Post on 23-Jan-2017
Tugas
TIG02 – Manajemen Jaringan
Routing
Nama:
32130001 – Hilda Mulya Sari
32130057 – Gerdyan Chandi
32130094 – Mey Silvana
32130097 – Saroinsong Marlina Blessy
Kelas: 5PTI2
Dosen:
Halim Agung, S. Kom, M. Kom
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN DESAIN
UNIVERSITAS BUNDA MULIA
2015
A. ROUTING DAN PROTOKOL ROUTING
Routing merupakan proses pencarian path atau alur guna memindahkan informasi
dari host sumber (source address) ke host tujuan (destinations address) melalui koneksi
internetwork.
Router menyaring (filter) lalu lintas data. Penyaringan dilakukan bukan dengan
melihat alamat paket data, tetapi dengan menggunakan protokol tertentu. Router muncul
untuk menangani perlunya membagi jaringan secara logikal bukan fisikal. Sebuah IP
router bisa membagi jaringan menjadi beberapa subnet sehingga hanya lalu lintas yang
ditujukan untuk IP address tertentu yang bisa mengalir dari satu segmen ke segmen lain.
Kita akan menggunakan router ketika akan menghubungkan jaringan komputer ke
jaringan lain, baik jaringan pribadi (LAN/WAN) atau jaringan publik (Internet).
Diperlukan adanya router untuk melakukan routing di dalam jaringan, dimana
router membutuhkan informasi-informasi sebagai berikut:
Alamat Tujuan/Destination Address - Tujuan atau alamat item yang akan dirouting
Mengenal sumber informasi - Dari mana sumber (router lain) yang dapat dipelajari
oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan.
Menemukan rute - Rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan.
Pemilihan rute - Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan.
Menjaga informasi routing - Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke tujuan yang
sudah diketahui dan paling sering dilalui.
Analogi :
Misalkan kita berada pada persimpangan jalan, mungkin kita akan merasa
bingung jika tidak ada petunjuk jalan, di setiap persimpangan jalan (router) seharusnya
ada petunjuk jalan supaya orang tidak bingung dan tersesat. Untuk jalan yang rumit dan
berputar-putar tidaklah cukup jika menggunakan static routing. Tentunya kita akan
merasa bingung jika disetiap persimpangan kita harus bertanya pada orang apalagi kepada
orang yang tidak tahu. Oleh karena itu disini diperlukan dinamic routing, analoginya
seperti ada polisi yang membawa HT dan memberikan jalur mana saja yang bisa dilewati.
Polisi akan selalu koordinasi beberapa kali sehari, agar jika ada jalan yang macet, ada
tabrakan, ada pohon rubuh, polisi akan segera meng-update petunjuk jalan yang lain.
Biasanya polisi yang bertingkat rendah akan memakai HT yang kita sebut sebagai
RIP, yang memiliki jarak paling jauh 30 hop (simpangan). Polisi yang berada pada tempat
yang ramai bisa menggunakan isis atau ospf, biasanya sudah membawa HP maupun PDA
jadi akan lebih pintar dan cepat untuk melakukan update. Polisi tingkat dunia biasanya
memiliki kantor pada persimpangan dan sudah mempunyai peralatan pengacak jaringan
seluruh dunia, ini disebut BGP.
Ada dua bagian routing paket IP :
1. Bagaimana meneruskan paket dari interface input ke interface output pada suatu
router (“IP forwarding”) ?
Paket biasanya diteruskan (forwarding) kesejumlah router sebelum mencapai host
tujuan.
IP forwarding dilaksanakan atas dasar hop-by-hop yaitu tidak ada yang tau rute
yang lengkap. Tujuan forwarding adalah membawa paket IP lebih dekat ke tujuan.
2. Bagaimana mencari dan men-setup rute (“Routing algorithm”) ?
Protokol routing membentuk suatu tabel routing yang digunakan untuk menyeleksi
jalur yang akan digunakan. Didalam tabel routing terdapat suatu alamat tujuan paket
data dan hop yaitu suatu router yang akan dituju setelah router tersebut.
