MENCEGAH KEBAKARAN AKIBAT LISTRIK DAN · PDF filePEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN MENGANUT ......

Post on 06-Feb-2018

230 views 2 download

Transcript of MENCEGAH KEBAKARAN AKIBAT LISTRIK DAN · PDF filePEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN MENGANUT ......

PT PLN ( Persero) Distribusi Jakarta Raya & Tangerang 2012

MENCEGAH KEBAKARAN AKIBAT LISTRIK

DAN

ANTISIPASI PASOKAN LISTRIK

SAAT TERJADI BANJIR

UU NO.30 TH.2009 TENTANG

KETENAGALISTRIKAN

PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN MENGANUT AZAS :

1. MANFAAT.

2. EFISIENSI BERKEADILAN

3. BERKELANJUTAN

4. OPTIMALISASI EKONOMI DLM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI

5. MENGANDALKAN PADA KEMAMPUAN SENDIRI

6. KAIDAH USAHA YANG SEHAT

7. KEAMANAN DAN KESELAMATAN 8. KELESTARIAN FUNGSI LINGKUNGAN ; DAN

9. OTONOMI DAERAH.

PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA BERTUJUAN UNTUK :

1. MENJAMIN KETERSEDIAAN TENAGA LISTRIK DALAM JUMLAH YG CUKUP,

2. KUALITAS YG BAIK,

3. HARGA YG WAJAR 4. DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN DAN KEMAKMURAN RAKYAT

5. SECARA ADIL DAN MERATA

6. SERTA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YG BERKELANJUTAN.

LANDASAN HUKUM PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA

(Kewajiban PLN)

Pasal 28 - UU 30/2009

Pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik wajib:

a. menyediakan tenaga listrik yang memenuhi standar

mutu dan keandalan yang berlaku;

b. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada

konsumen dan masyarakat;

c. memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan; dan

d. mengutamakan produk dan potensi dalam negeri.

(Kewajiban Konsumen)

Pasal 29 - UU 30/2009

(2) Konsumen wajib:

a. melaksanakan pengamanan terhadap bahaya yang mungkin timbul akibat

pemanfaatan tenaga listrik.

b. menjaga keamanan instalasi tenaga listrik milik konsumen;

c. memanfaatkan tenaga listrik sesuai dengan peruntukannya;

d. membayar tagihan pemakaian tenaga listrik; dan

e. menaati persyaratan teknis di bidang ketenagalistrikan.

5

PLTA PLTU

Instalasi Pembangkitan:

PLTA, PLTD, PLTU, PLTG, PLTGU,

PLTP

Saluran Transmisi

Gardu Induk

Pelanggan Besar

(Pabrik/Industri)

JTM

Jaringan

Distribusi

Pelanggan

Sedang

(Apartmen/Hotel)

Pelanggan Kecil

(Rumah)

APP

Gardu PB

Gardu

Distribusi

APP

APP

BATAS LINGKUP KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

Instalasi Pemda

(PJU & Taman

Kota)

Fuse / APP

LINGKUP KEWENANGAN PLN LINGKUP

KEWENANGAN KONSUMEN

8

KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN

(MENURUT UU 30 / 2009) 1. Setiap usaha kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan Keselamatan

ketenagalistrikan (K2)

2. Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan bertujuan untuk mewujudkan kondisi :

o Andal dan Aman (A2) bagi Instalasi (Keselamatan Instalasi)

o Aman dari Bahaya bagi manusia dan mahluk hidup lainnya

• Tenaga Kerja (Keselamatan Kerja)

• Masyarakat Umum (Keselamatan Umum)

o Ramah Lingkungan (Keselamatan Lingkungan)

3. Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan meliputi:

o Pemenuhan Standardisasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik

o Pengamanan Instalasi Tenaga Listrik

o Pengamanan Pemanfaat Tenaga Listrik

4. Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki Sertifikat Laik Operasi (SLO)

5. Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhi ketentuan Standar Nasional

Indonesia (SNI)

6. Setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib memiliki Sertifikat Kompetensi

7. Ketentuan mengenai keselamatan ketenagalistrikan,sertifikat laik operasi, standar nasional

Indonesia, dan sertifikat kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6)

diatur dengan Peraturan Pemerintah

UPAYA PLN DALAM MEMENUHI KEWAJIBANNYA

Untuk Keamanan Instalasi Listrik MILIK PLN

MENCEGAH KEBAKARAN

U

M T

1. MELAKUKAN PEMELIHARAAN GARDU. 2. MELAKUKAN PECAH BEBAN JTR. 3. MELAKUKAN PECAH BEBAN JTM/PENYULANG. 4. PEMBANGUNAN GARDU SISIP. 5. MELAKUKAN PENERTIBAN PENGGUNAAN T LISTRIK 6. MELAKS SOSIALISASI/EDUKASI KPD MASYARAKAT 7. MELAKUKAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN

