), banyak untungnya untuk mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang hampir serupa. Pengkajian meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam menjawab permasalahan. Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur tersebut, kemudian dapat dipilih, diadakan penyesuaian, dan dirancang suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi.

30

Page 31: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Kegunaan 3: Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahanSalah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan haruslah berada pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada. Pengkajian pustaka, dalam hal ini, akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan permasalahan. Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan teori sebagai basis perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan.

Kegunaan 4: Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahuluDi bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan tinjauan pustaka yang dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian (yang diusulkan) belum pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian keaslian penelitian ini bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan. Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah ada penelitian yang dilakukan dalam permasalahan itu, atau hasil penelitian yang pernah ada belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau kekurangan dalam beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi. Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap prosedur dan hasil penelitian yang pernah ada (lihat kegunaan 2). Kehati-hatian perlu ada dalam pengacuan tersebut. Suatu penelitian mempunyai lingkup keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan. Evaluasi yang tajam terhadap kelebihan dan kelemahan tersebut akan berguna terutama dalam memahami tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu. Perlu dikaji dalam penelitian yang dievaluasi apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah. Evaluasi ini menghasilkan penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok: 1. Kelompok Pustaka Utama (Significant literature); dan 2. Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature).

Kegunaan 5: Menghindari duplikasi penelitianKegunaan yang kelima ini, agar tidak terjadi duplikasi penelitian, sangat jelas maksudnya. Masalahanya, tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara luas. Dengan demikian, publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-hasil penelitian sangat penting. Dalam hal ini, peneliti perlu mengetahui sumber-sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan sumber-sumber tersebut. Tinjauan pustaka, berkaitan dengan hal ini, berguna untuk membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi duplikasi).

Kegunaan 6: Menunjang perumusan permasalahanKegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasala-han. Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam), komprehe nsif dan bersistem, pada akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasala-

31

Page 32: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

han apa yang tersisa, yang memerlukan penelitian; yang membedakan penelitian yang diusulkan dengan penelitianpenelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam kesimpulan tersebut, rumusan permasalahan ditunjang kemantapannya (justified). Pada beberapa formulir usulan penelitian (seperti misalnya pada for-mulir Usulan Penelitian DPP FT UGM), bagian kesimpulan ini sengaja dip-isahkan tersendiri (agar lebih jelas menonjol) dan ditempatkan sesudah tinjauan pustaka serta diberi judul “Keaslian Penelitian”.

Organisasi Tinjauan PustakaSeperti telah dijelaskan di atas, banyak dijumpai kelemahan dalam penulisan tin-jauan pustaka dilihat dari cara menyusun atau mengorganisasi materinya. Or-ganisasinya yang lemah ditunjukan oleh tidak adanya sistem (keterkaitan) yang jelas ditampilkan dalam tinjauan pustaka tersebut. Berkaitan denga persyaratan untuk bersistem tersebut, dalam formulir Usulan Penelitian DPP FT UGM telah ditulis dengan jelas, sebagai berikut:

“TINJAUAN PUSTAKA (Buatlah suatu uraian yang baik, luas dan bersistem mengenai penelitian-penelitian yang sudah pernah diadakan dan yang mempun-yai kaitan dengan penelitian yang diusulkan ini….)”.

Dalam hal organisasi tinjauan pustaka, Castetter dan Heisler (1984, hal. 43-45) menyarankan tentang bagian-bagian tinjauan pustaka, yang meliputi: (1). pen-dahuluan, (2) pembahasan, dan (3) kesimpulan. Dalam bagian pendahuluan, bi-asanya ditunjukan peninjauan dan kriterian penetapan pustaka yang akan ditin-jau (dapat diungkapkan dengan sederetann pertanyaan keinginan–tahu). Pada bagian pendahuluan ini pula dijelaskan tentang organisasi tinjauan pustaka, yaitu pengelompokan secara sistematis dengan menggunakan judul dan sub-judul pembahasan; umumnya, pengelompokan didasarkan pada topik; cara lain, berdasar perioda (waktu, kronologis). Contoh “bagian pendahuluan” dari suatu tinjauan pustaka sebagai berikut—

Contoh 1: Tinjauan pustaka dalam penelitian ini meliputi lima kelompok pemba-hasan. Pembahasan pertama merupakan tinjauan singkat tentang system permodelan transportasi kota, sebagai pengantar atau pengenalan tentang penyebaran beban lalulintas ke ruas-ruas jalan. Pembahasan kedua berkaitan dengan pengetahuan penyebaran beban lalulintas ke ruas-ruas jalan (trip assignment) itu sendiri, dan pembahasan kelompok ketiga menyangkut tinjauan kronologis pengembangan paket-paket program komputer untuk perhitungan sebaran beban lalulintas. Pembahasan keempat bersangkut–paut dengan kritik terhadap paket-paket komputer dalam bidang system permodelan transportasi kota yang ada; sedangkan pembahasan kelima memfokuskan pada interaksi (dialog) antara program komputer dan pemakai. (Sumber: Djunaedi, 1988)

Contoh 2:….tinjauan pustaka ini dirancang untuk menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut:

32

Page 33: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

1) Seperti apakah proses perencanaan kota komprehensif itu?2) Bagian mana saja dari proses tersebut yang terstruktur dan bagian mana saja

yang tidak terstruktur?3) Sejauh mana bagian-bagian proses tersebut sampai saat ini telah

terkomputerkan?4) Siapa saja atau pihak mana yang terlibat dalam proses perencanaan terse-

but?5) Seperti apakah produk akhir dari proses perencanaan tersebut?(Sumber: Djunaedi, 1986: hal. 9)

Bagian kedua, pembahasan, disusun sesuai organisasi yang telah ditetapkan dalam bagian pendahuluan. Pembahasan pustaka perlu dipertimbangkan keter-batasan bahwa tidak mungkkin (tepatnya: tidak perlu) semua pustaka dibahas dengan kerincian yang sama; ada pustaka yang lebih penting dan perlu dibahas lebih rinci daripada pustaka lainnya. Dalam hal ada kemiripan isi, perincian dapat diterapkan pada salah satu pustaka; sedangkan pustaka lainnya cukup dise-butkan saja tapi tidak dirinci. Misal : Komponen Sistem Penunjang Pembuatan Keputusan, seperti dijelaskan oleh Mittra (1986), meliputi empat modul: pengen-dali, penyimpan data, pengolah data, dan pembuat model. Penjelasan serupa diberikan pula oleh Sprague dan Carlson (1982), dan Bonczek et al. (1981). Se-bagai peninjauan yang bersistem, disamping menuruti organisasi yang telah dite-tapkan, dalam pembahasan secara rinci perlu ditunjukkan keterkaitan satu pus-taka dengan pustaka lainnya. Bukan hanya menyebut “Si A menjelaskan bahwa . . . . . . Si B menerangkan . . . .. . Si Z memerinci . . . . . . “; tapi perlu dijelaskan keterkaitannya, misal “Si B menerangkan bahwa . . . . . . sebaliknya si G membantah hal tersebut dan menyatakan bahwa . . . . . .Bantahan serupa muncul dari berbagai pihak, misalnya diungkapkan oleh si W, si S dan si Y. Ketiga penulis terakhir ini bahkan menyatakan bahwa . . . . . .

Tinjauan Pustaka diakhiri dengan kesimpulan atau ringkasan yang menjelaskan tentang “apa arti semua tinjauan pustaka tersebut (what does it all mean?)”. Secara rinci, kesimpulan atau ringkasan tersebut hendaknya memuat jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan berikut ini, tentang:(a) status saat ini, mengenai pengetahuann yang berkaitan dengan

permasalahan yang akan diteliti (apakah permasalahan sebenarnya telah tuntas terjawab?);

(b) penelitian-penelitian terdahulu yang dengan permasalahan yang dihadapi (adakah sesuatu dan apakah yang dapat dimanfaatkan?);

(c) kualitas penelitian-penelitian yang dikaji (mantap atau hanya dapat dipercayai sebagian saja?);

(d) kedudukan dan peran penelitian yang diusulkan dalam konteks ilmu pengetahuan yang ada.

Contoh bagian ringkasan dari tinjauan pustaka:Isi tinjauan pustaka di atas dapat diringkas sebagai berikut:

33

Page 34: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

(1) Telah tersedia pengetahuan tentang teknik perhitungan sebaran beban lalulinas ke ruas-ruas jalan.

(2) Teknik tersebut telah diwujudkan dalam suatu bagian dari program komputer berskala besar sampai menengah, yang dijalankan denngan komputer besar (main–frame).

(3) Dibutuhkan penerapan teknik tersebut pada komputer mikro mengingat komputer mikro telah tersebar luas di Indonesia.

(4) Untuk pembuatan program simulator ini perlu dipertimbangkan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan menyangkut interaksi (dialog) antara program komputer dan pemakai yang bukan pemrogram, terutama dalam bentuk dialog, keterlibatan pemakai, dan keterbatasan waktu dalam diri pemakai.

(Sumber: Djunaedi, 1988)

Kaitan Tinjauan Pustaka dengan Daftar PustakaDi bagian awal tulisan in telah disebutkan bahwa sering terdapat penulisan tinjauan pustaka yang mirip daftar pustaka. Misal: “Tentang hal A dibahas oleh si H dalam buku . . .. . . , si B dalam buku . . . . . . ; sedangkan tentang hal J diterangkan oleh si P dalam buku . .

. . . . “. Peninjauan seperti ini biasanya tidak menyebutkan apa yang dijelaskan oleh masing masing pustaka secara rinci (hanya menyebutkan siapa dan dimana ditulis).

Penyebutan judul buku, yang seringkali tidak hanya sekali, tidak efisien dan menyaingi tugas daftar pustaka. Dalam tulisan ini, cara peninjauan seperti itu tidak disarankan. Pengacuan pustaka dalam tinjauan pustaka dapat dilakukan dengan cara yang bermacam-macam, antara lain: penulisan catatan kaki, dan penulisan nama pengarang dan tahun saja. Setiap cara mempunyai kelebihan dan kekurangan; tapi peninjauan tentang kelebihan dan kekurangan tersebut di luar lingkup tulisan ini.

Dalam tulisan ini hanya akan dibahas pemakaian cara penulisan nama akhir pengarang dan tahun penerbitan (dan sering ditambah dengan nomor halaman). Misal: Dalam hal organisasi tinjauan pustaka, Castetter dah Heisler (1984, hal. 43-45) menyarankan tentang bagian-bagian tinjauan pustaka, yang meliputi: (1) pendahuluan, (2) pembahasan, dan (3) kesimpulan. Pengacuan cara di atas mempunyai kaitan erat dengan cara penulisan daftar pustaka.

Penulisan daftar pustaka umumnya tersusun menurut abjad nama akhir penulis; dengan format: nama penulis, tahun penerbitan dan seterusnya. Susunan dan format daftar pustaka tersebut memudahkan untuk membaca informasi yang lengkap tentang yang diacu dalam tinjauan pustaka. Misal, dalam tinjauan pus-taka:“. . . . . . Mittra (1986) . . . . . .”

34

Page 35: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Dalam daftar pustaka, tertulis:Mittra, S. S., 1996, Decision Support System: Tools and Techniques, John Wiley & Sons, New York, N. Y.

Sering terjadi, seorang penulis (usulan penelitian atau karya tulis) ingin menun-jukan bahwa bahan bacaannya banyak; meskipun tidak dibahas dan tidak diacu dalam tulisannya, semuanya ditulis dalam daftar pustaka. Maksud yang baik ini sebaiknya ditunjukan dengan membahas dan mengemukakan secara jelas (menurut aturan pengacuan) apa yang diacu dari pustaka-pustaka tersebut dalam tulisannya. Tentunya hal yang sebaliknya, yaitu menyebut nama pen-garang yang diacu dalam tinjauan pustaka tanpa menuliskannya dalam daftar pustaka (karena lupa) tidak perlu terjadi.

Berikut ini salah satu petunjuk tentang penulisan nama untuk pengacuan dalam tinjauan pustaka (dan daftar pustaka)—dikutip dari petunjuk yang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana UGM (1997: hal. 16-17):

Penulisan NamaPenulisan nama mencakup narna penulis yang diacu dalam uraian, daftar pus-taka, nama yang lebih dan satu suku kata, nama dengan garis penghubung, nama yang diikuti dengan singkatan, dan derajat kesarjanaan.

