ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 … · PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN...
Transcript of ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 … · PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN...
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
I-1
1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam rangka peningkatan pemenuhan kebutuhan tenaga listrik rakyat secara adil
dan merata serta mendorong pertumbuhan ekonomi, perlu dilakukan percepatan
pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan termasuk pembangunan pembangkit 35.000
MW dan jaringan transmisi sepanjang 46.000 km dengan mengutamakan penggunaan
energi baru dan terbarukan dalam rangka mendukung upaya penurunan emisi gas rumah
kaca. Pemerintah Pusat menugaskan kepada PT PLN (Persero) dengan memberikan
dukungan berupa penjaminan, percepatan Perizinan dan non perizinan, penyediaan energi
primer, tata ruang, penyediaan tanah, dan penyelesaian hambatan dan permasalahan, serta
penyelesaian permasalahan hukum yang dihadapi.
Untuk mengatasi krisis listrik yang sering terjadi pemerintah telah merencanakan
program pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW yang dituangkan dalam Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2016. Program percepatan pembangunan pembangkit tersebut
adalah program yang diselaraskan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT.
PLN (Persero) tahun 2016 – 2025. Pemerintah bersama PLN dan swasta akan membangun
beberapa pembangkit, terdiri dari PLN dengan total kapasitas 10.681 MW dan 74 proyek
oleh swasta/Independent Power Producer (IPP) dengan total kapasitas 25.904 MW.
Dengan memperhatikan kondisi tersebut di atas maka PT. PLN (Persero)
menugaskan PT Indonesia Power untuk merencanakan dan membangun Pembangkit Listrik
Tenaga Gas Uap (PLTGU) Blok 3 di kawasan PT Indonesia Power UP Semarang dengan
kapasitas terpasang 800 MW. Pengembangan ini dilakukan dengan memanfaatkan aset-
aset yang telah dimiliki oleh perusahaan seperti lahan, fasilitas sistem bahan bakar,
dermaga, switchyard dan jalan masuk, sehingga pembangunan PLTU/PLTGU/PLTG 800
MW ini, PT. PLN (Persero) tidak memerlukan pembebasan lahan yang baru.
Kapasitas pembangkit terpasang saat ini sebesar 1.350 MW dengan jenis
pembangkit yang beroperasi berupa PLTU-1 50 MW; PLTU-2 50 MW; PLTU-3 200 MW;
PLTGU Blok I (GTG 3x110 MW; STG 1x195 MW) dan PLTGU Blok II (GTG 3x110 MW; STG
1x195 MW). Total kapasitas terpasang setelah penambahan 800 MW (brutto) menjadi
sebesar 2.150 MW. Hingga saat ini kawasan PLTU/PLTGU/PLTG Tambak Lorok telah
dilakukan beberapa pengembangan operasional, yaitu:
1. Tahun 2008 dilakukan rehabilitasi dan gasifikasi PLTU-3 yang dilengkapi dengan
studi AMDAL yang disetujui berdasar SK Gubenur Jawa Tengah Nomor
660.1/6/2008 tanggal 11 Februari 2008. Mengacu pada Pasal 73 Peraturan
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
I-2
Pemerintah No. 27 Tahun 2012, tentang Izin Lingkungan, dinyatakan dokumen
Amdal ini dipersamakan sebagai Izin Lingkungan
2. Tahun 2010- dilakukan pengembangan bahan bakar MFO dan gas untuk PLTGU
Tambak Lorok yang dilengkapi dengan studi AMDAL yang disetujui berdasarkan SK
Walikota Semarang Nomor 660.3/100, pada tanggal 30 Maret 2010. Mengacu pada
Pasal 73 Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012, tentang Izin Lingkungan,
dinyatakan dokumen Amdal ini dipersamakan sebagai Izin Lingkungan
3. Tahun 2012 direncanakan penambahan kapasitas pembangkit PLTU/PLTGU/PLTG
dari 1350 MW menjadi 1500 MW dengan penambahan satu unit PLTG. Rencana
kegiatan ini telah mendapatkan Izin Lingkungan dari Gubernur Provinsi Jawa
Tengah No 660.1/40 Tahun 2012 Tanggal 21 September 2012 Tentang Izin
Lingkungan Kegiatan Pengembangan dan Operasional PLTU/PLTGU/PLTG 1.500
MW Tambak Lorok Di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah Hingga saat ini
rencana kegiatan tersebut tidak jadi direalisasikan, sehingga izin lingkungan yang
sudah diterbitkan dinyatakan kedaluwarsa (> 3 tahun).
Pada tahun 2016, telah dilakukan Feasibility Study of New Tambak Lorok Combined
Cycle Power Plant oleh AF-Consult Ltd dan dinyatakan layak untuk dilakukan pembangunan
di kawasan tersebut. Dokumen Feasibility Study tersebut sebagai acuan menyusun
Adendum ANDAL dan RKL-RPL dalam upaya PT Indonesia Power untuk mendapatkan Izin
Lingkungan.
1.1.1 Justifikasi Rencana Perubahan Kegiatan
Merujuk pada Keputusan Walikota Semarang No 660.3/100 Tentang Persetujuan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) Kegiatan Pengembangan Kawasan
PLTU-PLTGU Tambak Lorok Semarang Oleh PT.Indonesia Power Unit Bisnis
Pembangkitan Semarang di Jalan Ronggowarsito Komplek Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang, Tanggal 20 Maret 2010, diktum kelima “Apabila dilakukan perluasan,
pemindahan dan atau perubahan rencana kegiatan sehingga Dokumen Persetujuan AMDAL
sebagaimana dimaksud diktum pertama tidak sesuai lagi untuk dijadikan acuan pengelolaan
lingkungan hidup rencana kegiatan tersebut, maka wajib dilakukan studi AMDAL baru”
(mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan).
Kewajiban menyusun Adendum Andal dan RKL-RPL mengacu pada arahan dari
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah Nomor 660.1/BLH.II/0097 tanggal 18
Januari 2016, Angka 4 butir b yang menetapkan perubahan kelayakan lingkungan hidup dan
rekomendasi UKl-UPL dilakukan melalui proses penyusunan dan penilaian Adendum
ANDAL dan RKL-RPL sepanjang tidak menimbulkan dampak penting hipotetik (DPH) baru
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
I-3
dalam proses kajian dampak dan tidak ada perluasan wilayah ekologis. Kegiatan
penambahan kapasitas pembangkit sebesar 800 MW yang direncanakan merupakan
kegiatan yang tipikal sama dengan kegiatan pembangkit yang sudah berjalan dan berada di
dalam lahan eksisiting, sehingga tidak menghasilkan DPH baru dan menyebabkan
perluasan wilayah ekologis.
Berdasarkan Keputusan Gubenur Jawa Tengah No 660.1/40 tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan Kegiatan Pengembangan dan Operasional PLTU/PLTGU/PLTG 1.500 MW
Tambak Lorok di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah tanggal 21 September 2012, diktum
keenam yang menyebutkan PT.PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit
Thermal Jawa Bali wajib mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabila
usaha dan/atau kegiatan direncanakan untuk dilakukan perubahan meliputi: perubahan
kepemilikan usaha, perubahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, perubahan
yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup yang memenuhi kriteria salah satunya
penambahan kapasitas produksi, dan tidak dilaksanakannya rencana usaha dan/atau
kegiatan dalam jangka waktu 3 tahun sejak diterbitkan Izin Lingkungan. Sampai saat ini PT
Indonesia Power Unit Pembangkit Semarang belum melakukan pembangunan pembangkit
dengan kapasitas 1500 MW sesuai yang direncanakan. Mengacu pada Pasal 50 ayat 2
huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012, pemrakarsa mengajukan perubahan
izin lingkungan karena tidak dilaksanakannya rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam
jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya Izin Lingkungan.
Mengacu pada Pasal 50 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan, PT. Indonesia Power UP Semarang selaku Pemrakarsa Kegiatan
wajib mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabila kegiatan yang telah
memperoleh Izin Lingkungan direncanakan untuk dilakukan perubahan.
Perubahan rencana kegiatan berupa penambahan kapasitas PLTU/PLTGU/PLTG
800 MW di atas lahan 2,00 Ha, ini sudah memenuhi ketentuan sebagaimana tertulis dalam
Pasal 50 ayat (2) huruf c yaitu :
• Angka 1 : perubahan dalam penggunaan alat-alat produksi yang
berpengaruh terhadap lingkungan hidup;
• Angka 2 : penambahan kapasitas produksi;
• Angka 3 : perubahan spesifikasi teknik yang memengaruhi lingkungan;
• Angka 4 : perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan; dan
huruf e tidak dilaksanakannya rencana Usaha dan/atau Kegiatan dalam jangka waktu 3
(tiga) tahun sejak diterbitkannya Izin Lingkungan.
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
I-4
Merujuk pada ayat (3), sebelum mengajukan permohonan perubahan Izin
Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di atas, pemrakarsa wajib mengajukan
permohonan perubahan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup.
Selain beberapa rujukan diatas kewajiban penyusunan Adendum Andal dan RKL-
RPL juga didasarkan pada Berita Acara Rapat Koordinasi Teknis dan Tinjauan Lapangan
Dalam Rangka Penentapan Dokumen Lingkungan Hidup dan Kewenangan Penilaiaan
Dokumen Lingkungan Hidup Rencana Pengembangan Kapasitas Pembangkit Indonesia
Power Unit Pembangkitan Semarang di Tambak Lorok Oleh PT Indonesia Power UP
Semarang, Nomor 660.1/DINAS LINGKUNGAN HIDUP II/0097 tanggal 18 Januari 2016
ditetapkan bahwa PT Indonesia Power UP Semarang diwajibkan menyusun dokumen
Adendum ANDAL dan RKL-RPL untuk memperoleh Izin Lingkungan. Dapat dilihat pada
Tabel 1.1.
Tabel 1. 1 Perubahan Kegiatan
No Rencana Perubahan Kategori perubahan
1. Penambahan kasapasitas pembangkit sebesar 800 MW dari 1350 MW menjadi 2.150 MW
Penambahan kapasitas produksi dan perubahan dalam penggunaan alat-alat produksi yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup;
2. Perubahan air pendingin dari 22,66 m3/det menjadi 36,93 m3/det
• perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan
• perubahan spesifikasi teknik yang memengaruhi lingkungan
3. Penambahan debit air proses menjadi 20.700 ltr/det
• perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan
• perubahan spesifikasi teknik yang memengaruhi lingkungan
4. Penambahan luas bangunan 10.625 m2 perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan
5. Penambahan saluran intake • perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan
• perubahan spesifikasi teknik yang memengaruhi lingkungan
1.1.2 Kewenangan Penilaian Dokumen
Mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2013
Tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta
Penerbitan Izin Lingkungan, kegiatan pengembangan dan operasional PLTU/PLTGU/PLTG
800MW Tambak Lorok merupakan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Bersifat
Strategis Yang Merupakan Kewenangan Bupati/Walikota yang Penilaian Amdalnya
Dilakukan Oleh KPA Kabupaten/Kota, namun berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal
Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan No. S.734/PKTL-PDLUK/2015 tanggal 24 Juli
2015 tentang kewenangan Penilaian Amdal atau UKL-UPL untuk rencana usaha dan/atau
kegiatan yang berlokasi di wilayah laut dari garis pantai sampai dengan 12 mil ke arah laut
lepas dan /atau perairan kepulauan dilaksanakan oleh KPA Provinsi. PLTU/PLTGU/PLTG
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
I-5
Tambak Lorok merupakan yang memanfaatkan perairan laut, sehingga kewenangan
penilaian dokumen Adendum ANDAL dan RKL-RPL kegiatan Pengembangan dan
Operasional PLTU/PLTGU/PLTG 800MW Tambak Lorok yang akan berada di Komisi Penilai
Amdal Provinsi Jawa Tengah. Kewenangan penerbitan keputusan kelayakan/ketidaklayakan
lingkungan hidup dan perubahan izin lingkungan oleh Gubernur Jawa Tengah. Penentuan
kewenangan penilaian dokumen juga mengacu pada Pasal 11 ayat (2) Permen LH No. 8
Tahun 2013, dimana rencana usaha dan/atau kegiatan yang penyusunan Amdalnya
menggunakan pendekatan terpadu atau kawasan dan kewenangan penilaiannya berada di
KPA provinsi dan KPA kabupaten/kota penilaian Amdalnya dilakukan KPA Provinsi.
Rencana pengembangan PT. Indonesia Power merupakan kegiatan yang penyusunan
amdalnya menggunakan pendekatan terpadu yang kewenanganan penilaiannya berada di
KPA Provinsi Jawa Tengah dan KPA Kota Semarang.
Pendekatan studi yang dilakukan dalam penyusunan Adendum Andal dan RKL-RPL
ini adalah pendekatan terpadu, sedangkan sistematika penyusunan dokumen ini merupakan
modifikasi dari lampiran I, II dan III peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan.
