Post on 04-Jun-2018
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
1/39
materi dasar-dasar agronomi
Senin, 27 September 2010
materi dasar-dasar agronomi
BAB I
PENDAHULUAN
PENGERTIAN DAN LINGKUP AGRONOMI
I.1 Pengertian
Agronomi dapat diistilahkan sebagai produksitanaman, dan diartikan suatu usaha pengelolaan tanaman
dan lingkungannya untuk memperoleh hasil sesuai tujuan.
Ada dua tujuan, yaitu memaksimalkan output atau
meminimalkan input agar kelestarian lahan tetap terjaga.
Pada awal kehidupan manusia di bumi, hanya hidup
Join this site
w ith Google Friend Connect
Members (2)
Already a member? Sign in
Pengikut
2010(1)
September(1)
materi dasar-dasar agronomi
Arsip Blog
Mengenai Saya
Share 0 More Next Blog didiqeverlast@gmail.com Dashboard Sign Out
http://labschool-materidasar-dasaragronomi.blogspot.com/2010/09/materi-dasar-dasar-agronomi.htmlhttp://www.blogger.com/http://labschool-materidasar-dasaragronomi.blogspot.com/logout?d=http://www.blogger.com/logout-redirect.g?blogID%3D5394421273019703706http://www.blogger.com/homehttp://www.blogger.com/next-blog?navBar=true&blogID=5394421273019703706http://labschool-materidasar-dasaragronomi.blogspot.com/2010/09/materi-dasar-dasar-agronomi.htmlhttp://labschool-materidasar-dasaragronomi.blogspot.com/2010_09_01_archive.htmlhttp://labschool-materidasar-dasaragronomi.blogspot.com/search?updated-min=2010-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2011-01-01T00:00:00-08:00&max-results=1http://fp.uns.ac.id/~hamasains/Agronomi-link1.htmhttp://labschool-materidasar-dasaragronomi.blogspot.com/2010/09/materi-dasar-dasar-agronomi.html8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
2/39
dari mencari makan dari hasil hutan secara langsung.
Perkembangan berikutnya, semakin banyak anggota
kelompoknya, lalu ada tempat untuk menetap dan mulai
bercocok tanam di lahan sekitar tempat tinggalnya dan
mulai memelihara ternak dan terbentuklah pekarangan.
Setelah itu, berkembang untuk membuka lahan di
hutan untuk bercocok tanam, sehingga hanya dapat
ditanami beberapa tahun lalu pindah tempat, sering dikenal
dengan lahan berpindah.
Semakin bertambahnya penduduk, sistem-sistem
tersebut tidak dapat dipertahankan, lalu berusaha untuk
tetap mempertahankan tingkat kesuburan tanahnya dan
mulai dikenal teknik budidaya (agronomi).
Ketidakseimbangan penambahan jumlah penduduk
dibanding penambahan hasil pangan menjadi persoalan
yang dipelajari oleh bidang Agronomi. Antara lain usahanya
dengan perluasan lahan, penggunaan varietas unggul,
peningkatan manajemen dalam berbagai tindak agronomi
dan pelaksanaanya.
I.2 Lingkup Agronomi
Sejak dari bidang pemuliaan, sampai pengelolaan
tanaman dan hal sangat luas, sejak benih tumbuh sampai
pengelolaan lingkungannya.
labschool
Himpunan ini
bertujuan untuk
mempererat tali
silaturahmi antar sesama alumni,
guru dan para siswa/i MAL
Lihat profil lengkapku
http://www.blogger.com/profile/03930947135107134568http://www.blogger.com/profile/039309471351071345688/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
3/39
BAB II
TANAMAN PERTANIAN, PENGERTIAN PERTANIAN
PERKEMBANGAN PERTANIAN , DEFINISI
AGRONOMI
DAN SISTEM PERTANIAN DI INDONESIA
II.1 Tanaman Pertanian
Tanaman sebagai penghasil bahan pangan, bahan
sandang, bahan bangunan, bahan bakar dan lain-lain.
Tanaman pertanian dalam arti luas adalah segala
tanaman yang digunakan oleh manusia untuk tujuan
apapun (Setyati, 1982)Sehingga mempunyai makna, yang berguna secara
ekonomi maupun kehidupan manusia. Jumlah spesies
sangat banyak 1000 -2000. Kira-kira 10 % penting di
perdagangan dunia.
Khusus untuk penghasil pangan lada 15 spesies.
II.2 Pengertian Pertanian
Salah satu sektor perekonomian adalah pertanian, yang
merupakan penerapan akal dan karya manusia melalui
pengendalian proses produksi biologis tumbuh-tumbuhan
dan hewan, sehingga lebih bermanfaat bagi manusia.
http://fp.uns.ac.id/~hamasains/Pertanian-link1.htmhttp://fp.uns.ac.id/~hamasains/KETAHANANPANGAN1.htm8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
4/39
Tanaman dapat diibaratkan sebagai pabrik primer
karena dengan memakai bahan dasar langsung dari a1am
dapat menghasilkan bahan organik yang bermanfaat bagi
manusia baik langsung maupun tidak langsung.