1. Nama penulis yang diacu dalam uraianPenulis yang tulisannya diacu daiam uraian hanya disebutkan narna akhimya saja, dan kalau lebih dari 2 orang, hanya nama akhir penulis pertama yang dicantumkan dlikuti dengan dkk atau et al:a. Menurut Calvin (1978) ....b. Pirolisis ampas tebu (Othmer dan Fernstrom, 1943) menghasilkan..c. Bensin dapat dibuat dari metanol (Meisel dkk, 1976) ...

Yang membuat tulisan pada contoh (c) berjumiah 4 orang, yaitu Meisel, S.L., McCullough, J.P., Leckthaler, C.H., dan Weisz, P.B.

2. Nama penulis dalam daftar pustakaDalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan namanya, dan tidak boleh hanya penulis pertama diambah dkk atau et al. saja.

Contoh:Meisei, S.L., McCullough, J.P., Leckthaler, C.H., dan Weisz, P.B., 1 976, ....Tidak boleh hanya:Meisel, S.L. dkk atau Meisel, S.L. et al.

3. Nama ponulis lebih dari satu sutu kataJika nama penulis ierdiri dari 2 suku kata atau lebih, cara penulisannya ialah narna akhir diikuti dengan koma, singkatan nama depan, tengah dan seterusnya,

35

Page 36: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

yang semuanya diberi titik, atau nama akhir dilkuti dengan suku kata nama depan, tengah, dan eterusnya.

Contoh:a. Sutan Takdir Alisyahbana ditulis: Alisyahbana S.T., atau Alisyahbana, Sutan Takdir.b. Donald Fitzgerald Othmer ditulis: Othmer, D.F.

4. Nama dengan garis penghubungKalau nama penulis dalam sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung di antara dua suku katanya, rraka keduanya dianggap sebagai satu kesatuan.

Contoh:Sulastin-Sutrisno ditulis Sulastin-Sutrisno.

5. Nama yang diikuti dengan singkatanNama yang diikuti dengan singkatan, dianggap bahwa singkatan itu menjadi satu dengan suku kata yang ada di depannya.

Contoh:a. Mawardi A.l. ditulis: Mawardi A.l.b. Williams D. Ross Jr. ditulis: Ross Jr., W.D.

6 . Derajat kosarjanaanDerajat kesarjanaan tidak boleh dicantumkan.

Di bawah ini adalah salah satu contoh format daftar pustaka—dikutip dari petun-jukyang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana UGM (1997: hal. 26):

Anderson, T.F. 1951. Techniques for the Preservation of Three Dimensional Structure in Preparing Specimens for the Electron Microscope. Trans. N.Y. Acad. Sci. 13: 130- 134.

Andrew, Jr., H.N. 1961. Studies in-Paleabotany. John Wiley & Sons, Inc., New York. Berlyn, G.P. and J.P. Miksche. 1976. Botanical Microtechnique and Cytochemistry. The lowa State University Press, Ames. Iowa.

Bhojwani, S.S. and S.P. Bhatnagar, 1981. The Embryology of Angiosperms. Vikas Publishing House PVT Ltd., New Delhi.

Cronquist, A. 1973. Basic Botany. Warper & Row Publisher,New York.

Cutler, D.F., 1978. Applied P/ant Anatomy. Longman, London.

36

Page 37: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Dawes. C.J. 1971. Bio/ogica/ Techniques in E/ectron Microscopy. Barnes & Nob/e, /nc., New York.

Dv Praw, E.J. 1972. The Bioscience: Cel/ and Mo/ecu/ar Bio/ogy. Cell and Molecular Biology Council, Standford, Califomia.

Bohlin, P. 1968. Use of the Scanning Reflection Electron Microscope in the Study of Plant and Microbial Material. J. Roy. Microscop. Soc. 88: 407 - 418.

Erdtman, G. 1952. Po/len Morpho/ogy and P/ant Taxonomy. Almquist & Wiksell, Stockholm – The Chronica Botanica Co., Waltham, Mass.

Esau, K. 1965. P/ant Anatomy. JohnWiley & Sons. Inc., New York.

Esau, K. 1977. Anatomy of Seed P/ants. John Wiley 8 Sons. New York.

Faegri, K. and J. Iversen.- 1975. Texbook of Po/len Ana/ysis. Hainer Press, New York.

Pencarian Pustaka secara elektronis/on-linePada saat ini, banyak informasi ilmiah yang tersedia untuk diakses secara elek-tronisatau on-line. Informasi ilmiah tersebut tersedia dari media seperti: CD-ROM (yang dibaca lewat komputer), pita rekaman suara, pita rekaman video, dan lewat internet. Leedy (1997: hal. 73) menjelaskan beberapa keuntungan mencari informasi ilmiah secara on-line, yaitu antara lain: tersedia jutaan informasi dalam bentuk elektronis yang dipasarkan mendunia, publikasi elektronis biasanya lebih baru karena prosesnya lebih cepat daripada publikasi cetak, dan pencarian infor-masi berkecepatan tinggi (karena menggunakan komputer). Masalah yang saat ini dihadapi adalah beberapa institusi pendidikan belum mempunyai standar pen-gacuan bagi informasi ilmiah yang didapat dari sumber elektronis.

Misal: seperti apa format sumber pustaka elektronis dari CD-ROM dan internet? Untuk mengisi kekosongan format tersebut, di bawah ini dikutipkan format yang disarankan oleh Kennedy (1998: hal. 175-176):

Komponen dasar dari sitasi (pengacuan) pustaka adalah sebagai berikut: Nama akhir pengarang, Inisial. Tahun publikasi (bila ada). Judul karya. Judul tempat atau media informasi (tanggal informasi dikumpulkan dari media tersebut).

Contoh untuk situs FTP (File Transfer Protocol):Johnson, P. 1994. Tropical Indonesian Architecture ftp://indoarch.com/Pub/CCC94/johnson-p (22 Apr. 2000).

Contoh untuk situs WWW (World Wide Web):Djunaedi, A. 2000. The History of Indonesian Urban Planning.. http://www.mpkd -ugm.ac.id/adj/riset99/ (18 Apr. 2000).

37

Page 38: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Contoh untuk informasi lewat e -mail:Djunaedi, A. 22 Maret 2000. The urban pattern of some coastal cities in the northern Central Java.. [email protected] (19 Apr. 2000).

38

Page 39: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

BAB 6:RUANG LINGKUP

PENELITIAN MANAJEMEN

Ruang Lingkup Penelitian ManajemenPenelitian manajemen adalah penelitian yang umumnya dilakukan oleh akademisi yang mengkaji keilmuan manajemen seperti bisnis umum, manaje-men pemasaran, manajemen keuangan, manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi, sistem informasi manajemen, dan manajemen operasional. Penelitian manajemen tergolong kepada penelitian bisnis. Makna penelitian bis-nis adalah proses pengumpulan dan analisis data yang sistematis dan obyektif untuk membantu pembuatan keputusan bisnis (Indriantoro dan Supomo, 1999).Beberapa kelompok dalam penelitian manajemen dapat dilihat pada peng-golongan dan contoh-contoh objek penelitian berikut ini (Indriantoro, dan Supomo, 1999; Sugiyono, 1999; Supranto, 1997; Rangkuti, 2001):

Bisnis Umum· Peramalan Bisnis· Trend Bisnis Dan Industri· Inflasi dan Penentuan Harga· Akuisisi· Ekspor dan Perdagangan Internasional· Studi Kelayakan Bisnis· Profil Pelaku Bisnis yang Sukses· Bisnis Pejabat· Nilai Budaya Bisnis Antar Suku· Peranan Lembaga Konsumen· Dan lain-lain

Manajemen Pemasaran· Potensi Pasar· Karakteristik Pasar· Penjualan· Strategi Pemasaran· Inovasi produk · Pengaduan konsumen· Perilaku Konsumen· Image Konsumen· Studi Kelayakan Pasar · Profil & Dinamika Konsumen· Analisis Lokasi· Studi Kelayakan Pasar· Pengujian Pasar· Segmentasi Pasar·

39

Page 40: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Produk Baru· Saluran Distribusi· Promosi· Periklanan· Multilevel Marketing · Franchising (Waralaba)· Kepemimpinan Pasar· Pelayanan· Tingkat Penjualan· Persaingan Pasar· Respon akibat perubahan harga· Elastisitas harga · Biaya setiap lini produk· Angggaran promosi optimal· Pengujian iklan yang kreatif· Intensitas Grosir dan retail· Dan lain-lain

Manajemen Keuangan· Anggaran· Sumber-sumber Pembiayaan· Modal Kerja· Tingkat Bunga dan Resiko Kredit· Investasi · Biaya Modal· Portofolio· Penilaian Saham dan Obligasi· Analisis Biaya · Hasil Resiko· Rasio-Rasio Keuangan· Lembaga Keuangan· Implikasi Pajak · Merger dan Akuisisi, dan lain-lain

Manajemen Sumber Daya Manusia dan Perilaku Organisasi· Manajemen Mutu Terpadu· Motivasi dan Kepuasan Kerja· Gaya Kepemimpinan· Produktivitas Tenaga Kerja· Efektivitas Organizational· Budaya & Komunikasi Organisasi· Studi Gerak dan Waktu· Serikat Pekerja· Perilaku Karyawan· Loyalitas Kerja· Kinerja Supervisor· Sistem Penilaian Kerja·

40

Page 41: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Pengambilan Keputusan· Penilaian Kinerja· Stress Kerja · Manajemen Konflik· Emotional Quetion· Spritual Quetion· Desain Organisasi· Perubahan & Pengembangan Org. · Rekruitment· Seleksi dan Penempatan· Sistem Kompensasi· Peng. Karir, Promosi, Mutasi· Kreativitas Manajemen · Model-Model Pola Kerja· Manajemen Partisipasi· Perbedaan Gender · Polusi dan Kesehatan Kerja· Pemberhentian · Dan lain-lain

Sistem Informasi Manajemen:· Sistem Informasi Eksekutif· Sistem Komunikasi Bisnis· Sistem Dukungan Keputusan· Aliansi fungsi Sistem Informasi· Personel Sistem Informasi· Pengembangan Sistem Informasi· Jaringan Efektif MIS· Penggunaan Konsultan dlm. Pembuatan Keputusan · Dan lain-lain

Manajemen Operasi dan Produksi:· Sistem Produksi· Penentuan Lokasi· Plant layout· Prosedur Dan Metode Kerja· Mesin Dan Peralatan Produksi· Material Handling· Pemeliharaan (Maintenance) · Sistem Pergudangan· Pengendalian Persediaan · Pengendalian Material· Pengendalian Tenaga Kerja· Pengendalian Mutu· Statistical Quality Control·

41

Page 42: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Dan lain-lain

Objek-objek di atas dapat dijadikan sebagai permasalah penelitian untuk kemu-dian disusun menjadi judul penelitian. Untuk memperkaya contoh-contoh objek penelitian dapat dilihat pada situs-situs internet, seperti jurnal on-line, perpus-takaan on-line, situs-situs universitas, dan situs-situs lainnya. Cara penelusuran ke berbagai situs internet dapat dilihat dalam tulisan “Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis (Juliandi, 2002) atau mengakses ke situs jurnal versi On-line dengan alamat http://manbisnis.tripod.com. Situs ini adalah situs “Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis” Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Muham-madiyah Sumatera Utara.

42

Page 43: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

BAB 7:METODOLOGI PENELITIAN

TEKNIK INFORMATIKA (Stefanus, St)

Definisi, Konsep, dan Terminologi

Istilah Informatika diturunkan dari bahasa Perancis informatique, yang dalam bahasa Jerman disebut Informatik. Sebenarnya, kata ini identik dengan istilah computer science di Amerika Serikat dan computing science di Inggris (Wiki, 2008). Di Indonesia istilah tersebut dikenal sebagai Ilmu Komputer atau Teknik Informatika. Istilah ini kedua-duanya dipakai di berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia untuk menamai fakultas, jurusan, atau program studi dalam menjalankan misi akademisnya.

