Post on 19-Feb-2018
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
1/36
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini lingkungan pendidikan yang sangat kompetitif akan memiliki dampak seperti
tuntutan untuk selalu membangun keunggulan kompetitif, pemutakhirkan peta perjalanan
(roadmap) organisasi secara berkelanjutan, penentuan langkahlangkah strategik ke depan,
pengerahkan, pemusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh staf dalam me!ujudkan masa
depan organisasi. "an kecenderungan umum, pendidikan saat ini hanya mengandalkan
anggaran tahunan sebagai alat perencana masa depan organisasi, sehingga menjadi tidak
koheren antara #isi dan Misi, $ujuan organisasi, %encana &angka 'endek dan &angka
'anjang, mplementasi.
Sebagian besar organisasi hanya mengandalkan manajemen puncak untuk menyusun
perencanaan strategik, sementara manajemen menengah sampai karya!an hanya melakukan
implementasi rencana jangka panjang dan pendek. Sistem ini hanya pas untuk lingkungan
yang stabil yang di dalamnya prediksi masih dapat diandalkan untuk memperkirakan masa
depan organisasi. "alam pengembangan aktiitas, perguruan tinggi harus melibatkan seluruh
unit kerja dan personel didalamnya dalam perencanaan strategiknya untuk mengubah mode
operasi organisasi dari plan and control menjadi sense and respond. "engan mekanisme baru
ini, diharapkan akan dapat terlihat dan terukur seluruh kinerja organisasi dalam berbagai
leel.
B. %umusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah*
a. +akekat strategi perumusan isi, misi, tujuan, sasaran dan kegiatan organisasi pendidikan
b. Langkahlangkah penyusunan isi, misi, tujuan, sasaran dan kegiatan organisasi pendidikan
c. Analisis peluang dan tantangan sistem pendidikan nasional
d. $ujuan dan Manfaat 'enulisan
. $ujuan dalam penulisan makalah ini adalah*
a. Mengetahui strategi perumusan isi, misi, tujuan, sasaran dan kegiatan organisasi pendidikan
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
2/36
b. Mengetahui langkahlangkah strategi perumusan isi, misi, tujuan, sasaran dan kegiatan
organisasi pendidikan
c. Memberikan gambaran analisis peluang dan tantangan sistem pendidikan nasional
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
3/36
BAB II
PEMBAHASAN
A. +akekat Strategi 'erumusan #isi, Misi, $ujuan, Sasaran dan -egiatan rganisasi 'endidikan
/. #isi
#isi adalah !a!asan yang menjadi sumber arahan bagi sekolah dan digunakan untuk
memandu perumusan isi sekolah. "engan kata lain, isi adalah pandangan jauh ke depan
kemana sekolah akan diba!a. #isi adalah gambaran masa depan yang diinginkan oleh
sekolah, agar sekolah yang bersangkutan dapat menjamin kelangsungan hidup dan
perkembangannya.0ambaran tersebut tentunya harus didasarkan pada landasan yuridis, yaitu undangundang
pendidikan dan sejumlah peraturan pemerintahnya, khususnya jumlah pendidikan nasional
sesuai jenjang dan jenis sekolahnya dan juga sesuai dengan profil sekolah yang bersangkutan.
"engan kata lain, isi sekolah harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional tetapi
sesuai dengan kebutuhan anak dan masyarakat yang dilayani. $ujuan pendidikan nasional
sama tetapi profil sekolah khususnya potensi dan kebutuhan masyarakat yang dilayani
sekolah tidak selalu sama. leh karena itu dimungkinkan sekolah memiliki isi yang tidak
sma dengan sekolah lain, asalkan tidak keluar dari koridor nasional yaitu tujuan pendidikan
nasional. #isi juga dapat dilihat sebagai pandangan kedepan dengan memperhatikan halhal
sebagai berikut*
a. Berorientasi kemasa depan yang lebih baik , bukan status 1uo
b. Antisipasi tentang kecenderungan perkembangan sejarah , budaya dan nilainilai yang dianut
organisasi
c. -eunikan (kekhasan) dan kompetensi yang ditonjolkan
d. Standart keunggulan, me!ujudkan citacita yang tinggi dan ambisi yang kuat
e. %angsangan insprisasi, antusiasme, dan komitmen
f. -ejalan atau sebagai arah untuk ,mencapai tujuan.
2. Misi
Misi adalah tindakan untuk me!ujudkan3merealisasikan isi tersebut. -arena isi harus
mengakomodasi semua semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah, makamisi dapat juga diartikan sebagai tindakan untuk memnuhi kepentingan masingmasing
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
4/36
kelompok yang terkait dengan sekolah. "alam merumuskan misi, harus mempertimbangkan
tugas pokok sekolah dan kelompokkelompok kepenting yang terkait dengaan sekolah.
