Post on 07-Apr-2018
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
1/21
MATAKULIAH PENDIDIKAN KEWARGA NEGARAAN
MATAKULIAH PENDIDIKAN KEWARGA NEGARAAN
olehRika Rovikohpada 01 September 2010 jam 11:27
ILmu Pendidikan Kewarganegaraan
March 27th, 2010 Related Filed Under
Filed Under: Umum
Menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis
yang berkeadaban, menjadi warga negara yang memiliki daya saing, berdisiplin, dan
berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem ni!aiPancasila.Mengenai pengertian pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang
berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber sumber pengertahuan lainnya,
pengaruh pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat , orang tua yang kesemuanya itudiproses guna melatih siswa untuk berfikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis
dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.pendidikan
kewarganegaraan didefinisikan sebagai suatu bidang kajian yang mempunyai objek telaahkebajikan dan budaya kewarganegaraan, menggunakan disiplin ilmu pendidikan dan ilmu politik
sebagai kerangka kerja keilmuan pokok serta disiplin ilmu lain yang relevan, yang secara
koheren diorganisasikan dalam bentuk program kurikuler kewarganegaraan, aktivitas sosial-
kultural kewarganegaraan, dan kajian ilmiah kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraansebagai mata pelajaran dan sebagai mata kuliah merupakan salah satu status pendidikan
kewarganegaraan yang praksis dalam pendidikan di Indonesia sekarang ini. Sebagai mata
pelajaran di sekolah, pendidikan kewarganegaraan dimunculkan dengan nama mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berdasar Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang StandarIsi. Menurut ketentuan tersebut Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-
hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, danberkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan untuk tingkat
perguruan tinggi, pendidikan kewarganegaraan dimunculkan dalam mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). Jadi baik sebagai mata pelajaran maupun mata kuliah, nomenklaturyang digunakan sama yaitu Pendidikan Kewarganegaraan disingkat PKn. Dasar penetapan
tersebut adalah Surat Keputusan (SK) Dirjen Dikti No.43 Tahun 2006 tentang Rambu-Rambu
Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Menurut keputusan
tersebut salah satu mata kuliah yang sifatnya wajib menjadi bagian dari kurikulum perguruan
tinggi adalah mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Mata kuliah PendidikanKewarganegaraan bertujuan membentuk mahasiswa agar menjadi ilmuwan dan profesional yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis berkeadaban, menjadi warga negarayang memiliki daya saing, berdisiplin, dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan
yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.
Pembukaan UUD 1945 di Indonesia menetapkan filosofi negara. Filsafat yang dikenal sebagai
Pancasila yang berarti lima prinsip. Mereka adalah:
http://www.facebook.com/profile.php?id=100000937583126http://www.facebook.com/profile.php?id=100000937583126http://www.facebook.com/profile.php?id=100000937583126http://www.facebook.com/profile.php?id=1000009375831268/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
2/21
1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab 3. Persatuan Indonesia 4.Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan 5.
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Prinsip-prinsip ini masih merupakan perumusan
prinsip-prinsip kehidupan nasional. Setiap prinsip ini dirancang untuk terus bersama-sama
bersaing agama, politik dan etnis aspirasi untuk identitas politik Indonesia baru dalam negarakesatuan. Karena luasnya pernyataan mereka, prinsip-prinsip ini telah mengalami interpretasi
dalam mendukung agenda politik yang berlaku selama sejarah nasional Indonesia. Interpretasi
ini, walaupun tidak pernah tanpa kontestasi, dimaksudkan untuk melestarikan kedua elemendalam perumusan kesatuan dalam keragaman. Dengan definisi, setiap pembahasan tentang
kurikulum formal kewarganegaraan di Indonesia harus didasarkan pada prinsip-prinsip
kewarganegaraan. Tidak peduli seberapa kuat identitas lainnya dan sosial-keagamaan aktivismepolitik identitas, misalnya-misi mereka sebagai warga negara dan makna diberikan kepada
mereka dengan syarat mereka dimasukkan dalam definisi konstitusional warga negara.
Sementara Pancasila memiliki aspek modern, Soekarno disajikan dalam bentuk tradisional
masyarakat Indonesia di mana bangsa paralel yang ideal di mana masyarakat desa adalahegaliter, perekonomian ini disusun atas dasar saling membantu diri sendiri, dan pengambilan
keputusan adalah dengan konsensus. Dalam versi Sukarno Pancasila, politik dan pembangkangansosial merupakan perilaku menyimpang. Soeharto mengubah pandangan ini, bahwa sejauh salah
satu kritik dari versi Pancasila adalah bahwa ia berusaha menegaskan bahwa blok bangunan
dasar Pancasila adalah ilmu kasunyatan (kebijaksanaan tertinggi) yang berasal dari praktek-praktek kebatinan.