1.2 Tujuan dan Manfaat Perubahan Rencana Kegiatan
1.2.1 Tujuan
Tujuan dari rencana kegiatan adalah penambahan kapasitas pembangkit sebesar
800 MW, di PLTU/PLTGU/PLTG PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Semarang.
1.2.2 Manfaat
Bertambahnya kapasitas pembangkit di PLTU/PLTGU/PLTG PT. Indonesia Power
Unit Pembangkitan Semarang untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik bagi masyarakat,
serta tercapainya Program Percepatan Pembangunan Pembangkit 35.000 MW sesuai
dengan kebijakan pemerintah.
Manfaat rencana kegiatan penambahan kapasitas sebesar 800 MW untuk mengikuti
Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2006 yaitu Program Percepatan Pembangunan
Pembangkit 35.000 MW adalah program yang diselaraskan dengan Rencana Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik PT. PLN (Persero) tahun 2006 – 2015 yang telah ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2059 K/31/MEM/2005.
1.3 Pelaksanaan Adendum Andal dan RKL-RPL
1.3.1 Pemrakarsa dan Penanggungjawab Adendum ANDAL dan RKL–RPL
Nama Perusahaan : PT.Indonesia Power Unit Pembangkitan Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
I-6
Kegiatan/Usaha : Pembangkit listrik
Alamat Usaha : Jalan Ronggowarsito, Tanjung Emas, Kota Semarang
Penaggungjawab : Tarwaji
Jabatan : General Manager
Telepon : (024) 3518371; (024) 3546835
Fax : (024) 3546835
Website : www.indonesiapower.co.id
1.3.2 Identitas Penyusun Adendum ANDAL dan RKL–RPL
Tim pelaksana Studi Adendum Andal dan RKL-RPL Pengembangan dan
Operasional PLTU/PLTGU/PLTG 800 MW di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah,
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 Pasal 10 ayat
1 tentang Izin Lingkungan berbunyi bahwa ”Pemrakarsa dalam menyusun dokumen AMDAL
dapat dilakukan sendiri atau meminta bantuan kepada pihak lain“. Pasal 10 ayat 2 yang
berbunyi “Pihak lain sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi penyusun AMDAL dapat
dilakukan perorangan atau yang tergabung dalam lembaga penyedia jasa penyusunan
dokumen AMDAL“, serta Pasal 11 ayat 1 yang berbunyi “Penyusunan dokumen AMDAL
wajib dilakukan oleh Penyusun AMDAL yang memiliki sertifikat kompetensi Penyusun
AMDAL“, sehingga PT. Indonesia Power UP Semarang melalui surat Nomor
113.1/193/UPSMG/2016 tanggal 30 November 2016 menunjuk tim penyusun dan tenaga
ahli untuk melakukan studi Adendum Andal dan RKL-RPL Pembangunan PLTGU 800 MW
Tambak Lorok. Adapun tim penyusun dan tenaga ahli tersebut tercantum pada Tabel 1.2.
Tabel 1. 2 Penyusun Adendum Amdal IP
No Nama Jabatan/Klasifikasi Masa Berlaku
1 Ika Bagus Priyambada,ST,M.Eng Ketua Tim Penyusun,Sertifikat KTPA No.K.002.09.09.11.000031
Team Leader 4 September 2018
2 Wiris Sutiono,SE,MM
Anggota Tim Penyusun, Sertifikat ATPA
No.A060.01.13.11.000644
Tenaga Ahli Sosial Ekonomi Budaya
24 Desember
2018
3. Ir.Sugeng Widada,M.Si
Anggota Tim Penyusun, Sertifikat KTPA
No.K078.08.14.11.000617
Tenaga Ahli Hidrooceanografi
3 September 2017
4. Arya Rezagama,ST,MT
Anggota Tim Penyusun, Sertifikat ATPA
No.A.062.03.13.11.000685
Tenaga Ahli Lingkungan
24 Desember
2018
5. Dr.Haryono S Huboyo,ST,MT Tenaga Ahli Kualitas Udara
6. Drs. Tony Yulianto, MT Tenaga Ahli Kebisingan dan Getaran
6. Ir.Winardi Dwi Nugraha, MSi Tenaga Ahli Sipil
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
I-7
No Nama Jabatan/Klasifikasi Masa Berlaku
7. Wiharyanto Oktiawan,ST,MT Tenaga Ahli Fisik Kimia Kualitas Air Permukaan
8. Dr. Badrus Zaman,ST,MT Tenaga Ahli Biologi
9. Karnoto,ST,MT Tenaga Ahli Kelistrikan
10. Nur Sigit Pramana, ST Tenaga Ahli Perpetaan
11. Dodik Pramono,dr,Msi.Med Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat
12. Ir.Indro Sumantri,M.Eng Tenaga Ahli Fisik Kimia Kualitas Air Limbah
13. Aris Ismanto, SSI, MSi. Tenaga Ahli Pemodelan Limbah Bahang
14. Muhammad Arief Setiawan,ST Asisten Tenaga Ahli Teknik Lingkungan
15 Drs.Subagiyo,Msi Tenaga Ahli Biologi Kelautan
1.4 Deskripsi Perubahan Rencana Kegiatan
Kapasitas terpasang eksisting yang sudah operasional adalah sebesar 1.350 MW,
sedangkan pengembangan PLTU/PLTGU/PLTG yang akan dibangun memiliki kapasitas
maksimal 800 MW sehingga total kapasitas terpasang adalah 2.150 MW. Kajian Amdal
dilakukan dengan pendekatan Amdal terpadu dengan substansi yang menunjukkan kegiatan
suatu kawasan.
1.4.1 Status Adendum Andal dan RKL-RPL
Penyusunan Adendum Andal dan RKL-RPL Rencana Pengembangan Kapasitas
Eksisting 1.350 MW menjadi 2.150 MW PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Semarang
dilakukan setelah penyusunan studi kelayakan teknis “New Tambak Lorok Combined
Cycle Power Plant”.
1.4.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Semarang
Pembangunan PLTU/PLTGU/PLTG 800 MW berada pada lahan eksisting yang
sudah ada dalam kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Tambak Lorok di Kecamatan
Semarang Utara sesuai pada Gambar 1.1. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota
Semarang Nomor 14 tahun 2011 tentang RTRW Kota Semarang Tahun 2011-2031 seperti
pada pasal 28 mengenai rencana jaringan listrik poin 5 (a) yang menyatakan bahwan
peningkatan dan pemeliharaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tambak Lorok di
Kecamatan Semarang Utara; Kemudian pada poin 6 di perkuat untuk rencana penyediaan
listrik di Kota Semarang pada tahun 2031 sebesar 542.822 kVA. Sedangkan pada pasal 84
terkait Kawasan Industri akan direncanakan peningkatan kualitas kawasan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap Tambak Lorok di Kecamatan Semarang Utara.
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
I-8
Gambar 1. 1 RTRW Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-1
Tabel 5. 1 Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Dampak Penting Yang Dikelola (Hasil Arahan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam ANDAL)
A. Tahap Pra Konstruksi
1. Perubahan Persepsi dan Sikap Masyarkat
Adanya sossialisasi rencana kegiatan dan survey lapangan untuk kegiatan pengembangan PLTGU 800 MW
Tidak timbulnya persepsi negatif masyarakat akibat Pembangunan PLTGU Semarang (1 x 800 MW) terutama di Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Kemijen.
Sosialisasi rencana kegiatan Pembangunan PLTGU Semarang (1 x 800 MW) di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah Sosialisasi rencana kegiatan dilakukan dengan cara yang praktis dan sederhana, agar mudah diterima oleh masyarakat.
• Sosialisasi terutama berisi tentang tujuan dan manfaat proyek terhadap masyarakat secara luas, kegiatan yang akan dilakukan, jadwal pelaksanaan kegiatan, dan dampak yang ditimbulkan.
• Sosialisasi rencana kegiatan dan CSR dilakukan dengan melibatkan formal leader (Camat, Lurah, Staf. Lurah, LPMK), informal leader (Tokoh pemuda, alim ulama, pemuka masyarakat, LSM) dan masyarakat biasa
• Mengembangkan institusi lokal (Camat, Kelurahan, RW, RT LSM permerhati Lingkungan) untuk mengkomunikasikan berbagai persoalan dan pemecahannya.dengan membentuk forum komuniskasi
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen RW 05)
Sebelum dan setelah kegiatan studi perencanaan berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
B. Tahap Konstruksi
1 Peningkatan Kesempatan Kerja
Rekruitment tenaga kerja konstruksi
Tenaga kerja lokal yang terserap / bekerja 40% dari 300 TK yang dibutuhkan
• Menginformasikan kebutuhan tenaga kerja konstruksi (jumlah dan kualifikasi) pada kegiatan tahap konstruksi.
• Pemrakarsa mengutamakan tenaga kerja lokal dibandingkan tenaga kerja non-lokal jika memang tersedia sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
• Memberikan program CSR (pemberdayaan masyarakat) kepada masyarakat yang tidak mendapatan kesempatan kerja.
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen RW 05)
Sebelum dan selama kegiatan konstruksi berlangsung, pada proses rekruitmen tenaga kerja
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-2
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
2 Peluang berusaha Rekruitment tenaga kerja konstruksi
Adanya warga sekitar yang dapat melakukan kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan pekerja pada kegiatan konstruksi .
• Memberikan tempat bagi warga sekitar untuk usaha informal seperti warung makanan dan minuman
• Memberikan program CSR (pemberdayaan masyarakat) kepada masyarakat yang tidak mendapatan kesempatan kerja.
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen RW 05)
Selama kegiatan konstruksi berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-3
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
3 Peningkatan Pendapatan masyarakat
Rekruitment tenaga kerja konstruksi
tenaga kerja lokal yang terserap / bekerja 40% dari 300 TK yang dibutuhkan
• Pemrakarsa mengutamakan tenaga kerja lokal dibandingkan tenaga kerja non-lokal sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan
• Memberikan program CSR (pemberdayaan masyarakat) kepada masyarakat yang tidak mendapatan kesempatan kerja.
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan konstruksi berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
4 Perubahan Persepsi dan sikap masyarakat
Rekruitment tenaga kerja konstruksi
Tidak timbulnya persepsi negatif masyarakat bahkan meningkatkan persepsi positif akibat Rekruitment tenaga kerja konstruksi pembangunan PLTGU Semarang (1 x 800 MW) terutama di Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Kemijen.
• Pemrakarsa menginformasikan kebutuhan tenaga kerja konstruksi (jumlah dan kualifikasi) pada kegiatan tahap konstruksi.
• Pemrakarsa mengutamakan tenaga kerja lokal dibandingkan tenaga kerja non-lokal jika memang tersedia sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan
• Memberikan program CSR (pemberdayaan masyarakat) kepada masyarakat yang tidak mendapatan kesempatan kerja.
• Memberikan informasi program CSR perbaikan sarana dan prasana) kepada masyarakat
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan rekruitmen TK. konstruksi berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-4
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
5 Penurunan kenyamanan
Mobilisasi peralatan Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk protes dan tuntutan kepada pemrakarsa sampai mengarah pada penolakan masyarakat terhadap kegiatan mobilisasi peralatan PLTGU Semarang (1 x 800 MW) terutama di Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Kemijen.
Sosialisasi operasional PLTGU Semarang (1 x 800 MW) dan dampak-dampak yang ditimbulkan. Pengelolaan dampak penurunan kualitas udara, kebisingan, ganguan lalu lintas pada kegiatan mobilisasi peralatan, antara lain::
• Menerapkan kontrol ketat terhadap alat pengendali emisi untuk kondisi abnormal
• Memperapat pagar pembatas yang menyerap tingkat kebisingan dan dapat menahan persebaran debu lebih luas.
• Pengolahan air limbah di WWTP, oil separator
• Melaksanakan rekomendasi andal lalin
• Melaksanakan program CSR perbaikan sarana dan prasana) kepada masyarakat
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen ( RW 05)
Selama kegiatan mobilisasi peralatan berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-5
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
6 Perubahan Persepsi dan sikap masyarakat
Mobilisasi peralatan Tidak adanya intensitas keluhan persepsi negatif masyarakat bahkan meningkatkan persepsi positif akibat mobilisasi peralatan pembangunan PLTGU Semarang (1 x 800 MW) terutama di Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Kemijen.
• Memberikan informasi rencana kegiatan dan pengelolaan lingkungan yang akan dilaksanakan
• Memberikan program CSR (pemberdayaan masyarakat) kepada masyarakat yang tidak mendapatan kesempatan kerja.
• Memberikan informasi program CSR perbaikan sarana dan prasana) kepada masyarakat
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen ( RW 05)
Selama kegiatan mobilisasi peralatan berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
7 Penurunan kenyamanan
Mobilisasi material Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk protes dan tuntutan kepada pemrakarsa sampai mengarah pada penolakan masyarakat terhadap kegiatan mobilisasi material PLTGU Semarang (1 x 800 MW) terutama di Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Kemijen.