Teknik Informatika/ Ilmu Komputer merupakan ilmu yang mempelajari landasan teoritis komputasi dan informasi serta penerapannya dalam sistem komputer termasuk perangkat keras maupun perangkat lunak. Ilmu Komputer mencakup beragam topik yang berkaitan dengan komputer, mulai dari analisis abstrak algoritma sampai subjek yang lebih konkret seperti bahasa pemrograman, perangkat lunak, dan perangkat keras (Wiki, 2008).

Bidang Kajian Teknik Informatika Hubungan antara teknik informatika dan bidang rekayasanya jauh lebih kuat dibanding hubungan yang dimiliki disiplin ilmu lain terhadap bidang rekayasanya seperti ilmu dinamika fluida dengan rekayasa pesawat terbang, atau antara ilmu biologi dengan pharmasi. Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) telah mengidentifikasi perkembangan Teknik Informatika setelah tahun 1990 terbagi menjadi enam subbidang, yakni Electrical Engineering, Computer Engineering, Computer Science, Software Engineering, Information Technology, dan Information System. Berikut ini skema pembagian sub-subbidang tersebut yang diambil dari sudut pandang pendidikan.

43

Page 44: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Gambar 7.1: Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Dipandang dari sisi penelitian, menurut Dennings terdapat tiga paradigma besar dalam penelitian teknik informatika atau ilmu komputer, yakni teori, eksperimen yang merupakan ekplorasi terhadap model dari sistem/ arsitektur dan sering disebut pula sebagai abstraksi/ pemodelan, dan desain yang menghsilkan

44

Page 45: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

produk/ sistem.

Teori: merupakan pendekatan yang berlandaskan pada ilmu matematika. Untuk mendapatkan suatu teori yang valid perlu dilalui proses-proses pendefinisian (definition), pembuatan teorema (theorema), pembuktian (proof), penginterpretasian hasil (interpret result).

Abstraksi/ Pemodelan: merupakan pendekatan yang berlandaskan pada metode perancangan atau eksperimen. Dalam melakukan investigasi terhadap suatu fenomena hingga dihasilkan suatu model, formula, prediksi, metode, atau prototipe perlu dilalui proses-proses pembentukan hipotesis, kerangka teoritis, atau model teoritis; pembuatan suatu model, formula, prediksi, metode, atau prototipe; perancangan eksperimen; pengujian dan pengumpulan data; analisis hasil.

Produk/ Sistem: merupakan pendekatan penelitian guna menghasilkan suatu produk, sistem, tools, atau device baik hardware maupun software. Tahapan yang perlu dilakukan guna upaya pengatasan masalah meliputi perencanaan, perancangan, pembangunan, pengujian, penerapan, dan evaluasi. Denning (2000) mengklasifikasikan Ilmu Komputer menjadi 12 subbidang. Bila direfleksikan dari sudut pandang Teori, Abstraksi (Pemodelan), dan Produk/ Sistem, maka akan terbentuk matriks seperti berikut ini.

Tabel 7.1 Bidang Kajian Ilmu Komputer

SUBBIDANG

BIDANG KAJIAN ILMU KOMPUTER BIDANG KAJIAN TEKNOLOGI INFORMASI

Teori Abstraksi/ Pemodelan Produk/ Sistem

Algoritma dan Struktur Data

Teori Komputabilitas Algoritma

Paralel dan Terdistribusi

Program Aplikasi

Teori Komputasi Kompleks Komputasi Paralel

Algoritma Efisien dan

Optimal

Teori GraphKriptografiAlgoritma dan TeoriProbabilistik

45

Page 46: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Bahasa Pemrograman

Bahasa Formal dan Automata

BNF Bahasa Pemrograman (Basic, Pascal, C, dsb)Turing

MachinesMetode Parsing, Compiling, Interpretation

Formal Semantics

Translator, Kompilator, Interpreter

Arsitektur

Aljabar Boolean

Arsitektur Neuman

Produk Hardware (PC,

Teori Coding

Hardware Reliability

Superkomputer, Mesin Von Neuman)

Teori Switching

Finite State Machine

Sistem CAD dan

Teori Finite State Machine

Model Sirkuit, Data Path, Struktur Kontrol

Simulasi Logika

Sistem Operasi dan Jaringan

Teori Concurrency

Manajemen Memori, Job Scheduling

Produk NOS (UNIX, Windows, Mach, dsb)

Teori Scheduling

Model Komputer Terdistribusi

File dan File System (FAT, NTFS,dsb)

Teori Manajemen Memori

Networking (Protokol, Naming, dsb)

Library untuk Utilities (Editor,Formatter,Link er, Emulator, DLL, dsb)

Software Engineering

Teori Reliability

Metode Spesifikasi Bahasa Spesifikasi

Program Verification and Proof

Metode Otomasi Pengembangan Program

Tool untuk Pengem-bangan Software (Easycase,ERWin, RationalRose, HPM, MS Project,dsb) Temporal

Logic

Metode Pengembangan Software

46

Page 47: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Database and Retrieval Information System

Relational Aljabar dan Kalkulus

Model Basisdata (Relational,Hierarchical,Network, dsb) Sistem

Manajemen Basisdata (Ingres, Dbase, Oracle, dsb)

Teori DependencyTeori Concurrency Skema

BasisdataPerformance Analysis

Sorting dan Searching

File Representation for Retrieval Hypertext

SystemStatistic Inference

Artificial Intelligence and Robotics

Teori Logika Knowledge Representation

Logic Programming (Prolog, LISP)

Semantik dan Sintaktik Model untuk Natural Language

Metode Pencarian Heuristic

Neural Network

Conceptual Dependency

Model Reasoning dan Learning

Sistem Pakar, ICAI, Intelligent Tutoring Syst.

Kinematics and Dynamics of Robot Motion

Model Memori Manusia, Autonomous Learning

Software untuk Logic Programming

Grafik

Teori Grafik dan Warna

Algoritma Komputer Grafik Library Grafik

Geometri Dua Dimensi atau Lebih

Model untuk Virtual Reality

Grafik Standar, Visual System

Teori Chaos Metode Komputer Grafik

Image Enhancement System

Human Computer Interaction

Risk Analysis Pattern Recognition

Flight Simulation

Cognitive Psychology Model CAD

Usability Engineering, CAD, CAI, CAE, CAL

Ilmu Number Discrete Library dan

47

Page 48: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Komputasi

Theory

Approximations, Fast Fourier Transform and Poisson Solvers

Paket untuk Tool Penelitian (Chem, Macsyma, Mathematica, Maple, Reduce, dsb)

Binary Representation

Backward Error Propagation

Teori Quantum Finite Element Models,

Organizational Informatic

Organizational Science

Model dan Simulasi yang berhubungan

dengan informasi dalam

pengorganisasian

Management Information Systems

Decision Sciences

Decision Support SystemsOrganizational

Dynamics

Bioinformatics

Teori Komputasi

Model Komputasi DNA Kimia

Organic Memory Devices

Ilmu Biologi Protipe Retina dari Silikon

Basisdata Genom Manusia

Medicine Model Basisdata Genom Manusia

Perangkat Analisis Struktur Enzim untuk Kesehatan

Sumber : diolah dari Denning dan ilmukomputer.com

Bidang kajian Teknik Informatika dapat diambil dari sudut pandang Teori, Abstraksi/ Pemodelan, dan Produk/ Sistem dengan subbidang kajian yang dapat disesuaikan dengan konsentrasi kajian dan minat mahasiswa.

Metodologi Penelitian Teknik Informatika Seperti ilmu-ilmu yang lain Teknik Informatika akan berdiri kokoh dan berkembang bila memiliki metode kajiannya sendiri guna menemukan kebenaran. Kebenaran merupakan realitas yang perlu digali dan ditemukan, meskipun sangat tidak mungkin untuk menemukan semua kebenaran yang ada. Kebenaran dalam Teknik Informatika meliputi kebenaran komputasi dan informasi serta penerapannya di dunia nyata. Kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan adalah kebenaran yang diperoleh melalui pengkajian ilmiah (sekalipun terdapat banyak aliran seperti positivistik, rasionalistik, fenomenologik, dan sebagainya dalam merumuskan suatu kebenaran). Pengkajian ilmiah (penelitian) menurut aliran positivistik atau postpositivistik yang banyak dianut peneliti Teknik Informatika merupakan upaya sistematis,

48

Page 49: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

investigatif, objektif, logis, hati-hati, dan terencana yang selalu berusaha mencari kebenaran. Kualitas suatu penelitian akan tampak melalui kontribusinya dalam pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat dan bagi pengembangan iptek. Oleh sebab itu penentuan rumusan masalah perlu didasari aspek manfaat dari penelitian termasuk dari sudut pandang ekonomi dan kebijakan. Berkaitan dengan strategi pemecahan/ pengatasan masalah William J. Gephart (1972), seperti yang dikutip Miarso (2004), menyarankan suatu taksonomi strategi empirik dalam mencari kebenaran melalui pengkajian ilmiah. Usaha pencarian kebenaran ini terdiri dari empat lapis, yakni filsafat ilmu, metode umum pemecahan/ pengatasan masalah, strategi operasional, dan sekuen prosedural yang digambarkan sebagai pohon pengkajian ilmiah dengan tiga cabang yang terdiri dari Pengembangan, Penelitian, dan Penilaian. Pengkajian ilmiah dalam bentuk Penelitian Pengembangan, atau lebih tepat disebut Penelitian Rekayasa dapat berupa: a. Rencana (Plan), b. Rancangan (Design), c. Bangunan/ kontruksi (Construct), d. Terapan (Applied), atau e. Hasil pengembangan (Development) dari suatu Model, Sistem, atau

Produk.

Rencana, rancangan, atau konstruksi dari model, sistem, atau produk hasil penelitian rekayasa harus teruji berdasarkan metode formal, metode komputasi, maupun pengujian-pengujian matematis dan metode cleanroom lainnya yang berbeda dengan metode penelitian ‘Pure Research’. Namun tidak menutup kemungkinan digunakannya metode-metode dari ‘Pure Research’ terutama pada tahapan identifikasi masalah maupun pengujian, dan metode Penelitian Evaluasi pada tahapan evaluasi hasil. Pengkajian ilmiah yang berbentuk ‘Pure Research’, atau biasa disebut Penelitian saja (termasuk Basic Research), merupakan paradigma pengkajian ilmiah yang banyak dianut para peneliti terutama yang beraliran positivistik. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui, membuktikan, dan memperoleh pengetahuan baru melalui pendekatan sistematik, akuratif, dan probabilistik. Hasil atau kesimpulannya dapat berlaku umum. Yang termasuk dalam bentuk pengkajian ilmiah seperti ini adalah penelitian:

a. Historis/ fenomenologis b. Kasus c. Deskriptif d. Korelasional/ Asosiatif e. Kausal Komparatif f. Eksperimen

49

Page 50: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Penelitian Evaluasi merupakan pengkajian ilmiah yang bertujuan untuk memilih, memperbaiki, dan memantapkan hasil kebijakan atau program yang telah dijalankan. Hasil dari pengkajian ilmiah jenis ini berupa informasi guna mendukung pengambilan keputusan yang bersifat khusus sehingga kesimpulannya tidak bisa berlaku umum. Pendekatan yang digunakan bersifat sistemik dan berorientasi pada tujuan. Dari penjelasan di atas, maka penelitian dapat pula dikelompokkan menjadi dua, yakni Penelitian Rekayasa dan Penelitian Nonrekayasa. Hasil Penelitian Rekayasa dapat berupa model, formula, algoritma, struktur, arsitektur, produk, maupun sistem yang telah teruji, sedangkan hasil Penelitian Nonrekayasa dapat berupa teori dan keputusan yang telah teruji pula secara empiris. (Lihat skema di halaman berikutnya).

Penelitian Rekayasa dapat berupa: a. Forward Engineering: rekayasa yang dilakukan dari perencanaan,

perancangan, pembangunan, hingga penerapan, atau pada tahapan-tahapan pendek rekayasa, misal dari perancangan ke pembangunan saja. Rekayasa dilakukan mulai dari abstraksi yang lebih tinggi menuju ke setingkat atau beberapa tingkat lebih rendah.

b. Reverse Engineering: merupakan rekayasa dari produk, sistem, atau prototipe yang sudah ada menjadi blue print, formula, atau model, atau pada tahapan-tahapan pendek rekayasa, misal dari pembangunan ke perancangan saja. Rekayasa dilakukan mulai dari abstraksi yang lebih rendah menuju ke setingkat atau beberapa tingkat lebih tinggi (lihat ‘Reverse Engineering’ – Stefanus, 2005).

c. Re-engineering merupakan: pengubahan dan pengorganisasian kembali komponen-komponen sistem yang dapat dilakukan terhadap hasil desain atau implementasi saja atau pada keseluruhan tahapan/ abstraksi sistem, tanpa menghilangkan keseluruhan komponen lama agar diperoleh metode, formula, model, prototipe, produk, sistem, atau tools dengan tingkat kesempurnaan dan standar yang lebih tinggi.