II.3 Perkembangan PertanianPerkembangan pertanian berhubungan erat dengan
perkembangan dari setiap kondisi masyarakatnya.
Contoh:
1. Primitif masih dengan sistem berburu dengan
mengumpulkan hasil hutan.
2. Masyarakat yang sudah lebih maju misalnya
didapatkannya api berpengaruh terhadap
perkembangan pertanian.
3. Setelah mengenal manajemen sederhana, juga
berpengaruh dalam usaha peningkatan kualitas
tanaman dan hewan, dimulai dari penjinakan, seleksi
dan sampai ke adaptasi.
II.4 Definisi dan Pengertian Agronomi
Sadjad (1976) Agronomi sebagai cabang ilmu-ilmu
pertanian yang mencakup pengelolaan lapang produksi dan
menghasilkan produksi maksimum.
Setyati (1982) Ilmu Agronomi merupakan ilmu yang
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
5/39
mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian dan
lingkungannya untuk memperoleh produksi maksimum.
Produksi maksimum bermaknabaik
kuantitatifmaupun kualitatif.
Pengelolaan dilakukan pada berbagai tingkatan dari
sederhana sampai maju, dan pada saatnya tingkat
efektivitas dan efisiensi temyata dipengaruhi oleh tingkat
budaya manusianya.
II.5 Sistem Pertanian di Indonesia
Berdasar tingkat efisiensi teknologi yang diterapkan,
ada beberapa sistem :
1. Sistem ladang : belum berkembang, pengelolaan
sangat sedikit, produktivitasnya tergantung
lapisan humus awal.
2. Sistem tegal pekarangan : di lahan kering ,
pengelolaannya masih rendah ,
terdapat tanaman campuran, baik tahunan
maupun musiman.3. Sistem Sawah : teknik budidaya tinggi , sistem
pengelolaan yang sudah
baik (tanah , air dan tanaman), stabilitas
kesuburannya lebih baik.
4. Sistem perkebunan : khusus tanaman perkebunan
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
6/39
yang menghasilkan bahan-bahan yang dapat
diekspor, tingkat manajemen sudah maju.
BAB III
PANGAN DAN KEBUTUHAN MANUSIA
III.1 Pengertian Pangan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari
sumber hayati dan air , baik yang diolah maupun tidak
diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman
bagi konsumi manusia, termasuk bahan tambahan pangan,bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan
makanan atau minuman ( UU RI No. 7 th.1996 tentang
Pangan ). Dan gizi pangan adalah zat atau senyawa yang
terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat,
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
7/39
protein, lemak, vitamin, dan mineral serta tanamannya yang
bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.
Bagi tumbuhan, pangan disintesis sendiri dengan
energisinar matahari, mikro organisme hanya memerlukan
sumber energi yang sederhana. Untuk hewan memerlukan
pangan antara lain berupa tanaman dalam bentuk molekul
yang komplek.
Kekurangan pangan, dapat menimbulkan akibat yang
sulit ditoleransi, terutama pada anak-anak balita sehingga
masalah pangan menjadi sangat penting dan menentukan
tingkat kesehatan (fisik, mental, sosial).
Kekurangan pangan di Indonesia muncul dalam
bentuk: (1) Kekurangan kalori-protein (KKP); (2)
Kekurangan vitamin A; (3) Gondok endemik dan
kretinin; (4) Anemia gizi (kekurangan zat besi).
Kekurangan pangan dan gizi, terutama pada balita
dapat menurunkan kualitas manusianya, sehingga kualitas
SDM dapat sangat terbatas.
Kebijakan pemerintah yang semula dengan programB1MAS, INMAS, INSUS, kemudian SUPRA INSUS ;
Peningkatan nilai gizi konsumsi pangan melalui pogram
perbaikan menu makanan rakyat (PMMR) serta
penganekaragaman bahan makanan yang bergizi.
Setelah adanya UU RI No. 7 th.1996 tentang Pangan,
http://fp.uns.ac.id/~hamasains/Malnutrisi%20Kini%20Bagaikan%20Bom%20Waktu.htm8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
8/39
Pemerintah mengenai pangan dicanangkan dengan program
ketahanan pangan yang mempunyai makna : Suatu kondisi
terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin
dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman merata dan terjangkau.
III.2 Kebutuhan Kalori Bagi ManusiaGizi pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat
dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi
pertumbuhan dan kesehatan manusia.
Kebutuhan pangan bagi manusia, sebetulnya sukar
ditentukan dan sangat tergantung pemilihan bahan jumlah
dan kondisinya.
Tingkat efisiensi dalam tubuh sangat tergantung
komposisi, sistem pencernaan, ukuran tubuh, jenis
pekerjaan, umur juga tingkat kesehatan manusianya.
