manajemen jaringan dan server

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Routing merupakan suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini disebut dengan route dan informasi route secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan secara statis ke router lain. Konsep dasar dari routing yaitu router meneruskan paket-paket IP berdasarkan pada IP address tujuan yang ada dalam header IP paket. Router mencocokkan IP address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entri yang menyatakan kepada router ke mana paket selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entri yang ada dalam routing table, dan tidak ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut. Untuk itu sangat penting untuk mempunyai isian routing table yang tepat dan benar. Didalam makalah ini kelompok kami akan membahas mengenai beberapa konsep dasar dari routing dan melalkukan konfigurasi routing dengan IP tables di linux. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut : 1

description

jurnal teknologi informasi

Transcript of manajemen jaringan dan server

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Routing merupakan suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Rute ini disebut dengan route dan informasi route secara dinamis dapat diberikan ke router yang lain ataupun dapat diberikan secara statis ke router lain.Konsep dasar dari routing yaitu router meneruskan paket-paket IP berdasarkan pada IP address tujuan yang ada dalam header IP paket. Router mencocokkan IP address tujuan dengan routing table dengan harapan menemukan kecocokan entri yang menyatakan kepada router ke mana paket selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entri yang ada dalam routing table, dan tidak ada default route, maka router tersebut akan membuang paket tersebut. Untuk itu sangat penting untuk mempunyai isian routing table yang tepat dan benar.

Didalam makalah ini kelompok kami akan membahas mengenai beberapa konsep dasar dari routing dan melalkukan konfigurasi routing dengan IP tables di linux.1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :1. Bagaimana Konsep Dasar Routing?

2. Bagaimana Konfigurasi Routing dengan IP Tables di Linux?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini sebagai berikut :

1. Menjelaskan Konsep Dasar Routing.2. Menjelaskan Konfigurasi Routing dengan IP Tables di Linux.

BAB II

PEMBAHASAN2.1Konsep Dasar Routing

2.1.1 Pengertian Routing

Routing adalah proses yang dialami datagram untuk mencapai tujuan di jaringan TCP/IP. Konsep routing adalah hal yang utama pada lapisan internet di jaringan TCP/IP. Hal ini karena pada lapisan internet terjadi proses pengalamatan. Data-data dari device yang terhubung ke internet dikirim dalam bentuk datagram, yaitu paket data yang didefinisikan oleh IP. Datagram memiliki alamat tujuan paket data. Internet Protokol memeriksa alamat ini untuk menyampaikan datagram dari device asal ke device tujuan. Jika alamat tujuan datagram tersebut terletak satu jaringan dengan device asal, datagram tersebut langsung disampaikan, jika alamat tujuan datagram tidak terdapat di jaringan yang sama, datagram akan disampaikan kepada router yang paling tepat.

Terdapat 2 bentuk routing yaitu sebagai berikut :a. Direct Routing (direct delivery): paket dikirimkan dari satu mesin ke mesin lain secara langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau gateway.b. Indirect Routing (indirect delivery): paket dikirimkan dari suatu mesin ke mesin yang lain yang tidak terhubung langsung (berbeda jaringan) sehingga paket akan melewati satu atau lebih gateway atau network yang lain sebelum sampai ke mesin yang dituju.2.1.2 Jenis-jenis Routing

2.1.2.1 Static Routing

Static Routing merupakan router yang meneruskan paket dari sebuah network ke network yang lainnya berdasarkan yang ditentukan oleh administrator. Rute pada static routing tidak berubah, kecuali jika diubah secara manual oleh administrator.Berikut ini adalah karakteristik dari static routing:a) tidak akan mentolerir jika terjadi kesalahan pada konfigurasi yang ada. Jika terjadi perubahan pada jaringan atau terjadi kegagalan sambungan antara dua atau lebih titik yang terhubung secara langsung, arus lalu lintas tidak akan disambungkan oleh router.b) konfigurasi routing jenis ini biasanya dibangun dalam jaringan yang hanyamempunyai beberapa router, umumnya tidak lebih dari 2 atau 3.c) informasi routingnya diberikan oleh orang (biasa disebut administrator jaringan) secara manual.d) satu router memiliki satu table routing

e) Jenis ini biasanya digunakan untuk jaringan kecil dan stabil.