UPAYA PLN CEGAH KEBAKARAN

1. PEMELIHARAAN GARDU : 12.177 / 14.709. 2. PECAH BEBAN JTR.; 593 LOKASI. 3. PECAH BEBAN JTM/PENYULANG.; 54 LOKASI. 4. PEMBANGUNAN GARDU SISIP.; 168 GD. 5. P2TL ; Prksa=248rb ;Pgl=21rb ;kwh=110jt ; TS=105M 6. Melakukan SOSIALISASI/EDUKASI KPD MASYARAKAT 7. MELAKUKAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN

PROGRESS KEGIATAN

Persyaratan Keselamatan & Keamanan Instalasi Listrik

Diatur pada :

Standar Nasional Indonesia

No.04-0225-2000

“Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000”

(PUIL 2000)

12

Agar pengusahaan instalasi listrik terselenggara dengan baik,

Untuk menjamin :

- keselamatan manusia dari bahaya kejut listrik

- keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya

- keamanan gedung serta isinya dari kebakaran akibat listrik, dan perlindungan lingkungan.

MAKSUD & TUJUAN PUIL 2000

13

2.2.1 Perlengkapan Instalasi listrik

Daftar perlengkapan listrik yang sudah memiliki Sertifikat SNI

dapat dilihat di situs di bawah ini

1. www.djlpe.esdm.go.id

2. www.pln-jaser.co.id

14

2.2.2.1 Instalasi yang baru dipasang atau mengalami

perubahan harus diperiksa dan diuji dulu sesuai dengan ketentuan , antara lain mengenai :

a) resistans isolasi (3.20);

b) pengujian sistem proteksi (3.21);

c) pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik (9.5.6).

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000

(PUIL 2000)

15

PEMERIKSAAN INTALASI LISTRIK PELANGGAN Pemeriksan dalam PHB, atara

lain :

Saluran Utama ; jenis, ukuran, warna insulasi, tanda SNI.

Sakelar Utama / Pengaman Cab.; jenis, kapasitas, tanda SNI.

Sirkit Cabang / Akhir ; jenis, ukuran, warna insulasi, tanda SNI.

Penghantar Pembumian ; jenis, ukuran, warna insulasi..

Sistem Pembumian ; sistem TNCsudah DILARANG ( Amandemen PUIL 2000).

Terminal Penghantar ; jenis, ukuran, kapasitas terminasi, tidak boleh ada penumpukan penghantar pada lubang terminasi.

Rel / Busbar / Jumper ; jenis, ukuran, tidak boleh ada penumpukan penghantar.

Pengukuran Tahanan Isolasi penghantar ;

• Fasa – Fasa • Fasa – Netral • Fasa – PE • Netral – PE

16

Pemeriksan dalam Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) / Box Sekring , atara lain :

Saluran Utama ; jenis, ukuran, warna insulasi, tanda SNI.

Sakelar Utama/Pengaman Cab.; jenis, kapasitas, tanda SNI.

Sirkit Cabang/Akhir; jenis, ukuran, warna insulasi, tanda SNI.

Penghantar Pembumian ; jenis, ukuran, warna insulasi.

Sistem Pembumian ; sistem TNC (sudah DILARANG).

Terminal Penghantar ; jenis, ukuran, kapasitas terminasi, tidak boleh ada penumpukan penghantar pada lubang terminasi.

Rel / Busbar / Jumper ; jenis, ukuran, tidak boleh ada penumpukan penghantar.

Pengukuran Tahanan Isolasi penghantar ;

• Fasa – Fasa • Fasa – Netral • Fasa – PE • Netral – PE 17

2.2.2.2 Instalasi listrik yang sudah memenuhi semua ketentuan tersebut dalam 2.2.2.1 dapat dioperasikan setelah mendapat izin atau pengesahan dari instansi yang berwenang dengan syarat tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya.

18

PASAL 22

Instalasi ketenagalistrikan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia bidang ketenagalistrikan.

Setiap instalasi ketenagalistrikan sebelum dioperasikan wajib memiliki sertifikat laik operasi (SLO).