Di Indonesia saat ini menetapkan ketahanan pangan
sebagai programnya yang bertujuan : (1) Menjamin
ketersediaan pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutuyang dibutuhkan; (2) Harga terjangkau bagi setiap keluarga;
(3) Dengan memperhatikan pendapatan petani, peternak
dan nelayan.
Kebutuhan manusia akan menu pangan tergantung
antara lain pada umur, misalnya: (1) Balita membutuhkan
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
9/39
menu yang berkualitas tinggi dengan kuantitas yang cukup;
(2) Manusia usia efektif memerlukan menu berkualitas
cukup dengan kuantitas sesuai dengan pekerjaannya; (3)
Manula kebutuhan menu disesuaikan kondisinya.
Visi program ketahanan pangan: (1) Ketersediaan
pangan yang cukup, merata, aman, dan terjangkau; (2)Optimasi sumber daya domestik melalui intensifikasi,
ekstensifikasi, diversifikasi, dan rehabilitasi; (3) Pengolahan
pangan (agroindustri) agar pendapatan meningkat; (4)
Sistem distribusi pangan; (5) Keanekaragaman pangan; (6)
Taraf hidup meningkat.
Program BIMAS, INMAS, INSUS, SUPRA INSUS dan
yang terakhir SUPRA INSUS + CORPORATE FARMING
telah berhasil mewujudkan swasembada beras tahun 1984
namun mengalami fluktuasi sampai dewasa ini.
Penyebab fluktuasi tersebut antara lain: (1) Iklim; (2)
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT); (3) Bencana alam;
(4) Krisis moneter; (5) Lahan produktif yang menurun; (6)
Penerapan teknik budidaya yang belum ramah lingkungan;(7) Seringkali kurang adanya keperpihakan pada petani.
Permasalahan umum y ang dihadapi antara lain: (1) Jumlah pe nduduk masih
meningkat; (2) Masih ada alih fungsi tanah produktif di Jawa; (3) Bergesernya
konsumsi dari beras ke no n beras; (4) Tuntutan kualitas dan kuantitas lebih besar;
(5) Rusaknya keseimbangan hayati; (6) Makin menye mpitnya areal hutan terutama
di Jawa.
http://fp.uns.ac.id/~hamasains/KETAHANANPANGAN1.htm8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
10/39
BAB IV
ENERGI DAN PRODUKSI PERTANIAN
Pertanian pada dasamya berhubungan dengan
perubahan energi matahari ke dalam bentuk bahan pangan
maupun serat.
IV.1 Penggunaan energi untuk kegiatan tanamanEnergi matahari merupakan sumber utama
hubungannnya dengan pertumbuhan tanaman, sembilan
puluh persen bahan kering tanaman pertanian berasal dari
perubahan carbon melalui proses fotosintesis yang
tergantung cahaya.
Belakangan ini banyak ahli biologi yang mencoba
menghitung produktivitas tanaman dengan memperhatikan
penangkapan energi matahari dan pengubahannya ke energi
kimia melalui proses fotosintesis.
Bahan dan hasil akhir proses fotosintesis ditulis
sebagai berikut:
(energi cahaya 673.000 kalori + klorofil)
6 CO2+ 12 H2O
C6H12O6+ 6 O2+ 6 H2O
Energi cahaya matahari yang digunakan berasal dari
panjang gelombang 0,4 - 0,7 mikron.
Efisiensi fotosintesis dipengaruhi oleh laju
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
11/39
fotosintesis.Laju fotosintesis akan meningkat dengan meningkatnya cahaya sampai batas-batas
tertentu, walaupun laju fotosintesis meningkat dengan meningkatnya intensitas
cahaya, tetapi peningkatannya lambat sehingga efisiensi penangkapan cahaya
menurun. Apabila intensitas cahaya tinggi secara relatif lebih banyak cahaya tegak
yang dipantulkan oleh daun-daun. Masuknya cahaya ke tajuk tanaman dipengaruhi
oleh sudut datangnya sinar dan susunan daun, tajuk yang ideal untuk distribusi
cahaya mempunyai susunan daun merata, pada bagian atas tajuk mempunyai daun-
daun lebih tegak dan lebih kecil sedang daun-daun bawah tersusun secara
horizontal.
IV.2 Konsep aliran energi dalam pertanian
Dengan menganggap tanaman sebagai alat penangkap,
perubah dan penyimpan energi, maka timbul usaha
menaikkan efisiensi dan produktivitas tanaman.
Didaerah yang padat tanaman, beberapa faktor
lingkungan segera menjadi berkurang, cahaya, kelembaban
tanah dan unsur hara. Hal ini merupakan faktor pembatas
dalam pertanian, pemupukan merupakan salah satu cara
yang baik untuk meningkatkan produksi.
Efisiensi pertanian dapat diperoleh dengan pcrbaikan
tanaman melalui pemuliaan tanaman.