Demokrasi adalah sebuah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.[1] Begitulah
pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua
orang.[1] Berbicara mengenai demokrasi adalah memburaskan (memperbincangkan) tentang
kekuasaan, atau lebih tepatnya pengelolaan kekuasaan secara beradab.[2] Ia adalah sistemmanajemen kekuasaan yang dilandasi oleh nilai-nilai dan etika serta peradaban yang menghargai
martabat manusia.[2] Pelaku utama demokrasi adalah kita semua, setiap orang yang selama ini
selalu diatasnamakan namun tak pernah ikut menentukan.[3] Menjaga proses demokratisasiadalah memahami secara benar hak-hak yang kita miliki, menjaga hak-hak itu agar siapapun
menghormatinya, melawan siapapun yang berusaha melanggar hak-hak itu.[3] Demokrasi pada
dasarnya adalah aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik yang demokratis wargamempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur pemerintahan di dunia
publik.[4] Sedang demokrasi adalah keputusan berdasarkan suara terbanyak.[5] Di Indonesia,
pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang berwatak anti-
feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis.[6] Bagi GusDur, landasan demokrasi adalah keadilan, dalam arti terbukanya peluang kepada semua orang,
dan berarti juga otonomi atau kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk mengatur
hidupnya, sesuai dengan apa yang dia ingini.[7] Jadi masalah keadilan menjadi penting, dalamarti dia mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, tetapi harus dihormati haknya
dan harus diberi peluang dan kemudahan serta pertolongan untuk mencapai itu.[7]
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
3/21
Rakyat bebas menyampaikan aspirasinya demi kepentingan bersama
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Prinsip-Prinsip Demokrasi 2 Asas Pokok Demokrasi 3 Ciri-Ciri Pemerintahan Yang Demokrasi 4 Referensi
Prinsip-Prinsip Demokrasi
Setiap prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasidalam suatu konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.[8] Prinsip-prinsip demokrasi, dapat
ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi."[9]
Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:[9]
1. Kedaulatan rakyat;2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;3.
Kekuasaan mayoritas;4. Hak-hak minoritas;
5. Jaminan hak asasi manusia;6. Pemilihan yang bebas dan jujur;7. Persamaan di depan hukum;8. Proses hukum yang wajar;9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;10.Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;11.Nilai-nilai tolerensi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
Asas Pokok Demokrasi
Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikatmanusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan
sosial.[10] Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat 2 (dua) asas pokok demokrasi, yaitu:[10]
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
4/21
1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakilrakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia sertajurdil; dan
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah untukmelindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.
Pemilihan umum secara langsung mencerminkan sebuah demokrasi yang baik
Ciri-Ciri Pemerintahan Yang Demokrasi
Istilah demokrasi diperkenalkan kali pertama oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk
pemerintahan, yaitu suatu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tanganbanyak orang (rakyat).[11] Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yangditerima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia.[11] Ciri-ciri suatu pemerintahandemokrasi adalah sebagai berikut.[11]
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baiklangsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.3. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.4. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan
rakyat.
Referensi
1. ^ a b "Membela kebebasan: percakapan tentang demokrasi liberal", Pustaka Alvabet,2006, 9793064323, 9789793064321.
2. ^ a b "Demokrasi Dan Etika Bernegara", Kanisius, 9792119450, 9789792119459.3. ^ a b R. Eep Saefulloh Fatah, "Mencintai Indonesia dengan amal: refleksi atas fase awal
demokratisasi", Penerbit Republika, 2004, 979321029X, 9789793210292.
4. ^ St Sularto, "Masyarakat warga dan pergulatan demokrasi: menyambut 70 tahun JakobOetama", Penerbit Buku Kompas, 2001, 9797090035, 9789797090036.
5. ^ Zaim Saidi, "Ilusi demokrasi: kritik dan otokritik Islam : menyongsong kembalinya tatakehidupan Islam menurut amal Madinah", Penerbit Republika, 2007, 9791102074,
9789791102070.6. ^ Slamet Muljana, "Kesadaran nasional: dari kolonialisme sampai kemerdekaan, Jilid 2",
PT LKiS Pelangi Aksara, 2008, 9791283575, 9789791283571.
7. ^ a b Al-Zastrouw Ng, "Gus Dur, siapa sih sampeyan?: tafsir teoritik atas tindakan danpernyataan Gus Dur", Erlangga, 1999, 9794117323, 9789794117323.
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
5/21
8. ^ Aa Nurdiaman, "Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara",PT Grafindo Media Pratama, 979914857X, 9789799148575.
9. ^ a b Aim Abdulkarim, "Pendidikan Kewarganegaraan: Membangun Warga Negara yangDemokratis", PT Grafindo Media Pratama, 9797584127, 9789797584122.
10.^ a b "Pendidikan Kewarganegaraan", Yudhistira Ghalia Indonesia, 9797468135,9789797468132.11.^ a b c "Pendidikan Kewarganegaraan", Yudhistira Ghalia Indonesia, 9797467775,9789797467777.
Demokrasi di Indonesia
Bisa dikatakan bahwa Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat demokrasi di kawasan Asia,berkat keberhasilan mengembangkan dan melaksanakan sistem demokrasi. Menurut Ketua
Asosiasi Konsultan Politik Asia Pasifik (APAPC), Pri Sulisto, keberhasilan Indonesia dalambidang demokrasi bisa menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan Asia yang hingga saat inibeberapa di antaranya masih diperintah dengan tangan besi. Indonesia juga bisa menjadicontoh, bahwa pembangunan sistem demokrasi dapat berjalan seiring dengan upaya
pembangunan ekonomi.
Ia menilai, keberhasilan Indonesia dalam bidang demokrasi yang tidak banyak disadari itu,
membuat pihak luar termasuk Asosiasi Internasional Konsultan Politik (IAPC), membuka mata
bangsa Indonesia, bahwa keberhasilan tersebut merupakan sebuah prestasi yang luar biasa.
Prestasi tersebut juga menjadikan Indonesia sangat berpotensi mengantar datangnya suatu erabaru di Asia yang demokratis dan makmur.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono yang akrabdisapa SBY menerima anugerah medali demokrasi. SBY pun memaparkan panjang lebar
perjalanan demokrasi Indonesia. Menurutnya, demokrasi Indonesia merupakan jawaban terhadap
skeptisme perjalanan demokrasi di negeri ini. Beliau pun mencontohkan beberapa nada skeptisyang ditujukan kepada Indonesia. Pertama, demokrasi akan membawa situasi kacau dan
perpecahan. Demokrasi di Indonesia hanyalah perubahan rezim, demokrasi akan memicu
ekstrimisme dan radikalisme politik di Indonesia.