"engan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan
dalam isi dengan berbagai indikatornya.
4. Sasaran
Bertolak dari isi dan misi, selanjutnya sekolah merumuskan tujuan. $ujuan merupakan
5apa6 yang akan dicapai3dihasilkan oleh sekolah yang bersangkutan dan 5kapan7 tujuan akan
dicapai. &ika misi dan misi terkait dengan jangka !aktu yang panjang, maka tujuan dikaitkan
dengan jangka !aktu 48 tahun. "engan demikian tujuan pada dasarnya merupakan tahapan
!ujud sekolah menuju isi yang telah dicanangkan.
&ika isi merupakan gambaran sekolah di masa depan secara utuh (ideal), maka tujuan yang
ingin dicapai dalam jangka !aktu 4 tahun mungkin belum se ideal isi atau belum selengkap
isi. "engan kata lain, tujuan merupakan tahapan untuk mencapai isi.
9. Sasaran 3 $ujuan Situasional
Setelah tujuan sekolah (tujuan jangka menengah) dirumuskan, maka langkah selanjutnya
adalah memetapkan sasaran 3target3 tujuan situasional3 tujuan jangka pendek. Sasaran adalah
penjabaran yaitu sesuatu yang akan dihasilkan3dicapai oleh sekolah dalam jangka !aktu lebih
singkat dibandingkan tujuan sekolah. %umusan sasaran harus selalu mengandung
peningkatan, baik peningkatan kualitas, efektifitas, produktiitas, maupun efisiensi (bisa
salah satu atau kombinasi). Agar sasaran dapat dicapai dengan efektif, maka sasaran harus
dibuat spesifik, terukur, jelas kriterianya, dan disertai indikatorindikator yang rinci.
Meskipun sasaran bersumber dari tujuan namun dalam penentuan sasaran yang mana dan
berapa besar kecilnya sasaran, tetap harus didasarkan atas tantangan nyata yang dihadapi oleh
sekolah.
a. Mengindentifikasi $antangan :yata Sekolah
'ada tahap ini, sekolah melakukan analisis output sekolah yang hasilnya berupa identifikasi
tantangan nyata yang dihadapi oleh sekolah. $antangan adalah selisih (ketidak sesuaian)
antara output sekolah saat ini dan output sekolah yang diharapkan di masa yang akan datang
(tujuan sekolah). utput sekolah saat ini dapat dengan mudah diidentifikasi, karena tersedia
datanya. Akan tetapi bagaimanakah caranya mengindetifikasi output sekolah yang
diharapkan, sehingga output yang diharapkan tersebut cukup realistis; aranya, perlu
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
5/36
dilakukan analisis prakiraan (forecasting) lengkap dengan asumsiasumsinya untuk
menemukan kecenderungankecenderungan yang diharapkan di masa depan.
'ada umumnya, tantangan sekolah bersumber dari output sekolah yang dapat dikategorikan
menjadi empat yaitu kualitas, produktiitas, efektiitas, dan efesiensi. -ualitas adalah
gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukan
kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau tersirat. "alam konteks
pendidikan, kualitas yang dimaksud adalah kualitas output sekolah yang bersifat akademik
(misal< :=M dan L-%) dan non akademik (misal< olah raga dan kesenian). Mutu output
sekolah dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input dan proses persekolahan.
'roduktiitas adalah perbandingan antara output sekolah dibanding input sekolah. Baik
output maupun input sekolah adalah dalam bentuk kuantitas. -uantitas input sekolah,
misalnya jumlah guru, model sekolah, bahan, dan energi. -uantitas output sekolah, misalnya 2DD9 'embangunan 'endidikan,
"epartemen 'endidikan :asional ndonesia
$ilaar (2DD4), Manajemen 'endidikan :asional, %emadja %osdakarya, Bandung.
maedi, (/CCC), Manajemen 'eningkatan Mutu Berbasis sekolah Sebuah pendekatan barudalam pengelolaan sekolah untuk peningkatan mutu, "ebdiknas.
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
24/36
Su!arman +, =ngking (2DD8), Mata -uliah 'engelolaan 'rogram 'endidikan Luar Sekolah,
'LS ', Bandung.
$adjudin, M.-., 2DD2. Asesmen nstitusi untuk 'enentuan -elayakan 'erolehan Status
Lembaga yang Mengakreditasi "iri bagi 'erguruan $inggi* "ari Akreditasi 'rogram Studi ke
Audit Lembaga 'erguruan $inggi. &akarta* BA:'$.
