Post on 13-Jul-2015
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik, dan hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah tentang “ Mesin Bubut “ dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
milikisangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang besifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
MESIN BUBUT
Prinsip Kerja Mesin Bubut, adalahmengerjakan atau memotong benda kerja
yang di putar oleh spindle pada poros utama mesin bubut. Proses pemotongannya atau
proses menatal dilakukan pisau bubut / cutting tool.
Benda Kerja, dipegang oleh chuck / cakar yang berada pada spindle, kemudian
benda kerja berputar dan dipotong oleh pisau. Pisau tersebut diikat pada dudukannya
atau tool post dengan baut-baut pengikat. Penyetelan pahat bubut setinggi senter pada
tail stocknya. Sebelum proses potong maka benda kerja terlebih dahulu disetel
kedudukannya pada chuck spindle dengan menggunakan blok penggores atau untuk
lebih teliti lagi gunakan blok penggores yang dilengkapi dengan dial-indikator.
Untuk mengatur putaran, dari pada spindle atau poros utamanya bisa dilihat
pada lampiran bagian belakang. Pilihlah bentuk dari pada pahat bubut yang sesuai
menurut penggunaanya, misalnya saja akan membubut rata, memotong, mengulir,
membubut dalam dan sebagainya. Berbagai alat ukur , seperti : blok penggores, blok
penggores dengan dial-indikator, mistar baja, jangka tusuk dalam dan tusuk luar, mistar
ingsut(scuitfmath), dan berbagai teknik penggunaanya, yang dapat dipergunakan sesuai
dengan kebutuhannya.
Tinjauan jenis material untuk pahat bubut yang dapat dibagi menjadi 2tipe, yaitu
sebagai berikut:
1. Carbon steel, kadar karbon (0,7-1,4 % ) dengan komposisinya: Mn,Si, S, dan
P. Jenis ini sesudah dikeraskan mencapai RC= 62-63 dan diperlukan temperatur dari
200 ̊ - 250 ̊ , dimana jenis ini hanya bisa dipakai pada proses potong dengan kecepatan
rendah.
2. Alloy tool steel, ini agak berbeda dengan carbon steel, dimana alloys steel ini
mempunyai spesial komposisi dengan elemen chomium, tungsten, vanadium, silicon,
dan manganese. Jenis ini bisa digunakan untuk proses potong dengan kecepatan tinggi.
Pengertian mesin bubut adalah alat untuk megubah bentuk benda kerja dengan
jalan menyayat dengan mengunakan pahat. Mesin bubut mempunyai prinsip kerja
sebagai berikut :
Poros spindle akan memutar benda kerja melalui roda gigi penghubung, putaran
akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut
diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Mesin bubut dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu:
Mesin Bubut Universal
Mesin Bubut Khusus
Mesin Bubut Konvesional
Mesin Bubut CNC
Bagian – bagian utama mesin bubut, yaitu:
Kepala tetap
Kepala lepas
Poros transportir
Eretan
Bed
Teknik – teknik membubut, yaitu:
1. Cekam benda kerja 1 2⁄ bagian
2. Benda kerja ditumpu dengan kepala lepas
3. Membubut dengan mengunakan 2 center
CARA KERJA MESIN BUBUT
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada
proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan
bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Di disi benda kerja akan
diputar atau rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses
pemakanan oleh pahat yang digerakan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari
benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan
translasi dari pahat disebut gerak umpan (feeding).
Tetapi pengertian lain menyebutkan bahwa:
Bubut merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar
dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut
gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan
translasi pahat maka akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang
berbeda. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan menukar roda gigi translasi yang
menghubungkan poros spindle dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan
pembuatan ulir. Jumlah gigipada masing – masing roda gigi penukar berpariasi
besarnya mulai dari jumlah 15 sampai dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi
penukar dengan jumlah 127 mempunyai kekhususan karena digunakan untuk konversi
dari ulir metrik ke ulir inci.
