Manajemen jaringan

23
Tugas TIG02 – Manajemen Jaringan Routing Nama: 32130001 – Hilda Mulya Sari 32130057 – Gerdyan Chandi 32130094 – Mey Silvana 32130097 – Saroinsong Marlina Blessy Kelas: 5PTI2 Dosen: Halim Agung, S. Kom, M. Kom PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI DAN DESAIN UNIVERSITAS BUNDA MULIA

Transcript of Manajemen jaringan

Page 1: Manajemen jaringan

Tugas

TIG02 – Manajemen Jaringan

Routing

Nama:

32130001 – Hilda Mulya Sari

32130057 – Gerdyan Chandi

32130094 – Mey Silvana

32130097 – Saroinsong Marlina Blessy

Kelas: 5PTI2

Dosen:

Halim Agung, S. Kom, M. Kom

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN DESAIN

UNIVERSITAS BUNDA MULIA

2015

Page 2: Manajemen jaringan

A. ROUTING DAN PROTOKOL ROUTING

Routing merupakan proses pencarian path atau alur guna memindahkan  informasi

dari host sumber (source address) ke host tujuan  (destinations address) melalui koneksi

internetwork.

 

Router menyaring (filter) lalu lintas data. Penyaringan dilakukan bukan dengan

melihat alamat paket data, tetapi dengan menggunakan protokol tertentu. Router muncul

untuk menangani perlunya membagi jaringan secara logikal bukan fisikal. Sebuah IP

router bisa membagi jaringan menjadi beberapa subnet sehingga hanya lalu lintas yang

ditujukan untuk IP address tertentu yang bisa mengalir dari satu segmen ke segmen lain.

Kita akan menggunakan router ketika akan menghubungkan jaringan komputer ke

jaringan lain, baik jaringan pribadi (LAN/WAN) atau jaringan publik (Internet).

Diperlukan adanya router untuk melakukan routing di dalam jaringan, dimana

router membutuhkan informasi-informasi sebagai berikut:

Alamat Tujuan/Destination Address - Tujuan atau alamat item yang akan dirouting

Mengenal sumber informasi - Dari mana sumber (router lain) yang dapat dipelajari

oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan.

Menemukan rute - Rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan.

Pemilihan rute - Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan.

Page 3: Manajemen jaringan

Menjaga informasi routing - Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke tujuan yang

sudah diketahui dan paling sering dilalui.

Analogi :

Misalkan kita berada pada persimpangan jalan, mungkin kita akan merasa

bingung jika tidak ada petunjuk jalan, di setiap persimpangan jalan (router) seharusnya

ada petunjuk jalan supaya orang tidak bingung dan tersesat. Untuk jalan yang rumit dan

berputar-putar tidaklah cukup jika menggunakan static routing. Tentunya kita akan

merasa bingung jika disetiap persimpangan kita harus bertanya pada orang apalagi kepada

orang yang tidak tahu. Oleh karena itu disini diperlukan dinamic routing, analoginya

seperti ada polisi yang membawa HT dan memberikan jalur mana saja yang bisa dilewati.

Polisi akan selalu koordinasi beberapa kali sehari, agar jika ada jalan yang macet, ada

tabrakan, ada pohon rubuh, polisi akan segera meng-update petunjuk jalan yang lain.

Biasanya polisi yang bertingkat rendah akan memakai HT yang kita sebut sebagai

RIP, yang memiliki jarak paling jauh 30 hop (simpangan). Polisi yang berada pada tempat

yang ramai bisa menggunakan isis atau ospf, biasanya sudah membawa HP maupun PDA

jadi akan lebih pintar dan cepat untuk melakukan update. Polisi tingkat dunia biasanya

memiliki kantor pada persimpangan dan sudah mempunyai peralatan pengacak jaringan

seluruh dunia, ini disebut BGP.

Ada dua bagian routing paket IP :

1. Bagaimana meneruskan paket dari interface input ke interface output pada suatu

router (“IP forwarding”) ?

Paket biasanya diteruskan (forwarding) kesejumlah router sebelum mencapai host

tujuan.

IP forwarding dilaksanakan atas dasar hop-by-hop yaitu tidak ada yang tau rute

yang lengkap. Tujuan forwarding adalah membawa paket IP lebih dekat ke tujuan.

2. Bagaimana mencari dan men-setup rute (“Routing algorithm”) ?

Page 4: Manajemen jaringan

 

Protokol routing membentuk suatu tabel routing yang digunakan untuk menyeleksi

jalur yang akan digunakan. Didalam tabel routing terdapat suatu alamat tujuan paket

data dan hop yaitu suatu router yang akan dituju setelah router tersebut.