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
25/36
ERENCANAAN PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada haketnya Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan
mengenai apa yang diharapkan terjadi sperti (peristiwa, keadaan, suasana), dan sebagainya.
Perencanaan bukanlah masalah kira-kira, manipulasi atau teoritis tanpa fakta atau data yang
kongkrit. Dan persiapan perencanaan harus dinilai. Bangsa lain yang terkenal perencanaannya
adalah bangsa Amerika Serikat. Perencanaan sangat menentukan keberhasilan dari suatu
program sehingga bangsa Amerika dan bangsa Jepang akan berlama-lama dalam membahas
perencanaan daripada aplikasinya.
Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama boleh dikatakan telah berhasil meletakkan landasan
yang kuat bagi pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua. Adapun tujuan Pembangunan
Jangka Panjang II (PJP II), adalah mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir
batin dalam rangka mewujudkan masyarakat adil makmur dalm Negara kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD-1945. Rumusan yang luas tersebut dapat kita sebut
tujuan normatif atau visi normative dari pembangunan nasional. Dalam rangka pencapaian
tujuan normative PJP II tersebut di rumuskan pula sebagai sasaran umum ialah terciptanya
kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.
Hasil yang dicapai selama Pembangunan Jangka Panjang I (PJP I), merupakan pula perwujudan dari
suatu rencana pendidikan dan pelatihan selama PJP I sesuai dengan kondisi bangsa dan
masyarakat Indonesia pada waktu itu. Masyarakat semakin berkembang, semakin cerdas, dan
semakin luas pula horison pilihannya, sebagai hasil sumber daya manusia Indonesia.
Menghadapi Pembangunan Jangka Panjang II (PJP II) banyak hal yang perlu di perhitungkan
untuk lebih mengarahkan tujuan Pembangunan Jangka Panjang Kedua, demikian pula sasaran
umum yang akan dicapainya harus lebih rinci agar perkembangannya tidak melebar atau
melenceng tanpa arah yang jelas. Dalam kerangka ini perlu dirumuskan suatu tujuan dan
sasaran yang strategisnyang saya sebut sebagai visi strategis dan rencana strategis pembangunan
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
26/36
pendidikan dan pelatihan menapak abad 21. Dalam alur pikiran inilah penulis menyajikan suatu
konsep atau pemikiran mengenaiperencanaan pendidikan dan pelatihan yang efektif dan efisien.
Sebagai unsur di dalam pertama di dalam program pengembangan SDM Indonesia mencapai tujuan
Pembangunan Jangka Panjang II, pendidikan dan pelatihan haruslah berpijak pada dua prinsip
pokok, yaitu sifatnya yangkomprehensif, dandinamik. Sifat yang komprehensif disebabkan
karena seluruh program pembangunan nasional yang pada hakekatnya dilaksanakan oleh
manusiaIndonesia yang mampu untuk melaksanakannya. Manusia Indonesia tersebut adalah
manusia hasil binaan pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan tuntutan pasar atau
tuntutan pembangunan nasional. Untuk menjadi bangsa yang mandiri, pada dasarnya tidak ada
satupun sector kehidupan bangsa atau sektor pembangunan nasional yang tidak dijamah oleh
Sumber Daya Manusia Indonesia. Apabila Sumber Daya Manusia Indonesia tidak dipersiapkan,
maka sector-sektor tersebut akan diisi oleh tenaga-tenaga asing sesuai dengan dinamisme
kehidupan dunia dewasa ini yaitu dunia terbuka. Dunia yang terbuka memungkinkan
persaingan antar manusia dan antar bangsa. Hanya bangsa dan manusia yang terampil,
bermutu, akan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa yang lain dalam era globalisasi.
Perencanaan pendidikan dan pelatihan yang komprehensif berarti bahwa bahwa perencanaan
tersebut haruslah sejalan dan seiring dengan strategi pembangunan serta prioritas nasional.
Sesuai dengan arah dan sasaran Pembangunan Jangka Panjang II (PJP II), maka perencanaan
pendidikan dan pelatihan nasional haruslah dinamis sesuai dengan dinamika yang hidup di
dalam masyarakat Indonesia yang sdemakin tinggi mutu kehidupannya dan tingkat pemikiran
rakyatnya. Dinamika masyarakat yang semakin meningkat menuntut partisipasi masyarakat
luas, untuk memberdayakan masyarakat yang dikenal sebagai rass root planning,
mengikutsertakan dinamika masyarakat berarti pula proses perencanaan harus rentan pada
perubahan yang hidup di dalam kehidupan yang nyata dan bukan merupakan rekayasa dari atas
atau pemerintah pusat. Meskipun tidak seluruhnya rekayasa pemerintah bersifat negative, tetapi
dinamika menuntut suatu adonan yang serasi antara tuntutan pemerintah pusat dengan
keikutsertaan masyarakat banyak. Kebutuhan pasar, kebutuhan rakyat banyak mencerminkan
meningkatkan kehidupan demokrasi juga merupakan hasil suatu proses perencanaan
pendidikan dan pelatihan yangsemakin dekat dengan kebutuhan masyarakat.