Prinsip kerja mesin bubut
Poros spindle akan memutar benda kerja memulai piringan pembawa sehingga
memutar roda gigi pada poros spindle, melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir, oleh klem berulir. Putaran poros ulir tersebut
diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada
benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
Bagian – bagian utama mesin bubut konvensional
Bagian – bagian utama pada mesin bubut konvensional pada umumnya sama
walaupun merk atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja terkadang posisi handel /
tuas, tombol, tabel petunjukan pembubutan dan rangkaian penyusunan roda gigi untuk
berbagai jenis pembubutan letak / posisinya berbeda. Demikian juga cara
pengoperasiannya karena memiliki fasilitas yang sama juga tidak jauh berbeda.
Berikut ini akan diuraikan bagian – bagian utama mesin bubut konvensional (biasa)
yang pada umumnya dimiliki oleh mesin tersebut.
Sumbu Utama (Main Spindle)
Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle merupakan suatu sumbu utama
mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck ( cekam ), plat pembawa, kolet,
senter tetap dan lain – lain. Sebuah sumbu utama mesin bubut yang terpasang sebuah
chuck atau cekam dimana didalamnya terdapat susunan roda gigi yang dapat digeser –
geser melalui handle atau tuas untuk mengatur putaran mesin sesuai kebutuhan
pembubutan. Jenis lain sumbu utama mesin bubut yang ujungnya sedang terpasang
sebuah senter tetap (G), yang berfungsi sebagai tempat dudukan benda kerja pada saat
pembubutan diantara dua senter. Di dalam kepala tetap ini terdapat serangkaian susunan
roda gigi dan roda pulley bertingkah ataupun roda tunggal dihubungkan dengan sabuk
V atas sabuk rata, dengan demikian kita dapat memperoleh putaran yang berbeda – beda
apabila hungan diantara roda tersebut diubah – ubah menggunakan handle atau tuas
pengatur kecepatan (A), (C) dan (F). Roda (pully V) bertingkat ini biasanya terdiri dari
3 atau 4 buah keping dengan sumbu yang berbeda dan diputar oleh sebuah motor listrik.
Putaran yang dihasilkan ada dua macam yaitu putaran cepat dan putaran lambat.
Putaran cepat biasanya dilakukan pada kerja tunggal untuk membubut benda dengan
sayatan tipis sedangkan putaran lambat untuk kerja ganda yaitu untuk membubut
dengan tenaga besar dan pemakanannya tebal ( pengasaran ). Arah putaran mesin dapat
dibalik menggunakan tuas pembalik putaran (C), hal ini diperlukan dengan maksud
misalnya untuk membubut ulir atau untuk membubut dengan arah berlawanan sesuai
dengan sudut mata potong pahat.
Meja Mesin (Bed)
Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan,
penyangga diam ( steady rest ) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu
pembubutan. Bentuk alas ini bermacam – macam, ada yang datar dan ada yang salah
satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Permukaannya halus dan rata
sehingga gerakan kepala lepas dan lain –lain di atasnya lancar. Bila alas ini kotor atau
rusak akan mengakibatkan jalannya eretan tidak lancar sehingga akan diperoleh hasil
pembubutan yang tidak baik atau kurang presisi.
Eretan ( carriage )
Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak
sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) tang bergerak melintang alas
mesin dan eretan atas (top carriage), yang bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di
atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang
besarnya dapat di atur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian
tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya. Perlu diketahui bahwa semua eretan dapat
dijalankan secara otomatis ataupun manual.
Kepala Lepas (Tail Stock)
Kepala lepas sebagaimana dipergunakan untuk dudukan senter putar sebagai
pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai tirus dan cekam bor
sebagai penjepit bor.kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya
berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor mudah di jepit. Tinggi kepala lepas
sama dengan tinggi senter tetap. Kepala lepas ini terdiri dari terpat dua bagian yaitu alas
dan badan, yang diikat dengan 2 baut pengikat (A) yang terpasang pada kedua sisi alas
kepala lepas sekaligus berfungsi untuk pengatur pergeseran badan kepala lepas untuk
keperluan, agar dudukan senter putar sepusat dengan senter tetap atau sumbu mesin ,
atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirus diantara dua senter.
