Post on 20-Jan-2016
MAKALAH PENELITIAN PENDIDIKAN FISIKA
“PROPOSAL PENELITIAN”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Pendidikan Fisika yang dibimbing oleh Dr.
Muhardjito, M.S
Oleh
Dian Septa (110321419569)
Ria Aisyah Munir (110321406353)
Reny Mufidah (409322417712)
Siti Qomariah (130321611980)
Off A / 2011
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
FEBRUARI 2014
1
PROPOSAL PENELITIAN
Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu
kegiatan yang bersifat formal. Proposal adalah suatu usulan kegiatan perlu dukungan atau
persetujuan pihak lain. Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam
bentuk formal dan standar. Untuk memudahkan pengertian proposal yang dimaksud dalam
tulisan ini, kita dapat membandingkannya dengan istilah “Proposal Penelitian” dalam dunia
ilmiah (pendidikan) yang disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang akan membuat
penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan
desain penelitian (usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu
bahan penelitian. Bentuk “Proposal Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk, dengan
berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan dll.
Proposal penelitian merupakan perumusan pernyataan dari calon peneliti mengenai
apa yang ingin diketahui serta apa yang akan dikerjakannya terkait dengan apa yang
ingin diketahui tersebut.
Proposal dapat berarti usul atau penawaran suatu kegiatan atau pekerjaan yang berisi
strategi pelaksanaan dan disusun secara rinci
Yang perlu diperhatikan oleh penulis proposal:
1) mampu mengerjakan kegiatan itu;
2) mau bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan;
3) memperhitungkan kondisi fisik, waktu, dan dana;
4) mau dan mampu bekerja sama.
Tujuan Proposal Penelitian
(1) Merupakan sebuah perangkat perencanaan, yang memperlihatkan bahwa seseorang
memiliki proyek penelitian yang bermanfaat dan bahwa yang bersangkutan memiliki
kompetensi dan rencana kerja yang baik untuk menyelesaikannya.
(2) Berfungsi untuk meyakinkan orang lain, seperti peneliti lain, lembaga penyandang
dana, lembaga pendidikan, dan pembimbing, bahwa penelitian yang diusulkan layak
didukung.
(3) Memperlihatkan kepakaran dan kompetensi peneliti dalam suatu bidang studi tertentu.
(4) Merupakan kontrak di antara berbagai pribadi dan kelompok orang yang terlibat di
dalamnya.
2
A. Proposal Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian
data dan analisa yang menggunakan uji statistika. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian
yang dipandu oleh hipotesis tertentu, salah satu tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah
menguji hipotesis yang ditentukan sebelumnya.
Dalam penelitian kuantitatif, realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkret, dan
dapat diamati dengan pancaindra. Hubungan antara peneliti dan responden bersifat
independen, dalam pengumpulan data peneliti dapat meminta orang lain untuk pengumpulan
data. Dalam melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab akibat
(kausalitas). Karena informasi yang bisa tak mendalam maka metode ini cocok digunakan
untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas.
Selanjutnya, kegiatan penelitian kuantitatif atau metode penelitian kuantitatif sering
dinamakan metode tradisional, positivistik, scientific dan metode discovery. Metode
penelitian kuantitatif dinamakan metode tradisional karena metode ini sudah cukup lama
digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Disebut metode
positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Disebut sebagai metode
ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaedah-kaedah llmiah yaitu konkrit/empiris, objektif,
terukur, rasional dan sistematis. Disebut metode discovery karena dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru.
Dilihat dari pengertian di atas, terutama pengujian terhadap hipotesis yang tidak
bertentangan dengan teori yang sudah mapan maka penelitian kuantitatif terlebih dahulu
menjelaskan sejak awal secara rinci berbagai unsur-unsur seperti subjek sampel, sumber data,
instrument, variabel dan lain sebagainya. Penelitian kuantitatif telah menyusun rencana secara
matang dalam menggunakan sampel dan hasil penelitiannya diberlakukan untuk populasi.
Lebih jelasnya penelitian kuantitatif telah terlebih dahulu memiliki desain yang jelas sehingga
hipotesis yang akan diuji dan dapat memandu sebuah penemuan yang diharapkan dan sesuai
dengan yang diperkirakan. Metode penelitian kuantitatif dapat digunakan apabila :
(a) masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
(b) Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
(c) Bila ingin diketahui pengaruh perlakukan/treatment tertentu terhadap yang lain.
