Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

26
TEKNIK BUDIDAYA DALAM RUANG LINGKUP AGRONOMI : PENGOLAHAN TANAH PEMAKAIAN BIBIT UNGGUL PENANAMAN PEMUPUKAN PENGAIRAN PEMBERANTASAN HAMA & PENYAKIT & GULMA PENANGANAN PASCA PANEN disusun oleh 名名名 Agroekoteknologi Universitas Pembangunan Panca Budi Medan – Sumatera Utara

Transcript of Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

Page 1: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

TEKNIK BUDIDAYA DALAM RUANG LINGKUP AGRONOMI :

PENGOLAHAN TANAH

PEMAKAIAN BIBIT UNGGUL

PENANAMAN

PEMUPUKAN

PENGAIRAN

PEMBERANTASAN HAMA &

PENYAKIT & GULMA

PENANGANAN PASCA PANEN

disusun oleh

名ず利

Agroekoteknologi Universitas Pembangunan Panca Budi

Medan – Sumatera Utara

Page 2: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

PEMAKAIAN BIBIT UNGGUL

BIJI

BENIH

BIBIT

BIBIT UNGGUL

Page 3: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

TEKNIK BUDIDAYA - PEMAKAIAN BIBIT UNGGUL

BIJI

• Organ perbanyakan tanaman secara generatif

• Berkembang dari organ reproduksi, baik dari hasil pembuahan ataupun tidak

• Ada yang bisa digunakan sebagai benih - komersil

• Ada yang tidak bisa digunakan sebagai benih

Page 4: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

TEKNIK BUDIDAYA - PEMAKAIAN BIBIT UNGGUL

BENIH

• Biji yang bisa dipertanggungjawabkan, yaitu diketahui asal-usulnya, daya tumbuhnya, bersertifikat dan berproduksi tinggi (benih unggul)

• Bahan tanam : Semua bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan penanaman, dapat

berupa biji, organ vegetatif, hasil okulasi, dan hasil penyambungan

• Biji tanaman yang dipersiapkan untuk bibit atau pembibitan.

Page 5: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

TEKNIK BUDIDAYA - PEMAKAIAN BIBIT UNGGUL

Benih berbentuk biji (generatif) : jagung, kacang tanah, padi, kedelai, dsb

Sumber foto : www.ipb.ac.id

Page 6: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

TEKNIK BUDIDAYA - PEMAKAIAN BIBIT UNGGUL

Bahan tanam berasal dari organ vegetatif -- KLON :

setek (ubi kayu/ubi rambat), rimpang (jahe), umbi (keladi),

anakan (pisang)

Sumber foto : www.ipb.ac.id

Page 7: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

TEKNIK BUDIDAYA - PEMAKAIAN BIBIT UNGGUL

BIBIT

• Seedling

• Benih yang telah tumbuh dan dipersiapkan untuk usaha budidaya selanjutnya (benih yang telah berkecambah).

Page 8: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

TEKNIK BUDIDAYA - PEMAKAIAN BIBIT UNGGUL

BIBIT HASIL

OKULASI

Sebagai bahan tanam

Sumber foto : www.ipb.ac.id

Page 9: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

TEKNIK BUDIDAYA - PEMAKAIAN BIBIT UNGGUL

BIBIT UNGGUL

• memiliki sifat yang lebih baik daripada induknya atau tanaman sejenisnya.

• sifat tersebut seringkali dapat diturunkan kepada keturunannya.

• produksi tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit

• dapat beradaptasi dengan baik terhadap kondisi lingkungan (iklim) disekitarnya

melalui serangkaian

pengujian

Page 10: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman
Page 11: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

Sistem Penanaman

Pengaturan Jarak Tanam

Perhitungan

Page 12: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

TEKNIK BUDIDAYA - PENANAMAN

MONOKULTUR (MONOCROPPING)

Sistem penanaman dengan satu jenis tanaman budidaya pada areal yang sama

TUMPANG SARI (MULTIPLE CROPPING)

Sistem penanaman dengan lebih dari satu jenis

tanaman pada areal yang sama

1. Mixed Cropping : jarak tanam & umur berbeda-beda 2. Inter Cropping : jarak tanam sama , umur sama 3. Inter Culture : jarak tanam sama, umur berbeda