Selain roda pemutar (B), kepala lepas juga terdapat dua lagi lengan pengikat
yang satu(C) dihubungkan dengan alas yang dipasang mur, dimana fungsinya untuk
mengikat kepala lepas terhadap alas mesin agar tidak terjadi pergerakkan kepala lepas
dari kedudukannya. Sedangkan yang satunya (D) dipasang pada sisi tabung luncur/
rumah senter putar, bila dikencangkan berfungsi agar tidak terjadi pergerakkan
longitudinal sewaktu membubut.
Tuas Pengatur Kecepatan Tranporter dan Sumbu Pembawa
Tuas pengatur kecepatan (A), digunakan untuk mengatur kecepatan poros
transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu kecepatan tinggi dan
kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan benda – benda
berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian, sedangkan kecepatan rendah digunakan
untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur, mengkartel dan pemotongan (cut off).
Besarnya kecepatan setiap mesin berbeda – beda dan dapat dilih pada plat tabel yang
tertera pada mesin tersebut.
Pelat Tabel
Pelat tabel (B) adalah tabel besarnya kecepatan yang ditempel pada mesin bubut
yang menyatakan besaran perubahan antara hubungan roda-roda gigi di dalam kotak
roda gigi ataupun terhadap roda pulley di dalam kepala tetap (head stock). Tabel ini
sangat berguna untuk pedoman dalam pengerjaan sehingga dapat dipilih kecepatan yang
sesuai dengan besar kecilnya diameter benda kerja atau menurut jenis pahat dan bahan
yang dikerjakan.
Tuas Penggubah Pembalik Transporter dan Sumbu Pembawa
Tuas pembalik putaran (C), digunakan untuk membalikan arah putaran sumbu
utama, hal ini diperlukan bilamana hendak melakukan pengerjaan penguliran,
pengkartelan, ataupun membubut permukaan.
Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama
Plat tabel kecepatan sumbu utama , menunjukan angka-angka besaran kecepatan
sumbu utama yang dapat dipilih sesuai dengan pekerjaan pembubutan.
Tuas-tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama
Tuas pengatur kecepatan sumbu utama berfungsi untuk mengatur kecepatan
putaran mesin sesuai hasil dari perhitungan atau pembacaan dari tabel putaran.
Penjepit Pahat (Tools Post)
Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya
ada beberapa macam, jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah
sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bilia memerlukan 4 macam pahat dapat di
pasang dan disetel sekaligus.
Eretan Atas
Eretan atas, berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi
untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir , alur , tirus,
champer (pingul) dan lain lainyang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm.
Eretan ini tidak dapat dijalankan secara otomatis, melainkan hanya dengan cara
manual. Kedudukannya dapat diatur dengan memutarnya sampai posisi 360 ̊ , biasanya
digunakan untuk membubut tirus dan pembubutan ulir dengan pemakanan
menggunakan eretan atas.
Keran Pendingin
Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (collant) kepada
benda kerja yang sedang di bubut dengan tujuan untuk mendinginkan pahat pada waktu
penyayatan sehingga dapat menjaga pahat tetap tajam dan panjang umurnya, hasil
bubutannnya pun halus.
Roda Pemutar
Roda pemutar yang terdapat pada kepala lepas digunakan untuk menggerakkan
poros kepala lepas maju maupun mundur. Beberapa panjang yang ditempuh ketika maju
atau mundur dapat di ukur dengan membaca cincin berskala (dial) yang ada pada roda
pemutar tersebut. Pergerakkan ini diperlukan ketika hendak melakukan pengeboran
untuk mengetahui atau mengukur seberapa dalam mata bor harus dimasukan.
Transporter dan Sumbu Pembawa
Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau
trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk membawa eretan pada
waktu kerja otomatis, misalnya waktu membubut ulir, alur dan pekerjaan pembubutan
lainnya. Sedangkan sumbu pembawa atau poros pembawa adalah poros yang selalu
berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan.
Tuas Penghubung
Tuas penghubung sebagaimana digunakan untuk menghubungkan roda gigi
yang terdapat pada eretan dengan poros transporter sehingga eretan akan dapat berjalan
secara otomatis sepanjang alas mesin. Tuas penghubung ini mempunyai dua kedudukan.