Sosialisasi operasional PLTGU Semarang (1 x 800 MW) dan dampak-dampak yang ditimbulkan. Pengelolaan dampak penurunan kualitas udara, kebisingan, ganguan lalu lintas pada kegiatan mobilisasi material , antara lain::
• Menerapkan kontrol ketat terhadap alat pengendali emisi untuk kondisi abnormal
• Memperapat pagar pembatas yang menyerap tingkat kebisingan dan dapat menahan persebaran debu lebih luas.
• Penyiraman jalan dengan air serta penyiramanair pada tapak kegiatan
• Penutupan material yang diangkut deengan terpal.
• Melaksanakan rekomendasi andal lalin
• Melaksanakan program CSR perbaikan
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen ( RW 05)
Selama kegiatan mobilisasi materail berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-6
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
sarana dan prasana) kepada masyarakat • Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
8 Perubahan Persepsi dan sikap masyarakat
Mobilisasi material Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk protes dan tuntutan kepada pemrakarsa sampai mengarah pada penolakan masyarakat terhadap kegiatan mobilisasi materail PLTGU Semarang (1 x 800 MW) terutama di Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Kemijen.
• Memberikan inforasi rencana kegiatan dan pengelolaan lingkungan yang akan dilaksanakan
• Memberikan program CSR (pemberdayaan masyarakat) kepada masyarakat yang tidak mendapatan kesempatan kerja.
• Memberikan informasi program CSR perbaikan sarana dan prasana) kepada masyarakat
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen ( RW 05)
Selama kegiatan mobilisasi material berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-7
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
9 Peningkatan Air larian
Penyiapan lahan Tidak terjadinya aliran air hujan di permukaan tanah yang kemungkinan menggenangi wilayah sekitarnya
• Pembuatan drainase dengan dimensi yang memadai untuk dapat mengalirkan debit air sebesar 0,092 m3/detik sehingga tidak ada aliran air hujan yang tidak tertampung di saluran drainase tersebut.
Pada area rencana tapak pembangunan pembangkit dan fasilitas pendukungnya
Segera setelah proses pengurugaan dan pematangan lahan selesai
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
10 Penurunan Kenyamanan
Penyiapan lahan Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk protes dan tuntutan kepada pemrakarsa sampai mengarah pada penolakan masyarakat terhadap kegiatan penyiapan lahan PLTGU Semarang (1 x 800 MW) terutama di Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Kemijen.
Sosialisasi operasional PLTGU Semarang (1 x 800 MW) dan dampak-dampak yang ditimbulkan. Pengelolaan dampak penurunan kualitas udara, kebisingan, ganguan lalu lintas pada kegiatan penyiapan lahan , antara lain::
• Memperapat pagar pembatas yang menyerap tingkat kebisingan dan dapat menahan persebaran debu lebih luas.
• Penyiraman jalan dengan air serta penyiraman air pada tapak kegiatan
• Penutupan material yang diangkut dengan terpal.
• Melaksanakan rekomendasi andal lalin
• Pengolahan air limbah di WWTP, oil separator dan saluran pembuangan (drainase)
• Melaksanakan informasi program CSR perbaikan sarana dan prasana) kepada masyarakat
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen ( RW 05)
Selama kegiatan penyiapan lahan berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-8
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
11 Perubahan Persepsi dan sikap masyarakat
Penyiapan lahan Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk protes dan tuntutan kepada pemrakarsa sampai mengarah pada penolakan masyarakat terhadap kegiatan penyiapan lahan PLTGU Semarang (1 x 800 MW) terutama di Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Kemijen.
• Memberikan informasi rencana kegiatan dan pengelolaan lingkungan yang akan dilaksanakan
• Memberikan program CSR (pemberdayaan masyarakat) kepada masyarakat yang tidak mendapatan kesempatan kerja.
• Memberikan informasi program CSR perbaikan sarana dan prasana) kepada masyarakat
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen ( RW 05)
Selama kegiatan penyiapan lahan berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Tahap Operasional
1 Peningkatan Kesempatan kerja
Rekreuitment tenaga kerja
Adanya tenaga kerja lokal yang terserap
• Menginformasikan kebutuhan tenaga kerja operasional (jumlah dan kualifikasi) pada kegiatan tahap konstruksi.
• Pemrakarsa mengutamakan tenaga kerja lokal dibandingkan tenaga kerja non-lokal jika memang tersedia sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan
• Memberikan program CSR (pemberdayaan masyarakat) kepada masyarakat yang tidak mendapatan kesempatan kerja.
• Memberikan informasi program CSR perbaikan sarana dan prasana) kepada masyarakat
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen RW 05)
Sebelum dan selama kegiatan operasional berlangsung, pada proses rekruitmen tenaga kerja
Pelaksana : PT Indonesia Power Pengawas: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
c. Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
d. Kelurahan Tanjung
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-9
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Mas e. Kelurahan Kemijen Pelaporan: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
2 Peningkatan Pendapatan masyarakat
Rekreuitmen tenaga kerja
Adanya tenaga kerja lokal yang terserap
• Pemrakarsa mengutamakan tenaga kerja lokal dibandingkan tenaga kerja non-lokal sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan
• Melaksanakan program CSR (pemberdayaan masyarakat) kepada masyarakat yang tidak mendapatan kesempatan kerja.
• Melakdsanakan program CSR perbaikan sarana dan prasana) kepada masyarakat
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Sebelum dan selama kegiatan operasional berlangsung, pada proses rekruitmen tenaga kerja
Pelaksana : PT Indonesia Power Pengawas: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
c. Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
d. Kelurahan Tanjung Mas
e. Kelurahan Kemijen Pelaporan: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
3 Perubahan Persepsi dan sikap masyarakat
Rekreuitmen tenaga kerja
Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk protes dan tuntutan kepada pemrakarsa sampai mengarah pada penolakan masyarakat terhadap kegiatan rekreuitmen tenaga kerja
• Memberikan informasi rencana kegiatan dan pengelolaan lingkungan yang akan dilaksanakan
• Memberikan program CSR (pemberdayaan masyarakat) kepada masyarakat yang tidak mendapatan kesempatan kerja.
• Memberikan informasi program CSR perbaikan sarana dan prasana) kepada masyarakat
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen ( RW 05)
Selama kegiatan rekreuitmen tenaga kerja berlangsung
Pelaksana : PT Indonesia Power Pengawas: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
c. Kecamatan
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-10
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
PLTGU Semarang (1 x 800 MW) terutama di Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Kemijen.
Semarang Utara dan Semarang Timur
d. Kelurahan Tanjung Mas
e. Kelurahan Kemijen Pelaporan: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
4 Penurunan Kualitas udara
commisioning Parameter TSP, SO2, NO2, , O3, Pb memenuhi baku mutu sesuai SK Gub No.8/2001 ttg Baku Mutu Udara Ambien
Memberikan informasi mengenai prosedur kerja sebelum melaksanakan pekerjaan, terutama pekerjaan yang menggunakan keahlian.
• Menggunakan alat pelindung diri bagi para pekerja pada saat melaksanakan pekerjaan
• Segera menerapkan kontrol ketat terhadap alat pengendali emisi untuk kondisi abnormal
• Mempersingkat kondisi abnormal
Lokasi PT Indonesia Power
Selama masa commissioning
Pelaksana : PT Indonesia Power Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Pelaporan: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
4a. Peningkatan Kebisingan
commisioning Parameter Kebisingan ambien di permukiman tidak melebihi 55 dB(A) sesuai KepMenLh No.48 th.1996 ttg Baku Tingkat Kebisingan, dengan toleransi 3 dB(A)
• Membuat barier dengan menanam pohon jenis berdaun rapat pada tepi batas antara kawasan pembangkit terhadap permukiman
• Mengatur waktu commisioning untuk tidak dilakukan selama 24 jam
Area Pembangkit Selama masa commissioning
Pelaksana : PT Indonesia Power
Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Pelaporan: c. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
d. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-11
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
5 Peningkatan suhu air laut
commisioning Tidak terjadi peningkatan suhu air laut yang melebihi Baku Mutu Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004
• Pengaliran air panas dari kondensor melalui saluran terbuka sehingga kontak langsung dengan atmosfir dan terjadi pendinginan sebelum dibuang ke laut
• Untuk meminimalisir area yang terkena dampak dari kenaikan temperatur, air akan dilepaskan ke lingkungan melalui sistem multiport sehingga segera terjadi pencampuran antara air dari unit pembangkit dengan air laut
Pada saluran pembungan air panas dari kondensor hingga ke outlet di laut
Selama kegiatan commissioning dan operasi pembangkit listrik
Pelaksana : PT Indonesia Power Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Pelaporan: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
6 Penurunan kenyamanan
commisioning Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk protes dan tuntutan kepada pemrakarsa sampai mengarah pada penolakan masyarakat terhadap kegiatan commisioning PLTGU Semarang (1 x 800 MW) terutama di Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Kemijen.
Sosialisasi operasional PLTGU Semarang (1 x 800 MW) dan dampak-dampak yang ditimbulkan. Pengelolaan dampak penurunan kualitas udara, kebisingan, ganguan lalu lintas pada kegiatan commisioning, antara lain::
• Menerapkan kontrol ketat terhadap alat pengendali emisi untuk kondisi abnormal
• Pengolahan air limbah, oil separator dan saluran pembuangan (drainase)
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen ( RW 05)
Selama kegiatan commisioning berlangsung
Pelaksana : PT Indonesia Power Pengawas: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
c. Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
d. Kelurahan Tanjung Mas
e. Kelurahan Kemijen Pelaporan: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-12
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
7 Perubahan Persepsi dan sikap masyarakat
commisioning Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk protes dan tuntutan kepada pemrakarsa sampai mengarah pada penolakan masyarakat terhadap kegiatan commisioning PLTGU Semarang (1 x 800 MW) terutama di Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Kemijen.
• Memberikan inforMasi rencana kegiatan dan pengelolaan lingkungan yang akan dilaksanakan
• Memberikan informasi program CSR (pemberdayaan masyarakat) kepada masyarakat yang tidak mendapatan kesempatan kerja.
• Memberikan informasi program CSR perbaikan sarana dan prasana) kepada masyarakat
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen ( RW 05)
Selama kegiatan commisioning berlangsung
Pelaksana : PT Indonesia Power Pengawas: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
c. Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
d. Kelurahan Tanjung Mas
e. Kelurahan Kemijen Pelaporan: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
8 Penurunan Kualitas udara
Kegiatan operasional dan perawatan pembangkit
-Parameter SOx, NOx, TSP memenuhi baku mutu emisi seperti tertuang dalam PermenLH 21/2008 -Parameter TSP, SO2, NO2, ,O3, Pb memenuhi baku mutu sesuai SK Gub No.8/2001 ttg Baku Mutu Udara Ambien -Parameter NH3 dan H2S memenuhi baku mutu sesuai KepMenLH No.50/1996
• Melakukan pemeliharaan secara rutin turbin pembangkit
• Melakukan pengendalian emisi pencemar dengan alat pengendali yang dikontrol secara kontinyu
• Melakukan penanaman tanaman penyerap gas pencemar udara antara lain bambu, akasia dan tanaman sejenis lainnya baik dip agar pembatas maupun di dalam lokasi pabrik
Lokasi PT Indonesia Power
Selama masa operasi dan pemeliharaan
Pelaksana : PT Indonesia Power Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Pelaporan: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
8.a Peningkatan Kebisingan
Kegiatan operasional dan perawatan pembangkit
Parameter Kebisingan ambien di permukiman tidak melebihi 55 dB(A) sesuai KepMenLh No.48 th.1996 ttg Baku Tingkat
• Membuat barier dengan menanam pohon jenis berdaun rapat pada tepi batas antara kawasan pembangkit terhadap permukiman
Area batas Pembangkit
Selama masa operasi dan pemeliharaan
Pelaksana : PT Indonesia Power
Pengawas:
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-13
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Kebisingan, dengan toleransi 3 dB(A)
Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Pelaporan: c. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
d. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
9 Peningkatan suhu air laut
Kegiatan operasional dan perawatan pembangkit
Tidak terjadi peningkatan suhu air laut yang melebihi Baku Mutu Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004
• Pengaliran air panas dari kondensor melalui saluran terbuka sehingga kontak langsung dengan atmosfir dan terjadi pendinginan sebelum dibuang ke laut
• Untuk meminimalisir area yang terkena dampak dari kenaikan temperatur, air akan dilepaskan ke lingkungan melalui sistem multiport sehingga segera terjadi pencampuran antara air dari unit pembangkit dengan air laut
Pada saluran pembungan air panas dari kondensor hingga ke outlet di laut
Selama kegiatan commissioning dan operasi pembangkit listrik
Pelaksana : PT Indonesia Power Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Pelaporan: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
10 Penurunan kenyamanan
Kegiatan operasional dan perawatan pembangkit
Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk protes dan tuntutan kepada pemrakarsa sampai mengarah pada penolakan masyarakat terhadap kegiatan operasional dan perwatan pembangkit PLTGU Semarang (1 x 800 MW) terutama di Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Kemijen.