Perencanaan pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan masyarakat masa depan adalah
perencanaan yang didorong oleh mekanisme pasar. Yang berarti tujuan pembangunan nasional
akan lebih dekat dan mendapat support dari masyarakat secara utuh. Dan selanjutnya dunia
masa depan, dunia abad 21 sebagai abad informasi dan kemajuan ilmu pengetahuan serta
teknologi (IPTEK), telah dan akan mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia yang sedang
menapak kea rah kearah masyarakat industri. Transformasi masyarakat masa depan menuntutsuatu fisi pendidikan dan pelatihan yang jelas, yang mengakomodasikan dinamika transformasi
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
27/36
social-ekonomi masyarakat yang akan terjadi. Era teknologi komunikasi akan lebih mendekatkan
manusia satu dengan yang lain, sehingga dinamika tersebut harus ditampung untuk lebih
mensukseskan tercapainya tujuan pembangunan nasional. Visi strategis tersebut harus dapat
mengarahkan proses perencanaan pendidikan dan pelatihan nasional, sehingga dengan demikian
program-program pembangunan nasional yang diprioritaskan pada bidang ekonomi dalam PJP II,
akan di support oleh adanya Sumber Daya Manusia Indonesia yang cerdas dan terampil sesuai
dengan kebutuhan masyarakat global.
Transformasi sosial-ekonomi masyarakat Indonesia masa depan dalam era globalaisasi abad 21
menuntut suatu proses perencanaan pendidikan dan pelatihan berdasarkan paradikma-
paradigma baru bukan saja untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, tetapi juga
untuk mewujudkanShared valuesmasyarakat dunia.
B. Definisi Perencanaan Pendidikan
Dari berbagai pendapat atau definisi yang dikemukakan oleh para pakar manajemen, antara lain :
a.Menurut, Prof. Dr. Yusuf Enoch
Perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang mempersiapkan seperangkat alternative
keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepadanpencapaian tujuan dengan
usaha yang optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang
ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara.
b.Beeby, C.E.
Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan ke masa depan dalam hal
menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang mempertimbangkan
kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik untuk
mengembangkan potensi system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan
anak didik yang dilayani oleh system tersebut.
c.Menurut Guruge (1972)
Perencanaan Pendidikan adalah proses mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang
pembangunan pendidikan.
d.MenurutAlbert Waterson (Don Adam 1975)
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
28/36
Perencanaan Pendidikan adala investasi pendidikan yang dapat dijalankan oleh kegiatan-
kegiatan pembangunan lain yang di dasarkan atas pertimbangan ekonomi dan biaya
sertakeuntungan sosial.
e. Menurut Coombs (1982)
Perencanaan pendidikan suatu penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses
perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien
danefisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.
f. Menurut Y. Dror (1975)
Perencanaan Pendidikan adalah suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan untuk
kegiatan-kegiatan di masa depan yang di arahkan untuk mencapai tujuan-tujuan dengan
cara-cara optimal untuk pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu
Negara.
Jadi, definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa pendapat tersebut,
adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan
menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi
(taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik
dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan
tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan
mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
Secara konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh cara, sifat,
dan proses pengambilan keputusan, sehingga nampaknya dalam hal ini terdapat banyak
komponen yang ikut memproses di dalamnya. Adapun komponen-komponen yang ikut serta
dalam proses ini adalah :
1.Tujuan pembangunan nasional bangsa yang akan mengambil keputusan dalam rangka
kebijaksanaan nasional dalam rangka kebijaksanaan nasional dalam bidang pendidikan.
2.Masalah strategi adalah termasuk penanganan kebijakan (policy) secara operasional yang akan
mewarnai proses pelaksanaan dari perencanaan pendidikan. Maka ketepatan pelaksanaan
dari perencanaan pendidikan.
Dalam penentuan kebijakan sampai kepada palaksanaan perencanaan pendidikan ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, yaitu : siapa yang memegang kekuasaan, siapa yang menentukan
keputusan, dan faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan.