Salah satu usaha untuk memperluas alat penangkap
energi dengan memperpanjang musim tanam misalnya
menggunakan rumah kaca untuk tanaman yang
memungkinkan input teknologi dan modal besar seperti
tanaman hortikultura di daerah iklim sedang.
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
12/39
Usaha mempengaruhi laju fotosintesis dengan cara
pertukaran CO2antara dedaunan dan atmosfer di
sekitarnya. Di wilayah yang sebelumnya angin kurang
diperhatikan, hasil jagung dapat ditingkatkan bila barisan
tanaman diarahkan tegak lurus arah angin, sehingga pucuk
tanaman tertiup angin dan terjadi perputaran dan
pencampuran udara.
BAB V
STRUKTUR MORFOLOGI DAN FUNGSI TANAMAN
Tanaman biasanya terdiri dari bagian akar yangberada di bawah permukaan
tanah dan pucuk (shoot) yang berada di atas tanah.
V.1 Akar
Akar biasanya 1/3 berat kering seluruh tubuh
tanaman. Akar beradaptasi untuk tugasnya yaitu absorbsi,
pengukuhan tegaknya tanaman dan tempat penyimpan.
Percabangan akar komplek dan tidak teratur karena tidak
berbuku serta permukaannya luas.
Bila akar primer menjadi akar utama disebut akar
tunggang dan bila akar primer berhenti tumbuh digantikan
akar adventif membentuk akar serabut. Umumnya tanaman
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
13/39
dengan sistem akar serabut, berakar dangkal dan peka
terhadap kekeringan tetapi responnya cepat terhadap variasi
pemupukan.
Spesies tanaman tertentu akarnya membesar dan
berdaging sebagai hasil penyimpan pangan dalam bentuk
pati dan gula.V.2 Pucuk
Pucuk (Shoot) merupakan sumbu tengah dengan
embelan-embelan. Batang (sumbu tengah)yang menyokong
dedaunan yang menghasilkan pangan
dan menghubungkan akar yang mengabsorbsiair dan hara.
Bentuk tanaman tegak dan batang kaku yang memiliki
satu titik tumbuh aktif dianggap bentuk normal, sedang
bentuk lain dianggap penyimpangan. Modittkasi batang, hal
ini sangat berbeda dari morfologi aslinya, tetapi struktumya
masih seperti batang yaitu memiliki buku, daun (atau
struktur seperti sisik dan berfungsi dalam pengangkutan
dan penyimpanan, modifikasi batang diatas tanah (crown,
spur) dan dibawah tanah ( bulb, corn, rhizome, tuber, dsb).Banyak modifikasi ini berisi sejumlah cadangan makanan
yang penting untuk pembiakan
tanaman.
Kuncup (tunas = bud) yaitu batang yang bersifat
embrionik. Kuncup merupakan sumber potensial bagi
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
14/39
pertumbuhan selanjutnya. Kuncup dapat menghasilkan
daun, bunga atau keduanya disebut kuncup daun, kuncup
bunga dan keduanya.
Daun pada tanaman tingkat tinggi merupakan alat
fotosintesis, lembaran daun merupakan embelan pipih pada
batang sehingga memperluas permukaan untuk absorbsicahaya. Struktur anatomi sistem pembuluh dalam daun
terdiri dan urat daun yang bercabang-cabang, percabangan
urat daun pada dikotyl seperti jala sedang pada monokotyl
sejajar.
Bunga menunjukkan baik struktur maupun ukurannya.
Sepal (calyx) yaitu kelopak bunga yang menutupi bunga
sewaktu masih kuncup. Petal (Corolla) yaitu mahkota bunga.
Stamen yaitu alat reproduksi jantan tersusun dari
anther yang berisi tepung sari. Tepung sari dewasa
dikeluarkan lewat dinding anther yang pecah.Pistil (terdiri dari satu atau beberapa carpel ) yaitu alat reproduksi betina, biasanya
mengandung ovule dan ovary yang mendukung style yang pucuknya membesar
disebut stigma. Ovule akan berkembang menjadi biji sedang ovary dewasa menjadi
buah.
Bunga yang terdiri dari Sepal, Petal, Stamen dan Fistil
disebut bunga lengkap.
Buah secara botani menunjukkan ovary dewasa dan
bagian lain dari bunga yang berhubungan dengannya.
Pengelompokkan buah dapat menurut jumlah, dinding ovary
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
15/39
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
16/39
integument terdiferensiasi menjadi testa.
Kebanyakan biji mengandung suplai makanan yang
berasal dari jaringan endosperm (jagung) dan pada yang
lain kotiledon bertindak sebagaialat penyimpan makanan.
Perkecambahan biji menunjukkan perubahan
pertumbuhan terkekang menjadi pertumbuhan aktif.
BAB VI
PERTUMBUHAN , PERKEMBANGAN TANAMAN
DAN FAKTOR LINGKUNGAN
IV.1 Pertumbuhan Tanaman
Pertumbuhan menunjukkan pertambahan ukuran danberat kering yang tidak dapat balik yang mencerminkan
pertambahan protoplasma mungkin karena ukuran dan
jumlahnya bertambah.