Konsep berikut sangatlah penting untuk memahami routing pada jaringan IP:
Autonomous System (AS)
Suatu autonomous system adalah bagian logical dari jaringan IP yang besar,
biasanya dimiliki oleh sebuah organisasi jaringan dan diadministrasikan oleh
sebuah management resmi. Setiap router dapat berkomunikasi dengan router yang
lain dalam satu autonomous system.
Contoh dari autonomous region adalah:
- Internet Service Provider Regional
- Jaringan kampus ITB
Di dalam autonomous system, routing dilaksanakan secara:
1. Interior Routing, yaitu dalam autonomous system
2. Exterior Routing, yaitu antara autonomous system
Interior vs Exterior routing
Perbedaan Interior Routing dan Exterior Routing
Interior Routing Exterior Routing
Routing di dalam suatu AS Routing antara AS
Protokol untuk Intradomain routing
juga disebut Interior Gateway
Protocol / IGP
Protokol yang populer
RIP (sederhana, lama)
OSPF (lebih baik)
Protokol untuk interdomain routing
disebut Exterior Gateway Protocol/
EGP
Protokol routing:
EGP
BGP (lebih baru)
Mengabaikan Internet di luar AS Mengasumsikan Internet terdiri dari
sekumpulan interkoneksi AS
Distance vector vs. link state routing algorithms
Algoritma-Algoritma Routing (Pada Internet)
Perbedaan mendasar antara distance vector dan link state adalah:
1. Distance Vector hanya memiliki informasi routing dari router tetangganya,
sedangkan Link State memiliki informasi routing dari setiap node yang ada.
2. Untuk mendapatkan lintasan/rute yang terbaik, Distance Vector menggunakan
Algoritma Bellman-Ford, sedangkan Link State menggunakan Algoritma
Djikstra.
Distance Vector
Pembentukan tabel routing pada Distance Vector dilakukan dengan cara tiap-tiap
router atau PC router akan saling bertukar informasi routing dengan router atau
PC router yang terhubung langsung. Proses pertukaran informasi routing
dilakukan secara periodik, misal tiap 30 detik.
Proses pembentukan tabel pada protokol routing yang menggunakan konsep
distance vector adalah sebagai berikut :
1. Mula-mula tabel routing yang dimiliki oleh masing-masing router atau PC
router akan berisi informasi alamat jaringan yang terhubung langsung dengan
router atau PC router tersebut.
2. Secara periodik masing-masing router atau PC router akan saling bertukar
informasi sehingga isi tabel routing dari semua router terisi lengkap
(converged).
Link State
Protokol routing yang menggunakan konsep link state akan membentuk tabel
routing menurut pandangan atau perhitungan router atau PC router masing-
masing, tidak bergantung pada pendapat router atau PC router tetangga.
Tabel routing yang dibentuk dengan menggunakan konsep link state dilakukan
melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Pada awalnya setiap router atau PC router akan saling mengirimkan dan
melewatkan paket link state.
2. Paket link state yang diterima dari router atau PC router lain dikumpulkan
dalam sebuah database topologi.
3. Berdasarkan informasi yang terkumpul di dalam database, router atau PC
router melakukan perhitungan dengan mengggunakan algoritma short path
first (SPF).
4. Algoritma SPF menghasilkan short path first tree.
5. Akhirnya SPF Tree membentuk daftar isi tabel routing.
Kelima proses di atas dilakukan oleh masing-masing router atau PC router. Jika
terjadi perubahan topologi jaringan, pemberitahuannya akan dikirimkan segera ke
tiap-tiap router atau PC router sehingga proses update informasi routing dapat
segera dilakukan.
Terdapat 2 tipe routing, yaitu:
1. Static Routing
Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya
berdasarkan rute (catatan: seperti rute pada bis kota) yang ditentukan oleh
administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara
manual oleh administrator.
Kekurangan dan kelebihan static routing:
- Dengan menggunakan next hop
( + ) dapat mencegah trjadinya eror dalam meneruskan paket ke router tujuan
apabila router yang akan meneruskan paket memiliki link yang terhubung dengan
banyak router.itu disebabkan karena router telah mengetahui next hop, yaitu ip
address router tujuan
( – ) static routing yang menggunakan next hop akan mengalami multiple lookup
atau lookup yg berulang. lookup yg pertama yang akan dilakukan adalah mencari
network tujuan,setelah itu akan kembali melakukan proses lookup untuk mencari
interface mana yang digunakan untuk menjangkau next hopnya.