Sosialisasi operasional PLTGU Semarang (1 x 800 MW) dan dampak-dampak yang ditimbulkan. Pengelolaan dampak penurunan kualitas air larian, kebisingan, gangguan lalulintas, getaran, timbulan limbah padat dan kegiatan pemeliharaan, antara lain :
• Memperapat pagar pembatas yang menyerap tingkat kebisingan
• Pengolahan air limbah di WWTP, oil separator dan saluran pembuangan (drainase)
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen ( RW 05)
Selama kegiatan commisioning berlangsung
Pelaksana : PT Indonesia Power Pengawas: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
c. Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
d. Kelurahan Tanjung Mas
e. Kelurahan Kemijen Pelaporan: a. Dinas Lingkungan
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-14
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
11 Perubahan Persepsi dan sikap masyarakat
Kegiatan operasional dan perawatan pembangkit
Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk protes dan tuntutan kepada pemrakarsa sampai mengarah pada penolakan masyarakat terhadap kegiatan operasional dan perawatan pembangkit PLTGU Semarang (1 x 800 MW) terutama di Kelurahan Tanjungmas dan Kelurahan Kemijen.
Memberikan inforMasi rencana kegiatan dan pengelolaan lingkungan yang akan dilaksanakan
• Memberikan informasi program CSR (pemberdayaan masyarakat) kepada masyarakat yang tidak mendapatan kesempatan kerja.
• Memberikan informasi program CSR perbaikan sarana dan prasana) kepada masyarakat
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen ( RW 05)
Selama kegiatan opersional dan perawatan pembangkit berlangsung
Pelaksana : PT Indonesia Power Pengawas: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
c. Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
d. Kelurahan Tanjung Mas
e. Kelurahan Kemijen
Pelaporan: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Dampak Tidak Penting Yang Dikelola (RKL yang telah direncanakan dan merupakan bagian dari Rencana Kegiatan)
Tahap Konstruksi
1 Penurunan kualitas udara
Mobilisasi peralatan Parameter TSP, SO2, NO2, O3, Pb memenuhi baku mutu sesuai SK Gub No.8/2001 ttg Baku Mutu Udara Ambien
• Memberikan informasimengenai prosedur kerja
• sebelum melaksanakan pekerjaan, terutama pekerjaan yang menggunakan keahlian.
• Menggunakan alat pelindung diri pada saat melaksanakan pekerjaan
• Menyirami jalan dengan air untuk mengurangi hamburan debu
• Membuat rambu-rambu peringatan
Lokasi PT Indonesia POwer
Selama masa konstruksi berlangsung
Pelaksana : PT Indonesia Power Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, Pelaporan: a. Dinas Lingkungan
Hidup Dan
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-15
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
• Tapak proyek yang dekat dengan permukiman penduduk di pagar untuk mengurangi debu
• Menjalankan kendaraan pengangkut pada kecepatan sedang
• Memelihara jalan akses ke project site dalam kondisi baik (tidak berlubang, bergelombang dsb)
• Memelihara mesin kendaraan pengangkut secara teratur
Kehutanan Provinsi Jawatengah
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
2 Peningkatan Gangguan lalu lintas
Mobilisasi peralatan Tidak terjadi kemacetan lalu-lintas atau nilai derajat kejenuhan tidak melebihi nilai standar yang ditentukan 0,85 (MKJI,1997)
• Mobilsasi peralatan tidak dilakukan pada jam sibuk (09.00 – 16.00) dan setelah jam 18.00
• Melakukan pembongkaran peralatan di dalam lokasi tapak proyek.
• Berkoordinasi dengan Dishubkominfo Kota Semarang dan Satlantas Kota Semarang
• Pembuatan rambu-rambu lalu-lintas seperti: hati-hati ada proyek dan flash light.
• Penyediaan petugas pengatur lalu-lintas
• Pengaturan lalu-lintas keluar masuk proyek dan perparkiran serta pembatasan kecepatan 20 km/jam pada areal pendekat
• Parkir pekerja dan karyawan di dalam tapak proyek
• Kendaraan pengangkut material dan peralatan sebelum kelura dari tapak proyek harus membersihakan ban kendaraan
Jl Coaster (Akses masuk Indonesia Power)
Selama kegiatan mobilisasi peralatan
Instansi Pelaksana:
• PT. Indonesia Power Instansi Pengawas:
• Dishubkominfo Kota Semarang Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Prov. Jateng
3 Penurunan kamtibmas
Mobilisasi peralatan Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kamtibmas
o Menyiapkan petugas keamanan yang bekerjasama dengan lingkungan sekitar
o Membuat pagar pembatas lokasi kegiatan o Menyiapkan penerangan yang memadai
pada pada malam hari o Bekerjasama dengan aparat Kelurahan
dalam menciptakan ketertiban dan keamanan (Babinkamtibmas dan Polsek setempat)
Tapak proyek dan sekitarnya (Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen RW 05)
Selama kegiatan mobilisasi peralatan berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-16
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
4 Penurunan Kualitas udara
Mobilisasi material Parameter TSP, SO2, NO2, O3, Pb memenuhi baku mutu sesuai SK Gub No.8/2001 ttg Baku Mutu Udara Ambien
• Memberikan informasi mengenai prosedur kerja
• sebelum melaksanakan pekerjaan, terutama pekerjaan yang menggunakan keahlian.
• Menggunakan alat pelindung diri pada saat melaksanakan pekerjaan
• Menyirami jalan dengan air untuk mengurangi hamburan debu
• Menutup bak pengangkut material dengan terpal
• Membuat rambu-rambu peringatan
• Tapak proyek yang dekat dengan permukiman penduduk di pagar untuk mengurangi debu dan kebisingan
• Menjalankan kendaraan pengangkut pada kecepatan sedang
• Memelihara jalan akses ke project site dalam kondisi baik (tidak berlubang, bergelombang dsb)
• Memelihara mesin kendaraan pengangkut secara teratur
Kelurahan Tanjung Mas dan Kelurahan Kemijen.
Selama masa konstruksi berlangsung
Instansi Pelaksana:
• PT Indonesia Power
Instansi Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
6 Peningkatan Gangguan lalu lintas
Mobilisasi material Tidak terjadi kemacetan lalu-lintas atau nilai derajat kejenuhan tidak melebihi nilai standar yang ditentukan 0,85 (MKJI,1997)
• Mobilsasi material tidak dilakukan pada jam sibuk (09.00 – 16.00) dan setelah jam 18.00
• Melakukan pembongkaran material di dalam lokasi tapak proyek.
• Melakukan pembersihan ban kendaraan sebelum keluar lokasi proyek
• Berkoordinasi dengan Dishubkominfo Kota Semarang dan Satlantas Kota Semarang
• Pembuatan rambu-rambu lalu-lintas seperti: hati-hati ada proyek dan flash light.
• Penyediaan petugas pengatur lalu-lintas
• Pengaturan lalu-lintas keluar masuk proyek dan perparkiran serta pembatasan kecepatan 20 km/jam pada areal pendekat
• Parkir pekerja dan karyawan di dalam tapak proyek
Jl Coaster (Akses masuk Indonesia Power)
Selama kegiatan mobilisasi material
Instansi Pelaksana:
• PT. Indonesia Power Instansi Pengawas:
• Dishubkominfo Kota Semarang Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Prov. Jateng
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-17
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
7 Penurunan kamtimbmas
Mobilisasi material Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kamtibmas
• Menyiapkan petugas keamanan yang bekerjasama dengan lingkungan sekitar
• Membuat pagar pembatas lokasi kegiatan
• Menyiapkan penerangan yang memadai pada pada malam hari
• Bekerjasama dengan aparat Kelurahan dalam menciptakan ketertiban dan keamanan (Babinkamtibmas dan Polsek setempat)
Tapak proyek dan sekitarnya (Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen RW 05)
Selama kegiatan mobilisasi material berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
8 Penurunan Sanitasi lingkungan
Mobilisasi material • Sanitasi lingkungan dan permukiman baik
• Tidak ada peningkatan prevalensi penyakit diare selama tahap mobilisasi material.
• melakukan disiminasi informasi terkait dengan persyaratan kesehatan rumah tinggal dan kesehatan lingkungan permukiman berdasarkan Kepmenkes No 829/Meenkes/SK/VII/1999,
• Melaksanakan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri
• Membuat SOP tentang mobilisasi peralatan dan material
Lokasi kegiatan dan penduduk sekitar
Selama kegiatan pembangunan PLTGU berlangsung
Pelaksana : PT. Indonesia Power Pengawas :
• Dinas Kesehatan Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-18
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Semarang
9 Peningkatan Pravalensi penyakit
Mobilisasi material Tidak ada peningkatan prevalensi penyakit ISPA, akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan material pada pembangunan Indonesia Power. Tidak ada peningkatan penyakit Demam berdarah dengue akibat pembangunan pabrik.
• Pengendalian debu dengan cara antara lain penyiraman ban secara berkala, penutupan bak truk secara rapat, antara lain dengan terpal, pembatasan kecepatan truk, dan lain-lain.
• Melakukan kegiatan yang bersifat promotif dan preventif pada khususnya terhadap penyakit ISPA pada individu terkena dampak dari kegiatan mobilisasi sarana dan prasarana pembangunan Indonesia Power terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar jalur transportasi.
• Perda kota Semarang no 5 tahun 2010 tentang pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue .
• Peraturan Menteri Kesehatan RI no.1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah
Lokasi kegiatan dan penduduk sekitar
Selama kegiatan pembangunan PLTGU berlangsung
Pelaksana : PT. Indonesia Power Pengawas :
• Dinas Kesehatan Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Pelaporan :
• Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
10 Penurunan Kualitas udara
Penyiapan lahan Parameter TSP, SO2, NO2, , O3, Pb memenuhi baku mutu sesuai SK Gub No.8/2001 ttg Baku Mutu Udara Ambien
• Memberikan informasi
• mengenai prosedur kerja
• sebelum melaksanakan
• pekerjaan, terutama pekerjaan
• yang menggunakan keahlian.
• Menggunakan alat pelindung diri pada saat melaksanakan pekerjaan
• Menyirami jalan di sekitar project site dengan air untuk mengurangi hamburan debu
• Membuat rambu-rambu peringatan
• Memelihara mesin alat konstruksi seperti dozer, excavator, pemadat tanah secara teratur
• Membuat pagar yang menutup tapak project untuk mengurangi emisi debu konstruksi
Kelurahan Tanjung Mas dan Kelurahan Kemijen.
Selama masa konstruksi
Instansi Pelaksana:
• Indonesia Power Instansi Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng dan
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
11 Penurunan Kualitas air permukaan dan air laut
Penyiapan lahan Tidak terjadi peningkatan konsentrasi padatan tersuspensi air laut yang melampaui baku mutu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51
• Pembukaan lahan, pengurugan, pematangan lahan dan penyiapan areal kerja dilakukan secara bertahap dan terbatas hanya pada tapak proyek
• Membuat saluran drainase sekeliling batas luar tapak proyek dengan dimensi yang
Pada areal lokasi pengurugan dan pematangan lahan
Selama kegiatan penyiapan lahan berlangsung (pengurugan dan pematangan lahan)
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-19
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
tahun 2004 mampu menampung limpasan permukaan pada periode puncak hujan Sebelum kegiatan konstruksi dimulai
• Melakukan tebang pilih, dimana pohon tidak
ditebang semua, hanya lahan untuk
bangunan saja yang pohonnya ditebang
• Membangun settling pond dengan dimensi
yang mampu menampung volume limpasan
permukaan pada periode puncak hujan.
• Pemasangan sediment trap pada saluran
drainase dan outlet kolam penampung
sedimen (settling pond) yang dilengkapi filter
Sebelum kegiatan konstruksi dimulai
Semarang, Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
12 Hilangnya Biota darat Penyiapan lahan Tergantikannya tumbuhan yang hilang di lokasi pengurugan
• Melaksanakan program penghijauan yang telah disiapkan sesuai dengan SOP dengan penanaman tumbuhan baru sesuai dengan jenis dan jumlah yang hilang di sekitar tapak proyek
• Jenis tanaman dapat diperkaya dengan jenis-jenis yang dibutuhkan untuk jenis-jenis fauna liar yang masuk ke dalam katagori dilindungi dan terancam yang ada di area kajian.
• Melakukan penanaman di area terbuka yang masuk dalam area RTH dengan jenis-jenis tanaman yang mendukung peningkatan kemelimpahan satwa liar serta untuk meningkatkan konservasi jenis-jenis satwa liar dilindungi yang ditemukan .
• Perawatan tumbuhan baru dan RTH secara umum menggunakan SOP yang ada (telah dibuat).
• Melakukan induksi kepada seluruh pekerja konstruksi maupun karyawan/operator pembangkit PT IP mengenai kepedulian kepada lingkungan termasuk flora dan fauna.