Pertambahan protoplasma melalui reaksi dimana air,
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
17/39
C02, dan garam-garaman
organik dirubah menjadi bahan hidup yang mencakup;
pembentukan karbohidrat (proses tbtosintesis), pengisapan
dan gerakan air dan hara (proses absorbs dan translokasi),
penyusunan perombakan protein dan lemak dari elemen C
dari persenyawaan organik (proses metabolisme) dan tenagakimia yang dibutuhkan didapat dari respirasi.
IV.2 Perkembangan Tanaman
Perkembangan mencakup diferensiasi sel dan
ditunjukkan oleh perubahan yang lebih tinggi menyangkut
spesialisasi anatomi dan fisiologi.
Perkembangan dari tanaman bersel banyak, terlaksana
dengan proses mitosis, sel-sel tertentu berperan dalam
mengatur diferensiasi, pengaturan ini berlangsung dengan
media "utusan kimia" yang ditunjukkan oleh pengatur
pertumbuhan.
Pengatur pertumbuhan adalah zat organik yang
keaktifannya jauh berlipat seperti hormon yang dikenal
adalah auksin, giberelin, dan citokinin. Perpanjangan sel,contoh dari diferensiasi anatomi yang secara langsung
dipengaruhi oleh konsentrasi auksis, fototropisme,
pembengkokan ke arah cahaya dari kecambah akibat
penyebaran auxin yang tidak merata dan penghambatan
sintesa auxin pada titik tumbuh oleh cahaya. Dominasi
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
18/39
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
19/39
Pembelahan sel, memerlukan karbohidrat dalam jumlah besar, karena dinding
sel terbentuk dari selulosa dan protoplasmanya dari gula. Pembelahan sel terjadi
dalam jaringan merismatis pada titik tumbuh batang daun ujung akar dan kambium.
Perpanjangan sel terjadi pada pembesaran sel, proses
ini membutuhkan; (1) Pemberian air; (2) Hormon untuk
merentangkan dinding sel; (3) Tersedianyagula.
Fase reproduktif: terjadi pada pembentukan dan
perkembangan kuncup bunga, buah dan biji atau pada
pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpan
makanan.
Fase ini berhubungan dengan proses: (l) Pembelahan
sel relatif sedikit; (2) Pendewasaan jaringan; (3)
Penebalan serabut; (4) Pembentukan hormon untuk
perkembangan kuncup bunga; (5) Perkembangan kuncup
bunga, buah dan biji serta alat penyimpan; (6)
Pembentukan koloid hidrofilik.
Fase reproduktif ini memerlukan suplai karbohidrat,
sehingga karbohidrat yang digunakan untuk perkembangan
akar, batang, dan daun sebagian disisakan untuk
perkembangan bunga, buah danbiji serta alat penyimpan.Perimbangan rase vegetatif, reproduktif dan tipe
pertumbuhan.
Umumnya semua tanaman memerlukan dominansi
dari fase vegetatif selama tahap semai. Setelah tahap ini,
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
20/39
dapat dibedakan ke dalam 3 kelompok:
a. Tanaman berbatang basah yang memerlukan
dominansi fase vegetatif
selama tahap pertama hidupnya dan dominansi fase
reproduktif selama
masa akhir hidupnya.b. Tanaman berbatang basah yang tidak memerlukan
dominansi dari kedua
kedua fase vegetatif maupun reproduktif
c. Tanaman berkayu yang memeriukan dominansi fase
vegetatif selama
tahap pertama tiap musim dan dominansi fase
reproduktif selama bagian
akhir musim.
IV.4 Faktor Lingkungan Dalam Kehidupan Tanaman
Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan tanaman ialah faktor
tanah, suhu, dan cahaya.
Peranan tanah tergantung pada kondisi mineral organik,bahan organik tanah, organisme tanah, atmosfer tanah dan
air tanah. Dalam hal ini tingkat kesuburan tanah (kimiawi,
fisik, dan biologis) sangat menentukan pertumbuhan,
perkembangan dan produksi tanaman.
Peranan suhu sebagai pengendali proses-proses fisik dan
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
21/39
kimiawi yang selanjutnya akan mengendalikan reaksi biologi
dalam tubuh tanaman. Misalnya suhu menentukan laju
difusi dari gas dan zat cair dalam tanaman. Kecepatan
reaksi kimia sangat dipengaruhi suhu, suhu makin tingg
dalam batas tertentu reaksi makin cepat. Disamping itu
suhu juga berpengaruh pada kestabilan sistem enzim. Cahaya matahari sebagai sumber energi primer di muka
bumi, sangat menentukan kehidupan dan produksi
tanaman. Pengaruh cahaya tergantung mutu berdasarkan
panjang gelombang (antara panjang gelombang 0,4 0,7
milimikron). Sebagai sumber energi pengaruh cahaya
ditentukan oleh intensitas cahaya maupun lama penyinaran
(panjang hari). Reaksi cahaya dari tanaman (fotosintesis,
fototropisme, dan fotoperiodisitas) didasarkan atas reaksi
fotokimia yang dilaksanakan oleh sistem pigmen spesifik.