Konsep berikut sangatlah penting untuk memahami routing pada jaringan IP:

Autonomous System (AS)

Suatu autonomous system adalah bagian logical dari jaringan IP yang besar,

biasanya dimiliki oleh sebuah organisasi jaringan dan diadministrasikan oleh

sebuah management resmi. Setiap router dapat berkomunikasi dengan router yang

lain dalam satu autonomous system.

Contoh dari autonomous region adalah:

- Internet Service Provider Regional

- Jaringan kampus ITB

Di dalam autonomous system, routing dilaksanakan secara:

1. Interior Routing,  yaitu dalam autonomous system

2. Exterior Routing,  yaitu antara autonomous system

Page 5: Manajemen jaringan

Interior vs  Exterior routing

Perbedaan Interior Routing dan Exterior  Routing

Interior Routing Exterior Routing

Routing di dalam suatu AS Routing antara AS

Protokol untuk Intradomain routing

juga disebut Interior Gateway

Protocol / IGP

Protokol yang populer

RIP (sederhana, lama)

OSPF (lebih baik)

Protokol untuk interdomain routing

disebut Exterior Gateway Protocol/

EGP

Protokol routing:

EGP

BGP (lebih baru)

Mengabaikan Internet di luar AS Mengasumsikan Internet terdiri dari

sekumpulan interkoneksi AS

Distance vector vs. link state routing algorithms

Algoritma-Algoritma Routing (Pada Internet)

 

Perbedaan mendasar antara distance vector dan link state adalah:

1. Distance Vector hanya memiliki informasi routing dari router tetangganya,

sedangkan Link State memiliki informasi routing dari setiap node yang ada.

Page 6: Manajemen jaringan

2. Untuk mendapatkan lintasan/rute yang terbaik, Distance Vector menggunakan

Algoritma Bellman-Ford, sedangkan Link State menggunakan Algoritma

Djikstra.

Distance Vector

Pembentukan tabel routing pada Distance Vector dilakukan dengan cara tiap-tiap

router atau PC router akan saling bertukar informasi routing dengan router atau

PC router yang terhubung langsung. Proses pertukaran informasi routing

dilakukan secara periodik, misal tiap 30 detik.

Proses pembentukan tabel pada protokol routing yang menggunakan konsep

distance vector adalah sebagai berikut :

1. Mula-mula tabel routing yang dimiliki oleh masing-masing router atau PC

router akan berisi informasi alamat jaringan yang terhubung langsung dengan

router atau PC router tersebut.

2. Secara periodik masing-masing router atau PC router akan saling bertukar

informasi sehingga isi tabel routing dari semua router terisi lengkap

(converged).

Link State

Protokol routing yang menggunakan konsep link state akan membentuk tabel

routing menurut pandangan atau perhitungan router atau PC router masing-

masing, tidak bergantung pada pendapat router atau PC router tetangga.

Tabel routing yang dibentuk dengan menggunakan konsep link state dilakukan

melalui beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Pada awalnya setiap router atau PC router akan saling mengirimkan dan

melewatkan paket link state.

Page 7: Manajemen jaringan

2. Paket link state yang diterima dari router atau PC router lain dikumpulkan

dalam sebuah database topologi.

3. Berdasarkan informasi yang terkumpul di dalam database, router atau PC

router melakukan perhitungan dengan mengggunakan algoritma short path

first (SPF).

4. Algoritma SPF menghasilkan short path first tree.

5. Akhirnya SPF Tree membentuk daftar isi tabel routing.

Kelima proses di atas dilakukan oleh masing-masing router atau PC router. Jika

terjadi perubahan topologi jaringan, pemberitahuannya akan dikirimkan segera ke

tiap-tiap router atau PC router sehingga proses update informasi routing dapat

segera dilakukan.

Terdapat 2 tipe routing, yaitu: 

1. Static Routing

Router meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya

berdasarkan rute (catatan: seperti rute pada bis kota) yang ditentukan oleh

administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara

manual oleh administrator.

Kekurangan dan kelebihan static routing:

- Dengan menggunakan next hop

( + ) dapat mencegah trjadinya eror dalam meneruskan paket ke router tujuan

apabila router yang akan meneruskan paket memiliki link yang terhubung dengan

banyak router.itu disebabkan karena router telah mengetahui next hop, yaitu ip

address router tujuan

( – ) static routing yang menggunakan next hop akan mengalami multiple lookup

atau lookup yg berulang. lookup yg pertama yang akan dilakukan adalah mencari

Page 8: Manajemen jaringan

network tujuan,setelah itu akan kembali melakukan proses lookup untuk mencari

interface mana yang digunakan untuk menjangkau next hopnya.