Page 13: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

TEKNIK BUDIDAYA - PENANAMAN

MONO

KULTUR

Page 14: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

TEKNIK BUDIDAYA - PENANAMAN

TUMPANG SARI

KACANG TANAH JAGUNG

Sumber foto : www.ipb.ac.id

Page 15: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

TEKNIK BUDIDAYA - PENANAMAN

JARAK TANAM

berpengaruh pada :

- Fotosintesis ----> pertumbuhan & produksi

- Kelembapan ----> potensi hama & penyakit,

kekeringan, transpirasi

- Persaingan unsur hara -----> pertumbuhan &

produksi

Page 16: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman
Page 17: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman
Page 18: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

Pembuatan lubang tanam dan penanaman

Tanaman semusim

Sumber foto : www.ipb.ac.id

Page 19: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

Pembuatan lubang tanam dan penanaman

Tanaman tahunan

Sumber foto : www.ipb.ac.id

Page 20: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

PERHITUNGAN AGRONOMIS

Page 21: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

Luas petak percobaan adalah 10 m x 7.5 m, jarak tanam kacang tanah adalah 50 cm x 20 cm dan tiap lubang ditanam 1 butir benih. Apabila benih yang tumbuh pada 1 MSTadalah 600 butir, hitung daya tumbuhnya!

DAYA TUMBUH BENIH

Jawab:

Jumlah benih ditanam per petak :

(10 m x 7.5 m) / (0.5 m x 0.2 m) = 750 butir

- Jumlah benih tumbuh = 600 butir

- Jadi daya tumbuh benih :

( ∑ benih tumbuh / ∑ benih ditanam ) x 100%

= (600/750) x 100% = 80%.

Soal & penyelesaian dikutip dari www.ipb.ac.id

Page 22: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

LUAS LAHAN - DATAR

Luas = p x l dalam satuan m2 atau ha.

Contoh: Pengukuran pada lahan datar menghasilkan panjang 70 m dan lebar 50 m, berapa luas bidang tanam lahan tersebut dalam hektar (ha).

p = 70 m l = 50 m 1 ha = 10 000 m2

Sehingga luas lahan:

L = p x l = 70 m x 50 m = 3 500 m2

= 3 500 m2/10 000 m2 x 1 ha = 0.35 ha

Soal & penyelesaian dikutip dari www.ipb.ac.id

Page 23: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

KEBUTUHAN BENIH

Pada percobaan Jagung Hibrida digunakan lahan

berukuran 7.5 m x 10 m dan jaraktanam 80 cm x 20 cm. Apabila daya tumbuh

benihjagung tersebut 85%, tentukan:

(1) berapa butir benih yang diperlukan untuk luas

lahan tersebut bila ditanam 1 butir benih per

lubang tanam.

(2) bila diketahui bobot 1000 butir benih jagung

adalah 250 g, tentukan bobot benih yang dibutuhkan untuk luas 1 hektar

Soal & penyelesaian dikutip dari www.ipb.ac.id

Page 24: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

Langkah untuk menjawab pertanyaan (1) :

Jumlah lubang tanam adalah =

jumlah baris X jumlah lubang dalam barispada soal:

jumlah baris tanaman = (10/0.8 + 1) = 13.5 ----> 13 baris

jumlah lubang dalam baris = (7.5/0.2+1) = 38.5 ----> 38 baris.

Jumlah lubang tanam adalah = 13 x 8 = 494 lubang tanam.Jumlah benih per lubang = 1 ---> 494 x 1 = 494

Daya tumbuh = 85 % maka,

Kebutuhan Benih untuk lahan tersebut =

494 x 100/85 = 581 butir benih Soal & penyelesaian dikutip dari www.ipb.ac.id

Page 25: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

Langkah untuk menjawab pertanyaan (2) :

Terlebih dahulu konversi jumlah benih yang

dibutuhkan ---> konversi dari ukuran lahan ke hektar

Kemudian, kalikan dengan kebutuhan benih lahan (dari

jawaban no 1)= (10 000 m2 / 75m2) x 581 butir = 77 490 butir.

Kalikan jumlah benih tersebut dengan bobot 1000 butir

untuk mengetahui bobot benih yang dibutuhkan per hektar= (77 490/1000) x 250 g = 19 372 g = 19.4 kg per hektar

Soal & penyelesaian dikutip dari www.ipb.ac.id

Page 26: Dasar Agronomi - Teknik Budidaya: Pemakaian Bibit Unggul & Penanaman

sampai kuliah berikutnya….