Gambar 1.2 Static RoutingKelebihan dari static routing :a. Resource rendahRouting statik tidak memerlukan router dengan kapasitas CPU dan Memori yang besar. Ini dikarenakan routing static tidak menjalankan algoritma routing yang dimiliki oleh protokol routing. Router juga tidak perlu menguras resource dalam menyusun table routing karena entry route yang ada ditabel routing merupakan entry yang dimasukkan manual oleh Administrator jaringan.b. Mudah di konfigurasi

Untuk mengkonfigurasikan routing statik, hanya diperlukan pengetahuan tentang keberadaan remote network, gateway (next hop) dan jalur (path) yang dapat digunakan untuk mencapai remote network tersebut. Tidak diperlukan keahlian khusus untuk mengkonfigurasikan routing statik. c. Lebih aman

Karena jalur (path) yang akan digunakan menuju remote network sudah ditentukan oleh Administrator jaringan, maka jalur perjalanan paket data akan tetap. Jalur yang digunakan juga akan mudah ditelusuri dan diketahui dengan pasti. Jalur perjalanan paket data tidak akan berubah selama Administrator jaringan tidak merubahnya. Jalur (path) yang tetap ini juga memungkinkan tidak terjadinya routing loop routing loop itu sendiri dapat mengakibatkan paket yang di kirimkan tidak pernah sampai ditujuan. Kekurangan dari static routing :a. Waktu konfigurasi lamaAdministrator harus menentukan terlebih dahulu jalur (path) yang akan digunakan, kemudian memasukan path tersebut satu persatu ke dalam table routing sebagai entry routing. Pekerjaan konfigurasi seperti ini akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk jaringan yang berskala besar.

b. Maintance yang lamaJika terjadi perubahaan dalam topologi jaringan atau pengalamatan jaringan, maka dibutuhkan perubahaan konfigurasi juga pada setiap router. Begitu pula jika terdapat entry route yang tidak dapat digunakan lagi, maka Administrator harus membuat entry route baru untuk menggantikannya. Ini jelas membutuhkan waktu yang lama, karena Administrator harus menyusun kembali entry router yang baru disetiap router. c. Dapat terjadi kesalahan konfigurasiKarena di konfigurasi secara manual oleh Administrator, maka ada kemungkinan Administrator salah dalam membuat entry route. Terutama untuk jaringan yang memiliki banyak router dan terdapat beberapa jalur (path) untuk menuju sebuah remote network.

d. Tidak Cocok Untuk jaringan Berskala besar

Untuk jaringan skala besar, penggunaan routing statik tidak mudah lagi dan juga tidak efisien. Karena proses untuk mengisikan entry route secara manual akan sangat rumit dan membutuhkan perencanaan yang tepat. Begitu juga bagi jaringan yang selalu berkembang atau bertambah ukurannya, karena setiap terjadi menambahan jaringan, maka dibutuhkan konfigurasi ulang pada setiap router.2.1.2.2 Dynamic Routing

Dynamic Routing merupakan router yang mempelajari sendiri rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.Berikut ini adalah karakteristik dynamic routing :a) informasi routingnya tidak lagi diberikan oleh orang (manual), melainkan diberikan oleh software.b) apabila salah satu jalur yang ada mengalami gangguan atau kerusakan peralatan, maka router akan secara otomatis akan mencari ganti dari jalur yang tidak bisa dipakai lagi.c) menangani jaringan yang lebih kompleks dan luas, atau jaringan yang konfigurasinya sering berubah ubah (koneksi putus-nyambung).d) jaringannya cerdas (sudah menggunakan komputasi).e) memerlukan routing protokol untuk membuat table routing dan routing protokol ini bisa memakan sumber daya komputer.

Gambar 1.3 Dynamic Routing

Kelebihan dari Dynamic Routing :

a.Waktu konfigurasi lebih cepatUntuk mengkonfigurasikan protokol routing pada router relative tidak membutuhkan waktu yang lama. Hanya cukup mengkonfigurasikan IP Address pada setiap interface, kemudian mengaktifkan protokol routing dan kemudian mengenalkan jaringan yang terhubung langsung dengan router tersebut.b. Dapat langsung beradaptasi pada perubahaan jaringanKarena menggunakan protokol routing yang secara dinamik memeriksa kondisi jaringan, maka perubahaan jaringan akan dapat di ketahui dengan cepat oleh router-router. Setelah mengetahui perubahaan tersebut, router-router akan kembali memperbaiki tabel routingnya.c. Kemungkinan kesalahan konfigurasi kecilKarena konfigurasi yang dilakukan tidak dengan menentukan secara manual setiap entry route, maka kemungkinan kesalahan penentuan jalur (path) jauh lebih kecil. Kesalahan entry route hanya akan diakibatkan oleh kesalahan router dalam membaca informasi routing dari router lain.

d.Mendukung untuk jaringan besarProtokol router dapat dengan cepat beradaptasi terhadap perubahaan jaringan. Sehingga untuk jaringan yang berskala besar akan sangat efisien. Begitu juga bagi jaringan yang selalu berkembang. Jika ada penambahan jaringan baru. Protokol routing dapat dengan cepat mengetahuinya.