- Dengan menggunakan exit interface

( + ) proses lookup hanya akan terjadi satu kali saja ( single lookup ) karena router

akan langsung meneruskan paket ke network tujuan melalui interface yang sesuai

pada routing table

( – ) kemungkinan akan terjadi eror keteka meneruskan paket. jika link router

terhubung dengan banyak router, maka router tidak bisa memutuskan router mana

tujuanya karena tidak adanya next hop pada tabel routing. karena itulah, akan

terjadi eror.

routing static dengan menggunakan next hop cocok digunakan untuk jaringan

multi-access network atau point to multipoint sedangkan untuk jaringan point to

point, cocok dengan menggunakan exit interface dalam mengkonfigurasi static

route.

Recursive route lookup adalah proses yang terjadi pada routing tabel untuk

menentukan exit interface mana yang akan digunakan ketika akan meneruskan

paket ke tujuannya.

 

2. Dynamic Routing

Dynamic router mempelajari sendiri Rute yang terbaik yang akan

ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya.

Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut.

Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan

kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai

dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.

Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan yang

sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah  dynamic routing dibangun

Page 9: Manajemen jaringan

berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh protokol routing. Protokol ini didesain

untuk mendistribusikan informasi yang secara dinamis mengikuti perubahan kondisi

jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang kompleks secara cepat dan

akurat. Protokol routng didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute  backup  bila

rute utama tidak berhasil, namun juga didesain untuk menentukan rute mana yang

terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh

admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan

dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan berdasarkan pada jarak

terpendek antara device pengirim dan device tujuan.

Dynamic routing terbagi menjadi 5, yaitu:

1. Routing Information Protocol (RIP)

Routing protokol yang menggunakan algoritma distance vector, yaitu algortima

Bellman-Ford. Pertama kali dikenalkan pada tahun 1969 dan merupakan algoritma

routing yang pertama pada ARPANET. Versi awal dari routing protokol ini dibuat

oleh Xerox Parc’s PARC Universal Packet Internetworking dengan nama

Gateway Internet Protocol. Kemudian diganti nama menjadi Router Information

Protocol (RIP) yang merupakan bagian Xerox network Services.

RIP yang merupakan routing protokol dengan algoritma distance vector, yang

menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. Jumlah maksimum

dari hop yang diperbolehkan adalah 15 hop. Tiap RIP router saling tukar

informasi routing tiap 30 detik, melalui UDP port 520. Untuk menghindari loop

routing, digunakan teknik split horizon with poison reverse. RIP merupakan

routing protocol yang paling mudah untuk di konfigurasi.

RIP memiliki 3 versi yaitu :

1. RIPv1

2. RIPv2

3. RIPng

Page 10: Manajemen jaringan

Kelebihan

Menggunakan metode Triggered Update

RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali

memberikan informasi routing.

Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap

harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut

(triggered update).

Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang

cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan

Kekurangan

Jumlah host Terbatas

RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.

RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).

Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya

sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya

berada

2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)

IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) adalah juga protocol distance vector

yang diciptakan oleh perusahaan Cisco untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah

hop maksimum menjadi 255 dan sebagai metric, IGRP menggunakan bandwidth,

MTU, delay dan load. IGRP adalah protocol routing yang menggunakan

Autonomous System (AS) yang dapat menentukan routing berdasarkan system,

interior atau exterior. Administrative distance untuk IGRP adalah 100.

Kelebihan

support = 255 hop count

Kekurangan

Jumlah Host terbatas

Page 11: Manajemen jaringan

3. Open Shortest Path First (OSPF)

OSPF (Open Shortest Path First ) merupakan sebuah routing protokol berjenis

IGP (interior gateway routing protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan

internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah

jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan

memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi

terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk

menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan

sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol

yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan

dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya,

perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing

protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang

menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan

menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan

menggunakan sistem pengelompokan area.

OSPF memiliki 3 table di dalam router :

1. Routing table

Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini

berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network lainnya.

Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda.

Page 12: Manajemen jaringan

2. Adjecency database

Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai

Adjecency database yang berbeda-beda.

3. Topological database

Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam satu

networknya/areanya.

Kelebihan

Tidak menghasilkan routing loop.

Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus.

Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan.

Membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.

Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat.

Kekurangan

Membutuhkan basis data yang besar.

Lebih rumit.

4. Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol

yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary

protocol pada cisco. Dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco

saja. Bgmn bila router cisco digunakan dengan router lain seperti Juniper,

Hwawei, dan lain-lain menggunakan EIGRP? Seperti saya bilang diatas, EIGRP

hanya bisa digunakan sesama router cisco saja. EIGRP ini sangat cocok digunakan

untuk midsize dan large company. Karena banyak sekali fasilitas-fasilitas yang

diberikan pada protocol ini.