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
22/39
BAB VII
PEMBIAKAN TANAMAN
Tanaman perlu pembiakan dalam rangka
mempertahankan jenisnya dan peningkatan produksinya.
Ada dua cara pembiakan tanaman ialah: (1) Secara
generatif/reproduktif (secara kawin) dengan menggunakan
benih (biji yang memenuhi persyaratan sebagai bahan
tanaman; (2) Secara vegetatif (secara tak kawin) dengan
menggunakan organ vegetatif.
VII.1 Pembiakan Generatif
Pembentukan biji melalui proses penyerbukan
(jatuhnya tepung sari pada kepala putik) kemudiandilanjutkan dengan pembuahan (peleburan antara gamet
jantan dari tepung sari dan gamet betina dari putik).
Dalam kontek agronomi, benih sebagai bahan tanaman
merupakan biji yang diproduksi, diproses, dan diuji dengan
metode standar sehingga memenuhi persyaratan sebgai
bahan tanaman. Peran teknologi benih (merupakan
rangkaian kegiatan sejak produksi, pemanenan,
pengeringan, pengolahan/prosesing, pengujian sampai
dengan sertifikasi benih) sangat strategis dalam rangka
penyediaan benih bermutu dalam jumlah dan saat yang
dibutuhkan.
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
23/39
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
24/39
atas berupa mata tunas), susuan (saat penyambungan
batang bawah dan atas masih pada tanaman masing-
masing.
Salah satu keuntungan penyusuan tanaman adalah
tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Dibandingkan pada
grafting dan okulasi. Disamping itu daya adaptasitanaman batang atas dapat lebih luas. Dibanding tanda
batang bawah spesies tanaman lain. Apabila dalam
budidaya tanaman ada kesulitan dalam menggunakan benih
dan berbagai cara perbanyakan vegetatif, maka penggunaan
bibit dari kultur jaringan dianggap jalan keluar yang perlu
ditempuh.
BAB VIII
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
Agronomi merupakan istilah yang tidak asing lagI di
bidang pertanian. Istilah itu belakangan ini diartikan
sebagai usaha dalam membudidayakan tanaman-tanaman
pertanian atau sering disebut dengan budidaya pertanian.
Dalam membudidayakan tanaman yang di dasar ialah
produksi yang tinggi baik mutu maupun jumlahnya.Dalam rangka mendapatkan produksi tinggi (jumlah dan mutu) perlu penerapan
yang dikenal dengan panca usaha tani yang meliputi: (1) penyediaan bahan tanaman
(benih/bibit) bermutu tinggi yang berasal dari klon/kultiv ar unggul; (2) pengolahan
h ( ) i ( ) k ( ) li d
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
25/39
tanah; (3) pengairan; (4) pemupukan; (5) perlindungan tanaman.
VIII.1 Penyediaan Bahan Tanaman Bermutu Tinggi
Bahan tanam (benih/bibit yang bermutu tinggi)
sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil panen yang
tinggi. Bahan tanam merupakan suatu awal keberhasilan
suatu proses produksi. Tidak ada gunanya kita memupuk,
menyiangi dan menyiram apabila bahan tanamannya tidak
bermutu tidak akan dapat diperoleh hasil panen yang
maksimum.
Benih yang berkualitas adalah yang mempunyai sifat-
sifat antara lain tingkat kemurnian genetik dan fisik yang
tinggi, sehat dan kadar air aman dalam penyimpanan.
Kultivar unggul diperoleh dengan cara seleksi mutasimaupun persilangan antara tetua yang mempunyai sift-sifat
genetik unggul.
Penggunaan kultivar unggul introduksi dari luar
negeri, perlu diperhatikan masalah adaptasinya. Yang ideal
sifat-sifat unggul dari luar negeri dikombinasikan sifat
unggul nasional/lokal, akan memperkaya plasma nutfah di
dalam negeri.
Pemanfaatan kultivar unggul lokal yang sudah teruji
daya adaptasinya, akan mendukung pelestarian dan
pengembangan plasma nutfah dan merupakan salah satu
faktor pendukung terwujudnya pertanian berkelanjutan.
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
26/39
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
27/39
makin mendukung kelestarian kesuburan tanah disamping
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
28/39
makin mendukung kelestarian kesuburan tanah disamping
lebih menghemat biaya dan waktu.
VIII.3 Pengairan Pengairan mengandung arti memanfaatkan dan
menambah sumber air dalam tingkat tersedia bagi
kehidupan tanaman. Apabila air terdapat berlebihan dalam
tanah maka perlu dilakukan pembuangan (drainase), agar
tidak mengganggu kehidupan tanaman.