Kekurangan dari Dynamic Routing :a. Membutuhkan resource yang besarProtokol routing akan menjalankan algoritma routing, membuat database jaringan sampai dengan urusan kirim-mengirim pesan informasi routing (update routing). Kesemuanya itu membutuhkan CPU dan memori yang lebih besar dibandingkan jika hanya menjalankan routing statik.b. Membutuhkan kemampuan yang lebih dari AdministratorBeberapa protokol routing memang tidak terlalu rumit untuk dikonfigurasikan. Namun ada juga protokol routing tertentu yang penerapannya membutuhkan Administrator dengan pengetahuan yang lebih tentang konsep, konfigurasi, pengujian dan troubleshoot routing.c. Relatif kurang amanDikatakan kurang aman, karena router akan menentukan sendiri entry route yang akan digunakan. Ini bisa mengakibatkan salah penentuan jalur (path) oleh router-router yang akan mengakibatkan terjadinya routing loop. Selain itu pertukaran informasi routing dapat dikacaukan oleh pihak-pihak yang tidak tertanggung jawab. Ini akan mengakibatkan terjadinya entry route palsu dalam jaringan.2.1.3Cara Kerja Routinga. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.b. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update

routing .c. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .d. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.e. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway

tersebut dalam waktu tertentu.f. Khusus untuk gateway, Routing information protocol akan mengirimkan update

routing pada alamat broadcast di setiap network yang terhubung.

2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Routing

Kelebihan dari Routing sebagai berikut :a. RIP(routing information protocol) menggunakan metode Triggered Update.

b. RIP(routing information protocol) memiliki timer untuk mengetahui kapan

router harus kembali memberikan informasi routing.

c. Dalam mengatur routing menggunakan RIP tidaklah rumit.d. Jarang terjadi kegagalan dalam link jaringan.Kekurangan dari Routing sebagai berikut :

a. Terbatasnya diameter network

b. Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24

c. Jumlah host Terbatas.

d. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.

e. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking.2.2Konfigurasi Routing Dengan Iptables Pada Linux

Pada konfigurasi routing yang kelompok kami buat ini menggunakan linux mint 14.1.1. Langkah pertama buka terminal kemudian masuk keakses super user dengan perintah "su" kemudian masukkan password.

Gambar 1.4 Akses Super User

2. Lakukan pengecekan apakah di linux sudah ada iptables dengan cara mengetik "sudo apt-get install iptables". Gambar 1.5 Memastikan Iptables3. Setelah itu Cek alamat ip addres pada server dengan perintah ifconfigGambar 1.6 Melihat Konfigurasi Ip Address Server

4. Disini IP Address sudah kami setting dengan 192.168.56.2. Untuk melakukan setting dapat dilakukan pada network setting maupun lewat terminal. Disini kami melakukan pada network setting.

Gambar 1.7 Setting Ip Address di Linux5. Selanjutnya membuat alias IP di server.

Gambar 1.8 Query Alias Ip

cek dengan perintah "ifconfig" untuk melihat hasilnya.

Gambar 1.9 Hasil Dari Query Alias Ip

6. Lakukan perintah pluma /etc/network/interfaces untuk membuka network interface, kemudian atur seperti gambar di bawah ini kemudian save.

Gambar 1.10 Konfigurasi Network Interface

7. Lakukan konfigurasi pada NAT dengan iptables dengan perintah :

iptables F

iptables -t nat F

iptables X

iptables -t nat X

iptables -t nat -A POSTROUTING -o eth0 -j MASQUERADE

iptables -A FORWARD -i eth0 -j ACCEPT

echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

iptables-save

Gambar 1.11 Konfigurasi NAT dengan Iptables8. Atur ip di client. Disini Client yang kelompok kami gunakan menggunakan sistem operasi windows 7.

Lakukan konfigurasi sebagai berikut ini:

Gambar 1.12 Mengatur Ip pada Windows 7

9. Kemudian lakukan ping dari server ke client dan sebaliknya untuk menguji koneksi. Apabila ada jawaban berarti router berhasil dilakukan.

Gambar 1.13 Ping dari Server ke Client

Gambar 1.14 Ping Client ke Server

BAB III

PENUTUP3.1Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa routing sangat diperlukan dalam proses penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui ip address. Routing memiliki 2 jenis yakni routing dynamic dan static yang pada dasarnya mempunyai perbedaan pada cara mengenalkan alamat networknya. Routing dinamis pada prinsipnya hanya mengenalkan network yang berhubungan dengan router yang bersangkutan (tanpa mengetahui subnet masknya). Hal ini cocok untuk topologi jaringan yang lingkupnya besar (terhubung ke banyak network). Sedangkan Routing Statis harus mengenalkan setiap alamat pada setiap network yang ingin dituju, jadi harus tahu semua alamat network yang ingin dituju. Semakin luas jaringannya, maka table routenya pun semakin banyak dan lebih rumit dibandingkan dengan routing dinamic. Routing static ini cocok untuk topologi jaringan yang simple.11