PP No.3 Th.2005 Jo PP No.26 Th.2006 tentang Perubahan PP No.10 th.1989

19

Dasar Hukum :

Kepmen ESDM No.1109K/30/MEM/2005 dan

Kepmen ESDM No.1567K /20/ MEM/ 2010 tentang penunjukan KONSUIL sebagai lembaga pemeriksa instalasi pemanfaatan konsumen tegangan rendah yang sifat usahanya nirlaba

Tugas : Melaksanakan pemeriksaan instalasi pemanfaatan tenaga listrik konsumen tegangan rendah dan menerbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO).

K O N S U I L (KOMITE NASIONAL KESELAMATAN UNTUK INSTALASI LISTRIK)

20

Penyebab kebakaran akibat LISTRIK… Pemasangan instalasi yang tidak benar atau tidak memenuhi

standar PUIL

Penggunaan / pengoperasian perlengkapan / pemanfaat listrik yang tidak benar atau tidak memenuhi standar (tidak bertanda SNI)

Pemanasan lebih karena beban/arus lebih atau hubung pendek

mengakibatkan kerusakan insulasi kabel

Penyambungan buruk

busur api listrik pada titik sambungan

Arus bocor (sisa) yang dapat menyebabkan terjadinya penjaluran (tracking)

Berdasarkan penelitikan,

arus ≥ 300 - 500 mA cukup untuk

menimbulkan busur api listrik

21

22

INSTALASI LAMA TIDAK RAPI, PERLU DIREVISI

1. Terdapat polutan dan pelembaban pada

permukaan insulasi

Bahan

insulasi

Rangka

konduktif Klem

Kabel

Arus bocor (sisa) kecil mengalir melalui bagian yang polutif dan/atau dengan kelembaban tinggi

23

24

INSTALASI TIDAK MEMENUHI STANDAR PEMASANGAN, KARENA SAMBUNGAN TIDAK

DALAM T-DOS DAN TANPA LAS DOP

2. Timbul bunga api kecil saat tahap pengeringan

Bahan insulasi

Rangka

konduktif

Klem

Kabel

Bagian yang mengering tak dapat lagi menahan tegangan, mulai timbul bunga api listrik kecil pada permukaan.

Pusat bunga api mempunyai suhu sangat tinggi >1000 0C 25

3. Tempat-tempat tertentu terjadi pengkarbonan

Tempat-tempat terjadi pengkarbonan setelah periode pemanasan; material insulasi mulai sedikit rusak

Bahan

insulasi

Rangka

konduktif

Klem

Kabel

26

4. Arus bocor mengalir lagi selama pelembaban berikutnya

Bahan insulasi

Rangka

konduktif

Klem

Kabel

Sewaktu periode pelembaban berikutnya, arus sedikit demi sedikit membesar mengalir melewati permukaan yang rusak

27

5. Sewaktu tahap pengeringan berikutnya,

timbul busur api listrik baru

Bahan

insulasi

Rangka

konduktif Klem

Kabel

Jumlah bunga api listrik meningkat, pengkarbonan permukaan meluas dan menimbulkan kerusakan yang semakin parah

28

6. Permukaan yang rusak makin lama

semakin meningkat

Bahan

insulasi

Rangka

konduktif Klem

Kabel

Resistans bahan insulasi menurun, arus meningkat pada setiap siklus.

29

7. Setelah waktu tertentu bahan insulasi

dapat terbakar

Bahan insulasi

Rangka

konduktif Klem

Kabel

Bila arus bocor menjadi cukup besar (kira-kira ≥ 300 – 500 mA), bunga api listrik yang terjadi cukup kuat untuk membakar bahan insulasi

30

Solusi : • Proteksi setiap arus bocor yang

berbahaya menggunakan gawai proteksi arus sisa (GPAS) dengan arus operasi sisa pengenal ≤ 500 mA.

• Bahkan dalam konsep standar IEC

yang baru diusulkan ≤ 300 mA.

31

CONTOH GPAS / ELCB

GPAS / ELCB 1 FASA GPAS / ELCB 3 FASA

32

33

CONTOH INSTALASI BELUM MEMENUHI SYARAT

34

35

PEMASANGAN INSTALASI KABEL DAN FITTING TIDAK DI KLEM DI TEMBOK

36

INSTALASI TIDAK RAPI

37

INSTALASI PHB RAPI, TETAPI TIDAK SESUAI STANDAR WARNA KABEL SEHARUSNYA MERAH,

KUNING, HITAM

38

INSTALASI LISTRIK DI PASAR KAPASAN , SURABAYA : KABEL DIPASANG MELEWATI BAJU-BAJU YANG TERGANTUNG DI DALAM STAN SEBUAH TOKO,

TANPA KLEM, PIPA DAN TANPA ROL ISOLATOR. HAL INI DAPAT MENGAKIBATKAN BAHAYA KEBAKARAN.