Kedudukan di atas berarti membalik arah gerak putaran ( arah putaran berlawanan
jarum jam) dan posisi ke bawah berarti gerak putaran searah jarum jam.
Eretan Lintang
Eretan lintang sebagaimana fungsinya untuk menggerakkan pahat melintang alas
mesin atau arah ke depan maupun ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan
benda kerja. Pada roda eretan ini juga terdapat dial pengukuran untuk mengetahui
berapa panjang langkah gerakan maju atau mundurnya pahat.
CARA MEMBUBUT RATA, BERTINGKAT, ALUR, ULIR, TIRUS, dan
MENGKARTEL
Untuk tebal pemakanan yang dalam perlu langkah pengasaran / roughing dengan
menggunakan pahat kasar hingga mendekati ukuran yang diminta. Setelah itu sisanya
diselesaikan dengan pahat rata.
Pahat kasar Pahat rata
(Roughing) (Finishing)
Membubut Alur
Kecepatan putar mesin untuk proses membubut alur adalah 1/3 dari putaran
normal. Pahat digerakkan maju sehingga diameter kecil alur tercapai, kemudian
dimundurkan, lalu digeser untuk mencapai lebar alur kemudian digerakkan maju lagi
hingga ukuran diameter kecil dan lebarnya tercapai.
Membubut Tirus dengan Eretan Atas
Ketirusan digunakan untuk bermacam-macam kegunaan bengkel, misalnya
untuk pengikatan dan sealing. Pada penggunaan yang umum ketirusan ini sudah di
normalisasikan. Bentuk tirusnya dapat dibuat di mesin bubut dengan 3 perbedaan cara,
yaitu:
1. Membubut tirus dengan eretan atas
2. Membubut tirus dengan menggerakkan kepala lepas
3. Membubut tirus dengan perlengkapan pembubutan tirus
Cara yang pertama digunakan hanya untuk benda yang pendek, tergantung dari panjang
gerak eretan atas.
Perlengkapan tirus ini terletak pada ujung eretan lintang dan ikut bergeser
dengan eretan atas. Membubut tirus dengan taper attachment ini lebih baik dari pada
dengan cara menggeserkan kepala lepas.
Kelebihannya :
1. Kedudukan senter bubut tidak berubah sehingga bentuk lubang senter tidak
terganggu.
2. Dapat membubut tirus luar dan dalam dengan gerakan otomatis.
Kekurangannya :
1. Besar tirusnya tidak terbatas
2. Tidak dapat untuk pemakanan tebal
Dengan alat tersebut di atas, dalam pelaksanaannya kita tinggal langsung
menyetel sudut ketirusan yang dikehendaki.peralatan ini ada yang menjadi satu dengan
mesin bubut ada yang terpisah. Peralatan yang terpisah contohnya pada mesin EMCO di
SMK PIRI I Yogyakarta. Sedangkan yang menjadi satu dengan mesin bubut contohnya
pada mesin BJ-1640GD.
Cara mengatur taper attachment :
Besar sudut yang telah dihitung adalah untuk menentukan kedudukan batang
pengantar A. Pada ujung batang ini terdapat garis penunjuk atau tanda yang
menunjukkan ke garis-garis pembagian ukuran derajat C. Jika besar sudut telah
diperoleh, maka pengaturan taper attachment sebagai berikut:
Aturlah kedudukan eretan lintang pada kedudukan bagian yang akan dibubut.
Ikatlah kedudukan blok penahan E pada alas mesin dengan menggerakkan baut
F.
Kendorkan baut D dan aturlah batang pengantar A sehingga tanda panahnya
menunjukkan pada ukuran derajat yang telah ditentukan tadi, baut D keraskan
kembali.
Pengikat G dikeraskan kembali.
Putarlah eretan lintang ke kanan untuk mengambil tebal pemakanan, jalankan
mesin dan membubut dapat dilakukan secara otomatis.
Nama bagian Taper Attachment :
A = batang pengantar
B = blok pengantar
C = pembagian derajat
E = blok penahan
Contoh soal.
Dik. Suatu benda kerja yang akan dibubut tirus dengan ukuran seperti gambar.