Pengairan pada tanaman dapat dilakukan dengan cara:
(1) Pengairan di atas tanah; (2) Pengairan di dalam tanah
(sub irrigation); (3) Pengairan denagn penyemprotan
(sprinkler irrigation); dan (4) Pengairan tetes (drip
irrigation).
Pengairan permukaan menggunakan selokan dengan
aliran lambat agar tidak terjadi erosi berat. Penggenangan
kontur dilakukan bila tanah cukup kemiringannya, sehingga
terjadi genangan yang bertingkat tingginya karena dibatasi
dengan galengan yang bertahap dan teratur. Laju pemberian
air hendaknya berkesinambungan dengan bagian tanah yang
dapat menyerapnya, oleh karenanya frekuensi pengairan
akan efektif bila diberikan sebelum kelembaban tanah
menjadi penghambat pertumbuhan tanaman
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
29/39
menjadi penghambat pertumbuhan tanaman.
Dalam keadaan tanah kering maka pemberian air
dapat berjumlah lebih banyak dibanding pada tanah basah.
Tanah yang memperoleh air pengairan, maka air dapat
masuk ke dalam tanah (inflitrasi) dan air dapat lalu lewat
tanah itu (perkolasi). Dalam air pengairan dikenal istilah airbebas yaitu air yang tidak diikat dan lalu dengan bebas
kebawah karena gaya gravitasi. Bila sebagian air tetap
didalam pori-pori tanah maka disebut air kapiler yang
terikat dalam pori tersebut oleh tekanan permukaan dan
daya adesinya. Air kapiler dan air bebas ini keduanya dapat
dipergunakan oleh tanaman. Penggunaan air tersebut juga
tergantung dari banyaknya akar, dan laju pengambilan air
meningkat dengan makin meningkatnya kekeringan.
Mengingat makin terbatasnya sumber air, maka
langkah-langkah penghematan (peningkatan keefisienan)
penggunaan air dalam budidaya tanaman, perlu dilakukan
secara simultan dan terus menerus. Langkah-langkah
tersebut antara lain melalui pergiliran tanaman (padi dan
palawija/sayuran di lahan sawah), pemanfaatan mulsa
(diutamakan mulsa organik) di laahn kering pada musim
kemarau, sistem tanpa olah tanah (TOT) di akhir musim
hujan, pemanfaatan air tanah, penerapan pengairan tetes,
dll. Dengan langkah-langkah tersebut kelestarian sunber
daya alam air akan lebih terjamin
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
30/39
daya alam air akan lebih terjamin.
VIII.4 Pemupukan
Tujuan pemupukan adalah meningkatkan pertumbuhan
dan mutu hasil tanaman. Pemupukan diberikan pada saat
tanaman menunjukkan sejumlah kebutuhan unsur hara agar
diperoleh keefisienan yang maksimal. Pemberian pupuk padat dilakukan dengan cara ditugal,
disebar di atas tanah atau di sebelah tanaman, sedangkan
pemberian pupuk daun.
Dengan cara menyemprotkan pada daun, bersama air
disemprotkan sebagai perlakuan tambahan. Pemupukan
secara disebar mempunyai kelemahan bahwa pupuk mudah
menguap ataupun terikat dalam tanah. Sebenarnya tanah
merupakan sumber unsur-unsur hara. Suatu hasil yang
tinggi dari tanaman akan mengangkut keluar unsur lebih
banyak daripada tanaman yang berdaya hasil rendah.
Unsur-unsur esensial yaitu unsur penting bila
ditiadakan maka pertumbuhan tanaman dapat terhenti.
Pada saat kekurangan nampak gejala defisiensi, dan fungsi
unsur tertentu tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Unsur
esensial makro ialah unsur penting yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah banyak agar siklus hidupnya tidak
terhenti seperti N, P, K, Ca, Mg, H dan O, sedangkan unsur
esensial mikro ialah
unsur penting yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
31/39
unsur penting yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
sedikit agar siklus hidupnya tidak terhenti, meliputu Fe, Mn,
Zn, Cu, Cl, Mo dan B.
Konsekuensi penggunaan kultivar unggul berpotensi
hasil tinggi (terutama kultivar manja) adalah pemberian
pupuk dalam jumlah banyak. Apabila yang digunakan pupukanorganik dan diberikan terus-menerus tanpa diimbangi
pupuk organik, maka akan menyebabkan kerusakan fisik
dan keseimbangan hayati tanah. Kesehatan dan
produktivitas tanah cenderung menurun sehingga menjadi
kendala terwujudnya pertanian berkelanjutan.
Dalam rangka melestarikan kesuburan tanah (kimiawi,
fisik dan hayati) dan mencegah pencemaran air tanah, makasistem pemupukan hayati perlu ditingkatkan dan
dikembangkan karena efeknya yang ramah lingkungan.