(d) Peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
(e) Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan
dapat diukur dan
3
(f) Ingin menguji terdahap adanya keraguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk
tertentu.
Isi Proposal Penelitian Kuantitatif
Pada Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (PPKI) Universitas Negeri Malang ada dua
alternatif penulisan proposal penelitian kuantitatif. Salah satu alternatifnya, yaitu:
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan Masalah atau TujuanPenelitian
3. Hipotesis Penelitian
4. Kegunaan Penelitian
5. Asumsi Penelitian
6. Definisi Istilah
Bab II Kajian Pustaka
Bab III Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
2. Populasi dan Sampel
3. Instrumen Penelitian
4. Pengumpulan Data
5. Analisis Data
Latar Belakang
Di dalam bagian ini dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik
kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Di
dalam latar belakang masalah dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan
seminar dan diskusi ilmiah yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan
demikian, masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
Pada bagian latar belakang peneliti juga harus melakukan analisis masalah, sehingga
permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini peneliti dapat menunjukkan adanya
suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data dan menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti
(Sugiyono ; 2013: 385)
4
Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-
pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya. Perumusan masalah merupakan pernyataan yang
lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan
pembatasan masalah. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan
dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan
variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan
subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti
memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh:
Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka
dalam matapelajaran Matematika?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan
rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya
terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan kalimat
tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara tingkat
kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar mereka dalam matapelajaran Matematika.
Hipotesis Penelitian (jika ada)
Tidak semua penelitian kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kluantitatif
yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu subbab
hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau disertasi hasil penelitian kuantitatif.
Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena
hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari
kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara
teoretis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun
secara teknis, hipotesis penelitian dicantumkan dalam Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan
antara masalah yang diteliti dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah,
maka di dalam latar belakang masalah sudah harus ada paparan tentang kajian pustaka yang
relevan dalam bentuknya yang ringkas.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan
hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan antarvariabel, melainkan telah
ditunjukan sifat hubungan atau keadaan perbedaan itu.
5
Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar
mereka dalam matapelajaran Matematika.
Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: Siswa SMP yang tingkat
kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran
Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan
hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih,
(b) dituangkan dalam bentuk kalimat pertanyaan, (c) dirumuskan secara singkat, padat,
dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.
Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian
dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti. Dari uraian
dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih
memang layak untuk dilakukan.
Asumsi Penelitian (jika diperlukan)
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan
pijakan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan
asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia
tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung
memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau
metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan asumsi
metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Yang dikemukakan pada bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti,
populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat juga dipaparkan
penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikatorindikatornya. Keterbatasan penelitian
tidak harus ada dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Namun, keterbatasan seringkali diperlukan agar
pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan
penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian.
Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup
kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena
faktor logistik. Kedua, keterbatasan penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi,
6
etika dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang
diinginkan.
Definisi Istilah atau Definisi Operasional
Definisi istilah atau definisi operasional diperlukan apabila diperkirakan akan
timbul perbedaan pengertian atau kekurangjelasan makna seandainya penegasan
istilah tidak diberikan. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang
berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi, tesis, atau
disertasi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah
tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi
istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Definisi
istilah lebih dititikberatkan pada pengertian yang diberikan oleh peneliti.
Definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti.
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan
menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana
mengukur suatui variabel. Contoh definisi operasional dari variabel “prestasi
aritmatika” adalah kompetensi dalam bidang aritmatika yang meliputi menambah,
mengurangi, mengalikan, membagi, dan menggunakan desimal. Penyusunan definisi
operasional perlu dilakukan karena teramatinya konsep atau konstruk yang diselidiki
akan memudahkan pengukurannya. Di samping itu, penyusunan definisi operasional
memungkinkan orang lain melakukan hal yang serupa sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti
terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
Metode Penelitian
Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam bab metode penelitian paling tidak
mencakup aspek (1) rancangan penelitian, (2) populasi dan sampel, (3) instrumen
penelitian, (4) pengumpulan data, dan (5) analisis data.
a. Rancangan Penelitian
Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu
diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental.
Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar
peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan
tujuan penelitian. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang
dipilih adalah yang paling memungkinkkan peneliti untuk mengendalikan
variabel-variabel lain yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel-variabel
7
terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada
hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan
penelitian berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan
sifatnya; apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau penelitian
historis, korelasional, dan komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini dijelaskan pula
variabel-variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabel-variabel
tersebut.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, dapat berupa manusia, wilayah
geografis, waktu, organisasi, kelompok, lembaga, buku, kata-kata, surat kabar, majalah dan
sebagainya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek, tetapi meliputi seluruh
karakteristik yang dimiliki objek yang diteliti.
Sedangkan sampel adalah sebahagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (mewakili).
Berapa banyak sampel itu hingga bisa dikatakan representative terhadap populasinya?
besarnya sampel tergantung pada beberapa hal, yaitu : (1) tipe sampel yang digunakan
(sempel sederhana, berstrata, berjenjang, dan lain-lain ; (2) spesifikasi hipotesisnya ; (3)
persentasi kemungkinan salah yang diterima, dan (4) biaya (dalam arti waktu dan
uang).Penggunaan teknik pengambilan sampel dan penentuan besarnya jumlah sampel, harus
dibarengi dengan alasan-alasan yang kuat dari peneliti.
Instrument (Alat) Pengumpul Data
Instrument pengumpul data yang digunakan dalam penelitian perlu dijelaskan secara
rinci mulai dari yang paling utama dan seterusnya, serta kepada siapa atau kepada apa
masing-masing instrument itu digunakan. Sebaiknya untuk satu objek penelitian, cukuplah
digunakan satu alat pengumpul data yang sudah benar-benar terpercaya dan sahih. Sehingga
tidak terjadi pengukuran kepada satu objek dengan dua alat ukur yang berbeda. Di samping
itu, dengan menggunakan dua alat yang berbeda untuk mengukur hal yang sama,
menunjukkan bahwa peneliti kurang yakin dengan alat pengumpul data yang digunakannya.
Ada dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas
instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kuantitatif, kualitas
8
instrumen penelitian berkaitan dengan validitas dan reliabilitas instrument, sedangkan kualitas
pengumpulan data berkaitan dengan ketepatan teknis pengumpulan data. Oleh karena itu,
instrument yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data
yang valid dan reliable, apabila intrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam
pengumpulan datanya. Instrument dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman
wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dalam proposal. Karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode
statistik yang sudah tersedia.
Pada bagian ini perlu dijelaskan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.
Misalnya variabel apa saja yang dianalisis secara deskriptif, tabulasi silang, korelasional,
regresi sederhana, regresi ganda dan sebagainya, harus dijelaskan. Kalau misalnya digunakan
kolerasi, perlu dijelaskan kolerasi apa diantara sekian banyak jenis kolerasi (misalnya product
moment atau spearman) serta alasan-alasan penggunaanya.
Proposal penelitian kuantitatif mempunyai bobot kerja yang tinggi. Sehingga dapat
dikatakan bahwa sekitar 70% dari kerja-kerja penelitian dihabiskan untuk membuat proposal
penelitian. Apabila proposal sudah sempurna, maka proses pengumpulan, pengolahan dan
analisis data dapat dilakukan dalam waktu yang cukup singkat.
Daftar Rujukan
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam
teks.Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi tidak dirujuk
dalam teks tidak dimasukkan dalam daftar rujukan. Sebaliknya, semua bahan pustaka yang
disebutkan dalam skripsi, tesis, dan disertasi harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Tata cara
penulisan daftar rujukan. Unsur yang ditulis secara berurutan meliputi: 1. Nama penulis ditulis
dengan urutan: nama akhir, nama awal, nama tengah, tanpa gelar akademik, 2. Tahun penerbitan
3. judul, termasuk subjudul 4. Kota tempat penerbitan, dan 5. Nama penerbit.
9
B. Proposal Penelitian Kualitatif
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
2. Fokus Penelitian
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Penelitian
6. Definisi Istilah
Bab II Studi Kepustakaan / Kajian Pustaka
1. …………………………..
2. …………………………..