Berapakah besar sudut kemiringannya?
KNURLING / MENGKARTEL
Kartel adalah suatu alat yang gunananya untuk membuat alur-alur kecil pada
benda kerja, fungsi dari hasil kartelan yaitu:
1. Agar tidak licin / mengurangi kelicinan
2. Memperbesar diameter benda
3. Sebagai dekorasi
Alat ini terdiri dari tangkai dan sepasang gigi, gigi tersebut terpasang pada
bagian muka tangkai dan dibuat dari baja yang dikeraskan. Hasil kartelan ini ada yang
lurus, miring dan belah ketupat. Ukuran kehalusan gigi / alurnya ditentukan dalam
banyak alur tiap inci.
Kartel dipasang pada rumah pahat dan kedudukan setinggi senter.
Cara mengkartel
Sebelum dikartel benda kerja harus dibubut yang halus dengan ukuran 0,2 – 0,5
mm, lebih kecil dari pada ukuran yang sebenarnya.
Langkah selanjutnya:
1. Benda kerja di cekam dan ujungnya ditimpa dengan senter putar
2. Pasang kartel dengan kedudukan setinggi senter
3. Perputaran mesin dengan kerja ganda dan gerakan kartel diatur pada gerakan
yang lambat
4. Tempelkan kartel sebelah kanan
5. Jalankan mesin dan kedua gigi kartel harus berputar dan jangan sampai lepas
dengan benda kerja
6. Hentikan mesin dan periksa hasilnya:
Bila hasilnya halus berarti letak kartel tidak tepat
Bila hasilnya percobaan itu baik tambahkan pemakanannya sedikit agar
kedudukan kartel tidak berubah dan diulangi sampai membentuk yang
dikehedaki
7. Jika sudah sampai batas ukuran yang dikehendaki, hentikan mesin
Pembuatan Ulir pada Mesin Bubut
Langkah-langkah yang harus diperhatikan sebelum mulai proses membuat ulir.
1. Tentukan macam mesin bubut yang sesuai untuk mendapatkan kisar seperti
yang diinginkan dan cocok untuk benda kerja tersebut.
2. Periksa diameter (luar atau dalam) benda kerja.
3. Cekam benda kerja.
4. Tentukan kisar pada lemari roda gigi poros transportir, atau dengan mengganti
roda-roda gigi dari poros transportir.
5. Pilih kecepatan potong yang tepat dari lemari roda gigi kecepatan.
6. Hitung dalamnya pemakanan untuk ulir.
7. Atur kedudukan pahat ulir yang telah digerinda tepat pada pencekaman pahat
(penggunaan alat ukur).
8. Gerakkan pembawa (pahat) dengan tangan sepanjang diameter yang akan dibuat
ulir.
9. Kembalikan pembawa pada posisi semula dan tangkupkan mur belah.
10. Hidupkan mesin dan dekatkan pahat ulir sehingga sedikit menyentuh benda
kerja, setelah beberapa putaran , hentikan mesin.
11. Skala peta eretan melintang (cross slide) diatur pada kedudukan nol.
12. Tarik mundur pahat ulir dari benda kerja.
13. Periksa kisar pada celah tipis yang dibuat pada step 10.
Alat Potong Mesin Bubut
Yang dimaksud dengan alat potong adalah alat / pisau yang digunakan untuk
menyayat. Produk benda kerja, dalam pekerjaan pembubutan salah satu alat potong
yang sering digunakan adalah pahat bubut. Jenis bahan pahat bubut yang banyak
digunakan di industri- industi dan bengkel-bengkel antara lain baja karbon, HSS, diamon
dan ceramik.
1. Geometris Alat Potong
Hal yang sangat penting diperhatikan adalah bagaimana alat potong dapat
menyayat dengan baik, dan untuk dapat menyayat dengan baik alat potong diperlukan
adanya sudut baji, sudut bebas dan sudut tatal sesuai ketentuan , yang semua ini disebut
dengan istilah geometris alat potong. Sesuai dengan bahan dan bentuk pisau , geometris
alat potong untuk penggunaan setiap jenis logam yang berbeda.