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
29/36
Terutama dalam hal pemegang kekuasaan sebagai sumber lahirnya keputusan, perlu
memperoleh perhatian, misalnya mengenai system kenegaraan yang merupakan bentuk dan
system manajemennya, bagaimana dan siapa atau kepada siapa dibebankan tugas-tugas yang
terkandung dalam kebijakan itu. Juga masalah bobot u ntuk jaminan dapat terlaksananya
perencanaan pendidikan. Hal ini dapat diketahui melaluioutputatau hasil system dari
pelaksanaan perencanaan pendidikan itu sendiri, yaitu dokumen rencana pendidikan.
Dari beberapa rumusan tentang perencanaan pendidikan tadi dapat dimaklumi bahwa masalah
yang menonjol adalah suatu proses untuk menyiapkan suatu konsep keputusan yang akan
dilaksanakan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan pendidikan dalam pelaksanaan
tidak dapat diukur dan dinilai secara cepat, tapi memerlukan waktu yang cukup lama,
khususnya dalam kegiatan atau bidang pendidikan yang bersifat kualitatif, apalagi dari sudut
kepentingan nasional.
C. Tujuan, Fungsi dan Proses Perencanaan
1. Tujuan Perencanaan
Pada dasarnya tujuan perencanaan adalah sebagai pedoman untuk mencapai sasaran yang
telah ditetapkan. Sebagai suatu alat ukur di dalam membandingkan antara hasil yang
dicapai dengan harapan. Dilihat dari pengambilan keputusan tujuan perencanaan adalah :
1.Penyajian rancangan keputusan-keputusan atasan untuk disetujui pejabat tingkat
nasional yang berwenang.
2.Menyediakan pola kegiatan-kegiatan secara matang bagi berbagai bidang/satuan kerja
yang bertanggung jawab untuk melakukan kebijaksanaan.
2. Fungsi Perencanaan
Fungsi perencanaan adalah sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian,
sebagai alat bagi pengembanganquality assurance, menghindari pemborosan sumber daya,
menghindari pemborosan sumber daya, dan sebagai upaya untuk
memenuhiaccountabilitykelembagaan. Jadi yang terpenting di dalam menyusun suatu
rencana, adalah berhubungan dengan masa depan, seperangkat kegiatan, proses yang
sistematis, dan hasil serta tujuan tertentu.
3. Proses Perencanaan
Perencanaan merupakan siklus tertentu dan dan melalui siklus tersebut suatu
perencanaan bias dievaluasi sejak awal persiapan sampai pelaksanaan dan penyelesaian
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
30/36
perencanaan. Dan secara umum, ada beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan di
dalam perencanaan yang baik, yaitu:
1.Perencanaan yang efektif dimulai dengan tujuan secara lengkap dan jelas.
2.Adanya rumusan kebijaksanaan, yaitu memperhatikan dan menyesuaikan tindakan-
tindakan yang akan dilakukan dengan factor-faktor lingkungan apabila tujuan itu
tercapai.
3.Analisis dan penetapan cara dan sarana untuk mencapai tujuan dalam kerangka
kebijaksanaan yang telah dirumuskan.
4.Penunjukan orang - orang yang akan menerima tanggung jawab pelaksanaan (pimpinan)
termasuk juga orang yang akan mengadakan pengawasan.
5.Penentuan system pengendalian yang memungkinkan pengukuran dan pembandingan
apa yang harus dicapai, dengan apa ya ng telah tercapai, berdasarkan criteria yang
telah ditetapkan.
Dengan demikian, beerdasarkan unsure-unsur dan langkah-langkah dalam perencanaan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proses perencanaan merupakan suatu proses yang
diakui dan perlu dijalani secara sistematik dan berurutan karena keteraturan itu merupakan
proses rasional sebagai salah satu property perencanaan pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan yang Efektif
danEfisien
Perencanaan pada hakekatnya merupakan suatu proses yang mengarahkan sebagai usaha untuk
mencapai suatu tujuan. Perencanaan pembangunan nasional merupakan suatu proses yang
mengarahkan keseluruhan usaha yang melibatkan kemampuan serta pemanfaatan sumber-
sumber daya dan dana untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Pendidikan dan
pelatihan sebagai proses sumber daya manusia yang akan melaksanakan dan menikmati hasil
pembangunan nasional haruslah sejalan dengan proses untuk mencapai tujuan pembangunan
nasional.
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
31/36
Perencanaan pendidikan dan pelatihan nasional harus diarahkan kepada pencapaian tujuan dan visi
normatif pembangunan nasional sebagaimana kekuatan internal serta kecenderungan-
kecenderungan global yang mempengaruhi arah pembangunan nasional dalam PJP II, maka kita
dapat merumuskan visi strategis mengenai pembangunan nasional kita. Dalam rangka untuk
mewujudkan visi strategis pembangunan nasional, maka perencanaan pendidikan dan pelatihan
yang sejalan dengan itu perlu dirumuskan. Perencanaan pendidikan dan pelatihan tersebut tidak
lain yaitu suatu proses perencanaan yang efektif dan efisien yang mengandung 3 unsur pokok,
yaitu : a) system, b) materi pembelajaran dan pelatihan, c) proses pembelajaran dan pelatihan.