Kelebihan

Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.

Page 13: Manajemen jaringan

Memerlukan lebih sedikit memori dan proses.

Memerlukan fitur loopavoidance.

Kekurangan

Hanya untuk Router Cisco.

5. Border Gateway Protocol (BGP)

Border Gateway Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar autonomous routing

protocol. Sistem autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok jaringan di

bawah administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum. BGP digunakan

untuk pertukaran informasi routing untuk Internet dan merupakan protokol yang

digunakan antar penyedia layanan Internet (ISP). Pelanggan jaringan, seperti

perguruan tinggi dan perusahaan, biasanya menggunakan sebuah Interior Gateway

Protocol (IGP) seperti RIP atau OSPF untuk pertukaran informasi routing dalam

jaringan mereka. Pelanggan menyambung ke ISP, dan ISP menggunakan BGP

untuk bertukar pelanggan dan rute ISP . Ketika BGP digunakan antar Autonom

System (AS), protokol ini disebut sebagai External BGP (EBGP). Jika penyedia

layanan menggunakan BGP untuk bertukar rute dalam suatu AS, maka protokol

disebut sebagai Interior BGP (IBGP).

Kelebihan

Sangat sederhana dalam instalasi.

Kekurangan

Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi.

Terdapat 2 bentuk routing, yaitu:

1. Direct Routing (Direct Delivery)

Page 14: Manajemen jaringan

Paket dikirmkan dari satu mesin ke mesin lain secara langsung (host Nerada

pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway.

2. Indirect Routing (Indirect Routing)

Paket dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain yang tidak terhubung

langsung (bebeda jarigan) sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau

network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju.

B. TABEL ROUTING

Table routing adalah table yang memuat seluruh informasi IP address dari

interfaces router yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa

berkomunikasi. Routing table hanya memberikan informasi sedang routing algoritma

yang menganalisa dan mengatur routing table.

Intinya, router hanya tahu cara menghubungkan nertwork atau subnet yang

terubung langsung dengan router tersebut. Router akan memberi rekomendasi jalur mana

yang paling tepat untuk melewatkan paket data yang dikirim ke alamat tertentu sesuai

dengan informasi yang terdapat pada tabel routing sehingga pada saat paket data telah

dikirimkan atau diarahkan maka router akan melakukan pemeriksaan yang terdapat pada

tabel routing dan router akan menentukan jalur mana yang paling sesuai dengan informasi

yang ada.

Informasi yang terdapat pada tabel routing dapat diperoleh secara static routing

melalui perantara administrator dengan cara mengisi tabel routing secara manual ataupun

secara dynamic routing menggunakan protokol routing, dimana setiap router yang

berhubungan akan saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan

dan memelihara tabel routing.

Page 15: Manajemen jaringan

Ada 2 item yang harus dimasukan oleh tabel routing untuk mengirim paket data,

diantaranya:

1. Destination Address

Merupakan sebuah alamat pada jaringan yang dapat dijangkau oleh router

2. Pointer to the Destination

Merupakan penunjuk yang akan memberitahukan bahwa jaringan atau network yang

dituju dapat terhubung dengan router.

Router akan menyesuaikan informasi yang terdapat pada tabel routing sebelum

mengirimkan ke alamat tujuan sehingga tidak ada yang namanya salah sasaran dalam

mengirimkan paket data. Berikut adalah urutan pada tabel routing untuk menyesuaikan

alamat tujuan:

         Host Address

         Subnet

         Group of Subnet

         Major Network Number

         Group of Major Network Numbers

         Default Address

Jika data yang dikirimkan oleh pengirim ke alamat atau jaringan yang dituju tidak

sesuai dengan entri diatas maka paket data yang telah dikirimkan oleh pengirim akan

dibuang dan pengirim data akan diberikan pesan oleh router bahwa data yang dikirim

telah di drop karena ketidaksesuain dan terjadi kesalahan pengalamatan pada address

source pengirim. Tabel Routing pada umumnya berisi informasi tentang:

Alamat Network Tujuan

Interface Router yang terdekat dengan network tujuan

Page 16: Manajemen jaringan

Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan.

Metric tersebut menggunakan teknik berdasarkan jumlah lompatan (Hop Count).

Contoh sebuah table Routing

Sumber:

Page 17: Manajemen jaringan

https://deenugraha.wordpress.com/about/routing-dan-protokol-routing/

inamila15.blogspot.co.id/2015/04/makalah-routing.html?m=1

http://indopiece.blogspot.co.id/2013/05/tabel-routing.html