Beliau pun menambahkan bahwa demokrasi di Indonesia menunjukkan Islam dan moderitas
dapat berjalan bersama. Dan terlepas dari goncangan hebat akibat pergantian 4 kali presiden
selama periode 1998-2002, demokrasi Indonesia telah menciptakan stabilitas politik dan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga telah berhasil menjadi sebuahnegara demokrasi terbesar di dunia dan melaksanakan pemilu yang kompleks dengan sangat
sukses.
Meski pada awalnya banyak yang meragukan pelaksanaan demokrasi di Indonesia, kenyataannya
demokrasi di Indonesia saat ini telah berusia 10 tahun dan akan terus berkembang. Sebagian
orang pernah berpendapat bahwa demokrasi tidak akan berlangsung lama di Indonesia, karena
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
6/21
masyarakatnya belum siap. Mereka juga pernah mengatakan bahwa negara Indonesia terlalu
besar dan memiliki persoalan yang kompleks. Keraguan tersebut bahkan menyerupaikekhawatiran yang dapat membuat Indonesia chaos yang dapat mengakibatkan perpecahan.
Sementara itu, mantan wakil perdana menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang turut hadir
menyebutkan bahwa demokrasi telah berjalan baik di Indonesia dan hal itu telah menjadikanIndonesia sebagai negara dengan populasi 4 besar dunia yang berhasil melaksanakan demokrasi.
Hal ini juga membuat Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia yang telah
berhasil menerapkan demokrasi. Dia juga berharap agar perkembangan ekonomi juga makinmeyakinkan sehingga demokrasi bisa disandingkan dengan kesuksesan pembangunan. Hal
tersebut tentunya bisa terjadi bila demokrasi dapat mencegah korupsi dan penumpukan kekayaan
hanya pada elit tertentu.
Demokrasi, menurut Anwar Ibrahim, adalah pemberian kebebasan kepada warga negara,
sedangkan kegagalan atau keberhasilan ekonomi menyangkut sistem yang diterapkan.
KETERKAITAN IDENTITAS DENGAN GLOBALISASI
Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas. Dengan ciri-cirikhas tersebut, suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya.
Diletakkan dalam konteks Indonesia, maka Identitas Nasional itu merupakan manifestasi nilai-
nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sebelum masuknya agama-agama besar di
bumi nusantara ini dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang kemudian dihimpundalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan Nasional dengan acuan Pancasila dan roh
Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa hakikat identitas asional kita
sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yangaktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya
dalam Pembukaan beserta UUD kita, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik,
moral, tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan didalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional. Perlu dikemukaikan bahwa
nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai Identitas Nasional tadi bukanlah barang jadi yang
sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka-cenderung terus menerus bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh
masyarakat pendukungnya.
Konsekuensi dan implikasinya adalah identitas nasional juga sesuatu yang terbuka, dinamis, dan
dialektis untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan funsional dalam kondisiaktual yang berkembang dalam masyarakat.
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
7/21
Krisis multidimensi yang kini sedang melanda masyarakat kita menyadarkan bahwa pelestarianbudaya sebagai upaya untuk mengembangkan Identitas Nasional kita telah ditegaskan sebagai
komitmen konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam
Pembukaan, khususnya dalam Pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu :
Pemerintah memajukanKebudayan Nasional Indonesia
yang diberi penjelasan :
Kebudayan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesiaseluruhnya. Kebudayaan lama dan asli terdapat ebagi puncak-puncak kebudayaan di daerah-
daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harusmenuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru
dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa
sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia .
Kemudian dalam UUD 1945 yang diamandemen dalam satu naskah disebutkan dalam Pasal 32
1. Negara memajukan kebudayan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia denganmenjamin kebebasan masyarakat dalam memeliharra dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
Dengan demikian secara konstitusional, pengembangan kebudayan untuk membina dan
mengembangkan identitas nasional kita telah diberi dasar dan arahnya, terlepas dari apa danbagaimana kebudayaan itu dipahami yang dalam khasanah ilmiah terdapat tidak kurang dari 166
definisi sebagaimana dinyatakan oleh Kroeber dan Klukhohn di tahun 1952
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
8/21
memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga
tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu prosessosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara
di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan
ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranyaaspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh
masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik
nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis, yaitu apa yangterdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari,
bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang
yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian,
yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia
(sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal
dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat keberbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan
berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai
sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa
lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasikebudayaan.
Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan
1. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
2. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individuterhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
9/21
3. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
4. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
5. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
6. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
Munculnya arus globalisme yang dalam hal ini bagi sebuah Negara yang sedang berkembang
akan mengancam eksistensinya sebagai sebuah bangsa. Sebagai bangsa yang masih dalam tahapberkembang kita memang tidak suka dengan globalisasi tetapi kita tidak bisa menghindarinya.
Globalisasi harus kita jalani ibarat kita menaklukan seekor kuda liar kita yang berhasil
menunggangi kuda tersebut atau kuda tersebut yang malah menunggangi kita. Mampu tidaknyakita menjawab tantangan globalisasi adalah bagaimana kita bisa memahami dan malaksanakan
Pancasila dalam setiap kita berpikir dan bertindak.
Persolan utama Indonesia dalam mengarungi lautan Global ini adalah masih banyaknya
kemiskinan, kebodohan dan kesenjangan sosial yang masih lebar. Dari beberapa persoalan diatas
apabila kita mampu memaknai kembali Pancasila dan kemudian dimulai dari diri kita masing-masing untuk bisa menjalankan dalam kehidupan sehari-hari, maka globalisasi akan dapat kita
arungi dan keutuhan NKRI masih bisa terjaga.
REVITALISASI PANCASILA SEBAGAI PEMBERDAYAAN IDENTITAS NASIONAL
Suatu bangsa harus memiliki identitas nasional dalam pergaulan internasional. Tanpa nationalidentity, maka bangsa tersebut akan terombang-ambing mengikuti ke mana angin membawa.