50

Page 51: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Gambar 7.2 metode Penelitian Ilmu Komputer

Dengan demikian penelitian Teknik Informatika dapat dilakukan dengan menggunakan metode rekayasa atau nonrekayasa saja, atau gabungan dari kedua metode tersebut.

51

Page 52: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

BAB 8:METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM INFORMASI(Fathul Wahid , 2004)

Lingkup Kajian Sistem Informasi Sistem informasi adalah sebuah disiplin baru yang belum sepenuhnya

mapan, seperti disiplin matematika atau ekonomi. Karenanya, sebelum membahas tentang metodologi penelitian sistem informasi, pengetahuan dan pemahaman tentang lingkup kajian bidang sistem informasi sangat diperlukan. Pengetahuan ini akan memberikan perspektif yang lebih luas dalam memandang hubungan antara disiplin sistem informasi dengan disiplin yang lain.

Secara garis besar, lingkup penelitian sistem informasi meliputi pengembangan, penggunaan dan aplikasi sistem informasi oleh individu, organisasi dan masyarakat (Baskerville & Myers, 2002). Domain yang sangat luas ini memungkinkan adanya diskursus antara disiplin ini dengan disiplin yang lain. Bagian selanjutnya akan membahas secara garis besar diskursus yang terjadi.

Pandangan Konvensional Pada masa perkembangan awal sistem informasi dua dekade yang lalu,

pada ahli sistem informasi menganggap bahwa sistem informasi adalah disiplin terapan yang didasarkan pada bidang ilmu lain yang lebih fundamental dan merupakan disiplin acuan (Baskerville & Myers, 2002). Keen (1980) menyatakan bahwa sistem informasi adalah disiplin terapan yang didasarkan pada disiplin acuan (reference discipline). Karena disiplin acuan lebih matang daripada sistem informasi, maka para peneliti sistem informasi dapat meminjam dan mempelajari teori, metode, dan contoh dari penelitian-penelitian berkualias dalam bidang disiplin acuan.

Sejak saat itu, para ahli di bidang sistem informasi banyak mendiskusikan disiplin ilmu yang menjadi acuan sistem informasi. Pada awal perkembangannya, sistem informasi utamanya didasarkan pada bidang rekayasa atau teknik, ilmu komputer, teori sistem sibernetik, matematika, sains manajemen, dan teori keputusan perilaku (behavioural decision theory). Pada awalnya, pada ahli di bidang sistem informasi mempunyai latar belakang pendidikan dalam disiplin-disiplin ini. Sehingga, tidak mengherankan, jika disiplin-disiplin ini dianggap mendasari sistem informasi (Keen, 1980; Mendelson, Ariav, DeSanctis, & Moore, 1987).

Sejalan dengan perkembangan sistem informasi, disiplin acuan sistem informasi menjadi semakin banyak. Culnan (1987) mengklasifikasikan disiplin acuan sistem informasi ke dalam tiga kategori:

1. Teori fundamental (fundamental theory). Yang termasuk dalam kategori ini

52

Page 53: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

antara lain adalah ilmu sistem. 2. Disiplin dasar (undelying disciplines). Termasuk dalam kategori ini di

antaranya adalah ilmu politik, psikologi, dan sosiologi. 3. Disiplin terapan yang terkait (related applied discplines). Ilmu komputer,

akuntansi, keuangan, manajemen, dan sains manajemen adalah contoh disiplin yang masuk dalam kategori ini.

Daftar disiplin acuan sistem informasi semakin panjang sejalan dengan perkembangannya, seperti arsitektur (Lee, 1991), ekonomi (Bakos & Kemerer, 1992), dan antropologi (Avison & Myers, 1997).

Gambar 8.1. Pandangan konvensional, system informasi sebagai komponen terakhir

dalam rantai makanan intelektual. Sumber: Barkerville dan Myers (2002)

Menurut Baskerville dan Myers (2002), hanya sedikit ahli sistem informasi yang mempertanyakan kembali asumsi yang menyatakan bahwa sistem informasi didasarkan pada disiplin lain yang menjadi acuan dan lebih fundamental, dan sebaliknya, sistem informasi tidak mempunyai tradisi penelitian sendiri. Hal ini berarti, para peneliti sistem informasi meminjam dan mempelajari teori, metode, dan contoh dari penelitian-penelitian berkualitas dalam disiplin lain, tetapi para peneliti disiplin lain tidak meminjam dan mempelajari metode, teori, dan contoh dari penelitian-penelitian berkualitas dalam bidang sistem informasi. Dengan demikian, alir pengetahuan dan informasi hanya satu arah (lihat Gambar 1).

53

Page 54: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Baskerville dan Myers (2002) mengandaikan disiplin sistem informasi berada dalam komponen terakhir dalam rantai makanan intelektual. Menurut mereka, pandangan konvesional ini sekarang sudah kedaluwarsa.

Kondisi Kini Perkembangan dalam bidang penelitian sistem informasi telah

menjadikannya mempunyai tradisi penelitian tersendiri Baskerville dan Myers (2002). Lee (1991) mendifinisikan lingkung kajian dan perspektif dalam penelitian sistem informasi lebih dari sekedar menguji sistem teknologi, atau sistem sosial, atau bahkan dua-duanya, tetapi penelitian dalam bidang ini juga menginvestigasi fenomena yang muncul ketika kedua sistem berinteraksi. Hal inilah yang membedakan pespektif penelitian dan lingkup kajian sistem informasi berbeda dengan disiplin lain. Davis (2000) mengidentifikasi lima bidang kajian yang berkembang dalam bidang sistem informasi (lihat Tabel 1).

Sejalan dengan perkembangannya, bidang sistem informasi juga mempunyai banyak hal yang bisa digunakan oleh peneliti dalam disiplin lain. Hal ini diperkuat oleh kenyataan bahwa kini teknologi dan sistem informasi digunakan hampir pada semua sektor. Sistem informasi penting untuk sektor swasta dan pemerintah, individu, organisasi, negara, dan organisasi antarnegara. Sistem informasi menyebar ke banyak bidang seperti pertanian, manufaktur, jasa, pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan pemerintahan. Fenomena dimana teknologi dan sistem informasi dengan cepat menjadi bagian dari masyarakat menjadikan banyak disiplin ilmu menaruh perhatian pada teknologi ini. Peneliti dalam bidang lain menyadari bahwa banyak hal yang terjadi karena pengaruh teknologi informasi.

Sebagai contoh, para peneliti bidang pemasaran sekarang menaruh perhatian pada e-commerce dan pengaruh teknologi baru pada perilaku konsumen, periklanan, dan sebagainya. Peneliti dalam bidang pendidikan, di antaranya meneliti penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran dan penggunaan Internet untuk pendidikan jarak jauh. Peneliti dalam bidang administrasi pemerintahan sekarang juga menaruh perhatian dalam e-government dan hal-hal yang terkait dengannya. Penelitian dalam bidang lain seperti bisnis internasional, studi komunikasi dan media, manajemen sumberdaya manusia, dan manajemen operasi juga banyak menaruh perhatian pada sistem informasi.

54

Page 55: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Tabel 8.1 Bidang kajian sistem informasi

Bidang kajian sistem informasi Contoh konsep, teori, proses, dan aplikasi

Proses manajemen sistem informasi

Perencanaan strategik untuk infrastuktur dan aplikasi Evaluasi sistem informasi pada sebuah organisasi Manajemen personel sistem informasi Manajemen fungsi dan operasi sistem informasi

Proses pengembangan sistem informasi

Manajemen proyek sistem informasi Manajemen resiko proyek sistem informasi Organisasi dan partisipasi dalam proyek Kebutuhan teknis dan sosial Akuisisi aplikasi Implementasi sistem Pelatihan, penerimaan dan penggunaan

Konsep pengembangan sistem informasi

Konsep metode Konsep sosio-teknikal Konsep dekomposisi rasional pada kebutuhan sistem Konstruksi sosial kebutuhan sistem Konsep kesalahan dan pendeteksian kesalahan Konsep pengujian untuk sistem sosio-teknikal yang kompleks Konsep kualitas sistem informasi

Representasi dalam sistem informasi

Konsep basisdata dan basis pengetahuan Representasi “dunia nyata” Pengkodean Penyimpanan, pemanggilan kembali, dan transmisi Penelusuran kejadian (event) Representasi perubahan kejadian Representai struktur sistem

Sistem aplikasi Manajemen pengetahuan Sistem pakar Sistem pendukung keputusan dan sistem pendukung keputusan untuk grup Sistem kerjasama dan tim maya Kerja-jarak-jauh (telecommuting) dan sistem kerja tersebar Sistem rantai pasokan (supply chain) Sistem enterprise resource planning Sistem antar- dan dalam organisasi Sistem pelatihan Sistem e-commerce Sitem pendukung konsumen.

Sumber: Davis (2000)

Menurut Baskerville dan Myers (2002) sistem informasi tidak hanya membuat sub-disiplin baru, tetapi juga mendorong munculnya disiplin yang sama

55

Page 56: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

sekali baru seperti bio-informatika, bio-teknologi, dan sistem informasi geografis. Sejalan dengan perkembangan ini, disiplin sistem informasi tidak lagi hanya sebagai disiplin pemakai teori, metode, dan hasil-hasil penelitian disiplin lain, tetapi disipin lain juga bisa memakai teori, metode, dan hasil-hasil penelitian dalam sistem informasi (lihat Gambar 2). Sebagai akibatnya, peneliti dalam bidang sistem informasi mempunyai peluang besar untuk melakukan penelitian bersama dengan peneliti dalam bidang-bidang yang lain.

Gambar 8. 2. Pandangan mutakhir, sistem informasi sebagai disiplin acuan dalam diskursus dengan disiplin acuan yang lain.

Sumber: Barkerville dan Myers (2002)

Dalam perspektif yang berbeda, disiplin sistem informasi merupakan perkawinan antara disiplin manajemen dan teknik serta mempunyai hubungan yang erat dengan praktek di lapangan1. Posisi disiplin sistem informasi ini sejalan dengan definisi yang dikembangkan oleh Association for Computing Machinery (ACM), Association for Information Systems (AIS) dan Association of Information Technology Professionals (AITP). Sebagai sebuah disiplin, sistem informasi mepunyai dua bidang kajian (Davis et al., 1997):

1. akuisisi, penggunaan, dan manajemen sumberdaya dan layanan teknologi informasi; dan

2. pengembangan dan evolusi infrastruktur dan sistem teknologi untuk

56

Page 57: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

mendukung proses bisnis dalam organisasi.

Bidang kajian yang pertama terkait dengan fungsi sistem informasi yang banyak terkait dengan manajemen, sedang yang kedua terkait dengan pengembangan sistem yang banyak terkait dengan disiplin teknik. Gambar 3 mengilustrasikan posisi disiplin sistem informasi kaitannya dengan disiplin yang lain.

Gambar 8. 3. Posisi disiplin sistem informasi

Swanson dan Ramiller (1993) dalam studinya tentang tema penelitian dalam sistem informasi dengan mereview hampir 400 artikel yang diterbitkan pada Information Systems Research, salah satu jurnal sistem informasi terkemuka, menemukan tema-tema yang sangat beragam. Rangkuman tema-tema artikel selama lima tahun mulai dari 1987 ditunjukkan pada Tabel 1.