Pada area lokasi pengurugan lahan tapak proyek dan area RTH lain
Dimulai Setelah kegiatan pengurugan lahan selesai. Pengelolaan secara intensif dilakukan pada fase awal pertumbuhan hasil penanaman
• Instansi Pelaksana: PT Indonesia Power
• Instansi Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
13 Penurunan kamtibmas
Penyiapan lahan Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kamtibmas
• Menyiapkan petugas keamanan yang bekerjasama dengan lingkungan sekitar
• Membuat pagar pembatas lokasi kegiatan
• Menyiapkan penerangan yang memadai pada pada malam hari
• Bekerjasama dengan aparat Kelurahan
Tapak proyek dan sekitarnya (Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan
Selama kegiatan penyiapan lahan berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-20
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
dalam menciptakan ketertiban dan keamanan (Babinkamtibmas dan Polsek setempat)
Kelurahan Kemijen RW 05)
Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
14 Penurunan Kualitas udara
Konstruksi pembangkit
Parameter TSP, SO2, NO2, , O3, Pb memenuhi baku mutu sesuai SK Gub No.8/2001 ttg Baku Mutu Udara Ambien
Memberikan informasi mengenai prosedur kerja sebelum melaksanakan pekerjaan, terutama pekerjaan yang menggunakan keahlian.
• Menggunakan alat pelindung diri pada saat melaksanakan pekerjaan
• Menyirami jalan dengan air untuk mengurangi hamburan debu
• Membuat rambu-rambu peringatan
• Tapak proyek di pagar untuk mengurangi debu
• Memelihara mesin alat alat konstruksi secara teratur
Kelurahan Tanjung Mas dan Kelurahan Kemijen.
Selama masa konstruksi
Instansi Pelaksana:
• PT Indonesia Power
Instansi Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng N
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-21
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
15 Peningkatan kebisingan
Konstruksi pembangkit
Parameter Kebisingan ambien tidak melebihi 70 dB(A) sesuai KepMenLh No.48 th.1996 ttg Baku Tingkat Kebisingan
• Memelihara mesin alat konstruksi secara teratur agar dapat mengurangi kebisingan
• Membuat pagar yang menutup tapak project untuk mengurangi kebisingan
• Menggunakan alat earplug atau earmuff bagi para pekerja konstruksi saat alat konstruksi bekerja
• Efisiensi penggunaan alat alat berat
Tapak proyek PT. Indonesia Power
Selama masa konstruksi
Instansi Pelaksana: PT Indonesia Power
Instansi Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
16 Peningkatan Air larian Konstruksi pembangkit
Tidak terjadinya aliran air hujan di permukaan tanah yang kemungkinan menggenangi wilayah sekitarnya
Pembuatan drainase permanen dengan dimensi yang memadai sehingga mampu mengalisrkan air dengan debit 0,025 m3/det, sehingga tidak ada aliran air hujan yang tidak tertampung di saluran drainase tersebut. Disamping itu juga akan dibangun kolam retensi untuk menampung air hujan aagr tidak melimpas ke luar area tapak kegiatan.
Pada area pembangunan pembangkit dan fasilitas pendukungnya
Bersamaan dengan konstruksi pembangkit dan sarana pendukungnya
Instansi Pelaksana:
• PT Indonesia Power
Instansi Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Prov. Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
17 Penurunan Kualitas air permukaan dan air laut
Konstruksi pembangkit dan sarana penunjangnya
Tidak terjadi penurunan kualitas air laut yang melampaui baku mutu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004
• Pembuatan kolam pengendap / settling pond sementara, sebelum air dari lokasi kegiatan dialirkan ke laut.
• Pemeliharaan settling pond
• Metode pelaksanaan konstruksi yang
memadai
• Mengelola limbah yang baik dari kegiatan
base camp pekerja konstruksi dengan IPAL
Portable
Pada areal lokasi konstruksi pembangkit dan sarana penunjangnya
Selama kegiatan konstruksi / pembangunan berlangsung
Instansi Pelaksana:
• PT Indonesia Power
Instansi Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup dan
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-22
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Kehutanan Prov. Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
18 Sequencing dan subsidence
Konstruksi pembangkit dan sarana pendukungnya
Tidak terjadi sequencing dan subsidence sehingga merusak bangunan dan atau sarana-prasarana di sekitar lokasi kegiatan ataupun penambahan genangan akibat banjir rob
• Penempatan dasar pondasi pada lapisan litologi yang keras dan sesuai dengan daya dukung berdasarkan perhirungan bearing capacity saat desain pondasi
• Pemberian bantuan berupa perbaikan drainase dan atau pompa untuk mengatasi banjir rob untuk wilayah kampung yang berbatasan langsunbg dengan lokasi tapak kegiatan.
Pada area pembangunan pembangkit dan fasilitas pendukungnya
Bersamaan dengan konstruksi pembangkit dan sarana pendukungnya
Instansi Pelaksana:
• Indonesia Power
• Instansi Pengawas: Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
19 Penurunan Biota air laut
Konstruksi pembangkit
- Tidak terjadi peningkatan konsentrasi padatan tersuspensi air laut yang melampaui baku mutu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004 lampiran III (Baku mutu air laut untuk biota laut ) yaitu 80 mg/l
- kapal-kapal yang terlibat dalam kegiatan melaksanakan SOP manajemen air ballast.
Komposisi, kemelimpahan dan keragaman biota perairan (plankton, benthos dan nekton) setara dengan kondisi sebelum ada kegiatan
• Pembuatan pencegah penyebaran partikel dalam air laut disekitar proyek denga membangun tanggul sementara dengan trucuk bambu yang dilapisi plastik kedap air selama kegiatan pembangunan intake dilakukan secara cermat sesuai dengan desain yang telah ditetapkan sehingga dapat bekerja secara optimum.
• Melakukan pemantauan efektivitas kinerja trucuk bambu dan melakukan perbaikan desain trucuk bamboo untuk memperbaiki dan atau meningkatkan efektivitas nya sesuai dengan hasil pemantauan.
• Observasi lapangan terkait dengan penaatan SOP manajemen air ballast untuk kapal-kapal yang terlibat dalam kegiatan.
Pada areal lokasi pembangunan intake baru
Selama kegiatan pembangunan intake baru/ Konstruksi pembangkit
Instansi Pelaksana:
• PT Indonesia Power
Instansi Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
20 Penurunan kamtibmas
Konstruksi pembangkit
Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kamtibmas
• Menyiapkan petugas keamanan yang bekerjasama dengan lingkungan sekitar
• Membuat pagar pembatas lokasi kegiatan
• Menyiapkan penerangan yang memadai
Tapak proyek dan sekitarnya (Kelurahan Tanjung Mas
Selama kegiatan konstruksi pembangkit berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-23
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
pada pada malam hari
• Bekerjasama dengan aparat Kelurahan dalam menciptakan ketertiban dan keamanan (Babinkamtibmas dan Polsek setempat)
(RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen RW 05)
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
21 Penurunan Sanitasi lingkungan
Konstruksi pembangkit
• Sanitasi lingkungan dan permukiman baik
• Tidak ada peningkatan prevalensi penyakit diare selama tahap pembangunan Indonesia power.
• Melakukan disiminasi informasi terkait dengan persyaratan kesehatan rumah tinggal dan kesehatan lingkungan permukiman berdasarkan Kepmenkes No 829/Menkes/SK/VII/1999,
• Melaksanakan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri
Lokasi kegiatan dan penduduk sekitar
Selama kegiatan pembangunan PLTGU berlangsung
Pelaksana :
• PT. Indonesia Power
Pengawas :
• Dinas Kesehatan Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Pelaporan : ▪ Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-24
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
22 Peningkatan Pravalensi penyakit
Konstruksi pembangkit
Tidak ada peningkatan penyakit Demam berdarah dengue akibat pembangunan pabrik.
• Perda kota Semarang no 5 tahun 2010 tentang pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue .
• Peraturan Menteri Kesehatan RI no.1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah
Lokasi kegiatan dan penduduk sekitar
Selama kegiatan pembangunan PLTGU berlangsung
Pelaksana :
• PT. Indonesia Power
Pengawas :
• Dinas Kesehatan Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Pelaporan : ▪ Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
23 Gangguan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi Pengembangan PLTU / PLTGU
Tidak ada kejadian penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.: Per.03/MEN/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I.. No. Per.05/MEN/1996 tentang SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan Menteri Pekerjaan Umum No.: Kep. 174/MEN/1986. No.: 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
• Melakukan pekerjaan sesuai SOP
Lokasi kegiatan Selama tahap konstruksi PLTGU
Instansi Pelaksana:
• PT. Indonesia Power
Instansi Pengawas:
• Dishubkominfo Kota Semarang
Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Prov. Jateng
23 Gangguan lalu lintas Demobilisasi peralatan
Tidak terjadi kemacetan lalu-lintas atau nilai derajat kejenuhan tidak melebihi nilai standar yang ditentukan 0,85 (MKJI,1997)
• Demobilsasi peralatan tidak dilakukan pada jam sibuk (09.00 – 16.00) dan setelah jam 18.00
• Berkoordinasi dengan Dishubkominfo Kota Semarang dan Satlantas Kota Semarang
• Pembuatan rambu-rambu lalu-lintas seperti: hati-hati ada proyek dan flash light.
• Penyediaan petugas pengatur lalu-lintas
• Pengaturan lalu-lintas keluar masuk
Jl Coaster (Akses masuk Indonesia Power)
Selama kegiatan demobilisasi peralatan
Instansi Pelaksana:
• PT. Indonesia Power
Instansi Pengawas:
• Dishubkominfo Kota Semarang
Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-25
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
proyek dan perparkiran serta pembatasan kecepatan 20 km/jam pada areal pendekat
Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Prov. Jateng
Tahap Operasi
1. Biota air laut commissioning - Tidak terjadi gangguan terhadap plankton dan benthos yang ditunjukkan dengan nilai indeks berada pada kisaran nilai saat kondisi eksisting.
- Kualitas lingkungan
perairan di sekitar PT IP tidak melebih baku mutu kualitas air laut untuk pelabuhan (Lampiran I KepMenLH no. 51/2004)
Total padatan tersuspensi : 80 mg/l
Suhu : alami (diperbolehkan 3 oC lebih tinggi dari suhu alami)
Salinitas : alami
Cd : 0,01 mg/l
Cu : 0,05 mg/l
Pb : 0,05 mg/l
Zn : 0,1 mg/l - Kualitas lingkungan
perairan di area yang berdekatan dengan tambak tidak melebih baku mutu untuk biota perairan (Lampiran III KepMen LH No 51/2004
Variabel fisika kimia yang digunakan sebagai indikaytor adalah :
Total padatan tersuspensi : 80 mg/l
Suhu : alami (diperbolehkan 3 oC lebih tinggi dari suhu alami)
• Limbah bahang dikelola sesuai dengan SOP pengelolaan limbah bahang yaitu Pengaliran air panas dari kondensor melalui saluran terbuka sehingga kontak langsung dengan atmosfir dan terjadi pendinginan sebelum dibuang ke laut.Untuk meminimalisir area yang terkena dampak dari kenaikan temperatur, air akan dilepaskan ke lingkungan melalui sistem multiport sehingga segera terjadi pencampuran antara air dari unit pembangkit dengan air laut
• Limbah cair pembangkit diolah didalam WWTP sesuai dengan SOP
• Segera melakukan kegiatan penanganan kedaruratan sesuai dengan SOP pada saat terjadi gangguan pada kinerja sistem pengelolaan limbah bahang dan WWTP.
Pada intake, Outfall, Dekat dengan budidaya tambak Sejajar dengan budidaya tambak ( 1 km) kearah pantai, Sejajar dengan lokasi intake ke arah pantai/2 km dari intake, Sejajar dengan outfall ke arah pantai/1 km dari outfall, Sekitar muara kanal
Selama kegiatan commissioning
Instansi Pelaksana:
• PT Indonesia Power
Instansi Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-26
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Salinitas : 34 o/oo
DO : > 5 mg/l
Cd : 0,001 mg/l
Cu : 0,008 mg/l
Pb : 0,008 mg/l
Zn : 0,05 mg/l
2. kamtibmas commissioning Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kamtibmas
• Menyiapkan petugas keamanan yang bekerjasama dengan lingkungan sekitar
• Membuat pagar pembatas lokasi kegiatan
• Menyiapkan penerangan yang memadai pada pada malam hari
• Bekerjasama dengan aparat Kelurahan dalam menciptakan ketertiban dan keamanan (Babinkamtibmas dan Polsek setempat)
Tapak proyek dan sekitarnya (Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen RW 05)
Selama kegiatan commissioning berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
3. Peningkatan Prevalensi kesakitan saluran pernafasan, diare dan penyakit psikosomatis
commissioning Tidak ada peningkatan prevalensi kesakitan saluran pernafasan dan diare .
• Pengendalian kualitas udara dengan cara pemasangan alat penangkap debu, pembuatan trap pada cerobong udara.
• Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kegiatan yang dilakukan oleh pemrakarsa dalam pengelolaan lingkungan.