39 INSTALASI LAMA TIDAK RAPI, PERLU DIREVISI

40

INSTALASI LAMA CUKUP RAPI TETAPI INSTALASI BARU TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN PEMASANGAN

41

42

PEMASANGAN FITTING SEHARUSNYA TIDAK DIGANTUNG

43

PEMASANGAN KOTAK KONTAK TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN (KURANG DARI 1,25 M)

44

INSTALASI TIDAK MEMENUHI STANDAR PEMASANGAN KARENA SAMBUNGAN TIDAK

DALAM T-DOS DAN TANPA LAS DOP

INSTALASI DI ATAS PLAFON SEBUAH RUMAH,

DIPASANG TANPA ROL ISOLATOR, TANPA LASDOP

DAN PEMASANGAN TIDAK RAPI. 45

CONTOH INSTALASI MEMENUHI SYARAT

46

47

INSTALASI RAPI DAN MEMENUHI STANDAR

48

INSTALASI BARU, RAPI DAN MEMENUHI STANDAR

PEMASANGAN

49 INSTALASI PHB RAPI DAN MEMENUHI STANDAR PEMASANGAN

50

51 INSTALASI BARU, RAPI DAN MEMENUHI STANDAR PEMASANGAN

52 INSTALASI BARU, RAPI DAN MEMENUHI STANDAR PEMASANGAN

53 INSTALASI BARU, RAPI DAN MEMENUHI STANDAR PEMASANGAN

54 INSTALASI BARU, RAPI DAN MEMENUHI STANDAR PEMASANGAN

RENDAHNYA PERHATIAN MASYARAKAT

TENTANG KEAMANAN DAN KESELAMATAN

PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK !??!

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

Biaya Pemeriksaan Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik

Konsumen Voltase Rendah

(Sesuai persetujuan Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi

dengan surat No. 4067/45/600.4/2006 tanggal 27 November 2006)

No Uraian Biaya Pemeriksaan

1 Sambungan tenaga listrik dengan daya dari 450 VA sampai dengan 2.200 VA

1.1 Daya tersambung 450 VA 1.2 Daya tersambung 900 VA 1.3 Daya tersambung 1.300 VA 1.4 Daya tersambung 2.200 VA

Rp. 60.000,-/konsumen Rp. 70.000,-/konsumen Rp. 85.000,-/konsumen Rp. 95.000,-/konsumen

2 Sambungan tenaga listrik dengan daya diatas 2.200 VA

2.1 Daya tersambung dari 3.500 VA s/d 7.700 VA 2.2 Daya tersambung dari 10.600 VA s/d 23.000 VA 2.1 Daya tersambung dari 33.000 VA s/d 66.000 VA 2.1 Daya tersambung dari 82.500 VA s/d 197.000 VA

Rp. 30,-/VA Rp. 25,-/VA Rp. 20,-/VA Rp. 17,-/VA

76

Cedera akibat tersengat listrik

Cedera akibat tersengat listrik

Cedera akibat tersengat listrik

Cedera akibat tersengat listrik

Cedera akibat tersengat listrik

Potensi

Kebakaran

Pada Bangunan dan

Pencegahannya

BerPotensi Terjadi Kebakaran akibat

LISTRIK

Tidak Ber Potensi Terjadi

Kebakaran akibat LISTRIK

Arus lebih/Beban lebih

Peralatan instalasi listrik yang tidak

standar

Penyambungan yang tidak benar

Instalasi listrik yang sudah lama

Instalasi listrik yang asal-asalan

Perilaku terhadap peralatan listrik

Pemasangan beban sesuai

dengan daya yang disediakan.

Penggunaan peralatan atau

komponen listrik yang sesuai

dengan standar yang ada (PUIL

2000, SPLN)

Perancangan, pemasangan dan

pengoperasian terhadap

peralatan/komponen intalasi

listik baik dan benar.