57

Page 58: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Tabel 8.2. Tema penelitian sistem informasiNo Tema

1 Computer resource allocation 2 Computer supported cooperative work 3 Data management 4 Data modeling and database design 5 Decision support system applications 6 Decision support system design 7 Decision support system development and implementation 8 Decision support system model management 9 Decision support system outcomes

10 End-user computing 11 Expert system applications

12 Expert system design, evaluation and performance 13 Human computer interaction 14 Information and managerial decision making 15 Information economics 16 Information system implementation 17 Information system research 18 Information system topologies 19 Information technology diffusion 20 Interorganizational information systems 21 IS economics 22 IS ethics 23 IS performance evaluation 24 IS personnel 25 IS security and control 26 IS, strategic management, and business outcomes 27 IS-user relationship 28 Knowledge acquisition 29 Organizational outcomes 30 Requirement analysis and modeling 31 Software maintenance 32 System development process 33 System development process 34 System project estimation 35 Tools and techniques in systems development 36 User information evaluation and satisfaction 37 User involvement 38 User perception and attitude

58

Page 59: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Metode Penelitian Sistem Informasi Secara umum metode penelitian dalam bidang sistem informasi tidak

berbeda dengan pada bidang yang lain. Yang membedakan sebenarnya lebih pada tradisi penelitian yang dilakukan dan disepakati oleh komunitas sistem informasi dunia. Tradisi ini berperan dalam mengkontruksi sistem informasi sebagai sebuah disiplin seperti telah diuraikan dalam bagian sebelumnya. Dalam tradisi penelitian sistem informasi ditemukan beberapa metode spesifik yang diadopsi dari bidang keilmuan yang lain, seperti etnografi yang mulanya digunakan oleh para peneliti antropologi (Simonsen dan Kensing, 1997; Myers, 1999) dan penelitian tindakan (action research) yang bermula dari bidang psikologi (Baskerville, 1999).

Secara umum, metodologi penelitian ilmiah adalah sebuah sistem aturanaturan dan prosedur-prosedur yang jelas, dimana suatu penelitian didasarkan padanya (Frankfort-Nachmias & Nachmias, 1996).

Dalam pemilihan metodologi penelitian, selain mempertimbangkan metodologi terdahulu yang digunakan dalam penelitian sejenis, juga akan sangat dipengaruhi dengan batasan sumberdaya – yaitu waktu dan dana – yang dimiliki oleh peneliti. Kompromi di antaranya akan menghasilkan sesuatu antara yang ideal dan yang praktis.

Metodologi sangat penting dalam sebuah penelitian karena metodologi akan digunakan sebagai (Frankfort-Nachmias & Nachmias, 1996)

(a) Aturan komunikasi. Metodologi merupakan alat komunikasi sesama peneliti untuk berbagi pengalaman dalam melakukan penelitian. Ketika peneliti menuliskan metodologi yang digunakan secara jelas, dapat diakses oleh peneliti lain, maka kemungkinan replikasi penelitian dan validasi temuan penelitian dapat dilakukan.

(b) Aturan penalaran. Meskipun observasi empiris sangat fundamental dalam penelitian ilmiah, namun fakta, data, atau bukti yang ditemukan tidak bisa “berbicara” dengan sendirinya. Karenanya, dalam hal ini, dibutuhkan logika untuk menarik inferensi yang reliabel berdasar fakta hasil observasi.

(c) Aturan intersubjektivitas. Karena kemungkinan adanya subyektivitas terlibat dalam penelitian, maka dengan metodologi yang jelas, validasi bisa dilakukan oleh peneliti lain untuk menjamin obyektivitas empiris. Hal ini berarti ada hubungan saling-tergantung antara obyektivitas dan validasi.

Kuantitatif versus Kualitatif Metode penelitian dapat dikelompokkan dengan cara yang beragam,

namun demikian pengelompokan yang paling sering digunakan adalah (a) metode kuantitatif dan (b) metode kualitatif.

Secara umum, metode kuantitatif yang berasal dari ilmu-ilmu alam dikembangkan untuk mempelajari fenomena alam. Contoh metode kuantitatif yang sekarang diterima luas dalam ilmu-ilmu sosial adalah metode survei, eksperimen laboratorium, metode formal (seperti ekonometri) dan metode numerik seperti pemodelan matematis.

Pendekatan kuantitatif digunakan hampir pada semua penelitian dalam bidang sistem informasi pada tahap awal perkembangannya. Pendekatan

59

Page 60: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

kuantitatif didasari asumsi bahwa dunia luar terdiri dari struktur yang dapat disentuh yang tidak tidak tergantung kepada kognisi manusia.

Sebaliknya, metode kualitatif awalnya dikembangkan dalam bidang ilmuilmu sosial untuk mempelajari fenomena sosial dan budaya. Contoh metode kualitatif adalah penelitian tindakan (action research), studi kasus, dan etnografi. Sumber data kualitatif antara lain adalah observasi, wawancara, kuesioner, dokumen, dan pengalaman peneliti.

Pendekatan kualitatif (soft approach) dalam penelitian sistem informasi sangat berbeda dengan pendekatan kuantitaif. Pendekatan ini baru sekitar tahun 1998 diakui secara ”resmi” sejajar oleh komunitas sistem informasi (Avison, Lau, Myers, & Nielsen, 1999).

Premis utama pendekatan ini adalah bahwa peneliti mencoba memahami secara mendalam fenomena yang diteliti dalam setting yang alami. Karenanya pendekatan ini juga dapat dikategorikan sebagai pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi memfokuskan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan “mengapa?” dan ”bagaimana?”. Metode yang digunakan dalam pendekatan ini adalah studi kasus (case study).

Beberapa karakteristik pendekatan kualitatif adalah: 1. Kejadian dilihat dari perspektif subyek 2. Penggambaran kejadian dilakukan dengan detil dan informasi kontektual

menjadi sangat penting 3. Kejadian dipahami dalam konteks di mana terjadi 4. Fokus diarahkan pada proses, sehingga kehidupan sosial dilihat sebagai

serangkaian kejadian yang saling terkait 5. Proses penelitian fleksible dan relatif tidak terstruktur 6. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian yang menggunakan

pendekatan ini dapat: (a) diformulasikan lebih dahulu (a priori) dan diuji; (b) diformulasikan dan digunakan sebagai kerangka penjelasan; (c) diformulasikan dan diadopsi sebagai bagian proses; dan (d) hasil dari penelitian itu sendiri (grounded theory).

Dalam literatur, metode penelitian juga dikelompokkan dengan kriteria yang berbeda. Metode penelitian dapat dikelompokkan ke dalam metode obyektif dan subyektif. Dari sisi penekanan, penelitian dapat dilakukan dengan penekanan pada penemuan hukum-hukum (nomothetic) dan sebaliknya ditekankan pada keunikan situasi tertentu yang diteliti (idiographic). Dari sudut pandang posisi peneliti terharap obyek penelitian, penelitian dapat dilakukan dengan mengasumsikan peneliti sebagai outsider (etic) dan peneliti sebagai insider (emic). Pengelompokan dengan kriteria lain memunculkan dikotomi positivistinterpretivist, exploratory-confirmatory, induction-deduction, field-laboratory, dan relevance-rigour (Fitzgerald & Howcroft, 1998). Diskusi masih terus berjalan terkait dengan dikotomi metode-metode penelitian ini.

Kedua kelompok metode ini berbeda dalam berbagai hal, baik pada tingkat ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Ontologi membahas tentang apa yang ingin diketahui. Epistemologi akan menjawab tentang bagaimana pengetahuan

60

Page 61: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

tersebut dapat didapat, sedang aksiologi terkait dengan nilai atau manfaat yang bisa didapatkan dari pengetahuan tersebut. Ontologi sering disebut sebagai teori tentang ”ada”, epistemologi sebagai teori tentang pengetahuan, dan aksiologi sebagai teori tentang nilai. Secara singkat ketiga tingkat tersebut dapat dirumuskan dalam ketiga pertanyaan berikut (Suriasumantri, 1992):

1. Ontologi: apakah yang ingin kita ketahui? 2. Epistemologi: bagaimana cara kita memperoleh pengetahuan? 3. Aksiologi: apa nilai pengetahuan tersebut bagi kita?

Masing-masing pendekatan dengan basis filosofis yang berbeda-beda juga mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Basis filosofis yang berbeda ini menyebabkan penggunaan metode yang berbeda dalam operasionalisasinya (e.g. Fiztgerald & Howcroft, 1998; Nunamaker, Chien, & Purdin, 1990; Walsham, 1995). Pendekatan pertama yang bersifat kuantitif sering juga disebut dengan hard approach, sedang yang kedua disebut dengan soft approach. Perbedaan kedua pendekatan ini dirangkum dalam Tabel 2.

Tabel 8.3 Perbedaan pendekatan penelitian soft dan hard

Soft approach Hard approach Tingkat ontologis

Relativist Kepercayaan bahwa banyak realitas yang wujud sebagai konstruksi subyektif pikiran manusia. Istilah-istilah yang disebarluaskan dalam masyarakat mengarahkan bagaimana realitas dipersepsikan dan hal ini akan berbeda antar budaya yang berbeda.

Realist Kepercayaan bahwa dunia terdiri dari struktur yang hard, kasat mata (tangible) yang maujud bebas dari penilaian individual.

Tingkat epistemologis Interpretivist Tidak terdapat kebenaran yang universal. Pemahaman dan penginterpretasian didasarkan pada kerangka pikir yang dimiliki peneliti. Netralitas adalah sesuatu yang tidak mungkin. Realisme dalam konteks penelitian sangat penting.

Positivist Kepercayaan bahwa dunia terdiri hukum kausalitas yang pasti. Kompleksitas masalah dapat didekati dengan reduksionisme. Menekankan kepada obyektivitas, pengukuran, dan perulangan.

Soft approach Hard approach Subjectivist Sulit membedakan antara peneliti dan situasi penelitian. Temuan penelitian berasal dari interaksi antara peneliti dan situasi penelitian, dan nilai dan kepercayaan yang diyakini peneliti sangat berperan.

Objectivist Bagi peneliti, mengambil jarak dengan situasi penelitian adalah sesuatu yang mungkin dan penting. Observasi yang netral dan tidak bias harus dilakukan oleh peneliti.

61

Page 62: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Tabel 8.3 lanjutan

Emic/Insider/Subjective Berasal dari antropologi. Arah penelitian berdasar pada pandangan orang dalam (insider), yang kemudian dipadang sebagai sesuatu yang diperlukan untuk menentukan kecukupan penelitian.

Etic/Outsider/Objective Berasal dari antropologi. Arah penelitian didasarkan pada pandangan orang luar (peneliti) yang dianggap obyektif dan analis yang cocok untuk penelitian.

Tingkat metodologis Qualitative Menentukan hal apa yang ada dan bukan berapa jumlahnya. Sangat deskriptif. Kurang terstruktur dan lebih responsive terhadap situasi penelitian.

Quantitative Penggunaan teknik statistik untuk mengidentifikasi fakta dan hubungan kausalitas. Sampel berukuran besar dan lebih representatif. Temuan penelitian dapat digeneralisasi kepada populasi yang lebih luas dengan batasan kesalahan tertentu.

Exploratory Menekankan kepada penemuan pola pada data penelitian dan menjelaskan/memahami pola tersebut. Mendasarkan pada landasan deskriptif. Dapat mengarah kepada perumusan hipotesis.

Confirmatory Menekankan kepada pengujian hipotesis dan verifikasi teori. Cenderung menggunakan metode positif dan kuantitatif.

Induction Dimulai dengan kasus spesifik yang kemudian digunakan dalam generalisasi dengan tingkat propabilitas tertentu. Bukti baru memungkinkan konklusi direvisi.

Deduction Menggunakan temuan-temuan umum untuk melihat kasus-kasus spesifik. Sebuah argumen adalah valid jika tidak mungkin konklusi tidak mungkin salah jika premisnya bernilai benar. Berhubungan dengan verifikasi/falsivikasi teori dan pengujian hipotesis.

Soft approach Hard approach Field Menekankan pada realisme konteks pada situasi yang alami, tetapi presisi dalam kontrol variabel dan pengukuran prilaku tidak dapat dilakukan.

Laboratory Pengukuran dan kontrol variabel yang tepat, tetapi tetap memperhatikan sifat alami situasi penelitian, karena intensitas dan variasi dunianyata tidak mungkin dibuat.

Idiographic Perspektif yang individual-centered konteks yang alami dan metode kualitatif untuk mengetahui pengalaman unik subyek penelitian.

Nomothetic Perspektif yang group-centered menggunakan lingkungan yang terkendali dan metode kuantitatif untuk membuat hukum yang berlaku umum.