3. …………………………
Bab III Metode Penelitian
1. Metode
2. Tempat Penelitian
3. Instrumen Penelitian
4. Sampel dan Sumber Data
5. Teknik Pengumpulan Data
6. Teknis Analisis Data
7. Rencana Pengujian Keabsahan Data
BAB IV Organisasi dan Jadwal Penelitian
V Biaya yang diperlukan
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan merupakan bagian yang memberikan gambaran umum mengenai
penelitian yang dilakukan. Dalam bagian ini kita akan dapat dilihat hal-hal pokok yang
tercakup dalam penelitian dan hubungan antara hal yang satu dengan dengan hal yang
lainnya. Bagian ini adalah judul bab 1 yang mencakup :
10
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Bagian ini menguraikan tentang adanya kesenjangan antara harapan (das sollen) dan (das
sein), fakta-fakta yang menolak Kebenaran suatu teori atau hasil penelitian sebelumnya. Ada
dua kekeliruan yang umumnya terdapat pada entri Latar Belakang Masalah sebuah proposal
penelitian kualitatif.
a. Uraian pada beberapa paragraf awal terlalu umum sehingga tidak relevan atau tidak
menyentuh permasalahan yang akan diteliti.
b. Kedua, data aktual tentang besaran masalah yang akan diteliti sangat sedikit, atau
bahkan tidak dicantumkan sama sekali, dalam Latar Belakang Masalah.
Kegagalan penulis proposal dalam mengungkapkan gambaran permasalahan yang akan
diteliti beserta data terkini yang menunjukkan bahwa permasalahan tersebut masih aktual dan
serius menyebabkan ia gagal pula dalam meyakinkan bahwa penelitian tersebut menarik dan
penting dilakukan. Padahal, ini lah yang menjadi poin sentral yang harus dikembangkan
dalam entri Latar Belakang Masalah.
Secara umum, beberapa poin yang harus didiskusikan dalam Latar Belakang Masalah
mencakup:
a. Gambaran umum permasalahan
b. What It Should be (Teoritis) dan What It Is (Empiris; Kemukakan data lapangan);
kesenjangan diantara keduanya menunjukkan adanya permasalahan yang
membutuhkan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara metodologis yaitu
melalui penelitian.
c. Apa yang telah dilakukan peneliti lain dan bagaimana posisi penelitian yang diusulkan
diantara penelitian yang telah ada (konteks penelitian)
d. Mengapa peneliti tertarik meneliti topik tersebut?
e. Mengapa peneliti merasa penelitian tentang topik tersebut penting dilakukan:
konsekuensi negatif seperti apa yang mungkin muncul jika permasalahan tersebut
tidak diteliti?
Komponen-komponen yang dicakup dalam latar belakang, antara lain :
a. Rumusan tema sentral masalah atau problem issue dengan mengguraikan gambaran
singkat secara kondisional dan situasional fenomena yang dihadapi, sehingga
menggungah untuk dilakukan penelitian dalam waktu cepat atau memdesak.
b. Argumentasi dukungan data empiris yang melandasi pendeskrespsian proses muncul
fenomena yang dihadapi. Artinya, peneliti sudah mempunyai gambaran mengenai apa-
apa yang harus diperhatikan dalam rangka pendekatan masalahnya
11
c. Uraian selanjutnya, mengemukakan apa yang diharapkan dari hasil penelitian seperti
yang dipersepsikan berupa dampak positifnya sebagai pencanangan nilai manfaat
praktis dan sumbangan akademik dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.
B. BATASAN MASALAH/FOKUS PENELITIAN
Fokus penelitian memuat rincian pernyataan tentang cakupan atau topik-topik pokok
yang akan diungkap/digali dalam penelitian ini. Apabila digunakan istilahrumusan masalah,
fokus penelitian berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawabdalam penelitian dan alasan
diajukannya pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa
yang akan diungkapkan di lapangan. Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan harus didukung
oleh alasan-alasan mengapa hal tersebutditampilkan.Alasan-alasan ini harus dikemukakan
secara jelas, sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang holistik, induktif, dan naturalistik
yang berarti dekat sekali dengan gejala yang diteliti. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan
setelah diadakan studi pendahuluan di lapangan
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin dicapai dalam penelitian sesuai
dengan focus yang telah dirumuskan. Soli Abimanyu & Sulaiman Samad (2003), mengatakan
bahwa Tujuan penelitian merupakan gambaran operasionalisasi yang mengacu pada rumusan
masalah, yaitu jawaban atas masalah yang diajukan.
D. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Bagian ini menguraikan tentang kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Manfaat hasil penelitian
menegaskan dalam hal apa, siapa atau lembaga mana yang diharapkan dapat memanfaatkan
hasil penelitian bagaimana bentuk manfaatnya (Soli Abimanyu & Sulaiman Samad : 45 ).