Tips Pencegahan Kebakaran

1. Jangan menumpuk stop kontak pada satu sumber listrik.

2. Gunakan pemutus arus listrik (sekering) yang sesuai

dengan daya tersambung, jangan dilebihkan atau dikurangi

3. Kabel-kabel listrik yang terpasang di rumah jangandibiarkan

ada yang terkelupas atau dibiarkan terbuka.

4. Jauhkan sumber-sumber listrik seperti stop kontak, saklar

dan kabel-kabel dari jangkauan anak-anak.

5. Biasakan menggunakan material listrik seperti kabel,saklar,

stop kontak, steker (kontak tusuk) yang telahterjamin

kualitasnya dan berlabel SNI (Standar Nasional Indonesia)/LMK

(Lembaga Masalah Kelistrikan)/SPLN (Standar PLN).

6. Pangkaslah pepohonan yang ada dihalaman rumah jika sudah

mendekati atau menyentuh jaringan listrik dan berkoordinasi dengan

pihak PLN dalam pelaksanaannya.

7. Hindari pemasangan antene televisi terlalu tinggi sehingga bisa

mendekati atau menyentuh jaringan listrik.

8. Jangan pernah mencoba mencantol listrik, mengutak-atik KWH Meter

atau menggunakan listrik secara tidak sah

9. Biasakan bersikap hati-hati, waspada dan tidak ceroboh dalam

menggunakan listrik.

Kesiapan Pengamanan

Banjir

Pengamanan Pelanggan dan Gardu PLN

Akibat Banjir

• Pelanggan terkena banjir, gardu PLN tidak banjir sehingga pelanggan yang tidak terkena banjir tetap mendapat pasokan listrik dari PLN.

• Pelanggan dan gardu PLN terkena banjir sehingga semua pelanggan yang dipasok dari gardu PLN tersebut padam.

• Gardu PLN terkena banjir, pelanggan tidak terkena banjir sehingga semua pelanggan yang dipasok dari gardu PLN tersebut akan padam.

GI

GH

CDS

150 - 70 / 20 kV

MERAH KUNING HIJAU PINK UNGU BIRU

Incomming 20KV

Pelanggan Banjir

Pelanggan banjir

Pelanggan tidak banjir

Pelanggan tidak banjir

Gardu Tidak Banjir

Gardu Banjir

Gardu Banjir

Gardu tidak Banjir

Gardu Banjir

Gardu Banjir

Kel. 1

Kel. 2

Kel. 3

Kel. 4

GI

GH

CDS

150 - 70 / 20 kV

MERAH KUNING HIJAU PINK UNGU BIRU

Incomming 20KV

Gardu Induk Banjir

Kel. 5

ALUR KOMUNIKASI OPERASIONAL JARINGAN TENAGA LISTRIK

DALAM RANGKA PENGAMANAN BANJIR

CALL CENTRE 123

POSKO BANJIR

D C C

TIMUR

D C C

BARAT

PELANGGAN

AREA :

- MENTENG

- CEMPEKA PUTIH

- TANJUNG PRIOK

- MARUNDA

- JATINEGARA

- PONDOK KOPI

- KRAMAT JATI

- CIRACAS

- PONDOK GEDE

- LENTENG AGUNG

AREA :

-BANDENGAN

- BULUNGAN

- KEBON JERUK

- BINTARO

- CIPUTAT

- CIKOKOL

- SERPONG

- CENGKARENG

- CIKUPA

- TELUK NAGA

MEDIA :

1. HUMAS DIST.

2. CETAK

3. ELEKTRONIK

4. RADIO

1. GM

2. MAN. AREA

3. POSKO BANJIR

POSKO2

UNIT AREA

POSKO2

UNIT AREA

Prioritas Penyalaan Kembali Pelanggan dan

Gardu yang padam akibat banjir

• Gardu Induk dan sel 20kV yang sudah aman melalui pengecekan kelayakan operasi (pembersihan, pengeringan, dan pengujian tegangan)

• Penyulang 20kV dan Gardu Distribusi yang sudah aman (pembersihan, pengeringan, dan pengujian tegangan)

• Fasilitas umum (contoh : rumah sakit, traffic light, PJU, catudaya untuk KRL, kantor polisi) melalui pengecekan kelayakan operasi

• Instalasi listrik aman baik sisi PLN maupun pelanggan (melalui pengecekan kelayakan operasi oleh instalatir yang berkompeten) dan koordinasi dengan warga/RT/RW setempat

SOSIALISASI CEGAH KEBAKARAN &

ANTISIPASI BANJIR BERSAMA MAHASISWA

LATIHAN PERAHU KARET ANTISIPASI BANJIR