62

Page 63: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Tabel 8.3 lanjutan

Tingkat aksiologis Relevance Lebih menekankan kepada validitas rumusan masalah dan relevansinya ke dalam dunia praktis, daripada memfokuskan kepada metode yang setepat-tepatnya (rigorous) dalam penelitian.

Rigour Penelitian dicirikan oleh pengujian hipotesis secara deduktif sesuasi dengan paradigma positivis dengan menekankan kepada validitas internal melalui kontrol eksperimen yang ketat dan teknik kuantitatif.

Sumber: Fitzgerald & Howcroft (1998)

Pada Tabel 2 jelas terlihat bahwa setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pendekatan kuantatif mengasumsikan adanya penomena dimana faktor-faktor yang terlibat di dalamnya mempunyai hubungan yang pasti, dapat diobservasi, dan dapat dipelajari menggunakan metode yang terstruktur (Orlikowski & Baroudi, 1991). Pendekatan ini biasanya menguji serangkaian proposisi atau hipotesis dengan sampel tertentu yang kemudian digeneralisasi pada populasi yang lebih luas. Metode kuantitif akan memudahkan penelitian untuk fokus pada topik yang spesifik (Marble, 2000). Namun metode ini tidak bisa menangkap fenomena dinamis yang terjadi. Di sinilah pendekatan kualitatif diperlukan. Karenanya, meskipun banyak peneliti menggunakan salah satu metode ini dalam melakukan penelitian, beberapa peneliti menganjurkan penggunaan triangulasi (triangulation) dengan menggabungkan kedua metode ini sekaligus.

Diskusi tentang penggunaan kedua pendekatan penelitian ini tetap berlanjut dalam banyak literatur. Kecenderungan terakhir mengindikasikan bahwa kedua metode ini tidak seharusnya dilihat sebagai dua yang yang bertolak belakang, melainkan bisa saling melengkapi (e.g. Fitzgerald & Howcroft, 1998; Tashakkori & Teddlie, 1998). Setiap metode atau gabungan keduanya akan tepat digunakan dalam situasi dan maksud penelitian yang berbeda.

Di Indonesia, meskipun belum ada studi khusus tentang penggunaan kedua pendekatan ini, namun dalam beberapa jurnal ilmiah terkait dengan studi teknologi informasi dan sistem informasi sangat jelas kecenderungan bahwa metode kuantitatif lebih banyak digunakan daripada metode kualitatif.

Konstruktivis Pendekatan konstruktivis merupakan pendekatan yang belum banyak dikaji

dalam literatur sistem informasi. Secara umum penelitian dengan pendekatan ini akan menghasilkan sebuah konstruk, model, metode, atau operasionalisasi ketiganya ke dalam sebuah contoh (March & Smith, 1995). Pendekatan ini juga tidak sepenuhnya berbeda dengan kedua pendekatan yang telah dibahas sebelumnya karena terdapat irisan antara metode ini dengan kedua metode yang telah diuraikan di atas.

Penelitian teoritis yang menghasilkan model konseptual dan pengembangan software dalam dimasukkan dalam penelitian dengan

63

Page 64: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

pendekatan konstruktivis. Namun demikian, pendekatan konstruktivis lebih dari sekedar menghasilkan model atau software. Proses pengujian implementasi sebuah software atau sistem informasi dalam konteks organisasi atau pengguna merupakan bagian integral dari pendekatan yang dilakukan. Sebagai contoh, ketika sebuah aplikasi sistem pendukung keputusan telah dibuat, maka efektivitas aplikasi ini harus juga diuji, termasuk terkait dengan tingkat penerimaan pengguna dan manfaat nyata yang dirasakan oleh pengguna.

Secara umum terdapat dua metode penelitian dalam bidang sistem informasi, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Kedua metode ini seharusnya dapat digunakan bersama-sama untuk saling menguatkan. Dalam beberapa literatiur mutakhir sistem informasi, diperkenalkan juga metode konstruktivis digunakan untuk menghasilkan konstruk, model, metode baru. Metode kontruktivis ini juga dalam bagian operasionalisasinya dapat menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif.

64

Page 65: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

BAB 9:PENULISAN SKRIPSI

Penulisan skripsi untuk semua jenis penelitian di sajikan dalam lima bab se-bagai berikut:

Bab I : Pendahuluan Bab II : Tinjauan Pustaka Bab III : Metode Penelitian Bab IV : Hasil Penelitian dan Bahasan Bab V : Simpulan dan Saran

Untuk lebih lanjut: Lihat Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang berlaku di In-stitusi anda!

Setiap penulisan dari bab ke bab dianggap perlu untuk menyajikan alinea pembuka/penghubung berisi uraian pengantar yang menjelaskan keterkaitan bab yang bersangkutan dengan bab sebelumnya. Alinea penghubung ini dit-ulis dalam alinea pertama dari setiap awal bab.

Adapun penjelasan secara rinci sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Permasalahan b. Rumusan Permasalahan c. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

PENJELASAN a. Latar Belakang Permasalahan

1) Latar Belakang Permasalahan merupakan penjelasan fenomena yang diamati dan menarik perhatian peneliti dan bukan merupakan alasan pemilihan judul.

2) Latar Belakang Penelitian apabila memungkinkan dapat didukung oleh data penunjang, yang dapat digali dari sumber utama dan/atau sumber kedua seperti 1Biro Pusat Statistik, hasil penelitian terdahulu, jurnal dan internet

3) Latar Belakang Penelitian memuat hasil penelitian terdahulu (dari jurnal) dengan menyebutkan sumber jurnal yang dipakai sebagai referensi.

4) Apabila perusahaan (sebagai sumber utama) belum menyajikan laporan keuangan, misalnya rasio keuangan (financial ratio), maka

1 Biro Pusat Statistik = BPS

65

Page 66: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

dalam Latar Belakang Penelitian disajikan minimal 3 periode atau tahun.

b. Rumusan Permasalahan

1) Rumusan permasalahan disajikan secara singkat dalam bentuk kalimat tanya, yang isinya mencerminkan adanya permasalahan yang perlu dipecahkan atau adanya permasalahan yang perlu untuk dijawab.

2) Rumusan permasalahan merupakan inti penelitian, sehingga bisa dipakai pertimbangan menyusun judul dan hipotesa

c. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1) Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti sebelum melakukan penelitian dan mengacu pada permasalahan. Berikut ini beberapa contoh cara pengungkapan tujuan penelitian yang umumnya diawali dengan kalimat tujuan penelitian adalah untuk …………. atau penelitian ini bertujuan untuk …………………dan sebagainya.

2) Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian, menguraikan kontribusi yang diharapkan dari hasil penelitian itu sendiri.

2. TINJAUAN PUSTAKA a. Kerangka Teori b. Hipotesis Penelitian

PENJELASAN

a. Kerangka Teori

1) Kerangka teori sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan acuan-acuan yang berupa hasil penelitian terdahulu (bisa disajikan di Bab II atau dibuat sub-bab tersendiri)

2) Cara penulisan dari subbab ke subbab yang lain harus tetap mempunyai keterkaitan yang jelas dengan memperhatikan aturan penulisan pustaka.

66

Page 67: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

3) Penulisan nama pengarang dalam 2Endnotes atau Footnotes yang bersumber dari kepustakaan tidak perlu mencantumkan gelar akademik.

4) Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus memenuhi prinsip kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permasalahan yang ada. Apabila menggunakan literatur dengan beberapa edisi, maka yang digunakan adalah buku dengan edisi terbaru, jika referensi tidak terbit lagi, referensi tersebut adalah terbitan terakhir. Dan bagi yang menggunakan Jurnal sebagai referensi pembatasan tahun terbitan tidak berlaku.

5) Semakin banyak sumber bacaan, semakin baik, dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) sumber, baik dari teks book atau sumber lain misalnya jurnal, artikel dari majalah, Koran, internet dan lain-lain.

6) Pedoman kerangka teori di atas berlaku untuk semua jenis penelitian.

7) Dalam kerangka teori, peubah dicantumkan sebatas yang diteliti dan dapat dikutip dari dua atau lebih karya tulis/bacaan.

8) Teori bukan merupakan pendapat pribadi (kecuali pendapat tersebut sudah ditulis di BUKU)

9) Pada akhir kerangka teori bagi penelitian korelasional disajikan model teori, model konsep (apabila diperlukan) dan model hipotesis pada subbab tersendiri, sedangkan penelitian studi kasus cukup menyusun Model teori dan beri keterangan. Model teori dimaksud merupakan kerangka pemikiran penulis dalam penelitian yang sedang dilakukan. Kerangka itu dapat berupa kerangka dari ahli yang sudah ada, maupun kerangka yang berdasarkan teori-teori pendukung yang ada. Dari kerangka teori yang sudah disajikan dalam sebuah skema, harus dijabarkan jika dianggap perlu memberikan batasan-batasan, maka asumsi-asumsi harus dicantumkan.

b. Hipotesis Penelitian

Jika penelitian bersifat korelasional maka:

1) Hipotesis penelitian beraspek empiris disajikan pada akhir bab II dalam sub-sub tersendiri dengan memperhatikan teori pendukungnya, sedangkan hipotesis penelitian beraspek statistik disajikan dalam bab III.

2 Endnotes atau Footnotes ditulis jika pada pedoman penulisan diharuskan demikian.

67

Page 68: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

2) Apabila analisis data (akhir bab IV) direncanakan tidak untuk menganalisis data secara luas baik masalah utama (mayor) maupun bagian-bagiannya (minor) maka dalam hipotesis tidak perlu dicantumkan hipotesis mayor dan minor.

3) Hipotesis harus berlandaskan teori, jika ingin mengubah harus mencantumkan alasan mengapa merubah teori tersebut.

3. METODE PENELITIAN a. Jenis Penelitian b. Peubah dan Pengukuran c. Populasi dan Sampel d. Metode Pengumpulan Data e. Metode Analisis

PENJELASAN a. Jenis Penelitian Penelitian bisa bersifat kuantitaif maupun kualitatif, misalnya:

1) Historis; 2) Deskriptif; 3) Perkembangan; 4) Kasus dan penelitian lapangan; 5) Korelasional; 6) Kausal komparatif; 7) Eksperimen murni; 8) Eksperimen semu; 9) Kaji tindak.

1) Pemilihan jenis penelitian dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:

a) Daya tarik permasalahan; b) Kesesuaian dengan kemampuan dan latar belakang pendidikan; c) Tersedianya alat dan kondisi kerja; d) Kesesuaian dengan kemampuan untuk mengumpulkan data yang

diperlukan; e) Kesesuaian dengan waktu, tenaga dan biaya; f) Resiko kegagalan.

2) Jenis penelitian dimaksud dapat dilacak dari judul, latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian, sehingga dapat dijelaskan alasan penentuan jenis penelitian tertentu tanpa menyajikan definisi jenis penelitian itu sendiri.

b) Peubah dan Pengukuran “Peubah (Variable) merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

68

Page 69: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.” ( Sugiyono, 2003, 32)

Peubah harus terukur

a) Populasi dan Sampel

“Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan.” (Santoso & Tjiptono, 2002, 79)

“ Sampel adalah semacam miniatur (mikrokosmos) dari populasinya” (Santoso & Tjiptono, 2002, 80)

b) Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data misalnya:1) “Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak

terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telpon.

2) Kuesioner (angket) dapat dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

3) Observasi merupakan suatu proses yang komplek , suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.” (Sugiyono, 2003, 130-141)

e) Metode Analisis

Metode analisis disesuaikan dengan Rumusan Permasalahan pada Bab I

Jika metode analisis menggunakan regresi dengan Ordinary Least Square (OLS) Estimators, maka uji asumsi klasik harus dilakukan. Lihat buku "Ekonometrika Dasar" oleh Damodar Gujarati alih bahasa Sumarno Zain, 2000.

4. HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN a. Penyajian Data

Pada subbab ini dipaparkan data yang ada relevansinya dengan topik skripsi.

b. Analisis Data dan Interpretasi

69

Page 70: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

5. SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan b. Saran

PENJELASAN

1) Simpulan menjelaskan butir-butir temuan (hasil penelitian dan bahasan) yang disajikan secara singkat dan jelas.