• Melaksanakan Keputusan Menteri
Lokasi kegiatan dan penduduk sekitar
Selama kegiatan operasional PLTGU berlangsung
Pelaksana :
• PT. Indonesia Power
Pengawas :
• Dinas Kesehatan Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-27
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Kesehatan Nomor : 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri
• Bekerjasama dengan Puskesmas untuk melakukan pemberantasan penyakit Demam berdarah dengue.
• Bekerjasama dengan Puskesmas Bekerjasama dengan Puskesmas atau dokter keluarga untuk melakukan penyuluhan tentang faktor risiko diare dan infeksi saluran cerna.
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Pelaporan : ▪ Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
4. Biota air laut Operasional dan perawatan pembangkit
• Sistem pengelolaan limbah bahang dan limbah caor pembangkit dilakukan sesuai dengan SOP
• Sistem pengelolaan limbah bahang dan WWTP.dalam kondisi terawatt
• Efektivitas kinerja sistem pengelolaan limbah bahang dan WWTP.terpantau dengan baik dan terdokumentasikan.
• Tersedia SOP kedaruratan untuk menangani gangguan sistem pengelolaan limbah bahang dan WWTP.
• Tidak terjadi gangguan terhadap plankton, benthos dan nekton yang ditunjukkan dengan nilai indeks berada pada kisaran nilai saat kondisi eksisting
• Kualitas lingkungan perairan di sekitar PT IP tidak melebih baku mutu kualitas air laut untuk pelabuhan
• Limbah bahang dikelola sesuai dengan SOP pengelolaan limbah bahang yaitu Pengaliran air panas dari kondensor melalui saluran terbuka sehingga kontak langsung dengan atmosfir dan terjadi pendinginan sebelum dibuang ke laut.Untuk meminimalisir area yang terkena dampak dari kenaikan temperatur, air akan dilepaskan ke lingkungan melalui sistem multiport sehingga segera terjadi pencampuran antara air dari unit pembangkit dengan air laut.
• Limbah cair pembangkit diolah didalam WWTP sesuai dengan SOP
• Melakukan perawatan sistem pengelolaan limbah bahang dan WWTP secara terjadwal sesuai dengan SOP.
• Melakukan pemantauan secara rutin untuk mengetahui efektifitas kinerja sistem pengelolaan limbah bahang dan WWTP serta segera melakukan perbaikan jika terjadi penurunan efektivitas kinerja.
• Segera melakukan kegiatan penanganan kedaruratan sesuai dengan SOP pada saat terjadi gangguan pada kinerja sistem pengelolaan limbah bahang dan WWTP.
• Mewajibkan kapal-kapal yang terlibat dalam kegiatan melaksanakan SOP manajemen air ballast.
Pada intake, Outfall, Dekat dengan budidaya tambak Sejajar dengan budidaya tambak ( 1 km) kearah pantai, Sejajar dengan lokasi intake ke arah pantai/2 km dari intake, Sejajar dengan outfall ke arah pantai/1 km dari outfall, Sekitar muara kanal
Selama kegiatan Operasional dan perawatan pembangkit
Instansi Pelaksana:
• PT Indonesia Power
Instansi Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Instansi Penerima Laporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-28
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
(Lampiran I KepMenLH no. 51/2004)
Total padatan tersuspensi : 80 mg/l
Suhu : alami (diperbolehkan 3 oC lebih tinggi dari suhu alami)
Salinitas : alami
Cd : 0,01 mg/l
Cu : 0,05 mg/l
Pb : 0,05 mg/l
Zn : 0,1 mg/l
• Kualitas lingkungan perairan di area yang berdekatan dengan tambak tidak melebih baku mutu untuk biota perairan (Lampiran III KepMen LH No 51/2004
Variabel fisika kimia yang digunakan sebagai indikaytor adalah :
Total padatan tersuspensi : 80 mg/l
Suhu : alami (diperbolehkan 3 oC lebih tinggi dari suhu alami)
Salinitas : 34 o/oo
DO : > 5 mg/l
Cd : 0,001 mg/l
Cu : 0,008 mg/l
Pb : 0,008 mg/l
Zn : 0,05 mg/l
5. kamtibmas Operasional dan perawatan pembangkit
Tidak adanya Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kamtibmas
• Menyiapkan petugas keamanan yang bekerjasama dengan lingkungan sekitar
• Membuat pagar pembatas lokasi kegiatan
• Menyiapkan penerangan yang memadai pada pada malam hari
• Bekerjasama dengan aparat Kelurahan dalam menciptakan ketertiban dan keamanan (Babinkamtibmas dan Polsek setempat)
Tapak proyek dan sekitarnya (Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen RW 05)
Selama kegiatan operasional dan perawatan pembangkit berlangsung
Pelaksana :
• PT Indonesia Power
Pengawas:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-29
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Tengah,
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang,
• Kecamatan Semarang Utara Dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Pelaporan:
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawatengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
6. Peningkatan Prevalensi kesakitan saluran pernafasan, diare dan penyakit psikosomatis
Operasional dan perawatan pembangkit
Tidak ada peningkatan prevalensi kesakitan saluran pernafasan dan diare
• Pengendalian kualitas udara dengan cara pemasangan alat penangkap debu, pembuatan trap pada cerobong udara.
• Memberikan informasi kepada masyarakat tentang kegiatan yang dilakukan oleh pemrakarsa dalam pengelolaan lingkungan.
• Melaksanakan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri
• Bekerjasama dengan Puskesmas untuk melakukan pemberantasan penyakit Demam berdarah dengue.
• Bekerjasama dengan Puskesmas Bekerjasama dengan Puskesmas atau dokter keluarga untuk melakukan penyuluhan tentang faktor risiko diare dan infeksi saluran cerna.
Lokasi kegiatan dan penduduk sekitar
Selama kegiatan operasional PLTGU berlangsung
Pelaksana :
• PT. Indonesia Power
Pengawas :
• Dinas Kesehatan Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Pelaporan : ▪ Dinas Lingkungan
Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
V-30
No. Dampak Lingkungan
Yang Dikelola Sumber Dampak
Indikator Keberhasilan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Bentuk Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Periode Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Institusi Pengelolaan
Lingkungan Hidup
7. Gangguan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Operasional PLTU / PLTGU
Tidak ada kejadian penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja
• Undang-Undang Ri No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
• Undang-Undang Ri No. 36 Tahun 2009 Kesehatan
• Undang-Undang Ri No. 3 Tahun 1992 Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja
• Peraturan Menteri Sumber Daya Mineral No.046 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral No.0045 Tahun 2006 Tentang Instalasi Ketenagalistrikan
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 12 tahun 2015.
• Kepmenakertrans No : Kep-75/MEN/2002 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor : SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) Di Tempat Kerja
• Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep.311/BW/2003 tentang sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik
• Melakukan sesuai SOP
Lokasi kegiatan Selama kegiatan operasional PLTGU berlangsung
Pelaksana : PT. Indonesia Power Pengawas :
• Dinas Kesehatan prop. Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
Pelaporan : Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-1
Tabel 6.1. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
Dampak Penting Yang Dipantau (Hasil Arahan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam ANDAL)
A. Tahap Pra-Konstruksi
1 Persepsi dan Sikap Masyarkat
Intensitas keluhan dan protes masyarakat
sosialisasi rencana kegiatan pengembangan PLTGU 800 MW
• Kotak saaran/ pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05) dan tenaga kerja yang terserap
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan konstruksi berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
B. Tahap Konstruksi
1 Kesempatan Kerja
Jumlah tenaga kerja lokal yang terserap / bekerja
Rekruitment tenaga kerja konstruksi
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05) dan tenaga kerja yang terserap
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan rekruitkonstruksi berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara Dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas Dan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-2
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
2 Peluang berusaha
warga sekitar yang dapat melakukan kegiatan usaha untuk memenuhi kebutuhan pekerja pada kegiatan konstruksi .
Rekruitment tenaga kerja konstruksi
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05) dan warga yang membuka usaha
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan rekruitmen tenga kerja konstruksi berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara Dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas Dan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
3 Pendapatan masyarakat
tenaga kerja lokal yang terserap
Rekruitment tenaga kerja konstruksi
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05) dan tenaga kerja yang terserap
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan rekruitmen tenaga kerja konstruksi berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara Dan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas Dan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
4 Persepsi dan sikap masyarakat
Intensitas keluhan dan protes masyarakat
Mobilisasi peralatan • Kotak saaran/ pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05-
Selama kegiatan mobilisasi berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
5 Dampak kenyamanan
Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan
Mobilisasi peralatan o Kotak saran/pengaduan.
o Wawancara dengan
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan
Selama kegiatan mobilisasi
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota
• Dinas Lingkungan Hidup
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-3
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
kenyamanan tinggal
penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kemijen (RW 05) peralatan berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
6 Persepsi masyarakat
Intensitas keluhan dan protes masyarakat
Mobilisasi peralatan o Kotak saran/pengaduan.
o Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan mobilisasi peralatan berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
7 Dampak kenyamanan
Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kenyamanan tinggal
Mobilisasi material o Kotak saran/pengaduan. o Wawancara dengan
penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05) Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan mobilisasi material berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
8 Persepsi masyarakat
Intensitas keluhan dan protes masyarakat
Mobilisasi material • Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12,
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan mobilisasi material
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-4
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
9 Peningkatan Air larian
Air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah hasil mpenyiapan lahan menggenangi/membanjiri daerah sekitarnya
Penyiapan Lahan Pengamatan secara visual saat terjadi hujan dan pengukuran pada drainase utama yang telah dibuat
titik di lokasi drainase utama menuju ke badan air (laut)
Selama tahap penyiapan lahan lahan, satu kali per 6 bulan pada saat musim hujan
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
10 Penurunan DampakTerhadap Kualitas Air Permukaan dan Laut (Peningkatan konsentrasi Muatan Padatan Tersuspensi) pada air laut penerima drainase dari tapak kegiatan
Kandungan TSS pada air laut sesuai baku mutu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004
Penyiapan Lahan Pengukuran kualitas air laut dan membandingkan dengan baku mutu air laut pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004
Muara drainase yang keluar dari lokassi kegiatan
Selama tahap penyiapan lahan lahan, satu kali per 6 bulan pada saat musim hujan
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
11 Biota Darat Hilangnya tumbuhan yang ada di lokasi kegiatan pengurugan lahan tapak proyek
Penyiapan lahan • Penghitungan jenis dan individu tumbuhan yang berpotensi hilang di tapak proyek
Di lokasi pengurugan tapak proyek
Sebelum penyiapan lahan dilakukan, satu kali dengan dilakukan penghitungan
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkunga
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-5
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
total individu pohon dan semak yang akan dihilangkan.
n Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah
12 Kenyamanan Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kenyamanan tinggal
Penyiapan lahan • Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan penyiapan lahan berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
13 Persepsi dan sikap masyarakat
Intensitas keluhan dan protes masyarakat
Penyiapan lahan • Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan penyiapan lahan berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
C Tahap Operasi
1 Kesempatan kerja
Jumlah tenaga kerja lokal yang terserap / bekerja
Rekreuitmen tenaga kerja • Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05) dan tenaga kerja lokal yang terserap
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan rekuritmen tenaga kerja berlangsung dengan frekuensi pemantauan
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-6
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
aksidental Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Lingkungan Hidup Kota Semarang
2 Pendapatan masyarakat
tenaga kerja lokal yang terserap
Rekreuitmen tenaga kerja • Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05) dan tenaga kerja lokal yang terserap
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan rekuritmen tenaga kerja berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
3 Persepsi dan sikap masyarakat
Intensitas keluhan dan protes masyarakat
Rekreuitmen tenaga kerja • Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan rekruitmen tenaga kerja berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
4 Penurunan Kualitas udara
Parameter TSP, SO2, NO2, , O3, Pb memenuhi baku mutu sesuai SK Gub No.8/2001 ttg Baku Mutu Udara Ambien
Commisioning Pemantauan kualitas udara ambien 24 jam untuk parameter TSP, SO2, NO2, , O3, Pb di lokasi titik penaatan.
Kelurahan Tanjung Mas dan Kelurahan
Kemijen.
1 kali Selama masa commissioning,
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkunga
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-7
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
n Hidup Kota Semarang
4a Peningkatan Kebisingan
Parameter Kebisingan ambien di permukiman tidak melebihi 55 dB(A) sesuai KepMenLh No.48 th.1996 ttg Baku Tingkat Kebisingan, dengan toleransi 3 dB(A)/Tingkat Kebisingan Siang malam
Commisioning • Dengan sebuah sound level meter diukur tingkat tekanan bunyi dB(A) selama 10 (sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) detik. Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dengan cara pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 10 jam (LS) pada selang waktu 06.00 - 22. 00 dan aktifitas dalam hari selama 8 jam (LM) pada selang 22.00 - 06.00.