Dalam ulang tahunnya yang ke-62, bangsa Indonesia dihadapkan pada pentingnya
menghidupkan kembali identitas nasional secara nyata dan operatif.Identitas nasional kita terdiridari empat elemen yang biasa disebut sebagai konsensus nasional. Konsensus dimaksud adalah
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan
Bhinneka Tunggal Ika.
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
10/21
revitalisasi Pancasila harus dikembalikan pada eksistensi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
negara. Karena ideologi adalah belief system, pedoman hidup dan rumusan cita-cita atau nilai-
nilai (Sergent, 1981), Pancasila tidak perlu direduksi menjadi slogan sehingga seolah tampaknyata dan personalistik. Slogan seperti "Membela Pancasila Sampai Mati" atau "Dengan
Pancasila Kita Tegakkan Keadilan" menjadikan Pancasila seolah dikepung ancaman dramatis
atau lebih buruk lagi, hanya dianggap sebatas instrumen tujuan. Akibatnya, kekecewaan bisamudah mencuat jika slogan-slogan itu tidak menjadi pantulan realitas kehidupan masyarakat.
Karena itu, Pancasila harus dilihat sebagai ideologi, sebagai cita-cita. Maka secara otomatis akan
tertanam pengertian di alam bawah sadar rakyat, pencapaian cita- cita, seperti kehidupan rakyat
yang adil dan makmur, misalnya, harus dilakukan bertahap. Dengan demikian, kita lebih leluasa
untuk merencanakan aneka tindakan guna mencapai cita-cita itu.
Selain perlunya penegasan bahwa Pancasila adalah cita-cita, hal penting lain yang dilakukan
untuk merevitalisasi Pancasila dalam tataran ide adalah mencari maskot. Meski dalam hal ini adapandangan berbeda karena dengan memeras Pancasila berarti menggali kubur Pancasila itu
sendiri, namun dari sisi strategi kebudayaan adalah tidak salah jika kita mengikuti alur pikir
Soekarno, jika perlu Pancasila diperas menjadi ekasila, Gotong Royong. Mungkin inilah maskot
yang harus dijadikan dasar strategi kebudayaan guna penerapan Pancasila. Pendeknya, ketikaorang enggan menyebut dan membicarakan Pancasila, Gotong Royong dapat dijadikan maskot
dalam rangka revitalisasi Pancasila.
KETERKAITAN IDENTITAS NASIONAL DENGAN INTEGRASI
NASIONAL INDONESIA
Berbagai peristiwa sejarah di negeri ini telah menunjukkan bahwa hanya persatuan dankesatuanlah yang membawa negeri Indonesia ini menjadi negeri yang besar. Besarnya kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit tidaklah mengalami proses kejayaan yang cukup lama, karena pada
waktu itu persatuan cenderung dipaksakan melalui ekspansi perang dengan menundukkanNegara- Negara tetangga. Sangat berbeda dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945 yang sebelum proklamasi tersebut telah didasari keinginan kuat dari seluruh elemen bangsa
Indonesia untuk bersatu dengan mewujudkan satu cita-cita yaitu bertanah air satu tanah air
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
11/21
Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia dan menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa
persatuan (Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928)
Dilihat dari banyak ragamnya suku, bangsa, ras, bahasa dan corak budaya yang ada membuatbangsa ini menjadi rentan pergesekan, oleh karena itu para pendiri Indonesia telah menciptakan
Pancasila sebagai dasar bernegara.
Dilihat dari bentuknya Pancasila merupakan pengalaman sejarah masa lalu untuk menuju sebuahcita-cita yang luhur. Pancasila dilambangkan seekor burung Garuda yang mana burung tersebut
dalam kisah pewayangan melambangkan anak yang berjuang mencari air suci untuk ibunya,
sedangkan pita bertuliskan Bhineka Tunggal Ika berartikan berbeda tetapi tetap satu. Kemudian
tergantung di dada burung tersebut sebuah perisai yang mana biasanya perisai adalah alat untuk
menahan serangan perang pada jaman dulu, jadi kalau diartikan untuk menjaga integritas bangsaIndonesia baik itu ancaman dari dalam maupun dari luar yaitu dengan menggunakan perisai yang
didalam nya terkandung lima sila.
Dalam pidato bahasa Inggris di Washington Sukarno telah mendapatkan apresiasi yang luar biasa
dari bangsa Amerika yang mana Sukarno pada waktu itu mengenalkan ideologi Indonesia yaitu
Pancasila. Panca berarti Lima dan sila berarti landasan atau dasar yang mana dasar pertama
Negara Indonesia ini dalah berdasar Ketuhanan, kedua berdasar Kemanusiaan, ketiga persatuan ,dan keempat adalah demokrasi, serta kelima adalah keadilan social.
Seringkali bangsa kita ini mengalami disintegrasi dan kemudian bersatu kembali konon kata
beberapa tokoh adalah berkat kesaktian Pancasila. Sampai pemerintah juga menetapkan hari
kesaktian pancasila tanggal 1 Oktober. Hal ini menunjukan bahwa sebenarnya Pancasila hinggasaat ini masih kuat relevansinya bagi sebuah ideology Negara seperti Indonesia ini.
Untuk itu dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa hakikat identitas asional kita sebagai
bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang
aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnyadalam Pembukaan beserta UUD kita, sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik,
moral, tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan di
dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional.
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
12/21
Implementasi Pancasila dalam Sejarah.
May 26, 2009hidayat07
Setelah bangsa Indonesia berhasil merebut kedaulatan dan berhasil mendirikan negara merdeka,perjuangan belum selesai. Perjuangan malah bisa dikatakan baru mulai, yaitu upaya menciptakan
masyarakat yang sejahtera lahir batin, sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945.