- Dengan menggunakan exit interface
( + ) proses lookup hanya akan terjadi satu kali saja ( single lookup ) karena router
akan langsung meneruskan paket ke network tujuan melalui interface yang sesuai
pada routing table
( – ) kemungkinan akan terjadi eror keteka meneruskan paket. jika link router
terhubung dengan banyak router, maka router tidak bisa memutuskan router mana
tujuanya karena tidak adanya next hop pada tabel routing. karena itulah, akan
terjadi eror.
routing static dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk jaringan
multi-access network atau point to multipoint sedangkan untuk jaringan point to
point, cocok dengan menggunakan exit interface dalam mengkonfigurasi static
route.
Recursive route lookup adalah proses yang terjadi pada routing tabel untuk
menentukan exit interface mana yang akan digunakan ketika akan meneruskan
paket ke tujuannya.
2. Dynamic Routing
Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan
ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya.
Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut.
Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan
kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai
dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.
Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang
sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing dibangun
berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain
untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi
jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan
akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila
rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang
terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh
admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan
dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak
terpendek antara device pengirim dan device tujuan.
Dynamic routing terbagi menjadi 5, yaitu:
1. Routing Information Protocol (RIP)
Routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector, yaitu algortima
Bellman-Ford. Pertama kali dikenalkan pada tahun 1969 dan merupakan algoritma
routing yang pertama pada ARPANET. Versi awal dari routing protokol ini dibuat
oleh Xerox Parc’s PARC Universal Packet Internetworking dengan nama
Gateway Internet Protocol. Kemudian diganti nama menjadi Router Information
Protocol (RIP) yang merupakan bagian Xerox network Services.
RIP yang merupakan routing protokol dengan algoritma distance vector, yang
menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. Jumlah maksimum
dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop. Tiap RIP router saling tukar
informasi routing tiap 30 detik, melalui UDP port 520. Untuk menghindari loop
routing, digunakan teknik split horizon with poison reverse. RIP merupakan
routing protocol yang paling mudah untuk di konfigurasi.
RIP memiliki 3 versi yaitu :
1. RIPv1
2. RIPv2
3. RIPng
Kelebihan
Menggunakan metode Triggered Update
RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali
memberikan informasi routing.
Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap
harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut
(triggered update).
Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang
cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan
Kekurangan
Jumlah host Terbatas
RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya
sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya
berada
2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) adalah juga protocol distance vector
yang diciptakan oleh perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah
hop maksimum menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan bandwidth,
MTU, delay dan load. IGRP adalah protocol routing yang menggunakan
Autonomous System (AS) yang dapat menentukan routing berdasarkan system,
interior atau exterior. Administrative distance untuk IGRP adalah 100.
Kelebihan
support = 255 hop count
Kekurangan
Jumlah Host terbatas
3. Open Shortest Path First (OSPF)
OSPF (Open Shortest Path First ) merupakan sebuah routing protokol berjenis
IGP (interior gateway routing protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan
internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah
jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan
memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi
terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk
menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan
sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol
yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan
dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya,
perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing
protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang
menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan
menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan
menggunakan sistem pengelompokan area.
OSPF memiliki 3 table di dalam router :
1. Routing table
Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini
berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network lainnya.
Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda.
2. Adjecency database
Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai
Adjecency database yang berbeda-beda.
3. Topological database
Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam satu
networknya/areanya.
Kelebihan
Tidak menghasilkan routing loop.
Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus.
Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan.
Membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat.
Kekurangan
Membutuhkan basis data yang besar.
Lebih rumit.
4. Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol
yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary
protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco
saja. Bgmn bila router cisco digunakan dengan router lain seperti Juniper,
Hwawei, dan lain-lain menggunakan EIGRP? Seperti saya bilang diatas, EIGRP
hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. EIGRP ini sangat cocok digunakan
untuk midsize dan large company. Karena banyak sekali fasilitas-fasilitas yang
diberikan pada protocol ini.