• Data hasil pengukuran tingkat kebisingan siang malam dibandingkan dengan KepMenLh No.48 th.1996 ttg Baku Tingkat Kebisingan untuk permukiman sebesar 55 dB(A) dengan toleransi 3 dB(A)
• Area pembangkit
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen.
1 kali Selama Masa commissioning,
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
•
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
5 Peningkatan suhu air laut
Parameter kualitas air laut (dalam hal ini suhu) sesuaii Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004
commisioning • Pengukuran suhu air laut in situ menggunakan Water Qyuality Checker
• Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu kualitas air laut sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004
Pada lokasi outlet, lokasi dekat tambak nelayan setempat, dan pada perairan dekat inlet
Enam bulan sekali selama kegiatancomissioning dan operasi pembangkit listrik berlangsung
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-8
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
Semarang
6 kenyamanan Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kenyamanan tinggal
commisioning • Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan commisioninga berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
7 Persepsi dan sikap masyarakat
Intensitas keluhan dan protes masyarakat
commisioning • Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan commisioning berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
8 Penurunan Kualitas udara
•Parameter SOx, NOx, TSP memenuhi baku mutu emisi seperti tertuang dalam PermenLH 21/2008
•Parameter TSP, SO2, NO2, , O3, Pb memenuhi baku mutu sesuai SK Gub No.8/2001 ttg Baku Mutu Udara Ambien
Kegiatan operasional dan perawatan pembangkit
• Pemantauan kualitas udara emisi (TSP, SO2, NO2, opasitas, CO) dari cerobong aktif
• Pemantauan kualitas udara ambien 24 jam untuk parameter TSP, SO2, NO2, , O3, Pb di lokasi titik penaatan.
• Pemantauan dengan CEMS untuk parameter Total Partikel, SO2, opasitas, CO dan NO2
Kelurahan Tanjung Mas dan Kelurahan
Kemijen.
Selama masa operasi pemeliharaan, 6 bulan sekali (udara ambien) dan tiap saat dengan CEMS untuk emisi),
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-9
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
8a Peningkatan Kebisingan
•Parameter Kebisingan ambien di permukiman tidak melebihi 55 dB(A) sesuai KepMenLh No.48 th.1996 ttg Baku Tingkat Kebisingan, dengan toleransi 3 dB(A)/Tingkat Kebisingan Siang malam
Kegiatan operasional dan perawatan pembangkit
• Dengan sebuah sound level meter diukur tingkat tekanan bunyi dB(A) selama 10 (sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) detik.
Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dengan cara pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 10 jam (LS) pada selang waktu 06.00 - 22. 00 dan aktifitas dalam hari selama 8 jam (LM) pada selang 22.00 - 06.00.
• Data hasil pengukuran tingkat kebisingan siang malam dibandingkan dengan KepMenLh No.48 th.1996 ttg Baku Tingkat Kebisingan untuk permukiman sebesar 55 dB(A) dengan toleransi 3 dB(A)
• Area pembangkit
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen.
3 bulan sekali selama operasional
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
9 Peningkatan suhu air laut
Parameter kualitas air laut (dalam hal ini suhu) sesuaii Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004
Kegiatan operasional dan perawatan pembangkit
• Pengukuran suhu air laut in situ menggunakan Water Qyuality Checker
• Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu kualitas air laut sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004
Pada lokasi outlet, lokasi dekat tambak nelayan setempat, dan pada perairan dekat inlet
Enam bulan sekali selama kegiatancomissioning dan operasi pembangkit listrik berlangsung
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
10 kenyamanan Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kenyamanan
Kegiatan operasional dan perawatan pembangkit
• Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan
Selama kegiatan operasional
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota
• Dinas Lingkungan Hidup
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-10
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
tinggal Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kemijen (RW 05) dan perawatan berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
11 Persepsi dan sikap masyarakat
Intensitas keluhan dan protes masyarakat
Kegiatan operasional dan perawatan pembangkit
• Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan operasional dan perawatan berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
Dampak Tidak Penting Yang Dikelola (RPL yang telah direncanakan dan merupakan bagian dari Rencana Kegiatan)
Tahap konstruksi
1 Penurunan kualitas udara
Parameter TSP, SO2, NO2, O3, Pb memenuhi baku mutu sesuai SK Gub No.8/2001 ttg Baku Mutu Udara Ambien
Mobilisasi peralatan -Pemantauan kualitas udara ambien 24 jam untuk parameter TSP, SO2, NO2, , O3, Pb di lokasi titik penaatan.
Kelurahan Tanjung Mas dan Kelurahan
Kemijen.
Selama masa konstruksi, 6 bulan sekali
PT. Indonesia Power
Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
2 Gangguan lalulintas
Kemacetan dan tundaan lalu-lintas
Mobilisasi peralatan Pengumpulan data lalu-lintas dilakukan dengan survei lalu-lintas dan
Jl. Coaster Selama kegiatan konstruksi
PT. Indonesia Power
Dishubkominfo Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-11
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
pengamatan lapangan Data lalu-lintas dianalisis dengan membandingkan dengan standar MKJI
berlangsung dengan frekuensi pemantauan 6 (enam) bulan sekali
Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Prov. Jateng
3 kamtibmas Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kamtibmas
Mobilisasi peralatan • Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan mobilisasi peralatan berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
a. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
b. Kecamatan Semarang Utara
c. Kecamatan Semarang Timur
d. Kelurahan Tanjung Mas
e. Kelurahan Kemijen
a. Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
b. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
4 Penurunan Kualitas udara
Parameter TSP, SO2, NO2, O3, Pb memenuhi baku mutu sesuai SK Gub No.8/2001 ttg Baku Mutu Udara Ambien
Mobilisasi material • Pemantauan kualitas udara ambien 24 jam untuk parameter TSP, SO2, NO2, , O3, Pb di lokasi titik penaatan.
Kelurahan Tanjung Mas dan Kelurahan
Kemijen.
Selama masa konstruksi, 6 bulan sekali
PT. Indonesia Power
Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
6 Gangguanl lalu lintas
Kemacetan dan tundaan lalu-lintas
Mobilisasi material Pengumpulan data lalu-lintas dilakukan dengan survei lalu-lintas dan pengamatan lapangan Data lalu-lintas dianalisis dengan membandingkan dengan standar MKJI
Jl. Coaster Selama kegiatan konstruksi berlangsung dengan frekuensi pemantauan 6 (enam) bulan
PT. Indonesia Power
Dishubkominfo Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-12
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
sekali Dan Kehutanan Prov. Jateng
7 kamtimbmas Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kamtibmas
Mobilisasi material • Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan mobilisasi peralatan berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
a. Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
b. Kecamatan Semarang Utara
c. Kecamatan Semarang Timur
d. Kelurahan Tanjung Mas Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
8 Sanitasi lingkungan
Sanitasi lingkungan dan permukiman baik Tidak ada peningkatan prevalensi penyakit diare selama tahap mobilisasi material.
Mobilisasi material
• Pengambilan data sekunder dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas meliputi angka kesakitan diare (morbiditas, termasuk insidensi dan prevalensi),
• Penilaian sanitasi lingkungan pada lingkungan PLTU dan lingkungan permukiman penduduk
• Pengumpulan data primer dari masyarakat dilakukan dengan cara menilai sanitasi lingkungan pabrik dan lingkungan permukiman penduduk, dengan penyebaran kuesener, wawancara dan atau observasi secara langsung terhadap masyarakat di daerah lokasi terdampak kegiatan.
Lokasi kegiatan dan penduduk sekitar
Selama kegiatan mobilisasi material berlangsung
PT. Indonesia Power
• Dinas Kesehatan Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-13
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
9 Pravalensi penyakit
Tidak ada Peningkatan kasus penyakit ISPA.
mobilisasi material
• Pengambilan data sekunder dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas meliputi angka sakit (prevalensi penyakit) ISPA.
• Pengambilan data kadar debu udara pada jalur Kegiatan mobilisasi material pada masyarakat di sekitar aktifitas kegiatan
• Melakukan evaluasi hasil kegiatan promotif dan preventif yang telah dilakukan. Apabila masih terjadi kesenjangan, maka dilakukan penyuluhan tiap rumah sesuai dengan kondisi yang ada.
Lokasi kegiatan dan penduduk sekitar
Selama kegiatan konstruksi pabrik berlangsung
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
10 Penurunan Kualitas udara
Parameter TSP, SO2, NO2, O3, Pb memenuhi baku mutu sesuai SK Gub No.8/2001 ttg Baku Mutu Udara Ambien
Penyiapan lahan Pemantauan kualitas udara ambien 24 jam untuk parameter TSP, SO2, NO2, , O3, Pb di lokasi titik penaatan.
Kelurahan Tanjung Mas dan Kelurahan
Kemijen.
Selama masa konstruksi, 6 bulan sekali
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
11 Penurunan Kualitas air permukaan dan ai laut
Kepmen LH Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut meliputi parameter kecerahan, kekeruhan, BOD, TSS dan NO3-N
Penyiapan lahan Pemantauan kualitas air laut di lokasi titik penaatan.
Perairan lokasi tempat air larian masuk
Selama kegiatan penyiapan lahan dan dilakukan setiap 3 bulan sekali
Indonesia Power
Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-14
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
Kota Semarang
12 Hiangnya Biota darat
- jumlah dan spesies tumbuhan yang dihilangkan
- Jumlah dan jenis spesies bibit tanaman yang ditanamn di area RTH sebagai pengganti sama dengan yang dihilangkan.
- Jumlah dan jenis-jenis tanaman baru untuk meningkatkan keragaman flora dan fauna terutama yang dilindung dan terancam.
Kondisi RTH
Penyiapan lahan - Observasi lapangan jumlah dan spesies bibit tanaman pengganti.
- Observasi lapangan lapangan jumlah dan spesies bibit tanaman baru pada kegiatan penghijauan lain
- Observasi lapangan biodiversitas flora dan fauna darat (mamalia, aves, reptile, insekta, dan amfibi).
- Observasi lapangan kondisi RTH
Di lokasi pengurugan tapak proyek dan area RTH
sebelum penyiapan lahan selesai dilakukan satu kali dilanjutkan 1 bulan sekali selama kegiatan penghijauan.
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
13 kamtibmas Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kamtibmas
Penyiapan lahan • Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan penyiapan lahan berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
14 Penurunan Kualitas udara
Parameter TSP, SO2, NO2,O3,Pb memenuhi baku mutu sesuai SK Gub No.8/2001 ttg Baku Mutu Udara Ambien
Konstruksi pembangkit Pemantauan kualitas udara ambien 24 jam untuk parameter TSP, SO2, NO2, , O3, Pb di lokasi titik penaatan.
Kelurahan Tanjung Mas dan Kelurahan
Kemijen.
Selama masa konstruksi, 6 bulan sekali
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkung
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-15
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
an Hidup Kota Semarang
15 Peningkatan kebisingan
Parameter Kebisingan ambien tidak melebihi 70 dB(A) sesuai KepMenLh No.48 th.1996 ttg Baku Tingkat Kebisingan
Konstruksi pembangkit • Dengan sebuah sound level meter diukur tingkat tekanan bunyi dB(A) selama 10 (sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) detik.
Waktu pengukuran dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dengan cara pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 10 jam (LS) pada selang waktu 06.00 - 22. 00 dan aktifitas dalam hari selama 8 jam (LM) pada selang 22.00 - 06.00.
Data hasil pengukuran tingkat kebisingan siang malam dibandingkan dengan KepMenLh No.48 th.1996 ttg Baku Tingkat Kebisingan untuk permukiman sebesar 55 dB(A) dengan toleransi 3 dB(A)
Area konstruksi Pembangkit
Selama masa konstruksi, 3 bulan sekali
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
16 Peningkatan Air larian
Air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah hasil mpenyiapan lahan menggenangi/membanjiri daerah sekitarnya
Konstruksi pembangkit listrik dan sarana pendukungnya
Pengamatan secara visual saat terjadi hujan dan pengukuran pada drainase utama yang telah dibuat
titik di lokasi drainase utama menuju ke badan air (laut)
Selama konstruksil pembangkit berlangsung, satu kali per 6 bulan pada saat musim hujan dan dilajutkan pada tahap operasi
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-16
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
Semarang
17 Penurunan Kualitas air permukaan dan ai laut
Kepmen LH Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut,
Konstruksi pembangkit listrik dan sarana pendukungnya
Pemantauan kualitas air laut di lokasi titik penaatan.
Perairan lokasi tempat air larian masuk
Selama kegiatan kontruksi dan dilakukan setiap 3 bulan sekali
Indonesia Power
Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
18 sequancing Tanah di sekitar lokasi kegiatan terangkat sehingga merusak bangunan di atasnya
Konstruksi pembangkit listrik dan sarana pendukungnya
Pengamatan secara visual terutama saat pembuatan pondasi hingga konstriksi bangunan di atas pondasi
Di sekitar lokasi pembangunan pembangkit
Selama konstruksi pembangkit berlangsung, satu kali per 3 bulan
Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
19 Gangguan Biota air laut
- Penaatan merekam kegiatan pemantauan dan perbaikan trucuk.