Para pendiri Negara (the founding father) telah sepakat bahwa kemerdekaan bangsa akan diisinilai-nilai yang telah ada dalam budaya bangsa, kemudian disebut nilai-nilai Pancasila.
Pancasila mulai dibicarakan sebagai dasar negara mulai tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPPKoleh Ir. Soekarno dan pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila resmi dan sah menurut hukum
menjadi dasar negara Republik Indonesia. Kemudian mulai Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 berhubungan dengan Ketetapan No. I/MPR/1988 No.
I/MPR/1993, Pancasila tetap menjadi dasar falsafah Negara Indonesia hingga sekarang.
Akibat hukum dari disahkannya Pancasila sebagai dasar negara, maka seluruh kehidupan
bernegara dan bermasyarakat haruslah didasari oleh Pancasila. Landasan hukum Pancasilasebagai dasar negara memberi akibat hukum dan filosofis; yaitu kehidupan negara dari bangsa
ini haruslah berpedoman kepada Pancasila. Bagaimana sebetulnya implementasi Pancasila dalam
sejarah Indonesia selama ini dan pentingnya upaya untuk mengimplementasikan nilai-nilaiPancasila yang setelah reformasi mulai ditinggalkan demi tegaknya persatuan dan kesatuan
NKRI.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara dapat dikatakan mulai pada masa orde lama, tanggal18 Agustus 1945 sehari setelah Indonesia baru memproklamirkan diri kemerdekaannya. Apalagi
Soekarno akhirnya menjadi presiden yang pertama Republik Indonesia.
Walaupun baru ditetapkan pada tahun 1945, sesungguhnya nilai-nilai yang terkandung di dalamPancasila disarikan dan digali dari nilai-nilai budaya yang telah ada dalam kehidupan masyarakat
Indonesia. Pencetus dan penggali Pancasila yang pertama adalah Soekarno sendiri. Sebagai
tokoh nasional yang paling berpengaruh pada saat itu, memilih sila-sila yang berjumlah 5 (lima)yang kemudian dinamakan Pancasila dengan pertimbangan utama demi persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Pancasila yang merupakan dasar dan ideologi negara dan bangsa wajib diimplementasikan dalam
seluruh aspek kehidupan bernegara. Dalam mewujudkan Pancasila melalui kebijakan ternyata
tidaklah mulus, karena sangat dipengaruhi oleh pimpinan yang menguasai negara, sehingga
pengisian kemerdekaan dengan nilai-nilai Pancasila menampilkan bentuk dan diri tertentu.
a. Masa Orde Lama.
Pada masa Orde lama, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada situasi
dunia yang diliputi oleh tajamnya konflik ideologi. Pada saat itu kondisi politik dan keamanan
dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam suasana
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
13/21
transisional dari masyarakat terjajah (inlander) menjadi masyarakat merdeka. Masa orde lama
adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan.Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa orde lama. Terdapat 3
periode implementasi Pancasila yang berbeda, yaitu periode 1945-1950, periode 1950-1959, dan
periode 1959-1966.
Pada periode 1945-1950, implementasi Pancasila bukan saja menjadi masalah, tetapi lebih dari
itu ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan faham komunis
oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun tahun 1948 dan oleh DI/TII yang akan mendirikannegara dengan dasar islam. Pada periode ini, nilai persatuan dan kesatuan masih tinggi ketika
menghadapi Belanda yang masih ingin mempertahankan penjajahannya di bumi Indonesia.
Namun setelah penjajah dapat diusir, persatuan mulai mendapat tantangan. Dalam kehidupanpolitik, sila keempat yang mengutamakan musyawarah dan mufakat tidak dapat dilaksanakan,
sebab demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi parlementer, dimana presiden hanya
berfungsi sebagai kepala negara, sedang kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri.
Sistem ini menyebabkan tidak adanya stabilitas pemerintahan. Kesimpulannya walaupun
konstitusi yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945 yang presidensiil, namun dalampraktek kenegaraan system presidensiil tak dapat diwujudkan.
Pada periode 1950-1959, walaupun dasar negara tetap Pancasila, tetapi rumusan sila keempat
bukan berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting). Sistem
pemerintahannya yang liberal sehingga lebih menekankan hak-hak individual. Pada periode inipersatuan dan kesatuan mendapat tantangan yang berat dengan munculnya pemberontakan RMS,
PRRI, dan Permesta yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Dalam bidang politik, demokrasi
berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling demokratis. Tetapi
anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun UUD seperti yang diharapkan. Hal inimenimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan pemerintah
mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 untuk membubarkan Konstituante, UUD 1950 tidak berlaku,
dan kembali kepada UUD 1945. Kesimpulan yang ditarik dari penerapan Pancasila selama
periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai ideology liberal yang ternyata tidak menjaminstabilitas pemerintahan.
Pada periode 1956-1965, dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan beradapada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada pada
kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran terhadap
Pancasila dalam konstitusi. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter, diangkat menjadi presidenseumur hidup, politik konfrontasi, menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang
ternyata tidak cocok bagi NKRI. Terbukti adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat
yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan berusaha untuk menggantikan
Pancasila dengan ideologi lain. Dalam mengimplentasikan Pancasila, Bung Karno melakukanpemahaman Pancasila dengan paradigma yang disebut USDEK. Untuk memberi arah perjalanan
bangsa, beliau menekankan pentingnya memegang teguh UUD 45, sosialisme ala Indonesia,
demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan kepribadian nasional. Hasilnya terjadi kudeta PKIdan kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Walaupun posisi Indonesia tetap dihormati di dunia
internasional dan integritas wilayah serta semangat kebangsaan dapat ditegakkan. Kesimpulan
yang ditarik adalah Pancasila telah diarahkan sebagai ideology otoriter, konfrotatif dan tidak
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
14/21
member ruang pada demokrasi bagi rakyat.
b. Masa Orde Baru.