Ada 2 manfaat hasil penelitian yakni manfaa teoritis atau pengembangan ilmu (umum
dan khusus ) dan manfaat praktis aspek guna laksana. Secara lebih rinci, pada entri Manfaat
Penelitian peneliti harus memberikan penjelasan yang realistis tentang apa kontribusi
penelitian tersebut terhadap:
ilmu pengetahuan (Mengembangkan konsep? Menguji teori? Menegaskan
generalisasi?). Penelitian yang berdimensi praktis tidak bisa dipaksakan untuk
memberikan kontribusi teoritis, misalnya untuk mengembang¬kan atau membantah
sebuah teori.
12
pembuat kebijakan (Masukan apa yang dapat diberikan penelitian ini kepada policy
maker untuk menghasilkan kebijakan yang lebih dapat diper-tanggungjawabkan?;
bagaimana temuan penelitian ini dapat dijadikan dasar perumusan kebijakan?)
praktisi (informasi apa yang dapat diberikan penelitian ini dalam kaitannya dengan
upaya pemecahan masalah tertentu? Mengapa praktisi memerlukan informasi yang
akan ditemukan penelitian ini?)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN PUSTAKA
Bagian ini dimaksudkan untuk mengertengahkan kerangka acuan yang dikemukakan
berdasarkan ringkasan dan tinjauan tentang teori-teori yang erat hubungannya dengan
masalah yang telah diteliti, baik sejalan dan mendukung maupun yang berbeda dari teori yang
digunakan. Pada dasarnya uraian teoritid yang dikembangkan dalam bagian ini adalah
penjelasan atau kajian teori dari masing-masing peubah yang dikaji dalam penelitian, dan
uraian teoritis keterkaitan antar peubah yang diteliti. Kajian tersebut dapat berasal dari
beberapa sumber tertentu seperti buku teks, jurnal, makalah seminar, internet, compact,
disertasi, tesis, laporan penelitian.
Pada bagian ini juga harus dikemukakan temuan-temuan penelitian sebelumnya yang
relevan dengan masalah yang sedang dikaji, terutama yang menunjukkan keterkaitan antara
peubah yang diteliti.
B. KERANGKA PIKIR
Bagian ini menguraikan hubungan logis antara peubah berdasarkan pembahasan
teoritis dan empiris yang akan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis penelitian.
Sedangkan untuk penelitian peubah tunggal berisi uraian atau deskripsi hal-hal yang
berkaitan/berhubungan dengan peubah atau masalah yang diteliti, yang menjadi dasar dalam
merumuskan pertanyaan penelitian.
C. HIPOTESIS
Hipotesis memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau
tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara (dugaan) terhadap permasalahan yang
diteliti. Karena diangkat dari landasan teori, maka hipotesis merupakan “kesimpulan teoritik”
(hasil perenungan teoritis) yang perlu diuji dengan kenyataan empirik. Hipotesis masih perlu
diuji kebenarannya, maka isi hipotesis harus bersifat dapat diuji atau dapat dikonformasikan.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara
operasional yang menyangkut pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian,
sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data dan
tahap-tahap penelitian.
A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN
Pada bagian ini, peneliti perlu menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif, dan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini
digunakan. Selain itu, juga dikemukakan orientasi teoretik, yaitu landasan berpikir untuk
memahami makna suatu gejala, misalnya fenomenologis, interaksi simbolik, kebudayaan,
etnometodologis, atau kritik seni . peneliti juga perlu mengemukakan jenis penelitian
kualitatif yang digunakannya.
B. KEHADIRAN PENELITI
Dalam bagian ini perlu disebutkan bahwa peneliti bertindak sebagai instrumen
sekaligus pengumpul data. Instrument selain manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya
terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Kehadiran peneliti harus
dilukiskan secara eksplisit dalam proposal penelitian. Perlu dijelaskan apakah peran peneliti
sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh,. Perlu pula disebutkan
apakah kehaidran peneliti diketahui statusnya sebagai pneeliti atau subjek atau informan.