Dengan proses perencanaan pendidikan dan pelatihan nasional yang demikian bukanlah semata-
mata pencapaian target kuantitatif tetapi juga bahkan terlebih berkenan dengan pembenahan
system agar supaya lebih efektif dan efisien, meningkatkan mutu proses pembelajaran dan
pelatihan, serta materi yang disampaikan di dalam proses. Tersebut bukan hanya mempunyai
kualitas yang tinggi tetapi juga relevan dengan tuntutan pembangunan nasional.
B. Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan yang Efektif
Rencana yang efektif adalah rencana yang yang menunjang pencapaian tujuan PJP II, khususnya
tujuan strategis PJP II yang telah dijadwalkan pada periode Repelita. Seperti yang dirumuskan,
tujuan strategis dari pembangunan PJP II yaitu : menyiapkan masyarakat industri maju. Suatu
masyarakat industri maju memiliki ciri-ciri yang khusus yaitu masyarakat yang mengenal
disiplin. Tanpa disiplin tidak mungkin industri maju yang menggunakan unsur-unsur posisi
tinggi berjalan tanpa disiplin. Disiplin dalam pekerjaan, di dalam produksi dan di dalam
kehidupan. Tidak ada suatu negara industri maju tanpa kedisiplinan warganya. Oleh karena itu,
perencanaan pendidikan dan pelatihan haruslah diarahkan kepada tumbuhnya suatu
masyarakat yang berdisiplin.
Rencana yang telah disepakati haruslah dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan,
menyampingkan tujuan-tujuan tambahan dan memfokuskan kepada rencana yang telah
ditentukan. Bukan berarti bahwa rencana yang telah disepakati tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Penyesuaian suatu rencana hanya dapat terjadi apabila kondisi meminta untuk perbaikan-
perbaikan selama pelaksanaan. Keterbatasan dana, ketidakmampuan pelaksana, kurang
koordinasi di lapangan dapat menyebabkan penyesuaian pelaksanaan.
Perencanaan pendidikan dan pelatihan diarahkan pada pengembangan dan penguasaan IPTEK
serta penerapannya. Berikutnya keterampilan yang diprogramkan adalah keterampilan yang
dibutuhkan di dalam pasar kerja oleh dunia industri atau oleh kesempatan-kesenmpatan yang
muncul karena kemajuan ilmu dan teknologi kemudian perencanaan yang disajikan merupakan
suatu rencana yang melahirkan inisiatif.
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
32/36
Demikianlah proses perencanaan pendidikan dan pelatihan yang efektif harus dapat
menumbuhkan suatu system pendidikan dan perencanaan yang mengakomodasikan lahirnya
kemampuan-kemampuan yang diperlukan oleh suatu masyarakat industri. Sistemnya haruslah
efektif, artinya tidak ada duplikasi serta program tanpa arah. Seluruh sistem diberdayakan agar
secara cepat dan tepat menunjang pencapaian tujuan PJP II. Hal ini berarti perencanaan
Ppendidikan dan pelatihan haruslah komprehensif, sebab sumber daya manusia yang aka n
dibutuhkan oleh semua sector pembangunan.
Selama PJP II tujuan ini belum sepenuhnya dapat dilaksanakan sehingga terjadi berbagai
pemborosan dan bermuara kepada angka pengangguran yang semakin besar. Pengangguran
menandakan bukan hanya oleh factor-faktor ekonomi, melainkan juga sebagai variable
ketidakefektifan proses perencanaan pendidikan dan pelatihan dalam membangun suatu system
yang efektif.
Suatu proses perencanaan pendidikan dan pelatihan yang efektif juga berkenaan dengan proses
pembelajaran. Era informasi dengancyber learningakan mengubah seluruh proses belajar baik
di dalam system pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Oleh karena itu,cyber
learningharus direncanakan dan dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam rencana pendidikan
dan pelatihan masa depan.
C. Perencanaan Pendidikan dan Pelatihan yang Efisien
Efisien artinya penggunaan sumber-sumber secara tepat guna dalam rangka pencapaian suatu
tujuan. Dalam hubungan ini, proses perencanaan yang efisien adalah proses perencanaan yang
mempunyai karakteristik, antara lain : efisiensi berimplikasi tanpa duplikasi berarti intensifikasi.