Kelebihan
Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
Memerlukan lebih sedikit memori dan proses.
Memerlukan fitur loopavoidance.
Kekurangan
Hanya untuk Router Cisco.
5. Border Gateway Protocol (BGP)
Border Gateway Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar autonomous routing
protocol. Sistem autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok jaringan di
bawah administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum. BGP digunakan
untuk pertukaran informasi routing untuk Internet dan merupakan protokol yang
digunakan antar penyedia layanan Internet (ISP). Pelanggan jaringan, seperti
perguruan tinggi dan perusahaan, biasanya menggunakan sebuah Interior Gateway
Protocol (IGP) seperti RIP atau OSPF untuk pertukaran informasi routing dalam
jaringan mereka. Pelanggan menyambung ke ISP, dan ISP menggunakan BGP
untuk bertukar pelanggan dan rute ISP . Ketika BGP digunakan antar Autonom
System (AS), protokol ini disebut sebagai External BGP (EBGP). Jika penyedia
layanan menggunakan BGP untuk bertukar rute dalam suatu AS, maka protokol
disebut sebagai Interior BGP (IBGP).
Kelebihan
Sangat sederhana dalam instalasi.
Kekurangan
Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi.
Terdapat 2 bentuk routing, yaitu:
1. Direct Routing (Direct Delivery)
Paket dikirmkan dari satu mesin ke mesin lain secara langsung (host Nerada
pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway.
2. Indirect Routing (Indirect Routing)
Paket dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain yang tidak terhubung
langsung (bebeda jarigan) sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau
network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju.
B. TABEL ROUTING
Table routing adalah table yang memuat seluruh informasi IP address dari
interfaces router yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa
berkomunikasi. Routing table hanya memberikan informasi sedang routing algoritma
yang menganalisa dan mengatur routing table.
Intinya, router hanya tahu cara menghubungkan nertwork atau subnet yang
terubung langsung dengan router tersebut. Router akan memberi rekomendasi jalur mana
yang paling tepat untuk melewatkan paket data yang dikirim ke alamat tertentu sesuai
dengan informasi yang terdapat pada tabel routing sehingga pada saat paket data telah
dikirimkan atau diarahkan maka router akan melakukan pemeriksaan yang terdapat pada
tabel routing dan router akan menentukan jalur mana yang paling sesuai dengan informasi
yang ada.
Informasi yang terdapat pada tabel routing dapat diperoleh secara static routing
melalui perantara administrator dengan cara mengisi tabel routing secara manual ataupun
secara dynamic routing menggunakan protokol routing, dimana setiap router yang
berhubungan akan saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan
dan memelihara tabel routing.
Ada 2 item yang harus dimasukan oleh tabel routing untuk mengirim paket data,
diantaranya:
1. Destination Address
Merupakan sebuah alamat pada jaringan yang dapat dijangkau oleh router
2. Pointer to the Destination
Merupakan penunjuk yang akan memberitahukan bahwa jaringan atau network yang
dituju dapat terhubung dengan router.
Router akan menyesuaikan informasi yang terdapat pada tabel routing sebelum
mengirimkan ke alamat tujuan sehingga tidak ada yang namanya salah sasaran dalam
mengirimkan paket data. Berikut adalah urutan pada tabel routing untuk menyesuaikan
alamat tujuan:
Host Address
Subnet
Group of Subnet
Major Network Number
Group of Major Network Numbers
Default Address
Jika data yang dikirimkan oleh pengirim ke alamat atau jaringan yang dituju tidak
sesuai dengan entri diatas maka paket data yang telah dikirimkan oleh pengirim akan
dibuang dan pengirim data akan diberikan pesan oleh router bahwa data yang dikirim
telah di drop karena ketidaksesuain dan terjadi kesalahan pengalamatan pada address
source pengirim. Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:
Alamat Network Tujuan
Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan.
Metric tersebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan (Hop Count).
Contoh sebuah table Routing
Sumber:
https://deenugraha.wordpress.com/about/routing-dan-protokol-routing/
inamila15.blogspot.co.id/2015/04/makalah-routing.html?m=1
http://indopiece.blogspot.co.id/2013/05/tabel-routing.html