- Konsentrasi padatan tersuspensi air laut tidak melampaui baku mutu air laut untuk biota laut yaitu 80 mg/l (lampiran III Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004)
- Penaatan SOP manajemen air ballast oleh kapal-kapal yang terlibat dalam kegiatan
Konstruksi pembangkit - Pemantauan dokumen rekaman kegiatan pemantauan dan perbaikan trucuk.
- Observasi lapangan terkait dengan penaatan SOP manajemen air ballast untuk kapal-kapal yang terlibat dalam kegiatan.
Sampling plankton, benthos dan nekton kemudian dilakukan identifikasi jenis dan jumlah individu untuk menentukan nilai indeks keanekaragaman dan
Perairan sekitar intake baru
Selama kegiatan konstruksi intake baru dan dilakukan setiap 1 bulan sekali
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-17
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
PT IP Komposisi, kemelimpahan dan keragaman biota perairan (plankton, benthos dan nekton) setara dengan kondisi sebelum ada kegiatan
indeks dominansinya
20 kamtibmas Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kamtibmas
Konstruksi pembangkit • Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan konstruksi pembangkit berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
21 Sanitasi lingkungan
• Sanitasi lingkungan dan permukiman baik
• Tidak ada peningkatan prevalensi penyakit diare selama tahap mobilisasi material.
Konstruksi pembangkit • Pengambilan data sekunder dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas meliputi angka kesakitan diare (morbiditas, termasuk insidensi dan prevalensi),
• Penilaian sanitasi lingkungan pada lingkungan PLTU dan lingkungan permukiman penduduk
• Pengumpulan data primer dari masyarakat dilakukan dengan cara menilai sanitasi lingkungan pabrik dan lingkungan permukiman penduduk, dengan penyebaran kuesener, wawancara dan atau observasi secara langsung terhadap masyarakat di daerah
Lokasi kegiatan dan penduduk sekitar
Selama kegiatan konstruksi pabrik berlangsung
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-18
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
lokasi terdampak kegiatan.
22 Pravalensi penyakit
Tidak ada peningkatan penyakit Demam berdarah dengue.
Konstruksi pembangkit • Pengambilan data sekunder dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas meliputi angka sakit (prevalensi penyakit) DBD, Container index pada rumah sekitar kegiatan dan di Indonesia Power.
• Pengumpulan data primer dari masyarakat dilakukan penyebaran kuesener, wawancara dan atau observasi secara langsung terhadap masyarakat di daerah lokasi terdampak kegiatan.
Lokasi kegiatan dan penduduk sekitar
Selama kegiatan konstruksi pabrik berlangsung
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
23 Gangguan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Tidak ada kecelakaan kerja
• Penyakit akibat kerja minimal
Konstruksi Pengembangan PLTU / PLTGU
Pengumpulan data penderita kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dilakukan oleh dokter sehingga dapat diketahui kemungkinan penyebabnya. Data penderita kecelakaan dan penyakit akibat kerja dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Tapak kegiatan Selama kegiatan konstruksi Pengembangan dan operasional PLTU / PLTGU
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
24 Gangguan lalu lintas
Kemacetan dan tundaan lalu-lintas
Demobilisasi peralatan Pengumpulan data lalu-lintas dilakukan dengan survei lalu-lintas dan pengamatan lapangan Data lalu-lintas dianalisis dengan membandingkan dengan standar MKJI
Jl. Coaster Sekali selama kegiatan demobilisasi peralatan berlangsung
PT. Indonesia Power
• Dishubkominfo Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Prov. Jateng
Tahap Operasi
1 Gangguan - Penaatan SOP commissioning - Observasi lapangan Sekitar lokasi Tiga bulan PT. • Dinas • Dinas
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-19
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
Biota air laut pengelolaan limbah bahang dan limbah cair pembangkit.
- Penaatan merekaman kegiatan observasi dan perbaikan kinerja sistem pengolalaan limbah bahang dan WWTP.
- Komposisi, kemelimpaha dan indeks keanekaragaman plankton, benthos dan nekton minimal setara dengan kondisi sebelum ada kegiatan.
- Kualitas lingkungan
perairan di sekitar PT IP tidak melebih baku mutu kualitas air laut untuk pelabuhan (Lampiran I KepMenLH no. 51/2004)
Total padatan tersuspensi : 80 mg/l
Suhu : alami (diperbolehkan 3 oC lebih tinggi dari suhu alami)
Salinitas : alami
Cd : 0,01 mg/l
Cu : 0,05 mg/l
Pb : 0,05 mg/l
Zn : 0,1 mg/l - Kualitas lingkungan
perairan di area yang berdekatan dengan tambak tidak melebih baku mutu untuk biota perairan (Lampiran III KepMen LH No 51/2004
Variabel fisika kimia yang digunakan sebagai indikaytor
terkait penaatan terhadap SOP pengelolaan limbah bahang dan limbah cair pembangkit
- Observasi dokumen rekaman kinerja sistem pengelolaan limbah bahang dan WWTP.
- Sampling plankton, benthos dan nekton kemudian dilakukan identifikasi jenis dan jumlah individu untuk menentukan nilai indeks keanekaragaman dan indeks dominansinya
Pengambilan sampel air dan analisis kualitas air
intake,Outfall, Dekat dengan budidaya tambak Sejajar dengan budidaya tambak ( 1 km) kearah pantai, Sejajar dengan lokasi intake ke arah pantai/2 km dari intake, Sejajar dengan outfall ke arah pantai/1 km dari outfall, Sekitar muara kanal
sekali selama comissioning pembangkit
Indonesia Power
Lingkungan Hidup Kota Semarang
Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-20
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
adalah :
Total padatan tersuspensi : 80 mg/l
Suhu : alami (diperbolehkan 3 oC lebih tinggi dari suhu alami)
Salinitas : 34 o/oo
DO : > 5 mg/l
Cd : 0,001 mg/l
Cu : 0,008 mg/l
Pb : 0,008 mg/l
Zn : 0,05 mg/l
2 kamtibmas Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kamtibmas
commissioning • Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan commisioning berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
3 Gangguan Biota air laut
- Penaatan SOP pengelolaan limbah bahang dan limbah cair pembangkit
- Penaatan perawatan sistem pengelolaan limbah bahang dan WWTP.
- Ketersediaan dokumen rekaman kegiatan perawatan sistem pengelolaan limbah bahang
- Ketersediaan dokumen rekaman kegiatan pemantauan efektivitas
Operasional dan perawatan pembangkit
- Observasi lapangan kondisi sistem pengelolaan limbah bahang dan limbah pembangkit.
- Observasi dokumen rekaman kegiatan perawatan sistem pengelolaan limbah bahang dan WWTP.
- Observasi dokumen rekaman kegiatan pemantauan efektivitas kinerja sistem pengelolaan limbah bahang dan dan
Sekitar lokasi intake,Outfall, Dekat dengan budidaya tambak Sejajar dengan budidaya tambak ( 1 km) kearah pantai, Sejajar dengan lokasi intake ke arah pantai/2 km dari intake, Sejajar dengan outfall ke arah pantai/1 km dari outfall, Sekitar muara kanal
Tiga bulan sekali selama Operasional dan perawatan pembangkit
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-21
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
kinerja sistem pengelolaan limbah bahang dan kegiatan kedaruratan yang dilakukan untuk menangani pada saat terjadi gangguan pada sistem pengelolaan limbah bahang.
- Penaatan kapal-kapal yang terlibat dalam kegiatan terhadap SOP manajemen air ballast
- Komposisi, kemelimpaha dan indeks keanekaragaman plankton, benthos dan nekton minimal setara dengan kondisi sebelum ada kegiatan.
- Kualitas lingkungan perairan di sekitar PT IP tidak melebih baku mutu kualitas air laut untuk pelabuhan (Lampiran I KepMenLH no. 51/2004)
Total padatan tersuspensi : 80 mg/l
Suhu : alami (diperbolehkan 3 oC lebih tinggi dari suhu alami)
Salinitas : alami
Cd : 0,01 mg/l
Cu : 0,05 mg/l
Pb : 0,05 mg/l
Zn : 0,1 mg/l - Kualitas lingkungan
perairan di area yang berdekatan dengan tambak tidak melebih baku mutu untuk biota perairan (Lampiran III KepMen LH No 51/2004
Variabel fisika kimia yang digunakan
WWTP.serta kegiatan kedaruratan yang dilakukan untuk menangani pada saat terjadi gangguan pada sistem pengelolaan limbah bahang dan WWTP.
- Observasi lapangan terkait dengan penaatan SOP manajemen air ballast untuk kapal-kapal yang terlibat dalam kegiatan
- Sampling plankton dan benthos kemudian dilakukan identifikasi jenis dan jumlah individu untuk menentukan nilai indeks keanekaragaman dan indeks dominansinya.
- Sampling air dan pengukuran kualitas air
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-22
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
sebagai indikaytor adalah :
Total padatan tersuspensi : 80 mg/l
Suhu : alami (diperbolehkan 3 oC lebih tinggi dari suhu alami)
Salinitas : 34 o/oo
DO : > 5 mg/l
Cd : 0,001 mg/l
Cu : 0,008 mg/l
Pb : 0,008 mg/l Zn : 0,05 mg/l
4 kamtibmas Intensitas keluhan dan protes masyarakat terjadinya gangguan kamtibmas
Operasional dan perawatan pembangkit
• Kotak saran/pengaduan.
• Wawancara dengan penduduk Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
• Data dianalisis secara deskriptif kualitatif
Kelurahan Tanjung Mas (RW 12, RW 13 dan RW 14) dan Kelurahan Kemijen (RW 05)
Selama kegiatan operasional dan perawatan pembangkit berlangsung dengan frekuensi pemantauan aksidental
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
• Kecamatan Semarang Utara
• Kecamatan Semarang Timur
• Kelurahan Tanjung Mas
• Kelurahan Kemijen
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Provinsi Jateng
• Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang
5. Kesehatan masyarakat
Tidak ada peningkatan prevalensi penyakit ISPA, diare dan DBD
Kegiatan operasional • Pengambilan data kadar debu dan gas Sox, NOx dan TSP ( sesuai dengan Permen LH No 21 th 2008) pada jalur pemajanan pada masyarakat di sekitar PLTU.
• Penilaian persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1405/Menkes/SK/XI/2002
• Pengambilan data
Lokasi kegiatan dan penduduk sekitar
Enam bulan sekali , selama kegiatan operasional PLTU berlangsung
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-23
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
sekunder dari Dinas Kesehatan atau Puskesmas meliputi angka sakit (prevalensi penyakit) ISPA, diare dan DBD, container index pada rumah sekitar kegiatan dan di Indonesia Power.
• Melakukan evaluasi hasil kegiatan promotif dan preventif yang telah dilakukan. Apabila masih terjadi kesenjangan, maka dilakukan penyuluhan tiap rumah sesuai dengan kondisi yang ada.
• Pengumpulan data primer dari masyarakat dengan penyebaran kuesener, wawancara dan atau observasi secara langsung terhadap masyarakat di daerah lokasi terdampak kegiatan.
6. Gangguan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tidak ada kecelakaan kerja Penyakit akibat kerja minimal
Kegiatan operasional Pengumpulan data penderita kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dilakukan oleh dokter sehingga dapat diketahui kemungkinan penyebabnya.
• Data penderita kecelakaan dan penyakit akibat kerja dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Tapak kegiatan Selama kegiatan konstruksi Pengembangan dan operasional PLTU / PLTGU
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
5 Pravalensi penyakit
Tidak ada peningkatan prevalensi penyakit ISPA, diare dan DBD
Commissioning • Pengambilan data kadar debu dan gas pada jalur pemajanan pada masyarakat di sekitar aktifitas kegiatan
• Penilaian persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan
Lokasi kegiatan dan penduduk sekitar
Selama kegiatan operasional pabrik berlangsung
PT. Indonesia Power
• Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Propinsi Jawa Tengah
ADENDUM ANDAL & RKL-RPL PLTU/PLTGU/PLTG dari 1.350 MW Menjadi 2.150 MW
PT INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG
VI-24
No.
Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Yang Timbul Indikator / Parameter Sumber Dampak
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Lokasi Pantau Waktu dan Frekuensi
Pelaksana Pengawas Penerima Laporan
industri sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1405/Menkes/SK/XI/2002
• Pengambilan data sekunder dari Dinas Kesehatan atau Puskesmas meliputi angka sakit (prevalensi penyakit) ISPA, diare dan DBD, container index pada rumah sekitar kegiatan dan di Indonesia Power.
• Melakukan evaluasi hasil kegiatan promotif dan preventif yang telah dilakukan. Apabila masih terjadi kesenjangan, maka dilakukan penyuluhan tiap rumah sesuai dengan kondisi yang ada.
• Pengumpulan data primer dari masyarakat dengan penyebaran kuesener, wawancara dan atau observasi secara langsung terhadap masyarakat di daerah lokasi terdampak kegiatan.