Tetapi apabila duplikasi tanpa kerjasama, maka hal itu dapat dikatakan pemborosan.
Dengan demikian proses perencanaan pendidikan dan pelatihan akan dangkal sifatnya atau akan
melenceng dari tujuan nasional karena tidak memperhitungkan kepentingan sector-sektor
lainnya. Oleh sebab itu, kerjasama intern, instansi antar lembaga, antar departemen di dalam
proses perencanaan pendidikan dan pelatihan merupakan syarat mutlak. Proses kerjasama ini
sudah dapat diperlancar dengan adanya teknologi komunikasi yang canggih. Maka dari itu, dapat
dirumuskan secara lebih efisien serta lebih tepat dan cepat program-program nasional yang
mempunyai dimensi antar sektoral.
D. Keseimbangan antara Pendidikan dan Program Pelatihan
Kita telah merencanakan program pendidikan terpisah dari program pelatihan. Namun di dalam
era informasi di mana pendidikan merupakan pendidikan seumur hidup, maka porsi umur yang
diperuntukkan bagi program pendidikan sekolah ialah singkat dibandingkan dengan porsi umur
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
33/36
yang diberikan kepada program pelatihan yang berjalan seumur hidup. Apabila karakteristik
pekerjaan masa depan yang dinamis akan memberikan relevansi yang tinggi terhadap program
pelatihan. Oleh karena itu, di dalam proses pendidikan dan pelatihan masa depan yang efisien
harus lebih memperhatikan kepada pengembangan program pelatihan nasional.
E. Tenaga-tenaga Perencana yang professional
Perencanaan pendidikan dan pelatihan masa depan yang efektif dan efisien tentunya meminta
tenaga-tenaga yang professional tersebut, yaitu para perencana harus merupakan suatu tim
multi-disipliner. Dan mereka bukan hanya ahli-ahli dalam bidang pendidikan dan pelatihan
melainkan juga dari disiplin-disiplin dari luar pendidikan, seperti teknik, ekonomi, antropologi,
filsafat, dan bidang-bidang lainnya yang relevan. Tentunya yang ideal adalah adalah ahli-ahli
pendidikan yang menguasai disiplin-disiplin lainnya.
Dalam transformasi IKIP menjadi Universitas, maka tenaga-tenaga perencana yang professional
akan lebih terbuka. Para akademisi dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan akan dapat didik
sebagai tenaga-tenaga perencana pendidikan dan pelatihan yang lebih mantap dan professional.
Tim perencana yang multi-disipliner, yang menghayati masalah-masalah pendidikan, akan dapat
menghayati dan membangun suatu system pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan tujuan
strategis dan misi strategis pembangunan serta dapat mengembangkan materi yang akan
disampaikan di dalam proses pembelajaran dan pelatihan, serta menguasai tehnik proses
pembelajaran itu sendiri.
Proses perencanaan pendidikan dan pelatihan yang efektif dan efisien secara mutlak harus
ditopang oleh peneliti (riset). Riset yang dibutuhkan adalah dalam dua bidang, yaitu bidang
kebijakan dan dalam bidang intern pendidikan. Pelaksanaan riset kebijakan pendidikan dapat
dilaksanakan oleh badan pemerintah tetapi juga oleh lembaga-lembaga swasta yang independent
agar supaya dapat dirumuskan kebijakan-kebijakan dari berbagai arah serta tidak berpihak.
Demikian juga pelaksanaan riset mengenai masalah-masalah pendidikan an sich perlu
dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di lingkungan universitas dan
lembaga-lembaga riset masyarakat mengenai mengenai pendidikan. Dewasa ini dirasakan suatu
kelemahan di dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan nasional karena ketiadaan data
riset mengenai masalah-masalah pendidikan san pelatihan yang dibutuhkan oleh
masyarakat Indonesia sendiri yang sedang berkembang me nuju masyarakat industri.
Dari berbagai konsep pendidikan dan pelatihan berasal dari pinjaman atau limpahan pemikiran-
pemikiran barat mengenai perkembangan yang sebenarnya dari Indonesia sampai dewasa di
dalam lingkungan kebudayaan Indonesia.
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
34/36
F. Kurikulum Nasional yang Ramping
Perencanaan yang efisien dalam sector pendidikan dan pelatihan juga diarahkan kepada
terwujudnya suatu kurikulum yang ramping. Kita mengetahui bahwa dewasa ini, kurikulum
sudah sangat berat dengan pengetahuan yang kurang relevan dengan kehidupan nyata. Era
reformasi bukan berarti menghafal dan penguasai semua informasi dan data yang ada, tetapi
bagaimana mengelola informasi yang ada agar supaya bermanfaat bagi kehidupan.