Pendekatannya dengan pemanfaatan input lokal (pupuk
kandang, pupuk hijau, pupuk kompos, pupuk kascing, pupuk
guano, dll) dan input luar yang ramah lingkungan misalnya
pemanfaatan bakteri Rhizobium (pada kacang-kacangan),
cendawan Micoriza (pada padi-padian) dan pupuk organik
cair.
Peletakan Pupuk
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
32/39
energi cahaya matahari, CO2, O2, ruang hidup) disertai zat
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
33/39
g y , 2, 2, g p)
allelopati yang dikeluarkannya, sangat menentukan tingkat
produksi dalam jumlah maupun mutu. Tingkat dampak
gangguan pada tanaman sejak yang paling ringan berupa
hambatan pertumbuhan/perkembangan, penurunan produk
(jumlah dan mutu), kerusakan fatal sehingga gagal panen(ledakan hama tikus di era enam puluhan dan hama wereng
di era tahun tujuh puluhan pada tanaman padi) bahkan
kematian total tanaman (ledakan hama kutu loncat pada
lamtoro local di era tahun delapan puluhan).
Kejadian tersebut di atas minimal suatu ilustrasi
tentang besarnya tingkat gangguan pada keseimbangan
hayati di alam, sehingga populasi musuh alam (antara lain
predator dan parasit) sudah tidak seimbang lagi dengan
populasi hama-hama tersebut di atas. Kondisi tersebut
dipicu terutama oleh penggunaan pestisida kimia murni
yang tidak terkendali, sehingga pencemaran atmosfer akan
menekan kehidupan musuh-musuh alami hama.
Beberapa cara pengendalian organisme penggangguyang dikenal antara lain: (1) Cara teknik budidaya
dititikberatkan pengurangan populasi musuh alami
(menghilangkan tanaman/bagian yang terserang, pergiliran
tanaman, pengaturan populasi tanaman, karantina
tanaman/tumbuhan, tanaman campuran); (2) Cara fisik
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
34/39
/ , p ;
(menghilangkan binatang hama dari tanaman, pencabutan
gulma, penggunaan zat penarik, penggunaan penangkap
hama, perlakuan panas untuk penyebab penyakit); (3) Cara
hayati (pemanfaatan predator dan parasit, penggunaan
tanaman resisten, pemanfaatan binatang pengusir hama);(4) Cara kimiawi dengan pestisida kimia murni di satu sisi
positifnya adalah efek lebih cepat tampak dan praktis dalam
penanganan. Tetapi aplikasi yang tidak tepat (takaran, cara,
intensitas dan saat) justru dampak negatifnya akan
dirasakan jangka panjang dalam bentuk pencemaran
(atmosfer, tanah dan air), residu pada produk tanaman,
keracunan pada manusia dan hewan, resistensi pada hamadan penyebab penyakit. Cara pengendalian inilah yang
sangat mengancam kelestarian sumber daya alam
keseimbangan hayat di alam. Penggunaan cara kimia
tersebut sebaiknya dilakukan apabila cara lain yang lebih
ramah lingkungan kurang berhasil. Penggunaan dan
pengembangan pestisida hayat dianggap dapat menutup
kelemahan pestisida kimia murni.
Budidaya tanaman ganda
1. Multiple Cropping
Penanaman lebih dari jenis tanaman pada sebidang
tanah yang sama dalam satu tahun, yang termasuk dalam
sistem tanaman ganda yaitu Inter Cropping, Mixed
http://fp.uns.ac.id/~hamasains/tanaman-ganda.htm8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
35/39
Cropping dan Relay Cropping.
a. Inter Cropping
Penanaman serentak dua atau lebih jenis tanaman
dalam barisan berselang-seling pada sebidang tanah yang
sama. Sebagai contoh tumpang sari antara Sorghum dantanaman kacang tunggak dan antara tanaman ubi kayu dan
jagung atau kacang tanah.
b. Mixed Cropping
Penanaman dua atau lebih jenis tanaman secara
serentak dan bercampur pada sebidang lahan yang sama.
Sistem tanam campuran lebih banyak diterapkan dalam
usaha pengendalian hama dan penyabab penyakit.c. Relay Cropping
Penanaman sisipan adalah penanaman suatu jenis
tanaman kedalam pertanaman yang ada sebelum tanaman
yang ada tersebut dipanen, atau dengan istilah lain suatu
bentuk tumpang sari dimana tidak semua jenis tanaman
ditanam pada waktu yang sama.
Sebagai contoh : padi gogo dan jagung ditanam
bersamaan kemudian ubi kayu ditanam sebagai tanaman
sela satu belan atau lebih sesudahnya.
2. Sequantial Cropping
Penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada
sebidang lahan dalam satu tahun, dimana tanaman kedua
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
36/39
ditanam setelah tanaman pertama dipanen. Demikian juga
kalau ada tanaman ketiga, tanaman ditanam setelah
tanaman kedua dipanen.
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
37/39
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
38/39
8/13/2019 Materi Dasar-dasar Agronomi
39/39