2) Saran-saran merupakan himbauan kepada instansi terkait maupun peneliti berikutnya yang berdasarkan pada hasil temuan. Saran sebaiknya selaras dengan topik penelitian

Lampiran: memuat hal-hal atau informasi yang mendukung bab-bab sebelumnya, misalnya: data (hasil Questionaire, data time series), Laporan Keuangan perusahaan (Neraca, R/L dsb), informasi yang terkait dengan hasil (misal: olahan komputer, diskripsi, hasil uji validitas dan reliabilitas) dsb.

70

Page 71: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

BAB 10:PROSES LAHIRNYA ILMU

Manusia Mencari Kebenaran

Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan.

Letak perbedaan yang mendasar antara keduanya ialah berkisar pada kata “sistematik” dan “terkendali”. Ada lima hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat. Yang pertama, ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur-stuktur teori, dan diuji konsistensi internalnya. Dalam mengembangkan strukturnya, hal itu dilakukan dengan tes ataupun pengujian secara empiris/faktual. Sedang penggunaan akal sehat biasanya tidak. Yang kedua, dalam ilmu pengetahuan, teori dan hipotesis selalu diuji secara empiris/faktual. Halnya dengan orang yang bukan ilmuwan dengan cara “selektif”. Yang ketiga, adanya pengertian kendali (kontrol) yang dalam penelitian ilmiah dapat mempunyai pengertian yang bermacam-macam. Yang keempat, ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis. Pola penghubungnya tidak dilakukan secara asal-asalan. Yang kelima, perbedaan terletak pada cara memberi penjelasan yang berlainan dalam mengamati suatu fenomena. Dalam menerangkan hubungan antar fenomena, ilmuwan melakukan dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis. Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan pengujian secara ilmiah.

Terjadinya Proses Sekularisasi Alam Pada mulanya manusia menganggap alam suatu yang sakral, sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan. Dalam perkembangannya sebagaimana telah disinggung diatas terjadi pergeseran konsep hukum (alam). Hukum didefinisikan sebagai kaitan-kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala. Kaitan-kaitan yang teratur didalam alam sejak dulu diinterpretasikan kedalam hukum-hukum normative. Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum yang harus ditaati. Menuju abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian hukum normative tersebut. Sebagai gantinya muncullah pengertian hukum sesuai dengan hukum alam. Pengertian tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian empiris. Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur-angsur memperoleh sifat abstrak dan impersonal. Alam telah

71

Page 72: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

kehilangan kesakralannya sebagai ganti muncullah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia mulai membuka rahasia-rahasia alam.

Berbagai Cara Mencari KebenaranDalam sejarah manusia, usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah dilakukan dengan berbagai cara seperti :

Secara kebetulanAda cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan. Ketika seorang Indian yang sakit dan minum air dikolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan. Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang. Akhirnya diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria yang kemudian berjatuhan di kolam tersebut. Penemuan pohon yang kelak dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja.

Trial And Error Cara lain untuk mendapatkan kebenaran ialah dengan menggu-nakan metode “trial and error” yang artinya coba-coba. Metode ini bersifat untung-untungan. Salah satu contoh ialah model per-cobaan “problem box” oleh Thorndike. Percobaan tersebut adalah seperti berikut: seekor kucing yang kelaparan dimasukkan kedalam “problem box”—suatu ruangan yang hanya dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu. Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing berusaha keluar dari kotak tersebut dengan berbagai cara. Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu jadi terbuka dan dia berhasil keluar. Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah.

Melalui Otoritas Kebenaran bisa didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan, seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya. Dalam filsafat Jawa dikenal dengan istilah ‘Sabda pendita ratu” artinya ucapan raja atau pendeta selalu benar dan tidak boleh dibantah lagi.

72

Page 73: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Berpikir Kritis/Berdasarkan Pengalaman Metode lain ialah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman. Contoh dari metode ini ialah berpikir secara deduktif dan induktif. Secara deduktif artinya berpikir dari yang umum ke khusus; sedang induktif dari yang khusus ke yang umum. Metode deduktif sudah dipakai selama ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles.

Melalui Penyelidikan Ilmiah Menurut Francis Bacon Kebenaran baru bisa didapat dengan menggunakan penyelidikan ilmiah, berpikir kritis dan induktif. Catatan : Selanjutnya Bacon merumuskan ilmu adalah kekuasaan. Dalam rangka melaksanakan kekuasaan, manusia selanjutnya terlebih dahulu harus memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metoda yang khas, sebab pengamatan dengan indera saja, akan menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya. Pengamatan menurut Bacon, dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu (idola): Gambaran-gambaran palsu (idola) harus dihilangkan, dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta secara telilti, maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya. Sekalipun demikian pengamatan harus dilakukan secara sistematis, artinya dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum. Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh F. Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya pentingnya asumsi teoritis dalam melakukan pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern yang menghasilkan penemuan-penemuan baru, seperti pada tahun 1609 Galileo menemukan hukum-hukum tentang planet, tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya oleh Boyle dengan hukum gasnya, Hygens dengan teori gelombang cahaya, Harvey dengan penemuan peredaran darah, Leuwenhock menemukan spermatozoide, dan lain-lain.

Dasar-Dasar Pengetahuan

Dalam bagian ini akan dibicarakan dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah. Dasar-dasar pengetahuan itu ialah sebagai berikut :

PenalaranYang dimaksud dengan penalaran ialah Kegiatan berpikir menurut pola tertentu, menurut logika tertentu dengan tujuan untuk meng-

73

Page 74: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

hasilkan pengetahuan. Berpikir logis mempunyai konotasi jamak, bersifat analitis. Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran rasionalisme dan yang men-ganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme.

Logika (Cara Penarikan Kesimpulan) Ciri kedua ialah logika atau cara penarikan kesimpulan. Yang dimaksud dengan logika sebagaimana didefinisikan oleh William S.S ialah “pengkajian untuk berpikir secara sahih (valid).Dalam logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif. Contoh menggunakan logika ini ialah model berpikir dengan silogisma, seperti contoh dibawah ini :Silogisma Premis mayor : semua manusia akhirnya mati Premis minor : Amir manusia Kesimpulan : Amir akhirnya akan mati

Sumber PengetahuanSumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manu-sia yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini. Manusia tidak mau menerima saja hal-hal yang ada termasuk nasib dirinya sendiri. Rene Descarte pernah berkata “DE OM-NIBUS DUBITANDUM” yang mempunyai arti bahwa segala sesu-atu harus diragukan. Persoalan mengenai kriteria untuk menetap-kan kebenaran itu sulit dipercaya. Dari berbagai aliran maka muncullah pula berbagai kriteria kebenaran.

Kriteria Kebenaran Salah satu kriteria kebenaran adalah adanya konsistensi dengan pernyataan terdahulu yang dianggap benar. Sebagai contoh ialah kasus penjumlahan angka-angka tersebut dibawah ini3 + 5 = 84 + 4 = 86 + 2 = 8

Semua orang akan menganggap benar bahwa 3 + 5 = 8, maka pernyataan berikutnya bahwa 4 + 4 = 8 juga benar, karena konsisten dengan pernyataan sebelumnya.Beberapa kriteria kebenaran diantaranya ialah

Teori Koherensi (Konsisten)Yang dimaksud dengan teori koherensi ialah bahwa suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang

74

Page 75: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

dianggap benar. Contohnya ialah matematika yang bentuk penyusunannya, pembuktiannya berdasarkan teori koheren.

Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan)Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel. Dalam teori ini suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Contohnya ialah apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London, maka pernyataan itu benar. Sedang apabila dia mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta, maka pernyataan itu salah; karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan Jakarta.

Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)Tokoh utama dalam teori ini ialah Charles S Pierce. Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengan criteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori tersebut. Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan abadi, dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi.

Ontologi (apa yang dikaji)Ontologi ialah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri. Seorang filosof yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut :Hanya berdasarkan kebiasaan saja maka manis itu manis, panas itu panas, dingin itu dingin, warna itu warna. Artinya, objek penginderaan sering kita anggap nyata, padahal tidak demikian. Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata. Jadi istilah “manis, panas dan dingin” itu hanyalah merupakan terminology yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan pancaindera.

Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam semesta ini seperti adanya, oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu tidak dapat terlepas dari gejala-gejala yang berada didalamnya. Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari kehidupan ini. Sekalipun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi. Sebagai contoh, bagaimana kita mendefinisikan manusia, maka berbagai penegertianpun akan muncul pula.

75

Page 76: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Contoh : Siapakah manusia iu ? jawab ilmu ekonomi ialah makhluk ekonomi Sedang ilmu politik akan menjawab bahwa manusia ialah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia ialah homo educandum.

Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran)Yang dimaksud dengan epistimologi ialah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan ialah :1. Batasan kajian ilmu : secara ontologis ilmu membatasi pada

Pengkajian objek yang berada dalam lingkup manusia. tidak dapat mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaib/tidak nyata).

2. Cara menyusun pengetahuan : untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan cara menggunakan metode ilmiah.

3. Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis ilmu itu sendiri

4. Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya suatu gejala dan proses terjadinya.

5. Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit6. Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan

yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut. (disiplin ilmu yang sama)

7. Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan men-jadikan kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal.

8. Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis :a. Ilmu eksakta : deduktif, rasio, kuantitatifb. Ilmu social : induktif, empiris, kualitatif

Beberapa Pengertian Dasar

Konsep :Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan gejala secara abstrak, contohnya seperti keja-dian, keadaan, kelompok. Diharapkan peneliti mampu memformu-lasikan pemikirannya kedalam konsep secara jelas dalam kaitan-nya dengan penyederhanaan beberapa masalah yang berkaitan satu dengan yang lainnya.Dalam dunia penelitian dikenal dua pengertian mengenai konsep, yaitu Pertama konsep yang jelas hubungannya dengan realita yang diwakili, contoh : meja, mobil dll nya Kedua konsep yang ab-strak hubungannya dengan realitas yang diwakili, contoh : kecer-dasan, kekerabatan, dll nya.

76

Page 77: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Konstruk :Konstruk (construct) adalah suatu konsep yang diciptakan dan di-gunakan dengan kesengajaan dan kesadaran untuk tujuan-tujuan ilmiah tertentu.

Proposisi :Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep. Contoh : dalam penilitian mengenai mobilitas penduduk, proposisinya berbunyi : “proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh upah“ (Harris dan Todaro).Dalam penelitian sosial dikenal ada dua jenis proposisi; yang pertama aksioma atau postulat, yang kedua teorema. Aksioma ialah proposisi yang kebenarannya sudah tidak lagi dalam penelitian; sedang teorema ialah proposisi yag dideduksikan dari aksioma. Teori :Salah satu definisi mengenai teori ialah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena secara sisitematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep (Kerlinger, FN)Definisi lain mengatakan bahwa teori merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari satu disiplin ilmu. Teori mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut;a. harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang

memungkinkan tidak terjadinya kontraksi dalam teori keil-muan secara keseluruhan.

b. harus cocok dengan fakta-fakta empiris, sebab teori yang bagaimanapun konsistennya apabila tidak didukung oleh pengujian empiris tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.

c. Ada empat cara teori dibangun menurut Melvin Marx : 1) Model Based Theory,

Berdasarkan teori pertama teori berkembang adanya jaringan konseptual yang kemudian diuji secara empiris. Validitas substansi terletak pada tahap-tahap awal dalam pengujian model, yaitu apakah model bekerja sesuai dengan kebutuhan peneliti.

2) Teori deduktif, Teori kedua mengatakan suatu teori dikembangkan melalui proses deduksi. Deduksi merupakan bentuk inferensi yang menurunkan sebuah kesimpulan yang didapatkan melalui penggunaan logika pikiran dengan disertai premis-premis sebagai bukti. Teori deduktif merupakan suatu teori yang

77

Page 78: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

menekankan pada struktur konseptual dan validitas substansialnya. Teori ini juga berfokus pada pembangunan konsep sebelum pengujian empiris.

3) Teori induktif, Teori ketiga menekankan pada pendekatan empiris untuk mendapatkan generalisasi. Penarikan kesimpulan didasarkan pada observasi realitas yang berulang-ulang dan mengembangkan pernyataan-pernyataan yang berfungsi untuk menerangkan serta menjelaskan keberadaan pernyataan-pernyataan tersebut.

4) Teori fungsional Teori keempat mengatakan suatu teori dikembangkan melalui interaksi yang berkelanjutan antara proses konseptualisasi dan pengujian empiris yang mengikutinya. Perbedaan utama dengan teori deduktif terletak pada proses terjadinya konseptualisasi pada awal pengembangan teori. Pada teori deduktif rancangan hubungan konspetualnya diformulasikan dan pengujian dilakukan pada tahap akhir pengembangan teori.