C. LOKASI PENELITIAN
Uraian lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi dan alas an
memilih lokasi serta bagaimana peneliti memasuki lokasi tertentu. Lokasi hendaknya
diuruaikan secara jelas, misalnya letak geografis, bangunan fisik, struktur organisasi, program
dan suasana sehari-hari pemilihan lokasi harus di dasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi
ini, peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang bermakna dan baru. Peneltiti kurang tepat
jika mengutarakan alasan-alasan seperti dekat dengan rumah peneliti, peneliti pernah bekerja
di situ, atau peneliti telah mengenal orang-orang kunci.
D. SUMBER DATA
Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, teknik penjaringan data dengan
keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa saja yang dikumpulkan,
bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana
cirri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan cara bagaimana data dijaring, sehingga
14
kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya data dijaring dari informan yang dipilih dengan
teknik bola salju (snowball sampling).
Dalam penelitian kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah untuk mendapatkan
informasi sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi).
E. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument. Berbeda dengan penelitian
kuantitatif dimana data yang akan diperoleh lebih tergantung kepada daftar pertanyaan yang
telah dirancang dan dibatasi sedemikian rupa - dan daftar pertanyaan tersebut bisa saja
disampaikan ke responden melalui kurir, post atau telefon - dalam penelitian kualitatif
kepiawaian seorang peneliti lapangan lah yang menentukan keberhasilan proses pengumpulan
data.
Sejalan dengan pandangan human-as-instrument ini, metode pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif merupakan perpanjangan dari kegiatan yang lazim di-lakukan manusia
dalam kesehariannya seperti membaca, melihat, mendengar, berbicara, dst. Dalam bahasa
metodologis, kegiatan seperti ini disebut observasi dan interviu. Kedua jenis metode ini
merupakan aktifitas utama yang pada umumnya dilakukan peneliti dalam proses
pengumpulan data kualitatif.
F. ANALISIS DATA
Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis
transkrip-transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain agar peneliti dapat
menyajikan temuannya. Analisis ini melibatkan pengerjaan, pengorganisasian, pemecahan
dan sintesis data serta pencarian pola, pengungkapan hal yang penting, dan penentuan apa
yang dilaporkan.
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan
data, dengan teknik-teknik misalnya analisis domain, analisis taksonomis, analisis
komponensial, dan analisis tema. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan statistik
nonparametrik, logika, etika, atau estetika. Dalam uraian tentang analisis data ini supaya
diberikan contoh yang operasional, misalnya matriks dan logika.
Adapun tahapan analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan
verifikasi. Ketiga alur tahapan tersebut terjadi secara bersamaan, konsekuensinya adalah
pengumpulan data dan analisisnya harus selalu berjalan pada waktu yang bersamaan.
15
G. PENGECEKAN KEABSAHAN TEMUAN
Bagian ini memuat uraian tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan
temuannya. Agar diperoleh temuan dan interpretasi yang absah, maka perlu diteliti
kredibilitasnya dengan mengunakan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di
lapangan, observasi yang diperdalam, triangulasi(menggunakan beberapa sumber, metode,
peneliti, teori), pembahasan sejawat, analisis kasus negatif, pelacakan kesesuaian hasil, dan
pengecekan anggota. Selanjutnya perlu dilakukan pengecekan dapat-tidaknya ditransfer ke
latar lain (transferrability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat-
tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability) .
H. TAHAP-TAHAP PENELITIAN
Bagian ini menguraikann proses pelaksanaan penelitian mulai dari penelitian
pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya, sampai pada penulisan laporan.
BAB IV
ORGANISASI PENELITIAN DAN JADWAL PENELITIAN
A. Organisasi Penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan oleh tim, organisasi ini perlu dikemukakan kepada
tim. Masing-masing personal mempunyai uraian tugas dan waktu yang tersedia.
B. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian berisi aktivitas yang akan dilakukan dengan menentukan waktunya,
agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
BAB V
BIAYA YANG DIPERLUKAN
Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya yang
dibutuhkan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Semua biaya yang dibutuhkan perlu
diuraikan secara rinci, agar organisasi keuangan dapat berjalan secara efektif sampai
penelitian berakhir.
16
DAFTAR RUJUKAN
Sugiyon. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung : Alfabeta
Tim Penyusun. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Edisi kelima. Malang : UM
Sukmadinata, Nana S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Triweko, Robertus Wahyudi. 2010. Menyusun Proposal Penelitian, (online),
(http://www.academia.edu/6052148/MENYUSUN_PROPOSAL_PENELITIAN_Triweko)
diakses tanggal 25 Februari 2014.
17