Pahat Bubut Rata Kanan
Pahat bubut rata kanan memiliki sudut baji 80 ̊ dan sudut-sudut bebas lainnya,
pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya
dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi cekam.
Pahat Bubut Rata Kiri
Pahat bubut rata kiri memiliki sudut baji 55 ̊ , pada umumnya digunakan untuk
pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan
mendekati posisi kepala lepas.
Pahat Bubut Muka
Pahat bubut muka memiliki udut baji 55 ̊ , pada umumnya digunakan untuk
pembubutan rata permukaan benda kerja ( facing) yang pemakanannya dapat dimulai
dari luar benda kerja ke arah mendekati titik senter dan juga dapat dimulai dari titik
senter ke arah luar benda kerja tergantung arah putaran mesinnya.
Pahat Bubut Ulir
Pahat bubut ulir memiliki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan
dibuat, sudut puncak 55 ̊ adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan untuk
pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat 60 ̊ .
2. Penggunaan Pahat Bubut Luar
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa salah satu alat potong yang sering
digunakan pada proses pembubutan adalah pahat bubut. Bentuk, jenis dan bahan pahat
ada bermacam-macam yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Prosesnya adalah
benda kerja yang akan dibubut bergerak berputar sedangkan pahatnya bergerak
memanjang, melintang atau menyudut tergantung pada hasil pembubutan yang
diinginkan .
3. Pahat Bubut Dalam
Selain bubut luar, pada proses pembubutan juga sering menggunakan pahat
bubut dalam. Pahat jenis ini digunakan untuk membubut bagian dalam atau
memperbesar lubang yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor. Bentuknya
juga bermacam-macam dapat berupa pahat potong, pahat alur ataupun pahat ulir, ada
yang diikat pada tangkai pahat. Bentuk ada yang khusus sehingga tidak diperlukan
tangkai pahat. Contoh pemakaian pahat bubut dalam ketika memperbesar lubang dan
membubut rata bagian dalam.
4. Pahat Potong
Pahat potong adalah jenis pahat potong yang menggunakan tangkai digunakan
untuk memotong benda kerja.
5. Pahat Bentuk
Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja, bentuknya
sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki operatornya, adalah
jenis – jenis pahat terbentuk radius.
6. Pahat Keras
Pahat keras yaitu pahat yang terbuat dari logam keras yang mengandung bahan
karbon tinggi yang dipadu dengan bahan-bahan lainnya, seperti Cemented Carbid,
tungsten, wide dan lain-lain. Pahat jenis ini tahan terhadapsuhu kerja sampai dengan
kurang lebih 1000 ̊ C, sehingga tahan aus / gesekan tetapi getas/rapuh dan dalam
pengoperasiannya tidak harus menggunakan pendingin, sehingga cocok untuk
mengerjakan baja, besi tuang, dan jenis baja lainnya dengan pemakanan yang tebal
namun tidak boleh mendapat tekanan yang besar. Di pasaran pahat jenis ini ada yang
berbentuk segi tiga, segi empat dan lain-lain, yang pengikatan dalam tangkainya dengan
cara dipatri keras (brassing) atau dijepit menggunakan tangkai dan baut khusus.
7. Bor Senter
Bor senter digunakan untuk membuat lubang senter diujung benda kerja sebagai
tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannya disesuaikan dengan
kebutuhan yaitu sekitar 1/3 ÷ 2/3 dari panjang bagian yang tirus pada bor senter
tersebut. Pembuatan lubang senter pada benda kerja diperlukan apabila memiliki ukuran
yang relatif panjang atau untuk mengawali pekerjaan pengeboran.
8. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada
permukaan benda kerja, agar tidak licin yang biasanya terdapat pada batang-batang
penarik atau pemutar yang di pegang dengan tangan. Hasil pengkartelan ada yang belah
ketupat dan ada yang lurus tergantung pada gigi kartelnya.
REFERENSI
http://pengertiandancontoh.blogspot.com/2013/03/prinsip-kerja-mesin-bubut.html
http://goresanpenghayal.blogspot.com/2012/12/membubut-ratabertingkatalurulir.html
http://nanafrmana.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-gambar-mesin-bubut.html