Orde baru berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang telah menyimpang dari Pancasila. Situasiinternasional kala itu masih diliputi konflik perang dingin. Situasi politik dan keamanan dalam
negeri kacau dan ekonomi hampir bangkrut. Indonesia dihadapkan pada pilihan yang sulit,
memberikan sandang dan pangan kepada rakyat atau mengedepankan kepentingan strategi danpolitik di arena internasional seperti yang dilakukan oleh Soekarno.
Dilihat dari konteks zaman, upaya Soeharto tentang Pancasila, diliputi oleh paradigma yangesensinya adalah bagaimana menegakkan stabilitas guna mendukung rehabilitasi dan
pembangunan ekonomi. Istilah terkenal pada saat itu adalah stabilitas politik yang dinamis
diikuti dengan trilogi pembangunan. Perincian pemahaman Pancasila itu sebagaimana yang kita
lihat dalam konsep P4 dengan esensi selaras, serasi dan seimbang. Soeharto melakukan ijtihad
politik dengan melakukan pemahaman Pancasila melalui apa yang disebut dengan P4 (PedomanPenghayatan dan Pengamalan Pancasila) atau Ekaprasetia Pancakarsa. Itu tentu saja didasarkan
pada pengalaman era sebelumnya dan situasi baru yang dihadapi bangsa.
Pada awalnya memang memberi angin segar dalam pengamalan Pancasila, namun beberapa
tahun kemudian kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan ternyata tidak sesuai dengan jiwaPancasila. Walaupun terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat dan penghormatan dari dunia
internasional, Tapi kondisi politik dan keamanan dalam negeri tetap rentan, karena pemerintahan
sentralistik dan otoritarian. Pancasila ditafsirkan sesuai kepentingan kekuasaan pemerintah dan
tertutup bagi tafsiran lain. Demokratisasi akhirnya tidak berjalan, dan pelanggaran HAM terjadidimana-mana yang dilakukan oleh aparat pemerintah atau negara. Pancasila seringkali digunakan
sebagai legimitator tindakan yang menyimpang. Ia dikeramatkan sebagai alasan untuk stabilitas
nasional daripada sebagai ideologi yang memberikan ruang kebebasan untuk berkreasi.
Kesimpulan, Pancasila selama Orde Baru diarahkan menjadi ideology yang hanyamenguntungkan satu golongan, yaitu loyalitas tunggal pada pemerintah dan demi persatuan dan
kesatuan hak-hak demokrasi dikekang.
c. Masa Orde Reformasi
Seperti juga Orde Baru yang muncul dari koreksi terhadap Orde Lama, kini Orde Reformasi, jikaboleh dikatakan demikian, merupakan orde yang juga berupaya mengoreksi penyelewengan yang
dilakukan oleh Orde Baru. Hak-hak rakyat mulai dikembangkan dalam tataran elit maupun
dalam tataran rakyat bawah. Rakyat bebas untuk berserikat dan berkumpul dengan mendirikan
partai politik, LSM, dan lain-lain. Penegakan hukum sudah mulai lebih baik daripada masa Orba.Namun, sangat disayangkan para elit politik yang mengendalikan pemerintahan dan kebijakan
kurang konsisten dalam penegakan hukum. Dalam bidang sosial budaya, disatu sisi kebebasan
berbicara, bersikap, dan bertindak amat memacu kreativitas masyarakat. Namun, di sisi lainjustru menimbulkan semangat primordialisme. Benturan antar suku, antar umat beragama, antar
kelompok, dan antar daerah terjadi dimana-mana. Kriminalitas meningkat dan pengerahan masa
menjadi cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berpotensi tindakan kekerasan.
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
15/21
Kondisi nyata saat ini yang dihadapi adalah munculnya ego kedaerahan dan primordialismesempit, munculnya indikasi tersebut sebagai salah satu gambaran menurunnya pemahaman
tentang Pancasila sebagai suatu ideologi, dasar filsafati negara, azas, paham negara. Padahal
seperti diketahui Pancasila sebagai sistem yang terdiri dari lima sila (sikap/ prinsip/pandangan
hidup) dan merupakan suatu keutuhan yang saling menjiwai dan dijiwai itu digali darikepribadian bangsa Indonesia yang majemuk bermacam etnis/suku bangsa, agama dan budaya
yang bersumpah menjadi satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa persatuan, sesuai dengan
sesanti Bhineka Tunggal Ika.
Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga bangsa saat ini adalah yang
ditandai dengan adanya konflik dibeberapa daerah, baik konflik horizontal maupun konflikvertikal, seperti halnya yang masih terjadi di Papua,Maluku. Berbagai konflik yang terjadi dan
telah banyak menelan korban jiwa antar sesama warga bangsa dalam kehidupan masyarakat,
seolah-olah wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila yang lebih
mengutamakan kerukunan telah hilang dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Orde Reformasi yang baru berjalan beberapa tahun telah memiliki empat Presiden. Pergantian
presiden sebelum waktunya karena berbagai masalah. Pada era Habibie, Abdurrahman Wahid,dan Megawati Soekarno Putri, Pancasila secara formal tetap dianggap sebagai dasar dan ideologi
negara, tapi hanya sebatas pada retorika pernyataan politik. Ditambah lagi arus globalisasi dan
arus demokratisasi sedemikian kerasnya, sehingga aktivis-aktivis prodemokrasi tidak tertarikmerespons ajakan dari siapapun yang berusaha mengutamakan pentingnya Pancasila sebagai
ideologi dan dasar negara.