Logika Ilmiah : Gabungan antara logika deduktif dan induktif dimana rasionalisme dan empirisme bersama-sama dalam suatu system dengan mekanisme korektif. Hipotesis : Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Hipotesis merupakan saran penelitian ilmiah karena hipotesis adalah instrumen kerja dari suatu teori dan bersifat spesifik yang siap diuji secara empiris. Dalam merumuskan hipotesis pernyataannya harus merupakan pencerminan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis yang bersifat relasional ataupun deskriptif disebut hipotesis kerja (Hk), sedang untuk pengujian statistik dibutuhkan hipotesis pembanding hipotesis kerja dan biasanya merupakan formulasi terbalik dari hipotesis kerja. Hipotesis semacam itu disebut hipotesis nol (Ho).

Variabel : Variabel ialah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang dipelajari. Contoh : jenis kelamin, kelas sosial, mobilitas pekerjaan dll nya. Ada lima tipe variable yang dikenal dalam penelitian, yaitu: variable bebas (independent), variable tergantung (dependent), variable perantara (moderate), variable pengganggu (intervening) dan variable kontrol (control)

78

Page 79: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Jika dipandang dari sisi skala pengukurannya maka ada empat macam variabel: nominal, ordinal, interval dan ratio. Definisi Operasional : Yang dimaksud dengan definisi operasional ialah spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur atau memanipulasi suatu variabel. Definisi operasional memberi batasan atau arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut.

Kerangka Ilmiah Perumusan masalah : pertanyaan tentang obyek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor- faktor yang terkait didalamnya.1) Penyusunan kerangka dalam pengajuan hipotesis:

a. Menjelaskan hubungan anatara factor yang terkaitb. Disusun secara rasionalc. Didasarkan pada premis-premis ilmiahd. Memperhatikan faktor-faktor empiris yang cocok

3) Pengujian hipotesis : mencari fakta-fakta yang mendukung hipotesis

4) Penarikan kesimpulan

Sarana Berpikir IlmiahbahasaYang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang meru-pakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyam-paikan informasi yang berupa pengetahuan, syarat-syarat :

bebas dari unsur emotif reproduktif obyektif eksplisit

matematika Matematika adalah pengetahuan sebagai sarana berpikir deduktif sifat

jelas, spesifik dan informatif tidak menimbulkan konotasi emosional kuantitatif

statistikastatistika ialah pengetahuan sebagai sarana berpikir induktif sifat :

dapat digunakan untuk menguji tingkat ketelitian untuk menentukan hubungan kausalitas antar factor terkait

79

Page 80: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

12. Aksiologi (nilai Guna Ilmu) Aksiologi ialah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai, artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat di-rasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kese-jahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan ben-cana.Contoh kasus : penelitian di TaiwanDampak kemajuan teknologi moderen telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi, khususnya terhadap masyarakat dan budaya. Hasil kemajuan teknologi di Taiwan telah membawa ne-gara itu mengalami “keajaiban ekonomi”, sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif. Kemajuan tersebut membawa banyak perubahan kebiasaan, tradisi dan budaya di Taiwan. Berdasarkan penelitian tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan teknologi di negara tersebut yaitu :

1. Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa : meningkatnya sektor jasa dan peranan teknologi canggih pada bidang manufaktur.

2. Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa : pasar3. menjadi semakin terbatas, sedang pengelolaan bisnis

menjadi semakin beragam.4. Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa :

tenaga professional yang telah terlatih dalam bidang teknik menjadi semakin meningkat.

5. Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa : Meningkatnya jumlah penduduk usia tua dan konsep “keluarga besar” dalam proses diganti dengan konsep “keluarga kecil”.

Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa : penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara ekonomis daripada masalah-masalah keadilan, meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistik.

80

Page 81: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

BAB 12:SKALA PENGUKURAN

Ada empat tipe skala pengukuran dalam penelitian, yaitu nominal, ordinal, interval dan ratio. 1 Nominal

Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-angka sebagai symbol. Apabila kita menggunakan skala pengukuran nominal, maka statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisa datanya. Hasil analisa dipresentasikan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh kita mengklaisfikasi variable jenis kelamin menjadi sebagai berikut: laki-laki kita beri simbol angka 1 dan wanita angka 2. Kita tidak dapat melakukan operasi arimatika dengan angka-angka tersebut, karena angka-angka tersebut hanya menunjukkan keberadaan atau ketidakadanya karaktersitik tertentu.

Contoh:Jawaban pertanyaan berupa dua pilihan “ya” dan “tidak” yang bersifat kategorikal dapat diberi symbol angka-angka sebagai berikut: jawaban “ya” diberi angka 1 dan tidak diberi angka 2.

2. OrdinalSkala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya.

Contoh: Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju dapat diberi symbol angka 1, 2,3,4 dan 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.

3. IntervalSkala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang digunakan dapat dipergunakan dapat

81

Page 82: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

dilakukan operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistik parametric.

Contoh:Jawaban pertanyaan menyangkut frekuensi dalam pertanyaan, misalnya: Berapa kali Anda melakukan kunjungan ke Jakarta dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka angka-angka 1,3, dan 5 merupakan angka sebenarnya dengan menggunakan interval 2.

4. Ratio Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absoult nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya.

Contoh:Berat Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat Maya sama dengan 1 dibanding 2.

5. ValiditasSuatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik. Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui, yaitu:

a. Validitas Isi (Content Validity)Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti. Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional.

b. Validitas Kosntruk (Construct Validity)Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur. Dua aspek pokok dalam validitas konstruk ialah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik.

c. Validitas Kriteria (Criterion Validity)

82

Page 83: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai kriteria.

6. Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya.

83

Page 84: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Referensi

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Cahyono, Bambang Tri 1996. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Badan Penerbit IPWI.

Dane, F.C. 1990. Research Methods. Brooks/Cole Publishing Company. Bel-mont California.

Djunaedi, Achmad. 2000. “Pengantar: Apakah Penelitian Itu?”. http://in-tranet.ugm.ac.id/~adjunaedi/Support/Materi/METLITI/a01metlitpengan-tar.pdf

Hempel, Carl Gustav. 2004. Pengantar Filsafat Ilmu Alam. Penerjemah Cuk Ananta Wijaya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogayakarta: BPFEE.

Juliandi, Azuar. 2002. “Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar dan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Manajemen dan Bisnis”. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis Vol. 02 No. 02 Oktober.

Kerlinger, Fred N. 2000. AsasAsas Penelitian Behavioural. Yogyakarta: Gad-jah Mada University Press.

Miles, M.B. dan Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang MetodeMetode Baru. UIPress. Jakarta.

Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rangkuti, Fredy. 2001. Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia.

Sarwono, J. 2003. “Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif“. http://www.w3.org/TR/REChtml40. Dikunjungi 13 Juli 2003.

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

---------2004. “Pemilihan Topik dan Variabel Penelitian, serta Teknik Perumusan Masalah”. Kumpulan Materi Penataran dan Lokakarya Training of Traininer Metodologi Penelitian PTN dan PTS di Jakarta, 2630 April 2004.

84

Page 85: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Supranto, J. 1997. Metode Riset: Aplikasinya dalam Pemasaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Trochim, William M. 2002. “Philosophy of Research”. http://trochim.humancor-nell.edu/derived/philosophy.htm. Dikunjungi 13 September 2003.Avison, D. E., dan Myers, M. D. (1997). Information Systems and

Anthropology: An Anthropological Perspectives on IT and Organizational Culture. Information Technology & People, 10(3), 43-56.

Avison, D. E., Lau, F., Myers, M. D., dan Nielsen, P. A. (1999). Action Research. Communication of the ACM, 42(1), 94-97.

Bakos, J. Y., dan Kemerer, C. F. (1992). Recent Application of Economic Theory in Information Technology Research. Decision Support Systems, 8(5), 48-60.

Baskerville, R. L. (1999). Investigating Information Systems with Action Research. Communication of the AIS, 2(19).

Baskerville, R. L., dan Myers, M. D. (2002). Information Systems as A Reference Discipline. MIS Quarterly, 26(1), 1-14.

Davis, G. (2000). Information Systems Conceptual Foundations: Looking Backward and Forward. Dalam R. Baskerville, J. Stage & J. DeGross (Eds.), Organizational and Social Perspectives on Information Technology (pp. 61-82). Boston: Kluwer.

Davis, G. B., Gorgone, J. T., Couger, J. D., Feinstein, D. L., dan Longenecker, H. E. (1997). Model Curriculum and Guidelines for Undergraduate Degree Programs in Information Systems. Association for Computing Machinery, Association for Information Systems, Association of Information Technology Professionals.

Fiztgerald, B., dan Howcroft, D. (1998). Toward Dissolution of the IS Research Debate: From Polarization to Polarity. Journal of Information Technology, 13, 313-326.

Frankfort-Nachmias, C., dan Nachmias, D. (1996). Research methods in the social sciences (5 ed.). London: Arnold.

Hadi, S. (1997). Metodologi Research (Vol. 1). Yogyakarta: Andi Offset. Keen, P. G. W. (1980). Reference Disciplines and A Cumulative Tradition.

Paper presented at the the First International Conference on Information Systems, Philadelphia, PA.

Lee, A. S. (1991). Architecture as A Reference Discipline for MIS. In H.-E. Nissen,

H. K. Klein & R. A. Hirschheim (Eds.), Information Systems Research: Comtemporary Approaches and Emergent Traditions (573-592). Amsterdam: North-Holland.

Marble, R. P. (2000). Operationalising the implementation puzzle: an argument for eclecticism in research and in practice. European Journal of Information Systems, 9, 132-147.

March, S. T., dan Smith, G. F. (1995). Design and Natural Science Research on Information Technology. Decision Support Systems, 15, 251-266.

Mendelson, H., Ariav, G., DeSanctis, G., dan Moore, J. (1987). Competing

85

Page 86: Kumpulan bahan kuliah - Staffsite STMIK PPKIA …staffsite.stimata.ac.id/assets/uploads/files/download/0b... · Web viewMenurut Zeisel (1981), perancangan mempunyai tiga langkah utama,

Reference Disciplines for MIS Research. Paper presented at the Eighth International Conference on Information Systems, Pittburgh, PA.

Myers, M. D. (1999). Investigating Information Systems with Ethnographic Research. Communication of the AIS, 2(23). Nawi, H., dan Martini, M. (1994). Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Wahid – Metodologi Penelitian Sistem Informasi: Sebuah Gambaran umum, Media Informatika, Vol. 2, No. 1, Juni 2004, 69-81 ISSN: 0854-4743

Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nunamaker, J. F., Jr., Chen, M., dan Purdin, T. D. M. (1991). Systes

Development in Information Systems Research. Journal of Management Information Systems, 7(3), 89-106.

Orlikowski, W., dan Baroudi, J. (1991). Studying information technology in organizations: research approaches and assumptions. Information Systems Research, 2(1), 1-28.

Sekaran, U. (1992). Research Methods for Business: A Skill-Building Approach (2 ed.). New York: John Willey & Sons.

Simonsen, J., and F. Kensing (1997). Using Ethnography in Contextual Design. Communication of The ACM, 40(7), 36-42)

Suriasumantri, J. S. (ed.). (1992). Ilmu dalam Perspektif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Swanson, E. B., dan Ramiller, N. C. (1993). Information Systems Research Thematics: Submissons to a New Journal, 1987-1992. Information Systems Research, 4(4), 299-330.

Tashakkori, A., dan Teddlie, C. (1998). Mixed methodology: combining qualitative and quantitative approaches. Thousand Oaks: Sage Publications.

van Dalen, D. B. (1992). Ilmu-ilmu Alam dan Ilmu-ilmu Sosial: Beberapa Perbedaan. Dalam J. S. Suriasumantri (Ed.), Ilmu dalam Perspektif (134-139). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Walsham, G. (1995). Intrepretive Case Studies in IS Research: Nature and Method. European Journal on Information Systems, 4, 74-81.

Stefanus, St, Paradigma Metodologi Penelitian Teknik Informatika, Fathul Wahid (2004), Metode Penelitian Sistem Informasi

86