Dengan demikian perencanaan pendidikan dan pelatihan yang efisien menuntut lebih banyak
pemanfaatan pendidikan umum sebagaimana diproyeksikan oleh Negara-negara Uni Eropa
dewasa ini. Oleh karena itu, apabila dewasa ini kita mengenal Kurikulum Nasional dan
Kurikulum Lokal di mana seolah-olah yang penting adalah Kurikulum, maka dalam menjalani
abad 21 justru yang penting adalah Kurikulum Lokal yang merupakan kurikulum Kurikulum
Inti. Sedangkan Kurikulum Nasional merupakan lapisan plasma dari kurikulum itu sendiri.
Tentunya Kurikulum Lokal yang merupakan inti memerlukan persiapan yang berat dan matang
di daerah-daerah.
BAB III
PENUTUP
Dari berbagai uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Perencanaan pendidikan dan pelatihan dalam PJP II merupakan proses untuk mengembangkan
sumber daya manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan visi strategis untuk menanpung
dinamika masyarakat dan kekuatan serta tantangan global dalam era informasi abad 21.
2. Perencanaan pendidikan dan pelatihan yang efektif mendorong mewujudkan
masyarakat Indonesiayang maju yang memungkinkan pengembangan kemampuan otak,
penguasaan dan pengembangan serta penerapan IPTEK, menguasai yang relevan
mengembangkan jiwa wiraswasta.
3.Perencanaan pendidikan dan pelatihan dalam PJP merupakan proses untuk mengembangkan
sumber daya manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan visi strategis menghadapi pasar
bebas serta kemajuan IPTEK dalam rangka mewujudkan masyarakat.
4.Perencanaan Pendidikan yang efektif dan efisien meminta suatu keseimbangan antara program
pendidikan dan program pelatihan. Program-program pelatihan akan semakin ditonjolkan
relevansinya. Sedangkan program pendidikan yang bersifat umum dengan dibebani berbagai
keterampilan dasar yang diperlukan dalam kehidupan nyata.
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
35/36
5.Perencanaan pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan masyarakat masa depan adalah
perencanaan yang didorong oleh mekanisme pasar.
6.perencanaan pendidikan dan pelatihan yang efektif dan efisien secara mutlak harus ditopang oleh
peneliti (riset). Riset yang dibutuhkan adalah dalam dua bidang, yaitu bidang kebijakan dan
dalam bidang intern pendidikan.
7.Perencanaan pendidikan dan pelatihan yang efisien menghindari duplikasi yang tidak perlu. Oleh
karena itu diperlukan networking antar
8.Lembaga, antar departemen, mengoptimalkan peran serta masyarakat, khususnya masyarakat
industri, serta kurikulum yang ramping. Kurikululum local dijadikan sebagai kurikulum inti,
Dan Kurikulum Nasional dijadikan sebagai Kurikulum Plasma.
DAFTAR PUSTAKA
Suryadi, Ace.Pendidikan, Investasi SDM, dan Pengembangan: Isu.Teori dan Aplikasi.Pusat
Informatika Balitbang Dikbud. Jakarta.1997
Tilaar, H.A.R.,Peta Permasalahan Pendidikan Dewa Ini, Perlunya Visi dan Rencana Strategi Pendidikan
dan pelatihan Nasional berorientasi Masa Depan, Seminar Ilmiah ISKA, November 1997.
Tilaar, H.A.R.,Pengembangan Sumber Daya manusia dalam Era Globalisasi, Grasindo, Jakarta, 1997.
Haddad, Wadi D.,The Dynamich of Education Policymaking. The World Bank, Washington, D.C.
Tilaar, H.A.R.,Pengembangan SDM Indonesia Unggul Menghadapi masyarakat Kompetitif Era
Globalisasi, Pidato Ilmiah pada Acara Wisuda Tinggi Manajemen Bandung, 26 Agustus 1997.
Tilaar,H.A.R., Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam Era Globalisasi, Grasindo, Jakarta, 1997.
Tilaar, H.A.R.,In Search of New Paradigms in Educational Management and Leadership based on
Indigenous Culture: The Indonesian Case, Keynote speech, First Asean/ASEAN Symposium on
Educational Manajemen and Leadership, Genting Highlands, Kuala Lumpur, 27-29 Agust, 1997.
Tilaar, H.A.R.,Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional: Dalam Perspektif Abad
21. IndonesiaTera, Jakarta 1998.
Bontang, 21 Maret 2008
Penyusun
7/23/2019 Manajemen Pelatihan Dan Perencanaan Pendidikan
36/36
Renggani, S.Pd.SH.