Ideologi negara yang seharusnya menjadi acuan dan landasan seluruh elemen bangsa Indonesiakhususnya para negarawan dan para politisi serta pelaku ekonomi dalam berpartisipasi
membangun negara, justru menjadi kabur dan terpinggirkan. Hasilnya NKRI mendapat tantangan
yang berat. Timor-Timur yang telah lama bergabung dalam NKRI melalui perjuangan dan
pengorbanan lepas dengan sekejap pada masa reformasi tersebut. Daerah-daerah lain jugamengancam akan berdiri sendiri bila tuntutannya tidak dipenuhi oleh pemerintah pusat. Tidak
segan-segan, sebagian masyarakat menerima aliran dana asing dan rela mengorbankan
kepentingan bangsanya sebagai imbalan dolar.
Dalam bahasa intelijen kita mengalami apa yang dikenal dengan subversi asing, yakni kita
saling menghancurkan negara sendiri karena campur tangan secara halus pihak asing. Di dalampendidikan formal, Pancasila tidak lagi diajarkan sebagai pelajaran wajib sehingga nilai-nilai
Pancasila pada masyarakat melemah.
KONSTITUSI DAN TATA PERUNDANG - UNDANGAN DALAM
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
16/21
KEHIDUPAN KENEGARAAN
I. PENDAHULUAN
Konstitusi merupakan seperangkat aturan main dalam kehidupan bernegara yang mengatur hakdan kewajiban warga negara dan negara. Konstitusi biasa disebut dengan Undang-Undang Dasar
(UUD). Keberadaan konstitusi di suatu negara diharapkan dapat melahirkan sebuah negara yang
demokratis. Namun hal itu tidak akan terwujud apabila terjadi penyelewengan atas konstitusioleh penguasa yang otoriter.
Pada pembahasan ini akan diuraikan tentang unsur-unsur dalam konstitusi
meliputi: 1. Pengertian konstitusi 2. Tujuan, fungsi dan ruang lingkup konstitusi 3. Klasifikasi
konstitusi 4. Sejarah perkembangan konstitusi 5. Sejarah kelahiran dan perkembangan konstitusi
di Indonesia 6. Perubahan konstitusi di Indonesia 7. Lembaga kenegaraan pasca amandemen
UUD 45 8. Tata urutan perundang-undangan Indonesia
II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari bahasa PerancisConstituer yang berarti membentuk. Maksud dari istilahtersebut adalah pembentukan, penyusunan atau pernyataan akan suatu negara. Dalam bahasa
Latin, konstitusi merupakan gabungan dua kataCum e berarti bersama dengan . dan
Statuere berarti: membuat sesuatu agar berdiri atau mendirikan
menetapkan sesuatu. Sedangkan Undang-Undang Dasar merupakan terjemahan dari istilah
Belanda Grondwet. Grond berarti tanah atau dasar, dan Wet berarti Undang-Undang.
Menurut istilah, konstitusi adalah keseluruhan dari peraturan- peraturan baik yang tertulis
maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat cart-cara bagaimana suatu pemerintahandiselenggarakan dalam suatu masyarakat.
Menurut F. Lasele konstitusi dibagi menjadi 2 pengertian, yakni:
1. Sosiologis dan politis. Secara sosiologis dan politis, konstitusi adalah sintesa faktor-faktor
kekuatan yang nyata dalam masyarakat.
2. Yuridis. Secara yuridis konstitusi adalah suatu naskah yang memuat
semua bangunan negara dan sendi-sendi pemerintahan.
2. Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Konstitusi
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
17/21
Secara garis besar, tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wenang pemerintah,
menjamin hak-hak rakyat yang diperintah dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yangberdaulat. Sedangkan fungsi konstitusi adalah sebagai dokumen nasional dan alat untuk
membentuk sistem politik dan sistem hukum negara.
Menurut A. A. H. Struycken ruang lingkup konstitusi meliputi: a. Hasil perjuangan politikbangsa di waktu yang lampau b. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa
c. Pandangan tokoh bangsa yang hendak diwajibkan, baik waktu
sekarang maupun untuk masa yang akan datang.
d. Suatu keinginan dengan perkembangan kehidupan ketatanegaraan
bangsa hendak dipimpin.
3. Klasifikasi Konstitusi
K. C. Weare mengklasifikasikan konstitusi menjadi 5, yaitu:
a. Konstitusi tertulis dan tidak tertulis
Konstitusi tertulis adalah konstitusi dalam bentuk dokumen yang memiliki kesakralan khususdalam proses perumusannya. Sedangkan konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi yang lebih
berkembang atas dasar adat- istiadat dari pada hukum tertulis.
b. Konstitusi fleksibel dan konstitusi kaku
Konstitusi yang dapat diubah atau diamandemen tanpa adanya prosedur khusus disebut dengan
konstitusi fleksibel. Sebaliknya, konstitusi yang mempersyaratkan prosedur khusus untukperubahan atau amandemennya adalah konstitusi kaku.
c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi tidak derajat tinggi
Konstitusi derajat tinggi ialah konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara.
Sedangkan konstitusi tidak derajat tinggi ialah konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan sertaderajat seperti konstitusi derajat tinggi.
d. Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan
Bentuk ini berkaitan dengan bentuk negara; jika negara itu serikat, maka akan didapatkan sistem
pembagian kekuasaan antara pemerintah negara serikat dengan pemerintah negara bagian
e. Konstitusi sistem pemerintahan presidensial dan konstitusi sistem
pemerintahan parlementer
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
18/21
Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial : - Presiden dipilih langsung oleh rakyat atau dewanpemilih - Presiden bukan pemegang kekuasaan legislatif
- Presiden tidak dapat membubarkan pemegang kekuasaan legislatif
dan tidak dapat memerintahkan diadakan pemilihan.
Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial
- Kabinet yang dipilih PM dibentuk atau berdasarkan ketentuan yang
menguasai parlemen
- Para anggota kabinet sebagian atau seluruhnya adalah anggota
parlemen
- Kepala negara dengan saran PM dapat membubarkan parlemen dan
memerintahkan diadakannya pemilu
4. Sejarah Perkembangan Konstitusi
Konstitusi telah lama dikenal sejak jaman bangsa Yunani. Pada masa itu pemahaman tentang
konstitusi hanyalah merupakan suatu kumpulan dari peraturan serta adat kebiasaan semata-mata.Sejalan dengan perjalanan itu, pada masa kekaisaran Roma konstitusi berubah makna, yakni;
suatu kumpulan ketentuan serta peraturan yang dibuat oleh para kaisar, pernyataan dan pendapat
ahli hukum, negarawan, serta adat kebiasaan setempat selain undang-undang.
Selanjutnya pada abad VII lahirlah piagam Madinah atau konstitusi Madinah yang merupakan
satu bentuk konstitusi pertama di dunia yang telah memuat materi sebagaimana layaknya
konstitusi modern dan telah mendahului konstitusi-konstitusi lainnya di dalam meletakkan dasarpengakuan terhadap hak asasi manusia.
Pada tahun 1789 meletus revolusi di Perancis, ditandai oleh ketegangan-ketegangan dimasyarakat dan terganggunya stabilitas keamanan negara. Maka pada tanggal 14 September
1791 tercatat diterimanya konstitusi Eropa pertama oleh Louis XVI. Sejak peristiwa inilah,
sebagian besar negara-negara di dunia sama-sama mendasarkan prinsip ketatanegaraannya pada
sandaran konstitusi.
Dan akhirnya, muncullah konstitusi dalam bentuk tertulis yang dipelopori oleh Amerika. Namun,
konstitusi pada waktu itu belum menjadi hukum dasar yang penting. Konstitusi sebagai UUD,
atau Konstitusi Modern baru muncul bersamaan dengan perkembangan sistem demokrasi
perwakilan.
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
19/21
5. Sejarah Kelahiran dan Perkembangan Konstitusi di Indonesia
Undang-Undang Dasar atau konstitusi negara republik Indonesia disahkan dan ditetapkan oleh
panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 agustus 1945 diketuai oleh Ir.
Soekarno. Dalam perjalanan sejarah, konstitusi Indonesia telah beberapa kali mengalami
pergantian baik nama maupun substansi materi yang dikandungnya. Berikut perjalanansejarahnya ;
1. Undang-Undang Dasar 1945 yang masa berlakunya sejak 18 Agustus
194527 Desember 1949.
2. Konstitusi RIS dengan masa berlakunya sejak 27 Desember 1949 17
Agustus 1950.
3. Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) Republik Indonesia 1950
yang masa berlakunya sejak 17 Agustus 19505 Juli 1959
4. Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan pemberlakuan kembali konstitusi pertama
Indonesia dengan masa berlakunya sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959sekarang.
6. Perubahan Konstitusi di Indonesia
Berdasarkan pasal 37 UUD 1945, tata cara perubahan Undang-
Undang di Indonesia adalah :
1. Usul perubahan pasal-pasal UUD dapat diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan oleh
sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR.
2. Setiap usul perubahan pasal-[asal UUD diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas
bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
3. Untuk mengubah pasal-pasal UUD, sidang MPR dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal UUD dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya
lima puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota MPR.
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
20/21
7. Lembaga Kenegaraan Pasca Amandemen UUD 45
Reformasi ketatanegaraan di Indonesia terkait dengan lembaga kenegaraan sebagai hasil dari
proses amandemen UUD 1945 dikelompokkan dalam kelembagaan legislatif, eksekutif dan
yudikatif sebagaimana dijelaskan di bawah ini :
1. Lembaga Legislatif
Dalam ketatanegaraan Indonesia, legislatif terdiri dari tiga lembaga, yakni DPR, DPD dan MPR.DPR adalah lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan republik Indonesia yang merupakan
lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang. Diantara
tugas DPR adalah membentuk Undang-Undang yang dibahas oleh presiden untuk mendapatpersetujuan bersama, membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang- Undang dan lain sebagainya.
Sedangkan DPD merupakan lembaga baru dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang merupakan wakil-wakil daerah propinsi.
2. Lembaga Eksekutif
Lembaga eksekutif di Indonesia dilakukan oleh presiden yang dibantu oleh wakil presiden dalammenjalankan kewajiban negara. Dalam hal ini, presiden sebagai simbol resmi negara dan juga
sebagai kepala pemerintahan, yang di dalamnya presiden dibantu oleh menteri- menteri dalam
kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk menjalankan tugas-tugas pemerintahan sehari-
hari.
3. Lembaga Yudikatif
Cabang kekuasaan yudikatif berpuncak pada kekuasaan kehakiman
yang terdiri dari Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.
8. Tata Urutan (Hierarki) Perundang-Undangan Indonesia
Hierarki peraturan perundang-undangan berdasarkan Ketetapan
MPR No. III Tahun 2000 adalah sebagai berikut : 1. UUD 1945 2. Ketetapan MPR 3. Undang-
Undang 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang 5. Peraturan Pemerintah 6.
Keputusan Presiden 7. Perda (Peraturan Daerah)
Kemudian hierarki perundang-undangan tersebut diganti dengan
hierarki perundang-undangan baru yang diatur dalam Pasal 7, yaitu : 1. UUD 1945 2. Undang-
Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang 3. Peraturan Pemerintah 4. Peraturan
Presiden 5. Perda, meliputi: Perda Provinsi, Perda Kabupaten/Kota, Peraturan Desa
8/4/2019 Matakuliah Pendidikan Kewarga Negaraan
21/21